4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

13
Paper Review Consumption Externalities and Economic Welfare By Randall G. Holcombe; Russell S. Sobel, Eastern Economic Journal; Spring 2000; 26, 2: page 157 Direviu oleh Iman Sufrian NIM: 1206313974 Universitas Indonesia, Depok A. LATAR BELAKANG Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep eksternalitas, klasifikasi/jenis eksternalitas serta bagaimana mengatasi permasalahan eksternalitas. 1. Eksternalitas Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang diterima oleh suatu pihak dalam perekonomian (konsumen atau produsen) yang sebenarnya tidak memilih untuk menerima biaya atau manfaat tersebut (Buchanan, 1962). Eksternalitas dapat timbul antara para produsen, antara para konsumen, atau antara konsumen dan produsen. Eksternalitas bisa negatif - ketika aksi dari satu pihak membebankan biaya pada pihak - atau yang lain positif ketika aksi satu pihak menguntungkan pihak lain. Sebuah eksternalitas negatif terjadi misalnya, ketika sebuah pabrik baja membuang limbah di sungai dan mencemari sungai dan merusak habitat di sungai tersebut. Nelayan yang sumber penghasilannya bergantung pada hasil tangkapan dari sungai tersebut akan dirugikan karena berkurangnya hasil tangkapan mereka. Semakin banyak limbah pabrik baja maka akan semakin merusak habitat sungai, dan akan semakin mengurangi populasi ikan. Namun demikian, perusahaan dalam hal

description

externalities

Transcript of 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

Page 1: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

Paper ReviewConsumption Externalities and Economic Welfare

By Randall G. Holcombe; Russell S. Sobel, Eastern Economic Journal; Spring 2000; 26, 2: page 157

Direviu oleh Iman Sufrian

NIM: 1206313974

Universitas Indonesia, Depok

A. LATAR BELAKANG

Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep eksternalitas, klasifikasi/jenis eksternalitas serta bagaimana mengatasi permasalahan eksternalitas.

1. Eksternalitas

Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang diterima oleh suatu pihak dalam perekonomian (konsumen atau produsen) yang sebenarnya tidak memilih untuk menerima biaya atau manfaat tersebut (Buchanan, 1962). Eksternalitas dapat timbul antara para produsen, antara para konsumen, atau antara konsumen dan produsen. Eksternalitas bisa negatif - ketika aksi dari satu pihak membebankan biaya pada pihak - atau yang lain positif ketika aksi satu pihak menguntungkan pihak lain.

Sebuah eksternalitas negatif terjadi misalnya, ketika sebuah pabrik baja membuang limbah di sungai dan mencemari sungai dan merusak habitat di sungai tersebut. Nelayan yang sumber penghasilannya bergantung pada hasil tangkapan dari sungai tersebut akan dirugikan karena berkurangnya hasil tangkapan mereka. Semakin banyak limbah pabrik baja maka akan semakin merusak habitat sungai, dan akan semakin mengurangi populasi ikan. Namun demikian, perusahaan dalam hal ini, tidak memiliki insentif untuk memperhitungkan biaya eksternal yang ditimbulkan akibat tindakannya membuang limbah produksi ke sungai yang dibebankan pada nelayan ketika membuat keputusan produksinya (dalam hal ini antara berupa berkurangnya penghasilan dari hasil tangkapan ikan di sungai).

Sebuah eksternalitas positif terjadi ketika seorang pemilik rumah mencat ulang rumahnya dan membuat sebuah taman yang menarik di halaman rumahnya. Semua tetangga mendapat manfaat dari pemilik rumah berupa rasa senang dan nyaman, namun keputusan pemilik rumah untuk mengecat rumahnya dan menata taman rumahnya mungkin tidak memperhitungkan manfaat yang akan diterima oleh para tetangganya.

