Iman Sultoni
-
Upload
ahmad-sultoni -
Category
Documents
-
view
225 -
download
5
Transcript of Iman Sultoni
Implikasi Akhlak dalam
IMAN KEPADA ALLAH
Implikasi Akhlak dalam
IMAN KEPADA ALLAHby: Sultoni-STAIN SALATIGA
Mengenal AllahURGENSI:
a. Ilmu yang utama adalah Ilmu tentang Allah
b. Barang siapa mengenal dirinya, sungguh dia akan mengenal
Tuhannya.c. Tidak ada yang bisa mengenal
Allah, kecuali Allah yang memperkenalkan diri-Nya kepada
yang dikehendaki-Nya
1. Ilmu yang paling utama adalah Mengenal AllahUkuran iman=kondisi hidup
Dan barangsiapa berpaling dari mengingat-Ku, maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada
124 .hari kiamat dalam keadaan buta."
Ilmu tentang Allah
URGENSI: Mengetahui asal muasalnya:
- Membuat PD- Menjaga ‘kelas’ darimana ia berasal
Mengetahui tugas apa yang harus dilakukan setelah diciptakan
Mengetahui ke mana menuju (hati-hati, ada akhirat)
Termasuk memahami tugas sebagai guru, sbg ‘peran yang dipilihkan Allah
2. BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA, SUNGGUH DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA
1. Rambut: sebaran rizki, keadilan fungsi yang tak tergantikan
2. Mata kepala dan mata kaki: tidak pernah salah tempat/ salah pilih
3. Kulit pipi dan kulit kaki: bersyukur atas ‘taqdir tempat’
4. ‘Harga Diri’ manusia: rasa syukur yang tak mungkin terbalas
3. YANG TAHU TENTANG ALLAH,HANYA ALLAH
a. Kepala manusia hanya menangkap dan memahami yang tertangkap. Punggung tangan nampak hitam, namun telapak tangan sesungguhnya putih. Banyak manusia keliru memahami Maksud Allah, terutama jika menggunakan kacamata Su’udhon
b. Nama Ibu hanya diketahui anak, jika Ibu memperkenalkan namanya kepada si anak. Surat Thoha: 14.
c. Allah akan memperkenalkan dirinya, sesuai dengan tingkatan orang itu untuk mengenal Dia.
d. Allah memperkenalkan diri-Nya, melalui Asma-NYa (sifat, power)
ALLAH itu ADA
a. Buktinya: tafakaru fi kholqillahi.....Keteraturan alam, ‘pabrik’ dalam diri manusia,
b. Bagaimana dengan kausalitas: Sebab-Akibat/ Allah sebagai Prima Causa
c. Koreksi: bencana alam, penderitaan, kemiskinan.....Allah kok ndak memperhatikan???
d. Allah ada dalam kesadaran....hendaklah senantiasa sadar (zikir)
ALLAH MAHA PENGASIH - PENYAYANG
a. Inti dari sifat-sifat Allah (2x dalam al Fatihah)
b. Rahman adalah Rahmat yang sempurna dan menyeluruh namun bersifat sementara.
c. Adapun kata Rahim, yang artinya menunjukkan kemantapan dan kesinambungan, maka nikmat yang berlaku secara mantap dan berkesinambungan hanyalah rahmat di akhirat.
Lanjutan...
Rahman diartikan bahwa, Allah mencurahkan Rahmat-Nya,
sedangkan Rahim adalah wujud / zat yag memiliki sifat Rahman . Allah mencurahkan Rahmat-Nya karena Allah maha Rahim. Dia
memberi tanpa pamrih apapun. Berbeda dengan manusia, sifat kasihnya, senantiasa dilandasi
oleh sayangnya pada diri sendiri. (I v U)
Lanjutan: (akhlak dlm Rahman Rahim)
Langkah menemukan orang yang:
a. Memberi meskipun tidak diberi
b. Memberi meskipun disakiti
c. Memaafkan setelah disakiti bahkan menambah pemberian yang menyenangkan
ALLAH MAHA MENDENGAR
a. As Sami’ terambil dari kata sami’a berarti ‘mendengar’. Ini dapat berarti ‘menangkap suara / bunyi’, dapat pula berarti ‘mengindahkan dan mengabulkan’.
b. Tak terbatas & tanpa alat, “Dia mendengar jejak semut hitam yang berjalan di atas batu yang halus di malam yang gelap”, demikian tulis al Ghazali (beda dengan manusia yang pendengarannya terbatas)
Lanjutan (implikasi akhlak)
a. Mensyukuri pendengaran (bukan hanya mensyukuri telinga)
b. Berhati-hati dalam berucap (hindari mengatakan ‘jangkrik’.
c. Tidak berputus asa dari Rahmat Allah, karena sehalus apapun yang diminta, PASTI DIKABULKAN
ALLAH MAHA MELIHAT
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia
dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. (Al An’am
6:103)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata “
wujud mahluk yang adapun tidak semua dapat dijangkaunya, maka
bagaimana mungkin dapat menjangkau dan melihat Tuhan.
