UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ressa Carera
1112018300009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
i
ABSTRAK
Ressa Carera (NIM: 1112018300009): Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Discovery Learning
(Penelitian Tindakan Kelas di SDI Al-Kautsar Bintaro)
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan
soal cerita melalui model discovery learning. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV-C yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK), penelitian dilaksanakan dua siklus. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa, jurnal harian, pedoman
wawancara, tes kemampuan menyelesaiakan soal cerita dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa melalui model discovery learning mengalami peningkatan.
Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dapat dilihat pada siklus
I diperoleh nilai rata-rata 68,6 dan meningkat pada siklus II menjadi 83,5.
Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita juga ditandai dengan
peningkatan aktivitas siswa, pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 70,8%
meningkat sebesar 15,7% pada siklus II menjadi 86,5%. Respon positif siswa
terhadap pembelejaran model discovery learning pada siklus I sebesar 71,2%,
juga mengalami peningkatan 13,5% dari siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
Kata Kunci : Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita, Discovery Learning
ii
ABSTRACT
Ressa Carera (NIM: 1112018300009): Efforts to Improve the Ability of
Solving of Story’s Question Through Learning Model of Discovery Learning
(Classroom Action Research in Al Kautsar Bintaro Primary School).
This study to improve the ability to solve word problems through discovery
learning model. The subjects were students of IV-C by 20 students consisted of 8
male students and 12 female students. The method used in this study is action
research method, the study was conducted in two cycles. The instrument used in
this study is the observation sheets, daily journals, interviews, tes the ability to
solve word problems, and documentation.
The result showed that students’ ability to solve word problems through a
model of discovery learning has increased. Increase students ability to solve word
problems can be seen in the first cycle obtained 68,6 and an average increase
incycle II to 83,5. Incerased ability to sove word problem are also characterized
by increased activity of the students, the average of the first cycle of 70,8% of the
student activity increased by 15,7% in the second cycle becomes 86,5%. The
positive response of student towards learning discovery learning model in the first
71,2%, also an increase of 13,5% from 84,7% in the first cycle to second cycle.
Key Word: Ability of Solving of Story’s Question, Discovery Learning
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Model Discovery Learning”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan dan terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat islam,
yang telah menberikan qudwah hasanah untuk umatnya guna mencapai insan
kamil. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumul akhir. Aamin.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan, penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun
materil. Butuh tekad serta kemauan yang kuat dalam menghadapi segala halangan
dan rintangan. Namun atas bantuan, motivasi, serta bimbingan dari semua pihak.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Dr. Khalimi, MA, Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu
memberikan motivasinya.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekertaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah sekaligus Dosen Penasehat Akademik, yang selalu membimbing
dan memberikan motivasinya.
4. Maifalinda Fatra, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran
serta keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi
dalam membimbing penulis selama ini.
iv
5. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang sangat sabar
dan tekun dalam memberikan arahan, waktu, saran, serta motivasi dalam
penulisan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah bapak dan ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan staf Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi
kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
8. Teristimewa dan yang paling utama untuk orang tua tercinta, Bapak Susiadi
(Alm.) yang sangat menginginkan penulis mencapai pendidikan setinggi-
tingginya. Dan ibu Trismiyati yang selalu sabar mendoakan dan memberikan
semangat sekaligus memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis
selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepala SDI Al-Kautsar Bintaro, Ibu sukisnawati S.Pd, yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ms. Iin
Handayani S.Pd selaku head level kelas IV yang telah membantu penulis
selama melakukan penelitian.
10. Guru-guru di SDI Al-Kautsar Bintaro yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh siswa-siswi kelas IV-C SDI Al-Kautsar yang membuat penulis
termotivasi agar memberikan pelajaran yang terbaik untuk mereka, dan
membantu dalam penelitian ini.
12. Sahabat-sahabat tersayang, Astria, S.Pd, Fikriyatul Huda, Hanifa Amalia, Mila
Nur Octavia S.Pd, Esti Mutia Hayati S.Pd, Ayu Lindasari, S.Pd dan Nurul
Hikmah, S.Pd terimakasih atas indahnya persahabatan serta dukungan dalam
memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
v
13. Teman-teman angkatan 2012 di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang turut memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta
ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan
satu persatu.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua ini penulis serahkan,
semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 19 April 2017
Ressa Carera
1112018300009
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................ . ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ..................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Acuan Teori dan Fokus yang diteliti ......................................................... 8
1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ....................................... 8
a. Pengertian Matematika .................................................................. 8
b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ................................. 9
2. Model Discovery Leaning ..................................................................... 11
a. Pengertian Discovery Leaning ..................................................... 11
b. Karakteristik Discovery Leaning ................................................. 15
c. Tujuan Discovery Leaning ........................................................... 16
d. Tahap Discovery Leaning ............................................................ 17
e. Langkah-Langkah Discovery Leaning ......................................... 18
vii
f. Kelebihan Discovery Leaning ...................................................... 20
g. Kelemahan Discovery Leaning .................................................... 21
3. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ....................... 22
a. Pengertian Soal Cerita ................................................................. 22
b. Karakteristik Soal Cerita ............................................................. 23
c. Kelebihan dan Kelemahan Soal Cerita ....................................... 23
d. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita .................................... 24
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor persekutuan Besar
(FPB) ................................................................................................. 28
a. Kelipatan Persekutuan Kecil ....................................................... 28
b. Faktor Persekutuan Besar ............................................................ 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 30
C. Kerangka Konseptual .............................................................................. 31
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .............................. 34
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 38
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................. 38
E. Tahap Intervensi Tindakan ...................................................................... 38
F. Hasil Intervensi tindakan yang Diharapkan ............................................ 42
G. Data dan Sumber Data ............................................................................ 42
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 43
I. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...................................................... 45
K. Teknik Analisis Data ............................................................................... 48
L. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 50
BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 51
B. Analisis Data ........................................................................................... 76
C. Pembahasan ............................................................................................. 80
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 84
B. Saran ....................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 35
Tabel 3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ............................. 39
Tabel 3.3 Data dan Sumber Data .................................................................. 42
Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45
Tabel 3.5 Klarifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ........................ 48
Tabel 4.1 Presentase Aktivitas Siswa Siklus I .............................................. 59
Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I ....... . 60
Tabel 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I ........................... 62
Tabel 4.4 Hasil LKK Siklus I ....................................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I ............................ 64
Tabel 4.6 Presentase Aktivitas Siswa Siklus II ............................................ 71
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II ............. 72
Tabel 4.8 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II .......................... 74
Tabel 4.9 Hasil LKK Siklus II ..................................................................... 75
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Tes Siklus I dan II ......................................... 78
Tabel 4.11 Presentase Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ........................ 79
Tabel 4.12 Presentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II .......................... 80
Tabel 4.13 Peningkatan Kemmapuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Siswa ............................................................................................ 81
Tabel 4.14 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ........... 82
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual ......................................................... 33
Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 38
Gambar 4.1 Aktivitas Kelompok 2 Saat Berdiskusi ......................................... 53
Gambar 4.2 Hasil Jawaban Diskusi Siswa Pada Pertemuan ke-3 ................... . 56
Gambar 4.3 Kegiatan Siswa Saat Mengerjakan Soal Tes Akhir Siklus I ......... 58
Gambar 4.4 Presentase Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita .......... 60
Gambar 4.5 Jawaban Siswa Pada Indikator Memahami Masalah Pada
Siklus 1 .......................................................................................... 61
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Pada Indikator Membuat Rencana Pemecahan
Masalah ......................................................................................... 61
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Pada Indokator Melaksanakan Strategi Pada
Siklus I .......................................................................................... 62
Gambar 4.8 Kegiatan Siswa Saat Berdiskusi Untuk Menyelesaikan LKK ...... 67
Gambar 4.9 Hasil Diskusi Jawaban Siswa Pada Pertemuan Ke-5 .................... 67
Gambar 4.10 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompoknya ................ 68
Gambar 4.11 Aktivitas Siswa Pada Tahap Verification ...................................... 70
Gambar 4.12 Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa Per Indikator Pada
Siklus II ......................................................................................... 73
Gambar 4.13 Salah Satu Sample Jawaban Siswa Pada tes Siklus II .................. 73
Gambar 4.14 Perbandingan Skor Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Siklus I dan II ................................................................................ 77
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Bukti Rendahnya Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Siswa ............................................................................................. 87
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................ 88
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................... . 100
Lampiran 4 Lembar Kerja Kelompok Siklus I .............................................. 112
Lampiran 5 Lembar Kerja Kelompok Siklus II ............................................. 118
Lampiran 6 Hasil Ujian Tengah Semester ..................................................... 124
Lampiran 7 Soal Uji Validitas ....................................................................... 125
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 129
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 131
Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Sukar ................................................................. 133
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Beda ................................................................... 135
Lampiran 12 Kisi-Kisi Tes Siklus I ................................................................. 137
Lampiran 13 Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I ............... 138
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes ............................................................ 139
Lampiran 15 Kisi-Kisi tes Siklus II ................................................................. 140
Lampiran 16 Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II .............. 141
Lampiran 17 Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 142
Lampiran 18 Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 147
Lampiran 19 Nilai LKK Siklus I ..................................................................... 152
Lampiran 20 Nilai LKK Siklus II .................................................................... 153
Lampiran 21 Pedoman Observasi Siswa ......................................................... 154
Lampiran 22 Hasil Observasi Siswa Siklus I .................................................. 155
Lampiran 23 Hasil Observasi Siswa Siklus II ................................................. 157
Lampiran 24 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 159
Lampiran 25 Rekapitulasi Jurnal Harian Siklus I dan Siklus II ...................... 160
Lampiran 26 Pedoman Wawancara Pra Penelitian .......................................... 161
Lampiran 27 Pedoman Wawancara Siswa ...................................................... 162
xii
Lampiran 28 Hasil Wawancara Siklus I .......................................................... 163
Lampiran 29 Hasil Wawancara Siklus II ......................................................... 164
Lampiran 30 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 165
Lampiran 31 Surat Izin Penelitian ................................................................... 167
Lampiran 32 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 168
Lampiran 33 Profil Seklolah ............................................................................ 169
Lampiran 34 Lembar Uji Referensi ................................................................. 172
Lampiran 35 Riwayat Penulis .......................................................................... 175
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika
dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika sejak dini.
Matematika merupakan ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan
penalaran. Matematika menjadi salah satu bidang studi yang mempunyai peranan
penting dalam pendidikan. Dilihat dari jam pembelajaran di sekolah, mata
pelajaran matematika mempunyai jam yang lebih banyak dibandingkan dengan
mata pelajaran lainnya. Dengan adanya pembelajaran matematika di sekolah
diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik agar menggunakan matematika
secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam mengahadapi ilmu
pengetahuan lain.
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada Pasal 1 butir 20 UU
no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.1 Sebagaimana konsep
pembelajaran yang telah diungkap, maka dapat dikatakan bahwa didalam proses
pembelajaran terdapat interaksi antara peserta didik, pendidik serta dengan
melibatkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau
kompetensi yang diharapkan. Yang dimaksud unsur-unsur yang dapat
1 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Hlm. 42
2
mempengaruhi ini adalah strategi, pendekatan, model, metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran.
Dewasa ini, yang terlihat bahwa sebagian besar pola pembelajaran di
Indonesia masih bersifat transmisif, guru mentransfer konsep-konsep secara
langsung pada peserta didik. Soejadi menyatakan bahwa dalam kurikulum sekolah
di Indonesia terutama pada mata pelajaran eksak (matematika, fisika, kimia) dan
dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian
pembelajaran sebagai berikut.2
Selain itu, cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat
teacher center. Metode pembelajaran yang sering digunakan guru adalah metode
ceramah. Proses pembelajaran metode ini lebih terkesan monoton dan kurang
variatif sehingga mengakibatkan siswa bosan. Pada metode ceramah ini guru lah
yang aktif, sehingga siswanya hanya diam mendengarkan saja.
Pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi, pendekatan, model, metode, dan teknik yang melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental fisik, maupun sosial. Dalam
pembelajaran matematika siswa dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat,
mencoba, mampu menjawab pertanyaan mengapa, dan kalau mungkin berdebat.
Prinsip belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran
pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis.
Tujuan dalam pembelajaran matematika mengharapkan siswa mampu
memahami objek belajar matematika yang berarti siswa dapat memahami setiap
persoalan dalam matematika dan penyelesaiannya tidak hanya dengan satu syarat
kemampuan tetapi harus dengan beberapa kemampuan yaitu mengertikan konsep,
prinsip sebelumnya, dan sekaligus memahami persoalan yang ada. Berdasarkan
2 Trianto, Mendesai Model Pembelajaran Inofatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2015),
hlm. 20.
Langkah 1:
Diajarkan/
teori/definis
Langkah 2:
Diberikan
contoh
Langkah 3:
Diberikan
latihan soal
3
buku-buku penunjang pelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum saat
ini, banyak dijumpai soal-soal yang berbentuk soal cerita pada beberapa materi
pokok bahasan. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya di
dalam materi pokok matematika. Untuk memudahkan siswa menguasai dan
memahami penyelesaian soal matematika, khususnya soal matematika bentuk
cerita maka siswa haruslah menguasai aturan-aturan dan rumus, selain itu perlu
disertai banyak intensitas latihan mengerjakan soal karena apabila tidak disertai
dengan latihan maka siswa akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar.
Memecahkan persoalan yang berbentuk cerita berarti menerapkan
pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk menyelesaikan persoalan nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Soal cerita pada kehidupan sehari-hari lebih
ditekankan pada penajaman intektual anak sesuai dengan kenyataan yang mereka
hadapi dan sesuai dengan konteks apa yang mampu nalar mereka capai. Namun
kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
arti kalimat-kalimat dalam soal cerita, kurang mampu memisalkan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan, kurang bisa menghubungkan secara
fungsional unsur-unsur yang diketahui untuk menyelesaikan masalahnya, dan
unsur mana yang harus dimisalkan dengan suatu variabel tertentu.
Peneliti melakukan observasi di kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses observasi, diperoleh keterangan
bahwa pelajaran matematika masih kurang efektif. Hal ini terlihat dari aktivitas
siswa yang melakukan kegiatan diluar konteks pembelajaran, misalnya siswa
tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, hanya sedikit siswa
yang bertanya atau berpendapat tentang materi yang diajarkan, siswa masih
bingung jika mengerjakan soal yang diberikan berbeda dengan contoh dan siswa
bingung dalam menggunakan startegi matematika mana yang akan dipilih. Selain
itu siswa juga masih kesulitan memahami bahasa matematika guna membantu
dalam menemukan jawaban, dan yang terjadi siswa hanya menebak jawaban. Saat
peneliti melihat hasil ulangan tengah semester siswa, terlihat pada soal cerita
siswa tidak menggunakan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan saat
menyelesaikan soal cerita. Sebagian besar siswa keliru saat menentukan startegi
4
dalam menyelsaikan soal cerita. Jawaban siswa juga langsung pada jawaban akhir,
tanpa adanya langkah diketahui, ditanyakan, dan kesimpulan dari jawaban
(Lampiran 1).
Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C SDI Al-Kautsar
Bintaro rendah. Hal ini dikarenakan siswa belum mampu memahami
permasalahan yang ada dalam soal cerita, belum mampu menetukan strategi
dalam soal cerita dengan konsep matematika yang telah dipelajari, dan belum
mampu melakukan kesimpulan dari jawaban pada soal cerita. Kemampuan siswa
dalam memahami kalimat dalam soal cerita matematika masih rendah dan dalam
menterjemahkan konsep matematikapun masih rendah.
Berdasarkan keadaan di lapangan, masalah yang sering dirasakan sulit oleh
siswa dalam pembelajaran matematika adalah menyelesaikan soal cerita.
Menyelesaikan soal cerita matematika tidak semudah menyelesaikan soal pilihan
ganda atau uraian singkat. Pada soal cerita dibutuhkan kemampuan siswa dalam
memahami masalah pada soal cerita, kemampuan menentukan startegi,
kemampuan menjalankan startegi, dan kemampuan menyimpulkan jawaban.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah model
pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Melalui upaya pemilihan model pembelajaran yang tepat dan inovatif
dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan suatu kebutuhan
yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satu model yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika adalah model penemuan (Discovery Learning).
Model penemuan adalah model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta
didik dalam belajar. Dalam pembelajaran ini, guru bertindak sebagai pembimbing
dan fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan kosep dalil,
prosedur, algoritma dan semacamnya, model ini menekankan guru memberikan
masalah kepada peserta didik kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan
masalah tersebut melalui melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis
data, dan mengambil kesimpulan. Oleh karena itu, siswa akan berpikir lebih aktif
dan memiliki kesempatan untuk mencari pengalamannya sendiri dan memberi
5
kesempatan kepada siswa untuk menemukan serta mengembangkan idenya secara
mandiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaiakan Soal Cerita Matematika melalui Model Discovery
Learning”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan untuk melatih kemampuan
menyelesaikan soal cerita belum tepat.
2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika rendah.
3. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang disajikan
dalam bentuk cerita pada mata pelajaran matematika.
4. Pengajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat teacher center.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar penelitian ini terarah dan permasalahan yang dibahas tidak
menyimpang terlalu jauh maka penelitian ini dibatasi hanya pada:
1. Model pembelajaran Discovery Learning, yaitu model pembelajaran yang
berpusat pada aktiviats peserta didik dalam belajar. Model ini menekankan
guru memberikan masalah kepada peserta didik kemudian peserta didik
diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percoban,
mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Model
pembelajaran ini menggunkan pendapat Bruner tentang Discovery Learning.
2. Kemampuan siswa yang diukur adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita
dalam materi KPK dan FPB kelas IV. Kemampuan siswa yang dimaksud
adalah kesanggupan siswa dalam memahami apa yang terkandung dalam soal
cerita dengan menulis kembali informasi-informasi yang ada pada soal cerita,
menuliskan cara penyelesaian dengan simbol matematika yang benar, dapat
menyelesaikannya dengan perhitungan yang benar, dan pada akhirnya dapat
6
menarik kesimpulan atas jawaban yang didapat. Soal cerita yang dimaksud
adalah soal yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil dari masalah
kehidupan sehari-hari atau pengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep.
Langkah-langkah menyelesaiakan soal cerita ini diambil berdasarkan pendapat
Lia Kurniawati.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan model discovery learning
dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa?
2. Bagaiman respon dan tingkat aktivitas siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran Discovery?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model Discovery Learning.
2. Mengetahui proses pembelajaran dengan Discovery Learning dalam
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa.
3. Mengetahui respon dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
dengan model Discovery Learning.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, menerapkan suasana belajar yang berbeda melalui pembelajaran
dengan model Discovery Learning dan memberi motivasi untuk memcahkan
masalah dengan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan aktif.
2. Bagi guru, memberikan referensi model Discovery Learning dapat menjadi
alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran
matematika di sekolah.
7
3. Bagi sekolah, dapat memberikan pembinaan kepada guru-guru untuk
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
4. Bagi peneliti, menjadi referensi untuk menambah pengetahuan mengenai
model pembelajaran yang bisa diterapkan unruk meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika dalam pembelajaran di sekolah.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti
1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
a. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang
mulanya diambil dari bahasa yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Asal katanya Mathema yang berarti pengetahuan atau
ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein
yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya,
matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar).
Menurut Ismail yang dikutip oleh Ali dalam bukunya
memberikan definisi matematika adalah ilmu yang membahas angka-
angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik,
mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk
dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat.3
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.4
Matematika adalah ilmu terstruktur yang terorganisasikan
dengan baik karena matematika dimulai dari unsur yang tidak
3 Ali hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) hlm. 48 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm 185.
9
didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat
dan akhirnya ke dalil atau teorema. Komponen-komponen matematika
ini membentuk sistem yang saling berhubungan dan terorganisasikan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari konsep-konsep matematika yang
tersusun secara hirarkis, terstuktur, logis, dan sistematis dari konsep
yang paling sederhana sampai ke konsep yang kompleks.5
Matematika disebut juga ilmu deduktif yang tidak menerima
generalisasi yang didasarkan observasi tetapi untuk dapat dibuat
generalisasi dibuktikan secara deduktif.6
Menurut Soekardjono yang dikutip oleh Ali dalam bukunya,
matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan bahasa
lambang/simbol yang dapat dipahami oleh semua bangsa berbudaya.7
Seperti seni, dalam matematika terlihat adanya keteraturan, keterurutan
dan kosisten. Sehingga matematika indah dipandang dan diresapi
seperti hasil seni.
Berdasarkan uraian diatas, matematika merupakan ilmu yang
membutuhkan penalaran dan berpikir logis, karena matematika
merupakan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran didalamnya mengadung
makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar
mengajar. Belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh
seseorang sebagai subjek yang harus menerima pelajaran, sedangkan
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru
sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara
terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru
5 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op.Cit., hlm. 40
6 Ibid., hlm. 48
7 Ibid.,
10
dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di dalam pembelajaran
matematika sedang berlangsung.
Pembelajaran merupakan proses membantu siswa-siswi untuk
membangun konsep/prinsip dengan kemampuan siswa-siswi sendiri
melalui internalisasi sehingga konsep/prinsip tersebut terbentuk.
Dengan proses internalisasi itu terjadilah transformasi informasi
sehingga informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru.
Transformasi tersebut mudah terjadi bila pemahaman terjadi karena
terbentuknya jaringan konsep/prinsip dalam benak siswa-siswi.
Menurut Corey dalam Susanto, pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu.8Pembelajaran dalam pandangan Corey sebagai upaya
menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan siswa berubah tingkah lakunya.
Adapun menurut Dimyati yang dikutip oleh Susanto dalam
bukunya, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada menyedianan sumber belajar.9 Pembelajaran berarti
aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, yakni siswa dapat
belajar secara aktif dan bermakna.
Anak bukanlah manusia dewasa dalam ukuran kecil. Anak pada
umumnya memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan orang
dewasa bahkan mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut juga dapat dilihat dari cara berfikir,
bertindak, bekerja dan lain sebagainya. Anak-anak usia MI/SD adalah
anak yang pada umumnya berada pada kisaran usia 7-12 tahun.
8 Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 186
9 Ibid.,
11
Menurut Peaget, anak pada usia ini masih berada dalam tahap berfikir
oprasional konkret, artinya bahwa siswa-siswi MI/SD belum bisa
berfikir formal dan abstrak. Pada tahap ini, anak-anak dapat
memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran matematika guru harus memperhatikan
karakteristik dan perbedaan-perbedaan tersebut untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran matematika di MI.
Sebagaimana diketahui, bahwa matematika adalah ilmu
deduktif, formal, hierarkis, menggunakan bahasa simbol dan bersifat
abstrak. Perbedaan karakteristik antara anak usia MI dan matematika,
mengakibatkan adanya kesulitan dalam pembelajaran matematika.
Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani
antara tahap berfikir anak usia MI yang masih dalam operasional
konkret dan matematika yang bersifat abstrak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika MI adalah usaha yang dilakukan oleh guru
kepada peserta didik MI untuk membangun pemahaman terhadap
matematika. Proses pembangunan pemahaman inilah yang lebih
penting dari pada hasil belajar sebab pemahaman akan lebih bermakna
kepada materi yang dipelajari.
2. Model Discovery Learning
a. Pengertian Discovery Learning
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dengan kata lain, praktisnya model pembelajaran merupakan suatu
rencana atau pola yang digunakan untuk merancang pembelajaran
tatap muka di dalam ruang kelas dan untuk menyusun materi
pengajaran.10
10
Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler, (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), Cet.1, hlm. 99
12
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola
yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta
didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting
pengajaran atau setting lainnya.11
Jadi, sebenarnya model
pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, startegi,
atau metode pembelajaran.
Memilih suatu model pembelajaran, harus disesuaikan dengan
realitas dan situasi kelas yang ada, serta pandangan hidup yang akan
dihasilkan dari proses kerjasama yang dilakukan antara guru dan
peserta didik. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan
pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.
