Askep Hipertiroid
-
Upload
sickhaulfah -
Category
Documents
-
view
126 -
download
11
description
Transcript of Askep Hipertiroid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertiroid
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang
mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000)
Hipertiroid dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan. (Price dan Wilson: 337)
Hipertiroid adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis dan hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin)
Berbagai sumber mendefinisikan hipertiroid sebagai berikut:
1. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi
yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
2. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang
merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
3. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
4. Suatu keadaan dimana adanya out put hormon tiroid yang berlebihan, merupakan suatu
kelompok sindroma yang disebakan oleh peningkatan hormon tiroid / tiroksin yang tidak
terikat dalam sirkulasi darah.
B. Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid
1. Struktur
1
Kelenjar Tiroid terdiri dari Folikel sferik dg diameter 50-500 µmeter. Terletak dibawah
anterior leher yang terdiri dari sel folikuler dan para folikuler. Sel folikuler menghasilkan
hormon T4 (tiroksin) dan T3 (triodotironin).
Sel parafolikuler menghasilkan hormon tyrokalsitonin (calsitonin) yang berperan dalam
pengaturan kalsium.
Hormon Tiroid:
Merupakan hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar Metabolisme
tubuh.Sel yang mensintesis hormon Tiroid adalah Tiroksin (T4; prohormon) dan
Triidotironin (T3;hormon aktif). T3 dan T4 disimpan dalam keadaan terikat dengan
glikoprotein,tiroglobulin, didalam koloid dari folikel. Tiroglobulin disintesis di robusum
sel kelenjar tiroid & asam amino. Hormon T3 & T4 , dilepas sekitar o,1 & 1-3 mmol.
Tirotropin TSH berasal dari Adenohipofisis, hormon ini mempunyai peran dalam
pengatur kelenjar tiroid (masenjer kedua), dan merangsang pelepasan T3 & T4 dari
koloid.
Tahapan pembentukan Hormon Tiroid
2
1. Penangkapan iodin dan oksidasi iodin
2. Pembentukan tiroglobulin
3. Organifikasi tiroglobulin (iodin berikatan dengan tryosylmoities pada tiroglobulin
untuk membentuk 3 monoiodintirosin & 3,5 –diioditirosin)
4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 & T3
5. Hormon disimpan dlm sel- sel folikuler berikatan dg tiroglobulin
6. Dengan stimulasi yg cukup proteolisis memisahkan T4 & T3 dari tiroglobulin
7. T3 & T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang
Metabolisme Hormon T3 Dan T4
Hormon T3, dua sampai empat kali lebih poten dari hormon T4, bekerja lebih cepat
mempunyai efek beberapa jam, dalam sirkulasi hanya sekitar 20% yang berasal dari
kelenjar. Tiroid, sekitar 80% berasal dari deiodinasi T4. Oleh sebab itu hormon T3
merupakan hormon efektif dan aktual. Perubahan T3 menjadi T4 (terjadi di hati &
ginjal) dikatalisis oleh 5-deiodinase dalam mikrosom yg mengambil 5-iodin dari
cincin luar T4. Rasio T3 dan T4 dalam plasma 1 : 100 keduanya terikat pada 3 protein yg
berbeda (terutama T4) :
1) Globulin mengikat Tiroksin (TBG) mengangkut dua pertiga dari T4
2) Prealbumin pengikat tiroksin (TBPA)
3) Albumin serum , mengangkut sisa T4. (Hanya sedikit T3 &T4 yg terikat dalam
sirkulasi)
Dalam mempertahankan konsentrasi T3 & T4 tetap konstan diatur oleh TSH sedangkan
sintesis & pelepasannya diransang oleh TRH (Tiroliberin).
Hormon Tiroid
FUNGSI HORMON T3 , T4 DAN TYROKALSITONIN
3
1. Hormon T4 :
Mengatur katabolisme protein, lemak, dan karbohidrat diseluruh sel .
2. Hormon T3 :
a. Mengatur kecepatan metabolik semua sel
b. Mengatur produksi panas tubuh
c. Merupakan antagonis insulin
d. Mempertahankan sekresi growth hormon, maturasi skelet
e. Mempertahankan tonus otot
f. Mempertahankan kekuatan denyut, kekuatan, output jantung
g. Mempengaruhi kecepatan pernapasan,dan penggunaan oksigen
h. Mempertahankan mobilisasi kalsium
i. Mempengaruhi produksi sel darah merah
j. Menstimulasi perubahan lemak, pelepasan asam lemak bebas, dan sintesa
kolesterol
k. Mempengaruhi pertumbuhan somatik dan system saraf.
