Asuransi Liability
-
Upload
yumna-nur-khotimah -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
Transcript of Asuransi Liability
MAKALAH
ASURANSI LIABILITY
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Manajemen Asuransi Pengangkutan’
Dosen Pengampu : Edi Supardi, SE., MM
Disusun oleh :
Yumna Nur Khotimah
6134010
JURUSAN DIPLOMA IV LOGISTIK BISNISPOLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mengacu kepada pengertian asuransi sendiri dalam Undang-Undang No.2
Tahun 1992 tentang usaha perasuransian adalah kontrak perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana pihak penanggung (insurer) mengikatkan diri kepada pihak
tertanggung (insured) dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
pergantian kepada tertanggung (insured) karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung (insured), yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Perusahaan atau pihak yang memiliki resiko atas suatu barang atau jasa disebut
‘tertanggung’ atau insured. Dan perusahaan atau pihak yang memiliki keahlian dan
menanggung resiko disebut ‘penanggung’ atau insurer. Kontrak perjanjian antara
dua pihak atau lebih ini disebut kebijakan yang menjelaskan setiap istilah dan
kondisi yang dilindungi. Sedangkan premi adalah biaya yang dibayarkan oleh
tertanggung (insured) kepada penanggung (insurer) untuk resiko yang ditanggung.
Untuk menjamin tanggung jawab hukum terhadap kerugian yang dialami pihak
ketiga baik berupa kerugian materiil harta benda (property damage) maupun cidera
badan (bodily injury) yang disebabkan oleh suatu peristiwa sehubungan dengan
kegiatan usaha atau aktivitas tertanggung (insured) disebut dengan asuransi liability
atau umumnya dikenal sebagai Comprehensive General Liability Insurance atau
asuransi tanggung gugat.
Dalam asuransi liability dikenal istilah pihak ketiga (third party), yaitu pihak
yang tidak termasuk dalam kategori pihak pertama (tertanggung) dan pihak kedua
(penanggung).
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
asuransi liability khususnya untuk kegiatan logistik.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah :
1) Apa yang dimaksud dengan asuransi liability ?
2) Apa kerugian yang dijamin dalam asuransi liability ?
3) Apa saja hal yang menyebabkan tuntutan hukum dari pihak ketiga ?
4) Apa saja pembelaan yang dapat dilakukan dalam klaim liability ?
5) Apa saja jenis-jenis jaminan dalam asuransi liability ?
6) Apa saja jenis-jenis asuransi liability dalam kegiatan logistik ?
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, adalah :
1) Mengetahui tentang asuransi liability.
2) Mengetahui kerugian yang dijamin dalam asuransi liability.
3) Mengetahui hal-hal yang menyebabkan tuntutan hokum dari pihak ketiga.
4) Mengetahui pembelaan yang dapat dilakukan dalam klaim liability.
5) Mengetahui jenis-jenis jaminan dalam asuransi liability.
6) Mengetahui jenis-jenis asuransi liability dalam kegiatan logistik.
I.4 Cara Memperoleh Data
Adapun cara memperoleh data dalam penulisan makalah ini adalah :
1) Studi Kepustakaan, yaitu dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari
kumpulan-kumpulan artikel dari internet yang berkaitan dengan asuransi
liability.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN ASURANSI LIABILITY
Asuransi liability adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan
perlindungan bagi tertanggung (insured) terhadap resiko yang timbul karena adanya
tuntutan hukum dari pihak ketiga atau juga bisa disebut sebagai asuransi yang
menjamin tanggung jawab hukum terhadap kerugian yang dialami pihak ketiga baik
berupa materiil harta benda (property damage) maupun cidera badan (bodily injury)
yang disebabkan oleh suatu peristiwa atau kejadian sehubungan dengan kegiatan
usaha atau aktivitas tertanggung. Pihak ketiga disini adalah semua pihak selain pihak
pertama dan pihak kedua. Pihak pertama adalah pihak yang menutup asuransi /
pembeli asuransi atau biasa disebut sebagai pihak tertanggung. Dan pihak kedua
adalah pihak yang menjamin resiko pihak pertama atau biasa disebut sebagai pihak
penanggung.
