JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS...
Transcript of JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS...
RANCANG BANGUN SOFTWARE ANALISIS
GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN UTARA
SEMARANG MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Program Studi Teknik Sipil
Oleh
Muhammad Rasyid Ridha
NIM. 5113414084
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 1-8)
“Hati seseorang serupa lautan, memiliki badai, memiliki pasang surut dan di
kedalamannya memiliki mutiara juga.” (Vincent Van Gogh)
“Biarkan jalan hidup kita mengalir seperti air, ikuti terus kemana arus
membawamu. tetap tenangkan jiwa mu agar berguna untuk orang lain.” (Chopin)
PERSEMBAHAN:
Dengan rasa syukur dan bahagia saya ucapkan terimakasih kepada:
1. Untuk Ibu saya dan Bapak saya yang telah memberikan segala dukungan
baik moril maupun materi dan doa tiada henti demi kesuksesan saya.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Bapak saya
bahagia;
2. Untuk saudara kandung saya, Mas Sujud, Dek Ima, dan Dek Maira yang
telah memberikan dukungan doa dan semangat dalam penyususan laporan
Skripsi;
3. Untuk Pak Hanggoro, selaku dosen yang saya kenal dekat dan menjadikan
saya sebagai asisten dosen, karena beliau saya belajar bahasa pemrograman
Visual Basic;
4. Untuk Nediana Sarrasanti Ardinugroho yang telah memberikan bantuan dan
semangat dalam penyusunan laporan Skripsi;
5. Untuk Sahabat seperjuangan mahasiswa S1 Teknik Sipil UNNES angkatan
2014 yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam penyusunan
laporan skripsi;
6. Semua Dosen dan karyawan di Jurusan Teknik Sipil;
7. Untuk Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
vi
ABSTRAK
Muhammad Rasyid Ridha, 2019. Analisis Gelombang Pecah Di Perairan Utara
Semarang Menggunakan Visual Basic 6.0, Dosen Pembimbing: Karuniadi S U,
S.T.,M.T.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Gelombang menuju ke pantai akan mengalami proses pendangkalan
gelombang, karena dasar laut ke arah pantai ke dalam semakin kecil sehingga orbit
air laut akan bergesekan dengan dasar perairan. Oleh karena orbital partikel air yang
bergesekan dengan dasar tersebut maka gelombang akan pecah.
Studi kasus ini dilakukan di Perairan Utara Kota Semarang. Berdasarkan
metode penulisan, Penulis membutuhkan alat bantu berupa software yang
diperlukan dalam penelitian ini. Software yang digunakan adalah Arcgis 10.3,
Global Mapper 15 sebagai media untuk mengolah data, dan software Visual Basic
6.0 sebagai media output perangkat lunak yang akan disusun. Bahan yang
dibutuhkan adalah data informasi seputar kondisi Perairan Utara Kota Semarang
berupa peta bathimetri, tinggi gelombang, dan angin. Metode perhitungan data
menggunakan perhitungan secara manual sesuai dengan metode gelombang Airy
(gelombang amplitudo kecil) dan disertakan sebuah rekayasa program untuk
menghitung gelombang pecah.
Hasil perhitungan gelombang di perairan utara Kota Semarang didominasi
oleh gelombang arah Barat Laut dengan gelombang maksimum terjadi bulan
Desember 2017 dengan H = 1,3048 m dan T = 4,987 detik. Koefisien refraksi yang
terjadi berkisar antara 0,9396 sampai 1,0335 dan koefisien pendangkalan (shoaling)
yang terjadi berkisar pada 0,6507 sampai 1,0371. Tinggi gelombang pecah yang
didapat berkisar pada 1,3965 m sampai 2,1827 m pada kedalaman 1 m sampai 25
m.
Kata kunci: Analisis gelombang pecah, pantai utara semarang.
vii
PRAKATA
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
atas Berkat dan Rahmat-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat Penulis selesaikan
dengan baik.
Skripsi ini diberikan kepada Mahasiswa Teknik Sipil UNNES dengan
maksud agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami teori-teori mata kuliah
yang diberikan oleh dosen. Adapun Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi jenjang Strata satu (S1) di program studi Teknik Sipil,
Universitas Negeri Semarang.
Tidak semua teori yang diterima di bangku kuliah dapat diterapkan di
lapangan. Diharapkan dengan Skripsi ini, mahasiswa mendapatkan wawasan
tentang dunia Teknik Sipil yang aplikatif di lapangan. Demikian pentingnya suatu
pengalaman lapangan tersebut, sehingga Skripsi menjadi wahana bagi mahasiswa
untuk memperoleh bekal sebelum terjun di dunia kerja. Adapun judul laporan yang
Penulis susun adalah Rancang Bangun Software Analisis Gelombang Pecah Di
Perairan Utara Semarang Menggunakan Visual Basic 6.0.
