KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN HJ. AIRIN RACHMI DIANY...
-
Upload
duongtuong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN HJ. AIRIN RACHMI DIANY...
KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN HJ. AIRIN RACHMI DIANY DAN DRS. H. BENYAMIN DAVNIE DALAM
PILKADA TANGSEL TAHUN 2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
AMALIA
NIM: 107051002546
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 M/ 2011 H
LEMBAR PERNYATAAN
Assalamualaikum, Wr. Wb
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi dengan
judul “Komunikasi Politik Pasangan Hj. Airin Rachmi Diany dan Drs. H.
Benyamin Davnie Dalam Pilkada Tangsel Tahun 2011” dengan ini menyatakan
bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang telah saya gunakan dalam penlisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan
dengan semestinya. Terima kasih
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Jakarta, 29 Juli 2011
Penulis,
Amalia
i
ABSTRAK
Amalia
Komunikasi Politik Pasangan Hj. Airin Rachmi Diany dan Drs. H. Benyamin Davnie Dalam Pilkada Tangsel Tahun 2011.
November 2010 lalu adalah bulan yang penting bagi pemerintah Kota Tangerang Selatan, pasalnya dibulan tersebut Kota Tangerang selatan mengadakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota untuk pertama kalinya dalam sejarah. Bahkan jauh sebelum dimulainya pesta demokrasi tersebut hampir disemua daerah yang termasuk administrasi kota Tangsel sudah dipenuhi oleh spanduk, baliho, famplet maupun brosur para bakan calon Walikota, yang jumlahnya tak kurang dari lima orang. Hal itu tentu saja semakin membuat ramai persingan antar bakal calon Walikota yang satu dengan yang lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi politik pasangan Airin Racmi Diany dan Benyamin Davnie melalui media lini atas (above the line), strategi komunikasi politik pasangan Airin-Benyamin memlalui media lini bawah (below the line), dan berusahha menjelaskan faktor apa saja yang memenangkan pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie dalam Pilkada Tangsel.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Tipe penelitian ini menggunkan tipe deskripsi analisis yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data, dan penelitian ini menggukan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun responden yang diwawancarai adalah Very Muchlis Ariefuzzaman, Koordinator Tim Sukses pasangan Airin-Benyamin, Ahmad Fathul Wahab, Asisiten Media. Dan dokumen-dokumen yang berasal dari tim sukses dan konsultan pasangan Airin-Benyamin dan gambar iklan politik di media massa. Teori yang digunakan adalah Model Kampanye Ostergaard, dengan mengidentifikasi masalah yang ada, tahap pelaksanaan kampanye, dan tahap penanggulangan kampanye.
Strategi komunikasi politik pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie adalah dengan menggunakan media lini atas seperti koran dan internet sebagai media utama dan melalui media lini bawah seperti stiker, poster, spanduk, baliho, dan billboard sebagai media pendukungnya. Kedua jenis media tersebut dirasa sangat efektif dalam memparomosikan diri dan membentu citra pasangan Airin-Benyamin. Dan faktor yang memenangkan pasangan Airin-Benyamin dalam Pilkada Tangsel tahun 2011 terdiri dari beaberapa faktor, yaitu keberhasilan publisitas melalui media massa, figur Airin yang populer, program kerja yang menarik, dukungan dari partai-partai besar, dan dana operasional yang mencukupi.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan serta sekalian alam, yang telah
melimpahkan nikmat yang tak terhingga banyaknya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”Komunikasi Politik Pasangan Hj. Airin
Rachmi Diany dan Benyamin Davnie dalam Pilkada Tangsel 2011”. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat,
keluarga dan para pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran, materi,
dan data, hingga penulisan skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Kedua orang tuaku, ibunda Siti Asia dan ayahanda Sahuri yang selalu
memberikan kasih sayang dan do’a dalam mengiringi setiap langkahku.
Terima kasih yang tidak mungkin dapat terbalas atas setiap jerih payah
dan pengorbanannya demi kesuksesan hidup anak-anaknya. Semoga
dengan selesainya penulisan skripsi ini dapat memberikan kebahagiaan
walau sedikit utuk kalian.
2. Bapak Prof. Komarudin Hidayat, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak DR. H. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai
ii
Pembantu Dekan Bid. Akademik, Bapak Drs. Mahmud Jalal M.A. Selaku
Pembantu Dekan Bid. Administrasi Umum dan Keuangan, dan Drs. Study
Rizal, LK, MA, sebagai Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan.
4. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
5. Gun Gun Heryanto, M.Si, selaku dosen pembimbing yang sabar dalam
membimbing, mengarahkan, memberikan solusi dan meluangkan
waktunya demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan begitu banyak wawasan, ilmu serta pengetahuan kepada
penulis.
7. Ibu Hj. Airin Rachmi Diany, selaku Walikota Tangsel dan Bapak H.
Benyamin Davnie selaku Wakil Walikota Tangsel. Bapak Very Muchlis
Ariefuzzaman selaku Koordinator Tim Sukses Pasangan Airin-Benyamin,
yang telah memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
wawancara, A. Fathul Wahab selaku asisten media, dan bapak Rahmat
serta ibu Umi selaku konsultan yang telah memberikan banyak informasi
dan data kepada penulis
8. Kakak Santi Windiarti, M. Fathurozi S.Pd.I, adik Robi Yansyah, terima
kasih atas dukungan moril dan motivasinya, keponakan Fauziah Zahira
Waffa dan Fauzan Fadhillah Tusy-Sya’ban yang telah memberikan
kecerian hari-hari penulis.
ii
9. Anwar Musaddad S.Sos.I, terima kasih atas dukungan, perhatian dan
kesabarannya yang selalu menemani menulis dalam melakukan penelitian.
10. Teman-teman KPI B angkatan 2007, yang telah sama-sama berbagi ilmu,
berdiskusi, bercanda, dan terkadang menyebalkan. Temen-teman
seperjuangan KKS Cinta 2010, serta masyarakat Cisaat-Ciwidey-Bandung
terima kasih atas penerimaannya selama kami berada di sana.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis kembalikan semoga semua
yang telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah yang tak terhapus
selamaya.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon do’anya agar ilmu yang telah
diperoleh menjadi ilmu yang bermanfaat dan memberikan berkah. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Tangerang Selatan, 10 Juli 2011
Penulis
Amalia
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 9
E. Metodologi Penelitian .................................................. 10
F. Tinjauan Pustaka.............................................................. 14
G. Sistematika Penulisan.................................................... 15
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konseptualisasi Kampanye ......................................... 17
B. Konseptualisasi Komunikasi Politik ............................. 25
C. Media Lini Atas (Above The Line) dan Media Lini Bawah
(Below The Line) ......................................................... 39
D. Konseptualisasi Pemilukada .......................................... 42
E. Dakwah Struktural ........................................................ 46
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil HJ. Airin Rachmi Diany ...................................... 48
B. Profil Drs. H. Benyamin Davnie .................................... 51
.....................................................................................
C. Visi dan Misi.................................................................... 53
iii
D. Profil Kota Tangerang Selatan......................................... 55
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Politik Media Lini Atas
(Above The Line) ........................................................... 59
1. Pemetaan Media Massa Sebagai Saluran Komunikasi
Politik ................................................................. 67
2. Agenda Media...................................................... 70
B. Strategi Komunikasi Politik Media Lini Bawah
(Below The Line)................... ...................................... 73
C. Faktor yang Memenangkan Pasangan Airin-Benyamin . 78
1. Kekuatan dan Kelemahan Strategi Komunikasi
Politik Melalui Media Lini Atas .......................... 78
2. Kekuatan dan Kelemahan Strategi Komunikasi
Politik Melalui Media Lini Bawah ....................... 79
3. Faktor-faktor Kemenangan Pasangan Airin-
Benyamin ............................................................ 81
D. Tahapan Strategi Kampanye Airin-Benyamin Menurut
Pandangan Model Kampanye Ostergaard ..................... 84
1. Tahap Identifikasi Masalah .................................. 84
2. Tahap Pengelolaan Kampanye ............................. 86
3. Evaluasi Kampanye ............................................. 91
E. Interpretasi ................................................................... 97
F. Kritik ............................................................................ 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 103
B. Saran ............................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 105
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Profil Hj. Airin Rachmi Diany ..................................................... 49
Tabel 2: Profil Benyamin Davnie .............................................................. 51
Tabel 3: Data Kemunculan Airin-benyamin di Media Cetak Tanggal
16-22 Agustus 2010 ....................................................................... 61
Tabel 4: Peringkat Pemberitaan di Harian Nasional Pasangan Airin-
Benyamin Tanggal 16-22 Agustus 2010 ....................................... 63
Tabel 5: Data Kemunculan Airin-Benyamin di Media Cetak Tanggal
23-29 Agustus Tahun 2010 ........................................................... 64
Tabel 6: Peringkat Pemberitaan di harian Nasional Pasangan Airin-
Benyamin Tanggal 23-29 Agustus Tahun 2010 ............................ 67
Tabel 7: Pola Penggunaan Media Cetak .................................................... 68
Tabel 8: Pemetaan Media Lini Bawah Pasangan Airin-Benyamin .............. 74
Tabel 9: Pelaksanaan Kampanye Pasangan airin-Benyamin ....................... 90
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Web Marimenatatangsel.com ................................................... 70
Gambar 2 : Stiker pasangan Airin-Benyamin ............................................. 75
Gambar 3 : Billboard pasangan Airin-Benyamin ........................................ 76
Gambar 4 : Poster pasangan Airin-Benyamin ............................................. 77
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 : Tagline pasangan Airin-Benyamin ............................................. 88
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Prosentase perolehan suara sah masing-masing calon ................. 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari keseharian
manusia di berbagai bidang, termasuk dalam aktivitas politik. Berbagai fenomena
modern menunjukkan kepada kita, peran dan fungsi komunikasi politik yang
semakin penting.1
Politik merupakan salah satu kegiatan penting bagi manusia, karena suatu
negara yang memiliki masyarakat yang beragam atau bermacam-macam
kebudayaan, suku, dan bahasa seperti Indonesia ini, dituntut untuk memiliki
struktur organisasi kepemimpinan yang langsung.