Salah satu model pembelajaran yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah model
discovery, hal itu disebabkan model discovery ini:12
1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara siswa belajar
aktif.
2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan
mudah dilupakan.
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain.
4) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai
salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya
sendiri.
5) Dengan model penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis
dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri,
kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
11
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op. Cit., hlm. 153 12
Ibid., hlm. 245.
13
Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah komponen
penting pendekatan konstruktivis modern yang mempunyai sejarah
panjang dalam inovasi pendidikan. Menurut Wilcox yang dikutip oleh
Slavin dibukunya, dalam pembelajaran dengan penemuan siswa
didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif
mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru
mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan
percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip
untuk diri mereka sendiri.13
Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be
defined as the learning that takes place when the student is not
presented with subject matter in the final form, but rather is required
to organize it him self”. Ide dasar Bruner ini ialah pendapat dari
Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam
belajar di kelas.14
Discovery Learning adalah model mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan
yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan,
namun ditemukan sendiri.15
Model pembelajaran discovery merupakan salah satu model
pengajaran yang progresif serta menitik beratkan kepada aktivitas
siswa dalam proses belajar. Secara tegas Amin mengemukakan bahwa
suatu kegiatan “discovery atau penemuan” ialah suatu kegiatan atau
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
13
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2011),
Edisi Ke-9, Jilid 2, hlm. 8 14
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Press, 2015), hlm. 81 15
Agun N. Cahyo, Op. Cit., hlm. 100
14
mentalnya sendiri.16
Dalam hal ini penemuan terjadi apabila siswa
dalam proses mentalnya seperti mengamati, menggolongkan, membuat
dugaan, mengukur, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya
untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan.17
Discovery terjadi apabila individu terlibat, terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip.
Pembelajaran Discovery ialah suatu pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri,
agar anak dapat belajar sendiri. Model discovery learning sebagai
sebuah teori belajar dapat didefinisikan sebagai belajar yang terjadi
bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan untuk mengorganisasikan sendiri.
Model discovery merupakan komponen dari praktik pendidikan
yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan
reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan
merupakan suatu strategi yang unik dan dapat diberi bentuk oleh guru
dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki
dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai
tujuan pendidikannya. Dengan demikian, dapat dikatakan model
discovery learning adalah suatu model dimana dalam proses belajar
mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri
16
Risqi Rahman dan Samsul Maarif, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap
Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa
Barat”, Jurnal Prodi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 3, Nomor 1, Febuari 2014, hlm.
40-41 17
Dindin Riwanudin, Op. Cit.
15
informasi secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan
saja.18
Pembelajaran penemuan mempunyai penerapan dalam banyak
pokok persoalan. Misalnya, beberapa museum ilmu pengetahuan
mempunyai beberapa silinder dengan ukuran dan bobot yang berbeda,
beberapa berongga dan beberapa keras. Siswa didorong untuk
meluncurkan silinde itu menuruni lereng. Dengan melakukan
eksperimen yang seksama, siswa dapat menemukan prinsip dasar yang
menetukan kecepatan silinder. Simulasi komputer dapat menciptakan
lingkungan dimana siswa dapat menemukan prinsip-prinsip ilmiah.
Program pengayaan seusai sekolah dan program ilmu pengetahuan
yang inovatif dangat mungkin didasarkan para prinsip pembelajaran
penemuan.
Pengaplikasian model discovery learning secara berulang-ulang
dapat meningkatkan kemampuan penemuan dari individu yang
bersangkutan. Pada intinya, model pembelajaran discovery ini
mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented dimana guru menjadi
pusat informasi menjadi student oriented siswa menjadi subjek aktif
belajar. Model ini juga mengubah dari modus expository siswa yang
hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus
discovery yang menuntut siswa secara aktif menemukan informasi
sendiri melalui bimbingan guru.
b. Karakteristik Discovery Learning
Belajar menemukan meliputi sebuah model instruksi dan strategi
yang berfokus pada keaktifan, peluang pembelajaran dengan
partisipatif aktif siswa.
18
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Op. Cit., hlm. 248.
16
Biknell-Holmes dan Hoffman menjelaskan tiga karakteristik
belajar menemukan:19
1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan.
2) Berpusat pada siswa.
3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai
model pembelajaran ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial
(pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang
daripada model-model pembelajaran lainnya. Hal ini tidak berarti
bahawa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan
setelah problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang
diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pula pelajar itu
diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.20
c. Tujuan Discovery Learning
Bell mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran
dengan penemuan, yakni sebagai berikut:21
1) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara
aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa
partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika
penemuan digunakan.
2) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa
banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang
diberikan.
19
Robert E. Slavin, Op. Cit., 20
Dindin Ridwanudin, Op. Cit., hlm. 86 21
Ibid., hlm. 83-84
17
3) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak
rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi
yang bermanfaat dalam menemukan.
4) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara
kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-
keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari
melalui penemuan lebih bermakna.
6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru
dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
d. Tahap Discovery Learning
Jika ingin mengaplikasikan model pembelajaran discovery ini,
seorang guru harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu.
Berikut ini tahap perencanaan menurut Burner: 22
1) Menetukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari secara induktif.
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari oleh siswa.
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikon sampai
ke simbolik.
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
22
Agus N. Cahyo, Op. Cit., hlm. 248-249
18
e. Langkah-langkah Discovery Learning
Menurut Syah dalam mengaplikasikan Discovery Learning di
kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum sebagai berikut:23
1) Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarahkan paada pemecahan masalah.
2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik
yang berguna dalam membangun agar mereka terbiasa untuk
menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
23
Dindin Ridwanudin, Op. Cit., hlm. 89-90
19
Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar
secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu. Data Processing disebut juga
dengan pengkodean/ kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut
siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara
logis.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang di tetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar berjalan dnegan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang
ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, terbukti atau tidak.
20
6) Generalisation (Menarik Kesimpulan)
Tahap menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan
hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik
kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang
menekankan pentingnya peguasaan pelajaran atas makna dan
kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman pengalaman itu.
f. Kelebihan Discovery Learning
Sebagaimana telah kita ulas sebelumnya, dalam belajar
Discovery, siswa dikondisikan pada lingkungan belajar yang
direfleksikan dalam pembentukan kode-kode generik (general) serta
pembentukan sistem-sistem coding secara inheren. Dengan penerapan
pendektan discovery learning dalam belajar memiliki keuntungan-
keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain:24
1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, tergantung
bagaimana cara belajarnya.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
4) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri.
24
Ibid., hlm. 87-88
21
5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
6) Mambantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lain.
7) Berpusat pada siswa dan guru perperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak
sebagai siswa, dan sebagai peneliti didalam situasi diskusi.
8) Membantu siswa menghilangkan keragu-raguan karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru.
11) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
12) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri.
13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
14) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
15) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
16) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
17) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar.
18) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan.
g. Kelemahan Discovery Learning
Selain memiliki kelebihan model discovery learning ini juga
memiliki beberapa kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan
model discovery learning.25
1) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak
25
Ibid.,
22
atau berpikir atau mengungkapakan hubungan antara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
2) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
3) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan degan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara
belajar yang lama.
4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapatkan
perhatian.
5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.
6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh
guru.
3. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
a. Pengertian Soal Cerita
Soal cerita matematika berkaitan dengan kata-kata atau
rangkaian kalimat yang mengandung konsep-konsep matematika.
Menurut Sweden, Sandra, dan Japa soal cerita adalah soal yang
diungkapkan dalam bentuk cerita yang diambil dari pengalaman-
pengalaman siswa yang berkaitan dengan konsep-konsep matematika.
Sedangkan menurut Muhsetyo soal matematika yang dinyatakan
dengan serangkaian kalimat disebut soal cerita.26
26
Endang setyo winarni dan sri harmini, Matematika untuk PGSD, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), cet.1, hlm. 122
23
Menurut Lia, soal cerita dalam matematika adalah soal yang
disajikan dalam bentuk kalimat sehari-hari dan umumnya merupakan
aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari.27
Ralph Schwarzkopf menyatakan bahwa soal cerita adalah suatu
kebutuhan terjemahan antara dunia nyata (real world) dan matematika,
real world memberi suatu pemahaman sehari-hari tentang soal cerita.28
Berdasarkan dari beberapa pengerian diatas, dapat dikatakan
bahwa soal cerita adalah soal matematika yang diungkapkan atau
dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita
yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Karakteristik soal cerita
Soal cerita memiliki karakteristik sebagai berikut:29
1) Soal dalam bentuk ini merupakan suatu uraian yang memuat satu/
beberapa konsep matematika sehingga siswa ditugaskan untuk
merinci konsep-konsep yang terkandung dalam soal cerita tersebut.
2) Umumnya uraian soal merupakan aplikasi konsep matematika
dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan nyata atau real world,
sehingga siswa seakan-akan menghadapi kenyataan yang
sebenarnya.
3) Siswa dituntut menguasai materi tes dan bisa mengungkapkannya
dalam bahasa tulisan yang baik dan benar.
4) Baik untuk manarik hubungan antara pengetahuan yang telah
dimiliki siswa dengan materi yang sedang dipikirkan.
c. Kelebihan dan kelemahan soal cerita
Penyajian soal matematika dalam bentuk cerita mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya: 30
27
Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya
Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Pendekatan Baru dalam Proses
Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar, (Jakarta: PIC UIN, 2007), hlm. 48 28
Ibid., hlm. 49 29
Ibid., hlm. 48
24
1) Soal dapat disajikan dalam tipe tes subyektif dan obyektif.
2) Soal dalam bentuk ini dapat digunakan untuk menilai proses
berpikir siswa sekaligus hasil akhirnya.
3) Meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa, karena soal cerita
menuntut siswa berpikir secara sistematik dan mengaitkan fakta-
fakta yang relevan.
4) Siswa akan mengetahui kegunaan dari konsep matematika yang
dipelajarinya, karena diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-
hari.
Disamping kelebihan soal cerita, adapula kelemahannya.
Beberapa kelemahan soal cerita diantaranya:
1) Perlu kajian secara mendalam dan cermat sebelum menentukan
jawaban sehingga siswa terpaku pada pokok masalah yang cukup
panjang dan kompleks.
2) Memerlukan waktu yang relatif lama dalam mengerjakannya.
3) Bahasa dan kalimat yang digunakan kadang-kadang kurang tepat
(tidak efisien dan efektif) sehingga membingungkan dan
menimbulkan salah tafsir bagi siswa.
d. Kemampuan menyelesaikan soal cerita
Menurut P. Robin kemampuan adalah kapasitas individu untuk
melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh
kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua
perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan phisik.
Soelaiman, mengartikan kemampuan adalah sifat yang dibawa
dari lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik.31
30
Ibid., 31
Ibid.,
25
Sedangkan menurut Shane dan Glinow, kemampuan adalah
kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas.32
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu
keahlian yang merupakan baawaan sejak lahir atau merupakan hasil
latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
diwujudkan melalui tindakannya.
Menyelesaikan soal merupakan kegiatan dalam matematika. Hal
ini sudah menjadi ciri khas belajar matematika, siswa harus banyak
latihan mengerjakan soal-soal matematika. Latihan menyelesaikan
soal-soal dapat memperdalam penguasaan konsep matematika
sekaligus membuat siswa terampil dalam operasi hitung pada setiap
soal. Bahkan diharapkan siswa dapat mengaplikasikannya dalam
berbagai masalah yang dihadapi.
Soal matematika terutama yang berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari seperti: jual-beli, untung-rugi, waktu, jarak, kecepatan dan
sebagainya, sering kali dituangkan dalam bentuk soal cerita. Soal
cerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal matematika
yang disajikan dalam bentuk cerita dan isinya menggambarkan
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dimaksudkan agar
siswa dapat merasakan belajar matematika yang penyelesaiannya
menggunakan kemampuan matematis.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat diartikan sebagai
seperangkat pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh setiap
individu sebagai modal untuk memasuki aktivitas pengajaran pada
tingkat pendidikan selanjutnya yang dikaitkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat diukur
menggunakan tes yang berbentuk uraian. Tes ini dapat berupa soal
32
Ibid.,
26
cerita yang berfungsi utnuk meningkatkan daya pikir atau nalar siswa
dalam menginterpretasikan konsep dan ide matematika yang dimiliki
siswa. Hal ini penting diberikan dalam pembelajaran matematika,
karena pada umumnya soal cerita juga dapat digunakan untuk melatih
siswa dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Siswa
tidak dapat dikatakan telah mempelajari suatu yang bermanfaat
kecuali mereka sanggup menggunakan informasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan soal. Misalnya, siswa dapat saja benar-benar
berkinerja baik dalam menambahkan, mengurangi, dan mengalikan
tetapi hanya sedikit yang tahu bagaimana menyelesaikan soal.
Langkah-langkah dalam kemampuan menyelesaikan soal cerita
diantaranya: 33
1) Memahami masalah, yaitu kemampuan untuk menetukan apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal.
2) Membuat rancangan strategi, yaitu kemampuan siswa untuk
membuat strategi matematika dari soal cerita yang diberikan,
menentukan rumus mana yang harus digunakan dan mengaitkan
konsep matematika yang diperlukan dalam menyelesaikan soal
cerita.
3) Menyelesaikan strategi matematika, yaitu kemampuan siswa dalam
menjalankan strategi matematika dengan melakukan operasi hitung
yang benar, sehingga mendapatkan solusi dari masalah.
4) Menafsirkan strategi matematika, yaitu menyatakan kembali hasil
operasi hitung dari strategi matematika dengan kalimat matematika
untuk menetukan jawaban dari soal cerita.
Menurut Reys yang dikutip oleh Ahmad, sedikitnya ada tiga hal
yang harus diperhatikan dalam pembelajaran dalam menyelesaikan
33
Lia Kurniawati, “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya
Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Op. Cit., (Jakarta: PIC UIN, 2007), hlm.
53.
27
soal agar siswa berminat pada terhadap masalah yang sedang
dihadapinya:34
1) Memberikan pengalaman langsung aktif, dan berkesinambungan
dalam menyelesaikan soal yang beragam. Makin berbeda jenis soal
yang dipelajari siswa untuk diselesaikan, dan mereka harus makin
banyak berpikir untuk menyelesaikan soal tersebut.
2) Menciptakan hubungan yang positif antara minat dan keberhasilan
siswa.
3) Menciptakan hubungan akrab antara siswa, permasalahan, perilaku
pemecahan masalah, dan suasana kelas.
Sedangkan menurut pendapat Soedjadi, bahwa untuk
menyelesaikan soal matematika umumnya dan terutama soal cerita
dapat ditempuh langkah-langkah:35
1) Membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap
kalimat.
2) Memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal,
apa yang diminta/ditanyakan dalam soal, dan operasi pengerjaan
yang diperlukan.
3) Membuat model matematika dari soal.
4) Menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga
mendapat jawaban dari model tersebut, dan
5) Menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan soal.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
memahami soal cerita, siswa diminta untuk membaca soal,
menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri, mengungkapkan
makna dari setiap kalimat, apa yang diketahui, dan apa yang
ditanyakan. Sedangkan untuk mengerjakannya siswa harus mengubah
kalimat atau informasi yang didapat berupa kalimat pada sola cerita
tersebut menjadi model matematika yang dapat berupa kalimat yang
34
Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 199. 35
Marsudi Raharjo, dkk, Pembelajaran Soal Cerita di SD, (Sleman: PPPPTK, 2009),
hlm. 3
28
lebih sederhana dan simbol-simbol matematika. Setelah mengubahnya
menjadi kalimat sederhana dan simbol-simbol matematika, siswa
harus melakukan perhitungan dari permasalahan yang didapat pada
soal cerita. Kemudian setelah perhitungan selesai, siswa menarik
kesimpulan atas jawaban yang sudah di dapat.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran dalam
menyelesaikan soal ini ialah siswa mampu memahami proses dan
prosedurnya, sehingga siswa terampil menentukan dan
mengidentifikasi kondisi dan data relevan. Dengan adanya
kemampuan siswa dalam memahami proses ini juga siswa mampu
menggeneralisasikan keterampilan yang telah dimiliki. Akhirnya
siswa akan belajar secara mandiri mengenai proses menyelesaian soal.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita termasuk suatu
keterampilan, karena dalam menyelesaikan soal cerita melibatkan
segala aspek pengetahuan mulai dari ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Beberapa keterampilan untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara lain
adalah: memahami soal, memilih strategi pemecahan, menyelesaikan
startegi pilihan, dan menyimpulkan jawaban.
4. Kelipatan Persekutuan terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar
(FPB)
a. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK)
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan atau
lebih adalah bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan-bilangan
tersebut. Mencari KPK dari dua bilangan atau lebih dengan cara
sebagai berikut:
1) Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita
cari KPK-nya.
2) Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu yang
sama.
29
3) Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuan yang sama.
Bilangan ini merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut.
Teknik lain untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih
adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di
sini adalah perkalian antar bilangan prima. Menetukan KPK dari dua
bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari KPKnya dalam
faktor prima menggunakan pohon faktor.
2) Ambil semua faktor yang ada.
3) Jika ada faktor yang sama dan faktor tersebut mempunyai pangkat
yang berbeda-beda ambil faktor yang mempunyai pangkat
terbesar.
Cara lain dalam menentukan KPK dua bilangan atau lebih yaitu
bilangan-bilangan itu dibagi secara bersamaan dengan bilangan-
bilangan prima (disebelah kiri). Semua bilangan pembagi itu
merupakan faktor prima. Untuk menetukan KPK yaitu hasil kali dari
semua bilangan itu.
b. Faktor Persekutuan Besar (FPB)
FPB (faktor Persekutuan Besar) dari dua bilangan atau lebih
adalah biilangan terbesar yang merupakan faktor persekutuan
bilangan-bilangan tersebut. Menetukan FPB dari dua bilangan atau
lebih adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang
dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima. Petunjuk
untuk menetukan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan
dengan cara berikut:
1) Faktorisasi bilangan-bilangan yang akan dicari FPBnya dalam
faktor prima.
2) Pilih faktor yang sama.
3) Jika faktor yang sama mempunyai pangkat-pangkat berbeda-beda,
pilih faktor dengan pangkat paling kecil.
30
FPB (Faktor Persekutuan Besar) dari dua bilangan atau lebih
diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang sama dengan
pangkat terendah.
Cara lain dalam menetukan FPB yaitu bilangan-bilangan itu
dibagi secara bersamaan dengan bilangan-bilangan prima (di sebelah
kiri). Semua bilangan pembagi itu merupakan faktor prima. Untuk
menetukan FPB yaitu hasil kali dari faktor yang sama dan pangkat
yang paling kecil.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini,
yaitu hasil penelitian yang berhubungan dengan kemampuan menyelesaikan
soal cerita dan model Discovery Learning, diantaranya:
1. Penitian Nita Astrya, pada tahun 2014 dengan judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa melalui model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan. Dapat dilihat
pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 67.68 dan meningkat pada
siklus II menjadi 75,73.
2. Hasil penelitian Arief Rahman Akbar, pada tahun 2014 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam
Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di
Sekolah Menengah Pertama”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa meningkat melalui model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Dapat dilihat dari peningkatan rata-
rata hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita sebesar 70,06 pada
siklus I menjadi 77,19 pada siklus II.
3. Hasil penelitian Bambang Supriyanto, pada tahun 2014 dengan judul
“Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas
31
Lingkaran di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI B SDN Tanggul Wetan 02
dengan menggunakan penerapan Discovery Learning. Dapat dilihat
peningkatan aktifitas siswa pada siklus I 61,8% dan pada siklus 2
meningkat menajdi 75%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan
30,30% dari siklus I mencapai 60,60% dan pada siklus II mencapai
90,90%.
Dari penelitian di atas peniliti bermaksud ingin meneliti pula mengenai
upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika melalui
model Discovery Learning. Adapun perbedaan dan persamaan dari penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan.
C. Kerangka Konseptual
Belajar bukan merupakan proses transfer ilmu ke siswa semata. Penjelasan
saja tidak akan membuat siswa mampu mempertahankan ilmu yang didapatnnya
dalam waktu lama. Belajar juga memerlukan keaktifan siswa itu sendiri agar
siswa tersebut benar-benar mampu memahami apa yang dipelajarinya dalam
waktu lama, selain itu juga dapat membuahkan hasil belajar yang maksimal.
Untuk mencapai hal tersebut guru dapat menggunakan salah satu model
pembelajaran yang dirasa tepat yaitu model Discovery Learning untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
Soal cerita merupakan bentuk soal yang disajikan dalam bentuk kalimat
sehari-hari dan umumnya merupakan aplikasi dari kehidupan nyata. Salah satu
kesulitan yang dialami adalah membuat model matematika dalam soal cerita. Soal
cerita merupakan bentuk soal yang sebelum menyelesaikannya ada pemodelan
yang harus dibentuk terlebih dahulu pada model matematika pada umumnya
bahasa yang digunakan adalah bahasa verbal, yaitu suatu bentuk kalimat dimana
kalimat terakhirnya merupakan kalimat pertanyaan yang memerlukan jawaban.
Untuk membuat kalimat model matematika dalam soal cerita siswa dituntut
32
memahami maksud yang terkandung dalam soal tersebut, mengubah kalimat
dalam bentuk verbal menjadi kalimat matematika, hingga pada tahap
menyelesaikan soal cerita serta menafsirkan model yaitu menerjemahkan hasil
jawaban operasi hitung dari model atau kalimat matematika untuk menentukan
jawaban dari masalah semula.
Model Discovery Learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang menitikberatkan pada aktiviats peserta didik dalam belajar. Model Discovery
Learning ini dapat diterapkan pada pembelajaran matematika. Model
pembelajaran ini menempatkan tim kerja sama antara satu dengan yang lainnya
untuk menemukan kosep dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya, model ini
menekankan guru memberikan masalah kepada peserta didik kemudian peserta
didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percoban,
mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Oleh karena
itu, siswa akan berpikir lebih aktif dan memiliki kesempatan untuk mencari
pengalamannya sendiri dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan
serta mengembangkan idenya secara mandiri.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, peneliti beranggapan bahwa
pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat melatih siswa dalam
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Konseptual
33
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah “Penerapan model
Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaiakan
soal cerita matematika siswa.”
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDI Al Kautsar Bintaro yang beralamat di
Jalan Cendrawasih No. 28, Sawah Lama, Ciputat, Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten 15422. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV pada
tahun ajaran 2016/2017 semester ganjil. Pada bulan November-Januari.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian tindakan
yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.36
Penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk
memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan
yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama pada peneliti dan
praktisi.37
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan pendidik untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab
sebagai pendidik khususnya dalam pengelolaan pembelajaran.
36
Abd. Rozak dan Maifalinda Fatra, Bahan Pelatihan Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta:
FITK UIN Jakarta, 2014), Cet. 5, hlm. 13 37
Wina Sanjaya, Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 1, hlm. 25.
Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April
√
√
√
√ √ √
√
√ √
√
Postes
Pengolahan Data
Laporan Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan dan Perencanaan
Observasi
Uji Instrumen
Kegiatan Penelitian
35
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk membantu seseorang dalam
mengatasi persoalan secara prakstis yang dihadapi dalam situasi darurat dan
membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dan ilmu pendidikan dengan kerjasama
dalam kerangka etika yang disepakati bersama. PTK merupakan kajian yang
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok
pendidik dalam melakukan tindakan-tindakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.38
PTK dalam bahasa inggris diartikan dengan Classroom Action Research,
atau disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang
terkandung didalamnya. Oleh karena itu, ada tiga kata yang membentuk
pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.
a. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
b. Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas – sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang
kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang
salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruang tempat guru
mengajar”. Kelas bukan wujud ruang tapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat terjadi di lab,
lapangan olahraga, workshop dan lain-lain.39
Dengan menggabungkan tiga pengetian diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Hakikat dari penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
38 Ibid.,
39
Samsu Sumadayo, Penelitian Tindak Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), cet. 1, hlm.
