09E00166_2

145
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository © 2008 KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN T E S I S Oleh RONALD REZEKI TARIGAN 067020008/AR SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 8 S E K O L A H P A S C A S A R J A N A

description

fdfdsfsddsd

Transcript of 09E00166_2

  • Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

    KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN

    UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN

    T E S I S

    Oleh

    RONALD REZEKI TARIGAN 067020008/AR

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

    2 0 0 8

    S

    EK O L A

    H

    PASCASARJ

    ANA

  • KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN

    UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN

    T E S I S

    Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Arsitektur

    pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    RONALD REZEKI TARIGAN 067020008/AR

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    M E D A N 2 0 0 8

  • Judul Tesis : KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Ronald Rezeki Tarigan Nomor Pokok : 067020008 Program Studi : Teknik Arsitektur

    Menyetujui, Komisi Pembimbing

    (Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD) Ketua

    (Salmina W. Ginting, ST, MT) Anggota

    Ketua Program Studi,

    (Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc)

    Direktur,

    (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B. M.Sc) Tanggal Lulus: 04 Desember 2008

  • Telah diuji pada Tanggal: 04 Desember 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD

    Anggota : 1. Salmina W. Ginting, ST, MT

    2. Ir. Rahmad Dian, MT

    3. Ir. Rudolf Sitorus, MLA

    4. Ir. Erlisa, ST, MT

  • Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

    ABSTRAK

    Perkembangan fisik Kota Medan secara umum bergerak sangat cepat, ini diakibatkan oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat Kota Medan yang sangat tinggi. Masyarakat merupakan bagian dari sebuah kota harus menyadari bahwa mereka harus mati atau meninggal dan sedini mungkin perlu direncanakan tempat pemakaman yang layak, tertata dan terkelola dengan baik guna menghindarkan kesembrautan tata letaknya.

    Setelah manusia mengalami kematian, pada masyarakat tertentu terdapat suatu penilaian terhadap orang yang meninggal yaitu dengan memberikan ruang khusus tersendiri. Salah satu bentuk apresiasi manusia kepada orang yang sudah meninggal yaitu menyediakan lahan dalam bentuk ruang yang disebut makam. Sebagai contoh kasus dipilih mengenai aspek ekonomi pada manajemen pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan yang merupakan salah satu cara guna menghindari tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh perkembangan Kota Medan.

    Tujuan penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan dari sudut pandang aglomerasi dapat mendorong munculnya kegiatan-kgiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi dan membuktikan bahwa peranan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen sangat potensial dalam meningkatkan Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lokasi penelitian direncanakan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B yang dikelola oleh pemerintah Kota Medan.

    Adapun hasil yang dapat diambil dalam kajian ini adalah untuk menemukan konsep manajemen pemakaman yang baik, khususnya untuk Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B yang berpotensi secara ekonomi sehingga menjadi contoh proyek dalam menciptakan pemakaman baru baik secara fisik maupun manajemen pengelolaannya kedepan di Kota Medan.

    Kata Kunci: Manajemen Lahan, Aspek Ekonomi Lahan, Lahan Pemakaman, Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  • Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository 2008

    ABSTRACT Development of Medan city physic generally moves rapidly, this is caused by claim and need of people in Medan City that is very high. People is part of city must be aware that they should die and it is important to plan the funeral, orderly, and managed well to avoid the irregularity. After human experiences the death, in certain people there is a evaluation on dead man namely by giving special room. One of forms of human appreciation to dead ma namely to prepare the land in the form called grave. For example, the case is choosen about aspect of economy from management of Christian Public Grave in Medan city as one of way to avoid the pressures caused by development of Medan city. The goal of research on Economic Aspect Review in Grave general management for Christian in Medan city from vie of agglomeration can promote the emergence of another activities that is very potential in economy and to proove that role of Christian Public Grave is very potential in ceasing the source of Native Regional Income. The location of research in plan is Christian General Grace of Simalingkar B, managed by government of Medan city. The result gained in this research is to find the good concept of grave management, especially for Land of General Grace Simalingkar B that is potential in economy thus a project sample in creating the new grave area physically or management in the future in Medan city. Keyword: Management of land, aspect of Land economy, land of funeral, native regional revenue (PAD).

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan dan memanjatkan doa puji syukur kehadirat Tuhan Yang

    Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak berkesudahan,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan tesis ini tepat pada waktunya.

    Tesis yang berjudul Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah

    Pemakaman Umum (TPU) Kristen Di Kota Medan. Ini disusun sebagai persyaratan

    untuk memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Arsitektur pada

    Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara (USU).

    Dengan segala hormat dan kerendahan hati, pada kesempatan yang baik ini

    penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa.B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara (USU);

    2. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur

    Universitas Sumatera Utara (USU);

    3. Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD selaku Ketua Komisi

    Pembimbing I dan Ibu Salmina W. Ginting, ST, MT, selaku Pembimbing II yang

    banyak memberikan masukan, arahan serta ikut membantu dalam penyelesaian tesis

    ini sesuai jadwal waktu yang ditetapkan;

    4. Ir. Dwira N Aulia, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Magister Teknik Arsitektur

    Universitas Sumatera Utara (USU);

    5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas

    Sumatera Utara (USU) yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengajarannya

    selama mengikuti perkuliahan;

  • 6. Novi, Staff administrasi pengelola Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah

    Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU);

    7. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara Angkatan 06 yang tidak dapat penulis sebutkan satu

    persatu ;

    8. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Kabar Tua Tarigan dan Ibu Duma Elly Anne

    Br. Ujung serta abang saya Roy Tarigan, adik-adik yang saya sayangi (Denny

    Tarigan, Fridolin Tarigan, Imelda Tarigan);

    9. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Sihar Cibro dan Ibu Yetty Br. Ujung, SH atas

    kesempatan yang diberikan, baik moril maupun materiil kepada saya;

    10. Salam terima-kasih yang sebesar-besarnya, terkhusus buat adik saya Renhard

    Tarigan dan Brenlit Ginting yang telah berjibaku membantu saya, baik waktu,

    tenaga yang diberikan hingga selesainya tesis ini;

    11. Semua pihak yang telah membantu, baik moril maupun materiil dalam penyelesaian

    tesis ini.

    Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa yang disajikan dalam tesis ini masih jauh

    dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

    harapkan. Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

    semua pihak yang membutuhkan.

    Medan, 04 Desember 2008

    Penulis,

  • RIWAYAT HIDUP

    Nama : RONALD REZEKI TARIGAN

    Tempat/ Tanggal Lahir : Tigalingga, 14 Januari 1980

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Kristen Protestan

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Alamat : Jl. Lada 1 No. 2 Perumnas Simalingkar Medan

    Pendidikan :

    1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 030301 Hutarakyat, Sidikalang Tamat (1992)

    2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) RK. ST. Paulus, Sidikalang Tamat (1995)

    3. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5, Medan Tamat (1998)

    4. Sarjana Teknik Arsitektur Institut Teknologi Medan (ITM), Medan Tamat (2003)

    5. Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara (USU), Medan Tamat (2008)

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ................................................................................................................ i

    ABSTRACT ..............................................................................................................ii

    KATA PENGANTAR .............................................................................................iii

    RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................vi

    DAFTAR ISI ............................................................................................................vii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

    1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

    1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

    1.5. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10

    2.1. Defenisi Aglomerasi ............................................................................ 10

    2.2. Tinjauan Teori ..................................................................................... 11

    2.2.1. Konsep Ekonomi Aglomerasi (Agglomeration Economies) ..... 11

    2.3. Teori Aglomerasi ................................................................................. 12

    2.3.1. Teori Neo Klasik ........................................................................ 12

  • 2.3.2. Teori Eksternalitas Dinamis ....................................................... 13

    2.3.3. Teori Ekonomi Geografi Baru (The New Economic Geography) ............................................. 14

    2.4. Kasus-Kasus Algomerasi Perkotaan ................................................... 15

    2.4.1. Aglomerasi Perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta ........... 15

    2.4.2. Konsentrasi Geografis Industri Manufaktur di Greater Jakarta dan Bandung Periode 1980-2000: Menuju Satu

    Daerah Aglomerasi .................................................................. 18

    2.5. Pemakaman ........................................................................................... 20

    2.5.1 Pemakaman di Kota Medan ...................................................... 22

    2.5.2. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan ....... 34

    2.6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah .......................................... 36

    2.6.1. Sektor Pemakaman sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) ................................................ 36

    2.6.2. Target dan Hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Medan ...... 39

    BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 44

    3.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 44

    3.2. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 44

    3.3. Lokasi Penelitian .................................................................................. 45

    3.4. Jadwal Penelitian ................................................................................. 45

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 49

    4.1. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ............................................................................. 49

    4.1.1. Lokasi ...................................................................................... 49

    4.1.2. Kondisi Umum Tanah Pemakaman Umum (TPU ) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B

  • Kecamatan Medan Tuntungan ............................................. 60

    4.1.3. Kapasitas Tanah Pemakaman Umum (TPU ) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ..................... 61

    4.2. Aglomerasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ... .......................................................................... 63

    BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 80

    5.1. Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 80

    5.1.1. Kesimpulan ............................................................................. 80

    5.1.2. Saran ........................................................................................ 82

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 85

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    2.1. Daftar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Yang Dikelola Oleh Pemko Medan ..............................................................................................24

    2.2. Daftar Tanah Wakaf / Yayasan Dalam Daerah Kota Medan ........................25

    2.3. Target dan Realisasi Sektor Pemakaman Tahun 1996-2002 ........................40

    2.4. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002 ................................42

    3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada PengelolaanTanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan ...............................................................................................46

    4.1. Kondisi umum tapak .....................................................................................60

    4.2. Jumlah Pemakaman Baru (dewasa) di Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Periode

    Tahun 2000 s/d 2005 .....................................................................................62

    4.3. Jumlah Pemakaman Baru (anak-anak) di Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Periode

    Tahun 2000 s/d 2005 .....................................................................................62

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    1.1. Kerangka Pemikiran dan Penelitian ............................................................. 9

    2.1. Target dan Realisasi Pemakaman 1996-2000 ............................................... 40

    2.2. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002 ................................ 42

    2.3. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemakaman Jenazah .................... 43

    2.4. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemindahan Kerangka Jenazah/Tulang Belulang ......................................... 43

    4.1. Lokasi Pemakaman Umum Kristen di Kota Medan, Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan................ 50