3. Fungsi hormon Thyrokalsitonin:
a. Menurunkan kadar kalsium dan fosfor serum
b. Menurunkan absorsi kalsium dan fospor di gastrointestinal (GI Tract)
c. Menghambat resorpsi tulang.
C. Klasifikasi Hipertiroid
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
D. Etiologi Hipertiroid
1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya( penyebab yang
berhubungan dengan kelenjar tiroid)
4
2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH
yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan( penyebab yang tidak berhubungan dengan
kelenjar tiroid)
Penyebab Utama :
1. Penyakit Grave
2. Toxic multinodular goitre
3. “Solitary toxic adenoma”
Penyebab Lain
1. Tiroiditis
2. Penyakit troboblastis
3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
4. Pemakaian yodium yang berlebihan
5. Kanker pituitari
6. Obat-obatan seperti Amiodarone
Penyakit Grave (Struma Multinodular Toksik)
Merupakan penyebab tersering dalam kasus hipertiroidisme dalah suatu penyakit
autoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH
pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini yang disebut sebagai immunoglobulin perangsang
tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), yang menyebabkan meningkatnya
pembentukan Hormon Tiroid (HT), namun tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar
HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap
peningkatan kadar HT yang tinggi.
Penyebab penyakit Grave tidak diketahui dengan jelas. namun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah wanita
berusia antara 20 sampai 30 tahun.
Gondok nodular (nodul) adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid
terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi, misalnya pada
5
pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengakti pada
hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga terjadi peningkatan
TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid
biasanya kembali ke normal (contoh pada indvidu hamil mengalami gondok, setelah
melahirkan hilang) . Walaupun kadang-kadang terjadi perubahan yangn irreversibel dan
kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat (tidak selalu) tetap
memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap
mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut “gondok nodular toksik”. Dapat
terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun
jarang.
Penyakit Grave memiliki gambaran klinis sebagai berikut:
a. Adanya pembesaran kelenjar tiroid
b. Biasanya Difus dan simetris & besar >>
c. Bentuk & konsistensi berpariasi
d. Dapat menekan jaringan sekitar
e. Meningkatkan vaskularisasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan terdenganrnya “sistolik
bruit” diatas kelenjar.
Toxic multinodular goitre
Jenis penyakit toxic multinodular goiter ditandai dengan adanya bentuk benjolan pada leher
akibat pembesaran tiroid yang berbentuk seperti biji padat dengan jumlah tertentu, jumlah
benjolan ini bisa satu dengan bentuk satu biji (single nodul) atau lebih dari satu
(multinodular).
“Solitary toxic adenoma’’
Solitary toxic adenoma adalah suatu penyakit autoimun yang biasanya ditandai oleh
produksi autoantibodi yang memiliki kerja milik TSH pada kelenjar tiroid.
E. Tanda dan Gejala Hipertiroid
6
Tanda dan gejala dari penyakit Hipretiroid adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
3. Katekolamin.
4. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
5. terhadap panas, keringat berlebihan
6. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
7. Peningkatan frekuensi buang air besar ( diare)
8. Tidak tahan panas
9. Gangguan reproduksi
10. Gondok, yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus)
12. Cepat letih
13. Tanda bruit
14. Haid sedikit dan tidak tetap
15. Pembesaran kelenjar tiroid
F. Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2. Bebas T4 (tiroksin)
3. Bebas T3 (triiodotironin)
4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
7
INTERPRETASI TES DIAGNOSIS YANG BERHUBUNGAN DG HORMON TIROID
NO JENIS TEST PROSEDUR&PERSIAPAN INTERPRETASI
1 Kadar serum T4 - Sampel darah
-Tanpa persiapan
- Mengukur tiroksin sirkulasi yg
bebas & terikat.
- Nilai normal: 3-7µg/100ml
- Dipengaruhi oleh kehamilan,
estrogen (menyusui),
glukokortikoid,
hipoproteinnemia.
2 Kadar serum T3 - Sampel darah radioassay
- Tanpa persiapan khusus
- Mengukur T3 terikat.