Page 2: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

2. Eksternalitas dan Inefisiensi Pasar

Karena eksternalitas tidak tercermin dalam harga pasar, kondisi ini dapat menjadi sumber inefisiensi dalam suatu perekonomian. Sebagai contoh, sebuah pabrik baja membuang limbah produknya ke sungai tanpa melalui proses pengolahan limbah menunjukkan ada komponen biaya yang belum diperhitungkan dalam harga pokok barang yang dihasilkan, sehingga harja jual produk menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Eksternalitas negatif dapat mendorong terlalu banyak perusahaan untuk tetap berada di industri karena harga terlalu rendah sehingga permintaan produk tersebut di pasar menjadi terlalu tinggi. Sebaliknya, biaya produksi akan meningkat untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungan karena ada tambahan biaya seperti biaya pengolahan limbah produksi. Jika kenaikan harga produksi menjadi cukup signifikan dan perusahaan harus menaikkan harga jual, maka dengan memperhitungkan biaya untuk memitigasi eksternalitas negatif suatu aktifitas produksi akan mengurangi permintaan terhadap produk tersebut (ceteris paribus).

Eksternalitas juga dapat menghasilkan terlalu sedikit produksi (undersupplied). Misalnya, ada perusahaan yang melakukan penelitian dan pengembangan dan kemudian memproduksi produk baru. Jika desain yang dapat dipatenkan, perusahaan mungkin memperoleh keuntungan besar dengan memproduksi dan memasarkan produk baru. Namun demikian, jika desain baru dapat ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain, maka perusahaan-perusahaan lain dapat bersaing dengan perusahaan inovator. Dalam situasi ini, insentif untuk melakuan R&D menjadi kecil dan kemungkinannya pelaku pasar kecil kemungkinannya untuk membiayai aktivitas R&D.

3. Eksternalitas Konsumsi dan Eksternalitas Produksi

Suatu situasi ekonomi melibatkan eksternalitas konsumsi jika salah satu konsumen yang peduli/langsung terkena dampak kegiatan produksi atau konsumsi agen ekonomi lain (bisa produsen atau konsumen). Sebagai contoh, jika seseorang memiliki preferensi yang pasti (dalam hal ini tidak suka/merasa terganggu) akibat tetangganya memainkan musik keras pada jam 3 pagi , atau merasa terganggu akibat bau asap rokok orang lain yang duduk di dekatnya sebuah restoran, atau merasa terganggu dengan jumlah polusi yang dihasilkan oleh mobil lokal ( eksternalitas negatif konsumsi ), atau sebaliknya merasa senang/mendapatkan manfaat dari lingkungan yang lebih bersih dan nyaman karena tetangga mencat rumahnya dan menata taman bunga pekarangan rumahnya ( eksternalitas positif konsumsi).

Sedangkan eksternalitas produksi muncul ketika kemungkinan produksi satu perusahaan dipengaruhi oleh pilihan produksi perusahaan lain atau konsumen lain. Sebuah contoh klasik adalah bahwa dari kebun apel terletak di sebelah peternak lebah, di mana ada saling eksternalitas positif produksi - produksi masing-masing perusahaan secara positif mempengaruhi kemungkinan produksi perusahaan lain . Demikian pula, nelayan peduli tentang jumlah polutan dibuang ke daerah penangkapan, karena merupakan eksternalitas negatif yang akan mempengaruhi tangkapannya .

Karakteristik penting dari eksternalitas adalah bahwa ada orang-orang baik yang peduli atas hal-hal yang yang tidak dijual di pasar (Varian , 1999).

Page 3: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

4. Mitigasi permasalahan Eksternalitas

Para pihak yang terkena dampak buruk suatu eksternalitas dapat melakukan negosiasi dengan individu/pihak yang aktivitasnya menyebabkan eksternalitas negatif untuk mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dideritanya walaupun, hal tersebut tidak selalu dapat dilakukan.

Ekonom mainstream berpandangan bahwa eksternalitas merupakan salah satu sumber dari kegagalan pasar. Dengan demikian adanya eksternalitas merupakan suatu justifikasi intervensi pemerintah dengan tujuan agar alokasi sumber daya dalam suatu perekonomian menjadi efisien (mencapai pareto optimum). Namun demikian tidak semua kondisi eksternalitas harus melibatkan pemerintah. Untuk tujuan kebijakan publik, suatu eksternalitas dapat dibedakan juga menjadi eksternalitas teknologi ( technology externality) yang dapat menjadi suatu justifikasi intervensi pemerintah dan eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externality) yang merupakan suatu bentuk eksternalitas yang tidak perlu dikoreksi oleh pemerintah melalui suatu kebijakan publik. Diskusi lebih rinci mengenai kedua jenis externalitas ini akan dibahas pada bagian reviu paper ini.