II.2 KERUGIAN YANG DIJAMIN DALAM ASURANSI LIABILITY
Ada beberapa kerugian yang dapat dijamin oleh asuransi liability yaitu antara lain :
1) Third Party Property Damage
Adalah klaim atas kerugian berupa materiil harta benda yang dialami pihak
ketiga, meliputi ganti rugi atas :
Biaya perbaikan (cost of repair)
Biaya pembangunan kembali (cost of reinstatement)
Biaya kehilangan uang sewa (loss of rent)
Biaya kehilangan pendapat selama masa perbaikan (direct
consequential loss)
2) Third Party Bodily Injury
Adalah klaim atas cidera badan, kematian atau cacat tetap yang dialami pihak
ketiga, meliputi ganti rugi atas :
Biaya pengobatan (medical care and related expenses)
Santunan kematian (death benefit)
Santunan cacat tetap (permanent physical disability or disfigurement)
Kehilangan pendapatan sementara karena tidak mampu bekerja
Kehilangan pekerjaan atau pendapatan tetap atau selamanya tidak
mampu bekerja akibat kecelakaan fatal, kematian, atau cacat tetap.
Kehilangan kesempatan sosialisasi, pendidikan, training, rekreasi, atau
kesempatan khusus lainnya.
Kerugian yang bersifat emosional, stress, kehilangan akal, depresi,
malu, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hubungan
kekeluargaan seperti merawat anak, keguguran atau kekerasan seksual,
dan lain-lain.
Pencemaran nama baik, pembunuhan karakter, karir, politik, dll.
3) Defense Cost dan Expenses
Adalah biaya pemberian klaim, seringkali merupakan komponen klaim yang
paling besar dari klaim tuntutan pihak ketiga yang biasanya terdiri dari :
Biaya pengacara dalam menjawab somasi, mewakili perusahaan baik di
pengadilan maupun di luar pengadilan.
Biaya pengadilan atau beracara di pengadilan mulai dari tingkat rendah
(pengadilan negeri) sampai tingkat supremecourt (Mahkamah Agung).
Biaya saksi-saksi, laboiratorium, surveyors, penyelidikan, investigasi
yang dianggap perlu untuk pembelaan klaim.
Biaya-biaya negosiasi, mediasi, arbitrasi untuk penyelesaian klaim.
II.3 HAL-HAL YANG MENYEBABKAN TUNTUTAN HUKUM PIHAK KETIGA
Adapun berikut adalah hal-hal yang menyebabkan tuntutan hukum dari pihak
ketiga sehingga menjadi dasar adanya asuransi liability, ialah :
a) Kelalaian (Neglience)
b) Gangguan (Nuisance)
c) Pelanggaran hak milik orang lain (Trespass)
d) Pelanggaran hokum atau perundang-undangan (Breach of statutory duty)
e) Strict Liability
f) Vicarious Liability
g) Tanggung jawab hokum berdasarkan kontrak (contractual liability)
h) Pencemaran nama baik
II.4 PEMBELAAN DALAM KLAIM LIABILITY
Dalam setiap tuntutan tanggung jawab hukum pihak ketiga selalu ada cara untuk
melakukan pembelaan. Pembelaan disini dimaksudkan untuk mengurangi kewajiban
hokum (kompensasi) atau menghindari tanggung jawab hokum. Pembelaan yang
dapat dilakukan antara lain :
1) Kecelakaan Yang Tidak Dapat Dihindari (Inevitable Accident)
Dalam pernyataan menurut Stanley V. Powell (1891), bahwa apabila tergugat
dalam usahanya menembak seekor burung namun secara tidak sengaja
menembak penggugat karena pelurunya memantul dari pohon. Dinyatakan tidak
bersalah, karena semua cedera yang terjadi bukan merupakan kesalahan
siapapun.