Dalam penyusunan laporan Skripsi ini Penulis banyak menerima bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang;
2. Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang;
3. Ketua Jurusan Program Studi Teknik Sipil S1;
viii
4. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Skripsi;
5. Bapak Dr. Yeri Sutopo, M.Pd., M.T., selaku dosen penguji skripsi yang
sudah memberikan masukan atas presentasi pendadaran;
6. Ibu Endah Kanti Pangestuti, S.T., M.T., selaku dosen penguji skripsi yang
sudah memberikan masukan atas presentasi pendadaran;
7. Bapak Hanggoro Tri Cahyo Andiyarto, S.T., M.T., selaku dosen yang
memberikan saya pengetahuan dan wawasan lebih, terkait dengan asisten
dosen maupun project yang sudah diberikan;
8. Semua Dosen dan karyawan di Jurusan Teknik Sipil;
9. Bapak dan Ibu selaku Orang tua saya yang sudah memberikan segalanya
untuk saya;
10. Mas Sujud, Dek Ima, dan Dek Maira selaku Saudara saya yang sudah
memberikan dukungan material maupun non material;
11. Nediana Sarrasanti Ardinugroho, selaku teman dekat saya yang telah
memberikan dukungan untuk penyusunan skripsi ini;
12. Gandi, Ukhson, Reza, Bayu, Fangkhu, Wahyu, Rafi, Zaim, Agus, Bagas,
Nina, yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam penyusunan
laporan Skripsi;
13. Sahabat seperjuangan mahasiswa S1 Teknik Sipil UNNES angkatan 2014
yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam penyusunan laporan
Skripsi;
14. Dan untuk lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
ix
Di dalam penyusunan Skripsi ini, Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, walaupun demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan Penulis pada khususnya.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .... Error! Bookmark
not defined.
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR NOTASI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
Batasan Masalah ....................................................................................... 4
Tujuan ....................................................................................................... 4
Manfaat ..................................................................................................... 4
Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .............................. 7
Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7
Landasan Teori ....................................................................................... 10
Pantai ............................................................................................... 10
Angin ............................................................................................... 12
Gelombang ...................................................................................... 14
Deformasi Gelombang .................................................................... 15
Fetch ................................................................................................ 16
Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang..................................... 17
Koefisien Refraksi Gelombang ....................................................... 21
Koefisien Pendangkalan (Shoaling) ................................................ 23
Tinggi Gelombang .......................................................................... 23
xi
Gelombang Pecah............................................................................ 23
Perangkat Lunak Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 ...................... 25
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27
Metodologi Penelitian ............................................................................ 27
Alat dan Bahan ....................................................................................... 27
Lokasi Penelitian .................................................................................... 28
Tahapan Penelitian ................................................................................. 28
Tahap Persiapan .............................................................................. 28
Pengumpulan Data .......................................................................... 28
Analisa Data .................................................................................... 29
Penyusunan laporan ........................................................................ 29
Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan Visual Basic 6.0 ............... 29
Bagan Alir Penelitian ............................................................................. 30
Waterfall Method ................................................................................... 31
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34
Gambaran Umum Lokasi Studi .............................................................. 34
Analisis Fetch ......................................................................................... 35
Analisis Angin ........................................................................................ 38
Kondisi Angin ................................................................................. 38
Koreksi Angin ................................................................................. 40
Analisis Gelombang ............................................................................... 42
Gelombang Pasang Surut ................................................................ 42
Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang..................................... 43
Perhitungan Panjang dan Cepat Rambat Gelombang ..................... 45
Perhitungan Koefisien Refraksi ...................................................... 47
Perhitungan Koefisien Shoaling ...................................................... 47
Perhitungan Nilai Tinggi Gelombang Baru .................................... 48
Perhitungan Gelombang Pecah .............................................................. 49
Hubungan Tinggi, Kedalaman, dan Sudut Datang Gelombang ............. 51
Perbandingan kedalaman dan tinggi gelombang............................. 54
Program Analisis Gelombang................................................................. 55
Flowchart Aplikasi .......................................................................... 58
Fitur Program .................................................................................. 59
Validasi Nilai Koreksi Software ............................................................. 64
xii
5 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 65
Simpulan ................................................................................................. 65
Saran ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
xiii
DAFTAR NOTASI
F = fetch rerata aktif (km)
U = kecepatan angina (m/sekon)
UA = kecepatan angin berdasarkan koreksi stabilitas (m/sekon)
tfetch = periode fetch (sekon)
Ho = tinggi gelombang berdasarkan peramalan (meter)
T = periode gelombang berdasarkan peramalan (sekon)
= sudut datang gelombang ()
d = kedalaman laut (meter)
L = panjang gelombang laut (meter)
C = cepat rambat gelombang laut (m/sekon)
g = gaya gravitasi bumi (9,81 m/s2)
Kr = koefisien refraksi
Ks = koefisien shoaling
H = tinggi gelombang baru setelah dikalikan dengan Koefisien Refraksi dan
Koefisien Shoaling
m = koefisien kemiringan pantai
Hb = tinggi gelombang pecah (meter)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 State of the Art ........................................................................................ 8
