Artikel Prav

download Artikel Prav

of 3

description

pendapatan nasional

Transcript of Artikel Prav

Penambangan emas ilegal tersebut masih saja tetap dilakukan oleh masyarakat karena mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi. Para penambang tetap saja melakukan penambangan meskipun sudah dilarang dengan adanya rambu-rambu larangan penambangan di areal hutan yang juga dicantumkan adanya sanksi apabila melakukan pelanggaran. Mereka tetap saja dapat menambang karena adanya kesepakatan antara penambang dengan petugas penjaga hutan terkait ijin yang diberikan dengan adanya fee yang didapat oleh pihak perhutani dari aktivitas yang dilakukan. Pelaksanaan operasi penambangan yang sering dilakukan juga tidak menjadi hambatan bagi para penambang untuk tidak melakukan pekerjaannya. Mereka sudah melakukan kesepakatan dengan pihak yang berada di sekitar Gunung Manggar, bahwa apabila sudah selesai dilakukan operasi maka penambang akan diberikan informasi. Penambang juga telah memikirkan strategi khusus untuk terhindar dari operasi yang dilakukan yakni dengan menyembunyikan lubang galian mereka agar tidak diketahui. Penambang juga sangat cerdik karena apabila lubang itu ditimbun mereka telah menyiapkan jalan pintas untuk dapat mengakses lubang tersebut untuk kembali melakukan kegiatan penambangan. Pelaksanaan penambangan yang dilakukan oleh para penambang dengan alat yang tradisional. Mereka bekerja dalam tim yang biasanya terdiri dari 5 hingga 10 orang, terdapat pembagian kerja yakni ada yang sudah ahli dalam menentukan lokasi tempat emas itu berada, ada yang mengikuti dan menggali lubang, ada yang menjaga di atas lubang. Pembagian kerja yang berbeda tidak menjadikan adanya perbedaan upah yang didapatkan, pembagian upah dilakukan sama rata antar tiap orang. Penambang menggali lubang dengan alat seadanya yakni cangkul, untuk mencari emas digunakan alat seperti pahat dan palu. Kondisi lubang yang digali juga bervariasi bisa berbatu ataupun berlumpur. Penambang menggunakan alat bantu berupa senter untuk penerangan di dalam lubang yang gelap serta menggunakan alat bantu pernapasan seperti blower yang mengalirkan oksigen ke dalam lubang karena kadar oksigen di dalam lubang sangat rendah, terlebih lagi jumlah orang di dalam lubang tersebut juga banyak sehingga kebutuhan oksigennya juga banyak. Penambangan yang dilakukan di daerah pegunungan dan di areal hutan cenderung berpotensi menimbulkan bencana, khususnya longsor. Penggalian lubang yang bisa mencapai 50-60 meter oleh ratusan penambang liar dengan lokasi lubang yang berbeda-beda berpotensi untuk bertemu pada suatu titik dan hal tersebut akan menimbulkan tanah longsor, karena tidak ada fondasi tanah yang menopang kedua lubang itu akibat pengerukan yang dilakukan oleh pihak penambang. Bencana longsor tersebut untungnya tidak sampai menimbulkan korban jiwa karena lokasi Gunung Manggar yang jauh dari pemukiman warga. Penambangan yang dilakukan di areal gunung dan hutan tetap saja menjadi hal yang merugikan lingkungan karena secara langsung untuk menggali lubang mereka harus menebang pohon-pohon sebagai tegakan yang tumbuh di areal gunung dan hutan. Gunung Manggar yang apabila ditinjau dari aspek ekologis dijadikan sebagai salah satu wilayah yang mampu mengendalikan kondisi hidrologis di wilayah Wuluhan. Gunung Manggar yang area di sekitarnya merupakan area hutan dijadikan sebagai wilayah yang mampu mengendalikan siklus hidrologi, dimana keberadaan pepohonan yang mayoritas adalah pohon jati akar-akarnya mampu mengikat air yang jatuh ke permukaan sehingga apabila terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, wilayah Wuluhan masih mampu mencukupi kebutuhan air bagi warganya karena adanya keberadaan hutan tersebut. Pengelolaan sumberdaya tambang emas yang pada kasus ini terletak pada wilayah hutan cenderung beresiko apabila tidak diikuti oleh tindakan yang konservatif akan berdampak pada kurang maksimalnya atau bahkan tidak berfungsinya hutan sebagai wilayah pengelola siklus hidrologi, oleh karena itu pengawasan terhadap kegiatan penambangan harus benar-benar diperhatikan. Pihak-pihak yang memang benar-benar diberikan kewenangan untuk menangani kasus ini tidak boleh main-main karena segala sesuatu yang pengelolaannya ditanggungkan kepada negara harus dapat dipertanggungjawabkan untuk seluruh masyarakat tidak hanya pada beberapa golongan tertentu, yang dalam hal ini pihak yang mendapatkan keuntungan banyak adalah para penambang sementara ada pihak yang dirugikan, yakni warga masyarakat sekitar. Pengelolaan sumberdaya emas yang identik dengan adanya limbah yang mengalir di areal sungai, untuk kasus ini diminimalisir bahkan diusahakan untuk tidak dilakukan. Para penambang yang mayoritas penambang lokal lebih memperhatikan keberlanjutan tempat mereka tinggal. Penambang beranggapan apabila mereka melakukan tindakan perusakan sumberdaya alam di sekitar tempat tinggal mereka akan merugikan banyak masyarakat yang tidak tahu menahu soal emas yang ada. Mereka yang nanti dirugikan tidak merasakan keuntungan dari keberadaan tambang emas, melainkan merasakan kerugian yang sangat mendalam. Penambang tidak melakukan pengolahan dengan bahan beracun di daerah aliran sungai sekitar Gunung Manggar, karena lokasi sungai sendiri yang cukup jauh dari lokasi serta ketidakmungkinan air raksa untuk melakukan pengolahan dibawa ke lokasi yang cenderung berbahaya apabila air raksa dibawa ke tempat tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada efek limbah yang ditimbulkan dari pengolahan emas yang dilakukan oleh penambang emas di Gunung Manggar seperti yang diberitakan. Penambang memang menjual emas dalam bentuk logam yang terlebih dahulu diolah pada pabrik yang lokasinya cukup jauh dari wilayah penambangan. Pabrik tersebut masih dalam lokasi yang sama yakni di Wuluhan, pabrik tersebut juga memperhatikan aspek lingkungan. Pabrik pengolahan dengan bahan air raksa yang berbahaya tidak serta merta membuang limbahnya yang biasanya adalah air raksa dengan kandungan merkuri yang tinggi. Pabrik menggunakan air raksa tersebut untuk mengolah bagian luar dari emas yang disebut dengan kuningan, limbah dari emas tersebut dijual kembali dengan harga yang lebih murah. Pengelolaan limbah tersebut juga bijak karena kandungan raksa yang terbuang juga tidak begitu banyak dan secara ekonomis mampu menguntungkan pihak pabrik.