Bentuk intervensi pemerintah untuk suatu dampak eksternalitas dapat berupa regulasi pemerintah dalam bentuk suatu pembatasan atau pengenaan pajak (pigouvian tax), sedangkan solusi suatu permasalahan eksternalitas antar pelaku ekonomi dapat berupa negosiasi antar individu atau melakukan tuntutan hukum atas dampak buruk yang diderita suatu pihak akibat eksternalitas yang dihasilkan pihak lain (Pindyck dan Rubinfeld, 1996).

B. REVIU ESSAY

Essay ini mendiskusikan mengenai eksternalitas konsumsi. Tujuan kajian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai eksternalitas konsumsi. Secara lebih spesifik, pemahaman yang lebih baik terhadap eksternalitas konsumsi terkait berupa kemampuan membedakan antara technology externality dengan pecuniary externality pada eksternalitas konsumsi. Pemahaman ini akan memiliki implikasi kebijakan serta aplikasi kriteria pareto optimal.

PECUNIARY EXTERNALITY VS TECHNOLOGY EXTERNALITY

Dalam suatu ekonomi pasar, hampir setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang individu atau perusahaan akan baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesejahteraan pihak lain yang tidak berinteraksi langsung dengan pihak yang melakukan suatu tindakan konsumsi atau produksi. Efek pihak ketiga tersebut, umumnya disebut eksternalitas, digunakan sebagai justifikasi untuk tindakan korektif oleh pemerintah. Namun demikian, dalam kasus eksternalitas antara produsen, untuk tujuan kebijakan publik perlu dibedakan antara eksternalitas teknologi (technology externality) dan eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externality).

Pecuniary Externality vs Technology Externality dalam Eksternalitas Produksi

Eksternalitas teknologi terjadi ketika fungsi produksi dari satu perusahaan secara langsung dipengaruhi oleh penggunaan tingkat produksi atau faktor input dari perusahaan lain. Eksternalitas teknologi terjadi ketika tindakan yang diambil oleh perusahaan B langsung mempengaruhi tingkat fisik output perusahaan A, dengan tingkat penggunaan input perusahaan A itu diasumsikan tetap. Kemudian, efek eksternal yang hadir hanya dalam persamaan keuntungan (baik melalui pendapatan atau biaya), dan

Page 4: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

tidak langsung dalam fungsi produksi, eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externality). Eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externality) sering menerima sedikit perhatian dalam literatur karena mereka tidak menyiratkan inefisiensi ekonomi.

Sebagai contoh, ada dua tetangga, Bridgman, sebagai pembuat coklat/permen menggunakan suatu mesin yang menimbulkan kebisingan dan getaran yang mengganggu kemampuan Dr Sturges untuk menggunakan ruang konsultasinya. Ini adalah contoh dari eksternalitas teknologi karena kebisingan dan getaran dari mesin langsung mempengaruhi proses produksi dari Dr Sturges. Namun, untuk suatu skenario alternatif di mana dokter baru membuka praktik di sebelah Dr Sturges dan mulai bersaing dengan dia untuk bisnis, juga menurunkan keuntungan Dr Sturges itu. Situasi ini menjadi contoh dari eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externality) yang sama sekali tidak menyebabkan inefisiensi pasar. Jadi, meskipun kedua jenis eksternalitas mengakibatkan kerugian kesejahteraan yang sama bagi Dr Sturges, hanya eksternalitas teknologi mengganggu efisiensi dan dengan demikian berpotensi menjadi perhatian bagi kebijakan pemerintah korektif .

Eksternalitas teknologi dapat membuat kegagalan pasar dan pelanggaran efisiensi Pareto, sementara pecuniary externality tidak mengakibatkan hal yang sama. Bahkan, keberadaan pecuniary externality diperlukan untuk operasi yang efisien dari pasar. Oleh karena itu yang paling penting dalam pelaksanaan kebijakan adalah kedua perbedaan ini.