    4.2. Peta sebaran pengguna areal Pemakaman Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan................ 51

    4.3. Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ............................ 52

    4.4. Situasi dan Kondisi Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................................. 53

    4.5. Situasi dan Kondisi Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................................. 54

    4.6. Situasi dan Kondisi Site Plan Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan............................................... 55

    4.7. Peta udara dan Kondisi Site Plan Lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................. 56 4.8. Aglomerasi yang terjadi disekitar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ..................................................................... 64

  • 4.9. Tukang Nisan ............................................................................................... 66

    4.10. Tukang Bunga ............................................................................................... 67

    4.11. Tukang Konstruksi Makam/Kuburan sedang bekerja di lokasi Pemakaman .................................................................................................. 69

    4.12. Tukang Peti Jenazah .................................................................................... 70

    4.13. Tempat Parkir disekitar Pemakaman ........................................................... 72

    4.14. Sarana Toilet ................................................................................................. 73

    4.15. Kantin di Sekitar Pemakaman ...................................................................... 74

    4.16. Tukang Air Bersih ......................................................................................... 75

    4.17. Penjaga Kuburan ........................................................................................... 76

    4.18. Ragam bentuk kuburan yang dimiliki masyarakat di dekat lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan. .......................... 78

    4.19. Site Plan Tanah Kaplingan Pemakaman yang dijual masyarakat di dekat lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ................................................................................................. 79

    5.1. Tambahan Usulan Aglomerasi yang terjadi disekitar Tanah Pemakaman Umum Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ............................ 84

  • DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman

    1. Lampiran Hasil Perhitungan Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lapangan Pekerjaan ............................................................................ 87

    2. Lampiran Proyeksi Penduduk Kota Medan ................................................ 126

    3. Lampiran Sebaran Diagram Batang Penggunaan Makam Simalingkar B Tahun 2006 ................................................................................................. 134

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.6. Latar Belakang

    Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Medan kurun waktu 1990-2004 sebesar

    1,0% lebih rendah dari tingkat pertumbuhan penduduk Sumatera Utara yaitu sebesar

    1,2%. Tingkat pertumbuhan penduduk kota Medan tersebut juga lebih rendah dari

    Kabupaten Deli Serdang (2,10%) dan Kota Binjai (1,68%). Angka pertumbuhan tersebut

    menunjukkan bahwa kota-kota sekitar kota Medan dibandingkan kota inti/kota Medan

    sehingga kondisi tersebut menunjukkan bahwa kota-kota sekitarnya mempunyai peran

    yang besar dalam menampung laju urbanisasi perkotaan.

    Perubahan tingkat pertumbuhan kota Medan tersebut selama kurun waktu tahun

    1970-2004 mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya mempunyai

    implikasi pada perubahan guna lahan pertanian menjadi guna lahan pemukiman,

    perkantoran, dan perdagangan, jasa dan industri dan fasilitas sosial lainnya.

    Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan

    meningkatnya kebutuhan tanah. Selain itu, meningkatnya kegiatan sosial-ekonomi di

    perkotaan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan kota juga merupakan

    penyebab meningkatnya permintaan terhadap tanah.

    Meningkatnya permintaan tanah dan terbatasnya persediaan tanah di perkotaan

    merupakan penyebab terus meningkatnya nilai tanah perkotaan. Dari sisi penyediaan

    infrastruktur perkotaan yang mempergunakan tanah sebagai basis kegiatan, maka terus

    meningkatnya harga tanah di perkotaan merupakan kendala bagi peningkatan pelayanan

  • sarana dan prasarana tersebut termasuk areal untuk pemakaman sudah sangat mendesak

    pengadaannya sekarang ini, sedangkan pada sisi lain peningkatan pelayanan merupakan

    tangung jawab pemerintah daerah yang harus dipenuhi. Ironisnya masalah penting yang

    dialami pemerintah kota didunia ketiga adalah kurangnya sumber-sumber pembiayaan

    dan kapasitas dalam menyediakan infrastruktur perkotaan tersebut.

    Dengan gambaran seperti di atas, hal ini juga dialami oleh pemerintah kota

    Medan dalam hal menyediakan infrastruktur kota termasuk areal pemakaman.

    Terbatasnya tanah dan anggaran pemerintah kota serta meningkatnya kebutuhan akan

    infrastruktur membuat pemerintah kota kesulitan dalam menangani/menyediakan areal

    pemakaman di perkotaan.

    Melihat perkembangan kota Medan sangat membutuhkan terwujudnya sarana dan

    prasarana perkotaan yang handal guna mendukung stabilisasi nilai kehidupan diperkotaan

    baik langsung maupun tidak langsung. Kota Medan saat ini dalam perkembangan menuju

    kota metropolitan dimana kegiatan ekonominya dapat dijadikan sebagai mesin

    perekonomian di kawasan Sumatera-Utara, dan dari acuan tersebut diatas wajar melihat

    peningkatan pembangunan yang semakin menuju ke ciri pembangunan yang

    berkelanjutan dan berkesinambungan dan dapat dikatakan bahwa pembangunan kota

    Medan sangat menggembirakan.

    Perkembangan fisik kota Medan secara umum bergerak sangat cepat, ini

    diakibatkan oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat kota Medan yang sangat tinggi.

    Dengan demikian masyarakat yang merupakan bagian dari sebuah kota harus menyadari

    bahwa mereka harus mati atau meninggal. Dengan mengalami kematian dalam hidup ini

    berarti kita harus mengetahui suatu paham yakni paham kematian akhir dari sebuah

  • kehidupan. Perlu dipertimbangkan apabila pertumbuhan penduduk ada, berarti tingkat

    kematian juga kurang lebih pasti seimbang, jadi harus dipikirkan kemana nantinya

    seseorang itu dikuburkan, sehingga wajar direncanakan sedini mungkin untuk

    mengantisipasi kejadian ini nantinya.

    Setiap peristiwa pasti memiliki awal dan akhir. Sama halnya dengan kehidupan di

    dunia, di awali dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kelahiran disambut

    gembira dengan berbagai pengharapan terhadap kehidupan si anak kelak. Sedangkan

    kematian identik dengan kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam. Sebagai

    penghormatan terakhir, bisanya proses pemakamam dilakukan sakral mungkin sesuai

    dengan agama dan adat yang berlaku. Kemudian, jenazah dimakamkan di area

    pemakaman di tata dan dikelola sedemikian rupa sebagai wujud rasa sayang dari orang

    yang ditinggalkan.

    Setelah manusia mengalami kematian, pada masyarakat tertentu terdapat suatu

    penilaian terhadap orang yang mengalami kematian/meninggal yaitu dengan memberikan

    ruang khusus tersendiri. Proses kematian ini mengindikasikan terjadinya pemisahan

    antara ruang yang mati dan ruang yang hidup. Salah satu bentuk apresiasi manusia

    terhadap yang sudah meninggal disediakan lahan dalam bentuk ruang yang disebut

    makam.

    Tanah pemakaman merupakan suatu tanda peringatan dan juga dapat

    menggambarkan salah satu defenisi yang dapat mencerminkan ciri dari sebuah kota.

    Makam adalah simbol dari kehadiran yang mati sekaligus analogi peralihan dua dunia

    sehingga perlu direncanakan sedini mungkin untuk menghindarkan kesembrautan tata

    letaknya.

  • Fisik pemakaman dapat kita kaitkan dengan dunia arsitektur yang disebut juga

    seni (art). Dalam perkembangan selanjutnya, bahwa kehadiran bentuk simbolis ini dapat

    dihadirkan dengan satu pandangan yang mempunyai tujuan tertentu dan berkembang

    menjadi sebuah kajian yang didalamnya berisikan hal-hal yang mempengaruhi wujud

    arsitektur pemakaman itu sendiri. Maka dengan sendirinya analisis ini dimaksudkan

    untuk mengajak cara pandang masyarakat luas terhadap kematian yang bisa

    mempengaruhi pembentukan dan penataan arsitektur pemakaman yang modern tetapi

    harus didasari jiwa yang religius. Sehingga paham kematian dalam masyarakat yang

    percaya dengan konsep pemakaman ini akan mempengaruhi pembentukan fisik

    pemakaman serta akan lebih memperkaya arsitektur pemakaman itu sendiri dan akan

    lebih memperdalam pemahaman manusia akan kehidupan dan kematian.

    Manajemen Tanah Pemakaman Umum (TPU) di kota Medan nantinya dapat

    menciptakan suatu manajemen yang baik bagi mereka yang mengalami kematian dan

    kehidupan. Ini didasari oleh nilai-nilai sejarah dan potensi dari kawasan yang akan dapat

    memberikan nilai ganda bagi perkembangan suatu wilayah secara ekonomi sehingga

    menghasilkan berbagai kegiatan-keiatan (aglomerasi) yang berpotensi secara ekonomi

    dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan. Kajian

    ini nantinya akan memberikan suatu rekomendasi dalam bentuk solusi yang baik dalam

    mengatasi segala masalah dengan aristektur pemakaman agar tertata fisik dan manajemen

    pengelolaannya pada kawasan pemakaman eksisting. Pengelolaan manajemen tempat

    pemakaman yang tidak keseluruhannya dikelola oleh Pemerintah Kota Medan adalah

    salah satu masalah yang belum terkoordinir, pemakaman yang multi fungsi, disamping

  • terbenturnya anggaran dan sempitnya lahan juga kultur kebiasaan penduduk yang

    heterogen, saling memiliki budaya kebiasaan dan tata cara penguburan.

    Untuk penambahan lahan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang lokasi

    yang strategis baik tempat, kondisi dan luas areal, sedangkan teknis pelaksanaannya

    harus matang dan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) serta

    profesionalisme petugas pengelola yang kesemuanya ini membutuhkan dana yang tidak

    sedikit.

    Dengan keterbatasan sumber tadi, Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas

    Pertamanan Kota Medan secara bertahap mulai memikirkan pentingnya infrastruktur

    seperti pemakaman di kota Medan, disamping bersumber dari APBD propinsi Sumatera

    Utara atau bahkan bantuan dari Pemerintah Pusat.

    Berdasarkan uraian dan analisa diatas maka rencana judul penelitian ini adalah

    Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU)

    Kristen di Kota Medan.