Pemilihan umum telah dilakukan berulang kali di Indonesia. Tetapi proses
yang dilaluinya dalam rentang waktu sejak orde lama, orde baru, hingga orde
reformasi, tampak memperlihatkan kualitas komunikasi politik yang bervariasi.2
Ketika mantan Presiden BJ. Habibie pertama kali mengeluarkan gagasan
agar bangsa Indonesia perlu melakukan pemilihan presiden secara langsung,
disusul pemilihan gubernur dan kepala daerah, di situlah kelak rakyat benar-benar
akan mempergunakan hak dan kedaulatannya. Kini pemilihan secara langsung
Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota benar-benar sudah terjadi. Ada orang
1 Heryanto. Gun Gun, Komunikasi Politik di Era Industri citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 3 2 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), H. 145
2
yang kecewa dan ada orang yang bergembira, itu wajar. Tetapi yang penting
bangsa Indonesia sudah selangkah lebih maju dalam praktek demokrasi.3
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung merupakan momentum politik
dan bagian dari “sejarah masa depan” demokrasi Indonesia. Keputusan
penyelenggraan pilkada langsung tidak dapat dilepaskan dari serangkaian
keputusan politik penting di era reformasi. Bahwa hajatan politik demokrasi
langsung tidak berlaku di tingkat nasional terkhusus pemilihan presiden (pilpres)
secra langsung, tetapi terjadi juga di daerah-daerah.
Seorang kepala daerah seperti halnya gubernur, bupati dan walikota
adalah pejabat eksekutif yang memegang peranan yang amat penting di suatu
daerah. Ia bertindak bukan hanya sebagai pengambil keputusan eksekutif,
melainkan juga sebagai inovator atau pencipta kebijakan baru untuk menunaikan
semua tugasnya. Begitu pula, ia adalah pengendali utama dalam memutar roda
organisasi pemerintah daerah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan,
serta dalam menghadapi konflik, gejolak, problem pemerintah di daerah.4
Demam Pilkada kini telah menyebar hampir merata di berbagai kota,
kabupaten ataupun provinsi yang menyelenggarakan perhelatan demokrasi di
tingkat lokal ini. Dimana masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan
pentingnya pilkada lagsung sebagai momentum politik yang amat strategis.
3 R. Siti Zuhro. Dkk, Jurnal Demokrasi dan HAM, Demokrasi dan Pilkada, H. 3 4 . Agust Riewanto, S.Ag, Ensiklopedi Pemilu, (Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan
Budaya, 2007), H.178
3
Indonesia boleh jadi adalah negara yang punya kehebohan sendiri di
banding negara-negara lain di dunia. Siapa sangka kalau pilkada di negeri ini
merupakan yang terbanyak dan terepot di negeri mana pun yang melakukan
sejenis pilkada.5
Di tahun 2010 kemarin, tidak kurang dari 227 pilkada berlangsung di
tingkat propinsi maupun kabupaten dan walikota. Belum lagi jika terjadi sengketa,
pilkada pun akhirnya diulang. Ini berarti, hampir setiap hari berlangsung pilkada.
Menariknya, dari ratusan pilkada itu, 74 persennya bermasalah. Artinya, sebanyak
74 persen itu pilkada berujung ke pengadilan Mahkamah Konstitusi. Ada yang
diputus tanpa pilkada ulang, ada juga yang akhirnya diulang.6
Antusiasme masyarakat menyukseskan pilkada, biasa dipahami terutama
dalam konteks sosio-politis dan psiko-politis masyarakat. Secara sosio-politis,
pilkada merupakan momen hstoris bagi Bangsa Indonsia, diamana para kepala
daerah dipilih secara langsung. Ini merupakan hajatan baru yang akan menentukan
nasib penanganan daerah-daerah di masa mendatang. Model birokrasi daerah yang
selama ini elitis dan menutup akses dari partisipasi rakyat, mau tidak mau harus
tunduk pada kedaulatan rakyat. Peran besar yang diberikan kepada rakyat untuk
menentukan kepala daerah mereka masing-masing inilah yang menciptakan
atmosfir kesemarakan.7
5 www.eramuslim.com, diakses hari Selasa, 4 April 2011. 6 Ibid 7 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 159
4
Sementara secara sosio-politis, ada semacam rising expectation dari
masyarakat pada penyelenggaraan pilkada sebagai efek domino dari proses
demokratisasi di tingkat nasional. Bangsa Indonesia telah melewati Pemilu
Legislatif dan Pemilu Prseiden secara langsung. Pengalaman ini, menumbuhkan
harapan munculnya kepala-kepala daerah yang bisa sejalan dengan keinginan
mereka.8
Sesungguhnya banyak sisi positif yang diperoleh jika Pilkada dilakukan
secara langsung oleh rakyat, misalnya saja seorang kepala daerah yang terpilih
melalui pemilihan langsung akan mendapat mandat dan dukungan yang lebih riil
dari rakyat sebagai wujud kontrak sosial antara pemilih dan tokoh yang dipilih. 9
Di samping itu, pilkada secara langsung akan memberikan kesempatan
yang luas kepada rakyat untuk menentukan pilihannya secara langsung tanpa
harus mewakilkan pada orang lain. Dan pilkada secara langsung juga akan dapat
menghindari terjadinya intrik-intrik dalam proses pemilihan.10
Satu hal yang penting untuk dielaborasi berkaitan dengan posisi
komunikasi politik dalam pemilu adalah kaitannya dengan marketting politik.
Bagaimanapun saat proses komunikasi terjadi di publik, selalu ada pasar (market)
dan nilai tukar (exchange value).11
8 Ibid 9 . Agust Riewanto, S.Ag, Ensiklopedi Pemilu, (Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan
Budaya, 2007), H.179 10 Ibid, h.180 11 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 16
5
Dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan
transparan, kontestan membutuhkan suatu metode yang dapat memfasilitasi
mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi
partai, karakteristik pemimpin partai, dan program kerja partai kepada
masyarakat. Agar suatu kontestan memenangkan pemilihan umum, ia harus dapat
membuat pemilih berpihak dan memberi suaranya. Marketing dapat bermanfaat
bagi partai politik dan calon presiden untuk membangun hubungan dengan
pemilih.12
Harga sebuah produk tidak secara langsung dapat dipakai dalam politik,
karena hal itu baru sebuah proposisi nilai politis yang sedang ditawarkan kepada
warga dan pemilih. Kandidat tidak dijamin manang, tetapi beberapa kandidat
dengan uang cukup dan strategi pasar yang benar merupakan jaminan audiens
akan mendengar apa yag dia katakan hingga memiliki kesempatan besar meraih
kemenangan.
Marketing politik sebagai suatu aktivitas formal yang diakui memang
secara konsep masih tergolong baru di Indonesia. Namun, pada kenyataannya,
sudah sejak lama rakyat Indonesia melaku prinsip-prinsip marketing politik.
Perlahan dan pasti, kehadiran marketing politik mendapatkan sambutan yang
positif, baik dari politikus, konsultan, ataupun akademisi.
November 2010 lalu adalah bulan yang penting bagi pemerintah Kota
Tangerang Selatan, pasalnya di bulan tersebut Kota Tangerang Selatan
12 Firmanzah, Marketing Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), H. XXXVIII
6
mengadakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota untuk pertama kalinya
dalam sejarah. Bahkan jauh sebelum dimulainya pesta demokrasi tersebut hampir
disemua daerah yang termasuk administrasi kota Tangsel sudah dipenuhi oleh
spanduk, baliho, famplet maupun brosur para bakan calon Walikota, yang
jumlahnya tak kurang dari lima orang. Hal itu tentu saja semakin membuat ramai
persingan antar bakal calon Walikota yang satu dengan yang lainnya.
Guna mensukseskan kegiatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) ulang
Kota Tangerang Selatan (Tangsel) jajaran KPUD Tangsel memperbarui jumlah
Data Pemilih Tetap (DPT) untuk pemungutan suara ulang (PSU) yang dilakukan
pada 27 Februari 2011. Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada pilkada Tangsel
mencapai 732.195 jiwa.13
Pilkada Tangsel yang dilaksanakan pada tanggal 13 November dan
diulang pada 27 Februari lalu, salah satu kandidat Walikota dan Wakil walikota
tersebut adalah pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie dengan
mengusung tema “Mari Menata Tangsel”. Pasangan calon Walikota dan Wakil
Walikota tersebut didukung oleh partai-partai besar, yakni: Partai Demokrat,
partai Golongan Karya (Golkar), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),
Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Penegak
Demokrasi Indonesia (PPDI) yang mendeklarasikan dukungannya pada 14
Agustus tahun 2010.
13 www.poskota.co.id, di akses hari Kamis, 7 April 2011.
7
Airin mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Tangsel karena beliau
merasa terpanggil untuk menjadikan Tangsel sebagai rumah bagi warganya.
Sebuah kota dimana pelayanan publik yang bersifat fisik dan sosial budaya
bertujuan untuk menguatkan nilai – nilai keluarga yang tinggal di dalamnya.
Tangsel harus menjadi kota yang mandiri, damai, dan asri dimana seluruh warga
dapat bekerja, beraktivitas, belajar, dan berkarya. Sebuah rumah yang memberi
suasana aman, nyaman, dan kondusif untuk mereka yang tinggal di dalamnya.
Visi yang sama juga dimiliki oleh Benyamin Davnie, pasangan Airin,
calon Wakil Walikota Tangsel yang merupakan birokrat dan administratur andal.
Pasangan Airin – Benyamin memiliki komitmen untuk menjadikan Tangsel
sebagai rumah kita bersama.
Berdasarkan hal di atas, Pilkada kota Tangsel merupakan pilkada yang
pertama kali diselenggarakan di wilayah tersebut. Wilayah Tangsel merupakan
daerah pemekaran dari kabupaten Tangerang. Menariknya, walaupun baru
pertama kali diselenggarakan, pilkada tersebut banyak menarik perhatian
masyarakat. Hal itu disebabkan diantara keempat pasang kandidat yang bersaing,
dua diantaranya adalah merka yang tidak asing lagi dimata masyarakat tangsel.
Mereka adalah kubu Airin dan Benyamin yang notabene adalah wajah lama di
wilayah Tangerang, karena sebelumnya Airin penah mencalonkan diri sebagai
wakil Bupati Tangerang namun gagal meraih kesuksesan. Sementara dikubu
Arsyid dan Andre, tidak kalah populer karena sosok Andre adalah seorang artis
yang dikenal masyrakat luas.
8
Dalam setiap pemilihan kepala daerah, tentunya masing-masing pasangan
calon kandidat memiliki strategi yang berbeda antara pasangan yang satu dengan
pasangan yang lain. Demikian pula dengan pasangan Airin dan Benyamin.
Strategi tersebut diperlukan agar pasangan ter\sebut mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Strategi dilakukan melalui berbagai cara untuk mempromosikan diri.