Kita tidak diberi kuasa Allah untuk melihat kuman, virus, karena bagaimama mungkin
kita bisa makan, ketika melihat tangan kita banyak berjalan hewan-hewan kecil. Kita pun tidak diberi kuasa melihat jenis
jin, malaikat, ruh, dsb, karena sangat mungkin justru mempersulit hidup
manusia. Jika melihat ciptaan-Nya pun kita tidak bisa bagaimana mungkin bisa
melihat Penciptanya.
Dia dapat melihat segala penglihatan”
Mahluk tidak dapat berlaku demikian, bahkan tidak keliru jika dikatakan bahwa hakekat
penglihatan pun tidak diketahui dan dilihat secara sempurna meskipun manusia melihat.
Kita sesungguhnya tidak melihat
matahari tetapi melihat sinar matahari. Kita selama ini tidak melihat mangga, tetapi melihat
kulit mangga, atau daging mangga. Kita selama ini tidak
melihat manusia tetapi melihat hidungnya, matanya, tangannya, kakinya.
Implikasi akhlak
Hamba yang meneladani sifat ini adalah yang menyadari bahwa pandanganya hanya
digunakan untuk melihat kebaikan serta melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang
terbentang di alam semesta. Imam Ghazali menuturkan ketika menjelaskan
sifat ini, bahwa konon Isa ditanya, “Adakah yang sama dengan engkau?”. Beliau
menjawab, “siapa yang pandanganya adalah pelajaran, diamnya adalah renungan dan ucapannya adalah zikir, maka dia sama
dengan saya”. (cerdas spiritual...membaca simbol alam)
Orang yang meneladani sifat ini juga harus menyadari bahwa Allah senantiasa
melihatnya
ALLAH MAHA MENGETAHUI
a. Ilmu Allah mencakup seluruh wujud, segala aktivitas, apapun yang terjadi, sebelum, pada saat terjadi dan sesudahnya
b. Ilmu Allah bukan hasil dari sesuatu, tetapi sesuatu itulah yang merupakan hasil dari ilmu Allah. Sedangkan ilmu manusia adalah hasil dari mempelajari sesuatu.
c. Allah mengetahui tanpa alat, sedang ilmu manusia diraih dengan panca indra, akal dan hatinya Allah mengetahui tanpa alat, sedang ilmu manusia diraih dengan panca indra, akal dan hatinya
Implikasi akhlak
Ciri hamba yang berilmu, ditunjukkan dari makna :
1. ‘Ain asal kalimat ‘Iliyyin’, tempat yang tinggi, bahwa ahli ilmu akan menduduki derajat yag tinggi, baik dihadapan Allah maupun mahluk.
2. Mim, asal dari ‘Mulkun’, bagi ahli ilmu akan diberika kekuasaan, dalam arti ketrampilan, wilayah, wewenang.
3. Lam, asal dari kalimat ‘Lathief’, bahwa ahli ilmu memiliki sifat halus dalam bahasa, bersikap, berprilaku, juga kehalusan hati dan pandangan, sehingga mampu membuka tabir rahasia yang tiada terlihat manusia umum.
Implikasi akhlak, lanjutan
1. Menyadari bahwa Ilmu itu milik Allah, maka hanya dengan keridhoan-Nya seseorang dapat memahami sesuatu.
2. Tidak sombong dengan sesuatu yang telah dicapai, termasuk memperoleh harta darisebab ilmu yang ada padanya, karena itu semua adalah pemberian Allah. Qorun adalah contoh yang telah dijelaskan Allah bagaimana seseorang yang kaya karena ia merasa bahwa semua itu dicapai dengan kepinterannya. Dan balasan yang diterimanya adalah, dibenamkan/ dikuburkan semua harta miliknya ke bumi Allah.