2) Vis Major - Act of God (Penyebab Alam)
Merupakan kejadian diluar campur tangan manusia serta tidak dapat dicegah
dengan sejumlah kehati-hatian maupun diperkirakan. Ini termasuk tornado,
badai, banjir, angin topan, letusan gunung berapi, tsunami, dan lain-lain.
3) Darurat / Keharusan (Emergency / Necessity)
Dalam situasi tertentu tindakan seseorang tidak dapat dianggap sebagai
kelalaian, karena ia bertindak secara cepat dalam usaha untuk mencegah suatu
peristiwa yang membahayakan. Standard kehati-hatian tergugat diadili dengan
mempertimbangkan apa yang akan dilakukan manusia normal dalam keadaan
yang sama.
4) Pembelaan Pribadi (Private Defence)
Misalnya menurut Scott V. Shepherd (1773), A melempar petasan yang menyala
ke sebuah pasar lalu petasan tersebut jatuh di dekat B yang kemudian
memungutnya dan melemparkannya dalam rangka melindungi dirinya,
kemudian mendarat dekat C, yang juga melakukan hal yang sama lalu petasan
itu kemudian mengenai D dan meledak. A dinyatakan memiliki tanggung gugat,
tetapi B dan C dianggap telah berlaku wajar.
5) Wewenang Perundang-Undangan
Bebarapa undang-undang memberikan wewengan kepada beberapa aktivitas
yang seharusnya merupakan pelanggaran tort, terutama dalam hal gangguan.
Akan tetapi ada 2 prinsip dasar dalam penerapan umum, yaitu kekebalan hanya
akan diperluas pada tort yang relevan secara khusus dan kekebalan terhadap
gangguan tidak mengijinkan aktivitas dilakukan secara lalai.
6) Persetujuan dan Kepuasan (Accord dan Satisfaction)
Untuk kasus pelanggaran yang diselesaikan di luar pengadilan, persetujuan dan
kepuasan ini membebaskan tergugat dari tanggung gugat lebih lanjut dan jika
proses pengadilan dimulai dapat digunakan sebagai pembelaan. Dalam kasus
yang melibatkan minor, persetujuan pengadilan biasanya dibutuhkan.
7) Kelalaian Bersama (Contributory Neglience)
Sebelum adanya Law Reform Act 1945, kelalaian bersama merupakan
pembelaan penuh untuk kelalaian artinya jika penggugat terbukti turun
berkontribusi dalam kelalaian maka ia tidak memperoleh penggantian sama
sekali. Tetapi setelah adanya peraturan tersebut, kerugian tetap diganti dengan
dikurangi sesuai proporsi kesalahan penggugat.
8) Res Judicata
Yaitu penggugat penggugat tidak dapat menuntut dengan dasar tuntutan yang
sama lebih dari sekali. Sekali penggugat telah mendapatkan keputusan di
pengadilan, ia tidak dapat menuntut orang sama dua kali untuk cedera yang
sama walaupun cedera itu bertambah parah.
II.5 JENIS-JENIS JAMINAN ASURANSI LIABILITY
Jenis-jenis asuransi liability pada umunya cukup bervariasi, akan tetapi beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Public Liability Insurance
Menjamin tuntutan hukum dari pihak ketiga atas kelalaian yang dilakukan oleh
pihak tertanggung ketika sedang melakukan kegiatan usahanya, yang
mengakibatkan pihak ketiga mengalami cedera tubuh dan atau
kerusakan/kerugian terhadap barang miliknya.
Obyek pertanggungan dalam public liability insurance, yaitu tuntutan
hukum dari pihak ketiga akibat kegiatan usaha tertanggung.
