1
STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK
PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY PADA
PEMENANGAN PILKADA PROVINSI BANTEN 2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Dedi Eka Setiawan
NIM 1111051000101
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
2
STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK
PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY PADA
PEMENANGAN PILKADA PROVINSI BANTEN 2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Dedi Eka Setiawan
NIM 1111051000101
Pembimbing :
Dr. Gun Gun Heryanto, S.Ag., M.Si.
19760812 200501 1 005
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATUALLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN
WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY PADA PEMENANGAN
PILKADA PROVINSI BANTEN 2017.
Pada tanggal 15 Februari 2017, Provinsi Banten menyelenggarakan
Pilkada secara langsung untuk memilih calon gubernur dan calon wakil
gubernurnya pada periode 2017-2022. Pilkada tersebut diikuti oleh dua pasangan
calon, yaitu pertama, Wahidin Halim dan Andika Hazrumy, Rano Karno dan
Embay Mulya Syarief. Pada akhirnya dimenangkan oleh pasangan Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy.
Kemenangan pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menarik
untuk dikaji, oleh karena itu, penulis melakukan penelitian marketing politik
pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada
provinsi Banten 2017.
Penerapan marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy dianalisis menggunakan teori penilaian sosial. Penyampaian pesan
politik memunculkan penilaian yang pada prosesnya bersifat internal. Terdapat
tiga zona sikap individu dalam melakukan interaksi sosial yaitu rentang
penerimaan (latitude of acceptance), rentang penolakan (latitude of rejection) dan
rentang non komitmen (latitude of non commitment). Semuanya penting dilihat
metode pendekatan politiknya sebagai mana keberhasilan yang dicapai oleh
pasangan ini terhadap incumbent yang memiliki popularitas yang lebih baik.
Pendekatan metodologi dalam penelitian ini termasuk kategori kualitatif
dan sebagai metode penelitiannya adalah studi kasus, sedangkan sifat penelitian
ini adalah deskriptif. Pengambilan data menggunakan dua cara yaitu pengambilan
data primer dan sekunder.
Setelah dilakukan penelitian hasilnya menunjukkan, pasangan Wahidin
Halim-Andika Hazrumy sebagai putra daerah, menjadi pertimbangan penerimaan
(latitude of acceptance) dari masyarakat, sehingga keduanya memiliki
kesempatan dalam membangun Banten melalui proses pemilihan yang
berlangsung secara demokratis, rentang penolakan (latitude of rejection) terjadi
karena didasari oleh kasus korupsi yang pernah menjerat gubernur Banten, yang
tak lain merupakan ibu kandung dari Andika Hazrumy maka tim pemenangan
harus jeli dalam melakukan positioning, branding, dan segmenting pasangan ini.
Masyarakat sebagai saluran kedua dalam pembuatan kebijakan masih sering
mendapati jarak dengan pemimpinnya, sehingga keadaan ini menciptakan rentang
non komitmen (latitude of non commitment). Dengan kekuatan partai koalisi yang
besar dan keberagaman ideologi serta pandangan menjadi mode paradigma dan
strategi untuk berhadapan dengan konstituen. Kesuksesan Wahidin Halim yang
pernah memimpin kota Tangerang juga mengurangi persepsi negatif dari
pasangan ini. Sehingga penetrasi sosial dapat dilakukan berdasar pada karakter
masyarakat.
Kata kunci: Pilkada Banten, Marketing Politik, Strategi, Masyarakat, Partai,
Positioning, Branding, Segmenting, Citra, Penilaian Sosial.
ii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Karena kuasa-Nya
manusia diciptakan dengan kemampuan berfikir dan hal itu menjadi pembeda
mulianya manusia dari makhluk lainnya.
Shalawat dan salam kecintaan senantiasa dihaturkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga sucinya, sahabat-sahabatnya serta
para pengikutnya hingga yaumul qiyamah, dengan harapan semoga kita
merupakan bagian dari golongan mulia ini.
Sungguh tidak ada dzat yang seandainya pohon-pohon dibumi menjadi
pena dan laut menjadi tintanya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan)
ilmu dan hikmatNya, Allahu „azza wa jalla, yang karena ilmu-Nya skripsi ini
dapat diselesaikan dan jenjang perkuliahan dapat dirampungkan, dengan
senantiasa berharap semoga ilmu yang didapat bermanfaat dan menjadikan diri
selalu taat kepada-Nya.
Begitu panjang dan terjal perjalanan yang ditempuh untuk peneliti
menyelesaikan masa studi S1 ini. Banyak hal dan pelajaran hidup yang didapat
sebagai bekal menjalani kehidupan yang sebenarnya. Tapi peneliti yakin bahwa
pelaut yang handal tidak lahir dari lautan yang tenang, melainkan lahir dari
gelombang laut yang tinggi, ombak yang dahsyat dan angin yang kencang.
Namun dari yang terjadi, peneliti sadar bahwa peneliti adalah seorang anak yang
orang tuanya penuh harap dan doa agar anaknya dapat menyelesaikan studinya
dengan baik dan ilmunya bermanfaat. Terima kasih Papa dan Mama atas semua
iii
yang telah diberi dan mohon maaf atas keterlambatan penyelesaian tanggung
jawab akademis ini.
Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri, peneliti sadar bahwa
skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril
maupun materil, sudah sepatutnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan demi
terselesaikannya penelitian skripsi ini. Maka peneliti berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Wadek 1 Bapak Dr. Suparto, M. Ed, PhD, Wadek II Ibu
Dr. Roudhonah M.Ag., dan Wadek III Bapak Dr. Suhaimi, M. Si.
2. Bapak Masran M.Ag., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si., sebagai Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Bapak Dr. Gun Gun Heryanto M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk memberi
perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran bagi penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan dan Fakultas, serta seluruh staf yang
telah mendedikasikan jiwa dan raga serta pengabdian atas segala ilmu
yang penulis dapatkan selama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
5. Seluruh jajaran tim pemenangan pasangan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy, khususnya Bapak Fitron Nur Ikhsan, Bapak Bahrul Ulum dan
Bapak Gacho Sunarso yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas ini.
iv
6. Mama tercinta Syarifah Umar dan Papa Marfani Edizar serta Papa Bewok
tercinta atas doanya, karena do‟a dan cinta kasihnya hidup akan terasa
lebih mudah untuk dijalani. Ayunda tercinta Ellinda Setiawati dan Mas
Bambang serta adik tersayang Raden Damar Subagya yang selalu menjadi
pembangkit semangat.
7. Partner setia Farhany Sultiani S.Hum yang selalu menjadi penyemangat
disaat penulis merasa lelah dan bosan, juga untuk kedua orang tuanya;
Mama Santi dan Ayah Sulaiman AR.
8. Seluruh keluarga besar jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dari
berbagai angkatan, terima kasih telah menyalurkan semangat, keceriaan,
kebahagiaan, canda tawa, dan rasa kekeluargaan kepada penulis,
khususnya KPI angkatan 2011 dan teman-teman di kelas KPI C angkatan
2011.
9. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan di HMJ KPI periode 2013-
2014, DEMA UIN JAKARTA periode 2014-2015 HMI KOMFAKDA
angkatan 2011 serta Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI cabang Ciputat
terima kasih untuk segala pengalaman dan ilmunya. Yakin-kan dengan
Iman, Usaha-kan dengan Ilmu, Sampai-kan dengan Amal. YAKUSA
10. Sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki, Halim Pratama, Bryan
Muhammad, Deni Hidayat, Ibnu Nugroho, Gery Novandika Age,
Muhammad Ulum, Egi Gilang, Fajar Budiman, Kakak-kakak kelas
terhebat dan adik-adik kelas dikampus yang membanggakan yang tidak
bisa disebutkan namanya satu satu persatu. I love you all.
11. Keluarga besar Ghigha Kompania, Bang Fuad, Bang Donni, Bang Bandhe,
Bang Althof, Bang Adi Komba, Bang Ega, dan PT BANGUN BETON
v
BANTEN serta owner dan istri sang owner. Perusahaan ini harus
mendunia.
12. Keluarga besar Majelis Ta‟lim dan Dzikir El-Syifa Kampung Pulo
Jatinegara Barat, yang rasa pertemanannya terjalin lebih dari saudara. Ayo
kita taklukan dunia!
13. Terakhir, kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi
kontribusi dalam penulisan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Dan juga semua perhatian, motivasi, bantuan, dan bimbingan yang
diberikan oleh semua pihak semoga dibalas oleh Allah SWT dengan
kebaikan yang berlimpah. Amin yaa Robbal`alamin.
Jakarta, 17 April 2018
Dedi Eka Setiawan
vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTA ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEl ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 8
D. Metodologi Penelitian ............................................................ 9
E. Pedoman Penulisan ................................................................ 14
F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 14
G. Sistematika Penulisan ............................................................ 16
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 17
A. Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) .................. 17
B. Pengertian Strategi ................................................................. 22
C. Marketing Politik .................................................................. 25
D. Konseptualisasi Kampanye Politik ........................................ 30
BAB III GAMBARAN UMUM TIM SUKSES DAN PROFIL
PASANGAN WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY .... 48
A. Susunan Tim Sukses Pasangan Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy .................................................................... 48
B. Profil pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.......... 53
C. Visi – misi pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy ................................................................................. 56
vii
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS ....................................................... 62
A. Penilaian sosial terhadap pasangan Wahidin Halim –
Andika Hazrumy .................................................................... 63
B. Marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy ................................................................................. 66
C. Kampanye dan Komunikasi Politik pasangan Wahidin
Halim dan Andika Hazrumy .................................................. 80
D. Interpretasi.............................................................................. 104
BAB V PENUTUP .................................................................................... 104
A. Kesimpulan ............................................................................ 104
B. Saran ....................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 (Jumlah Kursi Partai Koalisi) ................................................... 50
Tabel 3.2 (Struktur Tim Pemenangan) ..................................................... 51
Tabel 4.1 Penilaian sosial kepada Wahidin Halim – Andika
Hazrumy ................................................................................... 64
Tabel 4.2 Perbandingan visi-misi calon gubernur dan wakil gubernur
Banten 2017-2022 ................................................................... 84
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 (Hasil Rekapitulasi KPU) ........................................................... 1
Gambar 2.1 Konsep Teori Penilaian Sosial .................................................... 18
Gambar 4.1. Gambar Profil Kandidat Calon ................................................... 73
Gambar 4.2 Pendapatan Provinsi Banten 2016 .............................................. 78
Gambar 4.3 WH-Andika bagian dari Banten ................................................. 88
Gambar 4.4 Isu Kebangkitan PKI di Banten................................................... 89
Gambar 4.5 Lama interaktif pendukung WH-Andika .................................... 99
Gambar 4.6 Jejaring medis sosial pemenangan .............................................. 101
Gambar 4.7 Realisasi kampanye tatap muka .................................................. 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil rekapitulasi perolehan suara Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Provinsi Banten pada pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur
provinsi Banten 2017 menetapkan pasangan Dr. H. Wahidin Halim M.Si. – H.
Andika Hazrumy S.Sos. M.AP sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih
provinsi Banten periode 2017-2022, dengan total selisih perolehan suara
1,86%.
Gambar 1.1
(Hasil Rekapitulasi KPU)1
Hal yang menjadi menarik dalam kontestasi pilkada provinsi Banten
2017 ialah mengenai pertarungan strategi dari masing-masing tim
pemenangan. Dengan selisih perolehan yang kurang dari 2% membuktikan
bahwa kedua pasangan calon ini memiliki kekuatan yang relatif sama. Strategi
yang digunakan oleh masing-masing tim pemenangan menjadi kunci utama
bagaimana gagasan para kandidat dapat diterima oleh masyarakat hingga
1 Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/
2
masyarakat mau memilih kandidat tersebut berdasarkan visi dan misi mereka
dalam membangun Banten. Rivalitas kedua pasangan ini tidak kalah serunya
dengan pilkada di provinsi DKI Jakarta yang serentak diadakan pada 15
Februari 2017 lalu.
Banten sebagai tanah jawara pernah menjadi sorotan nasional karena
rapot merah tindak pidana korupsi yang diakukan oleh gubernurnya, Ratu Atut
Chosyiah yang merupakan Ibu kandung dari Andika Hazrumy. Hal itu yang
menjadi senjata serangan tertuju ke pasangan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy. Terlebih pada pilkada 2011 lalu, Wahidin Halim adalah rival politik
Ratu Atut Chosyiah. Akan tetapi dengan bersatunya kedua poros besar politik
Banten ini menjadi sumber kekuatan sendiri, dan pada hasilnya, pasangan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy mampu mengalahkan kandidat incumbent.
Pasangan ini berhasil mengkomunikasikan visi-misi mereka kepada para
konstituen, dengan mengusung jargon „Ayo Bangun Banten‟ pasangan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy berhasil merebut hati masyarakat Banten.
Perkembangan partisipasi politik di Indonesia dewasa ini telah
mengalami transformasi yang sangat mendasar. Politik menjadi lebih dekat
dengan masyarakat, menjadi wacana yang sering didiskusikan, dibincangkan,
didebatkan, bahkan dihadirkan dalam „obrolan warung kopi‟. Pembangunan
iklim politik yang kondusif memang bukan hanya kinerja elite politik semata,
tetapi juga melibatkan masyarakat dan konstituen sebagai agen perubahan itu.
Hanya saja, proses pembangunan itu perlu diupayakan dengan proses
komunikasi yang baik. Asumsinya, jika komunikasi antara kedua belah pihak
ini terjalin dengan baik, maka akan tersedia masyarakat yang dinamis, mampu
3
menjadi penagih janji politik yang baik, beroposisi secara loyal terhadap
kebijakan politik, juga mampu berkonsolidasi secara demokratis sesuai
dengan peran dan fungsinya. Dengan begitu, khazanah kehidupan politik
makin berkembang ke arah yang demokratis dan lumrah.2
Tingkat heterogenitas yang tinggi masyarakat Indonesia dan
peningkatan taraf kesejahteraan hidup serta pendidikan masyarakat yang
menyebabkan partai politik harus mengaplikasikan startegi komunikasi untuk
dapat bersentuhan dengan masyarakat.
Berdasarkan pada perkembangan masyarakat maka dalam politik
dibutuhkan komunikasi persuasif guna merebut hati para pemilih. Komunikasi
persuasif menjadi salah satu kunci untuk memenangkan kandidat dalam
sebuah kontestasi politik.
Menurut Deddy Mulyana, komunikasi persuasif adalah suatu proses
komunikasi dimana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar
publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator
dengan cara membujuk tanpa memaksanya. Sedangkan menurut K.
Andeerson, komunikasi persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi
yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu
atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan.3
Di dalam politik komunikasi persuasif memiliki peran khusus bagi
komunikator politik untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu dalam menarik
2 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia), h.30 3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya),
h. 115
4
perhatian masyarakat agar dalam pilkada menjadi target supaya masyarakat
menentukan pilihannya.
Dalam praktik politik, komunikasi persuasif diaplikasikan dalam
bentuk marketing politik. Marketing politik berfungsi mendukung sistem yang
dijalankan dalam komunikasi politik. Jika dihadapkan pada beberapa kegiatan
komunikasi politik, seperti kampanye politik, rekonstruksi dan transformasi
image politik, maka marketing politik menjadi metode yang juga terintegrasi
dalam kegiatan tersebut. Seperti inovasi produk politik yang hendak
ditawarkan dalam kampanye politik tentu menjadi pembahasan marketing
politik.4
Kesuksesan partai politik dan kemenangan pasangan kandidat dalam
sebuah pemilihan kepala daerah jelas bukanlah hal yang mudah, begitupun
yang terjadi pada pilkada provinsi Banten. Terpaan isu negatif yang ditujukan
kepada pasangan Wahidin Halim - Andika Hazrumy juga harus disikapi serius
oleh tim pemenangan agar kemenangan dapat diraih. Sebuah pendekatan
strategi marketing politik yang efektif, sekaligus efisien mutlak diperlukan.
Pendekatan marketing memang tidak menjamin kemenangan, namun strategi
marketing memberikan konsep untuk memudahkan bagaimana partai,
kandidat dan program politik ditawarkan sebagaimana menawarkan produk
komersial5. Dengan kenyataan tesebut, maka tim pemenangan pasangan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy melakukan penerapan aktivitas marketing
politik dengan memperhatikan penilaian sosial dan peta kekuatan kandidat ini.
4 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia), h.32 5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Press,
2009), h. 13
5
Salah satu bagian dalam marketing politik adalah kampanye.
Kampanye adalah bagian yang inheren dari kegiatan pemilu. Menurut Roger
dan Storey, kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang
terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan pada kurun waktu tertentu.6 Tujuan dari kampanye
politik adalah memberikan pengetahuan terhadap kandidat atau partai politik
tertentu, menumbuhkan rasa simpati, rasa suka, dan keberpihakan, sehingga
akhirnya dapat menggiring masyarakat untuk memilih.
Adapun pengertian kampanye menurut UU No. 8 tahun 2015 dan
PKPU No. 7 tahun 2015, kampanye adalah kegiatan menawarkan visi, misi,
dan program pasangan calon dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan
mengenalkan atau meyakinkan pemilih untuk memilih calon pasangan
tertentu. Kampanye dilaksanakan sebagai wujud dari pendidikan politik
masyarakat yang dilaksanakan secara bertanggung jawab. Pendidikan politik
dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan.
Dalam pelaksanaan Pilkada di Provinsi Banten yang diikuti oleh
pasangan Dr. H. Wahidin Halim M.Si bersama H. Andika Hazrumy S.sos.
M.AP dan pasangan H. Rano Karno, S.IP bersama H. Embay Mulya Syarief
juga diwarnai aktifitas kampanye yang beragam dan dikemas agar menarik
perhatian para calon pemilih.
Peran marketing politik dalam aktifitas kampanye sangat penting
karena merupakan bagian dari aktivitas persuasi. Pada dasarnya political
6 Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2011 ), h. 33
6
marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis, tapi juga taktis.
Tujuannya untuk membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan,
orientasi dan prilaku pemilih.7 Bisa disimpulkan bahwa keberhasilan
marketing politik dalam berkomunikasi akan menciptakan dampak yang lebih
tinggi kadarnya dibanding dengan komunikasi informatif, karena selain
memiliki dampak kognitif, akan berdampak afektif, dan dampak behavioral.
Diantaranya tingkat keikutsertaan dalam pemilihan umum dan dukungan suara
kepada salah satu calon yang berhasil mempengaruhi pilihannya.
Berkaitan dengan marketing politik dan kampanye sebagai bagian yang
inheren didalamnya, terdapat unsur pertimbangan terhadap proses tersebut,
pola penerapan marketing politik dan isi dari kampanye menjadi bahan
penilaian masyarakat, maka proses penyampaian pesan politik memunculkan
sebuah penilaian sosial, yang dalam konteks komunikasi dikenal dengan
sebutan teori penilaian sosial (social judgment theory).
Dalam ini terdapat tiga zona sikap individu dalam melakukan interaksi
sosial yaitu penerimaan, penolakan dan non komitmen. Konsep ini diawali
ketika seseorang mendengar ataupun merespon suatu pesan maka seseorang
akan cenderung untuk memberikan penilaian berdasarkan atas pengalaman
yang telah dimiliki untuk menseleksi dan mempertimbangkan setiap informasi
yang diterima. Sherif berpendapat bahwa dalam menilai pesan-pesan
komunikasi terdapat proses-proses yang sama dalam beroperasi. Dalam
7 Sri Niken Handayani, Strategi Pemenangan Faisal – Biem Dalam Pemilukada Gubernur
Provinsi DKI Jakarta 2012 (Jurnal Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu
Sosial Ilmu Politik, 2013)
7
persepsi sosial, acuan-acuan ini bersifat internal dan didasarkan pada
pengalaman masa lalu.8
Berdasar dari uraian tersebut, penulis tertarik meneliti mengenai
STRATEGI MARKETING KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN
WAHIDIN HALIM – ANDIKA HAZRUMY PADA PEMENANGAN
PILKADA PROVINSI BANTEN 2017.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian
yang dilakukan lebih terarah dan terperinci. Pembatasan masalah atau
fokus penelitian ditujukan pada strategi marketing komunikasi politik
pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada
provinsi Banten 2017.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah suatu pernyataan yang dirumuskan
dalam kalimat tanya, bersifat padat isi, jelas maksudnya serta memberikan
petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab
pernyataan yang terkandung di dalamnya.9
Rumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai
berikut:
8 Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h.
218 9 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : CV Rajawali, 1993), h.71
8
“Bagaimana strategi marketing komunikasi politik pasangan Wahidin
Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan Pilkada Provinsi Banten
2017?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh
peneliti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
strategi marketing komunikasi politik pasangan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten 2017.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penulis berharap penelitian ini dapat menambah khazanah
keilmuan dan referensi bagi berkembangnya kajian komunikasi politik
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif
Hidayatullah, melalui kajian strategi marketing komunikasi politik
pasangan calon Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan
pilkada provinsi Banten 2017.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran
bagi strategi marketing komunikasi politik pasangan Wahidin Halim –
Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten 2017
9
apakah sesuai dengan konteks masyarakat provinsi Banten. Penulis
juga berharap agar penelitian ini dapat memberikan ide bagi partai
politik, kandidat, maupun tim sukses kandidat dalam membuat strategi
marketing komunikasi politik dalam pemenangan pilkada.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,
metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.
Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan
untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah
suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti
memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan
situasi lain.10
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah kumpulan dari sejumlah asumsi yang
dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir
dalam penelitian.11
Paradigma penelitian membawa konsekuensi praktis
prilaku, cara berpikir, interpretasi, dan kebijakan dalam pemilihan masalah
penelitian. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan pada mereka,
mengenai apa yang harus melakukan pertimbangan eksistensial ataupun
10
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006),
h. 145 11
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
h.49
10
epistemologis yang panjang.12
Penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivis. Paradigma konstruktivis yaitu paradigma yang hampir
merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.
Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan partisipan
tentang situasi yang tengah diteliti. Dalam kontek konstruktivisme, peneliti
memiliki tujuan utama, yakni berusaha memaknai (menafsirkan) makna-
makna yang dimiliki orang lain tentang dunia ini.13
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada skripsi ini adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu
pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-
gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya
naturalistic dan mendasar atau bersifat alamiah serta tidak bisa dilakukan di
laboratorium melainkan harus terjun lapangan.14
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.
Pendekatan ini lebih menekankan pada persoalan kedalaman (kualitas) data
bukan banyaknya kuantitas data.15
3. Metode Penelitian
12
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006),
h.9 13
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 11-12 14
Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h. 159 15
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5
h.56
11
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus (case
study). Jika diidentifikasi ada tiga jenis kajian dalam kasus (case study).
Jenis pertama adalah studi kasus instrinsik (instrinsic case study). Jenis ini
ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu.
Jenis ini ditempuh bukan karena suatu kasus mewakili kasus-kasus lain atau
karena menggambarkan sifat atau problem tertentu, namun karena, dalam
keseluruhan aspek kekhususan dan kesederhanaannya, kasus itu sendiri
menjadi menarik minat. Kedua, studi kasus instrumental (instrumental case
study). Jenis ini digunakan untuk meneliti suatu kasus tertentu agar terjadi
sebuah perspektif tentang isu dan perbaikan suatu teori. Dalam hal ini,
kasus tidak menjadi minat utama; kasus memainkan peran suportif, yang
memudahkan pemahaman kita tentang sesuatu yang lain. Ketiga, studi
kasus kolektif (collective case study). Jenis ini bukan berarti melakukan
studi tentang kasus kolektif, namun lebih sebagai pengembangan dari studi
instrumental ke dalam beberapa kasus.16
Dalam hal ini studi kasus yang dipilih tentunya adalah studi kasus
yang pertama yakni studi kasus instrinsik mengingat kajian strategi
marketing politik merupakan kajian komunikasi politik yang selalu akan
terbarukan.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah tim pemenangan pasangan Wahidin
Halim – Andika Hazrumy. Adapun objek penelitiannya adalah straetgi
16
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), h. 300-301
12
marketing komunikasi politik pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy
pada pemenangan Pilkada Provinsi Banten 2017.
5. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama masa kampanye pemilihan
gubernur dan wakil gubernur provinsi Banten 2017. Kampanye yang
dilakukan sesuai dengan jadwal Kampanye dari KPU, yaitu dimulai pada
23 Oktober 2016 – 11 Februari 2017.
6. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan
pengumpulan data agar lengkap dengan melakukan beberapa tekhnik,
yaitu:
1) Wawancara mendalam merupakan instrumen utama dalam
melakukan penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk menambah
data yang diperlukan melalui tanya jawab seputar topik yang terkait
dengan permasalahan ini. Yang akan menjadi sumber data utama
adalah tim pemenangan pasangan Wahidin Halim - Andika
Hazrumy atau orang yang dapat mewakili dan dianggap
berkompeten untuk memberikan data yang valid.
2) Observasi langsung untuk mengamati penerapan strategi marketing
komunikasi politik pasangan Wahidin Halim - Andika Hazrumy.
3) Dokumentasi, yaitu kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah
dan sebagainya.