    Yang menjadi studi kasus umum dalam tesis ini dipilih berdasarkan data dari

    Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanan Kota Medan, adapun Tanah

    Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan terdiri

    dari:

    1. Pemakaman Kristen Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Kelurahan Tanjung Selamat

    Kecamatan Medan Selayang;

    2. Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B

    Kecamatan Medan Tuntungan;

  • 3. Pemakaman Kristen Patumbak Jalan Turi Ujung Kelurahan Timbang Deli Kecamatan

    Medan Amplas;

    4. Pemakaman Kristen Abdullah Lubis Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura

    Kecamatan Medan Baru;

    5. Pemakaman Kristen Padang Bulan Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan

    Baru;

    6. Pemakaman Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei

    Wampu Kecamatan Medan Baru;

    7. Pemakaman Kristen Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jalan Iskandar

    Muda Kecamatan Medan Petisah.

    Tetapi dalam pembahasan kajian ini hanya ditentukan 1 (satu) lokasi saja yaitu

    Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.

    1.7. Perumusan Masalah

    Dengan melakukan berbagai observasi di tempat-tempat pemakaman di seluruh

    Kota Medan, maka disimpulkan akan muncul berbagai masalah penting diantarannya

    adalah :

    1. Dari tujuh lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan enam

    diantaranya tidak berfungsi lagi, hanya satu lokasi saja yang dapat diberdayakan

    secara ekonomi tetapi belum maksimal;

    2. Manajemen Pemakaman dari seluruh Tanah Pemakaman Umum (TPU) di Kota

    Medan belum dikelola dengan baik;

    3. Masyarakat belum disadarkan bahwa Tanah Pemakaman Umum sebenarnya potensial

    secara ekonomi;

  • 4. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen kota Medan secara ekonomi tidak memberi

    sumbangan besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD);

    5. Tidak terkoordinasi dengan baik, karena tidak adanya investor swasta yang ingin

    menjadikan pemakaman sebagai peluang bisnis yang sangat menguntungkan.

    1.3. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengkaji aspek ekonomi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota

    Medan dari sudut pandang Aglomerasi yaitu bahwa kegiatan utama pemakaman di

    Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen dapat mendorong munculnya kegiatan-

    kegiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi;

    2. Menelusuri potensi ekonomi tersebut dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan

    Asli Daerah (PAD) Kota Medan.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Nantinya hasil penelitian ini akan bermanfaat terhadap perkembangan kota

    Medan khususnya dalam manajemen penataan pemakaman yang ada di kota Medan

    antara lain :

    1. Sebagai bahan masukan untuk penelitian lanjutan dalam bidang pengembangan

    sarana dan prasarana sosial bermasyarakat dalam kota;

    2. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kota Medan di dalam setiap pengambilan

    kebijakan pembangunan kota khususnya masalah pemakaman.

    1.5. Kerangka Pemikiran

    Melalui penjelasan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, maupun

    manfaat penelitian ini nantinya akan tercipta suatu solusi yang tepat sebagai panduan

    dalam mengambil kebijakan manajemen pembangunan Kota Medan.

  • Untuk lebih jelasnya Kerangka Penelitian di aplikasikan dalam bentuk struktur urutan

    sebagai berikut:

    Gambar. 1. Kerangka Pemikiran dan Penelitian

    LATAR BELAKANG

    GAGASAN IDE Memberdayakan Kawasan Pemakaman Agar Berfungsi Secara Ekonomi

    MASALAH a. Dari tujuh lokasi TPU Kristen di kota Medan enam diantaranya tidak berfungsi lagi, hanya satu lokasi

    saja yang dapat diberdayakan secara ekonomi tetapi belum maksimal. b. Manajemen Pemakaman dari seluruh TPU di kota Medan belum dikelola dengan baik. c. Masyarakat belum disadarkan bahwa Tanah Pemakaman Umum sebenarnya potensial secara ekonomi d. TPU Kristen kota Medan secara ekonomi tidak memberi sumbangan besar bagi PAD

    TUJUAN a. Untuk mengkaji aspek ekonomi Tanah Pemakaman Umum (TPU)

    Kristen di Medan dari sudut pandang Aglomerasi yaitu bahwa kegiatan utama pemakaman di Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen dapat mendorong munculnya kegiatan kegiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi.

    b. Menelusuri potensi ekonomi tersebut dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Medan.

    PENGUMPULAN DATA

    ANALISA - Lokasi (Karakter) - Kegiatan Pemakaman - Dampak lain akibat

    kegiatan pemakaman

    KESIMPULAN/SARAN

    SURVEY LAPANGAN

    LITERATUR WAWANCARA STUDY BANDING

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Defenisi Aglomerasi

    Apa yang dimaksud dengan aglomerasi? Montgomery (1988) mendefinisikan

    aglomerasi sebagai konsentrasi spasial dari aktifitas ekonomi di kawasan perkotaan

    karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang

    diasosasiakan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja, dan konsumen

    (Montgomery, 1988). Ini senada dengan Markusen (1996) yang menyatakan bahwa

    aglomerasi merupakan suatu lokasi yang tidak mudah berubah akibat adanya

    penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan

    dengan perusahaan lain dan penyedia jasa dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau

    para pekerja secara individual.

    Sementara itu, para ahli ekonomi perkotaan mendefinisikan kota sebagai hasil

    dari produksi aglomerasi secara spasial. Ini pada gilirannya mendorong tumbuhnya

    literatur mengenai formasi kota. Perspektif moderen menunjukkan beberapa kelemahan

    teori Klasik mengenai aglomerasi. Pada konteks ini, tiga jalur pemikiran dapat

    diidentifikasi. Pertama, teori-teori baru mengenai eksternalitas dinamis (dynamic

    externalities). Kedua, mazab pertumbuhan perkotaan. Ketiga, paradigma berbasis biaya

    transaksi.

    Dalam menjelaskan fenomena aglomerasi, banyak ekonom mendefinisikan kota

    sebagai hasil dari proses produksi aglomerasi secara spasial. Dalam khasanah studi

  • perkotaan yang secara intensif dilakukan oleh para ekonom agaknya dapat diidentifikasi

    empat periode evolusi pemikiran (Quigley, 1998: 127-9). kebanyakan studi

    memformalkan model yang mencoba menjelaskan daya tarik lokasi kawasan perkotaan.

    2.2. Tinjauan Teori

    2.2.1. Konsep Ekonomi Aglomerasi (Agglomeration Economies)

    Dalam konteks ekonomi geografi, konsep aglomerasi berkaitan dengan

    konsentrasi spasial dari penduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi (Malmberg dan

    Maskell, 2001). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Montgomery dalam

    Kuncoro (2002) bahwa aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di

    kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of

    proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan

    konsumen. Keuntungan-keuntungan dari konsentrasi spasial sebagai akibat dari ekonomi

    skala (scale economies) disebut dengan ekonomi aglomerasi (agglomeration economies).

    (Mills dan Hamilton, 1989). Pengertian ekonomi aglomerasi juga berkaitan dengan

    eksternalitas kedekatan geografis dari kegiatan-kegiatan ekonomi, bahwa ekonomi

    aglomerasi merupakan suatu bentuk dari eksternalitas positif dalam produksi yang

    merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan kota. (Bradley

    and Gans, 1996). Ekonomi aglomerasi diartikan sebagai penurunan biaya produksi karena

    kegiatan-kegiatan ekonomi berlokasi pada tempat yang sama. Gagasan ini merupakan

    sumbangan pemikiran Alfred Marshall yang menggunakan istilah localized industry

    sebagai pengganti dari istilah ekonomi aglomerasi. Ahli ekonomi Hoover juga membuat

    klasifikasi ekonomi aglomerasi menjadi 3 jenis (Isard, 1979) yaitu large scale economies

  • merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan karena membesarnya skala produksi

    perusahaan tersebut pada suatu lokasi, localization economies merupakan keuntungan

    yang diperoleh bagi semua perusahaan dalam industri yang sama dalam suatu lokasi dan

    urbanization economies merupakan keuntungan bagi semua industri pada suatu lokasi

    yang sama sebagai konsekuensi membesarnya skala ekonomi (penduduk, pendapatan,

    output atau kemakmuran) dari lokasi tersebut. Berbeda dengan pendapat para ahli

    ekonomi yang lain, OSullivan (1996) membagi ekonomi aglomerasi menjadi dua jenis

    yaitu ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan

    ekonomi aglomerasi adalah eksternalitas positif dalam produksi yaitu menurunnya biaya

    produksi sebagian besar perusahaan sebagai akibat dari produksi perusahaan

    lain meningkat.

    2.3. Teori Aglomerasi

    2.3.1. Teori Neo Klasik

    Sumbangan terbesar Teori Neo Klasik adalah pengenalan terhadap ekonomi

    aglomerasi dengan argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari prilaku para pelaku

    ekonomi dalam mencari keuntungan aglomerasi berupa ekonomi lokalisasi dan ekonomi

    urbanisasi. (Kuncoro, 2002). Asumsi yang digunakan oleh teori neo-klasik adalah

    constant return to scale dan persaingan sempurna. Alfred Weber dikenal sebagai pendiri

    teori lokasi modern yang berkenaan dengan tempat, lokasi dan geografi dari kegiatan

    ekonomi. Minimalisasi biaya yang dikombinasikan dengan bobot input-input yang

    berbeda dari perusahaan dan industri menentukan lokasi optimal bagi suatu perusahaan.

    Weber secara eksplisit memperkenalkan konsep ekonomi aglomerasi, skala efisien

  • minimum, dan keterkaitan ke depan dan ke belakang. Konsep ini menjadi dasar

    berkembangnya teori perdagangan regional baru. Dalam sistem perkotaan teori neo

    klasik, mengasumsikan adanya persaingan sempurna sehingga kekuatan sentripetal

    aglomerasi disebut sebagai ekonomi eksternal murni. (Krugman, 1998). Kekuatan

    sentripetal muncul dari kebutuhan untuk pulang-pergi (commute) ke pusat bisnis utama

    dalam masing-masing kota yang menyebabkan suatu gradien sewa tanah dalam masing-

    masing kota. Menurut Krugman (1998), keterbatasan teori neo klasik diantaranya adalah

    melihat bahwa ekonomi eksternal yang mendorong adanya aglomerasi masih dianggap

    sebagi misteri (blackbox). Disamping itu sistem perkotaan neo klasik adalah non spasial

    yang hanya menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.