Suatu tindakan dari perusahaan A yang menggeser fungsi produksi perusahaan B ke atas atau ke bawah akan dianggap sebagai eksternalitas teknologi. Sebuah eksternalitas teknologi negatif digambarkan dengan penurunan kurva kuantitas input perusahaan B karena tindakan perusahaan A telah mengurangi jumlah output bahwa perusahaan B dengan tingkat saat ini diberikan input. Suatu pecuniary externality (seperti pemotongan harga dengan karena adanya persaingan oleh perusahaan A) mungkin mengakibatkan perusahaan B merespon dengan optimal bergerak sepanjang perbatasan kurva produksi (menghasilkan penurunan output dan dengan demikian juga menrunkan penggunaan menggunakan input). Secara grafik dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Ambiguitas Pecuniary Externality vs Technology Externality dalam Eksternalitas Konsumsi

Meskipun ini dapat terlihat perbedaan yang jelas antara eksternalitas teknologi dan pecuniary externality dalam eksternalitas produksi, tidak ada perbedaan yang jelas sehubungan dengan eksternalitas konsumsi, atau eksternalitas antara individu. Seorang perokok, misalnya, dapat mengurangi kesenangan/kepuasan rekannya yang tidak merokok yang berasal tidak hanya dari efek berpotensi

Page 5: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

berbahaya dari perokok pasif, tetapi juga oleh kepedulian terhadap kesehatan mereka atau tahun-tahun yang hilang bersama-sama jika hidup perokok harus berakhir lebih awal. Perbedaan mungkin lebih jelas dalam kasus di mana perokok adalah " musuh " atau " saingan " sehingga kematian sebelumnya benar-benar dapat menciptakan manfaat positif terhadap individu lain. Haruskah kedua efek diperlakukan sama ? Lebih penting lagi, akan baik ( atau keduanya ) berpotensi merupakan kasus untuk intervensi pemerintah demi efisiensi ? Ambiguitas dalam kasus ini dapat dikurangi dengan menerapkan perbedaan antara technology externality dan pecuniary externality dalam model utilitas individu.

Analogi Eksternalitas Produksi dan Eksternalitas Konsumsi

Dalam menganalisis eksternalitas konsumsi, kemampuan untuk membedakan antara technology externality dan pecuniary externality akan berimplikasi terhadap suatu kebijakan dan juga memberikan implikasi yang penting untuk penerapan kriteria pareto optimal/pareto efficiency. Dengan demikian hal ini akan membantu memperjelas apakah suatu eksternalitas konsumsi ini harus dihitung atau tidak harus menghitung untuk tujuan mengevaluasi kesejahteraan ekonomi (economic welfare). Ada alasan yang baik untuk menjelaskan beberapa eksternalitas konsumsi ketika mengevaluasi kesejahteraan sosial dan mengabaikan yang lain. Secara khusus, seperti dengan eksternalitas produksi, eksternalitas teknologi yang relevan untuk tujuan kesejahteraan, namun pecuniary externality tidak relevan.

Dengan cara ini kita dapat memilah efek pada fungsi utilitas yang mempengaruhi baik produksi rumah tangga secara langsung (analog dengan technology externality) atau nilai produksi rumah tangga ke konsumen (analog dengan pecuniary externality). Sedangkan bagi suatu perusahaan, tindakan beberapa perusahaan dapat secara langsung mempengaruhi fungsi produksi perusahaan lain (yaitu, jumlah output yang dapat diproduksi dengan tingkat tertentu input), atau hanya dapat mempengaruhi nilai output ke perusahaan (yaitu, keuntungan/profit perusahaan). Ada analogi langsung dan dapat memberikan suatu pemahaman bagi suatu kajian technology externality maupun pecuniary externality yang memungkinkan suatu efek efisiensi dari efek antar konsumen dapat lebih tepat dimodelkan dan didefinisikan. Dengan menggunakan pendekatan ini, efek utilitas saling tergantung (interdepencence utility) yang hanya mempengaruhi nilai konsumsi terhadap individu analog dengan pecuniary externality seperti satu perusahaan menurunkan keuntungan perusahaan lain melalui kompetisi, dan dengan demikian sama tidak relevan dengan kesejahteraan sosial dalam kerangka Pareto. Sebaliknya, suatu eksternalitas antar konsumen yang secara langsung akan mempengaruhi tingkat prouduksi rumah tangga dengan input yang konstan dapat dianalogikan dengan technology externality antar produsen, dan relevan untuk penentuan pareto optimal.