21.
36
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru
pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktek
pembelajaran, peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses
pembelajaran.
Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa
siklus, dimana setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu: Perencanaan
(Planinng), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Apabila pada akhir siklus telah diketahui letak keberhasilan atau hambatan dari
tindakan pada siklus sebelumnya maka peneliti menentukan rancangan untuk
siklus selanjutnya. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan dalam
penelitian tindakan kelas.
a. Perencanaan (Planning)
Tahap awal dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, dalam
tahapan ini peneliti mengidentifikasi masalah tentang proses belajar matematika
siswa. Untuk memperoleh informasi yang akurat, peneliti melakukan wawancara
dengan guru bidang studi untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi
selama proses pembelajaran matematika di kelas. Selanjutnya peneliti
merencanakan tindakan yang tepat berdasarkan penyebab masalah pembelajaran
dengan cara menyiapkan rancangan pembelajaran dan lembar kerja siswa,
mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan
instrumen penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan atau
dapat disebut juga sebagai kegiatan inti dari penelitian tindakan kelas. Penelitian
melakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning (DL) pada setiap siklus setelah itu diakhir siklus dilaksanakan
tes dan melakukan wawancara terhadap siswa.
37
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan yang telah
dilakukan, berdasarkan pengamatan ini peneliti sebagai guru dapat menemukan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas dan dapat segera
menentukan langkah selanjutnya sebagai solusi untuk memperbaiki proses
pembelajaran sehingga pada pertemuan selanjutnya akan mudah mencapai tujuan
yang diharapkan.40
Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti dibantu seorang observer dalam
mengamati dan mendokumentasikan semua hal yang terjadi dalam proses
pelaksanaan tindakan selama pembelajaran. Hal ini dilakukan agar memperoleh
data yang jelas untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam siklus, yang merupakan kegiatan
untuk menganalisis dari hasil yang diperoleh selama tahapan siklus. Peneliti
melihat kembali dan merenungkan apa saja yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran dan dampaknya bagi proses belajar siswa. Dengan refleksi ini, guru
akan menemukan kesalahan apa saja yang telah dilakukan guru sehingga
berdampak pada tindakan siswa dan meminimalisir kesalahan yang sama pada
pembelajaran selanjutnya. Setelah mengadakan refleksi bisa saja muncul hal baru
atau permasalahan yang baru yang lebih kompleks, sehingga perlu dilakukan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang. Pada tahap ini, analisis
dilakukan peneliti bersama observer sehingga dapat diketahui apakah kegiatan
yang dilaksanakan telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan atau
masih perlu dilakukan perbaikan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka
dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikutnya.
Agar terciptanya penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka perlu adanya model penelitian tindakan kelas.
Dapat digambarkan melalui diagram di bawah ini:
40 Nuri Annisa, “Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pendidikan Alam (IPA) Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa
Kelas V SDN Barunagri, Lembang”, Tarbiya: Journal of Education in Muslim Society, Vol. 1, No.
2, 5 Desember 2014, hlm. 233.
38
Gambar 3.1
Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDI Al
Kautsar Bintaro yang beralamat di Jalan Cendrawasih No. 28, Sawah Lama,
Ciputat, tahun ajaran 2016/2017.
Objek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
pembelajaran discovery learning dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Posisis peneliti dalam penelitian ini yaitu membuat rancangan,
melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini juga peneliti berperan dalam merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengolah data hasil penelitian.
Peneliti dibantu oleh seorang guru Head Level sebagai Observer atau pengamat
untuk membantu dalam mengamati pelaksanaan kegiatan.
E. TahapIntervensi Tindakan
Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa siklus-siklus.
Diawali dengan tahap pra penelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I,
39
setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I penelitian akan dilanjutkan
dengan siklus II.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan di laksanakan
sesuai perencanaan tindakan. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk
mengetahui tingkat keaktivan belajar siswa dan observasi awal sebagai upaya
untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian
teori yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hal ini
dimaksud untuk melihat bagaimana keberhasilan siswa pada setiap siklus setelah
diberikan tindakan. Jika pada siklus I terdapat kekurangan maka penelitian pada
siklus II lebih diarahkan kepada perbaikan dan jika pada siklus I terdapat
keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan.
Adapun penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan yaitu sebagai
berikut:
a. Tahapan pra-penelitian
1) Observasi proses pembelajaran matematika pada kelas IV-C SDI Al-Kautsar
Bintaro.
2) Wawancara terhadap guru Head Level untuk mengetahui kondisi
pembelajaran matematika di kelas IV-C SDI Al-Kautsar Bintaro.
b. Tahapan Penelitian Siklus I
1) Tahapan perencanaan
Mempersiapkan RPP dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu soal tes
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika untuk tes akhir siklus I, lembar
observasi aktivitas belajar matematika siswa, pedoman wawancara dan alat
dokumentasi.
40
2) Tahapan Pelaksanaan
Table 3.2
Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Discovery
Learning Siklus I Siklus II
Stimulation
a) Siswa diberikan gambaran tentang konsep Kelipatan
dan Faktor suatu bilangan dan memberikan
gambaran tentang aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari.
b) Siswa disajikan soal dalam bentuk cerita materi KPK
dan FPB yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari.
Problem
Statement
Secara berkelompok
(Kelompok berdasarkan
pilihan heterogen dengan
berhitung, sesuai tempat
duduk ataupun
pengambilan nomor),
siswa diminta untuk
mengamati dan
mengidentifikasi soal
cerita materi KPK dan
FPB yang telah disajikan
(mencari tahu apa yang
diketahui dan di
tanyakan).
Secara kelompok
(kelompok dipilihkan oleh
guru dengan melihat
kemampuan masing-masing
anak dengan memberikan
kartu bicara), siswa diminta
untuk mengamati dan
mengidentifikasi soal cerita
materi KPK dan FPB yang
telah disajikan (mencari
tahu apa yang diketahui dan
di tanyakan).
Data Collection
Dengan tanya jawab dan
diskusi kelompkok, siswa
diarahkan untuk
merancang strategi
matematika dari soal yang
Dengan tanya jawab, siswa
siarahkan untuk merancang
strategi matematika dari
soal yang diberikan
(menetukan rumus apa yang
41
diberikan (menetukan
rumus apa yang harus
digunakan).
harus digunakan).
Data Processing
Secara berkelompok,
siswa menyelesaikan
strategi matematika yang
telah ditentukan dengan
melakukan operasi hitung
yang benar sehingga
mendapatkan solusi dari
masalah tersebut.
Secara kelompok, siswa
menyelesaikan strategi
matematika yang telah
ditentukan dengan
melakukan operasi hitung
yang benar sehingga
mendapatkan solusi dari
masalah tersebut.
Verification
Tiap kelompok
mendapatkan tugas untuk
menyelesaikan soal cerita
matematika materi KPK
dan FPB. Tugas
diselesaikan berdasarkan
lembar kerja yang
dibagikan.
Tiap siswa mendapatkan
tugas untuk menyelesaikan
soal cerita matematika
materi KPK dan FPB.
Tugas diselesaikan
berdasarkan lembar kerja
yang dibagikan.
Generalization
salah satu kelompok
diminta untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas.
Beberapa siswa diminta
untuk mempresentasikan
hasil kerjanya ke depan
kelas.
a) Guru mengumpulkan semua lembar kerja siswa.
b) Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa pada
kesimpulan mengenai langkah-langkah dalam
mengerjakan soal cerita matematika.
42
3) Tahapan pengamatan
a) Obeserver melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan
lembar observasi siswa dan peneliti melakukan wawancara diakhir siklus
kelada siswa.
b) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa.
4) Tahapan Refleksi
Indentifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan siklus I untuk
menetukan keberhasilan atau ketidak berhasilan dari tindakan tersebut jika
belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan
setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning pada materi KPK dan FPB. Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu:
1. Rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dalam
pembelajaran matematika pada setiap siklus sudah mencapai ≥ 70
2. Respon positif dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada
setiap silus sudah mencapai ≥ 75%
Jika kedua indikator kinerja tersebut telah terpenuhi maka penelitian
tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah
satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan
tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan
adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang
mencangkup ranah kognitif, aktifitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung melalui lembar observasi, jurnal harian dan wawancara.
43
Tabel 3.3
Data dan Sumber data
Data Sumber data Instrumen
Kognitif siswa Postes
Aktifitas siswa Siswa Lembar observasi
Proses pembelajaran Siswa Lembar wawancara dan
Jurnal harian
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus. RPP ini memuat
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, model
pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.
b. Bahan Ajar (Lembar Kerja Kelompok)
Bahan ajar sekaligus lembar kerja kelompok ini memuat masalah-masalah
yang harus diisi oleh siswa. Penyajian materi dakam lembar tugas diawali dengan
situasi-situasi yang real dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan yang
mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi konsep matematika sesuai dengan
kompetensi dasar yang telah dikuasai.
2. Instrumen Hasil Belajar
1) Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang
dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman terhadap materi yhang telah diberikan. Bentuk soal tes berupa uraian
atau soal cerita karena dengan uraian atau soal cerita akan melihat kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita terhadap materi yang telah diberikan.
44
2) Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.41
Observasi bertujuan
untuk mengadakan pengamatan lapangan terhadap obyek penelitian. Observasi
yang digunakan adalah observasi siswa tujuannya untuk mengetahui aktivitas
belajar siswa saat proses pembelajaran matematika berlangsung.
b) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak.42
Si
pengumpul data dalam melakukan wawancara dapat menggunakan panduan
wawancara yang disebut pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi
dan kondisi tertentu terhadap kegiatan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan
menggunakan pedoman wawancara.
Wawancara juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum proses
pembelajaran dan masalah-masalah yang terdapat pada siklus I dan II.
Wawancara dilakukan terhadap guru head level sebelum dilakukan
penelitian, bertujuan untuk memperoleh data mengenai kendala yang terjadi saat
pembelajaran dan mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan soal
cerita matematika. Sementara itu wawancara terhadap siswa dilaksanakan setelah
akhir siklus bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan
terhadap proses pembelajaran matematika untuk selanjutnya dianalisa guna
memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
c) Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foro yang
digunakan untuk merekam kegiatan penting, misalnya saat siswa berdiskusi, saat
41
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), cet. 4, hlm. 45 42
Ibid.,hlm. 44
45
siswa presentase di depan kelas, atau kegiatan tes akhir siklus. Dokumentasi ini
sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang dilakukan selama penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan
beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Teknik pengumpulan data
No. Instrumen Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Peneliti melakukan tes untuk mengukur
kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa.
2. Lembar Observasi Pengisian lembar observasi yang digunakan
oleh observer pada tiap pertemuan.
3. Jurnal Harian Pengisian lembar jurnal harian yang digunakan
oleh peneliti untuk mengetahui respon siswa
saat pembelajaran berlangsung.
4. Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada guru
dan siswa untuk mendapatkan tanggapan
mereka terhadap pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran discovery
learning.
5. Dokumentasi Pengambilan gambar oleh observer dan
peneliti pada setiap pertemuan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan hasil evaluasi yang
baik pula. Instrumen penelitian yang baik dapat ditinjau dari validitasnya. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi apa
yang seharusnya dievaluasi. Untuk data kualitatif teknik pemeriksaan
keterpercayaan menggunakan teknik triangulasi, yaitu menggali data dari sumber
46
yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk
memperoleh informasi tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita dilakukan
dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa hasil kerja siswa
dalam mengerjakan soal.
Sedangkan untuk data kuantitatif atau instrumen tes kemampuan
menyelesaikan soal cerita, sebelum digunakan dalam penelitian instrumen tes
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika terlebih dahulu diuji cobakan
untuk mengetahui dan mengukur validitas, rehabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda.
1. Validitas
Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan
keabsahan terhadap suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
apakah soal itu valid atau tidak. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas butir soal atau validitas item.
Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan rumus
korelasi Product Moment dengan angka kasar, yaitu:43
( )( )
√( ( )) ( ( ) )
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variable X dan Y
: Banyak Siswa
: Skor Butir Soal
: Skor Total
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil
perhitungan dengan product moment pada taraf signifikan 2,5%, dengan
terlebih dahulu menetapkan degrees og freedomnya atau derajad kebebasan yaitu
dk = n ˗ 2. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika ≥ , maka soal tersebut dinyatakan valid.
Jika < , maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.
43
Ibid., hlm. 87
47
2. Reabilitas
Konsep mengenai reabilitas atau reliabel dapat diartikan sebagai
keterpercayaan bahwa suatu soal dapat dengan tetap memberikan data yang sesuai
dengan kenyatanan. Rumus yang digunakan untuk mengukur reabilitas suatu tes
yang berbentuk uraian adalah dengan menggunkanan rumus Alpha Cronbach,
yaitu:44
= (
) (
)
Keterangan: = koefisien reliabilitas
= Banyak Butir soal
= jumlah varians skor setiap item
= Varians skor total
Kriteria klasifikasi reliabilitas:
0,90<r11≤1,00 : Sangat Tingggi
0,70<r11≤0,90 : Tinggi
0,40<r11≤0,70 : Cukup
0,20<r11≤0,40 : Rendah
0,00<r11≤0,20 : Sangat Rendah
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sulit. Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, maka
dilakukan uji taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:45
P =
Dimana:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi Tingat Kesukaran :
0,00 – 0,30 : Sukar
44
Ibid., hlm. 122 45
Ibid, hlm. 223
48
0,31 – 0,70 : Sedang
0,71 – 1,00 : Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal diukur dari kesesuaian itu dengan keseluruhan tes
dalam membedakan antara mereka yang tinggal kemampuannya dan mereka yang
rendah kemampuannya dalam hal yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Rumus
yang digunakan adalah:46
Keterangan:
D : Daya Pembeda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria tolak ukur untuk mengintreprestasikan daya pembeda tiap butir
soal terdapat pada tabel berikut:47
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Besarnya angka indeks diskriminasi
item (D) Interpretasi
0,00 ˗ 0,20 Jelek
0,21 ˗ 0,40 Cukup
0,41 ˗ 0,70 Baik
0,71 ˗ 1,00 Baik sekali
46
Ibid, hlm. 228 47
Ibid., hlm. 232.
49
K. Teknik Analisis Data
Setelah mendapat data dari lapangan, menggunakan metode pengumpulan
data di atas yang diperoleh dari instrumen penelitian, maka peneliti akan
mengolah dan menganalisis data-data tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh
dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif ini digunakan untuk menentukan peningkatan
hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.
Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.
Kemampuan siswa dalam hasil belajar matematika dapat dilihat dari perhitungan
skor rata-rata hasil belajar matematik siswa. Selanjutnya presentase tiap indikator
dihitung dengan rumus:
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data:
1) Lembar Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dianalisi menggunakan nilai presentase. Rumus presentase yang digunakan
adalah:
p =
Keterangan:
P = Angka Presentase
F = Frekuensi yang akan dicari presentasenya
N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/ Banyaknya Individu)
2) Jurnal Harian
Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum
pendapat siswa pada setiap pertemuan, kemudian mengelompokkannya ke
dalam sikap positif, netral dan negatif.
50
3) Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian
disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara. Hasil waawancara
pada siklus I akan dibandingkan dengan hasil wawancara pada siklus II,
sehingga dapat diketahui perubahan kesan siswa pada proses pembelajaran
melalui model pembelajaran discovery learning.
L. Indikator Keberhasilan
Tingkat keberhasilan terhadap tindakan dapat diketahui melalui adanya
tanda perubahan kearah yang lebih baik. Adapaun indikator keberhasilan yang
dicapai siswa dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IV
SDI Al-Kautsar Bintaro melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar ≥ 70. Siklus dalam penelitian ini
berakhir apabila sudah memenuhi target 80% siswa mencapai KKM.
51
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas IV-C SDI Al Kautsar Bintaro. Data-data hasil intervensi
dikumpulkan dan dianalisis. Temuan-temuan diinterpretasikan untuk mengetahui
perkembangan penelitian yang dilaksanakan.
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-C SDI Al
Kautsar Bintaro tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 orang siswa, terdiri
dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Alasan memilih kelas IV-C SDI
Al-Kautsar Bintaro sebagai subjek penelitian adalah karena kelas IV-C memiliki
rata-rata nilai matematika yang relatif rendah. Hal ini dapat dibuktikan
berdasarkan nilai rata-rata hasil ulangan matematika sebelum penelitian tindakan
dilakukan. Alasan kedua adalah kelas IV-C memiliki kemampuan penyelesaian
masalah dalam bentuk soal cerita matematika yang relatif rendah.
1. Diskripsi Siklus I
Tindakan pembelajaran pada siklus I merupakan langkah awal yang sangat
penting dikarenakan hasil analisi pembelajaran pada siklus ini akan dijadikan
refleksi bagi peneliti untuk tindakan berikutnya. Adapun kegiatan pembelajaran
pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I ini
adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan pokok
bahasan dalam siklus I yaitu: menetukan kelipatan suatu bilangan, menentukan
faktor dan faktor prima dari suatu bilangan, menentukan kelipatan terkecil 2
bilangan, dan menentukan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan. Pokok
bahasan tersebut dibuat bahan ajar untuk 3 pertemuan.
Pada kegiatan perencanaan peneliti mempersiapkan lembar kerja kelompok
(LKK) untuk setiap pertemuan, menyiapkan lembar observasi siswa, lembar
jurnal harian, lembar wawancara, dan alat dokumentasi saat proses pembelajaran
52
berlangsung. Menyiapkan tes akhir siklus I dan menyusun jadwal penelitian siklus
I.
Penelitian siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan dan satu kali
perteman untuk tes siklus I, yaitu:
1) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 November 2016,
pada jam ke 7 dan 8 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
2) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 November 2016,
pada jam ke 3 dan 4 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
3) Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 November 2016,
pada jam ke 7 dan 8 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
4) Tes akhir siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 November 2016,
pada jam ke 3 dan 4 dengan alokasi waktu 60 menit.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dalam tiga kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2x30 menit setiap pertemuan. Tahap
pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap pengamatan/observasi, hal ini
dilakukan oleh guru kolaborator. Pada tahap ini peneliti melaksanakan RPP yang
telah direncanakan dalam proses pembelajaran.
1) Pertemuan Pertama: Rabu, 2 November 2016
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 sampai 12.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah
menentukan kelipatan dari suatu bilangan.
Pembelajaran diawali dengan salam, mengucapkan basmallah, dan
mengabsen kehadiran siswa. Pada awal pertemuan siswa hadir semua. Guru
kolabolator hadir di dalam kelas sebagai observer untuk mengamati aktivitas
selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
informasi bagi perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Proses pembelajaran dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Peneliti mengelompokkan siswa ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti masuk pada
tahap stimulation yaitu dengan bertanya kedapa siswa “Apakah Kelipatan itu?
53
Apa yang kalian pikirkan jika mendengan kalimat kelipatan suatu bilangan?”.
Beberapa siswa menjawab “Tidak tahu, ms”. Dan beberapa lainnya hanya diam
dan membolak-balik buku cetak mereka. Pada tahap stimulation ini hanya
beberapa siswa yang menjawab dan mengajukan pertanyaan. Diawal
pembelajaran ini siswa kurang antusias karena mereka tidak terbiasa ditanya oleh
guru pada awal pembelajaran.
Setelah tahap stimulation selesai, peneliti masuk pada tahap identifikasi
masalah, dimana pada tahap ini peneliti memberikan LKK 1 berupa masalah soal
cerita yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini siswa diberikan
kesempatan untuk membaca dan memahami soal yang diberikan.
Selanjutnya peneliti masuk pada tahap pengumpulan data dan pengolahan
data. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan yang terdapat pada LKK. Berikut ini foto aktivitas siswa dalam
berdiskusi.
Gambar 4.1
Aktivitas kelompok 2 saat berdiskusi
Beberapa kelompok ada yang masih bingung dengan soal yang terdapat
pada LKK 1, hal ini membuat peneliti memberikan penjelasan pada setiap
kelompok. Peneliti berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dalam
menyelesaikan LKK 1, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan
oleh siswa. Untuk mengatasi beberapa kelompok yang mengalami kesulitan
peneliti memberikan sedikit arahan kepada mereka.
Waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal LKK 1 yaitu sekitar 20
menit, namun belum semua kelompok dapat menyelesaikan dengan benar.
54
Beberapa kelompok bingung untuk menuliskan kesimpulan dalam LKK yang
dikerjakan.
Setelah beberapa kelompok menyelesaikan LKK 1, peneliti masuk pada
tahap verivication. Masing-masing kelompok menunjuk perwakilannya untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya tidak ada siswa yang berani maju
dan menjelaskan kepada teman-temannya, tetapi setelah peneliti menunjuk siswa
untuk menjelaskan hasil diskusinya maka siswa itu pun bersedia menjelaskan
diskusinya di depan kelas.
Pada pertemuan pertama tidak semua kelompok menjelaskan hasil
diskusinya, ada beberapa hal yang menjadi kendala. Salah satunya belum selesai
mengerjakan LKK yang diberikan, dan karena waktu yang tidak cukup dalam
pengerjaan.
Seteleh tahap verivicaion selesai, peneliti masuk pada tahap generalisation.
Pada tahap ini peneliti memberikan penguatan dari penjelasan yang diberikan oleh
perwakilan kelompok 2. Peneliti juga memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi kelipatan suatu bilangan, setelah itu siswa mencatat hasil diskusi yang telah
disepakati bersama. Siswa bersama dengan peneliti menyimpulkan materi yang
telah dipelajari hari ini.
Penutup pertemuan pertama ini, peneliti menginformasikan materi yang
akan dipelajari pada perteman berikutnya, dan meminta siswa untuk mempelajari
materi yang telah dipelajari hari ini dan selanjutnya untuk dipelajari di rumah.
Proses pembelajaran diakhiri dengan membaca hamdallah bersama-sama dan
peneliti mengucapkan salam penutup.
2) Pertemuan kedua: Kamis, 4 November 2016
Pada perteman kedua, berlangsung 2 jam pelajaran (2 x 30 menit). Yang
dimulai pada pukul 09.30 – 10.30. peneliti masuk lebih awal hal ini bertujuan
untuk menyiapkan siswa dalam memulai pelajaran. Setelah waktu istirahat selesai,
peneliti meminta seluruh siswa untuk membereskan tempat makannya dan
membaca do’a setelah makan.
Siswa memulai pembelajaran dengan membaca basmallah, tidak lupa
peneliti mengabsen kehadiran siswa. Peneliti membuka pelajaran dengan
55
mengingatkan kembali mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang
kelipatan suatu bilangan.
Sebelum masuk pada materi pertemuan kedua peneliti mengelompokkan
siswa dengan cara berhitung 1 sampai 5 sesuai dengan tempat duduknya. Masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian peneliti menyampaikan materi
mengenai faktor bilangan dan faktor prima. Pada tahap stimulation peneliti
memberikan suatu masalah kepada siswa dalam bentuk soal cerita. Hal tersebut
bertujan untuk mengarahkan siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari.
Setelah itu peneliti masuk pada tahap identifikasi masalah, setiap kelompok
diberikan LKK 2 yang berisi lembar masalah. Pada tahap ini siswa diberi
kesempatan untuk membaca dan memahami soal. Kemudian pada tahap
pengumpulan dan pengolahan data, siswa diskusi bersama kelompoknya dan
mengeksplore pengetahuannya.
Peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau pengerjaan LKK 2
yang diberikan. Beberapa kelompok sudah memahami bagaimana menyelesaikan
soal yang diberikan, namun masih ada kelompok yang bingung terhadap cara
penyelesaiannya. Peneliti memberikan sedikit arahan untuk memudahkan
kelompok tersebut.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan LKK 2 yaitu 20 menit.
beberapa kelompok sudah dapat memanfaatkan waktu dengan baik untuk
berdiskusi sehingga mereka dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu, namun
ada juga kelompok yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat
waktu dikarenakan mereka terlalu banyak mengobrolkan hal lain diluar materi
pembelajaran.