Untuk itu, berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti dan menulisnya dalam sebuah skripsi yang berjudul: “Komunikasi
Politik Pasangan Hj. Airin Rachmi Diani dan H. Benyamin Davnie Dalam
Pilkada Tangsel 2010”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sesungguhnya banyak
permasalahan yang bisa di bahas dalam Pilkada ini, namun penulis tertarik
pada strategi komunikasi politik pasangan Airin dan Benyamin dalam
Pilkada Tangsel 2011. Dan penulis membatasinya pada strategi melalui
Media Lini Atas (Above Line Media) dan strategi melalui Media Lini Bawah
(Below Line Media).
2. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat
rumusan permasalahan yang akan diangkat dari objek pelitian. Adapun
rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
9
a. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Pasangan Airin dan Benyamin
melalui Media Lini Atas (Above Line Media) pada Pilkada Tangsel
tahun 2011?
b. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Pasangan Airin dan Benyamin
melalui Media Lini Bawah (Below Line Media) pada Pilkada Tangsel
tahun 2011?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan strategi komunikasi media lini atas
(above the line) dan media lini bawah (below the line) dalam
mendukung kemenangan pasangan Airin dan Benyamin pada Pilkada
Tangsel tahun 2011?
d. Bagaima proses strategi komunikasi politik menurut model kampanye
Ostergaard?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Strategi Komunikasi politik pasangan Airin dan
Benyamin melalui Media Lini Atas (Above Line Media) dalam
Pilkada Tangsel tahun 2011.
b. Untuk mengetahui Strategi Komunikasi politik pasangan Airin dan
Benyamin melalui Media Lini Bawah (Below Line Media) dalam
Pilkada Tangsel tahun 2011.
10
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media dalam mendukung
kemenangan pasangan Airin dan Benyamin dalam Pilkada Tangsel
tahun 2011.
d. Untuk mengetahui proses strategi komunikasi politk menurut model
kampanye Ostergaard.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Tulisan ini diharapkan dapat memberi masukkan pada khazanah
keilmuan Komunikasi terutama Komunikasi Politik.
b. Manfaat Praktis
Dengan tulisan ini penulis berharap dapat menambah dapat menambah
pengetahuan dan wa\wasan tentang komunikasi politik sebagai
pemikiran dan praktek yang diperoleh dari perkuliahan pada Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Manfaat Sosial
Tulisan ini diharapkan mampu menjelaskan tentang strategi
komunikasi politik dan hal-hal yang menjadi penyebab kemenangan
pasangan Arin dan Benyamin dalam Pilkada Tangsel 2011 kepada
masyarakat. Dapat memberikan pelajaran bagi penulis khususnya, dan
masyarakat umumnya, agar dapat melakukan strategi komunikasi
11
politik melalui Media Lini Atas dan Media Lini Bawah dengan baik
dan sesuai aturan.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif,
yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.14
Sedangkan metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Metode kualitatif menurut Taylor dan Bogdan, adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan menurut Krik dan Miller, yaitu
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
tergantung dari pengamatan pada manusia bak dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. Dari beberapa pendapat, dapatlah disentiskan bahwa penelitian
kulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
14 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h.4.
12
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.15
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Studi
kasus bisa berarti metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari
suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Dalam kajian kasus peneliti lebih
memfokuskan pada pengertian pertama dalam wacana penelitian kualitatif yang
sekarang ini sedang mendominasi penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus adalah
suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan
suatu kasus (case) dalam konteks secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak
luar. Inti studi kasus, yaitu kecendrungan utama di antara semua ragam studi
kasus adalah bahwa studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau
seperangkat keputusan: mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan,
dan apakah hasilnya.16
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Airin Center yang terletak di Ruko Tol
Boulevard, Jalan Raya Serpong, Kota Tangsel. Airin Center didirikan untuk
meningkatkan komunikasi, terutama dengan partai politik pendukung untuk
memaksimalkan perolehan suara.
Adapun waktu penelitian dimulai dari April hingga Juni 2011.
3. Subjek dan Objek Penelitian
15 Ibid, h.5-6
16 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2001), H. 93
13
Subjek penelitian ini adalah Pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin
Davnie sedangkan Objek penelitian ini adalah Komunikasi Politik Airin-
Benyamin dalam Pilkada Tangsel 2011.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data-data awal akan dikumpulkan dari sejumlah sumber referensi tertulis,
baik berupa buku, artikel, maupun sumber tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang
bersangkutan dengan judul penelitian yang diteliti.
Sesuai dengan metodologi yang akan digunakan, yakni penelitian
kualitatif, maka data akan dikumpulkan melalui:
a. Observasi
Observasi merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui gejala-gejala
yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti melalui pengamatan
dari dekat dengan harapan akan memperoleh satu kelengkapan data. Observasi ini
dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung bertatap muka dengan pihak-pihak
yang dianggap perlu. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan tujuan
mendapatkan informasi untuk penulisan penelitian mengenai sosialisasi
komunikasi politik melalui media massa yang dilakukan pasangan Airin dan
Benyamin.
14
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan
dengan penelitian ini dan diperoleh dari sumber-sumber informasi seperti buku-
buku, surat kabar, artikel, yang kiranya dapat mendukung penelitian ini dari segi
pustaka.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
analisis. Yaitu mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, mengumpulkan,
memilah-milah, menklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan
membuat indeksnya, selanjutnya berfikir dengan jalan membuat agar katagori data
itu mempunyai makna, mencari dan menetukan pola dan hubungan-hubungannya,
dan membuat temuan-temuan umum.17
E. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melihat dan mencari judul skripsi yang ada di
Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ada beberapa
judul yang menbahas mengenai Pilkada, yaitu :
1. “Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan
Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor Dalam Pilkada Bupati 2008”
karya Teddy Khumaedi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
17 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-3, H. 248
15
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2009. Skripsi tersebut
membahas mengenai usaha-usaha partai politik tersebut dalam memenangkan
pilkada bupati Bogor tahun 2008.
2. “Kampanye Politik Di Media Massa Pasangan Adang Darajatun-Dani
Anwar Dalam Masa Kampanye Pilada DKI 2007” karya Maharani Aliawati,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, tahun 2008. Dalam skripsi tersebut membahas tentang
strategi kampanyenya melalui media massa dan lebih banayak membahas
mengenai penyebab kekalahan pasangan Adang-Dani melawan Fauzi-
Prijanto.
3. “Komunikasi Politik Melalui Media Massa pasangan Mochtar
Muhammad-Rahmat Effendi dalam Pilkada Kota Bekasi Periode 2008-
2013” Karya Misliyah, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2010. Skripsi ini memaparkan
pengaruh media dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan calon
walikota Bekasi tersebut, serta peranan media massa yang berhasil
menghantarkan pasangan Moctar Muhammad-Rachmat Effendi sebagai
Walikota Bekasi.
Adapun perbedaan dari penelitian yang lalu dengan penelitian kali ini
adalah membahas strategi-strategi yang digunakan oleh pasangan Airin dan
Benyamin serta para tim sukses dalam mempromosikan pasangan tersebut dan
hal-hal apa saja yang menyebabkan pasangan Airin dan Benyamin
memenangkan Pilkada Tangsel pada tahun 2011 ini.
16
F. Sisematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah; Pembatasan dan
Perumusan Masalah; Tujuan dan Manfaat Penelitian; Metodologi
Penelitian; dan Tinjauan Pustaka; dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori membahas tentang strategi dan komunikasi politik
yang meliputi; pengertian strategi, pengertian komunikasi,
pengertian politik komunikasi politik, saluran-saluran komunikasi
politik, fungsi komunikasi politik. Dan teori mengenai pilkada.
BAB III : Profil Pasangan Airin Rachni Diany dan Benyamien Davnie,
Latar belakang pencalonan Airin-Benyamien, Visi dan Misi,
Program Kerja Pasangan Airin-Benyamien, Struktur Organisasi
Tim Kampenye.
BAB IV : Mencakup strategi komunikasi politik pasangan Airin dan
Benyamin dalam Pilkada kota Tangerang Selatan, Faktor
penghambat dan Faktor pendukung pasangan Airin dan Benyamin
dalam Pilkada Kota Tangerang Selatan, Perbandingan jumlah
pemilih dengan jumlah suara pemilih pasangan Airin-Benyamin
per kecamatan.
BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konseptualisasi Kampanye
1. Pengertian Kampanye Politik
Kampanye sejatinya merupakan bentuk komunikasi politik.
Sebagaimana upaya memersuasi pemilih (voter), agar pada saat
pencontrengan pasangan kandidat yang berkampanye mendapatkan dukungan
dari banyak kalangan. Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot dalam
bukunya Persuasive Communication Campaign (1993), kampanye
didefinisikan sebagai proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan
berkelanjutan dan dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan
mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.1
Rogers dan Storey mendeinisikan kampanye sebagai “serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu
pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada
kurun waktu tertentu.2
Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam kurun
waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat. Pada
1 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 44 2 Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009),
Cet. Ke-3, H. 7
umumnya, kampanye politik diatur dengan peraturan tersendiri, yakni waktu,
tata caranya, pengawasan dan sanksi jika pelanggaran oleh penyelenggara
kampanye.3
Kampanye politik adalah usaha yang formal dan tegas, serta
diorganisir sebaik-baiknya, untuk mendapatkan kekuasaan.4 Kampanye
politik adalah sebuah peristiwa yang bisa didramatisasi. Oleh karena itu,
Richard A. Joslyn melukiskan kampanye tidak ada bedanya dengan sebuah
adegan drama yang di pentaskan oleh para aktor-aktor politik.5
2. Model-model Kampanye
Model-model kampanye yang dibahas dalam literatur umumnya
memusatkan perhatian pada penggambaran tahapan proses kegiatan
kampanye. Boleh dikatakan tidak ada model yang berupaya menggambarkan
proses kampanye berdasarkan unsur-unsurnya sebagaimana terjadi dalam
menjelaskan proses komunikasi. Padahal kegiatan kampanye pada intinya
adlah kegiatan komunikasi. Karena itu menampilkan moodel kampaye
dengan menggambarkan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi
penting. Tujuannya adalah agar kita dapat memahami fenomena kampanye
3 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi & Komunikasi
Politik Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2003), Cet. Ke-1, H. 83 4 Arnold Steinberg, Kampanye Politik Dalam Praktek, (Jakarta: PT Intermasa, 1981),
H. 2 5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2009), H. 284
bukan hanya dari tahap kegiatannya, tetapi juga dari interaksi antar komponen
yang terdapat di dalamnya.6
Beberapa model kampanye yang akan diuraikan disini adalah7 :
a. Model Komponensial Kampanye
Model ini mengambil komponen-komponen pokok yang terdapat
dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye.
Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi : sumber kampanye, saluran,
pesan, penerima kampanye, efek dan umpan balik. Model tersebut
digambarkan sbb :
Model Komponensial Kampanye8
Dalam model kampanye di atas, digambarkan bahwa sumber
(campaign makers) memiliki peran yang dominan. Ia secara aktif
mengkonstruksi pesan yang ditujukan untuk menciptakan perubahan pada diri
6 Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009),
Cet. Ke-3, H. 12 7 Ibid, H. 13 8 Ibid
Sumber Kampanye
Pesan
Penerima Kampanye
Efek
Saluran
khalayak (campaign receiver). Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui
berbagai saluran komunikasi seperti media massa, media tradisional, atau
saluran personal. Ketika pesan-pesan diterima khalayak diharapkan muncul
efek perubahan pada diri mereka. Terjadi atau tidaknya efek perubahan
tersebut dapat diidentifikasi dari umpan balik yang diterima sumber.
b. Model kampanye Ostergaard
Diantara berbagai macam model kampanye yang ada, model ini
dianggap yang paling pekat sentuhan ilmiahnya. Hal ini bisa dilihat dari kata-
kata kunci yang digunakan di dalamnya seperti kuantifikasi, cause of effect
analysis, data, dan theoretical evidence.
Model Kampanye Ostergaard9
Probp
9 Ibid, H. 15
Problem
Campaign
Attitudes
Behavior
Reduced Problems
Skills Knowledge
Menurut Ostergaard sebuah rancangan kampanye untuk perubahan
sosial yang tidak di dukung oleh temuan-temuan ilmiah tidaklah layak untuk
dilaksanakan. Jadi, langkah pertama yang harus dilakuakan sumber kampanye
(campaign makers atau decision maker) adalah mengidentifikasi masalah
faktual yang dirasakan. Kemudian dicarihubungan sebab-akibat (cause and
effect relationship) dengan fakta-fakta yang ada.
Tahap kedua adalah pengelolaan kampanye yang dimulai dari
perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi. Pada tahap ini seluruh isi program
kampanye (campaign content) diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan khalayak sasaran.
Tahap terakhir dari model ini adalah tahap evaluasi pada
penanggulangan masalah (reduced problem). Tahap ini disebut juga tahap
pascakampanye. Dalam hal ini evaluasi diarahkan pada keefektifan kampanye
dalam menghilangkan atau mengurangi masalah sebagaimana telah
diidentifikasi pada tahap prakampanye.
c. The Five Functional Stages Development Model
pada model ini digambarkan bagaimana tahapan kegiatan kampanye
harus dilalui sebelum akhirnya kegiatan tersebut berhasil atau gagal mencapai
tujuan. Tahapan kegiatan tersebut meliputi: identifikasi, legitimasi, partisipasi,
penetrasi, dan distribusi.
Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional10
Tahap identifikasi merupakan tahap penciptaan identitas kampanye
yang dapat dengan mudah dikenali oleh khalayak. Hal-hal yang umum
digunakan sebagai identitas kampanye diantaranya adalah simbol, warna, lagu
atau jingle, seragam dan slogan. Tahap berikutnya adalah legitimasi. Dalam
tahap kampanye politik, legitimasi diperoleh ketika seseorangg telah masuk
dalam daftar kandidat anggota legislatif, atau seorang presiden memperoleh
dukungan yang kuat dalam polling yang dilakuakan lembaga idependent.
Tahap ketiga adalah partisipasi. Partisipasi ini bisa bersifat nyata atau
simbolik. Partisipasi nyata ditunjukkan oleh keterlibatan orang-orang dalam
menyebarkan pamflet, brosur atau postur. Sementara partisipasi simbolik
bersifat tidak langsung, misalnya anda sekedar menggunakan kaos yang
dibagikan secara gratis.
Tahap keempat adalah adalah tahap penetrasi. Pada tahap ini seorang
kandidat telah hadir dan mendapat tempat di masyarakat. Terakhir adalah
10 Ibid, H. 18.
Identifikasi
Legitimasi
Partisipasi
Penetrasi
Distribusi
tahap distribusi atau kita dapat menyebutnya sebagai tahap pembuktian. Pada
tahap ini tujuan kampanye pada umumnya telah tercapai.
d. The Communication Functions Model
Pada model ini, langkah-langkah kampanye dimulai dari surfacing,
primary, nomination, dan election. Kegiatan yang tercakup dalam tahap
surfacing (pemunculan) lebih banyak berkaitan dengan membangun landasan
tahap berikutnya seperti: memetakan daerah-daerah yang akan dijadikan
tempat kampanye, membangun kontak dengan tokoh-tokoh setempat,
mengorganisasikan dana dan sebagainya.
Tahap berikutnya dalam model ini adalah tahap primary. Pada tahap
ini kita berupaya untuk memfokuskan perhatian khalayak pada kandidat. Pada
tahap ini kita mulai melibatkan khalayak untuk mendukung kegiatan
kampanye yang dilaksanakan. Begitu kandidat mendapat pengakuan
masyarakat, memperoleh liputan media secara luas, atau gagasannya menjadi
topik pembicaraan anggota masyarakat, maka tahap nominasipun dimulai.
Terakhir adalah tahap pemilihan. Pada tahap in biasanya masa
kampanye telah berakhir. Namun secara terselubung seringkali para kandidat
membeli ruang tertentu dari media massa agar kehadiran ereka tetap
dirasakan.
Model Fungsi-fungsi Komunikatif11
e. Model Kampanye Nowak dan Warneryd
Menurut McQuail & Windahl (1993) model kampanye Nowak dan
Warneryd merupakan salah satu contoh mosel tradisional kampanye. Pada
model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai dan
diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan deskripsi dari
bermacam-macam proses kerja dalam kampanye. Di dalamnya juga terdapat
sifat normatif, yang menyarankan bagaimana bertindak secara sistematis
dalam meningkatkan efektifitas kampanye. Yang perlu diperhatikan pada
model ini adalah masing-masing elemennya saling berhubungan. Perubahan
yang terjadi pada suatu elemen akan mengakibatkan perubahan pada elemen
lainnya. Hal ini terutama terjadi bila berubah adalah efek atau tujuan yang
dikehendaki. Tujuan kampanye pada model ini tidak bersifat rigid, tetapi
dapat berubah, meskipun kampanye sedang berlangsung.
Model Kampanye Nowak dan Warneryd12
11 Ibid, H. 22. 12 Ibid.
Surfacing Primary Nomination Election
Efek yang
diharap kan
Titik Tolak -persaingan Komunikasi -Objek Kampanye - Target Populasi
Kelompok penerima
Faktor yang dimanipulasi – pesan -saluran/ media - komunikator
Capaian Efek
Namun diantara berbagai macam model kampanye yang ada, model
Ostergaard dianggap paling pekat sentuhan ilmiahnya.. Kampanye yang baik
tentu saja adalah kampanye yang berkonsep dan tepat pada target yang
dibidik. Kampanyelah momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa
kandidat memahami benar berbagai persoalan nyata, faktual, elemeter dan
membutuhkan penanganan di masyarakat.13
Jadi, penulis memilih model kampanye Ostergaard untuk menganalisi
hasil temuan data yang penulis dapatkan di lapangan. Karena menurut penulis,
Kampanye model Ostergaard merupakan kampanye yang didasarkan temuan-
temuan ilmiah yang ada dilapangan. Sang kandidat harus memahami masalah
apa yang dihadapi dan solusi apa yang akan di berikan kepada masyarakat itu
sendiri.
B. Konseptualisasi Komunikasi Politik
1. Komunikasi Politik
Membicarakan komunikasi politik tidak semudah membicarakan
gerakan politik. Kesulitan itu muncul karena ada dua konsep yang mengusung
dua disiplin ilmu ini, yakni konsep “komunikasi” dan konsep “politik”.14
13 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 46 14 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarata: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), H.15
Antara komunikasi dan politik memiliki hubungan yang erat dan
istimewa, A. Almond. Pool (1917-1984) melihat bahwa komunikasi
merupakan salah satu masukkan yang menentukan bekerjanya semua fungsi
dalam sistem politik. Ia diibaratkan sebagai sistem sirkulasi darah dalam tubuh
yang mengalirkan pesan-pesan politik berupa tuntunan, protes, dan dukungan
(aspirasi dan kepentinngan) dan jantung (pusat) pemrosesan sistem politik.15
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa Latin
“Communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang
berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan
yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh komunikan.16
Sasa Djuarsa Senjaja dalam bukunya “Pengantar Komunikasi”
mengatakan, bahwa komunikasi adalah suatu proses pembentukkan,
penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri
seseorang dan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.17
Komunikasi bukan sekedar penerusan informasi dari suatu sumber
kepada publik, ia lebih mudah dipahami sebagai penciptaan kembali gagasan-
15 Ibid 16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), H.30 17 Sasa Djuarsa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),
Cet. Ke-4, H. 8
gagasan informasi oleh publik jika diberikan petunjuk dengan simbol, slogan,
atau tema pokok.18
Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masei (385-322 SM) dalam
bukunya Rethoric membuat definisi komunikasi dengan menekankan “siapa
mengatakan apa kepada siapa”. Definisi yang dibuat Aristoteles ini sangat
sederhana, tetapi ian telah mengilhami seorang ahli ilmu politik bernama
Harold D. lasswell pada 1948.19
Harold Dwight Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function
of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pernyataan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?20
Di dalam proses komunikasi, terdapat lima unsur komunikasi, diantaranya
adalah :
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan komunikator sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar
manusia sumber bisa terdiri satu orang. Tetapi bisa juga dalam
bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, lembaga atau negara.
2. Pesan (mengatakan apa?)
18 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, da Media, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1993), H.5 19 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarata: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), H.18 20 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT. Lasswell
Visitama, 2010), H.5
Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan secara tatap
muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informaasi, nasihat atau propaganda.
3. Media (melalui chanel/ media apa?)
Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk
saluran antarpribadi, media kelompok, dan ada pula dalam bentuk
media massa.
4. Komunikan (kepada siapa?)
Komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber. Bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
organisasi, instansi,, partai, atau negara.
5. Efek (dengan dampak/ efek apa)
Adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku
seseorang.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, proses komunikasi terdiri dari
pengirim, pesan, dan penerima. Suatu tindakan komunikasi bermula dari si
pengirim. Karena itu, kualitas komunikasi sebagian besar tergantung dari
keterampilan si pengirim. Ia harus tahu isi pesan yang disampaikannya, siapa
penerimanya, dan dengan sarana apa pesan itu ingin disampaikan. Selain itu, ia
juga harus tahu kapan pesan itu harus disampaikan. Kemudian tanggung jawab
final si pengirim pesan ialah mencari feedback atau umpan balik dan
mengevaluasi secara hati-hati.21
b. Pengertian Politik
Dalam kehidupan kita sehari-hari istilah “politik” sudah tidak begitu
asing karena segala sesuatu yang dilakukan atas dasar kepentingan kelompok
atau kekuasaan sering kali diatasnamakan dengan label politik.
