Post on 19-Oct-2021
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN JEMBATAN DINDING RANGKA BAJA
TIPE BALTIMORE TRUSS DI ATAS SUNGAI CIMENENG
KABUPATEN CILACAP
Disusun Oleh:
Nama Agus Setiawan
No. Mhs 98 511078
Nama Erwin Fuadi
No. Mhs 98 511 178
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2003
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN JEMBATAN DINDING RANGKA BAJATIPE BALTIMORE TRUSS DI ATAS SUNGAI CIMENENG
KABUPATEN CILACAP
Diselesaikan oleh
Agus SetiawanErwin Fuadi
98 511078
98 511 178
Telah diperiksa dan disetujui oleh
lr. Fatkhurrahman NS, MT
Dosen Pembimbing I
lr. Helmy Akbar Bale, MT
Dosen Pembimbing II Tanggal
KATA PENGANTAR
5 ffig a
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua, khususnya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang merupakan salah
satu syarat guna memperoleh derajat kesarjanaan S-1 ( Strata Satu ) pada Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
Selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. H. Widodo, MSCE, PhD, selaku Dekan Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Ir. Fatkhurrahman NS, MT, selaku Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Ir. Helmy Akbar Bale, MT, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak Ir. H. Ilman Noor, MSCE, selaku Dosen Tamu.
5. Bapak Ir. H. Munadir, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
6. Kedua Orang Tua dan Saudara-saudara Kami tercinta yang dengan kasih
sayangnya telah membekali penulis dengan doa dan semangat.
iii
7. Sahabat dan rekan-rekan di lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Islam Indonesia yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
8. Semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu tugas akhir ini hingga selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik dari segi
materi maupun susunan bahasanya yang membuat tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis.
Akhir kata, semoga tulisan yang sederhana ini sungguh-sungguh berguna
bagi pembaca.
AlhamduHUahirrabbil'alamin
Yogyakarta, Juli 2003
Penulis
IV
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL j
HALAMAN PENGESAHAN n
KATA PENGANTAR jjj
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL xil
DAFTAR SIMBOL xiii
DAFTAR ISTILAH xv
DAFTAR LAMPIRAN xvii
ABSTRAKSI xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penulisan 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Komponen Struktur Jembatan Rangka Baja Tipe Baltimore Truss
10
v
3.2. Pembebanan Menurut AASHTO-LRFD
Bridge Specification 13
3.2.1. Beban Gravity 13
3.2.2. Beban Lateral 16
3.3. Analisis Jembatan Rangka Berdasarkan AASHTO-LRFD 1994
17
3.3.1. Asumsi 17
3.3.2. Kapasitas Nominal BatangTekan 17
3.3.3. Menentukan Kapasitas Batang Tarik 21
3.3.4. Analisis Sistem Batang Pengekang (Lateral
Bracing) 23
3.3.5. KekuatanBaut 25
3.3.6. Perhitungan Blok Geser [Blok Shear) 28
3.3.7. Perhitungan Keadaan Batas Menurut
LRFD-AASHTO 1994 28
3.3.8. Perencanaan Struktur Bawah 31
3.3.8.1. Perencanaan Abutment 31
3.3.8.2. Perencanaan TiangPancang 33
BAB IV METODOLOGI PERENCANAAN
4.1. Waktu Penulisan 38
4.2. Data Struktur 38
4.3. Variabel Penulisan 38
4.4. Tahap Analisa 38
vi
4.5. Flow C'hart Perhitungan 40
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Perencanaan Awal Pembebanan 43
5.2. Pembebanan Menurut AASHTO-LRFD Bridge Specification
.43
5.2.1. Perhitungan Beban Hidup 43
5.2.2. Perhitungan Beban Mati 45
5.2.2.1. Perhitungan Pelat Lantai 48
5.2.2.2. Perhitungan Gelagar Memanjang 54
5.2.2.3. Perhitungan Lenturan Biaksial
{Biaxial Bending) 56
5.3 Perhitungan Beban Angin 59
5.4 Perhitungan GayaRem 66
5.5 Perhitungan Kombinasi Pembebanan Berdasarkan Metode
AASHTO-LRFD 1994 67
5.6 Perencanaan Batang Tekan 68
5.7 Perencanaan Batang Tarik 71
5.8 Perhitungan Sambungan Joint 73
5.9 Perhitungan Kapasitas Ujung Jembatan Rangka Baja 78
5.10 Perhitungan Kapasitas Ujung Profil Pada Portal 79
5.11 Perhitungan Defleksi Dengan Metode Virtual Work 83
5.12 Perhitungan Beban Rangka Jembatan 85
5.13 Perhitungan Kontruksi Bagian bawah 86
VI1
4.5. blow ('hart Perhitungan 40
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Perencanaan Awal Pembebanan 43
5.2. Pembebanan Menurut AASHTO-LRFD Bridge Specification
43
5.2.1. Perhitungan Beban Hidup 43
5.2.2. Perhitungan Beban Mati 45
5.2.2.1. Perhitungan Pelat Lantai 48
5.2.2.2. Perhitungan Gelagar Memanjang 53
5.2.2.3. Perhitungan Lenturan Biaksial
(Biaxial Bending) 55
5.3 Perhitungan Beban Angin 59
5.4 Perhitungan Gaya Rem 66
5.5 Perhitungan Kombinasi Pembebanan Berdasarkan Metode
AASHTO-LRFD 1994 67
5.6 Perencanaan Batang Tekan 68
5.7 Perencanaan Batang Tarik 71
5.8 Perhitungan Sambungan Joint 73
5.9 Perhitungan Kapasitas Ujung Jembatan Rangka Baja 78
5.10 Perhitungan Kapasitas Ujung Profil Pada Portal 79
5.11 Perhitungan Defleksi Dengan Metode Virtual Work 83
5.12 Perhitungan Beban Rangka Jembatan 85
5.13 Perhitungan Kontruksi Bagian bawah 86
vn
5.13.1 Mencari Nilai Data Tanah dari Data Sondir 86
5.13.2 Mencari Reaksi-reaksi Pada Abutment 89
5.13.3 Perencanaan Penulangan Abutment 93
5.13.4 Perencanaan Tulangan Konsol 96
5.13.5 Mencari Reaksi-reaksi yang Terjadi Pada Poor (Kaki
Abutment) 98
5.13.6 Menentukan Jumlah Tiang Pancang 106
5.13.7 Perhitungan Reaksi-reaksi yang Terjadi Pada Poor ..114
5.13.8 Perencanaan Tulangan Poor 116
5.13.9 Mencari Momen Nominal (Mn) Maksimum Pada Tiang
Pancang 121
5.13. lOPerencanaan Penulangan Tiang Pancang 123
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan 126
8.2. Saran 127
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vm
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagian-bagian jembatan rangka baja pendekatan tipe Baltimore
truss
Gambar 3.2 Beban rencana AASHTO untuk Truk
Gambar 3.3 Beban rencana AASHTO untuk Tandem
Gambar 3.4 Beban rencana AASHTO untuk Beban jalur
Gambar 3.5 Gay a-gaya yang bekerja pada saat pengereman
Gambar 3.6 Kurva untuk desain kolom
Gambar 3.7 Rasio batas lebar-tebal profil I
Gambar 3.8 Pola lubang penampang pada elemen tarik
Gambar 3.9 Distribusi angin pada Top lateral bracing
Gambar 3.10 Distribusi angin pada Bottom lateral bracing
Gambar 3.11 Blok geser pelelehan geser dan patah tarik
Gambar 3.12 Blok geser pelelehan patah dan geser
Gambar 3.13 Penampang Abutment
Gambar 3.14 Grafik hubungan gaya horisontal (Ho) dan momen luar (Mo)
Gambar 3.15 Gambar momen tiang pancang pada tanah
Gambar 5.2 Potongan tampang lintang dari jembatan rangka baja
Gambar 5.3 Distribusi beban mati pada rangka
Gambar 5.4 Pelat lantai dengan dukungan tepi terjepit elastis
ix
Gambar 5.5 Penulangan pelat lantai jembatan
Gambar 5.6 Penampang komposit
Gambar 5.7 Gambar bidang tekan-tarik penampang komposit
Gambar 5.8 Profil penampang gelagar melintang
Gambar 5.9 Tabel beban slab, aspal, girder dan kendaraan pada gelagar
Gambar 5.10 Momen dan gaya lintang lenturan dua arah pada gelagar melintang
Gambar 5.11 Gaya angin yang bekerja pada rangka atas dan bawah pengaku
angin pada kondisi unloaded dan loaded
Gambar 5.12 Gaya angin yang bekerja pada rangka atas pengaku angin
( Unloaded)
Gambar 5.13 Gaya angin yang bekerja pada rangka bawah pengaku angin
( Unloaded)
Gambar 5.14 Gaya angin yang bekerja pada rangka atas pengaku angina
( Loaded)
Gambar 5.15 Gaya angin yang bekerja pada rangka bawah pengaku angina
(Loaded)
Gambar 5.16 Gaya rem yang bekerja
Gambar 5.17 Kurva untuk desain kolom
Gambar 5.18 Penempatan gaya yang bekerja pada portal ujung struktur jembatan
rangka baja
Gambar 5.19 Portal I struktur jembatan rangka baja
Gambar 5.20 Penempatan beban 1 kN di tengah bentang
Gambar 5.21 Penempatan beban mati pada tiap joint
DAF
<. dinamik
in yang bekerj
Jesain dari ban
stan untuk kon
ng maksimum
ig akibat bebar
r gaya dan mor
ig akibat beban
ig akibat beban
ig akibat beban
ig akibat beban
uk masing-masi
aat tekan rencan
aat tarik rencana
geser tumpu dan
in beban rangka
Gambar 5.22 Penampang Abutment
Gambar 5.23 Gaya-gaya pada penampang Abutment
Gambar 5.24 Pondasi tiang pada Abutment
Gambar 5.25 Simpangan dan momen lentur ujung atas tiang tak ditahan
Gambar 5.26 Gambar penulangan tiang pancang
XI
DAFTAR SIMBOL
Ab = Luas penampang lintang
Ag = Luas penampang lintang bruto
As = Luas tampang profil
b = Setengah dari lebar sayap pada baja profil I
bf = Lebar sayap profil baja
d = Diameter nominal baut
Dc = Panjang badan bagian tekan pada daerah elastis
Dcp= Panjang badan bagian tekan pada daerah elastis
E = Modulus elastisitas baja
Fc = Tegangan pada sayap profil
Fn = Ketahanan nominal untuk tampang kompak
Fu = Kekuatan tarik baja yang membentuk bagian yang disambungkan
Fbu = Kekuatan tarik bahan baut
Fy = Tegangan leleh baja
FyC ~ Tegangan leleh pada sayap profil baja
h = Tinggi baja profil I
k = Koefisien tekuk pelat
K = Faktor panjang efektif
n = Banyaknya bidang geser yang terlibat pada sambungan
Xitl
Mn= Momen nominal
Mp= Momen plastis
Pn = Kekuatan nominal dari batang tekan
Pr = Kekuatan nominal dari batang tekan yang telah direduksi
Pny= Kekuatan tarik nominal untuk leleh
Qi = Efek beban
Rn = Ketahanan nominal
t = Ketebalan pada bagian yang disambung
tf = Ketebalan sayap profil untuk klasifikasi tampang
tw = Tebal badan profil
X = Nilai kelangsingan batang tekan
<!> = Faktor ketahanan
Of = Faktor ketahanan untuk lendutan
<I>y = Faktor ketahanan untuk tegangan leleh pada batang tekan
n = Konstanta dengan nilai 3.14159
r\ = Faktor pengali beban
yi = Faktor beban
Kit/xiv
DAFTAR ISTILAH
Fatigue load : Beban grafitasi berupa beban lelah struktur.
Garis Pengaruh : Garis yang menunjukkan be.sarnya ordinat, yangjika dikalikan
dengan muatan yang pada perjalanannya berada tepat diatas
ordinat tersebut mendapatkan besarnya besaran itu untuk suatu
titik tertentu ( potongan tetap, muatan bergerak ).
: Beban angin atas pada rangka pengaku angin ( pihak angin ).
: Beban angin bawah pada rangka pengaku angin ( sisi belakanu
angin ).
: Keadaan batas kekuatan dengan kombinasi beban ulama (tetap)
yang berhubungan erat dengan ialu-lintas normal yang
digunakan pada perencanaan jembatan dengan kecepatan angin
90 km/jam.
: Keadaan batas layan pada kombinasi beban yang digunakan
hanyan untuk elemen struktur baja, dan untuk mengontrol
luasan dan slip dari slip kritis yang berhubungan tepat dengan
beban lalu-lintas.
Windward
Leeward
Strength V
Service II
Loaded Suatu keadaan terbebani.
Unloaded : Suatu keadaan tak terbebani.
Top chord : Rangka pengaku angin bagian atas.
xv
Bottom chord
AISC
ASTM.
AASHTO
: Rangka pengaku angin bagian bawah.
American Institute ofSteel Construction.
American Society for Testing andMaterials.
American Association of Slate Highway and Transporta!ion
Officials.
XVI
DAFTAR LAM PI RAN
LAMPIRAN 1
1. Gambar 5.1 Garis pengaruh
2. Tabel 5.1 Tabel garis pengaruh
LAMPIRAN 2
1. Gambar penamaan batang rangka utama
2. Gambar penamaan batang rangka angin atas
3. gambar penamaan batang rangka angin bawah
4. Tabel 5.10 Kombinasi beban rangka utama berdasarkan metode
AASHTO-LRFD 1994
5. Tabel 5.12 Kekuatan batang tekan pada rangka utama {Main Truss)
6. Tabel 5.13 Rasio tebal batang tekan pada rangka utama (Main Truss)
1. Tabel 5.14 Rasio kelangsingan batang tekan pada rangka utama {Main
Truss)
8. Tabel 5.15 Kekuatan batang tekan pada rangka atas pengaku angin {Top
Chord)
9. Tabel 5.16 Rasio tebal batang tekan pada rangka atas pemgaku angin ( Top
Chord)
xvu
10. Tabel 5.17 Rasio kelangsingan batang tekan pada rangka atas pengaku
angin ('Top Chord)
11 Tabel 5.18 Kekuatan batang tekan pada Bottom Chord
12. Tabel 5.19 Rasio tebal batang pada Bottom Chord
13. Tabel 5.20 Rasio kelangsingan batang tekan pada Bottom Chord
14. Tabel 5.22 Kriteria leleh batang tarik rangka utama (Main Truss)
15. Tabel 5.23 Rasio kelangsingan batang tarik pada rangka utama (Main
Truss)
16. Tabel 5.24 Kriteria leleh batang tank Top Chord
17. Tabel 5.25 Rasio kelangsingan batang tarik 7b/? Chord
18. Tabel 5.26 Kriteria leleh batang tarik Bottom Chord
19. Tabel 5.27 Rasio kelangsingan batang tarik Bottom Chord
20. Gambar Profil Batang Rangka Utama, Angin Atas dan Angin Bawah
LAMPIRAN 3
1. Tabel 5.29 Perhitungan Jumlah Baut Rangka Utama
2. Tabel 5.30 Perhitungan Jumlah Baut Pada Top Chord
3. Tabel 5.31 Perhitungan Jumlah Baut Pada Bottom Chord
4. Tabel 5.32.a.Jarak Baut Sayap Pada Rangka Utama
5. Tabel 5.32.b.Jarak Baut Badan Pada Rangka Utama
6. Tabel 5.33 Cek Kapasitas Profil Rangka Utama Terhadap Leleh dan
Fracture
7. Tabel 5.34 Kapasitas Profil Pada Rangka Top Chord
xvm
8. Tabel 5.35 Kapasitas Profil Pada Rangka Bottom Chord
9. Tabel 5.36 Cek Kapasitas Profil Rangka Top Chord
10. Tabel 5.37 Cek kapasitas Profil Rangka Bottom Chord
11. Tabel 5.38 Perhitungan Blok Geser Pada Sayap Rangka Utama
12. Tabel 5.39 Perhitungan Blok Geser Pada Badan Rangka Utama
13. Tabel 5.40 Hasil Perhitungan Portal Ujung Jembatan Rangka Baja
14. Tabel 5.41 Tabel Defleksi Pada Rangka dengan Metode Virtual Work
Akibat Beban Hidup
15. Tabel 5.42 Tabel Defleksi Pada Rangka dengan Metode Virtual Work
Akibat Beban Hidup
16. Tabel 5.43 Tabel Defleksi Pada Rangka dengan Metode Virtual Work
Akibat Beban Mati
17. Gambar 5.27 Gambar-gambar Rangka Utama, Ikatan Angin dan Struktur
Bawah
LAMPIRAN 4
1. Lembar Kartu Peserta Tugas Akhir
2. Lembar Catatan Konsultasi Tugas Akhir
Tabel Pelengkap :
1. Tabel Data Sondir
2. Tabe1Load Combination and Load Factor
3. Tabel Load Factorfor Permanent Loads
4. Tabel Resistance Factorfor TheStrength Limit State
5. Gambar Diagram Mn-Pn
j
xix
h
ABSTRAKSI
Jembatan merupakan sarana transportasi yang memudahkan masyarakatuntuk mencapai suatu daerah secara mudah dan cepat. Pada bulan Desember 2002terjadi banjir di Kabupaten Cilacap yang mengakibatkan jembatan sungaiCimeneng yang menghubungkan desa Kamulyan dan desa Bulusari runtuh karenapondasi pilar penyangga terkikis oleh air sungai Cimeneng. Untuk itu perludibangun jembatan baru dengan perencanaan tanpa pilar ditengah bentang untukmenghindari penggerusan disekitar pondasi pilar jembatan tersebut.
Perencanaan pembebanan berdasarkan Pedoman Perencanaan JembatanJalan Raya (PPPJJR) 1987, sementara dalam perkembangannya jenis Truk yangdigunakan pada saat ini cenderung lebih panjang, lebih besar dan mengangkutbeban lebih banyak seperti pada desain Truk menurut peraturan pembebananAASHTO-LRFD 1994.
Penggunaan metode AASHTO-LRFD 1994 menjadi alternatif metodeperencanaan, dengan tujuan merencanakan dimensi struktur rangka yangmenjamin tingkat keamanan dan kegunaan yang cukup baik. Jenis struktur rangkayang banyak dicapai untuk bentang panjang umumnya menggunakan rangka bajatruss, dengan keuntungan sesuai untuk bentang panjang dan lendutan yang terjadirelatif kecil sehingga dalam perencanaannya memungkinkan tanpa menggunakanpilar serta dapat dibangun dapalam waktu yang relatif pendek. Dengan bentukBaltimore truss tipe yang cukup stabil dan praktis sehingga tipe ini cocok untukkondisi dilapangan.
Analisis pembebanan rangka dilakukan dengan perhitungan beban mati danhidup berdasarkan spesifikasi AASHTO. Dan untuk analisis desain elemen rangkadigunakan metode LRFD Bridge Spesification dengan perencanaan keadaan batas( Limit State Design ). Kondisi batas terdiri dari batas layan ( Service Limit State ),kondisi batas leleh ( Fatigue Limit State ), kondisi batas fraktur dan kekuatan(Strength and Fracture Lmit State ). Dari beberapa perhitungan tersebut dapatdirencanakan dimensi elemen rangka sesuai dengan gaya batang maksimum.Perencanaan desain metode LRFD ini menggunakan pendekatan beban kerjarencana dikalikan dengan faktor beban, dan struktur direncanakan untuk menahanbeban-beban terfaktor tersebut pada kapasitas batasnya, sehingga diperolehdimensi elemen struktur rangka yang aman.
Untuk perencanaan struktur bawah digunakan tipe Abutment T terbalikdengan mempertimbangkan ketinggian Abutment yang telah direncanakan.Dengan kondisi tanah berlempung maka pondasi direncanakan denganmenggunakan tiang pancang berbentuk bujur sangkar.
BAB I
PENDAHULIAN
1.1 Latar Belakang
Jembatan merupakan sarana transportasi yang memudahkan masyarakat
untuk mencapai suatu daerah secara mudah dan cepat. Mengingat kondisi
topografi Indonesia yang terdapat sungai atau laut maka jembatan adalah sarana
transportasi yang sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia. Pada bulan
Desember 2002 terjadi banjir di Kabupaten Cilacap yang mengakibatkan
jembatan sungai Cimeneng yang menghubungkan desa Kamulyan dan desa
Bulusari runtuh karena pondasi pilar penyangga terkikis oleh air sungai
Cimeneng. Untuk itu perlu dibangun jembatan baru dengan perencanaan tanpa
pilar ditengah bentang untuk menghindari penggerusan disekitar pondasi pilar
jembatan tersebut.
Perkembangan tranportasi menjadi pertimbangan perubahan sistem
pembebanan pada jembatan, dimana jenis kendaraan bertambah banyak dengan
berat serta ukuran yang semakin besar (dalam hal ini untuk kendaraan Truk). Jenis
Truk yang digunakan untuk peraturan pembebanan di Indonesia masih
menggunakan desain Truk berdasarkan Pedoman Perencanaan Jembatan Jalan
Raya (PPPJJR) 1987, sementara dalam perkembangannya jenis Truk yang
digunakan pada saat ini cenderung lebih panjang, lebih besar dan mengangkut
beban lebih banyak seperti pada desain Truk menurut peraturan pembebanan
AASHTO-LRFD 1994.
Kontruksi rangka baja merupakan pilihan yang tepat dalam pembangunan
jembatan Cimeneng, karena jenis struktur ini cukup sesuai digunakan pada
jembatan Cimeneng yang bentangnya relatif panjang karena mempunyai lendutan
yang terjadi relatif kecil dan pengerjaannya relatif lebih baik serta tidak
memerlukan waktu yang lama. Terdapat beberapa tipe jembatan rangka baja
antara lain :
1. Warren truss
2. Double Warren truss
3. Howe truss
4. Chirved-chord Pratt truss
5. Baltimore truss
6. Pettit truss
7. K-truss
Perencanaan jembatan sungai Cimeneng ini dengan model Baltimore truss
yang dibahas lebih lanjut dalam bab selanjutnya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah merencanakan desain jembatan
dinding rangka baja dengan meniadakan pilar penyangga dengan metode LRFD-
AASHTO 1994, sehingga diharapkan ketika terjadi banjir struktur jembatan akan
tetap stabil dan kuat.
1.3 Batasan Masalah
Agar penulisan tidak menyimpang dari tujuan maka diberikan batasan-
batasan sebagai berikut:
1. Keseluruhan panjang bentang L = 60 m dan lebar bentang B = 4 m.
2. Jembatan dirancang dengan jalan kelas III A.
3. Tinggi jembatan ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk
setempat dengan tinggi sisi bawah gelagar = 8 m.
4. Rangka jembatan direncanakan dengan tipe Baltimore truss.
5. Desain elemen rangka jembatan dengan metode LRFD.
6. Kontrol kekuatan sambungan ditinjau pada kekuatan baut terhadap geser dan
tumpu.
7. Elemen-elemen struktur menggunakan baja profil I.
8. Analisis pembebanan menggunakan AASHTO.
9. Perencanaan struktur jembatan menggunakan program SAP 2000.
10. Perhitungan defleksi ditengah bentang ditinjau akibat beban hidup dan beban
mati.
11. Perencanaan Abutment menggunakan data sondir tanah lempung dari lokasi
lainnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi perencana jembatan khususnya
dengan menggunakan rangka baja tipe Baltimore truss.
2. Mensosialisasikan metode LRFD-AASHTO 1994, dimana metode ini belum
banyak digunakan di Indonesia untuk perencanaan jembatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan adalah suatu fasilitas bangunan jalan yang berfungsi mendukung
lalu lintas jalan raya atau beban-beban bergerak yang terletak diatas suatu
rintangan atau tempat yang rendah seperti kali, sungai, terusan, jalan raya atau rel
kereta api. Jalan tersebut dapat berupa lintasan kereta api, jalan raya, jalan kecil,
atau kombinasi semuanya (Bindra,1992).
Struktur jembatan secara urnurn terdiri dari 2 bagian utama yaitu struktur
atas dan struktur bawah. Struktur atas adalah bagian jembatan yang mendukung
beban lalu-lintas secara langsung dan meneruskan beban tersebut ke struktur
bawah. Sedangkan struktur bawah adalah jembatan yang mendukung beban sari
struktur atas dan meneruskan beban tersebut ke tanah dasar (Troitsky M.S.,
1994)
Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi
atas umumnya timbul gaya tekan dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya
tarik. Apabila beban-beban tersebut bekerja langsung pada batang maka akan
timbul tegangan lentur pada batang tersebut, selain juga tegangan aksial tekan
atau tarik yang umumnya ada pada rangka batang. ( Schodek, 1991).
Bagian konstruksi yang mengangkat beban transversal yang menghasilkan
momen lentur dan gaya lintang dengan tahanan lentur sebagai parameter desain
sering dijumpai pada balok atau gelagar (Bowles, 1980).
Balok dukunga sederhana yang diberi beban memiliki satu titik yang
momennya maksimum. Makin besar beban yang diberikan, makin besar pula
momennya. Jika beban besar, material akan terdeformasi secara cepat dan
defieksinya juga semakin besar. (Beedle, 1958).
Dalam perencanaan struktur rangka baja, tempat pertemuan batang batang
sering diasumsikan sebagai keadaan ideal seperti keadaan sendi maupun jepit
sempurna. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi
dilapangan, sambungan pada joint dipakai sambungan las, baut, dan paku keling.
Sifat dan sambungan tersebut tidak sama persis dengan keadaan ideal seperti
sendi maupun jepit sempurna. (Padosbajayo, 1991).
Untuk membentuk struktur rangka baja diperlukan alat sambung. Salah satu
alat sambung yang biasa digunakan pada struktur jembatan rangka baja adalah
baut. ASTM menunjukkan dua tipe dasar baut berkekuatan tinggi yaitu A325 dan
A490 (Salmon-Johnson,1992)
Untuk menghasilkan ketahanan terhadap lentur secara penuh pada elemen
komposit, geser horizontal harus bisa ditahan antara permukaan tampang baja
dengan slab beton. Pada jembatan komposit menerus, penyambung geser sering
digunakan di seluruh sepanjang jembatan. Perletakan penyambung geser pada
kawasan momen negatif mencegah peralihan tiba-tiba dari keadaan komposit ke
tampang non komposit dan ketidakmampuan dalam ketahanan dan kesesuaian
terhadap lentur sepanjang jembatan (Slutter dan Fisher, 1967). Ada dua keadaan
batas ditentukan untuk ketahanan penahan penyambung geser (Barker-Puckett,
1997) sebagai berikut:
1. Keadaan batas kelelahan/kegagalan dapat diketahui pada level tegangan di
dalam jangkauan elastis.
2. Keadaan batas kekuatan tergantung pada perilaku plastis dan redistribusi
gaya geser horizontal antara penyambung.
Pada perencanaan terhadap tarik, elemen tidak selalu terkontrol dengan
persamaan kekuatan tarik pada umumnya dan kekuatan baut atau las pada
sambungan, kondisi mungkin dapat terkontrol dengan blok geser. Kelelahan pada
elemen dapat terjadi pada titik sambungan dengan elemen struktur yang
melibatkan tarik pada satu sisi dan geser pada arah tegak lurus sisi (Mac.
Cormac, 1995). Berdasarkan spesifikasi LRFD keadaan perencanaan ketahanan
blok geser ditentukan sebagai berikut:
1. Perhitungan kondisi patah tarik dan pelelehan geser.
2. Perhitungan kondisi patah geser dan pelelehan tarik.
Pembebanan pada metode AASHTO-LRFD, beban pada jembatan
digolongkan menjadi dua yaitu :beban gravity dan beban lateral. Beban gravity
yang terdiri dari beban tetap dan beban sementara yaitu beban kendaraan, fatigue
load, beban pejalan kaki, beban dek, beban dinamik, dan beban rem. Beban
lateral yang terdiri dari beban angin.
Struktur jembatan baja harus keamanan dan kenyamanan terhadap
kemungkinan kelebihan beban (over load) atau kekurangan kekuatan (under
strength). Untuk itu perlu adanya kondisi batas yaitu kondisi dibawah suatu sistem
jembatan atau komponen jembatan yang bekerja untuk mencapai fungsi sesuai
dengan perencanaan. Kondisi batas terdiri dari kondisi batas layan (service limit
state), kondisi batas leleh fatigue limit state), kondisi batas fracture) dan kondisi
batas kekuatan (strenght limit state). (Puckett-Barker, 1997).
Dalam perhitungan, kekuatan material dalam menahan beban harus lebih
besar dari beban yang bekerja, bahwa kekuatan (resistensi) yang disediakan dalam
desain paling tidak harus sama dengan pemfaktoran beban-beban yang bekerja
(efek dari pembebanan).
Abutment mempunyai dua fungsi pokok. Yaitu mendukung ujung-ujung
jembatan dan menyediakan dukungan lateral paling tidak bagi tanah atau batu
sekitar jembatan dimana arus lalu-lintas melintas diatasnya. Oleh karena itu
abutment merupakan kombinasi dari fungsi pilar dan dinding penahan tanah.
(Peck, Hanson, Thornburn, 1973).
Plastisitas tanah lanau plastis berasal dari prosentase tinggi partikel pelapis
atau zat organik yang besar. Tebal lapisan lanau, jumlah zat organiknya
dipengaruhi oleh keberadaanya, misalnya terbentuk di daerah pantai, danau,
lapisan karang, atau sungai kuno. Bila tanah berada di bawah pennukaan air tanah
dan tidak pernah kering, tanah akan lunak dan kompresibel seperti lempung yang
mempunyai beban pada batas cair. Oleh karena itu lanau plastis mempunyai sifat
serupa dengan lempung lunak sampai mendekati medium. Perencanaan pondasi
pada tanah lanau plastis dianggap sama dengan perencanaan pada tanah lempung.
Karena pertimbangan ini, pada bab ini lempung dan lanau plastis dianggap sama.
Pada keadaan tertentu pondasi telapak, plat, sumuran, dan tiang pancang
sebagai pendukung sruktur, dibuat diatas tanah lempung dan lanau plastis. Untuk
tiap tipe fondasi diperlukan penelitian tersendiri guna menentukan faktor aman
kapasitas daya dukung fondasi dan perkiraan jumlah penurunan. (Peck, Hanson,
Thornburn,1973)
Ada berbagai bentuk dan jens kepala jembatan dan pilar, tetapi dalam
pemilihannya perlu dipertimbangkan tinggi, macam bangunan atas, kondisi tanah
pondasi, demikian pula kondisi bangunannya. Bentuk struktur dari kepala
jembatan yang umum terdiri dari tiga bentuk yaitu tipe gravitasi, tipe T terbalik,
dan kepala jembatan dengan penopang. (Kazuto Nakazawa, 1983).
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Komponen Struktur Jembatan Rangka Baja Tipe Baltimore Truss
Perencanaan ini menggunakan tipe Baltimore Truss karena merupakan tipe
yang cukup sederhana sehingga model ini lebih ekonomis dari segi struktur dan
mengingat penerapannya yang mudah dilapangan dibandingkan tipe lainnya.
Dengan asumsi teori diagram momen bahwa lendutan akan terjadi paling besar
ditengah bentang dan semakin ketepi lendutannya semakin mengecil sehingga
perencanaan rangka utama bagian atas dan bawah jembatan ketengah semakin
besar.
Rangka batang yang dibuat dalam bentuk segitiga adalah stabil sehingga
model rangka batang utama dibuat trapesium yang dapat membuat rangka tetap
stabil dalam menahan gaya-gaya aksial dan lateral.
Batang-batang vertikal dan diagonal yang merupakan rangka utama dan
ikatananginatas maupun bawah berfungsi mengikat joint-jointpada batang utama
yang masih labil dalam menerima gaya-gaya aksial dan lateral menjadi batang
yang stabil selain itu berfungsi untuk mengurangi panjang tekuk setiap batang
utama.
11
Gaya tarik semakin mengecil ketengah bentang sehingga batang diagonal
yang merupakan batang tank direncanakan semakin ketengah dimensinya
semakin kecil, sebaliknya gaya tekan akan semakin kecil di tengah bentang
sehingga batang vertikal yang merupakan batang desak direncanakan dimensinya
semakin kecil. Komponen struktur jembatan rangka baja dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Pelat lantai
Ikatan anszin atas
z_
Batang bagian atas (Top chord)(b)
Rangka utama jembatan (a)
\ / \ / \ A \ / \ / \ / \ / \ / \ / \ /
A A A A^A A A A X\ A/ "Vueia«ar meiinianu ' (ielagar memanjang
Batang bagian bawah(Bottom chord)(c)
Gambar 3.1 Bagian-bagian jembatan rangka baja model Baltimore truss
12
Bagian-bagian struktural dari jembatan rangka bajaadalah sebagai berikut:
a. Lapis permukaan
Lapis permukaan adalah komponen yang berhubungan langsung
dengan pengguna lalu-lintas. Ketebalan lapisan ini bervariasi dari 5-10
cm.
b. Pelat Lantai
Pelat lantai adalah komponen struktural jembatan yang secara
langsung mendukung beban lalu lintas satu arah (one way). Pelat ini
didukung oleh balok-balok gelagar memanjang dan melintang.
c. Gelagar memanjang
Gelagar memanjang adalah balok lantai/girder yang dipasang sejajar
jembatan untuk menerima beban lantai secara langsung yang kemudian
ditumpu oleh gelagar melintang. Prinsip gelagar memanjang
diasumsikan sebagai gelagar sederhana (sendi-rol).
d. Gelagar melintang
Gelagar melintang merupakan gelagar yang menerima beban dari
gelagar memanjang untuk diteruskan ke gelagar induk.
e. Rangka utama
Rangka utama merupakan struktur utama yang mendukung seluruh
beban yang bekerja pada struktur jembatan rangka baja, baik beban
eksternal maupuin beban akibat beban sendiri yang diterima batang-
batang pada rangka sehingga mengalami tarikan aksial (gaya tarik) dan
tekanan aksial (gaya tekan) dapat dilihat pada Gambar 3.1(a). Terdapat
dua buah rangka pada masing-masing bentang jembatan yang
keduanya diikat secara lateral oleh gelagarmelintang dan ikatan angin.
f. Ikatan Angin
Ikatan angin atas merupakan gaya arah lateral pada rangka yang
diakibatkan oleh gaya angin atas, dimana perencanaan rangkanya
disesuaikan dengan joint pada bagian atas rangka utama jembatan.
Pada rangka diagonal struktur ini berupa rangka batang. diletakkan
pada batang atas dan batang bawah rangka utama, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.1(b)dan (c).
3.2. Pembebanan Menurut AASHTO-LRFD Bridge-Specification
3.2.1 Beban Gravity
Beban gravity adalah beban-beban yang disebabkan oleh berat obyek pada
jembatan. Beban-beban seperti beban tetap dan beban berjalan, dan keduanya
bekerja kearah bawah terhadap pusat bumi (Puckett-Barker, 1997).
1. Beban tetap (Permanent Load)
Beban-beban yang termasuk beban tetap menurut beban AASHTO
1994 yang digunakan dalam perencanaan ini adalah beban mati dari
komponen struktur dan perlengkapan nonstruktur (DC).
2. Beban sementara (Transient Toad) menurut AASHTO 1994
Beban sementara digunakan untuk perencanaan gelagar, terdiri dan
beban truk rencana, beban tandem rencana, beban jalur rencana.
14
- Truk rencana
Konfigurasi pertama adalah beban Truk rencana yang diiliustrasikan
pada Gambar 3.2.
1 45 KN 145 KN13 M 9.0 r„ | 4 "-: „, I
.35 KN
rnrnn 9.3 N/mrri
Gambar 3.2 Beban rencana AASHTO untuk Truk
- Tandem rencana
Konfigurasi kedua adalah beban tandem rencana dan diilustrasikan
pada Gambar 3.3 terdiri dari 2 sumbu dengan berat 110 KN masing-
masing jaraknya 1200 mm.
110 KN1.2 m
110 KN
\ i
1 i1
tit IHv 9.3 N/mm
Gambar 3.3 Beban rencana AASHTO untuk tandem
-Beban jalur rencana
Merupakan konfigurasi beban yang terdiri dari beban distribusi merata
sebesar 9,3 N/mm dan diasumsikan menempati bagian 3000 mm
secara melintang (Gambar 3.4)
145 KN 145 KN 35 KN 145 KN 145 KN 35 KN
4. i m
^ ^5=-4.3
^ >*£? ^15 m
V V W M/
4.3 n
<5? 5*4.3 m
•<e 5f
V \s
15
9.3 N/mm
3
Gambar 3.4 Beban rencana AASHTO untuk beban jalur
Gaya Rem (Breaking force)
W
Ma,.
TL TL
FB
N
Gambar 3.5 Gaya-gaya yang bekerja pada saat pengereman
Dari Gambar 3.5 gaya rem (FB) adalah :
FB b.W (3.l.a)
I fv2}b
- KK-SJ,(3.l.b)
v adalah kecepatan rencana kendaraan (m/s), g adalah percepatan
gravitasi (m/s"), W adalah berat kendaraan (kN), s adalah jarak
pengereman (m). Mac adalah energi kinetik karena pengaruh massa dan
kecepatan truk. Untuk kecepatan rencana 90 km/h = 25 m/s dan jarak
pengereman 122 m didapat b adalah 25 %.