13
b. Tehnik Pengolahan Data
Setelah data dan informasi terkumpul, selanjutnya data-data
tersebut akan diolah. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid,
pemeriksaan data juga diperlukan agar keabsahan data dapat
meningkatkan derajat kepercayaan dalam penelitian kualitatif. Dalam
keabsahan data ada lima tekhnik pemeriksaan data, yaitu: pertama,
tekhnik triangulasi antar sumber data, antar tekhnik pengumpulan data
dan antar pengumpul data. Kedua, pengecekan kebenaran informasi
yang tertulis dalam naskah rencana laporan penelitian kepada para
informan (member check). Ketiga, akan mendiskusikan dengan teman
sejawat. Keempat, analisis kasus negatif, yakni kasus yang tidak sesuai
dengan hasil penelitian yang sudah ada hingga waktu tertentu. Kelima,
perpanjangan waktu penelitian.17
Triangulasi adalah tekhnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan
terhadap itu.18
c. Tehnik Analisis Data
Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis analisis
dan dari hasil analisis yang dirasa kurang tepat, peneliti kritisi lebih
lanjut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yang
melaporkan data dengan menerangkan, memberikan gambaran, dan
17
Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010), h.67-68. 18
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h.178
14
mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul apa
adanya, untuk kemudian disimpulkan.
E. Pedoman Penulisan
Adapun pedoman penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang
diterbitkan menurut Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor
507 tahun 2017.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan
dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan
penelitian ini. Maka dalam tinjauan pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-
hasil penelitian terdahulu.
Inco Hary Perdana, dalam tesisnya menjelaskan bagaimana strategi
political marketing Partai Nasdem sebagai partai politik baru agar dapat
memenangkan pemilu 2014 dan bagaimana membahas peran kepemilikan
media dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam penelitian yang menggunakan
kerangka konsep political marketing Lees-Marshment (2011) dan strategi
kampanye partai politik dari Nursal (2014), disimpulkan bahwa partai Nasdem
merupakan sales oriented party dan banyak menggunakan pull political
marketing dalam menyampaikan pesan politik mereka. Melihat fakta bahwa di
Negara Indonesia partai politik masih sangat lekat dengan figur ketokohan
untuk dapat mengerek elektabilitas partai, juga dibahas tentang fenomena
15
partai Demokrat dengan bagaimana ketokohan SBY dapat memenangkan
pemilu 2009 untuk bisa mengelaborasi strategi partai politik partai Nasdem.19
Ari As‟ari, melakukan penelitian untuk tesisnya mengenai
keberhasilan DPC partai Hanura Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.
Partai politik yang tergolong baru ini meraih suara yang cukup signifikan pada
pemilu 2009 di wilayah Kabupaten Ketapang yang notabenenya adalah basis
suara Partai Golkar. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang
dilakukan Partai Hanura Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat adalah
dengan cara door to door (dari pintu ke pintu) menyapa langsung calon
pemilih, melakukan dialog dengan masyarakat dan menempatkan caleg yang
sesuai dengan minat dan harapan masyarakat.20
Muhammad Rosit, dalam tesisnya mengenai strategi komunikasi
politik dalam pilkada (studi kasus pemenangan pasangan kandidat Ratu Atut
dan Rano Karno pada pilkada 2011), mendapatkan poin utama dari hasil
analisa penelitian yakni peran tim sukses pemenangan pasangan ini sangat
efektif dalam mendulang suara pemilih masyarakat Banten. Mengaktifkan tim
relawan (RBB dan SAHABAT) dan menjadikan hasil survey sebagai dasar
strategi komunikasi politik. Tingkat popularitas pasangan calon Ratu Atut
Chosiyah dan Rano Karno yang tinggi dibanding pasangan calon lainnya serta
tim sukses yang „dirawat‟ dengan baik juga menjadi mesin penentu
19
Inco Hary Perdana, Political Marketing Partai Politik Baru Menuju Pemilu 2014(Studi
kasus: Strategi Pemenangan Partai Nasdem). Tesis program pascasarjana Managemen
Komunikasi Politik, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 2012. 20
Badrul Munir, Strategi Marketing Mix dalam Kampanye Pemenangan Pemilihan Kepala
Daerah (Studi Deskriptif pada Tim Pemenangan Haryadi Suyuti-Imam Priyono dalam Pemilukada
Kota Yogyakarta Tahun 2011). Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Jurusan Ilmu Komunikasi, 2012.
16
kemenangan yang terus melakukan manuver di tataran akar rumput hingga
melakukan pemantapan kemenangan.21
Persamaan penelitiannya adalah hasil perolehan suara yang diharapkan
dari konstituen, perbedaannya penelitian ini adalah serangkaian aktifitas dari
praktik politik baik yang dilakukan oleh partai atau tim pemenangan pasangan
calon.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman
tentang penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bagian
yang terdiri dari bab per bab, yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama tentang pendahuluan. Dalam bab ini memuat tentang
latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, pedoman penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab kedua, dalam bab ini membahas mengenai pengertian dari
strategi, penjelasan tentang strategi komunikasi politik,
manajemen strategis, teori persuasif, pengertian dan definisi
21
Citra Ari Nugroho, Kegiatan Political Marketing Seno Samudra Dalam Menyongsong
Pilkada Boyolali 2010 (Skripsi Universitas Sebelas Maret, Jurusan Ilmu Komunikasi, 2010)
17
kampanye politik, model kampanye, dan varian strategi
kampanye politik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori penilaian sosial (social judgment theory).
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum Tim Pemenangan
Pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy, profil pasangan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy, visi misi dan program
pasangan calon.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Bab keempat, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan
semua data mengenai strategi marketing komunikasi politik
pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy pada pilkada provinsi
Banten 2017 yang telah di dapat, dikumpulkan, diolah, dan
dianalisis menggunakan teori yang telah dijabarkan pada bab dua.
BAB V PENUTUP
Bab kelima, sebagai penutup yang terdiri atas kesimpulan, saran
saran, dan rekomendasi untuk penelitian yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory)
Berkaitan dengan marketing politik dan kampanye sebagai bagian yang
inheren didalamnya, terdapat unsur pertimbangan terhadap proses tersebut,
pola penerapan marketing politik dan isi dari kampanye menjadi bahan
penilaian masyarakat, maka proses penyampaian pesan politik memunculkan
sebuah penilaian sosial, yang dalam konteks komunikasi dikenal dengan
sebutan teori penilaian sosial (social judgment theory).
Penemu teori penilaian sosial (social judgment theory), Muzafer Sherif
yang merupakan seorang psikolog dari Oklahoma University AS, menjelaskan
teorinya sebagai berikut:22
1. Manusia tidak akan menerima suatu pesan secara mutlak sebelum
melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini diyakini.
2. Perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu tertentu
merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terdiri dalam
diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi.
3. Proses mempertimbangkan isu atau objek sosial tersebut berpatokan
pada kerangkan tujuan yang dimiliki seseorang.
Dalam teori penilaian sosial ini terdapat tiga zona sikap individu dalam
melakukan interaksi sosial yaitu penerimaan, penolakan dan non komitmen.
Konsep ini diawali ketika seseorang mendengar ataupun merespon suatu
22
M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement
Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956), h. 218
19
pesan maka seseorang akan cenderung untuk memberikan penilaian
berdasarkan atas pengalaman yang telah dimiliki untuk menseleksi dan
mempertimbangkan setiap informasi yang diterima. Sherif berpendapat bahwa
dalam menilai pesan-pesan komunikasi terdapat proses-proses yang sama
dalam beroperasi. Dalam persepsi sosial, acuan-acuan ini bersifat internal dan
didasarkan pada pengalaman masa lalu.23
Gambar 2.124
Konsep Teori Penilaian Sosial
Keterlibatan ego menurut Sheriff merupakan hal yang krusial terhadap
suatu isu atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Oleh karena itu,
keterlibatan diri merupakan variabel kunci dalam penentuan rentang
penerimaan dan juga rentang penolakan dalam diri seseorang. Hal ini
merupakan tingkatan sejauh mana sikap seseorang terhadap sesuatu yang
23
Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h.
218 24
Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h.
220
Penyerapan
berbagai
aspek dari
suatu isu
EGO-INVOLVEMENT
LATITUDE OF
ACCEPTANCE
LATITUDE OF
NONCOMMITM
ENT
LATITUDE
OF
REJECTION
ASSIMILATION
CONTRAST EFFECT
20
mempengaruhi konsep diri atau tingkat penting yang diberikan pada masalah
tersebut. Ego-Involvement adalah derajat arti penting suatu isu bagi
seseorang. Semakin berarti suatu isu bagi seseorang, semakin kecil
kemungkinan orang berpengaruh.25
Menurut Muzafer Sherif ada 3 rujukan yang digunakan dalam
merespon suatu stimulus yang dihadapi:26
1. Latitude of acceptance yang terdiri dari pendapat yang masih dapat
diterima dan ditoleransi. Proses pertimbangan di atas menurut Sherif &
Hovland berlaku baik untuk pertimbangan fisik (misalnya; berat)
maupun pengukuran sikap. Walaupun demikian ada dua perbedaan
antara pertimbangan terhadap situasi fisik yang bersifat obyektif
dengan sikap. Dalam sikap, individu sudah membawa klasifikasinya
sendiri dalam menilai suatu obyek dan ini mempengaruhi penerimaan
atau penolakan individu terhadap obyek tersebut. Kedua, pertimbangan
sosial (sikap) berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain,
padahal dalam pertimbangan fisik tidak terdapat variasi yang terlalu
besar. Perbedaan-perbedaan atau variasi antara individu ini mendorong
timbulnya konsep-konsep tentang garis-garis lintang (latitude), Garis
lintang penerimaan (latitude of acceptance) adalah rangkaian posisi
sikap diterima atau ditolerir oleh individu. Garis lintang penolakan
(latitude of rejection) adalah rangkaian posisi sikap yang tidak dapat
diterima oleh individu. Garis lintang ketidakterlibatan (latitude of
25
Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h.
218 26
Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) h.
218
21
noncommitment) adalah posisi-posisi yang tidak termasuk dalam dua
garis lintang yang pertama. Jadi individu tidak menerima, tetapi juga
tidak menolak, acuh tak acuh. Interaksi antara garis-garis lintang inilah
yang akan menentukan sikap individu terhadap pernyataan-pernyataan
tertentu dalam situasi tertentu. Kalau pernyataan itu jatuh pada garis
lintang penerimaan, maka individu akan setuju dengan pernyataan itu.
Jika pernyataan itu jatuh ke garis lintang penolakan, individu tersebut
akan tidak menyetujuinya.
2. Latitude of rejection yang mencakup gagasan yang ditolak karena
tidak rasional. Jika seseorang individu melibatkan dirinya sendiri
dalam situasi yang dinilainya sendiri, maka ia akan menjadikan dirinya
sendiri sebagai patokan. Hanya hal-hal yang dekat dengan posisinya
mau diterimanya. Makin terlibat individu itu, maka ambang
penerimaannya makin tinggi dan makin sedikit hal-hal yang mau
diterimanya. Asimilasi jadi makin kurang. Sebaliknya, ambang
penolakan makin rendah, sehingga makin banyak hal-hal yang tidak
bisa diterimanya. Hal ini makin terasa jika individu diperbolehkan
menggunakan patokan-patokannya sendiri seberapa banyak pun dia
anggap perlu.
3. Latitude of noncommitment yang terdiri dari pendapat atau pesan
persuasif yang tidak kita tolak dan tidak kita terima komunikasi,
menurut Sherif & Hovland, bisa mendekatkan sikap individu dengan
sikap-sikap orang lain, tetapi bisa juga malah makin menjauhkannya.
Hal ini tergantung dari posisi awal individu tersebut terhadap posisi
22
individu-individu lain. Jika posisi awal mereka saling berdekatan,
komunikasi akan lebih memperjelas persamaan-persamaan antara
mereka dan dekatnya posisi mereka sehinga terjadilah pendekatan-
pendekatan. Tetapi sebaliknya, jika posisi awal sudah saling berjauhan,
maka komunikasi malah akan mempertegas perbedaan dan posisi
mereka akan saling menjauh. Dengan perkataan lain, jika seseorang
terlibat dalam situasi isu, maka posisinya sendiri akan dijadikannya
patokan. Terhadap sikap-sikap yang tidak jauh dari posisinya sendiri ia
akan menilai; cukup beralasan, dapat dimengerti dan sebagainya. Dan
suatu komunikasi dapat menggeser posisinya mendekati posisi-posisi
lain tersebut. Sebaliknya, posisi-posisi yang jauh akan dinilai tidak
beralasan, kurang wajar dan sebagainya, sehingga jika dalam hal ini
tetap dilakukan komunikasi, maka akan terjadi efek bumerang dari
komunikasi itu, yaitu posisi-posisi dari sikap-sikap itu malah akan
makin menjauh.
Jadi teori ini menjelaskan tentang bagaimana individu menilai pesan-
pesan yang mereka terima, lalu dari pesan yang mereka terima, mereka juga
bisa memprediksi bahwa seseorang menerima atau menolak terhadap pesan-
pesan yang masuk. Selain itu juga teori ini juga melahirkan hipotesis-
hipotesis baru dan memperluas rentangan pengetahuan seseorang, termasuk
kita ketika sedang menerima pesan-pesan, dan juga memiliki kekuatan
terorganisir melalui pengorganisasian pengetahuan yang ada di dalam otak
seseorang mengenai sesuatu. Tingkat kredibilitas seorang persuader sangat
ditentukan oleh penilaian sosial. Oleh sebab itu, cara menjadi persuader yang
23
baik adalah dengan selalu berorientasi pada prilaku setiap individu dan cara
mereka membentuk keputusan yang telah diterima, ditolak atau memilih tidak
terlibatan pada keduanya.27
B. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata bahasa Yunani “strategos” dan mengarah
kepada keseluruhan peran komando umum militer. Akan tetapi dalam hal
bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan
organisasi dan bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.28
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.29
Adapun menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas
dalam naskah workshop berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa arti strategi
adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana
merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.30
Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya yang berjudul
“Dinamika Komunikasi”, strategi merupakan perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.31
Pada buku yang
ditulis oleh Rosady Ruslan yang berjudul “Kiat dan Strategi Kampanye Public
Relations”, menjelaskan bahwa strategi itu pada hakikatnya adalah suatu
27
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 83 28
Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul
Hasfi(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 153 29
Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1092 30
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi
danAplikasi (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 123 31
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992),
h. 29
24
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya.32
Bennet menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih
organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.33
1. Manajemen Strategis
Manajeman strategis merupakan sebagai seni dan ilmu untuk
memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan
lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
Proses manajeman strategis dapat dilakukan dengan cara memilih
beberapa alternatif keputusan dan tindakan yang diambil di tingkat
manajeman bisnis dengan melakukan konsultasi seluruh level manajemen
untuk melakukan aktivitas panjang dari organisasi. Untuk mencapai
keberhasilan dari proses manajemen strategis organisasi dapat dilakukan
melalui perencanaan strategis dengan melaksanakan penyusunan dan
pengembangan strategi. Beberapa pendekatan dan teknik analisa strategis
dapat digunakan untuk menyusun dan mengembangkan perencanaan
strategi dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi dalam suatu
proses manajemen strategi. Dinamika perubahan lingkungan organisasi
akan membawa dampak yang merugikan maupun yang menguntungkan,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang berpengaruh pada
kelangsungan hidup organisasi. Dengan demikian, proses manajemen
strategis diharapkan dapat membantu organisasi dalam menghadapi
dampak dari dinamika perubahan lingkungan.
32
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007) h. 37 33
Sandra Oliver, Strategi Public Relations (London: KOGAN PAGE LTD, 2001) h.
2.Penerjemah Sigit Purwanto, S.S.
25
Sebuah organisasi atau partai politik harus pandai berinovasi.
Inovasi ini untuk menghadapi kondisi perubahan lingkungan eksternal
yang tidak selalu stabil. Oleh karena itu, organisasi dan partai politik
dengan selalu berinovasi akan selalu eksis di setiap perubahan zaman.
Berbagai macam tantangan maupun ancaman yang selalu ada, misalnya
munculnya partai-partai baru yang menuntut untuk melakukan inovasi dari
partai-partai yang ikut kontestasi. Begitu juga seorang kandidat harus
pandai berinovasi dalam menghadapi lingkungan dan perilaku pemilih
yang semakin menampakkan sikap rasionalitas dalam menentukan hak
suaranya. Bukti nyata bahwa seorang kandidat mampu berinovasi adalah
ia bisa menyesuaikan di mana dan kapanpun berada, dan yang terpenting
ialah masyarakat masih yakin dan percaya terhadapnya dengan wujud
terpilih dalam kontestasi di pilkada.
Dalam manajemen strategis terdapat bagian-bagian yang penting
diketahui, karena ini menjadi modal dasar untuk mengimplementasikan
strategi manajemen yang efektif sesuai dengan kondisi dan kontekstual.
Model dasar manajemen strategi terdiri dari empat elemen, yaitu:34
1. Mengamati lingkungan. Merupakan mengawasi, mengevaluasi, dan
menyebarkan informasi dari lingkungan eksternal maupun internal
untuk keserasian orang dengan perusahaan. Maksudnya yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor strategis dari elemen eksternal
maupun internal yang akan menentukan masa depan organisasi.
34
Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 2003) h.10-18
26
2. Formulasi strategi. Mengembangkan rencana jangka panjang untuk
efektifitas manajemen dalam menghadapi peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan perusahaan/organisasi.
3. Implementasi Strategi. Sebuah proses di mana strategi dan
kebijakan diletakkan ke dalam pelaksanaan melalui pengembangan
program, alokasi dan prosedur. Proses ini mencakup ke dalam
budaya, struktur, dan sistem manajeman organisasi. Kecuali adanya
perubahan yang besar, maka dibutuhkan implementasi strategi yang
dilakukan oleh manajer pada kelas bawah dan menengah dengan
tinjauan manajer utama.
4. Evaluasi dan pengawasan. Sebuah proses di mana hasil aktivitas
dan penampilan perusahaan/organisasi diawasi sehingga hasil
pencapaian saat ini dapat dibandingkan dengan target pencapaian.
Manajer dalam semua level akan menggunakan hasil informasi
untuk mengoreksi dan menyelesaikan masalah. Meskipun evaluasi
dan kontrol merupakan elemen terakhir dari manajemen strategis.
C. Marketing Politik
1. Pengertian Marketing Politik
Metode dan pendekatan marketing dalam praktik politik saat ini
dapat dirasakan sebagai sebuah keniscayaan, seiring dengan makin
27
tingginya persaingan di ranah politik. Ilmu marketing memegang peranan
penting dalam aktivitas yang dilakukan institusi-institusi politik.35
Pemasaran politik menurut Adman Nursal adalah serangkaian
aktivitas terencana, strategis tetapi juga taktis, berdimensi jangka panjang
dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada pemilih.36
Demikian pula Neuman dan Perloff menjelaskan tentang penerapan
prinsip dan cara marketing di dalam kampanye politik oleh berbagai
individu dan organisasi. Cara kerja itu sendiri meliputi analisis,
perkembangan, pengeksekusian, perencanaan, strategi kampanye yang
dilakukan oleh para kandidat, partai-partai politik, pemerintah, para
penglobi dan kelompok kepentingan yang mencoba mengendalikan opini
publik, mengembangkan ideologi mereka, memenangkan pemilihan dalam
pemungutan suara umum sebagai jawaban untuk keinginan dan keperluan
dan kelompok orang-orang tertentu dalam masyarakat.37
Definisi di atas jelas menerangkan bahwa yang menjadi sorotan
utama dari marketing politik adalah penggunaan pendekatan dan metode
untuk membantu politikus atau para aktor politik (individual maupun
partai) agar lebih efisien dan efektif di masa kampanye. Semakin serunya
persaingan antar kandidat pilkada dengan satu dengan yang lainnya
membuat kreatif pula cara tim sukses untuk mendapat perhatian
masyarakat.
35
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 41
36
Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2004) h.28 37
Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan (Jogjakarta:Jala
Sutra,2009)h.209
28
Kampanye tidak lepas bagaimana strategi disusun untuk
mengetahui situasi dan lapangan di mana audiens politiknya. Strategi
kampanye merupakan prinsip yang dikembangkan dalam mencapai tujuan-
tujuan. Ada beberapa prinsip dalam memperoleh perhatian dalam
mengembangkan strategi kampanye di antaranya:38
a. Positioning
Positioning diartikan sebagai semua aktivitas untuk menanamkan
kesan di benak para konsumen agara mereka bisa membedakan produk
dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Dalam
Positioning, atribut produk dan jasa yang dihasilkan akan direkam
dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif konsumen.
Dengan demikian konsumen dapat membedakan mana produk jasa-
jasa lainnya.
b. Branding
Branding dalam pemahaman politik lebih merupakan upaya strategis
mengenai produk politik yang terdapat simbol dan nilai-nilai sosial
yang teradopsi dan kemudian dikehendaki untuk diyakini oleh
masyarakat. Phillip Kotler misalnya menyarankan identifikasi
tingkatan makna yang selayaknya dapat diusung oleh merek, yaitu:
1) Atribute, merek selayaknya mengusung keunggulan, keistimewaan,
kualitas, dan kekuatan.
2) Benefit, keistimewaan, keunggulan dan kekuatan tersebut harus
diterjemahkan ke dalam keuntungan emosional dan fungsional.
38
Gun Gun Heryanto dkk, Komunikasi Politik, (Bogor: Galia Indonesia, 2013), hal.34-35
29
3) Values, merek selayaknya juga dapat mengatakan sesuatu
mengenai nilai-nilai atau lebih tepatnya adalah kelebihan-kelebihan
yang dimilki produsen tentang produknya.
4) Culture, merek selayaknya juga mempresentasikan budaya
tertentu.
5) Personality, merek seharusnya juga dapat memproyeksikan
kepribadian tertentu.
6) User, merek sebaiknya juga mampu menyuguhkan kenyataan-
kenyataan mengenai siapa sebenarnya konsumen.
c. Segmenting
Keberagaman sosial masyarakat harus dipetakan sedemikian
rapih dalam membangun tetap tidaknya strategi kampanye politik.
Segementasi penting dilakukan mengingat institusi politik diharapkan
dapat selalu hadir dalam berbagai karakteristik pemilih. Hadir tidaknya
suatu institusi politik selalu diartikan sebagai keberadaaan fisiknya di
tengah-tengah pemilih misalnya melaui kunjungan ke daerah-daerah
terpencil.
2. Marketing Politik dalam Komunikasi Politik
Perkembangan partisipasi politik di Indonesia dewasa ini telah
mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dunia politik yang awalnya
hanya dimonopoli para elite politik telah bergeser menjadi konsumsi
publik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi politik
masyarakat, media, dan LSM. Bahkan partisipasi masyarakat terhadap
politik tidak hanya direfleksikan dengan mengutarakan hak pilihnya dalam
30
pemilu, tetapi dalam semua usaha untuk mempengaruhi kebijakan
publik.39
Tidak hanya partisipasi politik masyarakat saja yang berubah
namun iklim politik di Indonesia pun sudah mulai terjadi perubahan. Kini
dengan semakin banyak persaingan terbuka dan transparan, kontestan
membutuhkan metode jitu yang dapat memfasilitasi mereka dalam
memasarkan gagasan politik, isu politik, ideologi partai, karakteristik
pemimpin partai, dan program kerja kepada masyarakat. Sehingga
marketing politik menjadi penting bagi kontestan dalam upaya
memenangkan persaingan politik.
Mengingat heterogenitas penduduk dan meningkatnya kualitas
pendidikan di Indonesia menjadi tantangan bagi marketing politik dalam
menerapkan strategi sehingga diterima oleh masyarakat. Marketing politik
harus menerapkan strategi yang berbeda untuk setiap segmen masyarakat
yang berbeda.
Tidak hanya itu saja, seiring dengan perkembangan masyarakat
kini menjadi pragmatis dalam menyingkapi hal-hal yang berlangsung di
dunia politik. Artinya, masyarakat lebih tertarik kepada apa saja yang bisa
diperbuat kandidat dalam upaya memecahkan masalah yang mereka alami.
Janji politik saja tidak cukup, masyarakat sekarang lebih menuntut
realisasi dari janji-janji yang diutarakan.
Kebutuhan komunikasi politik dalam marketing politik terlihat
jelas dalam menjawab tantangan di atas.Marketing politik memang
39
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 41
31
menyediakan perangkat teknik dan metode marketing dalam dunia politik,
namun keandalan komunikator politik dalam meyakinkan bahwa orang
yang diwakilinya merupakan pemimpin yang efektif merupakan kunci
keberhasilan. Seorang ahli kampanye harus memiliki kemampuan
merasakan denyut masyarakat sehingga dapat merespon opini publik
dengan baik.
D. Konseptualisasi Kampanye Politik
1. Pengertian Kampanye
Pada prinsipnya kampanye merupakan suatu proses kegiatan
komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan
bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.
Kotler dan Roberto seperti yang dikutip dalam Hafied Cangara
menjelaskan bahwa “Campaign is an organized effort conducted by one
group (the change agent) which intends to persuade others (the target
adopter), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices
and behavioral”. Pendapat ini mengungkapkan bahwa kampanye adalah
sebuah upaya yang diorganisasi oleh suatu kelompok (agen perubahan)
yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima,
memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.40
Sejalan dengan pendapat di atas, Pfau dan Parrot yang dikutip dalam
Gun Gun Heryanto memiliki rumusan tentang kampanye yaitu, kampanye
adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan
40
Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta; RajaGrafindo,
2009), h. 229
32
berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan
tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.41
Bertolak dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
aktivitas kampanye meliputi (1) tindakan kampanye yang harus melalui
serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi, (2) mencakup jumlah
khalayak dansasaran yang besar, (3) biasanya dipusatkan pada kurun
waktu tertentu, dan (4) kampanye ditujukan untuk menciptakan efek
tertentu.
