Post on 28-May-2020
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA LEMBAR
BALIK TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA DAN
PERILAKU TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR
BALITA DI DESA MUDAL KECAMATAN BOYOLALI
KABUPATEN BOYOLALI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
MOLLA KHUSROF YAZMI
J 310 150005
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
iii
1
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA LEMBAR BALIK
TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA DAN PERILAKU
TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR BALITA DI DESA
MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI
Abstrak
Pengetahuan mampu mengarahkan ibu untuk melakukan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan balita dengan menyediakan makanan seimbang
yang sesuai dengan kebutuhan gizi pada balita tersebut. Penyuluhan menggunakan
media lembar balik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan
ibu balita. Lembar balik merupakan media yang berbentuk lembaran menyerupai
kalender yang berisi gambar yang dibaliknya berisi informasi mengenai gambar.
Asupan buah dan sayur sebanyak 96,04 gram/hari lebih rendah dibandingkan
dengan standar WHO 300 gram/hari. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur dengan media lembar balik terhadap
pengetahuan ibu balita dan perilaku balita di Desa Mudal Kecamatan Boyolali
Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif
quasi eksperimental. Rancangan penelitian ini one group pretest posttest design.
Sampel yang digunakan sebanyak 36 ibu balita, dengan teknik proposional
random sampling. Data pretest dan posttest pengetahuan diambil menggunakan
kuesioner pengetahuan sebanyak 20 item pertanyaan, pretest diambil 15 menit
sebelum penyuluhan dan posttest diambil 1 minggu sesudah penyuluhan untuk
data perilaku diambil menggunakan semi quantitatif FFQ pretest diambil sebelum
penyuluhan buah dan sayur dan posttest di ambil 1 bulan setelah penyuluhan
dengan media lembar balik. Intervensi yang dilakukan yaitu penyuluhan dengan
media lembar balik selama 30 menit. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxson.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu balita sebelum dilakukannya
penyuluhan dengan media lembar balik memiliki rata-rata 68,05% dan sesudah
diberikan penyuluhan dengan media lembar balik memiliki rata-rata 81,38% .
Perilaku balita sebelum dilakukannya penyuluhan dengan lembar balik memiliki
rata-rata 39,95% dan setelah diberikan penyuluhan memiliki rata-rata 57,21%.
Ada pengaruh penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur dengan media lembar
balik terhadap pengetahuan dengan nilai p = 0,000 dan terhadap perilaku dengan
nilai p = 0,035. Simpulan : Terdapat pengaruh penyuluhan tentang konsumsi buah
dan sayur dengan media lembar balik terhadap pengetahuan ibu balita dan
perilaku balita.
Kata Kunci : Buah dan Sayur,Pengetahuan, Perilaku, lembar Balik.
Abstract
Knowledge is able to direct mothers to monitor the growth and development of
toddlers by providing balanced food that is appropriate to the nutritional needs of
these toddlers. Increasing the knowledge of toddlers mothers can be improved by
providing nutrition education, carried out by counseling using flipchart media.
Flipbacks are sheet-shaped media resembles a calendar containing an image
2
behind which contains information about an image. Fruit and vegetable intake of
96.04 grams / day is lower than the WHO standard of 300 grams / day.
This study was to determine the effect of counseling on fruit and vegetable
consumption with flipchart media on the knowledge of toddler mothers and
toddler behavior in Mudal Village, Boyolali District, Boyolali District.
This type of research is a quantitative quasi experimental research. The design of
this study was one group pretest posttest design. Consists of 36 samples, with
Proposional random sampling technique. Knowledge pretest and posttest data
were taken using a knowledge questionnaire of 20 question items, pretest taken 15
minutes before counseling and posttest taken 1 week after counseling for
behavioral data taken using semi-quantitative FFQ pretest taken before fruit and
vegetable counseling and posttest taken 1 month after counseling with flipchart
media. The interventions carried out were counseling with flip sheet media for 30
minutes. Data analysis using the Wilcoxson Test. Conclusion : There is an
influence of counseling about fruit and vegetable consumption with flipchart
media on toddler mother's knowledge and toddler behavior.
