BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 ·...

31
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2014 di SDN Jepon 02 Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester II tahun 2013/2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SDN Jepon 02 yang berjumlah 34 siswa. 3.1.1 Seting Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan-bulan efektif dalam kegiatan belajar mengajar semester II tahun 2013-2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan, yaitu mengali dan membagi berbagai bentuk pecahan. Alokasi waktu dalam penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian No. Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1. Proposal PTK 2. SIKLUS I Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi 3. SIKLUS II Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi 4. Pelaporan Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu mulai dari bulan Februari sampai dengan Mei 2014. Pada bulan Februari minggu pertama sampai dengan

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 ·...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei

2014 di SDN Jepon 02 Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester II tahun

2013/2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SDN Jepon 02 yang berjumlah

34 siswa.

3.1.1 Seting Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan-bulan efektif dalam kegiatan belajar

mengajar semester II tahun 2013-2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada

kalender akademik sekolah dan disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan,

yaitu mengali dan membagi berbagai bentuk pecahan. Alokasi waktu dalam

penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No. Pelaksanaan

Penelitian

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1. Proposal PTK

2.

SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

3.

SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

4. Pelaporan

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu mulai dari bulan Februari

sampai dengan Mei 2014. Pada bulan Februari minggu pertama sampai dengan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

39

minggu ketiga, penulis menyusun proposal dan instrumen penelitian. Pada bulan

Februari minggu keempat sampai dengan Maret minggu pertama, penulis

melakukan perencanaan pelaksanaan siklus I. Pada bulan Maret minggu ketiga,

penulis melakukan melaksanakan tindakan, pengamatan, refleksi siklus I, serta

perencanaan pelaksanaan siklus II sebagai wujud tindak lanjut refleksi siklus I.

Pada bulan Maret minggu keempat, penulis melakukan melaksanakan tindakan,

pengamatan, dan refleksi siklus II. Pada bulan Maret minggu keempat sampai

dengan Mei minggu ketiga, penulis melakukan pengolahan data, membuat

laporan, dan konsultasi laporan hasil penelitian, serta persiapan ujian.

SDN Jepon 02 berdasarkan lokasi termasuk wilayah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Letak SDN

Jepon 02 sangat strategis dan mudah dijangkau, yaitu di Jalan Raya Blora–Cepu

Km. 8. SDN Jepon 02 terletak di pusat Kecamatan Jepon yang dekat dengan

pemukiman penduduk, pasar Kecamatan Jepon, dan pusat kerajinan kayu. Sarana

prasarana di SDN Jepon 02 sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki

sekolah meliputi 6 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala sekolah dan guru, 1

perpustakaan dengan berbagai jenis buku penunjang yang cukup lengkap, 1 rumah

dinas penjaga sekolah, 1 kantin sekolah, serta tempat parkir dan halaman sekolah.

3.1.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 sebanyak 34 siswa yang terdiri

dari 24 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan di kelas 5

karena kerja sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 masih rendah, serta

belum pernah ada penelitian di SDN Jepon 02 yang bertujuan meningkatkan kerja

sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran,

khususnya materi mengali dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Kurangnya kerja sama yang terjalin antarsiswa terbukti dengan diskusi dan

kerja kelompok dalam pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang pandai

sehingga kurang terjadi pemerataan hasil belajar. Nilai KKM yang ditetapkan

sekolah untuk mata pelajaran matematika sebesar 65, namun nilai rata-rata hasil

tes formatif siswa kelas 5 masih di bawah KKM, yaitu sebesar 58,94, di mana 25

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

40

siswa atau 73,5% dari 34 siswa memperoleh hasil belajar di bawah KKM dan 9

siswa atau 26,5% dari 34 siswa memperoleh hasil belajar di atas KKM.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulan. Variabel juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang

diperkirakan dapat memengaruhi hasil penelitian. Jenis penelitian yang digunakan

adalah PTK Kolaborasi. Menurut hubungan antara suatu variabel dengan variabel

yang lain, variabel dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel dalam PTK di kelas 5 SDN Jepon 02 Kecamatan Jepon adalah:

1) Variabel Bebas (X).

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang

sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas yang digunakan dalam PTK di kelas 5

SDN Jepon 02 adalah metode bermain peran. Metode bermain peran merupakan

usaha guru menciptakan kondisi yang mempermudah siswa belajar dan

mengajarkan bahan pembelajaran pada siswanya dengan cara menampilkan suatu

peran tokoh atau benda mati secara berkelompok dalam situasi tertentu.

2) Variabel Terikat (Y).

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang

sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikat yang digunakan dalam PTK di kelas

5 SDN Jepon 02 adalah kerja sama dan hasil belajar matematika siswa. Kerja

sama merupakan proses interaksi siswa dengan siswa lain untuk mengerjakan

sesuatu tugas secara bersama dengan saling membantu, menghargai pendapat,

mendorong berpartisipasi, berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya,

mengambil giliran dan berbagai tugas untuk mencapai tujuan bersama dalam

kelompok dan tercapainya tujuan pembelajaran. Indikator keberhasilan untuk

peningkatan kerja sama dalam penelitian ini adalah kerja sama 80% dari 34 siswa

berkriteria tinggi. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif tetap

akibat berkembangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang setelah

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

41

mengikuti suatu pembelajaran. Target pencapaian peningkatan hasil belajar dalam

penelitian ini adalah 80% dari 34 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan

memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65.

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

tentang pelaksanaan pembelajaran mengggunakan metode bermain peran adalah

dengan menggunakan dokumentasi dan lembar observasi pembelajaran metode

bermain peran. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kerja

sama adalah dengan menggunakan dokumentasi dan lembar observasi kerja sama,

sedangkan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar

siswa adalah dengan menggunakan dokumentasi dan tes evaluasi.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02 Kecamatan Jepon

Kabupaten Blora semester II tahun 2013/2014 menggunakan jenis Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) kolaborasi. Salah satu ciri khas adalah adanya kolaborasi

(kerja sama) antara praktisi (guru, kepsek, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam

pemahaman kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang

akhirnya melahirkan kesepakatan (action) (Arikunto, 2010: 63). Kedudukan

penulis (mahasiswa) dengan kedudukan guru dalam PTK kolaborasi adalah setara,

sehingga penulis dan guru saling melengkapi dalam mencapai tujuan penelitian.