Pada tahap verivication, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusinya, beberapa kelompok langsung mengacungkan
tangan, peneliti memilih kelompok yang mengacungkan tangan pertama kali dan
mempersilahkan kelompok 1 untuk menjelaskan hasil diskusinya.
Setelah itu peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai materi
menentukan faktor dari suatu bilangan dan faktor prima suatu bilangan, serta
56
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai
penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang sudah dipaparkan adalah benar.
Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdalllah bersama-sama.
Kemudian peneliti menyarankan kepada seluruh siswa untuk mempelajari
pelajaran hari ini dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya untuk dipelajari di rumah.
3) Pertemuan ketiga: Rabu, 9 November 2016
Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 – 12.30. subpokok bahasan yang diajarkan adalah mentukan
KPK dan FPB dari dua bilangan.
Peneliti mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok dari deretan bangku
tempat duduk, setelah berkelompok dengan masing-masing kelompoknya peneliti
memberikan LKK 3. Pada tahap stimulation peneliti bertanya tentang KP dan
FPB. Hanya sedikit siswa yang aktif pada tahap stimulaion ini. Tida ada siswa
yang bertanya mengenai pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap identifikasi
masalah, peneliti meminta siswa untuk membaca dan memahami soal yang ada
pada LKK 3 dan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada
tahap pengumpulan dan pengolahan data, setiap kelompok berdiskusi bersama
untuk menyelesaikan soal cerita yang telah diberikan. Dalam proses penyelesaian
soal cerita ini siswa dituntut untuk dapat menentukan langkah-langkah yang harus
dikerjakan untuk mendapatkan penyelesaian soal cerita.
Gambar 4.2
Hasil Jawaban Diskusi Siswa
Pada Pertemuan ke-3
57
Dari jawaban tersebut terlihat siswa sudah mampu menyelesaikan soal cerita
dengan langkah-langkah yang benar, namun hanya sebagian kelompok yang
melakukannya.
Waktu yang diberikan untuk mendiskusikan LKK 3 hanya 20 menit terdiri
dari 2 soal. Siswa antusias untuk berdiskusi menyelesaikan soal cerita yang
diberikan. Terlihat beberapa kelompok masih belum memahami soal cerita yang
diberikan, sehingga banyak siswa yang menanyakan kepada peneliti bagaimana
membedakan soal cerita KPK dan FPB. Dalam hal ini peneliti tidak langsung
memberikan penjelasan kepada siswa, namun meminta siswa untuk mencari tahu
sendiri bagaimana cara membedakannya.
Tahap verivication peneliti meminta siswa menuliskan dan menjelaskan
hasil diskusi di depan kelas. Tahap generalisasi peneliti memberikan tambahan
penjelasan mengenai materi menentukan KPK dan FPB dua bilangan, serta
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai
penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar.
Kemudian setelah itu peneliti menunjuk dua orang anak untuk memberikan
kesimpulan dari apa yang telah dipelajari hari ini.
Pada pertemuan ketiga ini peneliti memberikan informasi bahwa perteman
berikutnya akan diadakan ulangan harian, siswa disarankan untuk mempelajari
materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran ditutup dengan
membaca hamdallah bersama-sama dan peneliti mengucapkan salam penutup.
4) Pertemuan keempat: Kamis, 10 November 2016
Pertemuan keempat berlangsung 2 x 30 menit (2 jam pelajaran) dimulai
pukul 09.00 – 10.00. Pada pertemuan ini dilakukan tes akhir siklus I untuk
mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C.
Pada saat memasuki kelas, siswa usdah terlihat siap untuk mengikuti tes
yang akan diberikan. Sebelum melaksanakan tes, peneliti mengabsen siswa dan
ada 1 siswa yang sakit. Kemudian siswa diminta berdo’a terlebih dahulu sebelum
mengerjakan soal akhir siklus I. Selanjutnya peneliti membagikan soal tes kepada
setiap siswa. Instrumen soal tes terdiri dari 4 butir soal cerita yang berkaitan
58
dengan KPK dan FPB guna mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita
siswa. Berikut foto siswa mengerjakan soal tes akhir siklus I.
Gambar 4.3
Kegiatan siswa saat mengerjakan soal tes akhir siklus I
Selama tes berlangsung tampak siswa mengerjakan dengan serius dan
suasana kelaspun terlihat kondusif, meskipun ada beberapa siswa yang
menanyakan mengenai cara penyelesaian soal harus menggunakan KPK atau FPB
dan memastikan jawaban mereka. Namun peneliti selalu mencoba membimbing
siswa untuk mandiri dalam menemukan hasil jawaban yang benar. Secara
keseluruhan proses tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib sampai batas
waktu habis.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi pada dasarnya dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan siklus I. Pengamatan yang dilakukan oleh Guru Kolaborator
selaku observer untuk mengamati respon serta aktivitas siswa dalam pembelajaran
di kelas. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan
dengan penelitian langsung melihat dari kegiatan siswa selama mengisi LKK dan
saat berdiskusi dengan mengacu pada lembar observasi siswa. Berikut hasil
observasi pada siklus I mengenai aktivitas siswa dapat terlihat dari Tabel 4.1.
Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung terlihat bahwa dalam
proses pemebelajaran menggunakan model discovery learning tergolong cukup
efektif dengan rata-rata presentase 70,8%. Dalam siklus I keaktifan siswa paling
tinggi pada aspek persiapan untuk memulai pembelajaran. Hal ini terlihat dalam
proses pembelajaran yang terjadi, antusias siswa dalam memulai pembelajaran.
Sedangkan pada aspek yang mengharuskan siswa tampil atau aktif dihadapan
59
teman mereka masih rendah yaitu pada saat maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan menyimpulkan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan siswa masih kurang percaya diri dihadapan teman mereka dan masih
malu untuk mengungkapkan pendapatnya, hanya beberapa orang saja yang sangat
percaya diri tampil dihadapan teman mereka. Dalam pengamatan langsung,
peneliti melihat bahwa siswa yang mau maju ke depan adalah siswa yang itu-itu
saja.
Tabel 4.1
Presentase Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Ke- (%) Rataan
(%) 1 2 3
1. Bersiap untuk mengikuti
pembelajaran 75 75 100 83,3
2. Memperhatikan
penjelasan guru 50 75 100 75
3. Menjawab dan
menanggapi pertanyaan
dari guru
50 75 75 66,7
4. Bekerja sama dengan
anggota kelompok 50 75 75 66,7
5. Aktif dalam diskusi saat
pembelajaran 75 75 75 75
6. Bertanya saat proses
pembelajaran 50 75 100 75
7. Mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas 50 50 75 58,3
8. Menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
dilakukan
50 50 75 58,3
Rata-rata presentase 70,8
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas
siswa masih kurang baik karena rata-rata presentase aktivitas kelompok belum
mencapai indikator yang diharapkan yaitu rata-rata presentase sktivitas sisa
mencapai ≥ 75%. Bisa disimpulkan bahwa aktivitas dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model Discovery Learning harus di tingkatkan sampai
tahap intervensi tindakan yang diharapkan.
60
Upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam
penelitian menggunakan instrumen tes di akhir siklus. Hasil penilaian kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa pada siklus I terlihat dari tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I
Interval F Fk xi Fi.xi
31-42 1 1 34,5 34,5
43-54 1 2 46,5 46,5
55-66 3 5 58,5 175,5
67-78 9 14 70,5 634,5
79-90 5 19 82,5 412,5
Jumlah 19 292,5 1303,5
Berdasarkan hasil tes siklus I maka diperoleh skor rata-rata kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa sebesar 68,6, dengan nilai terendah 30 dan nilai
tertinggi 90. Hasil tersebut belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu skor
rata-rata hasil tes kemampuan menyelesaikan sial cerita siswa ≥ 70.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita yang dilihat dari penelitian ini
meliputi memahami masalah, memilih strategi, menyelesaikan strategi dan
menyimpulkan jawaban. Hasil penelitian masing-masing indikator kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C pada siklus I dapat terlihat dari
gambar berikut.
Gambar 4.4
Presentase Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa indikator memahami
masalah menempati urutan tertinggi dengan presentase 84,6%, pada indikator
84.6% 81.6%
67.1%
49.1%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
memahamisoal
memilihstrategi
menyelesaikanstrategi
menyimpulkanjawaban
61
memilih strategi terlihat ada 81,6% yang menguasai sampai tahap ini, data ini
menunjukkan bahwa hasil intervensi tindakan yang diharapkan telah tercapai.
Berikut adalah sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 2 pada indikator
memahami masalah :
Gambar 4.5
Jawaban Siswa Pada Indikator Memahami Masalah Pada Siklus I
Berdasarkan sampel jawaban di atas,terlihat bahwa siswa mengetahui apa
yang ditanyakan dan apa yang diketahui serta mampu untuk mengidentifikasi
kecukupan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Selanjutnya adalah
sampel jawaban siswa pada instrumen nomor 4 pada indikator membuat rencana
pemecahan masalah.
Gambar 4.6
Jawaban Siswa Pada Indikator Membuat Rencana Pemecahan
Masalah
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa siswa mengetahui apa yang harus dilakukan
terlebih dahulu, siswa dapat memodelkan permasalahan matematika dengan
benar.
Namun untuk untuk indikator melaksanakan strategi dan menyimpulkan
jawaban masing-masing menunjukkan 67% dan 49% data ini menunjukkan bahwa
hasil intervensi tindakan yang diharapkan belum tercapai. Berikut adalah sampel
jawaban siswa pada instrumen nomor 4 pada indikator melaksanakan strategi
yang telah dibuat:
62
(a) (b)
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Pada Indikator Melaksanakan Strategi Pada Siklus I
Gambar 4.7 (a) menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan prosedur
penyelesaian dengan benar dan tidak ada salah perhitungan. Sedangkan gambar
4.7 (b) terlihat bahwa prosedur yang dilakukan oleh siswa sudah benar tapi siswa
salah dalam menentukan FPBnya. Selanjutnya untuk menyimpulkan jawaban,
rata-rata siswa lupa dan tidak memberikan kesimpulan pada perhitungan yang
telah diselesaikan.
Pada umumnya siswa kelas IVC lebih menguasai pada indikator memahami
masalah dan memilih strategi. Selebihnya siswa belum mampu ke tahap
menyelesaikan strategi dan menyimpulkan jawaban.
Data pada penelitian ini dilengkapi dengan jurnal harian, pedoman
wawancara, dan dokumentasi setiap pertemuan. Setiap akhir proses pembelajaran
siswa diminta untuk mengisi jurnal harian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Respon siswa terhadap
proses pembelajaran setiap siklus digolongkan menjadi tiga yaitu, respon positif,
netral dan negatif.
Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan/respon siswa
terhadap pembelajaran model Discovery Learning pada siklus I. Berikut
tanggapan siswa yang dirangkum dari jurnal harian siswa di setiap pertemuan
yang disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral Negatif
I 64,8 % 19 % 16,2 %
II 70,3 % 16,2 % 13,5 %
III 78, 4 % 13,5 % 8,1 %
Presentase
Respon Siswa 71,2 % 16,2 % 13 %
63
Tanggapan siswa pada pembelajaran siklus I dirangkum berdasarkan
jurnal harian siswa yang diisi setiap pertemuan. Berdasarkan hasil analisis jurnal
harian siswa didapat bahwa rata-rata presentasi respon positif siswa sebesar 71,2
%. Siswa yang memberikan respon positif mengungkapkan bahwa pembelajaran
Discovery Learning menyenangkan karena bisa berdiskusi dengan teman-teman,
dan siswa menyukai pembelajaran kelompok.
Rata-rata negatif sebesar 13% berisi pendapat siswa yang menyukai
pembelajaran Discovery Learning tetapi masih bingung dan mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal KPK dan FPB, siswa belum bisa menentukan cara apa
yang harus digunakan saat menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB.
Selain dari jurnal harian yang diisi oleh siswa disetiap akhir proses
pembelajaran, peneliti juga melakaukan wawancara pada akhir siklus I gunakan
untuk mengetahui tanggapan terhadap proses pembelajaran dengan model
discovery learning. Berdassarkan hasil wawancara dapat disimpulkan pendpat
siswa tentang pembelajaran selama siklus I adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa merasa senang dengan model discovery leaning .
2. Pembelajaran matematika dengan model discovery learning dapat
menciptakan kerjasama dan berbagi ide terhadap suatu permasalahan yang
terdapat pada LKK. Sehingga siswa ingin selalu berkelompok saat pelajaran
matematika berlangsung.
3. Sebagian siswa lainnya merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
yang menggunkan KPK dan FPB, siswa belum dapat membedakan soal KPK
dan soal FPB.
Selain hasil dari jurnal harian dan observasi yang dilakukan terdapat pula
hasil LKK 1, LKK 2 dan LKK 3 pada silus I. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil LKK Siklus I
No. Kelompok Skor Hasil
LKK 1 LKK 2 LKK3
1. I 80 75 95
2. II 65 95 70
3. III 75 65 100
4. IV 95 85 85
64
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan obesrver setelah melakukan analisis
pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi dan penilaian tes siklus I
ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
No. Kekurangan/ Kendala Perencanaan Perbaikan Siklus II
1 Proses diskusi yang dilakukan
siswa masih kurang optimal.
Masih terlihat beberapa siswa
yang tidak serius dalam
berdiskusi.
Pembelajarn tutor sebaya, dengan
mengelompokkan siswa berkemampuan
tinggi agar bisa membantu temannya yang
belum paham.
2 Proses presentasi yang
monoton hanya siswa yang
sama yang mau menjelaskan
dan mengerjakan soal di
depan kelas.
Menjadikan siswa yang pasif sebagai
ketua kelompok, memberikan kartu
berbicara untuk mengungkapkan pendapat
dan memberikan poin merit untuk siswa
yang berani presentasi di depan kelas.
3 Siswa masih mengalami
kesulitan dalam menetukan
strategi untuk menyeselsaikan
soal cerita.
Guru meminta siswa untuk menemukan
cara membedakan antara soal KPK dan
FPB kemudian guru memberikan
penguatan.
4 Kemampuan menyelesaikan
soal cerita siswa pada
indikator menyelesaikan
strategi dan menyimpulkan
jaawaban masih rendah.
Siswa lebih dibimbing dan diingatkan
untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal
cerita matematika.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan
bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian
65
dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini yang akan digunakan
sebagai perbaikan.
2. Deskripsi Siklus II
Tindakan pembelajaran pada silkus II merupakan perbaikan dari
pembelajaran siklus I, peneliti akan melakukan perubahan untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus I.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II diantaranya menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, menentukan pembagian kelompok
berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa, menyiapkan lembar kerja
kelompok, tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus II, catatan lapangan,
lembar observasi aktivitas siswa dan alat dokumentasi.
Target pada siklus II ini adalah hasil tes kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika siklus II menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes akhir siklus
mencapai ≥ 70, presentase aktivitas siswa mencapai 75%.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Pada
pertemuan kelima sampai ke tujuh peneliti memberikan pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning. Pembelajaran yang dikenakan pada
subjek penelitian/ siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan
perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Siklus II ini terdiri dari 3 kali intervensi tindakan pembelajaran dan 1 kali
tes diakhir siklus II, pelaksanaan tindakan ini dimulai tanggal 5 Januari 2017
sampai dengan 18 Januari 2017 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan
dan tes adalah 2 x 30 menit (2 jam pembelajaran).
Berikut adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus II pada setiap
pertemuan:
66
1. Pertemuan ke-5 : Kamis, 5 Januari 2017
Pertemuan ke lima dimulai pukul 09.30 – 10.30 (2 x 30 menit). pada
pertemuan ini, pada pertemuan kali ini jumlah siswa yang hadir adalah 18 siswa,
dan 2 siswa izin.
Proses pembelajaran dimulai dengan peneliti membagikan hasil tes siklus I
kepada siswa. Peneliti juga memberikan sedikit evaluasi terhadap kesalahan siswa
yang terjadi saat menjawab soal. Selanjutnya peneliti juga memberikan motivasi
kepada siswa yang mendapat nilai kecil, agar lebih giat dalam belajar, lebih berani
dalam bertanya, lebih aktif ketika berdiskusi, tidak malu ketika mempresentasikan
hasil diskusi dan selalu memperhatikan peneliti ketika memberikan penguatan
materi atau penjelasan.
Bagi siswa yang telah mendapatkan nilai besar diharapkan dapat
mempertahannya atau lebih baik lagi dan selanjutnya dapat membantu temannya
dalam berdiskusi dan membantu temannya dalam memahami soal cerita.
Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang
terdiri dari 5 siswa. Pada pertemuan kali ini, peneliti sendirilah yang
mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan mereka, sehingga siswa yang
berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Selanjutnya, pada tahab stimulation peneliti menanyakan tentang cara mencari
KPK. Sebagian siswa menjawab baik pertanyaan dari guru. Kemudian peneliti
memberikan LKK 4 yang terdiri dari 2 soal. Pada tahap identifikasi masalah,
peneliti memberikan kesempatan untuk siswa membawa dan memahami soal yang
ada pada LKK 4. Setelah itu pada tahap pengumpulan dan pengolahan data
peneliti meminta siswa untuk berdiskusikan dengan masing-masing kelompoknya.
Berikut aktivitas siswa saat berdiskusi dengan kelompokknya dapat dilihat pada
Gambar 4.8.
Terlihat siswa sibuk berdiskusi dengan kelompokknya masing-masing
mengerjakan LKK 4, kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada
pertemuan kelima mengalami perubahan yang signifikan. Siswa sudah terbiasa
dengan langkah-langkah discovery learning dalam menyelesaikan soal cerita,
terlebih dahulu siswa membaca dan memahami soal, lalu memilih strategi untuk
67
menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal cerita dengan strategi yang telah
dipilih bersama-sama, memeriksa kembali hasil jawaban sebelum diberikan
kepada peneliti.
Gambar 4.8
Kegiatan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKK
Gambar 4.9
Hasil diskusi jawaban siswa pada pertemuan ke-5
Pada tahap verivication, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk
menjelaskan hasil diskusinya, hampir semua siswa mengacungkan tangan. Peneliti
kemudian hanya menyebutkan salah satu warna kartu yang mereka miliki dan
memilih yang tercepat mengacungkan tangan, dan mempersilahkan kelompok 1
68
untuk menuliskan dan menjelaskan hasil diskusinya. Berikut merupakan aktivitas
siswa dalam mengerjakan hasil diskusi di papan tulis dan menjelaskannya.
Gambar 4.10
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
Kemudian peneliti menanyakan kepada setiap kelompok bagaimana
pendapatnya terhadap hasil diskusi kelompok 1. Kelompok lain membenarkan
hasil diskusi yang dijelaskan oleh kelompok 1. Setelah itu peneliti dan siswa
memberikan tepuk tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil
diskusinya.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning pada pertemuan kelima sudah cukup baik,
terlihat dari banyaknya kelompok yang sudah mulai memahami masalah,
membuat prencanaan, membuat penyelesaian yang telah mereka kerjakan cukup
baik.
Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dari tiga bilangan,
serta membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh pewakilan kelompok
sebagai penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah
benar. Kemudian pada tahap generalisasi, peneliti meminta salah satu siswa
membuat kesimpulan dari apa yang telah pelajari hari ini.
Proses pembelajaran ditutup dengan mengucapkan hamdallah bersama-
sama kemudian peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, dan meminta siswa untuk mempelajarinya terlebih dahulu
di rumah.
69
2. Pertemuan Keenam: Rabu, 11 Januari 2017
Pertemuan keenam berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x30 menit) yang
dimulai pukul 11.30 sampai pukul 12.30. Subpokok bahasan yang diajarkan
adalah menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB dari tiga bilangan.
Peneliti mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5
setelah itu, pada tahap stimulation peneliti bertanya kepada siswa bagaimana cara
mencari FPB. Kemudian pada tahap identifikasi masalah peneliti memberikan
LKK 5 pada masing-masing kelompok. Dan seperti biasa memberikan
kesempatan bagi siswa untuk membaca dan memahami soal.
Kegiatan selanjutnya pada tahap pengumpulan dan pengolahan data setiap
kelompok berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan soal cerita yang telah
diberikan.
Waktu yang diberikan untuk berdiskusi hanya 20 menit terdiri dari 2 soal
cerita. Siswa antusias untuk menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Setelah
waktu hasbis, peneliti masuk pada tahap verivication. Peneliti meminta siswa
menjelaskan hasil diskusi di depan kelompok lain.
Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB tiga bilangan, serta
membahas hasil diskusi yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai
penguatan kepada siswa bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar.
Kemudian siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari hari ini.
Proses pembelajaran ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama,
kemudian peneliti menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya, dan meminta siswa untuk mempelajarinya di rumah.
3. Pertemuan ketujuh: Kamis, 12 januari 2017
Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang
dimulai pukul 09.30 sampai 10.30. Subpokok bahasan yang diajarkan adalah
menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB tiga bilangan.
Peneliti mengelompokkan siswa kedalam 4 kelompok yang terdiri dari 5
siswa masing-masing kelompok, setelah itu pada tahap stimulation peneliti
memberikan masalah yang berbentuk soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan
70
FPB yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada tahap
identifikasi masalah peneliti memberikan LKK 6 pada masing-masing kelompok
dan meminta siswa untuk membaca dan memahaminya.
Kegiatan selanjutnya peneliti masuk pada tahap pengumpulan dan
pengolahan data, setiap kelompok berdiskusi bagaimana cara menyelesaikan soal
cerita yang telah diberikan. Siswa antusias berdiskusi untuk menyelesaikan soal
cerita yang diberikan. Setelah waktu habis peneliti masuk pada tahap verivication.
Peneliti meminta siswa untuk menjelaskan hasil diskusi di depan kelompok lain.
Berikut merupakan aktivitas siswa dalam mengerjalan hasil diskusi di papan tulis
dan menjelaskannya.
Gambar 4.11
Aktivitas siswa pada tahap verivication
Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tambahan penjelasan mengenai
materi menyelesaikan soal cerita KPK dan FPB, serta membahas hasil diskusi
yang telah dijelaskan oleh perwakilan kelompok sebagai penguatan kepada siswa
bahwa hasil diskusi yang telah dipaparkan adalah benar. Kemudian pada tahap
generelalisasi siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari hari
ini.
Pada pertemuan ketujuh ini peneliti memberikan informasi bahwa
pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian, siswa disarankan untuk
mempelajari materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran
ditutup dengan membaca hamdallah bersama-sama.
71
4. Pertemuan kedelapan: Rabu, 18 Januari 2017
Pertemuan kedelapan berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam pelajaran).
Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa kelas IV-C. terlihat siswa sudah siap utnuk
melakukan tes.
Sebelum tes dimulai ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa
terlebih dahulu. Kemudian peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa.
Instrumen tes berisi tentang soal-soal cerita yang sering terjadi dalam ,ehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Soal terdiri dari 4 soal essay
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kela
IV-C. siswa mengerjakan soal dengan serius dan suasana kelaspun terlihat
kondusif dan tenang.
c. Tahap Observasi
Tabel 4.6
Presentase Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Ke- (%) Rataan
(%) 5 6 7
1. Bersiap untuk mengikuti
pembelajaran 75 100 100 91,7
2. Memperhatikan penjelasan guru 75 75 100 83,3
3. Menjawab dan menanggapi
pertanyaan dari guru 75 75 75 75
4. Bekerja sama dengan anggota
kelompok 100 75 100 91,7
5. Aktif dalam diskusi saat
pembelajaran 75 100 75 83,3
6. Bertanya saat proses pembelajaran 75 75 100 83,3
7. Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas 75 100 100 91,7
8. Menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dilakukan 75 100 100 91,7
Rata-rata presentase 86,5
Tahap observasi siklus II, dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa yang
terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui instrumen observasi.