2. Pengertian dan Definisi Kampanye Politik
Sebagai bagian dari proses demokrasi di Indonesia, kampanye
politik saat ini dapat dirasakan sebagai sebuah keniscayaan, seiring dengan
makin tingginya persaingan di ranah politik. Kampanye merupakan bagian
dari ilmu komunikasi politik atau sering di sebut public relation politik
dan memegang peranan penting dalam aktivitas yang dilakukan oleh para
pelaku politik. Namun, kampanye dalam penerapannya di dunia politik
tentu mengalami sebuah redefinisi, dengan maksud bahwa apabila
diterapkan dalam dunia politik sehingga dikenal dengan kampanye politik.
Politik, sebagai seni kemungkinan-kemungkinan, selalu
menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur pokok di dalamnya.
Kendati komunikasi bukanlah panacea (obat mujarab) untuk semua
penyakit, nyaris mustahil proses-proses politik bisa maksimal tanpa peran
komunikasi di setiap tahapannya.42
41
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 33 42
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 4
33
Orang sering mempersamakan kampanye dengan propaganda. Hal
ini tidak sepenuhnya salah karena keduanya memang merupakan wujud
tindakan komunikasi yang terencana dan sama-sama ditujukan untuk
mempengaruhi khalayak. Kampanye dan propaganda juga sama-sama
menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menyampaikan gagasan-
gagasan mereka. Jadi pada kenyataannya memang ada beberapa kemiripan
diantara kedua konsep tersebut. Bedanya, istilah propaganda telah dikenal
lebih dulu dan memiliki konotasi yang negatif, sementara istilah kampanye
baru memasyarakat pada tujuh puluh tahun terakhir serta memiliki citra
positif dan akademis.43
Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal
sejak 1940-an campaign is generally exemply persuasion in action
(kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak
untuk membujuk), dan telah banyak dikemukakan beberapa ilmuwan, ahli
dan praktisi komunikasi.44
Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu”.45
Menurut Rajasundaram, a campaign is a coordinated use of
different methods of communication aimed at focusing attention on
a particular problem and its solution over a periode of time. Suatu
kampanye merupakan koordinasi dari berbagai perbedaan metode
komunikasi yang memfokuskan perhatian pada permasalahan
43
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 5 44
Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations (Jakarta: Rajawali Press, 2007)h. 23 45
Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia
Indonesia,2012) h. 83
34
tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu
tertentu.46
Sementara itu, menurut Pfau dan Parrot, a campaign is conscious
sustained and incremental process designed to be implemented
over a specified period of time for purpose of influencing a
specified audience.Kampanye adalah suatu proses yang dirancang
secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada
rentang waktu dengan tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang
telah ditetapkan.47
Adanya metode dan konsep kampanye yang diterapkan dalam
dunia politik, terasa ada gairah tersendiri dalam pemahaman dan praktik
politik saat ini. Politik menjadi lebih dekat dengan masyarakat, menjadi
wacana yang sering didiskusikan, dibincangkan, didebatkan, bahkan
dihadirkan dengan berbagai pendekatan ke masyarakat dan lebih disukai
oleh kalangan manapun.
Selain definisi kampanye, kita perlu mengetahui definisi politik
sebab kampanye politik secara mendasar ditopang oleh bidang ilmu
politik. Deliar Noer mendefinisikan politik sebagaimana yang dikutip Gun
Gun Heryanto, bahwa politik merupakan aktifitas atau sikap yang
berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi
dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan
masyarakat.48
Dengan demikian, kampanye adalah tindakan komunikasi yang
terorganisir yang diarahkan khalayak tertentu, dan pada periode waktu
tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Menurut Charles U. Larson seperti
46
Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations (Jakarta: Rajawali Press, 2007) h. 23-25 47
Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012) h. 83 48
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT. Lasswell
Visitama, 2010) h.5
35
yang dikutip dalam buku Gun-Gun Heryanto membagi tiga jenis
kampanye sebagai berikut:49
a. Product-oriented campaigns. Kampanye yang berorientasi pada
produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Motivasinya adalah
memperoleh keuntungan finansial.
b. Candidat-oriented campaigns. Kampanye yang berorientasi pada
kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh
kekuasaan politik. Jenis ini sering juga disebut political campaigns.
c. Ideologically campaigns. Jenis kampanye yang berorientasi pada
tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi
perubahan sosial. Disebut sebagai social change campaigns.
3. Varian Strategi Kampanye Politik
Untuk mencapai tujuan-tujuan politik yang ditargetkan setiap partai
politik, institusi politik, bahkan target lakon politik perseorangan tentu
tidak hanya membutuhkan konsep dan metode pada tataran teoritis yang
mendukung misi tersebut. Dibutuhkan juga berbagai konsep dan metode
terapan atau varian strategi pada tataran praktik yang sesuai dengan
perkembangan dan mobilitas persaingan di ranah politik.
Dalam hal ini, munculnya kampanye politik dengan varian baru
dalam ranah politik, juga menyodorkan bermacam strategi yang mampu
membantu dan mendongkrak popularitas serta kemajuan kontestan politik
untuk mencapai tujuan-tujuan politik yang diinginkan.
49
Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012) h. 83-84
36
Segelontor program kerja dan janji-janji manis partai politik yang
digulirkan lewat media massa sejatinya untuk melihat dan mengetahui
respons atau feedback dari masyarakat, berbagai polesan dan konstruksi
image pun mempesona lewat media. Jor-joran kampanye dalam polesan
citra ini yang menjadi warna tersendiri, sebab masing-masing partai ikut
andil dalam memoles citra kandidat dan program mereka.
Secara umum, peneliti mengelompokkan strategi kampanye politik
menjadi dua varian, yaitu: strategi kampanye politik melalui media dan
kampanye politik non media.
a. Strategi Kampanye Politik Melalui Media
Strategi marketing politik media adalah strategi marketing
politik yang diaplikasikan melalui media. Artinya media sebagai
saluran strategi kampanye politik. Tak dimungkiri lagi bahwa media
merupakan mediator politik yang sangat efektif untuk
mengkomunikasikan berbagai gagasan-gagasan maupun kritik-kritik
diantara pelaku politik.50
Secara umum Schramm mengartikan saluran (kampanye)
sebagai “perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai
kepada penerima. Sementara Klingeman dan Rommele secara lebih
spesifik mengartikan saluran kampanye sebagai segala bentuk media
yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.
Bentuknya berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan,
50
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 56
37
telepon, internet, radio atau bahkan televise. Para ahli kampanye
umumnya tidak tertarik melakukan debat konseptual tentang
perbedaan saluran dengan media. Mereka hanya berpendapat bahwa
media adalah bagian dari saluran.51
Dalam kampanye politik, media masaa cenderung ditempatkan
sebagai saluran komunikasi utama karena hanya lewat media inilah
khalayak dalam jumlah besar dapat diraih. Terkait dengan kemampuan
media massa dalam memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku
khalayak, Klapper membedakan enam jenis perubahan yang mungkin
terjadi akibat penggunaan media massa yakni: (a). Menyebabkan
perubahan yang diinginkan, (b). Menyebabkan perubahan yang tidak
diinginkan, (c). Menyebabkan perubahan kecil, (d). Memperlancar
perubahan, (e). Memperkuat apa yang ada, dan (f). Mencegah
perubahan.52
Ada dua kecenderungan penyelenggaraan kampanye dalam
memanfaatkan media:53
1) Kelompok pertama adalah mereka yang menerapkan strategi
kampanye satu arah (uni-directional campaign). Dalam hal ini,
tindakan memengaruhi khalayak dilakukan secara tidak
langsung. Di sini, pelaku sepenuhnya mengendalikan media
massa. Strategi ini disebut media oriented campaign.
51
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 84. 52
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010)h. 84-85. 53
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 56
38
2) Kelompok kedua menerapkan kampanye yang bersifat dua arah
(bi-directional campaign). Dalam konteks ini, penyelenggara
kampanye menyadari keterbatasan media massa dalam
memengaruhi khalayak sasaran. Karena itu, pemanfaatan
saluran komunikasi kelompok dan antar pribadi sangat
dipentingkan untuk mengoptimalkan pesan-pesan yang
disampaikan lewat media massa. Strategi ini disebut juga
audience oriented campaign.
Terlepas dari kelebihan dan keterbatasan media massa dalam
memengaruhi khalayak, menurut Rogers, peran media massa dalam
kampanye tetap penting. Alasannya, lanjut Rogers, karena sasaran
kampanye adalah orang banyak, publik dan masyarakat, dan untuk
mencapai mereka maka kampanye lebih menggantungkan diri pada
media massa sebagai saluran utamanya.54
Aplikasi strategi marketing politik melalui media dapat
dikategorikan dalam tiga bentuk saluran media, yaitu melalui media
lini atas (aboveline media), media lini bawah (belowline media),
media baru (New Media).Pada tahun PEMILU 2009 di Indonesia,
praktik marketing politik dapat kita amati dalam proses kampanye
politik melalui saluran media tersebut.55
54
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 85. 55
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: LembagaPenelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 56
39
Jenis saluran media mempunyai karakteristik tersendiri.
Aboveline media (surat kabar, TV, radio, film, dan majalah memiliki
karakteristik: penyebaran informasi yang sama dapat disebarkan
bersifat serempak, khalayak penerima pesan cenderung akronim, dan
mampu menjangkau khalayak secara luas. Sedangkan karakteristik
belowline media (poster, leafet, folder, spanduk, baligho, point of
purchase, bus stop, flyers, dsb), yaitu komunikan yang dijangkau
tertentu, baik dalam jumlah maupun wilayah sasaran, mampu
menjangkau khalayak yang dijangkau media lini atas, dan cenderung
tidak serempak. Sedangkan new media dalam hal ini internet (direct
email, blog, e-PR, website, dsb), hanya mampu menjangkau khalayak
yang memiliki ketersediaan sarana internet dan khalayak yang melek
teknologi tersebut, media unggul dalam kecepatan penyebaran
informasi dan pengembangan wacana publik.56
Memasuki abad 21, para ahli komunikasi umumnya meyakini
bahwa khalayak adalah kumpulan individu yang aktif. Mereka
senantiasa mengolah berbagai pesan yang mereka terima dari media
massa tertentu dan akan menafsirkan pesan tersebut dengan caranya
masing-masing (secara individual). Dengan demikian khalayak yang
berbeda akan „membaca‟ media secara berbeda pula bergantung pada
56
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT. Lasswell
Visitama, 2010) h. 18.
40
latar belakang mereka, pengalaman, jenis media, usia, minat dan
berbagai faktor lainnya yang mencirikan individualitas khalayak.57
Banyak sekali penelitian yang berusaha menjelaskan bagaimana
orang menggunakan media massa yang berbeda-beda. Pola
penggunaaan media yang beragam ini mengacu pada subjek
permasalahan dan afiliasi demografis khalayak.Dalam penelitian yang
dilakukannya, Roper (Shimp & Delozier,) membuktikan bahwa orang
lebih senang menggunakan TV daripada radio untuk mendapatkan
informasi yang umum.58
Tentu saja untuk mengefektifkan kampanye politik di media
massa juga sangat perlu memerhatikan beberapa prinsip-prinsip umum
yang diturunkan dari riset mengenai pengaruh komunikator dalam
keberhasilan usaha persuasif.59
Kampanye politik lewat media lini bawah (belowline media)
hampir digunakan oleh semua partai politik karena cost yang
dikeluarkan tak sebesar anggaran belanja iklan di TV, radio, dan
koran. Selain murah, media lini bawah lebih bersifat personal
sehingga proses propaganda dan persuasif dari partai politik langsung
mengenai sasaran individu. Media yang digunakan sebagai sarana
penyalur pesan, diantaranya papan reklame, brosur, baligho, spanduk,
bulletin, poster, dan leaflet.
57
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 86. 58
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010)h. 86. 59
Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012) h. 114
41
b. Strategi Kampanye Politik Non Media
Beberapa bentuk saluran komunikasi politik dalam pembahasan
ini, sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk pemasaran produk-produk
politik. Dalam hal ini, saluran komunikasi tersebut disajikan sarana
atau unsur yang memungkinkan pesan-pesan politik dapat sampai
kepada masyarakat. Almond dan Powell mengemukakan beberapa
struktur komunikasi yang juga dimaksudkan sebagai saluran
komunikasi politik, yaitu:60
1) Face to Face Informal
Struktur wawanmuka informal (face to face informal),
merupakan saluran yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan
politik. Seterusnya, seperti yang ditemukan pada sistem organisasi
manapun, ternyata disamping struktur yang formal dari suatu
organisasi atau sistem, senantiasa terdapat pula struktur informal
yang “membayangi”-nya. Saluran ini bersifat bebas, dalam arti
tidak terikat oleh struktur formal. Namun, tidak semua orang dapat
akses ke saluran ini dalam kadar yang sama.
2) Struktur Sosial Tradisional
Struktur sosial tradisional seperti diketahui juga merupakan
saluran komunikasi yang memiliki keampuhan-keampuhan
tersendiri, karena pada masyarakat yang bersangkutan memang
arus komunikasi ditentukan oleh posisi sosial pihak yang
berkomunikasi (khalayak maupun sumber). Artinya, pada lapis
60
Zulkarimein Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1990), h. 57-60.
42
yang mana yang bersangkutan berkedudukan dan (tentunya akan
menentukan pula akses di susunan sosial masyarakat tersebut.
Dalam masyarakat tradisional, susunan struktur sosial yang
ada menentukan siapa yang layak berkomunikasi dengan siapa,
tentang masalah apa, dan dengan cara apa. Dengan kata lain,
struktur sosial tradisional pada hakikatnya mempunyai aturan-
aturan yang menentukan, baik pola maupun arus komunikasi yang
berlangsung dalam masyarakat tersebut. dapat disimpulkan bahwa
dalam masyarakat tradisional terdapat suatu struktur sosial yang
sekaligus berfungsi sebagai saluran komunikasi tempat lewatnya
informasi atau pesan-pesan, dari dan ke pihak-pihak yang telah
ditentukan menurut ketentuan hierarki struktur sosial itu sendiri.
3) Struktur Input
Almond dan Powell mendefinisikan struktur input sebagai
struktur yang memungkinkan terbentuknya/ dihasilkannya input
bagi sistem politik yang dimaksud, mencakup transaksi antara
sistem politik dengan komponen dari lingkungan domestik maupun
luar. Menurut kedua ahli tersebut, dan partai politik, merupakan
saluran komunikasi yang bermakna dalam komunikasi politik.
Organisasi-organisasi yang disebut di atas, memiliki sifat
paling dasar yakni melakukan transmisi kepentingan, baik yang
umum (populer) dan yang khusus, ke arah yang digariskan oleh
kepemimpinan politik yang berkuasa. Kehadiran struktur-struktur
yang dimaksud ini,menurut mereka setidak-tidaknya pada sistem
43
yang membolehkan mereka bebas dari kontrol pemerintah,
merupakan kesempatan bagi warga negara biasa untuk mempunyai
sejumlah besar saluran akses ke elit politik.
Dengan akses ke salah satu struktur itu, dan kebebasan untuk
membentuk yang baru, bila diperlukan, maka warga negara dengan
mudah dapat menyuarakan tuntutan-tuntutan mereka. Lebih dari
itu, kelompok kepentingan yang terorganisir dan partai politik,
merupakan suatu saluran penting untuk menyebarluaskan informasi
mengenai aktivitas elit pada masyarakat yang bersangkutan.
4) Struktur Output
Struktur atau saluran output politik yang dimaksud adalah
seperti legislatif dan birokrasi. Dengan kata lain, struktur output
adalah struktur formal dari pemerintahan. Memang struktur
kepemerintahan, khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-
pemimpin politik mengomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan
peraturan-peraturan untuk aneka macam pemegang jabatan politik
dengan cara yang efisien dan jelas. Efisien karena jalur
kepemerintahan tentunya dengan dukungan kewenangan dan
wibawa yang dimilikinya dapat dipakai untuk menyampaikan
pesan-pesan secara cepat dan mudah.
jalur birokrasi juga memungkinkan penyampaian pesan-pesan
secara jelas, terutama karena mereka yang berada pada jajaran
birokrasi juga mempersatukan semua struktur pemerintah dan
memungkinkan pelaksanaan hukum dan mobilisasi sumber-sumber
44
kemasyarakatan terkordinasi. Banyak juga arus komunikasi yang
menghubungkan pemimpin-pemimpin politik dengan publik umum
yang mengalur melalui struktur-struktur birokrasi ini.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM TIM SUKSES DAN PROFIL PASANGAN
WAHIDIN HALIM - ANDIKA HAZRUMY
A. Susunan Tim Sukses Pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Tim sukses dibentuk dengan tujuan agar pemilihan kepala daerah secara
langsung (pilkada) memperoleh kemenangan. Tim adalah sebuah proses
pertarungan karena sebagai instrumen penting untuk memenangkan calon
gubernur dan wakil gubernur pada perhelatan Pilkada Banten 2017. Di sisi
lain, pembentukan tim sukses merupakan juga sebuah tuntutan dari regulasi
KPU yang memberikan persyaratan bahwa setiap pasangan calon harus
menyerahkan tim kampanye dalam rangka mengomunikasikan antara
kepentingan-kepentingan tahapan yang dilakukan oleh KPU yang berkaitan
dengan pasangan calon secara langsung, karena tidak mungkin setiap kegiatan
yang dilakukan oleh KPU akan dihadiri oleh pasangan calon yang
bersangkutan, dan karena itu tim sukses yang menjadi wakil pasangan calon
pada setiap momentum atau kegiatan yang diselenggarakan KPU, sehingga
peran sebuah tim sukses menjadi penting di dalam kontestasi pilkada.
Tim sukses ini juga menjadi ruang untuk menyusun strategi kemenangan
pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Dengan demikian,
pembentukan tim sukses memiliki peran besar terhadap pemenangan pasangan
calon. Karena dari tim sukses yang selalu mengadakan rapat secara intensif
dan terencana, maka melahirkan berbagai macam gagasan pemenangan untuk
pasangan calon yang diusungnya. Kemudian strategi dan langkah awal yang
46
dilakukan pasangan calon Wahidin Halim dan Andika Hazrumy untuk
memenangkan kontestasi Pilkada Banten 2017 yaitu membentuk tim sukses
koalisi partai pengusung dan partai pendukung.
Adanya koalisi partai yang mendukung pencalonan pasangan Wahidin
Halim dan Andika Hazrumy pada Pilkada Banten 2017, guna untuk
menyatukan visi dan misi dari masing-masing partai politik. Oleh karena itu,
terbentuknya tim sukses pemenangan pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh partai-partai yang telah
menyatukan tujuannya dalam rangka pemenangan Pilkada Banten 2017.
Koalisi partai ini juga memberikan kemudahan akses dan kebersamaan untuk
semakin memperkokoh konsep-konsep yang sudah disepakati bersama.
Dari dua pasangan calon yang mengikuti kontestasi di Pilkada Banten
2017, pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy yang didukung oleh 7
koalisi partai. Berbagai partai berbondong-bondong mendukung
pencalonannya sehingga memudahkan jaringan pemenangan yang dimiliki
oleh partai-partai pendukung khususnya jaringan akar rumput. Hal ini menjadi
sebuah keuntungan baik dari segi psikologis maupun kekuatan riil politik dari
pasangan ini. Dan jaringan-jaringan politik ini bekerja secara maksimal untuk
memenangkan calon yang diusung dan didukungnya. Banyaknya partai juga
dilatarbelakangi oleh gaya komunikasi seorang pemimpin yang mampu
mengakomodir berbagai kepentingan dari partai-partai politik. Dan ini
menjadi strategi komunikasi politik efektif dengan cara yang halus dan
menyentuh emosional pihak-pihak yang merasa diakomodir seluruh
47
kepentingan politiknya. Sehingga mereka merapat dan menjadi tim
pemenangan pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
1. Koalisi Partai Pengusung.
Koalisi partai terdiri dari partai pengusung dan partai pendukung.
Partai pengusung adalah partai-partai yang memiliki perwakilan di
parlemen, yang mendukung pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy. Pada Pilkada Banten 2017. Adapun partai pengusung sebagai
berikut:
Tabel 3.1
(Jumlah Kursi Partai Koalisi)61
NO. NAMA PARTAI JUMLAH KURSI DPRD
1. DEMOKRAT 8
2. GOLKAR 15
3. GERINDRA 10
4. HANURA 6
5. PKB 7
6. PKS 8
7. PAN 3
TOTAL 56 KURSI
61
Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/
48
SUSUNAN TIM KAMPANYE
PASANGAN CALON GUBERNUR / WAKIL GUBERNUR
DR.H.WAHIDIN HALIM, M.Si – H. ANDIKA HAZRUMY, S.Sos., M.AP
TINGKAT PROVINSI BANTEN
Tabel 3.2
(Struktur Tim Pemenangan)62
Penanggung Jawab : Pasangan Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur
DR.H.WAHIDIN HALIM, M.Si
H. ANDIKA HAZRUMY, S.Sos.,
M.AP
Pengarah Tim : 1. Susilo Bambang Yudhoyono
2. Setya Novanto
3. Prabowo Subianto
4. Chatibul Iman
5. Chaerudin Ismail
6. Muhaimin Iskandar
7. Zulkifli Hasan
8. DR. Hinca IP Panjaitan XIII
9. Idrus Marham
10. Ahmad Muzani
11. Mustafa Kamal
12. Berliana Kartakusumah
13. Abdul Kadir Karding
14. Eddy Soeparno
15. H. Andi Ahmad Dara
16. Desmon J Mahesa
17. Zulkifliemansyah
18. Inas Nasrullah Zubir
19. Yandri Susanto
62
Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/
49
PENASEHAT TIM :
Ketua :
Wakil Ketua :
Anggota :
H. Mulyadi Jayabaya
H. Agun Gunanjar Sudarsa
1. Drs. H. Moh. Ali Yahya
2. H. Ii Suptajiri
3. H. Djuhanda
4. Agus R. Wisas
5. Khoerul Umam
TIM KAMPANYE :
Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Wakil Sekretaris :
Bendahara :
Wakil Bendahara :
Wakil Bendahara :
Wakil Bendahara :
Wakil Bendahara :
Wakil Bendahara :
Wakil Bendahara :
H. EBBY DJAUHARIE
H. AENG HAERUDIN
ELI MULYADI, SE. M.Ak
IR.MIPTAHUDIN,MT
H. BUDI HERIYADI, SE, SH
H. RAHMAT ABDUL GANI
MASRORI, SP
MEDIA WARMAN, SH, S.Pn
BAHRUL ULUM, S.Ag
SOPWAN, SH., MH
IR. GEMBONG R. SUMEDI
Drs. AHMAD FAUZI
GUNARAL SUPRIHADI, SE, MM
IR. MARYANI.AK
BAIHAKI
M. RANO ALFATH
TOTO SUDARYANTO, SE, M.Si
Hj. MUNJIAH
DEDE ROHANA PUTRA
TOMI HIKMAH, ST
ALI YUSUF ILHAMSYAH
50
B. Profil pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Deklarasi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode
2017-2022 dari partai Demokrat, partai Golkar, partai Hanura, PAN, PKB,
PKS, dan partai Gerindra sebagai partai pengusung, terjadi pada Kamis 22
September 2016 yang bertempat di Kawasan Wisata Tembong Jalan Raya
Serang-Pandeglang Km 6, Kota Serang. Deklarasi tersebut tentunya dihadiri
oleh kedua pasangan yaitu Wahidin Halim dan Andika Hazrumy serta para
anggota dan simpatisan partai pengusung yaitu partai Demokrat, partai
Golkar, partai Hanura, PAN, PKB, PKS, dan partai Gerindra.
Dengan deklarasi tersebut, pasangan yang mengusung slogan “Ayo
Bersatu Bangun Banten” tersebut, resmi menjadi kandidat Calon Gubernur
dan Wakil Gubernur Provinsi Banten dalam pemilihan kepala daerah serentak
yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Februari 2017. Usai deklarasi,
pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy bersama para pendukungnya
melanjutkan pendaftaran secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Provinsi Banten.
Wahidin Halim lahir di Tangerang, Banten, 14 Agustus 1954. Ia adalah
putra ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan H.Djiran Bahruji dan Siti
Rohana. Sang ayah berprofesi sebagai guru SD di Poris Plawad sedangkan
ibunya sebagai ibu rumah tangga. Wahidin menikah dengan Niniek Nur'aini
dan dikaruniai tiga orang anak. Setelah menyelesaikan jenjang SMP, ia
melanjutkan pendidikannya ke SMA di Tangerang dan dilanjutkan ke
Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Setelah mendapat gelar sarjana, ia kembali
ke kampung halamannya. Pada saat usianya 27 tahun, ia terpilih menjadi
51
kepala desa. Kepala Desa termuda dan berstatus bujangan serta putra daerah
pertama yang berpendidikan sarjana di Tangerang. Menjabat sebagai kepala
desa merupakan karier pertama Wahidin dalam hidupnya. Di tengah
kesibukannya sebagai kepala desa, Wahidin masih menyempatkan diri
mengajar di SMP PGRI dan SMA di kampungnya. Tidak hanya itu, dunia
persilatan warisan dari kakeknya, yang ia tekuni sejak kecil mengantarkannya
untuk menjadi ketua IPSI Kabupaten Tangerang. Bahkan sejak tahun 70-an, ia
juga mendirikan padepokan silat di samping rumahnya.
