7/26/2019 sumber daya lahan
1/29
1
PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN:LAHAN KERING & LAHAN KRITIS(MK. PENGELOLAAN SDALH; smno.psdl.pdkl.ppsub2013)
Sumb!d"#" LAHAN d"n PENGELOLAANN$A
Proses pembangunan nasional dan regional hingga saat ini, khususnya
sektor pertanian, telah membuktikan bahwa berbagai kendala masih dihadapi,terutama di wilayah pertanian lahan kering-kritis yang kondisinya sangat
beragam. Di seluruh Indonesia ada sekitar 51.4 juta hektar lahan kering, dimana
sekitar 7! di antaranya dikelola dengan berbagai tipe usahatani lahan kering
"#anuwoto, 1$$1%. &alah satu masalah utama yang dihadapi adalah keadaan
bio-'isik lahan kering yang sangat beragam dan sebagian sudah rusak atau
mempunyai potensi sangat besar untuk menjadi rusak. Dalam kondisi seperti ini
mutlak diperlukan kebijakan-kebijakan penajaman teknologi peman 'aatan
sumberdaya lahan kering dan kebijakan kelembagaan penunjang operasional.
(ima syarat yang harus dipenuhi dalam pengembangan teknologi pengelolaan
lahan kering, adalah
"i% )eknis bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat,
"ii% *konomis menguntungkan,"iii% &osial tidak bertentangan dan bahkan mampu mendorong moti+asi
petani,
"i+% man lingkungan, dan"+% #endorong pertumbuhan wilayah seara berkelanjutan "&atari,
dkk., 1$$1%.
uni untuk menyelesaikan kon'lik pengelolaan lahan dan problematik
degradasi sumberdaya lahan terletak pada kebijakan dan kelembagaan yang
didukung oleh pendanaan jangka panjang yang kontinyu. ebijakan dalam
konteks ini harus mampu mempromosikan sistem pertanian yang berkelanjutan,
yaitu suatu sistem pertanian yang didukung oleh adanya insenti' bagi produsen
"pemilik lahan dan tenagakerja%, kredit pedesaan, kebijakan pasar/harga yang
kondusi', sistem transportasi, teknologi tepat guna yang site-spesi'i, serta
program penelitian dan penyuluhan. 0al ini membawa konsekwensi yang sangat
berat, yaitu tersedianya kebijakan-kebijakan lokal sesuai dengan kondisi
setempat, yang sasarannya adalah sistem penggunaan lahan yang diirikan oleh
tingkat penutupan +egetati' yang lebih baik pada permukaan lahan. )iga 'aktor
penunjang yang dipersyaratkan bagi pengembangan kebijakan-kebijakan lokal ini
7/26/2019 sumber daya lahan
2/29
2
adalah "1% tersedianya Data-base #anagement &ystem tentang sumberdaya lahan,air, +egetasi, manusia, dan sumberdaya ekonomi lainnya, "% mekanisme analisis
kendala dan problematik, dan "2% mekanisme perenanaan yang didukung oleh
brainware, so'tware dan hardware yang dapat diakses oleh para perenana
pembangunan di tingkat daerah. 3ntuk dapat mendorong dan mendukung
berkembangnya kebijakan-kebijakan lokal tersebut, maka kebijakan nasional
tentang penggunaan dan pengelolaan lahan harus diarahkan kepada "1% perbaikan
penggunaan dan pengelolaan lahan, "% menggalang partisipasi akti' dari para
pengguna lahan "pemilik lahan, pemilik kapital, dan tenagakerja%, dan "2%
pengembangan kelembagaan penunjang, terutama lembaga-lembaga perenanadan pemantau di daerah.
husus dalam kaitannya dengan program konser+asi tanah dan
rehabilitasi lahan, Douglas "1$$1% mengikhtisarkan lima prinsip dasar bagi
keberhasilannya pada tingkat lapangan, yaitu
"1% program ini harus merupakan bagian integral dari program pem
bangunan pertanian yang lebih luas, dan harus dimulai dengan
peningkatan produksi,
"% program ini harus bersi'at bottom-up yang diranang dengan
melibatkan kepentingan masyarakat petani,"2% asistensi teknis melalui program jangka panjang,
"4% suatu akti+itas konser+ais dan pengelolaan lahan harus mampu
menunjukkan bene'it jangka pendek, dan
"5% degradasi lahan harus dapat dikendalikan sebelum melampaui
batas ambangnya.
erdasarkan pada kelima prinsip ini, maka beberapa implikasi kebijakan
yang penting adalah
"1% Para perenana program harus menguasai pengetahuan tentang
%s&s'm p!'"n&"n b!kl"nu'"n% dan komponen-komponen
penggunaan lahan yang rele+an,
"% Para pelaksana program harus mampu %b!komun&k"s& dn*"n
p'"n&% dalam rangka untuk meng-akomodasikan pandangan,
persepsi dan kepentingan petani6
"2% Para perenana dan pelaksana program harus menyadari bahwaproses perubahan berlangsung seara lambat dan lama, sehingga
diperlukan %kom&'mn "n*k" p"n"n*%6
"4% Para perenana harus mampu mengidenti'ikasikan %kbu'u+"n
p'"n& d"n "l'!n"'&, solus&n#"%yang terkait langsung denganproblem pengelolaan lahan, dan
7/26/2019 sumber daya lahan
3/29
3
"5% Para perenana harus mengetahui %sb"bsb"b '!"d&n#"
p!m"s"l"+"n%pengelolaan lahan dan menelusurinya.