    2.3.2. Teori Eksternalitas Dinamis

    Teori-teori eksternalitas dinamis percaya bahwa kedekatan geografis

    memudahkan transmisi ide, maka transfer teknologi merupakan hal penting bagi kota

    (Glaeser, et.al. 1992). Teori eksternalitas dinamis didasarkan pada teori yang

    dikemukakan oleh Marshall-Arrow-Romer (MAR), Porter dan Jacob. Teori-teori ini

    mencoba menjelaskan secara simultan bagaimana membentuk kota dan mengapa kota

    tumbuh. Eksternalitas MAR menekankan pada transfer pengetahuan antar perusahaan

    dalam suatu industri. Menurut MAR monopoli lokal merupakan hal yang lebih baik

    dibandingkan dengan kompetisi lokal sebab lokal monopoli menghambat aliran ide dari

    industri lain dan eksternalitas diinternalisasi oleh inovator. Seperti halnya MAR, Porter

    mengatakan bahwa dengan transfer pengetahuan tertentu, konsentrasi industri secara

  • geografis akan mendorong pertumbuhan. Berbeda dengan MAR, Porter menyatakan

    bahwa kompetisi lokal lebih penting untuk mempercepat adopsi inovasi.

    Tidak seperti MAR dan Porter, Jacob percaya bahwa transfer pengetahuan paling penting

    adalah berasal datang dari industri-industri inti. Variasi dan keberagaman industri yang

    berdekatan secara geografis akan mendukung inovasi dan pertumbuhan dibandingkan

    dengan spesialisasi secara geografis.

    2.3.3. Teori Ekonomi Geografi Baru (The New Economic Geography)

    Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi

    dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari

    perusahaan. Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari

    interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor

    produksi. Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas

    sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi (Krugman dan

    Venables dalam Martin & Ottavianno, 2001). Dalam model tersebut kekuatan sentripetal

    berasal dari adanya variasi konsumsi atau beragamnya intermediate good pada sisi

    produksi. Kekuatan sentrifugal berasal dari tekanan yang dimiliki oleh konsentrasi

    geografis dari pasar input lokal yang menawarkan harga lebih tinggi dan menyebarnya

    permintaan. Jika biaya transportasi cukup rendah maka akan terjadi aglomerasi. Dalam

    model eksternalitas teknologi, transfer pengetahuan antar perusahaan memberikan

    insentif bagi aglomerasi kegiatan ekonomi. Informasi diperlakukan sebagai barang publik

    dengan kata lain tidak ada persaingan dalam memperolehnya. Difusi informasi ini

    kemudian menghasilkan manfaat bagi masing-masing perusahaan. Dengan

  • mengasumsikan bahwa masing-masing perusahaan menghasilkan informasi yang

    berbeda-beda, manfaat interaksi meningkat seiring dengan jumlah perusahaan. Karena

    interaksi ini informal, perluasan pertukaran informasi menurun dengan meningkatnya

    jarak. Hal ini memberikan insentif bagi pengusaha untuk berlokasi dekat dengan

    perusahaan lain sehingga menghasilkan aglomerasi.

    2.4. Kasus-Kasus Aglomerasi Perkotaan

    2.4.1. Aglomerasi Perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta

    Dalam menjelaskan fenomena aglomerasi, banyak ekonom mendefinisikan kota

    sebagai hasil dari proses produksi aglomerasi secara spasial. Dalam khasanah studi

    perkotaan yang secara intensif dilakukan oleh para ekonom agaknya dapat diidentifikasi

    empat periode evolusi pemikiran (Quigley, 1998: 127-9). Pada perode pertama, yaitu

    beberapa dasawarsa setelah Perang Dunia I, fokus analisis adalah pada faktor-faktor yang

    mempengaruhi lokasi perusahaan dan rumah tangga dalam suatu kota. Pada periode

    kedua, yang dimulai pada pertengahan dasawarsa 1960-an, kebanyakan studi

    memformalkan model yang mencoba menjelaskan daya tarik lokasi kawasan perkotaan.

    Periode ketiga muncul dari analisis yang intensif mengenai kota-kota utama di AS

    (misalnya, New York) dan memperkenalkan konsep eksternalitas, yang muncul akibat

    skala ekonomis. Saat ini, kita berada dalam pertengahan periode keempat dalam mencoba

    memahami perekonomian kota. Pada periode ini, kota digunakan untuk menganalisis

    hakekat dan sebab-sebab pertumbuhan ekonomi. Kebanyakan analisis aglomerasi secara

    implisit mengasumsikan bahwa formasi dan perkembangan kota dapat dipahami bila

    mekanisme konsentrasi produksi secara spasial telah dimengerti dengan benar.

  • DIY adalah provinsi yang unik secara demografik. Jumlah penduduk DIY hanya

    sekitar 3,1 juta jiwa pada tahun 2000 dan memiliki angka pertumbuhan penduduk 0,72%,

    yang paling rendah di Indonesia. Dengan sekitar 60% penduduk tinggal di daerah

    perkotaan, DIY merupakan provinsi dengan penduduk paling padat kedua di Indonesia,

    setelah DKI Jakarta. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk DIY pada tahun 2000 sebesar

    980 orang/km2, dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (12.228

    orang/km2) dan terendah di Gunung Kidul (451 orang/km2).

    Aglomerasi penduduk DIY cenderung berada di kota Yogjakarta dan kabupaten

    Sleman. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,51% per tahun selama 1990-2000,

    Kabupaten Sleman memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi di Propinsi Daerah

    Istimewa Yogyakarta, diikuti Bantul dan Gunungkidul, sedang Kodya Yogya dan

    Kulonprogo mengalami pertumbuhan negatif. Dari segi jumlah penduduk, Kabupaten

    Sleman juga memiliki penduduk terbesar diikuti Bantul,Gunungkidul, Jogja dan

    Kulonprogo.

    Secara demografis hal ini menunjukkan bahwa di Sleman terdapat aktivitas yang

    tinggi dalam bidang kependudukan berupa bertambahnya para pendatang, meningkatnya

    angka kelahiran, dan banyaknya pasangan usia subur. Pada gilirannya, ini menunjukkan

    adanya fenomena perkotaan, terutama Extended Yogyakarta urban region, yaitu kota

    Yogyakarta ditambah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sleman yang berbatasan

    langsung dengan Yogyakarta.

    Dari uraian di atas, dengan melihat komposisi penduduk Sleman, maka dapat

    disimpulkan bahwa wilayah selatan Kabupaten Sleman yang meliputi kecamatan

    Gamping, Melati, Ngaglik dan Depok ditambah lagi dengan Kecamatan Godean dan

  • Sleman memang merupakan basis pertumbuhan perkotaan yang membentuk satu

    aglomerasi dengan Kota Yogyakarta. Kecamatan Godean, Sleman dan Ngaglik, kendati

    terletak agak jauh dari Kota Yogyakarta, telah berkembang menjadi arah kegiatan

    masyarakat di wilayah kecamatan sekitarnya sehingga menjadi pusat pertumbuhan.

    Indikator kependudukan ketiga kecamatan/kota tersebut memiliki kepadatan penduduk

    yang cukup tinggi yang mencerminkan tingginya aktivitas kependudukan sebagai salah

    satu fenomena perkotaan. Dinamika aktivitas ekonomi di DIY menimbulkan konsentrasi

    aktivitas ekonomi di Kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman. Aglomerasi ekonomi di

    kedua daerah ini nampaknya tumbuh pesat, sebagaimana tercermin dari tingginya

    pertumbuhan ekonomi yang melebihi rata-rata DIY. Menjamurnya rumah makan, rumah

    kos, berbagai aktivitas perdagangan dan jasa, berjalan seiring dengan dibangunnya

    universitas dan hotel.

    Apakah aglomerasi penduduk juga sejalan dengan aglomerasi industri di DIY?

    Identifikasi wilayah perkotaan juga bisa dilakukan dengan melihat konsentrasi spasial per

    kecamatan dari Industri Besar dan Menengah (IBM) yang ada di Kabupaten Sleman.

    Dengan menggunakan metode identifikasi kluster yang telah dikembangkan dalam

    literatur Industri terakhir (Kuncoro, 2002), adanya akses jalan, khususnya ring road dan

    jalan raya yang menghubungkan Kota Yogyakarta dan Magelang, ikut berperanan dalam

    membentuk aglomerasi industri di sepanjang kedua jalan ini.

    2.4.2. Konsentrasi Geografis Industri Manufaktur di Greater Jakarta dan Bandung

    Periode 1980-2000: Menuju Satu Daerah Aglomerasi

  • Menurut studi yang dilakukan oleh Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro

    menyatakan bahwa pertumbuhan sektor industri yang cukup pesat menunjukkan

    keberhasilan industrialisasi yang tidak terlepas dari berbagai kebijakan dan strategi yang

    telah ditempuh pemerintah untuk mendorong dan merangsang investasi disektor

    industri,diantaranya melalui penerapan strategi industri substitusi impor maupun strategi

    promosi ekspor. Namun demikian, ternyata keberhasilan ini tidak diiringi dengan

    penyebaran aktifitas industri yang merata secara spasial. Aktifitas industri Indonesia

    hanya terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu saja. Dalam studinya menemukan bahwa

    pusat konsentrasi industri manufaktur Indonesia berlokasi di pulau Jawa dengan

    konsentrasi yang membentuk pola dua kutub (bipolar pattern). Pola konsentrasi yang

    ditemukan oleh Kuncoro memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hill,

    yaitu di ujung barat pulau Jawa yang meliputi Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang,

    Bekasi) dan Bandung. Sedangkan di ujung timur pulau Jawa berpusat di kawasan

    Surabaya. Sementara itu apabila menyimak lebih mendalam perkembangan konsentrasi

    industri di kutub barat pulau Jawa yang meliputi Greater Jakarta dan Bandung, maka

    akan terlihat beberapa fenomena yang cukup menarik untuk diamati lebih lanjut.