Pada tahun 1981, sesuai dengan Undang-undang No.5 tahun 1979 tentang
Pemerintahan Kelurahan, status Wahidin langsung menjadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS). Selain memegang jabatan kepala desa, Wahidin juga pernah
menjadi Kasubdin Pajak Kota Tangerang, Sekertaris Kota, Pejabat Walikota
Tangerang, Kabag Pembangunan, camat Tigaraksa, camat Ciputat, Kepala
Dinas Kebersihan, Asisten Tata Prasarana dan terus menanjak pada tahun
2002 ia menjabat sebagai Sekertaris Daerah Kota Tangerang.63
Pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai Walikota Tangerang periode
2003-2013. Wahidin Halim diusung oleh Partai Demokrat menjadi Walikota
Tangerang dengan wakil Arief Rachadiono Wismansyah. Dia mengundurkan
diri dari jabatan Walikota Tangerang karena akan mencalonkan diri sebagai
DPR RI 2014-2019, dan digantikan oleh wakilnya Arief Rachadiono
Wismansyah.64
63
“Profil Drs. H. Wahidin Halim M.Si”, artikel diakses pada 17 November
2017 di https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-halim 64
“Daftar anggota DPR, Wahidin Halim”, artikel diakses pada 17 November
2017 di http://wikidpr.org/anggota/5403631742b53eac2f8ef840
52
Andika Hazrumy lahir di Bandung pada 16 Desember 1985. Laki-laki
yang memiliki hobi membaca dan olahraga ini menempuh jenjang
pendidikannya di SDN Merdeka 5 Bandung 1992-1997, SMPN 5 Bandung
1997-2000, SMAN 5 Bandung 2000-2003. Menempuh perkuliahan jenjang
strata satu di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2005-2010, dan
memperoleh magister di Universitas Pasundan Bandung tahun 2016. Selain
menempuh pendidikan formal, Andika Hazrumy juga menempuh pendidikan
informal diberbagai jenjang diantaranya Pelatihan Taruna Siaga Bencana
Dinas Sosial Provinsi Banten pada tahun 2008, Diklat Karakterdes DPD II
Partai Golkar Kota Serang tahun 2008, International Youth Conference
Kemenpora tahun 2009, Pembekalan anggota DPD RI oleh UNDP-DPD RI
tahun 2009, 5th World Youth Congress oleh Minister of Education of Turkey
and Peace Child International tahun 2010, Pelatihan Kewirausahaan
Kemensos tahun 2011, Training of Trainer DPD I Partai Golkar provinsi
Banten tahun 2011, Orientasi Fungsionaris DPD I Partai Golkar provinsi
Banten tahun 2012, Orientasi Fungsionaris Pusat DPP Partai Golkar tahun
2012, Pelatihan Pemuda Kader Kewirausahaan Pemuda dan Fasilitas Akses
Permodalan Kemenpora tanggal 2013, Pembekalan Anggota MPR RI Terpilih
Periode 2014-2019 yang diadakan oleh MPR RI tahun 2014, Diklat dan
Penyegaran Jurkamnas DPP Partai Golkar tahun 2014, Pelatihan dan
Pemantapan Pemimpin Nasional Anggota DPR RI oleh LEMHANAS RI
tahun 2014, dan Outlook Penegakan Hukum dan Perbaikan Kinerja oleh
Komisi III DPR RI tahun 2015.65
Suami dari Ade Rosi Khairunnisa ini telah
65Diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/wp-content/.../MODEL-
53
memiliki tiga orang anak, yaitu Shakila Fitriannisa Hazrumy, Shafira
Adyannisa Hazrumy, dan Shabiena Tetrannisa Hazrumy. Andika Hazrumy
adalah Anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar. Andika merupakan anak
pertama mantan Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah, S.E. Pada pileg
2014, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019. Ia bertugas di
Komisi III yang membidangi Hukum, HAM, Keamanan.66
C. Visi – misi pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Pemerintahan dalam semua tingkatan memiliki fungsi yaitu
melaksanakan pelayanan publik, pembangunan, pemberdayaaan masyarakat
dan menjalankan fungsi regulasi. Agar pelaksanaan berbagai fungsi
tersebut berjalan efektif, pada pemerintahan daerah disusun pembagian
kewenangan antar tingkatan pemerintahan, penentuan prioritas dan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan masa jabatan masing-masing pimpinan daerah.
Fungsi pemerintahan dimaksud dijalankan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang secara umum terdiri dari variable pendidikan, kesehatan serta
daya beli masyarakat.
Hakikat pembangunan daerah pada dasarnya menyangkut empat
perubahan mendasar. Antara lain: perubahan struktur sosial daerah, perubahan
sikap mental atau kebudayaan daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, dan
pengentasan kemiskinan daerah termasuk pengangguran dan ketimpangan.
Empat hal perubahan ini sejatinya menjadi inti pembangunan daerah tak
terkecuali di Provinsi Banten.
BB.2-KWK-ANDIKA.pdf pada 17 November 2017 66
Diakses dari https://tirto.id/m/andika-hazrumy-Gw pada 17 November
2017
54
Namun kenyataannya, melihat kondisi pembangunan saat ini, perubahan
yang dijanjikan masih jauh dari harapan. Sejak berdiri tahun 2000 lalu, cita-
cita mewujudkan Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera seperti termaktub
dalam Visi Pembangunan Banten tahun 2005-2025 belum tercapai sesuai
tahapan dan target perencanaan. Begitu banyak persoalan berikut tantangan
yang dihadapi sehingga harus diselesaikan secara menyeluruh. Kesejahteraan
masyarakat dengan indikator angka indeks pembangunan manusia masih
menunjukkan peningkatan yang sangat lambat. Ketimpangan antar penduduk
dengan indikator indeks keparahan masih menunjukkan adanya kesenjangan
antar penduduk kaya dengan angka penduduk miskin. Demikian juga
ketimpangan antar wilayah Banten bagian barat dengan timur serta utara
dengan selatan secara kasat mata menunjukan adanya perbedaan yang sangat
signifikan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan perubahan serta kesejahteraan rakyat
sebagaimana dicita-citakan bersama, kami uraikan visi dan misi calon
gubernur dan wakil gubernur Banten 2017-2022. Visi dan misi ini menjadi
tekad pembangunan kami untuk dijalankan sepenuh hati, penuh pengabdian
dan tanggung jawab, kepada Tuhan YME dan kepada rakyat Banten, periode
lima tahun mendatang.
55
VISI67
BANTEN YANG MAJU, MANDIRI, BERDAYASAING, SEJAHTERA DAN
BERAKHLAKUL KARIMAH
Maju berarti adanya perubahan dari kondisi semula kearah yang lebih
baik. Cara-cara lama dalam mengelola pemerintahan ditinggalkan, selanjutnya
cara baru dalam mengelola pemerintahan yang sesuai dengan prinsip good
governance dipakai. Beberapa indikator – indikator pengelolaan pemerintahan
yang lebih maju adalah: adanya inovasi dalam tata kelola pemerintahan (lebih
efisien, efektif, transparan, akuntabel disertai perbaikan hubungan
kelembagaan dengan kabupaten/kota), dan adanya perubahan mindset atau
perubahan budaya lama yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Mandiri mengacu pada kemampuan keuangan daerah untuk mendukung
dan menjalankan pembangunan daerah. Suatu daerah dikatakan mandiri bila
pendapatan asli daerahnya dalam APBD cukup dominan, sehingga tidak
tergantung oleh bantuan atau subsidi pemerintah pusat. Mandiri disini
menunjukkan kemampuan fiskal yang cukup untuk merealisasikan berbagai
program pemerintah daerah.
Berdaya Saing berarti kemampuan daerah mengelola dan
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki serta menghilangkan berbagai
hambatan sehingga berhasil menjadi tujuan investasi dibandingkan dengan
daerah lainnya. Beberapa parameter investasi seperti infrastruktur yang
memadai, keamanan yang terjamin, pelayanan perijinan yang mudah
67
Diakses dari ayobanten.net/wp-content/uploads/2016/11/Visi-Misi-WH-
Andika.pdf pada tanggal 19 November 2017
56
berkepastian hukum, sumber daya manusia yang berkualitas, dan ketersediaan
energi menjadi tolok ukurnya.
Sejahtera diukur dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
melailui tiga indikator utama yaitu kondisi pendidikan, kesehatan, dan kondisi
daya beli masyarakat.
Akhlakul Karimah menekankan pada prilaku kehidupan masyarakat
dan pemerintah yang mencerminkan penerapan nilai-nilai agama. Yakni, nilai-
nilai yang sesuai dengan hakikat ketuhanan, keberadaan manusia beserta alam
seisinya.
MISI68
Untuk mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Menciptakan tata kelola pemerintah yang baik (good governance)
2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur
3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas
4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas
5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
68
Diakses dari ayobanten.net/wp-content/uploads/2016/11/Visi-Misi-WH-
Andika.pdf pada 19 November 2017
57
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
Pemilihan umum merupakan suatu hal yang menarik dari segi perspektif
marketing, yaitu berlakunya logika pemasaran dalam dunia politik, yang
didasarkan pada demokrasi yang menjadi syarat kebebasan untuk berkompetisi di
antara para kandidat. Bahwa pada saat belum ada persaingan atau situasinya
belum begitu sulit maka pemasaran belum atau tidak dibutuhkan. Sebaliknya pada
saat banyak terdapat persaingan yang sulit maka pemasaran menjadi sangat
penting untuk diterpakan.
Pada pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan pada tahun 2017,
pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy melakukan manuver politik,
menerapkan strategi dan taktik agar menarik perhatian para calon pemilih. Seperti
aktivitas-aktivitas pendekatan dan interaksi kepada masyarakat secara langsung
dan tak langsung yang dilakukan oleh pribadi calon kepala daerahnya maupun
oleh tim sukses.
Peran marketing politik yang dilakukan diharapkan memberi efek ke calon
pemilih yang merupakan bagian dari aktivitas persuasi. Keberhasilan marketing
politik dalam berkomunikasi yang bersifat persuasif akan menciptakan dampak
yang lebih tinggi kadarnya dibanding dengan komunikasi informatif, karena selain
memiliki dampak kognitif, akan berdampak afektif, dan dampak behavioral.
Diantaranya tingkat keikutsertaan dalam pemilihan umum dan dukungan suara
kepada salah satu calon yang berhasil mempengaruhi pilihannya.
Hasil pemilihan gubernur provinsi Banten 2017 yang dimenangkan oleh
pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy (WH-Andika) dengan selisih tipis
58
atas pasangan incumbent, yang sebelumnya juga menjadi calon terkuat dalam
merebut posisi satu kepemimpinan provinsi Banten. Kemenangan Wahidin Halim
dan Andika Harzumy ini harus dilihat bagaimana penyusunan strategi, penerapan
marketing politik, pola kampanye dan taktik politik dalam menggugah pemilih
dan mendulang suara.
A. Penilaian sosial terhadap pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy
Menurut penemu teori social judgement, Muzafer Sherif manusia tidak
akan mudah menerima informasi yang masuk secara mutlak sebelum
melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini diyakini. Selanjutnya,
perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu tertentu merupakan
hasil proses pertimbangan (judgement) yang terdiri dalam diri orang tersebut
terhadap pokok persoalan yang dihadapi, serta proses mempertimbangkan isu
atau objek sosial tersebut berpatokan pada kerangka tujuan yang dimiliki
seseorang.69
Untuk menganalisi penilaian sosial terhadap Wahidin Halim – Andika
Hazrumy maka perlu dilihat:
1. Latitude of acceptance, pertimbangan masyarakat bahwa Wahidin Halim -
Andika Hazrumy merupakan putra asli Banten. Dengan sendirinya
memberikan kesempatan bagi WH - Andika dalam mengikuti kontestasi
ini. Di tambah lagi, pengaruh dari keluarga Andika Hazrumy yang
merupakan cucu dari Tubagus Chasan Sohib yang pada zamannya dikenal
sebagai jawara. Banten butuh sosok yang dapat memimpin dan ditaati.
69
M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement
Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956) h. 218
59
Pemilihan yang berlangsung juga dijamin demokratis. Artinya masyarakat
menerima keberadaan kandidat karena pengertian dan pengetahuan politik
bahwa mereka dapat menentukan sendiri pemimpinnya. Masyarakat juga
membutuhkan keberlanjutan kesejahteraan perekonomian. Jikalau selalu
dihambat, maka Banten juga akan mengalami pertumbuhan yang lamban.
2. Latitude of rejection, ini kembali kepada pengalaman bahwa
kepemimpinan Banten pernah tercoreng oleh tindakan kriminal korupsi
yang menyeret gubernurnya. Maka dari itu, pesan kognitif Banten tidak
boleh kedepannya terulang situasi tersebut. Andika Hazrumy sebagai anak
kandung Ratu Atut mantan Gubenur Banten yang tertangkap KPK, masih
ada ketakutan masyarakat bahwa Andika adalah kepanjangan tangan dari
keluarga dinasti.
3. Latitude of non commitment, masyarakat membayangkan pemimpin tidak
dalam suasana elit terus dan mengambil jarak dengan rakyat di bawah.
Apalagi masyarakat masih saluran kedua dalam membuat kebijakan.
Komitmen masyarakat dalam melihat perilaku semacam itu cenderung
negatif. Pesan poltik kadangkala hanya sebatas adagium jualan. Maka,
dalam ajang pilgub Banten tidak semua slogan dan kampanye sekaligus
dapat meyakinkan para pemilih. Bukan calonnya tidak punya kualitas
tetapi realisasi program yang selama itu dijanjikan sering dilupakan.
Tabel 4.1
Penilaian sosial kepada Wahidin Halim – Andika Hazrumy
Penilaian Respons Tim
Sukses
Informan
Latitude of
acceptance
1. Provinsi banten
membutuhkan
keberlanjutan
kepemimpinan.
Pendidikan poltik
sangat penting
untuk terus
menerus
BU (Sekjen
DPD partai
Golkar
provinsi
60
2. Sosok putra
daerah yang dapat
ikut membangun
Banten.
3. Sistem politik
yang demokratis
memberikan
kesempatan seluas-
luasnya bagi
masyarakat
memilah dan
memilih sosok yang
tepat sebagai
pemimpinnya.
dikembangkan agar
masyarakat tidak
ditarik oleh
kepentingan
manapun. Satu sisi
penerimaan
masyarakat tentang
keberadaan calon
harus dijaga image
nya. Mode
pembangunan yang
mudah dicerna dan
sesuai dengan
keperluannya
menjadi modal
sosial bagi
kandidat.
Banten)
Latitude of
rejection
1. Andika
Hazrumy
merupakan
bagian dari
politik dinasti.
2. Model
kepemimpinan
yang dianggap
sama.
Partai politik
pengusung harus
melakukan
recovery dengan
sosialisasi pilgub
bebas dari
kepentingan elit
tertentu. Di sisi
lain, Andika
didampingi oleh
sosok yang berhasil
yang dapat
bersinergi.
GAG
(sastrawan
dan
budayawan
Banten)
Latitude of
non
commitment
1. Suasana
kepentingan
kelompok
semata.
2. Kampanye
politik hanya
dianggap
sebagai
penyampaian
janji dan belum
tereralisasi
Masyarakat harus
dikontrol dengan
ditemui baik
sebelum dan
sesudahnya.
Komunikasi pasca
kampanye justru
akan mewarnai
kelompok dan tim
apabila diniatkan
dalam kepentingan
politik lain.
Sehingga
masyarakat bisa
memainkan peran
sebagai kontrol dan
oposisi yang
konstruktif
ES (Dosen
Universitas
Mathla‟ul
Anwar)
61
B. Marketing politik pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Perlu diurai bahwa masing-masing dari calon pasangan Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy memiliki keunggulan maupun kekurangan. Marketing
politik berfungsi mendukung sistem yang dijalankan dalam komunikasi politik.
Jika dihadapkan pada beberapa kegiatan komunikasi politik, seperti kampanye
politik, rekonstruksi dan transformasi image politik, maka marketing politik
menjadi metode yang juga terintegrasi dalam kegiatan tersebut. Seperti inovasi
produk politik yang hendak ditawarkan dalam kampanye politik tentu menjadi
pembahasan marketing politik.70
. Ditilik dari sosok Wahidin Halim yang
merupakan mantan wali kota Tangerang dua periode dan sukses memimpin
kotanya dengan banyak penghargaan. Sosoknya juga dikenal sebagai
pengusaha serta figur karismatik di wilayahnya. Maka wajar, saat pemilihan
gubernur berlangsung kota Tangerang dianggap kota basis pemenangan
pasangan kandidat Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
Berbeda dengan Andika Harzumy, sosok muda dengan berbagai karir
politik menterengnya inilah yang membuat sejumlah partai politik termasuk
partai Golkar memberikan mandat politik untuk maju dalam pemilihan
Gubernur provinsi Banten 2017. Pengalaman masing-masing, baik Wahidin
Halim maupun Andika Hazrumy mewakili perpaduan sosok tua dan muda.
Satu sisi mereka memiliki daya tawar bagi konstituennya.
Tampilnya Wahidin Halim – Andika Hazrumy sebagai pasangan tidak
terlepas dari kontribusi partai pengusung yang ada. Partai Golkar sebagai salah
70
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar(Bogor:
Ghalia Indonesia), h.32
62
satu partai pengusung menjadi partai yang cukup penting perannya dalam
meramu koalisi dengan partai Demokrat, yang secara definitif mengusung
pencalonan Wahidin Halim. Bertemunya dua kekuatan politik ini telah
menempatkan kandidat ini berhadapan langsung dengan incumbent. Mediasi
antar pucuk pimpinan partailah yang juga sebenarnya menentukan pemilihan
pola apakah yang dipakai dalam marketing politik Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy.
Banten sebagai tanah jawara pernah menjadi sorotan nasional karena
rapot merah tindak pidana korupsi yang diakukan oleh gubernurnya, Ratu Atut
Chosyiah yang merupakan Ibu kandung dari Andika Hazrumy. Terpaan isu
negatif tersebut merupakan pasal yang bisa saja menghambat Andika Hazrumy
untuk maju. Tetapi partai pengusung yakin bahwa, karakter muda dan pilihan
strategi pemenangan yang akan mampu mengurangi kesan negatif tersebut.
Menurut Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan:
“Konsep marketing politik dewasa ini harus lebih real, lebih nyata. Pak
WH yang dicitrakan sebagai sosok yang dikenal dengan pribadi yang
merakyat harus diikuti dengan hal nyata. Kalo di kecamatan Pondok
Aren Pak WH beberapa kali datang dan bermain bola disana, bahkan
hal itu dilakukan di lapangan bukan lapangan bola, tapi dilapangan
setengah sawah. Nah konsep marketing saat ini terlebih dalam dunia
politik, konsep atau wacana harus diiringi dengan tindakan nyata, gak
cukup hanya citra. Kalo yang demikian dilakukan, maka untuk
memperkenalkan atau menghadirkan WH-Andika di hati masyarakat
bukanlah hal yang sulit,”71
Seperti kebanyakan penguatan branding calon, tindakan pendekatan
politik di tengah masyarakat haruslah populis. Karakter sosiologis masyarakat
mesti dipelajari. Dari sini, marketing politic menyasar berdasarkan kapabilitas
71
Wawancara Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatandi kantor DPC
Partai Demokrat Tangerang Selatan.
63
masing-masing kandidat dalam melakukan penetrasi sosial. Wahidin Halim
misalnya, berkonsentrasi mengamankan suara dari basis daerahnya dengan
serealistis mungkin masyarakat mengenal sosoknya.
Figur populis sangat menguntungkan, karena memiliki makna tanpa
hierarkis. Apa yang dilakukan oleh Wahidin Halim dengan masyarakat
kampung merupakan cerminan kesan bahwa dalam semangat pembangunan
tidak ada atas dan bawah. Sekalipun hal ini hanya bagian dari marketing place
tetapi terpaan kepada masyarakat akan berbeda. Tentunya kognifitas
masyarakat dan pendidikan politik dari masing-masing individu masyarakat
yang menentukan tersebut.
Marketing politic diklasifikasi berdasarkan pemetaan tim pendukung.
Partai penyokong beserta kadernya memilki kontribusi signifikan dalam
memetakan kelas sosial serta lingkungan sosial yang memungkinkan dilakukan
pendekatan baik hal itu sebagai citra maupun penyampaian visi-misi. Hal
demikian dibenarkan oleh Gacho Sunarso, Ketua DPC Partai Demokrat
Tangerang Selatan:
“Pendekatan yang saya lakukan berdasar pada pengalaman saya pernah
dua periode menjadi wakil rakyat di kota Tangerang Selatan ini,
sebagaimana saya terlahir dari konsep sosial yang sangat tinggi, saya
aktif di P2KP, PNPM dengan BKM nya. Sehingga yang saya terapkan di
WH-Andika ini cukup sama yakni berbasis pendekatan sosial, upaya
menghadirkan WH-Andika ditengah-tengah masyarakat dengan
mengenalkan profil, visi-misi, dan program yang pasangan ini
tawarkan,”72
Sederhananya semua kader militan yang dimiliki oleh partai penyokong
Wahidin Halim - Andika Hazrumy memiliki potret sendiri tentang persoalan
72
Wawancara Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatandi kantor DPC
Partai Demokrat Tangerang Selatan
64
yang dijadikan poin penguatan solusi yang ditawarkan oleh visi-misi Wahidin
Halim – Andika Hazrumy. Struktur masyarakat yang dimana Wahidin Halim
melakukan komunikasi politik lebih banyak masyarakat dengan mode
pekerjaan kantor atau pabrik. Kelompok petani yang masih ada di Tangerang
sekelompok kecil saja dan jelas teritorialnya. Karena pada umumnya,
pertumbuhan industri di Tangerang pun tinggi. Cerminan yang didapat bahwa,
kelompok minoritas tetap dirangkul tidak ada pembedaan secara khusus
sekalipun pertumbuhan ekonomi daerah mengarah kepada industrialisasi.
Partai penyokong Wahidn Halim – Andika Hazrumy di pilgub Banten
2017 antara lain Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional
(PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),
Partai Hanura, dan Partai Gerindra. Tim partai politik di atas merupakan koalisi
besar dibandingkan kubu Rano Karno dan Embay yaitu Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan
Partai Nasional dem.
Partai Golkar yang menjadi motor masuknya Andika sebagai kandidat
mendampingi Wahidin Halim di pilgub Banten 2017 tentu memiiki pengertian
serius. Partai tersebut sering dianggap sebagai corong dinasti Atut. Koalisi
yang besar mengurangi kesan tersebut, karena sejumlah partai lain berbagi
porsi yang sama dalam memenangkan Wahidn Halim – Andika Hazrumy.
PDIP dan PPP pun sebenarnya diuntungkan karena elektabilitas Rano Karno
kuat melampaui elektabilitas Wahidin Halim mapun Andika Harzumy sendiri,
65
belum lagi popularitas Rano Karno melejit sejak dia dianggap mampu
mengurus provinsi Banten saat ia ditetapkan sebagai Gubernur definitif.73
Daya tawar sebenarnya Wahidin Halim – Andika Hazrumy tak lain
karena kolaborasi antara kelompok muda dan tua. Satu sisi keduanya memiliki
pengalaman yang berbeda. Untuk mempercepat sosialisasi dan pemenangan,
bentuk kesan dan simbolik merupakan penyampaian yang dianggap mudah
dicerna. Pasar publik pemilih Wahidin Halim – Andika Hazrumy lebih terarah
kepada personal saja. Artinya ada pertemuan intens kepada masyarakat soal
problematika dari pada bergantung kepada mobilisasi massa. Metode
pendekatannya ada beberapa hal yang dilakukan, seperti disampaikan oleh
Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan:
“Secara garis besar hal ini yang menjadi strategi marketing kami yang
pada praktiknya diejawantahkan dengan berbagai cara penyampaian,
disesuaikan dengan siapa yang kita hadapi. Ide-ide kreatif ditelurkan
dengan substansi perkenalan pasangan calon ini. Kalo program teknis
yang pernah kita lakukan adalah Gerakan Rabu Biru. Gambaran
programnya yaitu merupakan program yang digagas relawan WH-
Andika. Gerakan ini berupa mencapkan telapan tangan yang diberi tinta
biru ke dalam spanduk. Gerakan ini juga sebagai simbol komitmen
bahwa hari Rabu, 15 Februari 2017 akan memilih WH-Andika. Makna
khususnya dari gerakan ini menyapa langsung masyarakat dan sebagai
simbol bahwa mereka berkomitmen untuk memilih dan memenangkan
WH-Andika. Serta program-program segar lainnya yang menjadi
representasi dukungan kepada pasangan ini,”74
Marketing ide lebih mengedepankan kedekatan wawasan serta persoalan.
Penentuannya sangat selektif berdasarkan bagaimana kognitif yang dimiliki
konstituen. Visi-misi politik laksana membangun jembatan yang tiada arus
73
Rano Karno ditetapkan sebagai Gubernur Definitif provinsi Banten pada 12
Agustus 2015 setalah Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan sebagai Gubernur Banten
ditetapkan sebagai tersangka pada 16 Desember 2013 dan pada 20 Desember 2013 Atut
ditahan KPK karena menjadi tersangka dalam dugaan suap mantan ketua Mahkamah
Konsitusi, Akil Mochtar. 74
Wawancara Gacho Sunarso Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatandi kantor DPC
Partai Demokrat Tangerang Selatan.
66
dibawahnya. Keberadaan sosialisasi visi ditengah masyarakat tak lain guna
menempatkan simbol secara kognitif yang dilakukan secara persuasif dan
bersifat kontinyu. Begitupun apa yang dilakukan oleh Wahidin Halim – Andika
Hazrumy tak lepas dari bagaimana mereka memilih citra macam apa yang
cocok dan dekat dengan masyarakat.
Seperti dinyatakan di awal, Kampanye tidak lepas bagaimana strategi
disusun untuk mengetahui situasi dan lapangan di mana audiens politiknya.
Ada beberapa hal yang lakukan oleh tim pemenangan WH-Andika dalam
memetakan audiens politik di antaranya:
1. Positioning
Positioning diartikan sebagai semua aktivitas untuk menanamkan
kesan di benak para konsumen agar mereka bisa membedakan produk dan
jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Tim pemenangan
Wahidin Halim –Andika Hazrumy berangkat dari acuan-acuan yang
diketengahkan oleh program kerja lawan politiknya, Rano-Embay. Sosok
yang dianggap akrab dan bersahaja dengan kelas bawah. Strategi untuk
menggiring kepada citra bahwa Wahidin Halim – Andika Hazrumy
mewakili masyarakatnya.