Kerja sama (kolaborasi) merupakan kunci utama dalam PTK kolaborasi, sebab

kerja sama dibutuhkan dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan,

melaksanakan tindakan, mengobservasi, refleksi dan melaporkan hasil penelitian.

PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02 terdiri atas dua siklus, di

mana setiap siklus terdiri atas 4 kali pertemuan. Pelaksanaan rangkaian kedua

siklus tersebut berpedoman pada prosedur penelitian tindakan yang dikemukakan

Arikunto. Arikunto (2010: 16) berpendapat bahwa ada beberapa ahli yang

mengemukakan prosedur penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun

secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bagan masing-masing tahap dalam

penelitian tindakan adalah sebagai berikut.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

42

Bagan 3.1 Prosedur PTK (Arikunto, 2010: 16)

3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I

Rencana tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Rencana tindakan siklus I PTK yang

dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02 dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Perencanaan.

Tahap perencanaan adalah rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang

dilakukan penulis dalam upaya meningkatkan kerja sama dan hasil belajar

matematika siswa kelas 5, yaitu: (1) menganalisis kompetensi matematika yang

meliputi SK 5, KD 5.3, indikator 5.3.1, 5.3.2, dan 5.3.3, (2) merumuskan tujuan

pembelajaran sesuai SK, KD, dan indikator, (3) menyusun materi pembelajaran

sesuai rumusan tujuan pembelajaran, (4) menentukan metode pembelajaran, yaitu

bermain peran, (5) menyusun skenario pembelajaran, (6) mempersiapkan sumber,

alat, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (7)

menyusun LKS, (8) menyusun lembar observasi metode bermain peran dan kerja

sama, serta (9) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Perencanaan

Perencanaan

Pengamatan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Siklus I

Siklus II

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

43

Skenario pembelajaran merupakan pedoman pelaksanaan proses belajar

mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Skenario

pembelajaran yang disusun penulis dikonsultasikan dengan guru kelas 5 dengan

tujuan untuk mendapatkan saran yang membangun dan untuk menyesuaikan

dengan karakteristik siswa kelas 5. Penulis merevisi skenario pembelajaran yang

telah dikonsultasikan, kemudian skenario pembelajaran yang telah direvisi oleh

penulis dilengkapi dengan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi dan

tes evaluasi tes siklus I.

2) Pelaksanaan.

Tahap pelaksanaan merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang

telah disusun. Pelaksanaan skenario pembelajaran berlangsung selama delapan

kali 35 menit atau empat kali pertemuan. Pelaksanan dalam skenario pembelajaran

terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, di mana tahap pelaksanaan

meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir.

Pertemuan pertama kegiatan pembelajaran diawali dengan tindakan tahap

I, yaitu persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan beberapa hari sebelum tahap

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan persiapan terdiri atas kegiatan guru

menyusun skenario bermain peran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa

dengan pecahan biasa, siswa membentuk kelompok yang beranggota 5 orang,

siswa mempelajari skenario bermain peran sebelum pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, serta siswa melakukan latihan pemanasan. Setelah tindakan

persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap II, yaitu pelaksanaan. Tahap

pelaksanaan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan awal meliputi

kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, siswa

mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan apersepsi dari guru,

siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan teknik pembelajaran bermain

peran, siswa menyimak penjelasan guru tentang kompetensi yang akan dicapai

dalam pembelajaran perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan

biasa. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa menyimak penjelasan guru tentang

konsep materi pembelajaran perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan

pecahan biasa, siswa bertanya kepada guru tentang konsep materi pembelajaran

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

44

yang belum dimengerti, siswa berada dalam kelompok masing-masing, para aktor

menampilkan skenario, para audience mengamati jalannya penampilan skenario,

siswa bersama guru mereview penampilan skenario, siswa menerima tugas

kelompok yang diberikan guru (LKS) tentang perkalian dan pembagian pecahan

biasa dengan pecahan biasa, siswa mendiskusikan tugas yang didapat, siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa bertanya tentang presentasi

kelompok lain, siswa memberi masukan kepada kelompok lain, serta siswa

bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan

penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat. Kegiatan akhir meliputi

kegiatan siswa bersama guru melakukan refleksi dan menghubungkan situasi yang

diperankan dengan kehidupan di dunia nyata dan masalah lain yang mungkin

muncul, siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran tentang perkalian

dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa, siswa bersama guru

mengucapkan salam dan berdoa bersama.

Pertemuan kedua kegiatan pembelajaran diawali dengan tindakan tahap I,

yaitu persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan beberapa hari sebelum tahap

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan persiapan terdiri atas kegiatan guru

menyusun skenario bermain peran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa

dengan pecahan campuran dan sebaliknya, siswa membentuk kelompok yang

beranggota 5 orang, siswa mempelajari skenario bermain peran sebelum

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta siswa melakukan latihan pemanasan.

Setelah tindakan persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap II, yaitu

pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir.

Kegiatan awal meliputi kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan

berdoa bersama, siswa mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan

apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan teknik

pembelajaran bermain peran, siswa menyimak penjelasan guru tentang

kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya. Kegiatan inti meliputi

kegiatan siswa menyimak penjelasan guru tentang konsep materi pembelajaran

perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

45

sebaliknya, siswa bertanya kepada guru tentang konsep materi pembelajaran yang

belum dimengerti, siswa berada dalam kelompok masing-masing, para aktor

menampilkan skenario, para audience mengamati jalannya penampilan skenario,

siswa bersama guru mereview penampilan skenario, siswa menerima tugas

kelompok yang diberikan guru (LKS) tentang perkalian dan pembagian pecahan

biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya, siswa mendiskusikan tugas yang

didapat, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa bertanya tentang

presentasi kelompok lain, siswa memberi masukan kepada kelompok lain, serta

siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan

memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat. Kegiatan

akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru melakukan refleksi dan

menghubungkan situasi yang diperankan dengan kehidupan di dunia nyata dan

masalah lain yang mungkin muncul, siswa bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan

campuran dan sebaliknya, siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama.

Pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran diawali dengan tindakan tahap I,

yaitu persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan beberapa hari sebelum tahap

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan persiapan terdiri atas kegiatan guru

menyusun skenario bermain peran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa

dengan pecahan desimal dan sebaliknya, siswa membentuk kelompok yang

beranggota 5 orang, siswa mempelajari skenario bermain peran sebelum

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta siswa melakukan latihan pemanasan.

Setelah tindakan persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap II, yaitu

pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir.

Kegiatan awal meliputi kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan

berdoa bersama, siswa mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan

apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan teknik

pembelajaran bermain peran, siswa menyimak penjelasan guru tentang

kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya. Kegiatan inti meliputi

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

46

kegiatan siswa menyimak penjelasan guru tentang konsep materi pembelajaran

perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya,

siswa bertanya kepada guru tentang konsep materi pembelajaran yang belum

dimengerti, siswa berada dalam kelompok masing-masing, para aktor

menampilkan skenario, para audience mengamati jalannya penampilan skenario,

siswa bersama guru mereview penampilan skenario, siswa menerima tugas

kelompok yang diberikan guru (LKS) tentang perkalian dan pembagian pecahan

biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya, siswa mendiskusikan tugas yang

didapat, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa bertanya tentang

presentasi kelompok lain, siswa memberi masukan kepada kelompok lain, serta

siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan

memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat. Kegiatan

akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru melakukan refleksi dan

menghubungkan situasi yang diperankan dengan kehidupan di dunia nyata dan

masalah lain yang mungkin muncul, siswa bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan

desimal dan sebaliknya, siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama.

Pertemuan keempat terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan

awal meliputi kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama, siswa mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan

apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan evaluasi

pembelajaran siklus I. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa menerima soal

evaluasi pembelajaran siklus I dari guru, siswa mengerjakan soal evaluasi, dan

siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi, mengumpulkan hasil

pekerjaannnya kepada guru. Kegiatan akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru

melakukan penguatan positif dan refleksi pembelajaran, siswa menyimak

penjelasan guru untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya tentang

perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan persen dan sebaliknya,

siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

47

3) Pengamatan.

Tahap pengamatan merupakan kegiatan mengamati kerja sama, aktivitas

siswa, dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tahap

pengamatan, penulis dibantu oleh guru kelas 6 SDN Jepon 02. Pelaksanaan tahap

pengamatan meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas siswa dan guru dalam

implementasi langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menggunakan

lembar observasi, (2) mengamati dan mencatat kerja sama dalam pembelajaran

matematika dengan menggunakan lembar observasi, serta (3) mencatat hal-hal

penting berkaitan dengan langkah-langkah dan kerja sama dalam pembelajaran

matematika yang belum terdapat pada lembar observasi. Selain menggunakan

lembar observasi, pelaksanaan tahap pengamatan juga menggunakan dokumentasi

foto sebagai gambar nyata aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

4) Refleksi.

Setelah pelaksanaan tahap pelaksanaan dan pengamatan, penulis

melaksanakan tahap refleksi, yaitu mengaji dan menganalisis hasil tindakan

berdasarkan hasil dokumentasi, observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan.

Pelaksanaan tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil observasi dan tes

evaluasi yang telah dilakukan, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru

saat menerapkan metode pembelajaran bermain peran, (3) menganalisis aktivitas

siswa dan kerja sama dalam proses pembelajaran, (4) membuat daftar

permasalahaan yang terjadi pada siklus I, serta (5) merencanakan perencanaan

tindak lanjut untuk siklus II untuk memperbaiki metode yang diterapkan pada

siklus I.

3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II

Rencana tindakan siklus II merupakan hasil lanjut dari refleksi yang

dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran lebih

maksimal. Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan siklus II PTK

yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02 dapat diuraikan sebagai berikut.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

48

1) Perencanaan.

Tahap perencanaan siklus II merupakan perencanaan seperti pada siklus I

dan telah disesuaikan dengan hasil refleksi sebagai usaha perbaikan tindakan pada

siklus II. Pelaksanaan tahap perencanaan siklus II meliputi: (1) menganalisis

kompetensi matematika yang meliputi SK 5, KD 5.3, indikator 5.3.4, 5.3.5, dan

5.3.6, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD, dan indikator, (3)

menyusun materi pembelajaran sesuai rumusan tujuan pembelajaran, (4)

menentukan metode pembelajaran, yaitu bermain peran, (5) menyusun skenario

pembelajaran yang telah disesuaikan dengan hasil refleksi, (6) mempersiapkan

sumber, alat, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran,

(7) menyusun LKS, (8) menyusun lembar observasi metode bermain peran dan

kerja sama, serta (9) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Skenario pembelajaran siklus II merupakan pedoman pelaksanaan proses

belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai secara lebih maksimal

daripada pembelajaran pada siklus I. Skenario pembelajaran yang disusun penulis

dikonsultasikan dengan guru kelas 5 dengan tujuan untuk mendapatkan saran

yang membangun, menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas 5, serta

menyesuaikan dengan hasil refleksi. Penulis merevisi skenario pembelajaran yang

telah dikonsultasikan, kemudian skenario pembelajaran yang telah direvisi oleh

penulis dilengkapi dengan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi dan

tes evaluasi tes siklus II.

2) Pelaksanaan.

Tahap pelaksanaan siklus II merupakan pelaksanaan skenario

pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan siklus II. Pelaksanaan

skenario pembelajaran berlangsung selama delapan kali 35 menit atau empat kali

pertemuan. Pelaksanaan skenario pembelajaran terdiri atas tahap persiapan dan

tahap pelaksanaan, di mana tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, inti, dan

akhir.

Pertemuan pertama kegiatan pembelajaran diawali dengan tindakan tahap

I, yaitu persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan beberapa hari sebelum tahap

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan persiapan terdiri atas kegiatan guru

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

49

menyusun skenario bermain peran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa

dengan pecahan persen dan sebaliknya, siswa membentuk kelompok yang

beranggota 5 orang, siswa mempelajari skenario bermain peran sebelum

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta siswa melakukan latihan pemanasan.