INTERDEPENDENT UTILITY DAN PECUNIARY EXTERNALITIES

Masalah terkait yang muncul ketika fungsi utilitas seorang konsumen dapat menjadi fungsi tidak hanya dari barang dan jasa yang mereka konsumsi, tetapi juga fungsi dari tindakan orang lain, adalah perlakuan perasaan iri hati dan rasa keadilan merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan untuk kesejahteraan ekonomi (economic welfare). Ketika suatu tindakan akan menguntungkan beberapa individu dan tidak menguntungkan beberapan individu yang lain, atau ketika pembagian keuntungan yang tidak merata, pihak yang “kalah” relatif sering merasa dirugikan. Suatu penelitian berbasis eksperimen oleh Frank (1985) menyatakan bahwa ketika kebutuhan dasar seseorang sudah terpenuhi, maka kepuasan yang didapat oleh seseorang juga bersumber dari persepsi atas konsumsinya relative terhadap konsumsi orang lain, dan bukan semata-mata bersumber dari tingkat konsumsinya sendiri secara absolut. Kajian

Page 6: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

eksperimen lain juga menunjukkan bahwa banyak individu lebih menyukai suatu kondisi dimana tidak ada seorangpun diuntungkan, dibanding suatu kondisi dimana sebagian orang diuntungkan namun sebagian yang lain tidak diuntungkan, atau kondisi perbaikan kesejahteraan yang tidak merata. Sebagai contoh, suatu kebijakan pemotongan pajak di China pada tahun 1980-an yang hanya menguntungkan sebagian populasi di wilayah pesisir dipersepsikan sebagai suatu kebijakan yang tidak adil. Dengan kata lain , equity merupakan suatu variabel penting analisis kesejahteraan ekonomi (economic welfare).

Sekilas, dapat disimpulkan bahwa klaim ini dapat diabaikan dengan alasan bukan merupakan suatu isu dalam wilayah kajian ilmu ekonomi. Namun demikian, fondasi methodology ilmu ekonomi yang berdasarkan bahwa setiap orang harus diperlakukan sebagai orang yang semata-mata mementingkan dirinya sendiri. Jika, kriteria ini diaplikasikan secara ketat, maka efek dari tindakan orang lain yang berdampak pada tingkat utilitas/kepuasan seseorang harus diperhitungkan.

Kasus ini sering dibuat bahwa orang memiliki fungsi utilitas saling tergantung (interdependence utility function), dan walaupun asumsi ini tidak diragukan kebenarannya, bentuk fungsi seperti ini tidak mempengaruhi produksi namun mempengaruhi fungsi kepuasan/fungsi utility. Dengan kata lain, efek pada utilitas dari fungsi utilitas yang saling tergantung antar konsumen adalah pecuniary externality, bukan technology externality, sehingga aplikasi yang konsisten dari argumen eksternalitas menyiratkan bahwa tidak ada inefisiensi diciptakan dari fungsi utilitas saling tergantung antar konsumen, dan saling ketergantungan utilitas harus diabaikan untuk tujuan kesejahteraan. Dengan pendekatan ini, kerangka efisiensi akan berusaha untuk memaksimalkan peluang produksi rumah tangga dan bukan utilitas rumah tangga. Dengan demikian, untuk memaksimalkan kesejahteraan, kebijakan publik yang meningkatkan efisiensi harus ditargetkan pada rumah tangga dengan menghilangkan eksternalitas teknologi yang secara langsung mempengaruhi fungsi produksi rumah tangga, bukan eksternalitas yang hanya mempengaruhi harga bayangan ini atau nilai produksi rumah tangga untuk individu, dan tidak secara langsung mempengaruhi rumah tangga produksi.