Resiko-resiko yang dijamin dalam public liability insurance, yaitu tuntutan-
tuntutan hokum dari pihak ketiga, termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan pembelaan (defense cost).
Resiko-resiko yang tidak dijamin dalam public liability insurance, yaitu :
- Hal-hal yang berhubungan dengan unsur kesengajaan.
- Perang, terrorisme, dan kerusuhan.
- Hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan yang bersifat penalty dan
hukuman.
- Produk liability termasuk produk recall.
- Completed operation work.
- Radioaktif.
- Workmen’s compensation dan employers liability.
- Asbestos.
- Automobile liability.
- Aircraft dan watercraft liability
- Profesional liability
- Property dalam unsur pengawasan atau kepemilikan tertanggung.
b) Workmen’s Compensation Insurance
Menjamin tuntutan hokum dari pihak karyawan ketika sedang melakukan
kegiatan usaha dari pemilik pekerjaan, dimana pihak karyawan tersebut
mengalami cedera tubuh termasuk kematian. Asuransi ini mirip dengan asuransi
tenaga kerja yang diwajibkan oleh pemerintah yang dikenal dengan jamsostek.
Obyek pertanggungan dalam workmen’s compensation insurance , yaitu
tuntutan hokum dari pihak karyawan akibat kegiatan usaha tertanggung.
Resiko-resiko yang dijamin dalam workmen’s compensation insurance ,
yaitu tuntutan hokum dari pihak karyawan termasuk biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pembelaan (defense cost).
Resiko-resiko yang tidak dijamin dalam workmen’s compensation
insurance, yaitu :
- Hal-hal yang berhubungan dengan unsur kesengajaan.
- Perang, terorisme, dan kerusuhan.
- Hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan yang bersifat penalty dan
hukuman.
- Radioaktif
- Asbestos
c) Employer’s Liability Insurance
Employer’s liability insurance hampir sama dengan workmen’s compensation
insurance yang membedakannya adalah jikapada employer’s liability insurance
harus bias dibuktikan bahwa pihak pemilik pekerjaan memang melakukan suatu
kelalaian, sedangkan pada workmen’s compensation insurance tidak perlu
dibuktikan kelalaian yang dialakukan oleh pihak pemilik pekerjaan tersebut.
Obyek pertanggungan dalam employer’s liability insurance yaitu tuntutan
hokum dari pihak karyawan akibat kelalaian tertanggung dalam melakukan
kegiatan usahanya.
Resiko-resiko yang dijamin dalam employer’s liability insurance yaitu
kerugian yang muncul sebagai akibat tuntutan hokum dari pihak ketiga
termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pembelaan
(defense cost).
Resiko-resiko yang tidak dijamin dalam employer’s liability , yaitu :
- Hal-hal yang berhubungan dengan unsur kesengajaan.
- Perang, terrorisme, dan kerusuhan.
- Hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan yang bersifat penalty dan
hukuman.
- Produk liability termasuk produk recall.
- Workmen’s compensation dan employers liability.
- Asbestos..
- Aircraft dan watercraft liability
- Profesional liability
- Property dalam unsur pengawasan atau kepemilikan tertanggung.
d) Automobile Liability Insurance
Menjamin tuntutan hukum dari pihak ketiga atas kelalaian yang diakibatkan atas
penggunaan kendaraan bermotor yang dilakukan oleh pihak tertanggung,
dimana pihak ketiga mengalami cedera tubuh dan atau kerusakan, kerugian
terhadap barang miliknya.
Obyek pertanggungan dalam automobile liability insurance yaitu tuntutan
hokum dari pihak ketiga akibat kelalaian tertanggung dalam mengoperasikan
kendaraannya.
Resiko-resiko yang dijamin dalam automobile liability insurance yaitu
tuntutan hokum dari pihak ketiga termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan pembelaan (defense cost).
Resiko-resiko yang tidak dijamin dalam employer’s liability , yaitu :
- Hal-hal yang berhubungan dengan unsur kesengajaan.