Keywords : Fruit and Vegetables, Knowledge, Behavior, Lembar balik.
1. PENDAHULUAN
Konsumsi buah dan sayur adalah salah satu pesan penting dalam pedoman gizi
seimbang agar menuju masyarakat hidup sehat. Untuk mengubah pola pikir
masyarakat agar memiliki paradigma sehat, pemerintah Indonesia melakukan
upaya melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Konsumsi buah dan
sayur merupakan salah satu fokus dari kegiatan ini (Kemenkes, 2016). Menurut
Menteri Kesehatan Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan
keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Praktik hidup sehat dalam kehidupan sehari - hari merupakan salah satu wujud
revolusi mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup
sehat, agar mampu mengubah perilaku tidak sehat (Kemenkes, 2016).
Sayur dan buah merupakan makanan yang mudah didapat di Indonesia, dan
sangat bermanfaat bagi tubuh, karena kaya akan zat gizi, seperti vitamin, mineral,
dan serat untuk mengatur proses pencernaan dalam tubuh. Buah merupakan
bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putih dan biasanya berbiji,
sedangkan sayur merupakan daun-daunan, tumbuh-tumbuhan, polong atau bijian,
dan sebagainya yang dapat dimasak. Buah dan sayur merupakan sumber pangan
3
yang kaya akan vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan,
perkembangan, dan pertumbuhan.
2. METODE
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan oleh komisi etik penelitian kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta No. 2403/B.1/KEPK-
FKUMS/X/2019. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif jenis quasi
eksperimental, intervensi yang diberikan ialah penyuluhan dengan media lembar
balik tentang buah dan sayur yang diberikan dalam waktu 30 menit. Rancangan
penelitian ini one group pretest posttest design. Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitin ini adalah 36 sampel yang diambil dengan cara Proposional
random sampling. Semua responden yang terpilih menjadi sampel sudah
memenuhi kriteria inklusi yaitu, dapat berkomunikasi dengan baik, bersedia
menjadi sampel dan kriteria eksklusi responden yang tidak hadir pada saat
penelitian berlangsung di posyandu serta yang tiba – tiba mengundurkan diri saat
penelitian berlangsung.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner identitas,
kuesioner pengetahuan, form FFQ semi kuantitatif dan media lembar balik.
Lembar balik yang digunakan berisi tentang Pengertian buah dan sayur,
kandungan vitamin buah dan sayur, akibat tidak mengkonsumsi buah dan sayur,
manfaat mengkonsumsi buah dan sayur, porsi konsumsi buah dan sayur dan cara
pengolahan. Skor pengetahuan diukur dengan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan,
jawaban benar diberikan nilai 1 sedangkan jawaban yang salah diberi nilai 0. Skor
perilaku diukur dengan Formulir FFQ semi kuantitatif berisikan daftar bahan
makanan sayur dan buah yang biasa dikonsumsi didaerah tertentu dan jumlahnya
melimpah serta mudah didapatkannya. Formulir FFQ semi kuantitatif disertai
dengan URT (Ukuran Rumah Tangga) untuk melihat seberapa banyak responden
mengkonsumsi buah dan sayur. Hasil dari formulir FFQ semi kuantitatif berupa
asupan buah dan sayur per 1 bulan lalu dibagi jumlah hari dalam satu bulan,
sehingga akan ditemukan jumlah asupan buah dan sayur dalam 1 hari dalam
satuan persen.