- Beban Dinamik (Dynamic Load)
Beban hidup dapat bersifat statik serta memiliki efek dinamik dan
diperhitungkan pada perencanaan jembatan jalan raya yaitu :
U|.+i = Ui.(l + IM) (3.2)
dengan IM adalah efek beban hidup tambah beban dengan syarat dari beban
dinamik, UL adalah efek beban hidup, IM adalah fraksi dari Tabel 3.1
abel 3.1 Faktor Efek Dinamik
Komponen IM (%)
Join dek-semua kondisi batas 75
Semua komponen lain
Kondisi batas fatigue dan fracture 15
Semua kondisi batas yang lain
3.2.2 Beban Lateral
Beban lateral yang bekerja pada rangka jembatan sungai Cimeneng yang
diperhitungkan adalah gaya angin. Gaya angin menurut AASHTO-LRFD 1994
dapat dilihat pada Tabel 3.2. Gaya angin juga ada pada kendaraan sebesar 1.46
N/m dengan lokasi pada 1.8 m dari permukaan jalan.
Tabel 3.2 Beban Angin yang Bekerja Pada Rangka BajaKomponen struktur Beban Angin Tekan Beban Angin Hisap
(Mpa) (Mpa)
Rangka, kolom, lengkung 0,0024 0,0012
Balok 0,0024 N/A
Permukaan rata yang luas/besar 0,0019 N/A
17
Kombinasi beban yang digunakan menurut AASHTO-LRFD dalam perencanaan
ini adalah :
- Batas Kekuatan V (Strength Limit V ) : 1,0 DC + 1,35 BR + 1.35 IM +
1,35 LL±0,4 WL
- Batas layan II (Service Limit II) : Defleksi beban kendaraan ditengah
bentang < L/800 dimana L adalah panjang bentang.
Dengan DC (Dead loads component siructure), BR (Breaking force), IM
(Dinamic Load), LL (Vehicular live load), WL (Wind load on Structure).
3.3 Analisis Jembatan Rangka Berdasarkan AASHTO-LRFD 1994
3.3.1Asumsi
Dalam analisis jembatan rangka baja, gaya aksial pada batang diasumsikan
sebagai berikut (Ram Chandra, 1990):
1. Semua batang dari jembatan rangka adalah lurus dan bebas berotasi
pada joint.
2. Semua joint dari jembatan rangka terdapat pada pertemuan pusat gaya
berat batang.
3. Semua beban tennasuk berat sendiri dari batang di tempatkan pada
joint.
3.3.2 Kapasitas Nominal Batang Tekan
Dalam perencanaan batang tekan terhadap dua kriteria yaitu :
a. Kriteria Tekuk Keseluruhan (Overall buckling)
Tekuk menyeluruh terjadi pada penampang kompak. Untuk rumus-
rumus kolom pada kriteria tekuk keseluruhan secara ringkas
ditunjukkan pada Gambar 3.6
Pn
By
1.00
0.39
U 0.5 1.0
kolom panjang menengah
Pn = 0.66' Pv
io 2.0 2.5
kolom panjang
——•«
Gambar 3.6 Kurva untuk desain kolom
Fungsi kerampingan Ax diambil sebagai parameter kerampingan
(sebagai ganti KL/r) menurut spesifikasi LRFD. Parameter
kerampingan ax didefinisikan sebagai :
/. AC
/.c- 1 5
( Kb Y Fy\7ir ) E
>.c~ =1.5' = 2.25
•(3.3)
LRFD bertujuan memberikan keamanan yang konstan bagi semua
kolom. Bila kekuatan tersebut bervanasi menurut kerampingan,
tentulah vanasi ini harus dicakup dalam kekuatan nominal Pn .
Kekuatan nominal Pn dari kolom kriteria tekuk keseluruhan :
- Untuk kolom panjang menengah (X < 2.25), kekuatan nominal (Pn)
yaitu :
Pn= 0.66;~ FyAs (3.4)
- Untuk panjang kolom (X > 2.25), kekuatan nominal yaitu :
OMFvAsp„= -: (35)A
Kekuatan tekan (Pr) dari kolom ditentukan dengan mengalikan
kekuatan nominal (Pn) dengan faktor ketahanan untuk kompresi (d>c).
Pr 0c.Pn (3.6)
b. Kriteria tekuk lokal (Tocal buckling)
Untuk kolom dengan rasio lebar/tebal terlalu besar masuk dalam
kriteria tekuk lokal. Batas rasio kriteria tekuk lokal di jelaskan pada
Gambar 3.7.
I b
t„
t ^^Fyh % E
Gambar 3.7 Rasio batas lebar-tebal profil I
Untuk rasio lebar terhadap tebal menggunakan rumus :
Fcrn\E.k
supaya tidak terjadi tekuk lokal maka Fcr = Fy
i-Vn-.E.k
12(1-//v. /;
mencan nilai
( , Vn
persamaan 3.8
fhX 7t2.EE
\t) S2(l-/r)/v
20
.(3.7)
.(3.8)
(3.9)
dengan memasukkan nilai u = 0.3 maka persamaan 3.9 menjadi
n2.E.k
\2(\-0,3').Fy
persamaan 3.10 menjadi
fh'Y _3,\42.E.k\t) I0,92./-V
(3.10)
(3.11)
dengan menghilangkan nilai kuadrat maka persamaan 3.11 menjadi
fh\ .E.k(3.12)
\t J V l'V
karena nilai k adalah konstanta maka nilai k dapat dikeluarkan menjadi
(h\ nr(3.13)
dengan nilai E = 29000 Ksi atau E = 2.105 MPa
21
sehingga rasio lebar terhadap tebal pada sayap :
b , [bT/ V hy
k koefisien tekuk plat sayap, b adalah lebar plat (mm), t adalah tebal
plat (mm),
pada badan :
h , pr— <k— (3.15)K Vh'
k adalah koefisien tekuk plat badan, h adalah tinggi dari badan (mm),
t Madalah tebal badan (mm).
- Batas rasio kelangsingan
Jika kolom menjadi terlalu ramping, maka hanya akan mempunyai
kekuatan yang kecil.
r Batang yang dianjurkan untuk batang utama adalah (Kl/r) < 120
r- Batang yang dianjurkan untuk pengaku adalah (Kl/r) < 140
3.3.3 Menentukan Kapasitas Batang Tarik
Kekuatan batang tarik ditentukan dengan berdasarkan dua macam kegagalan
yaitu kegagalan karena pelelehan dan kegagalan fracture (Puckett-Burker,1997),
yaitu :
a. Berdasarkan pelelehan : <f>v.Pm =<f>vFvA (3.16)
11
dimana <I\ = 0.95, adalah faktor resistan, Pnv adalah kekuatan tarik nominal
untuk leleh (N), Fy adalah kekuatan leleh (Mpa), Ag adalah luas penampang
melintang brutto (mm"),
b. Berdasarkan kondisi fracture : <j)n Pnu - </>„.!'],.AL. (3.17)
<I>„ = 0.80, adalah faktor resistan karena fracture pada batang tarik, Prm
adalah kekuatan tarik nominal untuk retakan (N), Fu adalah kekuatan tarik
(MPa), dan Ac adalah luas efektif (mm"), luas efektif untuk jenis sambungan
sebagai berikut:
Luas efektif pada sambungan baut
Luas efektif pada sambungan baut dapat dijelaskan dengan persamaan :
Ae =U.A„ (3.18)
Ae adalah luas efektif untuk sambungan baut, U adalah koefisien reduksi
akibat eksentrisitas antara pusat elemen dengan pusat elemen
penghubung, koefisien reduksi untuk memperhitungkan eksentrisitas
lubang dan nilai U tergantung pada bentuk profil dan jenis sambungan
yang digunakan. Nilai koefisien reduksi untuk sambungan baut:
v =1~[7l <319)
x adalah jarak eksentrisitas, L adalah jarak antara lubang awal dengan
lubang akhir pada satu baris, dijelaskan dalam Gambar 3.8.
Luas penampang bersih (Ant) akibat lubang baut, secara lengkap juga
dijelaskan pada Gambar 3.8 berikut:
Gambar 3.8 Pola lubang penampang pada elemen tarik
Luas penampang bersih pada :
a. Potongan lurus
Potongan 1-3 An - A,,-n.d.t
b. Potongan diagonal/zig-zag
.vVPotongan 1-2-3 : An =A -n.d.l +'Y\ '-—I 4u
.(3.20)
(3.2i;
Ag adalah penampang brutto (mm2), t adalah tebal penampang, d adalah
diameter lubang (mm), n adalah banyaknya lubang, s adalah jarak antara
sumbu lubang pada arah sejajar sumbu lubang pada arah sejajar sumbu
komponen struktur (mm), u adalah jarak antara sumbu lubang pada arah
tegak lurus sumbu komponen struktur (mm). Nilai penampang bersih
diambil yang terkecil dan dalam satu potongan jumlah luas lubang tidak
boleh melebihi 15 % luas penampang utuh.
3.3.4 Analisis Sistem Batang Pengekang (Lateral Bracing)
a. Batang Pengekang Lateral Atas (Top lateral bracing)
24
Dalam analisis diasumsikan bahwa batang diagonal tertentu yang akan
mengalami gaya tarik sesuai dengan arah angin (Gambar 3.9).
Wind loadTop chord windward
11/1Batang diagonal ' Top chord leeward girder
Gambar 3.9 Distribusi angin pada Toplateral bracing
Top lateral bracing berlaku sebagai Simply supported horisontal
girder sehingga batang atas yang terkena angin arah depan (Top chord
windward girder) akan mengalami tekan dan batang atas yang terkena
angin hisap {Top chord leeward girder) akan mengalami tarik.
Batang Pengekang Lateral Bawah (Bottom lateral bracing)
Beban maksimum lateral (beban angin pada unload span dan loaded
span) digunakan dalam perhitungan untuk mencari gaya batang
pengekang lateral bawah. Dalam analisis batang diagonal tertentu
mengalami tarik tergantung dari arah angin dan batang diagonal yang
lain tidak akan mengalami gaya apapun (Dummy). Batang diagonal
didesain dengan beban lateral maksimum dari loaded span dan
unloaded span (Gambar 3.10).
J't
YYYYYTYTTTTYYTYYYYTYT
Batane diagonal Gelaaar memaniane
Gambar 3.10 Distribusi angin pada Bottom lateral bracing
3.3.5 Kekuatan Baut
Jembatan rangka baja tipe Baltimore truss ini menggunakan sambungan
baut. Persyaratan keamanan yang diberikan LRFD untuk sambungan baut adalah :
ip.Rn >2Zy'-Qi (3.22)
<p.i<n>i'u (j.li)
O adalah faktor resistan, Rn adalah resistan nominal, yi adalah faktor kelebihan
beban, Qi adalah beban-beban, Pu adalah beban terfaktor.
a. Kekuatan geser desain (Tanpa ulir pada bidang geser)
Pada struktur rangka jembatan model Baltimore truss digunakan baut
A325 dengan ulir terpisah dari bidang geser, lihat Tabel 3.3
0.Rn 0.(0.60. hi )mAb (3.24)
& = 0.65, F° adalah kekuatan tarik baut, m adalah banyaknya bidang
geser yang terlibat, Ab adalah luas penampang lintang pada arah
melintang tangkai tak berulir dari baut tersebut.
26
Tabel 3.3 Kekuatan desain dari baut mutu tinggi A325Penyambung F„'(Ksi) Kekuatan tarik
(ksi)Kekuatan geser
(ksi) O-0.65
Baut A325, bila
ulir terpisah dari
bidang geser
120 0(0.75 FHh)
0.75(90) = 67.5
0(0.60/•„*)
0.65(72) = 46.8
b. Kekuatan tumpu desain
Kekuatan desain O Rn bergantung pada yang terlemah dari baut atau
komponen pelat yang disambung. Apabila jarak lubang tepi terdekat
dengan sisi pelat dalam arah kerja gaya lebih besar daripada 1.5 kali
diameter lubang, jarak antara lubang lebih besar daripada 3 kali
diameter lubang, dan ada lebih dari satu baut dalam arah kerja gaya,
maka kuat rencana tumpu dapat dihitung sebagai berikut:
Rd = <f,fRn = 2A<f>fdbtpfi (3.25)
kuat tumpu yang didapat dari perhitungan di atas berlaku untuk semua
jenis lubang baut. Sedangkan untuk lubang baut selot panjang tegak
lurus arah kerja gaya berlaku persamaan berikut:
Rd=+fRH=2.00jfdbtpfn (3.26)
Dengan keterangan <f) f - 0,80 adalah faktor reduksi kekuatan untuk
fraktur, dh adalah diameter baut nominal pada daerah tak berulir,
th adalah tebal plat dan fu adalah tegangan tarik putus yang terendah
dari pelat.
27
3.3.6 Perhitungan Blok Geser (Block Shear)
Menurut perencanaan LRFD, ada dua kondisi perencanaan kekuatan pada
blok geser, yang ditentukan sebagai berikut:
1. Jika FuAat > 0.6 FvAnv terjadi pelelehan geser dan patah tarik, digunakan
persamaan dibawah ini :
^RH=^Q.6FyA^+FttAm) (3.27)
Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 3.11 berikut:
leleh »eser
K^S
P«" •>P
patah tarik
Gambar 3.11 Blok geser pelelehan geser dan patah tarik
2. 0.6 FuAne > FuAn, terjadi pelelehan tarik dan patah tarik, digunakan
persamaan dibawah ini:
(/>!<„= MQ.6FuAm + b\.Axl) (3.28)
kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 3.12 berikut:
patah geser
leleh tarik
Gambar 3.12 Blok shear pelelehan tarik dan geser
dimana O = 0.8, Ag> adalah luas brutto geser, Agt adalah luas brutto
untuk tank, Any adalah luas netto untuk geser, An, adalah luas netto untuk
tarik. Selain itu perlu diperiksa kuat blok plat ujung terhadap geser pada
baut dengan persamaan sebagai berikut:
0TH=0(O.6fH)AIL, (3.29)
3.3.7 Perhitungan Keadaan Batas Menurut LRFD-AASHTO 1994
Jembatan struktur baja harus didesain sehingga kinerja saat pembebanan
tidak diatas keadaan batas yang telah ditentukan oleh LRFD-AASHTO 1994
0.Rn>nXyi.Oi (3.30)
dimana O adalah faktor resistan, Rn adalah nominal resistan, n adalah pengali
beban yang berhubungan dengan daktilitas, redundan dan kepentingan
operasional, yi adalah faktor beban, Qi adalah efek beban.
a. Kondisi batas kekuatan (Strength limit).
Kondisi batas kekuatan diatur oleh kekuatan statis dari material atau
stabilitas yang diberikan oleh penampang lintang.
- Klasifikasi penampang lintang
Bentuk tampang lintang diklasifikasikan sebagai tampang kompak,
non kompak, atau langsing tergantung dari rasio lebar-tebal pada
elemen tekan atau pengaku.
Tampang kompak adalah tampang yang dapat mencapai momen puntir
(Mp) sebelum tekuk torsi lateral (lateral torsional buckling) atau tekuk
lokal (local buckling) yang terjadi pada sayap dan badan.
29
Tampang nonkompak adalah tampang yang dapat menghasilkan
momen lebih besar dari My, tapi lebih kecil dari momen plastis (Mp),
sebelum tekuk lokal (local buckling) terjadi pada elemen kompresi
atau tekan terjadi.
Tampang langsing adalah tampang yang bagian elemen tekan terlalu
langsing sehingga akan terjadi tekuk lokal sebelum My tercapai.
- Keadaan Batas
Keadaan batas pada kekuatan (StrengthLimit State):
a. Untuk tampang kompak
Mr = 0j. Mn (3.31)
dimana O/ adalah faktor resistensi
Mn - Mp (3.32)
b.Untuk tampang nonkompak
Fr - 0f.Fn (3.33)
dimana Fn = ketahanan nominal dari tampang nonkompak.
Dengan <f>f= 1.00, adalah faktor resistensi dan Fn adalah ketahanan
nominal dari tampang non kompak. Untuk ketahanan nominal lendutan
berdasarkan profil yang akan digunakan. Dan faktor resistan dari
kondisi kekuatan batas diberikan pada Tabel pada AASHTO-LRFD
Bridge Design Specifications.
Pada struktur jembatan rangka baja sungai Cimeneng digunakan batas
kekuatan (Strengh limit Vr). Resistan faktor dari kondisi kekuatan batas
diberikan dari Tabel 3.4
30
Tabel 3.4 Faktor resistan untuk kondisi kekuatan batas
Ragam perilaku Faktor resistan
Lendutan
Kompresi aksial pada baja
Tarik, leleh di tampang lintang
Of = 1.00
Oc = 0.90
Oy = 0.95
Keadaan batas layan (Sevice Limit)
Pada rangka jembatan sungai Cimeneng digunakan batas layan II
(Sevice limit II) untuk beban kendaraan atau beban hidup. Keadaan
batas layan (Service limit) adalah terhadap defleksi dengan syarat nilai
ditengah bentang < L/800 dimana L adalah panjang bentang jembatan.
3.3.8 Perencanaan Struktur Bawah
Kontruksi bagian bawah merupakan pendukung kontruksi bagian atas
jembatan.
Kontruksi bagian bawah terdiri dari :
1. Pangkal j embatan.
2. Pilar jembatan.
3. Pondasi.
Beban yang bekerja :
1. Beban mati.
2. Beban hidup.
3. Tekanan tanah.
4. Gaya rem.
3.3.8.1 Perencanaan Abutment
Bentuk struktur kepala jembatan pada perencanaan ini menggunakan tipe
kepala jembatan tipe T terbalik sesuai dengan tinggi jembatan antara 5-12 m yang
ditunjukkan pada Gambar 3.13 berikut:
~xmc
">^K"
Gambar 3.13 Penampang Abutment
Gaya-gaya yang bekerja digolongkan dalam :
1. Akibat berat sendiri abutment.
2. Akibat berat tanah isian.
3. Akibat tekanan tanah.
4. Akibat beban terbagi merata.
5. Akibat kohesi tanah.
6. Akibat beban mati.
7. Akibat beban hidup.
8. Akibat gaya gesekan pada tumpuan (Gg).
Menghitung keamanan terhadap penggulingan :
y mvn = 4l >1,5 (3.34)J^MH
dimana : YMV = jumlah momen dari beban vertikal.
XMH = jumlah momen dari beban horisontal.
Keamanan terhadap penggeseran :
b.2?C + lV.tg<f>
I"
dimana : 0 = besar sudut gesek tanah.
Tegangan yang terjadi :
b YaMV ~YuMH1 2>'
dimana : b = lebar pondasi.
a max = -=—. 1 HA \h
(3.35)
(3.36)
< crtanah (3.37)
e = eksentrisitas pusat berat ke pusat gaya.
A = luas dasar abutment.
3.3.8.2 Perencanaan Tiang Pancang
Kapasitas dukung ultimit dari sebuah tiang pancang dapat diketahui dengan
menggunakan perhitungan sederhana dengan menjumlahkan daya dukung tanah
dipusat tiang dengan total friksi dari selimut tiang pancang :
Qu = Qp + Qs (3.38)
dimana : Qu = kapasitas daya dukung tiang.
Qp = kapasitas daya dukung tiang dipusat tiang.
Qs = kapasitas daya dukung tiang dari total friksi (gesekan) seluas
selimut tiang.
Untuk mencari nilai-nilai Qp atau Qs menggunakan rumus :
Op = Ap.qp = Ap.(c.Nc* +q'.Nq*) (3.39)
dimana : Ap = luas ujung tiang.
c = nilai kohesi.
qp = faktor resistansi diujung tiang.
q" = gaya tekan vertikal efektif diujung tiang.
Nc*, Nq* = faktor kapasitas daya dukung tiang.
Untuk tiang ditanah jenuh pada kondisi undrained:
Qp = Nc*.Cu.Ap = 9Cu.Ap (3.40)
dimana : Cu = kohesi Undrainedtanah dibawah ujung pondasi.
tts= J>.AA./ (3-4])
dimana : P = rangkaian segmen tiang pancang.
AL = tinggi tiap segmen tanah.
f = nilai resistansi gesekan tiap segmen.
Nilai resistansi gesekan dihitung dengan menggunakan metode :
1. Metode X
fav = A.(av'+2Cu) (3-42)
dimana : ov' = tekanan vertikal efektif rata-rata.
Cu= nilai rata-rata gaya geser Undrained.
2. Metode a
f =a.Cu (3-43)
dimana : a = faktor empirik adhesi
Kemudian dari kedua nilai f tersebut diambil yang terkecil.
Kapasitas daya dukung ultimit (akhir) dari tiang pancang dihitung dengan
cara-cara sebagai berikut:
1. Menentukan ££>w =«l.w2.(0? +£te) (3.44)
Qp =Ap$CulP)\ (3.45)
dimana : Cu(P) = faktor kohesi undrained dan tanah lempung ujung
pancang.
Qs =Y,aPCuAL (3'46)
sehingga :
Y^Qu =nl.i^^Ap.Cu^^ap.Cu.M] (3.47)
35
2. Menentukan asumsi kapasitas ultimit tiang-tiang pancang dalam
kelompok bekerja pada daerah blok dengan dimensi Lg x Bg x L. Nilai
resistansi selimut pada daerah blok :
J]/^.('u.A/. =^2.(4' +%).('m.A/, (3.48)
Besar kapasitas daya dukung dihitung dengan rumus :
Ap.qp= Ap.Cu,rrNc* = (hg.Bg).CuiP).Nc* (3.49)
Kemudian beban ultimit:
Y,Qu = I<g-Bg<\,>yNc* +YJWx+BgHu-M. (3.50)
3. Menentukan ^Qu dengan cara NSPT
Y^Qu^C.Nc (3.51)
dimana : C = nilai kohesi tanah.
Nc = jumlah pukulan pada uji lapangan.
4. Bandingkan ketiga nilai TQii tersebut, kemudian nilai YQU diambil
yang terkecil.
Momen pada telapak tiang pancang
Total reaksi tiap tiang diperoleh dengan menjumlahkan beban sebagai berikut:
TV jMd/J =-=—±4^-- (3.52)
n 2^
dimana : P = total resultan reaksi tiang pancang dan beban langsung.
TV = jumlah beban vertikal yang terjadi pada pondasi.
TM= jumlah momen pada pusat gravitasi grup TM kadang-kadang
dinyatakan dengan T ve.
n = jumlah tiang dalam grup.
36
d = jarak dari pusatberatke tiang.
Vd2 = jumlah kuadrat jarak tiap tiang dan pusat berat grup.
Gaya-gaya dalam di dalam tiang pancang pada tanah kohesif:
Kohesi rencana Cr yang diperlukan untuk perhitungan selanjutnya, dengan
mengalikan kekuatan kohesi Cu dengan 0,5 (dalam Kg/m").
Ho adalah beban horisontal akibat beban kerja yang menangkap di ujung
atas tiang, D adalah diameter tiang.
Gambar 3.14 Grafik Hubungan Gaya honsontal (Ho) dan Momen Luar(Mo)
3. Mo adalah momen luar akibat beban kerja yang menangkap di ujung atas
tiang.
4. Penulangan tiangterhadap Mo dan P dengan perencanaan kekuatan batas.
5. Kedalaman dimana momen lentur maksimum adalah Lj dan kedalaman
dimana momen lentur nol adalah L?, menurut rumus-rumus berikut:
Li = f + 1,5 D (3.53)
37
L2 = 2,2L (3.54)
Dimana :
f= H" (3.55)9Cr.D
Pembagian momen lentur sepanjang tiang atau sumuran dapat didekati
menurut perbandingan yangditunjukkan dalam Gambar 3.15.
Gambar 3.15 Gambar momen tiang pancang pada tanah
;ifikasi dan k
in-beban yan
dengan gar
emen-elemen
asil.
BAB IV
METODOLOGIPERENCANAAN
4.1 Waktu Penulisan
Waktu penulisan ini dilakukan mulai bulan Januari 2003 dan direncanakan
selesai bulan Juli 2003.
4.2 Data Struktur
Dipakai rangka baja terpasang yang sudah ditentukan sebagai objek
perencanaan yaitu : Rangka Baja Australia tipe Baltimore truss. Dengan
spesifikasi mutu bahan sebagai berikut:
1. Baja profil pada struktur rangka, Fy = 50 Ksi = 350 Mpa.
2. Baja profil untuk rangka dan plat buhul, Fu = 65 Ksi = 455 Mpa.
3. Mutu beton, fc' = 35 Mpa.
4. Baja tulangan, Fy = 400 Mpa.
4.3 Variabel Penulisan
Variabel yang digunakan adalah pembebanan berdasarkan metode
AASHTO-LRFD.
39
4.4 Tahap Analisa
1. Menentukan spesifikasi dan konfigurasi struktur rangka baja jembatan.
2. Menentukan beban-beban yang bekerja dengan menggunakan AASHTO.
3. Analisis struktur dengan garis pengaruh menggunakan program SAP
2000.
4. Merencanakan elemen-elemen batang struktur dengan metode LRFD.
5. Pembahasan.
6. Menyimpulkan hasil.
40
FLOW CHART PENGHITUNGAN
DINDING RANGKA BAJA PADA JEMBATAN MODEL BALTIMORE TRUSS
DENGAN METODE AASHTO-LRFD
Mulai
Memilih kombinasi
Beban yang digunakan
Merencanakan bentuk
rangka jembatan
Menghitung gaya batang pengaruh Beban Gravity danLateral:
1. Menghitung beban-beban gravity dengan metode garispengaruh.
2. Menghitung gaya batang maksimum karena pengaruh bebankendaraan dan beban merata
3 Menghitung gaya batang karenapengaruh beban mati, yaitubeban slab dan berat elemen rangka baja, dan beban hidup.
-t. iviciignuuiig ucuan angin.
5. menghitung gaya rem.
©
<D
Merencanakan gelagar melintang dan memanjangserta portalujung batang :1. " "
?
3.
4.
5.
6.
Menghitung momen pada profil ujung jembatan.Merencanakantampang profil dan menhitungkapasitas pada portal.Menghitung momem pada gelagarmelintang.Merencanakan tampang profil dan menghitungkapasitas gelagar melintang.Menghitung momen pada gelagar memanjang.Merencanakantampang profil dan menghitungkapasitas gelagar memanjang.
Merencanakan serta menganlisis batang tekan dantarik:
1 Mengkombinasikan gaya-gaya yang bekerjapadabatang tekan dan tarik rangka jembatan.
2. Merencanakan dimensi dan menghitung kapasitaspada batang tekan dan tarik rangkajembatan.
3. menghitung rasio tebal dan rasio kelangsinganbatang tekan rangka baja.
4. Menghitung rasio kelangsingan batang tarikrangka jembatan
Memilih resistance factor
Memilih loadfactor
41
Merencanakan Abutment:
1.Menentukan tipe dari dimensi abutment.2. Menghitung gaya-gaya yang bekerja pada
Abutment
3. Cek stabilitas keamanan.
4. Menentukan tipe dan jumlah tiang pancang
IHasil
1Gambar
Selesai
42
BABV
PEMBAHASAN
5.1 Perencanaan Awal Pembebanan
Perhitungan perencanaan rangka jembatan diawali dengan perencanaan
pembebanan menggunakan pembebanan menurut AASHTO-LRFD Bridge
Specification.
5.2 Pembebanan Menurut AASHTO-LRFD Bridge Specification
5.2.1 Perhitungan Beban Hidup
1. Mencari gaya batang akibat beban bergerak
Untuk mendapatkan gaya batang pada rangka utama struktur jembatan
rangka baja dilakukan dengan cara mengalikan beban rencana kendaraan
( Truk rencana, Tandem rencana dan Jalur rencana ) dengan ordinat garis
pengaruh. Pada rangka utama arah horisontal dibagi menjadi 10 segmen,
panjang tiap segmennya sebesar 6 meter. Garis pengaruh diperoleh
dengan menggunakan program SAP 2000 dan dapat dilihat pada Gambar
5.1 lampiran 1, sedangkan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.1.
43
44
2. Gaya batang akibat beban merata diperoleh dengan cara mengalikan
beban merata dengan luasan bidang garis pengaruh ( lihat garis pengaruh
lampiran 1 ). Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Gaya Batang Maksimum Karena Pengaruh Beban Bergerak dan Beban
Merata
No Batang Gaya Batang (kN)Truk Rencana (kN) Tandem Rencana (kN) Jalur Rencana (kN)
1 1 = 10 487.4877 412.3627 614.34772 2 =9 542.1836 469.2986 677.6939
3 =8 1189.6103 1038.4203 1215.74034 4 =7 1246.4926 1077.2276 1505.09265 5 =6 1447.3140 1236.6990 1547.74906 11=29 -708.5110 -629.0110 -899.19107 12=28 167.7955 230.1898 258.96388 13=27 595.0650 519.6400 615.28009 14=26 7.2760 5.9210 7.432510 15=25 -482.9530 -422.988 -532.128011 16=24 234.3850 257.6850 277.802412 17=23 313.5680 349.2780 401.263013 18=22 5.0007 4.1657 5.288914 19=21 -325.1920 -265.3020 -335.197015 20 229.7875 246.4175 270.032516 30=37 -904.6420 -788.7070 -992.457017 31=36 -878.8990 -797.0240 -994.804018 32=35 -1331.1120 -1175.4900 1490.442019 33=34 -1339.8210 -1189.9560 -1448.1210
Dan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa gaya batang maksimum yang terbesar untuk
beban hidup adalah yang diakibatkan oleh beban jalur rencana. Maka dalam
analisis untuk batang tekan dan tarik digunakan beban hidup akibat beban jalur
rencana.
45
5.2.2 Perhitungan Beban Mati
1. Beban mati struktur dan perlengkapan non struktur (DC)
Perhitungan beban mati adalah beban mati dari komponen stuktur dan
perlengkapan non struktur seperti berat slab, berat aspal dan berat elemen
struktur jembatan rangka baja yang dapat dilihat pada gambar berikut:
TOP CHORD BRACING
iTT
50 mm ASPHALT IC CONCRETE\
4^200 mm T 240 mm
CROSS
4000 mm
Gambar 5.2 Potongan tampang lintang dari jembatan rangka baja
Berat Slab Beton permeter Panjang
r oi i i . / 200mm + 240mm ,„Luaspenampang Slab beton = ( x4000mm)
= 880.000 mm2 = 0,88 m2
6000
mm
46
Berat Slab beton per meter panjang = 0,88 m" x 24 kN/m
= 21,12 kN/m
r, . • • , 21,12 kN/mBerat Slab beton per meter panjang untuk satu sisi rangka =
= 10,56 kN/m
Berat Aspal per meter panjang
Luas penampang aspal = 4000 mm x 50 mm
= 200000 mm2 = 0,20 m2
Berat Aspal per meter panjang = 0,2 m2 x 22,50 kN/m' = 4,5 kN/m
o . a i . , • 4,5 kN/mBerat Aspal per meter panjang untuk satu sisi rangka =
= 2,25 kN/m
Berat rangka dengan asumsi pendekatan = 26 kN/m, berat alat sambung
(baut) = 10 % x 26 = 2,6 kN/m. Dipakai asumsi berat untuk satu sisi
rangka = 28,6 kN/m
Beban gelagar
n i • . • 3 m.3.1,634 kN/m „„„ ,_Gelagar memanjang tepi = = 7,355 kN
T . 6 m.3.1,634 kN/m 1.^1A1XTTengah = - = 14,710 kN
r^ i i- * * • 4m. 1,5914kN/mGelagar melintang tepi = = 3,183 kN
T , 4 m.1,5914kN/m _10.,1XTTengah = - = 3,183 kN
PI tepi = (10,56 + 2,25 + 28,6) kN/m.3 m + (7,355 kN + 3,183 kN)
= 134, 768 kN
47
P2 tengah = (10,56 + 2,25 + 28,6) kN/m.6 m + (14,710 kN + 3,183 kN)
= 266,353 kN
Setelah dihitung beban maka seluruh beban merata diperhitungkan menjadi
beban titik, sehingga yang mengenai rangka pada perhitungan mekanika
adalah beban titik, dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 5.3 Distribusi beban mati pada rangka
Perhitungan gaya batang akibat beban mati dilakukan dengan program SAP
2000 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut:
Tabel 5.3 Gaya batang akibat beban mati
atang Gaya Batang Batang Gaya Batang1 729.61688 21 -126.49265
2 734.78583 22 1.85052
3 1702.63464 23 387.70193
4 1705.98083 24 198.53172
5 2029.14600 25 -641.31384
6 2029.14600 26 3.92327
7 1705.98083 27 899.04144
8 1702.63464 28 201.17813
9 734.78583 29 -1166.58655
10 729.61688 30 -1296.21643
11 -1166.58655 31 -1301.64954
12 201.17813 32 -1948.35120
13 899.04144 33 -1950.05603
14 3.92327 34 -1950.05603
15 -641.31384 35 -1948.35120
16 198.53172 36 -1301.64954
17 387.70193 37 -1296.21643
18 1.85052
19 -126.49265
20 198.39922
5.2.2.1 Perhitungan Pelat Lantai
1 Menghitung beban-beban yang bekerja dengan faktor beban
qD beton =0,22.24 =5,28 kN/m2
=0,05.22,5= 1,125 kN/m2
= 1 kN/m2
= 7,405 kN/m2
= 154,3 kN/m2
qu = l,2.qD+ 1,6 qL
= 1,2.7,405+ 1,6.154,3
= 255,766 kN/m2
Pelat dianggap terjepit elastis pada keempat sisinya :
qD aspal
qD air
qD total
qL
Lx= 1,5 Ijc 1,5
48
Ly = 6
Gambar 5.4 Pelat lantai sebagai pelat satu arah
Koefisien momen (C) pada tabel 13.3.2 halaman 203 PBBI 1971 NI-2 Nilai
koefisien momen untuk ly/lx = 4 adalahsebagai berikut:
Kefisien momen pelat (C)
Mlx=-Mtx 63
Mly 13
-Mty 38
Digunakan tulangan pokok D16 mm.
Penutup beton ( Pb) digunakan 20 mm.
ulangan pela Tinggi manfaaat tulangan pelat lantai
= h- Pb - 1/ Arah x ; dx = h- Pb- 1/2.DtuI
= 200-20- =200-20-1/2.16
= 172 mm
= h- Pb - D
= 200-20-
= 158 mm
= 172 mm
Arah y ; dy = h-Pb- Dtulx- 1/l.Dtuly
= 200-20-16-1/2.12
= 158 mm
ang bekerja p Momen-momen yang bekerja pada pelat:
utx = 0,001 .q( Mulx = -Mutx = 0,001 .qU.lx1.63
11.255,766.1,5
l tulangan lx c
utx = 36,255 k
>55,/0,8
1,4/
= 45,31
~~ /400
0,008(/c'-30)
r 600
0,
A600 + F
5.pb = 0,75.0,(
_ 45,318.106~ 1000.(172)2
-400/.- ~ /0,85.3f
= 0,001.255,766.1,52.63 = 36,255 kNm
Perencanaan tulangan lx dan tx
Mulx = -Mulx = 36,255 kNm
Mu/ =36>255/0 =45,318 kNm/</> /0,8
/?min =^ =1' /nn =0,0035^ fy /400
fix =0,85 - 0,008(/c'-30) =0,85 - 0,008(35 - 30) =0,81
pb =0,85./c'
Fy ft600
600 + Fy
0,85.35
4000,81
600
600 + 400
pmak = 0,15.pb = 0,75.0,0446 = 0,0335
Mu
Rn =<f> 45,318.106
b.d2 1000.(172)'= 1,532 Mpa
mfy - 400/
0,85./c' A85-3513,445
V
49
= 0,0446
Tinggi manfaaat tulangan pelat lantai :
Arahx; dx = h- Pb-\/2.Dlul
= 200-20-1/2.16
= 172 mm
Arah y ; dy =h- Pb - Diulx - 1/ l.Dtuly
= 200-20-16-1/2.12
= 158 mm
Momen-momen yang bekerja pada pelat:
Mulx = -Mutx = 0,001 .q UJx2.63
= 0,001.255,766.1,52.63 = 36,255 kNm
1. Perencanaan tulangan Ix dan tx
Mulx = -Mutx = 36,255 kNm
Mu/ =36-255/0 =45,318 kNm/ <h /0,8
pmm =^ =lA/nn =0,0035Jy
'400
A=085 _0,008(^-30) =0,85 - 0,008(35 - 30) =0,81
pb =— Aby
600
600 + /<>
0,85.35
4000,81.
prnak =0,75.pb = 0,75.0,0446 =0,0335
Mu
Rn =^45,318.10' ,=l532Mpa
b.d2 1000.(172)'
m & - 400/ =13 445m=^p- A85-35 '
600 A
600 + 400,= 0,0446
50
= 47,994
dipakaiI
Perencan
As. . =
digunakar
m=/a
jarak tulari
dipakai s si
dipakai tuk
Pin
2m. Rn
fy 13,445
2.13,445.1,532
400
= 0,0039 > p min = 0,0035 dan < p mak = 0,0335
pmin < p < pmak Ppakai ~ P = 0,0039
Asp = piMka,.b.d>0,002.b.h
= 0,0039.1000.172 > 0,002.1000.200
= 670,8 > 400mm2
dipakai Asp = 670,8 mm"
digunakan tulangan pokok D16 mm.
sehingga Amc= Ya71-^2 - Ya71-^2 ~ 200,96 mm2
A bJarak tulangan (s) - 'J16'
Asp
200,96.1000
670,8= 299,58mm « 280mm
dipakai s =280, maka tulangan pokok D16-280
As;ida =A\n.b 200,96.1000
280= 717,714 mm"
Kontrol kapasitas lentur pelat (arah x)
Asada.fy 717,719.400a =
0,85./'c.6 0,85.35.1000
Mn =Asada.Jy(d-</2)>Mu<t>
= 9,65 mm
717,714.400.fl72-9'6^]>45,318kNm
51
= 47,994 > 45,318 kNm Ok
dipakai tulangan pokok Dl6-280
Perencanaan Tulangan Susut:
As_„ = 0,002./,./.