72
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rataan pada presentase aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 88,5%. Rata-rata tersebut
mengalami peningkatan sebesar 17,7% dari silkus I. Hal ini menunjukkan
aktivitas siswa saat pembelajaran tergolong aktif.
Peningkatan aktivitas siswa pada siklus II terlihat diseluruh aspek yang
dinilai. Pada siklus I hanya dua aspek yang paling dominan yatiu antusias siswa
dalam mengawali pembelajaran dan saat bekerja kelompok. Pada siklus II
sebagian besar siswa sudah terlibat aktif dalam diskusi dengan teman-temannya
serta sudah berani bertanya dan mencari informasi yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan LKK.
Setelah proses pembelajaran berakhir maka dilakukan tes akhir siklus II
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita. Berikut
merupakan hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita.
Tabel 4.7
Hasil Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II
Interval F Fk xi Fi.xi
61-68 1 1 64,5 64,5
69-76 5 6 72,5 362,5
77-84 5 11 80,5 402,5
85-92 4 15 88,5 354
93-100 5 20 96,5 482,5
Jumlah 20 402,5 1666
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh rata-rata skor kemmapuan
menyelesaikan soal cerita sebesar 83,5. Hal tersebut menunjukkan ketercapaian
indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Sehingga pemberian
tindakan diberhentikan pada siklus II.
Data hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Peneliti
mengukur ketercapaian indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa itu
sendiri. Sehingga data hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita
perindikator dapat terlihat dari Gambar 4.12
73
Gambar 4.12
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa
Per Indikator Pada Siklus II
Pada siklus II siswa telah menguasai seluruh indikator kemampuan
menyelesaikan soal cerita. Hal ini terlihat dari presentase kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I.
Pada siklus I siswa lebih dominan menguasai pada indikator memahami masalah
dan merencanakan strategi, sedangkan pada siklus II siswa telah menguasai
seluruh indikator menyelesaikan soal cerita. Secara umum kemampuan
menyelesaikan soal cerita kelas IV-C pada siklus II tergolong baik.
Gambar 4.13
Salah satu sample jawaban siswa dari tes siklus II
Pemberian jurnal harian pada setiap akhir proses pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Discovery
Learning. Berdasarkan jurnal harian siswa, respon tersebut dikelompokkan
92% 88%
82.50%
72.50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
memhamimasalah
memilih strategi menyelesaikansoal
menyimpulkanjawaban
74
menjadi respon positif, netral, dan respon negatif. Hasil respon siklus II dapat
terlihat dari tabel berikut.
Tabel 4.8
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral Negatif
V 81 % 11 % 3 %
VI 83,8 % 11 % 5,4 %
VII 89.2 % 8 % 3 %
Presentase
Respon Siswa 84,7 % 9,9 % 3,6 %
Berdasarkan tabel 4.8 respon siswa pada siklus II menunjukkan bahwa
respon siswa terhadap model pembelajaran Discovery Learning tergolong baik
dengan rata-rata presentasi respon positif sebesar 84,7%. Pada siklus II siswa
sudah merasa terbiasa dengan model pembelajaran Discovery Learning, sehingga
terdapat peningkatan respon positif siswa dari siklus I.
Respon positif berisi siswa mengungkapkan pembelajaran matematika
lebih mudah ketika menyelesaikan LKK bersama-sama. Siswa dapat bertukar ide,
saling bertukar pendapat, dan saling membantu teman yang belum paham
terhadap materi yang diajarkan.
Respon netral sebesar 9,9% berisi pendapat siswa selain menyukai model
pembelajaran Discovery learning tetapi tidak mau berkempok yang ditentukan
oleh peneliti. Siswa menginginkan kelompoknya ditentukan sendiri. Siswa senang
belajar KPK dan FPB tetapi siswa mengalami kesulitan dalam operasi perkalian
yang masih rendah.
Respon negatif sebesar 3,6% yaitu berisi beberapa pendapat siswa
menginginkan tidak berkelompok dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa
menginginkan belajar langsung dengan peneliti tanpa bantuan dari teman yang
lain. Selain jurnal harian peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa pada
akhir siklus II, berikut merupakan rangkuman hasil wawancara dengan siswa.
75
1. Siswa menyukai pembelajaran matemtika dengan menggunakan model
discovery learning. Siswa menyukai pembelajaran yang berkelompok. Hal ini
membantu siswa dalam memahami materi.
2. Siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara
berdiskusi bersama teman-temannya. Karena jika ada hal yang kurang
dimengerti mereka bisa menanyakan kepada temannya dan tidak merasa takut
dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya.
Penelit juga meminta tanggapan dari guru terhadap proses pembelajaran
matematika dengan model discovery learning. Berikut merupakan tanggapan guru
terhadap proses pembelajaran selama dua siklus.
1. Pembelajaran matematika dengan model discovery learning menciptakan
suasana baru bagi siswa. Siswa lebih berani dalam berdiskusi dan aktif dalam
bertanya saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Siswa dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dipaparkan dengan
berdiskusi dengan teman-temannya, sehingga dalam pembelajaran ini siswa
mengalami sendiri proses-proses dalam belajarnya.
3. Membuat siswa lebih percaya diri dengan mengerjakan soal di depan kelas
dan menjelaskannya.
4. Bentuk soal yang disajikan dalam LKK dan tes akhir siklus membantu siswa
dalam memahami materi.
Selain hasil jurnal harian dan observasi diakhir siklus yang dilakukan
terdapat pula hasil LKK 4, LKK 5 dan LKK 6 pada siklus II. Hal ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil LKK Siklus II
No. Kelompok Skor Hasil
LKK 5 LKK 6 LKK 7
1. I 70 100 100
2. II 95 90 100
3. III 100 80 85
4. IV 85 90 95
76
Berdasarkan skor hasil LKK pada siklus II mengalami peningkatan yang
cukup baik, terlihat setiap kelompok pada tiap pertemuan mendapatkan nilai yang
di atas KKM yang telah ditentukan peneliti sebesar 70. Pada tiap pertemuan setiap
kelompok tuntas dalam mempelajari materi yang diajarkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus II menunjukkan
rata-rata 83,5. hasil tersebut mengalami pemingkatan dari siklus I dan tergolong
baik. Hal ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi
siklus I. Perbaikan ini diantaranya dilakukannya random kelompok, memotivasi
siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi, penyajian LKK yang lebih baik dan
perbaikan Rencana Pembelajaran (RPP).
Respon siswa terhadap proses pembelajaran siklus II semakin positif. Siswa
sudah mampu beradaptasi dengan baik terhadap proses pembelajaran yang
diterapkan. Aktivitas siswa dalam berdiskusi bersama teman-temannya semakin
aktif, sebagian besar siswa dapat berdiskusi aktif bersama teman-temannya. Selain
itu siswa juga dapat menjelaskan hasil diskusi dan berani untuk mengerjakan soal
di depan kelas. Secara keseluruhan, proses pembelajaran siklus II berjalan lebih
efektif dibanding dengan siklus I. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning menciptakan suasana belajar yang saling
membantu sesama siswa sehingga terjadi interaksi dan memberikan kontribusi
bagi masing-masing kelompok
B. Analisi Data
1. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dapat diketahui dari keempat
indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator tersebut adalah
memahami masalah, merencanakan penyelesaiaan, menyelesaikan soal dan
menyimpulkan kebenaran jawaban. Setelah dilakukan proses pembelajaran
dengan model Discovery Learning selama siklus I dan siklus II, diperoleh data
mengenai rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa.
77
Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II dilihat dari masing-masing
indikatornya yang dapat diketahui dari Gambar 4.14..
Gambar 4.14
Perbandingan Skor Menyelesaikan Soal Cerita
Siklus I dan Siklus II
Gambar di atas menunjukkan bahwa pada siklus I siswa lebih menguasai
indikator memahami masalah dan memilih strategi. Pada indikator menjalankan
strategi dan menyimpulkan jawaban siswa belum dapat mengerjakannya. Hak
tersebut karena siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal dengan strategi yang
dipilih pada soal cerita sehingga masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa
pada saat menjawab soal. Sebagian besar siswa juga tidak memeriksa kembali
hasil jawaban, sehingga siswa tidak menyimpulkan jawaban dari soal cerita yang
diberikan.
Pada siklus II siswa sudah menguasai indikator memahami masalah,
memilih strategi, menyelesaikan soal dan menyimpulkan jawaban. Pada siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap indikator kemampuan
menyelesaikan soal cerita. Siswa sudah dapat memahami dan menginterpretasikan
informasi soal kedalam bahasa matematika dan menyelesaikan masalah dengan
melibatkan strategi matematika.
Berdasarkan interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
pada sema indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita. Hal ini menunjukkan
85% 82%
67%
49%
92% 88% 83% 73%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
memahamimasalah
memilih strategi menyelesaikansoal
menimpulkanjawaban
Presentase Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
78
keberhasilan tindakan yang diberikan pada siklus II. Statistik deskriptif dari data
tes kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus I dan II disajikan dalam
tabel 4.10.
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Tes Siklus I dan II
Statistik Deskriptif Siklus I Siklus II
Rata-rata 68,6 83,5
Standar Deviasi 12,8 10,15
Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa pada siklus I memperoleh
rata-rata 68,6 dan standar deviasi 12,8. Dengan nilai rata-rata dan standar deviasi
ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa belum
maksimal dan belum merata, nilai siswa masih heterogen. Artinya masih adanya
perbedaan nilai yang terlalu tinggi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Hai tersebut juga diperkuat dengan jangkauan nilai data yang cukup besar yaitu
dimana nilai terbesar 90 dan nilai terkecil 30. Selanjutnya pada siklus II terjadi
peningkatan rata-rata skor kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa menjadi
83,5 dan standar deviasi pada siklus II menjadi semakin kecil menjadi 10,15. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai siswa sudah homogen artinya tidak terjadi
perbedaan nilai terlalu tinggi, terlihat dari hasil tes siklus II nilai terbesar 100 dan
nilai terkecil 60. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa merata dibandingkan dari siklus I.
2. Aktivitas Pembelajaran
Data mnengenai aktivitas belajar matematika siswa salah satunya diperoleh
dari lembar observasi siswa. Rata-rata presentase aktivitas belajar matematika
siswa dari siklus I dan siklus II disajikan pada tabel berikut.
79
Tabel 4.11
Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II
Siklus I II
Persentase 70,8 % 86,5%
Kategori Cukup Baik
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada tabel 4.9 diperoleh
data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini
ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II.
Berdasarkan observasi aktivitas siswa pada sikluis I sebesar 70,8% dan termasuk
kategori aktivitas cukup, kemudian pada siklus II sebesar 86,5% termasuk dalam
kategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus
II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Data
aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I lebih memfokuskan pada aktivitas
siswa dalam bekerja kelompok yang belum maksimal. Jika aktivitas diskusi
berjalan dengan baik, maka aktivitas yang lainnya akan berpengaruh dengan baik
pula. Pada siklus II keaktifan siswa dalam pembelajaran lebih baik dari pada
siklus sebelumnya, dimana ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar
mengalami kemajuan dan sering memperhatikan guru sehingga menunjukkan
perbaikan yang sangat baik.
3. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus I belum rapi, saat proses pembelajaran
berlangsung sebagian siswa ada yang belum siap. Ada yang bercanda, mengobrol,
bermain, makan. Hal ini membuat mereka saat mengerjakan soal tidak paham dan
bingung. Pada siklus II peneliti mengajak siswa lebih tertib lagi dan memotivasi
siswa untuk lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya. Peneliti
menggunakan kertas berwarna untuk diberikan kepada masing-masing siswa,
fungsi dari kertas warna ini untuk kartu bicara, jadi setiap siswa berhak dan
80
memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan mendapat
kesempatan untuk mengerjakan soal di depan kelas.
Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung dengan tertib dan rapi.
Siswa lebih aktif dibandingkan dengan siklus I. Ada beberapa siswa pada siklus I
hanya diam saja, pada siklus II mereka berani bertanya kepada guru tentang
materi yang belum dipahami. Proses diskusi juga terlihat berbeda. Pada saat guru
meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas, semua kelompok bahkan semua siswa berusaha
menjadi yang tercepat agar dipilih untuk maju.
4. Respon Siswa
Rata-rata persentase respon positif siswa terhadap pembelajaran
matematika menggunakan model Discovery Learning meningkat yaitu dari 71,2%
menjadi 84,7%.
Berikut tabel rata-rata persentase respon siswa.
Tabel 4.12
Persentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus I II
Positif 71,2% 84,7%
Netral 16,3% 9,9%
Negatif 13% 3,6%
C. Pembahasan
1. Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa
Penerapan model pmebelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas
IV. Sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang
mengandalkan keaktifan guru di kelas pada proses pembelajaran hanya
dilakukan dengan metode ceramah dengan memberikan contoh-contoh
soal yang terdapat di buku paket sehingga didominasi oleh guru. Guru
kurang menyajikan soal-soal dalam bentuk cerita karena soal cerita
membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya, sehingga
81
berdampak pada kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa
yang rendah.
Sesudah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan
model pembelajaran Discovery Learning pada materi KPK dan FPB,
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa meningkat.
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Siswa
Rata-Rata Siklus I Siklus II
68,6 83,5
Pada siklus I rata-rata kemampuan menyelesaika soal cerita siswa
yaitu 68,6 belum mencapai nilai kriteria yang diharapkan. Karena intervensi
yang belum tercapai maka dari peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II
Setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus II rata-rata skor
kemampuan menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan pada
indikator menyelesaikan soal dengan strategi yang dipilih sebesar 15,4%,
dan menyimpulkan jawaban sebesar 23,4%. Pada siklus II siswa dapat
memberikan kesimpulan atas jawabannya menggunakan bahasa atau kata-
kata sendiri dengan baik. Pada siklus II rata-rata kemampuan menyelesaikan
soal cerita siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran yaitu 83,5.
Berdasarkan hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa,
terdapat lima orang yang memiliki nilai di bawah KKM pada siklus I dan
mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan siklus II. Pengetahuan
awal matematika kelima siswa tersebut terbilang sukup baik pada siklus II.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siswa tersebut
cenderung diam dan hanya sesekali bertanya jika ada hal yang tidak
dipahami. Sesungguhnya siswa tersebut memahami materi yang dipelajari
tetapi masih bingung jika diminta menjelaskan alasan dari jawabannya.
Penyebab lainnya masih terjadi kekeliruan dalam perkalian yang dihitung
siswa.
82
Kemampuan mneyelesaikan soal cerita yang sudah baik membuat
siswa lebih memahami materi yang dipelajarinya. Model pembelajaran
Discovery Learning membantu siswa dalam menemukan ide-ide
matematika. Selain itu siswa tersebut dapat berdiskusi terkait ide
matematika yang ia temukan, hal ini dapat menguatkan dan mempertajam
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajarinya.
2. Aktivitas Belajar
Belajar tidak hanya menuntut hasil yang baik dari segi kognitif saja,
namun belajar menuntut aktivitas yang baik pula. Ketika diterapkannya
model Discovery Learning dalam proses pembelajaran matematika sikap
pasif siswa berubah menjadi aktif, rasa bosan yang dialami siswa mulai
tidak terasa lagi dalam pembelajaran, siswa mulai berperan aktif, mandiri,
berinteraksi, percaya diri, dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Selain itu selama pembelajaran berlangsung pada siklus I
dan II kegiatan belajar siswa mengalami perubahan yang positif.
Pembelajaran matematika melalui model Discovery Leaning membuat siswa
lebih aktif dalam menyelesaikan lembar kerja tanpa dihinggapi rasa takut
dan malas. Keaktifan siswa dalam mengemukakan jawaban tersebut dapat
terjadi karena siswa dapat menyerap materi dengan baik ketika proses
pembelajaran berlangsung. Pada siklus I aktivitas siswa memang terjadi
pasang surut, namun secara keseluruhan tahapan siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan yang cukup signifikan sesuai harapan peneliti. Adapun
peningkatan aktivitas kegiatan belajar siswa daat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II
Siklus I Siklus II
70,8% 86,5%
Pada siklus I rata-rata aktivitas belajar matematika siswa mencapai
70,8% dan terjadi peningkatan pada siklus II yaitu mencapai 86,5%. Jika
dibandingkan data aktivitas belajar siswa antara siklus I dan siklus II terjadi
peningkatan yang relatif baik.
83
3. Respon Siswa
Respon siswa terhadap pembelajaran diperoleh dari jurnal harian serta
wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Pada jurnal harian rata-
rata persentase respon positif siswa terhadap model Discovery Learning
meningkat yaitu dari 71,2% pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
Sedangkan rata-rata persentase respon negatif siswa menurun dari 13% pada
siklus I menjadi 3,6% pada siklus II, begitu pula rata-rata persentase respon
netral siswa menurun dari 16,2% pada siklus I menjadi 9,9% pada siklus II.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian pada
siklus I dalam proses pembelajaran siswa mulai melatih kemampuannya untuk
bekerja dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, selain itu melatih siswa
dalam percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya dan meningkatkan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa. Pada siklus II hasil
wawancara yang diperoleh dalam proses pembelajaran siswa berkemampuan
tinggi dan rata-rata mereka menjawab pertanyaan penulis dan mendengarkan
penjelasan yang disampaikan teman/guru. Antusiasme mereka dalam
pembelajaran rata-rata sudah tinggi dengan berbagai alasan diantaranya
tertarik dengan pembelajaran matematika.
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan
model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
cerita siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa selama proses pembelajaran dengan
model Discovery Learning lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan
menyelesaikan soal cerita siswa, dengan rata-rata skor kemampuan representasi
matematik siswa pada akhir siklus I sebesar 68,6 dan meningkat pada siklus II
menjadi 83,5. Pembelajaran matematika dengan model Discovery Learning juga
dapat meningkatkan aktivitas siswa serta mendapatkan respon yang positif dari
siswa. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 15,7 %, dimana pada siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar
70,8% dan meningkat pada siklus II menjadi 86,5%. Respon positif dari siswa
dapat ditunjukkan dari peningkatan respon positif jurnal harian yaitu dari 71,2%
pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
beberapa saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Discovery Learning perlu diterapkan oleh guru
dalam proses pembelajaran matematika, karena dengan pembelajaran tersebut
dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa dan hasil
belajar siswa.
2. Pada saat melaksanakan pembelajaran dengan model Discovery Learning ini,
pneliti mengalami kendala membangun pengetahuan awal siswa, maka dari itu
jika ingin menggunkan model pembelajaran ini, hendaknya pada tahap
stimulation guru bisa menggunakan alat peraga, video ataupun gambar untuk
85
membangun pengetahuan awal siswa. Model pembelajaran ini tidak bisa
digunakan untuk siswa berkemampuan rendah dan dalam jumlah yang banyak.
3. Pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat diterapkan pada materi
KPK dan FPB untuk meningkatkan kemampuan menyelesaiakn soal cerita
siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti
pengaruh pembelajaran dengan model Discovery Learning untuk
meningkatkan kemampuan tingkat tinggi lainnya atau dapat dilakukan pada
jenjang pendidikan dasar lainnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Nuri. “ Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Barunagri, Lembang”,
Tarbiya: Journal of Education In Muslim Society, vol. 1, No. 2, 5 Desember
2014. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara Cet. 4, 2015. Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press. 2013. Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014. Kurniawati, Lia. “Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam
Upaya Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita”: Pendekatan
Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar. Jakarta:
PIC UIN. 2007. Raharjo, Marsudi dkk. Modul Matematika SD Program bermutu Pembelajaran
Soal Cerita di SD. Sleman: PPPPTK. 2009. Rahman, Risqi dan Samsul Maarif. “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery
Terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan
Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat”, Jurnal Prodi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung, Vol. 3, Nomor 1, Febuari 2014. Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press. 2015. Rozak, Abd. dan Maifalinda Fatra. Bahan Pelatihan Penelitian Tindak Kelas.
Jakarta: FITK UIN Jakarta. 2014. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Kencana. 2009. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.
2011. Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana. 2013. Trianto. Mendesai Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
2015. Winarni, Endang Setyo dan Sri Harmini. Matematika untuk PGSD. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2011.
87
Lampiran 1
Bukti Rendahnya Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa
88
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDI Al-Kautsar Bintaro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 6 x 30 Menit (3 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi : 1. Memahami dan menggunakan kelipatan dan faktor
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 1. Menetukan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan
Faktor Persekutuan Besar (FPB)
C. Indikator : 1. Menentukan kelipatan dari bilangan
2. Menentukan faktor dari bilangan
3. Menetukan faktor prima dari satu bilangan
4. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari 2
bilangan
5. Menentukan faktor persekutuan terbesar dari 2 bilangan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran melalui model Discovery Learning berlangsung diharapkan
peserta didik dapat:
1. Menentukan kelipatan bilangan
2. Menentukan bilangan prima, faktor suatu bilangan dan faktor prima suatu bilangan
3. Menetukan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar dari 2
bilangan
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Kancing, gelas plastik stopwatch
89
2. Alat/Bahan : Alat tulis, papan tulis, spidol
3. Sumber : Mathematics Focus. 2009. Mathematics for elementary
school year IV bilingual based on KTSP 2006. Jakarta:
Yudistira.
G. Materi Pembelajaran
Kelipatan Bilangan, Faktor Bilangan, Faktor Prima, KPK dan FPB
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa.
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
90
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa (Masalah 1
terlampir)
c. Guru meminta siswa un
tuk mendefinisikan
pengertian kelipatan
berdasarkan masalah
tersebut.
d. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan menuliskan
jumlah jeruk
yang dimiliki
Budi dan
teman-
temannya.
c. Mendefinisikan
pengertian
kelipatan
d. Berdiskusi
mengerjakan
LKK
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan soal
pada LKK
b. Menguji setiap cara yang
telah disiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
soal agar dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
soal pada LKK
b. Mengemukakan
pendapat
jawaban hasil
diskusi
kelompok dan
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
91
hasil diskusinya membahas di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Mengarahkan siswa untuk
menetukan jawaban yang
benar, serta memberikan
penguatan tentang strategi
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
92
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan Ke-2
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
93
terdiri dari 4 sampai 5
siswa sesuai dengan
nomor urut tempat
duduknya
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa (Masalah 2
terlampir) dan
membagikan 5 butir
kancing kepada masing-
masing kelompok
c. Guru meminta siswa un
tuk mendefinisikan
pengertian faktor bilangan
dan menuliskan bilangan
prima berdasarkan
masalah tersebut.
d. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan
guru,
menghitung
kancing dan
menuliskan
penyelesaian
masalah dari
penjelasan guru
c. Mendefinisikan
pengertian
faktor bilangan
dan menuliskan
bilangan prima
d. Berdiskusi
mengerjakan
LKK
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan soal
pada LKK
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
soal agar dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
94
b. Menguji setiap cara yang
telah disiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya
soal pada LKK
b. Mengemukakan
pendapat
jawaban hasil
diskusi
kelompok dan
membahas di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Mengarahkan siswa untuk
menetukan jawaban yang
benar, serta memberikan
penguatan tentang strategi
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari
d. Guru memberikan evaluasi
berupa Kuis secara lisan,
untuk masing-masing
siswa secara individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami
d. Menjawab soal
yang diberikan
oleh guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
95
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan ke-3
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
96
terdiri dari 4 sampai 5
siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa (Masalah 3
terlampir)
c. Guru meminta siswa un
tuk menyelesaikan
masalah dalam bentuk soal
cerita dengan langkah-
langkah yang sistematis
dan dengan strategi yang
benar
d. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan menuliskan
penyelesaian
masalah dari
penjelasan guru
c. Menyelesaikan
soal dengan
langkah-
langkah dan
strategi yang
benar
d. Berdiskusi
mengerjakan
LKK
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan soal
pada LKK
b. Menguji setiap cara yang
telah disiskusikan siswa
dalam menentukan
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
soal agar dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
soal pada LKK
b. Mengemukakan
pendapat
jawaban hasil
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
97
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya
diskusi
kelompok dan
membahas di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Mengarahkan siswa untuk
menetukan jawaban yang
benar, serta memberikan
penguatan tentang strategi
mana yang dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
98
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
I. Jenis Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Essay
3. Instrumen : Terlampir
J. Lampiran
1. Masalah pada pertemuan ke-1
“Suatu minggu pagi, Budi akan pergi berekreasi dengan Yudi. Setiap anak
membawa satu kantong berisi 2 jeruk, maka berapa banyak jeruk yang dimiliki
Budi dan Yudi? Kemudian datang seorang lagi kawan Budi bernama Gandhi, dia
juga membawa satu kantong berisi 2 jeruk, maka ada berapa jeruk yang mereka
punya sekarang? Adik Gandhi meminta ikut berekreasi dan dia juga membawa
satu kantong berisi 2 jeruk. Sekarang banyak jeruk mereka ada berapa? Jika
datang seorang lagi teman Budi, dan ia membawa satu kantong jeruk juga, maka
berapa banyak jeruk yang mereka punya sekarang?”