Integrasi antara kepentingan konser+asi dengan kebu-tuhan petani
merupakan kuni utama keberhasilan program konser+asi tanah dan pengelolaan
lahan pertanian. ollison "1$8% mengemukakan empat sasaran prioritas yang
harus diikuti dalam meranang program usahatani konser+asi, yaitu "1%
memenuhi obligasi-oblikasi sosial-budaya dari masyarakat, "% menyediakan
suplai pangan yang dapat diandalkan oleh petani, "2% menyediakan tambahan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat dihasilkan olehsektor pertanian, "4% mampu meniptakan ekstra 9ash resoures9. husus untuk
sistem pertanian di dataran tinggi atau daerah pegunungan, Dimyati :angju
"1$$1% mengemukakan tiga 'aktor dominan yang sangat berpengaruh, yaitu
"1% tekanan penduduk atas sumberdaya lahan,
"% praktek pengelolaan kesuburan tanah, dan
"2% strategi dan kebijakan pembangunan yang dikhususkan bagi daerah
pegunungan.
Dalam kaitannya dengan strategi pengembangan sistem pertanian didaerah lahan pegunungan, ;odha "1$$% mengemukakan enam spsesi'ikasi
penting, yaitu
"1% aksesibilitas,
"% 'ragilitas,
"2% marjinalitas,
"4% heterogenitas dan di+ersitas,
"5% suitabilitas ekologis, dan
"
7/26/2019 sumber daya lahan
4/29
4
yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia
pada saat sekarang dan di masa mendatang"rinkman dan &myth, 1$726 dan
>?, 1$7
7/26/2019 sumber daya lahan
5/29
5
penggunaan sumberdaya lahan dalam tipe-tipe peman'aatan lahan "l"nd
u'&l&/"'&on '#p% pertanian untuk mendapatkan hasil-hasil pertanian dan ternak
"0ardjowigeno, 1$85%.
3paya peman'aatan lahan pertanian pada hakekatnya ditujukan untuk
mendapatkan hasil-hasil dari komoditas pertanian. kti+itas pengelolaan
sumberdaya lahan dalam hal ini pada dasarnya merupakan upaya pn#su"&"n
antara kondisi lahan yang ada dengan persyaratan bagi ko- moditas pertanian
"&itorus, 1$85%. Kond&s& l"+"n ini menjadi kendala yang membatasi
kemampuan dan kesesuaian sumberdaya lahan terhadap persyaratan penggunaan
dan peman'aatan lahan. &eara lebih operasional, konsepsi tentang kondisi lahanini dapat dijabarkan dalam konsepsi kualitas lahan yang dapat die+aluasi seara
lebih kuantitati' dan lebih obyekti' "&oemarno, 1$$6 ;anssen, 1$$1%. 0ubungan
antara kondisi lahan dengan respon tanaman dalam upaya pengelolaan lahan akan
menentukan tingkat produkti+itas lahan "@ood dan Dent, 1$82%. erbagai
teknik telah dikembangkan untuk memperkirakan tingkat produkti+itas lahan
melalui proses e+aluasi lahan. 0asil e+aluasi ini penting dalam rangka
perenanaan dan pengelolaan sumberdaya lahan "&ys, 1$856 &oemarno, 1$$%.
&alah satu bentuk pengelolaan lahan yang terkenal adalah menggunakan
lahan sebagai komponen sistem usahatani. &uatu sistem usahatani komoditaspada kenyataannya sangatlah kompleks "subsistem sumberdaya alam, dan subsis-
tem sosial-ekonomi-budaya%, bersi'at dinamis, dan senantiasa berinteraksi
dengan sistem-sistem lain. Pendekatan sistemik dipersyaratkan demi
keberhasilan penelaahan usahatani komoditas dalam kerangka pewilayahannya
"Dent dan Aoung, 1$716 &hanner, et al., 1$8, dan @right, 1$71%. #elalui
serangkaian analisis sistem dapat ditelaah struktur sistem dalam upaya
mendapatkan struktur yang optimal, sehingga dengan mensimulasi input sistem
diharapkan dapat diperoleh output yang diharapkan. Implikasi lebih lanjut ialah
dimungkinkannya rekayasa agroteknologi arahan bagi setiap sistem usahatani
komoditas di suatu wilayah pengembangan "&oemarno, 1$88%.
E"lu"s& Kssu"&"n L"+"n
esesuaian lahan pada hakekatnya merupakan peng- gambaran tingkat
keookan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu "&itorus, 1$85%.
Dalam bidang pertanian, kesesuaian lahan dikaitkan dengan penggunaannya
untuk usaha pertanian. rinkman dan &myth "1$72% telah menemukan beberapakualitas lahan yang menentukan tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman. ualitas
lahan ini adalah ketersediaan air tanah, ketersediaan unsur hara, daya menahan
7/26/2019 sumber daya lahan
6/29
6
unsur hara, kemasaman, ketahanan terhadap erosi, si'at olah tanah, kondisiiklim, dan kondisi daerah perakaran tanaman. onsepsi ini telah dikembangkan
lebih lanjut oleh &oepraptohardjo dan Bobinson "1$75%, yang telah
mengemukakan beberapa 'aktor penting lainnya, yaitu kedalaman e'ekti' tanah,
tekstur tanah di daerah perakaran, pori air tersedia, batu-batu di permukaan tanah,
kesuburan tanah, reaksi tanah, keraunan hara, kemiringan, erodibilitas tanah,
dan keadaan agro klimat.
&uatu bagan umum untuk e+aluasi lahan pertanian telah dikembangkan
oleh >? "1$7enomena seperti ini seringkali mengakibatkan penggunaan lahan kurangsesuai dengan kapabi litasnya. Dalam hubungannya dengan penggunaan lahan
ini, ada tiga 'aktor yang mempengaruhi nilai lahan, yaitu "i% kualitas 'isik lahan,
"ii% lokasi lahan terhadap pasar hasil-hasil produksi dan pasar sarana
produksinya, dan "iii% interaksi di antara keduanya. :ilai lahan semakin besarapabila kualitas bio'isiknya semakin baik dan lokasinya semakin dekat dengan
pasar ":orton, 1$84%.