    Pertama, dewasa ini terdapat kecenderungan perkembangan aktifitas industri manufaktur

    di kota-kota inti (core region) dalam hal ini Metropolitan Jakarta dan Bandung terlihat

    menurun. Sementara itu di kota-kota pinggiran (fringe region) seperti Bogor, Tangerang,

    dan Bekasi (Botabek) aktifitas industri manufaktur justru semakin meningkat. Fakta ini

    dapat dilihat dari sudut pangsa tenaga kerja, nilai tambah maupun jumlah perusahaan

    yang beroperasi di wilayah ini selama dua dekade terakhir. Kedua, terdapat fenomena

    pengelompokan (aglomerasi) industri yang cenderung membentuk suatu koridor

  • pembangunan diantara wilayah metropolitan Jakarta dengan metropolitan Bandung

    (gambar 4). Secara fenomenal dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah desa urban

    di sepanjang koridor-koridor tersebut. Sedangkan secara geografis konsentrasi industri

    terlihat tersebar di sepanjang koridor Jakarta Bandung, sehingga wilayah perkotaan di

    Jabotabek dan Metropolitan Bandung hampir menyatu atau membentuk suatu jaringan

    kota (network cities) (Laquian, 1998: 1; Kuncoro, 2000: 185). Mengacu pada beberapa

    fenomena yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini berusaha mengidentifikasi dan

    meneliti di daerah mana saja aglomerasi industri berlokasi dalam lingkup kedua Greater

    (Jakarta dan Bandung), bagaimana pola dan dinamikanya selama periode 1980-2000.

    2.5. Pemakaman

    Life (Kehidupan), menurut webster Dictionary adalah The state of animal or plant

    in which its organs are capable of performing their function (New Websters Dictinary for

    english Languange,1997) Sedangkan death (kematian) The act or fact of dying; The total

    and permanent cessation of all the vital function of an animal or plant, The state of being

    dead; Loss or absent of spiritual life; Lost or deprivation of civil life (New Websters

    Dictinary for english Languange,1997)

    The Enchicolopedia of religon mempertegas arti diatas bahwa keberadaan

    kehidupan dan dapat didefenisikan dari tanda tanda nyata, antara lain adanya nafas,

    kesadaran, fungsi akal, dan pergerakan fisik, (Mircia Eliade. The enclopedia of religion)

    dalam Charles dkk,2003. Sedangkan kematian adalah keberadaan yang berada secara

    esensial dari kehidupan di dunia, kehidupan antara yang lahir dan yang mati. Kematian

  • umumnya diyakini sebagai nasib alami manusia yang ditetapkan oleh Tuhan atau dewa.

    (Mircia Eliade. The enclopedia of religion).

    Berdasarkan definisi umum di atas, proses peralihan dari kehidupan kematian

    dapat ditandai dengan hilangnya atau lepasnya jiwa yang mengisi manusia, yaitu suatu

    kekuatan yang menyebabkan gerak dan dapat hidup langsung begitu lepas dari tubuh

    jasmani. (Koencaraningrat. Ritus peralihan di Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1985 :

    52). Jiwa dianggap tidak pembusukan (dekomposisi) atau bersifat kekal. (Loise Leahy.SJ.

    Misteri Kematian, suatu pendekatan filsafat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum 1998

    : 48). Anggapan ini menghadirkan pemikiran bahwa jiwa akan mengalami hal yang sama

    seperti saat jasmani masih hidup. Adanya kepercayaan akan kekekalan jiwa dan

    keterikatan yang hidup dengan yang mati mendorong masyarakat tertentu untuk

    memberikan perlakuan khusus pada kematian.

    Bentuk perlakuan khusus terhadap kematian sebenarnya behubungan dengan

    penghargaan manusia tehadap orang yang meninggal. Caranya adalah dengan selalu

    berusaha untuk mempersembahkan atau memberikan suatu kepada orang yang telah

    meninggal, baik itu persembahan doa maupun persembahan fisik. Menurut

    Koentjaraningrat (1987:393), bentuk perlakuan khusus terhadap kematian berkaitan salah

    satu unsur universal kebudayaan yaitu sistim religi yang berkembang di masyarakat.

    Dengan unsur ini manusia akan membayangkan wujud dunia gaib, dewa dan makhluk

    halus yang mendiaminya, sifat Tuhan serta hakekat hidup dan mati dan mengalami

    ketakutan terhadapnya sehingga mendorong manusia untuk selalu menyertakan perlakuan

    khusus dalam menjalankan setiap tahap kehidupannya. Pelakuan khusus ini penting

  • karena adanya gagasan bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam hidup manusia

    melibatkan aksi dan reaksi antara sesuatu yang suci dan duniawi.

    Pada masyarakat tertentu, terdapat suatu bentuk perlakuan khusus terhadap orang

    meninggal yaitu dengan memberikan ruang khusus. Hal ini terdorong oleh proses

    kematian yang sering melambangkan proses pemisahan antara orang yang hidup dengan

    yang mati. Setelah kematian, manusia akan mengalami proses transisi kematian, dan

    akhir dari proses itu adalah pengiriman orang yang mati ke dunia kematian (the world of

    death). Pernyataan yang serupa dikemukakan oleh Waterrson (1990) bahwa orang-orang

    percaya yang mati akan menempati The land of the dead, yang diidentikkan dengan

    kehidupan di dunia.

    Dari pernyataan-pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan

    Ruang untuk yang mati dengan Ruang yang hidup. Anggapan tersebut kemudian

    berkembang sehingga bentuk perlakuan khusus terhadap kematian ada yang berhubungan

    dengan masalah spasial (kekurangan).

    2.5.1. Pemakaman di Kota Medan

    Berdasarkan Sumber Data dari Dinas Pertamanan Koa Medan Tahun 2004 Tanah

    Pemakaman Umum di kota Medan terdapat sebanyak 115 kawasan dengan luas areal

    1.084.565,80 m2 (108,46 Ha) yang menyebar di seluruh kecamatan di Kota Medan. Areal

    TPU tersebut dibagi menjadi 2 yakni :

    1. Pemakaman Umum adalah areal pemakaman untuk umum yang pengelolanya

    dilakukan oleh pemerintah Kota Medan sebanyak 8 unit dengan luas keseluruhan

  • sebanyak 45,5 Ha diantaranya adalah TPU Sei Batu Gingging, Jl. Gajah Mada, Jl.

    Abdullah Lubis dan TPU Simalingkar B;

    2. Pemakaman bukan umum adalah areal pemakaman yang disediakan untuk anggota

    golongan berdasarkan etnis dan agama, yang dikelola oleh badan sosial, yayasan dan

    kelompok lainnya. Jumlah pemakaman bukan umum ini sebanyak 107 unit dengan

    luas 629.565 m2 (62,96 Ha) diantaranya adalah TPU Jl. SM. Raja. Jl. Sei Deli dan

    TPU Islam Guru Patimpus. (Dinas Pertamanan Koa Medan Tahun, 2004).

    Secara umum, dalam peraturan daerah Kota Medan No. 9 Tahun 1987 tentag

    Izin Pengunaan Tanah Tempat Pemakaman yang kemudian berubah menjadi Perda No.

    2 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat hanya

    menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan pemakaman maupun

    pemindahan kerangka jenazah serta penggunaan mobil jenazah, dimana kegiatan tersebut

    harus mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota Medan atau pejabat yang dihunjuk

    yaitu Dinas Pertamanan Kota. (Gordon Angkasa Raya Situmorang, 2006)

    Adapun lokasi pemakaman yang telah direncanakan untuk pelaksanaan maksud

    tersebut diatas adalah :

    1. Lokasi Pemakaman yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan (Dinas Pertamanan

    Kota Medan) adalah:

    a. Taman Pemakaman umum Kristen Gajah Mada Ujung, jalan Gajah Mada Perempatan

    Jalan Sei Wampu Kecamatan Medan Baru;

    b. Taman Pemakaman Umum Kristen Gajah mada Lama, jalan Gajah Mada Perempatan

    Jalan Iskandar Muda Kec. Medan Petisah;

    c. Lokasi Pemakaman Islam Sei Batu Gingging (Jalan Sei Batu Gingging Medan).

  • 2. Lokasi Pemakaman yang dikelola oleh Badan Sosial, yayasan atau badan keagamaan

    adalah :

    a. Lokasi Pemakaman Islam Kayu Besar (Jalan Thamrin Medan) ;

    b. Lokasi Pemakaman warga Arab (Jalan Brigjen Katamso Medan) ;

    c. Lokasi Pemakaman Islam (Jalan Halat Medan) ;

    d. Lokasi Pemakaman Islam (Jalan Guru Patimpus Medan).

    Tabel. 2.1. Daftar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Yang Dikelola Oleh Pemko Medan

    NO NAMA PEMAKAMAN/ ALAMAT LUAS

    AREAL (M2) KELURAHAN/ KECAMATAN KETERANGAN

    1 Tanjung Selamat Jln. Flamboyan 10.000 Tj. Selamat/ M. Selayang Kristen

    2 Simalingkar B Jl. Bunga Rampe 65.000 Simalingkar B/M

    Tuntungan Kristen

    3 Patumbak Jl. Turi Ujung 40.000 Timbang

    Deli/M.Amplas Kristen

    4 Abdullah Lubis Jl. Abdullah Lubis 15.000 Babura/M. Baru Kristen

    5 Padang Bulan Jl. Letjend Jamin Ginting 20.000 M. Baru Kristen

    6

    Gajah Mada Ujung Jl. Gajah Mada Perempatan Jl. Sei Wampu

    19.000 M. Baru Kristen

    7

    Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jl. Iskandar Muda

    19.000 M. Petisah Kristen

    8 Sei Batu Gingging Jl. Sei Batu Gingging 15.000 Babura/ M. Baru Islam

    9 Deli Tua Jl. Deli Tua 25.000 Kab Deli serdang Hindu/Budha/ Gelandangan

    Jumlah 453.000

  • Tabel. 2.2. Daftar Tanah Wakaf / Yayasan Dalam Daerah Kota Medan

    NO NAMA TANAH WAKAF LUAS

    AREAL (M2)

    STATUS TANAH WAKAF

    KETERANGAN

    1

    Perkuburan Kayu Besar Jl Thamrin Kel. P. Pasar

    Kec. M. Kota 30000 Islam

    2 Pekuburan Jl. Kemiri 5590 Islam

    3 Pekuburan Jl. S.M. Raja/ Mesjid Raya 4960 Islam

    4 Pekuburan Jl. Purwosari P. Brayan

    Bengkel 20000 Islam

    5 Pekuburan Jl. Glugur Darat II Kec.M.

    Timur

    6 Pekuburan Jl. Krakatau P. Brayan Darat

    II Kec. Timur

    1577 Bersertifikat Islam

    7 Pekuburan Kel. P. Brayan Darat I

    Kec. M. Timur 5988 Islam

    8 Pekuburan Jl. Mabar Kel Sidodadi

    Kec. M. Perjuangan 2379 Bersertifikat Islam

    9 Pekuburan Jl. Santosa Baru

    Kec. M. Perjuangan Islam

    10 Pekuburan Jl. Sei Kera Islam

    11 Pekuburan Jl. Krakatau P. Brayan Darat

    II Bersertifikat Islam

    12 Bersertifikat Jl. Tuasan /Psr III

    Kec. M. Perjuangan Islam

    13 Perkuburan Jl. Tuasan/Psr III

    Kec. M. Perjuangan Kristen

    14 Bersertifikat Jl. Sei Deli Kel. Silalas

    Kec. M. Barat 4030 Islam

    15 Bersertifikat Jl. G. Patimpus Kel. Silalas

    Kec. M. Barat 6815 Islam

    16 Bersertifikat Jl. Semangka Kel. Silalas 1800 Islam

  • 17

    Bersertifikat Jl. Karya Gg. Wakaf Kel.