Tabel 2.2 Klasifikasi Gelombang .......................................................................... 19
Tabel 3.1 Waterfall Method .................................................................................. 31
Tabel 4.1 Panjang Segmen Fetch .......................................................................... 37
Tabel 4.2 Data Arah dan Kecepatan Angin .......................................................... 39
Tabel 4.3 Tinggi Pasang Surut Bulanan ................................................................ 42
Tabel 4.4 Data Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan ...................................... 43
Tabel 4.5 Analisis gelombang dengan beberapa variabel kedalaman ................... 52
Tabel 4.6 Lanjutan Analisis gelombang dengan beberapa variabel kedalaman ... 52
Tabel 4.7 Lanjutan Analisis gelombang dengan beberapa variabel kedalaman ... 52
Tabel 4.8 Analisis gelombang dengan beberapa variabel kedalaman ................... 53
Tabel 4.9 Hubungan kedalaman, sudut, dan tinggi gelombang ............................ 53
Tabel 4.10 Perbandingan Kedalaman dan Tinggi Gelombang ............................. 55
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.1 Satuan Wilayah Pantai (SWP) Pantai Utara Semarang .................... 2
Gambar 2.1 Definisi dan Batasan Pantai .............................................................. 10
Gambar 2.2 Definisi dan Karakteristik Gelombang di Daerah Pantai .................. 11
Gambar 2.3 Grafik Pembacaan Rasio RL dan UL ................................................ 14
Gambar 2.4 Fetch .................................................................................................. 16
Gambar 2.5 Proses Gelombang Pecah .................................................................. 24
Gambar 2.6 Grafik Hubungan antara Hb/H'o dan H'o/gT2 .................................. 25
Gambar 3.1 Perairan Utara Kota Semarang .......................................................... 28
Gambar 4.1 Peta Bathimetri Wilayah Perairan Utara Semarang .......................... 34
Gambar 4.2 Garis Bathimetri ................................................................................ 35
Gambar 4.3 Arah Mata Angin ............................................................................... 35
Gambar 4.4 Screenshoot Segmen Fetch via ArcGis ............................................. 36
Gambar 4.5 Pembacaan Rasio RL dan UL ........................................................... 41
Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Hb/H'o dan H'o/gT2 .................................. 50
Gambar 4.7 Grafik hubungan tinggi, kedalaman, dan sudut datang gelombang .. 54
Gambar 4.8 Interface awal Program ..................................................................... 56
Gambar 4.9 Notifikasi Salah Password Login ...................................................... 57
Gambar 4.10 Username dan Password Program ................................................... 57
Gambar 4.11 Screenshoot Fitur Program .............................................................. 59
Gambar 4.12 Tatap Muka Perhitungan Fetch Efektif ........................................... 60
Gambar 4.13 Tatap Muka Perhitungan Koreksi Angin ........................................ 61
Gambar 4.14 Tatap Muka Fitur Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang ....... 62
Gambar 4.15 Tatap Muka Fitur Perhitungan Cepat Rambat Gelombang ............. 62
Gambar 4.16 Lampiran d/Lo ................................................................................. 63
xvi
1 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Rata-rata dan kecepatan angin .................................................. 68
Lampiran 2 Data Rata-rata tinggi gelombang signifikan dan maksimum ............ 69
Lampiran 3 Informasi Ketinggian Pasang Surut Bulanan .................................... 70
Lampiran 4 Tatap Muka Form Home Login ......................................................... 71
Lampiran 5 Tatap Muka Form Home Login (2) ................................................... 71
Lampiran 6 Tatap Muka Menu Utama .................................................................. 72
Lampiran 7 Tatap Muka Menu Perhitungan Fetch ............................................... 72
Lampiran 8 Tatap Muka Menu Perhitungan Koreksi Angin ................................ 73
Lampiran 9 Tatap Muka Menu Perhitungan Peramalan Tinggi dan Periode ....... 73
Lampiran 10 Tatap Muka Menu Perhitungan Panjang dan Cepat Rambat .......... 74
Lampiran 11 Tatap Muka Menu Perhitungan Gelombang Pecah ......................... 74
Lampiran 12 Tinjauan nilai d/Lo .......................................................................... 75
1
1 BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di belahan dunia yang termasuk
dalam jajaran negara kepulauan. Secara teoritis, Indonesia dikenal dengan sebutan
negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah 17.508 pulau, serta wilayah
pantai sepanjang 80.000 km. Menurut Bambang Triatmodjo (1999), wilayah pantai
di Indonesia ini merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk
kegiatan manusia, seperti sebagai kawasan pusat pemerintahan, pemukiman,
industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian, perikanan, pariwisata, dan sebagainya.
Adanya kegiatan tersebut dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan akan lahan,
yang selanjutnya timbulnya masalah seperti erosi pantai, tanah timbul (endapan
pantai), pendangkalan muara sungai, dan pencemaran lingkungan. Di dalam
mempelajari teknik pantai, juga perlu mengetahui beberapa definisi yang berkaitan
dengan karakteristik gelombang di daerah sekitar pantai. Gelombang yang
merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan bentuk karena
pengaruh kedalaman laut.
Setiap pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dapat menyebabkan
terjadinya perubahan ekosistem dengan skala tertentu. Pemanfaatan dengan tidak
mempertimbangkan prinsip-prinsip ekologi dapat menurunkan mutu lingkungan
dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan ekosistem wilayah pesisir yang
bersangkutan (Khakim, 2003). Salah satu kerusakan yang ditimbulkan adalah
abrasi. Abrasi adalah suatu perubahan bentuk pantai atau erosi pantai yang
2
disebabkan ketidakseimbangan interaksi dinamis pantai, baik akibat faktor alam
maupaun non alam (campur tangan manusia). Abrasi dapat menimbulkan kerugian
besar dengan rusaknya wilayah pantai dan pesisir dengan segala kehidupan yang
ada di wilayah tersebut.
Masalah abrasi pantai akhir-akhir ini cenderung meningkat di berbagai
daerah, terdapat gelombang yang tinggi, pasang surut yang tidak normal seperti
biasanya, dan tidak terkecuali terjadi di Pantai Semarang.
Gambar 1.1 Satuan Wilayah Pantai (SWP) Pantai Utara Semarang
Dalam penelitian ini akan disajikan sebuah analisis gelombang pecah laut pada
pantai, khususnya pantai pada perairan utara Kota Semarang. Dalam analisis ini
akan menggunakan data dari BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Stasiun
Maritim Tanjung Mas Semarang, dan Data Batimetri (Kontur Laut) dari Badan
Informasi Geospasial. Diharapkan penelitian ini akan menghasilkan output berupa
3
fenomena gelombang dan hasil dari penelitian ini bisa menjadi informasi terkait
karakteristik gelombang pecah yang terjadi di perairan utara Kota Semarang.