- Nilai normal:100-170µg/100ml
3 TBG - sampel darah
- Tanpa persiapan khusus
- Mengukur kadar TBG, TBG
dpt naik atau turun oleh kondisi
lain & dpt merubah kadar T3
&T4
4 T3 resin Uptake
( T3U)
- Sampel darah diambil, resin
&T3 ditambahkan kedalamnya,
T3 radioaktif akan berikatan
pada tempat yg kosong pd TBG,
jumlah radioaktif radioaktif pada
darah & resin dihitunguntuk
menentukan jumlah T3 yg terikat
pada resin
- Mengukur perubahan kadar
tiroid binding protein(TBG)
- Nilai normal: 25%-30%T3
radioaktifberikatan dg resin.
- Jika tempat ikatan protein
jenuh oleh T4 kadar T3U yg
lebih tinggi menunjukkan
hipertiroidisme, yg rendah
menunjukkan hipotiroidisme
5 Pemeriksaan
tingkat hipofise
TSH radio
immunoassay
- Sampel darah
- Tanpa persiapan khusus
- Mengukur TSH secara
langsung, pengukuran
membantu membedakan
hipertiroidisme primer &
sekunder.
- Nilai meningkat pd
hipertiroidisme primer karena
8
tdk ada control umpan balik
negatif.
6 Tes stimulasi
TSH
Kadar TSH diukur, 500 µg TRH
diberikan 30 menit kemudian
TSH diukur kembali
Normal: TRH meningkatkan
TSH 15-30µg/ml atau
peningkatan 5 m/U diatas nilai
basal, respon datar
menunjukkan hipertiroidime,
rsepon yg hebat menunjukkan
hipertiroidisme primer.
7 Pemeriksaan
tingkat
Tiroid
radioactive
iodine
uptake( RIAU)
- Iodine radioactive dosis kecil
peroral pada 2,6,24 jam.
- Detektor scitilasi ditempatkan
pd derah tiroid & jumlah
radioactive yg terkumpul
dihitung iodine pada
makanan ,obat, media x-ray,
obat lain, dan makanan
diperkaya iodine merendahkan
pembacaan.( puasa makanan
yg mengandung iodine selama
3 hari sebelum pemeriksaan)
- Mengukur tingkat aktifitas
tiroid
- Tiroid normal menangkap 5% -
35% dosis .
- Peningkatan penangkapan
terjadi pada hipertiroidisme.
- Kelebihan dosis tracer
diekskresi urin & dapat diukur.
- Urin 24 jam tamping
penurunan jumlahnya dalam urin
menunjukkan hipertiroidisme.
8 Scan Tiroid Diberikan ¹²³ I, scintilasi
dilakukan, gambaran distribusi
radioactive dicatat.
Ukuran, bentuk, fungsi anatomi
kelenjar tiroid diperiksa, terdapat
area penangkapan yg tinggi dan
rendah , ingesti iodine ( dalam
obat& zat kontras ) merubah
hasil pengukuran.
9 USG Tiroid Tanpa persiapan USG digunakan untuk mencari
kelainan struktur, kistik, nodul
atau massa yg lain,
10 Test antibody Sampel darah Antibodi tiroglobulin dan
9
Tiroid mikrosum terdapat pada
tiroiditis Hashimoto
11 Thiroid-
stimulating
Immunoglobulin
(TSI )
Sampel darah Jika terdapat antibody TSI :
konfirmasi untuk penyakit
Grave.
12 Pemerikasaan
yg
berhubungan
dg efek
periferalhormo
n tiroid:
a. basal
metabolic
rate(BMR)
- Klien beristirahat & puasa
- jumlah oksigen saat istirahat
dihitung
- Oksigen yg digunakan
dibandingkan dg jenis
kelamin,usia, &ukuran yg sama.
- Normal: - 15% - +15%
- Pada klien hipertiroid BMR >
+15%
- Pada hipertiroidisme kurang
akurat dari pada test yang
lainnya, tetapi dpt digunakan
untuk mengevaluasi terapi.
b. Kadar
kolesterol serum
- sampel darah , klien puasa
mulai malam hari( 6 – 8 jam)
- normal: tiap laboratorium
berbeda-beda kadarnya yg tinggi
terdapat pada hipotiroidsme dan
rendah pada hipertiroidisme,
menunjang data lain
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas
Kaji identitas klien mulai dari nama, umur, alamat, pekerjaan dll. Penyakit hipertiroid
bisa terjadi pada laki – laki maupun perempuan yang mengalami krisis adrenal
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh kelelahan, kelemahan, fatique, nausea dan muntah.
