BAB II KERANGKA TEORETIK A. Anak Tunagrahita 1. Karakteristik ...
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/8467/3/BAB II_TAAT IQBAL...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1 ...repository.ump.ac.id/8467/3/BAB II_TAAT IQBAL...
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Menurut Soenarjadi (2012) masalah adalah suatu situasi atau
pertanyaan yang dihadapi oleh seseorang yang tidak dapat segera
diselesaikan dengan menggunakan aturan atau prosedur tertentu.
Russeffendi (Fadillah, 2009) mengemukakan bahwa sesuatu persoalan
merupakan masalah bagi seseorang, pertama bila persoalan itu tidak
dikenalnya atau dengan kata lain orang tersebut belum memiliki prosedur
atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya. Kedua, siswa harus
mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mental maupun kesiapan
pengetahuan untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Ketiga,
sesuatu itu merupakan pemecahan masalah baginya, bila ia ada niat
menyelesaikannya. Krulik & Rudnik (Fadillah, 2009) menggambarkan
suatu masalah sebagai suatu situasi yang memerlukan pemecahan dan
seseorang tidak memiliki alat atau alur yang nyata untuk memperoleh
pemecahan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Hudojo (Fadillah, 2009)
menyatakan bahwa di dalam matematika suatu soal atau pertanyaan akan
merupakan masalah apabila tidak terdapat aturan atau hukum tertentu
yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban tersebut.
Menurut Lestari & Yudhanegara (2015) kemampuan penyelesaian
masalah adalah kemampuan menyelesaikan masalah rutin dan non rutin
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
7
dalam bidang matematika. Sejalan dengan pendapat Aufin (2012)
pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang mempunyai
banyak langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dengan
menggunakan pola berpikir, mengorganisasikan dan pembuktian yang
logik dalam mengatasi masalah. Lebih spesifik, Sumarmo (Alawiyah,
2014) mengartikan pemecahan masalah sebagai kegiatan menyelesaikan
soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan
membuktikan atau menciptakan atau menguji konjektur. Hal ini tampak
adanya kegiatan pengembangan daya matematika (mathematical power)
terhadap siswa.
Empat langkah penting yang dapat dilakukan siswa dalam
memecahkan masalah menurut polya (1973) meliputi:
A. Memahami Masalah
1. Dapatkah Anda menyatakan masalah dalam kata-kata sendiri?
2. Apa yang Anda coba cari atau kerjakan? Apa yang tidak diketahui?
3. Informasi apa yang Anda dapatkan dari masalah yang dihadapi?
4. Jika ada, informasi apa yang tidak tersedia atau tidak diperlukan?
B. Merencanakan Penyelesaian Masalah.
1. Mencari pola.
2. Menguji masalah yang berhubungan serta menentukan apakah
teknik yang sama bisa diterapkan atau tidak.
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
8
3. Menguji kasus khusus atau kasus lebih sederhana dari masalah
yang dihadapi untuk memperoleh gambaran lebih baik tentang
penyelesaian masalah yang dihadapi.
4. Membuat sebuah tabel.
5. Membuat sebuah diagram.
6. Menulis suatu persamaan.
7. Mengidentifikasi bagian dari tujuan keseluruhan.
C. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah
1. Melaksanakan strategi sesuai dengan yang direncakan pada tahap
sebelumnya
2. Melakukan pemeriksan pada setiap langkah yang dikerjakan.
Langkah ini bisa merupakan pemeriksaan secara intuitif atau bisa
juga berupa pembuktian secara formal.
3. Mengupayakan bekerja secara akurat.
D. Pemeriksaan Kembali
1. Memeriksa hasilnya pada masalah asal (Dalam kasus tertentu, hal
seperti ini perlu pembuktian).
2. Menginterpretasikan solusi dalam konteks masalah asal. Apakah
solusi yang dihasilkan masuk akal?
3. Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut?