Identifikasi Masalah
Permasalahan gelombang pecah cukup banyak, beberapa hal yang dapat di
identifikasikan adalah :
a. Angin
Menurut BMKG Stasiun Maritim Tanjung Mas Semarang, perairan utara
Kota Semarang dalam rentang 2 tahun memiliki kecepatan angin maksimal
sebesar 10 knot atau setara 5,144 m/s. Namun akan dihitung kembali dengan
beberapa koreksi, yaitu koreksi angin dalam elevasi, dan koreksi angin
dalam stablitas dan lokasi.
b. Gelombang
Karakteristik gelombang sangat dipengaruhi oleh unsur angin. Semakin
lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang
terbentuk. Menurut BMKG Stasiun Maritim Tanjung Mas Semarang, dalam
rentang 2 tahun, perairan utara Kota Semarang mempunyai tinggi
gelombang maksimal sebesar 1,5 m. Namun perlu dihitung kembali
menggunakan koreksi dalam teori gelombang Airy.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana algoritma rancang bangun software analisis gelombang pada
lokasi penelitian tersebut?
2) Bagaimana reliabilitas dan validitas rancang bangun software tersebut?
4
3) Bagaimana kepraktisan dan efektifitas software tersebut untuk menganalisis
gelombang pecah?
Batasan Masalah
1) Menghitung nilai koreksi angin dan gelombang
2) Menghitung tinggi, dan kedalaman gelombang pecah
Tujuan
1) Mengkreasi sebuah perangkat lunak untuk menganalisis gelombang pecah
di laut
2) Menganalisis gelombang pecah
3) Menganalisis karakteristik gelombang
Manfaat
1) Mendapatkan nilai gelombang pecah sebagai informasi yang belum pernah
dilakukan pada lokasi tersebut.
2) Memberikan solusi cepat perhitungan berupa program Visual Basic yang
menjadi output penelitian ini.
3) Sebagai bahan referensi dalam mempelajari fenomena gelombang laut.
Sistematika Penulisan
Laporan Skripisi ini terdiri dari tiga bagian yang berhubungan dengan
masalah gelombang pecah. Secara garis besar sistematika penulisan laporan adalah
sebagai berikut :
5
Bagian awal
Bagian awal tugas akhir meliputi: halaman judul, abstrak, lembar pengesahan,
moto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar lampiran.
Bagian Isi
Isi skripsi disajikan dalam 5 bab, dengan beberapa sub bab pada tiap babnya.
Bab I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penyusunan
laporan.
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Berisi tentang tinjauan pustaka dan dasar teori yang memberikan uraian secara
teoritis tentang gelombang, analisis data angin dan pengertian serta tahapan
analisis gelombang pecah
Bab III: METODE PENELITIAN
Berisi tentang sistematika penelitian dan penulisan, langkah langkah atau
prosedur pengambilan, dan metode pengolahan data dari hasil penelitian.
Bab IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang pengumpulan data, pengolahan data dan pembahasan.
dipaparkan hasil dari pengolahan data gelombang dengan teori Airy yang
terjadi di Pantai Utara Semarang, Jawa Tengah.
6
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang penutup dari keseluruhan penulisan yang berisi kesimpulan yang
didapatkan dari studi yang dilakukan dan saran saran untuk bahan referensi
pelaksanaan studi selanjutnya atau yang serupa.
Bagian akhir
Daftar pustaka berisi sumber dan referensi yang dijadikan sebagai pendukung dalam
penulisan tugas akhir.
7
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, ada
beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Penelitian yang pertama yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian
yang dilakukan oleh Ratna Parauba (2016) yang berjudul “Analisis Karakteristik
Gelombang Pecah di Pantai Niampak Utara”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
untuk mendapatkan karakteristik gelombang pecah yang menyebabkan kerusakan
pantai. Tinjauan yang digunakan pendekatan teori dan jenis data yang sama, yaitu
menggunakan teori gelombang amplitudo kecil (Airy), kemudian jenis data yang
digunakan adalah data angin, data tinggi gelombang, dan batimetri laut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dapat diketahui di kedalaman berapa gelombang
yang terjadi akan menjadi gelombang pecah.
Penelitian kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari
Satriyadi (2017) yang berjudul “Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang
Signifikan Di Perairan Dangkal (Studi Kasus Perairan Semarang)”. Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk menghitung peramalan tinggi dan periode
gelombang di perairan utara Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini akan
digunakan untuk acuan penentuan arah mata angin yang mendominasi di perairan
utara semarang, yaitu didapat arah Barat dengan dominasi kecepatan angin 0,5 –
3,6 m/s2, gelombang signifikan tertinggi 1,227 m dan periode maksimum 5,175
detik.
8
Penelitian ketiga yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari
Satriyadi (2012) yang berjudul “Studi Batimetri dan Jenis Sedimen Dasar Laut di
Perairan Marina, Semarang, Jawa Tengah”. Dalam penelitian tersebut, didapatkan
nilai m (kemiringan pantai) yaitu m = 0,178% – 0,2% , nilai m tersebut akan menjadi
nilai pembanding dengan perhitungan kemiringan yang peneliti lakukan.
Tabel 2.1 State of the Art
No Judul Penelitian Penulis Hasil
1
Analisis Karakteristik
Gelombang Pecah di
Pantai Niampak Utara
Ratna
Parauba
(2016)
Tinjauan yang digunakan
pendekatan teori dan jenis data
yang sama, yaitu menggunakan
teori gelombang amplitudo kecil
(Airy), kemudian jenis data yang
digunakan adalah data angin,
data tinggi gelombang, dan
batimetri laut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dapat
diketahui di kedalaman berapa
gelombang yang terjadi akan
menjadi gelombang pecah.