10
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia maupun Ca paru,
payudara dan limpoma
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah pada gejala awal :
kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB turun, hipotensi dan hipoglikemi,
astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih, hiperpigmentasi, rambut pubis dan
axila berkurang pada perempuan, hipotensi arterial (TD : 80/50 mm/Hg)
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit yang sama /
penyakit autoimun yang lain.
B. Pemeriksaan Fisik ( Body Of System)
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang
dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :
a. Aktivitas atau istirahat
1) Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,
Kelelahan berat
2) Tanda : Atrofi otot
b. Sirkulasi
1) Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
2) Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps,
syok (krisis tirotoksikosis)
c. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan pada abdomen, Diare,
Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika
terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan
menurun, hiperaktif ( diare )
d. Integritas / Ego
11
1) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
2) Tanda : Ansietas peka rangsang
e. Makanan / Cairan
1) Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet: peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretic (tiazid)
2) Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis,
bau buah (napas aseton)
f. Neurosensori
1) Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot
parastesia, gangguan penglihatan
2) Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori (baru masa lalu) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;
koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
h. Pernapasan
1) Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
2) Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
i. Keamanan
1) Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
2) Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
j. Seksualitas
12
1) Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria; kesulitan
orgasme pada wanita
2) Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :
positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol
meningkat
ANALISA DATA
N
ODATA PENYEBAB MASALAH
13
1. S :
Klien mengatakan
nafsu makan
berkurang
O :
porsi makan tidak
dihabiskan
Defisiensi mineralkortrikoid
Hilangnya banyak ion natrium,
ion korida dan air kedalam
urin
Berkurangnya volume cairan
ekstra sel
Hiponatremia, hiperkalemia
Anoreksia, mual dan muntah
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
2. S :
Klien mengatakan
lemah dan tidak
bisa beraktivitas
O :
- BB menurun
- klien tampak
lemah/lemas
Defisiensi glukokortikoid
Sintesis Glokosa menurun dan
mengurangi mobilisasi
protein, dan lemak dari
jarimgan sehingga akan
membuat banyak
fungsi metabolisme lain dari
tubuh
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
3. S : Kurangnya informasi tentang Kurangnya pengetahuan
14
Klien mengatakan
belum mengerti
tentang penyakit
dan pengobatannya
O :
sering bertanya
tentang penyakit
dan pengobatannya
penyakit
klien tidak mengerti tentang
penyakitnya
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan
pengobatan penyakit
tentang penyakit dan
pengobatan penyakit
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,
mual dan muntah
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3. Kurang pengertahuan tentang penyakit dan pengobatan penyakit b.d kurangnya informasi
tentang penyakit dan pengobatannya
15
INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual dan
muntah ditandai dengan:
DS : klien
mengantakan
kurang nafsu
makan
DO : - porsi makan
tidak dihabiskan
- BB menurun
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi dengan
kriteria hasil :
DS: klien mengatakan
nafsu makan
meningkat
DO: - porsi makan
dihabiskan
- berat badan
meningkat
- Auskultasi bising usus dan kaji
apakah ada nyeri perut mual
atau muntah.
- Anjurkan klien untuk
mempertahankan kebersihan
mulut dan gigi
- Beri porsi makan sedikit tetapi
sering dengan diit TKTP
- Pantau pemasukan makanan
dan timbang berat badan setiap
hari.