4
Hasil uji coba kuesioner yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung dari
30 soal tentang pengetahuan ibu balita didapatkan hasil 20 soal pengetahuan
tentang buah dan sayur dengan alpha cronbach 0,909. Media lembar balik
dilakukan uji coba daya terima terhadap petugas kesehatan yang bekerja di
puskesmas terdekat dan iibu balita. Penilaian uji coba penerimaan lembar balik
disajikan dalam bentuk kuesioner yang meliputi bahasa yang digunakan, struktur
penulisan, isi materi atau pesan yang disampaikan, warna dan kesesuaian gambar
yang digunakan. Uji coba ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019. Uji coba
dilakukan oleh ahli gizi, 2 orang bidan desa Mudal dan 5 ibu balita. Saran yang
diberikan saat uji coba yaitu terdapat beberapa kesalahan penulisan pada kata
yang terdapat pada lembar balik, disarankan agar gambar diganti dengan yang
lebih menarik, warna dibuat yang cerah dan kekontrasan warna perlu
diperhatikan. Saat penyuluhan, diharapkan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan dengan suara yang lantang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Usia Ibu
Distribusi responden usia ibu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Usia Ibu Balita
Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
26-35 (Dewasa Awal) 22 61,1
36-45 (Dewasa Akhir) 14 38,9
Total 36 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita yaitu 61,1%
berusia 26-35 tahun. Pembagian usia pada ibu balita tersebut merupakan
pembagian usia yang digunakan WHO tahun 2019. Kematangan emosi tertinggi
pada wanita berusia 24 tahun. Bertambahnya usia seseorang akan menyebabkan
emosinya juga akan terkontrol dan matang. Emosi seseorang akan mempengaruhi
seseorang dalam menerima pengetahuan dan informasi dengan baik, sehingga
perilaku yang muncul adalah bentuk dari respon seseorang tersebut memahami
pengetahuan atau informasi yang didapatkan (Benokratis, 2011). Berdasarkan
5
kriteria inklusi penelitian ini usia 26-45 tahun. Usia merupakan salah satu faktor
dalam menentukan tindakan seseorang. Usia pada masa ini disebut masa
reproduksi, dimana masa ini diharapkan telah mampu mengenal, mencegah dan
mengatasi masalah gizi ditingkat keluarga atau rumah tangga(Depkes, 2007).
3.1.2 Pendidikan Ibu
Distribusi pendidikan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Pendidikan Ibu Balita
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 8 22,2
SMP 13 36,1
SMA/SMK 15 41,7
Total 36 100
Tabel 2 diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu paling banyak pendidikan
tingkat SMA/SMK sebesar 41,7% dan terendah pendidikan tingkat SD 22,2%.
Berkaitan dengan usia dan pendidikan individu, semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin luas pengetahuannya dan semakin tua seseorang semakin
banyak pengalamannya. Seseorang yang lebih tinggi pendidikannya akan semakin
luas pengetahuannya dibandingkan dengan seorang yang rendah pendidikannya.
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi biasanya terbuka
menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya
(Notoadmodjo, 2014).
3.1.3 Pekerjaan Ibu
Distribusi pekerjaan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Ibu Balita
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
IRT 26 72,2
Pedagang 7 19,4
Swasta / Buruh 3 8,3
Total 36 100
Tabel 13 menunjukkanu sebagian besar pekerjaan ibu balita yaitu 72,2 %
adalah Ibu Rumah Tangga. Kemampuan untuk mendapat informasi seorang ibu
Rumah Tangga sama hal nya dengan seorang ibu yang bekerja diluar rumah, Ibu
6
Rumah Tangga biasanya memperoleh informasi melalui sosial media
menggunakan HP, televisi, atupun radio. Notoadmodjo (2014) hal tersebut dapat
berkembang karena pendidikan dan pengalaman sehingga lingkungan pekerjaan
dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan lebih baik,
secara langsung maupun tidak langsung.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengetahuan Ibu Balita Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Dengan Media
Lembar Balik
Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita sebanyak 36 ibu balita. Kategori
pengetahuan dibagi menjadi tiga berdasarkan rata-rata jawaban benar,
pengetahuan kurang apabila rata-rata jawaban benar <56%, pengetahuan cukup
apabila rata-rata jawaban benar 56%-75% dan pengetahuan baik apabila rata-rata
jawaban benar 76%-100%. Ibu balita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
dengan media lembar balik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pengetahuan Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan
Katagori
pengetahuan
Sebelum penyuluhan Sesudah penyuluhan
N % n %
Kurang 9 25,0 1 2,8
Cukup 17 47,2 15 44,4
Baik 10 27,8 20 55,6
Total 36 100 36 100
Tabel 4 dapat dilihat hasil pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan media lembar balik yang baik sebelum diberikan penyuluhan
sebesar 27,8% dan setelah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan sebesar
27,8%, menjadi 55,6%, kategori cukup sebelum diberikan penyuluhan sebesar
47,2% dan setelah diberikan penyuluhan mengalami penurunan menjadi sebesar
44,4% dan kategori kurang sebelum diberikan penyuluhan sebesar 25,0% dan
setelah penyuluhan mengalami penurunan menjadi sebesar 2,8%.