Setelah tindakan persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap II, yaitu

pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir.

Kegiatan awal meliputi kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan

berdoa bersama, siswa mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan

apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan teknik

pembelajaran bermain peran, siswa menyimak penjelasan guru tentang

kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan persen dan sebaliknya. Kegiatan inti meliputi

kegiatan siswa menyimak penjelasan guru tentang konsep materi pembelajaran

perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan persen dan sebaliknya,

siswa bertanya kepada guru tentang konsep materi pembelajaran yang belum

dimengerti, siswa berada dalam kelompok masing-masing, para aktor

menampilkan skenario, para audience mengamati jalannya penampilan skenario,

siswa bersama guru mereview penampilan skenario, siswa menerima tugas

kelompok yang diberikan guru (LKS) tentang perkalian dan pembagian pecahan

biasa dengan pecahan persen dan sebaliknya, siswa mendiskusikan tugas yang

didapat, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa bertanya tentang

presentasi kelompok lain, siswa memberi masukan kepada kelompok lain, serta

siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan

memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat. Kegiatan

akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru melakukan refleksi dan

menghubungkan situasi yang diperankan dengan kehidupan di dunia nyata dan

masalah lain yang mungkin muncul, siswa bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan

persen dan sebaliknya, siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

50

Pertemuan kedua kegiatan pembelajaran diawali dengan tindakan tahap I,

yaitu persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan beberapa hari sebelum tahap

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan persiapan terdiri atas kegiatan guru

menyusun skenario bermain peran tentang perkalian dan pembagian pecahan

campuran dengan pecahan persen dan sebaliknya, siswa membentuk kelompok

yang beranggota 5 orang, siswa mempelajari skenario bermain peran sebelum

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta siswa melakukan latihan pemanasan.

Setelah tindakan persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap II, yaitu

pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir.

Kegiatan awal meliputi kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan

berdoa bersama, siswa mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan

apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan teknik

pembelajaran bermain peran, siswa menyimak penjelasan guru tentang

kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran perkalian dan pembagian

pecahan campuran dengan pecahan persen dan sebaliknya. Kegiatan inti meliputi

kegiatan siswa menyimak penjelasan guru tentang konsep materi pembelajaran

perkalian dan pembagian pecahan campuran dengan pecahan persen dan

sebaliknya, siswa bertanya kepada guru tentang konsep materi pembelajaran yang

belum dimengerti, siswa berada dalam kelompok masing-masing, para aktor

menampilkan skenario, para audience mengamati jalannya penampilan skenario,

siswa bersama guru mereview penampilan skenario, siswa menerima tugas

kelompok yang diberikan guru (LKS) tentang perkalian dan pembagian pecahan

campuran dengan pecahan persen dan sebaliknya, siswa mendiskusikan tugas

yang didapat, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa bertanya

tentang presentasi kelompok lain, siswa memberi masukan kepada kelompok lain,

serta siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan

memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat. Kegiatan

akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru melakukan refleksi dan

menghubungkan situasi yang diperankan dengan kehidupan di dunia nyata dan

masalah lain yang mungkin muncul, siswa bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran tentang perkalian dan pembagian pecahan campuran dengan

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

51

pecahan persen dan sebaliknya, siswa bersama guru mengucapkan salam dan

berdoa bersama.

Pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran diawali dengan tindakan tahap I,

yaitu persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan beberapa hari sebelum tahap

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan persiapan terdiri atas kegiatan guru

menyusun skenario bermain peran tentang operasi hitung campur berbagai bentuk

pecahan, siswa membentuk kelompok yang beranggota 5 orang, siswa

mempelajari skenario bermain peran sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

serta siswa melakukan latihan pemanasan. Setelah tindakan persiapan selesai,

maka dilanjutkan dengan tahap II, yaitu pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri

atas kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan awal meliputi kegiatan siswa bersama

guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, siswa mengecek kesiapan belajar,

siswa menerima motivasi dan apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan

guru tentang tujuan dan teknik pembelajaran bermain peran, siswa menyimak

penjelasan guru tentang kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran

operasi hitung campur berbagai bentuk pecahan. Kegiatan inti meliputi kegiatan

siswa menyimak penjelasan guru tentang konsep materi pembelajaran operasi

hitung campur berbagai bentuk pecahan, siswa bertanya kepada guru tentang

konsep materi pembelajaran yang belum dimengerti, siswa berada dalam

kelompok masing-masing, para aktor menampilkan skenario, para audience

mengamati jalannya penampilan skenario, siswa bersama guru mereview

penampilan skenario, siswa menerima tugas kelompok yang diberikan guru (LKS)

tentang operasi hitung campur berbagai bentuk pecahan, siswa mendiskusikan

tugas yang didapat, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa

bertanya tentang presentasi kelompok lain, siswa memberi masukan kepada

kelompok lain, serta siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman dan memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah

didapat. Kegiatan akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru melakukan refleksi

dan menghubungkan situasi yang diperankan dengan kehidupan di dunia nyata

dan masalah lain yang mungkin muncul, siswa bersama guru membuat

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

52

kesimpulan pembelajaran tentang operasi hitung campur berbagai bentuk pecahan,

siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

Pertemuan keempat terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan

awal meliputi kegiatan siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama, siswa mengecek kesiapan belajar, siswa menerima motivasi dan

apersepsi dari guru, siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan evaluasi

pembelajaran siklus II. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa menerima soal

evaluasi pembelajaran siklus II dari guru, siswa mengerjakan soal evaluasi, dan

siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi, mengumpulkan hasil

pekerjaannnya kepada guru. Kegiatan akhir meliputi kegiatan siswa bersama guru

melakukan penguatan positif dan refleksi pembelajaran, siswa menyimak

penjelasan guru untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya tentang

perbandingan dan skala, siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama.

3) Pengamatan.

