10. ECODRAIN-1

47
DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECODRAIN)

description

Drainase Perkotaan _ Ecodrain

Transcript of 10. ECODRAIN-1

DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

(ECODRAIN)

PENDAHULUANKonsep drainase yang duludigunakan sampai sekarangadalah drainase/pematusanyaitu mematuskan air kelebihanterutama air hujan ke badan air terdekat. Air kelebihansecepatnya dialirkan ke salurandrainase kemudian ke sungai danakhirnya ke laut.

Masalah banjir, genangan dan kekeringan masih dipandangsebagai masalah lokal dan sektoral yang dapat diselesaikansecara lokal dan sektoral tanpa memperhatikan kondisi sumberdaya air dan lingkungan di hulu, tengah dan hilir secarakomprehensif

Upaya yang dilakukan adalahmembuat jaringan salurandan bangunan pelengkapnyauntuk membuang sesegeramungkin air genangan kesaluran.

Antisipasi perubahan iklim danperubahan tata guna lahan serta

pengembangan perkotaan

Dengan perkembangan berfikir komprehensifserta didorong oleh semangat antisipatif

perubahan iklim yang dewasa ini terjadi danperubahan tata guna lahan yang tidak

terkendali, maka diperlukan perubahan konsepdrainase menuju ke drainase yang berwawasan

lingkungan atau eko-drainase (ecodrain)

SIKLUS HIDROLOGI

RESPON TERHADAP AIR HUJAN

Evapotrasnpirasi tinggiSimpanan air tinggiResapan air tinggi

Surface runoff kecil

Evapotrasnpirasi rendahSimpanan air rendahResapan air rendah

Surface runoff besar

PROSES TERJADINYA MASALAH BANJIR

KONDISI ALAM (STATIS)

• Geografi

• Topografi

• Geometri alur

sungai:

kemiringan dasar

meandering

“bottle-neck”

sedimentasi

PERISTIWA ALAM

(DINAMIS)

* curah hujan tinggi

* pembendungan:

dari laut/pasang

dari sungai induk

* amblesan tanah

* pendangkalan

KEGIATAN MANUSIA

(DINAMIS)

* PEMBUDI DAYAAN

DATARAN BANJIR

* tata ruang/peruntukan

dataran banjir yg tdk sesuai

* tata ruang/pengelolaan DAS

• permukiman di bantaran

sungai

* pembangunan drainase

* bangunan sungai/silang

* sampah padat

* prasarana pengendali

banjir yang terbatas

* amblesan permukaan tanah

* persepsi masyarakat yang

keliru thd banjir

* kenaikan muka air laut

akibat “global warming”, dsb

.

MASALAHBANJIR

Kondisi Alam Statis

Geografi

Apabila kota dibangun di

daerah pegunungan akan

menyebabkan lahan resapan

air akan tertutup oleh

bangunan dan infrastruktur

kota dan akan meningkatkan

debit banjir yang akan

mengancam kota yang ada

di bagian hilir

• Apabila kota di bangun ditepi pantai, pengaruhpasang laut akanmenyebabakan sebagianaliran tidak dapat mengalirsecara gravitasi, yang akanmenyebabkan genangan. Aliran air dalam sungaiakan mengalami kenaikanakibat back water yang dapat menyebabakan over toping dan dapatmenyebabakan banjir didalam kota.

Topografi

Kondisi topografi yang bergelobang,

maka untuk kota yang berada di bagian

rendah akan rawan terkena banjir dan

genangan

Geometri Aliran Sungai

Kemiringan dasar sungai

yang terlalu besar akan

menimbulkan gerusan

dasar sungai. Hal

semacam ini akan

menyebabkan sedimentasi

pada bagian hilir yang

datar yang dapat

menyebabkan

saluran/sungai cepat

menjadi dangkal.