Menurut Notoadmodjo (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain penyuluhan, pengalaman informasi, lingkungan
budaya, usia dan sosial ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan berkaitan
7
dengan pengetahuan seseorang. Pengetahuan seseorang akan meningkat dengan
diberikan penyuluhan melalui media lembar balik. Media lembar menjadi salah
satu media yang digunakan untuk memberikan penyuluhan kepada seseorang yang
berisi materi singkat dan jelas agar seseorang mudah menerima informasi yang
diberikan tentang buah dan sayur. Lembar balik didesain berbentuk selembaran
dengan ukuran yang lebih besar yang memuat informasi lebih banyak sehingga
responden cukup memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan.
Pengukuran pengetahuan ibu balita dilakukan dengan cara pengisian
kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner yang diberikan terdiri dari 20 item
pertanyaan. Berdasarkan jawaban responden, dapat diketahui % skor pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Persentase Skor Jawaban Benar Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
No Indikator Sebelum
Penyuluhan
Sesudah
Penyuluhan
Peningkatan
skor
% Skor % Skor
1. Pengertian dan
sumber buah dan
sayur
72,86 89,00 16,14
2. Kandungan vitamin
buah dan sayur 69,02 79,95 10,93
3. Manfaat buah dan
sayur 71,10 78,89 7,79
4. Akibat tidak
mengkonsumsi buah
dan sayur 93,13 95,40 2,27
5. Porsi buah dan sayur 30,08
72,15
65,30 35,22
6. Cara pengolahan 79,68 7,53
Rata-Rata 68,05 81,38 13,31
Indikator pengetahuan yang digunakan dalam kuesioner meliputi pengertian
dan sumber buah dan sayur, kandungan vitamin buah dan sayur, manfaat buah dan
sayur, akibat tidak mengkonsumsi buah dan sayur, porsi buah dan sayur, cara
pengolahan buah dan sayur. Indikator tersebut digunakan pada kuesioner
8
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media lembar balik. Persen
indikator yang terdiri lebih dari satu item pertanyaan diperoleh dengan cara
menjumlahkan total jawaban seharusnya dikalikan 100%.
Berdasarkan Tabel 5, persentase jawaban benar sebelum penyuluhan < 80%
terhadap ibu balita dengan media lembar balik adalah pengertian dan sumber buah
dan sayur, kandungan vitamin buah dan sayur, manfaat buah dan sayur, porsi buah
dan sayur dan cara pengolahan Persentase jawaban pengetahuan benar sebelum
penyuluhan ≥ 80% adalah indikator akibat tidak mengkonsumsi buah dan sayur.
Persentase jawaban benar sesudah penyuluhan terhadap ibu balita dengan
media lembar balik beberapa indikator telah mencapai peningkatan dari sebelum
penyuluhan yaitu ≥80%. Peningkatan pada persentase jawaban benar pada
beberapa indikator ini menggambarkan bahwa adanya perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media lembar balik. Peningkatan
persentase indikator paling tinggi adalah indikator porsi buah dan sayur sebesar
35,22%, akan tetapi merupakan salah satu indikator yang memiliki skor terendah
sebelum (30,08%) dan setelah (65,30%) pemberian penyuluhan, ibu balita tidak
dapat menjawab indikator tersebut dikarenakan pada saat penyuluhan kurangnya
media yang digunakan seperti food model dan kurangnya contoh porsi buah dan
sayur yang disampaikan. Kurangnya informasi yang diterima responden dapat
disebabkan karena posyandu atau puskesmas hanya memberikan penyuluhan
sedikitnya 2 bulan sekali yang tidak teratur. Rata-rata persentase peningkatan skor
semua indikator penelitian ini sebesar 13,31%.