- Kekurangan kortisol dapat
menyebabkan gejala
gastrointestinal berat yang
mempengaruhi pencernaan dan
absorbsi dari makanan
- Kebersihan oral yang baik dapat
meningkatkan nafsu makan
- Makanan dalam porsi kecil
kalau diberikan akhirnya jumlah
kalori yang dibutuhkan perhari
bisa terpenuhi dan dapat
mengurangi mual dan muntah
- Mengetahui keadaan status
nutrisi klien
2 Intoleransi aktivitas b.d Aktivitas terpenuhi - kaji tingkat kelemahan klien - Klien biasanya telah mengalami
16
kelemahan otot ditandai
dengan :
DS: klien mengatakan
lemah dan tidak
bisa beraktivitas
DO: klien tampak
lemah/lemas
dengan kriteria hasil:
DS: klien mengatakan
bisa beraktivitas
DO: klien tampak kuat
- pantau tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
- observasi adanya takikardia,
hipotensi dan periferer yang
dingin
- bantu klien melakukan aktivitas
penurunan tenaga, kelelahan
otot menjadi terus memburuk
setiap hari karena proses
penyakit dan munculnya
ketidakseimbangan nutrium dan
kalium
- Kolabsnya sirkulasi dapat
terjadi sebagai akibat dari sters
aktivitas jika curah jantung
berkurang
- Membantu klien untuk
melakukan aktivitas
3 Kurang pengetahuan
tentang penyakit dan
pengobatan penyakit b/d
kurangnya informasi
tentang penyakit dan
pengobatannya yang
ditandai dengan:
DS: klien mengatakan
Pengetahuan pasien
bertambah dengan
kriteria hasil:
DS: klien dan keluarga
dapat mengerti
tentang penyakit
dan pengobatannya
serta dapat
- Kaji tingkat pengetahuan
klien dan keluarga
- Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang penyakit dan
pengobatan Addison disease
- Sebagai dasar dalam
memberikan pendidikan tentang
penyakit dan pengobatannya
- Dapat menambah pengetahuan
klien dan keluarga sehingga bisa
kooperatif dengan perawatan
17
belum mengerti
tentang penyakit
dan pengobatannya
DO: sering bertanya
tentang penyakit
dan pengobatannya
bekerjasama
dengan baik
DO: klien memahami
tentang penyakit
dan proses
pengobatannya
- Adakan penyuluhan mengenai
penyakit Addison disease
terhadap klien dan keluarga
- Dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman klien dan
keluarga mengenai penyakit
Addison disease
18
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
KEPERAWATANIMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
1. Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia,
mual dan muntah
ditandai dengan
- Melakukan auskultasi bising
usus dan kaji apakah ada nyeri
perut mual atau muntah.
- Menganjurkan klien untuk
mempertahankan kebersihan
mulut dan gigi
- Memberikan porsi makan
sedikit tetapi sering dengan diit
TKTP
- Memantau pemasuan makanan
dan timbang berat badan setiap
hari.
S : klien mengatakan
sudah tidak merasa
nyeri pada perut dan
tidak mengalami mual
dan muntah.
O : klien terlihat segar dan
nafsu makan meningkat
A : tujuan tercapai
P : intervensi dihentikan
2. Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan otot
- Mengkaji tingkat kelemahan
klien
- Memantau tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
- Melakukan observasi adanya
takikardia, hipotensi dan
periferer yang dingin
- Membantu pasien melakukan
aktivitas
S : klien mengatakan
tubuhnya lebih
bertenaga dan mampu
melakukan aktifitas
O : klien terlihat bisa
melakukan aktifitas
A : tujuan tercapai
P : intervensi dihentikan
3. Kurang pengetahuan
tentang penyakit dan
pengobatan penyakit
b/d kurangnya
informasi tentang
penyakit dan
- Mengkaji tingkat pengetahuan
pasien an keluarga
- Menjelaskan pada klien dan
keluarga tentang penyakit dan
pengobatannya
- Mengadakan penyuluhan
S : klien mengatakan
sudah mengetahui cara
perawatan yang tepat
untuk kondisinya saat
ini.
O : Klien dapat melakukan
19
pengobatannya mengenai penyakit Addison
disease terhadap klien dan
keluarga
perawatan diri sendiri
berdasarkan
pengetahuan yang
diperoleh.
A : tujuan tercapai
P : intervensi dihentikan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks adrenal (Soediman,1996).
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi) dari
adrenal korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua hormon penting yang
diproduksi oleh korteks adrenal yaitu kortisol dan aldosteron. Penyakit Addison juga disebut
insufisiensi adrenocortical primer. Dengan kata lain, adanya gangguan pada adrenocortical
primer akan mengakibatkan gangguan terhadap fungsi tubuh.
B. Saran
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi
di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Seorang perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit dari addison dan mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada penyakit addison. Selain itu perawat juga
harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya maupun keluarga pasien agar
memudahkan proses perawatan dan mempercepat proses penyembuhan.
21