2
Peramalan Tinggi dan
Periode Gelombang
Signifikan Di Perairan
Satriyadi
(2017)
Hasil dari penelitian yaitu
didapat arah Barat dengan
dominasi kecepatan angin 0,5 –
3,6 m/s2, gelombang signifikan
9
Dangkal (Studi Kasus
Perairan Semarang)
tertinggi 1,227 m dan periode
maksimum 5,175 detik.
3
Studi Batimetri dan Jenis
Sedimen Dasar Laut di
Perairan Marina,
Semarang, Jawa Tengah
Satriyadi
(2012)
Dalam penelitian tersebut,
didapatkan nilai m (kemiringan
pantai) yaitu m = 0,178% – 0,2%
4
Rancang Bangun
Software Analisis
Gelombang Pecah di
Perairan Utara Semarang
menggunakan Visual
Basic 6.0
Ridha
(2019)
Dalam penelitian ini saya akan
menggunakan metode
perhitungan gelombang Airy
(amplitudo kecil), serta
menggunakan referensi-referensi
diatas sebagai tinjauan pustaka
sehingga penelitian saya
merupakan penelitian
pengembangan.
Dalam outputnya akan disisipkan
pembuatan sebuah software
untuk menghitung nilai
gelombang pecah.
Beberapa penelitian diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan yaitu mengenai analisis karakteristik gelombang pecah. Sedangkan
perbedaannya yaitu mengenai objek dan tempat yang diteliti.
10
Landasan Teori
Pantai
Dalam ilmu teknik pantai, sebelumnya kita harus membedakan pengertian
pesisir (coast), dan pantai (shore). Menurut Triadmodjo (1999), pesisir adalah
daerah darat tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut,
angin laut, dan perembesan air laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi perairan
yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Kemudian antara
pesisir dan pantai biasa disebut garis pantai, yaitu garis batas pertemuan antara
daratan dan air laut, di mana posisi-nya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai
dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi.
Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu
menghancurkan energi gelombang yang datang. Material yang terbawa arus ke
garis pantai akan mengendap di daerah yang lebih tenang, sehingga mengakibatkan
sedimentasi pada daerah tersebut.
Selain definisi di atas, beberapa definisi yang berkaitan dengan karakteristik
gelombang di daerah sekitar pantai juga perlu diketahui. Gelombang yang
merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan bentuk karena
pengaruh perubahan kedalaman laut.
Gambar 2.1 Definisi dan Batasan Pantai
11
Berkurangnya kedalaman laut menyebabkan semakin berkurngnya panjang
gelombang dan bertambahnya tinggi gelombang. Pada saat gelombang
(perbandingan antara tinggi dan panjang gelombang) mencapai batas maksimum,
gelombang akan pecah. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Karakteristik gelombang setelah pecah berbeda dengan sebelum pecah.
Gelombang yang telah pecah tesebut merambat terus ke arah pantai sampai
akhirnya gelombang bergerak naik dan turun pada permukaan pantai (uprush dan
downrush). Garis gelombang pecah merupakan batas perubahan perilaku
gelombang dan juga transport sedimen pantai. Daerah dari garis gelombang pecah
ke arah laut disebut dengan offshore. Sedang daerah yang terbentang ke arah pantai
dari garis gelombang pecah dibedakan menjadi tiga daerah yaitu breaker zone, surf
zone, dan swash zone. Breaker zone atau biasa disebut daerah gelombang pecah,
adalah daerah di mana gelombang yang datang dari laut (lepas pantai) mencapai
ketidak-stabilan dan pecah.
Gambar 2.2 Definisi dan Karakteristik Gelombang di Daerah Pantai
12
Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari
gelombang pecah dan batas naik-turunnya gelombang di pantai. Swash zone adalah
daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang dan batas
terendah turunnya geombang di pantai.
Menurut Triadmodjo (1999), daerah ke arah pantai dari garis gelombang
pecah dibagi menjadi tiga daerah, yaitu inshore, foreshore, dan backshore.
Perbatasan antara inshore dan foreshore adalah batas antara air laut pada saat muka
air rendah dan permukaan pantai. Proses gelombang pecah di daerah inshore sering
menyebabkan terbentuknya longshore bar, yaitu gumuk pasir yang memanjang dan
kira-kira sejajar dengan garis pantai. Foreshore adalah daerah yang terbentang dari
garis pantai pada saat muka air rendah sampai batas atas dari uprush pada saat air
pasang tinggi. Profil pantai di daerah ini mempunyai kemiringan yang lebih curam
daripada profil di daerah inshore dan backshore. Backshore adalah daerah yang
dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat terjadi gelombang
badai bersamaan dengan muka air tinggi.
Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
angin. Angin terjadi karena perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir dari
tempat yang bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah. Menurut
Buys Ballot, ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara yang bergerak
dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan massa
udara yang arahnya horizontal dikenal dengan istilah angin. Angin berhembus di
atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan
13
menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula
tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air.
Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang
terbentuk.
Data angin yang digunakan untuk peramalan gelombang adalah data di
permukaan laut pada lokasi pembangkitan. Kecepatan angin diukur dengan
anemometer, dan baisanya dinyatakan dengan knot.
Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui katulistiwa yang
ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam = 0,5144 m/detik.