Politics, dalam bahasa Inggris, adalah sinonim dari kata politik atau
ilmu politik dalam bahasa Indonesia. Bahasa Yunani pun mengenal bebrapa
istilah yang terkait dengan istilah politik, seperti politicos (menyangkut warga
negara), polities (seorang warga negara), polies (kota atau negara), dan politeia
(kewarganegaraan).22
Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang yang pertama
memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia
sebut zoon politicon. Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat
kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah
pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai
kecendrungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia
mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketiak ia berusaha
21 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001),
H. 159 22 Asep Saeful Muhtadi, komunikasi politik Indonesia, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), H.28
meraih kesejahteraan pribadi, dan ketiak ia berupaya mempengaruhi orang lain
agar menerima pandangannya.23
Dalam pandangan Dye, politics didefinisikan sebagai ”the management
of conflict.” Definisi ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa salah satu
tujuan pokok pemerintah adalah untuk mengatur konflik. Jadi pemerintah
sendiri pada dasarnya diperlukan untuk memberikan jaminan kehidupan yang
tentram bagi maasyarakatnya, terhindar dari kemungkinan terjadinya konflik di
antara individu ataupun kelompok dalam masyarakat.24
Dalam penggunaannya, istilah politik dikenal dari buku Plato yang
berjudul “polities”. Dari karya-karya tersebut dapat diketahui bahwa politik
merupakan istilah yang digunakan untuk konsep pengaturan kemasyarakatan,
sebab yang dibahas dalam kedua buku tersebut adalah soal-soal yang
berkenaan dengan masalah bagiamana pemerintahan dijalankan agar terwujud
suatu masyarakat politik atau Negara yang sempurna, atau yang menurut Plato
sebagai “Negara Ideal”.25
Sementara itu, Budiardjo menyatakan bahwa politik adalah kegiatan
yang dilakuakan dalam suatu negara yang menyangkut poses menentukan
tujuan dan melaksanakan tujuan tersebut. Untuk melaksanakan tujuan itu,
diperlukan kebijaksanaan umum (public policy) yang mengatur sumber daya
alokasi yang ada. Dan untuk melaksanakan kebijaksaan itu, perlu adanya
23 Ibid 24 Asep Saeful Muhtadi, komunikasi politik Indonesia, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), H.29 25 Deliar Noor, Pengantar Ke Pemikiran Politik, (Jakarta: Gramedia, 1998), H. 93
kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang akan dipakai, baik untuk
membina kerja sama maupun menyelesaikan konflik yang bisa timbul setiap
saat. Lebih jauh, Budiardjo menekankan bahwa tujuan politik bukan untuk
memenuhi kepentingan pribadi seseorang (private goal), melainkan untuk
kepentingan seluruh masyarakat.26
Di dalam politik, terdapat lima pandangan mengenai konsep-konsep
politik, yaitu :
1. Politik adalah usaha bersama-sama yang ditempuh warga negara
untuk mebicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama
2. Politik adalah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintahan
3. Politik adalah segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan
4. Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan umum
5. Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting.
c. Pengertian Komunikasi Politik
Bertolak dari konsep komunikasi dan konsep politik yang telah
diuraikan di atas, upaya untuk mendekati pengertian apa yang dimaksud
26 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarata: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), H.28
komunikasi politik, menurut Dahlan (1999) ialah suatu bidang ilmu atau
disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat
politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik.
Dengan demikian pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai
suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi
yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang
lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berfikir, serta
mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik.27
Sementara itu dengan memandang esensi komunikasi sebagai interaksi
sosial, dan esensi politik sebagai konflik sosial, Dan Nimmo merumuskan
komunikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar
konsekuensi aktual dan potensial yang mengatur perilaku manusia dalam
kondisi konflik.28
Untuk memperjelas konsep komunikasi politik, menarik mengkaji
definisi komunikasi politik dari Maswadi Ra’uf (1993: 32). Menurutnya,
komunikasi politik sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-
pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain.29
Michael Rush dan Philpi Althoff mendefinisikan komunikasi politik
sebagai suatu proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari
suatu bagian sistem politik kepada bagian sistem lainnya, dan diantar sistem-
27 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarata: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), H. 34
28 Riswandi, Komunikasi Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Cet. Ke-1, H. 3 29 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT. Lasswell
Visitama, 2010), H.5
sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Proses ini terjadi secara
berkesinambungan dan mencakup pola pertukaran informasi diantara
individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkatan.30
Brian McNair menyebut komunikasi politik sebagai purposeful
communication about politics. Hal ini meliputi :
1. Segala bentuk komunikasi yang dilakukan oleh para politisi dan
aktor-aktor politik lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan khusus.
2. Komunikasi yang ditunjukkan kepada aktor-aktor politik oleh
orang-orang yang bukan politisi, misalanya para pemilih (voters)
dan kolumnis-kolumnis di media massa.
3. Komunikasi tentang aktor-aktor politik dan aktivitas mereka yang
dipublikasikan dan menjadi isi laporan berita, editorial, dan bentuk
diskusi politik lainnya di media massa.31
2. Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi politik memiliki fungsi yang sangat penting, terutama
dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Menjadi cara atau teknik penyerahan tuntunan dan dukungan
sebagai sebagai input dalam sistem politik. Misalnya dalam rangka
artikulasi kepentingan.
30 Michael Rush & Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997), H. 24 31 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 6
2. Digunakan sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat,
baik dalam rangka mobilisasi sosial untuk implementasi
hubungan, memperoleh dukungan, kepatuhan dan integrasi politik.
Komunikasi juga digunakan sebagai umpan balik (feed back) atas
sejumlah output (kebijaksanaan pemerintah).
3. Menjalankan fungsi sosialisasi politik kepada warga negara.
4. Memberi ancaman (coertion) untuk memperoleh kepatuhan
sebelum alat paksa digunakan, sekaligus hal ini juga memberikan
batasan-batasan mengenai hal-hal yang ditabukan.
5. Mengkoordinasikan tata nilai politik yang diinginkan, sehingga
mencapai tingkat homogenitas yang relatif tinggi.
6. Berfungsi sebagai kekuatan kontrol sosial guna memelihara
idealisasi sosial dan keseimbangan politik.
Sedangkan menurut McNair dan Goran Hedebro, komunikasi politik
berfungsi untuk :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha
yang dilakukan lembaga politik maupun dalam hubungannya
dengan pemerintah dan masyarakat.
2. Melakukan sosialisasi tentang kebijakkan, program, dan tujuan
lembaga politik.
3. Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para
pendukung partai.
4. Menjadi platform yang bisa menampung ide-ide masyarakat
sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam bentuk opini publik.
5. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi
tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak mereka
sebagai pemberi suara.
6. Menjadi hiburan masyarakat sebagai “pesta demokrasi” dengan
menampilkan para juru kampanye, artis, dan para komentator atau
pengamat politik.
7. Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna
menghindari konflikdan ancaman berupa tindakan sparatis yang
mengancam persatuan nasional.
8. Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur
kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat
luas terhadap gerakan reformasi dan demokrasi.
9. Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita,
agenda setting, maupun komebtar-komentar politik.
10. Menjadi watcdog atau anjing penjaga dalam membantu
terciptanya good govermance yang transparasi dan akuntabilitas.32
3. Unsur-unsur Komunikasi Politik Seperti halnya dengan disiplin ilmu lainnya, komunikasi politik
sebagai body of knowladge juga terdiri atas berbagai unsur, yakni: sumber
32 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarata: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), H. 40
(komunikator), pesan, media atau saluran, penerima dan efek (Nimmo: 1978,
Mansfield dan Weaver: 1982 dalam Dahlan, 1990).
1. Komunikator politik
Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik,
melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif dan eksekutif.
Dengan demikian, sumber atau komunikator politik adalah
mereka-mereka yang dapat memberi informasi tentang hal-hal
yang dapat mengandung makna atau bobot politik, misalnya
presiden, menteri, anggota DPR, MPR, KPU, gubernur, bupati/
walikota, DPRD, politisi, fungsionaris partai politik, fungsionaris
Lembaga swadaya Masyarkat (LSM), dan kelompok-kelompok
penekan dalam masyarakat yang bisa mempengaruhi jalannya
pemerintahan.
2. Pesan Politik
Ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal. Tersembunyi
maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun yang tidak
disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato
pollitik, undang-undang kepartaian, pernyataan politik, artikel atau
iasi buku/ brosurdan berita surat kabar, radio, televisi, dan internet
yang berisi usulan politik dan pemrintahan, spanduk atau baliho,
iklan politik, propaganda, makna logo, warna baju atau bendera
dan semacamnya.
3. Saluran atau Media Politik
Saluran atau media politik adalah alat atau sarana yang digunakan
oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan
politiknya. Misalnya media cetak, yaitu surat kabar, tabloid,
majalah. Media elektronik, misalnya film, radio, televisi,
komputer, internet. Media formal kecil, misalnya leaflet, brosur,
selebaran, stiker, bulletin. Media luar ruang (out door media),
misalnya baliho, spanduk, reklame, bendera, jumbai, pin, logo,
topi, rompi, kaos oblong, kalender, blok note atau segala
sesuatunya yang digunakan untuk membangun citra (immage
building).
4. Sasaran atau target politik
Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat
memberi dukungan dalam bentuk pemberian suara kepada partai
atau kandidat dalam pemilihan umum.