7/26/2019 sumber daya lahan
7/29
7
&ehubungan dengan kualitas 'isik lahan, keberhasilan suatu sistem
pengelolaan lahan kering "seperti misalnya usahatani konser+asi% juga dibatasi
oleh persyaratan- persyaratan agroekologis "terutama kesesuaian tanah dan
ketersediaan air%. Persesuaian syarat agroekologis menjadi landasan pokok dalam
pengembangan komoditas pertanian lahan kering. Penyimpangan dari
persyaratan ini bukan hanya akan menimbulkan kerugian ekonomis, tetapi juga
akan mengakibatkan biaya-sosial yang berupa kemero- sotan kualitas
sumberdaya lahan "rinkman dan &myth, 1$72%. Di lokasi-lokasi tertentu, seperti
lahan kering-kritis di bagian hulu D&, biaya sosial tersebut dapat bersi'at
internal seperti kemunulan tanah-tanah kritis dan bersi'at eksternal seperti sedi-
mentasi di berbagai 'asilitas perairan "Baushkolb, 1$71%. &oekardi dan *swaran"1$$1% mengemukakan beberapa iri dan proses yang berlangsung dalam
ekosistem pegunungan "highland areas% yang dapat menjadi kendala atau
penunjang pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan. )iga iriekosistem yang sangat penting adalah "1% iklim, "% land'orm, dan "2%
sumberdaya tanah. &edangkan dua proses yang terkait dengan iri-iri tersebut
PerbaikanLahan
7/26/2019 sumber daya lahan
8/29
8
adalah proses geomor'ik dan proses-proses pedologis. ondisi iklim diirikanoleh ketinggian tempat lebih dari 8 m dpl, urah hujan tahunan lebih mm,
temperatur rataan 15-$o dengan reCim suhu tanah isothermik atau
isohiperthermik. Pada kondisi seperti ini biasanya +ariasi reCim lengas tanah
adalah 3dik dan 3stik. ondisi ekosistem pegunungan seperti ini mempunyai
keunggulan komparati' bagi pengembangan berbagai jenis penggunaan lahan
pertanian dengan banyak pilihan sistem pertanaman "ropping systems%. Potensi
seperti ini pada kenyataannya banyak mengundang in+estasi dari luar daerah
untuk 9menggarap9 lahan seara lebih intensi'. Pada akhirnya hal ini akan dapat
mengakibatkan munulnya 9kesenjangan9 yang semakin besar antara intensitaspenggunaan sumberdaya dengan karakteristik sumberdaya.
pabila kesenjangan ini melampaui daya dukung sumberdaya, maka laju
degradasi akan dapat melampaui batas ambang toleransinya. &edangkan strategi
petani di daerah pegunungan untuk berjuang mempertahankan kehidupannya
biasanya bertumpu pada tiga prinsip dasar yang spesi'ik, yaitu
Mulila!er "r#$$in%!e' ()
u'ber:***)+a#)#r%,-#"re$,./012e,.
/012e23)h'
7/26/2019 sumber daya lahan
9/29
9
"1% 3ntuk memenuhi kebutuhan dasarnya, petani mengelolasumberdaya lahannya dengan berbagai akti+itas produksi
tanaman, ternak, hortikultura dan kehutanan6
"% Petani menghindari resiko kegagalan dan benana melalui
pengembangan metode-metode indigenous dalam mengelola
lahannya, dan
"2% )eknologi yang mudah, low input dan small sale lebih disenangi
karena keterbatasan penguasaan pengetahuan, teknologi dan
kapital "Dimyati :angju, 1$$1%.
tas dasar hal-hal tersebut di atas maka e+aluasi kesesuaian agroekologislahan untuk penggunaan pertanian masih dipandang sebagai bo''l nkdalam
kerangka metodologi perenanaan sistem pengelolaan lahan. eberapa metode
dan prosedur e+aluasi agroekologis dapat digunakan untuk kepentingan ini
" >?, 1$7
7/26/2019 sumber daya lahan
10/29
10
erbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan e'ek eksternalitastersebut, namun hasilnya masih belum memadai. 0al ini disebabkan oleh karena
mekanisme pasar tidak dapat bekerja untuk mengalokasikan eksternalitas
"&oemarno, 1$$%. &ehingga produsen pertanian di daerah hulu tidak mau
menanggung biaya eksternal yang ditimbulkannya. Disamping itu, biaya untuk
mengendalikan e'ek eksternalitas tersebut relati' sangat besar dibandingkan
dengan biaya produksi dan penerimaan usahatani. Dalam kondisi seperti ini
diperlukan ampur tangan kebijakan pemerintah.
Da+ies dan amien "1$7% mengemukakan beberapa maam ampur
tangan pemerintah untuk mengendalikan e'ek eksternalitas, yaitu"i% larangan,
"ii% pengarahan,"iii% kegiatan perontohan,
"i+% pajak atau subsidi,
"+% pengaturan "regulasi%,
"+i% denda atau hukuman, dan
"+ii% tindakan pengamanan.