2. Masalah pada pertemuan ke-2
Jika kancing yang kalian punya dibagikan kepada 1 orang teman mu, maka berapa
banyak kancing yang ia dapatkan? Jika kancing dibagikan kepada 2 orang
temanmu maka berapa banyak kancing yang didapatkan sama banyak? Jika
kancing dibagikan kepada 3 orang temanmu maka berapa banyak kancing yang
didapatkan sama banyak? Jika kancing dibagikan kepada 4 orang teman, makan
berapa banyak yang mereka dapatkan sama banyak? Jika kancing dibagi kepada 5
teman, maka berapa banyak yang mereka dapatkan sama banyak?
99
3. Masalah pada pertemuan ke-3
a. Dua anak maju ke depan kelas, kedua anak tersebut bermain tepuk-tepuk. Si A
bertepuk setiap 3 detik sekali. Si B bertepuk setiap 5 detik sekali. Kapan
mereka bertepuk bersama-sama untuk pertama kalinya?
b. Guru membagikan 6 kancing berwarna putih dan 8 kancing berwarna merah
kepada masing-masing kelompok. kancing tersebut akan dimasukkan kedalam
gelas dengan jumlah yang sama dan habis dibagi rata. Berapakah gelas yang
dibutuhkan?
Jakarta, 2 November 2016
Head Level Grade 4,
Iin Handayani, S.Pd
Peneliti,
Ressa Carera
Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro,
Sukisnawati, S.Pd
100
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah : SDI Al-Kautsar Bintaro
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 6 x 30 Menit (3 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi : 1. Memahami dan menggunakan kelipatan dan faktor
dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
hitung KPK dan FPB
C. Indikator : 1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK
3 bilangan.
2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB 3
bilangan.
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK
dan FPB 3 bilangan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran melalui model Discovery Learning berlangsung diharapkan
peserta didik dapat:
1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK 3 bilangan dengan benar.
2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB 3 bilangan dengan benar.
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK dan FPB 3 bilangan dengan
benar.
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Kalender, kancing, lidi dan manik-manik, gelas, plastik
101
2. Alat/Bahan : Alat tulis, papan tulis, spidol
3. Sumber : Mathematics Focus. 2009. Mathematics for elementary
school year IV bilingual based on KTSP 2006. Jakarta:
Yudistira.
G. Materi Pembelajaran
KPK dan FPB 3 Bilangan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-5
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa, dipilih secara
heterogen oleh guru dan
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
Perhatian
Pemberian
Rangsangan
102
membagikan kartu bicara
berupa kertas berwarna
untuk setiap siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa berkaitan
dengan soal cerita KPK
(masalah terlampir)
c. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan melakukan
aktivitas untuk
memecahkan
masalah.
c. Berdiskusi
mengerjakan
LKK yang
diberikan guru
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan
masalah
b. Menguji setiap cara yang
telah didiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya dengan
cara menyebutkan warna
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
masalah agar
dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
masalah
b. Mengemukakan
pendapat dan
argumentasi
jawaban siswa
hasil diskusi
kelompok di
depan kelas
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
103
kertas yang didapat setiap
siswa.
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Meluruskan jawaban siswa
yang kurang tepat, serta
memberikan penguatan
tentang strategi mana yang
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari, dan
mengarahkan siswa untuk
menemukan kata kunci
dalam soal cerita
matematika materi KPK
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami dan
mengemukakan
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Disiplin
Verifikasi
dan
generalisasi
104
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan cara
menunjuk 2 orang siswa
yang terlihat pasif.
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan ke-6
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
105
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa, dipilih secara
heterogen oleh guru
berdasarkan kemampuan
anak dan membagikan
kartu bicara berupa kertas
berwarna untuk setiap
siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa berkaitan
dengan soal cerita FPB
(masalah terlampir)
c. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan melakukan
aktivitas untuk
memecahkan
masalah.
c. Berdiskusi
mengerjakan
LKK yang
diberikan guru
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Pemberian
Rangsangan
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
masalah agar
dapat
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
106
masalah
b. Menguji setiap cara yang
telah didiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya dengan
cara menyebutkan warna
kertas yang didapat setiap
siswa.
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
masalah
b. Mengemukakan
pendapat dan
argumentasi
jawaban siswa
hasil diskusi
kelompok di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Meluruskan jawaban siswa
yang kurang tepat, serta
memberikan penguatan
tentang strategi mana yang
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari, dan
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
Saling
menghargai
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Verifikasi
dan
generalisasi
107
mengarahkan siswa untuk
menemukan kata kunci
dalam soal cerita
matematika materi FPB
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
dipahami dan
mengemukakan
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Disiplin
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan cara
menunjuk 2 orang siswa
yang menjadi ketua
kelompok.
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
Pertemuan ke-7
I. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Mengucapakan salam
b. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran
c. Mengabsen kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi dan
apersepsi terkait materi yang
a. Menjawab salam
b. Berdo’a sebelum
memulai pelajaran
c. Memperhatikan guru
d. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
Religius
Perhatian, Rasa ingin
tahu
108
akan disampaikan dengan
mengajukan pertanyaan
e. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
guru
e. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
II. Kegiatan Inti (40 Menit)
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5
siswa, dipilih secara
heterogen oleh guru dan
membagikan kartu bicara
berupa kertas berwarna
untuk setiap siswa.
b. Guru memberikan masalah
kepada siswa berkaitan
dengan soal cerita KPK
dan FPB(masalah
terlampir)
c. Membagikan LKK pada
setiap kelompok
a. Berkelompok
dengan
kelompoknya
masing-masing
b. Mendengarkan
penjelasan guru
dan melakukan
aktivitas untuk
memecahkan
masalah.
c. Berdiskusi
mengerjakan
LKK yang
diberikan guru
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Pemberian
Rangsangan
Identifikasi
masalah
Pengumpulan
data
109
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah DL
a. Membimbing siswa untuk
berdiskusi dan meminta
siswa untuk merancang
cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan
masalah
b. Menguji setiap cara yang
telah didiskusikan siswa
dalam menentukan
jawaban dan meminta
siswa mempresentasikan
hasil diskusinya dengan
cara menyebutkan warna
kertas yang didapat setiap
siswa.
a. Berdiskusi
untuk
menganalisis
masalah agar
dapat
menemukan
cara untuk
menyelesaikan
masalah
b. Mengemukakan
pendapat dan
argumentasi
jawaban siswa
hasil diskusi
kelompok di
depan kelas
secara
diwakilkan oleh
yang terpilih
Tanggung
jawab, Kerja
sama, Rasa
ingin tahu
Komunikatif,
Percaya diri,
berani
Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Langkah
DL
a. Bersama-sama siswa
membahas hasil dari
diskusi yang telah
berlangsung
b. Meluruskan jawaban siswa
yang kurang tepat, serta
a. Memberikan
pendapat
terhadap hasil
diskusi
kelompok lain
b. Mencatat
jawaban yang
Saling
menghargai
Perhatian
Verifikasi
dan
generalisasi
110
memberikan penguatan
tentang strategi mana yang
dapat dilakukan
c. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
terkait materi yang telah
dipelajari, dan
mengarahkan siswa untuk
menemukan kata kunci
dalam soal cerita
matematika materi KPK
dan FPB
d. Guru memberikan evaluasi
berupa latihan soal, yang
dikerjakan oleh masing-
masing siswa secara
individu
benar yang
telah ditentukan
bersama
c. Bertanya pada
guru mengenai
materi yang
belum
dipahami dan
mengemukakan
d. Mengerjakan
soal yang
diberikan oleh
guru
Rasa ingin
tahu
Disiplin
III. Penutup (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Bersama-sama siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah
dilakukan, dengan cara
menunjuk 2 orang siswa
dengan cara menyebutkan
salah satu warna pada kartu
bicara yang dimiliki siswa.
b. Mengakhiri proses
pembelajaran dengan
mengucapkan hamdalah
dan salam
a. Secara klasikal
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
b. Mengucapkan
hamdalah dan salam
Perhatian,
komutikatif
Religius
111
I. Jenis Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes Tulis
2. Bentuk Instrumen : Essay
3. Instrumen : Terlampir
J. Lampiran
1. Masalah pada pertemuan ke-4
Nadia mengikuti les matematika setiap 2 hari sekali, Laras mengikuti les
matematika 3 hari sekali dan Sania mengikuti les matematika 4 hari sekali. Pada
tangal 16 Juli 2016 mereka les bersama-sama. Pada tanggal berapa mereka les
bersama-sama lagi?
2. Masalah pada pertemuan ke-5
Guru membagikan 6 kancing, 8 lidi dan 10 manik-manik kepada masing-masing
kelompok. Kancing, lidi dan manik-manik tersebut akan dimasukkan ke dalam
plastik dengan jumlah yang sama banyak dan habis dibagi rata. Maka berapakah
plastika yang dibutuhkan?
3. Masalah pada pertemuan ke-6
a. Ada 3 buah lampu berwarna, merah, kuning dan hijau. Lampu merah menyala
setiap 5 detik sekali, lampu kuning menyala setiap 7 detik sekali dan lampu
hijau menyala setiap 9 detik sekali. Pada detik keberapa ketiga lampu tersebut
menyala secara bersama-sama untuk yang pertama kalinya?
b. Guru membagikan 10 kancing, 12 lidi dan 15 manik-manik kepada masing-
masing kelompok. Kancing, lidi dan manik-manik tersebut akan dimasukkan
ke dalam gelas plastik dengan jumlah yang sama banyak dan habis dibagi rata.
Maka berapakah gelas yang dibutuhkan? Dan ada berapa kancing, lidi dan
manik-manik pada setiap gelasnya?
Jakarta, 4 Januari 2017
Head Level Grade 4,
Iin Handayani, S.Pd
Peneliti,
Ressa Carera
Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro,
Sukisnawati, S.Pd
112
Lampiran 4
Nama siswa Jumlah Kue Nama siswa Jumlah kue
Andi Foni
Beni Gary
Cila Hani
Didi Indah
Eman Juna
Jika satu kotak kue berisi 12 kue maka, berapakah jumlah kue
Masing-masing siswa?
Petunjuk :
Bacalah soal cerita di bawah
ini dengan teliti!
Diskusikan pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini
dengan teman sekelompokmu!
Lembar Kerja
Kelompok 1
Nama Kelompok : ..........................................
Anggota :
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. ...................................
Pada suatu hari, 10 siswa kelas 4 pergi ke
toko kue. Mereka berbaris sesuai dengan
abjad nama mereka. Andi membeli 1 kotak
kue. Beni 2 kotak kue. Cila membeli 3 kotak
kue. Didi membeli 4 kotak kue. Eman
membeli 5 kotak kue. Foni membeli 6 kotak
kue. Gary membeli 7 kotak kue. Hani
membeli 8 kotak kue. Indah membeli 9 kotak
kue. Dan Juna membeli 10 kotak kue.
113
Apa yang dapat kalian simpulkan?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
Apakah jumlah kue masing-masing siswa merupakan hasil
perkalian dari bilagan 12?
Jawab : ...........................................................................................
Tuliskan kembali jumlah kue dari masing-masing siswa pada kolom
di bawah ini!
114
Jumlah
Anak Banyak Permen yang didapat
Jumlah
Anak Banyak Permen yang didapat
1 7
2 8
3 9
4 10
5 11
6 12
Ayo Cari Tahu
Petunjuk :
Bacalah soal cerita di bawah
ini dengan teliti!
Diskusikan pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini
dengan teman sekelompokmu!
Lembar Kerja
Kelompok 2
Nama Kelompok : ..........................................
Anggota :
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
Pagi ini ibu pergi ke pasar swalayan. Ibu
membeli satu bungkus permen lolipop. Satu
bungkus permen lolipop berisi 12 permen.
jika ibu akan membagikan semua
permennya sama banyak kepada :
(lihat dan isilah tabel dibawah ini!)
115
Dari data di atas, tuliskan bilangan yang habis membagi bilangan 12 dan tuliskan
bilangan yang tidak habis dibagi 12, pada kolom di bawah ini!
Apakah bilangan-bilangan tersebut merupakan faktor dari 12?
Tuliskan kembali bilangan-bilangan yang termasuk faktor dari 12!
Sebutkan faktor dari 12 yang termasuk bilangan prima!
Bilangan yang habis
dibagi 12 adalah
..............................................
..............................................
..............................................
Bilangan yang habis
dibagi 12 adalah
............................................
............................................
............................................
Apa yang dapat kalian simpulkan?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
116
Petunjuk :
Bacalah soal cerita di bawah
ini dengan teliti!
Diskusikan pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini
dengan teman sekelompokmu!
Lembar Kerja
Kelompok 3
Nama Kelompok : ..........................................
Anggota :
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
Di taman kota terdapat lampu hias
yang menyala berkedip-kedip.
Lampu merah menyala setiap 5
detik. Lampu kuning menyala setiap
4 detik. Jika pada pukul 18.20
kedua lampu itu menyala bersama,
pukul berapa kedua lampu itu
menyala bersama-sama lagi?
Tuliskan apa yang diketaui dalam
soal tersebut?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Tuliskan apa yang ditanyakan
dalam soal tersebut?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Diskusikan bersama teman-teman
sekelompokmu, bagaimana penyelesaiannya?
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari soal
tersebut!
Jadi,.....................................................
..............................................................
..............................................................
117
Ayah memiliki 24 permen rasa
jeruk dan 36 permen rasa coklat.
Semua permen itu akan dibagikan
kepada sejumlah anak, sehingga
setiap anak memperoleh jumlah
permen yang sama. Berapa jumlah
maksimal anak yang mungkin diberi
permen itu?
Tuliskan apa yang diketaui dalam
soal tersebut?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Tuliskan apa yang ditanyakan
dalam soal tersebut?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
Diskusikan bersama teman-teman
sekelompokmu, bagaimana penyelesaiannya?
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari soal
tersebut!
Jadi,.....................................................
..............................................................
..............................................................
118
Lampiran 5
Petunjuk:
Baca dengan teliti soal di bawah ini, kemudian diskusikan dengan teman
Satu kelompok dan jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah
soal!
1. Di kota A terdapat sebuah menara di atas bukit, di menara tersebut terdapat tiga buah
lonceng. Lonceng pertama berdentang setiap 4 menit, lonceng kedua setiap 5 menit, dan
lonceng ketiga setiap 6 menit. Pada menit keberapa ketiga lonceng tersebut berdentang
bersamaan? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini!
diketahui ditanya
Ayo berlatih!
Lembar Kerja
Kelompok 4
Nama Kelompok : .................................
Anggota :
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
119
2. Ada tiga mobil patroli polisi. Mobil 1 berpatroli setiap 2 jam sekali. Mobil 2
berpatroli setiap 3 jam sekali. Mobil 3 berpatroli setiap 4 jam sekali. Pada pukul
06.00, ketiga mobil berangkat patroli bersama-sama. Pada pukul berapa ketiga
mobil tersebut patroli bersama-sama lagi? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini!
diketahui ditanya
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
120
Petunjuk:
Baca dengan teliti soal di bawah ini, kemudian diskusikan dengan teman
Satu kelompok dan jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah
soal!
1. Diki mempunyai 21 kelereng berwarna putih, 27 kelereng berwarna merah, dan 33
kelereng berwarna hitam. Diki akan menempatkan kelereng-kelereng tersebut ke dalam
beberapa kaleng dengan bagian sama banyak. Berapa kaleng yang dibutuhkan Diki? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini!
diketahui ditanya
Ayo berlatih!
Lembar Kerja
Kelompok 5
Nama Kelompok : .................................
Anggota :
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
121
2. Rani berencana memberikan parsel kepada fakir miskin di sekitar rumahnya. Rani
akan membuat parsel buah dari 24 mangga, 40 apel, dan 72 jeruk. Rani ingin
membuat parsel sebanyak-banyaknya dengan pembagian dan jenis buah yang sama
di setiap keranjang. Berapa keranjang yang dibutuhkan Rani? Berapa jumlah masig-
masing buah di setiap keranjang? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini!
diketahui ditanya
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
122
Petunjuk:
Baca dengan teliti soal di bawah ini, kemudian diskusikan dengan teman
Satu kelompok dan jawablah pertanyaan sesuai dengan langkah-langkah
soal!
1. Shara, Reza dan Tania adalah teman dekat, mereka sama-sama mempunyai jam yang bisa
berbunyi. Jam milik Shara berbunyi setiap 15 menit. Jam milik Reza berbunyi setiap 20
menit sekali, dan jam milik Tania berbunyi 25 menit sekali. Jika pada pukul 12.10 jam
mereka berbunyi bersama-sama, pada pukul berapa jam mereka berbunyi bersama-sama
lagi? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini!
diketahui ditanya
Ayo berlatih!
Lembar Kerja
Kelompok 6
Nama Kelompok : .................................
Anggota :
1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
123
2. Rifky akan membuat hadiah untuk beberapa sahabatnya yang ulang tahun. Dia
mempunyai 16 pensil, 24 buku dan 32 penghapus. Rifky ingin membungkus hadiah
yang dibuatnya berisi pensil, buku dan buku dengan pembagian yang sama banyak.
Berapa orang sahabatnya yang mendapat hadiah? Tuliskan yang diketahui dan ditanya dalam soal pada kolom dibawah ini!
diketahui ditanya
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
Tuliskan Rencana menyelesaikan soal cerita dalam kolom ini!
Tuliskan cara menyelesaikan soal cerita di kolom bawah ini!
124
Lampiran 6
HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER
DAN UJIAN AKHIR SEMESTER I MATEMATIKA KELAS IV-C
TAHUN AJARAN 2016/2017
No. Nama Siswa KKM UTS UAS
1. Angelina Galuh Ade R.E. 70 68 62
2. Emilia Peny 70 83 81
3. Floreta Pelangi Poetry H. 70 65 80
4. Hafizal Hasburrahman 70 71 79
5. Irfania Wakhda Alwya Z. 70 87 75
6. Irsyad Danu Majid 70 77 65
7. Jasmine Namyrha .A. 70 54 60
8. Khayla Nania Etrin 70 73 80
9. M. Rafa Imtiyaz 70 70 70
10. M. Rifky Azhar 70 67 74
11. Mahrin Feyza Sherana 70 86 92
12. Marami Salsabila Khairish 70 62 74
13. Mayra Fullah S.A. 70 39 51
14. Moch. Zaki Abiyuansyah 70 85 83
15. Nadila Dwi Nurfitri 70 67 68
16. Neysa Auberta 70 86 76
17. Putera Perdana 70 63 55
18. Rhivo Bagas Riansyah 70 51 66
19. Tubagus M. Zidane R. 70 50 52
20. Yasmine Putri Asbi 70 60 50
125
Lampiran 7
LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
(UJI VALIDITAS SIKLUS I)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan :
Kelas / Semester : V / 1
Pokok Bahasan : KPK & FPB
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang
kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal :
1. Setiap 4 tahun sekali Pak Rudi mengganti cat rumahnya. Setiap 7 tahun sekali Pak Rudi
mengganti mobilnya dengan yang baru. Jika pada tahun 1998 Pak Rudi mengganti cat
rumah dan mobilnya, pada tahun berapa Pak Rudi melakukan kedua kegiatan itu dalam
tahun yang sama?
2. Arman bermain futsal setiap 6 hari sekali, sedangkan bondan setiap 8 hari sekali. Pada
tanggal 15 Febuari 2015, mereka bermain bersama. Pada tanggal berapa mereka akan
bermain futsal bersama lagi?
3. Bus Maju Lancar berangkat dari terminal setiap 5 menit sekali. Sedangkan bus Maju
Sukses berangkat dari terminal setiap 12 menit sekali. Jika kedua bus berangkat bersama
pada pukul 06.45, pada pukul berapa kedua bus akan berangkat bersama lagi?
4. Dika mempunyai 16 telur ayam dan 24 telur puyuh. Telur-telur tersebut akan
dimasukkan ke dalam sebuah keranjang. Ada berapa banyak keranjang yang harus
disiapkan, jika telur ayam dan telur puyuh habis dibagi rata di masukkan ke dalam
keranjang?
126
5. Sulaiman mempunyai tali sepanjang 12 meter dan Udin mempunyai tali sepanjang 8
meter. Jika kedua tali tersebut dipotong-potong sama panjang, maka berapa ukuran tali
terpanjang?
6. Sebanyak 12 dokter dan 15 bidan akan dikirim ke daerah pedalaman. Setiap daerah
pedalaman akan menerima dokter dan bidan dengan jumlah sama banyak. Berapa banyak
daerah pedalaman yang akan menerima dokter serta bidan?
127
LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
(UJI VALIDITAS SIKLUS II)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan :
Kelas / Semester : V / 1
Pokok Bahasan : KPK & FPB
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang
kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal :
1. Ada 3 lampu hias di taman kota. Lampu hijau menyala setiap 3 detik. Lampu merah
menyala setiap 4 detik. Lampu kuning menyala setiap 5 detik. Pada detik ke berapa ketiga
lampu tersebut menyala bersama-sama pertama kalinya?
2. Pak Made, pak Toni dan pak Janu adalah warga RW 008.
Mereka mendapatkan tugas meronda. Pak Made mendapat
tugas rondan 6 hari sekali. Pak Toni mendapat tugas ronda
8 hari sekali dan pak Janu mendapat tugas ronda 12 hari
sekali. Hari ini mereka bertiga tugas ronda bersama-sama
untuk pertama kalinya. Kapan mereka akan tugas ronda
bersama-sama untuk yang ketiga kalinya?
3. Rafa, Iqbal dan Rifki adalah anggota club renang Bina Bintara. Rafa berlatih renang 4
hari sekali, Iqbal berlatih berenang 5 hari sekali, dan Rifki berlatih berenang 6 hari sekali.
Pada tanggal 1 Desember 2016, mereka berlatih bersama. Pada tanggal berapa mereka
akan berlatih bersama-sama lagi?
4. Sekolah Bina Madina menerima kiriman paket buku Kisah dan Tauladan Nabi untuk
perpustakaan. Kiriman itu berupa 3 buah kotak, masing-masing berisi 6 buku, 12 buku
128
dan 18 buku. Ketiga kotak itu dibuka dan buku-buku akan ditumpuk di meja besar untuk
dicatat. Ada berapa tumpu buku di atas meja, jika setiap tumpukannya sama?
5. Pak Ahmad akan mengadakan acara syukuran di panti asuhan. Ia menyiapkan bingkisan
berupa 25 buku tulis, 35 penggaris dan 45 pensil. Bingkisan tersebut akan dimasukkan
dalam kotak dengan pembagian yang sama rata. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk
memasukkan bingkisan tersebut? Berapa jumlah buku tulis, penggaris dan pensil pada
masing-masing kotak?
6. Dalam rangka memperingati ulang tahun ayah, ayah membeli 21 baju koko, 35 celana
panjang dan 49 peci. Barang-barang itu akan dimasukkan ke dalam plastik dan dibagikan
kepada anak-anak yatim piatu. Berapa jumlah anak terbanyak yang akan menerima
hadiah dari ayah dengan bagian yang sama?