4. Jika memungkinkan, tentukan masalah lain yang berkaitan atau
masalah lebih umum lain dimana strategi yang digunakan dapat
bekerja
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
9
Menurut Winarni dkk (2012) rambu-rambu yang digunakan untuk
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Menerjemahkan masalah kedalam kalimat matematika, kemudian
menerjemahkan masalah ke dalam model permasalahan yang lebih
sederhana
3. Menentukan alur-alur pemecahan masalah, kemudian memilih alur
pemecahan masalah yang lebih efisien
4. Menentukan jawaban numerikal, kemudian menginterpretasikan
jawab yang diperoleh
5. Mengecek kebenaran hasil, selanjutnya memodifikasi jawaban jika
diberikan data yang baru
6. Melatih memecahkan masalah dan melatih membuat masalah sendiri
untuk dipecahkan sendiri
Lestari dkk (2015) menyebutkan beberapa indikator pemecahan
masalah matematis diantaranya:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan dan
kecukupan unsur yang diperlukan
2. Merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematis
3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
4. Menjelaskan atau mengitepretasikan hasil penyelesaian masalah
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
10
Dari uraian diatas, dengan mengacu pada beberapa pendapat, maka
dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah proses
mempermudah atau mencari jalan keluar agar kesulitan-kesulitan dapat
diselesaikan dengan mengambil keputusan yang tepat. Dalam pemecahan
masalah diperlukan adanya kesiapan, kreatifitas, pengetahuan,
kemampuan, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun indikator pemecahan masalah matematis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
Siswa mampu menyajikan soal dengan menggunakan kalimatnya
sendiri dengan menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan
2. Merencanakan pemecahan masalah
Siswa menyatakan kembali masalah ke dalam bentuk yang lebih
opreasional yaitu dalam bentuk gambar
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Siswa melaksanakan strategi sesuai dengan apa yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya
4. Memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah
Siswa memeriksa kembali penyelesaian masalah yang telah
dilakukan dan menyimpulkannya
2. Model Pembelajaran Treffinger
Model pembelajaran Treffinger merupakan model pembelajaran
yang menuntut peserta didik untuk berpikir kreatif dalam memecahkan
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
11
masalah. Menurut Treffinger (Djemari, 2017) digagasnya model ini
adalah karena perkembangan zaman yang terus berubah dengan cepat
dan semakin kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi. Oleh
karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan
dengan cara memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan
sekitar lalu memunculakan berbagai gagasan dan memilih solusi yang
tepat untuk kemudian diimplementasikan secara nyata.
Model pembelajaran Treffinger ini berbasis pada pemecahan
masalah secara kreatif dimana siswa mengumpulkan informasi yang ada,
mencari masalah, menemukan masalah, mencari jawaban, membuat
hipotesis, menguji, menyempurnakan, dan mengkomunikasikan hasil
yang telah didapat. Pembelajaran model Treffinger ini lebih menekankan
pada pengetahuan konsep matematika dari pada keterampilan berhitung,
sehingga kemampuan pemecahan masalah akan lebih berkembang.
Treffinger (Djemari, 2017) menyebutkan bahwa model pembelajaran
Treffinger terdiri atas tiga komponen penting, yaitu understanding
challenge, generating ideas, dan preparing for action, yang kemudian
dirinci ke dalam tahapan sebagai berikut:
1. Understanding Challenge (memahami tantangan)
a. Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan kompetensi yang
harus dicapai dalam pembelajaran.
b. Menggali data, guru mendemonstrasikan/menyajikan fenomena
alam yang dapat mengundang keingintahuan peserta didik.
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
12
c. Merumuskan masalah, guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengidentifikasi permasalahan.
2. Generating ideas (membangkitkan gagasan)
Tahapan Generating ideas, guru memberi waktu dan kesempatan pada
peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan juga membimbing
peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji.
3. Preparing for action (mempersiapkan tindakan)
a. Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta
didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
b. Membangun penerimaan, yaitu guru mengecek solusi yang telah
diperoleh peserta didik dan memberikan permasalahan yang baru
namun lebih kompleks agar peserta didik dapat menerapkan solusi
yang telah diperoleh.