- Perang, terrorisme, dan kerusuhan.
- Hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan yang bersifat penalty dan
hukuman.
- Produk liability termasuk produk recall.
- Radioaktif.
- Workmen’s compensation dan employers liability.
- Asbestos.
- Aircraft dan watercraft liability
- Profesional liability
- Property dalam unsur pengawasan atau kepemilikan tertanggung.
e) Directors and Officers (D&O) Legal Liability
D&O insurance ditujukan untuk memberikan perlindungan bagi eksekutif dan
officer di perusahaan agar terbebas resiko dari pengambilan keputusan bisnis
yang mereka lakukan dimana pihak ketiga dapat menuntutnya.
Obyek pertanggungan dalam D&O insurance yaitu tuntutan hukum dari
pihak ketiga akibat keputusan-keputusan yang dibuat oleh pihak eksekutif
dan officer perusahaan tersebut ketika melakukan kegiatan usahanya.
Resiko-resiko yang dijamin dalam automobile liability insurance yaitu
tuntutan hukum dari pihak ketiga termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan pembelaan (defense cost).
Resiko-resiko yang tidak dijamin dalam employer’s liability , yaitu :
- Hal-hal yang berhubungan dengan unsur kesengajaan.
- Hal-hal yang berhubungan dengan penyuapan.
- Majority shareholder.
- Profesional indemnity
- Perang, terorisme
- Radioaktif dan populasi.
- Tuntutan yang mengarah kepada cedera badan atau kerusakan/kerugian
property.
II.6 JENIS-JENIS ASURANSI LIABILITY DALAM LOGISTIK
Ada beberapa jenis asuransi liability yang berkaitan dengan dunia logistik,
diantara lain :
a. Port Authority Liability
Port authority dibentuk berdasarkan undang-undang maupun peraturan daerah,
dimana segala tugas dan tanggung jawab dari port authority dicatumkan secara
jelas. Fasilitas dan tanggung jawab masing-masing port authority bervariasi
tergantung kepada tipe masing-masing pelabuhan. Kebutuhan akan cover asuransi
untuk pelabuhan yang hanya mengatur kapal-kapal nelayan akan sangat berbeda
dengan pelabuhan komersial yang besar. Sebagian dari aktivitas pelabuhan dapat
dijamin oleh jenis asuransi tertentu dan sebagian lainnya belum ada cover
asuransinya. Khusus untuk third party liability, resiko yang umumnya dihadapi
adalah kehilangan atau kerusakan atas kargo, pencurian, serta kematian atau
cedera badan dari para pekerja.
Secara umum luas jaminan tersebut, meliputi :
Customer Liability, yaitu tanggung jawab hukum atas kargo dan property
(termasuk kapal) milik pengguna jasa. Dalam hal ini termasuk didalamnya
menjamin consequential loss.
Terminal Operator Liability, yaitu memberikan ganti rugi terhadap tanggung
jawab akan kerusakan atau kerugian pihak ketiga seperti property, cedera
badan, biaya pembelaan dan biaya timbul akibat kegiatan usaha tertanggung
sebagai operator pelabuhan.
Ship Repair Liability, yaitu memberikan ganti rugi terhadap tanggung jawab
akan kerusakan kapal, mesin atau peralatan saat perbaikan, dan kerugian pihak
ketiga yang timbul dalam operasi memperbaiki kapal selama berada di dalam
shioyard tertanggung.
Asuransi Tanggung Jawab Hukum Penyewa Kapal (Charterers Legal
Liability), yaitu memberikan jaminan kerugian akibat tuntutan hukum pihak
ketiga yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum tertanggung sebagai
penyewa kapal. Jaminan kerugian atas kegiatan yang di asuransikan,
diantaranya :
a) Jaminan terhadap kerusakan fisik kapal.
b) Jaminan terhadap penyewaan dan denda biaya kelebihan waktu pakai.
c) Jaminan terhadap hilang atau rusaknya muatan/kargo.
d) Jaminan terhadap pembongkaran muatan/kargo.
e) Jaminan terhadap kematian, cedera fisik, dan sakit.
f) Jaminan terhadap polusi.
g) Jaminan terhadap pemindahan bangkai kapal.
h) Jaminan terhadap denda.
i) Jaminan terhadap biaya lainnya.