Data Angin dihitung melalui koreksi sebagai berikut :
1. Koreksi Angin Terhadap Elevasi
U10 = U(z)(10
z)
17
dengan :
U(z) = kecepatan angin dari data (m/sekon)
z = ketinggian pengukuran kecepatan angin (m)
U10 = kecepatan angin terhadap elevasi (m/sekon)
2. Koreksi Angin Terhadap Stabilitas dan Efek Lokasi
Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di dalam rumus-
rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang ada
diatas permukaan laut. Oleh karena itu diperlukan transformasi dari data angin
di atas daratan yang terdekat dengan lokasi studi ke data angin di atas
(1)
14
permukaan laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan
terdekat diberikan oleh RL = Uw/UL seperti dalam gambar.
Gambar 2.3 Grafik Pembacaan Rasio RL dan UL
Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang yang
mendukung variabel UA, yaitu faktor tegangan angin yang dihitung dari kecepatan
angin. Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin seperti yang dijelaskan
di atas, maka kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
UA = RT . RL . U(10)
keterangan :
RT = nilai ditinjau dari grafik (nilai RT = 1,13)
RL = nilai RL ditinjau dari grafik berdasarkan nilai UL
U(10) = nilai angin yang sudah dikoreksi berdasarkan elevasi (m/sekon)
Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang
angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang
(2)
15
surut yang dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit. Gelombang dapat
menimbulkan energi untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transport
sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai. Karena gelombang
merupakan faktor utama dalam penentuan tata letak suatu pelabuhan, alur
pelayaran, dan perencanaan bangunan pantai.
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit
digambarkan secara matermatis karena ketidak-linieran; tiga dimensi dan
mempunyai bentuk yang random (suatu deret gelombang mempunyai tinggi dan
periode berbeda). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk
gelombang yang sederhana dan merupakan pendekatan gelombang alam. Dalam
penelitian ini akan digunakan teori yang paling sederhana yaitu teori gelombang
linier atau teori gelombang amplitudo kecil, yang pertama kali dikemukakan oleh
Airy pada tahun 1845.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran gelombang, namun akan
menggunakan data yang sudah ada dari Badan Metereologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Mas Semarang.
Deformasi Gelombang
Apabila suatu deretan gelombang bergerak menuju pantai, gelombang tersebut
akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi dan
pendangkalan gelombang, difraksi, refleksi dan gelombang pecah.
Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Di
daerah di mana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu
di laut dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut
16
transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Garis orthogonal
gelombang yaitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak gelombang dan
menunjukkan arah penjalaran gelombang, juga akan membelok, dan berusaha untuk
menuju tegak lurus dengan garis kontur dasar laut.
Difraksi terjadi apabila tinggi gelombang di suatu titik pada garis puncak
gelombang lebih besar daripada titik di dekatnya, yang menyebabkan perpindahan
energi sepanjang puncak gelombang ke arah tinggi gelombang yang lebih kecil.
Difraksi terjadi apabila suatu deretan gelombang terhalang oleh rintangan seperti
pemecah gelombang atau suatu pulau.
Refraksi dan pengaruh pendangkalan, difraksi, refleksi gelombang, dan
gelombang pecah akan menentukan tinggi gelombang dan pola (bentuk) garis
puncak gelombang di suatu tempat di daerah pantai. Tinggi gelombang dan arah
datangnya gelombang di pantai sangat penting, misalnya di dalam menentukan arus
dan. transpor sedimen di daerah pantai.
Fetch
Gambar 2.4 Fetch
17
Menurut Triadmodjo (1999), di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di
laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah
pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang
sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin.
Feff = ΣXi cos α
Σ cos α
keterangan :
Feff : fetch rerata efektif
Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke
ujung akhir fetch
: deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan
pertambahan 6
Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang
Langkah-langkah perhitungan peramalan gelombang untuk mendapatkan nilai Ho
dan To adalah sebagai berikut :
1. Karena termasuk Open Water
tfetch = 68,8 F
23
g13 U
A
13
keterangan :
tfetch = periode fetch (sekon)
F = nilai fetch efektif (meter)
g = gaya gravitasi (9,81 m/s2)
UA = nilai angin (m/s2)
(3)
(4)
18
2. Hitung Nilai Ho dan To
Tinggi Gelombang Awal
Ho = 0,0000851 (UA
2
g) (
gti
UA)
57
To = 0,0702 (UA
g) (
gti
UA)
0,411
keterangan :
Ho = tinggi gelombang peramalan awal (m)
UA = kecepatan angin koreksi (m/sekon)
ti = periode waktu pengukuran (sekon)
g = percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)
Kecepatan Rambat dan Panjang Gelombang
Hubungan cepat rambat dan Panjang gelombang dirumuskan sebagai berikut :
C =gT
2πtanh
2πd
L
L =gT
2πtanh
2πd
L
keterangan :
C = kecepatan rambat gelombang (m/s)
L = panjang gelombang (m)
g = percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)
π = 3,14
d = jarak antara muka air rerata dan dasar laut (m)
(5)
(6)
(7)
(8)
19
Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara kedalaman air (d)
dan panjang gelombang (L), Menurut Triadmodjo (1999) gelombang dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :
Tabel 2.2 Klasifikasi Gelombang
1 Gelombang di laut dangkal jika d/L 1/20
2 Gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L < ½
3 Gelombang di laut dalam jika d/L ≥ ½
Jika kedalaman air dan periode gelombang diketahui, maka dengan metode
iterasi (cara coba-coba) akan didapat panjang gelombang L.