Peningkatan persentase jawaban benar pada penelitian ini menggambarkan
tingkat keberhasilan penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik. Media
lembar balik yang digunakan penelti untuk penyuluhan memberikan informasi
yang belum diketahui responden, sehingga responden yang tidak dapat menjawab
soal sebelum dilakukannya penyuluhan, setelah dilakukan penyuluhan ibu balita
dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.
Pengaruh penyuluhan selain menggunakan media lembar balik dapat juga
dilakukan dengan menggunakan media buku cerita, leafleat, audio visual, flim
dan masih banyak lagi. Berdasarkan penelitian Almunadia (2012) pengaruh
9
penyuluhan tentang sayur dan buah terhadap pengetahuan ibu tentang konsumsi
buah dan sayur dengan media leaflet menunjukkan rata-rata peningkatan
pengetahuan dari sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan selisih rata-
rata peningkatan 5,78%. Kesimpulan yang didapatkan adalah adanya peningkatan
pengetahuan antara sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan dengan media
lembar balik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan selisih hasil rata-
rata sebesar 13,31%, jika dibandingkan dengan penelitian Almunadia (2012) yang
menggunakan media leafleat, maka peningkatan rata-ratanya masih lebih tinggi
peningkatan rata-rata pengetahuan penyuluhan dengan media lembar balik
dibandingkan dengan leafleat.
3.2.2 Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik Terhadap Pengetahuan
Ibu Balita Tentang Buah dan Sayur
Nilai pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dengan media lembar balik
memiliki rata-rata 68,05 ± 16,65 dengan nilai minimum 30% dan maximum 100%.
Nilai pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan dengan media lembar balik
memiliki rata-rata 81,38 ± 12,79 dengan nilai minimum 50 dan maximum 100.
Tabel 6. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Kategori Pengetahuan Selisih
Kenaikan
Sig (p)
Sebelum (%) Sesudah (%)
Mean ± SD 68,05 ± 16,65 81,38 ± 12,79 13,33±3,86 0,000
Minimum 30 50
Maksimum 100 100
Tabel 6 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden sebelum
dilakukannya penyuluhan dengan media lembar balik memiliki nilai minimum 30
dan nilai maksimum 100. Total 36 responden memiliki nilai rata-rata pengetahuan
sebelum penyuluhan sebesar 68,05% dengan nilai standar deviasi 16,65.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan
responden cukup. Setelah dilakukan penyuluhan dengan media lembar balik
tingkat pengetahuan responden dinilai kembali dan didapatkan hasil nilai
minimum sebesar 50 dan memiliki nilai maksimum sebesar 100. Nilai rata-rata
10
setelah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan, rata-rata nilai tersebut
ialah 81,38 dengan standar deviasi 12,79 nilai tersebut dapat dikatagorikan
sebagai tingkat pengetahuan yang baik. Hasil rata-rata peningkatan pengetahuan
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan media lembar balik sebesar
13,33%.
Hasil analisis uji perbedaan menggunakan uji Wilcoxon sebelum dan
sesudah penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik didapatkan nilai p-
value sebesar 0.000. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan media lembar balik terhadap tingkat
pengetahuan buah dan sayur pada responden. Penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan oleh Fatmawati (2013), tentang penyuluhan menggunakan media
lembar balik pada pekerja terhadap pengetahuan K3. Hasil tersebut ialah terdapat
pengaruh penyuluhan dengan media lembar balik terhadap pengetahuan K3 pada
pekerja.
Lembar balik adalah media yang berbentuk lembaran-lembaran menyerupai
album atau kalender yang berisi gambar yang dibaliknya berisi mengenai
informasi kesehatan mengenai gambar tersebut. Kelebihan media ini yaitu cukup
mudah digunakan dan dapat dimengerti dengan baik oleh para sasaran sehingga
mampu meningkatkan pengetahuannya (Fatmah, 2015).