Errors and Omissions, yaitu kerugian finansial yang diderita oleh pengguna
jasa sebagai akibat dari kesalahan pengiriman, delay, serta wanprestasi kontrak
perjanjian.
Denda, yang berkaitan dengan pungutan pajak serta bea cukai.
b. Freight Forwarder Liability
Freight forwarder adalah jasa ekspedisi angkutan laut dan merupakan jasa yang
berhubungan dengan penerimaan, angkutan, pengkosolidasian, penyimpanan,
penyerahan, distribusi barang, beserta jasa tambahan dan jasa pemberian nasehat
yang terkait dengannya, termasuk kegiatan kepabeanan dan perpajakan,
pembayaran tagihan atau dokumen yang berhubungan dengan barang tersebut.
Freight forwarders bertanggung jawab terhadap barang-barang pihak ketiga
(cargo) yang berada dalam penanganan dan pengawasannya (care, custodyand
control) agar aman dan selamat sampai tujuan. Oleh karena itu melibatkan banyak
sekali pihak-pihak yang terkait dari mulai pemilik barang, sub-kontraktor, pihak
angkutan darat, pihak pekerja bongkar muat, pelabuhan, pihak pelayaran, bea
cukai, dan pihak ketiga lainnya. Karena banyak pihak yang terlibat, maka
kemungkinan memunculkan banyak klaim. Klaim dapat timbul kontrak
pengangkutan, bill of lading atau airway bill, kontrak pergudangan, maupun
tanggung gugat hokum pihak ketiga lainnya yang mungkin timbul dari suatu
peristiwa kecelakaan pengangkutan.
Freight forwarders liability insurance menjadi pensyaratan wajib bagi
perusahaan yang beroperasi di bidang jasa freight forwarders, namun di Indonesia
belum merupakan keharusan terkecuali jika mereka dipersyaratkan dalam suatu
kontrak atau keagenan dengan perusahaan asing.
Polis freight forwarder liability insurance memberikan jaminan yang lengkap
untuk segala aktivitas jasa pengangkutan barang, tidak hanya terbatas pada
jaminan atas kerugian dan kerusakan kargo tetapi juga menjamin
consequential loss, missdelivery, delay, fines & duties, dan jaminan terhadap
third party legal liability yang dibagi dalam 4 kelompok jaminan, yaitu :
1) Cargo and Related Libilities
Menjamin tanggung gugat hukum terhadap kerugian atau kerusakan
kargo yang berada dalam penanganan atau pengawasan freight forwarder
sesuai dengan kontrak pengangkutan atau konvensi pengangkutan
internasional :
a. Kerusakan atau kerugian fisik pada kargo.
b. Kerusakan atau kerugian fisik pada kapal atau peralatan pihak ketiga.
c. Kerugian lanjutan atau biaya-biaya ekstra (direct consequential loss)
sebagai akibat dari kerusakan atau kerugian a dan b.
d. Kesalahan pengiriman, penyerahan kargo dan keterlambatan karena
kelalaian dalam menjalankan SOP.
e. Kontribusi biaya GA yang tidak bisa diperoleh dari klien.
2) Third Party Liability
Menjamin tanggung gugat hukum terhadap cedera badan atau kerusakan
harta benda pihak ketiga akibat suatu kecelakaan dalam pengangkutan
atau kegiatan freight forwarder.
a. Cedera badan pihak ketiga.
b. Kerusakan atau kerugian harta benda pihak ketiga.
c. Kerugian lanjutan atau biaya-biaya ekstra yang diderita pihak ketiga
sebagai akibat dari a dan b.