Pen%el#laan lahan i-ak4leari
7/26/2019 sumber daya lahan
11/29
11
*'ek eksternalitas dalam batas-batas tertentu juga berhubungan dengan
degradasi sumberdaya lahan yang pengaruhnya dapat terjadi terhadap proses
produksi. Pada lahan pertanian di daerah hulu sungai e'ek eksternalitas tersebut
biasanya berkaitan erat dengan intensitas pengusahaan lahan yang pada
kenyataanya sangat beragam "&uwardjo dan &ae'uddin, 1$88%.
ondisi sumberdaya lahan kering yang sangat beragam dan kondisi iklim
yang ber'luktuasi menjadi 'aktor pembatas yang menentukan tingkat e'ekti+itas
implementasi teknologi pengelolaan yang ada "P20), 1$87, Ispandi, 1$$6 dan
&embiring, 1$$%. husus dalam hal konser+asi tanah dan air, kendala yangdihadapi adalah erodibilitas tanah dan erosi+itas hujan yang sangat tinggi, 'aktor
lereng dan 'isiogra'i "&uwardjo dan &ae'udin, 1$88%. Dalam kondisi seperti ini
maka tindakan konser+asi tanah harus dibarengi dengan intensi'ikasi usahatani
dan rehabilitasi lahan. &alah satu upaya intensi'ikasi usahatani lahan kering
adalah dengan pemilihan kulti+ar, pengaturan pola tanam yang melibatkan
tanaman semusim dan tanaman tahunan, serta ternak dibarengi dengan
penanaman rumput/tanaman hijauan pakan "nwarhan, &upriadi, dan &ugandi,
1$$1%.
Pr#-uki ernak berkuran%
7/26/2019 sumber daya lahan
12/29
12
0asil penelitian yang dilakukan oleh P20) tentang pola usahatani
lahan kering pada musim tanam 1$85/1$8< memberi in'ormasi bahwa polatanam
introduksi jagung kaang tanah "atau kedelai% ubikayu, diikuti jagung
kedelai "atau kaang hijau%, dan diikuti kaang tunggak lebih e'isien dalam
meman'aatkan sumberdaya pertanian dan lebih produkti' daripada pola tanam
tradisional "P20), 1$87%. &uatu peluang yang tampaknya ukup besar di lahan
kering adalah usahatani tanaman pisang dan kelapa ":uhardiyati, 1$886 Djumali
dan &asa, 1$88%. edua jenis komoditas ini ternyata mampu mensuplai
pendapatan dan kesempatan kerja bagi petani lahan kering, baik seara langsungmaupun seara tidak langsung. Pemupukan urea, )&P dan l ternyata mampu
meningkatkan produkti+itas kedua tanman ini seara signi'ikan. Penelitian-
penelitian ini sudah mulai melibatkan aspek konser+asi tanah, laju erosi dan
limpasan permukaan sudah mulai diamati dan diukur di lapangan, sehingga
diperlukan dana yang ukup banyak dan harus mengikuti irama musiman
")hamrin, 1$$6 &oelaiman, 1$$%. &elain itu, penelitian-penelitian ini masih
belum menganalisis hasil-hasil erosi dan limpasan permukaan seara terintegrasi
dengan analisis ekonomis, belum dilakukan analisis kepekaan erosi dan limpasan
permukaan terhadap +ariasi bentuk kegiatan konser+asi tanah, serta belummemperhitungkan kemungkinan-kemungkinan dampak jangka panjangnya.
)ampaknya kom- ponen teknologi sistem usahatani lahan kering yang ukup baik
untuk menunjang program intensi'i- kasi adalah ternak "0ardianto, 1$$a6
0ardianto, 1$$ b6 dan (ubis, 1$$%. Introduksi hijauan pakan ternak, baik yang
berupa rumput maupun semak/perdu dan pepohonan, mampu memberikan
man'aat ganda, yaitu mengurangi bahaya erosi dan limpasan permukaan, serta
menghasilkan pakan hijauan. husus jenis rumput setaria ternyata mempunyai
peluang yang ukup baik untuk dikembangkan di lakan kering, karena
mempunyai nilai giCi yang ukup baik bagi ternak ruminansia serta mampu
memainkan peran sebagai tanaman penguat teras yang baik. 3sahatani domba
ternyata mampu memberikan sumbagan pendapatan keluarga yang ukup besar
"bisa menapai 25! dari total pendapatan keluarga%, dan 'aktor utama yang
sangat berpengaruh adalah jumlah dan jenis "kualitas% pakan yang terkonsumsi
ternak "&yam, 1$88%.Dari hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya
pengelolaan lahan kering - kritis dalam suatu sistem pertanian harus
mempertimbangkan tingkat kemampuan dan kesesuaiannya serta harus diikuti
oleh tindakan konser+asi tanah dan air seara memadai . eberapa peneliti telahmenoba mengembangkan pola tanam yang sesuai untuk lahan kering seara
lokal ")oha, 1$$6 0ardianto, 1$$6 dan Bahman, 1$$%. )ampaknya para
7/26/2019 sumber daya lahan
13/29
13
peneliti ini menghadapi kesulitan dalam menyusun polatanam yang tepat karenaketerbatasan in'ormasi sumberdaya lahan yang bersi'at lokal, demikian juga in-
'ormasi tentang kesesuaiannya.
L"+"n K!&n* d"n L"+"n K!&'&s
1. L"+"n K!&n*
0ingga saat ini takri' pengertian lahan kering di Indonesia belum
disepakati benar. Di dalam bahasa Inggris banyak istilah-istilah yng dipadankandengan lahan kering seperti upland, dryland dan unirrigated land, yang
menyiratkan penggunan pertanian tadah hujan. Istilah upland 'arming, dryland
'arming dan rain'ed 'arming dua istilah terakhir yang digunakan untuk pertanian
di daerah berurah hujan terbatas. Penertian upland mengandung arti lahan atasan
yang merupakan lawan kata bawahan "lowland% yang terkait dengan kondisi
Sereah -an $an%kaan 'en5a-i'ula6 hara ke'bali ke anah
kalau 'ula 'en%ala'i-ek#'$#ii
7/26/2019 sumber daya lahan
14/29
14
drainase ")ejoyuwono, 1$8$% dalam &uwardji "2%. &edangkan istilahunirrigated land biasanya digunakan untuk teknik pertanian yang tidak memiliki
'asilitas irigasi. :amun pengertian lahan tidak beririgasi tidak memisahkan
pengusahaan lahan dengan system sawah tadah hujan.
