10. ECODRAIN-1
description
Transcript of 10. ECODRAIN-1
PENDAHULUANKonsep drainase yang duludigunakan sampai sekarangadalah drainase/pematusanyaitu mematuskan air kelebihanterutama air hujan ke badan air terdekat. Air kelebihansecepatnya dialirkan ke salurandrainase kemudian ke sungai danakhirnya ke laut.
Masalah banjir, genangan dan kekeringan masih dipandangsebagai masalah lokal dan sektoral yang dapat diselesaikansecara lokal dan sektoral tanpa memperhatikan kondisi sumberdaya air dan lingkungan di hulu, tengah dan hilir secarakomprehensif
Upaya yang dilakukan adalahmembuat jaringan salurandan bangunan pelengkapnyauntuk membuang sesegeramungkin air genangan kesaluran.
Antisipasi perubahan iklim danperubahan tata guna lahan serta
pengembangan perkotaan
Dengan perkembangan berfikir komprehensifserta didorong oleh semangat antisipatif
perubahan iklim yang dewasa ini terjadi danperubahan tata guna lahan yang tidak
terkendali, maka diperlukan perubahan konsepdrainase menuju ke drainase yang berwawasan
lingkungan atau eko-drainase (ecodrain)
RESPON TERHADAP AIR HUJAN
Evapotrasnpirasi tinggiSimpanan air tinggiResapan air tinggi
Surface runoff kecil
Evapotrasnpirasi rendahSimpanan air rendahResapan air rendah
Surface runoff besar
PROSES TERJADINYA MASALAH BANJIR
KONDISI ALAM (STATIS)
• Geografi
• Topografi
• Geometri alur
sungai:
kemiringan dasar
meandering
“bottle-neck”
sedimentasi
PERISTIWA ALAM
(DINAMIS)
* curah hujan tinggi
* pembendungan:
dari laut/pasang
dari sungai induk
* amblesan tanah
* pendangkalan
KEGIATAN MANUSIA
(DINAMIS)
* PEMBUDI DAYAAN
DATARAN BANJIR
* tata ruang/peruntukan
dataran banjir yg tdk sesuai
* tata ruang/pengelolaan DAS
• permukiman di bantaran
sungai
* pembangunan drainase
* bangunan sungai/silang
* sampah padat
* prasarana pengendali
banjir yang terbatas
* amblesan permukaan tanah
* persepsi masyarakat yang
keliru thd banjir
* kenaikan muka air laut
akibat “global warming”, dsb
.
MASALAHBANJIR
Geografi
Apabila kota dibangun di
daerah pegunungan akan
menyebabkan lahan resapan
air akan tertutup oleh
bangunan dan infrastruktur
kota dan akan meningkatkan
debit banjir yang akan
mengancam kota yang ada
di bagian hilir
• Apabila kota di bangun ditepi pantai, pengaruhpasang laut akanmenyebabakan sebagianaliran tidak dapat mengalirsecara gravitasi, yang akanmenyebabkan genangan. Aliran air dalam sungaiakan mengalami kenaikanakibat back water yang dapat menyebabakan over toping dan dapatmenyebabakan banjir didalam kota.
Topografi
Kondisi topografi yang bergelobang,
maka untuk kota yang berada di bagian
rendah akan rawan terkena banjir dan
genangan
Geometri Aliran Sungai
Kemiringan dasar sungai
yang terlalu besar akan
menimbulkan gerusan
dasar sungai. Hal
semacam ini akan
menyebabkan sedimentasi
pada bagian hilir yang
datar yang dapat
menyebabkan
saluran/sungai cepat
menjadi dangkal.
Meandering umumnya
terjadi pada alur sungai
sebagai sungai tua dimana
kemiringan alur sungai
sudah berkurang.,
kecepatan berkurang,
terjadi pengendapan yang
membelokkan aliran
sungai
Kondisi Alam (Dinamis)
Curah Hujan
Intensitas hujan
yang tinggi
merupakan faktor
penyebab terjadinya
Banjir dan genangan
Tingginya Pasang
Surut air laut
Faktor penyebab
Banjir untuk kota
pantai
Kegiatan Manusia (Dinamis)
• Penyimpangan RUTR pada bantaran banjiryang tidak sesuaidengan peruntukan,dan di Daerah AliranSungai.
• Permukiman dibantaran sungai dan diatas saluran drainase
• Pengambilan air tanahyang berlebihanmenyebabkanpenurunan tanah
• Pembuangan sampaholeh masyarakat kedalam salurandrainase.
• Bangunan persilanganyang tidak terencanadengan baik sepertiadanya pipa PDAM, Telpon dan listrik yang melintang dipenampang saluran
• Pemeliharaan rutinyang terabaikan
• Peresapan air berkurang
• Muka air tanah turun,
• Mata Air kering
• Terjadi intrusi air laut
• Banjir bandang
• Pendangkalan sungai dan muara
• Daerah banjir meluas
• Erosi tinggi
• Longsor
Pada musim kemarau
air sungai nyaris kering
PENGEMBANGAN DAS (TIDAK TERKENDALI)
Peresapan 25%
Limpasan 75%
Genangan akibat banjir di kota Bundaberg/di utara Brisbane Australia pada tanggal 28 Januari 2013 (Jawa Pos 29 Januari 2013)
Jl.Dr.Djundjunan Pasteur Bandung tergenang saat hujan deras pada tanggal 22 November 2012 akibat saluran drainase yang tersumbat (Kompas 28 Januari 2013)
Genangan akibat banjir di Pintu Besar Batavia pada tahun 1872. Foto koleksi perpustakaan Koninklijk Institut voor Taal, Land en Volkenkunde (KTTLV) Leiden Belanda ini menunjukkan bahwa banjir sudah melanda Jakarta sejak tahun 1872 sehingga perlu dibangun pintu-pintu air. Pintu-pintu air dan bangunan-bangunan air yang dibangun pada jaman penjajahan Belanda masih sama pada saat ini (Jawa Pos 15 Januari 2013)
Jl.M.H.Thamrin tergenang akibat hujan pada tanggal
22 Desember 2012 menyebabkan kemacetan lalu lintas (Surya 23 Desember 2012)
• Kemacetan lalu lintas akibat genangan di salah satu kawasan di Jakarta pada tanggal17 Januari 2013 (Jawa Pos 17 Januari 2013)
Muara Sungai Butong (anak sungai Barito) di Muara Teweh, Barito
Utara,Tengah Kalimantan surut karena dalam 2 pekan tidak turun
hujan (Media Indonesia 17 Januari 2013).