Berdasarkan uraian diatas maka langakah- kangkah pembelajaran
matematika dengan setting model Treffinger disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Treffinger
Langkah-langkah Kegiatan Guru
Pendahuluan Mengecek kehadiran siswa
Pemberian motivasi dan apersepsi
Membagi siswa kedalam beberapa kelompok
Understanding
Challenge
Menginformasikan kompetensi yang akan dicapai
Memberikan masalah terbuka
Memberi kesempatan siswa mengidentifikasi
permasalahan
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
13
Generating Ideas
Membimbing dan mengarahkan siswa untuk
menyepakati alternatif penyelesaian
Meminta siswa memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari
Preparing for
action
Memberi suatu masalah dalam kehidupan sehari-
hari
Membimbing siswa membuat pertanyaan serta
penyelesaian mandiri
Membimbing siswa menyebutkan langkah-langkah
dalam menyelesaikan suatu masalah
Mengajak siswa melakukan pengecekan hasil
Penutup Membimbing siswa membuat kesimpulan
1) Manfaat Penggunaan Model Treffinger
Model pembelajaran Treffinger dapat diterapkan pada semua
segi kehidupan sekolah, mulai dari pemecahan konflik sampai dengan
pengembangan teori ilmiah. Siswa akan melihat kemampuan mereka
untuk menggunakan kreativitas dalam hidup dan diberi kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam lingkungan yang
mendorong dan memungkinkan penggunaannya. Pembelajaran dengan
mengimplementasikan model Treffinger dapat menumbuhkan
kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah, dengan ciriciri
sebagai berikut: (1) lancar dalam menyelesaikan masalah, (2)
mempunyai ide jawaban lebih dari satu, (3) berani mempunyai
jawaban "baru", (3) menerapkan ide yang dibuatnya melalui diskusi
dan bermain peran, (4) membuat cerita dan menuliskan ide
penyelesaian masalah, (5) mengajukan pertanyaan sesuai dengan
konteks yang dibahas, (6) menyesuaikan diri terhadap masalah
dengan mengidentifikasi masalah, (7) percaya diri, dengan bersedia
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
14
menjawab pertanyaan, (8) mempunyai rasa ingin tahu dengan
bertanya, (9) memberikan masukan dan terbuka terhadap pengalaman
dengan bercerita, (10) kesadaran dan tanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah, (11) santai dalam menyelesaikan masalah,
(12) aman dalam menuangkan pikiran, (13) mengimplementasikan
soal cerita dalam kehidupannya, dan mencari sendiri sumber untuk
menyelesaikan masalah.
2) Kelebihan Model Treffinger
Kelebihan model Treffinger adalah: (1) mengasumsikan bahwa
kreativitas adalah proses dan hasil belajar, (2) dilaksanakan kepada
semua siswa dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan,
(3) mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif dalam
pengembangannya, (4) melibatkan secara bertahap kemampuan
berpikir konvergen dan divergen dalam proses pemecahan masalah,
(5) memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan beragam
metode dan teknik untuk setiap tahap yang dapat diterapkan secara
fleksibel.
3. Pembelajaran Langsung
Menurut Trianto (2009) pembelajaran langsung adalah suatu model
pembelajaran yang bersifat teacher center. Menurut Arends (Trianto,
2009), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
15
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah. Sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan Trianto, Majid (2013) menyebutkan bahwa pembelajaran
langsung merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru dan harus
menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Dalam hal ini, guru
menyampaikan isi/materi akademik dalam format yang terstruktur,
megarahkan kegiatan para siswa, dan menguji keterampilan siswa melalui
latihan-latihan dibawah bimbingan dan arahan guru.
Pembelajaran langsung dapat digunakan sebagai alternatif untuk
guru dalam pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran matematika.