129
Lampiran 8
HASIL UJI VALIDITAS SIKLUS I
1 2 3 4 5 6
S 001 7 6 10 7 7 8 45
S 002 5 6 5 6 6 6 34
S 003 7 7 7 7 10 8 46
S 004 7 7 10 6 7 7 44
S 005 7 7 7 7 10 7 45
S 006 9 10 10 10 10 7 56
S 007 6 6 5 6 5 5 33
S 008 10 9 9 8 10 8 54
S 009 10 7 10 7 7 7 48
S 010 6 7 10 7 6 6 42
S 011 7 10 7 10 10 7 51
S 012 8 8 8 8 8 8 48
S 013 7 7 7 10 8 8 47
S 014 10 10 10 10 10 10 60
S 015 10 10 9 8 8 7 52
S 016 10 10 8 8 8 7 51
S 017 10 10 10 10 10 10 60
S 018 10 10 10 10 10 10 60
S 019 10 10 10 7 7 7 51
S 020 7 7 7 7 7 7 42
S 021 8 8 8 7 7 7 45
S 022 7 7 7 7 7 7 42
S 023 10 10 10 10 10 10 60
S 024 10 7 10 7 7 7 48
S 025 8 7 7 10 7 7 46
S 026 10 9 9 10 10 10 58
S 027 5 6 5 5 6 6 33
S 028 7 7 7 6 5 6 38
S 029 10 10 10 10 10 10 60
S 030 10 10 9 10 9 9 57
∑ (x) 248 245 251 241 242 229 1456
r xy 0,868 0,874 0,743 0,844 0,837 0,865
r tabel
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nomor Butir SoalResponden Jumlah (Y)
0,4226
130
HASIL UJI VALIDITAS SIKLUS II
1 2 3 4 5 6
S 001 5 7 9 9 6 0 36
S 002 7 7 7 7 6 6 40
S 003 7 6 7 1 6 7 34
S 004 5 6 9 9 0 0 29
S 005 9 8 9 7 9 9 51
S 006 9 8 8 7 9 9 50
S 007 1 4 4 1 1 1 12
S 008 7 8 8 1 6 4 34
S 009 7 5 8 9 3 0 32
S 010 7 6 8 9 9 0 39
S 011 9 7 9 9 9 9 52
S 012 9 8 9 9 9 9 53
S 013 7 6 6 6 5 5 35
S 014 9 8 9 9 9 9 53
S 015 9 8 9 9 9 8 52
S 016 9 7 7 7 9 9 48
S 017 9 8 7 9 9 9 51
S 018 6 6 6 6 0 0 24
S 019 9 8 9 9 9 9 53
S 020 9 8 8 9 9 9 52
S 021 8 7 7 7 7 7 43
S 022 7 6 8 7 7 7 42
S 023 7 6 7 7 6 7 40
S 024 9 8 9 9 9 9 53
S 025 8 7 7 7 7 7 43
S 026 7 7 8 8 6 0 36
S 027 9 7 8 9 9 9 51
S 028 7 6 5 9 3 0 30
S 029 8 6 7 7 7 7 42
S 030 9 7 9 8 8 9 50
∑ (x) 228 206 231 220 201 174 1260
r xy 0,92 0,81 0,68 0,56 0,91 0,84
r tabel
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nomor Butir SoalResponden Jumlah (Y)
0,4226
131
Lampiran 9
HASIL UJI RELIABILITAS SIKLUS I
Jumlah Kuadrat
1 2 3 4 5 6 (Y2)
S 001 7 6 10 7 7 8 45 2025
S 002 5 6 5 6 6 6 34 1156
S 003 7 7 7 7 10 8 46 2116
S 004 7 7 10 6 7 7 44 1936
S 005 7 7 7 7 10 7 45 2025
S 006 9 10 10 10 10 7 56 3136
S 007 6 6 5 6 5 5 33 1089
S 008 10 9 9 8 10 8 54 2916
S 009 10 7 10 7 7 7 48 2304
S 010 6 7 10 7 6 6 42 1764
S 011 7 10 7 10 10 7 51 2601
S 012 8 8 8 8 8 8 48 2304
S 013 7 7 7 10 8 8 47 2209
S 014 10 10 10 10 10 10 60 3600
S 015 10 10 9 8 8 7 52 2704
S 016 10 10 8 8 8 7 51 2601
S 017 10 10 10 10 10 10 60 3600
S 018 10 10 10 10 10 10 60 3600
S 019 10 10 10 7 7 7 51 2601
S 020 7 7 7 7 7 7 42 1764
S 021 8 8 8 7 7 7 45 2025
S 022 7 7 7 7 7 7 42 1764
S 023 10 10 10 10 10 10 60 3600
S 024 10 7 10 7 7 7 48 2304
S 025 8 7 7 10 7 7 46 2116
S 026 10 9 9 10 10 10 58 3364
S 027 5 6 5 5 6 6 33 1089
S 028 7 7 7 6 5 6 38 1444
S 029 10 10 10 10 10 10 60 3600
S 030 10 10 9 10 9 9 57 3249
∑ (x) 248 245 251 241 242 229 1456 72606
∑ (x)2 2136 2073 2183 2015 2036 1807
Varians 2,86 2,41 2,77 2,63 2,80 1,97
Jml Varians
Total Varians
r11 0,78
Nomor Butir SoalResponden Jumlah (Y)
15,43
64,72
132
HASIL UJI RELIABILITAS SIKLUS II
Jumlah Kuadrat
1 2 3 4 5 6 (Y2)
S 001 5 7 9 9 6 0 36 1296
S 002 7 7 7 7 6 6 40 1600
S 003 7 6 7 1 6 7 34 1156
S 004 5 6 9 9 0 0 29 841
S 005 9 8 9 7 9 9 51 2601
S 006 9 8 8 7 9 9 50 2500
S 007 1 4 4 1 1 1 12 144
S 008 7 8 8 1 6 4 34 1156
S 009 7 5 8 9 3 0 32 1024
S 010 7 6 8 9 9 0 39 1521
S 011 9 7 9 9 9 9 52 2704
S 012 9 8 9 9 9 9 53 2809
S 013 7 6 6 6 5 5 35 1225
S 014 9 8 9 9 9 9 53 2809
S 015 9 8 9 9 9 8 52 2704
S 016 9 7 7 7 9 9 48 2304
S 017 9 8 7 9 9 9 51 2601
S 018 6 6 6 6 0 0 24 576
S 019 9 8 9 9 9 9 53 2809
S 020 9 8 8 9 9 9 52 2704
S 021 8 7 7 7 7 7 43 1849
S 022 7 6 8 7 7 7 42 1764
S 023 7 6 7 7 6 7 40 1600
S 024 9 8 9 9 9 9 53 2809
S 025 8 7 7 7 7 7 43 1849
S 026 7 7 8 8 6 0 36 1296
S 027 9 7 8 9 9 9 51 2601
S 028 7 6 5 9 3 0 30 900
S 029 8 6 7 7 7 7 42 1764
S 030 9 7 9 8 8 9 50 2500
∑ (x) 228 206 231 220 201 174 1260 56016
∑ (x)2 1822 1446 1827 1778 1573 1408
Varians 2,97 1,05 1,61 5,49 7,54 13,29
Jml Varians
Total Varians
r 11 0,71
Nomor Butir SoalResponden Jumlah (Y)
31,96
103,2
133
Lampiran 10
HASIL UJI TARAF SUKAR SIKLUS I
1 2 3 4 5 6
S 001 7 6 10 7 7 8 45
S 002 5 6 5 6 6 6 34
S 003 7 7 7 7 10 8 46
S 004 7 7 10 6 7 7 44
S 005 7 7 7 7 10 7 45
S 006 9 10 10 10 10 7 56
S 007 6 6 5 6 5 5 33
S 008 10 9 9 8 10 8 54
S 009 10 7 10 7 7 7 48
S 010 6 7 10 7 6 6 42
S 011 7 10 7 10 10 7 51
S 012 8 8 8 8 8 8 48
S 013 7 7 7 10 8 8 47
S 014 10 10 10 10 10 10 60
S 015 10 10 9 8 8 7 52
S 016 10 10 8 8 8 7 51
S 017 10 10 10 10 10 10 60
S 018 10 10 10 10 10 10 60
S 019 10 10 10 7 7 7 51
S 020 7 7 7 7 7 7 42
S 021 8 8 8 7 7 7 45
S 022 7 7 7 7 7 7 42
S 023 10 10 10 10 10 10 60
S 024 10 7 10 7 7 7 48
S 025 8 7 7 10 7 7 46
S 026 10 9 9 10 10 10 58
S 027 5 6 5 5 6 6 33
S 028 7 7 7 6 5 6 38
S 029 10 10 10 10 10 10 60
S 030 10 10 9 10 9 9 57
∑ (x) 248 245 251 241 242 229 1456
P 0,83 0,82 0,84 0,81 0,8 0,69
Kriteria mudah mudah mudah mudah mudah sedang
Responden Nomor Butir Soal
Jumlah (Y)
134
HASIL UJI TARAF SUKAR SIKLUS II
1 2 3 4 5 6
S 001 5 7 9 9 6 0 36
S 002 7 7 7 7 6 6 40
S 003 7 6 7 1 6 7 34
S 004 5 6 9 9 0 0 29
S 005 9 8 9 7 9 9 51
S 006 9 8 8 7 9 9 50
S 007 1 4 4 1 1 1 12
S 008 7 8 8 1 6 4 34
S 009 7 5 8 9 3 0 32
S 010 7 6 8 9 9 0 39
S 011 9 7 9 9 9 9 52
S 012 9 8 9 9 9 9 53
S 013 7 6 6 6 5 5 35
S 014 9 8 9 9 9 9 53
S 015 9 8 9 9 9 8 52
S 016 9 7 7 7 9 9 48
S 017 9 8 7 9 9 9 51
S 018 6 6 6 6 0 0 24
S 019 9 8 9 9 9 9 53
S 020 9 8 8 9 9 9 52
S 021 8 7 7 7 7 7 43
S 022 7 6 8 7 7 7 42
S 023 7 6 7 7 6 7 40
S 024 9 8 9 9 9 9 53
S 025 8 7 7 7 7 7 43
S 026 7 7 8 8 6 0 36
S 027 9 7 8 9 9 9 51
S 028 7 6 5 9 3 0 30
S 029 8 6 7 7 7 7 42
S 030 9 7 9 8 8 9 50
∑ (x) 228 206 231 220 201 174 1260
P 0,84 0,76 0,86 0,81 0,74 0,64
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang
Nomor Butir SoalResponden Jumlah (Y)
135
Lampiran 11
HASIL UJI DAYA BEDA SIKLUS I
1 2 3 4 5 6
S 014 10 10 10 10 10 10
S 017 10 10 10 10 10 10
S 018 10 10 10 10 10 10
S 023 10 10 10 10 10 10
S 029 10 10 10 10 10 10
S 026 10 9 9 10 10 10
S 030 10 10 9 10 9 9
S 006 9 10 10 10 10 7
S 008 10 9 9 8 10 8
S 015 10 10 9 8 8 7
S 011 7 10 7 10 10 7
S 016 10 10 8 8 8 7
S 019 10 10 10 7 7 7
S 009 10 7 10 7 7 7
S 012 8 8 8 8 8 8
∑ 144 143 139 136 137 127
S 024 10 7 10 7 7 7
S 013 7 7 7 10 8 8
S 003 7 7 7 7 10 8
S 025 8 7 7 10 7 7
S 001 7 6 10 7 7 8
S 005 7 7 7 7 10 7
S 021 8 8 8 7 7 7
S 004 7 7 10 6 7 7
S 010 6 7 10 7 6 6
S 020 7 7 7 7 7 7
S 022 7 7 7 7 7 7
S 028 7 7 7 6 5 6
S 002 5 6 5 6 6 6
S 007 6 6 5 6 5 5
S 027 5 6 5 5 6 6
∑ 104 102 112 105 105 102
DP 0,27 0,27 0,18 0,21 0,21 0,17
Kriteria Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek
Kel
om
po
k A
tas
JA (
15
sis
wa)
Kel
om
po
k B
awah
JB
(1
5 s
isw
a)
Nomor Butir SoalResponden
136
HASIL UJI DAYA BEDA SIKLUS II
1 2 3 4 5 6
S 012 9 8 9 9 9 9
S 014 9 8 9 9 9 9
S 019 9 8 9 9 9 9
S 024 9 8 9 9 9 9
S 011 9 7 9 9 9 9
S 015 9 8 9 9 9 8
S 020 9 8 8 9 9 9
S 005 9 8 9 7 9 9
S 017 9 8 7 9 9 9
S 027 9 7 8 9 9 9
S 006 9 8 8 7 9 9
S 030 9 7 9 8 8 9
S 016 9 7 7 7 9 9
S 021 8 7 7 7 7 7
S 025 8 7 7 7 7 7
∑ 133 114 124 124 130 130
S 022 7 6 8 7 7 7
S 029 8 6 7 7 7 7
S 002 7 7 7 7 6 6
S 023 7 6 7 7 6 7
S 010 7 6 8 9 9 0
S 001 5 7 9 9 6 0
S 026 7 7 8 8 6 0
S 013 7 6 6 6 5 5
S 003 7 6 7 1 6 7
S 008 7 8 8 1 6 4
S 009 7 5 8 9 3 0
S 028 7 6 5 9 3 0
S 004 5 6 9 9 0 0
S 018 6 6 6 6 0 0
S 007 1 4 4 1 1 1
∑ 95 92 107 96 71 44
DP 0,28 0,16 0,13 0,21 0,44 0,64
Kriteria Cukup Jelek Jelek Cukup Baik Baik
Kel
om
pok B
awah
JB
(15 s
isw
a)
Nomor Butir SoalResponden
Kel
om
pok A
tas
JA (
15 s
isw
a)
137
Lampiran 12
KISI-KISI TES SIKLUS 1
A. Standar Kompetensi
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menetukan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB)
Indikator
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Jumlah Butir
Soal Nomor Soal
Memahami Soal Memilih Strategi
Matematika
Menyelesaikan
Soal
Menafsirkan Strategi
Matematika
Menetukan
KPK dari 2
bilangan
melalui soal
cerita
3 1, 2, 3
Menentukan
FPB dari 2
bilangan
melalui soal
cerita
3 4, 5, 6
138
Lampiran 13
LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / 1
Pokok Bahasan : KPK & FPB
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang
kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal :
1. Setiap 4 tahun sekali Pak Rudi mengganti cat rumahnya. Setiap 7 tahun sekali Pak Rudi
mengganti mobilnya dengan yang baru. Jika pada tahun 1998 Pak Rudi mengganti cat
rumah dan mobilnya, pada tahun berapa Pak Rudi melakukan kedua kegiatan itu dalam
tahun yang sama?
2. Arman bermain futsal setiap 6 hari sekali, sedangkan bondan setiap 8 hari sekali. Pada
tanggal 15 Febuari 2015, mereka bermain bersama. Pada tanggal berapa mereka akan
bermain futsal bersama lagi?
3. Dika mempunyai 16 telur ayam dan 24 telur puyuh. Telur-telur tersebut akan
dimasukkan ke dalam sebuah keranjang. Ada berapa banyak keranjang yang harus
disiapkan, jika telur ayam dan telur puyuh habis dibagi rata di masukkan ke dalam
keranjang?
4. Sulaiman mempunyai tali sepanjang 12 meter dan Udin mempunyai tali sepanjang 8
meter. Jika kedua tali tersebut dipotong-potong sama panjang, maka berapa ukuran tali
terpanjang?
139
Lampiran 14
PEDOMAN PENILAIAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
No. Indikator Deskripsi Skor
1. Memahami soal dengan
mencari apa yang
diketahui dan ditanyakan
Menuliskan dengan benar apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan pada soal cerita 3
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan pada soal cerita, tetapi salah
satunya salah.
2
Menuliskan salah satu apa yang diketahui atau
apa yang ditanyakan pada soal cerita 1
Tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan. 0
2. Memilih strategi
matematika yang sesuai
untuk menyelesaikan
soal cerita
Menuliskan strategi matematika dengan benar 2
Menuliskan strategi matematika tetapi salah 1
Tidak menuliskan strategi matematika 0
3. Menyelesaikan soal
cerita matematika dengan
tepat
Menyelesaikan perhitungan dari soal cerita
dengan benar 2
Menyelesaikan perhitungan soal cerita tetapi
salah 1
Tidak menyelesaikan perhitungan soal cerita 0
4. Membuat kesimpulan
dari jawaban pada soal
cerita yang diselesaikan
Menuliskan kesimpulan dari jawaban yang
telah diselesaikan dengan benar 2
Menuliskan kesimpulan dari jawaban yang
telah diselesaikan tetapi salah 1
Tidak meuliskan kesimpulan dari jawaban
yang telah diselesaikan 0
140
Lampiran 15
KISI-KISI TES SIKLUS 2
A. Standar Kompetensi
2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
Indikator
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Jumlah Butir
Soal Nomor Soal
Memahami Soal Memilih Strategi
Matematika
Menyelesaikan
Soal
Menafsirkan Strategi
Matematika
Menetukan
KPK dari 3
bilangan
melalui soal
cerita
3 1, 2, 3
Menentukan
FPB dari 3
bilangan
melalui soal
cerita
3 4, 5, 6
141
Lampiran 16
LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / 1
Pokok Bahasan : KPK & FPB
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
Petunjuk:
Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan
Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah dengan soal yang
kamu anggap mudah
Kerjakanlah soal dengan teliti, cepat dan tepat
Lembar soal dikumpulkan kembali beserta jawaban
Soal :
1. Ada 3 lampu hias di taman kota. Lampu hijau menyala setiap 3 detik. Lampu merah
menyala setiap 4 detik. Lampu kuning menyala setiap 5 detik. Pada detik ke berapa ketiga
lampu tersebut menyala bersama-sama pertama kalinya?
2. Sekolah Bina Madina menerima kiriman paket buku Kisah dan Tauladan Nabi untuk
perpustakaan. Kiriman itu berupa 3 buah kotak, masing-masing berisi 6 buku, 12 buku
dan 18 buku. Ketiga kotak itu dibuka dan buku-buku akan ditumpuk di meja besar untuk
dicatat. Ada berapa tumpu buku di atas meja, jika setiap tumpukannya sama?
3. Pak Ahmad akan mengadakan acara syukuran di panti asuhan. Ia menyiapkan bingkisan
berupa 25 buku tulis, 35 penggaris dan 45 pensil. Bingkisan tersebut akan dimasukkan
dalam kotak dengan pembagian yang sama rata. Berapa kotak yang dibutuhkan untuk
memasukkan bingkisan tersebut? Berapa jumlah buku tulis, penggaris dan pensil pada
masing-masing kotak?
4. Dalam rangka memperingati ulang tahun ayah, ayah membeli 21 baju koko, 35 celana
panjang dan 49 peci. Barang-barang itu akan dimasukkan ke dalam plastik dan dibagikan
kepada anak-anak yatim piatu. Berapa jumlah anak terbanyak yang akan menerima
hadiah dari ayah dengan bagian yang sama?