Tahap pengamatan siklus II dilaksanakan seperti tahap pengamatan siklus

I, yaitu mengamati kerja sama, aktivitas siswa, dan aktivitas guru dalam proses

pembelajaran. Dalam pelaksanaan tahap pengamatan siklus II, penulis tetap

dibantu oleh guru kelas 6 SDN Jepon 02. Pelaksanaan tahap pengamatan siklus II

meliputi: (1) melaksanakan observasi sebagaimana pada siklus I, (2) mengawasi

siswa yang kurang aktif bekerjasama dalam kelompok dengan bimbingan khusus,

serta (3) mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan dan kesulitan yang

dihadapi siswa. Pelaksanaan tahap pengamatan siklus II juga menggunakan

dokumentasi foto sebagai gambaran nyata aktivitas siswa dan guru dalam proses

pembelajaran.

4) Refleksi.

Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu

mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes

evaluasi yang telah dilakukan. Pelaksanaan tahap refleksi siklus II meliputi:

menganalisis hasil dokumentasi, observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan,

serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

53

pembelajaran bermain peran untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada

siklus II sudah mengalami peningkatan.

3.4 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dipergunakan dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN

Jepon 02 Kecamatan Jepon Kabupaten Blora semester II tahun 2013/2014 adalah

data primer. Data primer adalah data yang didapat dan diolah langsung dari

objeknya. Data primer dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02

adalah data yang diperoleh langsung dari skor kerja sama, nilai yang diperoleh

dari tes evaluasi, dan skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

matematika melalui metode bermain peran. Penelitian ini menggunakan tiga cara

pengumpulan data, yaitu tes, lembar observasi, dan dokumentasi yang disertai

dengan kisi-kisi instrumen pengumpulan data.

3.4.1 Tes

Purwanto (2013: 65) berpendapat tes adalah sekumpulan butir yang

merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik

berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan sebagainya di mana

dalam penyelenggaraanya siswa didorong untuk memberikan penampilan

maksimalnya. Pelaksanaan tes pada siswa bertujuan untuk mengukur tingkat

keberhasilan siswa belajar matematika melalui metode bermain peran. Dalam

PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02, bentuk instrumen tes yang

digunakan adalah tes evaluasi formatif tertulis dan jenis instrumen yang

digunakan adalah melengkapi atau jawaban singkat (short answer). Bentuk tes

jawaban singkat merupakan tes dengan soal yang menghendaki jawaban dalam

bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai

benar atau salah (Sudjana, 2011: 44). Bentuk tes jawaban singkat dipilih karena

menyusun soal lebih mudah, kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan

cara menebak, menuntut siswa menjawab dengan singkat dan tepat, serta hasil

penilaian cukup obyektif (Sudjana, 2011: 45). Tes evaluasi hasil belajar siswa

dilakukan di setiap akhir siklus I dan siklus II. Tes evaluasi berisi hal-hal yang

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

54

dapat mengukur hasil belajar siswa dalam materi mengali dan membagi berbagai

bentuk pecahan melalui metode bermain peran. Kisi–kisi tes evaluasi hasil belajar

siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus I

KD Indikator Nomor Item

5.3 Mengali dan

membagi berbagai

bentuk pecahan.

5.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan biasa.

1, 3, 5, 7, 9,

12, 15, dan 18.

5.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan

campuran dan sebaliknya.

2, 6, 10, 13,

16, dan 19.

5.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan

desimal dan sebaliknya.

4, 8, 11, 13,

14, 17, dan 20.

Jumlah 20

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Tes Evaluasi Siklus II

KD Indikator Nomor Item

5.3 Mengali dan

membagi berbagai

bentuk pecahan.

5.3.4 Menghitung perkalian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan persen

dan sebaliknya.

1, 3, 5, 7, 9,

12, 15, dan 18.

5.3.5 Menghitung perkalian dan pembagian

pecahan campuran dengan pecahan

persen dan sebaliknya.

2, 6, 10, 13,

16, dan 19.

5.3.6 Menghitung operasi hitung campuran

berbagai bentuk pecahan.

4, 8, 11, 13,

14, 17, dan 20.

Jumlah 20

Pada setiap jawaban bentuk tes jawaban singkat, setiap jawaban yang

benar dinilai atau diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru, namun

pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011: 54). Pada PTK yang dilakukan di

kelas 5 SDN Jepon 02, skor setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar siswa

pembelajaran matematika melalui metode bermain peran adalah 1 dan perhitungan

skor menjadi nilai tes evaluasi hasil belajar siswa berpedoman pada penghitungan

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

55

rumus. Rumus untuk menghitung skor menjadi nilai tes evaluasi hasil belajar siswa

adalah sebagai berikut (Purwanto, 2012: 102).

NP = x 100

Keterangan:

NP = nilai persen yang diharapkan,

R = skor mentah yang diperoleh siswa,

SM = skor maksimum ideal,

100 = bilangan tetap.

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 65, sehingga

berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar siswa dapat

diketahui bahwa siswa tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasan Belajar

Nilai Kriteria

x < 65 Tidak memenuhi KKM atau tidak tuntas.

x ≥ 65 Memenuhi KKM atau tuntas.

3.4.2 Lembar Observasi

Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02, salah satu bentuk

instrumen non tes yang digunakan adalah observasi. Purwanto (2013: 56)

berpendapat non tes merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong

peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya

dengan memberikan respon secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.

Komalasari (2011: 57) mengungkapkan observasi merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan

pencatatan gejala-gejala yang diselidiki.

Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapat skor kerja sama serta

aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode bermain

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

56

peran, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat sesuai dengan kondisi dan proses

yang diharapkan. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran. Lembar observasi berisi hal-hal yang dapat mengukur kerja sama

serta aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode

bermain peran. Lembar observasi kerja sama serta aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika melalui metode bermain peran berpedoman pada skala

nilai angka (numerical rating scale). Skala nilai angka merupakan sekumpulan

daftar pernyataan yang mendeskripsikan sifat program instruksional atau pengajar

dan angka 1-5 yang menunjukkan nilai dari setiap pernyataan (Suparman, 2012: 324).

Data yang diperoleh melalui skala rating scale adalah data mentah yang didapat

berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, misalnya lemah-kuat,

buruk-baik, atau aktif-pasif, sehingga bentuk rating scale bersifat fleksibel dan dapat

digunakan untuk mengukur kegiatan proses pembelajaran (Riduwan, 2013: 92).