3ntuk menghilangkan keranuan pengertian lahan kering dengan istilah
pertanian lahan kering )ejoyuwono "1$8$% dalam &uwardji "2% menyarankan
beberapa pengertian sebagai berikut
a. 3ntuk kawasan atau daerah yang memiliki jumlah e+aporasi
potensial melebihi jumlah urah hujan atual atau daerah yang
jumlah urah hujannya tidak menukupi untuk usaha pertanian tanpairigasi disebut dengan =Daerah eringE.
b. 3ntuk lahan dengan draenase alamiah lanar dan bukan merupakan
daerah dataran banjir, rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau
lahan basah alamiah lain istilahnya lahan atasan atau 3pland.
. 3ntuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan,
istilahnya lahan kering.
esepakatan pengertian lahan kering dalam seminar nasional
pengembangan wilayah lahan kering ke 2 di (ampung "upland dan rain'ed%
adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik searapermanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi
"&uwardji, 2%%. De'inisi yang diberikan oleh soil &ur+ey &ta''s "1$$8% dalam
0aryati "%, lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang
atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. )ipologi
lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah "-7 m dpl% hingga dataran tinggi
"F 7m dpl%. Dari pengertian diatas, maka jenis penggunaan lahan yang
termasuk dalam kelompok lahan kering menakup lahan tadah hujan, tegalan,
lading, kebun ampuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang
alang-alang.
(ahan kering mempunyai potensi yang ukup luas untuk dikembangkan,
dengan luas yang menapai 5,5 juta ha "0aryati, % untuk seluruh indonesia
maka pengembangan sangat perlu dilakukan. #enurut &imposium :asional
tentang (ahan ering di #alang "1$$1% penggunaan lahan untuk lahan kering
berturut adalah sebagai berikut hutan rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yangsedang tidak diusahakan, ladang dan padang rumput.
Peman'aatan lahan kering untuk kepentingan pembangunan daerah
ternyata banyak menghadapi masalah dan kendala. #asalah yang utama adalah
masalah 'isik lahan kering banyak yang telah rusak atau mempunyai potensi yangukup besar untuk menjadi rusak. &ehingga paket teknologi yang berorientasi
pada perlindungan lahan kering sangat diperlukan. ekurangan air pada saat
7/26/2019 sumber daya lahan
15/29
15
musim kemarau, kahat unsur hara serta keadaan tanah yang peka terhadap erosimerupakan kendala lingkungan yang paling dominan di kawasan lahan kering.
#asalah utama lain yang harus dihadapi didalam peman'aatan lahan
kering ini adalah keadaan sosial ekonomi petani atau masyarakat yang
menggunakan lahan kering sebagai tempat usahanya. Pendapatan keluarga yang
rendah serta kemiskinan dibanyak tempat berkolerasi positi' dengan uasaha tani
di lahan kering.
2. Kons!"s& L"+"n K!&n*Juni 1995 Agdex !"1#5$$
(ahan kering dalam keadaan alamiah memiliki kondisi antara lain peka
terhadap erosi, terutama bila keadaan tanahnya miring atau tidak tertutup
+egetasi, tingkat kesuburannya rendah, air merupakan 'aktor pembatas dan
biasanya tergantung dari urah hujan serta lapisan olah dan lapisan bawahnya
memiliki kelembaban yang amat rendah. #erosotnya produkti+itas lahan pada
tanah datar dapat pula terjadi karena hilangnya unsur hara lewat penuian dan
aliran permukaan. Di daerah Irian ;aya yang penduduknya masih menggunakan
sistem ladang berpindah dengan mempergunakan lahan yang berlereng urammasih ada kegiatan-kegiatan usahatani pangan semusim dimana para petani tidak
atau belum memperhatikan konser+asi lahan.
erusakan tanah tersebut pada umumnya terjadi karena tindakan
manusia sendiri yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konser+asi tanah dan
air dalam mengelola usahataninya yang merupakan kemunduran dalam
penggunaan sumber daya alam. 0ingga mengakibatkan kerugian dengan banyak
benana misalnya banjir, kekeringan, erosi dan lain-lain. ?leh karena itu dalam
pengelolaan sumber daya alam "tanah dan air% penting dilakukan tindakan
konser+asi.
5uu"n Kons!"s&
- #enegah kerusakan tanah oleh erosi dan aliran permukaan.
- #emperbaiki tanah yang rusak/kritis
- #engamankan dan memelihara produkti+itas tanah agar terapainyaproduksi setinggi-tingginya dalam waktu yang tidak terbatas
- #eningkatkan produkti+itas lahan usahatani
3saha konser+asi lahan ini biasanya dilakukan salah satunya dengankultur teknis atau +egetasi yaitu dengan
7/26/2019 sumber daya lahan
16/29
16
1. Penambahan )anaman Penutup )anah)anah penutup ber'ungsi untuk menegah erosi, menambah bahan
organi tanah dan memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap
dan menahan air hujan yang jatuh.
;enis tanaman penutup tanah yaitu ;enis merambat "olopogonium
muunoides, entrosema &p, Pueraria &p%, jenis perdu "rotolaria
&p%, jenis pohon "(amtoro gung, (amtoro lokal, Gamal, esliandia
grandi'lora%,dan jenis kaang-kaangan.