= 0,002.1000.200 = 400 mm2
digunakan tulangan susut012 mm, sehingga
Al4>= l/4.7r.D2 =YA.n. 122 =113,097 mm2
jarak tulangan susut (s) ~ 'As
susut
3,097.1000 _- = 282,7425 mm
400
dipakai s susut = 280 mm.
dipakai tulangan susut 012-280
52
rejuinW
P6.UBSuBinuad
s'SJequiB
f)
IIIfr
5.2.2.2 Perhitungan Gelagar Memanjang
bE= 1250 mm
<- ->
/V200 mmV
Gambar 5.6 Penampang komposit
bE<L/4 = 6/4= 1,5 m
bE < bo = 1,5 m
bE < Vi bo + bl = 1/2 .1,5 + 0,5 = 1,25 m
bE= 1250 mm
ProfilW10x112
As = 21225,764 mm2
d = 288,544 mm
tf= 31,75 mm
tw= 19,177 mm
bf= 264,541 mm
Fy = 350 Mpa
Fc' = 35 MPa
h^=288,544-2.31,75=1 735<MTi=64L=34;210tw 19,177 Afy V350
Mn • dicari dengan distribusi tegangan plastis dengan 0 b = 0,85
As.Fy 21225,764.350 inn™ . . . ... .a = 1 = ! = 199,772 mm < ts, gnp berada di beton.0,85.Fc'.bE 0,85.35.1250
Gambar 5.7 Gambar bidang tekan-tarik penampang komposit
54
55
Gaya desak = C = 0,85. Fc'. Ac = 0,85.35.(1250.199,722) = 7427161,875 N
Mn = C. di = 77427161,875.244,411
= 1815280061 Nmm.
0 Mn = 0,85.1815280061 = 1542988052 Nmm = 1542,988 kNm.
Untuk perhitungan Mu diperoleh dengan program SAP 2000 Tabel 5.4 Lampiran
1, nilai Mu = 421,063 kNm.
Mu < Mn = 421,063 kNm< 1542,988 kNm Aman!
56
5.2.2.3 Perhitungan Lenturan Biaksial (Biaxial Bending )
Gelagar melintang menerima gaya akibat beban gravity dan beban lateral
(gaya rem) yang saling tegak lurus maka terjadi lenturan dua arah (Biaxial
Bending). Profil W 14 x 109
As = 32 in2 = 20645,12 mm2
bf= 14,605 in = 370,967 mm
tf= 0,86 in = 21,844 mm
tw = 0,525 in = 13,335 mm
h= 14,32 in = 363,728 mm
Zx =3146316,288 mm3
Zy= 1519080,833 mm3
Gambar 5.8 Profil penampang gelagar melintang
Urutan perhitungan Biaxial Bending adalah sebagai berikut:
- Mencari Mn(momen nominal) dimana penempatan beban seperti pada gambar
Slab : 6 m x 0,22 m x 24 kN/m2 = 31,68 kN/m
Aspal : 6 m x 0,05 m x 22,5 kN/m2 = 6,75 kN/m
13,335
21,'844
Girder: 6 mx 1,5914 kN/m
P2
PI
I
Keterangan :PI = Berat kendaraan
P2 = Gaya rem
38,43 kN/m
9,5484 kN
9,5484 kN 145 kN 9,5484 kN 145 kN 9,5484 kN/ 9,3 kN/m
. q = 38,43 kN/mJl 11 If iW jf H V V V ^V w y wW ^ \%•>' y w y
il^l^k-
T
2m , 0,5 0,5 .
Gambar 5.9 Penempatan beban slab, aspal, girder dan kendaraan pada gelagar
Y by = 145 + 145 + 3.9,5484 + 9,3.3 +38,43.4 = 500,265 kN
RA =RB =^^- =250,133 kN
Momen tengah atau Momen nominal
1= RA.{0,5 + 1,5)-145.1 .9,3.1,52 --38,34.22 -9,5484.1,5
= 253,62 kNm
Cek klasifikasi elemen
1. Cek kompak pada badan
A,,,49 ULtw "y Fy
^363,728-2.21,844^ /200000
V 13,336/
23,998<35,618
2. Cek kompak pada sayap :
bf<0,56 IJL2tf Fy
370,967 n cr 1200000< 0,56.
2.21,844 350
350
.OK
8,491< 13,387 OK
Sehingga klasifikasi tampang termasuk tampang kompak dimana
Mn = Mp
Mn - Mp - Z.Fy
Mpx = Zx.Fy
57
Mpy = Zy.b'y
Mpx = Zx.Fy
= 3146316,288.350
= 1101210701 Nmm = 1101,211 kNm
Mpy = Zy.Fy
= 1519080,833.350
= 531678291,6 Nmm = 531,678 kNm
P = 325 kN
2 m
______ —-"'$
Ml =253,62 kNm
58
Gambar 5.10 Momen dan gaya rem lenturan dua arah pada gelagar melintang.
Dari nilai hasil perhitungan momen nominal ditengah bentang gelagar melintang
dan gaya rem lalu dikontrol terhadap syarat keamanan biaksial bending dengan
perhitungan sebagai berikut :
- Momen tengah bentang ( Ml ) = 253,62 kNm
- Momen horizontal ( M2 )
M2 =164,5.(0,5 +1,5) =325 kNm
Menurut metode LRFD :
Ml
<f>b.Mpx
1.6
+M2
<f)b.Mpy
1.6
1.6
<1
525254,015
0,9.110,211+
0,9.531,678
1.6
<1
0,651 < 1 Aman
59
5.3 Perhitungan Beban Angin
Perhitungan beban angin adalah pada rangka atas dua pengekang angin
(bop Chord) dan rangka bawah pengekang angin (Bottom Chord) yamg menerima
beban lateral akibat angin. Beban angin yang bekerja dapat dilihat pada Gambar
5.11 (a)dan(b)
•> ->
P,->
•* d p4—> p2—t] n(a) (b)
Gambar 5.11 Gaya Angin yang bekerja pada rangka atas dan bawah
pengaku angin pada kondisi unloaded (a) dan loaded (b)
Saat jembatan dalam kondisi Unloaded :
- Beban angin pada windwardgirder
1. Beban angin pada batangatas pengaku angin :
( 6 m x 8 x 0.4 m x 2.4 kN/m2) = 46.08 kN
2. Beban angin pada batang bawah pengaku angin :
( 6 m x 10 x 0.4 m x 2.4 kN/m2) = 57.60 kN
3. Beban angin pada batang rangka tengah :
( 8,485 x 10 + 6 x 8) x 0.3 m x 2.4 kN/m2 = 95,652 kN
4. Beban angin pada Top Gusset :
( 0.5 m x 9 x 2.4 kN/m2) = 10.80 kN
5. Beban angin pada Bottom
( 0.5 m x 11 x 2.4 kN/m2 ) = 13.20 kN
- Beban angin pada leeward girder
1. Beban angin pada batang atas pengaku angin
( 6 m x 8 x 0.4 m x 1.2 kN/m2 ) = 23.04 kN
2. Beban angin pada batang bawah pengaku angin
(6mx 10x0.4mx 1.2 kN/m2 ) = 28.80 kN
3. Beban angin pada batang rangka tengah
( 8.485 x 10 + 8 x 6 ) x 0.3 m x 1.2 kN/m2 = 47,826 kN
4. Bebanangin pada Top Gusset
( 0.5 m x 9 x 1.2 kN/m2) = 5.40 kN
5. Beban angin pada Bottom Gusset
(0.5mxllxl.2kN/m2) = 6.6kN
Beban angin yang bekerja pada batang atas (Gambar 5.12)
Pa = Pl +0.5P3 + P4
( 46.08 + 23.04 )+ 0.5 ( 95,652 +47,826 )+( 10.80 + 5.40 )
131.14 kN
8.2 16.39 16.39 16.39 16.39 16.39 16.39 16.39 8.2
Gambar 5.12 Gaya Angin yang bekerja pada rangka atas pengaku angin
(Unloaded)
60
61
Tabel 5.5 Gaya batang akibat beban angin pada rangka atas (UNLOADED)
Batang Gaya Batang Batang Gaya Batang1 5.264 42 -76.310
2 86.502 43 7.549
3 144.335 44 -61 038
4 178.474 45 1.378
5 188.904 46 -43.661
6 175.625 47 -3.987
7 138.698 48 -24.602
8 78 567 49 -8.177
9 82.119 50 -3.772
10 61.520 51 -11.209
11 39.629 52 18.824
12 17.013 53 -13.105
13 -6.336 54 43.213
|_ 14 -30.386 55 -14.127
L 15 -54.870 56 69.517
16 -79.561 57 -10.934
17 -64.123 58 -9.523
18 -25.890 59 9.621
19 -19.659 60 3.464
20 -13.231 61 -3.007
21 -6.439 62 -9.797
22 0.686 63 -16.925
23 8.182 64 -24.381
24 15.712 65 -32.162
25 -39.882 66 -33.102
26 76.002 67 -82.352
27 -7.709 68 -61.745
28 60.737 69 -39.761
29 -1.524 70 -17.145
30 43.462 71 6.208
31 3.850 72 30.31232 24.403 73 55.411
33 8.040 74 78.181
34 3.573 75 -4.968
35 11.069 76 -86.209
36 -19.022 77 -144.141
37 12.904 78 -178.279
38 -43.449 79 -188.709
39 13.247 80 -175.425
40 -70.826 81 -138.388
41 10.753 82 -77.328
62
Beban angin yang bekerja pada batang bawah ( Gambar 5.13)
Pb = P2 + 0.5P3 + P5
= ( 57.60 + 28.80 ) + 0.5 ( 95.652 + 47.826 ) + ( 13.20+ 6.6 )
= 152.02 kN
7.6 15.2 15.2 15.2 15.2 15.2 15.2 15.2 15.2 15.2 7.6
Gambar 5.13 Gaya angin yang bekerja pada rangka bawah pengaku angin
(I Jnloaded)
Tabel 5.6 Gaya batang akibat beban angin pada rangka bawah (UNLOADED)
Batang Gaya Batang Batang Gaya Batang1 53.73484 37 -6.15196
2 140.40494 38 -6.15071
3 207.49255 39 -6.21102
^ 4 252.13637 40 -4.63088
5 274.46033 41 -39.18266
6 274.46033 42 55.33978
7 252.13637 43 -66.07745
8 207.49255 44 43.82654
9 140.40494 45 -51.17129
10 53.73484 46 28.76348
._ 11 -64.09232 47 -39.05786
12 57.60055 48 14.33134
13 -45.94215 49 -26.3635414 49.01188 50 0.32838
15 -31.20910 51 -13.23649
16 36.61665 52 -13.23649
17 -16.76204 53 0.32838
18 23.93247 54 -26.3635419 -2.75964 55 14.33134
20 10.80526 56 -39.05786
21 10.80526 57 28.76348
22 -2.75964 58 -51.17129
23 23.93247 59 43.82654
24 -16.76204 60 | -66.07745
25 36.61665 61 55.33978
26 -31.20910 62 -46.70565
27 49.01188 63 -138.67383
28 -45.94215 64 -205.52783
29 57.60055 65 -250.17979
30 -64.09232 66 -272.50366
31 -39.18266 67 -272.50366
32 -4.63088 68 -250.17979
33 -6.21102 69 -205.52783
34 -6.15071 70 -138.67383
35 -6.15196 71 -46.70565
36 -6.15206
b. Saat jembatan dalam kondisi loaded
Tekanan angin 1.46 N/mm2= 1.46 kN/m2
1. Beban angin yang bekerja pada batang atas (Gambar 5.14):
P L = ( Pa x tekanan angin ) = 131.14 x 1.46 = 79.7768 kN
2.4 2.4
4.98 9.97 9.97 9.97 9.97 9.97 9.97 9.97 4.98
V V V V V V
Gambar 5.14 Gaya angin yang bekerja pada rangka atas pengaku angin
(loaded)
Tabel 5.7 Gaya batang akibat beban angin pada rangka atas (LOADED)
Batang Gaya Batang Batang Gaya Batang1 3.2023 42 -46.4193
2 52.6190 43 4.5923
3 87.7989 44 -37.1291
4 108.5654 45 0.8385
5 114.9100 46 -26.5588
6 106.8325 47 -2.4252
7 84.3696 48 -14.9654
8 47.7918 49 -4.9739
63
9 49.9529 50 -2.2946
10 37.4227 51 -6.8185
11 24.1062 52 11.4505
12 10.3488 53 -7.9720
13 -3.8542 54 26.2866
14 -18.4836 55 -8.5936
15 -33.3775 56 42.2869
16 -48.3964 57 -6.6514
17 -38.9977 58 -5.7850
18 -15.7489 59 5.8522
19 -11.9583 60 2.1073
20 -8.0481 61 -1.8289
21 -3.9168 62 -5.9593
22 0.4175 63 -10.2952
23 4.9772 64 -14.8308
24 9.5577 65 -19.5638
25 -24.2521 66 -20.1278
26 46.2318 67 -50.0945
27 -4.6895 68 -37.5593
28 36.9462 69 -24.1865
29 -0.9268 70 -10.4292
30 26.4380 71 3.7762
31 2.3422 72 18.4389
32 14.8442 73 33.7066
33 4.8907 74 47.5578
34 2.1737 75 -3.0218
35 6.7330 76 -52.4409
36 -11.5713 77 -87.6804
37 7.8493 78 -108.4465
38 -26.4300 79 -114.7911
39 8.0580 80 -106.7105
40 -43.0830 81 -84.1813
41 6.5413 82 -47.0383
64
2. Beban angin yang bekerja pada batang bawah :
P2' = ( Pb x Tekanan angin ) = ( 152.02x1.46) = 92.4788 kN
2.4 2.4
3. Beban angin pada saat Truk bergerak melewati jembatan :
P3'= 28.8 x 1.46x3= 126.144 kN
Beban angin yang bekerja pada batang bawah saat Truk lewat ( Gambar 5.15)
P4' = P2' + P3' = 92.4788 + 126.144 = 218.6228 kN
65
10.94 21.86 21.86 21.86 21.86 21.86 21.86 21.86 21.86 21.86 10.94
Gambar 5.15 Gaya Angin bekerja pada rangka bawah pengaku angin (loaded)
Tabel 5.8 Gaya batang akibat beban angin pada rangka bawah (LOADED)
Batang Gaya Batang Batang Gaya Batang1 77.2799 37 -8.8475
2 201.9244 38 -8.8457
3 298.4070 39 -8.9324
4 362.6119 40 -6.6595
5 394.7173 41 -56.3603
6 394.7173 42 79.5864
7 362.6119 43 -95.0307
8 298.4070 44 63.0295
9 201.9244 45 -73.5924
10 77.2799 46 41.3664
11 -92.1758 47 -56.1714
12 82.8378 48 20.6107
13 -66.0720 49 -37.9149
14 70.4869 50 0.4723
15 -44.8836 51 -19.0362
16 52.6605 52 -19.0362
17 -24.1065 53 0.4723
18 34.4187 54 -37.9149
19 -3.9688 55 20.6107
20 15.5397 56 -56.1714
21 15.5397 57 41.3664
22 -3.9688 58 -73.5924
23 34.4187 59 63.0295
24 -24.1065 60 -95.0307
25 52.6605 61 79.5864
26 -44.8836 62 -67.1694
27 70.4869 63 -199.4349
28 -66.0720 64 -295.5815
29 82.8378 65 -359.7980
30 -92.1758 66 -391.9033
31 -56.3603 67 -391.9033
32 -6.6595 68 -359.7980
33 -8.9324 69 -295.5815
34 -8.8457 70 -199.4349
35 -8.8475 71 -67.1694
36 -8.8476
66
5.4 Perhitungan Gaya Rem
Gaya rem yang bekerja pada struktur jembatan rangka baja merupakan gaya
tekan yang ditransfer ke batang tepi atas pada rangka utama ( Gambar 5.16 ).
Besar gaya rem yang bekerja adalah sebagai berikut:
P = gaya rem
P = b. W
= 0,25 . 650
= 162.5 kN
b adalah faktor gaya rem terdapat berat kendaraan sebesar 0.25
W = berat kendaraan
= 145 + 145 + 35 + 145 + 145 + 35
= 650 kN
R, r<DA
X2 = 4.2 m
P= 162.5 kN ^A
XI = 1.8 m
Kb >kl V
R,=P. XI
XI + X2
162,5.1,8
48.75 kN
Gambar 5.16 Gaya rem yang bekerja
67
5.5 Perhitungan Kombinasi Beban Berdasarkan Metode AASHTO-LRFD
1994
Untuk menentukan gaya batang terbesar gaya batang terbesar sebagai dasar
perencanaan desain profil yang akan digunakan, digunakan kombinasi gaya
batangakibat beban DC, beban jalur, gaya rem, impact dan gaya angin.
Kombinasi pembebanan untuk variasi kombinasi beban tetap (Permanent
loads) dan beban bergerak (Transient load) berdasarkan kondisi elemen rangka,
ditentukan sebagai berikut:
1. Kondisi Batas Kekuatan (Strength Limit State)
Strength V: Pu = 77 (DC +1,35LL+ 1,35 IM +0,4WL+ 1,35 BR)
2. Kondisi Batas Layan (Service Limit State)
Service II : Pu =^(DC +l,3 LL +1,3IM +1,3BR)
3. Kondisi Batas Gagal dan Patah (Fatigue andFracture Limit State)
Fatigue :Pu = 77 (0,75 LL + IM)
4. Kondisi Beban Ekstrim (Extreme Event Limit State)
Exteme event I: Pu =77 (l ,25 DC +0,5 (LL +IM) +0,5 BR)
Dengan nilai 77 untuk masing-masing kondisi pada Tabel 5.8 berikut :
Tabel 5.9 Tabel nilai 77 untuk masing-masing kondisi batasKondisi Strength V Service II E. Event Fatigue
V 1 1 1 0,95
Secara lengkap hasil kombinasi pembebanan rangka jembatan dapat ditulis
di Tabel 5.10 pada lampiran 2.
68
5.6 Perencanaan Batang Tekan
Rumus AASHTO-LRFD digunakan untuk perencanaan komponen struktur
tekan pada jembatan jalan raya. Dengan perhitungan salah satu batang tekan pada
rangka utama sebagai berikut:
1 Setelah nilai Pu diperoleh dari kombinasi pembebanan, maka diperoleh
gaya tekan maksimal rencana(Pu), dengan panjang L(mm), tegangan
leleh (Fy), serta elastisitas (E)
2. Menganalisa kuat tekan rencana, dengan menentukan :
a. Gaya nominal yang yang terjadi (Pn), pada batang 32 (Pu = 4820.435
kN)
b. Menentukan i minimum perlu (\wun = iymm)
IA 6000
200 200= 30 mm = 1.181 in
3. Memilih Profil yang memiliki i minimum > i perlu
Dipihh profil W14 x 176 dengan i mm = 4.02 in = 102.11 mm
Cek kestabilan elemen :
L 6000— • — -'O /u
imm 102.11
abel analisis kuat tekan
V ^ IZU .... vJls.
Tabel 5.11 T rencana
No Batang L (mm) Pu (kN) Pn perluL pakai
(mm)i min
(mm)i min
(inc)1 11=29 8485 2846.896 3163.218 8485 42.43 1.672 15=25 8485 1596.750 1774.167 8485 42.43 1.673 19=21 8485 728.339 809.266 8485 42.43 1.674 30=37 6000 3147.181 3496.868 6000 30.00 1.185 31=36 6000 3209.093 3565.659 6000 30.00 1.186 32=35 6000 4729.116 5254.573 6000 30.00 1.187 33=34 6000 4820.435 5356.039 6000 30.00 1.18
69
4. Menentukan k (Faktor Panjang Efektif), ditentukan nilai k = 1
5. Untuk krteria tekuk keseluruhan digunakan fungsi kerampingan Ac
sebagai parameter kerampingan, sebagai berikut :
A = Ac" =
0.39-
'KLV
V m )
by
E
1.6000V
3,14.102.11
Dengan r = 102.11 mm; As = 33419.29 mm2
6. Menghitung Kekuatan nominal
Dengan nilai X= 0,6129 termasuk kolom panjang menengah
(X< 2,25) dengan Pn:
350
2000000.6129
Pn = 0.66'- Py
Ac = V A
0 0.5 1.0
kolom panjang menengah•5 2.0 2.5
kolom panjang
Gambar 3.17 Kurva untuk desain kolom
Pn =0,66x Fy.As =0,6606129.350. 33419,29 =90671.451 kN
7. Menghitung kekuatan tekan dari elemen
Pr = 0c. Pn = 0,9. 90671.451 = 81604.435 N
70
8. Cek rasio kuat tekan rencana dengan kuat tekan elemen yang terjadi
„ . Pu 4820,435 n ^, ,Rasio=— = = 0.591 < 1 Aman
Pr 8160,435
9. Cek kriteria tekuk lokal dengan profil W14xl76 :
^<k] [K -J!L!Lso.56jl-~-5.973< 13J87 Aman2.t f \Fy 2.33,274 V 350
£^,[£ =32004 (K«§j Aman/„. y<y 21.082 V 350
10. Cek rasio kelangsingan :
Kl 1 8485a. Batang utama = —- = = 83.0967 < 120 Aman
r 102.11
b. Batang pengaku (KL/r) < 140
Dapat disimpulkan bahwa batang elemen 32 aman terhadap tekan. Untuk
perhitungan batang selanjutnya untuk batang rangka utama (Main Truss) dan
batang pengaku angin (Top Chord) dan (Bottom Chord) dapat dilihat pada
Tabel 12-20 pada lampiran 3.
71
5.7 Perencanaan Batang Tarik
Setelah diperoleh gaya batang maksimum pembebanan menurut AASHTO-
LRFD Bridge Specification, dilanjutkan dengan analisis kuat tarik dengan tahapan
analis sebagai berikut:
1. Mencari beban maksimal dan kombinasi pembebanan yang ada (Nu), pada
elemen-elemen tarik, didapat nilai maksimum gaya batang 5 = 6 = 5075.800
kN
2. Mencari nilai i min, Ag perlu, dan luas efektif(Ae perlu), berikut :
• • , L 6000 „ra. i min perlu = —— = —— = 25 mm, dengan Fu = 36 Ksi = 455 Mpa
. A , Nu 5075,800.1000 „,,„b. Ag perlu =—T-= ^rzz = 16113.650 mm'
c. Ae perlu
<f).by 0,9.350
Nu _ 5075,800.1000
<f>.Fu 0,8.455= 13944.510 mm'
Dengan hasil perhitungan i min rencana, Agperlu, dan Aeperlu keseluruhan
pada Tabel 5.21 berikut:
No BtgL
(mm)
Gaya Btg
(kN)
i min prl
(mm)
i min prl
(inc)
AgprI
(mm2)AgprI
(inc2)Ae perlu
(mm2)Ae perlu
(inc2)1 1=10 6000 1885.084 25.00 0.98425 5984.39 9.276 5178.80 8.0272 2=9 6000 2088.517 25.00 0.98425 6630.21 10.277 5737.68 8.8933 3=8 6000 4087.856 25.00 0.98425 12977.32 20.115 11230.37 17.4074 4=7 6000 4657.274 25.00 0.98425 14785.00 22.917 12794.71 19.8325 5=6 6000 5075.800 25.00 0.98425 16113.65 24.976 13944.51 21.6146 12=28 6000 696.148 25.00 0.98425 2209.99 3.425 1912.49 2.9647 13=27 8485 2003.777 35.35 1.39189 6361.20 9.860 5504.88 8.5338 14=26 6000 17.268 25.00 0.98425 54.82 0.085 47.44 0.0749 16=24 6000 692.326 25.00 0.98425 2197.86 3.407 1901.99 2.94810 17=23 8485 1108.170 35.35 1.39189 3518.00 5.453 3044.42 4.71911 18=22 6000 11.347 25.00 0.98425 36.02 0.056 31.17 0.048
Tabel 5.21 Tabel Analisis Kuat Tarik Rencana
3. Memilih profil yang memiliki (i min, Ag, Ae) > (i min, Ag rencana, Ag
perlu, Ae perlu), dipilih profil I.
4. Cek rasio kelangsingan batang dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Komponen utama :
Rasio =—<240 = 60Q° =59,682 <240 (Ok)r 100,584
b. Komponen sekunder : (untuk pengaku angin)
Rasio =- <300 =^-=57,930 <300 (Ok)r 62,23
5. Setelah cek rasio kelangsingan maka batang aman, untuk hasil perhitungan
keseluruhan batang utama dan pengaku dapat dilihat pada Tabel 5.22 - 5.27
pada lampiran 3.
73
5.8 Perhitungan Sambungan Joint
Pada elemen tarik penggunaan sambungan baut digunakan pada perencanaan
ini. Dengan tahapan sebagai berikut :
1. Mencari gaya yang paling menentukan dari kombinasi pembebanan yang
ada (Nu), diperoleh kombinasi gaya batang berdasarkan AASHTO-LRFD
1994, misal pada batang 5, didapat nilai batang= 5075.800 kN
2. Mencari in (i minimum) perlu
b 6000 _c/ rj = = = 25 mm
240 240
3. Mencari luas (Ag) perlu : Ag perlu = 16113.650 mm2 (perhitungan pada
perencanaan batang tarik halaman 74).
4. Mencari luas efektif (Ae) perlu : Ae perlu = 13944.510 mm2 (perhitungan
pada perencanaan batang tarik halaman 74).
5. Pilih profil yang memiliki (in, Ag, Ae) > (in, Ag, Ae) perlu
Pakai profil I dengan keterangan properties pada lampiran 3.
6. Perhitungan kekuatan baut:
a. Kekuatan geserdesain (tanpa ulir pada bidang geser)
Vd =<f>f.Vn = </>r f'mAb, Ab = -ttD2 =-;r(25,4)2 =506.707 mm24 4
Vd = 0.8.827,4.1.506,707 = 335399.497 N = 335.3995 kN
b. Kekuatan tumpu desain
Rd =^Rn = 2A<f)tdhtpfu ; Fu plat = 65 ksi = 455 Mpa, tp= 25,4 mm
Rd = 2,4.0,8.25,4.25,4.455 = 563.612 kN
74
Dipakai desain kekuatan baut yang terlemah = 335.3995 kN, dan untuk
penggunaan baut diameter
berikut:
dapat dilihat pada Tabel 5.28 sebagai
Tabel 5.28 Tabel kekuatan geser tumpu dan tumpu desain dengan variasidiameter baut
Diameter Mutu Baut Fu
A325 827.4
7, A325 827.4
7. Perhitungan sambungan padajoint 6
5075.800<3~
683.243
20
Joint 6
Vd (kN) Rd (kN)335.3995 563.6L
85.127 315.870
•> 5075.800
r> ^gsavap „ , ., 16,895Psayap = . x Pu tank = '
A 42,7x5075,800 = 2008,329 kN
g total
193414] 2008 329-Banyak baut sayap (n) = ' =-—i =5.988 pakai 12 buah
P,badan
AgBadan _ 8,568Ag . ~^2J
£ total
x5075,800=1018,488kN
- Banyak baut badan (n) = 1018,48 1018,48
Rd 335,3995
Untuk perhitungan keseluruhan penggunaan baut pada masing-masing
elemen pada rangka utama serta rangka pengaku angin dapat dilihat pada
Tabel 5.29 - 5.31 pada lampiran 3.
5.037 pakai 4 buah
75
Penentuan jarak baut pada rangka utama, dalam bentuk Tabel 5.32 untuk
kelengkapan gambar detail joint, keseluruhan jumlah sambungan baut pada
rangka utama serta rangka pengaku angin lengkap dengan mutu baut,
diameter pada tabel 5.32 - 5.33 (lampiran 3).
Perhitungan luas efektif (Ae) pada batang5 (n baut sayap 1sisi = 24 buah)
a. Pada Sayap :
ProfilW14x145:
^ Ag sayap = 15,5 x 1,090 = 16,895 in2
126 = 10899,978 mm2
Agbadan=12,6x 0,68 = 8568 in2 = 5527,731 mm2
Anl = Ag-n.dt = 16,895-{2(1+0,125).1,09)= 14,443 inc~ = 9317,723 mm"
A„, = 9317,723 mm2 (untuk satu sisi), U untuk profil I digunakan U = 0,9
dan untuk profil berdasarkan A1SC digunakan :
''L , dan untuk batang 5 dipakai U = 0,9U = \
Ae = U.A„, =0,9.9317,723 =8385,951 mm2 >Ae perlu = 5517,38 mm
Psayap.1000A, perlu —
A perlu
<f>.Fy
2008,329.1000
0,8.455
Psayap =1^1*5075,800 =2008,329AW42,7
= 5517,387 mm*
76
b. Pada badan
15,5 Profil W 14x145:
Ag sayap = 15,5 x 1,09 = 16,895 in2
= 10899,978 mm2
Ag badan=12,6 x0,68 =8,856 in2 =5527,731 mm212.6
Ant =Ag-n.dt = &,56&- {2.(l+0,125).0,68j= 4540,637 mm"
A„, = 4540,637 mm2 (untuk satu sisi), U untuk profil I digunakan U = 0,9
dan untuk profil berdasarkan AISC digunakan :
f V
Vb- , dan untuk batang 5 dipakai U = 0,9
Ae = lI.Anl =0,9. 4540,637 =4086,573 mm2 >Ae perlu =2798,044 mm2
8,568A, perlu =
A(.' perlu
<f).Fy1018,489.1000
0,8.455
hadan-x5075,800=1018,488&V
42,7
= 2798044mm2
?. Cek kapasitas profil pada sayap batang 5:
a. Kriteria leleh : <f>.Pn = (ft.Ag.Fy
<p.Pn = 0,95.10899,978.350 = 3624,243 kN > Pu perlu
b. Kriteria fracture : tf>.Pn = <f>.Ae.Fu
<ft.Pn = 0,8.8385,951.455 = 3052,486 kN > Pu perlu
Dipakai <£>.Pn = 3052,486 kN (penggunaan 24 baut, untuk 2 sisi sayapdan badan)
9.Perhitungan Blok Geser pada sayap
P <-1 savap ^^
Reaksi nominal 1 baris
22d = 558,8 mm
(!) 0 Q 0 0 0
G> Q O O Q Q
l<H 1 1 1 1 r->2d 4d 4d 4d 4d 4d 2d
£
$
Ad = 63.5 mm
,6d = 6.1.5 mm
Diameter lubang = 1" = 25,4 mm.
Agv = Luasan brutto pelelehan geser
= 27,686.(2.558,8) = 3094,178 mm2
Agt = Luas brutto leleh tarik
= 27,686.(2.63,5) = 3516,122 mm2
Ant = Luas netto fraktur tarik
= ( 2.63,5-(1.25,4)).27,686 = 2812,898 mm2
Ans = Luas netto fraktur geser
= (2.558,8-( 11,25,4)).27,686 = 23206,405 mm2
Reaksi nominal:
0,6 Fu.Ans > Fu.Ant; terjadi pelelehan tarik dan patah geser
0,6.455.23206,405 > 455.2812,898
6335,349 kN > 1279,868 kN, maka
0 Rn = 0,8 (0,6 Fu.Ans + Fy Agt)
= 0,8.((0,6.455.23206,405) + 350.3516,122) = 6052,793 kN
B Rn = 6052,793 kN > 2008,329 kN Aman
77
78
5.9 Perhitungan Kapasitas Ujung Jembatan Rangka Baja
Portal ujung jembatan menerima gaya lateral akibat beban angin (nilai Pa
pada perhitungan beban angin) yang bekerja pada batang atas pada saat Unloaded
Gambar (5.18).
ABeban angin < >
B
TV
s^J>
A
<r
H,
%
4 m
«±*C
&cA
r~\
6 m
- <rV
D H,
->
Gambar 5.18 Penempatan gaya yang bekerja pada Portal Ujung StrukturJembatan Rangka Baja
Dengan adanya beban lateral akibat beban angin maka portal ujung terjadi
momen. Dengan perhitungan portal ujung menggunakan program SAP 2000 serta
gaya batang dan momen dapat dilihat pada Tabel 5.40.
79
5.10 Perhitungan Kapasitas Profil Pada Portal
Kapasitas profil pada portal dihitung dengan metode "Balok-Kolom" yaitu
untuk mengontrol kapasitas profil dalam menahan gaya aksial dan momen
(Gambar 5.19).
65,566 kN Blx,
B
8,485 m
A
4m
Gambar 5.19 Portal I struktur jembatan rangka baja
Kapasitas aksial
Batang Ly 1
A =(K.L\ b
\x-r ) E
.8485 "i
3,14.95,5
350
200000= 1,401 < 2,25, maka Pn
Pn = 0fiV.Ey.As =0,66' 401.350.25032,21 =4894,950 kN
0.Pn = Pr = 0,9.4894,950 = 4405,455 kN
Pr =4450,455 kN >Pu Batang 11 =2849,896 +65,325 =2912,231 kN....Ok
Batang Blx
A{ 7i.r )
Fy
E
1.4000
3,14.53,848
80
550
200000= 0,979 < 2,25, maka Pn
Pn =0,66\Fy.As =0,66° w.350.12709,652 =2961,660 kN
<ft.Pn = Pr = 0,9.2961,660 = 2665,494kN
Pr = 2665,494 kN > Pu batang angin atas (btg 17) = 64,123 + 32,949
97,072 kN Ok
Kapasitas Momen
Batang Ly 1 dengan L = 8485 mm
b,-
tfl
W14 x 132, keterangan properties :
bf = 376,02 mm tw = 16,382 mm
tf = 30,162 mm ry = 95,5 mm
d = 320,04 mm As = 25032,21 mm2
Zx = 3834572,976 mm3
Cek kriteria kompak pada sayap :
A= L<Ap =o,seUL;A= ™$L<> -056 f^m2tf \bV 2.30,162 ''V
A= 6,233<Ap= 13,487
Cek kriteria kompak pada badan :
A= -<Ap= 1,49JJL. A=™&<A=l49 /200000tw 16,382
550
.(Ok)
350
a= 19,537 <XV = 35,618, (Ok)
Penampang Kompak : Mn = Mp
Mn = Mp = Zx.Fv
Mp = 3834572,976.350 = 1247367471,7 Nmm = 1247,368 kNm
Dari Tabel hasil perhitungan portal ujung jembatan didapat Mux = 184,416
kNm.
Mnx = 1247,368 kNm, Pu = 2912,221 kN dan cDbpn = 4405,455 kN,
perhitungan Balok-Kolom batang 11 dengan metode LRFD :
Pu 2912,221
<fh.Pn 4405,455= 0,661 > 0,2
Pu 8• + —
<ftb.Pn 9
Mux
K<ftb.Mnx
0,661+-f 184,416
0,9.1247,368= 0,807 <1 Aman.
Batang Blx 1 dengan L = 4000 mm
W8 x 67, keterangan properties :
bf= 210,312 mm tw= 14,478 mm
tf= 23,749 mm ry = 53,848 mm
d= 181,102 mm As = 12709,652 mm2
Zx= 1150371,893 mm3
Cek kriteria kompak pada sayap :
2(/ \Iy 2.23,749 ' V 350
X= 4,429 <Ap= 13,487
Cek kriteria kompak pada badan :
^<^=1,49/Z;^18U02tw }jFy 14,478
X= 12,509 <XV = 35,618,
Penampang Kompak : Mn =Mp
Mn = Mp = Zx.Fy
Mp =1150371,893.350 =297688705,65 Nmm =297,689 kNm
Dari Tabel hasil perhitungan portal ujung jembatan didapat Mux =95,159kNm.
Mnx = 297,689 kNm, Pu = 97,072 kN dan O^n = 2665,494 kN,perhitungan Balok-Kolom batang 17 dengan metode LRFD :
Pu 97,072
<ft.Pn 2665,494= 0,036 < 0,2
Pu Mux
2.<ft.Pn I <ftb Mnx• +
)
(Ok)
* K = 1,49,200000
350~
(Ok)
0,01895,159
0,9.297,689 .J'J*» Aman.
82
83
5.11 Perhitungan Defleksi Dengan Metode Virtual Work
Keadaan batas layan [Service Limit) adalah mengontrol lendutan atau
defleksi pada batang tengah. Contoh perhitungan defleksi dengan metode Virtual
Work adalah sebagai berikut:
- Perhitungan gaya batang dengan penempatan beban sebesar 1kN ditengah
bentangrangka (Gambar 5.20)
Gambar 5.20 Penempatan beban 1kN ditengah bentang
Dengan nilai Ra =Rb =V2 kN, maka akan diperoleh besarnya gaya batang.
- Perhitungan gaya batang dengan penempatan beban mati pada tiap joint
(Gambar 5.21).
- Perhitungan defleksi akibat beban mati, dengan persamaan sebagai berikut:
8 = Tnu.S.L—- dan defleksi pada tengah bentang (S) =
800
dengan n = banyaknya elemen, L= panjang bentang, S = gaya batang
maksimum karena beban mati, U= gaya batang karena pengaruh beban
virtual sebesar 1kN di tengah bentang, A=luasan profil yanmg digunakan,
E = elastisitas baja.
APPPP PPPP P X
Ra
84
Gambar 5.21 Penempatan Beban Mati Pada Tiap Joint
Ketentuan aman : 5 - Xn-±uL< (s)- —--A.E 800
Perhitungan defleksi akibat beban hidup, dengan persamaan sebagai berikut
S = Xn—k—^- dan defleksi pada tengah bentang (S)= ——A.E 800
dengan n = banyaknya elemen, L = panjang bentang, S = gaya batang
maksimum karena jalur rencana, U = gaya batang karena pengaruh beban
virtual sebesar 1 kN di tengah bentang, A = luasan profil yang digunakan, E
= elastisitas baja.
Perhitungan defleksi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.43-5.44 pada
Lampiran 3.