Skala nilai dapat menggunakan angka 4, 3, 2, dan 1 sesuai dengan keinginan

penulis (Sudjana, 2011: 78). Skala nilai angka yang digunakan pada penelitian ini

adalah 1-4. Jawaban yang dapat dibuat berdasarkan deskripsi aspek yang diobservasi

adalah skor 1 (jika pernyataan dilakukan dengan kurang), 2 (jika pernyataan

dilakukan dengan sedang), 3 (jika pernyataan dilakukan dengan baik), atau 4 (jika

pernyataan dilakukan dengan sangat baik). Kisi–kisi observasi kerja sama dalam

pembelajaran matematika melalui metode bermain peran adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kerja Sama

Aspek

Kerja Sama Indikator

Nomor

Item

Mengambil

giliran dan

berbagi tugas.

Membagi peran dalam kelompok. 1

Memahami karakter peran yang didapat. 2

Membantu teman memahani karakter peran yang didapat. 3

Mencatat hal-hal penting dalam pemeranan. 12

Membagi tugas dalam diskusi secara merata. 16

Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 17

Membantu teman kelompok yang mengalami kesulitan. 18

Menggantikan atau bertukar tugas dengan teman. 19

Membuat laporan hasil diskusi. 23

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

57

Aspek

Kerja Sama Indikator

Nomor

Item

Membagi tugas dalam penyampaian presentasi. 26

Mengambil giliran dalam penyampaian presentasi. 27

Mencatat hal-hal penting dalam presentasi. 29

Berada dalam

kelompok.

Berada dalam kelompok selama persiapan pemeranan. 7

Melakukan latihan pemeranan secara bersama. 8

Memeranan skenario dalam kelompok secara utuh. 9

Berada dalam kelompok selama pemeranan

berlangsung.

10

Berada dalam kelompok selama kegiatan diskusi

berlangsung.

24

Menyelesaikan

tugas tepat

waktu.

Menyelesaikan tugas tepat waktu. 25

Menghargai

kontribusi.

Menyimak pemeranan dengan baik. 11

Memberikan review/penilaian yang objektif terdahap

pemeranan.

13

Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal penting yang

belum diketahui dalam pemeranan.

14

Menjawab pertanyaan tentang hal-hal penting yang

belum diketahui dalam pemeranan.

15

Mendengarkan presentasi kelompok lain. 28

Mengajukan pertanyaan tentang hasil diskusi kelompok

lain yang telah dipresentasikan.

30

Menjawab pertanyaan tentang hasil diskusi kelompok. 31

Memberikan masukan yang membangun kepada

kelompok lain.

32

Menyamakan

pendapat.

Mengatur sesi-sesi peran. 4

Menganalisis seting tempat, seting waktu, karakter

tokoh, dan pesan dalam skenario bermain peran.

5

Merancang ruangan dan peralatan yang diperlukan

dalam pemeranan.

6

Menyampaikan pendapat dalam diskusi. 20

Mendengarkan dan menghargai pendapat teman. 21

Menyamakan pendapat sebagai hasil diskusi. 22

Menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata dan

masalah lain yang mungkin muncul secara bersama

dengan bimbingan guru.

33

Membuat kesimpulan pembelajaran secara bersama

dengan bimbingan guru.

34

Jumlah 34

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

58

Untuk mengetahui kriteria kerja sama yang didapat melalui pengamatan

dengan lembar observasi, maka penulis mengelompokkan kriteria kerja sama

berdasarkan jumlah skor kerja sama. Skala rentang kategori dapat tinggi, sedang,

dan rendah, atau baik, sedang, dan kurang, serta dapat membuat rentang yang

lebih rinci seperti baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali (Sudjana,

2011: 77-78). Pengelompokan kriteria kerja sama dilakukan melalui langkah-

langkah menyusun tabel distrubsi frekuensi sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 36).

1) Menghitung jumlah kelas interval. Rumus Sturges, yaitu: .

Keterangan:

k = banyaknya kelas yang dicari,

1 = bilangan tetap,

n = jumlah siswa yang dites.

2) Menghitung rentang data (R), yaitu skor maksimum dikurangi skor minimum.

3) Menghitung panjang kelas (i), yaitu rentang dibagi jumlah kelas ( ) .

Berdasarkan jumlah skor kerja sama dan langkah-langkah menyusun tabel

distribusi frekuensi, maka tabel kriteria kerja sama adalah sebagai berikut.

1) .

2) R = 136 – 34 = 102.

3) 17.

Tabel 3.6

Kriteria Kerja Sama

Rentang Kriteria

34 – 51 Sangat rendah.

52 – 68 Rendah.

69 – 85 Sedang.

86 – 102 Cukup tinggi.

103 – 119 Tinggi.

120 – 136 Sangat tinggi.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

59

Kisi–kisi observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

matematika melalui metode bermain peran sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tahapan

Bermain Peran

Aspek

Pembelajaran Indikator

Nomor

Item

Tahap I:

Persiapan.

Persiapan Menyusun skenario bermain peran. 1

Membentuk kelompok siswa yang

beranggota 5 orang.

2

Menunjuk siswa untuk mempelajari

skenario bermain peran dalam sebelum

pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

3

Mendampingi siswa latihan pemanasan. 4

Tahap II:

Pelaksanaan.

Kegiatan

Awal.

Mengucapkan salam dan berdoa bersama

siswa.

5

Mengecek kesiapan belajar siswa. 6

Memberikan motivasi dan apersepsi

kepada siswa.

7

Menjelaskan tujuan dan teknik

pembelajaran.

8

Menjelaskan kompetensi yang akan capai. 9

Kegiatan

Inti.

Menjelaskan konsep materi pembelajaran. 10

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang konsep materi

pembelajaran yang belum dimengerti.

11

Membimbing siswa berada dalam

kelompok masing-masing.

12

Membimbing aktor menampilkan skenario. 13

Membimbing audience dalam mengamati

jalannya penampilan skenario.

14

Bersama siswa mereview penampilan

skenario.

15

Memberikan tugas kepada kelompok. 16

Membimbing siswa berdiskusi. 17

Membimbing siswa mempresentasikan

hasil diskusi kelompok.