. Penanaman Bumput.
Bumput memegang peranan penting dalam usahatani konser+asiterutama lahan-lahan kering yang berlereng "2!%.
erbagai jenis rumput dapat ber'ungsi
a. sebagai pelindung tanaman dan penahan air
b. memperbaiki kesuburan tanah
. sebagai hijau makanan ternak
d. meningkatkan nilai usahatani atau pendapatan petani
2. Penanaman dalam strip
dalah suatu sistem berook tanam dengan are menanam beberapa
jenis tanaman dalam strip-strip yang berselang seling pada bidangtanah dan disusun memotong lereng atau menurut kontur.
)anaman yang digunakan adalah tanaman pangan atau tanaman
semusim yang ditanam berbaris diselingi strip-strip tanaman-
tanaman yang lebih rapat berupa tanaman pupuk hijau atau tanaman
penutup tanah.
4. Pergiliran tanaman
ara penting lainnya untuk konser+asi tanah dan air ialah dengan
pergiliran tanaman yaitu sistem penanaman berbagai tanaman seara
bergilir dalam urutan waktu tertentu pada suatu bidang lahan. Pada
lahan kering yang berlereng atau tanahnya miring pergiliran tanaman
yang e'ekti' untuk menegah erosi adalah antara tanaman penghasil
bahan pangan dengan tanaman penutup tanah untuk pupuk hijau.
&elain menegah erosi keuntungan lain dari pergiliran tanaman
adalaha. #emberantas hama dan penyakit tanaman melalui siklus
hidupnya.
b. #emberantas tumbuhan pengganggu atau gulma.
. #empertahankan si'at 'isik tanah dengan aramengembalikan sisa-sisa tanah kedalam tanah.
5. #enambah tanaman penguat teras
7/26/2019 sumber daya lahan
17/29
17
)anaman yang memenuhi syarat sebagai penguat teras adalaha. #empunyai sistem perakaran intensi', sehingga mampu
mengikat air.
b. )ahan pangkas sehingga tidak menaungi tanaman utama.
. erman'aat dalam menyuburkan tanah maupun sebagai
penghasil makanan ternak.
)anaman penguat teras yang dianjurkan ditanam antara lain
lamtorogung, gamal, akasia, kaliandra, rumput gajah dan rumput
benggala.
(etak Penanaman rumput berselang-seling
Penampang guludan yang ditanami rumput
7/26/2019 sumber daya lahan
18/29
18
mempertahankan kelembaban tanah. Dengan ara ini penguapan air tanahdapat diperkeil sehingga air tanah tetap tersedia bagi tumbuhnya tanaman.
Penampang teras bangku dan bagan yang ditanami rumput
Penampang saluran pembuang air yang ditanami rumput
3. L"+"n K!&'&s
#enurut @ahono " 2%, lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak
ber'ungsi lagi sebagai pengatur media pengatur tata air, unsur produksi ertanian,maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya. (ahan kritis merupakan
7/26/2019 sumber daya lahan
19/29
19
suatu lahan yang kondisi tanahnya telah mengalami atau dalam proses kerusakan'isik, kimia atau biologi yang akhirnya membahayakan 'ungsi hidrologi, orologi,
produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di sekitar daerah
pengaruhnya "de Iwan &etiawan, 1$$
7/26/2019 sumber daya lahan
20/29
20
2
)r"si
"15%
1. Bingan
. &edang
2. erat
4. >. erat
)anah dalam J5!
lapisan tanah atas hilang dan/atau erosi alur pada
jarak 5 m
)anah dangkal J5!lapisan tanah atas hilang
dan/atau erosi alur pada
jarak F5 m)anah dalam 5
75 ! lapisan tanah atas
hilang dan/atau erosi alurpada jarak kurang dari
m
)anah dangkal 55! lapisan tanah atas
hilang dan/atau erosi alurdengan jarak -5 m
)anah dalam (ebihdari 75 ! lapisan tanah
atas hilang dan/atau erosi
parit dengan jarak -5m
)anah dangkal 5
75 ! lapisan tanah atashilang
)anah dalam (ebihdari 75 ! lapisan tanah
atas hilang dan/atau erosiparit dengan jarak -5
m
)anah dangkal 5 75
! lapisan tanah atas
hilang
5
4
2
4 6"'u 7 b"'u"n
"5%
1. &edikit
. &edang
2. anyak
J 1 ! permukaan lahan
tertutup batuan1 2 ! permukaan
lahan tertutup batuan
F2 ! permukaan lahan
tertutup batuan
5
21
5
*ana%emen
"2%
4. aik
5. &edang
7/26/2019 sumber daya lahan
21/29
21
- )idak lengkap atau tidak
terpelihara
- )idak ada
L"+"n K!&'&s8 9"s+&n*'on oun'# !&'&"l L"nds :sou!
Gu&d
erikut ini disajikan metode kategorisasi lahan kritis, serta deskripsi
masing-masing tipe lahan kritis yang berlaku di @ashington. (ahan kritis dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok utama dalam hubungannya dengankesejahteraan masyarakat publik.
ategori pertama adalah kelompok lahan dengan karakteristik atau
+ulnerabilitas yang mengandung risiko bagi kehidupan, kesehatan dan keamanan
masyarakat.
K"'*o!& 1. Publ& H"l'+ "nd S",'#
a. Geologi 0aCards
a. (andslide
b. Bok'all
. >looding reord "1, years%
d. *arthKuakes
b. >*# 'looding data
. *rosion prone soils haCard
d. @ild'ire Bisk
ategori ke dua meliputi lahan-lahan yang dapat mendukung kualitashidup loal dan regional, termasuk aesthetika, budaya, dan rekreasional.