5. Pengaruh atau efek komunikasi politik
Efek komuunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya
pemahaman terhadap sistem pemrintahan dan partai-partai politik,
dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara pada
pemilihan umum.33
4. Saluran Komunikasi Politik
33 Ibid, H. 37
a. Saluran Face-to-face Informal
Saluran ini menggunakan pendekatan intimicy dimana proses
kampanye biasanya banyak menggunakan konteks komunikasi
interpersonal. Dengan demikian mekanisme persuasi langsung, lobi
dan negosiasi biasanya menjadi strategi dominan dalam saluran ini.
b. Struktur Sosial Tradisional
Saluran ini biasanya dengan menggunakan status sosial figur yang ada
di masyarakat. Misalnya senioritas dalam hirarki organisasi,
ketokohan, figur dalam basis tradisional, politik patron client. Ini
merupakan pendekatan yang mengasumsikan two step follow
communication, dimana kandidat berkempanye mempengaruhi tokoh
yang secara status sosial memiliki pengaruh di masyarakat.
c. Saluran Input
Merupakan saluran yang memanfaatkan berbagai pihak yang biasanya
memberikan masukan (input) politik. Dalam konteks ini misalnya
melalui penguasaan atau hubungan baik dengan interest group seperti
organisasi NU dan Muhammadiyah, dengan pressure group seperti
kalangan LSM yang mau mendukung.
d. Media Massa
Merupakan saluran yang memiliki peran signifikan. Media dengan
segenap variannya dapat membentuk opini publik yang positif atau
sebaliknya menjatuhkan citra yang di bangun dengan susah payah.34
C. Media Lini Atas (Above The Line) dan Media Lini Bawah (Below The
Line)
1. Media Lini Atas (Above The Line)
Media lini atas (Above the line) merupakan jenis iklan yang menggunakan
media, baik itu media cetak (koran, majalah) maupun media elektronik (televisi,
radio), media bioskop, media luar ruang (misalnya billboard). Pemakaian iklan
ini, mengharuskan adanya komisi, dan biro iklan yang mengelolanya harus
mendapatkan pengakuan dari asosiasi pemilik media.35
Berbagai media tersebut tentunya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
kita, karena hampir semua media tersebut sudah ada disekitar kita. Media-media
tersebut merupakan media yang dinilai oleh berbagai kalangan cukup efektif
untuk memasarkan berbagai produk mereka.
34 Gun Gun Heryanto, Ksomunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 45 35 Frank Jefkins, Periklanan, (Jakarta: Erlangga, 1997), H. 379
Media jenis ini merupakan media utama yang sudah umum digunakan
dalam kegiatan periklanan dalam kapasitas yang cukup besar dan sudah
mendapatkan kepercayaan dari para pemasang iklan. Diakui atau tidak,
keberadaannya media ini telah banyak membantu perusahaan untuk memasarkan
berbagai produk yang dimilikinya untuk diperkenalkan kepada masyarakat
umum.
Jenis-jenis iklan Media Lini Atas, diantaranya :
1. Surat kabar, merupakan terbitan berkala (biasanya harian) yang berisi
berita yang dimultiplikasi secara massal. Media cetak ini sifatnya
komersial.
2. Televisi, merupakan barang umum yang mudah dijumapai dimana saja.
Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena ia
mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon konsumen.
Iklan televisi telah menciptakan karakteristiknya sendiri, semua itu
menambah daya pengulangan dan kesinambungan pengaruhnya sebagai
suatu bentuk media iklan.
3. Media luar ruang, merupakan brntuk iklan yang pailing tua. Saat ini
iklan luar ruang atau outdoor telah mengalami berbagai macam inovasi.
Iklan luar ruang kini dilengkapi dengan efek gerakan, hiasan newcaster,
dan efek yang mencolok. Iklan luar ruang kini sengaja dipasang di
gedung-gedung tinggi, atau dilengkapi dengan untaian lampu rklame
yang berkelap-kelip.
4. Bioskop, memiliki karakteristik tertentu yang membedakan bioskop dari
media lain, bioskop mempunyai sejumlah keunggulan yang sama seperti
dimiliki oleh televisi, namun bioskop memiliki keunggulan yang lebih
khusus seperti layar yang lebih lebar dan tidak ada acara selingan.
2. Media Lini Bawah (Below The Line)
Below The Line secara sederhana didefinisikan sebagai segala aktifitas
marketing atau promosi penjualan yang sifatanya jangka pendek, dan bertujuan
merangkul konsumen agar sadar (aware) terhadap suatu produk.36
Terdapat sembilan jenis materi iklan Below The Line yang cukup populer
digunakan produsen saat ini. Selain sifatnya yang lebih menjangkau konsumen,
pertimbangan lain penggunaan iklan Below The Line adalah efektifitas biaya
dalam berpromosi. Materi-materi promosi tersebut adalah Poster, X-Banner,
Flayer, Flag Chain, Molder, Shelf Talker, Tent Card, Spanduk dan Umbul-umbul,
dan Acrylic Box.37
36 Dendi Triadi dan Addy Sukma Bharata, Memahami Teori dan Praktek Iklan Media
Lini Bawah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), H. 5 37 Ibid, H. 7
1. Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi
gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya
dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat
mencari perhatian mata (eye-catching) sekuat mungkin.
2. X-Banner, dihasilkan dari mesin flexi, X-Banner menghasilkan
kualitas yang cukup bagus namun dengan harga yang terjangkau.
Media ini biasanya berukuran 60cm x 160cm dan dibantu dengan
penyangga agar muda berdiri.
3. Flyer merupakan sebutan lain dari brosur, pamflet, atau buklet.
Merupakan terbitan berkala yang dapat terdiri dari satu hingga
sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai
dengan sekali terbit.
4. Flag Chain, biasanya dipakai sebagai bagian dari kampanye atau
promosi suatu produk. Flag Chain berbentuk seperti bendera-bendera
kecil yang digantung dan diikat dengan tali.
5. Wobler, merupakan materi lini bawah yang biasanya berisi promosi
sebuah produk. Wobler biasa diletakkan di dekat mesin kasir atau atau
rak-rak produk. Bentuk wobler ini biasanya bulat.
6. Selftalker adalah salah satu jenis dari POP (Point of Purchase) yaitu
iklan yang dipasang di toko-toko.
7. Tent Card, merupakan materi lini bawah yang dicetak dua sisi dan
biasanya dapat berdiri di atas meja atau sebuah permukaan datar
lainnya.
8. Spanduk dan umbul-umbul, selain harganya terjangkau spanduk dan
umbul-umbul mencakup target merket yang diinginkan karena banyak
memiliki target penempatan yang efektif. Pemasangan yang cepat
menjadi kelebihan lain media ini. Dapat dicetak sablon ataupun diigital
ptinting jika ingin hasilnya lebih baik.
D. Pemilukada
1. Pengertian Pemilukada
Demam Pilkada kini telah menyebar hampir merata di berbagai kota,
kabupaten ataupun provinsi yang menyelenggarakan perhelatan demokrasi di
tingkat lokal ini. Dimana masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan
pentingnya pilkada lagsung sebagai momentum politik yang amat strategis.38
Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang selanjutnya disebut
Pemilukada adalah pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah
secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.39
Pemilukada meliputi :
1. Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur
2. Pemilu Bupati dan Wakil Bupati
3. Pemilu Walikota dan Wakil Walikota40
38 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama, 2010), H. 89 39 KPU Tangerang Selatan, H. 2 40 Ibid
Sejak tahun 1999, pilkada menggunakan sistem perwakilan yang\
berdasarkan pada UU No. 22/1999 tentang otonomi daerah. Gubernur dan wakil
gubernur, walikota dan wakil walikota, serta bupati dan wakil bupati dipilih oleh
anggota DPRD sebagai wakil rakyat daerah.41
Namun, sejalan dengan diubahnya UU No. 22/1999 menjadi UU No. 32/
2004 tentang Pemerintah Daerah (yang tahun 2008 diperbaiki menjadi UU No.
12/ 2008) telah terjadi pula perubahan sistem pilkada. Berdasarkan UU No. 22/
1999, kepala daerah dipilih oleh anggota DPRD, sedangkan berdasarkan UU No.
32/ 2004, kepala daerah dipilih langsung oleh seluruh rakyat daerah.42
Model Sistem Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Indonesia43
pemant
41 Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik Teori dan Praktek Dalam Pilkada Langsung,
(Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2010), H. 175 42 Ibid 43 Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik Teori dan Praktek Dalam Pilkada Langsung,
(Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2010), H. 126
PEMERINTAH DAERAH
KPUD
PANWAS
DPRD
1. Pendaftaran pemilih 2. Pencalonan 3. Kampanye 4. Pemungutan dan penghitungan 5. Penetapan calon terpilih
Kepala daerah/wakil kepala daerah
Calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala
Partai
Gabungan Partai
Pemantau Masyarakat
umpan balik
2. Sisi Positif Pemilukada
Sesungguhnya, banyak sisi positif yang diperoleh, jika pilkada dilakukan
secara langsung oleh rakyat. Pertama, kepala daerah yang terpilih melalui
pemilihan langsung akan mendapat mandat dan dukungan yang riil dari rakyat
sebagai wujud kontrak sosial antara pemelih dengan tokoh yang dipilih.
Disamping itu, pilkada secara langsung akan memberikan kesempatan
yang luas kepada rakyat untuk menetukan pilihannya secara langsung tanpa harus
mewakilkan kepada orang lain. Sehingga rakyat dapat secara nyata
mempertimbangkan sendiri kelayakan seseorang untuk untuk dipilih menjadi
pemimpin daerahnya tanpa ada penyimpangan aspirasi, sebagaiamana kelemahan
dalam sistem perwakilan.44
Kedua, pilkada secara langsung otomatis akan dapat menghindari
terjadinya intrik-intrik politik dalam proses pemilihan, apalagi dengan sistem
perwakilan yang multi partai, dimana intrik politik akan dengan mudah terjadi.45
Ketiga, Pilkada secara langsung akan akan dapat menjadi mekanisme
rekrutmen politik atas calon pimpinan bangsa. Artinya, jika kinerja seorang
44 Agust Riewanto, S.Ag, Ensiklopedi Pemilu, (Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan
Budaya, 2007), h.179. 45 Ibid, h. 180
Bupati atau Walikota piawai, mungkin saja dapat dicalonkan dalam pemilihan
Gubernur.46
3. Konflik dalam Pemilukada
Jika dicermati kerawanan yang bisa memicu sumber konflik dalam
pemilihan kepala daerah, apakah itu di tingkat provinsi atau kabupaten dan kota,
dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Dampak pemekaran daerah sehingga menjadi ajang perebutan kekuasaan
di kalangan elite politik lokal.
2. Ketidakseimbangan populasi antara penduduk asli dengan para pendatang
yang relatif lebih besar jumlahnya.
3. Isu money politics disebabkan tingkat kehidupan masyarakat di daerah
relatif rendah
4. Fanatisme golongan dan keluarga sangat menonjol sehingga kadang tidak
rasional dan menimbulkan sikap siap menang, dan tidak siap kalah.
5. Kekurang pahaman terhadap metode riset ilmiah melalui quick count
sehingga cenderung menolak hasil penghitungan dengan melakuukan hasil
penghitungan sendiri yang kurang di dasari keakuratan data.