Meandering umumnya

terjadi pada alur sungai

sebagai sungai tua dimana

kemiringan alur sungai

sudah berkurang.,

kecepatan berkurang,

terjadi pengendapan yang

membelokkan aliran

sungai

Kondisi Alam (Dinamis)

Curah Hujan

Intensitas hujan

yang tinggi

merupakan faktor

penyebab terjadinya

Banjir dan genangan

Tingginya Pasang

Surut air laut

Faktor penyebab

Banjir untuk kota

pantai

Kegiatan Manusia (Dinamis)

• Penyimpangan RUTR pada bantaran banjiryang tidak sesuaidengan peruntukan,dan di Daerah AliranSungai.

• Permukiman dibantaran sungai dan diatas saluran drainase

• Pengambilan air tanahyang berlebihanmenyebabkanpenurunan tanah

• Pembuangan sampaholeh masyarakat kedalam salurandrainase.

• Bangunan persilanganyang tidak terencanadengan baik sepertiadanya pipa PDAM, Telpon dan listrik yang melintang dipenampang saluran

• Pemeliharaan rutinyang terabaikan

DAMPAK URBANISASI

DAMPAK URBANISASI

PERUBAHAN HIDROGRAF BANJIR

WISMP LOAN IBRD No. 4711-IND/3807-IND/TF-052124 - 2008

PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

Sebelum Pembangunan

Sesudah pembangunan

• Peresapan air berkurang

• Muka air tanah turun,

• Mata Air kering

• Terjadi intrusi air laut

• Banjir bandang

• Pendangkalan sungai dan muara

• Daerah banjir meluas

• Erosi tinggi

• Longsor

Pada musim kemarau

air sungai nyaris kering

PENGEMBANGAN DAS (TIDAK TERKENDALI)

Peresapan 25%

Limpasan 75%

BENCANA BANJIR

Genangan akibat banjir di kota Bundaberg/di utara Brisbane Australia pada tanggal 28 Januari 2013 (Jawa Pos 29 Januari 2013)

Jl.Dr.Djundjunan Pasteur Bandung tergenang saat hujan deras pada tanggal 22 November 2012 akibat saluran drainase yang tersumbat (Kompas 28 Januari 2013)

Genangan akibat banjir di Pintu Besar Batavia pada tahun 1872. Foto koleksi perpustakaan Koninklijk Institut voor Taal, Land en Volkenkunde (KTTLV) Leiden Belanda ini menunjukkan bahwa banjir sudah melanda Jakarta sejak tahun 1872 sehingga perlu dibangun pintu-pintu air. Pintu-pintu air dan bangunan-bangunan air yang dibangun pada jaman penjajahan Belanda masih sama pada saat ini (Jawa Pos 15 Januari 2013)

Kawasan Istana Merdeka tergenang air pada tanggal 17 Januari 2013 (Liputan 6. 17 Januari 2013)

BANJIR

Banjir di Jl.Perak Timur Surabaya pada tanggal 20

Desember 2012 (Jawa Pos, 21 Desember 2012)

Jl.M.H.Thamrin tergenang akibat hujan pada tanggal

22 Desember 2012 menyebabkan kemacetan lalu lintas (Surya 23 Desember 2012)

• Kemacetan lalu lintas akibat genangan di salah satu kawasan di Jakarta pada tanggal17 Januari 2013 (Jawa Pos 17 Januari 2013)

BENCANA KEKERINGAN

KEKURANGAN AIR BERSIH

Muara Sungai Butong (anak sungai Barito) di Muara Teweh, Barito

Utara,Tengah Kalimantan surut karena dalam 2 pekan tidak turun

hujan (Media Indonesia 17 Januari 2013).

BENCANA PENCEMARAN

PENCEMARAN AIR

Kualitas lingkungan menurun akibat pencemaran air oleh limbah dan sampah

PERMASALAHAN DRAINASEPertumbuhan

penduduk

Kebutuhan tempat

tinggal/Rumah

Perubahan

tataguna lahan

Lahan untuk usaha,

pertanian, perkebunan,

dll.