L0 =gT2
2π
keterangan :
L0 = nilai awal panjang gelombang (meter)
Indeks (0) menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk kondisi di laut
dalam. Jika menggunakan percepatan gravitasi adalah 9,81 m/s2. Maka persamaan
diatas menjadi
L0 = 1,56 T2
keterangan :
L0 = nilai awal panjang gelombang (meter)
T = periode gelombang (sekon)
Kemudian setelah menggunakan L0, kita lanjutkan ke perhitungan iterasi dengan
rumus :
(9)
(10)
20
Iterasi I = L1 =gT2
2πtanh
2πd
L
keterangan :
L0 = nilai awal panjang gelombang (meter)
T = periode Gelombang (sekon)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
d = kedalaman laut (meter)
Setelah iterasi I dihitung, selanjutnya kita meratakan terlebih dahulu panjang
gelombang Lr (gelombang rerata)
Iterasi II = Lr =L0+L1
2
L2 =gT2
2πtanh
2πd
Lr
Dihitung sesuai iterasi maksimal untuk d tertentu.
Hasil perhitungan telah didapat apabila nilai hitungan iterasi sudah sama, misal
iterasi ke-7 dan iterasi ke-8, telah didapat nilai yang sama. Dari perhitungan
tersebut, iterasi sudah dianggap selesai. Kemudian kita akan menghitung panjang
gelombang dan kecepatan gelombang sebenarnya melalui rerata iterasi.
Cepat rambat gelombang didapat dari hasil membagi panjang gelombang dengan
periode gelombang C =L
T
Dilanjutkan dengan rumus d
L0
Cepat rambat gelombang : C =L
T
keterangan :
C = cepat rambat gelombang (m/sekon)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
21
L = panjang gelombang (m)
T = periode gelombang (sekon)
Koefisien Refraksi Gelombang
Refraksi dan pendangkalan gelombang (wave shoaling) akan dapat
menentukan tinggi gelombang di suatu tempat berdasarkan karakteritik gelombang
datang. Refraksi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tinggi dan arah
gelombang serta distribusi energi gelombang di sepanjang pantai.Perubahan arah
gelombang karena refraksi tersebut menghasilkan konvergensi (penguncupan) atau
divergensi (penyebaran) energi gelombang dan mempengaruhi energi gelombang
yang terjadi di suatu tempat di daerah pantai. Persamaan cepat rambat gelombang
adalah :
C2 =gL
2πtanh
2πd
L
Namun di laut dalam, persamaan di atas menjadi
Co2 =gL
2π
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Co tidak tergantung pada
kedalaman, jadi di laut dalam gelombang tidak mengalami refraksi. Di laut transisi
dan laut dangkal, pengaruh refraksi semakin besar. Di laut transisi, kecepatan
rambat dihitung dengan persamaan diatas, sedangkan di laut dangkal persamaan
tersebut menjadi :
C = √g d
keterangan :
C = kecepatan rambat gelombang (m/sekon)
(17)
(18)
(19)
22
g = gravitasi (9.81 m/s2)
L = panjang gelombang (m)
d = kedalaman laut (m)
Sehingga, koefisien refraksi dihitung sebagai berikut :
Kr = √cos α°
cosα
keterangan :
Kr = koefisien refraksi
Cos = nilai cosinus dari (sudut awal gelombang)
Cos = nilai cosinus dari (sudut akhir gelombang)
Dimana pada hukum Snell berlaku apabila ditinjau gelombang di laut dalam dan di
suatu titik yang ditinjau yaitu :
sin = (C
Co) sinα
keterangan :
Kr :koefisien Refraksi
α : sudut antara garis puncak gelombang dan garis kontur dasar laut di titik
yang ditinjau ()
αo : sudut antara garis puncak gelombang di laut dalam dan garis pantai ()
C : kecepatan rambat gelombang (m/sekon)
Co : kecepatan rambat gelombang di laut dalam (m/sekon)
(20)
(21)
23
Koefisien Pendangkalan (Shoaling)
Refraksi dan pendangkalan gelombang (wave shoaling) dapat menentukan
tinggi gelombang di suatu tempat berdasarkan karakteristik gelombang datang.
Refraksi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tinggi dan arah
gelombang serta distribusi energi gelombang di sepanjang pantai. (Triatmodjo,
1999).
Ks = √no Lo
n L
keterangan :
Ks : koefisien pendangkalan
L : panjang gelombang (m)
Lo : panjang gelombang di laut dalam (m)
Tinggi Gelombang
Tinggi gelombang akibat pengaruh refraksi gelombang dan pendangkalan
(wave shoaling) dengan perhitungan rumus sebagai berikut :
H = Ho . Kr . Ks
keterangan :
Ho : tinggi gelombang laut dalam (m)
Kr : koefisien refraksi
Ks : koefisien pendangkalan
Gelombang Pecah
Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami
perubahan bentuk dengan puncak gelombang semakin tajam sampai akhirnya pecah
(22)
(23)
24
pada suatu kedalaman tertentu. Proses gelombang pecah, yaitu sejak gelombang
mulai tidak stabil sampai pecah sepenuhnya terbentang pada suatu jarak.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan grafik yang tersedia yaitu grafik yang
menyatakan hubungan antara H’o/gT2 dan Hb/H’o.
Gambar 2.5 Proses Gelombang Pecah
𝐻′𝑜 = 𝐻𝑜
𝐾𝑠
keterangan :
H’o : tinggi gelombang yang dikoreksi (m)
Ho : tinggi gelombang yang didapat pada awal (m)
Ks : koefisien pendangkalan
𝐻′𝑜
𝑔𝑇2
Nilai Hb didapatkan dari hasil plot antara nilai 𝐻′𝑜
𝑔𝑇2 dan kemiringan pantai (m) pada
grafik Penentuan Tinggi Gelombang Pecah, Bambang Triadmodjo ‘Teknik Pantai’.