142
Lampiran 17
HASIL TES SIKLUS I
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Angelina Galuh Ade R.E. 70 70 Lulus
2 Emilia Peny 70 85 Lulus
3 Floreta Pelangi Poetry H. 70 75 Lulus
4 Hafizal Hasburrahman 70 80 Lulus
5 Irfania Wakhda Alwya Z. 70 90 Lulus
6 Irsyad Danu Majid 70 75 Lulus
7 Jasmine Namyrha .A. 70 70 Lulus
8 Khayla Nania Etrin 70 85 Lulus
9 M. Rafa Imtiyaz 70 75 Lulus
10 M. Rifky Azhar 70 70 Lulus
11 Mahrin Feyza Sherana 70 80 Lulus
12 Marami Salsabila Khairish 70 70 Lulus
13 Mayra Fullah S.A. 70 30 Tidak Lulus
14 Moch. Zaki Abiyuansyah 70 70 Lulus
15 Nadila Dwi Nurfitri 70 65 Tidak Lulus
16 Neysa Auberta 70 - -
17 Putera Perdana 70 75 Lulus
18 Rhivo Bagas Riansyah 70 50 Tidak Lulus
19 Tubagus M. Zidane R. 70 55 Tidak Lulus
20 Yasmine Putri Asbi 70 60 Tidak Lulus
143
Berdasarkan tabel hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita tiap indikator, maka
dapat diperoleh presentase data sebagai berikut:
Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus:
Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus :
Presentase tiap indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus I
Memahami soal =
× 100%
= 84,6%
Memilih strategi =
× 100%
= 81,6%
Menyelesaikan soal =
× 100%
= 67,1%
Menyimpulkan jawaban =
× 100%
= 49,1%
144
Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Siklus I
1. Membuat Distribus Frekuensi
a. Tabel Distribusi Frekuensi
30 70 75 80
50 70 75 85
55 70 75 85
60 70 75 90
65 70 80
b. Rentang Kelas (R)
R = Nilai terbesar – Nilai terkecil
= 90 – 30
= 60
c. Banyak Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 19
= 1 + 3,3 . 1,278
= 1 + 4,22
= 5,22 5 (pembulatan ke bawah)
d. Panjang kelas (P)
P =
=
= 12
Interval TB TA f fk xi xi2 f.xi f.xi2
31-42 30,5 42,5 1 1 34,5 1190,25 34,5 1190,25
43-54 42,5 54,5 1 2 46,5 2162,25 46,5 2162,25
55-66 54,5 66,5 3 5 58,5 3422,25 175,5 10266,8
67-78 66,5 78,5 9 14 70,5 4970,25 634,5 44732,3
79-90 78,5 90,5 5 19 82,5 6806,25 412,5 34031,3
Jumlah 19 292,5 18551,3 1303,5 92382,8
145
2. Mean
x ˉ =
=
= 68,6
3. Modus
(
)
(
)
= 66,5 + 7,5
= 74
4. Median
fMe
fkn
PTbMeMe
2
1
9
14192
1
125,66
= 66,5 + (12 . -0,5)
= 66,5 + (-6)
= 60,6
5. Standar Devisiasi
σ = √ ( )
( )
σ = √ ( ) ( )
( )
σ = √
σ = √
σ = √ = 12,8
146
TABULASI TES
KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SIKLUS I
Jumlah
1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah total
S1 3 3 2 0 8 2 2 1 2 7 2 1 1 2 6 3 1 1 2 7 28 70
S2 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 1 1 2 6 3 1 1 3 8 34 85
S3 3 3 3 3 12 2 1 1 1 5 2 1 1 2 6 1 1 2 3 7 30 75
S4 3 3 3 3 12 2 2 1 1 6 2 2 1 1 6 3 3 1 1 8 32 80
S5 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 1 1 2 6 3 1 1 3 8 34 90
S6 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 1 1 2 1 5 1 1 2 1 5 30 75
S7 3 2 2 3 10 2 2 1 1 6 2 1 1 1 5 3 2 1 1 7 28 70
S8 3 3 3 3 12 2 1 2 2 7 2 1 2 2 7 3 1 2 2 8 34 85
S9 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 1 1 1 5 3 1 0 1 5 30 75
S10 3 2 2 2 9 2 2 2 2 8 2 1 1 2 6 3 1 0 0 4 27 70
S11 3 3 3 3 12 2 1 1 2 6 2 1 1 2 6 3 1 1 3 8 32 80
S12 3 3 2 1 9 2 2 1 1 6 2 2 1 1 6 3 2 1 1 7 28 70
S13 3 3 2 0 8 2 1 0 0 3 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2 15 30
S14 3 2 2 2 9 2 2 2 2 8 2 1 1 1 5 3 1 1 1 6 28 70
S15 3 3 3 3 12 2 2 1 1 6 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 26 65
S16 0 0 0 0 0 0
S17 3 3 3 3 12 2 2 1 1 6 2 2 1 1 6 3 1 1 1 6 30 75
S18 2 1 1 1 5 2 2 2 1 7 2 1 1 0 4 2 1 1 0 4 20 50
S19 3 2 2 0 7 2 1 2 0 5 2 1 2 0 5 2 1 1 0 4 21 55
S20 2 2 2 2 8 2 2 1 1 6 2 2 1 1 6 1 1 1 1 4 24 60
Jumlah 193 124 102 112
NilaiNama SiswaMemahami soal Memilih strategi Menyelesaikan soal Menyimpulkan jawaban
147
Lampiran 18
HASIL TES SIKLUS II
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Angelina Galuh Ade R.E. 70 90 Lulus
2 Emilia Peny 70 100 Lulus
3 Floreta Pelangi Poetry H. 70 80 Lulus
4 Hafizal Hasburrahman 70 85 Lulus
5 Irfania Wakhda Alwya Z. 70 100 Lulus
6 Irsyad Danu Majid 70 75 Lulus
7 Jasmine Namyrha .A. 70 70 Lulus
8 Khayla Nania Etrin 70 90 Lulus
9 M. Rafa Imtiyaz 70 100 Lulus
10 M. Rifky Azhar 70 80 Lulus
11 Mahrin Feyza Sherana 70 100 Lulus
12 Marami Salsabila Khairish 70 70 Lulus
13 Mayra Fullah S.A. 70 60 Tidak Lulus
14 Moch. Zaki Abiyuansyah 70 80 Lulus
15 Nadila Dwi Nurfitri 70 70 Lulus
16 Neysa Auberta 70 100 Lulus
17 Putera Perdana 70 80 Lulus
18 Rhivo Bagas Riansyah 70 70 Lulus
19 Tubagus M. Zidane R. 70 80 Lulus
20 Yasmine Putri Asbi 70 90 Lulus
148
Berdasarkan tabel hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita tiap indikator, maka
dapat diperoleh presentase data sebagai berikut:
Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus:
Presentase nilai per indikator dihitung dengan rumus :
Presentase tiap indikator kemampuan menyelesaikan soal cerita siklus I
Memahami soal =
× 100%
= 92%
Memilih strategi =
× 100%
= 88%
Menyelesaikan soal =
× 100%
= 82,5%
Menyimpulkan jawaban =
× 100%
= 72,5%
149
Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Siklus II
1. Membuat Distribus Frekuensi
a. Tabel Distribusi Frekuensi
b. Rentang Kelas (R)
R = Nilai terbesar – Nilai terkecil
= 100 – 60
= 40
c. Banyak Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 . 4,3
= 1 + 4,3
= 5,3 5 (pembulatan ke bawah)
d. Panjang kelas (P)
P =
=
= 8
60 75 80 100
70 80 85 100
70 80 90 100
70 80 90 100
70 80 90 100
Interval TB TA F fk xi xi2 f.xi f.xi2
61-68 60,5 68,5 1 1 64,5 4160,25 64,5 4160,25
69-76 68,5 76,5 5 6 72,5 5256,25 362,5 26281,3
77-84 76,5 84,5 5 11 80,5 6480,25 402,5 32401,3
85-92 84,5 92,5 4 15 88,5 7832,25 354 31329
93-100 92,5 100,5 5 20 96,5 9312,25 482,5 46561,3
Jumlah 20 402,5 33041,3 1666 140733
150
2. Mean
x ˉ =
=
= 83,5
3. Modus
(
)
(
)
= 76,5 + 3,5
= 80
4. Median
fMe
fkn
PTbMeMe
2
1
5
11202
1
85,76
= 76,5 + (-1,6)
= 74,9
5. Standar Devisiasi
σ = √ ( )
( )
σ = √ ( ) ( )
( )
σ = √
σ = √
σ = √ = 10,15
151
TABULASI TES
KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SIKLUS II
Jumlah
1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah 1 2 3 4 Jumlah total
S1 3 3 3 3 12 2 2 2 1 7 2 2 2 1 7 3 3 3 1 10 36 90
S2 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 3 3 12 40 100
S3 3 3 2 2 10 2 2 2 1 7 2 2 2 1 7 3 1 3 1 8 32 80
S4 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 1 2 1 6 3 1 3 1 8 34 85
S5 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 3 3 12 40 100
S6 3 2 3 0 8 2 2 2 2 8 2 1 2 1 6 3 1 3 1 8 30 75
S7 3 2 2 3 10 2 1 1 2 6 2 1 1 2 6 3 0 1 2 6 28 70
S8 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 1 2 2 7 3 0 3 3 9 36 90
S9 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 3 3 12 40 100
S10 3 2 3 3 11 2 0 2 2 6 2 0 2 2 6 3 0 3 3 9 32 80
S11 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 3 3 12 40 100
S12 3 3 2 0 8 2 2 2 0 6 2 2 2 0 6 3 3 2 0 8 28 70
S13 3 1 3 0 7 2 1 2 0 5 2 1 2 0 5 3 1 3 0 7 24 60
S14 3 3 3 3 12 2 1 2 2 7 2 1 2 1 6 3 1 2 1 7 32 80
S15 3 3 3 3 12 2 1 2 1 6 2 1 1 1 5 3 0 1 1 5 28 70
S16 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 3 3 12 40 100
S17 3 3 3 2 11 2 2 2 0 6 2 2 2 0 6 3 3 3 0 9 32 80
S18 3 3 3 3 12 2 1 1 1 5 2 1 1 1 5 3 1 1 1 6 28 70
S19 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 1 0 0 4 32 80
S20 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 2 1 2 1 6 3 1 3 3 10 36 90
Jumlah 221 141 132 174 668 1670
Nama Siswa NilaiMemahami soal Memilih strategi Menyelesaikan soal Menyimpulkan jawaban
152
Lampiran 19
Skor Hasil LKK Setiap Pertemuan Siklus I
Skor Hasil LKK Pada Pertemuan I
Skor Hasil LKK Pada Pertemuan II
Skor Hasil LKK Pada Pertemuan III
Rekapitulasi Hasil LKK Siklus I
No. Kelompok Skor Hasil
LKK 1 LKK 2 LKK3
1. I 80 75 95
2. II 65 95 70
3. III 75 65 100
4. IV 95 85 85
No. Kelompok Hasil LKK 1 Keterangan
1. I 80 Tuntas
2. II 65 Belum Tuntas
3. III 75 Tuntas
4 IV 95 Tuntas
No. Kelompok Hasil LKK 2 Keterangan
1. I 75 Tuntas
2. II 95 Tuntas
3. III 65 Belum Tuntas
4. IV 85 Tuntas
No. Kelompok Hasil LKK 3 Keterangan
1. I 95 Tuntas
2. II 70 Tuntas
3. III 100 Tuntas
4. IV 85 Tuntas
153
Lampiran 20
Skor Hasil LKK Setiap Pertemuan Siklus II
Skor LKK pada Pertemuan V
Skor LKK pada Pertemuan VI
Skor LKK pada Pertemuan VII
Rekapitulasi Skor LKK Siklus II
No. Kelompok Skor Hasil
LKK 5 LKK 6 LKK 7
1. I 70 100 100
2. II 95 90 100
3. III 100 80 85
4. IV 85 90 95
No. Kelompok Hasil LKK 5 Keterangan
1. I 70 Tuntas
2. II 95 Tuntas
3. III 100 Tuntas
4. IV 85 Tuntas
No. Kelompok Hasil LKK 6 Keterangan
1. I 100 Tuntas
2. II 90 Tuntas
3. III 80 Tuntas
4. IV 90 Tuntas
No. Kelompok Hasil LKK 7 Keterangan
1. I 100 Tuntas
2. II 100 Tuntas
3. III 85 Tuntas
4. IV 95 Tuntas
154
Lampiran 21
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Nama Sekolah :
Pertemuan ke- :
Hari/Tanggal :
Sub pokok Bahasan :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolam yang telah disediakan, sesuai pengamatan anda!
Tahap
Indikator/ Aspek Pengamatan
Skor/ penilaian
pengamatan
1 2 3 4
Kegiatan
Awal
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran
2. Memperhatikan penjelaasan guru
3. Menjawab dan menanggapi
pertanyaan guru
Kegiatan
Inti
4. Bekerja sama dengan anggota
kelompok
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran
6. Bertanya saat proses pembelajaran
7. Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas
Kegiatan
Akhir
8. Menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dilakukan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
1 = tidak baik
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
155
Lampiran 22
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-1
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-2
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-3
No. Aspek yang Diamati Presentase (%)
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 75
2. Memperhatikan penjelasan guru 50
3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan 50
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 50
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75
6. Bertanya saat proses pembelajaran 50
7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 50
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 50
56,25Skor
No. Aspek yang Diamati Presentase (%)
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 75
2. Memperhatikan penjelasan guru 75
3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 75
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75
6. Bertanya saat proses pembelajaran 75
7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 50
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 50
68.75Skor
No. Aspek yang Diamati Presentase (%)
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 100
2. Memperhatikan penjelasan guru 100
3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 75
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75
6. Bertanya saat proses pembelajaran 100
7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 75
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 75
84,375Skor
156
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Ke- (%)
Rataan (%) 1 2 3
1. Bersiap untuk mengikuti
pembelajaran 75 75 100 83,3
2. Memperhatikan penjelasan
guru 50 75 100 75
3. Menjawab dan
menanggapi pertanyaan
dari guru
50 75 75 66,7
4. Bekerja sama dengan
anggota kelompok 50 75 75 66,7
5. Aktif dalam diskusi saat
pembelajaran 75 75 75 75
6. Bertanya saat proses
pembelajaran 50 75 100 75
7. Mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas 50 50 75 58,3
8. Menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
dilakukan
50 50 75 58,3
Rata-rata presentase 70,8
157
Lampiran 23
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-5
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-6
Skor rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke-7
No. Aspek yang Diamati Presentase (%)
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 75
2. Memperhatikan penjelasan guru 75
3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 100
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75
6. Bertanya saat proses pembelajaran 75
7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 75
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 75
78,125Skor
No. Aspek yang Diamati Presentase (%)
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 100
2. Memperhatikan penjelasan guru 75
3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 75
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 100
6. Bertanya saat proses pembelajaran 75
7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 100
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 100
87,5Skor
No. Aspek yang Diamati Presentase (%)
1. Bersiap untuk mengikuti pembelajaran 100
2. Memperhatikan penjelasan guru 100
3. Menjawab dan menanggapi pertanyaan 75
4. Bekerja sama dengan anggota kelompok 100
5. Aktif dalam diskusi saat pembelajaran 75
6. Bertanya saat proses pembelajaran 100
7. Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 100
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yg dilakukan 100
93,75Skor
158
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang Diamati Pertemuan Ke- (%) Rataan
(%) 5 6 7
1. Bersiap untuk mengikuti
pembelajaran 75 100 100 91,7
2. Memperhatikan
penjelasan guru 75 75 100 83,3
3. Menjawab dan
menanggapi pertanyaan
dari guru
75 75 75 75
4. Bekerja sama dengan
anggota kelompok 100 75 100 91,7
5. Aktif dalam diskusi saat
pembelajaran 75 100 75 83,3
6. Bertanya saat proses
pembelajaran 75 75 100 83,3
7. Mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas 75 100 100 91,7
8. Menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah
dilakukan
75 100 100 91,7
Rata-rata presentase 86,5
159
Lampiran 24
LEMBAR JURNAL HARIAN SISWA
Nama :
Kelas :
Hari dan tanggal :
Berilah tanda ceklis terhadap pertanyaan di bawah ini!
No Pertanyaan
Menyenangkan
Membosankan
Biasa saja
1. Bagaimana pendapatmu
mengenai pembelajaran hari
ini ?
2. Apakah kamu telah
memahami materi pelajaran
pada hari ini?
Berikan komentarmu disini:
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
..............................................................................
160
Lampiran 25
Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral Negatif
I 64,8 % 19 % 16,2 %
II 70,3 % 16,2 % 13,5 %
III 78, 4 % 13,5 % 8,1 %
Presentase
Respon Siswa 71,2 % 16,2 % 13 %
Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Ke- Kategori
Positif Netral Negatif
V 81 % 11 % 3 %
VI 83,8 % 11 % 5,4 %
VII 89.2 % 8 % 3 %
Presentase
Respon Siswa 84,7 % 9,9 % 3,6 %
161
Lampiran 26
PEDOMAN WAWANCARA PRA PENELITIAN
1. Metode apa saja yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran matematika?
Metode ceramah dan penugasan. Kadang membuat kelompok dan anak-anak berdiskusi
sesuai materi yang akan dipelajarati saja.
2. Apakah ibu mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari?
Iya kadang-kadang, disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Kalau materi tersebut
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pasti dikaitkan materi yang diajarkan dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu siswa dalam memahami materi.
3. Bagaimana cara ibu dalam meningkatkan hasil belajar siswa?
Memberikan soal-soal latihan, PR untuk dikerjakan di rumah dan memberikan
pengayaan pada siswa yang mendapat nilai kecil.
4. Apa yang menjadi kendala siswa dalam pembelajaran matematika?
Banyak, salah satunya banyak siswa yang belum hafal perkalian. Padahal matematika
tidak lepas dari perkalian, pembagian, pengurangan dan penjumlahan. Hal ini membuat
siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika, sehingga pada materi
perkalian harus dilakukan sampai beberapa pertemuan.
5. Bagaimana solusi ibu untuk mengatasi kendala siswa dalam pembelajaran matematika?
Membuat suasana kelas senyaman mungkin bagi siswa, sehingga siswa senang didalam
kelas dan mau belajar dengan baik.
Jakarta,11 Oktober 2016
Narasumber
Iin Handayani, S.Pd
162
Lampiran 27
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/ Tgl :
1. Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika dengan ibu?
..........................................................................................................................................
......................................................................................................
2. Bagaimana pendapatmu belajar matematika dengan ibu?
..........................................................................................................................................
......................................................................................................
3. Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar matematika dengan ibu?
..........................................................................................................................................
......................................................................................................
163
Lampiran 28
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Peneliti : Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika dengan ibu?
S1 : Senang bu..
S2 : Senang
S3 : Senang
S4 : Senang
Peneliti : Bagaimana pendapatmu belajar matematika dengan ibu?
S1 : Jadi lebih paham bu, seneng bisa bantu teman yang belum paham
S2 : Seru bu, belajarnya berkelompok terus.
S3 : Jadi lebih paham bu, tapi kadang sebel kalau temen sekelompoknya ada
yang gak kerja.
S4 : Lumayan ngerti bu.
Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar matematika dengan ibu?
S1 : ada bu, kadang soalnya susah banyak ngitungnya
S2 : saya masih sering kebalik bu antara mencari KPK dan FPB
S3 : saya susah konsentrasi bu, kalau anak-anak lain berisik
S4 : tidak ada bu..
Ket:
S1 : Emilia Peny
S2 : Moch. Zaki Abiyuansyah
S3 : Neysa Auberta
S4 : M. Rafa Imtiyaz
164
Lampiran 29
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II
Peneliti : Bagaimana perasaanmu saat belajar matematika dengan ibu?
S1 : Senang
S2 : Senang
S3 : Senang
S4 : Senang
Peneliti : Bagaimana pendapatmu belajar matematika dengan ibu?
S1 : Seru bu, makin faham dijelasin sama ibu
S2 : Asyik bu, bisa bekerja sama dengan teman yang lain
S3 : Jadi lebih paham bu, saya bisa ngajarin temen yang lain yang belum faham
S4 : saya jadi lebih paham bu.
Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar matematika dengan ibu?
S1 : tidak ada bu..
S2 : tidak ada..
S3 : tidak ada bu,
S4 : tidak ada bu..
Ket:
S1 : Mahrin Feyza Serana
S2 : Irsyad Danu Majid
S3 : Irfania Wakhdah
S4 : M. Rifky Azhar
165
Lampiran 30
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/1002/2012 Jakarta, 25Febuari 2016
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Maifalinda Fatra, M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Ressa Carera
NIM : 1112018300009
Jurusan : Pendidikan Guru MI
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Melalui Model Discovery Learning
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 25 Febuari
2016 , abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional
pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon
pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
166
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/1002/2012 Jakarta, 25 Febuari 2016
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Ressa Carera
NIM : 1112018300009
Jurusan : Pendidikan Guru MI
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Melalui Model Discovery Learning
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 25 Febuari
2016 , abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional
pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon
pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
167
Lampiran 31
168
Lampiran 32
169
Lampiran 33
PROFIL SEKOLAH
1. Sejarah Singkat Sekolah
Al-Kautsar Bintaro 2 adalah sekolah yang berada dibawah naungan yayasan Permata
Cendikia yang bergerak di bidang pendidikan. Pertama kali dibangun pada tahun 2007,
Al-Kautsar Bintaro 2 adalah sebuah sekolah taman kanak-kanak. Kemudian pada tahun
2011 dibangun sebuah sekolah dasar dengan nama SDI Al-Kautsar Bintaro 2. Dengan
pimpinan Sukisnawati, S.Pd hingga saat ini.
Profil Kepala Sekolah SDI Al-Kautsar Bintaro 2 dari tahun 2011 hingga sekarang:
Nama : Sukisnawati, S.Pd
TTL : Jakarta, 3 Febuari 1975
Masa Jabatan : 2011 s/d sekarang
SDI Al-Kautsar Bintaro 2 yang berlokasi di Jl. Cendrawasih No. 28 Sawah Lama,
Ciputat Tangerang Selatan, sebagai lembaga pendidikan dasar yang berbasis dan berciri
khas Islam berupaya untuk mentrasformasikan dan mengiternalisasikan nilai-nilai ajaran
islam di satu sisi dan pengetahuan umum di sisi lain dengan harapan yang dihasilkan
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
2. Visi, Misi dan Tujuan
A. Visi Sekolah
Mendidik dan melahirkan intelektual islam yang berkualitas dari segi fisik, sosial-
emosional, kecerdasan, dan spiritual.
B. Misi Sekolah
1) Menjadikan setiap kegiatan bernilai ibadah
2) Mengembangkan iklim belajar yang menyenangkan, berwawasan luas yang
berakar pada norma dan nilai-nilai budaya bangsa.
3) Mengembangkan keterampilan belajar pada tiap diri siswa.
4) Memberikan kesempatan yang sama pada tiap siswa untuk menggali, mengenali,
dan mengembangkan kemampuannya.
5) Memberdayakan seluruh potensi sekolah utnuk memberikan mutu pelayanan yang
maksimal.
6) Menumbuhkan kepekaan siswa dalam mengoperasikan karya sastra dan seni.
170
C. Guru dan Tenaga Kependidikan
No. Nama NIK Tempat Tanggal Lahir Jabatan Penempatan
1. Sukisnawati, S.Pd 07002 Jakarta/ 3 – 2 – 1975 Kepala Sekolah English 4-5-6
2. Siti Mashitoh, S.S.I 12006 Bogor/ 19 – 9 -1987 Wakil Kepala Sekoah Fiqih, akidah
3. Ali Fachruddin, S.Sos.I 11003 Demak/ 5 – 3 – 1979 Operator Sekolah PJOK
4. Herly Noviyanti 10019 Tangerang/ 5 – 11 – 1983 Homeroom Teacher Grade 2A
5. Khumaidi, S.Pd.I 13009 Tegal/ 20 – 7 – 1989 Subject Teacher SKI, B. Arab, Qurdis
6. Nur Fuji Rahayu 15004 Jakarta/ 1 – 5 – 1992 Homeroom Teacher Grade 5A
7. Seftiani.Khoirun Nissa, S.Pd.I 14017 Tangerang/ 25 – 9 – 1989 Homeroom Teacher Grade 1B
8. Umi Ma’rufah, S.Pd 15005 Sukoharjo/ 1 – 6 – 1990 Homeroom Teacher Grade 1A
9. Nur Fadilla Juwita, S.Psi 15003 Jakarta/ 3 – 10 – 1988 Homeroom Teacher Grade 3A
10. Shibgotallah Al Haq, S.Pd.I 15006 Jakarta/ 25 – 8 – 1992 Subject Teacher PAI 3-4-5-6
11. Ria Sartika, S.Sci 15001 Jakarta/ 30 – 1- 1985 Subject Teacher English 1-2-3
12. Iin Handayani, S.Pd Tangerang/ 15 – 2 – 1994 Homeroom Teacher Grade 4A
13. Nanda Tri Wahyuni, S.Pd Jakarta/ 2 – 8 – 1993 Homeroom Teacher Grade 3B
14. Icha Nurul Fadhila, S.Sos Jakarta/ 5 – 5- 1992 Homeroom Teacher Grade 1D
15. Listya Nurmalasari, S.Pd Jakarta/ 25 – 6 -1993 Homeroom Teacher Grade 2B
16. Rika Fauziah, S.S Jakarta/ 19 – 9 – 1990 Homeroom Teacher Grade 1C
17. Sarah Nur Atikah, S.Pd.I Jakarta/ 18 – 11 – 1994 Homeroom Teacher Grade 6
18. Amayani Astuti, S.Pd Jakarta/ 11 – 5 – 1992 Homeroom Teacher Grade 5B
19. Fikriyatul Huda Jakarta/ 4 – 6 – 1994 Homeroom Teacher Grade 4B
20. Ressa Carera Jakarta/ 24 – 2- 1994 Homeroom Teacher Grade 4C
21. Anggun Prameswari N. S, S.Sn Bandung/ 8 – 9 - 1994 Homeroom Teacher Grade 3C
171
D. Siswa
No. Kelas JK
Jumlah Rombel L P
1.
IA 15 10 25
100 IB 16 10 25
IC 15 10 25
ID 15 10 25
2.
IIA 16 12 28
80 IIB 18 8 26
IIC 16 10 26
3.
IIIA 18 8 26
74 IIIB 11 12 23
IIIC 15 10 25
4.
IVA 12 8 20
58 IVB 11 8 19
IVC 8 11 19
5. VA 13 9 22
41 VB 8 11 19
6. VI 11 10 21 21
E. Sarana Prasaarana
No. Sarana Pendukung Tersedia
1. Perpustakaan √
2. Lapangan Olah Raga √
3. Laporatorium Komputer √
4. Ruang Kelas √
5. UKS √
F. Lainnya yang Relevan
No. Kegiatan Ekstrakurukuler Ada
1. Pramuka √
2. Learning Qur’an √
3. Futsal √
4. Singing √
5. Dancing √
6. Drawing √
7. Taekwondo √
172
Lampiran 34
173
174
175
Lampiran 35
RIWAYAT PENULIS
Ressa Carera atau biasa dipanggil Ressa. Lahir di Jakarta,
24 Febuari 1994. Anak tunggal dari pasangan Susiadi (Alm.) dan
Trismiyati.
Pada umurnya yang ke empat tahun penulis memulai
pendidikan taman kanak-kanak di TK Bustanul Atfal di Mungkid,
Magelang. Kemudian tahun 2006-2009 penulis melanjutkan
pendidikan dasarnya MIM Pagersari, Mungkid, Magelang. Tamat
dari Madrasah Ibtidaiyah ia meneruskan sekolahnya ke SMP
Negeri 1 Mungkid, Magelang. Lulus dari SMP penulis pindah ke
Tangerang Selatan dan melanjutkan menimba ilmu di SMA Dua Mei Ciputat. Tamat SMA
penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
ia mengemban ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan dengan jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Demi menggapai gelar sarjana, mahasiswi ini gigih dalam menuntut ilmu selama
masa perkuliahan dan saat melakukan penelitian tak mengenal lelah dalam menyelesaikan
skripsi yang berjudul Upaya Mneingkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Melalui
Model Discovery Learning. Sebuah usaha tanpa doa akan melahirkan pribadi yang sombong,
selalu yakinkan diri kita dengan doa, maksimalkan karya dengan usaha. Jangan pernah
menyerah untuk menggapai cita-cita, asalkan kita percaya, semua bisa terjadi.
Jika ada pertanyaan, kritikan ynag membangun, dan saran untuk penulis mengenai
skripsi ini, pembaca dapat menghubungi penulis melalui email [email protected].
Top Related