85
5.12 Perhitungan Beban Rangka Jembatan
Setelah didesain berdasarkan pembebanan AASHTO-LRFD 1994, telah
diperoleh dimensi penampang elemen rangka. Selanjutnya perhitungan beban
rangka, agar beban yang diakibatkan rangka melebihi batas asumsi pada
perencanaan. Perhitungan beban dijelaskan pada Tabel 5.45 berikut:
Tabel 5.45 Tabel Perhitungan Beban Rangka
No Batang MM) A(m2) V Bj W W(KN) Profit W(KN/m)
B.Bwh 1=2;9=10 24 0.023 0.545 7850 4276.680 41.911 W14x120 1.746
3=4 ;7=8 24 0.025 0.600 7850 4710.000 46.158 W14x132 1.923
5=6 12 0.028 0.330 7850 2594.268 25.424 W14x145 2.119
B.Dgl 13=27 16.971 0.019 0.317 7850 2491.193 24.414 W14x99 1.439
17=23 16.971 0.017 0.290 7850 2277.609 22.321 W14x90 1.315
11=29 16.971 0.025 0.424 7850 3330.472 32.639 W14x132 1.923
15=25 16.971 0.021 0.350 7850 2744.309 26.894 W14x109 1.585
19=21 16.971 0.017 0.288 7850 2264.721 22.194 W14x99 1.308
B.Vrtkl 12=28 12 0.014 0.169 7850 1324.452 12.980 W14x74 1.082
14=26 12 0.013 0.155 7850 1215.180 11.909 W14x68 0.992
16=24 12 0.012 0.138 7850 1087.068 10.653 W14x61 0.888
18=22 12 0.010 0.121 7850 947.652 9.287 W14x53 0.774
20 6 0.009 0.055 7850 428.422 4.199 W14x48 0.700
B.Atas 30=31;36=37 24 0.031 0.747 7850 5864.698 57.474 W14x159 2.395
32=33;34=35 24 0.033 0.802 7850 6296.194 61.703 W14x176 2.571
Bottom
Chord
144.22 0.004 0.535 7850 4199.818 41.158 L6x6x1/2 0.285
Top
Chord
115.79
36
0.004
0.013
0.463
0.457
7850
7850
3635.806
3591.563
35.631
35.196
L6x6x1/2
W8x67
0.307
0.977
Total 24.023
Dengan total berat rangka (tanpa berat alat sambung) = 24.023 kN/m
Berat rangka asumsi = 26 kN/m
Total berat rangka = 24.023 kN/m < 26 kN/m (OK)
86
286.9,81=1 5.13 Perhitungan Konstruksi Bagian Bawah
',81=7 491 Konstruksi bagian bawah merupakan pendukung konstruksi bagian atas
15-15/2) =jembatan.
Konstruksi bagian bawah terdiri :
1. Pangkal jembatan.
2. Pilar jembatan.
3. Pondasi.
Beban yang bekerja :
1. Beban mati
6\ kN/m' 2- Beban hidup
3. Tekanan tanah
12,361/25,514. Gaya rem
$46.9,81=175. Gaya akibat gesekan tumpuan (Gg)
',81 = 7,607
5-15/2) = ( 5.13.1 Mencari Nilai Data Tanah dari Data Sondir :
Lapisan 1 :
ys = 25,702 kNIm3
Wopt = 44%
<* = 15°
yb = \1,266kNIm'
56 kNIm' fk =J*- =ll&!L =i2tn5kN/m3\ + w 1 + 0.44
12,066/25,50( n = (1- yk I ys).\00% = (1-12,115/25,702). 100% = 52,86%
ysat = yk + n= 12,115 +0,5286.9,81 =17,301 kN Imi
y =jsat-9,S\ = 17,301-9,81 =7,491 kN Im3
Ka = tg2(A5-<f>l2) = tg2(A5- 15/2) = 0.589
Lapisan 2 :
ys = 25,506 kN Im3
Wopl = 43%
^ = 15°
?6 = 17,266ftV/m3
^ =_i*_ =J7!266_= W;n31+w 1 + 0.43
n = {\-yklys).\ 00% = (1 -12,361 / 25,506). 100% = 48,46%
ysat = yk + n = 12,361 + 0,4846.9,81= 17,417 kNIm3
y = ysat - 9,81 = 17,417- 9,81 = 7,607 kN Im3
Ka = tg2(45 -<f>I'2) = tg2(45 -15/'2) = 0.589
Lapisan 3 :
ys = 25,506 kN/m3
Wopt = 46%
^ = 15°
7* = 16,971 ftW/w3
>6 16,971 ,_ .^ „r, 3yk = —— = — = 12,066 kN/m3
1 + w 1 + 0.46
n = (\-yklys).\ 00% = (1-12,066 / 25,506). 100% = 52,69 %
87
Tsat^rk +n=12,066 +0,5269.9,81 =17,235 kN/m3
y =ysat- 9,81 =17,235 -9,81 =7,425 kN/m3
Ka = tg2(45 -0/2) = tg2(45-\5/2) =0.5S9
88
5.13.2 Mencari Reaksi - reaksi Pada Abutment
q(slab beton + aspalP(kendaraan) P(beban mati + beban hidup)
* Gava rem
Akibat tekanan tanah (1 m tegak lurus bidang gambar):
Pal = 0,5.Hal2.y]'.Ka = 0,5.32.7,491.0,589 = 19,855kN
Pal = (Ha\.yl.Kal).Ha(2 + 3) = (3.7,491.0,589).4,4 = 58,241 kN
Pa3 = 0,5.Ha2.y\.Ka2 = 0,5.42.7,607.0,589 = 35,844 kN
PaA = (Ha2.y'2.Ka2).Hai = 4.7,607.0,589.0,4 = 7,169kN
Pa5 = 0,5.Ha 2.y\.Ka, =0,5.0,42.7,425.0,589 = 0,35 kN
89
Bag Gaya akibat tkn tanah (kN) Y(m) My (kNm)
1 19,855 5,4 107,217
2 58,241 2,2 128,130
3 35,844 1,73 62,010
4 7,169 0,2 1,434
5 0,35 0,133 0,047
27Ta= 121,459 ZMy = 298,838
ZA/v 298 838Letak titik berat terhadap O =—- = = 2,460 m (keatas)
UTa 121,298
90
2. Akibat beban terbagi merata (1 m tegak lurus bidang gambar)
Pal 3m Pal = Q.Hax.Kax =18,908.3.0,589 = 33,410 kN
Pa24 m
Pa2 = Q.Ha2.Ka2 = 18,908.4.0,589 = 44,547 kN
Pa3 0,4 m
Pa3 = Q.Ha3.Ka3 = 18,908.0,4.0,589 = 4,455 kN
Bag Beban terbagi rata (kN) Y(m) My (kNm)
1 33,410 5,9 197,119
2 44,547 2,4 106,913
4,455 0,2 0,891
£Ta = 92,412 £My = 304,923
Letak titik berat terhadap O = —- = —- = 3,30 m (keatas)TTa 92,412 '
3. Akibat beban titik kendaraan
Q == 145 kN
a = 0,75 m•• ' -
4S°+0/{ \\
m
Pa= 1/2.0,779.219,268 = 85,405 kN
Y = 6,939 m
Mpa = 85,405.6,939 = 592,284 kNm
4. Akibat kohesi tanah (1 m tegak lurus bidang gambar) :
Pal«—
Pa2*—
a3•«—
3 m
4 m
0,4 m
Pal =2.Cx.Hax.^Ka~, =2.14,7153.3.^/0,589 =67,817 kN
Pal = 2.C2.Ha2.ArKa2~ =2.14,715.4.^/0,589 =90,3458 kN
Pa3 = 2.C:,.Ha,.Ark~a~, =2.14,715.0,4.^0,589 =9,035 kN
91
Bag Gaya Akibat kohesi Tanah = Ta ( kN ) Y(m) My( kNm)
1 67,817 5,9 400,12
2 90,346 2,4 216,830
3 9,035 0,2 1,807
XTa= 167,198 £My = 618,757
Letak titik berat terhadap O=^^ =618'757 =3701 m(keatas)I Ta 167,198
Gaya Vertikal :
Beban Mati dan Beban Hidup
Vmh = 3333,319+ 3251,5
= 6584,819 kN
Gaya Horisontal :
1. Tekanan tanah
Ht = 132,078.1,25.5,4 = 591,527 kN
Y = 2,25 m
MHt = = 891,527.2,25 = 2005,936 kNm
2. Gaya rem
Hr= 162,5.1,75 = 284,375 kN
Y = 7,4+ 1,8 = 9,2 m
MHr = 284,375.9,2 = 2616,25 kNm
3. Gaya gesekan tumpuan
Hf = 10%.BebanMati = 10%.3333,319 = 333,332 kN
Y = 7,4 m
MHT = 333,332.7,4 = 2466,709 kNm
XH = Ht + Hr+Hf= 891,527 +284,375 + 333,332 = 1509,234 kN
£MH = MHt + MHr + MHT = 2005,936 + 2616,25 + 2466,709
= 7088,895 kNm
92
5.13.3 Perencanaan Penulangan Abutment
P = 6584,819 kN
7,4 m
k = 2 (Jepit bebas)
Ig= —.5400.1000312
450.109 mm4
*MH = 7088,895 kNm
kf, 2.7400
r 0,3.1000= 49,330 > 22 , kolom langsing.
Ec = 4700Jfd = 4700V35 = 27805,755 Mpa
EI = EcJg =27805-755-(45ai°9) =4004028,72 kN/ms2,5(1+ ^rf) 2,5.(1 + 0,25)
Pc =n2.El 3,142.4004028,72
{KE)2 (2.7,4)2= 180232,476 kN
Kolom bergoyang Cm = 1,0
5b = -Cm i,u
6584,819= 1,059
1-Pu
IftPc1-
0,65.180232,476
Mc = Sb.Mu = 1,059.7088,895 = 7507,14 kNm
Pu _ 6584,819
"7"_ 0,6510130,491 kN
Mc _ 7507,14~J~ ~ 0,65
= 11549,446 kNm
93
Mc^ 11549,446 ir^A 11fA
e = = l,l40m = 1140 mmPu 10130,491
<P
94
Dari grafik Mn-Pn untuk badan abutment (5400x1000), maka diperoleh
prosentase tulangan yang dibutuhkan sebesar 1 %.
As =0,01.5400.1000 = 54.000 mm2
Cek kapasitas :
Termasuk patah tarik digunakan persamaan Whitney :
Pn = 0,%5.fc'.b.d( e^
1 +j i- +2mpd)dV "J
e =e +( , /o
d — = 1140 +I 2
900-1000
= 1540 mm, d'= 100 mm
d = h - d' = 1000 - 100 = 900 mm
As_ = 54000b.d 5400.900
fy 400m =
0,85./c' 0,85.35
Pn = 0,85.35.5400.900
(, 1540^900,
13,445
+ . 1—^---| +2.13,445.0,01.(1-900 J 1, 900
100^
J
Pu21980,204 kN>— = 10130,491 kN OK
Dipakai tulangn D25 AD25 = 490,625 mm2
T i u * i , Asperlu 54000 ,„„,„ ,,~,Jumlahtulangan perlu = — = = 108,76 « 110 batang
95
Untuk jumlah tulangan 1 sisi = = 55 batang sepanjang 7400 mm
Jarak tulangan S = = 98,18 mm « 90 mm55
Dipakai tulangan tumpuan/pokok = 55D25-90 mm (1 sisi)
Perencanaan tulangan susut:
As tulangan susut = 0,002.b.h = 0,002.1000.5400 = 10800 mm2
Dipakai tulangan 0]6 —* A 0i6 = 200,960 mm2
T , , ,™ A<ftX(t.lA00 200,960.7400 ,__Jarak tulangan (S) = —^ = - = 137,695 mm * 130 mm10800 10800
A<f>]6.7400 200,960.7400 „ „n ^„ 2Asbaru = = = 11439,262 mm2 > As tulangan susut
130 130
perlu = 10800 mm' OK
96
5.13.4 Perencanaan Penulangan Konsol
2,2
0,4
P=102,103kN
|P =225,504v
P beton = 1,74.5,4.24 = 225,504 kN
q beban merata = 18,908 kN/m
P perkerasan = 18,908.5,4 = 102,103 kN
Vu = 225,504 + 102,103 = 327,607 kN
h = 2600 mm
d = h - 100 = 2600 -100 = 2500 mm
0,3 0,3 1
Vu = 327,607 kN
^1^327,607<t> 0,6
Vc = 0,20. fc'.bw.d = 0,2.35.600.2500.10""3 = 10500 kN
= 10500 kN > Vn = 546,012 kN
Menetukan momen penulangan geser friksi:
li=l,4
Vn 546,012.103Avf =
jy-p- 400.1,4= 975,021 mm2
Hubungan antara badan abutment non monolit
u=l
A . Vn 546,012.103 „,eM 2Avf = — = : = 1365,03 mm2fy.fi 400.1
dipakai nilai Avfterbesar = 1365,03 mm2
Menentukan luas tulangan lentur karena gaya horisontal
Nuc tidak ada ketentuannya, digunakan Nuc min
Nuc min = 0,2.Vu = 0,2.327,607 = 65,521 kN
Mu Vu.a+ Nuc. (h-d)4f =
<jt.fy.X(lengan) <ft.fy.X(lengan)
102,103.103.300 + 225,504.103.267 + 65,54.103.1000,65.400.(0,85.2500)
Nuc 65,21.103 _ 2fAn = = — = 252 mm
tft.fy 0,65.400
Menentukan tulangan pokok As
As = -Avf + An = -.1365,03+252 = 1162,024 mm3 3
As = Af + An = \76,276+ 252 = 428,276 mm2
As =0,04.^-.b.d =0,04.—-.600.2500 =5250 mm2fy 400
dipakai As = 5250 mm2
Ah =-(As - An) =-(5250- 252) =2499 mm2
Menentukan diameter tulangan :
As perlu = 5250 mm2; digunakan 14D22 = 5321,858 mm2
As perlu = 2499 mm2; digunakan 13D16 = 2613,805 mm2
Dipasang sepanjang 2/3 d = 1666,6 mm (vertikal)
Sebagai rangka dipasang tulangan 14D16.
2
97
176,276 mm
5.13.5 Mencari Reaksi - reaksi yang Terjadi Pada Poor ( Kaki Pondasi)
q (slab beton + aspal)P kendaraan
\
>&8K|o.o
Lap
-4.00
Lap 2
-8.00
r-^j—j—j—t r P(beban mati + beban hidup)
io jir><
0.6
12
1,5 1 3,0
Gambar 5.22 Penampang Struktur Bawah
0.3
■♦ Gaya rem
Gaya-gaya Yang Bekerja Sepanjang 1 meter :
1. Akibat berat sendiri pada Poor dan Abutment
Gaya yang Bekerja Pada Poor Akibat Berat Sendiri dan Abutment
Bag Gaya Vertikal = Va ( kN) X Mx (kNm )
1 1.0,3.1.24 = 7,2 1,4 10,08
2 2,2.0,6.1.24 = 31,68 1 ss 49,104**
j 0,5.0,4.0,6.1.24 = 28,8 1,45 41,76
4 1.7,8.1.24=187,2 0,75 140,4
5 0,5.1,5.0,4.1.24 = 7,2 1,75 12,6
6 0,5.3.0,4.1.24 = 14,4 -0,75 -10,8
7 5,5.0,8.1.24 = 105,6 0 0
XVa = 356,16 2Mx = 243,144
1
2,2
0,6
4,6
0,4
0,8
98
Jarak terhadap titik tangkap O :
I Mr 243,144X =
TVa 356,16= 0,683 m
2. Akibat berat tanah isian.
Gaya-gaya Yang Bekerja Akibat Tanah Isian :
Bag Gaya Vetikal = Va ( kN ) X Mx ( kNm )8 1,2.1.1.7,4136 = 8,896 2,15 19,126
9 2,2.0,9.1.7,4136=14,679 2,3 33,762
10 0,4.0,9.1.7,4136 = 2,669 2,3 6,139
11 0,5.0,6.0,6.1.7,4136=1,334 1,65 2,201
12 1,5.4,6.1.7,4299 = 51,266 2,0 102,532
13 0,5.1,5.0,4.7,1536 = 2,146 2,25 4,828
I Va = 80,99 TMx= 168,589
99
Jarak terhadap titik O :
v I Mr 168,589x=^r=o^r=2-082m
3. Akibat Tekanan Tanah.
Tekanan tanah yang pasif diabaikan untuk memperbesar angka aman akibat
muatan lalu lintas diatas abutment.
Hal=4m
Ha2 = 4 m
Ha3 = l,6m
100
Pal = 0,5.Hal2.yl'.Ka = 0,5.42.7,491.0,589 = 35,298 kN
Pal = (Hal .yl'.Kal).Ha(2 + 3) = (4.7,607.0,589).5,6 = 100,364 kN
Pdi = 0,5.Ha2.y'2.Ka2 = 0,5.42.7,607.0,589 = 35,844 kN
Pa4 = {Ha2.y'2.Ka2).Ha3 = 4.7,425.0.589.1,6 = 27,989 kN
Pa5 = 0,5.Ha3.f3.Ka3 = 0,5.1,62.7,425.0,589 = 5,598 kN
Bag Gaya Akibat Tek. Tanah Aktif = Ta ( kN ) Y(m) My( kNm)
1 35,298 6,9333 242,201
2 100,364 2,8 274,476
3 35,844 2,9333 102,695
4 27,989 0,8 21,573
5 5,598 0,5333 2,876
XTa = 205,093 £My = 656,246
Jarak terhadap titik O :
Letak titik berat =f^ =656'246 =3,20 m(keatas)17b 205,093 '
Akibat Beban Terbagi Ratadiatas tanah dari slab beton danaspal sebesar
Q = Q slab beton +'Q aspal + Q kendaraan
= 0,22.1,5.24 + 0,05.1,5.22,5 + 9,3
= 18,908 kN/m
Hal=4m
Ha2 = 4m
Ha3= 1,6 m
Pal = Q.Hax.Kax = 18,908.4.0,589 = 44,547 kN
Pal = Q.Ha2.Ka2 = 18,908.4.0,589 = 44,547 kN
Pah = Q.Ha3.Ka3 = 18,908.1,6.0,589 = 17,819 kN
101
Bag Gaya Akibat Beban Merata = Ta ( kN ) Y(m) My (kNm)
1
2
44,547
44,547
17,819
7,6
3,6
0,8
338,557
160,369
14,255
£Ta= 106,913 ZMy = 513,181
farak terhadap titik O :
Letak titik berat = —-^=—^ =4,80 m(keatas)2.7a 106,913
5. Akibat beban titik dari kendaraan
Q= 145 kN
a = 0,75 m
\ 0t^
4S°+0/2( VvVt
B
m
Pa
Bm = a.tgn 0
= 0,75.tgn 15°= 0,201 m
Bk = a.tgn.(45 + 0/2)
= 0,75.tgn(45+15/2) = 0,977 m
Pa = y2.(mk).(mp)
mk = Bk - Bm
mp
0,977-0,201 = 0,776 m
l.Q.Ka
mk
102
2.145.0,589
0,776220,116 kN/m
Pa = Vz.0,119.119,268 = 85,405 kN
Y = 9,135 m
MPa = 780,545 kNm
6. Akibat Kohesi Tanah :
Hal = 4 m
Ha2 = 4m
Ha3 = 1,6 m
Pal = l.CvHax.ArKax= 2.14,715.4.^0^89 =90,3458 kN
Pal =l.C2.Ha2.ArKa2~ =2.14,715.4.^0,589 =90,3458 kN
Pa3 =l.C3.Ha3.jKa~3= 1.14,715.1,6.^0,589 =36,1383 kN
Bag Gaya Akibat kohesi Tanah = Ta ( kN ) Y(m) My( kNm )
1
2
3
90,3458
90,3458
36,1383
7,6
3,6
0,8
686,6281
325,2449
28,9106
£Ta = 216,8298 £My = 1040,7836
Jarak terhadap titik O :
, . ., , ZMy 1040,7836 . ._ ., + .Letak titik berat = = = 4,80 m (keatas)
YJa 216,8298
7. Akibat Beban Mati
2666,713.1,25 = 3333,391 kN.
8. Akibat Beban Hidup
1858.1,75 = 3251,5 kN.
9. Gaya Rem
Rm = 162,5.1,75 = 284,375 kN.
10. Gaya Gesekan Pada Tumpuan (Gg)
Digunakan tumpuan karet dengan baja dan beton
Gg= 10%.Beban mati
= 10%.3333,391 = 333,339 kN.
11. Gaya Tekanan Tanah :
180,581.1,25 = 225,727 kN.
103
_QJ}
Lap 1
-4 00
Lap 2
-8.00
Lap 3
, 0.3
un
0.6
^>&&&<^
Gambar 5.23 Gaya - gaya yang terjadi
Gaya-gaya yang bekerja sepanjang 5,4 m :
Gaya Vertikal
a. Beban keseluruhan struktur Badan dan Poor :
Va = 356,16.5,4.1,25 = 2404,08 kN.
Lengan kerja terhadap O = 0,683 m.
MVa = 2404,08.0,683 = 1641,987 kNm.
b. Beban Tanah Isian = Vt.
Vt = 80,99.5,4.1,25 = 546,683 kN.
Lengan kerja terhadap O = 2,082 m.
MVt = 546,683.2,082 = 1138,193 kNm.
c. Beban mati dan beban hidup = Vmh
Vmh = 3333,391 + 3251,5 = 6584,891 kN.
Lengan kerja terhadap O = 0,75 m.
Mmh = 6584,891.0,75 = 4938,668 kNm.
104
l
2,2
0,6
4,6
0.4
0,8
Total beban vertikal .
Zv=Va +VI +Vmh =2404,08 +546,683 +6584,891 =9535,654 kN
Momen vertikal :
ZMv =A^a +^7 +M^ =1641,987 +1138,193 +4938,668
= 7718,848 kNm.
Gaya horisontal :
a. Gaya tekanan tanah = Ht
Ht= 225,727.5,4= 1218,926 kN
Yl = 5,035 m.
Mht = 1218,926.5,035 = 6137,291 kNm.
b. Gaya rem dan traksi
Hr = 284,375 kN.
Y2 = 8,6 +1,8= 10,4 m.
Mhr = 284,375.10,4 = 2957,5 kNm.
c.Gaya gesekan tumpuan =Hf
Hf= 500,009 kN.
Y3= 9,6-1= 8,6 m.
MHf= 500,009.8,6 = 4300,077 kNm.
Beban horisontal:
z// =Ht +Hr +Hf =1218,926 +284,375 +500,009 =2003,31 kN.
Momen horisontal:
ZMH =MHt +MHr +MHf =6137,291 +2957,5 +4300,07= 13394,686 kNm
105
5.13.6 Menentukan Jumlah Tiang Pancang
-4
-8
•10
16,6-
-21,6-
I pasir berlempung>&£K
II lempung berpasir
III lempung berpasir
IV lempung berpasir
V lempung berpasir
Adapun data-data tanah tiap lapisan adalah sebagai berikut
Lap 1 : G= 25,702 kN/m3
0=15
yb= 17,266 kN/m3
y' = 7,491 kN/m3
Lap 2 : G= 25,506 kN/m3
0=15
yb= 17,266 kN/m3
f = 7,607 kN/m3
Lap 3 : G= 25,506 kN/m3
0=15
Yb= 17,266 kN/m3
y' = 7,425 kN/m3
Lap 4 : G= 25,604 kN/m3
0 = 6,5°
yb= 17,462 kN/m3
y' = 7,685 kN/m3
Lap 5 : G= 25,604 kN/m3
0 = 6.5°
Yb= 17,462 kN/m3
y' = 7,685 kN/m3
106
107
Data pondasi tiang pancang :
Dalam perhitungan ini direncanakan menggunakan tiang pancang dengan bentuk
segiempat dengan ukuran tampang ( 0,4 x0,4 ) m2, sepanjang 12 m.
o-
-4-
-8-
-9,6-
-16,6-
-21,6-
_n_ VSAs^
Estimasi Kapasitas Tiang Tunggal:
Menentukan kapasitas ijin tiang tunggal (Qall) dengan menggunakan data
laboratorium dan data lapangan :
A
8D
4D
\yvx
-18,4
-21,6
1. Daya dukung ujung tiang :
a. Data lapangan N-SPT
D = 0,4 m
8 D = 8.0,4 = 3,2 m
4 D = 4.0,4= 1,2 m
v
WW-22,8
Kedalaman(m) N Qc (kg/cm2)12,6 27 64
13,1 25 68
13,6 26 67
14,1 25 72
14,6 25 76
15,1 24 73
15,6 27 78
16,1 27 82
16,6 27 84
17,6 28 85
19,6 28 85
22,8 28 87
qc rata-rata = 76,75 kg/cm2 = 7529,175 kN/m2
b. Metode CPT
Qp = Ap.qc = (0,4.0,4)w2.7529,175 kNIm2 = 1254,668 kN.
N value rata-rata = 27
Q = Ap.Q.L
LbAp.(40.N)— < Ap.(400.N)
(0,4.0,4).(40.27)— < 0,4.0,4(400.27)
108
= 4416 kN> 1728 kN
Qp=1728kN.
Dari hasil perhitungan diambil nilai yang terkecil ( CPT ) = 1254,668 kN.
2. Daya Dukung Gesekan Tiang Sepanjang Badan ( Friction ):
a. Data Laboratorium
- Cara a ( Tomlinson, 1971 )
/ = a.Cu ; a = faktor adhesi ( grafik )
a.Su Cu = kohesi undrained
Su = undrained shear strength
Qs = As.f = As.a.Cu{kN)
109
Perhitungan Qs
Kedalaman(m) As = P.AL (m2) a Cu (kN/m2) Qs = As.a.Cu (kN)
9,6-11,6 1,6.2 = 3,2 14,715 47,088
11,6-13,6 1,6.2 = 3,2 14,715 47,088
13,6- 15,6 1,6.2 = 3,2 14,715 47,088
15,6-17,6 1,6.2 = 3,2 14,715 47,088
17,6-19,6 1,6.2 = 3,2 14,715 47,088
19,6-21,6 1,6.2 = 3,2 14,715 47,088
P = keliling tiang = 40 cm x 4 = 160 cm = 1,6 m.
a didapat dari grafik, berdasarkan Cu = Su
Qs = 282,528 kN.
b. Cara X= ( Vijayvergiya dan Focht, 1972 )
fav = A{ov'+l.Cu)ataufs = A{av+ l.Su)
dimana : fs = koefisien friksi rata-rata
X= koefisien kapasitas rata-rata
av = tegangan efektif rata-rata
Su = Undrained Shear Strength rata-rata
Cu = Undrained cohesion ; ( Cu = Su )
Sul.Ll + Sul.Ll + ....Su =
L
AI + A1 + A3(7 =
Su
-9,6-
-11,6-
-13,6-
-15,6-
-17,6-
-19,6-
-21,6-
A A
LI
L2
L3
4^L4
A.
A
V
V
A
V
A
L5
L6
L=12m
V V
Svl
Sv2
Sv3
Sv4
Sv5
Sv6
110
ov6
14,715.2+ 14,715.2+ 14,715.2+ 14,715.2+ 14,715.2 +14,71.2 _l1?l5kK/m_ _ -
ovl = 2 m. 3,176 kN/m3 = 6,352 kN/m2
av2 = 6,352 + 2.3,176 = 12,704 kN/m2
av3 = 12,704 + 2.3,176 = 19,056 kN/m2
ov4 = 19,056 + 2.3,176 = 25,408 kN/m2
av5 = 25,408 + 2.3,176 = 31,760 kN/m2
ov6 = 31,760 + 2.3,176 = 38,112 kN/m2
Al = !/2.6,352.2 = 6,352 kN/m
A2 = Vz.( 6,352 + 12,704 ).2 = 19,056 kN/m
A3 = Vz.( 12,704 + 19,056 ).2 = 31,760 kN/m
A4 = Vz.{ 19,056 + 25,408 ).l = 44,464 kN/m
A5 = Vi.{ 25,408 + 31,760 ).l = 57,168 kN/m
A6 = Vz.{ 31,760 + 28,112 ).2 = 59,872 kN/m
..ZA.2iwra= 8|223kNWL 12
av
11
Mencari X dari grafik hubungan koefisien gesek dinding (X) dengan
kedalaman penetrasi tiang ( Vijay Vergiya dan Facht,1972 ). Di dapat
dengan L = 12 m ; A. = 0,22.
fs = A(ov' + l.Su)
= 0,22.( 18,223 + 2.14,715)
= 14,296 kN/m2
Qs = P.M.-fs
= (0,4.4).12.15,246
= 274,481 kN.
dari hasil perhitungan dengan metode a dan Xmaka daya dukung gesekan
tiang sepanjangbadan (friction) Qs = 274,481 kN.
Qv = Qp + Qs
= 1254,668+ 274,481= 1529,149 kN.
„ Qv 1529,149Qall = — = = 611,660 kN.^ SF 2,5
Estimasi Kapasitas Tiang Kelompok
Berdasarkan kapasitas tiang tunggal, makajumlah tiang yang dibutuhkan :
P 9535,654
Qall 611,660= 15,590 «16 buah.
112
Gambar rencana penempatan tiang dalam pile cap :
1. Susunan tiang dibuat simetris sehingga pusat berat kelompok tiang dan
pusat berat pile cap terletak pada satu garis.
2. Jarak minimum antara tiang = 2 .D = 2.0,4 = 0,8 « 0,9 m
3. Jarak tiang ketepi poer = 1,25.D = 1,25.0,4 = 0,5 « 0,6 m
o
o\
K-5,5 m
Lg=4,3->l
A
-3-
©*.
ON
o"
©".ON 'o"
•*•
o'.
Bg=4,3 5,4 m
0,6 0,4 0,9 0,4 0,9 0,4 0,9 0,4 0,6I—H—•—H—^—tA h-H—H
Gambar 5.24 Pondasi tiang pada Poor
Kapasitas Kelompok Tiang:
1. Jumlah total kapasitas kelompok tiang
S Quq = m.n.{Qp + Qs)
v
dengan : m = jumlah tiang dalam kolom
n = jumlah tiang dalam bans
Qp = daya dukung ujung tiang
Qs = daya dukung selimut tiang
AL = panjang segmen
XQuq = 4.4.( 1254,668 + 274,481 ) = 24466,384 kN.
2. Blok berukuran Lg x BG x AL
Z Quq = LG .BG .Cu.Nc + Y 2.LG.BG .Cu.AL
^ =— =2,791BG 4,3
^cL=4!3=]BG 4,3
Nilai dari grafik lampiran didapat Nc= 64,678.
TQuq = 4,3.4,3.14,715.64,678 + 2.4,3.4,3.14,715.12 = 24127,541 kN.
Dipakai Quq = 24127,541 kN.
0^2^24127^SF 2,5
Qall = 9651,017 kN > XV = 9535,654 kN.
113
5.13.7 Perhitungan Reaksi-reaksi yang Terjadi Pada Poor
Mencari gaya aksial nominal ( Pn ) maksimum :
XV = 9535.6 kN
©
©'.
On
o"
o".
&ro'
rr •
©'.
ON
©'
Tf"
©'.V)
0,6 0,4 0,9 0,4 0,9 0,4 0,9 0,4 0,e
<-
Yv YM.di/> = -=—+^
n Z":
,9 m->
14
A
5,4 m
V
YJd2=S.{dl2+d22)
=8.(l,952+0,652)= 33,8 m
Momen terhadap sumbu berat pondasi O
= 133994,868-77718,848
= 5676,02 kNm (arah kekanan)
9535,6 5676,02.1,95P max = h
16 33,8
Pm\n
= 923,438 kN.
9535,6 5676,02.1,95
1,3
16 33,8
= 268,512 kN
PI =268,512 kN
3,9
x2 923,438-268,512
x, = 218,309
Pl=268,5
P2 = 268,512 + 218,309 = 486,821 kN
2,6 3,9
x3 923,438-268,512
x3 = 436,617
P3 = 268,512 + 436,617 = 705,129 kN
P4 = 923,438 kN
115
A* — H-<
P2=468,
P3=7057IP4=923,438
,9m
5.13.8 Perencanaan Penulangan Poor
^\k\k xk\k\|/\|/\|/\|/N|/\|/\|/
XV = 9535,6 kN
0,4
0,8
Perencanaan penulangan Poor dihitung dengan membagi luasan menjadi dua
bagian yaitu bagian Telapak dan Tumit sebagai berikut:
Perencanaan Telapak:
q total = 619,896 kN/mPerhitungan beban diatas Telapak selebar 5,4
m tegak lurus bidang gambar :
q tanah = 1.5,4.7,607 + 0,5.0,4.5,4.7,609
= 49,296 kN/m.
1,2 m
3693,752
0J1 q beton = 0,5.0,4.5,4.24 + 5,4.0,8.24
= 129,6 kN/m
q total = 619,896 kN/m.
17
Kontrol geser Dari SFD diperoleh Vu = 2557,937 kN
, 1,2 m . 1,8m Vc =-Sfc\b.d|< >|<
495.9176y
4\+-----i
2391,970 ;=-735.5400.(1000-100)
6 v '
N
/
25ivmi
< 3197,825 = 4792024,624 N
54, 280~~--—. 5212,486= 4792,025 kN
0Vc = 0,6.4792,025 = 2875,215 kN > Vu = 2557,937 kN (tidak perlu
tulangan geser ).
Perencanaan Tulangan Lentur :
Momen selebar 5,4 m tegak lurus bidang gambar :
Mmax =2820,516.0,9 + 3693,752.2,2 - 0.5.619,896.32
= 7875,187 kNm.
Momen selebar 1 m (b = 1000 mm)
7875,187Mu
5,41458,368 kNm.
Mu 1458,368
<t> 0.8= 1822,96 kNm.
d = h-100= 1000-100 = 900
Jd = 0,9.d = 0,9.900 = 810
Mu//<ft 1822,96.106 e„, „n 2Asperlu = v = : = 5626,420 mm2
Jd.Fy 810.400
Avmin = — h.d = —.1000.900 = 3150 mm2Fy 400
Dipakai As perlu = 5626,420 mm2
18
. , . , 0 A.<ftl5.b 490,625.1000 „„ „rt n_ ,Dipakai tulangan S = = = 87,20 « 85 mm
F Aspakai 5626,420
A , As.<ft25.b 490,625.1000 enn. ncn 2As baru =—- = = 5772,059 mm2
S 85
Kontrol Mn :
As.Fy 5772,059.400a = — = - = 77,608 mm
0,85. fc'.b 0,85.35.1000
v 2jMn = As.Fy. = 5772,059.350.
77,608900 -
1988,350 kNm > — = 1822,96 kNm<f>
.OK.
Tulangan Susut:
As tulangan susut= 0,002.b.h = 0,002.1000.1000 = 2000 mm2
Dipakai tulangan Di9=A di9 = 283,385 mm2
i . . ,m ^/J>19.1000 1t^rnJarak tulangan (S) = = 141,69 mm «140 mm
2000
As baru =Am9.b 283,385.1000
s 140= 2024,18 mm2 > 2000 mm2 OK.
19
Perencanaan Tulangan Tumit:
Perhitungan beban diatas Tumit selebar 5,4 mq total = 492.428 kN/m
\|/ v v \j/ v]/ ^ tegak lurus bidang gambar
^ q tanah = 1. 5,4. 7,491 + 2,2 .5,4. 7,491 +
0,8 m ' 0,7 m
\< >\1,2 m
Kontrol Geser
0.3 m 1,2 m
147.728393,942vK
680,106
0,6.5,4.7,491 + 0,5.0,6.5,4.7,491 +
4,6.5,4.7,607 + 0,5.0,4.5,4.7,425
= 362,828 kN/m.
q beton = 0,5.0,4.5,4.24 + 0,8.5,4.24
= 129,6 kN/m
q total =492,428 kN/m
Dari SFD diperoleh Vu = 147,728 kN
">l
335,406
Vc =-Jf7.b.d6y
1 ^5.5400.(1000-100)
= 2792024,624 N
= 4792,025 kN
0Vc = 0,6.4792,025 = 2875,215 kN > Vu = 147,728 kN (tidak perlu
tulangan geser)
Perencanaan Tulangan Lentur :
Momen untuk selebar 5,4 m tegak lurus bidang gambar :
Mu max= 1074,048.0,7-0,5.492,428.1,52= 197,852 kNm.
Momen untuk selebar 1 m (b = 1000 mm)
Mu =eTL^2l =36,640 kNm.5,4
Mu _ 36,640
<f> ~ 0,8= 45,80 kNm.
Mu
Asperlu^ =45,80.10* =H m2
Jd.Fy 810.400
Avmin =)Ajb.d =—. 1000.900 =3150 mm2Fy 400
Dipakai As min =3150 mm2
Dipakai tulangan AD25 =490,625 mm2
Jarak tulangan SAIM =J9W2M00O = mm ., 50 mmAspakai 1150
yte.D„i> 490,625.1000 „_n 2As baru = ^— = : = 3270,833 mm
S 150
Kontrol Mn :
As.Fy 490,625.400// = i— = = 43,978 mm
0,85./c'.6 0,85.35.1000
'*-<P2
Mn = As.Fy. = 3270,833.400. 90043,978
1177,480 kNm >Mu
T= 45,80 kNm OK
120
Sehinggauntuk tulangan dipakai D25 -150.
Perencanaan tulangan susut tumit sama dengan tulangan susut telapak.
Perencanaan tulangan Poor ditentukan dari perencanaan tulangan Telapak &
Tumit yang mempunyai jarak minimum yaitu Tulangan Pokok D25-85 mm
dan Tulangan Susut D19 -140 mm.
