Bab 1 Biokim
-
Upload
aliyah-aliy -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
description
Transcript of Bab 1 Biokim
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah kelapa telah menjadi salah satu sumber makanan sejak jaman dahulu. Buah ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat indonesia. Minyak kelapa merupakan minyak yang
diperoleh kopra (daging kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Minyak kelapa penting bagi
metabolisme tubuh karena mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan
K serta provitamin A.
Masyarakat pedesaan dalam melakukan proses pemanasan umumnya menggunakan kayu bakar atau
minyak tanah yang harganya relatif mahal dan memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan. Untuk
mendapatkan minyak kelapa dengan proses cepat dan menghindari pencemaran lingkungan perlu dicari
alternatif dalam proses pembuatan minyak kelapa yang mempunyai kualitas sama atau bahkan lebih baik dari
minyak kelapa yang diperoleh secara pemanasan.
Salah satu terobosan dalam pembuatan minyak kelapa adalah dengan cara fermentasi dengan
menggunakan enzim. Salah satu enzim yang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa secara enzimatik
adalah enzim bromelin merupakan enzim proteolitik seperti halnya renin, papain dan fisin yang mempunyai
sifat menghidrolisis protein dan menggumpalkan susu.
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya
akan kalium, kalsium, iodium, sulfur, dan khlor. Selain itu juga kaya asam, biotin, vitamin B12, vitamin E
serta enzim bromelin. Tetapi komposisi dalam buah nanas yang lebih dominan yang digunakan untuk
mempercepat proses pembuatan minyak kelapa adalah kandungan enzim bromelin. Enzim bromelin dapat
mempercepat proses perusakan sistem emulsi santan yang akan dihidrolisis menjadi asam-asam amino melalui
ikatan peptida.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum pembuatan minyak kelapa dengan memvariasi
perbandingan volume dari bonggol nanas dan santan kelapa dalam waktu fermentasi 48 jam.
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang
terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan
pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah
salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut
zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim
tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim
tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
1.Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi menentukan
kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung
dari enzimnya.
2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan tetapi, koenzim
tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat termostabil (tahan panas),
mengandung ribose dan fosfat.
Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida Adenin
2
3
Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai
akseptor hidrogen.
Koenzim dapat bertindak sebagai penerima/akseptor hidrogen, seperti NAD atau donor dari gugus kimia,
seperti AT P (Adenosin Tri Phosfat).
Sifat-sifat Enzim
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau
mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja pada
suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam
atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan
dalam jumlah yang sedikit.
e. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim
tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim
dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-
senyawa menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
3
4
f. Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH,
aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.
Cara Kerja Enzim
Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim meningkatkan laju reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk reaksi) dari EA1 menjadi EA2. (Lihat
Gambar 2.4). Penurunan energi aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah
produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk kompleks baru dengan
substrat yang lain.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini, terdapat
gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang
diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus
saling komplementer.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini, terdapat
gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang
diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus
saling komplementer.
4
5
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori
kecocokan yang terinduksi.
a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk dalam
gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi,
kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.
b. Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika
substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks.
Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga, substrat
yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
Bromelain adalah enzim protease yang ditemukan dalam nanas (Ananas comosus) yang termasuk
dalam keluarga tanaman Bromeliaceae. Bromelain terutama ditemukan di bagian batang nanas. Strukturnya
terutama terdiri dari protease sistein. Bromelain juga mengandung amilase, selulase, asam fosfatase, dan asam
peroksidase dalam jumlah yang sangat kecil.Enzim ini memiliki kemampuan menguraikan struktur kompleks
protein sehingga lebih mudah diserap tubuh.
Agar aktif, bromelain memerlukan suhu optimum antara 50 °C sampai 60 °C dan pH pada kisaran
3,0-8,0. Untuk mempermudah mengkonsumsi, bromelain juga tersedia dalam bentuk suplemen. Bromelain
pertama kali diekstrak pada tahun 1891 dan diperkenalkan sebagai suplemen terapi pada tahun 1957.
5
6
Manfaat Kesehatan
Berikut adalah manfaat kesehatan bromelain:
1. Bromelain efisien menjaga kesehatan jantung karena mengurangi pembentukan abnormal bekuan
darah dan terjadinya plak di arteri.
2. Bromelain memiliki sifat anti-koagulan yang membantu mengurangi pembentukan gumpalan darah
beku dalam pembuluh darah sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.
3. Karena kemampuannya memecah protein, bromelain berguna memecah protein dalam jaringan yang
bengkak sehingga mengurangi kejang otot.