Jika ditilik, maka ada sesuatu yang dihadapkan, apalagi dengan
adanya slogan “Banten Baru dan Maju” Sebagai penegasan untuk
menggiring kognitif masyarakat untuk mendukung perubahan. Dengan kata
lain, program kerja yang dilakukan oleh Rano Karno sebagai incumbent
ketika menjabat dapat dianggap sebagai kelanjutan program yang tak
berpotensi memberikan kemajuan.
67
Untuk melawan kampanye keberhasilan Rano Karno dalam setiap
kampanyenya, strategi yang dipilih memang menjadikan kutub berhadapan
satu sama lain. Artinya setiap acuan ide yang coba disosialisasikan kepada
masyarakat adalah sama sama berusaha menjawab atau mengkoreksi
program kerja yang ditawarkan.
Maka dari itu, calon kandidat Wahidin Halim maupun Andika
Harzumy disesuaikan penempatannya dalam sebuah kampanye. Hal itu
diungkapkan oleh Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si wakil ketua bidang
organisasi DPD Golkar Provinsi Banten:
“Pada saat dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan
misi, mimpi dia. Di level tengah juga sama, di level atas sama. Saat
dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan gagasannya.
WH juga demikian. Nah saluran politik lainnya yaa dari media
kan.”75
Figur Wahidin akan sangat digemari oleh kalangan menengah karena
latar belakang dirinya sebagai seorang pengusaha dan Andika mewakili
kalangan bawah di pelosok Banten berbekal dirinya putra Banten asli dan
disokong oleh basis pemenangan dikala dirinya menjadi anggota dewan
legislatif.
2. Branding
Branding dalam pemahaman politik lebih merupakan upaya strategis
mengenai produk politik yang terdapat simbol dan nilai-nilai sosial yang
teradopsi dan kemudian dikehendaki untuk diyakini oleh masyarakat.
Kedua calon kandidat pilgub Banten menampilkan dengan
pembawaan dengan kesan yang merakyat dan islamis. Dua kunci ini selalu
75
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota
Serang
68
ditekankan karena berdasarkan mayoritas masyarakat Banten beragama
Islam. Banten juga dikenal sebagai wilayah kesultanan, aspek ini memang
menjadi penekan apa saja simbol yang digunakan.
Gambar 4.1.76
Gambar Profil Kandidat Calon
Kemasan atribut misalnya, keduanya sama-sama memakai baju koko
putih menyimbolkan ketulusan. Bentuk simbol yang hampir tidak
menegaskan dirinya pribadinya dari kalangan atas. Andika walaupun berasal
dari kalangan atas dirinya tetap mengikuti cara komunikasi simbolik dengan
pasangannya.
Pasangan Rano-Embay memakai simbol selendang berwarna merah
dan hijau. Simbolik yang mengarahkan langsung kepada dua partai
pengusung meraka PDIP (merah) dan PPP (Hijau). Simbol islami memang
cukup dominan. Di sisi lain, WH-Andika hanya memakai pakaian ala
kadarnya, tidak menambahkan simbolik apapun. Mereka masuk kampung-
kampung dengan simbolik yang cukup biasa. Hal ini merupakan kesan yang
dibuat untuk membedakan dengan kandidat lawan mereka Rano-Embay.
3. Segmenting
76
Diakses dari www.bantenhits.com
69
Keberagaman sosial masyarakat harus dipetakan sedemikian rapi
dalam membangun strategi kampanye politik. Segmentasi penting dilakukan
mengingat institusi politik diharapkan dapat selalu hadir dalam berbagai
karakteristik pemilih. Hadir tidaknya suatu institusi poltik selalu diartikan
sebagai keberadaaan fisiknya di tengah-tengah pemilih misalnya melaui
kunjungan ke daerah-daerah terpencil.
Keberadaan calon dalam mensosialisasi program berdasarkan peta
sosial yang menyesuaikan dengan keinginan masyarakat. Dalam tim
pemenangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy tidak hanya melibatkan
parpol dan simpatisan politik melainkan para pakar. Hal ini diungkapkan
oleh Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si wakil ketua bidang organisasi DPD
Golkar Provinsi Banten:
“nah dari aspirasi masyarakat itulah disaring mana yang
kewenangan kita dari situ di formulasikan, lalu setelah itu kita
mengundang pakar, waktu itu kita ada beberapa dosen dan pakar
yang kita kumpulkan secara rutin yang setiap hari secara rutin
berdiskusi dengan Andika, jadi level bottom dan level up. Level
bottom nya Andika mengambil problematika yang dia temui secara
langsung empiris dia lihat dan dia dengar. Lalu secara teoritis dia
juga dengar dari para pakar, jadi dari bawah dapet dari atas dapet
jadilah visi misi”77
Para pakar memberikan pandangan dalam upaya mensinergiskan
pandangan ide, program kerja dan audiensnya. Misalnya, Wahidin Halim
dan Andika lebih berupaya memaksimalkan kalangan masyarakat di daerah
tertinggal dan sebagian lagi di daerah yang mengalami pertumbuhan dan
perlu dirangsang. Di sisi lain, Rano-Embay selalu menggandeng para ulama
untuk masuk di wilayah yang notabenenya wilayah santri walaupun tidak
77
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten di Hotel Le Dian Kota
Serang.
70
menyeluruh hal ini sangat dipengaruhi oleh sosok Embay yang memang
memiliki pengaruh luas kepada kalangan Islam Karismatik. Sentimen agama
dalam tahap kedekatan semata tidak menjurus kepada klaim.
Seperti pernyataan Neuman dan Perloff menjelaskan tentang
penerapan prinsip dan cara marketing di dalam kampanye politik oleh
berbagai individu dan organisasi. Cara kerja itu sendiri meliputi analisis,
perkembangan, pengeksekusian, perencanaan, strategi kampanye yang
dilakukan oleh para kandidat, partai-partai politik, pemerintah, para
penglobi dan kelompok kepentingan yang mencoba mengendalikan opini
publik, mengembangkan ideologi mereka, memenangkan pemilihan dalam
pemungutan suara umum sebagai jawaban untuk keinginan dan keperluan
dan kelompok orang-orang tertentu dalam masyarakat.78
Setiap tim pemenangan harus mengusahakan public policy berjalan
satu arah sebagaimana dikehendaki untuk pemenangan Wahidin Halim –
Andika Hazrumy. Rakyat sebagai subjek politik tidak melulu ditempatkan
sebagai objek pikiran calon. Satu sisi lain, mereka harus ditempatkan
sebagai lawan dialog ditengah diferensiasi persoalan dan pemecahannya.
Memang benar, kemenangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy sangat
dibantu partai politik dalam membangun dialog interaktif di tengah
masyarakat.
Keberadaan pesaing dari kubu Rano-Embay sebagai incumbent
memang memiliki pengalaman dengan masyarakat dalam arti sebagai
pemegang kendali kepemimpinan Banten. Popularitas secara keseluruhan di
78
Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan (Jogjakarta:
Jala Sutra,2009), h.209
71
Banten memungkinkan Rano Karno lebih dikenal. Pesaing Wahidin Halim –
Andika Hazrumy juga hampir sama melakukan pendekatan kepada
masyarakat, tinggal bagaimana sebenarnya update tentang apa-apa saja yang
dilakukan pesaing di tengah masyarakat. Dengan menganalisis corak
pendekatan pesainglah, strategi harus dipilih secara berbeda namun punya
tujuan yang sama yaitu popularitas dan elektabilitas di kemudian hari.
Apalagi dalam politik kawan dan lawan sangat tipis perbedaannya.
Mengikuti Wheelen dan J. David Hunger mengenai model dasar
manajemen strategi dalam bagaimana strategi dibuat secar runut, yaitu:79
1. Mengamati lingkungan. Merupakan mengawasi, mengevaluasi, dan
menyebarkan informasi dari lingkungan eksternal maupun internal untuk
keserasian orang dengan perusahaan.
Tim mengumpulkan beberapa pakar dalam menganalisis
persoalan didasarkan kepada berbagai perspekif keilmuan. Diskusi serap
pendapat, dari sinilah catatan penting hal apa saja yang mesti dilakukan.
Terutama memilih fokus pembangunan dan kerja dalam bentuk apa yang
dikehendaki oleh masyarakat. Penyertaan pakar tentunya lebih melihat
kepada penitial ilmiah. Hal ini menyangkut perhitungan pakar pada
suatu program kerja nantinya akan berjangka pendek atau panjang.
Penempatan pakar cukup beralasan sebagaimana dijelaskan oleh
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua bidang organisasi DPD
Golkar Provinsi Banten :
“Masyarakat menyampaikan aspirasi dan dari semua aspirasi
yang disampaikan masyarakat itu tidak semua menjadi tanggung
79
Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2003) h. 10-18
72
jawab provinsi kan di undang-undang 23 tahun 2014 kan ada
pengaturan kewenangan kalo masyarakat kan gak lagi mikirin
kewenangan tapi pokoknya mereka pingin ini, nah dari aspirasi
masyarakat itulah disaring mana yang kewenangan kita dari situ
di formulasikan lalu setelah itu kita mengundang pakar, waktu
itu kita ada beberapa dosen dan pakar yang kita kumpulkan
secara rutin yang setiap hari secara rutin berdiskusi dengan
Andika, jadi level bottom dan level up. Level bottom nya Andika
mengambil problematika yang dia temui secara langsung
empiris dia lihat dan dia dengar,”80
Probabilitas politik dan persaingan dengan lawan poltik serta
ketajaman pemenuhan kepada masyarakat. Andika memiliki inisiatif
sendiri dalam menyusun formulasi. Hasil dari penggodokan tersebut
menjadi klausul untuk semua tim pemenangan agar disosialisasikan dan
dicocokkan dengan realitas.
2. Formulasi strategi. Mengembangkan rencana jangka panjang untuk
efektifitas manajemen dalam menghadapi peluang, ancaman, kekuatan
dan kelemahan perusahaan/organisasi.
Penyusunan skenario, baik Wahidin Halim maupun Andika
Harzumy telah memiliki tugas masing-masing sedangkan partai,
membantu membukakan ruang. Partai politik seperti Partai Demokrat
memfungsikan kantong suara awal seperti di kota Tangerang yang
dimana Wahidin Halim pernah memimpin kota ini. Kantong suara
parpol berguna sebagai tahap awal yang paling diseriusi. Sekalipun perlu
diingat kantong suara parpol tidak sepenuhnya integral dengan proses
politik, hanya dengan monitorlah yang memungkinkannya. Wahidin
80
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi
Banten di Hotel Le Dian Kota Serang.
73
Halim sangat faham lingkungan perkotaan Tangerang, oleh karena itu
dia hanya perlu memasuki ruang-ruang masyarakat pinggiran.
3. Implementasi Strategi. Sebuah proses di mana strategi dan kebijakan
diletakkan ke dalam pelaksanaan melalui pengembangan program,
alokasi dan prosedur. Dalam pilgub Banten, strategi yang digunakan
ialah intensitas pertemuan yang dilakukan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy. Pertarungan kandidat setingkat lebih berat. Pertama diukur
dari luas wilayah Banten sekalipun provinsi ini merupakan pemekaran
dari Jawa Barat tetapi aset dan kemampuan Banten menjadi provinsi
kuat setelah mendekati APBD DKI Jakarta. Kedua, pertarungan
kekuatan head to head butuh perhatian serius dan presisi ketepatan
kampanye dan sosialisasi. Untuk itu, bagi calon incumbent seperti
Rano Karno yang telah memiliki pengalaman memimpin Banten bisa
dianggap lebih baik secara penguasaan wilayah.
Gambar 4.2
Pendapatan Provinsi Banten 201681
81
Diakses dari https://banten.bps.go.id/ pada tanggal 29 Desember 2018
74
4. Evaluasi dan pengawasan. Sebuah proses di mana hasil aktivitas dan
penampilan perusahaan/organisasi diawasi sehingga hasil pencapaian
saat ini dapat dibandingkan dengan target pencapaian. Evaluasi yang
matang memungkinkan untuk menghasilkan prediksi. Prediksi
merupakan ukuran perkiraan hasil kerja langsung berdasarkan acuan
survei elektabilitas. Prediksi demikian juga melihat celah lawan dalam
mengkampanyekan dan mencari peningkatan popularitas dan teknik-
tekniknya. Penggunaan acuan peluang keterpilihan akan membuat
skema-skema yang memiliki pretensi masing-masing kepada setiap
persoalan yang masih dianggap lemah dan kurang efektif. Partai
pengusung tentunya tahu menjalankan pertumbuhan presentase
keterpilihan Wahidin Halim – Andika Hazrumy.
Dapat dipastikan bahwa tahapan-tahan yang dilakukan dalam marketing
politik Wahidin Halim – Andika Hazrumy sebagai berikut:
1. Koalisi antar kerkuatan partai besar, Pengertian yang didapat bahwa
kandidat Wahidin Halim – Andika Hazrumy mendapatkan legitimasi
mayoritas partai yang memiliki kursi di DPRD Provinsi Banten.
Walaupun, soal kapabilitas suara masing-masing partai belum tentu
dijadikan acuan kemenangan sepenuhnya. Masing-masing partai hanya
bisa mendapatkan target tersebut ketika koalisi itu kuat. Satu sisi,
keberagaman ideologi partai dan golongan di dalamya berfungsi sebagai
mode paradigma sendiri dalam mengatur strategi terhadap masing-masing
konstituen politik.
75
2. Saling menguatkan citra masing-masing kandidat, representasi dan potret
dari masing-masing realitas yang dijalani kandidat menjadi acuan.
Wahidin Halim merupakan sosok yang cukup sukses memimpin kota
Tangerang. Kepemimpinannya mendapat pengakuan dalam lingkup
nasional. Andika merupakan anak muda dengan karir politik yang cukup
prestius. Sekalipun selalu dilingkupi stigma bagian dari dinasti Atut.
Wahidin mampu menurunkan tensi persepsi negatif tersebut. Karena
Wahidin pernah menjadi lawan politik Ratu Atut Chosyiah pada pilgub
2011 silam. Namun, trah Ratu Atut itu menjadi pendamping Wahidin
Halim dalam pilgub Banten 2017. Hal ini meredam persaingan politik
lama diantara keduanya, dan menghapuskan pemikiran adanya dosa
warisan.
3. Penetrasi sosial berdasarkan karakteristik masyarakat, hal ini didasarkan
kepada karakteristik persoalan yang dialami oleh masyarakat. Tentu baik
Wahidin Halim maupun Andika Hazrumy sudah memiliki kemampuan
melihat persoalan dari masyarakatnya. Untuk kalangan industri perkotaan,
sosok Wahidin halim memiliki track record ketika menjabat sebagai
walikota Tangerang. Untuk wilayah lain, barang kali Andika mampu
menyisir sekelumit batasan-batasan persoalan di berbagai pelosok
wilayah Banten Barat.
C. Kampanye dan Komunikasi Politik pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy
Duet antara Wahidin Halim dan Andika Hazrumy tidak semudah
mengikat tali. Ada proses komunikasi politik yang cukup serius yang di
76
bangun sehingga terbentuk sebuah kesatuan kandidat dengan berbagai partai
koalisi besar. Butuh keputusan dan berbagai peluang yang dianggap sebagai
acuan mulai partai pengusung, kesempatan membuka komunikasi dan
penetrasi publik serta kemampuan membangun sinergi maupun pengaruh.
Sejak awal partai Golkar sebagai partai penyokong Andika Hazrumy
menggodok langsung saran partai mengenai siapa sajakah yang masuk untuk
diusung dalam pilgub. Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Provinsi
Banten, hanya 2 Kabupaten Kota yang menyampaikan dua nama yakni
Andika Hazrumy dan H. Tubagus Chairul Jaman pada saat itu diusulkan oleh
pengurus partai Golkar Kota Cilegon dan Kota Serang. Dari 8 Kabupaten
Kota 6 kabupaten kota mengusulkan calon tunggal, Andika Hazrumy sebagai
calon gubernur atau calon wakil gubernur.Dari dua nama yang diusulkan
dalam rapat pleno yang di perluas di tingkatan Provinsi Banten yang
sebelumnya dilakukan di rapat pleno tingkat Kabupaten Kota, dari dua nama
itu, skor akhir hanya Andika Hazrumy yang mendapatkan poin penuh.
Karena Andika Hazrumy mendapat rekomendasi dari delapan kabupaten
kota sementara Jaman hanya mendapat duarekomendasi dari kabupaten
kota, dalam proses itu kemudian Andika masih sebagai calon gubernur atau
menjadi calon wakil gubernur, belum menjadi rekomendasi final Andika
sebagai apa. Oleh karena partai Golkar tidak bisa mengusung sendiri di
pilkada 2017, karena Golkar di provinsi Banten hanya memiliki 15 kursi
sementara syarat minimal 20% dari 85 itu adalah 17 kursi dan masih kurang
2 kursi.82
Posisi partai politik memiliki posisi sentral karena tanpa partai politik
sulit sekali mendapatkan pengaruh. Sekalipun amanat undang-undang tidak
melarang maju sebagai calon independen, tetap saja partai politik masih
dianggap sebagai instrumen ideal dalam penyangga demokrasi dan elektoral
di Indonesia. Partai Golkar sebelumnya merupakan partai pemenang Ratu
Atut Chosyiah memimpin Banten. Bisa dikatakan, parta berlogo pohon
beringin tersebut cukup kuat pengaruhnya.
82
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
77
Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten
penunjukkan Andika Hazrumy sebagai calon sudah berdasarkan mekanisme
pengurusan Partai Golkar yang dilakukan secara demokratis:
“Pertama dalam Jutlak Pilkada yang dikeluarkan DPD partai Golkar,
dalam proses Bakal Calon itu berdasarkan hasil rapat Pleno yang
diperluas ditingkatannya masing masing, Pleno DPD Partai Golkar
Provinsi Banten yang diperluas dengan Seluruh unsur yang ada di
DPD 1 terdiri dari Pengurus Pleno, anggota fraksi, pimpinan
organisasi sayap, organisasi pendiri, termasuk juga pimpinan DPD
partai Golkar Kabupaten Kota. Namun Proses itu ditarik lagi kebawah
bahwa rapat pleno ditingkat provinsi Banten juga harus di awali dari
rapat pleno di tingkat kabupaten kota, nah pada saat rapat pleno di
tingkat kabupaten kota yang kemudian kita lakukan rapat pleno di
tingkat provinsi,”83
Sekalipun komunikasi politik antara partai Golkar dan PDI-P dibangun
untuk menggaet Rano Karno namun gagal. Satu sisi Rano Karno tidak mau
menjadi wakil dari Andika Hazrumy karena secara survei popularitas dan
elektabilitas perseorangan Rano Karno jauh lebih baik. Wahidin Halim yang
memang menunggu pasangan akhirnya sepakat untuk menerima pinangan
Golkar, walaupun Andika yang sedari awal disokong untuk menjadi calon
gubernur cukup menjadi pendamping Wahidin Halim yang didaulat sebagai
calon gubernur.
Elektabilitas yang terlalu tinggi yang dimilki oleh Rano Karno memang
cukup jauh hanya dengan sebuah koalisi politik besar. Tentu, sebuah koalisi
harus dibayar dengan porsi kekuasaan dan pengaruh sebagai hasil apabila
menang. Secara komponen partai penyokong, Wahidin Halim – Andika
83
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
78
Hazrumy lebih banyak dari pada Rano Karno. Selebihnya hanya persoalan
personal saja.
Bagi Rano Karno sebagai calon incumbent sangat terbantu dan tidak
perlu rumit memikirkan program. Karena bagi incumbent keberhasilan
program kerja menjadi modal keberhasilan dan sumber utama dalam
kampanye permanen. Dia membutuhkan beberapa inovasi kebijakan
penggugah kepada masyarakat. Kehadiran di berbagai tempat Rano Karno
juga menandai sebagai bagian dari kampanye itu sendiri.
Bagi Rano Karno hanya perlu mematenkan legitimasi simbolik yang
telah dibuatnya selama masa kepemimpinan di Banten. Legitimasi simbolik
yang kuat sangat menguntungkan bagi setiap calon dalam memenangkan.
Item-item program andalan Rano Karno tentu menjadi kampanye
simboliknya dalam mempertahankan dominasi incumbent sementara waktu.
Jika dibandingkan dengan Wahidin Halim – Andika Hazrumy sebagai
penantang utama, Rano - Embay hanya perlu melakukan positioning yang
dibantu politisi itu sendiri serta partai penyokong. Positioning merupakan
skema dalam proses penciptaan ulang kebijakan, image serta jasa yang pernah
dilakukan oleh Rano Karno. Kubu incumbent hanya perlu menjaga image
politik, produk politik, pesan politik, dan program kerja yang ada.
Wahidin Halim – Andika Hazrumy bukan tidak punya peluang dalam
melawan incumbent. Kekuatan program pembeda mungkin adalah salah satu
indikator dalam melihat perbedaannya. Perbandingan visi-misi Wahidin
Halim – Andika Hazrumy dan Rano-Embay:
79
Tabel 4.2
Perbandingan visi-misi calon gubernur dan wakil gubernur Banten
2017-2022
Rano Karno
Dan
Embay Mulya Syarif
Wahidin Halim
Dan
Andika Harzumy
Visi
1. Banten Bangkit
2. Banten Maju
3. Banten Sejahtera
4. Banten Berlandaskan Iman dan Taqwa
Banten yang maju, mandiri,
berdaya saing, sejahtera,
dan berakhlakul karimah.
Misi
1. Memantapkan pembangunan
infrastruktur wilayah dan kawasan
untuk pemenuhan layanan dasar dan
peningkatan daya saing.
2. Menciptakan ekosistem ekonomi yang
sinergis antar pelaku usaha dan
mendorong pertumbuhan ekonomi
yang lebih berkualitas dengan iklim
investasi yang kondusif serta
keberpihakan pada masyarakat.
3. Meningkatkan sumber daya manusia
yang sehat, cerdas, berbudaya, dan
berdaya saing.
4. Memperkuat sinergi pembangunan
pembangunan daerah melalui
kerjasama pembangunan antar
pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota yang selaras, serasi dan
seimbang.
5. Meningkatkan kinerja pemerintah
daerah yang bersih dan berintegritas
menuju tata kelola pemerintahan
berkualitas.
1. Menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik
(good governace).
2. Membangun dan
meningkatkan kualitas
infrastruktur.
3. Meningkatkan akses
pemerataan pendidikan
berkualitas.
4. Meningkatkan akses dan
pemerataan pelayanan
kesehatan yang
berkualitas.
5. Meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi.
Kedua calon yang bertarung memiliki agenda pembangunan
masyarakat dan pembaharuan dalam berbagai bidang. Keduanya sama-sama
mematok target provinsi Banten kedepan dengan rekonstruksi infrastruktur
dan suprastrukur. Pesan-pesan politik sama saja, pembedanya perang
pengaruh dan keberhasilan serta yang terpenting juga ialah cara penyampaian
80
agar dari apa yang dirumuskan dapat mengena ke khalayak. Oleh karenanya
dalam proses sosialisasi ini, persuader atau penyampai pesan memiliki peran
penting agar pesan mudah diterima dan menjadi pertimbangan masyarakat
untuk memilih kandidat.
Seperti dituturkan oleh Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua
bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten, sekalipun hasil survei tersebut posisi
pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy di bawah Rano Karno, masih ada
optimisme yang dipacu oleh tim koalisi untuk melawan incumbent :
“jadi kalo dua pasangan ini ditemukan bisa potensial mengalahkan
incumbent karena pada saat itu posisi WH-Andika masih 12%, kalo
dipasangkan dengan Rano udah 48 %, sisanya belum menentukan tapi
berdasarkan tren kalo dipasangkan dengan Rano, Andika menang,
kalo dipasangkan dengan WH masih kalah tapi potensi menangnya
ada, lalu Golkar mengambil keputusan terutama keluarga Andika
bahwa kita lebih baik melawan incumbent,”84
Proses keputusan juga melibatkan pendapat keluarga Andika
Hazrumy, karena jika dilihat komponen keluarga dari Ratu Atut membuat
rasa percaya diri mengusung Andika Hazrumy untuk maju sebagai calon
gubernur Banten sekalipun berakhir sebagai pendamping Wahidin Halim.
Penentuan calon dari DPD Partai Golkar Banten sebagai partai pengusung
utama hanya melibatkan dua nama untuk dipilih sebelumnya. Kedua nama
tersebut masih ada ikatan darah antara Andika Harzumy dan Tubagus Haerul
Jaman. Aroma kekeluargaan di tubuh Golkar Banten memang bukan hal yang
asing terlebih lagi sebagian besar anggota keluarga Andika Hazrumy banyak
menjabat baik di ranah eksekutif maupun menjadi anggota legislatif dari
Partai Golkar.
84
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si selaku wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi
Banten di Hotel Le Dian Kota Serang.