18

Memberi kesempatan siswa untuk

bertanya tentang presentasi kelompok

lain.

19

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

memberi masukan kepada kelompok lain.

20

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

60

Tahapan

Bermain Peran

Aspek

Pembelajaran Indikator

Nomor

Item

Bersama siswa bertanyajawab meluruskan

kesalahan pemahaman dan memberi

penguatan positif terhadap informasi yang

telah didapat siswa.

21

Kegiatan

Akhir.

Bersama siswa melakukan refleksi serta

menghubungkan situasi yang diperankan

kehidupan di dunia nyata dan masalah

lain yang mungkin muncul.

22

Membimbing siswa membuat kesimpulan

pembelajaran.

23

Memberikan siswa soal evaluasi. 24

Mengucapkan salam dan berdoa bersama

siswa.

Jumlah 25

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tahapan

Bermain Peran

Aspek

Pembelajaran Indikator

Nomor

Item

Tahap I:

Persiapan.

Persiapan Membentuk kelompok yang beranggota 5

orang.

1

Mempelajari skenario bermain peran

dalam sebelum pelaksanaan kegiatan

pembelajaran.

2

Merancang ruangan dan peralatan yang

diperlukan dalam pemeranan dengan

bimbingan guru.

3

Melakukan latihan pemanasan. 4

Tahap II:

Pelaksanaan.

Kegiatan

Awal.

Mengucapkan salam dan berdoa bersama

guru.

5

Mengecek kesiapan belajar. 6

Menerima motivasi dan apersepsi dari

guru.

7

Menyimak penjelasan guru tentang tujuan

dan teknik pembelajaran.

8

Menyimak penjelasan guru tentang

kompetensi yang akan capai.

9

Kegiatan

Inti.

Menyimak penjelasan guru tentang

konsep materi pembelajaran.

10

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

61

Tahapan

Bermain Peran

Aspek

Pembelajaran Indikator

Nomor

Item

Bertanya kepada guru tentang konsep

materi pembelajaran yang belum

dimengerti.

11

Berada dalam kelompok masing-masing. 12

Para aktor menampilkan skenario. 13

Para audience dalam mengamati jalannya

penampilan skenario.

14

Bersama guru mereview penampilan

skenario.

15

Menerima tugas kepada kelompok yang

diberikan guru.

16

Mendiskusikan tugas yang didapat. 17

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 18

Bertanya tentang presentasi kelompok lain. 19

Memberi masukan kepada kelompok lain. 20

Bersama guru bertanyajawab meluruskan

kesalahan pemahaman dan memberi

penguatan positif terhadap informasi yang

telah didapat.

21

Kegiatan

Akhir.

Bersama guru melakukan refleksi serta

menghubungkan situasi yang diperankan

kehidupan di dunia nyata dan masalah

lain yang mungkin muncul.

22

Bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran.

23

Mengerjakan soal evaluasi. 24

Mengucapkan salam dan berdoa bersama

siswa.

Jumlah 25

Untuk mengetahui kriteria aktivitas guru dan siswa yang didapat melalui

pengamatan dengan lembar observasi, maka penulis mengelompokkan kriteria

aktivitas guru dan siswa berdasarkan jumlah skor yang didapat. Berdasarkan

jumlah skor dan langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi, maka tabel

kriteria aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 36).

1)

2) R = 100 – 25 = 75.

3) 12,5 ≈ 13.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

62

Tabel 3.9

Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa

Rentang Kriteria

25 – 37 Sangat rendah.

38 – 50 Rendah.

51 – 63 Sedang.

64 – 76 Cukup tinggi.

77 – 89 Tinggi.

90 – 100 Sangat tinggi.

3.4.3 Dokumentasi

Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02, bentuk instrumen

non tes yang digunakan selain observasi adalah dokumentasi. Sukardi (2011: 81)

menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan cara untuk memperoleh informasi

dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden.

Berdasarkan sumbernya, dokumen terdiri atas dokumen resmi dan tidak resmi.

Dokumen resmi merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh suatu lembaga dan

dapat berupa surat keputusan dan surat bukti pelaksanaan kegiatan. Dokumen

tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota dinas yang memberikan

informasi terhadap suatu kejadian. Seorang peneliti sebaiknya menggunakan

kedua sumber dokumentasi secara intensif agar memperoleh informasi secara

maksimal dan dapat menggambarkan kondisi subyek atau obyek penelitian

dengan benar (Sukardi, 2011: 81). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 5 SDN Jepon 02 dan nilai awal hasil

belajar matematika sebelum dilakukan penelitian, sehingga dapat digunakan untuk

membandingkan antara hasil belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan.

3.4.4 Validitas, Reabilitas, dan Tingkat Kesukaran Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria

ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Tingkat validitas dan reliabilitas

suatu instrumen penelitian menunjukkan kualitas instrumen penelitian tersebut.

Instrumen penelitian dikatakan baik jika dapat mengukur apa yang akan diukur

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

63

dan instrumen tersebut merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk

mengukur suatu variabel penelitian. Kualitas instrumen yang baik adalah

instrumen yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selain itu instrumen

yang baik juga harus memiliki tingkat kesukaran (difficulty index) yang merata

atau proporsional.

1) Validitas Instrumen.

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau

kevalidan sebuah instrumen. Sugiyono (2010: 348) mengungkapkan bahwa suatu

instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang hendak diukur. Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan

antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrument dengan keseluruhan yang

diperoleh. Purwanto (2013: 116) menjelaskan tingkat hubungan biasa dinotasikan

r (relation) dan hubungan variabel X dan Y dinotasikan rxy. Jika nilai rxy > rtabel

maka item instrument dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, namun jika nilai

rxy > rtabel maka item instrument dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

dipergunakan.

PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02 menggunakan acuan

toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan

uji validitas instrumen dilakukan di kelas 6 SDN Jepon 02 dengan jumlah peserta

tes adalah 35 siswa, maka nilai rtabel atau r(34)(0,05) = 0,334 (Sugiyono (2010: 373).

Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation

menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi

16.0. Hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 6 SDN Jepon 02 dengan analisis

SPSS versi 16.0 adalah sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 2-4).

