Post on 22-Jun-2015
Komunikan adalah patner atau rekan dari komunikator dalam komunikasi. Ia berperan
sebagai penerima berita. Komunikanlah yang akan menerjemahkan pesan tersebut sesuai
dengan pemahamannya (dekodifikasi). Kemampuan menangkap pesan sangat bergantung
pada tingkat intelektualitasnya, latar belakang budaya, situasi dan kondisinya.
Dalam Model Komunikasi S-O-R, singkatan dari Stimulus-Organis–Response ini
semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian juga menjadi teori komunikasi, tidaklah
mengherankan karena objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama, yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi,
dan konasi (Effendy, 2003:254).
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga komunikator dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur
dalam model ini adalah :
a. Pesan (stimulus, S)
b. Komunikan (organism, O)
c. Efek (response, R)
Dalam Effendy (2003), Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, dan
Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada 3 variabel penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Gambar 2.3Stymulus-Organism-ResponsTheory
Response
Organism:o Perhatiano Pengertiano Penerimaan
Stimulus
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu (organism/komunikan). Stimulus atau pesan yang
disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi
akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
sebagai singkatan dari Stimulus-Organis–Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau
kemudian juga menjadi teori komunikasi, tidaklah mengherankan karena objek material dari
psikologi dan komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-
komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi (Effendy, 2003:254).
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga komunikator dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur
dalam model ini adalah :
d. Pesan (stimulus, S)
e. Komunikan (organism, O)
f. Efek (response, R)
Dalam Effendy (2003), Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, dan Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada 3 variabel penting, yaitu :
d. Perhatiane. Pengertianf. Penerimaan
Gambar 2.3Stymulus-Organism-ResponsTheory
Response
Organism:o Perhatiano Pengertiano Penerimaan
Stimulus
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu (organism/komunikan). Stimulus atau pesan yang
disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi
akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Syarat” komunikan sebagai factor penyebab keberhasilan komuniksi yang patut diperhatikan
adalah kerangka penetahuan (frame of reference) dan lingkup pengalaman (field of
experience ). Selain itu :
1. Kecakapan berkomunikasi komunikan
Terutama pada kecakapan membaca dan mendengar. Walaupun komunikator
memenuhi persyaratan, jika komunikan kurang cakap mendengar dan membaca, maka
hasil komunikasi kurang murni.
2. Sikap komunikan
Kadang” komunikan, telah curiga terhadap pembicara atau kadang” bersikap apriori
dan sebagainya akan menyebabkan hasil komunikasi kurang murni.
3. Pengetahuan komunikasi
Dengan pengetahuan yang luas pendengar akan cepat menangkap isi pembicaraan,
karena ia mudah menafsirkan maksud dari pembicaraan.
4. Sistem social
Seorang penerima pesan harus memahami apa dan siapa pembicara atau komunikator
itu. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan” pembicara dengan kata lain
komunikan harus dapat menyesuaikan diri terhadap sistem social pembicara.
5. Keadaan lahiriah komunikan
Pendengaran, penglihatan dan indra lain harus sempurna. Indra yang tidak sempurna
akan menyebabkan tanggapan yang kurang jelas. Oleh karena itu agar komunikasi
dapat lancara indra kita harus baik.
Rambe, samsir, B.Sc. etika komunikasi. Bandung : penerbit angkasa
http://www.pustakasekolah.com/pengertian-komunikasi.html#ixzz2go7KpBSG
wahyuning, wiwit dkk. “mengkomunikasikan moral kepada anak”. 30-10-2013.
http://books.google.co.id/books?id=9svnkb4TkowC