Peningkatan pengetahuan pada responden dalam hal ini salah satu faktornya
adanya penyuluhan dengan media lembar balik, adanya peningkatan pengetahuan
tersebut diharapkan dapat merubah perilaku dalam mengkonsumsi buah dan sayur
pada kehidupan sehari-hari. Penelitian dari Kusmawardani (2012), menyebutkan
bahwa pemberian penyuluhan menggunakan media lembar balik secara signifikan
mempunyai pengaruh peningkatan pengetahuan seseorang sebesar 17,6%.
Pemberian pengetahuan gizi tentang buah dan sayur, manfaat, akibat tidak
mengkonsumsi, serta nilai gizinya dapat berdampak positif pada perilaku balita
setelah ibu balita mendapatkan penyuluhan.
11
3.2.3 Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Dengan Media Lembar Balik
Sampel dalam penelitian ini melibatkan 36 sampel balita dengan kriteria inklusi
yang telah ditetapkan. Kategori perilaku dibagi menjadi dua berdasarkan rata-rata
perilaku, perilaku kurang apabila rata-rata <80% dan perilaku baik apabila rata-
rata ≥80%. Perilaku balita sebelum dan sesudah ibu balita diberikan penyuluhan
dengan media lembar balik dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Perilaku Balita Berdasarkan Konsumsi Buah dan
Sayur Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Kategori Konsumsi
Buah & Sayur
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
N % n %
Kurang 32 88,90 25 69,40
Baik 4 11,10 11 30,60
Total 36 100 36 100
Tabel 7 menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur balita sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan dengan media lembar balik terlihat terdapat
perbedaan. Sebelum dilakukan penyuluhan konsumsi buah dan sayur yang
tergolong kurang sebesar 88,90%, setelah diberikan penyuluhan mengalami
penurunan sebesar 19,50% menjadi 69,40%. Kategori konsumsi baik sebelum
diberikan penyuluhan sebesar 11,10%, setelah dilakukan penyuluhan konsumsi
buah dan sayur dengan media lembar balik, konsumsi buah dan sayur yang
tergolong baik mengalami kenaikan sebesar 19,50% menjadi 30,60%. Berdasar
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan konsumsi
buah dan sayur balita sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan dengan
media lembar balik.
Perilaku manusia hakikatnya serangkaian aktivitas manusia itu sendiri,
perilaku adalah sesuatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman. (Notoatmodjo, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumsi diantaranya kebiasaan makan, kesukaan, media massa, produk
makanan, lingkungan dan ekonomi seseorang (Ningsih, 2010).
12
Pengukuran konsumsi buah dan sayur pada responden dilakukan dengan
mewawancara responden dan pengisian formulir FFQ buah dan sayur dilakukan
oleh enumerator. Berdasarkan hasil dari analisa jawaban responden, dapat
diketahui asupan buah dan sayur per hari lalu dibandingkan dengan standar
asupan buah (100 gram) dan sayur (200 gram) dalam bentuk persentase.
Persentase konsumsi buah dan sayur balita sebelum penyuluhan dan
sesudah penyuluhan keseluruhannya mengalami peningkatan. Peningkatan dari
skor tersebut menggambarkan bahwa responden paham dengan pengetahuan yang
diperoleh dari penyuluhan tentang buah dan sayur dengan media lembar balik dan
dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Persentase asupan buah dan sayur
sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 119,86 gram (39,%) dan sesudah
diberikan penyuluhan sebesar 171,64 gram (57,21%), belum dapat memenuhi
standar konsumsi buah dan sayur dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu
sebesar 300 gram per hari, hal ini dapat dikarenakan peningkatan paling tinggi
terdapat pada indikator porsi buah dan sayur, tetapi kurang maksimal, skor setelah
penyuluhan tidak dapat tercapai maksimal karena kurangnya informasi dan
visualisasi gambar buah dan sayur pada contoh jumlah konsumsi yang dipaparkan
dalam lembar balik sehingga ibu balita sulit untuk menghafalkan serta kurang
tertarik kepada materi yang diberikan. Penyediaan dan pengenalan buah dan sayur
kepada balita diusia dini berperan penting dalam peningkatan konsumsi buah dan
sayur pada balita, tersedianya buah dan sayur bergantung pada pendapatan yang
diperoleh keluarga setiap harinya.