4. Karena sifat analgesik dan anti-inflamasi, bromelain bermanfaat untuk pasien rematik. Enzim ini
meningkatkan penyerapan sulfur dan glukosamin yang penting untuk memperbaiki sendi.
5. Dalam kasus ligamen robek, bromelain membantu mempercepat pemulihan sekaligus mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit.
6. Penyakit kulit yang berhubungan dengan peradangan kulit atau sensasi rasa gatal seperti pruritus
dapat secara efektif disembuhkan dengan bromelain.
7. Bromelain juga digunakan dalam produk untuk menyembuhkan luka bakar pada kulit sekaligus
menghilangkan sel-sel kulit mati.
8. Sifat anti-inflamasi bromelain membantu menyingkirkan akumulasi lendir pada saluran pernapasan
bagian atas sehingga mengurangi risiko penyakit seperti sinusitis dan bronkitis.
9. Bromelain membantu menyembuhkan penyakit Peyroni dengan memecah kolagen yang bertanggung
jawab pada pembentukan jaringan parut.
6
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Mekanisme enzimatik untuk hidrolisis dari ikatan peptida dalam protein dikatalisis oleh gugus sulfihidril (-
SH) dari bagian enzim peptida. Variasi volume minyak kelapa dengan optimal yang ditunjukan melalui uji
jadar air, bilangan asam, bilangan penyabunan, dan bilangan iod.
Gambar mekanisme enzimatik untuk hidrolisis ikatan peptida.
Bahan baku yang dipakai pada pembuatan minyak kelapa adalah santan kelapa dari kelapa yang
sangat tua dan bonggol nanas.
1. Enzim bromelin disiapkan dengan mengambil bonggol buah nanas dipotong kecil, selanjutnya
bonggol nanas diblender,
2. Setelah bonggol nanas diblender selanjutnya diperas dan disaring sehingga diperoleh cairan jernih.
Cairan jernih ini merupakan enzim bromelin yang digunakan untuk proses pembuatan minyak kelapa
selanjutnya,
3. Langkah pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik yaitu, daging buah kelapa diparut
4. Lalu diperas dan diambil santannya. Proses pembuatan santan merupakan tahap yang paling penting
dalam pembuatan minyak. Untuk dapat membuat minyak yang lebih banyak maka jenis buah kelapa
yang dipilih adalah kelapa tua,
5. Santan selanjutnya ditambah dengan enzim bromelin digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan
didiamkan pada suhu kamar (270C) selama beberapa jam sesuai dengan variasi waktu yang sudah
ditentukan,
6. Santan yang sudah mengalami fermentasi akan terjadi pemisahan dan terbentuk 2 lapisan. Lapisan
paling bawah adalah air, lapisan atas adalah minyak kelapa dan blondo,
7. Santan yang sudah terbentuk menjadi 2 lapisan tersebut diambil lalu disaring menggunakan kertas
saring,
8. Setelah itu minyak dan air dipisahkan menggunakan corong pisah.
7
8
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengujian atau pengukuran antara lain :
a. Pengukuran kadar air menggunakan metode oven (penguapan)
Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 15
menit kemudian ditimbang sehingga berat konstan. Setelah itu, 3 g bahan baku atau sampel
ditimbang, dimasukkan dan diratakan dalam cawan. Cawan beserta isinya diangkat dan ditempatkan
di dalam oven pada suhu 105 0C-1100C selama 3-5 jam. Kemudian cawan dipindahkan kedalam
desikator selama 15 menit. Setelah dingin ditimbang kembali, kemudian dikeringkan lagi selama 30
menit dan diulangi kembali sampai mendapat berat yang konstan.
b. Analisis bilangan asam
Analisis bilangan asam dilakukan dengan cara menimbang minyak kelapa kurang lebih 5 gram,
dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambah 95% alkohol sebanyak 50 ml. Kemudian dipanaskan
selama 10 menit dalam labu didih sambil diaduk dengan pengaduk magnet dan ditutup dengan
pendingin balik untuk melarutkan asam lemak bebasnya. Setelah dingin larutan minyak dititrasi
dengan 0,1 N larutan KOH standar memakai indikator PP. Titik akhir titrasi tercapai apabila terbentuk
warna merah muda yang tidak hilang selama setengah menit.
c. Analisis bilangan penyabunan
Analisis bilangan penyabunan pada minyak kelapa yang dibuat secara enzimatik dilakukan dengan
menimbang teliti minyak 3 gram dalam erlenmeyer 200 ml. Kemudian 3 gram sampel minyak
dilarutkan dalam 50 ml larutan KOH alkoholis. Larutan selanjutnya ditutup dengan pendingin balik
dan didihkan dengan hati-hati (dengan penangas air) selama 30 menit. Setelah didinginkan dan
ditambah dengan beberapa indikator PP dan kelebihan larutan KOH 0,5 N ini dititrasi dengan larutan
standar 0,5 N HCL. Untuk kelebihan larutan KOH ini diperlukan blanko yaitu prosedurnya sama
tetapi tanpa minyak.