K"'*o!1 2. u"l&'# o, L&, (Publ&
7/26/2019 sumber daya lahan
22/29
22
e. &eni yway
)he third ategory may indiretly relate to publi health and sa'ety, or to
Muality o' (i'e interests, and 'ouses diretly on important wildli'e habitat areas
in @ashington ounty. ?ne goal o' this setion is to promote understanding o'
how negati+e impats to 'ederally listed speies an be diminished, and to assure
that 'ederal regulations do not reKuire additional ontrol o+er loal go+ernane o'
pri+ate land.
"'*o!# 3. 9&ldl&, H"b&'"'
3". 5+!"'nd "nd End"n*!d Sp&s
(isted speies in @ashington ounty inlude )he Desert )ortoise,
#eNian &potted ?wl, &outhwestern @illow >lyather, Aellow-illed ukoo,
Lirgin Bi+er hub, @ound'in, Dwar' bear-law poppy, &hi+wits milk+eth,
0omgren milk+eth, and &iler pinushion atus.
3b. !&'&"l H"b&'"' ,o! L"!* =n*ul"' Sp&s
#ule Deer, *lk, and ighorn &heep migrate o+er large landsape areasthat also pro+ide habitat 'or many additional plant and animal speies.
L"+"n K!&'&s8 5ol!"ns& E!os&
Dalam konteks pertanian, toleransi layu erosi tanah merupakan tingkat
maksimum erosi tanah yang masih memungkinkan produkti+itas pertanian ukup
tinggi yang layak ekonomi dan berkelanjutan. iasanya laju genesis tanah
"pembentukan tanah% digunakan untuk menentukan tingkat toleransi erosi, yaitu
kehilangan tanah neto jangka panjang sama dengan tingkat produksi tanah
"genesis tanah%. )ingkat pembentukan tanah biasanya didekati dengan
pengukuran/ pengamatan atau dengan pemodelan. Dengan asumsi rata-rata
tingkat pembentukan tanah 1.5 N 1-5 m yr-1 dan bulk-density tanah sebesar 1.2t m-2 maka toleransi kehilangan tanah sebesar . t ha-1 yr-1.
onsep toleransi erosi tanah merupakan ide tentang =the li'e span o'
soilE atau 9waktu habisnya tanah 9 yang dapat dikuanti'ikasikan sebagai
7/26/2019 sumber daya lahan
23/29
23
=periode kritisE , Tc, yang diperlukan untuk mengerosi seluruh pro'il tanah.>ormulanya adalah
%c & '#( ) *
nalisis Tc memerlukan data ketebalan tanah "S%, laju erosi tanah neto"E, merupakan keseimbangan antaraerosi dan deposisi%, dan laju pembentukantanah "P%. etebalan tanah dide'inisikan dalam bentuk 0oriCon-, karena
horiCon ini merupakan bagian pro'il tanah yang seara langsung berhubungan
dengan produkti+itas pertanian. In'ormasi yang diperlukan untuk menghitung Tc,
yaitu peta ketebalan tanah, tingkat erosi, dan tingkat pembentukan tanah,
kemudian kita mengestimasi Tc, dan mengidenti'ikasi Cone yang berisiko karena
melampaui toleransi erosi.
T#lerani Kehilan%an Tanah
)oleransi kehilangan tanah merupakan jumlah tanah maksimum setiap
tahun yang dapat diangkut "ter-erosi% sebelum produkti+itas tanah jangka panjang
terpengaruhi "menurun% seara signi'ikan "serius%.
Dampak erosi tanah pada sebidang lahan tertentu, dan juga toleransi
erosinya, ternyata beragam dan dipengaruhi oleh tipe dan kedalaman tanah.
3mumnya, tanah-tanah dengan topsoil yang =dalam / tebalE, seragam, bebas
batu-batu dan/ atau tidak ada erosi sebelumnya, diasumsikan mempunyai batas
toleransi lebih besar dibandingkan dnegan tanah-tanah yang solumnya dangkal
dan telah tererosi sebelumnya.
eberapa ontol tingkat toleransi erosi adalah
Kelas er"si tanah Kehilangan tanah p"tensial&t"ns+a!re+year(
,ery L"- &t"lerable( .3
L"- 3 / 5
7/26/2019 sumber daya lahan
24/29
24
*"derate 5 / 10
igh 10 / 15eere 15
Sumb!8 +''p8>>444.om",!".*o.on.".
6"'"s 5ol!"ns& E!os& (5) d"n 5&n*k"' 6"+"#" E!os&
)oleransi erosi adalah batas maksimal besarnya erosi yang masih
diperkenankan terjadi pada suatu lahan. Pada batas ini keepatan kehilangan
tanah lebih keil atau sama dengan laju pembentukan tanah. esarnya batas
toleransi erosi dipengaruhi oleh kedalaman tanah, batuan asal pembentuk tanah,
iklim, dan permeabilitas tanah. )oleransi *rosi dan )ingkat ahaya *rosi
menggunakan tabel auan Departemen ehutanan. )ingkat ahaya *rosi
dikategorikan kedalam sangat ringan hingga sangat berat. Pada tanah dengansolum dalam "kedalaman F$ m% seperti pada wilayah kajian, tingkat bahaya
erosi dikatakan &angat Bingan "&B% bila jumlah erosi J 15 ton/ha/tahun, Bingan
"B% bila jumlah erosi antara "15-
7/26/2019 sumber daya lahan
25/29
25
Hubun*"n "n'"!" +"s&l !l"'& +rotalaria uncead"n kd"l"m"n '"n"+ (sumb!8
+''ps8>>444.so&ls.o!*>publ&"'&ons>sss">"!'&ls>?@>@>1BC)
D"'" +"s&l pnl&'&"n S"l&"no et al- (1CC) d&*un"k"n un'uk
mn*+&'un* p!s"m""n !*!s& #"n* mn*+ubun*k"n +"s&l !l"'&dn*"n kd"l"m"n '"n"+ #"n* '!s&s". P!s"m""n &n& d&*un"k"n
un'uk mn*+&'un* n&l"& +"s&l !l"'& '"n"m"n 'bu d"l"m k&s"!"n 0
+&n**" 100 ssu"& dn*"n kd"l"m"n '"n"+ 0 1.0 m. Dn*"n
kd"l"m"n '"n"+ lb&+ d"!& 1.0 m +"s&l !l"'& '"n"m"n 'bu
d&"n**"p 100.