3.2.4 Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik Terhadap Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Pada Balita 12-59 Bulan
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, persentase perilaku konsumsi buah dan
sayur balita sebelum ibu balita diberikan penyuluhan dengan lembar balik
memiliki rata-rata 39,95 ± 21,63 dengan nilai minimum 16,56 dan nilai maksimum
85,44. Sedangkan nilai perilaku yang diperoleh sesudah dilakukannya penyuluhan
menggunakan media lembar balik memiliki nilai rata-rata 57,21 ± 21,45 dengan
nilai minimum 24,11 dan nilai maksimum 91,44.
13
Pengukuran perilaku dilakukan dengan menggunkan form FFQ yang telah
disusun peneliti yang terdiri dari daftar makanan buah dan sayur. Pemberian form
FFQ ini agar memudahkan dalam menilai perilaku responden tentang konsumsi
buah dan sayur. Uji perbedaan ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan
media lembar balik terhadap perillaku balita tentang konsumsi buah dan sayur.
Tabel 8. Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Balita Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan
Kategori Pengetahuan Selisih
Kenaikan
Sig (p)
Sebelum (%) Sesudah (%)
Mean ± SD 39,95 ± 21,63 57,21 ± 21,45 17,26±0,18 0,035
Minimum 16,56 24,11
Maksimum 85,44 91,44
Tabel 8 dapat diketahui bahwa perilaku konsumsi buah dan sayur balita usia
12-59 bulan sebelum dilakukan penyuluhan dengan media lembar balik memiliki
nilai minimum 16,56% dan maksimum sebesar 85,44%. Total 36 responden
memiliki nilai rata-rata perilaku konsumsi buah dan sayur sebelum penyuluhan
sebesar 39,95% dengan nilai deviasi 21,63. Setelah diberikan penyuluhan dengan
media lembar balik, perilaku konsumsi buah dan sayur responden dinilai kembali
dan didapatkan hasil nilai minimum 24,11% dan maksimum 91,44%. Nilai rata-
rata setelah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan, rata-rata dari perilaku
konsumsi buah dan sayur ialah 57, 21% dengan nilai deviasi 21,45. Peningkatan
nilai perilaku yang positif ini terjadi karena adanya peningkatan pengetahuan ibu
balita tentang buah dan sayur. Peningkatan nilai rata-rata sebelum dan sesudah
penyuluhan dari 39,95% menjadi 57,21% merupakan gambaran keberhasilan
peneliti dalam memberi penyuluhan tentang buah dan sayur dengan media lembar
balik dengan materi yang mudah dimengerti dan diingat oleh ibu balita, sehingga
berdampak pada perilaku responden menjadi lebih baik. Pengetahuan ibu balita
tentang buah dan sayur yang baik akan berdampak pada sikap ibu balita dan
perubahan perilaku konsumsi buah dan sayur balita rmenjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil analisis uji perbedaan menggunkan uji Wilcoxon sebelum
dan sesudah penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur dengan media lembar
balik didapatkan p-value sebesr 0,035 dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
14
bahwa ada pengaruh penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur dengan media
lembar balik terhadap perilaku balita. Penelitian ini sejalan dengan Rachman
(2017), menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Pemberian
pengetahuan gizi tentang buah dan sayur, manfaat, serta nilai gizinya dapat
berdampak positif pada perilaku balita setelah mendapat penyuluhan.
Pengetahuan yang baik yang dimiliki seseorang akan dijadikan pedoman
yang baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Blum et al (2003), dalam Cholifatul, (2015), mengemukakan bahwa
perilaku yaitu faktor terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.
4 PENUTUP
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penyuluhan tentang buah dan
sayur dengan media lembar balik terhadap pengetahuan ibu balita dan perilaku
balita . Persentase pengetahuan ibu balita sebelum diberikan penyuluhan dengan
media lembar balik memiliki nilai rata-rata 68,05% dan setelah diberikan
penyuluhan dengan media lembar balik rata-rata meningkat menjadi 81,38%.