121
5.13.9 Mencari Momen Nominal ( Mn ) Maksimum Pada Tiang Pancang
1. Berdasarkan Pengangkatan.
a. Pengangkatan Tahap Pertama
Diangkat pada jarak0,25 Ldari ujung.(L= 12 m)
Mmax
1M max= — q- L , q = 0,4 x 0,4 x 24 = 3,84 kN/m
j>2
Mmax = — 3,84.122 =17,28kNm32
b. Pengangkatan Tahap Ke-2
Mmax=-q.L2 =-3,84.122 =69,12kNm8 8
2. Berdasarkan Pemancangan
Dari data tanah nilai Cu pada kedalaman pondasi tiang = 14,715 kN/m3
Cr = 0,5.Cu = 0,5.14,715 = 7,3575 kN/m3
Ho
225 777Ho= ' =14,108 kN
16
14,108
Cr.D 7,3575.0,4= 4,794
122
dengan e/D = 0 dan ujung atas tak ditahan.
Dari Gambar B-3 tiang pancang, Pedoman Perencanaan untuk Struktur
Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983 :
Mo
Cr.D2= 4
Mo = 4.Cr.D2 = 4.7,3575.0,42 = 4,709 kNm
/ =Ho 14,108
9.Cr.D 9.7,3575.0,4= 0,533 m
LI = f + l,5D = 0,533 +1,5.0,4 = 1,133 m
L2 = 2,2.L1 = 2,2.1,133 = 2,493m <Lsesungguhnya = 12 m= tiang panjang
Gambar 5.25 Simpangan dan momen lentur ujung atas tiang takditahan
12:
5.13.10 Perencanaan Penulangan Tiang Pancang
Momen dan beban rencana :
pn = pu =<mm =l420674kN<ft 0,65
Mn=Mv =69J12=] ^<ft 0,65
Mn 106,338.10' „„ „e = = - = 74,85 mm
Pn 1420,674
Ukuran tiang 400 mm x 400 mm dengan jumlah penulangan 1%.
Asp-p'= — - 0,01 dengan d' = 70 mm.
b.d
Ast = 0,01.400.330 = 1320 mm2
As = As' = !4Ast = 660 mm2
Dicoba dengan 3D19 pada masing-masing sisi kolom (As = 850,586 mm2)
„=«$£» =0.0064400.330
Pemeriksaan Pu terhadap beban seimbang :
d = 400 - 70 = 330 mm
(7.- 60033° =198600 + 400
(51 =0,85 - 0,008(35 - 30) = 0,81
cV = p\ .Cb = 0,81.198 = 160,4 mm
198 _ 7f)
ss'=- .0,003 = 0,0019 < f\tlEs198
fs'= Es.es'= 200000.0,0019 = 387,9 Mpa
Pub = (0,85.fc'.cb'.b + As'.fs'-As.fy)
= (0,85.35.160,4.400 +850,586.387,9. - 850,586.400)l0"
1898,468 kN > — = 1420,674 kN
Dengan demikian kolom akan mengalami patah tarik.
Memeriksa kekuatan penampang :
Termasuk patah tarik digunakan persamaan Whitney :
Pn = 0,85. fc'.b.de
V d j
e = e + d
I 2)= 74,85 +
+ .
f
( _Lf}V d j
330-400
mfy 400
0,85,/c' 0,85.35= 13,445
1--V dJ
204,85
330= 0,379
dj+ Imp
v
= 204,85 mm
—)dj
(
1-v 330
70= 0,788
Pn = 0,85.35.400.330 |o,379 +Vo^3 ,788J792+2.13,445.0,0064.0.
Pu= 3563,531 kN>— = 1420,674 kN OK
4
124
Perencanaan tulangan sengkang
Dengan menggunakan batang tulangan D10, jarak spasi sengkang ditentukan
nilai terkecil dari ketentuan-ketentuan berikut ini :
a. 16 x dimensi tulangan memanjang (D19) = 16 x 19 = 304 mm
b. 48 x dimensi tulangan sengkang (D10) = 48 x 10 = 480 mm
c. dimensi terkecil kolom = 400 mm
Jarak sengkang dipakai D10-300 mm
H = 400nim
P » *
8D19
_• II
B = 400 mm ,h 4
D10-300
Gambar 5.26 Gambar penulangan tiang pancang
125
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan struktur rangka jembatan dengan
metode AASHTO-LRFD 1994,maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Ada beberapa elemen yang mengalami tarik dan tekan. Maka elemen
harus direncanakan aman terhadap tarik dan harus aman juga terhadap
tekan serta aman terhadap blokgeser yang terjadi padajarak tertentu.
2. Batang atas sebagai batang tekan dan batang bawah sebagai batang tarik
semakin ketengah dimensinya semakin besar, batang diagonal dan
batang vertikal semakin ketengah dimensinya semakin kecil.
3. Defleksi dari struktur rangka jembatan di tengah bentang akibat beban
mati dan beban hidup memenuhi syarat.
4. Struktur bawah menggunakan Abutment tipe T terbalik dengan
menggunakan tiang pancang yang stabilitasnya telah didesain aman
terhadap guling dan geser .
I,: ^
127
6.2 Saran
Berdasarkan perhitungan pada tugas akhir ini, perencanaan jembatan tipe
Baltimore truss secara kelengkapan elemen struktur dapat dikatakan lengkap
namun secara fungsional kurang memadai, maka penulis menyarankan adanya
kelanjutan perencanaan berupa :
1. Dicoba profil lainnya untuk rangka utama seperti profil sayap lebar
(WF) agar didapat perbandingan yang lebih ekonomis.
2. Untuk struktur ikatan angin atas dicoba menggunakan bentuk struktur
lainnya.
3. Analisis keamanan struktur dari segi yang lebih khusus seperti gempa
dan banjir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Salmon, Charles G, 1992, STRUKTUR BAJA, DESAIN DAN PERILAKU,
jilid I dan II, Gramedia Pustaka Utama.
2. Richard M, Barker and Jay A, Puckett, 1997, DESIGN OF HIGHWAY
BRIDGES : Based on AASHTO-LRFD Bridge Design Spesifications, John
Willey and Son, Inc.
3. S.P. Bindra, 1992, PRINCIPLE AND PRACTICE OF BRIDGE
ENGGINEERING, Dhapat and Son, Inc, New Delhi.
4. Frederich S. Merrit, 1997, STRUCTURAL STEEL DESIGNERS
HANDBOOK, Mc Graw-Hill Book Company.
5. Akbar R. Tamboli, 1997, STEEL DESIGN HANDBOOK LRFD METHOD,
Mc Graw-Hill Book Company.
6. Ram Chandra, 1971, DESIGN OF STEEL STRUCTURE, Published by
Rajinder Kumar Jain.
7. Joseph E.Bowles, 1995, DESAIN BAJA KONSTRUKSI, Erlangga, Jakarta.
8. PADOSBAJAYO, 1992, PENGETAHUAN DASAR STRUKTUR BAJA.
9. -— , 1995, Manual of Steel Construction, AlSC.Inc
10. , 1995, Pedoman Praktik Kerja dan Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Sipil FTSP UII, Yogyakarta.
11. Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang, PT Gramedia, Jakarta.
12. Ir. Sudarmoko, M.Sc, PERENCANAAN STRUKTUR PELAT BETON
13. Kazuto Nakazawa, 1983, MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI,
Terjemahan PT. PRADNYA PARAMITA, JAKARTA.
14. Peck, Hanson, Thornburn, 1973, TEKNIK PONDASI, Terjemahan Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
15. Departemen Pekeijaan Umum, 1983, PEDOMAN PERENCANAAN UNTUK
STRUKTUR BETON BERTULANG BIASA DAN STRUKTUR TEMBOK
BERTULANG UNTUK GEDUNG.
16. M.J. Tomlinson, 1975, FOUNDATION DESIGN AND CONSTRUCTION.
17. Luwes Purwo Resmi dan Nanang Arifianto, 2002, Tugas Akhir Kontrol
Struktur Jembatan Rangka Baja Terpasang Terhadap Pembebanan AASHTO
1994, Jurusan Teknik Sipil UII, Yogyakarta.
18. Yuli Wasiati dan Retno, 2002, PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN
RANGKA BAJA TIPE ARCH BRLDGE DENGAN METODE AASHTO-
LRFD 1994.
Q
f^-
1.2
GARIS PENGARUH PADA BATANG 1
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 4.5 1.5 0.313
1 3 3 0.586
1 1.5 4.5 0.79
2 6 6 0.891
2 3 9 0.88
3 6 12 0.797
3 3 15 0.742
4 6 18 0.697
4 3 21 0.648
5 6 24 0.597
5 3 27 0.547
6 6 30 0.498
6 3 33 0.448
7 6 36 0.398
7 3 39 0.348
8 6 42 0.299
8 3 45 0.249
9 6 48 0.199
9 3 51 0.149
10 6 54 9.55E-03
10 3 57 9.78E-03
10 0 60 0
GARB PENGARUH BATANG t
)Y Ylhot Yno
4.3 4.3
5^ 145^ ^5145 ^ 145|4.3 4.3
I ' r145* 145^ 35^
-0.1
15 4.3 4.3
1 1 j1145 ^145 Y35
20 30 40
JARAK BENTANG (m)
50
9.3 N/mm
GARIS PENGARUH PADA BATANG 3
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 0.352
2 6 6 0.698
2 3 9 1.031
3 6 12 1.399
3 3 15 1.847
4 6 18 2.081
4 3 21 1.975
5 6 24 1.791
5 3 27 1.634
6 6 30 1.492
6 3 33 1.344
7 6 36 1.194
7 3 39 1.044
8 6 42 0.895
8 3 45 0.746
9 6 48 0.597
9 3 51 0.448
10 6 54 0.298
10 3 57 0.149
10 0 60 o
GARIS PENGARUH BATANG 3
11 9.3 N/mm
HOY Y110
4.3 4.3
145 > , 145,,<
,35
2.5 -145Y
4.3 4.3 15 4.3 4.3
Y35145T 35Y Y145 Y145
•1
515-s
Q
g 1-
0.5 -
0 -
,^•^.975/ 1.847 X 1 791
/ "X,1.634/1.399 '"^X^
"X 1.194*' 1.031 X 1.044
"X.n.895/ 0 698 X0.746
-v.0.597/O 352 X0.448
/ U^Z X0.298/ X0.149
c
D I I i , , -^ \J ,
10 20 30 40 50 60 70
JARAK BEHTAHG (m)
CN
O<CO
<Q<a.
xtr<ozLU
CL
CO
<
LU
z>_1
O(Nd
05
d 0.7130.892(O
NO
l^
-lD
^-C
On
cO
CO
fslM
Wi-r-T
-io
oco
om
om
om
om
om
om
o
dd
dd
dd
dd
dd
dd
dd
dd5.03E-02
0
LU
oz<HCO
Q
°2
cos*
mtM
ifico
T-^
No
nto
ro
cM
mo
oT
-t
u,T
-T
-r-cM
rg
iN
nco
(o
co
it^
fm
in
N-
Om
co
zo1CO
-5
CO
*>CO
T—
CO
CD
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CD
CO
CO
CO
CO
CO
o
UJ
LL
T—
T~
-t-
CN
cN
(o
nT
r'!
fm
intti(
DN
Ko
oco
o)C
»°
oo
-L_X
lv
niq
uo
oIT)
*s
OCN
GARIS PENGARUH PADA BATANG 4
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 0.35
2 6 6 0.697
2 3 9 1.039
3 6 12 1.395
3 3 15 1.778
4 6 18 2.083
4 3 21 2.049
5 6 24 1.8
5 3 27 1.632
6 6 30 1.498
6 3 33 1.351
7 6 36 1.199
7 3 39 1.049
8 6 42 0.899
8 3 45 0.749
9 6 48 0.6
9 3 51 0.45
10 6 54 0.3
10 3 57 0.15
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 4
1.2 9.3 N/mm
HOY Y110
4.3 4.3
145^ I45J, J35
2.5
4.3 4.3 15 4.3 4.3
145Y 145Y 35Y • 145 Y145 Y35
2 -: «2.049
/1.778 X18
i—
<z
1.5/l395
XJ632X^l.498
X1351Qa.o 1 - / 1.039
Xl 1.-B9X^l.049
^0.899
0.5 -
¥ 0.697
0.35
X0749
XO-6X^O.45
X^O.3
0 *-Q--XO.-5
0 10 20 30 40 50 60 7
JARAK BENTANG (m)
GARIS PENGARUH PADA BATANG 5
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 0.25
2 6 6 0.499
2 3 9 0.748
3 6 12 0.998
3 3 15 1.25
4 6 18 1.497
4 3 21 1.73
5 6 24 1.998
5 3 27 2.347
6 6 30 2.481
6 3 33 2.275
7 6 36 1.992
7 3 39 1.735
8 6 42 1.493
8 3 45 1.245
9 6 48 0.996
9 3 51 0.746
10 6 54 0.498
10 3 57 0.249
10 0 60 o
GARIS PENGARUH BATANG 5
1.29.3 N/mm
HOY Y110
4.3 4.3
145 | 14sJ, ,35
3
4.3 4.3 15 4.3 4.3
145Y 145Y 35Y Y145 Y145 Y35
2.5 i
r ^Ho 275
2 /\ .998 \l .992< XX73 XI .735
o 1.5 , Vl.497 X. 1.493a:n X25 X. 1.245
1 '0.998 ^Xo.gge^6.748 X0.746
0.5 -
''0.25X0.498
X0.249
0 »^& -V-0-
50 60 700 10 20 30 40
JARAK BENTANG(m)
GARIS PENGARUH PADA BATANG 11
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 4.5 1.5 -0.377
1 3 3 -0.763
1 1.5 4.5 -1.082
2 6 6 -1.259
2 3 9 -1.256
3 6 12 -1.126
3 3 15 -1.048
4 6 18 -0.985
4 3 21 -0.916
5 6 24 -0.844
5 3 27 -0.774
6 6 30 -0.704
6 3 33 -0.633
7 6 36 -0.563
7 3 39 -0.493
8 6 42 -0.422
8 3 45 -0.352
9 6 48 -0.281
9 3 51 -0.211
10 6 54 -0.141
10 3 57 -7.04E-02
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 11
JARAK BENTANG (m)
9.3 N/mm
70
Qeco
GARIS PENGARUH PADA BATANG 12
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 4.5 1.5 0.282
1 3 3 0.611
1 1.5 4.5 0.879
2 6 6 0.981
2 4.5 7.5 0.831
2 3 9 0.524
3 6 12 5.29E-03
3 3 15 -4.47E-02
4 6 18 6.19E-04
4 3 21 8.51 E-03
5 6 24 1.95E-03
6 6 30 1.54E-03
6 1.5 34.5 1 39E-03
7 6 36 1.26E-03
8 6 42 9.40E-04
8 1.5 46.5 7.07E-04
9 6 48 6.27E-04
9 1.5 52.5 3.92E-04
10 1.5 58.5 7.85E-05
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 12
15 4.3 4.3
IT145Y 14?
30 40
JARAK BENTANG (m)
50
9.3 N/mm
70
1.2
1
0.8
0.6
5 04oco
0.2
0 «.--e-
6-0.2 -
-0.4
GARIS PENGARUH PADA BATANG 13
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 -0.168
2 6 6 -0.129
2 3 9 0.495
3 6 12 1.1
3 3 15 1.104
4 6 18 0.973
4 3 21 0.893
5 6 24 0.832
5 3 27 0.764
6 6 30 0.693
6 3 33 0.624
7 6 36 0.554
7 3 39 0.485
8 6 42 0.416
8 3 45 0.347
9 6 48 0.277
9 3 51 0.208
10 6 54 0.139
10 3 57 6.93E-02
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 13
1.2
0Y YlHOY YllO
4.3 4.3
145
4.3 4.3
4. 145J.4.3
Y145 Y145 Y 35
* "t.1». 1.104
35
15 4.3 4.3
145Y 145Y 35Y
» 0.973
0.495
0.893
'X 0.832X. 0.764
''*. 0.693"" « ,0.624
X. 0.554» 0.485
» 0.416
, 0.347
X 0-277
9.3 N/mm
0.208
•«. 0.139
S0.«•..-0.168
20 30 40
JARAK BENTANG (m)
50
6.93E-02
'--•--e—
60 70
0.02
0.015
-0.005
-0.01
GARIS PENGARUH PADA BATANG 14
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 7.85E-04
2 6 6 5.20E-04
2 3 9 1.61E-02
3 6 12 1.59E-02
3 3 15 1.57E-02
4 6 18 -1.01E-03
4 3 21 -5.44E-03
5 6 24 2.00E-03
5 3 27 -2.90E-04
6 6 30 1.11 E-03
6 3 33 1.23E-03
7 6 36 9.85E-04
7 3 39 7.88E-04
8 6 42 7.26E-04
8 3 45 6.15E-04
9 6 48 4.87E-04
9 3 51 3.63E-04
10 6 54 2.43E-04
10 3 57 1.22E-04
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 14
1.2
HOY YllO
4.3 4.:
I45y 145,,
4.3 4.3
35
Y145 Y145 Y35
15 4.3 4.3
12145Y 14$
JARAK BENTANG (m)
9,3 N/mm
70
oan
O
GARIS PENGARUH PADA BATANG 15
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 5.77E-02
2 6 6 0.141
2 3 9 0.273
2 0 12 0.269
3 4.5 13.5 4.54E-02
3 3 15 -0.337
3 1.5 16.5 -0.724
4 6 18 -0.957
4 3 21 -0.975
5 6 24 -0.836
5 3 27 -0.753
6 6 30 -0.695
6 3 33 -0.627
7 6 36 -0.556
7 3 39 -0.487
8 6 42 -0.417
8 3 45 -0.348
9 6 48 -0.278
9 3 51 -0.209
10 6 54 -0.139
10 3 57 -6.96E-02
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 15
9.3 N/mm
JARAK BENTANG (m)
70
GARIS PENGARUH PADA BATANG 16
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 8.35E-03
1 1.5 4.5 7.26E-03
2 3 9 -4.86E-02
2 1.5 10.5 -4.79E-02
3 6 12 3.05E-03
3 3 15 0.532
3 1.5 16.5 0.838
4 6 18 0.975
4 4.5 19.5 0.838
4 3 21 0.532
5 6 24 3.03E-03
5 3 27 -4.85E-02
5 0 30 -1.56E-03
6 6 30 -1.56E-03
6 3 33 6.74E-03
7 6 36 1.33E-04
7 0 42 1.27E-05
8 3 45 1.59E-04
8 0 48 3.20E-05
9 0 54 1.46E-05
10 3 57 1.08E-05
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 16
9.3 N/mm
Z
oa.o
GARIS PENGARUH PADA BATANG 17
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0.000
1 3 3 -0.072
2 6 6 -0.139
2 3 9 -0.197
3 6 12 -0.279
3 3 15 -0.419
4 4.5 19.5 -0.167
4 3 21 0.219
4 1.5 22.5 0.602
5 6 24 0.825
5 4.5 25.5 0.863
5 3 27 0.830
5 1.5 28.5 0.763
6 6 30 0.698
6 3 33 0.618
7 6 36 0.556
7 3 39 0.488
8 6 42 0.417
8 3 45 0.347
9 6 48 0.278
9 3 51 0.209
10 6 54 0.139
10 3 57 0.070
10 0 60 0.000
GARIS PENGARUH BATANG 17
9.3 N/mm
GARIS PENGARUH PADA BATANG 18
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 3.40E-04
2 6 6 -4.66E-05
2 3 9 -1.60E-03
3 6 12 5.78E-04
3 3 15 -6.90E-03
3 1.5 16.5 -1.00E-02
4 6 18 -2.72E-03
4 3 21 1.33E-02
5 6 24 1.42E-02
5 3 27 1.33E-02
6 6 30 -2.73E-03
6 3 33 -6.93E-03
7 3 39 -1.63E-03
7 0 42 -9.71 E-05
9 6 48 2.25E-05
10 6 54 2.97E-06
10 0 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 18
1.2
0Y YlHOY YHO
4.3 4.3
4 145| J35I45
4.3 4.3
JARAK BENTANG (m)
9,3 N/mm
70
GARIS PENGARUH PADA BATANG 19
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0.000
1 3 3 0.069
2 6 6 0.139
2 3 9 0.210
3 6 12 0.278
3 3 15 0.340
4 6 18 0.420
4 3 21 0.552
5 6 24 0.547
5 3 27 -0.059
6 6 30 -0.679
6 3 33 -0.697
7 6 36 -0.557
7 3 39 -0.475
8 6 42 -0.417
8 3 45 -0.349
9 6 48 -0.278
9 3 51 -0.208
10 6 54 -0.139
10 3 57 -0.070
10 0 60 0.000
GARIS PENGARUH BATANG 19
JARAK BENTANG (m)
9.3 N/mm
70
1.2
1
0.8
< 0.6
5
O 0.4
0.2 -
GARIS PENGARUH PADA BATANG 20
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 1.58E-04
2 6 6 -2.58E-05
2 3 9 -9.03E-04
3 6 12 7.62E-05
3 3 15 6.68E-03
4 6 18 -1.63E-03
4 3 21 -4.86E-02
5 6 24 2.94E-03
5 3 27 0.532
6 6 30 0.975
6 3 33 0.532
7 6 36 2.94E-03
7 3 39 -4.86E-02
8 6 42 -1.63E-03
8 3 45 6.68E-03
9 6 48 7.62E-05
9 3 51 -9.03E-04
10 6 54 -2.58E-05
10 3 57 1.58E-04
10 o 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 20
9.3 N/mm
15 4.3 4.3
145Y 145* 35Y
0 ' 0 « 1.g>E(MESmOB-
0 10
-0.2 -
30 40
JARAK BENTANG (m)
70
GARIS PENGARUH PADA BATANG 30
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0
1 3 3 -0.383
2 6 6 -0.801
2 3 9 -1.285
3 6 12 -1.583
3 3 15 -1.536
4 6 18 -1.392
4 3 21 -1.285
5 6 24 -1.191
5 3 27 -1.093
6 6 30 -0.993
6 3 33 -0.894
7 6 36 -0.794
7 3 39 -0.695
8 6 42 -0.596
8 3 45 -0.496
9 6 48 -0.397
9 3 51 -0.298
10 6 54 -0.199
10 3 57 -9.93E-02
10 o 60 0
GARIS PENGARUH BATANG 30
9.3 N/mm
HOY Y110
4.3 4.3
145 J/ 14s| J^354.3 4.3 15 4.3 4.3
Y145 Y145 Y 35 145Y 145Y 35' '
0 * -e—
1—
<z
Qoro
-0.2 A-0.4 \-0.6
-0.8
-1
-1.2 -
-1.4 -
10 20 30 40 50 _<S*^tjr<0.298
-0.383 J»-^0.397\ ^••' 0.496\ JK<0.596\ j»-<0.695\ -0.801 ^"^0.794\ ^^0.894
\ JK<1.093\ ^*^1.®1^ -1.285 JK<1.285\ J^l.392
-1.6 - V^536-1.8 JARAK BENTANG (m)
WlE-0270
GARIS PENGARUH PADA BATANG 31
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0.000
1 3 3 -0.390
2 6 6 -0.798
2 3 9 -1.242
3 6 12 -1.588
3 3 15 -1.588
4 6 18 -1.404
4 3 21 -1.289
5 6 24 -1.200
5 3 27 -1.102
6 6 30 -1.000
6 3 33 -0.900
7 6 36 -0.800
7 3 39 -0.700
8 6 42 -0.600
8 3 45 -0.500
9 6 48 -0.400
9 3 51 -0.300
10 6 54 -0.200
10 3 57 -0.100
10 0 60 0.000
GARIS PENGARUH BATANG 31
1.2
10Y YIHOY Y110
4.3 4.3
145
4.3 4.3
|< 145J, |34.3
Y145 Y145 Y 35
15 4.3 4.3
145Y 145Y 35Y
o.ooo y9^90^-0.200 $\ 10-0.400 -
-0.600
Z -0.800
a: -1.000o
-1.200
-1.400
-1.600
-1.800 JARAK BENTANG (m)
9.3 N/mm
70
CN
CO
oZ<CQ
<Q<I=>
or
<ozLU
0_
CO
or
<
LU
_l
oOO
CD
CD
CD
CD
CN
m
OoCD
CD
CD
00
ooCO
"3"
CO
v-
CO
CO
co
CDCO
CN
CM
CD
CD
mcn
-<r-*r
CO
CD
CD
CD
h~
mco
t-
mCD
CD
CO
CD
CD
m
CO
CD
CO
92o
CD
o•«-
O
2O
OO
iip
11
T-1
CM
CMi
CNi
ii
ii
,O
19
oo
19
d
LU
oz<1—
OCO
CD
CD
CN
mCO
CN
CN
CN
OCO
CO
CD
CD
CN
co
co
co
^r
mCO
ins
h-
Om
cd
CO
QZo<CD
CO
CD
CO
CO
CO
CD
CO
CD
CO
CD
CO
CD
CO
CD
co
CD
co
CD
CO
o
CO
LU
LL
T—
t-
CM
CN
CO
CO
•tf"tf
in
mCD
CD
h-
r^
00
CO
CD
CD
oT—
oo
"C
f-*
LV
NIQ
HO
GARIS PENGARUH PADA BATANG 33
FRAME STATION DISTANCE VALUE
1 6 0 0.000
1 3 3 -0.299
2 6 6 -0.597
2 3 9 -0.897
3 6 12 -1.195
3 3 15 -1.488
4 6 18 -1.794
4 3 21 -2.138
5 6 24 -2.384
5 3 27 -2.285
6 6 30 -2.001
6 3 33 -1.787
7 6 36 -1.597
7 3 39 -1.400
8 6 42 -1.198
8 3 45 -0.998
9 6 48 -0.799
9 3 51 -0.599
10 6 54 -0.399
10 3 57 -0.200
10 0 60 0.000
GARIS PENGARUH BATANG 33
4.3 4.3
1.2
HOY YHO
4.3 4.3
i| i45| J,:15
Y145 Y145 Y 35 145
4.3 4.3
Y 145* 35Y
JARAKBENTANG(m)
9.3 N/mm
o^s&e
6500 70
0.399
GAYA BATANG 1
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.586 145 84.970
Y2 0.893 145 129.485
Y3 0.796 35 27.860
Y4 0.536 145 77.720
Y5 0.448 145 64.960
Y6 0.378 35 13.230
£P = 398.225
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.790 145 114.550
Y2 0.892 145 129.340
Y3 0.785 35 27.475
IP= 271.365
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.894 110 98.340
Y2 0.890 110 97.900
IP = 196.240
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 3.124 9.3 29.053
2 20.115 9.3 187.070
IP= 216.123
GAYA BATANG 2
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.789 145 114.4050
Y2 0.943 145 136.7350
Y3 0.750 35 26.2500
Y4 0.487 145 70.6150
Y5 0.392 145 56.8400
Y6 0.302 35 10.5700
£P= 415.4150
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.892 145 129.340
Y2 0.860 145 124.700
Y3 0.739 35 25.865
IP = 279.905
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.926 110 101.860
Y2 0.956 110 105.160
IP = 207.020
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 4.302 9.3 40.009
2 23.900 9.3 222.270
IP = 262.279
GAYA BATANG 3
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.989 145 143.405
Y2 0.578 145 83.810
Y3 2.081 35 72.835
Y4 1.194 145 173.130
Y5 0.895 145 129.775
Y6 0.643 35 22.505
IP = 625.460
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 1.620 145 234.900
Y2 2.081 145 301.745
Y3 1.791 35 62.685
IP = 599.330
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 2.080 110 228.800
Y2 1.994 110 219.340
IP= 448.140
Gaya batang karena pengaruh beban merata
No Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 18.729 9.3 174.180
2 44.742 9.3 416.101
IP = 590.280
GAYA BATANG 4
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.857 145 124.265
Y2 1.496 145 216.920
Y3 2.083 35 72.905
Y4 1.199 145 173.855
Y5 1.899 145 275.355
Y6 0.687 35 24.045
IP = 887.345
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 1.778 145 257.810
Y2 2.083 145 302.035
Y3 1.940 35 67.900
IP = 627.745
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 2.083 110 229.130
Y2 2.085 110 229.350
IP = 458.480
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 18.747 9.3 174.347
2 47.785 9.3 444.401
IP= 618.748
GAYA BATANG 5
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 1.674 145 242.730
Y2 2.233 145 323.785
Y3 2.481 35 86.835
Y4 0.896 145 129.920
Y5 0.498 145 72.210
Y6 0.002 35 0.070
IP = 855.550
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 2.476 145 359.020
Y2 2.275 145 329.875
Y3 1.892 35 66.220
IP= 755.115
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 2.476 110 272.360
Y2 2.474 110 272.140
IP = 544.500
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 37.215 9.3 346.100
2 37.215 9.3 346.100
IP= 692.199
GAYA BATANG 11
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -1.259 145 -182.555
Y2 -1.126 145 -163.270
Y3 -1.002 35 -35.070
Y4 -0.595 145 -86.275
Y5 -0.472 145 -68.440
Y6 -0.352 35 -12.320
IP= -547.930
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -1.094 145 -158.630
Y2 -1.126 145 -163.270
Y3 -1.010 35 -35.350
IP= -357.250
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -1.266 110 -139.260
Y2 -1.259 110 -138.490
IP = -277.750
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)1 -3.777 9.3 -35.126
2 -33.993 9.3 -316.135
IP = -351.261
GAYA BATANG 12
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.327 145 47.415
Y2 0.981 145 142.245
Y3 0.416 35 14.560
Y4 0.000015 145 0.002175
Y5 0.000001 145 0.000145
Y6 1.2E-06 35 0.000042
IP = 204.223
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.146 145 21.170
Y2 0.981 145 142.245
Y3 0.125 35 4.375
IP= 167.790
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.861 110 94.710
Y2 0.734 110 80.740
IP= 175.450
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 3.924 9.3 36.4932
2 1.962 9.3 18.2466
IP= 54.7398
GAYA BATANG 13
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -0.129 145 -18.705
Y2 1.102 145 159.790
Y3 0.997 35 34.895
Y4 0.576 145 83.520
Y5 0.465 145 67.425
Y6 0.347 35 12.145
IP= 339.070
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 1.076 145 156.020
Y2 0.927 145 134.415
Y3 0.812 35 28.420
IP= 318.855
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 1.100 110 121.000
Y2 1.113 110 122.430
IP= 243.430
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 2.200 9.3 20.460
2 27.500 9.3 255.750
IP= 276.210
GAYA BATANG 14
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.0070 145 1.01500
Y2 0.0160 145 2.82000
Y3 0.0120 35 0.42000
Y4 0.0010 145 0.14500
Y5 0.0003 145 0.04350
Y6 0.0002 35 0.00735
IP = 4.45085
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.014 145 2.030
Y2 0.015 145 2.175
Y3 0.016 35 0.560
IP = 4.765
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.016 110 1.760
Y2 0.015 110 1.650
IP= 3.410
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)1 0.225 9.3 2.093
2 0.045 9.3 0.419
IP= 2.511
GAYA BATANG 15
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -0.337 145 -48.865
Y2 -0.975 145 -141.375
Y3 -0.742 35 -25.970
Y4 -0.406 145 -58.870
Y5 -0.278 145 -40.310
Y6 -0.198 35 -6.930
IP= -322.320
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -0.727 145 -105.415
Y2 -0.975 145 -141.375
Y3 -0.753 35 -26.355
IP= -273.145
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -0.968 110 -106.480
Y2 -0.970 110 -106.700
IP= -213.180
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 -3.360 9.3 -31.248
2 -19.200 9.3 -178.560
IP= -209.808
GAYA BATANG 16
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.471 145 68.2950
Y2 0.975 145 141.3750
Y3 0.392 35 13.7200
Y4 0.000013 145 0.0019
Y5 0.000032 145 0.0046
Y6 0.000026 35 0.0009
IP =223.3974
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.217 145 31.465
Y2 0.975 145 141.375
Y3 0.204 35 7.140
IP= 179.980
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.884 110 97.240
Y2 0.964 110 106.040
IP= 203.280
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 5.85 9.3 54.405
IP= 54.405
GAYA BATANG 17
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.219 145 31.755
Y2 0.863 145 125.135
Y3 0.682 35 23.870
Y4 0.273 145 39.585
Y5 0.139 145 20.155
Y6 0.007 35 0.245
IP = 240.745
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.781 145 113.245
Y2 0.771 145 111.795
Y3 0.421 35 14.735
IP= 239.775
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.856 110 94.160
Y2 0.860 110 94.600
IP= 188.760
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 17.260 9.3 160.518
IP= 160.518
GAYA BATANG 18
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.01300 145 1.8850
Y2 0.01400 145 2.0300
Y3 0 35 0.0000
Y4 0.00024 145 0.0348
Y5 0.00023 145 0.0334
Y6 0 35 0.0000
IP= 3.9832
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.013 145 1.885
Y2 0.012 145 1.740
Y3 0.002 35 0.070
IP = 3.695
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.013 110 1.430
Y2 0.013 110 1.430
IP = 2.860
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 0.1400 9.3 1.302
2 0.0004 9.3 0.004
IP= 1.306
GAYA BATANG 19
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -0.679 145 -98.455
Y2 -0.664 145 -96.28
Y3 -0.475 35 -16.625
Y4 -0.069 145 -10.005
Y5 0 145 0
Y6 0 35 0
IP= -221.365
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -0.679 145 -98.455
Y2 -0.664 145 -96.280
Y3 -0.475 35 -16.625
IP= -211.360
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -0.680 110 -74.800
Y2 -0.697 110 -76.670
IP= -151.470
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 -12.24 9.3 -113.832
IP= -113.832
GAYA BATANG 20
Gaya batang karena beban Axle lane design
Yi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.42100 145 61.04500
Y2 0.97500 145 141.37500
Y3 0.53200 35 18.62000
Y4 0 145 0.00000
Y5 0.00015 145 0.02175
Y6 0.00001 35 0.00035
IP= 221.06210
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 0.215 145 31.175
Y2 0.975 145 141.375
Y3 0.340 35 11.900
IP= 184.45
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 0.868 110 95.480
Y2 0.960 110 105.600
IP= 201.080
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 4.875 9.3 45.338
IP= 45.338
GAYA BATANG 30
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -0.428 145 -62.060
Y2 -1.285 145 -186.325
Y3 -1.536 35 -53.760
Y4 -0.876 145 -127.020
Y5 -0.695 145 -100.775
Y6 -0.596 35 -20.860
IP= -550.800
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -1.285 145 -186.325
Y2 -1.572 145 -227.940
Y3 -1.392 35 -48.720
IP= -462.985
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -1.580 110 -173.800
Y2 -1.575 110 -173.250
IP = -347.050
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)1 -9.498 9.3 -88.331
2 -37.992 9.3 -353.326
IP= -441.657
GAYA BATANG 31
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -0.421 145 -61.045
Y2 -1.242 145 -180.090
Y3 -1.508 35 -52.780
Y4 -0.876 145 -127.020
Y5 -0.695 145 -100.775
Y6 -0.582 35 -20.370
IP= -542.080
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -1.242 145 -180.090
Y2 -1.386 145 -200.970
Y3 -1.289 35 -45.115
IP= -426.175
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -1.568 110 -172.480
Y2 -1.562 110 -171.820
IP= -344.300
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 -9.728 9.3 -90.470
2 -38.952 9.3 -362.254
IP= -452.724
GAYA BATANG 32
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -0.725 145 -105.125
Y2 -1.986 145 -287.970
Y3 -1.807 35 -63.245
Y4 -1.394 145 -202.130
Y5 -0.995 145 -144.275
Y6 -0.624 35 -21.840
IP= -825.585
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -1.800 145 -261.000
Y2 -2.364 145 -342.780
Y3 -1.785 35 -62.475
IP= -666.255
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -2.260 110 -248.600
Y2 -2.382 110 -262.020
IP= -510.620
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 -29.787 9.3 -277.019
2 -41.703 9.3 -387.838
IP = -664.857
GAYA BATANG 33
Gaya batang karena beban Axle lane designYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)
Y1 -0.693 145 -100.485
Y2 -1.488 145 -215.760
Y3 -1.794 35 -62.790
Y4 -1.407 145 -204.015
Y5 -1.186 145 -171.970
Y6 -0.799 35 -27.965
IP= -782.985
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Truck DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -1.786 145 -258.970
Y2 -2.384 145 -345.680
Y3 -2.001 35 -70.035
IP= -674.685
Gaya batang karena pengaruh beban Axle dari Tandem DesignYi Ordinat Beban Axle (kN) Gaya Batang (kN)Y1 -2.380 110 -261.800
Y2 -2.382 110 -262.020
IP= -523.820
Gaya batang karena pengaruh beban merataNo Luas Beban Merata (kN/m) Gaya Batang (kN)
1 -29.800 9.3 -277.140
2 -41.720 9.3 -387.996
IP= -665.136
c3
=^
£]
Cr\
W1
4x
15
9W
14
x1
59
W1
4x
17
6W
14
x1
76
W1
4x
17
6W
14
x1
76
W1
4x
15
9W
14
x1
59
W14
x120
W14
x120
W14
x132
W14
x132
W14
x145
W14
x145
W14
x132
W14
x132
W14
x120
W14
x120
10
x6
00
0
GA
MB
AR
PR
OF
ILB
AT
AN
GR
AN
GK
AU
TA
MA
40
00
GA
MB
AR
PR
OF
ILB
AT
AN
GR
AN
GK
AA
NG
INA
TA
S
GA
MB
AR
PR
OF
ILB
AT
AN
GR
AN
GK
AA
NG
INB
AW
AH
J
-3147,181
-3209,093
-4729,116
-4820,435
-4820,435
-4729,116
1885,084
2088,517
4087,856
4654,274
5075,800
5075,800
4654,274
10x6000
GA
MB
AR
GA
YA
-GA
YA
BA
TA
NG
-3209,093
-3147,181
6000
4087,856
2088,517
1885,084
SA
P2
00
0v
7.4
2-
Fil
e:an
gin
ata
s(u
nlo
aded
)-
X-Z
Pla
ne
@Y
=2
-K
N-m
Uni
ts
~tl
£.-
JlV
OIZ
.U
J./I
j52
_63
jLL
\jf
cL
JiL
.jS
L.