PERMASALAHAN DRAINASEPertumbuhan
penduduk
Kebutuhan tempat
tinggal/Rumah
Perubahan
tataguna lahan
Lahan untuk usaha,
pertanian, perkebunan,
dll.
Manajemen sampah
tidak baik
Produksi sampah
Debit banjir meningkat
Kebutuhan air
bersihPengambilan air
tanah berlebihan
Sedimentasi saluran
Saluran meluap, banjir
Pasang surut
Penurunan kapasitas
saluranPembuangan
sampah ke saluran
Erosi lahan
meningkat
Amblesan tanah Genangan lokal
Limpasan permukaan
meningkat
Pengisian air tanah
menurunPenurunan air
tanah
Permasalahan
drainase
perkotaan
EKO DRAINASEDRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Drainase perkotaan berwawasan lingkungan adalah prasarana drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/mengendalikan air permukaan (limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir, dan kekeringan bagi masyarakat, dan bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup;
EKO-DRAINASE
• Sistem drainase berkelanjutan: tidak mengganggu siklus hidrologi
• Sistem drainase ramah lingkungan: bersih dari pencemaran limbah padat dan cair
PENGERTIAN
Pengelolaan drainase perkotaan secara terpadu berwawasan lingkungan (ecodrain) adalah upaya mengelola air kelebihan dengan cara menampung, meresapkan, mengalirkan dan memelihara sehingga tidak menimbulkan genangan dan bahaya bagi lingkungan.
Dari pengertian ini dapat diuraikan 4 (empat) klasterisasi penanganan drainase, yaitu Tampung (T), Resapkan (R), Alirkan (A) dan Pelihara (P).
MANFAAT ECODRAIN1. Mengurangi ketinggian muka air banjir pada jaringan
drainase;
2. Pengaturan aliran yang lebih baik akan mengurangi resiko genangan;
3. Melindungi sungai dan anak sungai dari erosi dan banjir;
4. Suplai air tanah (Groundwater recharge);
5. Menyediakan tempat untuk keberlangsungan habitat air/keuntungan ekologis;
6. Meningkatkan jumlah biota air;
7. Mengurangi waterborne diseases (penularan penyakitdari air);
8. ....
MANFAAT ECODRAIN8. Memproteksi air yang dapat digunakan untuk
kepentingan rekreasi;
9. Mengurangi kemungkinan kerusakan properti akibat genangan;
10. Meningkatkan nilai estetika untuk perumahan lokal (local residence);
11. Meningkatkan nilai NJOP (nilai jual obyek pajak) tanah dan bangunan untuk wilayah yang tidak terkena genangan;
12. Memberikan pendidikan kepada masyarakat; dan
13. Operasi dan Pemeliharaan yang lebih mudah.
PRINSIP ECODRAIN
1. mengendalikan laju limpasan, mengurangi dampak urbanisasi terhadap debit banjir;
2. melindungi atau memperbaiki kualitas air;
3. lebih memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat;
4. menyediakan habitat bagi hewan dan tumbuhan liar bagi badan air di perkoaan; dan
5. mendorong berlangsungnya imbuhan air tanah.
CARANYA??
1) mengelola limpasan sedekat mungkin dengan tempat di mana hujan jatuh;
2) mengelola potensi pencemaran pada sumbernya saat ini dan di masa yang akan datang; dan
3) melindungi sumber daya air dari sumber pencemar.
Zero delta Q Policy
• Zero delta Q policy adalah zero kenaikan excess runoff, sebagai bentuk sinergi antara upayaecodrain dengan penyelenggaraan tata ruang. Zero kenaikan excess runoff diartikan sebagaikonsep pembangunan dan pengembangan yang dilakukan dengan upaya untuk tidak menambahrunoff akibat meningkatnya nilai koefisienpengaliran (C) dari koefisien natural di DAS tersebut. Kondisi hidrograf runoff yang terjadipada pengembangan sebuah wilayah
Dari PENGELOLAAN BANJIR menjadi PENGELOLAAN AIR HUJAN DAN LIMPASAN
Sistem Pengelolaan Banjir Ekosistem
Proaktif (Pencegahan Masalah)
Berbasis Tim Multidisiplin
Melindungi Properti dan Habitat
Meniru Proses Alam
Keputusan Berdasar Konsensus
Kemitraan dengan Semua Pihak
Fokus pada Hujan Ekstrim
Air Hujan terpadu dengan Tata Guna Lahan
Mempertimbangkan Volume Limpasan
Mempertimbangkan Puncak Banjir
Kepemilikan pada Pemerintah
Pengambilan Keputusan Sepihak
Mengumpulkan dan Mengalirkan
Melindungi Properti
Berbasis Teknologi
Reaktif (Pemecahan Masalah)
BERKELANJUTANKONVENSIONAL