    Sei Agul Kec M. Barat

    18739 Islam

    18

    Bersertifikat Jl. Ling II P. Brayan Kota

    Kec. M. Barat 2236 Bersertifikat Islam

    19 Perkuburan

    Jl. Lingk. IV P. Brayan Kec. M. Barat

    1600 Bersertifikat Islam

    20

    Perkuburan Jl. K.L. Yos Sudarsono

    Belawan Kota

    Kec. M. barat

    4888 Islam

    21 Perkuburan Jl. Pembangunan Islam

    22 Perkuburan

    Jl. Letjend. J. Ginting Kec. M Baru

    7267 Islam

    23

    Perkuburan Al-Hasanah Jl. Sei Tuntungan Kel.

    Babura Kec. M. Baru

    3613 Islam

    24

    Perkuburan Jl. Kapt. Pattimura Kel.

    Darat Kec. M. Baru

    6678 Islam

    25

    Perkuburan Pasar VI Lingk. VIII Kel.

    Besar Kec.M. Labuhan

    14437 Islam

    26 Pekuburan Jl. Sutomo Ujung Islam/Hindu

    27 Perkuburan

    Lingk. IX Kel. Bear Kec. M. Labuhan

    1206 Islam

    28 Perkuburan

    Lingkungan XII Kel. Besar Kec. M. Labuhan

    8416 Bersetifikat Islam

    29 Perkuburan

    Lingk. XIII Kel. Besar Kec. M. Labuhan

    6782 Islam

    30 Perkuburan Lingk. VIII Kel. Pekan

    Labuhan Kec. M. Labuhan

    5684 Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • 31 Perkuburan Lingk. V Kel Sei Mati

    Kec M. Labuhan 1295 Islam

    32

    Perkuburan

    Lingk. VI Kel. Sei Mati Kec. M. Labuhan

    4416

    Islam

    33 Perkuburan Kamp. Bahari

    Kel. Sei Mati Kec. M. Labuhan

    2034 Islam

    34

    Perkuburan Lingk. XI Kel. Pekan

    Labuhan Kec. M. Labuhan

    1080 Islam

    35 Perkuburan

    Lingk. II Martubung Kec. M. Labuhan

    2250 Islam

    36

    Perkuburan

    Lingk. VI Kel. Kota Bangun Kec. M. Deli

    9980

    Islam

    37 Perkuburan

    Lingk. VI Kel. Kota Bangun Kec. M. Deli

    196

    Islam

    38 Perkuburan

    Lingk. III Kel. Mabar Kec. M. Deli

    1350

    Islam

    39 Perkuburan

    Lingk. III Km. 6,5 Tj. Mulia Kec. M. Deli

    9000

    Islam

    40 Perkuburan

    Lingk. Kel. Tj. Mulia Kec. M. Deli

    6785

    Islam

    41 Perkuburan

    Jl. Yos Sudarso Km 7 Kec. M. Deli

    6928

    Islam

    42

    Perkuburan Gg. Surya Lingk. VII Tj.

    Mulia Kec. M. Deli

    224

    Islam

    43

    Perkuburan Jl. Aluminium III Lingk.

    XIII Tj. Mulia Kec. M. deli

    31752

    Islam

    44 Perkuburan

    Lingk. I Kel. Titi Papan Tj. Mulia Kec. M. Deli

    316

    Islam

    45 Perkuburan Lingk. XII Kel. Titi Papan 1000

    Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • Tj. Mulia Kec. M. Deli

    46 Perkuburan Jl. Merak Kel Sei Sikambing 1601 Islam

    47 Perkuburan

    Jl. Kamboja Kec. M. Sunggal

    3089

    Islam

    48 Perkuburan

    Lingk. Seroja. Kel. Sunggal Kec. M. Sunggal

    1010

    Bersertifikat Islam

    49 Perkuburan

    Lingk. P. Baris Kel. Lalang Kec. M. Sunggal

    8788

    Bersertifikat Islam

    50

    Perkuburan Masyarakat Karo

    Jl. Flamboyan Kel. Tj. Selamat

    Kec M. Tuntungan

    Kristen

    51 Perkuburan

    Kel. Tj. Selamat Kec. M. Tuntungan

    8218

    Islam

    2319 52

    Perkuburan Kel. Baru Ladang Baru

    Kec. M Tuntungan Islam

    53

    Perkuburan Jl. Kuba IV 4235 Kec. M. Denai

    54 Perkuburan

    Jl. Panglima Denai Kec. M Amplas

    Islam

    55 Perkuburan

    Jl. Pertahanan Kec. M. Amplas

    Kristen

    56 Perkuburan

    Sp. Apros /Polonia Kec. M. Denai

    Islam

    57 Perkuburan

    Jl. Sempurna Ujung Kec. M. Kota

    Kristen

    58 Perkuburan

    Gg. Lia Lingk. I Menteng Kec. M. Denai

    1484 Sertifikat Islam

    59 Perkuburan

    Jl. Menteng VII Kel. Binjai Kec. M. Denai

    1167 Islam

    60 Perkuburan

    Jl. Menteng VII Kel. Binjai Kec. M. Denai

    1500 Sertifikat Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • 61 Perkuburan Jl. B. Katamso Gg. Sawah

    Titi Kuning Kec. M. Johor

    750 Islam

    62 Perkuburan

    Gg. Sepakat Link I Kec. M. Johor

    2225 Islam

    63 Perkuburan

    Lingk. V Kel Titi Kuning Kec M. Johor

    400 Islam

    64 Perkuburan

    Gg. Halim Kel Titi Kuning Kec. M. Johor

    600 Islam

    65

    Perkuburan Jl. Karya Utama Kel. P.

    Mansyur Kec M. Johor

    9000 Islam

    66

    Perkuburan Jl. Karya Utama Kel. P.

    Mansyur Kec. M. Johor

    18849 Islam

    67

    Perkuburan Jl. Suka Rahmat Kel. Suka

    Maju Kec. M. Johor

    2275 Islam

    68 Perkuburan Gg. Alam Kec. M. Johor 2600 Islam

    69

    Perkuburan LIngk X Titi Kuning Gg.

    Sawah Kec M. Johor

    820 Islam

    70 Perkuburan

    Kel. Kuala Bekala Kec. M. Johor

    6827 Islam

    71

    Perkuburan Jl. B. Katamso Km 8,2

    Kedai Durian

    Kec. M. Johor

    1900 Sertifikat Islam

    72

    Perkuburan JL. Stasiun Ujung Kedai

    Durian Kec. M. Johor

    6944 Sertifikat Islam

    73

    Perkuburan Jl. Stasiun Ujung Kedai

    Durian Kec. M. Johor

    10920 Sertifikat Islam

    74 Perkuburan Jl. Ika Bakti Lingk IV

    Gedung 2322 Sertifikat Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • Johor Kec. M. Johor

    75 Perkuburan Kuala Bekala Kec. M. Johor Islam

    76

    Perkuburan Jl. Sari Lingk. I Kedai

    Durian Kec. M. Johor

    3000 Islam

    77 Perkuburan

    Kel. Indra Kasih Kec. M. Tembung

    4570 Sertifikat Islam

    78

    Perkuburan HS I/II Jl. SM Raja/Bajak Kel.

    Harjosari II Kec. M. Amplas

    6905 Sertifikat Islam

    79 Perkuburan

    Jl. Panglima Denai Kec. M Amplas

    7562 Islam

    80

    Perkuburan

    Jl. Menteng VII Gg. Seroja Kec. M. Amplas

    577

    Islam

    81 Perkuburan

    Jl. Menteng VII Gg. Wakaf Kec. M. Amplas

    12000 Islam

    82 Perkuburan

    Timbang Deli Kec. M. Amplas

    6000 Islam

    83 Perkuburan

    Gg. Ujung Link. V. Tj Gusta Kec. M. Helvetia

    8741 Sertifikat Islam

    84 Perkuburan

    Kelo Helvetia Kec. M. Helvetia

    10729 Sertifikat Islam

    85

    Perkuburan Jl. Buntu No. 53 Cinta

    Damai Kec. M. Helvetia

    4216 Islam

    86

    Perkuburan Jl. Gatot Subroto sei

    Kambing Kec. M. Petisah

    18000 Islam

    87 Perkuburan

    Jl. Kel sari Rejo Kec. M. Polonia

    2502 Islam

    88 Perkuburan

    Jl B. Katamso Kamp. Baru Kec. M. Maimun

    6574 Sertifikat Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • 89 Perkuburan Jl. B. Katamso Gg.

    Sempurna Sei Mati Kec. M. Maimun

    4418 Sertifikat Islam

    90 Perkuburan Mandailing Jl B. Katamso Sei Mati

    Kec. M. Maimun 26432 Sertifikat Islam

    91 Perkuburan

    Gg. Pelita Kamp. Baru Kec. M. Maimun

    8579 Sertifikat Islam

    92 Perkuburan

    Jl. B Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun

    2584 Sertifikat Islam

    93 Perkuburan Minang

    Jl. B. Katamso Gg. Perwira Sei Mati Kec. M. Maimun

    4141 Sertifikat Islam

    94 Perkuburan

    Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun

    4245 Sertifikat Islam

    95 Perkuburan

    Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun

    2318 Sertifikat Islam

    96 Perkuburan

    Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun

    6540 Islam

    97

    Perkuburan

    Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun

    5760

    Islam

    98 Perkuburan

    Jl. B. Katamso Kamp. Baru Kec. M. baru

    6814 Sertifikat Islam

    99 Perkuburan

    Jl. Saudara Beringin Kec. M. Selayang

    3658 Sertifikat Islam

    100 Perkuburan

    P. B. Selayang II Kec. M. Selayang

    7816 Sertifikat Islam

    101 Perkuburan Tj. Sari Kec. M. Selayang 7667 Sertifikat Islam

    102 Perkuburan

    Asam Kumbang Kec. M. Selayang

    4376 Sertifikat Islam

    103

    Perkuburan Mesjid Juang Jl. H.M. Yamin Sei Kera

    Hilir I Kec. M. Perjuangan

    6057 Islam

    104 Perkuburan Jl. Ibrahim Umar Sei Kera

    Kec. M. Perjuangan 4600 Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • 105 Perkuburan Jl. Setia Jadi Tegal Rejo