3) Liability for Fines & Duty
Menjamin tanggung gugat hukum terhadap biaya-biaya denda akibat
pelanggaran aturan kepabeanan atau regulasi yang berlaku sehubungan
dengan :
a. Ekspor-Impor kargo.
b. Peralatan yang digunakan untuk pengangkutan atau handling kargo.
c. Keimigrasian.
d. K3 (safety of working conditions).
4) Claims Expenses
Menjamin biaya-biaya perkara dan pengacara dalam proses klaim dan
penyelesaian klaim, biaya-biaya tersebut dapat meliputi :
a. Biaya-biaya surveyor, lawyer, or expert.
b. Biaya-biaya untuk memusnahkan kargo.
c. Biaya-biaya karantina, fumigasi, disinfektan (selain untuk prosedur
normal).
Selain 4 kelompok jaminan diatas, berikut adalah jaminan-jaminan freight
forwarder liability insurance lainya :
Biaya ganti rugi freight forwarder liability insurance yaitu sesuai dengan
konvensi internasional yang dicantumkan dalam kontrak pengangkutan. Bill
of Landing untuk pengangkutan laut dan Airway Bill untuk pengangkutan
udara. Dalam hal pengangkutan kargo melalui laut, terdapat 4 konvensi
internasional yang berlaku, yaitu:
1. The limit under Hague Rules 1924 – Pounds 100 per package or unit,
Pounds 100 being the amount to Pounds 100 gold value.
2. The limit under Hague-Visby Rules 1968 – 10,000 Poincare Francs per
package or unit or 30 Poincare Francs per kilo of gross weight,
whichever is higher.
3. The limit under Hamburg Rules 1978 – 2.5 Special Drawing Rights
(SDR) per kg or 835 SDRs per package or shipping unit.
4. The limit under SDR Protocol 1979 – 2 SDRs per kg or 666.67 SDRs per
package, whichever is higher.
Sedangkan untuk pengangkutan udara diatur dalam Warsaw Convention
1929 – 250 French Gold Francs per kilogram atau sekitar 51.9230 USD per
kilogram. Jika Berat Maksimum yang diperkenankan untuk container 20 Feet
adalah 20 Ton dan untuk kontainer 40 feet adalah 28 Ton dengan memakai
SDR Protocol 1979 yang umum dipakai, dengan kurs 1 SDR = 1.53 USD
maka akan diperoleh batas maksimum ganti rugi sebesar US$ 61,200 s/d US$
85,680 per kontainer.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Musjab. 2012. “ Konsep Dasar Asuransi Liability. “ http://ahliasuransi.com/konsep-
dasar-asuransi-liability/. [8 Maret 2016]
Wikipedia. 2016. “ Asuransi Tanggung Gugat. “
https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_tanggung_gugat. [12 Maret 2016]
DKT-News. 2014. “ Asuransi Tanggung Gugat – Liability Insurance. “
http://www.asuransi.dkt-news.com/2014/08/asuransi-tanggung-gugat-liability.html. [12
Maret 2016]
Erixon Shite. 2013. “ Mengenal Asuransi Tanggung Gugat. “
http://erixonsihite.blogspot.co.id/2013/06/mengenal-asuransi-tanggung-gugat.html. [12
Maret 2016]
Imam Musjab. 2013. “ Port Authority Liability. “ http://ahliasuransi.com/port-authority-
liability/. [12 Maret 2016]
Imam Musjab. 2010. “ Freight Forwarders Liability Insurance. “
http://ahliasuransi.com/freight-forwarders%E2%80%99-liability-insurance-apa-mengapa/.
[12 Maret 2016]
Gaby Young. 2013. “ Mengenal Freight Forwarders Liability Insurance Part 1. “
http://mitracaonline.com/?p=26370. [12 Maret 2016]