7/26/2019 sumber daya lahan
26/29
26
D>)B P3&)
bdurrahman, ., &. &utono, dan :. &utrisno. 5. )eknologi Pengendalian
*rosi (ahan erlereng "dalam )eknologi Pengelolaan (ahan ering6
Penyunting bdurrahman dimihardja dan #appaona%. Puslitanak,
adan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
ogor. 0al. 11-14.
gus, >., dan @idianto. 4. Petunjuk Praktis onser+asi )anah Pertanian.
@orld gro'orestry entre, IB> &outhesst sia. ogor.
leNander, *.. 1$88. Bates o' soil 'ormation Impliations 'or soil-losstolerane. &oil &i. 1452745.
l'sen, .0. 1$$or gro'orestry *duation "I:>*%. &urakarta, 4
#aret 8. 0al. 1$-8.
Darori. 8. Pengelolaan D& erbasis #ultipihak. Pidato Pembukaan pada
&emiloka Pengelolaan D& erbasis #ultipihak "Prosiding%. erjasama
>P3&3 dan P-D& @ampu 3lar6 *ditor ejo &lamet, bdul Bau',
dan #isran. 0al. iii-+iii.
*rwiyono, B. 8. Peman'aatan Borak untuk ?ptimasi Pengelolaan ahan?rganik dan onser+asi )anah dan ir di ebun opi. Prosiding
&eminar dan ongres :asional #)I LI. ogor, 17-18 Desember 7.
0al. 1$-118.
>lanagan, D.., and #.. :earing "ed.% 1$$5. 3&D-@ater *rosion PreditionProjet 0illslope pro'ile and watershed model doumentation. @est
(a'ayette :&*B( Beport no.1.3&D-B&-#@, @est (a'ayette, I:.
7/26/2019 sumber daya lahan
27/29
27
0ammer, @.I. 1$81. &oil onser+ation onsultant Beport enter 'or &oilBesearh. (P) ogor. Indonesia.
0ardjoamidjojo. &, dan &ukandi. &. 8. )eknik Pengawetan )anah dan ir.
Graha Ilmu. Aogyakarta.
0aryati, 3. 8. &trategi Implementasi &istem 3sahatani onser+asi di (ahan
ering Daerah liran &ungai agian 0ulu. Prosiding &eminar dan
ongres :asional #)I LI. ogor, 17-18 Desember 7. 0al. 15-27.
0aryati, 3., . bdurahman, dan . &etiani. 1$$2. lternati' )eknik onser+asi
)anah untuk (ahan ering di D& ;ratunseluna agian 0ulu. Bisalah
(okakarya Pengembangan Penelitian dan Pengembangan &istem3sahatani onser+asi di (ahan ering 0ulu D& ;ratunseluna dan
rantas. )awangmangu, 7-8 Desember 1$$. P20). 0al. 82-1P-3&3 dan P-
D& @ampu 3lar6 *ditor ejo &lamet, bdul Bau', dan #isran. 0al. 1-
ahmuddin gus, dan Djaenuddin%. Puslitanak, adan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. ogor.(al, B. 1$8
7/26/2019 sumber daya lahan
28/29
28
#isran. 8. Pengelolaan D& seara terpadu D& @ampu dan D& &ei 3lar.Prosiding &emiloka Pengelolaan D& erbasis #ultipihak. erjasama
>P3&3 dan P-D& @ampu 3lar6 *ditor ejo &lamet, bdul Bau',
dan #isran. 0al. 42-52.
:asution, . 8. Pengelolaan Daerah liran &ungai dalam 0arapan dan
enyataan. Prosiding &emiloka Pengelolaan D& erbasis #ultipihak.
erjasama >P3&3 dan P-D& @ampu 3lar6 *ditor ejo &lamet,
bdul Bau', dan #isran. 0al. lanagan and #.. :earing "*d.% 3&D-@ater *rosionPredition Projet 0illslope pro'ile and watershed model
doumentation. 3&D-B&-#@-&@&, @est (a'ayette, I:.
?wens, (.. 1$7$. Bates o' weathering and soil 'ormation on granite in
Bhodesia. d+. Geo*ol. 212erguson. 1$51. Bain'all )ypes ased on @et and Dry
Period Batios 'or Indonesia with @estern :ew Guinea. ementrian
Perhubungan, Djawatan #eteorologi dan Geo'isika. ;akarta.
&inukaban, :., 1$8
7/26/2019 sumber daya lahan
29/29
29
&kidmore, *.(. 1$8. &oil loss tolerane. p. 87$2. In Determinants o' soil losstolerane. & &pe. Publ. 45. &, #adison, @I.
&oil &ur+ey &ta''. 1$$. eys to soil taNonomy. 4th ed. && )eh. #ono. :o.
1$. Lirginia Polytehni Inst. and &tate 3ni+., laksburg, L.
&paro+ek, G. 1$$7. De'inition o' tolerable soil erosion +alues. Be+. bras. ien.
&olo 14
Top Related