Tabel 3.10

Hasil Validitas Item Soal Siklus I

Nomor Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17,

18, dan 20.

5, 7, 11, 15, dan 19.

15 5

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

64

Tabel 3.11

Hasil Validitas Item Soal Siklus II

Nomor Item

Valid Tidak Valid

1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15,

16, 18, 19, dan 20.

2, 14, dan 17.

17 3

2) Reliabilitas Instrumen.

Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keajegan

sebuah instrumen. Purwanto (2013: 154) menjelaskan reliabilitas suatu instrumen

merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan

pengukuran, sehingga alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran

yang relatif stabil dan konsisten. Keajegan instrumen dapat diketahui dengan

menentukan koefisien alpha ( ). PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN Jepon 02

menggunakan acuan reliabilitas instrumen yang merujuk teori Alpha Cronbach, di

mana kriteria reliabilitas instrumen meliputi (Wardani, 2012: 346):

Tabel 3.12

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat reliabel.

< 0,80 – 0,60 Reliabel.

< 0,60 – 0,40 Cukup reliabel.

< 0,40 – 0,20 Agak reliabel.

< 0,20 Kurang reliabel.

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 6 SDN Jepon 02 dengan

analisis SPSS versi 16.0 adalah sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 2-4).

Tabel 3.13

Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria

Isian 0,907 Sangat reliabel.

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

65

Tabel 3.14

Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kriteria

Isian 0,888 Sangat reliabel.

3) Tingkat Kesukaran

Purwanto (2013: 99) menjelaskan bahwa tingkat kesukaran merupakan

proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item

instrumen dapat ditentukan melalui membagi antara jumlah siswa menjawab

benar dengan jumlah siswa peserta tes yang dapat dirumuskan sebagai berikut

(Purwanto, 2013: 99).

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran,

∑ B = jumlah siswa menjawab benar,

∑ P = jumlah siswa peserta tes.

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.

Apabila tingkat kesukaran meliputi sukar, sedang, dan mudah, maka kriteria

tingkat kesukaran instrumen meliputi (Purwanto, 2013: 101):

Tabel 3.15

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Purwanto (2013: 100) menjelaskan nilai tingkat kesukaran suatu item

instrumen sebesar 0 terjadi apabila semua siswa menjawab salah, sebaliknya nilai

tingkat kesukaran suatu item instrumen sebesar 1 terjadi apabila semua siswa

menjawab benar. Item instrumen sebaiknya berkriteria sedang, karena apabila

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

66

item instrumen terlalu mudah dan terlalu sukar, maka instrumen tidak dapat

membedakan kemampuan siswa. Pertimbangan yang penulis gunakan dalam

memenuhi proporsi jumlah soal kriteria mudah, sedang, dan sukar yang ideal

adalah proporsi jumlah soal untuk ketiga kriteria tersebut di atas kurva normal, di

mana sebagian besar soal berkriteria sedang, serta sebagian lagi berkriteria mudah

dan sukar dengan proporsi seimbang (Sudjana, 2011: 135). Hasil analisis tingkat

kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 6 SDN Jepon 02 adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.16

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 1, 6, dan 17. 3

0,33 – 0,66 Sedang 2, 8, 10, 12, 13, 14, 18, dan 20. 8

0,67 – 1,00 Mudah 3, 4, 9, dan 16 4

Total 15

Tabel 3.17

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 7, 11, 12, dan 16. 4

0,33 – 0,66 Sedang 1, 6, 8, 9, 10, 13, 15, 18, dan 20. 9

0,67 – 1,00 Mudah 3, 4, 5, dan 19. 4

Total 17

3.5 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran matematika melalui metode bermain peran dikatakan dapat

meningkatkan kualitas belajar siswa kelas 5 SDN Jepon 02 apabila memenuhi

indikator keberhasilan sebagai berikut:

1) 80% dari 34 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan memperoleh nilai

hasil belajar di atas KKM atau ≥ 65.

2) Kerja sama 80% dari 34 siswa berkriteria tinggi.

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

67

3.6 Teknik Analisis Data

Data hasil pelaksanaan PTK di kelas 5 SDN Jepon 02 berupa angka (data

kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai tes evaluasi siklus I,

nilai tes evaluasi siklus II, serta skor dan kriteria kerja sama dalam pembelajaran

matematika melalui metode bermain peran dari setiap siklus. Analisis hasil belajar

matematika siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata hasil belajar dan

persentase ketuntasan belajar secara klasikal. Analisis kerja sama dilakukan

dengan menghitung rata-rata skor kerja sama dan persentase kerja sama

berkriteria tinggi secara klasikal. Rumus untuk menghitung rata-rata hasil belajar

dan rata-rata hasil belajar adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 49).

Me =

Keterangan:

Me = mean (rata-rata),

∑ = Epsilon (dibaca jumlah),

xi = nilai x ke i dampai ke n, dan

n = jumlah siswa.

Rumus untuk menghitung persentase klasikal ketuntasan belajar dan kerja

sama berkriteria tinggi adalah sebagai berikut.

Persentase klasikal = x 100%

Keterangan:

NS = jumlah siswa yang tuntas belajar (hasil belajar) atau jumlah siswa yang

kerjasamanya berkriteria tinggi (kerja sama), dan

N = jumlah siswa keseluruhan.

Berdasarkan nilai persentase ketuntasan belajar dan kerja sama berkriteria

tinggi yang telah diperoleh, maka nilai persentase dikonversikan pada kriteria

persentase klasikal. Berdasarkan nilai persentase dan langkah-langkah menyusun

tabel distribusi frekuensi, maka tabel kriteria persentase klasikal adalah sebagai

berikut (Sugiyono, 2010: 36).

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 3repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11994/4/T1... · 2017-08-11 · sama dan hasil belajar matematika siswa kelas 5 melalui metode bermain peran, khususnya

68

1) .

2) R = 100 – 0 = 100.

3)

16,67 ≈ 17.

Tabel 3.18

Kriteria Persentase Klasikal

Rentang Kriteria

0% – 16% Sangat rendah.

17% – 33% Rendah.

34% – 50% Sedang.

51% – 67% Cukup tinggi.

68% – 84% Tinggi.

85% – 100% Sangat tinggi.