81
Dalam menampik adanya terpaan isu negatif politik dinasti terhadap
Andika yang nanti merugikan peluang dalam memenangkan pemilihan,
menurut Bahrul Ulum S.Ag sekjen DPD Golkar Provinsi Banten:
“Kalo tokoh secara personal sih, baik secara langsung ataupun tidak
langsung kita melakukan komunikasi dengan tokoh tokoh walaupun
tidak serta merta tokoh tokoh itu mendeklarasikan diri di publik, yang
salah satu kita lakukan komunikasi seperti tokoh-tokoh pendiri
provinsi Banten ada Patriana Sam‟un juga kita lakukan komunikasi
kemudian Pak Suryadi Sudirja kemudian pak Fadenaril terlepas dari
hasilnya para tokoh-tokoh itu tidak secara vulgar mendukung WH-
Andika tapi setidaknya para tokoh itu berdiri ditengah tidak berpihak
ke pasangan manapun itu yang kemudian menjadi hal positif bagi
pasangan WH-Andika ketika tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten itu
ada ditengah maka tidak ada pengkotak-kotakan antara tokoh ini ke
pasangan calon WH-Andika, tokoh ini ada di pasangan Rano-
Embay,”85
Legitimasi dalam politik selalu terkait dengan nilai-nilai sosial dengan
adanya sebuah harapan. Kondisi politik memang berubah - ubah, maka dari
itu legitimasi mewakili kesetaraan maupun sebuah supremasi. Legitimasi
dalam politik secara organisasi di wakili oleh partai politik. Sedangkan untuk
perorangan dilihat dari opinion leader dalam memberikan apresiasi.
Komunikasi terhadap tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten adalah
langkah mencari sebuah legitimasi. Mereka bisa dijadikan sebagai legitimasi
sosial yang akan menepis isu negatif. Langkah tersebut setidaknya
memberikan sinyal, bahwa pilgub akan berlangsung dengan aman serta akan
menghasilkan pemimpin yang baik. Begitupun kala Andika Hazrumy maju
sebagai calon gubernur Banten.
85
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
82
Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten
partai politik bekerja keras menghapus stigma negatif tersebut bahwa tidak
ada politik dinasti:
“Dan treatment khususnya karena serangan ke Pak Andika lebih
tajam terkait dengan putranya Bu Atut, yaa kita sampaikan ke publik
bahwa dalam pilkada itu tidak ada istilah dinasti, karena pada saat
itu yang kenceng adalah istilah dinasti terkait Pak Andika yang
adalah putranya Bu Atut. Kita luruskan kepada masyarakat bahwa
apa sih sesungguhnya pengertian dari dinasti itu sendiri. Nah bisa
dikatakan dinasti jika tongkat kepemimpinan itu diberikan dari orang
tua ke anaknya atau dari kakak ke adiknya yang lumrah dilakukan itu
pada sistem-sistem kerajaan, sementara demokrasi di Indonesia
dilakukan secara demokrasi di pilih langsung oleh masyarakat
sehingga masyarakat lah yang bisa menilai layak dan tidaknya, baik
dan tidaknya untuk didukung atau tidak didukung oleh masyarakat,”86
Stigma negatif selalu menjadi penghambat, partai tidak hanya bicara
soal kampanye tetapi sosialisasi pilkada secara demokratis. Penekanannya
bahwa Wahidin Halim – Andika Hazrumy merupakan bagian dari proses
demokrasi dan dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Secara perlahan
guna menutupi isu yang dapat mengurangi elektabilitas di masyarakat.
Intinya, citra Andika Hazrumy sebagai sosok yang bersih dari kepentingan
kekeluargaan.
86
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
83
Gambar 4.3
WH-Andika bagian dari Banten87
Terpaan isu negatif juga tidak hanya menerpa pasangan WH-Andika tetapi
pasangan Rano-Embay dengan isu Partai Komunisme Indonesia (PKI) lewat
keterkaitan PDIP sebagai partai penyokong Rano-Embay di Pilgub Banten.
Rano karno sering kali dituduh terkait dengan kebangkitan PKI di Indonesia.
Kampanye dengan isu negatif seperti ini juga dilancarkan oleh Wahidin
Halim dengan memberikan sinyalemen adanya kebangkitan PKI di Banten,
yang secara langsung merujuk kepada lawan politiknya, Rano Karno.
Sekalipun memang menjadi isu tanpa bukti lengkap setidaknya publik
terarahkan perhatiannya. Wahidin tidak segan-segan membawanya pada saat
kampanye politiknya. Belum lagi beberapa partai seperti PKS dan PAN juga
membawa isu ke publik. Secara otomatis isu ini memberikan penurunan citra
bagi lawan politik.
87
https://news.detik.com/berita/d-3414306/zulkifli-di-kampanye-akbar-wh-andika-
kembalikan-kejayaan-banten diakses 27 Desember 2017 jam 23: 56
84
Gambar 4.4
Isu Kebangkitan PKI di Banten88
Isu PKI yang beredar luas menjadi konsumsi jelang pilkada. Sebelumnya
terjadi di pilgub DKI Jakarta terhadap pasangan Ahok-Djarot. Publik begitu
tersita dengan hubugan Ahok yang dekat dengan para pengusaha Cina. Isu
yang dihembuskan ada keterkaitan khusus partai komunis Cina dengan Ahok,
kala Pilgub DKI Jakarta menyebabkan citra dan opini publik begitu
terarahkan. Ahok-Djarot pun kalah dalam kontestasi tersebut dan
dimenangkan oleh pasangan Anis-Sandi. Isu PKI yang terjadi di Pilgub
Banten maupun di Jakarta beririsan langsung dengan tuduhan kepada PDIP
yang selama ini disebut dengan partai komunis di Cina. Di sisi lain, beberapa
kadernya memiliki hubungan geneologi sebagai anak PKI. Apa yang
diungkapkan oleh Ribka Tjiptaning dengan bangganya sebagai anak dari
PKI.89
88
Diakses dari https://newsmedia.co.id/calon-gubernur-wahidin-halim-singgung-isu-
kebangkitan-pki-di-banten/#/popup pada 28 Desember 2017 jam 00:08 89
Diakses dari http://nusantarakini.com/2017/04/16/politisi-anak-pki-ikut-bagi-bagi-
sembako-tim-ahok-djarot/ pada 28 Desember 2017 jam 00: 16
85
Situasi lain terjadi di Provinsi Kalimantan Barat Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Singkawang, Thjai Cui Mie
sempat terseret dalam isu kebangkitan komunisme belum lama ini.
Pasalnya, bakal calon Wali Kota Singkawang di Pilkada 2017 itu
membagikan kalender yang memuat logo palu arit sebagai sarana
sosialisasi dirinya kepada masyarakat.90
PDIP nyatanya menjadi sasaran isu ini di pilgub Banten, dan kerugian bagi
Rano Karno sendiri yang diterpa isu ini. Sensitifitas masyatakat dengan isu
PKI juga dilengkapi wacana ateisme dalam PKI serta upaya PKI mengganti
ideologi Pancasila dengan komunisme. Dalam kampanye politik cukup
menjual. Sebuah wacana yang menohok langsung. Apa yang terjadi di Jakarta
dengan kemenangan Anies- Sandi ternyata terjadi di Pilgub Banten WH-
Andika. Sekalipun isu PKI hanya salah satu item dalam perang wacana saat
kampanye, setidaknya punya kesimpulan bahwa isu PKI sangat marketable
dalam kampanye politik.
Kecenderungan mengarahkan isu kebangkitan PKI tidak saja menciderai
kontestasi politik yang demokratis dan jurdil tetapi menimbulkan efek lain
yang menjadi beban kognitif di tengah masyarakat. Karena bagaiamanapun
isu kebangkitan PKI masih memiliki dampak rasa ketakutan bagi masyarakat.
Tetapi nyatanya, sebagai jualan politik hanya narasi peruntungan saja yang
ada.
90 Diakses dari http://www.beritasatu.com/politik/373443-pilkada-serentak-2017-isu-pki-
kembali-merebak.html , pada tanggal 28 Desember 2017 jam 00: 23.
86
Dengan demikian ditilik mendasar bahwa ada dua hal terciptanya
kolaborasi pencalonan Wahidin Halim – Andika Hazrumy dalam pilgub
Provinsi Banten 2017:
1. Kesepahaman partai politik pengusung, partai sebagai institusi untuk
mengagregasi kepentingan sosial dan mewakili kepentingan tersebut
dalam arena-arena politik, melalui kontribusi serta artikulasi di dalam
pertarungan politik dengan adanya permasalahan sosial di bawah
struktur budaya dan sosial. Partai Golkar sebagai partai kuat di Banten
tentunya akan merasa percaya diri jika mengusung calonnya sendiri,
sekalipun publik tahu ada dinasti kekeluagaan dalam partai tersebut.
Persoalan di bawah harus dibagi, hanya dengan partai yang
berseberangan secara kepentingan salah satunya ialah Partai Demokrat.
Dalam pilgub Banten ini, peran partai Golkar cukup dominan
menggalang dukungan dan kontak politik dengan berbagai parpol.
2. Kesamaan prinsip pembangunan, kehadiran Andika Hazrumy dalam
percaturan politik di pilgub Banten menampilkan peluang
kepemimpinan muda. Hal ini juga menjadi sinyal bahwa peluang kaum
muda sama besarnya dalam membangun daerahnya. Sekalipun
demikian, Wahidin Halim lebih siap dalam menyambut pencalonan
tersebut berbekal pengalamannya.
Untuk melihat bagaimana tindakan persuasif dalam pemenangan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy kita mengacu pada model yang
87
digambarkan, adanya empat tahap yang akan terjadi ketika proses kampanye
berlangsung:91
1) Tahap informasi (information). Pada tahap ini, khalayak diterpa
informasi tentang lembaga/kandidat atau gagasan yang dianggap baru.
Terpaan ini bertubi-tubi dan dikemas dalam bentuk pesan yang
menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang produk
atau gagasan tersebut.
Sebagaimana pada umumnya dalam kampanye, iklan politik dalam
bentuk reklame serta adagium - adagium politik digunakan. Wahidin
Halim – Andika Hazrumy tak jauh beda. Sasarannya ialah daerah yang
masih memiliki persepsi tinggi untuk belum memiliki kecondongan
sikap memilih calon. Massifikasi akan informasi di daerah tersebut
tentu lebih diprioritaskan seperti daerah seperti Kabupaten Pandeglang
maupun Lebak. Di samping itu, konstituen politik masih sangat mudah
diberikan pemahaman dan pendidikan politik.
Andika Hazrumy sangat diuntungkan berdasar pada ikatan kekerabatan
(primordial) sebagai putra asli Banten. Satu sisi, ketokohan kakeknya
sebagai Jawara Banten disegani dan dihormati di tengah masyarakat.
Karena bagaimanapun simpul ketokohan sebagai penyatu dan panutan.
Memang benar, sifat permasalahan yang dihadapi Banten terutama
pergeseran sosial dalam masyarakat ditentukan oleh tipe
kepemimpinan itu sendiri.
91
Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012) h. 94-95
88
2). Tahap persuasi (persuasion). Ketika khalayak tergerak mencari tahu
dan mendapati bahwa produk tersebut menarik minat mereka, maka
dimulailah tahap persuasi atau tahap mempengaruhi khalayak.
Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten
persuasi diakukan oleh masing-masing kandidat yang memiliki
spesifikasi daerah mana saja yang dianggap perlu untuk dimasuki dan
sosialisasikan.
“Proses penyampaiannya tidak ada pembedaan saat penyampaian
Program antara Lebak, Pandeglang, Tangerang, Serang dsb. Karena
pada prinsipnya semua program yang ditawarkan oleh WH-Andika
harus sampai keseluruh lapisan masyarakat di 8 Kabupaten Kota di
115 Kecamatan dan 1535 desa kelurahan yang ada di Banten,
sehingga tidak ada pembedaan penyampaian Lebak yang
dikampanyekan program ini, Tangerang program ini, Cilegon
program ini, tapi semua program yang diusung oleh WH-Andika itu
disampaikan kesemua lapisan masyarakat yang ada di 8 Kabupaten-
Kota tanpa memilah antara Kabupaten ini kategorinya Kabupaten
maju, kota ini kota maju dan yang ini kota tertinggal dan lain
sebagainya itu tidak ada. Sehingga semua program yang disampaikan
oleh WH-Andika itu wajib disampaikan kepada seluruh stackeholder
yang mengusung WH-Andika kepada lapisan semua masyarakat,”92
Setiap daerah memiliki karakteristik tersendiri sesuai susunan
struktur sosial dan budaya tertentu yang dianut. Pemetaan semacam
ini lumrah dilakukan. Karena sosok yang akrab akan mudah dikenali
dan dapat melakukan penetrasi politisnya. Wahidin Halim dianggap
pas untuk masuk ketengah-tengah masyarakat semi perkotaan dan
perindustrian seperti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan
Kota Tangerang Selatan. Adapun, Andika Hazrumy menuntaskan
sosialisasinya di wilayah Banten Barat. Artinya, setiap daerah
92
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
89
sosialisasi politiknya disesuaikan dengan porsi kebutuhan akan solusi
dari setiap daerah.
Sosialiasi politik guna memperoleh sikap serta orientasi
terhadap kehidupan politik. Ada dua hal sekaligus yang diacu ketika
sosialisai politik dilakukan oleh pasangan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy. Yaitu pendidikan politik sekaligus indoktrinisasi politik.
Indoktrinisasi politik yang dilakukan oleh Wahidin Halim – Andika
Hazrumy ditujukan dalam memobilisasi massa dan memanipulasi
masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol politik yang
dikampanyekan sebagai suatu yang ideal.
3). Tahap membuat keputusan untuk mencoba (decition, adoption and
trial) yang di dahului oleh proses menimbang-nimbang tentang
berbagai aspek produk tersebut.
Ada seleksi yang dilakukan oleh pasangan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy mengenai program dan penyeseuaian dengan kehendak
masyarakat. Terlebih lagi adanya pembedaaan dengan program dalam
visi misi Rano-Embay. Pemilihan redaksi kata yang baik akan
memberikan tafsir yang berbeda untuk dijelaskan kepada masyarakat.
Jika dilihat dari visi Wahidin Halim – Andika Hazrumy “Banten yang
maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul karimah”
memang sederhana. Item kata dalam visi tersebut setidaknya
memberikan kesan religius dan bermoral. Pertanda bahwa Andika
Hazrumy sendiri jauh berbeda dari kesan sikap tamak kekuasaan
90
maupun berprilaku amoral, sebagai tindakan korupsi dan nepotisme
yang pernah menjerat ibunya.
4). Tahap konfirmasi atau re-evaluasi. Tahap ini hanya dapat terjadi bila
orang telah mencoba memilih partai atau kandidat yang ditawarkan.
Berdasarkan pengalaman mencoba, khalayak mulai mengevaluasi dan
mempertimbangkan kembali tentang produk tersebut.
Merupakan tahap terakhir apabila sebuah tahapan-tahapan telah
dilalui. Apabila didasarkan oleh pengalaman tentu keberhasilan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy ialah melakukan program yang
mirip dengan apa-apa saja yang pernah berhasil dilakukan. Baik
Wahidin maupun Andika sama sama memiliki program kepada
masyarakat. Ingatan kognitif dan kedekatan akan hal tersebut yang
dipertahankan sebagai kampanye tetapi lewat simbolik.
Dalam pelaksanaan kampanye, menarik animo publik tentu dipilih
berdasarkan keperluan akan mobilisasi masyarakat serta pilihan target tujuan
jangka pendek atau panjang. Kampanye politik dengan intensitas tertentu
mengindikasikan suatu keperluan jangka panjang untuk menarik simpati
sekaligus indoktrinisasi. Ada dua jenis kampanye yang dipakai oleh Wahidin
Halim – Andika Hazrumy dalam merebut hati rakyat..
a. Candidat-oriented campaigns. Kampanye yang berorientasi pada
kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh
kekuasaan politik. Jenis ini sering juga disebut political campaigns.
Karena sejak awal sudah dilihat bahwa tampilnya Wahidin Halim –
Andika Hazrumy sebagai penantang tunggal terhadap pasangan
91
incumbent Rano-Embay berorientasi kepada pergeseran kekuasaan.
Maka dari itu, Wahidin Halim – Andika Hazrumy antusias mengejar
ketertinggalan presentasi keterpilihan dari Rano-Embay.
Menurut Bahrul Ulum S.Ag, sekjen DPD Golkar Provinsi
Banten peningkatan suara harus meningkat setiap waktu. Peningkatan
suara tersebut berimbang dari banyaknya jumlah pertemuan langsung
dengan masyarakat yang dilakukan dari berbagai titik:
“Pak WH melakukan kampanye yang dilakukan di wilayah
Tangerang Raya, yakni Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang dan kota Tangerang Selatan dan Pak Andika
melakukan maksimalisasi kampanye di wilayah Banten Barat
kita istilahkan pada saat itu, yang meliputi Kota Cilegon, Kota
Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten
Pandeglang. Nah dalam satu hari Pak Andika minimal itu ada
6 titik pertemuan terbatas di wilayah kabupaten kota yang ada
di wilayah barat demikian juga Pak WH melakukan minimal 6
titik perhari di tingkat Tangerang Raya yang meliputi tiga
wilayah dengan asumsi dari 6 titik perhari dengan asumsi itu
1 titik 250 orang masyarakat yang tersentuh oleh kampanye
WH-Andika maka dalam satu hari Pak Andika bisa menyentuh
1500 masyarakat,”93
Saat kampanye Wahidin Halim juga dapat menyentuh 1500
masyarakat, ketika digabungkan kampanye blusukan, maka tolak ukur
ada 3000 masyarakat yang kemungkinan tersentuh oleh kampanye
tatap muka Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada saat proses
kampanye tatap muka. Perhitungan ini diperoleh dari 3000 orang
perhari maka diasumsikan pada saat itu semua Kabupaten Kota,
semua kecamatan tidak ada satu kecamatan pun yang tidak tersentuh
oleh kampanye Wahidin Halim – Andika Hazrumy.
93
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
92
Sehingga kesimpulannya, pada saat tim Wahidin Halim –
Andika Hazrumy berharap dengan semua titik kecamatan tersentuh
dan sebagian besar desa juga tersentuh, maka semua program bisa
tersalurkan, semua promosi bisa tersampaikan. Prosesnya sangat luar
biasa dan hasilnya juga mendapatkan hasil yang positif walaupun
selisih perbedaannya hanya 2%. Wajar selisihnya demikian karena
pertarungannya adalah pertarungan head to head. Tidak ada pilihan
lain, dan semua tahu bahwa Pak Rano adalah incumbent pada saat itu
b. Ideologically campaigns. Jenis kampanye yang berorientasi
pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali
berdimensi perubahan sosial. Disebut sebagai social change
campaigns. Semua calon yang bertarung memiliki agenda
pembangunan masyarakat dan pembaharuan dalam berbagai
bidang. Keduanya sama-sama mematok target Banten kedepan
dengan rekonstruksi infrastruktur dan suprastrukur. Pesan-
pesan politik sama saja, pembedanya perang pengaruh dan
keberhasilan. Maka pastilah semua calon menjual narasi-narasi
lama soal keberhasilan masing-masing kandidat yang dapat
didulang ke Banten secara luas. Konsep pembangunan
disampaikan tetap harus melewati kesesuaian dengan
konstituen politik. Kembali lagi, hanya dengan kesiapan
pengetahuan akan wilayah dan metode pendekatannya.
Pembangunan dan kesejahteraan merupakan bahan kampanye
untuk menggugah masyarakat secara luas karena memang realitas
masyarakat Banten pada umumnya masih di bawah perekonomian
93
menengah ke bawah. Tema ekonomi dan pemberantasan kesenjangan
dan segregasi sosial menjadi wacana khusus dari masing masing
calon. Selanjutnya, partai politik penyokong yang nyatanya
kadangkala ditempelkan kepada program kerja partai politik yang ada
dan kemudian dijadikan kampanye salah satu calon.
Proses penyampaian dalam kampanye Wahidin Halim – Andika
Hazrumy melalui dua model kampanye sekaligus:
1. Model kampanye media
Secara umum Schramm mengartikan saluran (kampanye) sebagai
“perantara apapun yang memungkinkan pesan-pesan sampai kepada
penerima. Sementara Klingeman dan Rommele secara lebih spesifik
mengartikan saluran kampanye sebagai segala bentuk media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuknya
berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan, telepon, internet, radio
atau bahkan televisi. Para ahli kampanye umumnya tidak tertarik
melakukan debat konseptual tentang perbedaan saluran dengan media.
Mereka hanya berpendapat bahwa media adalah bagian dari saluran.94
Media sebagai saluran opini publik ataupun setidaknya
memberikan pengaruh terhadap pembentukan opini publik. Karena media
membawa pesan politik, kemampuan media inilah mampu menjadi tawar
menawar dengan institusi politik tertentu. Logika sederhananya jika ingin
membantu image positif maka cukup banjiri media dengan berita baik.
Keberadaan media dalam proses politik lebih membuka peluang siapa saja
bersuara. Inilah peluang sekaligus hambatan. Peluang dikarenakan kita
94
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h.84
94
dapat secara langsung berkomunikasi dengan khalayak ramai,
mendapatkan atensi, dan menaruh pengertian. Di satu sisi, tidak semua
khalayak pengguna media tertarik dengan sebuah wacana tertentu dan
tanggapan yang ada belum tentu pula baik. Adakalanya, respon non-
kooperatif bahkan apatis dapat ditampilkan.
Gambar 4.5 95
Lama interaktif pendukung WH-Andika
Ada sekitar 4.734.370 orang berdasarkan data KPUD Banten
sebagai pemiliih tetap untuk mengkampanyekan kesemua lini tentu
membutuhkan cost politic yang lumayan besar dan waktu yang cukup
lama. Media cukup membantu apalagi kehadiran pemilih muda tentu dapat
dimaksimalkan sebagai amunisi politik.
Kubu Wahidin Halim – Andika Hazrumy tetap memanfaatkan
jejaring dunia maya sebagai saluran iklan dan komunikasi antar sesama
pendukung. Tak ketinggalan item media massa semua digunakan sebagai
95
Diakses dari https://www.facebook.com/SahabatAndikaMediapada tanggal 20 Desember
2017
95
saluran mobilisasi kampanye. Menurut Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si
wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten:
“Dia dengan komunitas tapi kan gak cukup waktu untuk bisa
nemuin 12.000.000 orang pemilih di Banten, dia juga melalui
proses berjejaring, dia punya jaringan dan jaringan itulah yang
menyampaikan gagasannya melalui proses berjejaring. Lalu
berjejaring kan gak mungkin dia menyampaikan pesan hanya oral,
atau verbal dia juga menggunakan media. Kita memanfaatkan
tekhnologi, waktu itu kita banyak menggunakan video-video
pendek lalu pidato-pidato Andika, pidato-pidato WH di rekam lalu
setelah itu di viralkan, di share secara berjejaring group wa
(whatsapp) 1 group wa lainnya karena kita punya jaringan sampe
ke level bawah. Kita menyadari betul bahwa face to face tidak
akan cukup karena begitu luas provinsi Banten dan begitu banyak
orang yang harus ditemui, maka media itu menjadi penting,
elektronik dia juga datang ke radio kan, Andika juga membuat
produk-produk komunikasi informasi yaa pake youtube, dia juga
facebook, instagram, tapi bobot yang paling tinggi memang
facebook,”96
Media sosial dijadikan locus pergumulan diskusi dan tukar
pendapat. Perjumpaan di ruang virtual memang memiliki keterbatasan
melihat ekpresi sebuah wacana dan berkomentar. Selain itu, kemungkinan
disana sulit sekali ditebak di mana simpatisan dan combatant. Namun,
yang pasti orientasinya bagaimana semua keinginan politik dan persuasif
baik dengan kata dan visual ditangkap.
Penggunaan media sangat ditentukan oleh bagaimana mediumnya,
jadi semua dijadikan saluran. Karena setiap masyarakat memiliki tingkat
kenyamanan pengguna dari item media sosial. Prinsipnya, dalam
memenangkan sebuah kompetisi di Pilgub Banten tidak cukup menang di
darat tetapi juga di udara. Oleh karena itu, jejaring harus terkendali dan
efektif. Kampanye virtual tepat entah itu untuk menggugah anak muda dan
96
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten
di Hotel Le Dian Kota Serang.
96
masyarakat atau mengentas isu negatif terhadap calon yang biasanya
terjadi.
Gambar 4.6
Jejaring medis sosial pemenangan
Maka wajar jika kemudian sejumlah aktor politik bekerja sama
dengan pemiliki media untuk digunakan sebagai saluran kampanye dan
promosi tergantung komunikasi politik dan bisnis yang dibangun. Wahidin
Halim – Andika Hazrumy melakukan komunikasi politik dengan pemilik
MNC Group Hary Tanoe Sudibyo untuk menjadikan medianya sebagai
saluran. Di samping itu, tim pemenangan Wahidin Halim – Andika
Hazrumy berhasil mendesak agar supaya penayangan film serial Si Doel
Anak Sekolahan yang dibintangi oleh Rano Karo dihentikan
penayangannya karena dianggap sengaja atau tidak sengaja telah
merepresentasikan lawan politik ke publik dan akan mengurangi
popularitas Wahidin Halim – Andika Hazrumy.
Menurut Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten,
komunikasi politik yang dijalin dengan Hary Tanoe menguatkan posisi
97
dan daya tawar. Dengan demikian setidaknya, tim pemenangan
mendapatkan legitimasi walaupun tidak dalam gerbong politik:
“tim koalisi WH-Andika memang harus berbanding lurus antara
pertarungan darat dan udara, istilahnya pada saat itu di tim, darat
adalah pasukan-pasukan partai politik struktural dan relawan
struktural, udara adalah opini-opini yang kita sodorkan kepada
masyarakat melalui media. Ada salah satu yang menjadi strategi
juga yang dilakukan pada saat itu yang dilakukan oleh Pak WH-
Andika yakni melakukan komunikasi dengan Pak Hary
Tanoesoedibjo, pada saat itu sebagai ketua PERINDO, karena
PERINDO juga secara tidak langsung gabung ke kita walaupun
secara administratif tidak bisa sebagai pengusung karena belum
menjadi peserta pemilu,”97
2. Model kampanye non-media
Komunikasi face to face adalah model kampanye yang paling
efektif, dan ini menjadi center of gravity kemenangan Wahidin Halim –
Andika Hazrumy, selain dari variabel lainnya. Keberhasilan
memenangkan Wahidin Halim – Andika Hazrumy di pilgub Banten
adalah dengan cara kampanye mobilisasi dan kampanye melalui metode
pertemuan terbatas spot to spot. Partai politik penyokong juga berhasil
melakukan pendekatan di daerah yang strategis. Komunikasi antar pribadi
memilki keunggulan dibandingkan dengan komunikasi massa. Di sana ada
rekognisi dan antensi yang memungkinkan terjadi timbal balik dan terjadi
peneguhan komunikasi dan informasi.