Manajemen sampah

tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air

bersihPengambilan air

tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap, banjir

Pasang surut

Penurunan kapasitas

saluranPembuangan

sampah ke saluran

Erosi lahan

meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan

meningkat

Pengisian air tanah

menurunPenurunan air

tanah

Permasalahan

drainase

perkotaan

UPAYA PENANGANANNYA

EKO DRAINASEDRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Drainase perkotaan berwawasan lingkungan adalah prasarana drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/mengendalikan air permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir, dan kekeringan bagi masyarakat, dan bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup;

EKO-DRAINASE

• Sistem drainase berkelanjutan: tidak mengganggu siklus hidrologi

• Sistem drainase ramah lingkungan: bersih dari pencemaran limbah padat dan cair

PENGERTIAN

Pengelolaan drainase perkotaan secara terpadu berwawasan lingkungan (ecodrain) adalah upaya mengelola air kelebihan dengan cara menampung, meresapkan, mengalirkan dan memelihara sehingga tidak menimbulkan genangan dan bahaya bagi lingkungan.

Dari pengertian ini dapat diuraikan 4 (empat) klasterisasi penanganan drainase, yaitu Tampung (T), Resapkan (R), Alirkan (A) dan Pelihara (P).

MANFAAT ECODRAIN1. Mengurangi ketinggian muka air banjir pada jaringan

drainase;

2. Pengaturan aliran yang lebih baik akan mengurangi resiko genangan;

3. Melindungi sungai dan anak sungai dari erosi dan banjir;

4. Suplai air tanah (Groundwater recharge);

5. Menyediakan tempat untuk keberlangsungan habitat air/keuntungan ekologis;

6. Meningkatkan jumlah biota air;

7. Mengurangi waterborne diseases (penularan penyakitdari air);

8. ....

MANFAAT ECODRAIN8. Memproteksi air yang dapat digunakan untuk

kepentingan rekreasi;

9. Mengurangi kemungkinan kerusakan properti akibat genangan;

10. Meningkatkan nilai estetika untuk perumahan lokal (local residence);

11. Meningkatkan nilai NJOP (nilai jual obyek pajak) tanah dan bangunan untuk wilayah yang tidak terkena genangan;

12. Memberikan pendidikan kepada masyarakat; dan

13. Operasi dan Pemeliharaan yang lebih mudah.

PRINSIP ECODRAIN

1. mengendalikan laju limpasan, mengurangi dampak urbanisasi terhadap debit banjir;

2. melindungi atau memperbaiki kualitas air;

3. lebih memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat;

4. menyediakan habitat bagi hewan dan tumbuhan liar bagi badan air di perkoaan; dan

5. mendorong berlangsungnya imbuhan air tanah.

CARANYA??

1) mengelola limpasan sedekat mungkin dengan tempat di mana hujan jatuh;

2) mengelola potensi pencemaran pada sumbernya saat ini dan di masa yang akan datang; dan

3) melindungi sumber daya air dari sumber pencemar.

ILUSTRASI HIDROGRAF RUNOFF PENGEMBANGAN SEBUAH WILAYAH

Zero delta Q Policy

• Zero delta Q policy adalah zero kenaikan excess runoff, sebagai bentuk sinergi antara upayaecodrain dengan penyelenggaraan tata ruang. Zero kenaikan excess runoff diartikan sebagaikonsep pembangunan dan pengembangan yang dilakukan dengan upaya untuk tidak menambahrunoff akibat meningkatnya nilai koefisienpengaliran (C) dari koefisien natural di DAS tersebut. Kondisi hidrograf runoff yang terjadipada pengembangan sebuah wilayah

Dari PENGELOLAAN BANJIR menjadi PENGELOLAAN AIR HUJAN DAN LIMPASAN

Sistem Pengelolaan Banjir Ekosistem

Proaktif (Pencegahan Masalah)

Berbasis Tim Multidisiplin

Melindungi Properti dan Habitat

Meniru Proses Alam

Keputusan Berdasar Konsensus

Kemitraan dengan Semua Pihak

Fokus pada Hujan Ekstrim

Air Hujan terpadu dengan Tata Guna Lahan

Mempertimbangkan Volume Limpasan

Mempertimbangkan Puncak Banjir

Kepemilikan pada Pemerintah

Pengambilan Keputusan Sepihak

Mengumpulkan dan Mengalirkan

Melindungi Properti

Berbasis Teknologi

Reaktif (Pemecahan Masalah)

BERKELANJUTANKONVENSIONAL