d. Analis bilangan iod
Sampel minyak kelapa ditimbang sebanyak 1 gram dalam erlenmeyer bertutup, kemudian
ditambahkan 20 ml kloroform dan 25 ml larutan wijs dan dibiarkan di tempat yang gelap selama 30
menit dan digoyang beberapa kali. Setelah 30 menit ditambahkan 25 ml KI 10% dan 100 ml aquades
yang sebelumnya telah didihkan dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N hingga larutan
kuning pucat, kemudian ditambahkan larutan amilum 2 ml, titrasi dilanjutkan hingga warna biru
hilang. Larutan blanko dibuat dari 25 ml larutan wijs dan ditambahkan KI 10% diencerkan dengan
100 ml aaquades yang telah didihkan dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat.
8
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah minyak kelapa yang dihasilkan dengan cara enzimatis dengan menggunakan sari bonggol nanas
ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Minyak Kelapa dengan Berbagai Variasi Volume Santan Kelapa danSari Bonggol
Nanas
Semakin banyak volume sari bonggol nanas yang digunakan maka semakin banyak minyak yang dihasilkan.
Penambahan volume sari bonggol nanas yang bervariasi pada pembuatan minyak kelapa mengakibatkan
konsentrasi pada setiap variasi juga berbeda,semakin banyak volume sari bonggol nanas yang ditambahkan
pada pembuatan minyak kelapa maka konsentrasinya semakin besar. Pada penelitian yang telah dilakukan,
volume sari bonggol nanas yang optimum adalah 600 ml,selanjutnya pada volume 800 ml rendemen minyak
menurun. Konsentrasi enzim disebut optimum apabila pada penambahan enzim dengan konsentrasi
tertentu menghasilkan minyak kelapa yang optimum. Selanjutnya hasil pembuatan minyak kelapa yang
diperoleh secara enzimatis menggunakan sari bonggol nanas dilakukan analisis terhadap kadar air,bilangan
asam,bilangan penyabunan,dan angka iod.
Analisis kadar air pada minyak kelapa sangat penting untuk menduga ketahanan minyak tersebut.
Kadar air dalam minyak kelapa sangat mempengaruhi mutu minyak kelapa yang dibuat secara fermentasi
enzim,minyak yang berkadar air tinggi cenderyng memiliki masa simpan yang pendek (Sumardji dkk,1997).
Hasil penelitian kadar air disajikan dalam gambar 2.
9
10
Gambar 2. Hasil analisis kadar air minyak kelapa yang dibuat secara enzimatis dengan penambahan sari
bonggol nanas dengan waktu 48 jam.
Berdasarkan hasil yang analisis terlihat pada gambar 3,nampak dengan bertambahnya volume sari
bonggol nanas,maka akan semakin banyak enzim yang digunakan dalam fermentasi semakin besar hidrolisis
trigliserida yang terjadi akibat kerusakan minyak atau lemak (Andriani,dkk,1992). Dari keempat hasil analisis
bilangan asam dalam minyak kelapa yang dibuat secara fermentasi enzim bromelin dari sari bonggol nanas
tersebut yang memenuhi karakteristik fisika kimia minyak kelapa hanyalah data 1,2,3 sedangkan data ke
empat dengan perbandingan volume 800:800 melampaui karakteristik fisika kimia minyak kelapa yaitu
0,696.
Peningkatan bilangan asam terkait dengan peningkatan kadar air. Kadar air yang semakin tinggi
mempercepat hidrolisis minyak kelapa,sehingga menghasilkan asam-asam lemak bebas (Raharja dan
Maya,Vol 18(2)). Kadar air berperan dalam proses oksidasi dan hidrolisis minyak akhirnya dapat
menyebabkan ketengikkan.
Kadar air yang lebih tinggi pada perbandingan volume santan : sari bonggol nanas = 800 : 800, diduga
berperan dalam pembentukkan asam lemak yang tinggi,yang disebabkan oleh sejumlah air.
10
11
Reaksi hidrolisis yang terjadi dalam minyak dituliskan dalam persamaan berikut :
Bilangan penyabunan dapat dinyatakan dalam jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1
gram minyak atau lemak (Ketaren,1986). Minyak yang memiliki bobot molekul rendah akan memiliki
bilangan penyabunan yang lebih tinggi daripada minyak yang memiliki berat molekul tinggi
(Andriani,dkk,1992). Reaksi penyabunan yang terjadi dituliskan dalam persamaan reaksi berikut. Hasil
analisis bilanganpenyabunan minyak kelapa yang dihasilkan dengan cara fermentasi enzim menggunakan
sari bonggol nanas disajikan pada gambar 4.