97
Wawancara langsung Bahrul Ulum S.Ag Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten di Kantor
DPD Partai Golkar Provinsi Banten.
98
Gambar 4.7
Realisasi kampanye tatap muka98
Menurut Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si wakil ketua bidang
organisasi DPD Golkar Provinsi Banten bagaimana caranya membentuk
skema agar Wahidin Halim – Andika Hazrumy mengunjungi on the spot,
per-area jadi dapat turun ke masyarakat. Dengan menargetkan perhari
sampai 8 titik. Jadi harus ada touch langsung, maka Wahidin Halim –
Andika Hazrumy mampu menyampaikan pesan secara baik, karena pesan
itu disampaikan ada sender nya, ada komunikatornya, ada message nya,
ada penerima pesannya. Disitu harus dilakukan, penjangkauan secara
langsung face to face dilakukan antara kandidat dengan kelompok,
“kegigihan dia face to face, gak ada yang lain. Tapi faktor lain
ada, variabel lain ada tapi variabel bertemu langsung itu tertinggi,
karena kita juga sudah hitung dalam start 1 tahun Andika berjalan
98
http://www.beritasatu.com/nasional/431142-whandika-janji-akan-selalu-
blusukan.htmldiakses pada tanggal 28 Desember 2017 jam 11:12 WIB
99
secara rutin itu, dalam setahun itu dia harus bertemu dengan
berapa banyak orang berapa banyak titik itu udah kita tentukan,
udah kita hitung. Karena kan kita gak menang 100%, menang kita
cuma 1,8 sekian persen jadi kita gak menjangkau lebih dari 60%
orang Banten kan. Jadi pertemuan face to face yaa paling dan
berjejaring,”99
Di level tengah,Wahidin Halim – Andika Hazrumy menyampaikan
visi misi lebih kepada gagasan dan harapan, lalu di level atas kandidat dia
bertemu dengan banyak tokoh, para pendiri provinsi, tokoh-tokoh opinion
leader. Menjaring aspirasi juga tapi di saat yang sama saluran itu juga
dijadikan sebagai saluran politik untuk menyampaikan gagasannya. Maka
bisa dipastikan kandidat mendapatkan sokongan dari bawah dan dari atas,
kemudian disampaikan kebawah, akhirnya jadi visi misi yang
diejawantahkan dengan program unggulan sebagai penawaran untuk
masyarakat.
D. Interpretasi
Kemenangan pasangan Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada
pilkada provinsi Banten 2017 memberikan banyak pelajaran pada kita bahwa
pencalonan kembali incumbent tidak selamanya menjadi faktor penentu
kemenangan pilkada. Siapa pun memiliki peluang untuk menang. Soliditas
tim dan pemilihan strategi dalam proses pemenangannya harus cermat dan
teliti. Aktivitas persuasi dengan segala inovasinya harus terus digencarkan.
Pemanfaatan media sosial dan media mainstream lainnya juga menjadi faktor
penentu dalam upaya memperkenalkan calon ke khalayak. Selain itu yang
utama adalah sentuhan langsung dengan metode face to face ke tengah-tengah
masyarakat, berinteraksi tanpa batas sehingga komunikasi dua arah (two way
99
Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang organisasi DPD Golkar Provinsi Banten
di Hotel Le Dian Kota Serang.
100
communication) akan terjalin. Dengan begitu efek komunikasi dapat bisa
langsung dirasakan, dan aktifitas persuasi akan lebih efektif.
Tingkat heterogenitas masyarakat dengan latar sosial, budaya,
pendidikan, suku, agama dan lainnya juga harus diperhatikan. Dengan ini
diharapkan pesan yang akan disampaikan akan sesuai dengan
kecenderungannya, sehingga tingkat penerimaan baik terhadap sosok calon
maupun gagasan yang diusungnya diharapkan akan sesuai dengan yang
diharapkan.
Track record calon juga akan menjadi nilai jual ke masyarakat selain
visi misi yang ditawarkan, karena seiring dengan perkembangan tingkat
pendidikan masyarakat yang menjadi pertimbangan dalam upaya ikhtiar
mencari calon pemimpin adalah bukti nyata hasil kerja dari calon tersebut.
Wahidin Halim yang telah terbukti sukses memimpin kota Tangerang selama
dua periode akan dirindukan kepemimpinannya oleh masyarakat, kali ini
dilingkup yang lebih luas yakni masyarakat Banten.
Sosok Andika Hazrumy yang kerap dikaitkan dengan kasus yang
menimpa Ibu kandungnya tidak mampu menjadi issue yang diharapkan lawan
politiknya menjadi faktor penolakan masyarakat terhadapnya, ternyata tidak
terjadi. Dengan metode kampanye face to face dan terciptanya dua arah
komunikasi hal ini akan dengan mudah diklarifikasi, serta sebaliknya upaya
persuasi agar memperoleh dukungan masyarakat dapat terbuka.
Penerapan marketing dalam dunia politik, utamanya dalam momen
kontestasi di tiap tingkatannya saat ini memang diperlukan. Tentunya dengan
penyesuaian penyesuaian dari berbagai faktor. Hal ini karena fenomena
101
politik bukan hanya dinikmati oleh kaum elit saja, melainkan sudah menjadi
obrolan yang kerap hadir ditengah-tengah masyarakat. Keadaan ini
diharapkan dapat mendukung berjalannya demokrasi di negara kita agar
senantiasa menjadi lebih baik.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data mengenai marketing politics pasangan
Wahidin Halim – Andika Hazrumy pada pemenangan pilkada provinsi Banten
2017 dapat ditarik kesimpulan pada poin-poin utama sebagai berikut:
1. Tampilnya Wahidin Halim – Andika Hazrumy dalam bursa pemilihan
gubernur dan wakil gubernur provinsi Banten 2017 bermodal kekuatan
masing masing. Sosok Wahidin Halim merupakan mantan walikota
Tangerang dua periode dan sukses memimpin kotanya dengan banyak
penghargaan. Sosoknya juga dikenal sebagai figur karismatik di
wilayahnya. Sementara Andika Hazrumy, sebagai putra asli Banten
merupakan sosok muda dengan karir politik dan pengalaman organisasi
yang cukup prestisius. Sekalipun selalu dilingkupi stigma bagian dari
dinasti Atut. Pengalaman masing-masing mewakili perpaduan kaum tua
dan kaum muda, dan saling menguatkan citra. Wahidin Halim mampu
menurunkan tensi persepsi negatif dari Andika Hazrumy. Karena Wahidin
Halim pernah menjadi lawan politik Ratu Atut Chosyiah pada pilgub 2011
silam. Namun, trah Ratu Atut itu menjadi pendamping Wahidin Halim
dalam pilgub Banten 2017. Hal ini meredam persaingan politik lama
diantara keduanya, dan menghapuskan pemikiran adanya dosa warisan.
Koalisi 7 partai pengusung juga menjadi sumber kekuatan, selain
mendapatkan legitimasi mayoritas partai yang memiliki kursi di DPRD
provinsi, keberagaman ideologi partai dan golongan di dalamnya berfungsi
103
sebagai mode paradigma sendiri dalam mengatur strategi terhadap masing-
masing konstituen politik.
2. Elektabilitas yang terlalu tinggi yang dimilki oleh Rano Karno memang
cukup jauh hanya dengan sebuah koalisi politik besar. Bagi Rano Karno
sebagai calon incumbent sangat terbantu dan tidak perlu rumit memikirkan
program. Karena bagi incumbent keberhasilan program kerja menjadi
modal keberhasilan dan sumber utama dalam kampanye permanen. Dia
hanya membutuhkan beberapa inovasi kebijakan penggugah kepada
masyarakat. Kehadiran di berbagai tempat Rano Karno juga menandai
sebagai bagian dari kampanye itu sendiri. Bagi Rano Karno hanya perlu
mematenkan legitimasi simbolik yang telah dibuatnya selama masa
kepemimpinan di Banten. Legitimasi simbolik yang kuat sangat
menguntungkan bagi setiap calon dalam memenangkan. Item-item
program andalan Rano Karno tentu menjadi kampanye simboliknya dalam
mempertahankan dominasi incumbent sementara waktu. Kubu incumbent
hanya perlu menjaga image politik, produk politik, pesan politik, dan
program kerja yang ada. Wahidin Halim – Andika Hazrumy bukan tidak
punya peluang dalam melawan incumbent. Kekuatan program pembeda
adalah salah satu indikator dalam melihat perbedaannya. Keberadaan
pesaing dari kubu Rano-Embay sebagai incumbent memang memiliki
pengalaman dengan masyarakat dalam arti sebagai pemegang kendali
kepemimpinan Banten. Pesaing Wahidin Halim – Andika Hazrumy juga
hampir sama melakukan pendekatan kepada masyarakat tinggal bagaimana
sebenarnya update tentang apa-apa saja yang dilakukan pesaing di tengah
masyarakat. Dengan menganalisis corak pendekatan pesaing, strategi
104
harus dipilih secara berbeda namun punya tujuan yang sama yaitu
popularitas dan elektabilitas di kemudian hari.
3. Menurut penemu teori social judgement, Muzafer Sherif manusia tidak
akan mudah menerima informasi yang masuk secara mutlak sebelum
melakukan penilaian berdasarkan apa yang selama ini diyakini.
Selanjutnya, perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial atau isu
tertentu merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terdiri
dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi, serta
proses mempertimbangkan isu atau objek sosial tersebut berpatokan pada
kerangka tujuan yang dimiliki seseorang.100
Untuk menganalisis penilaian sosial terhadap Wahidin Halim –
Andika Hazrumy maka perlu dilhat:
1. Latitude of acceptance, pertimbangan masyarakat bahwa Andika Hazrumy
merupakan putra asli Banten. Dengan sendirinya kesempatan bagi Andika
juga besar. Di tambah lagi, pengaruh dari keluarga sebagai jawara. Banten
butuh sosok yang dapat memimpin dan ditaati. Pemilihan yang
berlangsung dijamin demokratis. Artinya masyarakat menerima
keberadaan kandidat karena pengertian dan pengetahuan politik bahwa
mereka dapat menentukan sendiri pemimpinnya. Masyarakat juga
membutuhkan keberlanjutan kesejahateraan perekonomian. Jikalau selalu
dihambat, maka Banten juga akan mengalami pertumbuhan yang lamban.
2. Latitude of rejection, ini kembali kepada pengalaman bahwa
kepemimpinan Banten pernah tercoreng oleh tindakan kriminal korupsi
yang menyeret gubernurnya. Maka dari itu, pesan kognitif Banten tidak
100M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement
Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956) h. 218
105
boleh kedepannya mengalami situasi tersebut. Andika Hazrumy sebagai
anak kandung Ratu Atut mantan Gubenur Banten yang tertangkap KPK,
masih ada ketakutan masyarakat bahwa Andika adalah kepanjangan
tangan dari keluarga dinasti.
3. Latitude of no commitment, masyarakat membayangkan pemimpin tidak
dalam suasana elit terus dan mengambil jarak dengan yang rakyat di
bawah. Apalagi masyarakat masih saluran kedua dalam membuat
kebijakan. Komitmen masyarakat dalam melihat perilaku semacam itu
cenderung negatif. Pesan poltik kadangkala hanya sebatas adagium jualan.
Maka, dalam ajang pilgub Banten tidak semua slogan dan kampanye
sekaligus dapat meyakinkan para pemilih. Bukan calonnya tidak punya
kualitas tetapi realisasi program yang selama itu dijanjikan sering
dilupakan.
B. Saran
Untuk mencapai kemenangan memang perlu kerja keras, hal ini pun
sudah dilakukan seluruh tim sukses pemenangan pasangan Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy, yaitu dengan menggunakan strategi komunikasi politik
dan marketing politik secara efektif dan tepat sasaran. Peran kampanye tatap
muka sebagai center of gravity pemenangan Wahidin Halim - Andika
Hazrumy perlu ditingkatkan, karena bagaimana pun hal itu sangat berefek.
Metode pendekatan persuasif dengan tatap muka memiliki efek yang lebih
besar karena darinya terjalin komunikasi dua arah antara kandidat atau tim
pemenangan dengan konstituen, sehingga informasi yang didapatkan oleh
konstituen komprehensif, dan masyarakat Banten yang notabene kebanyakan
106
bertempat tinggal di pedesaan, mempunyai daya kritis untuk memilih
kandidatnya secara rasional (memilih dengan melihat visi, misi, program kerja
dan rekam jejak calon).
Sebagai bahan studi ilmiah, seluruh penerapan marketing politics yang
telah dilakukan oleh tim sukses untuk memenangkan perhelatan calonnya
pada pilkada. Tentu menjadi pertimbangan untuk penerapan marketing politics
politik di daerah lainnya, apakah sesuai atau tidak, itu tergantung dari
daerahnya masing masing. Maka, penelitian ini memerlukan penelitian
lanjutan, untuk menggali pemahaman yang lebih komprehensif tentang
penerapan marketing politics. Penelitian yang dimaksud adalah:
1. Melihat keefektifan marketing politics yang telah dilakukan oleh pasangan
calon dan tim suksesnya, karena belum tentu penerapan yang dilakukan
akan menghasilkan keefektifan buat di daerah lainnya.
2. Penelitian tentang marketing politics yang dilakukan oleh semua pasangan
calon. Dengan demikian, perspektif marketing politics pada masing-
masing calon dengan mudah akan diteliti. Sehingga bisa mengetahui tidak
hanya marketing politics pemenang, namun juga marketing politics
kandidat lainnya mengapa mengalami kekalahan.
107
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004
Antar Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2010)
Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2006)
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya)
Gun Gun Heryanto & Zarkasy Irwa, Public Relations Politik (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2012
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar.
Bogor: Ghalia Indonesia
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra (Jakarta: PT.
Lasswell Visitama, 2010)
Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta:
Rajawali Press, 2009
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah
Nurul Hasfi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012),
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007)
M. Sherif. Attitude and Attitude Change: The Social Judgement-Involvement
Approach.(Philadephia:W.B Saun-ders, 1956
Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986)
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
108
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1992)
Onong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi: teori dan praktek (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1993)
Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan
(Jogjakarta:Jala Sutra,2009
Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis
Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press,
2010)
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2010),
Cet. Ke-5
Roger G. Schroeder, Manajemen operasi : pengambilan keputusan dalam fungsi
operasi jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2004)
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2007
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi
dan Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006)
Ruslan Rosady, Kampanye Public Relations (Jakarta: Rajawali Press, 2007
Sandra Oliver, Strategi Public Relations (London: KOGAN PAGE LTD, 2001)
Sarwono Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010)
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : CV Rajawali, 1993),
Wheelen dan J. David Hunger, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2003)
Zulkarimein Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990)
JURNAL
Sri Niken Handayani, Strategi Pemenangan Faisal – Biem Dalam Pemilukada
Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2012 (Jurnal Ilmu Pemerintahan
Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, 2013)
DOKUMEN ELEKTRONIK
“Profil Drs. H. Wahidin Halim M.Si”, artikel diakses pada 17 November 2017 di
https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-halim
109
“Daftar anggota DPR, Wahidin Halim”, artikel diakses pada 17 November 2017
di http://wikidpr.org/anggota/5403631742b53eac2f8ef840
“Andika Hazrumy”, artikel diakses pada 17 November 2017 di
https://id.wikipedia.org/wiki/Andika_Hazrumy
“Profil Andika Hazrumy”, artikel diakses pada 17 November 2017 di
http://relawanandika.blogspot.co.id/p/profil-andika-hazrumy.html
Diakses dari ayobanten.net/wp-content/uploads/2016/11/Visi-Misi-WH-
Andika.pdf pada tanggal 19 November 2017
https://news.detik.com/berita/d-3414306/zulkifli-di-kampanye-akbar-wh-andika-
kembalikan-kejayaan-banten
http://www.beritasatu.com/nasional/431142-whandika-janji-akan-selalu-
blusukan.html diakses pada tanggal 28 Desember 2017
WAWANCARA
Wawancara dengan Pak Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si, ketua bidang organisasi
DPD Golkar Provinsi Banten, Tanggal 02 November 2017
Wawancara dengan Pak Bahrul Ulum S.Ag, Sekjen DPD Golkar Provinsi Banten,
Tanggal 14 Desember 2017
Wawancara dengan Ir. GachoSunarso, Ketua DPC Partai Demokrat Kota
Tangerang Selatan, Tanggal 21 Desember 2017
WEBSITE
https://www.kpu-bantenprov.go.id/
https://banten.bps.go.id/
www.facebook.com
www.twitter.com
110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
111
Lampiran 1
Wawancara dengan : Pak Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si (wakil ketua bidang
organisasi DPD Golkar Provinsi Banten)
Durasi wawancara : 09 menit 53 detik
Lokasi wawancara : Hotel Le Dian Kota Serang
T : Mekanisme penetapan pasangan calon sampai akhirnya Andika Hazrumy
berpasangan dengan Wahidin Halim
J : Iyaa, penetapan calon ini ketemu dua pasangan ini karena pertama didasari
oleh kesamaan probabilitas, jadi kalo dua pasangan ini ditemukan bisa
potensial mengalahkan incumbent karena pada saat itu posisi WH-Andika
masih 12%, kalo dipasangkan dengan Rano udah 48 %, sisanya belum
menentukan tapi berdasarkan tren kalo dipasangkan dengan Rano, Andika
menang, kalo dipasangkan dengan WH masih kalah tapi potensi menangnya
ada, lalu Golkar mengambil keputusan terutama keluarga Andika bahwa
kita lebih baik melawan incumbent. Karena selain probabilitas menang,
aspek penentu pemenangan pilkada ini adalah kesamaan tujuan. Jadi lebih
terbangun chemistry-nya dengan Wahidin, saat itu dipasangkan tapi DPP
punya mekanisme kan survey terbesar dan potensi menang, saat itu potensi
kita masih kalah dan kita meyakinkan DPP bahwa kita bisa menang,
sementara kita membangun komunikasi lebih dulu ke partai-partai koalisi
lainnya, Golkar terakhir. Lalu Golkar memberikan rekomendasi, jadilah
pasangan itu. Dua aspek berarti itu, aspek pertama adalah aspek probabilitas
menang, yang kedua adalah kesamaan. Probabilitas menang dengan Rano
juga ada, selesai pilkada kalo dengan Rano
T : Tapi dijalin komunikasi itu?
J : Mereka menjalin, sampai detik terakhir juga DPP PDI P minta Andika ke
Rano.
T : Apa saja yang dilakukan tim dan pasangan calon sebelum merumuskan visi-
misi? Apakah ada segmentasi wilayah, daerah, kekurangan, ketertinggalan?
J : Oh ada, visi misi itu yang pertama kita mendengarkan harapan dari
masyarakat karena jauh-jauh hari Andika, Wahidin Halim keliling kan ke
tengah-tengah masayarakat, masyarakat menyampaikan aspirasi dan dari
semua aspirasi yang disampaikan masyarakat itu tidak semua menjadi
tanggung jawab provinsi kan di Undang-undang 23 tahun 2014 kan ada
pengaturan kewenangan kalo masyarakat kan gak lagi mikirin kewenangan
tapi pokoknya mereka pingin ini, nah dari aspirasi masyarakat itulah
disaring mana yang kewenangan kita dari situ di formulasikan lalu setelah
itu kita mengundang pakar, waktu itu kita ada beberapa dosen dan pakar
112
yang kita kumpulkan secara rutin yang setiap hari secara rutin berdiskusi
dengan Andika, jadi level bottom dan level up. Level bottom nya Andika
mengambil problematika yang dia temui secara langsung empiris dia lihat
dan dia dengar. Lalu secara teoritis dia juga dengar dari para pakar, jadi dari
bawah dapet dari atas dapet jadilah visi misi.
T : Saluran-saluran komunikasi politik yang digunakan dalam
mengkomunikasikan pesan-pesan itu?
J : Saluran-saluran politiknya? Yaa Andika kan banyak menemui masyarakat,
setelah kita bicara soal turun ke masyarakat itu dalam rangka untuk
menjaring aspirasi, ke bawah itu juga dilakukan beberapa level, level
masyarakat dia menjaring aspirasi dan juga menyampaikan keinginan dan
mimpi dia tentang banten, WH pun sama. Di level tengah, dia
menyampaikan visi misi lebih kepada gagasan dia dan harapan, lalu di level
atas yaa tadi dia bertemu dengan banyak tokoh, para pendiri provinsi, tokoh-
tokoh opinion leader dia menjaring aspirasi juga tapi di saat yang sama
saluran itu juga dijadikan sebagai saluran politik untuk menyampaikan
gagasannya dia dari yang dia dapet dari bawah dan dari atas, dia dapet dari
atas disampaikan kebawah, akhirnya jadi visi misi, salurannya seperti itu.
Pada saat dia menjaring aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan misi,
mimpi dia. Di level tengah juga sama, di level atas sama. Saat dia menjaring
aspirasi, saat itu juga dia menyampaikan gagasannya. WH juga demikian.
Nah saluran politik lainnya yaa dari media kan.
T : Bagaimana metode sosialisasi pengenalan program dan pasangan calon ke
masyarakat sehingga dapat diterima?
J : Yaa, karena popularitas kedua orang ini belum merata di Banten masih
rendah sekali waktu itu masih dibawah 40 kan, elektabilitas 12 persen-an,
yaa caranya adalah dengan bagaimana mereka mengunjungi on the spot,
per-area jadi dia turun ke masyarakat. Kita taget kan sehari sampe 8 titik.
Jadi jangan pernah berfikir bahwa, kalo gak ada touch lalu kita mampu
menyampaikan pesan secara baik, karena pesan itu disampaikan ada sender
nya, ada komunikatornya, ada message nya, ada penerima pesannya,
komunikan. Nah disitu harus dilakukan, penjangkauan secara langsung face
to face dilakukan, dia dengan kelompok, dia dengan komunitas tapi kan gak
cukup waktu untuk bisa nemuin 12.000.000 orang pemilih di Banten, dia
juga melalui proses berjejaring, dia punya jaringan dan jaringan itulah yang
menyampaikan gagasannya melalui proses berjejaring. Lalu berjejaring kan
gak mungkin dia menyampaikan pesan hanya oral, atau verbal dia juga
menggunakan media. Kita memanfaatkan tekhnologi, waktu itu kita banyak
menggunakan video-video pendek lalu pidato-pidato Andika, pidato-pidato
WH di rekam lalu setelah itu di viral kan, si share secara berjejaring group
113
wa (whatsapp) 1 group wa lainnya karena kita punya jaringan sampe ke
level bawah. Kita menyadari betul bahwa face to face tidak akan cukup
karena begitu luas provinsi Banten dan begitu banyak orang yang harus
ditemui, maka media itu menjadi penting, elektronik dia juga datang ke
radio kan, Andika juga membuat produk-produk komunikasi informasi yaa
pake youtube, dia juga facebook, instagram, tapi bobot yang paling tinggi
memang facebook.
T : Oh facebook Pak, aktif?
J : Iya, facebook kita fans page kita aktif terus jaringan kita yang mengelola
juga aktif men-share itu.
T : Tim pemenangan atau struktur tim, dari kalangan mana saja yang
dilibatkan?
J : Semua, semua segmen karena pemilih juga heterogen maka kita juga
membuat struktur pemenangan berlapis-lapis.
T : Trik yang paling khusus, karena mau gak mau kalo tadi saya melihatnya kita
bicara ideal, bagaimana masyarakat Banten melihat Andika sebagai anak
dari seorang Bu Atut, WH juga yang notabenenya adalah rival politik di
pilkada sebelumnya. Ini ada trik khusus gak dalam men-treatment
masyarakat?
J : center of grafity pemenangannya Andika, poin yang paling kita unggulkan
adalah face to face, kegigihan dia bertemu dan melakukan sentuhan
langsung itu yang menurut saya yang paling menentukan, satu hari bisa 8
sampai 12 titik loh. Jadi media itu sangat ditentukan oleh bagaimana
mediumnya, saya pake facebook tidak semua orang menggunakan facebook,
saya pake instagram tidak semua orang menggunakan instagram, pake
youtube nggak semua orang bisa memutar youtube karena mahal juga tapi
kedua orang ini center of gravity nya adalah kegigihan dia face to face, gak
ada yang lain. Tapi faktor lain ada, variabel lain ada tapi variabel bertemu
langsung itu tertinggi, karena kita juga sudah hitung dalam start 1 tahun
Andika berjalan secara rutin itu, dalam setahun itu dia harus bertemu
dengan berapa banyak orang berapa banyak titik itu udah kita tentukan,
udah kita hitung. Karena kan kita gak menang 100%, menang kita cuma 1,8
sekian persen jadi kita gak menjangkau lebih dari 60% orang Banten kan.
Jadi pertemuan face to face yaa paling dan berjejaring.
T : Tapi jaringan dulu pilkada Bu Atut digunakan lagi?
J : Oh iyalah sebagian, sebagian ada yang ke Rano.