Pembelajaran langsung dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada guru tetapi harus melibatkan siswa. Tahapan pelaksanaan
model pembelajaran langsung menurut Majid (2013) adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Tahap Pelaksanaaan Pembelajaran Langsung
No Fase Peran Guru
1
Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan
siswa
Menjelaskan tujuan, materi prasyarat,
memotivasi dan mempersiapkan siswa
2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan
keterampilan
Mendemonstrasikan keterampilan atau
menyajikan informasi tahap demi tahap
3 Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing
4
Mengecek pemahaman
dan memberikan umpan
balik
Mengecek kemampuan siswa dan
memberikan umpan balik
5
Memberikan pelatihan
dan penerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswa
dengan menerapkan konsep yang
dipelajari pada kehidupan sehari-hari
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
16
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dkk (2014) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh dari aktivitas siswa yang ditumbuhkan
dengan model pembelajaran Treffinger terhadap kemandirian
belajar siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Muhaiminu & Nurhayati (2016)
menunjukkan bahwa model pembelajan CPS tipe Treffinger
berbantuan lembar kerja siswa efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Pamalato (2006) menunjukkan bahwa
penerapan model Treffinger dalam pembelajaran matematika
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan atau
peningkatan kreativitas matematik siswa dalam pembelajaran
matematika.
Dari beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaan hal yang dikaji
yaitu mengetahui pengaruh model pembelajaran Treffinger. Namun, ada
beberapa perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dkk, objek yang diteliti adalah
kemandirian belajar siswa, sedangkan objek yang akan diteliti oleh peneliti
adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMP N 4
sumbang. Pada penelitian yang dilakukan Muhaiminu & Nurhayati juga
terdapat perbedaan objek yang diteliti. Pada penelitian tersebut objek yang
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
17
diteliti adalah hasil belajar siswa dengan berbantuan lembar kerja siswa.
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamalato, objek yang
dikaji dalam penelitian yang dilakukan oleh Pomalato adalah kreativitas
matematik siswa. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran treffinger memberi kontribusi positif terhadap peningkatan
kreativitas dalam pembelajaran matematika
C. Kerangka Pikir
Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang
mempunyai banyak langkah yang harus ditempuh oleh seseorang dengan
menggunakan pola berpikir, menggorganisasikan dan pembuktian yang
logik dalam mengatasi masalah. Salah satu pembelajaran yang diharapkan
mampu mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa adalah pembelajaran Treffinger.
Model pembelajaran Treffinger terdiri atas tiga komponen penting,
yaitu understanding challenge, generating ideas, preparing for action.
Pada tahap understanding chellenge guru memberikan suatu masalah
terbuka kemudian guru membimbing siswa melakukan diskusi untuk
menyampaikan gagasan atau idenya. Melalui tahap understanding
challenge ini siswa dapat melakukan identifikasi masalah terhadap
masalah yang diberikan guru dengan menyampaikan ide atau gagasan
yang dimiliknya.
Tahapan yang kedua adalah generating ideas yaitu memberi
kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang telah
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018
18
dipelajari pada tahap I. Pada tahap ini guru membimbing dan
mengarahkan siswa untuk berdiskusi. Setiap siswa dalam kelompok
berdiskusi untuk merencanakan penyelesaian masalah yang diberikan dan
menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji. Pada tahap ini siswa
diajak untuk mengembangkan solusi di mana guru mendorong peserta
didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahapan yang terakhir adalah preparing for action yaitu
memberikan permasalahan yang baru di dunia nyata agar siswa dapat
menerapkan solusi yang telah diperoleh. Pada tahap ini guru
membimbing siswa membuat pertanyaan serta penyelesaian secara
mandiri. Selain itu guru membimbing siswa menyebutkan langkah-
langkah dalam menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran Treffinger
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematisnya. Dengan demikian
pembelajaran dengan menerapkan model Treffinger dapat berpengaruh
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
Treffinger lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran langsung.
Pengaruh Model Pembelajaran…, Taat Iqbal Amrulloh, FKIP UMP, 2018