    Kec. M. Perjuangan 1000 Sertifikat Islam

    106 Perkuburan

    Sei Kera Hulu Kec. M. Perjuangan

    3680 Islam

    107 Perkuburan

    Lingk.39 Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    195 Islam

    108 Perkuburan

    Lingk. 14 Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    600 Islam

    109 Perkuburan

    Lingk. 33 Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    1327 Islam

    110 Perkuburan

    Lingk 38. Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    1500 Islam

    111 Perkuburan

    Lingk 17 Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    2120 Islam

    112 Perkuburan

    Lingk. IX Terjun Kec. M. Marelan

    1994 Islam

    113 Perkuburan

    Lingk. 32 Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    412 Islam

    114 Perkuburan

    Lingk. 14 Rengas Pulau Kec. M. Marelan

    945 Islam

    115 Perkuburan

    Lingk. X Labuhan Deli Kec. M. Marelan

    1400 Islam

    116 Perkuburan Jl. Halat Kec. M. Area 40000 Islam

    117 Perkuburan Jl. IsmailiayahKec. M. Area 8376 Islam

    Lanjutan Tabel. 2.2

  • 2.5.2. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan

    Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang dikelola oleh Pemerintah Kota

    Medan terdiri dari:

    8. Pemakaman Kristen Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Kelurahan Tanjung Selamat

    Kecamatan Medan Selayang;

    9. Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B

    Kecamatan Medan Tuntungan;

    10. Pemakaman Kristen Patumbak Jalan Turi Ujung Kelurahan Timbang Deli Kecamatan

    Medan Amplas;

    11. Pemakaman Kristen Abdullah Lubis Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura

    Kecamatan Medan Baru;

    12. Pemakaman Kristen Padang Bulan Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan

    Baru;

    13. Pemakaman Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei

    Wampu Kecamatan Medan Baru;

    Keterangan :

    - Sudah Sertifikat 33 Lokasi 185.008 m2

    - Belum Sertifikat 71 Lokasi 431.416 m2

    Jumlah 104 Lokasi

    616.424 m2

    - Lokasi Yang Belum Tertata 13 Lokasi

    Jumlah

    117 Lokasi

  • 14. Pemakaman Kristen Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jalan Iskandar

    Muda Kecamatan Medan Petisah.

    Tanah pemakaman umum dan bukan tanah pemakaman umum dalam

    melaksanakan kegiatan mempunyai perbedaan antara lain :

    Tanah Pemakaman Umum

    1. Melaksanakan kegiatan administrasi sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah

    ditetapkan;

    2. Anggaran biaya yang dipergunakan disesuaikan dengan APBD;

    3. Untuk penambahan lahan ataupun pembenahan lokasi, terlebih dahulu harus membuat

    pengajuan /usulan dan mendapat persetujuan dari DPRD.

    Tanah Pemakaman Bukan Umum

    1. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan yang telah disepakati oleh para

    pengurus/anggota;

    2. Anggaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan dana yang tersedia pada kas yayasan

    dan atas pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan atas musyawarah para pengurus

    /anggota;

    3. Untuk penambahan lahan atau pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan atas

    musyawarah para pengurus/anggota dan disesuaikan dengan dana yang tersedia pada

    kas.

    Pengelolaan tempat pemakaman yang tidak keseluruhannya dikelola oleh

    Pemerintah kota Medan adalah salah satu masalah yang belum terkoordinir, pemakaman

    yang multi fungsi, disamping terbenturnya anggaran dan sempitnya lahan juga kultur

    kebiasaan penduduk yang heterogen, saling memiliki budaya kebiasaan dan tata cara

  • penguburan yang berbeda. Untuk penambahan lahan terlebih dahulu harus diadakan

    penelitian tentang lokasi yang strategis baik tempat, kondisi dan luas areal, sedangkan

    teknis pelaksanaannya harus matang dan disesuaikan dengan Rencana Umum Ruang

    Kota (RUTRK) serta profesionalisme petugas pengelola yang kesemuanya ini

    membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan keterbatasan sumber tadi, Pemerintah

    Kota Medan dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan secara bertahap menata

    pemakaman di kota Medan, disamping bersumber dari APBD Propinsi Sumatera Utara

    atau bahkan bantuan dari Pemerintah Pusat.

    2.6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Sah

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak seluruhnya memiliki kesamaan, terdapat

    pula sumber-sumber pendapatan lainnya , yaitu penerimaan lain-lain yang sah, menurut

    Devas bahwa: kelompok penerimaan lain-lain dalam pendapatan daerah tingkat II

    mencakup penerimaan kecil-kecil, seperti hasil penjualan alat berat dan bahan jasa.

    Penerimaan dari swasta, bunga simpan giro dan bank serta penerimaan denda kontraktor.

    Namun walaupun demikian sumber penerimaan daerah sangat bergantung pada potensi

    daerah itu sendiri.

    2.6.1 Sektor Pemakaman sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Pelaksanaan pekerjaan pada pemakaman adalah pekerjaan pelayanan masyarakat

    yang memerlukan pertapakan tanah untuk tempat pemakaman jenazah dalam hal ini

    harus menempuh prosedur yang berlaku sesuai dengan perda No. 9 Tahun 1987 berbunyi

    Izin Penggunaan Tanah Tempat Pemakaman berubah menjadi perda No. 32 Tahun

  • 2002 berbunyi Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Seksi

    pemakaman dalam melaksanakan kegiatannya setiap tahun dibebani dengan target oleh

    pemerintah kota Medan dan persetujuan dari DPRD Kota Medan. Masyarakat yang

    memerlukan pertapakan tanah pemakaman terlebih dahulu harus memenuhi beberapa

    syarat antara lain :

    1. Surat keterangan dari kelurahan atau rumah sakit;

    2. Surat keterangan dari Dinas Kesehatan yang telah disediakan;

    3. Mengisi formulir permohonan yang telah disediakan.

    Masyarakat yang ingin memindahkan kerangka jenazah keluarganya ke tempat

    lain terlebih dahulu harus memenuhi syarat yaitu :

    a. Surat keterangan dari lurah tempat domisili ahli waris;

    b. Surat keterangan dari Dinas Kesehatan Kota Medan;

    c. Surat keterangan dari Sekretaris Daerah (Sekda) bagi jenazah yang akan dibawa ke

    luar kota;

    d. Mengisi formulir permohonan izin yang telah disediakan.

    Masyarakat yang ingin mempergunakan mobil jenazah untuk mengangkut jenazah

    keluarganya, terlebih dahulu memenuhi syarat yaitu membuat/mengisi formulir

    permohonan izin yang telah disediakan. Adapun bidang pekerjaan yang terdapat pada

    seksi pemakaman meliputi antara lain :

    A. Bidang Administrasi

    1. Menerbitkan surat izin pemakaman;

    2. Menerbitkan surat izin pemindahan kerangka jenazah;

    3. Menerbitkan surat izin penguburan kembali kerangka jenazah yang telah dibongkar;

  • 4. Menerbitkan surat izin pemakaian mobil jenazah;

    5. Mengeluarkan surat perintah jalan (SPJ) kepada supir mobil jenazah yang akan keluar

    kota;

    6. Menerbitkan surat perpanjangan izin retribusi penggunaan tanah tempat pemakaman;

    7. Membuat surat pengantar/perintah ke lokasi pemakaman untuk penggalian lubang.

    Adapun Tanah Pemakaman Umum (TPU) yang dikelola oleh Pemerintah Kota

    Medan ada 9 (Sembilan) lokasi yang mempunyai luas areal sekitar 453.000 m2 atau 45,3

    Ha dan dikerjakan 38 orang tenaga kerja dengan tenaga pengawas sebanyak 8 orang

    tenaga swakelola dan 1 orang tenaga Pegawai Negeri Sipil.

    B. Bidang Lapangan

    1. Membersihkan lokasi pemakaman;

    2. Menggali / menutup lubang;

    3. Melayani masyarakat yang datang berziarah ke tempat pemakaman kepada ahli waris

    yang datang berziarah.

    Merujuk peraturan yang mengatur tentang pemakaman dituangkan pada Perda

    No. 9 tahun 1987 berbunyi Izin Penggunaan Tanah Tempat Pemakaman kemudian

    berubah menjadi Perda No. 32 tahun 2002 berbunyi Retribusi Pelayanan Pemakaman

    dan Pengabuan Mayat dengan perincian dan masa berlaku sebagai berikut :

    1. Pemakaman dewasa = Rp. 65.000/2 Tahun

    2. Pemakaman anak = Rp. 55.000/2 Tahun

    3. Pembangunan bina/tanda peringatan makam = Rp. 25.000/Jenazah

    4. Membongkar makam dan menutup kembali = Rp. 25.000/Jenazah

    5. Mengubur kembali jenazah yang telah dibongkar = Rp. 25.000/Jenazah

  • 6. Memperpanjang izin retribusi pemakaman 50% dari izin pemakaman dewasa dan

    anak-anak

    7. Pengabuan Mayat :

    a. Pengabuan Terbuka = Rp. 200.000/Jenazah

    b. Pengabuan Tertutup = Rp. 300.000/Jenazah

    c. Menyemayamkan Jenazah = Rp. 15.000/Hari

    8. Wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,

    dikenakan denda 2% setiap bulannya

    Perincian biaya untuk pemakaian mobil jenazah adalah sebagai berikut :

    1. Pemakaian dalam kota = Rp. 40.000/trip

    2. Pemakaian ke luar kota adalah panjang jalan yang dilalui x Rp. 800,- + pemakaian

    dalam kota (.. Km x Rp. 800,- + Rp. 40.000,-)

    Pemakaian mobil jenazah diatur pada Perda No. 6 Tahun 1999 berbunyi

    Retribusi Kekayaan Daerah. Untuk memperoleh tempat pemakaman bukan umum

    setiap pemohon dikenakan pungutan sebesar Rp. 15.000 sampai dengan Rp.