Pertama, perhatikan perbedaan antara perilaku memaksimalkan kesejahteraan oleh individu dan kebijakan publik. Walaupun kebijakan publik yang bertujuan untuk efisiensi harus mengabaikan pecuniary externality tidak berarti bahwa individu harus mengabaikan pecuniary externalities yang mereka rasakan. Individu mungkin mengalokasikan sumber daya untuk hadiah kepada orang lain, dan untuk sumbangan amal, tanpa menyiratkan bahwa kebijakan publik mengharuskan suatu mandat untuk transfer pendapatan. Demikian pula, di sisi produksi, perusahaan akan kadang-kadang membantu perusahaan lain dengan menawarkan jalur kredit atau pinjaman dengan tingkat bunga di bawah tingkat pasar, dengan meminjamkan mereka karyawan untuk proyek-proyek tertentu, atau bahkan dengan membeli saham mereka untuk menyediakan mereka dengan sumber daya keuangan tambahan. Sumber daya dialokasikan secara optimal ketika kebijakan publik mengabaikan pecuniary externality.

Sebuah contoh yang cukup dikenal dari penerapan pecuniary externality dalam suatu eksternalitas konsumsi bagi penerapan suatu kebijakan publik dinyatakan oleh Hochman dan Rogers (1969) . Mereka berpendapat bahwa karena fungsi utilitas interdependent/saling bergantung, orang-orang kaya menginginkan redistribusi pendapatan kepada orang-orang miskin , tetapi intervensi pemerintah diperlukan untuk menghindari beberapa orang kaya menjadi free riders naik dari kegiatan amal orang lain .

Page 7: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

Fungsi utilitas saling tergantung dapat dianalogikan dengan fungsi keuntungan saling tergantung, dan garis di atas penalaran dapat diperluas ke kasus perusahaan dengan memungkinkan keuntungan dari satu perusahaan bergantung secara positif pada penggunaan input dan keuntungan dari perusahaan lain . Dalam hal ini saling ketergantungan ini, setiap perusahaan sekarang akan peduli tentang tingkat keuntungan dari perusahaan lain. Namun demikian tidak diperlukan suatu kebijakan publik dalam situasi ini.

EFEK KEPUASAN RUMAH TANGGA AKIBAT PERILAKU ORANG LAIN

Memperluas analisis fungsi utilitas yang saling tergantung antara individu , Frank [ 1985 ] berpendapat bahwa setelah kebutuhan dasar mereka terpenuhi, individu memperoleh utilitas dari status relatif mereka dibandingkan dengan status orang lain. Jika, misalnya seorang individu X tidak hanya penduli pada kualitas mutlak mobilnya tetapi juga bagaimana bagus mobilnya dibandingkan dengan orang lain di lingkungan itu (misalnya individu Y). Jika tetangga individu tersebut (individu Y) membeli mobil baru yang lebih bagus daripada mobil individu X, hal ini bisa jadi menurunkan utilitas individu X. Namun, jelas bahwa pembelian tetangga tidak mempengaruhi produksi rumah tangga individu X, meskipun utilitas individu X mungkin akan terpengaruh, sehingga eksternalitas yang berkaitan dengan uang dan tidak harus diperhitungkan untuk tujuan kebijakan publik .

KEPUASAN RUMAH TANGGA DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Dalam banyak kasus, sulit dibedakan antara maksimisasi kepuasan rumah tangga dengan maksimisasi produksi rumah tangga. Sebagai contoh, kebijakan subsidi perumahan atau bantuan makanan kepada masyarakat miskin akan menyediakan suatu input produksi rumah tangga penerima maupun peningkatan kepuasan rumah tanga.

Pendekatan lain yang meminjamkan beberapa dukungan untuk kesimpulan dari tulisan ini diambil oleh Sen (1982; 1993), yang berpendapat bahwa masyarakat kesejahteraan harus diukur dalam apa yang ia sebut kemampuan/capabilities dan bukan utilitas. Sen memandang kemampuan sebagai himpunan berbagai " functionings " bahwa dicapai oleh seseorang, yang konsisten dengan pendekatan produksi rumah tangga, jika functionings dipandang sebagai analog dengan output rumah tangga. Sen ingin mengukur kesejahteraan sebagai kemampuan/kapabilitas untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan utilitas/kepuasan yang diperoleh dalam mencapai tujuan tersebut. " Kerangka Sen memberikan argumen yang baik untuk menolak apa Rawls dilihat sebagai preferensi ofensif, dan berfokus pada apa yang orang mampu menghasilkan daripada bagaimana mereka menghargai bahwa produksi.