_42_
_za_
XL
•\
^
XM
f
SA
P20
00v7
.42
-F
ile:
angi
nba
wah
(unl
oade
d)-
X-Z
Pla
ne@
Y=
2-
KN
-mU
nits
!min
oo
00
00
00
mv
f•v
tv
tc-
O,
,r~
r-
CN
^_
&•
ON
ON
ir,
Ov
•vt_
oC
Nv
trn
rn
vn
mv
tv
nv
O0
0<
~i
r->
<~
.O
vi
O-
<Jv
(J-
u~
ir,
Cjv
oo
VO
O0
0o
o•*
vO
vO
r--
r-
ivn
vt
Ov
Ov
Dv
tC
Ir-
o<~>
rv
vn
r-i
nv
Os
CI
nv
rn
LU
o-
v_
/v
tv
ti-~
(J*r--
i~-
Or--
to
VD
i/j
m*
•*
mm
ir,
mO
vO
Orn
oo
rn
oo
mv
oc-
mi
Ov
t•vt
oo
1
Sv
O0
0C
No
Ov
o-
Cl
oo
oo
oo
—•*r
o.
or--
r-~o
nOv
nr^
-o
CI
00
oo
cl
oo
OO
,,
,,
,C
|r-
c-
<-i
__
_,
LU
o<
_»
(_<
O0
00
CI
!•—t—
vt
-—
rn
00
oo
—r-
—"
^t
rt
•*r^
CN
Ov
ov
.i
CI
mC
IC
Nr-~
00
r'-t
vD
vn
om
,m
cl
r-i
on
oo
n\
o•vt
•1
11
1
CNt
CI
mi
mC
-lv
t1v
tC
IC
N•
irn
rni
vt
m
c75o
vt
vt
vt
vt
vt
Vt
mv
tm
vt
•*m
'q-
in
-*•T
t»
/",t
ir,
Tt
•*ir.
•^t1
-v
tv
tiT
iv
tin
Tf
vt
m•vt
mi
vt
vt
mi
vt
mi
vt
vt
mi
mi
in
vt
vt
mi
vt
•vt
•vt
CN
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
UJ
1
UJ
1
UJ
UJ
UJ
LU
UJ
LU
WU
Ji
UJ
i
UJ
UJ
i
UJ
1
LU
•
UJ
1
UJ
1
UJ
i
LU
ujLij
LU
ujW
1
UJ
i
LU
i
UJ
irjin
lij[ij
frji
rrjll'l
IIIL
UC
LS
vO
vt
vf
vt
>—
'l~
-rn
1-
^O
i/,
l~-
F—
«•*
T™
•*
.—
o•vt
CN
nO
—1
oo
c-
rn
vn
Ov
CI
mO
vC
NC
4rn
mC
IO
VC
IC
Ir-
r-
P—
-cl
—•
—m
vD
mm
^~
mm
rn
r)
r-.
—\D
rn
r^*
,—
,:
00
•vt
,<
Nv
nC
NO
v1
CI
<N
vt
00
i"T
ci
Ov'
IT
)C
N•v
tO
v
Ov
t(^
ci
CN
CN
C4
CN
mv
t'
''
in
•vti
mC
I1
CI
C-l
iC
-lm
vt
•i
iC
l
00
ev
tv
tv
O•v
tv
tv
t^
rin
vt
•vtv
tv
tt-~
Tf
Tt
Tt
•sto
•^tT
t•^
Tt
in.
•vtv
tv
t•vt
l/~:
vt
vt
vt
•vtin
,^
tv
t•vt
vt
VO
vt
vt
vt
•vtin
•vt
vt
vt
vt
vt
vt
^3
-
Q.
rn
UJ
UJ
UJ
UJL
UU
JU
JU
JUJ
LU
UJ
UJ
UJ
1
UJ
•
UJ
UJ
w1
i
LU
UJ
i
LU
i
LU
wL
UU
Juj
1
UJ
i
UJ
UJ
UJ
UJ
ujU
JL
U1
LU
Wuj
t
UJ
ujW
i
UJ
rn
IUi
[ij1
mfr'l
I
IT]
IrjIII
llj
CO-
>0
0u
vv
tv
tv
U0
0(J
-m
CN
^t
1/i
l/l
CN
CN
•*V
iIT
)v
Oi/,
r~
rn
vt
t~
rn
in
Ov.
Ov
m,
c-
vt
rn
00
vt
vn
Ov
r~
r-
1!
rn
—in
—C
Nm
—
oo
r-
Mrr)
—'
"T
—rj
vO
vD
i/>m
vt
r-
i/.
vOm
vt
mrn
•f>,
,rn
—C
lO
v,
[ci
CI
Oci
00
ci
<-i
vt
ci
CN
~
i/-i•
•<r
rn
CI
vO
ii
vt
rn
11
r^y
•'
C-
1C
I•—
'I
1rn
i
"l
rn
vO
ov
OO
o—
o-
Ov
,—
,--.
OO
N0
0V
OM
0•^t
rn
rn
vO
vD
vO
rn
m^
^,
,„_
00
oo
c^
rn
r-
r-
c-
Ov
Ov
Ov
r~>
r->O
vO
v.—
ir-i
rv
cv
to
-(N
•sti-
-l/l
VD
00
o>
/>rn
00
'o
r^
^r
CN
o^
->
rn
Ov.
r-~ir
>v
O(SO
oo
vO
m,
r-~O
vo
00
vn
in
r-
OO
vn
r-
Ov
CI
r-i
Uv
t(J
i_
Jv
Urn
l-~O
O•^t
--•
r-
'—
'T
•—
'r~
Ov
rn
r~-
Ov
i/i
-—
nn
Ov
vO
CN
mi
Ov
vO
CN
00
Ov
CN
vo
Om
iin
ov
OC
Jr-
vt
r-~
p>
00
r-
—o
©C
Nv
tm
0r-~
U",
\o
.—1
oo
r--
oO
00
vO
,—
.—
(N
r-
vD
rn
vt
oo
OV
c-
oo
_o
00
,,
r~-
OO
Ov
oo
vn
r~-
^r>
oo
r-Jr-i
vf
VU
vo
vD
oo
00
CJV
O^
oy
v0
00
0o
OV
Om
rn
oO
N.—
i—
•in
t-
vO
c-
r-
in
in
vt
c~
r—
.r-
c-
m>
in
vt
vn
-n
vn
vn
-n
oEi
vt
1^1
11
'
rg
ii
CN
rn
mi
CI
iC
4m
rn
CN
CN
CN
1
t
iC
Irn
CIi
•C
l
cC3
zo
in
mm
vD
Om
rn
ir,
vO
OIT
;rn
LT
)'-O
ol/^
*rn
ir.
\Do
ia.
rn
m.
vO
ou
nrn
in
-o
o*
r>m
mi
vO
Oin
.m
m,
vO
oin
rn
mi
VO
©m
irn
mi
vO
T3
o—
•vt•—
•vt
Tt
—1
rr
—•v
t—
•vt
—•vt
—i
vt
_v
t^
^v
t03>
>c3SO
<
>-
03
C/T
1/3
<L>
^C
O0
3C
QC
Qpa
PF
°pa
pa0
3£P
pa3
03
03
03C
Doq
03£Q
03
03pa
03p
a§s
sC
Q0
3o
aC
QC
QS
oa(£,5
ffloa
parfl
03
oaC
Q1
CQQ
ppa
0)
X)
03
rvia
>.^
£^
2^
2>•
22
§2
§S
25
22
22
22
22
22
5??
?2
22
2?
22
^2
22
?y
2"P
*;
>-1
uu
Oo
Oo
Oo
Oo
Oo
oo
oO
Oo
OO
oo
Oo
oO
oo
od
oO
oo
oo
oo
Oo
oo
oO
oO
oo
oo
HC
Ju
Uu
uo
uu
uu
ou
uu
uu
Uu
uU
uu
UU
uu
ou
uu
uu
uu
Uu
uC
Ju
uu
oC
Ju
uu
CJ
uC
Ju
it!S3
H
c1)
S-
aLU
--
--
CN
CN
CN
Cl
ci
mm
rn
rn
mT
tT
Tt
^t
^t
in
ir.
mm
.IT
)v
Ov
Dv
DV
DvO
t-
r-
t--
c-
r^
00
00
oo
00
00
Ov
Ov
Ov
ov
Ov
oo
oo
o
Tab
el5.
10K
ombi
nasi
Beb
anR
angk
aU
tam
aB
erda
sark
anM
etod
eA
ASH
TO-L
RF
D19
94P
u(K
N)
No
Btg
1=
10
2=
9
3=
8
DC
72
9.6
16
9
73
4.7
85
8
4=
7
5=
6
11
=2
9
12
=2
8
17
02
.63
46
17
05
.98
08
20
29
.14
60
-11
66
.58
65
20
1.1
78
1
B.J
alu
r
61
4.3
47
7
67
7.6
93
9
12
15
.74
03
15
05
.09
26
15
47
.74
90
-89
9.1
91
0
25
8.9
63
8
BR
Ra
-48
.75
G.
An
gin
WL
77
.27
99
20
1.9
24
4
29
8.4
07
0
36
2.6
11
9
39
4.7
17
3
WS
53
.73
5
14
0.4
05
0
0
20
7.4
93
25
2.1
36
27
4.4
60 0
13
=2
78
99
.04
14
61
5.2
80
01
4=
26
3.9
23
37
.43
25
10
11
15
=2
5
16
=2
4
-64
1.3
13
8
19
8.5
31
7
-53
2.1
28
0
27
7.8
02
4
00
0
12
17
=2
33
87
.70
19
40
1.2
63
01
31
8=
22
1.8
50
55
.28
89
14
19
=2
1-1
26
.49
26
-33
5.1
97
01
5
16
17
18
19
20
30
=3
7
31
=3
6
32
=3
5
33
=3
4
19
8.3
99
2
-12
96
.21
64
-13
01
.64
95
-19
48
.35
12
-19
50
.05
60
27
0.0
32
5
-99
2.4
57
0
-99
4.8
04
0
-14
60
.44
20
0
-48
.75
-48
.75
0
-3.0
22
-48
.75
-14
98
.12
10
-48
.75
-52
.44
1
-87
.68
0
-10
8.4
47
0
-4.9
68
-86
.20
9
-14
4.1
41
-17
8.2
79
UL
L+
IM
(all
oth
er)
81
7.0
82
90
1.3
33
16
16
.93
5
20
01
.77
3
20
58
.50
6
-11
95
.92
4
34
4.4
22
81
8.3
22
9.8
85
-70
7.7
30
36
9.4
77
53
3.6
80
7.0
34
-44
5.8
12
35
9.1
43
-13
19
.96
8
-13
23
.08
9
-19
42
.38
8
-19
92
.50
1
UL
L+
IM
(fa
tig
ue)
Ko
mb
ina
siG
aya
Ba
tan
gS
Tll
(Pu)
(KN
)S
ervic
e
Pu
(KN
)E
.Even
tI
Pu
(KN
)7
06
.50
01
88
5.0
84
17
91
.82
41
32
0.5
62
77
9.3
48
13
98
.10
1
20
88
.51
7
40
87
.85
6
19
06
.51
9
38
04
.65
0
13
69
.14
9
29
36
.76
1
17
30
.85
64
65
4.2
74
43
08
.28
63
13
3.3
63
17
79
.91
15
07
5.8
00
47
05
.20
43
56
5.6
86
-10
34
.07
0-2
84
6.8
96
-27
84
.66
3-2
08
0.5
70
29
7.8
08
66
6.1
48
64
8.9
27
42
3.6
84
70
7.5
72
20
03
.77
71
96
2.8
61
15
32
.96
38
.54
71
7.2
68
16
.77
49
.84
7
-61
1.9
47
-15
96
.75
0-1
56
1.3
63
-11
55
.50
7
31
9.4
73
69
7.3
26
67
8.8
52
43
2.9
03
46
1.4
52
11
08
.17
01
08
1.4
86
75
1.4
67
6.0
82
11
.34
71
0.9
95
5.8
30
-38
5.4
77
-72
8.3
39
-70
6.0
48
-38
1.0
22
31
0.5
37
68
3.2
43
66
5.2
85
42
7.5
71
-11
41
.32
6-3
14
7.1
81
-30
75
.55
0-2
30
4.6
29
-11
44
.02
5-3
20
9.0
93
-30
85
.04
1-2
31
2.9
82
-16
79
.50
8-4
72
9.1
16
-45
36
.83
0-3
43
1.0
08
-17
22
.83
9-4
82
0.4
35
-46
03
.68
2-3
45
8.1
96
Fa
tig
ue
(KN
)
50
3.3
81
55
5.2
85
99
6.1
47
12
33
.23
5
12
68
.18
7
-73
6.7
75
21
2.1
88
50
4.1
45
6.0
90
-43
6.0
12
22
7.6
24
32
8.7
85
4.3
34
-27
4.6
52
22
1.2
58
-81
3.1
94
-81
5.1
18
-11
96
.65
0
-12
27
.52
3
Beb
an
Ren
ca
na
Tek
an
(KN
)T
arik
(KN
)
18
85
.08
4
20
88
.51
7
40
87
.85
6
46
54
.27
4
50
75
.80
0
-28
46
.89
6
69
6.1
48
20
03
.77
7
17
.26
8
-15
96
.75
0
69
2.3
26
11
08
.17
0
11
.34
7
-72
8.3
39
68
3.2
43
-31
47
.18
1
-32
09
.09
3
-47
29
.11
6
-48
20
.43
5
Tab
el5.
12K
ekua
tan
Bat
ang
Tek
anP
ada
Ran
gka
Uta
ma
(Mai
nT
russ
)
No
Btg
L(m
m)
Pro
fil
KE
Fy(
Mpa
)A
s(m
m2)
r(m
m)
TT
A
Pn(
N)
0C
Pr
=
Oc.P
n
(kN
)Pu
(kN
)R
asio
Ket
A<
2.2
5A
a2
.25
11
1=
29
84
85
.28
1W
14
x1
32
12
00
00
03
50
25
03
2.2
19
5.5
03
.14
1.4
01
09
74
89
47
53
0.9
44
05
.27
81
28
46
.89
60
64
62
5A
man
h2
15
=2
58
48
5.2
81
W1
4x
10
91
20
00
00
35
02
06
45
.12
95
.00
3.1
41
.41
61
22
40
11
78
6_
0.9
36
10
.60
70
15
97
.75
00
44
25
2A
man
31
9=
21
84
85
.28
1W
14
x9
91
20
00
00
35
01
87
74
.16
94
.74
3.1
41
.42
37
25
36
36
71
0_
0.9
32
73
.03
89
72
8.3
39
02
22
53
Am
an
43
0=
31
36
=3
7
60
00
.00
0W
14
x1
59
12
00
00
03
50
30
12
8.9
71
01
.60
3.1
40
.61
90
05
81
53
59
7-
0.9
73
38
.23
72
32
09
.09
30
.43
73
1A
man
53
2=
33
34
=3
5
60
00
.00
0W
14
x1
76
12
00
00
03
50
33
41
9.2
91
02
.11
^3.1
4r0
.612
861
90
67
15
0-
0.9
81
60
.43
54
48
20
.43
5Hd
.590
71A
man
Tab
el5.
13R
asio
Teba
lB
atan
gT
ekan
Pada
Ran
gka
Uta
ma
(Mai
nTr
uss)
No
Bat
ang
Pro
fil
bf(m
m)
11
=2
9
15
=2
5
19
=2
1
30
=3
1
36
=3
7
32
=3
3
34
=3
5
W1
4x
13
23
76
.02
W1
4x
10
93
73
.51
W1
4x
99
36
9.9
5
W1
4x
15
93
95
.35
W1
4x
17
63
97
.51
d(m
m)
tw(m
m)
tf(m
m)
kl
32
0.0
41
6.3
83
30
.16
20
.56
32
0.0
41
3.0
82
37
.27
40
.56
32
0.0
41
2.3
19
19
.81
20
.56
32
0.0
41
8.9
23
30
.22
60
.56
32
0.0
42
1.0
82
33
.27
40
.56
Ket
eran
gan
:
-U
ntuk
kolo
mpa
njan
g(X
2.2
5),
mak
aP
n0.
88b
y.A
s
A
k2
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
-U
ntuk
kolo
mpa
njan
gm
enen
gah
(X<
2.25
),m
aka
Pn=
0.66
;'by
.As
-R
asio
=—
<1
Am
an
Pr
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
Fy(M
pa)
35
0
35
0
35
0
35
0
b/2
t
12
.46
65
1
10
.02
06
6
18
.67
30
8
13
.07
98
3
d/t
w
19
.53
48
8
24
.46
41
5
25
.97
93
8
16
.91
27
5
13
.38
65
6
13
.38
65
6
13
.38
65
6
13
.38
65
6
B
35
.61
78
1
35
.61
78
1
35
.61
78
1
35
.61
78
1
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
D
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
20
00
00
35
01
1.9
46
56
15
.18
07
21
3.3
86
56
35
.61
78
1A
man
Am
an
A=
k\
H=
kl
/.)=
—<
kl
Ta
bel
5.1
4R
asic
Kel
angs
inga
nB
atan
gTe
kan
Pada
Ran
gka
Uta
ma
(Mai
nTr
uss)
[No
Bat
ang
KL[
mm
)r(
mm
)K
L/r
rKL
/r<
120
1 2 3 4
11
=2
91
84
85
.28
19
5.5
08
8.8
47
4A
man
15
=2
51
84
85
.28
19
5.0
08
9.3
22
5A
man
19
=2
11
84
85
.28
19
4.7
4,
89
.56
20
Am
an
30
=3
1
36
=3
7
16
00
0.0
00
10
1.6
05
9.0
55
1A
man
5I J
32
=3
3
34
=3
5
16
00
0.0
00
10
2.1
15
8.7
61
3A
man
Ta
bel
5.1
5K
ekua
tan
bat
ang
tek
anp
ada
rang
kaat
asp
eng
aku
angi
n(T
opC
hord
)
No
Btg
L(m
m)
Pro
fil
KE
Fy(
Mpa
)A
s(m
m2)
r(m
m)
TT
A
Pn(
N)
0C
Pr
=0
c.P
n
(kN
)P
u(k
N)
Rasio
Ket
A<
2.2
5A
S2
.25
11
33
16
3L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
42
.84
8-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
6.3
40
.02
1A
man
21
43
16
3L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
42
.84
8_
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
30
.39
0.1
02
Am
an
31
53
16
3L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
42
.84
8_
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
54
.87
0.1
84
Am
an
41
63
16
3L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
42
.84
8-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
79
.56
0.2
67
Am
an
51
72
00
0L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
41
.13
96
68
.21
7_
0.9
60
1.3
96
64
.12
0.1
07
Am
an
61
82
00
0L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
41
.13
96
68
.21
7_
0.9
60
1.3
96
25
.89
0.0
43
Am
an
71
92
00
0L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
41
.13
96
68
.21
7_
0.9
60
1.3
96
19
.66
0.0
33
Am
an
82
02
00
0L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
41
.13
96
68
.21
7-
0.9
60
1.3
96
13
.23
0.0
22
Am
an
92
12
00
0L
6x6x
V2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
41
.13
96
68
.21
7_
0.9
60
1.3
96
6.4
40
.01
1A
man
10
25
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
_
0.9
60
1.3
96
39
.88
0.0
66
Am
an
11
27
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
7.7
10
.02
6A
man
12
29
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
1.5
20
.00
5A
man
13
,3
63
16
3L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
30
64
.51
24
.97
3.1
42
.84
8-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
19
.02
0.0
64
Am
an
14
38
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
43
.45
0.1
46
Am
an
15
40
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
70
.83
0.2
37
Am
an
16
42
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
76
.31
0.2
56
Am
an
17
44
31
63
L6x
6xV
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
_
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
61
.04
0.2
05
Am
an
18
45
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
43
.66
0.1
46
Am
an
19
46
31
63
L6x
6xV
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
_
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
3.9
90
.01
3A
man
20
47
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
24
.60
0.0
82
Am
an
21
48
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
8.1
80
.02
7A
man
22
49
31
63
L6x
6xV
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
3.7
70
.01
3A
man
24
51
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
11
.21
0.0
38
Am
an
25
53
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
-3
31
.36
70
.92
98
.23
01
3.1
10
.04
4A
man
26
55
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
^
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
14
.13
0.0
47
Am
an
27
57
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
_
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
10
.93
0.0
37
Am
an
28
58
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
„
0.9
60
1.3
96
9.5
20
.01
6A
man
29
61
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
_.
0.9
60
1.3
96
3.0
10
.00
5A
man
30
62
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
_
0.9
60
1.3
96
9.8
00
.01
6A
man
31
63
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
.
0.9
60
1.3
96
16
.93
0.0
28
Am
an
32
64
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
.
0.9
60
1.3
96
24
.38
0.0
41
Am
an
33
65
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
0.9
60
1.3
96
32
.16
0.0
53
Am
an
34
66
20
00
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
1.1
39
66
8.2
17
_
0.9
60
1.3
96
33
.10
0.0
55
Am
an
35
67
31
63
L6x
6xV
21
20
00
00
35
03
06
4.5
1
30
64
.51
24
.97
3.1
42
.84
8_
33
1.3
67
0.9
29
8.2
30
82
.35
0.2
76
Am
an
36
68
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
02
4.9
73
.14
2.8
48
_
33
1.3
67
09
29
8.2
30
61
.75
02
07
Am
an
37
69
31
63
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
06
4.5
12
4.9
73
.14
2.8
48
_
33
1.3
67
09
29
8.2
30
39
.76
01
33
Am
an
38
70
31
63
L6x
6xV
21
20
00
00
35
0J3
064.
512
4.9
73
.14
2.8
48
-3
31
.36
70
.92
98
.23
01
7.1
50
.05
7A
man
Ta
bel
5.1
6R
asio
teba
lba
tang
teka
npa
dara
ngka
atas
peng
aku
ang
iri(
Top
Cho
rd)
No
Bat
ang
Pro
fil
b(m
m)
h(m
m)
tw(m
m)
tf(m
m)
k1k
2E
Fy(M
pa)
b/t
h/t
wA
Bc
D1
13
L6x
6x1/
21
52
.40
13
9.7
01
2.7
01
2.7
00
.56
1.4
92
00
00
03
50
12
.00
01
1.0
00
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
21
4L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
31
5L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
41
6L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
51
7L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
61
8L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
71
9L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
82
0L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
92
1L
6x6x
1/2
15
2.4
01
39
.70
12
.70
12
.70
0.5
61
.49
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
35
.61
8A
man
Am
an
10
25
L6x
6x1/
21
52
.40
13
9.7
01
2.7
01
2.7
00
.56
1.4
92
00
00
03
50
12
.00
01
1.0
00
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
11
27
L6x
6xV
21
52
.40
13
9.7
01
2.7
01
2.7
00
.56
1.4
92
00
00
03
50
12
.00
01
1.0
00
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
12
13
14
J5_
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
29
36
38
42
44
45
46
47
48
49
51
53
55
57
58
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
L6x
6xV
2
L6x
6x1/
2L
6x6x
1/2
_L6x
6x1/
2L
6x6x
'/2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
,
L6
x6
x7
?
L6x
6x'/2
J-6x
6xV
2L
6x6x
1/2
L6x
6x1/
,
L6x
6x1/
,
L6
x6
x7
,
L6x
6x1/
,
L6x
6x1/
2Lj
3x6x
1/2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
,
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
2
JJ>x
6x1/
.2J-
_6x6
xV2
L6x
6x1/
.
L6x
6x1/
,
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
13
9.7
0
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
J2
70
1Z7o
_
12
.70
12
.70
J2
70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
1Z70
_
12
.70
12
70
_12.
70_
12
.70
12
.70
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
05
6
_0
56
0.5
6
0.5
6
0.5
6
_0;_
56
_0.5
6_
0,56
0.5
6
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
12
.70
JZ7
0[
0:56
j14
91
2.7
0
12
.70
12
,70
12
70
12
.70
I1
2.7
0
12.7
0!
12
70
-12
70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
05
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0,56
JD.5
6
0.5
6
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
20
00
00
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
_350
_
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
12
.00
01
1.0
00
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
anA
man
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
73
5.6
18
Am
an
Am
an
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13
.38
7
13,3
87
13
.38
7
35
.61
8A
man
35
.61
8;/
Am
an
Am
an_
Am
an
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
J35.
618
35
.61
8
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
13^3
j37_
^5^6
18^j
^man
Am
an
Am
an
Am
an_
Am
anj
Am
an
Am
an
Am
an
_Am
an_
/Am
an_
Am
an
Am
an ij
Am
anJ
Ta
bel
5.1
7R
asio
kel
ang
sin
gan
bat
ang
tek
anp
ada
ran
gk
aat
asp
eng
aku
angi
n(T
opC
r lord
)N
oB
atan
gK
L(m
m)
r(m
m)
KL
/rK
L/r
<1
40
INo
Bat
ang
KL
(mm
)r
(mm
)K
L/r
KL
/r<
14
0
~U
13
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
21
48^
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
21
43
16
32
9.9
71
05
.53
18
Am
an
22
49
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
31
53
16
32
9.9
71
05
.53
18
Am
an
23
51
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
41
63
16
32
9.9
71
05
.53
18
Am
an
24
53
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
51
72
00
02
9.9
76
6.7
28
9A
man
25
55
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
61
82
00
02
9.9
76
6.7
28
9A
man
26
57
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
71
92
00
02
9.9
76
6.7
28
9A
man
27
58
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
82
02
00
02
9.9
76
6.7
28
9A
man
28
61
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
92
12
00
02
9.9
76
6.7
28
9A
man
29
62
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
10
25
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
30
63
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
11
27
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
31
64
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
12
29
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
32
65
20
00
29
.97
66
72
89
Am
an
13
36
1^31
632
9.9
71
05
.53
18
Am
an
33
66
20
00
29
.97
66
.72
89
Am
an
14
38
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
34
67
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
15
40
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
35
168
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
16
42
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
36
69
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
17
44
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
37
70
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
18
45
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
19
46
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
20
47
31
63
29
.97
10
5.5
31
8A
man
Ta
bel
5.1
8K
eku
atan
bat
ang
tek
anp
ada
Bot
om
Ch
ord
r(m
m)
No
Btg
L(m
m)
Pro
fil
KE
Fy(
Mpa
)A
s(m
m2)
TT
A
Pn(
N)
0C
Pr
=0
c.P
n
(kN
)P
u(k
N)
Rasio
Ket
A<
2.2
5A
>2
.25
11
13
60
6L
6x
6x
/21
20
00
00
35
03
70
9.6
72
9.9
73
.14
I2
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
92
.17
60
.23
0A
man
21
33
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
66
.07
20
.16
5A
man
31
53
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
94
44
.72
10
.94
00
.24
94
4.8
84
0.1
12
Am
an
41
73
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
24
.10
70
.06
0
0.0
10
Am
an
Am
an
51
93
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
3.9
69
62
23
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
3.9
69
0.0
10
Am
an
72
43
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
24
.10
70
.06
0A
man
82
63
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
44
.88
40
.11
2A
man
92
83
60
6L
6x6x
1/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
66
.07
20
.16
5A
man
10
30
36
06
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
70
9.6
72
9.9
73
.14
2.5
69
-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
92
.17
60
.23
0A
man
11
43
36
06
L6
x6
x/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
95
.03
10
.23
7A
man
12
45
36
06
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
70
9.6
72
9.9
73
.14
2.5
69
-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
73
.59
20
.18
4A
man
Am
an
13
47
36
06
L6
x6
x/2
12
00
00
03
50
37
09
.67
29
.97
29
.97
3.1
4
3.1
4
2.5
69
-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
56
.17
10
.14
0
14
49
36
06
L6x
6xV
21
20
00
00
35
03
70
S.6
72
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
37
.91
50
.09
5A
man
15
51
36
06
L6
x6
xl2
12
00
00
03
50
37
09
.67
37
09
.67
37
09
.67
_
37
09
.67
37
09
,67
37
09
.67
_291
97__
29,9
7
_29
.97
_
29
.97
29
.97
29
.97
3.1
42
.56
9-
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
19
.03
60
.04
8A
man
16
52
36
06
L6
x6
x/2
12
00
00
03
50
3.1
4
3.1
4
2.5
69
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
19
.03
60
.04
8A
man
17
54
36
06
36
06
L6
x6
x/2
12
00
00
03
50
2.5
69
!44
4.72
10
.94
00
.24
93
7.9
15
0.0
95
Am
an
18
56
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
03
.14
3.1
4
3.1
4
2.5
69
:4
44
.72
10
.94
00
.24
95
6.1
71
0.1
40
Am
an
19
58
36
06
L6x
6x1/
21
20
00
00
35
0
35
0
2.5
69
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
73
.59
20
.18
4A
man
20
60
36
06
L6
x6
x/2
12
00
00
02
.56
9I
44
4.7
21
0.9
40
0.2
49
95
.03
10
.23
7A
man
Tab
el5.
19R
asio
teba
lba
tang
teka
npa
daB
otto
mC
hord
No
Bat
ang
.10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
11
13
15
17
19
22
24
26
28
30
43
45
47
49
51
52
54
56
58
60
Pro
fil
L6x
6x1/
2
L6x6
x1/2
L6x
6xV
2
_L.6x
6x1/2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
2
L6x
6xV
2L
6x6x
V2
L6
x6
x7
2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
7
L6x
6x1/
2
L6
x6
x7
2
L6x
6xV
2
L6x
6xV
2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
2
L6x
6xV
2
L6x
6x1/
2
L6x
6x1/
2
bf(m
m)
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
15
2.4
0
h(m
m)
tw(m
m)
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
97
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
13
9.7
01
2.7
0
Mn
M.
12
70
12
.70
12
70
..1
27
0
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
12
.70
k1
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
0.5
6
k2
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
1.4
9
Fy(M
pa)
b/t
h/t
w
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
20
00
00
35
01
2.0
00
11
.00
01
3.3
87
B
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
.61
8
35
,61
8
35
.61
8
35
.61
8
C
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
35
.61
8A
man
D
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
/Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Ta
bel
5.2
0R
asio
cela
ngsi
ngan
bat
ang
teka
np
ada
Bot
tom
Cho
re/
No
Bat
ang
KL
(mm
)r(
mm
)K
L/r
KL
/r<
14
0N
oB
atan
gK
L(m
m)
r(m
m)
KL
/rK
L/r
<1
40
11
13
60
62
9.9
71
20
.31
23
Am
an
11
43
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
21
33
60
62
9.9
71
20
.31
23
Am
an
12
45
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
\3~
15
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
13
47
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
41
73
60
62
9.9
71
20
.31
23
Am
an
14
49
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
51
93
60
62
9.9
71
20
.31
23
Am
an
15
51
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
62
23
60
62
9.9
7t
120.
3123
Am
an
16
52
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
7
_8_
9
24
36
06
29
.97
12
0.3
12
3
12
0.3
12
3
12
0.3
12
3
Am
an
17
54
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
26
36
06
29.9
71A
man
Am
an
CDjOO
56
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
28
36
06
29.9
71
58
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
10
30
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
20
60
36
06
29
.97
12
0.3
12
3A
man
Tabe
l5.22
Krite
riaLe
lehBa
tang
Tarik
Rang
kaUt
ama(
Main
Trus
s)N
oB
atan
gP
rofi
lFy
(Mpa
)
10
1=
2
9=
10
3=
4
7=
8
5=
6
12
=2
8
14
=2
6
16
=2
4
18
=2
2
20
13
=2
7
17
=2
3
W1
4x
12
03
50
W1
4x
13
23
50
W1
4x
14
53
50
W1
4x
74
35
0
W1
4x
68
35
0
W1
4x
61
35
0
W1
4x
53
35
0
W1
4x
48
35
0
W1
4x
99
35
0
W1
4x
90
35
0
Ag(
mm
/
22
77
4.1
5
25
03
2.2
1
27
54
8.3
3
14
06
4.4
9
12
90
3.2
0
11
54
8.3
6
10
06
4.5
0
90
96
.76
18
77
4.1
6
17
09
67
4
0y
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0y.P
ny=
0y.F
y.A
g(kN
)7
57
2.4
04
2
83
23
.20
92
91
59
.82
04
46
76
.44
23
42
90
.31
40
38
39
.83
10
33
46
.44
49
30
24
.67
14
62
42
.40
69
56
84
.66
61
1^5.
23Ra
sioKe
langsi
ngan
Batan
gTank
Pada
Rang
kaUt
ama(
Main
Truss
No
Bat
ang
KL
(mm
r(m
m)
KL
/r
10
1=
2
9=
10
3=
4
7=
8
5=
6
12
=2
8
14
=2
6
16
=2
4
18
=2
2
20
13
=2
7
17
=2
3
60
00
.00
0
60
00
.00
0
60
00
.00
0
60
00
.00
0
60
00
.00
0
60
00
.00
0
60
00
.00
0
60
00
.00
0
84
85
.28
1
84
85
.28
1
95
.00
95
.50
10
1.0
9
62
.99
62
.48
62
.23
48
.77
48
.51
93
.98
93
.98
63
.16
06
62
.82
46
59
.35
19
95
.25
02
96
.02
46
96
.41
65
12
3.0
31
5
12
3.6
75
6
90
.28
82
90
.28
82
KL
/r5
14
0
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Pu
(kN
)1
88
5.0
84
40
87
.85
6
50
75
.80
0
66
6.1
48
17
.26
8
69
7.3
26
11
.34
7
68
3.2
43
20
03
77
7
11
08
.17
0
Rasi
o
0.4
48
90
0.6
43
80
0.7
73
25
0.3
42
60
0.2
04
02
0.4
35
60
0.5
89
30
0.6
72
41
0.5
20
99
0.3
82
16
Ket
eran
gan
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Tabe
l5.
24K
riter
ialel
ehba
tang
tarik
7qp
Chor
dN
oB
atan
gP
rofi
lFy
(Mpa
)
9L
6x6x
1/2
35
0
10
j_6x
6x1/
23
50
11
L6x
6x1/
23
50
12
L6x
6x1/
23
50
22
L6x
6x1/
,3
50
23
L6x
6x1/
23
50
24
j-6x
6x1/
23
50
26
L6x
6x1/
23
50
28
J-.6
x6x1
/23
50
10
30
L6x
6x1/
23
50
11
31
J-6x
6x1/
23
50
12
32
L6x
6x1/
23
50
13
33
L6x
6xV
23
50
14
34
_L6x
6x1/
23
50
15
35
L6x
6x1/
,3
50
16
37
L6x
6x1/
23
50
17
39
L6x
6x1/
23
50
41
L6x
6x1/
,3
50
19
43
J-j3
x6x1
/23
50
20
45
L6x
6x1/
23
50
21
52
L6x
6x'/2
35
0
22
54
L6x
6x1/
23
50
23
56
L6x
6x1/
23
50
24
59^
L6x6
x1/2
350
Ag(
mm
2)
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
51
3064
.51
30
64
.51
.3°6
4j51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
3064
,51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
_0y
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0._9
5
0j95
_
-°-^
-5-L
__0
.95_L
_0.9
5!
0.9
5
M5
..0,
95
0,9
5_
0.9
5
0.9
5
0.9
5
®1:f-
n1z^
lIlA
Q(k
N)1
01
8.9
50
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
Pu(
kN)
82
.11
9
61
.52
0
39
.62
9
17
.01
3
0.6
86
8.1
82
15
.71
2
76
.00
2
60
.73
0
43
.46
2
3.8
50
24
.40
3
8.0
40
3.5
73
11
.06
9
12
.90
4
13
.24
7
10
.75
3
7.5
49
1.3
78
18
.82
4
43
.21
3
69
.51
7
9.6
21
Rasi
o
0.0
81
0.0
60
0.0
39
J0<3
17_
0.0
01
0.0
08
0.0
15
0.0
75
0.0
60
0.0
43
0.0
04
0.0
24
-AQ
08.
0.0
04
0.0
11
0.0
13
0.0
13
0.0
11
0.0
07
_O00
1_
0.0
18
0.0
42
0.0
68
0.0
09
Ket
eran
gan
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
25
60
L6x
6x1/
23
50
30
64
.51
0.9
51
01
8.9
50
3.4
64
0.0
03
Am
an
26
71
L6x
6x1/
23
50
30
64
.51
0.9
51
01
8.9
50
6.2
08
0.0
06
Am
an
27
72
L6x
6x1/
23
50
30
64
.51
0.9
51
01
8.9
50
30
.31
20
.03
0A
man
28
73
L6x
6x1/
73
50
30
64
.51
0.9
51
01
8.9
50
55
.41
00
05
4A
man
29
74
L6x
6x1/
23
50
30
64
.51
0.95
^1
01
8.9
50
78
.18
10
.07
7A
man
Tabe
l5.
25Ra
sioke
lang
singa
nba
tang
tarik
Top
Chor
dN
oI
Bat
ang
1T
"~
9-_
K
_4_
5 8
JLP_
11
12
13
15
10
11
12
22
23
24
26
28
30
31
32
33
34
35
L(m
m]
31
63
31
63
31
63
31
63
20
00
20
00
20
00
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
r(m
m)
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
KL
/r
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
80
.10
2
80
.10
2
80
.10
2
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
KL
/r<
24
0
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
No
16
17
1! 19
20
21
22
23
24
25
26
27
28_
29
Bat
ang
37"
39
41
43
45
52
54
56
59
_60_
71
72
_Z3_
74
L[m
m)
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
31
63
20
00
20
00
31
63
31
63
31
63
31
63
r(m
m)
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
24
.97
KL
/r
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
80
.10
2
80
.10
2
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
12
6.6
81
KL
/r<
24
0
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
_AjT
]an_
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
31
61
36
05
24
.97
14
4.3
84
Am
an
41
81
36
05
24
.97
14
4.3
84
Am
an
52
01
36
05
24
.97
14
4.3
84
Am
an
62
11
36
05
24
.97
14
4.3
84
Am
an
Ta
bel
5.2
6K
rite
ria
lele
hb
atan
gta
rik
Bot
tom
Cho
rd
u13 1
4
46
13
60
52
4.9
71
44
.38
4A
man
48
13
60
52
4.9
71
44
.38
4A
man
15_,
50
13
60
52
4.9
71
44
.38
4A
man
16
53
13
60
52
49
71
44
3S
4A
man
No
Bat
ang
Pro
fil
Fy(M
pa)
Aq
MQ
Ll
_0y_
Qy
.Pn
y=
0y
.Fy
.Ag
(kN
)P
u(k
N)
Rasio
Ket
eran
gan
3 10
11
12
J3 14
15
16
17
19
20
12
14
16
20
21
23
25
27
29
42
44
46
48
50
53
55
57
59
61
L6
x6
x7
.