    30.000/jenazah sesuai dengan lokasi tanah makam yang ditetapkan dengan keputusan

    Kepala Daerah. Pengutipan dilakukan oleh pengelola pemakaman bukan umum dengan

    ketentuan 25 % dari pungutan tersebut disetor ke kas Pemerintah Daerah sebagai sumber

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Dinas Pertamanan Kota Medan, 2003).

  • 2.6.2. Target dan Hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Medan

    Subdis Pemakaman dalam melaksanakan kegiatan setiap tahun dibebani target

    Pendapatan Asli Daerah (PAD), berdasarkan hal tersebut diatas maka hasil-hasil yang

    telah dicapai dari tahun 1996 s/d 2002 adalah sebagai berikut :

    Tabel. 2.3. Target dan Realisasi Sektor Pemakaman Tahun 1996-2002

    Target Realisasi

    No

    Tahun

    Anggaran Rp. Rp.

    Keterangan

    1 1996/1997 36.000.000 27.154.250 Tidak memenuhi

    2 1997/1998 40.000.000 52.610.800 Over target

    3 1998/1999 40.000.000 33.906.000 Tidak memenuhi

    4 1999/2000 89.627.000 79.698.200 Tidak memenuhi

    5 2000 (9 Bulan) 70.000.000 56.445.000 Tidak memenuhi

    6 2001 100.000.000 86.571.250 Tidak memenuhi

    7 2002 125.000.000 79.850.000 Tidak memenuhi

    8

    2003

    150.000.000

    165.780.293

    Over Target

    9

    2004

    175.000.000

    131.710.586

    Tidak memenuhi

    10

    2005

    200.000.000

    127.640.879

    Tidak memenuhi

    11

    2006

    225.000.000

    223.571.171

    Tidak memenuhi

    12

    2007

    250.000.000

    219.501.464

    Tidak memenuhi

  • Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa target yang dibebankan khususnya

    dari sektor pemakaman belumlah memenuhi apa yang diharapkan karena masih banyak

    target yang dibebankan tidak tercapai, hal ini disebkan masa berlaku izin 4 tahun

    sementara yang dibebankan berlaku 1 tahun sekali, sehingga izin retribusi yang telah

    dibayar oleh ahli waris untuk yang akan datang tidak dapat ditagih akan tetapi menunggu

    sampai 4 tahun kedepan (masa berlaku izin terakhir).

    Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan, 2007 Gambar. 2.1. Target dan Realisasi Pemakaman 1996-2007

  • Tabel 2.4. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002

    Target Realisasi

    No

    Tahun

    Anggaran Rp. Rp.

    Keterangan

    1 2000 2.520.000 2.944.000 Over Target

    2 2001 2.520.000 2.720.000 Over Target

    3 2002 2.720.000 2.788.000 Over Target

    2.300.000

    2.400.000

    2.500.000

    2.600.000

    2.700.000

    2.800.000

    2.900.000

    3.000.000

    2000 2001 2000Tahun Anggaran

    Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002

    TargetRealisasi

    Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan 2002 Gambar. 2.2. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002

  • Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan, 2008 Gambar. 2.3. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemakaman Jenazah

    Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan, 2008 Gambar. 2.4. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemindahan Kerangka Jenazah/Tulang Belulang

    LURAH Surat Kematian

    DINAS KESEHATAN Surat Keterangan

    DINAS PERTAMANAN IZIN PEMAKAMAN

    LOKASI/TEMPAT PEMAKAMAN

    AHLI WARIS/ PENGURUS STM

    LURAH Surat Pengantar ( Dari Domisili

    Ahli Waris )

    DINAS KESEHATAN Surat Keterangan

    SEKETARIS DAERAH KOTA MEDAN Surat Keterangan

    DINAS PERTAMANAN - Izin Pemindahan Kerangka

    Jenazah/Tulang Belulang - Lokasi Pemakaman /Tempat

    Pemakaman

    AHLI WARIS/ PENGURUS STM

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan pada kasus ini adalah Model Deskriptif yang

    dapat diartikan suatu cara dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

    set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

    Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara

    sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara

    fenomena yang diselidiki (Nazir, 1985)

    Menurut Nazir (1985) dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan

    fenomena dan faktor yang akan melihat hubungan antara suatu faktor dengan faktor

    lainnya. Oleh karena itu, penelitian deskriptif ini juga dinamakan studi kasus. Jadi pada

    penelitian ini yang diarahkan pada metode deskriptif dimana kasusnya berjudul Kajian

    Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di

    Kota Medan.

    Cakupan yang digunakan sebagai bentuk Metode Analisa Data dalam melakukan

    Kajian dan Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen

    di Kota Medan adalah menggunakan metode Kualitatif yang diartikan akan dapat

    memberikan deskripsi atas apa yang diteliti.

  • 3.2. Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data Primer yang akan

    menjelaskan hasil dari pengumpulan data penelitian yang juga berupa informasi

    mengenai persepsi tentang permasalahan yang akan diangkat sesuai dengan judul :

    Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di

    Kota Medan.

    Adapun data-data yang rencananya dikumpulkan adalah :

    a. Data Lokasi;

    b. Data Luas Tanah Pemakaman Umum (TPU);

    c. Data Manajemen Pengelolaan;

    d. Data Aglomerasi yang terjadi.

    3.3. Lokasi Penelitian

    Rencana lokasi penelitian direncanakan pada daerah yang ada lokasi Tanah

    Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang berada di kota Medan secara keseluruhan, tetapi

    dalam pembahasannya ditentukan 1 (satu) lokasi studi seperti sudah diutarakan

    sebelumnya untuk dikaji yaitu Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B,

    Jalan Bunga Rampe, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan.

    3.4. Jadwal Penelitian

    Direncanakan jangka waktu dalam meneliti kasus yang diangkat diperlukan

    selama kurang 6 (enam) bulan, adapun bagiannya adalah terdiri dari :

    1. Persiapan Survei;

    44

  • 2. Survei dan Kompilasi Data;

    3. Analisa Data;

    4. Olah Hasil Penelitian;

    5. Pembahasan hasil Penelitian;

    6. Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi).

    Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum ( TPU ) Kristen di Kota Medan

    JADWAL PEKERJAAN Bulan 1 Bulan - 2 Bulan - 3 Bulan - 4 Bulan 5 N

    o TAHAPAN

    PENELITIAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Persiapan Survei

    2 Survei dan Kompilasi Data

    3 Analisis Data 4 Olah hasil data

    penelitian

    5 Pembahasan hasil penelitian

    Kesimpulan dan saran

    6

    ( rekomendasi )

    a. Persiapan Survei

    Tahapan persiapan survei dilakukan dalam 2 minggu, dengan distribusi waktu

    pada kegiatan studi literatur dan kegiatan persiapan survei, dengan perincian;

    a. penyelesaian surat-surat dan pengurusan perijinan;

    b. pembuatan program pelaksanaan survei;

    c. merancang daftar data yang dibutuhkan, serta pembuatan peta-peta survei;

    d. persiapan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran survei.

    b. Survei

    Terdiri dari dua jenis pokok kegiatan, yaitu :

  • a. Survei primer, yang dilakukan dengan terjun langsung kelokasi studi dengan

    wawancara dan obeservasi lapangan;

    b. Survei sekunder, dilakukan dengan pengumpulan data sekunder yang sifatnya

    instansional, dengan cara menghubungi instansi, lembaga dan dinas-dinas yang

    berkaitan dengan pemakaman di Kota Medan.

    c. Kompilasi Data

    Kompilasi data dilakukan dengan proses seleksi, pengelompokan data secara siste-

    matis sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam analisis dan penulisan tesis

    penelitian.

    d. Analisis Data

    Kegiatan pokok analisis adalah menelaah, mengolah serta menilai data yang telah

    tersusun sehingga dihasilkan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian tesis.

    Kegiatan ini direncanakan memerlukan waktu 3 (tiga) minggu.

    e. Olah Hasil Data Penelitian

    Memerlukan waktu penyelesaian selama 6 (enam) minggu untuk hasil data.

    Pengolahan data dilakukan sesuai dengan permasalahan, tujuan, dan sasaran

    penelitian tesis. Setiap perkembangan hasil penelitian dikonsultasikan dengan

    pembimbing tesis melalui proses bimbingan tesis.

    f. Pembahasan Hasil Penelitian

    Setelah draft olah hasil data penelitian dirampungkan dan dengan persetujuan

    pembimbing diarahkan kepembahasan hasil penelitian guna mendapatkan hasil untuk

    pembahasan lanjutan. Pembahasan ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

  • g. Kesimpulan dan Saran (Rekomedasi)

    Bagian ini merupakan hasil rekapitulasi akhir dari setiap kegiatan, dan setiap hasil

    kegiatan ini baik itu dari awal sampai dengan tahap rekomendasi merupakan wujud

    nyata dari penelitian.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe

    Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan

    4.1.1. Lokasi

    Rencana lokasi penelitian direncanakan adalah Tanah Pemakaman Umum (TPU)

    Kristen yang dikelola oleh pemerintah kota Medan dan berada di kota Medan secara

    keseluruhan, tetapi dalam pembahasannya ditentukan 1 (satu) dari 7 (tujuh) lokasi studi

    yaitu Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B, Jalan Bunga Rampe Kel.

    Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.

    Berdasarkan uraian dan analisa diatas maka judul penelitian ini adalah Kajian

    Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota

    Medan

    Adapun alasan dipilih lokasi tersebut diatas adalah:

    1. Faktor Fisik Pemakaman (arsitektur)

    Bentuk dari fisik makam yang ada pada saat ini umumnya sudah bagus dan tertata

    rapi sehingga menciptakan keserasian di lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU)

    Kristen Simalingkar B dengan melihat keseragaman bentuk dan simbol salib yang

    ada. Pola Pedestrian sudah tertata rapi dan beraturan tetapi masih kurang maksimal

    untuk membuat para pengunjung merasa lebih aman dan nyaman. Vegetasi yang

    terdapat di lokasi belum memadai dan kurang lengkap.

    2. Faktor Administrasi