114
Lampiran 2
Wawancara oleh : Ir. Gacho Sunarso (Ketua DPC Partai Demokrat
Tangerang Selatan)
Durasi : 09 menit 36 detik
Lokasi : Kantor DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan
T : Bagaimana marketing politik WH-Andika pada pemenangan pilkada
provinsi Banten 2017?
J : Pak WH yang sudah punya dasar kepemimpinan dua kali jadi walikota
terus anggota DPR RI yaa plus punya background keluarga besarnya di
pendidikan. Ini nih sangat tepat sekali, mudah-mudahan tidak terganggu di
perjalanan, namanya politik yaa mudah-mudahan lancar, selesai sampe
periode berikutnya. Sedangkan Andika memang generasi muda dari
Golkar yang juga anggota DPD Golkar provinsi Banten, saya kira memang
banyak belajar yaa bukan asal ingin menjadi wakil Gubernur kemudian
menjadi Gubernur. Tetapi sekaranglah saatnya untuk menimba ilmu, baik
pak WH sendiri sebagai Gubernur maupun ilmu ke masyarakatannya. Nah
pasangan tua dan muda ini menjadi kolaborasi yang pas untuk
diperkenalkan ditengah-tengah masyarakat. dan ini kan perpaduan antara
Demokrat dan Golkaryaa, dua partai yang cukup berpengalaman
mengikuti pemilu di berbagai tingkatan. Kemudian saya yang secara
langsung dimandatkan oleh Pak WH untuk mengawal pemenangan
khususnya di wilayah Tangerang Selatan, yang kita ketahui bahwa hasil
perolehan suaranya hanya kecamatan Pondok Aren yang menyumbang
suara cukup signifikan, disusul perolehan suara kecamatan Setu yang
jumlahnya tidak terlalu signifikan. Pendekatan yang saya lakukan berdasar
pada pengalaman saya pernah dua periode menjadi wakil rakyat di kota
Tangerang Selatan ini, sebagaimana saya terlahir dari konsepsosial yang
sangat tinggi, saya aktif di P2KP, PNPM dengan BKM nya. Sehingga yang
saya terapkan di WH-Andika ini cukup sama yakni berbasis pendekatan
sosial, upaya menghadirkan WH-Andika ditengah-tengah masyarakat
dengan mengenalkan profil, visi-misi, dan program yang pasangan ini
tawarkan. Yang tentunya saat ini di zaman yang masyarakat nya sudah
jauh lebih cerdas dan melek politik, tidak cukup hanya cuap-cuap saja,
tidak cukup janji-janji yang terucap, melainkan bukti kinerja yang akan
senantiasa menjadi perhatian masyarakat. Yang juga harus dihindari
adalah praktik politik uang, hal ini sebisa mungkin harus dihindari karena
berkaitan dengan pendidikan politik masyarakat. Konsep marketing
politik dewasa ini harus lebih real, lebih nyata. Pak WH yang dicitrakan
sebagai sosok yang dikenal dengan pribadi yang merakyat harus diikuti
115
dengan hal nyata. Kalo di kecamatan Pondok Aren Pak WH beberapa kali
datang dan bermain bola disana, bahkan hal itu dilakukan di lapangan
bukan lapangan bola, tapi dilapangan setengah sawah. Nah konsep
marketing saat ini terlebih dalam dunia politik, konsep atau wacana harus
diiringi dengan tindakannyata, gak cukup hanyacitra. Kalo yang demikian
dilakukan, maka untuk memperkenalkan atau menghadirkan WH-Andika
di hati masyarakat bukanlah hal yang sulit.
Nah yang selama ini dilakukan oleh kita adalah memperkenalkan program-
program yang diusung oleh WH-Andika di ikuti dengan memperkenalkan
track record yang pernah dilakukan oleh kedua pasangan ini, sehingga hal
itu menjadi penawaran tersendiri untuk masyarakat. Secara garis besar hal
ini yang menjadi strategi marketing kami yang pada praktiknya
diejawantahkan dengan berbagai cara penyampaian, disesuaikan dengan
siapa yang kita hadapi. Ide-ide kreatif ditelurkan dengan substansi
perkenalan pasangan calon ini. Kalo program teknis yang pernah kita
lakukan adalah Gerakan Rabu Biru. Gambaran programnya yaitu
merupakan program yang digagas relawan WH-Andika. Gerakan ini
berupa mencapkan telapan tangan yang diberitinta biru ke dalam spanduk.
Gerakan ini juga sebagai simbol komitmen bahwa hari Rabu, 15 Februari
2017 akan memilih WH-Andika. Makna khususnya dari gerakan ini
menyapa langsung masyarakat dan sebagai simbol bahwa mereka
berkomitmen untuk memilih dan memenangkan WH-Andika. Serta
program-program segar lainnya yang menjadi representasi dukungan
kepada pasangan ini .
116
Lampiran 3
Wawancara dengan : Pak Bahrul Ulum S.Ag (Sekjen DPD Golkar Provinsi
Banten)
Durasi wawancara : 27 menit 06 detik
Lokasi wawancara : Kantor DPD Golkar Provinsi Banten
T : Bagaimana Mekanisme dari DPD Golkar Provinsi Banten dalam
menentukan calon atau bagaimana caranya bisa bertemu antara Wahidin dan
Andika?
J : Pertama dalam Jutlak Pilkada yang dikeluarkan DPD partai Golkar, dalam
proses Bakal Calon itu berdasarkan hasil rapat Pleno yang Perluas
ditingkatannya masing masing, Pleno DPD Partai Golkar Provinsi Banten
yang diperluas dengan Seluruh unsur yang ada di DPD 1 terdiri dari
Pengurus Pleno, anggota fraksi, pimpinan organisasi sayap, organisasi
pendiri, termasuk juga pimpinan DPD partai Golkar Kabupaten Kota.
Namun Proses itu ditarik lagi kebawah bahwa rapat pleno ditingkat provinsi
Banten juga harus di awali dari rapat pleno di tingkat kabupaten kota, nah
pada saat rapat pleno di tingkat kabupaten kota yang kemudian kita lakukan
rapat pleno di tingkat provinsi. Dari 8 Kabupaten Kota 6 kabupaten kota
mengusulkan calon tunggal, Pak Andika sebagai calon gubernur atau calon
wakil gubernur, Hanya 2 Kabupaten Kota yang menyampaikan 2 nama
yakni kota Cilegon H. Andika Hazrumy dan H. Tubagus Chairul Jaman
pada saat itu termasuk dengan kota Serang. Nah karena ada 2 nama yang
diusulkan dalam rapat pleno yang di perluas di tingkatan Provinsi Banten
yang sebelumnya dilakukan di rapat pleno tingkat Kabupaten Kota, dari 2
nama itu, skor akhir hanya Pak Andika Hazrumy yang mendapatkan poin
penuh. Karena Pak Andika Hazrumy mendapat rekomendasi dari 8
kabupaten kota sementara Pak Jaman hanya mendapat 2 rekomendasi dari
kabupaten kota, dalam proses itu kemudian Pak Andika masih sebagai calon
gubernur pada saat itu atau menjadi calon wakil gubernur, belum menjadi
rekomendasi final Pak Andika sebagai apa, Nah karena partai Golkar tidak
bisa mengusung sendiri di pilkada 2017, karena Golkar di provinsi Banten
hanya memiliki 15 kursi sementara syarat minimal 20% dari 85 itu adalah
17 kursi dan masih kurang 2 kursi, sehingga DPD Partai Golkar
memberikan mandat kepada Pak Andika untuk melakukan komunikasi
politik baik mencari partner koalisi atau mencari figur untuk mendampingi
Pak Andika atau didampingi, dari nama nama yang sudah muncul di
permukaan pada saat itu banyak nama-nama diantaranya Pak Rano Karno
sebagai incumbent, kemudian Pak WH dan banyak nama nama lain yang
muncul ke permukaan, namun dari analisa dan survei yang dilakukan oleh
117
DPD Golkar Provinsi Banten hanya mengerucut 2 nama diluar Pak Andika,
yakni Rano karno dan Wahidin Halim. Dari komunikasi politik yang di
bangun oleh 2 orang itu, kemudian komunikasi dengan Pak Rano Karno
menemui jalan buntu, sehinggal awalnya Pak Andika ikut penjaringan di
PDIP dan Demokrat, Mengapa Pak Andika melakukan itu karena yang
pertama dalam rangka mencari partner koalisi partai dan kedua mencari
figur yang bisa mendampingi atau didampingi oleh Pak Andika, nah dari
komunikasi yang dilakukan Pak Andika melalui penjaringan di partai politik
baik PDIP maupun partai Demokrat. Dan di PDIP Pak Andika menemui
jalan buntu dalam komunikasi dengan figur yang akan di usung oleh PDI P
yakni Pak Rano karno, Nah Partai Golkar dalam hal ini, tidak mau juga
kehilangan muka yang menungggu keputusan dari Pak Rano Karno.
Kemudian Pak Andika dan partai Golkar melakukan komunikasi intensif
dengan Pak WH dan Partai Demokrat yang kemudian Pak Andika dan Partai
Golkar menemui titik temu yang bisa disimpulkan bahwa Pak Andika akan
berkoalisi dengan Pak WH atau partai Golkar berkoalisi dengan Partai
Demokrat. Dalam komunikasi politik yang dilakukan oleh Pak Andika
nampaknya terjadi kesepakatan bahwa Pak Andika menjadi cawagub dan
Pak WH menjadi cagub, itu menjadi proses awal yang dilakukan
bertemunya Pak Andika bisa bertemu dengan Pak WH di pilkada provinsi
Banten 2017.
T : Dalam penyusunan program atau bicara produk yang akan dijual ke
masyarakat selain dari sosok tapi ada juga yang mau diusung, dalam proses
penyusunan program atau visi misi dari WH-Andika apa yang dilakukan
atau apakah ada pemetaan terhadap tingkat keadaan masyarakat Banten
sehingga ini yang akan di usung secara misi oleh pasangan WH-Andika?
J : Dalam undang undang pilkada sekarang bahwa penyusunan visi misi bakal
calon tidak boleh lari dari RPJMD daerah yang bersangkutan, artinya yang
harus menjadi visi misi pasangan calon itu tidak lari dari RPJMD yang
sudah ada, artinya ini menunjukan bahwa siapapun yang terpilih pada proses
pilkada, maka harus melanjutkan program-program yang sudah ada ini
mengantisipasi jangan sampai kemudian kabinetnya berubah programnya
berubah sehingga apa yang sudah dilakukan oleh kepada daerah sebelumnya
tidak serta merta dibuang. Yang baik dilanjutkan dan yang kurang baik
diperbaiki dan disempurnakan oleh pasangan calon yang memenangkan
pilkada. Dalam proses penyusunan visi-misi nya WH-Andika melakukan
komunikasi intens, termasuk juga dalam penyusunan bersama visi misi yang
kemudian muncullah visi misi WH-Andika dengan visi-misi provinsi
Banten yang maju, berdaya saing.
118
T : Terkait tentang cara komunikasi dan interaksi dalam penyampaian program
visi misinya Bapak Wahidin Halim dan Haji Andika Hazrumy, adakah
pembedaan antara tiap daerah contoh Lebak dengan tingkat kemajuan yang
kurang kalo di banding Tangerang, adakah penyesuaian-penyesuaian itu
dalam interaksi penyampaian program yang di lakukan pasangan WH-
Andika?
J : Proses penyampaiannya tidak ada pembedaan saat penyampaian Program
antara Lebak, Pandeglang, Tangerang, Serang dsb. Karena pada prinsipnya
semua program yang ditawarkan oleh WH-Andika harus sampai keseluruh
lapisan masyarakat di 8 Kabupaten Kota di 115 Kecamatan dan 1535 desa
kelurahan yang ada di Banten, sehingga tidak ada pembedaan penyampaian
Lebak yang dikampanyekan Program ini, Tangerang program ini, Cilegon
program ini, tapi semua program yang diusung oleh WH-Andika itu
disampaikan kesemua lapisan masyarakat yang ada di 8 Kabupaten-Kota
tanpa memilah antara Kabupaten ini kategorinya Kabupaten maju, kota ini
kota maju dan yang ini kota tertinggal dan lain sebagainya itu tidak ada.
Sehingga semua program yang disampaikan oleh WH-Andika itu wajib
disampaikan kepada seluruh stackeholder yang mengusung WH-Andika
kepada lapisan semua masyarakat.
T : Dalam mem-branding pasangan Calon, bagaimana Golkar meng-create
seorang Haji Andika ini dengan harapan dapat diterima dimasyarakat
Banten? Ada tips dan trik khusus gak?
J : Untuk tips and trik khususnya tidak ada, karena memang secara umum kita
bisa mempromosikan WH-Andika, pertama segudang prestasi yang raih
oleh WH saat menjadi walikota Tangerang dua periode dengan predikat
WTP berturut-turut di kota Tangerang, dengan kemajuan yang sangat luar
biasa, sehingga itu menjadi market tersendiri bagi WH-Andika dalam
mempromosikan cagubnya dan cawagub Pak Andika juga banyak prestasi
yang diraih, baik pada saat menjadi anggota DPD-RI di tahun 2009 - 2014,
kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI dari partai Golkar dan beberapa
prestasi-prestasi non politik yang dilakukan oleh Pak Andika di Karang
Taruna dan lain-lain itu menjadi magnet tersendiri dalam mempromosikan
Pak Andika, sehingga kolaborasi pasangan antara WH-Andika menjadi
pasangan ideal yang bisa dipilih masayarakat dengan segudang prestasi
yang dimiliki WH-Andika
T : Grand design atau isu utama dalam visi misi yang di pakai WH-Andika ini
apa?
J : Kan visi misi WH-Andika itu secara umum bisa kita sampaikan Banten
yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul karimah.
119
Pertama maju, arti maju disini Pak WH-Andika menginginkan Banten lebih
maju dari hari hari sebelumnya, WH-Andika berharap Banten menjadi
provinsi yang mandiri yang tidak berketergantungan dari hal apapun,
kemudian yang selanjutnya Banten juga berharap menjadi provinsi yang
mempunyai daya saing yang luar biasa dengan provinsi lain yang ada di
Indonesia, sejahtera masyarakatnya dan ada titik tekan yang sedikit beda
yakni berharap provinsi Banten menjadi provinsi yang masyarakat dan
provinsinya berakhlaqul karimah yang ini menjadi salah satu ikon Pak WH
pada saat menjabat walikota dua periode di Kota tangerang.
T : Dalam metode kampanye, apa yang membedakan kandidat Rano – Embay
dan WH-Andika di pilkada provinsi Banten kemarin?
J : Kalo perbedaannya saya tidak tau persis karena kita tidak mengikuti gaya
kampanye pasangan Rano – Embay. Tapi yang pasti, dalam momentum
kampanye yang dilakukan oleh WH-Andika kita punya target minimal
dalam proses kampanye tatap muka. Karena kampanye terbuka hanya
dilakukan dua kali kalo tidak salah dan tim WH-Andika memaksimalkan
momentum kampanye tatap muka dan pertemuan terbatas yang diantaranya
Pak WH melakukan kampanye yang dilakukan di wilayah Tangerang Raya,
yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan
dan Pak Andika melakukan maksimalisasi kampanye di wilayah Banten
Barat kita istilahkan pada saat itu, yang meliputi Kota Cilegon, Kota Serang,
Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Nah
dalam satu hari Pak Andika minimal itu ada 6 titik pertemuan terbatas di
wilayah kabupaten kota yang ada di wilayah barat demikian juga Pak WH
melakukan minimal 6 titik perhari di tingkat Tangerang Raya yang meliputi
tiga wilayah dengan asumsi dari 6 titik perhari dengan asumsi itu 1 titik 250
orang masyarakat yang tersentuh oleh kampanye WH-Andika maka dalam
satu hari Pak Andika bisa menyentuh 1500 masyarakat, Pak WH juga bisa
menyentuh 1500 masyarakat, ketika digabungkan maka ada 3000
masyarakat yang tersentuh oleh kampanye tatap muka WH-Andika pada
saat proses kampanye tatap muka, logikanya dari 3000 perhari maka
diasumsikan pada saat itu semua Kabupaten Kota, semua kecamatan tidak
ada satu kecamatan pun yang tidak tersentuh oleh kampanye WH-Andika
sehingga pada saat itu tim WH-Andika berharap dengan semua titik
kecamatan tersentuh dan sebagian besar desa juga tersentuh, maka semua
program bisa tersalurkan, semua promosi bisa tersampaikan. Dan hasil
akhirnya kita bisa berharap WH-Andika bisa memenangkan Pilkada
Provinsi Banten 2017 dan alhamdulillah hasil akhir tidak pernah
menghianati proses, kita prosesnya sangat luar biasa dan hasilnya kita juga
mendapatkan hasil yang positif walaupun selisih perbedaannya hanya 2%.
Wajar selisihnya segitu karena pertarungannya adalah pertarungan head to
120
head. Tidak ada pilihan lain, dan kita tau bahwa Pak Rano adalah incumbent
pada saat itu.
T : Selanjutnya adalah pembagian tugas Pak di internal partai koalisi, kan yang
diketahui ada tujuh partai koalisi yang mengusung pasangan WH-Andika,
nah dalam pembagian tugasnya seperti apa, ada pembagian tugas khusus
atau gimana cara pembagian tugas terkait partai-partai koalisi ini Pak?
J : Pembagian tugas khusus tidak ada, Cuma tim koalisi yang terdiri dari tujuh
partai pengusung Wahidin-Andika memberikan tugas kepada seluruh partai
politik untuk bisa menjaga dan merawat konstituennya masing-masing, kita
bisa berasumsi pada saat itu dengan akumulasi dari tujuh partai koalisi
dengan jumlah kursi yang ada kemudian tim koalisi juga memberikan tugas
kepada partai masing-masing untuk bisa menerjunkan kader-kader
terbaiknya untuk menjadi juru kampanye WH-Andika baik yang duduk di
eksekutif maupun di legislatif dari tingkat DPR RI, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten-Kota sehingga semua partai politik bergerak dalam
struktural partainya masing-masing, membina konstituennya masing-
masing, merawat konstituennya masing-masing, selebihnya itu dilakukan
oleh relawan-relawan WH-Andika yang sangat luar biasa banyak pada saat
itu yang ikut bergabung di WH-Andika.
T : Mengenai pemanfaatan media, apakah hal itu dilakukan juga oleh pasangan
WH-Andika?
J : WH-Andika memaksimalkan media, karena dalam rapat tim pilkada dan tim
koalisi WH-Andika memang harus berbanding lurus antara pertarungan
darat dan udara, istilahnya pada saat itu di tim, darat adalah pasukan-
pasukan partai politik struktural dan relawan struktural, udara adalah opini-
opini yang kita sodorkan kepada masyarakat melalui media. Ada salah satu
yang menjadi strategi juga yang dilakukan pada saat itu yang dilakukan oleh
Pak WH-Andika yakni melakukan komunikasi dengan Pak Hary
Tanoesoedibjo, pada saat itu sebagai ketua PERINDO, karena PERINDO
juga secara tidak langsung gabung ke kita walaupun secara administratif
tidak bisa sebagai pengusung karena belum menjadi peserta pemilu. Ada
satu hal positif yang kita dapatkan dari komunikasi antara Pak WH dan Pak
Hary Tanoesoedibjo yakni karena Pak Hary Tanoe ini adalah pemilik MNC
Group dan pada saat itu MNC sempat menayangkan film Rano Karno dalam
film Si Doel anak sekolah yang diputar ulang, dari kejadian itu kemudian
Pak WH melakukan komunikasi politik dengan Pak Hary Tanoe untuk bisa
men-stop penayangan film itu. Karena baik secara langsung ataupun tidak
langsung jika itu tidak di stop maka masyarakat Banten akan disuguhkan
setiap hari dengan wajah Rano karena ditelevisi kalo tidak salah di RCTI
121
pada saat itu dan komunikasi Pak WH berhasil dengan Pak Hary Tanoe dan
akhirnya setelah beberapa hari tayang sinetron Si Doel anak sekolahan itu
bisa di stop dan berhenti. Itu salah satu pemanfaatan tim WH-Andika dari
sisi media.
T : Kalo dari influencer, adakah tokoh-tokoh yang digandeng dalam
pemenangan itu kira-kira siapa saja untuk menopang kesuksesan dari
kampanye ini?
J : Kalo tokoh secara personal sih, baik secara langsung ataupun tidak langsung
kita melakukan komunikasi dengan tokoh tokoh walaupun tidak serta merta
tokoh tokoh itu mendeklarasikan diri di publik, yang salah satu kita lakukan
komunikasi seperti tokoh-tokoh pendiri provinsi Banten ada Patriana
Sam‟un juga kita lakukan komunikasi kemudian Pak Suryadi Sudirja
kemudian pak Fadenaril terlepas dari hasilnya para tokoh-tokoh itu tidak
secara vulgar mendukung WH-Andika tapi setidaknya para tokoh itu berdiri
ditengah tidak berpihak ke pasangan manapun itu yang kemudian menjadi
hal positif bagi pasangan WH-Andika ketika tokoh-tokoh pendiri provinsi
Banten itu ada ditengah maka tidak ada pengkotak-kotakan antara tokoh ini
ke pasangan calon WH-Andika, tokoh ini ada di pasangan Rano-Embay.
T : Selanjutnya mengenai target, kan dengan perolehan selisih gak sampe 2%.
Apakah di internal Golkar itu sesuai target atau hasil yang diharapkan?
J : Sebenernya kalo target kita sih, kita bisa waktu itu mentargetkan di posisi 70
– 30 jika kita merujuk pada hasil perolehan suara partai politik pengusung
baik WH maupun Andika. Namun lagi lagi pilkada ini adalah pertarungan
figur bukan pertarungan partai politik secara kelembagaan maka target itu
kemudian tidak bisa kita penuhi walaupun target tidak terpenuhi yang
penting pasangan WH-Andika bisa memenangkan pilkada 2017 itu
kuncinya. Karena kita juga tidak bisa memaksakan masyarakat untuk
memilih WH-Andika karena masyarakat Banten juga sudah cerdas bisa
menilai, bisa memilih mana yang menjadi pilihan masing-masing
T : Terakhir nih Pak Ulum, kan diketahui nih Pak WH adalah lawan politik dari
Bu Atut 2011 dan seorang Andika Hazrumy adalah putra dari Bu Atut.
Adakah treatment khusus ke masyarakat sehingga pasangan ini bisa
diterima karena kan kalo diliat oh ini kan dulu berseberangan sekarang
koalisi. Dan meskipun kita tidak mengenal dosa warisan, tapikan
masyarakat tahu Andika Hazrumy adalah putra Bu Atut yang tersangkut
masalah korupsi, itu gimana?
J : Sebenarnya serangan ke Pak Andika lebih tajam yah dibanding ke Pak WH,
tapi alhamdulillah masyarakat Banten baik masyarakat pemilih maupun
122
masyarakat yang menengah keatasnya juga sudah dewasa terbukti dengan
bergabungnya atau koalisinya WH-Andika yang notabene pada saat pilkada
2011 menjadi lawan politik pada saat itu dan alhamdulillah baik Pak WH
maupun Pak Andika termasuk juga msayarakat tidak membawa dendam
lama yang kemudian bisa berakibat di pilkada 2017. Kesadaran politik yang
dimiliki oleh Pak Andika, Pak WH ataupun masyarakat ini yang menjadi
titik terang bagi masyarakat Banten bahwa masyarakat Banten sudah
dewasa dalam menilai tidak ada politik balas dendam, tidak ada sesuatu
yang tidak mungkin karena politik berjalan dinamis, politik bukan hitam
putih yang hari ini satu selamanya harus satu, yang hari ini bersebrangan
dan selamanya bersebrangan. Dan treatment khususnya karena serangan ke
Pak Andika lebih tajam terkait dengan putranya Bu Atut, yaa kita
sampaikan ke publik bahwa dalam pilkada itu tidak ada istilah dinasti,
karena pada saat itu yang kenceng adalah istilah dinasti terkait Pak Andika
yang adalah putranya Bu Atut. Kita luruskan kepada masyarakat bahwa apa
sih sesungguhnya pengertian dari dinasti itu sendiri. Nah bisa dikatakan
dinasti jika tongkat kepemimpinan itu diberikan dari orang tua ke anaknya
atau dari kakak ke adiknya yang lumrah dilakukan itu pada sistem-sistem
kerajaan, sementara demokrasi di Indonesia dilakukan secara demokrasi di
pilih langsung oleh masyarakat sehingga masyarakat lah yang bisa menilai
layak dan tidaknya, baik dan tidaknya untuk didukung atau tidak didukung
oleh masyarakat. Nah proses-proses itu yang kemudian kita sampaikan ke
masyarakat baik secara langsung melalui tatap muka maupun di media dan
alhamdulillah masyarakat Banten bisa memahami itu, bahwa tidak ada
politik dinasti yang dilakukan oleh Andika karena prosesnya adalah melalui
proses pencalonan, prosesnya melalui pilkada langsung dan dipilih oleh
masyarakat kepada calon yang disuguhkan pada saat itu hanya 2 pasangan
calon; WH-Andika dan Rano-Embay.
T : Tapi pake konsultan politik gak Pak pasangan ini?
J : Konsultan Politik pake, dan kebetulan partai Golkar menggandeng
Lingkaran Survey Indonesia Denny JA.
123
Lampiran 4
DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan Pak Fitron Nur Ikhsan S.Ag, M.Si, ketua bidang
organisasi DPD Golkar Provinsi Banten, Tanggal 02 November 2017
124
Wawancara dengan Pak Bahrul Ulum S.Ag, Sekjen DPD Golkar Provinsi
Banten, Tanggal 14 Desember 2017
125
Wawancara dengan Ir. GachoSunarso, Ketua DPC Partai Demokrat Kota
Tangerang Selatan, Tanggal 21 Desember 2017
Top Related