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
x
L6
x6
xh
L6
x6
x
L6
x6
x
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
35
0
_350
_
35
0
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
3064
,51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
.51
30
64
51
30
64
.51
09
5-
0.9
5
_095
_
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0,95
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
(19
5
0,95
0.9
5
09
5_
09
5
095_
09
5
0.9
5
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
J01
8.9
50
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
10
18
.95
0
82
.83
78
70
.48
69
52
.66
05
34
.41
87
15
.53
97
15
.53
97
34
.41
87
52
.66
05
70
.48
69
82
.83
78
79
.58
64
63
.02
95
41
.36
64
20
.61
07
0.4
72
3
0.4
72
3
20
.61
07
41
.36
64
63
.02
95
79
.58
64
0.0
81
Am
an
0.0
69
Am
an
0.0
52
Am
an
0.0
34
Am
an
0.0
15
Am
an
0.0
15
Am
an
0.0
34
Am
an
0.0
52
Am
an
0.0
69
Am
an
0.0
81
Am
an
0.0
78
Am
an
0.0
62
Am
an
0.0
41
Am
an
0.0
20
Am
an
0.0
00
Am
an
0.0
00
Am
an
0.0
20
Am
an
0.0
41
Am
an
0.0
62
Am
an
0.0
78
Am
an
Tab
el5.
29Pe
rhitu
ngan
Jum
lah
Bau
tRan
gka
Uta
ma
Pu
tota
l
KN
bf
(inc
)tf
Ml
h
jinc]
Bat
ang
Pro
fil
1=
10
W1
4x
12
01
88
5.0
84
2=
9W
14
x1
20
20
88
.51
73
=8
W1
4x
13
24
08
7.8
56
4=
7W
14
x1
32
46
54
.27
4
5=
6W
14
x1
45
50
75
.80
01
1=
29
W1
4x
13
22
84
6.8
96
12
=2
8W
14
x7
46
66
.14
8
13
=2
7W
14
x9
92
00
37
77
14
=2
6W
14
x6
81
7.2
68
15
=2
5W
14
x1
09
15
96
75
01
6=
24
W1
4x
61
69
7.3
26
17
=2
3W
14
x9
01
10
8.1
70
18
=2
2W
14
x5
31
1.3
47
19
=2
1W
14
x9
97
28
.33
9
20
W1
4x
48
68
3.2
43
30
=3
7W
14
x1
59
31
47
.18
13
1=
36
W1
4x
15
93
20
9.0
93
32
=3
5W
14
x1
76
47
29
.11
63
3=
34
W1
4x
17
64
82
0.4
35
14
.67
0.9
4
14
.67
0.9
4
14
.73
1.0
3
14
.73
1.0
3
15
.50
1.0
9
14
.73
1.0
3
10
.07
0.7
9
14
.57
0.7
8
10
.04
0.7
2
14
.61
0.8
6
10
.00
0.6
5
14
.52
0.7
1
8.0
60
.66
14
.57
0.7
8
8.0
30
.6
15
.57
1.1
9
15
.57
1.1
9
15
.65
1.3
1
15
.65
1.3
1
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
12
.6
tw (inc
)0
.59
0.5
9
0.6
5
0.6
5
0.6
8
0.6
5
0.4
5
0.4
9
0.4
2
0.5
3
0.3
8
0.4
4
0.3
7
0.4
9
0.3
4
0.7
5
0.7
5
0.8
3
0.8
3
Ags
ayap
(inc
2)1
3.7
90
13
.79
0
15
.16
7
15
.16
7
16
.89
5
15
.16
7
7.9
05
11
.36
1
7.2
25
12
.56
0
6.4
47
10
.30
9
5.3
20
11
.36
1
4.7
78
18
.52
2
18
.52
8
20
.50
2
20
.50
2
Agb
adan
(inc
2)7
.43
4
7.4
34
8.1
27
8.1
27
8.5
68
8.1
27
5.6
7
6.1
11
5.2
29
6.6
15
4.7
25
5.5
44
4.6
62
6.1
11
4.2
84
9.3
87
9.3
87
10
.45
8
10
.45
8
Ag
all
(inc
2)2
6.5
26
.5
32
.0
26
.5
38
.8
51
.8
17
.9
26
.5
17
.9
51
.8
17
.9
26
.5
17
.9
51
.8
17
.9
46
.7
46
.7
51
.8
51
.8
Pus
ayap
KN
98
0.9
41
10
86
.80
1
19
37
.48
4
26
63
.78
2
22
10
,19
7
83
3.5
55
29
4.1
82
85
9.0
31
6.9
70
38
7.1
75
25
1.1
45
43
1.1
07
3.3
72
15
9.7
38
18
2.3
71
12
48
.24
8
12
73
.21
3
18
71
.69
8
19
07
.84
1
Pub
adan
)K
N
52
8.8
19
58
5.8
88
10
38
.18
8
14
27
.36
9
11
20
.86
2
44
6.6
55
21
1.0
09
46
2.0
79
5.0
44
20
3.9
09
18
4.0
71
23
1.8
38
2.9
55
85
.92
4
16
3.5
20
63
2.6
04
64
5.0
48
95
4.7
70
97
3.2
07
Rd
01
"
1b
au
t
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
33
5.3
99
npe
rlu
baut
saya
p2
.92
5
3.2
40
5.7
77
7.9
42
6.5
90
2.4
85
0.8
77
2.5
61
0.0
21
1.1
54
0.7
49
1.2
85
0.0
10
0.4
76
0.5
44
3.7
22
3.7
96
5.5
81
5.6
88
npe
rlu
bau
tbad
an
1.5
77
1.7
47
3.0
95
3.8
56
3.3
42
1.8
86
1.9
23
2.8
47
2.9
02
npa
kai
bau
tsay
ap 10
10
12 8
.12
10
npa
kai
bau
tbad
an
Tabel 5.30 Perhitungan Jumlah Baut Pada 7"op ChordBatang G. Batang L(mm) P baut Baut(n) Baut Pakai (n Pakai)
9 82.119 3163 83.849 0.979 2
10 61.520 3163 83.849 0.734 2
11 39.629 3163 83.849 0.473 2
12 17.013 3163 83.849 0.203 2
22 0.686 2000 83.849 0.008 2
23 8.182 2000 83.849 0.098 2
24 15.712 2000 83.849 0.187 2
26 76.002 3163 83.849 0.906 2
28 60.730 3163 83.849 0.724 2
30 43.462 3163 83.849 0.518 2
31 3.850 3163 83.849 0.046 2
32 24.403 3163 83.849 0.291 2
33 8.040 3163 83.849 0.096 2
34 3.573 3163 83.849 0.043 2
35 11.069 3163 83.849 0.132 2
37 12.904 3163 83.849 0.154 2
39 13.247 3163 83.849 0.158 2
41 10.753 3163 83.849 0.128 2
43 7.549 3163 83.849 0.090 2
45 1.378 3163 83.849 0.016 2
52 18.824 3163 83.849 0.224 2
54 43.213 3163 83.849 0.515 2
56 69.517 3163 83.849 0.829 2
59 9.621 2000 83.849 0.115 2
60 3.464 2000 83.849 0.041 2
71 6.208 3163 83.849 0.074 2
72 30.312 3163 83.849 0.362 2
73 55.41 3163 83.849 0.661 2
74 78.181 3163 83.849 0.932 2
Tabel 5.31 Perhitungan Jumlah Baut Pada Bottom ChordBatang G. Batang L(mm) Pbaut Baut(n) BautPakai (n Pakai)
12 75.073 3605 83.849 0.895 2
14 64.182 3605 83.849 0.765 2
16 47.938 3605 83.849 0.572 2
18 31.333 3605 83.849 0.374 2
20 14.146 3605 83.849 0.169 2
21 14.146 3605 83.849 0.169 2
23 31.333 3605 83.849 0.374 2
25 47.938 3605 83.849 0.572 2
27 64.182 3605 83.849 0.765 2
29 75.073 3605 83.849 0.895 2
42 72.097 3605 83.849 0.860 2
44 57.396 3605 83.849 0.685 2
46 37.657 3605 83.849 0.449 2
48 18.763 3605 83.849 0.224 2
50 0.430 3605 83.849 0.005 2
53 0.430 3605 83.849 0.005 2
55 18.763 3605 83.849 0.224 2
57 37.657 3605 83.849 0.449 2
59 57.396 3605 83.849 0.685 2
61 72.097 3605 83.849 0.860 2
Tabe
l5.
32Ta
bel
Jara
kBa
utSa
yap
Pada
Ran
gka
Uta
ma
Ala
t
Sam
bu
ng
Join
tB
tg
Bau
t(D
(1)A
325
11
Bau
t(D
(1)A
325
Bau
t(D
(1)A
325
12
Bau
t(D
(1)A
325
Bau
t(D
(1)A
325
Bau
t(D
(1)A
325
13
14
15
Bau
t(D
(1)A
325
Bau
t(D
(1)A
325
Bau
t(D
(1)A
325
Baut(D(1)A325
16
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
17
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
19
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
20
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
10
21
22
23
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
24
25
26
27
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
10
Baut(D(1)A325
Baut(D(1)A325
Jmlh
Bau
t
2S
isi
12
16
12
12
16
20
20
16
20
20
20
16
20
20
20
16
20
20
20
16
20
20
20
16
20
20
20
16
20
16
20
16
20
16
16
Jmlh
Bau
t
1S
isi
6 6 10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Jmlh
Bau
t
1B
ari
s
Jara
k(i
nc)
Tep
i-B
aut
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
Jara
k(i
nc)
Bau
t-B
au
t
Jara
k(m
m)
Tep
i-B
aut
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
63.5
Jarak(mm)
Baut-Baut
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
76.2
T.Jarak
(inc)
11
11
14
14
11
14
14
14
11
14
14
14
11
14
14
14
11
14
14
14
11
14
14
14
11
14
11
14
11
14
_11
11
T.Jarak
(mm)
203.2
279.4
203.2
203.2
127
279.4
355.6
355.6
279.4
355.6
355.6
355.6
279.4
355.6
355.6
355.6
279.4
355.6
355.6
355.6
27
9.4
35
5.6
35
5.6
35
5.6
27
9.4
35
5.6
35
5.6
35
5.6
27
9.4
35
5.6
27
9.4
35
5.6
27
9.4
35
5.6
27
9.4
27
9.4
9'9
9E
Pi
2'9
Z9
£9
£9
29
01-0
29
2£
V(l.)a)jn
eg/£
02
9'9
9£
H2
'9Z
9E
9£
92
901-
02
92
£V
(Oa)in
Ba
62
P'G
LZ
U2
'9Z
9'E
9£
92
fr8
91.9
2£
VU
)a)]nB
g8
29
'99
£H
29
Z9
E9
£9
29
01-0
29
2£
VU
)a))nB
gZ
29
'99
£P
i2
9Z
9E
9£
92
9O
i0
29
2£
VU
)a)}n
eg1?,
61
.9
'99
EP
i2
'9Z
9£
9£
92
90
10
292E
V(l-)a))nB
g9
£Y
GL
Za
2'9
Z9
£9
£9
2t?
891.
92
£V
(l-)a)^B
g9
29
'99
£H
2'9
Z9
'£9
£9
'29
01-0
29
2S
VU
)a)inB
g9
£
8^
9'9
9E
Pi
29
Z9
'£9
£9
29
01-0
29
2£
VU
)a)ineg
9£
9'9
9£
Pi
2'9
Z9
E9
£9
29
01.0
292£V
(l-)a)}nBg
92
t?'6
Z2
a2
'9Z
9£
9£
92
P8
91-9
2£
VU
)a)ineg
PZ
9'9
9E
pi
2'9
Z9
'£9
£9
29
01-0
292£V
(l-)a)}nBg
£2
9'9
9£
n2
9Z
9'£
9£
9'g
90
10
29
2£
VU
)a)ineg
9£
Li
9'9
9£
t7L2
9Z
9'E
9£
9'2
901.
02
92
£V
(l-)a)^Bg
P?,
V6
LZ
a2
9Z
9£
9£
92
P8
91.92£V
(l-)a)inBg
22
9'9
9£
n2
'9Z
9£
9£
92
90
L0
29
2£
VU
)d)in
eaP
?.
91-
9'9
9£
nZ
9L
9£
9£
92
901.
02
92
£V
(l-)a)(nB
gE
£9
'99
£H
Z9
L9
£9
£9
'29
01.0
29
2£
VU
)a))nB
gi?
.P
'QL
Za
Z9
L9
'£9
£9
2P
89
19
2£
V(0
a)}n
Bg
02
9'9
9£
t?-uZ
9L
9'£
9£
9'2
9h
OL0
29
2£
V(l.)a)»
nea
61-9
'99
£h
Z9
L9
£9
£9
29
01-0
292£V
(l.)a)»nBa
E£
91-9
'99
£n
Z9
L9
'£9
£9
29
01.0
29
2£
V(L
)a)inB
g2
£P
'GIZ
uZ
9L
9£
9£
92
P8
91.Q
2£
VU
)a)}neg
81
.9
'99
£H
Z9
L9
"£
9£
93
901.
02
92£V(l-)a)}nB
g2
£
H
9'9
9£
nZ
9L
9£
9£
9'2
9o
^0
29
2£
V(l.)a)in
Bg
i£9
'99
£H
Z9
L9
"£
9£
9'2
90
10
29
3£
V(t)a)in
Ba
Zl.
P'G
IZu
Z9
L9
£9
£9
'2fr
891.
92
£V
U)a)m
ea91.
9'9
9£
HZ
9L
9'E
9£
9'2
901-
02
92
£V
(Oa)in
ea91.
9'9
9£
HZ
9L
9E
9£
92
901.
02
92
£V
(l-)a)inB
aIE
£t-
9'9
9£
HZ
9L
9E
9£
92
901.
02
92
£V
(l-)a)inB
g0
£P
6L
ZU
Z9
L9
E9
£9
2P
891.
92£V(l-)a)inB
gM
-
9'9
9£
HZ
9L
9"£
9£
9'2
90
10
29
2£
V(l-)a))n
Bg
0£
21-9
'95
£P
iZ
9L
9"6
9e
9'2
9O
i0
29
2E
VU
)a)}neg
£1.
P'Q
LZ
aZ
9L
9E
9£
92
P8
91.9
2£
Vd
.)aHn
eg21.
9'9
9£
nZ
9L
9£
9£
92
9Q
i0
29
2£
V(O
a)]neg
14
9'9
9£
nZ
9L
S£
9£
9'2
901-
02
92
£V
(l-)a)inB
g6
2a
PG
LZ
n.
Z9
L9
'E9
£9
'2fr
891.
92
£V
(i.)a)inB
g0
1
YG
LZ
uZ
9L
9E
9£
92
P8
91
92
£V
(Oa)m
ea
82
Tab
el5.
33Ja
rak
Bau
tBad
anP
ada
Ran
gka
Uta
ma
Join
tB
tgA
lat
Sam
bu
ng
Jmlh
Bau
t
1S
isi
Jmlh
Bau
t
1B
ari
s
Jara
k(i
nc)
Tep
i-B
aut
Jara
k(i
nc)
Bau
t-B
au
t
Jara
k(m
m)
Tep
i-B
aut
Jara
k(m
mB
au
t-B
au
t)T
.Jar
ak
(inc
)T
.Jara
k
(mm
)
11
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
71
1B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
2
1B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
2B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
12
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
7
3
2B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
3B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
13
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
71
4B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
15
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
7
4
3B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
4B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
16
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
7
5
4B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
5B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
17
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
71
8B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
19
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
7
6
5B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
6B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
20
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
7
7
6B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
7B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
21
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
72
2B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
23
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
7
8
7B
aut(
D(1
)A3
25
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
78
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
72
4B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
9
8B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
9B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
25
Bau
t(D(1
JA32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
26
Bau
t(D
(1)A
325
42
2.5
36
3.5
76
.25
12
72
7B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
10
9B
aut(
D(1
)A32
54
22
.53
63
.57
6.2
51
27
10
Bau
t(D
(1)A
325
4I
22
.53
63
.57
6.2
51
27
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
"Z2
P9
2£
VU
)a)]neg
Z£
02
LZ
i9
2'9
Z9
'£9
£9
22
P9
2£
V(L
)a)inea
62
LZ
i9
2'9
Z9
£9
£9
22
P9
2£
V(L
)a)inea
82
LZ
i9
2'9
Z9
E9
£9
22
P9
2£
V(0
a)ineg
Z2
LZ
i9
2'9
Z9
£9
£9
22
P9
2£
V(l)a)}
neg
Z£
61
LZ
i9
2'9
Z9
E9
£9
22
P9
2£
V(L
)a)!neg
9£
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
22
P92£V
(L)a)}nB
a9
2L
Zi
92
'9Z
9£
9£
9'2
2P
92£V(L
)fj)ineg9
£
81-
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
22
P9
2£
V(l)a)in
eg9
£L
Zi
92
'9Z
9£
9£
92
2P
92
£v
(L)a)m
ea9
2L
Zi
92
'9Z
9E
9£
92
ZP
92EV
(L)a)jneg
t72
LZ
i9
2'9
Z9
£9
£9
22
P92£V
(L)dH
nea£
2L
Zi
92
9Z
9E
9£
92
2P
92
£V
U)a)m
eg9
£
Li
LZ
i9
2'9
Z9
E9
£9
22
P92E
V(L
)a)}nBg
P£
LZ
i9
Z'9
Z9
E9
£9
22
P92£V
(L)a)}nB
g2
2L
Zi
92
'9Z
9£
9£
92
ZP
92
£V
(L)a)}n
egt'E
91-
LZ
i9
29
Z9
E9
£9
22
P92£V
(L)a)}nB
g£
EL
Zi
92
92
9£
9£
92
2P
92
£V
(l.)a)inB
g1-2
LZ
i9
29
Z9
E9
£9
'22
P92£V
(L)a)inB
g0
2L
Zi
92
'9Z
9£
9£
92
2P
92
£V
(L)a)in
Bg
6L
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
22
P9
2£
V(L
)a)ineg
££
91-L
Zi
92
'9Z
9£
9£
92
2P
92£V(L
)fj)}nBg
2£
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
22
P9
2£
V(L
)a))nB
a8
LL
Zi
92
9Z
9£
9£
92
2P
92£V(L
)a)inBg
2£
H
LZ
i9
3'9
Z9
£9
£9
22
P92£V
(l)a)}nBg
l-SL
Zi
92
9Z
9£
9£
9'2
2P
92£V(L
)a)jnBa
Li
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
'22
PS
2£V(L
)a)inBg
9L
LZ
i9
2'9
Z9
£9
£9
22
P92£V
(L)a)inB
g9
LL
Zi
92
'9Z
9£
9£
92
2P
92
£V
(t)a)inB
aL
£
EL
LZ
i9
29
Z9
£9
£9
22
P92£V
(L)a)jnB
g0
£L
Zi
92
'9Z
9£
9£
92
2P
92£V(L
)a)}nBg
17LL
Zi
92
'9Z
9£
9£
9'2
2P
92£V(:L
)a)inBg
0£
2L
LZ
i9
2'9
Z9
£9
£9
'2Z
P92£V
(L)a)jnB
a£1-
LZ
i9
2'9
Z9
£9
£9
'22
P9
2£
V(l)a)}n
Bg
2L
LZ
i9
2'9
Z9
E9
£9
22
P92£V
(L)a))nB
g1.1.
LZ
i9
2'9
Z9
E9
£9
22
P92E
V(L
)a)inB8
62
UL
Zi
92
'9Z
9E
9£
9'2
2P
92
EV
(l)a)]nB
g0
LL
Zi
92
9Z
9E
9£
92
2P
92£V(L
)a)}nBg
82
Tabe
l5
33Ce
kK
apas
itas
Prof
ilR
angk
aU
tam
aTe
rhad
apLe
leh
&Fr
actu
reP
rofi
lP
usa
yap
KN
Pu
bad
an
KN
Aes
yp
(mm
2)
Bat
ang
1=
10
W1
4x
12
07
33
.29
77
2=
9W
14
x1
20
81
2.4
33
0
3=
8W
14
x1
32
16
04
.48
35
4=
7W
14
x1
32
18
26
.80
25
5=
6W
14
x1
45
19
84
.13
02
13
=2
7W
14
x9
97
79
.46
95
14
=2
6W
14
x6
86
.22
51
16
=2
4W
14
x6
12
51
.38
60
17
=2
3W
14
x9
04
31
.07
80
18
=2
2W
14
x5
34
.09
05
20
W1
4x
48
24
6.3
09
0
39
3.9
82
54
13
0.8
17
43
6.5
00
04
13
0.8
17
84
4.9
59
85
04
5.9
71
96
2.0
38
45
04
5.9
71
10
62
.87
25
61
15
.19
8
41
9.1
90
14
13
0.8
17
4.5
58
82
05
7.9
62
18
4.0
94
02
05
7.9
62
23
1.8
29
04
13
0.8
17
2.9
95
62
05
7.9
62
18
0.3
76
02
05
7.9
62
Aeb
dn
(mm
2)
21
97
.15
7
21
97
.15
7
26
21
.60
7
26
21
.60
7
32
20
.83
3
21
97
.15
7
18
72
.57
7
18
77
.97
7
21
97
.15
7
18
77
.97
7
18
77
.97
7
Ags
ayap
(inc
2)
10
.30
9
10
.30
9
12
.56
0
12
.56
0
15
.16
7
10
.30
9
6.4
47
6.4
47
10
.30
9
6.4
47
6.4
47
Agb
adan
(inc
2)
5.5
44
5.5
44
6.6
15
6.6
15
8.1
27
5.5
44
4.7
25
4.7
25
5.5
44
4.7
25
47
25
<t>
lele
h
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
0.9
5
<t>
tract
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
OP
nle
leh
Syp
(KN
)2
21
1.4
85
3
22
11
.48
53
26
94
.38
15
26
94
.38
15
32
53
.49
53
22
11
.48
53
13
82
.93
98
13
82
.93
98
22
11
.48
53
13
82
.93
98
13
82
.93
98
0P
nle
leh
Bdn
(KN
)1
18
9.2
75
11
89
.27
5
14
19
.02
14
14
19
.02
14
17
43
.36
91
11
89
.27
5
10
13
.58
67
10
13
.58
67
11
89
.27
5
10
13
.58
67
10
13
.58
67
<D
Pntr
act
Syp
(KN
)1
50
3.6
17
15
03
.61
7
18
36
.73
3
18
36
.73
3
22
25
.93
2
15
03
.61
7
74
9.0
98
74
9.0
98
15
03
.61
7
74
9.0
98
74
9.0
98
<t>
Pntr
act
Bdn
(KN
)7
99
.76
5
79
9.7
65
95
4.2
65
95
4.2
65
11
72
.38
3
79
9.7
65
68
1.6
18
68
3.5
84
79
9.7
65
68
35
84
68
3.5
84
K.l
ele
h
Sy
pA
man
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
K.l
eleh
Bd
n
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
K.F
ract
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
K.F
ract
Bd
n
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Tabel 5.34 Cek Luas Effektif Sambungan Pada Batang Top Chord
Batang Ag(inc2) t(inc) d(inc) A netto(inc2) A netto (mm2) U Ae Ae perlu ket
9 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 183.6433 Ok!
10 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 136.3603 Ok!
11 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 86.7735 Ok!
12 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 35.7721 Ok!
22 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 2.1941 Ok!
23 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 18.5591 Ok!
24 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 34.6114 Ok!
26 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 169.9920 Ok!
28 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 1347291 Ok!
30 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 95.4602 Ok!
31 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 8.7528 Ok!
32 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 52.3503 Ok!
33 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 18.0591 Ok!
34 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 5.8983 Ok!
35 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 24.6658 Ok!
37 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 28.4982 Ok!
39 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 28.9291 Ok!
41 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 23.3469 Ok!
43 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 16.8550 Ok!
45 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 2 9382 Ok!
52 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 43.0622 Ok!
54 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 95.2641 Ok!
56 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 150.9607 Ok!
59 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 150.9607 Ok!
60 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 150.9607 Ok!
71 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 15.8784 Oki
72 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 68.4104 'Ok!
73 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 121.9829 Ok!
74 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058| 0.85 2981.849 1697823 Ok!
Tabel 5.
Batang Ag(inc2) t(inc; d(inc A netto(inc2 A netto (mm2) U Ae Ae perlu ket12 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 206.2457 Ok!14 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 176.3240 Ok!16 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 131.6988 Ok!18 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 86.0787 Ok!20 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 38.8636 Ok!21 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 38.8636 Ok!23 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 86.0787 Oki25 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 131.6988 Ok.i27 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 176.3240 Ok!29 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 206.2457 Ok!42 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 198.0679 Ok!44 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 157.6808 Ok!46 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 103.4523 Ok!48 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 51.5461 Ok!50 5.750 0.5 0.5 5-438 3508.058 0.85 2981.849 1.1811 Ok!53 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 1.1811 Ok!55 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 51.5461 Oki57 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 103.4523 Oki59 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 157.6808 Oki61 5.750 0.5 0.5 5.438 3508.058 0.85 2981.849 198.0679 Oki I
iMO
iMO
9S
SZ
LO
Lt?
88
Z£
Z6
L8
L8
Z9
91
76
17
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/0
PL
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt?
88
Z'£
Z6
Lt7
99
99
17
61
78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
E9
/n
£Z
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lf8
8Z
£Z
62
L£
0£
99176
t78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/'02
ZiM
OiM
O9
99
'ZL
OL
t78
8Z
£Z
68
02
99
9t7
61
78
L8
62
09
£Z
96
0Z
E9
/0
LZ
iMO
iMO
99
9'Z
LO
L1
78
8Z
EZ
6P
W£
9S
t76
t78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
09
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
L2
96
S917
6t7
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/0
69
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
ZL
96
99
91
/6
17
8'L
86
20
9£
Z9
60
ZE
9/0
99
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
£iZ
£P
99
t76
t"8
L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£q
/n
t79iM
OiM
O9
99
'ZL
Ol-
17
88
ZE
Z6
fr28
'8L
99
t76
t78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/0
29
iXO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
8Z
£L
99
t76
1/8
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£q
/n
9P
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lfr8
8Z
'EZ
66
t79
Z9
9t7
61
78
'L8
62
09
EZ
9'6
0Z
£9
/n
£P
iMO
iMO
99
9'Z
LO
L1
78
8Z
EZ
6E
9Z
0L
99
17
61
78
'1-8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
Lt/
iMO
iMO
99
9'Z
LO
LP
8Q
L£
L6
Zt7
2'£
L9
91
76
t-8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/'n
6£
iMO
iMO
99
9'Z
LO
LW
8Z
'£Z
6K
)6'2
L9
91
76
t78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
L£
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z£
Z6
69
0'L
L9
91
76
t?8L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/'n
9£
iMO
iMO
99
9'Z
LO
L1
78
8Z
EZ
6£
Z9
£9
9t7
6W
L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
t7£iM
OiM
O9
99
'ZL
OL
t78
8Z
£Z
60
W8
99
t76
t78
'L8
62
09
£Z
96
0Z
E9
/n
££
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lfr8
8Z
'EZ
6£
0^
>2
99
17
6W
L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
2£
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z£
Z6
09
8£
99
17
6t7
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/n
L£
iMO
iMO
99
9'Z
LO
LP
L£
L6
29
t^'£
t79
91
76
17
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/'0
0£
iMO
iMO
99
9'Z
LO
LP
8Q
L'£
L6
0E
Z0
99
91
76
t78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
82
iXO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
20
09
Z9
91
76
17
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/n
92
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
2L
Z9
L9917
6W
L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
t>2
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
28
L8
99
t76
17
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/0
£2
iMO
iMO
99
9'Z
LO
LW
8Z
'£Z
69
89
09
91
76
17
8'L
86
20
9£
Z9
'60
Z£
9/n
22
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
£L
0Z
L9
9t7
61
78
'L8
62
09
£Z
9"6
0Z
£9
/'n2
LiM
OiM
O9
99
'ZL
OL
W8
Z'E
Z6
62
9'6
£9
91
76
t78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
£9
/n
LL
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
02
9L
99917
61
78
'L8
62
09
EZ
9"6
0Z
£9
/n
0L
iMO
iMO
99
9'Z
LO
Lt7
88
Z'£
Z6
6L
L2
89917
61
78
'L8
62
09
£Z
9'6
0Z
E9
/0
6a
jmo
ejj
eu
aju
yq
aia
iB
ua
juy
(Z)U
d0
(Uu
dO
(N>
l)n|Jadn
d(N
X)n
j(zLU
ui)avX
d(ziuui)6v
o6
ueie
g
pjOLto
do±e>j6uey
|ijojc|sejiSEde^
>iao9£"s
laqej.
Ta
bel
5.3
7C
ek
Kap
asit
asPr
ofil
Re j
ng
ka
Bot
tom
Cho
rdB
ata
ng
<DA
g(m
m2)
Fy
Ae(
mm
2)F
u(K
N)
Pu
Per
lu(K
N]
(DP
n(1)
OP
n(2
)K
rite
ria
Lele
hK
rite
ria
Fra
ctu
re1
20
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
58
2.8
38
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
14
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
70
.48
79
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!1
60
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
55
2.6
61
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
18
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
34
.41
99
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!2
00
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
51
5.5
39
97
3.7
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
21
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
15
.53
99
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!2
30
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
53
4.4
19
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
25
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
52
.66
19
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!2
70
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
57
0.4
87
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
29
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
82
.83
89
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!4
20
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
57
9.5
86
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
44
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
63
.03
09
73
.78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!4
60
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
54
1.3
66
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
48
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
20
.61
19
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!5
00
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
50
.47
29
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!5
30
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
5|
0.47
59
73
.78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!5
50
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
52
0.6
11
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
57
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
41
.36
69
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!5
90
.75
37
09
.67
35
02
98
1.8
49
45
56
3.0
30
97
37
88
41
01
7.5
56
OK
!O
K!
61
0.7
53
70
9.6
73
50
29
81
.84
94
55
79
.58
69
73
78
84
10
17
.55
6O
K!
OK
!
Tabe
l5.3
8Pe
rhitu
ngan
Blok
Ges
erSa
mbu
ngan
Pada
Saya
pRa
ngka
Utam
aB
atan
gG
aya
bat
ang
Pro
fil
Teb
alpe
lal
mm
S.g
eser
mm
S.t
ari
k
mm
Tari
kD
esak
1=
10
2=
9
73
3.3
47
81
2.4
88
W1
4x
12
0
W1
4x
12
03
=8
4=
7
5=
6
11
=2
9
12
=2
8
13
=2
7
14
=2
6
15
=2
5
16
=2
4
17
=2
3
18
=2
2
19
=2
1
20
30
=3
7
31
=3
6
32
=3
5
33
=3
4
16
04
.52
2
22
06
.00
3
19
84
.10
8
23
9.9
17
77
9.5
22
6.2
19
25
1.1
45
11
26
75
0
W1
4x
13
2
W1
4x
13
2
W1
4x
14
5
W1
4x
13
2
W1
4x
74
63
1.9
65
43
1.1
07
4.0
87
24
6.0
73
4
28
8.2
63
12
48
.24
8
12
73
.21
3
18
71
.69
8
19
07
.84
1
W1
4x
99
W1
4x
68
W1
4x
10
9
W1
4x
61
W1
4x
90
W1
4x
53
W1
4x
99
W1
4x
48
W1
4x
15
9
W1
4x
15
9
W1
4x
17
6
W1
4x
17
6
23
.87
6
23
.87
6
26
.16
2
26
.16
2
27
.68
6
26
.16
2
19
.93
9
19
.81
2
18
.28
8
21
.88
4
16
.38
3
18
.03
4
16
.76
4
19
.81
2
15
.11
3
30
.22
6
30
.22
6
33
.27
4
33
.27
4
34
2.9
0
34
2.9
0
44
4.5
0
44
4.5
0
54
6.1
0
34
2.9
0
24
1.3
0
34
2.9
0
24
1.3
0
34
2.9
0
24
1.3
0
34
2.9
0
24
1.3
0
34
2.9
0
24
1.3
0
34
2.9
0
34
2.9
0
44
4.5
0
44
4.5
0
11
2.3
3
11
2.3
3
11
2.2
8
11
2.2
8
11
2.2
8
11
6.9
3
11
2.4
4
11
6.9
7
11
2.4
0
11
7.0
1
11
2.4
8
11
8.9
^
i12
.44
11
8.9
7
11
1.4
4
11
1.4
4
11
1.3
5
11
1.3
5
Agv
mm
2
81
87
.08
0
81
87
.08
0
11
62
9.0
09
11
62
9.0
09
15
11
9.3
25
89
70
.95
0
48
11
.28
1
67
93
.53
5
44
12
.89
4
75
04
.02
4
39
53
.21
8
61
83
.85
9
40
45
.15
3
67
93
.53
5
36
46
.76
7
10
36
4.4
95
10
36
4.4
95
14
79
0.2
93
14
79
0.2
93
Agt
mm
2
26
81
.99
1
26
81
.99
1
29
37
.33
9
29
37
.33
9
30
86
.98
9
29
37
.33
9
23
31
.46
7
22
27
.56
2
21
39
.05
6
24
59
.65
2
19
16
.89
3
20
28
.46
4
19
93
.91
0
22
27
.56
2
17
97
.99
4
33
68
.23
4
33
68
.23
4
37
05
.06
0
37
05
.06
0
An
s
mm
2
66
70
.95
4
66
70
.95
4
86
38
.69
2
86
38
.69
2
11
95
4.8
15
79
74
.17
8
40
51
.60
5
60
38
.69
8
37
16
.12
2
66
70
.24
3
33
29
.02
6
54
96
.76
3
34
06
.44
5
60
38
.69
8
26
87
.09
1
84
45
.14
4
84
45
.14
4
12
67
7.3
94
12
67
7.3
94
An
t
mm
2
11
00
.57
1
11
00
57
1
12
16
.75
5
12
16
.75
5
12
94
.94
9
12
16
.75
5
89
5.9
71
89
4.0
15
81
20
65
99
9.3
12
71
5.2
51
80
3.6
47
73
2.6
71
89
4.0
15
64
8.7
70
14
24
.04
6
14
24
.04
6
15
78
96
9
15
78
96
9
<D
Rn1
KN
17
76
.03
7
17
76
.03
7
23
96
.57
2
"239
6.57
23
01
1.4
08
19
50
.01
8
11
34
,42
9
14
66
.73
5
10
36
.95
8
16
24
.42
6
92
4.4
92
13
31
.41
6
94
6.2
78
14
66
73
5
84
88
09
22
59
.58
8
22
59
.58
8
30
59
.51
4
30
59
.51
4
OR
n2
37
49
.31
9
37
49
.31
9
51
42
.81
3
51
42
.81
3
68
44
.34
2
42
53
.42
6
22
32
.02
9
32
21
.04
1
20
47
.21
1
35
57
.90
8
18
33
.96
0
29
31
.97
3
18
76
.61
0
32
21
.04
1
16
07
.95
5
47
46
.47
8
47
46
.47
8
69
10
.02
5
Ket
eran
gan
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
69
10
.02
5A
man
Tabe
l539
Perh
itung
anBl
okGe
serS
ambu
ngan
Pada
Bada
nRa
ngka
Utam
aR
afa
nn
Ho
i./.
U«
**-
*-_*
•-•I
-*•.
..