Analisis bilangan penyabunan pada minyak kelapa yang dibuat dengan fermentasi enzim digunakan
untuk menentukan berar molekul dari minyak kelapa itu sendiri. Berdasarkan gambar 4 terlihat bahwa
semakin tinggi volume sari bonggol nanas bilangan penyabunan akan sedikit mengalami peningkatan.
Minyak yang memiliki berat molekul rendah akan memiliki bilangan penyabunan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak yang memiliki berat molekul tinggi (Andriani,dkk,1992). Menurut Ketaren
11
12
(1986) angka penyabunan dalam minyak dipengaruhi oleh adanya senyawa-senyawa yang tak tersabunkan
dalam minyak seperti sterol,pigmen,hidrokarbon dan tokoferol yang dapat mengurangi kekuatan oksidasi
terhadap ikatan tidak jenuh asam lemak. Karena bilangan penyabunan sedikit mengalami
peningkatan,berarti minyak hasil fermentasi tersusun dari trigliserida dengan berat molekul yang sama.
Dengan demikian banyak yang dihasilkan memiliki berat molekul rendah.
Ketidakjenuhan minyak diketahui dari angka iodin dan minyak kelapa tergolong idak jenuh
(Santoso,dkk,2008). Asam lemak tidak jenuh mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa yang
jenuh. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan jenuh.
Bilangan iod dapat dikatakan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh 100 gram minyak atau lemak
(Ketaren,1986). Dalam penelitian ini,analisis ini menggunakan metode wijs.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Gambar 5. Hasil analisis bilangan iod minyak kelapa waktu optimum 2 hari.
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan enzim pada pembuatan minyak
kelapa secara fermentasi enzim menggunakan sari bonggol nanas dengan waktu 48 jam maka semakin tinggi
angka iodnya. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak
jenuh. Kenaikkan bilangan iod bukan bertambahnya ikatan rangkap pada minyak tetapi karena telah
terpisahnya senyawa-senyawa non minyak yang mengandung ikatan rangkap seperti
polimer,protein,hidrokarbon,glikosida dan bera karoten. Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh
Selfiwati (2003). Hasil analisis bilangan iod yang diperoleh hanya perbandingan volume santan : sari bonggol
nanas 800:200 yang sesuai dengan APCC standar VCO yaitu 5,8 gram iod / 100 gram minyak.
12
13
Bab V
Simpulan
Volume optimal dalam pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi enzim menggunakan sari
bonggol nanas hasil yang optimal yaitu sebanyak 97 ml dengan perbandingan volume santan : sari bonggol
800 ; 600. Hasil analisis kadar aur yang memenuhi standar APCC Virgin Coconut Oil (VCO) yaitu maksimal 0,5.
Dari keempat hasil analisis bilangan asam yang telah dilakukan yang memeuhi karakteristik fisika kimia
minyak kelapa hanyalah data1,2,3. Analisis bilangan penyabunan memenuhi kriteria karakteristik fisika-kimia
adalah 248-265, sedangkan data ke empat dengan perbandingan santan : sari bonggol nanas 800:800 tidak
terasuk dalam kriteria sifat fisika,kimia minyak kelapa yaitu 276,242. Hasil analisis bilangan iod yang
diperoleh,hanya perbandingan volume santan : sari bonggol nanas 800:200 yang sesuai dengan APCC
standar VCO yaitu maksimal 11 gram iod / 100 gram minyak.
13
14
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Effendi,arneka meida dkk.2012. Optimalisasi penggunaan enzim bromelin dari sari bonggol nanas
dalam pembuatan minyak kelapa. Semarang : Indonesian jurnal of chemical science (oleh Fakultas
FMIPA Universitas Negeri Semarang)
2. Ketaren,S.1986.Pengantar teknologi minyak dan Lemak Pangan.Jakrta:UI Press
3. Selfiawati,Evi.2003.Kajian Proses Degumming dan netralisasi pada pemurnian minyak goreng
bekas.Bogor: Sripsi FTP IPB.
4. Andriani,M.,Setyaningrum,A.,Godras,J.M.,1992,Pengaruh terhadap rendemen dan mutu virgin
coconut oil : Jurnal kimia dan teknologi UNS: Solo.
5. Kurniawan,F.2008.Sari Buah Nanas Kaya Manfaat Alternatif meningkatkan Nilai Ekonomis Hasil
Panen. Sinar Tani.
14
15
15