(24)
(25)
25
Gambar 2.6 Grafik Hubungan antara Hb/H'o dan H'o/gT2
Perangkat Lunak Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0
Visual Basic dikembangkan dari bahasa QuickBasic yang berjalan di atas
system operasi DOS. Versi awal diciptakan oleh Alan Cooper yang kemudian
menjualnya ke Microsoft dan mengambil alih pengembangan produk dengan
memberi nama sandi “Thunder”. Akhirnya VB menjadi bahasa pemrograman
utama di lingkungan Windows.
Secara mendasar VB mirip dengan bahasa pemrograman yang lain,
misalnya BASIC, C, dan Pascal. Lompatan besar VB adalah kemampuannya untuk
memanfaatkan windows. VB tidak memerlukan pemrograman khusus untuk
menampilkan jendela (window), dan cara penggunaannya juga berbasis visual
seperti aplikasi Windows lainnya, misalnya untuk mengatur besarnya jendela cukup
dengan men-drag form yang tersedia dengan mouse sehingga diperoleh ukuran
26
yang dikehendaki. VB adalah bahasa pemrograman yang evolusioner, baik dalam
hal teknik maupun cara operasinya. Sangat mudah untuk menciptakan aplikasi
dengan VB, karena hanya memerlukan sedikit penulisan kode-kode program
sehingga sebagian besar kegiatan pemrograman dapat difokuskan pada
penyelesaian problem utama dan bukan pada pembuatan antar mukanya.
Di Visual Basic juga, kita mempunyai fitur yang banyak digunakan untuk
pembuatan program ini , antara lain textbox yang memudahkan input data, dan
checklist apabila memilih opsi yang diinginkan. Diharapkan dengan Visual Basic
ini, penulis dapat menyajikan sebuah perhitungan dan diaplikasikan ke program.
Dalam pembuatan perangkat lunak pada penelitian ini, VB mempunyai kelebihan
karena tatap muka program yang cukup dipahami, serta mudah dioperasikan untuk
orang lain yang memerlukan.
65
5 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan perhitungan dan analisa yang dilakukan sesuai dengan rumusan
masalah pada penelitian ini, dapat dihasilkan beberapa simpulan terkait dengan
penelitian Rancang Bangun Software Analisis Gelombang Pecah pada Perairan
Utara Semarang menggunakan Visual Basic 6.0
Kesimpulan pertama, analisis gelombang berdasarkan perhitungan amplitudo
kecil (Airy) dengan awal perhitungan nilai fetch sebesar 486,736 km mempunyai
arah dominan Barat Laut dengan periode gelombang signifikan sebesar 4,987 detik.
Kecepatan angin signifikan setelah dikoreksi elevasi dan stabilitas yaitu sebesar
7,954 m/s dengan jenis gelombang yang ditinjau berupa gelombang Duration
Limited. Tinggi gelombang sebesar 1,3048 m dengan kemiringan pantai (m), yaitu
sebesar 0,0017. Setelah menghitung beberapa variabel kedalaman dari -25 m
sampai dengan -1 m, didapatkan grafik hubungan tinggi, kedalaman dan sudut
datang gelombang. Dari grafik tersebut, gelombang pecah mulai terjadi di
kedalaman 2m dengan tinggi gelombang pecah mencapai 1,6079 meter.
Kedua, software yang dirancang memiliki fitur sesuai perhitungan atau
pendekatan teori yang sama digunakan untuk perhitungan di lokasi penelitian.
Didapat nilai yang sama ketika input karena menggunakan rimus yang sama.
Terdapat fitur fetch (tanpa metode perhitungan, angin, periode dan tinggi
gelombang, koefisien refraksi dan shoaling, dan gelombang pecah melalui satu
66
variabel input kedalaman, tidak bisa langsung input beberapa variabel kedalaman.
Dengan nilai koreksi sebesar 0,007265.
Saran
Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa saran, yaitu perlu ditinjau ulang
kembali penelitian ini karena tidak dimasukkan efek bangunan pelindung pantai
yang mengurangi nilai gelombang pecah. Kemudian alangkah baiknya ada
penelitian lebih lanjut mengenai analisis karakteristik gelombang pecah di perairan
utara Semarang, ada baiknya mulai ada antisipasi lebih dalam penanganan
gelombang pecah, karena akan berakibat lanjut seperti rob, pengikisan, dll, serta
perlu dikembangkan lagi software yang di rancang karena mungkin ada variabel-
variabel yang lain yang bisa diinputkan apabila digunakan untuk analisis
gelombang pecah di perairan lain.
67
DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Wiryanto. 2003. Aplikasi Sain dan Teknik dengan Visual Basic 6.0.
Jakarta : Elek Media Komputindo.
Hartati, R. 2016. Kajian Pengamanan Dan Perlindungan Pantai di Wilayah Pesisir
Kecamatan Tugu Dan Genuk, Kota Semarang. Jurnal Kelautan Tropis
Volume 19-2 Hal. 95-100.
Mamoto, Jeffry D. dan Jasin, M. Ihsan. 2017. “Perencanaan Bangunan Pengaman
Pantai Pada Daerah Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten
Minahasa.”. Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Mamoto, Jeffry D. dan Jasin, M. Ihsan. 2015. “Analisis Karakteristik Gelombang
Pecah di Pantai Niampak Utara”. Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Pujiraharjo, Alwafi. 2009. Bahan Kuliah Teknik Pantai.
Satriadi, A. 2017. Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang Signifikan Di
Perairan Dangkal. Buletin Oseanografi Marina Volume 6(1) Hal. 17-23.
Triadmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Beta Offset.