Persentase perilaku konsumsi buah dan sayur balita sebelum diberikan
penyuluhan dengan media lembar balik memiliki rata-rata 39,95% dan setelah
diberikan penyuluhan rata-rata meningkat menjadi 57,21%
Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan tentang buah dan sayur dengan
media lembar balik terhadap pengetahuan ibu balita dengan nilai p=0,000.
Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan tentang buah dan sayur dengan media
lembar balik terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur balita dengan nilai p=
0,035.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K. 2014. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Rajawali Sport. Jakarta.
Almatsier, S. 2015. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
15
Almunadia.,Alrahmad, dan Agus, H. 2017. Pemanfaatan Media Flipchart Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Konsumsi Sayur dan Buah.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Aceh Besar.
Arbella, V.M., Erna, W., Sri, R. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Tentang Keluarga Sadar Gizi Dengan Perilaku Kaadarzi Keluarga
Balita Di Karangsono Kecamatan Kwadung Kabupaten Ngawi. Civitas
Akademia Jurusan Kebidanan. Semarang.
Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2019. Konsumsi Buah dan Sayur Susenas Maret 2019.
Internet.
Website.http://gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2019/01/Paparan-
BPS-Konsumsi-Buah-dan-Sayur.pdf. Diakses pada 11 Agustus 2019.
Balitbangkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS 2013. Kemenkes.
Jakarta.
____________. 2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS 2018. Kemenkes.
Jakarta.
Benokraitis, N.V. 2011. Marriages and Families: Changes, Choices, and
Constraints. Upper Sadlle River. Person Education, Inc.
Blum, R. W, Halcon, L, Pate, E, Venema, A. 2003. Children Health in the
Caribbean: Risk and Protective Factors.American Journal
Health.Volume 1. 26 Agustus 2018.
Edberg,M. 2010. Kesehatan Masyarakat teori sosial dan perilaku. EGC. Jakarta
Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus tipe 2. J Majority, 4(5), 93-101.
Fatmawati, R.E. 2014. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Ibu dalam Pemberian Menu Gizi Seimbang pada Balita diDusun
Tegalrejo, Pleret, Bantul, Yogyakarta Tahun 2014. Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Keseahatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
KEMENKES. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Kemenkes RI. Jakarta
____________. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Kemenkes RI. Jakarta.
____________. 2017. Daftar Analisa Bahan Makanan 2017. Kemenkes RI.
Jakarta.
Kusumawardani, Erika. 2012. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam pencegahan demam berdarah
dengue pada anak. Universitas Diponegoro. Semarang.
16
Munthofiah S., 2008. Hubungan Antara Pengetahuan , Sikap dan Perilaku ibu
Dengan Status Gizi Anak Balita. Universitas sebelas Maret. Tesis.
Ningsih, E, Syamsul, A. I, 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Konsumsi dan
Tabungan di Sumatera Barat. Jurnal Kajian Ekonomi. Januari 2013, Vol
I, No 02 Empat, Jakarta Erlangga. Yogyakarta.
Notoatmodjo S. 2012. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
_____________. 2014. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
_____________. 2014. Pendidikan dan Perilaku kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
Nugrahaeni, D. E. 2017. Pencegahan Balita Gizi Kurang Melalui Penyuluhan
Media Lembar Balik Gizi. Calisensi Journal.
Nurmasita. 2014. Pentingnya Mengkonsumsi Buah dan Sayur Di SDN Tulungrejo
04 Kelurahan Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Brawijaya Malang. Malang.
Rachman, B. N. 2017. Faktor yang berhubungan dengan Konsumsi Buah dan
Sayur. Jurnal Gizi Indonesia.
Santoso, S. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. PT.Elex Media
Komput indo. Jakarta.
Soekirman. 2012. Perlu paradigma baru untuk menanggulangi masalah gizi
makro di Indonesia. Pdf diakses pada tanggal 15 November 2012
gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/05/prof-soekirman.
Institusi Pertanian Bogor(IPB). Bogor
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Supariasa, I.D.N. 2012. Penelitian Status Gizi.EGC.Jakarta.
World Health Organization (WHO) 2014. Commission on Ending Childhood
Obesity. Geneva, World Health Organization, Departement of
Noncommunicable disease surveillance.