.i
_—
'—I
^—
—i
Bat
ang
Gay
aba
tang
Pro
fil
Teb
alpl
atm
m
S.g
eser
mm
S.t
ari
k
mm
1=
10
2=
9
3=
8
4=
7
5=
6
11
=2
9
12
=2
8
13
=2
7
14
=2
6
15
=2
5
16
=2
4
17
=2
3
18
=2
2
19
=2
1
20
30
=3
7
31
=3
6
32
=3
5
33
=3
4
Tari
kD
esa
k
39
3.9
83
43
6.5
00
84
4.9
60
96
2.0
38
10
60
.84
2
57
5.0
73
17
5.8
63
3.6
09
4.5
59
32
2.5
43
18
4.0
94
23
1.6
07
2.9
96
14
7.1
24
18
0.3
76
63
2.5
83
64
5.0
27
95
5.2
82
97
3.7
28
W1
4x
12
02
3.8
76
W1
4x
12
02
3.8
76
W1
4x
13
22
6.1
62
W1
4x
13
22
6.1
62
W1
4x
14
52
7.6
86
W1
4x
13
22
6.1
62
W1
4x
74
19
.93
9
W1
4x
99
19
.81
2
W1
4x
68
18
.28
8
W1
4x
10
92
1.8
84
W1
4x
61
16
.38
3
W1
4x
90
18
.03
4
W1
4x
53
16
.76
4
W1
4x
99
19
.81
2
W1
4x
48
15
.11
3
W1
4x
15
93
0.2
26
W1
4x
15
93
0.2
26
W1
4x
17
63
3.2
74
W1
4x
17
63
3.2
74
13
9.3
19
3.0
4
13
93
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
93
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
139.3
J19
3.04
13
9.3
.1
93
.04
139
3|19
3.04
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
13
9.3
19
3.0
4
Agv
mm
2
33
25
.93
33
25
.93
36
44
.37
36
44
.37
38
56
.66
36
44
.37
27
77
.50
27
59
.81
25
47
.52
30
48
.44
22
82
.15
25
12
.14
23
35
.23
27
59
.81
21
05
.24
42
10
.48
42
10
.48
46
35
.07
46
35
.07
Agt
mm
2
46
09
.0
46
09
.0
50
50
.3
50
50
.3
53
44
.5
50
50
.3
38
49
.0
38
24
.5
35
30
.3
42
24
.5
31
62
.6
34
81
.3
32
36
.1
38
24
.5
29
17
.4
58
34
.8
58
34
.8
64
23
.2
An
s
mm
2
24
16
.25
24
16
.25
26
47
.59
26
47
.59
2.8
01
.82
26
47
.59
20
17
.83
20
04
.97
18
50
.75
22
14
.66
16
57
.96
18
25
.04
16
96
.52
20
04
.97
15
29
.44
30
58
.87
30
58
.87
33
67
.33
64
23
.23
36
7.3
3
An
t
mm
2
71
6.6
36
71
6.6
36
80
3.7
32
80
3.7
32
86
1.7
97
80
3.7
32
56
6.6
36
56
1.7
97
50
3.7
33
64
0.7
40
43
1.1
52
49
4.0
55
44
5.6
68
56
1.7
97
30
2.7
65
95
8.5
71
95
8.5
71
10
74
.69
9
10
74
.69
9
<t>
Rn1
KN
81
9.6
11
81
9.6
11
90
4.8
12
10
06
.85
4
10
69
.59
9
90
4.8
12
67
2.8
76
66
8.1
43
61
1.3
42
74
5.3
68
54
03
41
60
1.8
75
55
4.5
41
66
81
43
49
30
07
10
56
28
10
56
28
1
11
69
88
2
11
69
83
2
<t>
Rn2
KN
14
58
.96
9
14
58
.96
9
15
98
.65
7
15
98
.65
7
16
91
.78
3
15
98
.65
7
12
18
.39
4
12
10
.63
4
11
17
.50
8
13
37
.24
5
10
01
.10
1
11
01
.98
7
10
24
.38
2
12
10
.63
4
92
3.4
96
18
46
.99
2
18
46
.99
2
20
33
.24
4
Ket
eran
gan
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
lan
Am
an
Ap a
n
Am
ah
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
Am
an
20
33
.24
4A
man
Tabel 5.40 Hasil Perhitungan Portal Ujung Jembatan Rangka BajaBatang Station Gaya (kN) Momen (kNm)
1 0 28.787 183.677
4.2425 36.946 45.305
8.485 45.104 -93.066
2 0 -49.009 -95.159
4.2425 -57.167 44.628
8.485 -65.325 184.4163 0 -32.949 93.066
1 -32.949 47.474
2 -32.949 0.906
3 -32.949 -46.638
4 -32.949 -95.159
n
Batang
S=Z,n^ ^=(8694,267)101 _A,A.E ' 200.103
= 43,246 mm
Defleksi = 43,246 mm < b 60000
800 800= 75 mm, maka rangka aman
Tabel 542 TabejDgflgteiPa^Ranjgte dengan Metode Virtual Work Akjbatjghgn MatiBatang A(mm2) L(mm) U(KN) S(KN)
1=10 22774.15
2=9 22774.15
3=8 25032.21
4=7 25032.21
5=6 27548.33
11=29 25032.21
12=28 14064.49
13=27 18774.16
14=26 12903.20
15=25 20645.12
16=24 11548.36
17=23 17096.74
18=22 10064.50
19=21 18774.16
20 9096.76
30=37 30128.97
31=36 30128.97
6000.00
6000.00
6000.00
6000.00
6000.00
8485.28
6000.00
8485.28
6000.00
8485.28
6000.00
8485.28
6000.00
8485.28
6000.00
6000.00
6000.00
0.738
0.744
0.935
.107
1.311
-0.006
-0.125
-0.181
-0.266
0.186
0.228
0.249
0.338
0.479
-0.889
-1.006
-1.150
729.6169
734.7858
1702.6346
1705.9808
2029.1460
-1166.5865
201.1781
899.0414
3.9233
-641.3138
198.5317
387.7019
1.8505
-126.4926
198.3992
-1296.2164
-1301.6495
U.S.L/A
141.892
143.989
381.602
452.685
579.508
2.421
-10.708
-73.690
-0.485
-49.023
23.550
47.913
0.373
-27.361
-116.310
259.711
298.167
n.U.S.L/A
283.785
287,977
763.204
905.371
1159.015
4.842
-21.416
-147.380
-0.969
-98.045
47.101
95.825
0.746
-54.721
-116.310
519.422
596.335
32=35
33=34
33419,29
33419.29
6000.00
6000.00
-1.329
-1.576
-1948.3512
-1950.0560
464.713
551.827
2
2
929.425
1103.653
TOTAL 126426.41 TOTAL 6257.859
S=Tn^,5A.E
(6257,859) 103200. If?
= 31,289 mm
nfll . ,,-„„ b 60000 ^cDefleksi =j> 1,289 mm < = = 75 mm, maka rangka aman
800 800 &
TABEL Mn-Pn UNTUK KOLOM 5400 X 1000
Ast(% ) 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
tc' ( Mpa) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
fy ( Mpa) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b (mm) 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400
h(mm) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
d' (mm) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
d (mm) 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
xb (mm) 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540
faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 972 864 756 648 540 486 432 378 324
ab (mm) 826.2 734.4 642.6 550.8 459 413.1 367.2 321.3 275.4 67.23
fs (Mpa) -44.4 25 114.3 233.33 400 511.1 650 828.6 1067
fs pakai -44.4 25 114.3 233.33 400 400 400 400 400
fs' (Mpa) 538.3 530.6 520.6 507.41 488.9 476.5 461.1 441.3 414.8
fs' pakai 400 400 400 400 400 400 400 400 400
Ast(mm2) 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000
As (mm2) 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000
As' (mm2) 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000 27000
Ts (kn) -1200 675 3086 6300 10800 10800 10800 10800 10800
Cs (kn) 9997 9997 9997 9996.8 9997 9997 9997 9997 9997
Cc (kn) 1E+05 1E+05 1E+05 88486 73738 66365 58991 51617 44243
Mn (kn m) 0 15053 19937 23681 26393 28265 27793 26983 25835 24348 9357
Pn (kn) 180644 1E+05 1E+05 1E+05 92183 72935 65561 58187 50814 43440 0
TABEL Mn-PnUNT JKKOL-OM 5400 X 1000
Ast (% ) 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2%
fc' (Mpa) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
fy (Mpa) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b (mm) 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400
h (mm) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
d' (mm) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
d (mm) 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
xb (mm) 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540
faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 972 864 756 648 540 486 432 378 324
ab (mm) 826.2 734.4 642.6 550.8 459 413.1 367.2 321.3 275.4 134.5
fs (Mpa) -44.4 25 114.3 233.33 400 511.1 650 828.6 1067
fs pakai -44.4 25 114.3 233.33 400 400 400 400 400
fs' (Mpa) 538.3 530.6 520.6 507.41 488.9 476.5 461.1 441.3 414.8
fs' pakai 400 400 400 400 400 400 400 400 400
Ast (mm2) 108000 1E+05 1E+05 1E+05 108000 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05
As (mm2) 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000
As' (mm2) 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000 54000
Ts (kn) -2400 1350 6171 12600 21600 21600 21600 21600 21600
Cs (kn) 19994 19994 19994 19994 19994 19994 19994 19994 19994
Cc (kn) 1E+05 1E+05 1E+05 88486 73738 66365 58991 51617 44243
Mn (kn m) 0 18572 24205 28914 32911 36584 36112 35302 34154 32667 17988
Pn (kn) 200637 2E+05 1E+05 1E+05 95880 72132 64758 57384 50010 42637 0
5400TABEL Mn-Pn UNTUK KOLOM 1000
Ast ( % ) 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%fc' ( Mpa ) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35fy ( Mpa ) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b (mm) 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400h (mm) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000d' (mm) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100d (mm) 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
xb (mm) 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x (mm) 972 864 756 648 540 486 432 378 324ab (mm) 826.2 734.4 642.6 550.8 459 413.1 367.2 321.3 275.4 201.7
fs (Mpa) -44.4 25 114.3 233.33 400 511.1 650 828.6 1067fs pakai -44.4 25 114.3 233.33 400 400 400 400 400fs' (Mpa) 538.3 530.6 520.6 507.41 488.9 476.5 461.1 441.3 414.8fs' pakai 400 400 400 400 400 400 400 400 400
Ast (mm2) 162000 2E+05 2E+05 2E+05 162000 2E+05 2E+05 2E+05 2E+05 2E+05 2E+05As (mm2) 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000As' (mm2) 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000 81000
Ts (kn) -3600 2025 9257 18900 32400 32400 32400 32400 32400Cs (kn) 29990 29990 29990 29990 29990 29990 29990 29990 29990Cc (kn) 1E+05 1E+05 1E+05 88486 73738 66365 58991 51617 44243
Mn (kn m) 0 22090 28474 34147 39430 44902 44431 43621 42472 40985 25893Pn (kn) 220631 2E+05 1E+05 1E+05 99576|71329 63955 56581 49207 41833| o
TABEL Mn •Pn UNTUK KOLOM 5400 X 1000Ast ( %) 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4%
fc' ( Mpa ) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35fy ( Mpa ) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b (mm) 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400 5400h (mm) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000d' (mm) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100d (mm) 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
xb (mm) 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540 540faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 972 864 756 648 540 486 432 378 324ab (mm) 826.2 734.4 642.6 550.8 459 413.1 367.2 321.3 275.4 268.9
fs ( Mpa) -44.4 25 114.3 233.33 400 511.1 650 828.6 1067fs pakai -44.4 25 114.3 233.33 400 400 400 400 400fs' (Mpa) 538.3 530.6 520.6 507.41 488.9 476.5 461.1 441.3 414.8fs' pakai 400 400 400 400 400 400 400 400 400
Ast (mm2) 216000 2E+05 2E+05 2E+05 216000 2E+05 2E+05 2E+05 2E+05 2E+05 2E+05As (mm2) 108000 1E+05 1E+05 1E+05 108000 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05As' (mm2) 108000 1E+05 1E+05 1E+05 108000 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05 1E+05
Ts (kn) -4800 2700 12343 25200 43200 43200 43200 43200 43200Cs (kn) 39987 39987 39987 39987 39987 39987 39987 39987 39987Cc (kn) 1E+05 1E+05 1E+05 88486 73738 66365 58991 51617 44243
Mn (kn m) 0 25609 32743 39380 45949 53221 52749 51939 50791 49304 33072Pn (kn) 240624 2E+05 2E+05| 1E+05 103273 70525 63152 55778 48404 41030 0
300000
250000
200000
a.
150000
100000
50000
10000
20000
GrafikMn-Pn
30000
Mn(KNm)
40000
50000
60000
TABEL Mn-Pn UNTUK KOLOM 400X400
Ast(% ) 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
fc' (Mpa) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
fy (Mpa) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
h(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
d' (mm) 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
d (mm) 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330
xb(mm) 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198
faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 356.4 316.8 277.2 237.6 198 178.2 158.4 138.6 118.8
ab (mm) 302.94 269.28 235.6 202 168.3 151.5 134.6 117.8 101 26.89
fs (Mpa) -44.444 25 114.3 233.3 400 511.1 650 828.6 1067
fs pakai -44.444 25 114.3 233.3 400 400 400 400 400
fs' (Mpa) 482.15 467.42 448.5 423.2 387.9 364.3 334.8 297 246.5
fs' pakai 400 400 400 400 387.9 364.3 334.8 297 246.5
Ast (mm2) 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600
As (mm2) 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800
As' (mm2) 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800
Ts(knl -35.556 20 91.43 186.7 320 320 320 320 320
Cs (kn) 296.2 296.2 296.2 296.2 286.5 267.6 244.1 213.8 173.4
Cc (kn) 3605 3204.4 2804 2403 2003 1802 1602 1402 1202
Mn (kn m) 0 208.83 250.55 280.8 300.7 310.9 300.4 285.9 267.2 243.8 101.3
Pn (kn) 5352 3936.7 3480.6 3009 2513 1969 1750 1526 1296 1055 0
TABEL Mn-Pn UNTUK KOLOM 400)C400
Ast(% ) 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2%
fc' (Mpa) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
fy (Mpa) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
h (mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
d' (mm) 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
d (mm) 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330
xb (mm) 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198
faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 356.4 316.8 277.2 237.6 198 178.2 158.4 138.6 118.8
ab (mm) 302.94 269.28 235.6 202 168.3 151.5 134.6 117.8 101 53.78
fs (Mpa) -44.444 25 114.3 233.3 400 511.1 650 828.6 1067
fs pakai -44.444 25 114.3 233.3 400 400 400 400 400
fs' (Mpa) 482.15 467.42 448.5 423.2 387.9 364.3 334.8 297 246.5
fs' pakai 400 400 400 400 387.9 364.3 334.8 297 246.5
Ast (mm2) 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200
As (mm2) 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600
As" (mm2) 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600
Ts (kn) -71.111 40 182.9 373.3 640 640 640 640 640
Cs (kn) 592.4 592.4 592.4 592.4 573 535.3 488.2 427.6 346.7
Cc (kn) 3605 3204.4 2804 2403 2003 1802 1602 1402 1202
Mn (kn m) 0 242.72 291.65 331.2 363.5 389.7 376.8 359.2 336.6 307.9 194
Pn (kn) 5945 4268.5 3756.8 3213 2622 1936 1698 1450 1189 908.4 0
TABEL Mn-Pn UNTUK KOLOM 400X400
Ast(% ) 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
fc' (Mpa) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
fy (Mpa) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
h(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
d' (mm) 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
d(mm) 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330
xb (mm) 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198
faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 356.4 316.8 277.2 237.6 198 178.2 158.4 138.6 118.8
ab (mm) 302.94 269.28 235.6 202 168.3 151.5 134.6 117.8 101 80.67
fs (Mpa) -44.444 25 114.3 233.3 400 511.1 650 828.6 1067
fs pakai -44.444 25 114.3 233.3 400 400 400 400 400
fs' (Mpa) 482.15 467.42 448.5 423.2 387.9 364.3 334.8 297 246.5
fs' pakai 400 400 400 400 387.9 364.3 334.8 297 246.5
Ast (mm2) 4800 4800 4800 4800 4800 4800 4800 4800 4800 4800 4800
As(mm2) 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400
As' (mm2) 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400 2400
Ts (kn) -106.67 60 274.3 560 960 960 960 960 960
Cs (kn) 888.6 888.6 888.6 888.6 859.5 802.9 732.2 641.3 520.1
Cc (kn) 3605 3204.4 2804 2403 2003 1802 1602 1402 1202
Mn (kn m) 0 276.6 332.76 381.6 426.3 468.6 453.2 432.6 406 372.1 278.1
Pn (kn) 6537 4600.3 4033 3418 2732 1902 1645 1374 1083 761.8 0
TABEL Mn-Pn UNTUK KOLOM 400X400
Ast(% ) 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4%
fc' (Mpa) 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
fy (Mpa) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
b(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
h(mm) 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
d' (mm) 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
d(mm) 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330 330
xb (mm) 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198
faktor 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6
x(mm) 356.4 316.8 277.2 237.6 198 178.2 158.4 138.6 118.8
ab (mm) 302.94 269.28 235.6 202 168.3 151.5 134.6 117.8 101 107.6
fs (Mpa) -44.444 25 114.3 233.3 400 511.1 650 828.6 1067
fs pakai -44.444 25 114.3 233.3 400 400 400 400 400
fs' (Mpa) 482.15 467.42 448.5 423.2 387.9 364.3 334.8 297 246.5
fs' pakai 400 400 400 400 387.9 364.3 334.8 297 246.5
Ast (mm2) 6400 6400 6400 6400 6400 6400 6400 6400 6400 6400 6400
As (mm2) 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200
As' (mm2) 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200 3200
Ts (kn) -142.22 80 365.7 746.7 1280 1280 1280 1280 1280
Cs (kn) 1184.8 1184.8 1185 1185 1146 1071 976.3 855.1 693.5
Cc (kn) 3605 3204.4 2804 2403 2003 1802 1602 1402 1202
Mn (kn m) 0 310.49 373.87 432 489.1 547.4 529.6 505.9 475.4 436.2 353.6
Pn (kn) 7130 4932 4309.2 3623 2841 1869 1593 1299 977 615.1 0
80
00
70
00
-—
60
00
50
00
-40
00
c
30
00
20
00
10
00
10
0
Gra
fik
Mn
-Pn
(400
x400
)
20
03
00
40
0M
n(K
Nm
)5
00
60
0
-_-' C 'O z ,
UJ -
I o
i 2
fc _
it*.
1! 1: U S U ! L U LA iMi-iu.A I IUN .'3 Yb I Lr. IV!
m ( L1
; i • :: 11 ML
j;i:!;:i!;!'
Ci c_ t; t-, :ir.c tanct. c eyry
v,:.i w.;w. i!i^h: Dlastic'y
lrc.'^.i".ic cisys c! lew 'orr.?c -•'-. pleslicity, p.'fiv-^y c'cyi.ss.r-~,- c!evs. si!Ty' ctoys. Icon ctays
si'y : :,s c! lew ples.':'y
Incpenic sir.s. deyey si's.
Ime seney c( si*y toil, cies'.k: tir.s
Iricgenic cipys o( hifhplasticity, fa: cioyt
! Organic clays and illiy ciey> c'OH j medrum to h^h piosilrf.y,
Cff c.'iic sills
Pea; ar** othtff highfyPT i organic soils
l>-30Rato;:y classification ckiib
{a..);
T - t
- 4 -. .
-- 5
i. tr.ti 7 !'•
PLASTICITY CHART
.:;:. •! •.•;•:•:•;-l! •;: CH
i /
:i ,:;:•;•::•:::::i :::::•: |:l
:;:;:i:i:,i:x-!•!'•
•.•••.
:: :•
/•••%••••-
:-:-:i:-:-..••.•:•!•:•.•
CL! :• -1 •.-.- 1
MH
orl .Ort
!^].:-;•:•:•:!:•
•'••1' -
•-•J
CL-_-/.--:-!MLwiyl:•••: or7>t:::-;:J0L «
.-..-. •,:•! ••••2 0 <
Liquid0
Lid
6
^l!T
0
(LL
8
)
0 1'X)
HipNy ignJllon lois. LLand PI decrease eMer dfyinj.Ofganic eclcuf and odouf
i;'
3ora'siline classifications, used (ci soils possessing characteristics o! two groups, are designated by dual symbols
HOLLAND BALLAST THIESS J.V.
SITE OF HOLDING POND DAMS
MUSI PULP MILL PROJECT, Nr. PALEMBANG
PRABUMULIH, PALEMBANG, SOUTH SUMATRA N
P.T. ENGiTAMA NUSA GEOTESTINDOJALAN TEBET BARAT IV NO. 33 JAKARTA, INDONESIA
Phon. : 62 • 21 - S301640
Fax:82 - 21 - 829O103
JOB No. : 98-0102-003
Exhibit : A-(III)
rr:o.
o<
>x
iu
.
^r
O
ni
niO
UJ
;r
Ml
rj
HI
(j
cav..
ui"i=
i-!°o
r'Ti'r
OQL-i
o
©o:
r.l'-
O'
O|^'
y:<
\
0-"
t;.c:u\<
(--)ci
0>
i
N'ID
IIIO
i^
ji'.x
riO
:!')
y.a
\-
•II
<•"
[NO
ILV
OL
IIS^
D:
•ilOS
(LilL
Nfl
!'m
1-1-!
I
I'..
vM.'-.
X•'
^
I!
••|"
T
-1
•Nn
ia
n••:•'!
v
J•*
L5
>^>
^:^
06
^^^S
^>
>,
s•nit—
1""I"
"T
V.y,
^"
*Z
E»
ftF,S
9*.
"6.^
fc>
.
££
?y
3?sir--
oci
a-••
••o
5(&
£.S
8.-".>
If.\n>
•»
52
TT
tt'
IT
'
I, -
j CO
3 f.O '
i 00
- ?o
- ~c^
~ 60
5.00
5 40
5 60
;. 80
COO
6.20_
6.40
e.co
6.60
7.00
7.20
7.40
.60
'.30
6 00
JL?P-640
6.60
6.80
9.00
9.20
9.40
i
i '1
<).r,o
9.00
( \i:h- Him si :t nc
,sL
0-250 kg'cn-,2
0 25 kg/cm?.
,i I.
'i i I; i i
) \ \v i !
^ \ \
!_.-' 20
Note 1. CPT <uu «•».< recorded «i 02mdepth hiicimU using . 2.5 tonne mechanical Dutch cone/. Hie daL-, plots have l-.-cn 'smoothed' usinfj a Microsoft ILvcel lection Northing: no: available
EasLng: no! availableElevation: @ + n.a
Tested by. Taufiq Date: 5/7/9S Plot by: Djun/a P.S Checked by. I'.GIovcr 14/7
Project:SITE OF ADMINISTRATION BUILDING
MUSI PULP MILL PRO.IECl.NrPALI^'PANG
litlc:
CONE PENETRATION TEST (CPT)RESULTS
PLOTS OF CONE RESISTANCE AND
FRICTION RATIO VERSUS DEPTH
Client: ^,r^- , , „P^TCOffOBti® ratLAST THIESS J V
Geotci haical Engineers:.C^' I'T.ENCJJ^A^mA^OTESTINDO
ks
Job?/: 9S- 0102-003 Rcf Ncfc CPT-A
CJ
-!),v
,.p.A
1•"*
r^
i"'
oj'm
l'^T
0<\i>
w
oj
;0
1;
r;
cj
c
CO
1
»H'.o
TN
„>ca
o-
o-
iI
!I
.•)eg
!'i
Iio
io
vi
n,
m
1I
i
oI
o:
oa
oi
oo
o•
oo
o•
o
•pic-ii
oiO
0'
1W
<--
o«
-
O-l
°_
IN
D,
Oi
O:i—
-rrr-r:
oo
o
Ii
oI
OI
oo
O0
|O
jo
icj
o|
o
o•
o;
o
<!
91
-J
i
Oj
CO
i2
!
Oj
ni
tno
<•>/to
a°°
Co
i'J
1
oo
u-)l1
ul
ml
in
in
...1
pi
OJ
f-~
-TiS
O"
enI
CM»
;o
i
s.i
o
MM
co
CO
UJ
CO
Cs2<<
CO
5
•'•'.^v';;.
§^
^T
^rrr~
iAT
s«<hi^lvg
aNVT10H
Wtpoiuoujoapuepuojou
'
».'«Mi^o
opuo
pu«oui,,cT
J9WIJfa^Dj•„,,,.Avno4'g
W*
PajuoojMpud
pun*om
.
W«
POM
OU
JK)
(Xrt,puoj„
,|°W"|,/J,°
W-lil•;«,«
•Avnox,,,g
IOB'IH
O!.'issii~Si°"!
.-,__
.i''00'P
uuo
we/S
ol
iV
oi»i
"r
HO
HW
</>3
iiosjo
Noudiyosaa
SWVaaNOJDNIOTOHJoilS
i»K
i
J.tlU
'l
s^
AB
UT
ME
NT
FO
ND
AS
IT
IAN
G
I•
|I
•'i|
«="i|
J^
iU
_,
U_
_o
J_
_^-l
i
PE
RT
AM
BA
TA
NR
AN
GK
AA
NG
INA
TA
S
1
PE
RT
AM
BA
TA
NR
AN
GK
AA
NG
INB
AW
AH
RA
NG
KA
UT
AM
A
&{l;
AB
UT
ME
NT
FO
ND
AS
IT
IAN
G
Jo
int
1
Pla
tS
ambu
ng1'
Join
t1
2Jo
int
13
r^
~^
y-
hn:
j14
Join
t2
Jo
int
3
Bau
t1
'
Join
t1
4
-mU
—U
Jo
int
4
Jo
int
15
t«
,
.1,
::x:
Jo
int
5
DE
TA
ILS
ET
EN
GA
HB
EN
TA
NG
RA
NG
KA
UT
AM
A
Join
t1
6
Join
t6
^\;
k-V
Det
ail
Sam
bu
ng
anJo
int
1
Bau
t01
"
Pla
tS
amb
un
g1"
W1
4X
12
0
W1
4X
12
0
W1
4X
74
Bau
t01
"
Pla
tS
amb
un
g1"
W1
4X
12
0
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
2
H<. -V
+•%
»
W1
4X
68
.(•-i
-
W1
4X
12
0
1;
:-ll
..'.l.
J.."
"i!
,!r
;jl'
:;::
II:i
:Jl:
:.r!
:-I
t:
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
3
$
^\V
V\ B
au
t0
1"
Pla
tS
amb
un
g1"
r&
W1
4X
13
2
W1
4X
13
2
W1
4X
61
II!
r-<i
>-i1
•V-f
,H
it--,
{,
Bau
t0
1"
Pla
tS
amb
un
g1"
W1
4X
13
2
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
4
H-. 7?
+%
W1
4X
13
2
+-"V
-
W1
4X
53
:m-::
n:
i4-
ii'I-
in
;+ii+
-fI1
cj»
4.{
.,f.
.
(4:4
...
4+
jj 11
*+
II-+
•<t-
:t;ii
ifu
ifu:
iin
{Jur
n-n
11-
].._
!_JL
J._i
...!
•\'-
\
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
5
V\
#
\V^
W1
4X
14
5
Bau
t0
1"
Pla
tS
ambu
ng1"
•I'
"!"
•¥
+4
.4
•I-II
y
--"rz.--J
r-.--..
"![-"
<b
cn
--T
p:i
ii::
^\
fc+
W1
4X
74
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
12
;ti
W1
4X
15
9
Bau
t0
1"
Pla
tS
amb
un
g1"
*u. >v
+. <%
>
W1
4X
15
94
4--4
--4
-4
-|,
se=
ei
W1
4X
68
ii
W1
4X
15
9
Bau
t01
"
Pla
tS
amb
un
g1"
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
13
W1
4X
15
9
^>
\v^
•!S
T^
lE^
E3i
^=
iS^
^5^
Sii
l[T
:\]B
E.-
.
U:J
F-L
LIl
dIE
aEIE
EH
fjJE
'iJE
EE
-Ii
:EEE
.E
4y
4.4-
t4
lirr
;;;;
-;--
7.4.
114.
4,,t.
4.
i,u
44
.-4.
..1,
.4..
44
.
-"r-
/J.,+
----
-
"t;
-U:
EE
l-E
ilE
W1
4X
61
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
14
[i
^. *7
W1
4X
17
6
Bau
t0
1"
Pla
tS
amb
un
g1"
+*
W1
4X
17
6
t-t
•4-4
.4
-4,
-4*
:EE
IEE
EE
'!EE
W1
4X
53
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
15
W1
4X
17
6
Bau
t0
1"
Pla
tS
amb
un
g1"
W1
4X
17
6
>A
.<b
\*^
•Ul-
lE-;
]}.-
-i£J
L
1-r
;4;
;-ti
tt
-
•!•*
44
4!|
44-
.|-
!I
-•!•4
4-4-
411
4E
4-
-4^
-i
4-E
L.4
I
:44
EE
4IE
--i
W1
4X
48
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nJo
int
16
H,.
W1
4X
17
6
Bau
t0
1"
Pla
tS
ambu
ng1"
7?-f %
W8
X6
7
tni;
\\\
v&*
<o%
\tt
1-6*
6x
1/2 B
au
t0
1"
Pla
tS
amb
un
g1/
2"
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nA
ng
inA
tas
1
****
*1
*
V6
*6
*\\
1
W8
X6
7
Det
ail
Sa
mb
un
ga
nA
ng
inA
tas
3
^\t
t
1%
Pla
tS
amb
un
g1/
2"B
au
t1
"
4.^
Plat
Sam
bung
1/2"
-^
$,Ba
utl"
"^
Detai
lSam
bung
anAn
ginBa
wah
1
=U
=3
E
"T
ET
ES
JE
-^
CD
O X
;-4
E/
Plat
Sam
bu
ng
1/2"
Bau
t1
"
3E
'+6
-+- ^
Det
ailS
am
bu
ng
an
Ang
inB
awah
2
W1
4X
90
'+. e
+^
W1
4X
90
| Ij.
_'L
Plat
Sam
bung
1/2"
Bau
t1"
i_
.,'T
\^
y\
f'-y
'"\\
,,•'-
\
''•r
-Y
\\
CO
o T— X T—
!l• j
M
^+
*d-'\f
l- W1
4X
90
Det
ailS
am
bu
ng
an
Ang
inB
awah
3
Plat
Sam
bung
1/2"
%v<
6^B
au
t1
"\V
"
Det
ail
Sam
bu
ng
anA
ngin
Ata
s2
I
'/<?
14D22
13D16
! t
55D25
D16-130
D19- 140 D25-85
Detail Penulangan Abutmen
D25 -85
D19- 140
ro
.oro
Q.
••
•50
0
•
»_
.a
rooo
roO
)ro.aV—
CO1
'ro'
.a
D^o
Z3
oD
)O
)Q
c
<5C
O
C\J
<(0
Q_D)
cT
"
....
1—
-.
(01
1"~
--^E
--^
J1
1
11
^-^E,;-
r|—
11
1"
—|
-<•»
sY~y
11
11
(0
11
11
co
JL
L
•M
M
JOE
I(00a
c^
Q
NO.
FM-UII-AA-FPU-09KARTU PESERTA TUGAS AKHIR
NAMA
Agus SetiawanEnvinFuadi
NO. MHS.
98511078
98511178
BID.STUDI"TeEnflTSIpir"Teknik Sipil
JUDULTUGASAKHIR:
Perencanaan jembaVan dinding'rangka'b'aJaTlp*6'••Ba'l^lrrt0re•tru5S•" dr atas-sungai-Cimerierig'rCalHIpHfgh'CUacHp
No.
PERIODE II : DESEMBER - MEITAHUN : 2002 / 2003
Kegiatan
Pendaftaran
Penentuan Dosen PembimbingPembuatan ProposalSeminar ProposalKonsultasi Penvusunan TA.
Sidang-SidangPendadaran.
DOSEN PEMBIMBING I
DOSEN PEMBIMBING II
Ir. Fa^urrohman N., MT.Ir, Eetoy Akb»r Balf, MT
Catatan.
Seminar
SidangPendadaran
(9 Febmari zao?>
Yogyakarta, ..1.8Jan 2003.jui. Dekan, / y—
, Ir. H. Munadhir, MS
TABLIi 3.1 Load Comb ination -iik Load Factors"
rL^acTCombination
Limit Slate
DCDDDWEHEVES
LLIMCEBRPLLS
WA ws
I
WL FR
l.UO
1 TUCRSI!
G. 50/1.20"
TG
Ktc
SE Use One of TheseTimo
"atlT
EQ :c CT cv\
[STRENGTH-! r, ' 1.75 1.00 -
..
STRENGTH-II Yp 1.35 1.00 - - 1.00 0.50/1.20 Ytc Kse •
I1
STRENGTH-lll Y* - 1.00 1.40 - 1.00 0.50/1.20 K.g Kse • -
-
STRENGTH-IVEH. EV. ES. DWDC ONLY
Y,1.5.
- 1.00 - - 1.00 0.50/1.20- -
ISTRENGTH-V Yc 1.35 1.00 0.40 0.40 1.00 0.50/1.20 Ktg Kse • - •-
(EXTREME EVENT-I Yo Keo" 1.00 - - 1.00- 1.00
- • 1EXTREME EVENT-II YP 0.50 1.00
- - 1.0C j " 1 - 1.00 1.00 j 1.00 j:
' ii11
ii
.SERVICE-I 1.00 1.00 1.00 0.30 0.30 '• c- j'- '"^/ 1-2C '••l. >*\ • • ISERVICE-II 1.00 1.30 1.00 .
- - 1.00 1 00/1.20- • -
"
... f.
SERVICE-III 1.00 0.80 1.00- - 1.C0 1.00/1.20 Ktg t'se - - •j -:4
"1il
FAT1GUE-LL, IM.AND CE ONLYi_ J
- 0.75I
- - - - •
1
• 1 •_i
94
)C,
"AASHTO Table 3.4.1-1. [From AASHTO LRFD Bridge Dcs:3n Specificaticr.s. Copvricht 3 \%by the American Association of State Highway and Transportation Officials. Wtshin-ion IXUsed by Permission]. _ b
TABLE 3.2 Load Factors for Permanent Loads - "• In
Type of Load
DC: Component and Attachments
DD: Downdrag
DW: Wearing Surfaces and Utilities
EH: Horizontal Earth Pressure• Active
• At-Rest
EV: Vertical Earth Pressure
*
*
Overall Stability-Retaining StructureRigid Buried StructureRigid Frames
Flexible Buried Structures othe;than Metal Box CulvertsFlexible Metal Box Culverts
ES: Earth Surcharge
Load Factor
Maximum
1.25
1.80
1.50
1.50
1.35
1.35
1.35
'1.30.1:35
1.95
1.50
1.50
Minimum
0.90
0.45
0.65
0.90
0.90
N/A1.00
0.90
0.90
0.90
0.90
0.75
b^hlT Tab!C \4A~Z (Fr°m AASHW LRF° B'idse D^» Specifications, Copvric h, ©1994^Xp^TCm StatC Ki2hWay and Tt'anSPOnati011 0fl5ch,S- W"hi^on. DC
TABLE S.ll Limiting Width-Thickness Ratios"
Plates Supported Along One Edge.
Flanges and projecting legs of plates
Stems cf rolled tees
Other projecting elements
Clates Supported Alone Two Fdnes
Box flanges and cover plates
Webs and other plate elements
Perforated cover plates
0.56
0.75
0.45
1.40
1.49
1.86
Half-flange width of I-sectionsFull-flange width of ch-mnelsDistance between Ircc edge andlir.st line ot bolts or welds in
plates
Full-width of an outstanding leglor pairs of angles in continuouscontact
Full-depth of tee
Full-width of outstanding leg forsingle angle stmt or double angle strut wiih separatorFull projecting width for others
• Clear distance between websminus inside corner radius oneach side for box flanges
• Distance between lines of weidsor bolts for flange cover plates
• Clear distance between flangesminus fillet radii for webs ofrolled beams
• Clear distance between edgesupports for all others
• Clear distance between edgesupports
"AASHTO Table 6.9.4.2-1. fFrom AASHTC LRFD 'Jridge Design Specifications, Copyright ©1994 by the American Association of State. Highway and Transportation Officiate. Washington.DC. Used by permission.]
TABLE 8.9 Resistance Factors for the Strength Limit States"
Descriptic.i of Mode
Flexure
Shear
Axial compression, steel onlyAxial compression, compositeTension, fracture in net section
Tension, yielding in gross sectionBearing on pins, in reamed, drilled or bolted holes and
milied surfaces
Bolts bearing on materialShear connectors
A325M and A490MN bolts in tension
A307 bolts in tension
A325M and A490M bolts in shear
Block'shear
Weld metal in complete penetration welds:• Shear on effective area
• Tension or compression normal to effective area• Tension or compression parallel to axis o\' the weld
Weld mela! in partial penetration welds:• Shear parallel to axis of weld• Tension or compression para'lel to axis of wek!• Tension compression normal to the effective area• Tension normal to the effective area
Weld mcta! in fillet welds:
• Tension or compression paralle! to axis of the weld• Shear in throat of weld metal
Resistance Factor
4>7 = 1.00<j>„ = 1.00<\>, = 0.90<|>r = 0.90cj>„ = 0.80
4>v - 0.954>, = 1.00
<!>** = 0.804>,c = 0.85<j>, = 0.80<t>, = 0.67<t>/ = 0.80<!>*, = o.so
<k, = 0.854> = base mcta! (J?
d> = base metal <J>
>\>,.2 = 0.806 = base metal cj>
ij> = base metal ih
<{>,., - 0.80
c>' = base metal 4>
d>., = 0.80
"In [A6.5.4.2]. [From AASHTO LRFD Bridge Design Specifications. Copyright C- 1994 by theAmerican Association of State Highway and Transportation Officials, Washington, DC. Used bypermission.]
TABLE 4.1 Unit Densities"
Material
Aluminum
Bituminous wearing surfacesCast iron
Cinder fillingCompact sand, silt, or clayConcrete, lightweight (includes reinforcement)Concrete, sand-lightweight (includes reinforcement)Concrete, normal (includes reinforcement)Loose sand, silt, or gravelSoft clayRolled gravel, macadam, or ballastSteel. _.Stone masonryHardwood
Softwood
Transit rails, ties and fastening per track
Unit Weight (kg/rn3)
2800
2250
7200
960
1925
1775
1925
2400
1600
1600
2450
7850
2725
960
800
0.3*
"In AASHTO Table 3.5.1-1. [From AASHTO LRFD Bridge Design Specifications. Copyright ©1994 by the American Association of State Highway and Transportation Officials, Washington,DC. Used by Permission].6In kilograms per cubic millimc'cr (kji/mm)
>V...
r
b/f < 0.56 ISJ Fy
h/t w < 1.49
~1
U
v *y
I!il
^"T
b/t < 0.56 ;J: b/l <0.45/.£I- ,
HH-,
T w
b/t < 0.56 /JL
h/t w< 1.49 /JL
d/t < 0.75 jS.
I— 11 r
f. x:
rU L
b/t < 1.40
M/ t < : .49 /JL.
Fig. 8.28 Limiting width-iiiickncss ratios. EAI'ter Segui. 1994.) [From LRFD SteelDesign, by William T. Segui, Copyright £• 1994 by PWES Puulishing Company, Boston.MA, with permission.]