METODOLOGI

Makalah ini membahas masalah eksternalitas konsumsi dengan membuat analogi antara eksternalitas produksi dan eksternalitas konsumsi. Suatu hal yang penting dalam perbandingan ini adalah apakah utilitas konsumen analog untuk perusahaan laba untuk perusahaan output.

Pemahaman atas permasalahan didapatkan dengan cara mengadopsi kerangka produksi rumah tangga di mana produksi rumah tangga dianalogikan dengan fungsi produksi perusahaan, sementara utilitas adalah dianalogikan sama dengan fungsi keuntungan perusahaan. Dengan cara ini kita dapat memisahkan efek pada fungsi utilitas sebagai mempengaruhi baik produksi rumah tangga secara langsung atau nilai produksi rumah tangga bagi seorang konsumen.

Page 8: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

HASIL PENELITIAN

1. Hasil utama ini jurnal mengidentifikasi efek eksternalitas bagi kesejahteraan ekonomi melalui pendekatan produksi dan konsumsi . Tulisan ini membahas dua pendekatan ini menggunakan membuat perbedaan yang jelas antara teknology externality dan pecuniary externality dalam konteks externalitas konsumsi.

2. Kerangka untuk technology externality dan pecuniary externality dalam suatu externalitas produksi dapat juga diterapkan untuk eksternalitas konsumsi. Perluasan untuk konteks eksternalitas konsumsi sebelumnya belum jelas karena tidak pernah dibuat eksplisit apakah utilitas (selanjutnya dilambangkan U), analog dengan output (q) , atau untuk keuntungan (H). Jika analogi antara perusahaan sebagai maximizers keuntungan dan individu sebagai maximizers utilitas membawa ke analisis ini, maka menjadi jelas bahwa U adalah sama dengan H.

C. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Kesimpulan

1. Ambiguitas dalam eksternalitas konsumsi dan eksternalitas antara individu dapat dikurangi dengan menerapkan perbedaan antara technology externality dan pecuniary externality dengan model utilitas individu.

2. Tidak hanya perbedaan ini memiliki relevansi kebijakan, juga memiliki implikasi penting bagi penerapan kriteria efisiensi Pareto. Jika kriteria Pareto secara ketat diterapkan , dan individu diterima sebagai hakim terbaik dari kesejahteraan mereka sendiri, efek dari tindakan orang lain pada utilitas seseorang harus diperhitungkan. Menggunakan perbedaan antara technology externality dan pecuniary externality membantu memperjelas ketika eksternalitas konsumsi ini harus dan tidak harus diperhitungkan untuk tujuan mengevaluasi kesejahteraan ekonomi.

Implikasi kebijakan

Suatu kebijakan publik tidak perlu memperhitungkan utilitas yang dihasilkan dari status relatif dari individu, karena efek utilitas hanyalah berupa pecuniary externality.

Untuk efisiensi, tidak semua tindakan yang menurunkan laba suatu perusahaan harus dicegah . Pecuniary externality adalah bagian dari proses yang menghasilkan efisiensi ekonomi. Dengan demikian pecuniary externality untuk eksternalitas produksi perlu didorong untuk terjadi dan bukan dihilangkan (dalam bentuk persaingan yang sehat).

Tujuan normatif kebijakan publik akan meningkatkan kemampuan produksi rumah tangga individu dan bukan memaksimalkan utilitas rumah tangga yang terdampak oleh suatu kebijakan.

Dengan demikian, perencana kebijakan perlu mendapatkan pemahaman mengenai suatu bentuk eksternalitas sehingga respon kebijakan lebih tepat.

Page 9: 4. Externalities- Iman Sufrian 25042014

DAFTAR PUSTAKA

Buchanan, James; Wm. Craig Stubblebine (November 1962), “Externality”. Economica 29 (116) pp 371-384

Holcombe, Randall G; Sobel, Russell S., “Consumption externalities and economic welfare,” Eastern Economic Journal; Spring 2000; Vol 26 No. 2; 157.

Pindyck, Robert S.; Rubinfeld, Daniel L., Microeconomics (3rd edition), Prentice Hall, 1996,

Varian, Hal R., Intermediate Microeconomics – A Modern Approach (Fifth Edition), W. W. Norton & Company, New York-London, 1999.