6. Administrasi kependudukan yang tidak tertib sehingga menimbulkan
banyak protes atas “surat panggilan pilkada”yang mereka tidak terima.47
46 Ibid, h. 180 47 Hafied Cangra, Komunikasi Politik, Konep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2009). H. 263
E. Dakwah Struktural
1. Pengertian Dakwah Struktural
Dakwah strruktural adalah gerakan yang berada dalam kekuasaan.
Aktivisi dakwah struktural mendakwahkan ajaran islam dengan
memanfaatkan struktur sosial, politk maupun ekonomi yang ada guna
menjadikan islam menjadi ideologi negara, nilai-nilai islam mengejawantah
dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara.48
Negara dipandang sebagai alat dakwah yang paling strategis. Dakwah
struktural memegang tesis bahwa dakwah yang sesungguhnya adalah
aktivisme islam yang berusaha mewujudkan negara bangsa yang berdasarkan
islam, para pelaku politik menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam
perilaku politik mereka serta penegakkan ajaran islammenjadi tanggung
jawab negara dan kekuasaan. Dalam perspektif dakwah struktural, negara
adalah instrumen penting dalam dakwah.49
Contoh dakwah struktural sudah dapat ditemukan pada gerakan politik
umat islam pada zaman klasik. Gerakan politik berupa penggulingan dinasti
Umayyah dari kursi kekhalifahan yang dilakukan oleh eksponen dinasti
Abasiyah, dianggap sebagai bagian dari gerakan dakwah. Fenomena politik
itu dianggap sebagai salah satu realitas dakwah ditandai, antara lain oleh
slogan ridha bi Ali Muhammad yang menjadi penyemangat gerakan itu.50
48 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009). H. 162.
49 Ibid 50 Ibid
Dalam sistem ajaran Syi’ah Islamiyyah, dakwah antara lain berbentuk
pendidikan dan proses indoktrinasi ajaran dan pemikiran dalam bidang
politik, hukum, sistem kepercayaan maupun filsafat. Secara formal, kegiatan
dakwah dikelola oleh negara, sehingga negara mempunyai hak untuk
memaksa rakyat aktif dalam bentuk kegiatan dakwah, seprti dilembaga “Pusat
Dakwah” yang dipimpin oleh kepala Qadhi, Abdul Aziz bin Muhammad bim
An-Nu’man.
BAB III
PROFIL PASANGAN AIRIN RACHMI DIANY DAN
BENYAMIN DAVNIE
A. Profil
1. Airin Rachmi Diany
Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH adalah nama lengkap Walikota
Tangerang Selatan yang baru ini. Wanita cantik jelita, mantan Putri Pariwisata
dan Putri Favorit Pemilihan Putri Indonesia 1996 ini lahir di Banjar, 28 Agustus
1976.1
Dia adalah warga Jl. Sutera Nerada V No.16, Alam Sutera, Serpong,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15325 menempuh pendidikan SD Negeri
Cibodas Banjar, tahun 1982-1988, SMP Negeri 5 Bandung, tahun 1988-
1991, SMA Negeri 20 Bandung, tahun 1991-1994 dan Universitas Parahyangan
Bandung, yang memberinya gelar Sarjana Hukum (SH) lulus tahun 1999.
Tabel 1
Profil Hj. Airin Rachmi Diany
Nama Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH.
1 www.poskota.co.id, diakses hari Kamis, 12 Mei 2011
Tempat/ Tgl. Lahir Banjar, 28 Agustus 1976
Alamat Jl. Sutera Nerada V No. 16, Alam
Sutera, Serpong, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15325
Riwayat Pendidikan - SDN Cibodas Banjar Tahun 1988
- SMPN 5 Bandung Tahun 1991
- SMAN 20 Bandung Tahun 1994
- S1 Sarjana Hukum Tahun 1999
- S1 Program Studi Notaris Tahun
- S2 Magister Hukum Tahun 2005
Pengalaman Kerja - Asisten Notaris Tahun 1999
- Notaris di Kabupaten Tangerang
Tahun 2004
- Pejabat Pembuat Akta Tanah Tahun
2008
Sebagai warga Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany dikenal aktif
dalam berbagai kegiatan sosial. Notaris yang juga lulusan Magister Hukum Bisnis
Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini memprakarsai sederet program di
bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, , dan kepemudaan. Tak kurang dari
pendirian komunitas Masyarakat Gemar Membaca (MAGMA), Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), gerakan menyumbang buku, tryout SNMPTN, beasiswa,
pemberian nutrisi sehat, pelatihan pengolahan sampah, pengobatan gratis, gaya
hidup ramah lingkungan (go green), dan fogging gratis digagasnya. 2
2 www.info-airin.com
Berkat komitmennya di bidang sosial, Airin sempat mendapat
penghargaan Kartini Indonesia 2010 (Kartini Award) dari Internasional Human
Recources Development Programme (IHRDP) dan Kharisma Indonesia
Foundation (KLIF) serta anugerah Tokoh Generasi Plural, Aktivis Sosial dan
Kemanusiaan oleh Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). Gerakan berbasis
komunitas yang digagasnya pun mendapat Juara I (pertama) tingkat nasional
untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mandiri dan Berkelanjutan.3
Latar belakang inilah yang kemudian mengantarkan Airin untuk
mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Tangsel. Didukung oleh 9 (sembilan)
partai politik, Airin merasa terpanggil untuk menjadikan Tangsel sebagai rumah
bagi warganya. Sebuah kota dimana pelayanan publik yang bersifat fisik dan
sosial budaya bertujuan untuk menguatkan nilai – nilai keluarga yang tinggal
didalamnya. Tangsel harus menjadi kota yang mandiri, damai, dan asri dimana
seluruh warga dapat bekerja, beraktivitas, belajar, dan berkarya. Sebuah rumah
yang memberi suasana aman, nyaman, dan kondusif untuk mereka yang tinggal di
dalamnya.4
3 ibid 4 ibid
2. Benyamin Davnie
Tabel 2
Profil Benyamin Davnie
Nama Drs. H. Benyamin Davnie
Tempat/ Tgl. Lahir Pandeglang, 1 September 1958
Alamat JL. Perwira No. 02 Rt. 01/02 Kelurahan Suka
Asih, Kota Tangerang
Riwayat Pendidikan - SDN 1 Tangerang Tahun 1970
- SMPN 6 Tangerang Tahun 1973
- SMAN 1 Tangerang Tahun 1976
- S1 Ilmu pemerintahan Tahun 1982
- S1 Ilmu Politik Tahun 1982
Pengalaman Kerja - Tenaga kerja sukarela Pemkab Tangerang
Tahun 1980
- Staf Pelaksana Pemkab Tangerang Tahun 1983
- Kasubag Kependudukan Bagian Pemerintahan
Kab. Tangerang Tahun 1986
- Camat Ciledug dan Cisoka Kab. Tangerang
Tahun 1988
- Kepala Bagian Humas Kab. Tangerang Tahun
1991
- Camat Tigaraksa Kab. Tangerang Tahun 1995
- Kabag. Tata Pemerintahan Kab. Tangerang
Tahun 1998
- Kabag. Bina Wilayah Kab. Tangerang Tahun
1999
- Kabag. Organisasi Kab. Tangerang Tahun
2002
- Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kab.
Tangerang Tahun 2003
- Asisten Daerah Tata Praja Kab. Tangerang
Tahun 2004
- Kepala BAP.Peda Kab. Tangerang Tahun 2005
- Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadau
Tahun 2010
- Kepala Dinas Tata Ruang Kab. Tangerang
Tahun 2010
Benyamin Davnie adalah seorang birokrat berpengalaman. Ia meretas
karier selama 27 tahu di pemerintahan. Tiga tahun lamanya ia terlibat secara suka
rela di Pemkab Tangerang dengan menajdi staf pelaksana Pemkab pada tahun
1983. Sejak saat itulah, ia menunjukkan keahlian dan kemampuannya dalam
menata pemerintahan yang membuatnya terus bertahan hingga saat ini.5
Ia menunjukkan bakat manajerilanya dalam mengelola pemerintahan saat
menajdi staf dan kemudian menjadi Kasubag Kependudukkan Bagian
Pmerintahhan. Setelah itu, menjabat Camat Ciledug, Cisoka dan Tigaraksa.
Berikutnya ia naik ke posisi Kabag di Pemkab secara berturut-turut, yakni Kabag
Tata Pemerintahan, Kabag Bina Wilayah, dan Kabag Bina Organisasi.
Selanjutnya Bang Ben semakin matang dengan menduduki berbagai jabatan
kepala dinas. Bebegai prestasi ia torehkan dalam masa pengabdiannya ini.
Prestasi serupa dicapainya sewaktu menjabat Kepala Dinas Tata Ruang
dan Bangunan, asisten Daerah Tata Pradja (ASDA I), dan Kepala Bagian
Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Tangerang. Di bawah 5 www.airinbenyamin.marimenata tangsel.com
kepemimpinannya, tata ruang bangunan serta berbagai infrastruktur Tangerang
yang waktu itu juga masih menaungi wilayah Tangerang Selatan banyak
mengalami perbaikan dan kemajuan. Semua langkah yang ia jalani dengan ikhlas
dan penuh dengan dedikasi mendapat penghargaan bagi masyarakat dan
pemerintah. Ia mendapatkan penghargaan Satyalencana Karya Satya X tahun yang
diberikan langsung oleh Presiden RI Megawati Soekarno Poetri pada tahun 2003
atas prestasi kerja selama 10 tahun tanpa cacat.
Sebelumnya, Benyamin Davnie pernah sukses melaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri – program pemerintah
pusat pada tahun 2007 lalu, dengan membuat kegiatan padat karya di Kabupaten
Tangerang.6
Selain misi visi sama dengan Airin, Benyamin Davnie dipilih Airin
karena latar belakangnya sebagai birokrat handal, relative “bersih”
Figur seperti Bang Ben memang dibutuhkan untuk penataan kota Tangsel
yang merupakan daerah baru pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Ia mengerti
betul dan bahkan sudah lama berkecimpung dalam tata kelola daerah Tangsel
yang masih menjadi wilayah tugasnya, terutama ketika memimpin Bapeda
Kabupaten Tangerang. Ia akan menjadi penghubung antara Tangsel dan induknya
Kabupaten Tangerang, terutama untuk melanjutkan berbagai rumusan dan
rancangan yang belum terwujud untuk kemajuan Tangsel.
6 . www. Poskota.co.id, diakses hari Kamis, 12 Mei 2011
B. Visi dan Misi
Lima tahun ke depan (2011-2015), visi airin Rachmi Diany dan
Benyamin Davnie untuk Kota Tangerang Selatan adalah :
“Terwujudnya Kota Tangsel yang Mandiri, Damai dan Asri”
(Tangsel Kota Madani)
Visi tersebut akan dilaksanakan dengan enam misi, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
Dengan menjunjung tinggi nilai keagamaan, nora dan aturan hukum
ditujukan untuk menciptakan keamanan, keterlibatan dan ketentraman
masyarakat kota dalam menjalankan aktivitas di berbagai bidang kehidpan.
2. Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang berwawasan
lingkungan
Ditujukan untuk menjadi kota hunian dengan fasilitas umum dan sosial
yang memadai selaras dan serasi dengan tetap memperhatikan daya dukung
dan kelestarian lingkungan
3. Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan
Ditujukan untuk pembangunan berkelanjutan melalui penyediaan
infrastruktur dasar dan fasilitas umum dan sosial sesuai dengan ekosistem
kota yang diperlukan.
4. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat
Ditujukan untuk peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan
didukung oleh manajemen sistem pelayanan terpadu, kapasitas
kelembagaan yang handal dan profesional, serta sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai
5. Meningkatkan fungsi dan ruang kota sebagai sentra perdagangan dan
jasa
Ditujukan untuk menciptakan stabilitas dan pemetaan ekonomi didukung
oleh investasi dan pengembangan sektor lain yang potensial
6. Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih
Ditujukan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih,
patrisipatif, transparan, akuntabel, dan berdedikasi didukung aparatur
pemerintah yang kompeten, profesional, dan berdedikasi.
C. Profil Kota Tangerang Selatan
a. Dasar Hukum Kota Tangerang Selatan adalah UU No. 51 Tahun 2008
b. Luas Wilayah mencapai 147,19 km2
c. Secara administratif berbatasan dengan DKI Jakarta (timur), Kota Depok
dan Bogor (selatan), Kabupaten Tangerang (barat), Kota Tangerang (utara)
Kota Tangerang Selatan adalah wilayah otonom di Provinsi Banten. Wilayah
ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Rencana ini berawal dari
keinginan warga di wilayah selatan untuk mensejahterakan masyarakat. Pada
tahun 2000, beberapa tokoh dari kecamatan-kecamatan mulai menyebut-nyebut
Cipasera sebagai wilayah otonom. Warga merasa kurang diperhatikan
Pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak fasilitas terabaikan.
Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Calon kota
otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat, Ciputat Timur,
Pamulang, Pondok Aren, Cisauk, dan Setu. Wilayah ini berpenduduk sekitar
966.037 jiwa.
Pada 22 Januari 2007, Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Tangerang menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat
pemerintahan Tangerang Selatan. Dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD
Endang Sujana, Ciputat dipilih secara aklamasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 yang membahas soal
pemekaran daerah menyebutkan keputusan akhir rencana itu ada di DPR-RI.
Usul disampaikan melalui Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri, kemudian
dikaji oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Setelah disetujui, Mneteri
DalamNegeri mengajukan kepada Presiden. Kemudian, diajukan dalam bentuk
rancangan undang-undang ke DPR-RI untuk diputuskan.
Jumlah penduduk di wilayah ini lebih dari satu juta jiwa. Pamulang
dihuni 236.000 jiwa, sedang Ciputat dihuni 260.187 jiwa. Dari dua kecamatan
ini, jumlah penduduk 500.000 jiwa. Jika ditambah dengan penduduk Serpong,
Pondok Aren, dan Cisauk akan berjumlah lebih dari satu juta jiwa. Sehingga,
memenuhi syarat untuk suatu daerah otonom.
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten mulai membahas
berkas usulan pembentukan Kota Tangerang mulai 23 Maret 2007.
Pembahasan dilakukan setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan
kota diserahkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ke Dewan pada 22
Maret 2007.
Pada 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20
miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu
dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan
merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan menyediakan dana
bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri.
Kota Tangerang Selatan terbentuk setelah DPR bersama pemerintah
menyetujuinya dalam rapat paripurna DPR, Rabu (29/10). Tangerang Selatan
disetujui bersamaan dengan persetujuan pembentukan 11 daerah otonom baru
lainnya.
Warga Tangerang Selatan memperjuangkan berdirinya kota baru
tersebut sejak tahun 2000. Berbagai cara mereka tempuh agar pemerintah
mengabulkan keinginan mereka memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang,
sampai kemarin DPR menyetujui undang-undang tentang pembentukan 12
daerah otonomi baru termasuk Kota Tangerang Selatan.
Wilayah Kota Tangerang Selatan terdiri dari tujuh kecamatan yang
dahulu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang yaitu kecamatan
Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, dan
Setu. Luas wilayah baru itu 147,19 kilometer persegi dengan penduduk (2007)
mencapai 918 ribu jiwa.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Politik Media Lini Atas (Above The Line)
Sejak dahulu kegiatan kampanye politik banyak menggunakan media
massa sebagai saluran kampaye politik bagi para calon yang akan maju di
pemilu. Terbukti kampanye melaui media massa mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap kandidat dalam mencapai popularitas dalam sebuah
pemilihan. Begitu juga pasangan Airin dan Benyamin dalam pilkada Tangsel,
pasangan ini lebih memilih menggunakan media massa sebagai saluran
kampanye, karena dianggap paling efektif, sekalipun dana untuk berkampanye
melalui media massa sangat besar.
Kampanye politik di media massa akan selalu terkait dengan citra sang
kandidat, yang sangat nyata dalam kampanye di media massa adalah
bagaimana menciptakan citra positif di khalayak terhadap pasangan Airin
Rachmi Diany dan Benyamin Davnie. Maka otomatis, iklan ataupun berita
diciptakan sedemikian rupa menarik sesuai segmentasi penikmatnya
(khususnya media cetak).
Iklan di media cetak cukup mempengaruhi pemilih dalam menentukan
pilihannya dalam proses pilkada. Melalui iklan politik di media dapat
memberikan persepsi perubahan masyarakat tentang citra kandidat pasangan
Airin-Benyamin, maka kampanye melalui media massa adalah saluran yang
paling tepat bagi pasangan Airin-Benyamin dalam membentuk citra.
Iklan ataupun berita mengenai pasangan Airin dan Benyamin di media
cetak, ditugaskan kepada tim media pasangan ini. Dengan mengusung tema
“Mari Menata Tangsel, Rumah Kita Bersama” disertai dengan foto kedua
calon Walikota dan Wakil Walikota (Airin dan Benyamin) dengan nomor urut
4, diharapkan mampu mempublikasikan pasangan ini dan mendapatkan
perhatian serta simpati masyrakat. Hampir setiap harinya tim media bertugas
menampilkan pasangan Airin dan Benyamin di media cetak dengan berita-
berita yang terkaiat dengan pasangan ini. Bahkan berita tersebut dijadikan
headline dibeberapa surat kabar, sehingga pasangan Airin dan Benyamin
menjadi akrab ditelinga masyarakat. Berkat iklan yang terus menerus hadir di
beragai media massa, maka terbentuklah citra bagi pasangan Airin dan
Benyamin, sehingga untuk mendapatkan dukungan masyarakatpun akan lebih
mudah.
Berikut adalah data kemunculan pasangan Airin-Benyamin periode 16-
29 Agustus 2010. Dimana pada periode tersebut, merupakan masa pencitraan
bagi pasangan Airin-Benyamin. Berbagai macam pemberitaan mengenai
sosok Airin-Benyamin serta program-programnya, dan pemberitaan mengenai
banyaknya dukungan dari berbagai kalangan masyarakat Tangsel merupakan
strategi bagi pasangan Airin-Benyamin dalam rangka mempromosikan diri
dan menaikkan citra agar masyarakat simpatik terhadap pasangan ini.
Dari iklan politik di media massa inilah citra pasangan Airin-
Benyamin terbentuk dan dapat diterima oleh khalayak dan mempengaruhi
hasil elektabilitas suara, dan iklan politik juga berhasil menghantarkan
pasangan Airin-Benyamin menjadi Walikota dan Wakil Walikota Tangsel
periode 2011-2016.
Tabel 3
Data Kemunculan Airin dan Benyamin di Media Cetak Tanggal
16-22 Agutus 20101
Media 16 17 18 19 20 21 22 IP Strategi PKS
Menangkan Pasangan Airin-Benyamin dalam Pemilukada Tangsel. Optimalkan Kekuatan Kader, Gelar Kampanye Door to Door
Warga Nahdiyin All Out Menangkan Airin Benyamin
Birokrat Andal yang Mengerti membangun Tangsel
WK Delapan Partai Dukung Airin
PKB dan Warga Nahdiyin All Out Menangkan Airin-Ben
RB Airin-Benyamin Didukung Delapan Partai. Ketua Partai Pendukung
Jangan Menyerah dengan Keterbatasan
Airin dan Rodhiyah Sedang Haid. Saat pemeriksaan Kesehatan Calon
Cari Dukungan- billboard Calon Walikota
1 Data Internal, A. Fathul Wahab Asisiten Tim Media Pasangan Airin Rachmi Diany-
Benyamin Davnie
Berikan Testimoni
TE Deklarasi Airin-Benyamin Super Megah
PAN Pilih Gabung Koalisi Menata Tangsel
Airin-Benyamin Tes Kesehatan
Airin Unggul, Arsid Terendah
Berjibaku Menangkan Airin-Benyamin. Janji Golkar
TP Parpol Pendukung Optimis Menang Satu Putaran di Pilkada Kota Tangsel. Airin-Benyamin Deklarasi
Warga Nahdiyin All Out Menangkan Airin
Optimalisasi kan Kekuatan Kader. PKS Powerfull Menangkan Pasangan Airin-Nemyamin
Golkar Solid Dukung Airin - Benyamin
SN PAN Usung Airin - Ben
PKB dan Warga Nahdiyin All Out Demi Airin-Ben
PR N Airin-
Benyamin Banjir Suara. Didukung Koalisi 3 Partai Besar
Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie Didukung 9 Parpol. PAN Bergabung dengan Koalisi Menata Tangsel
PDI Perjuangan Siap Menangkan Airin - Benyamin
Keterangan Tabel
IP : Indo.Pos
SI : Sindo
SP : Suara Pembaharuan
WK : Warta Kota
RB : Radar Banten
TE : Tangerang Ekspres
TP : Tangsel Pos
SN : Satelit News
PR : Pelita Rakyat
N : Nonstop
Berdasarkan data di atas, pemberitaan mengenai pasangan Airin dan Benyamin
dilakukan oleh media cetak nasional maupun lokal hampir setiap harinya, dalam periode
16-22 Agustus, dapat dilihat pemberitaan pasangan Airin-Benyamin oleh media cetak
adalah mengenai berbagai macam dukungan dari berbagai kalangan untuk pasangan ini.
Tabel 4
Peringkat Pemberitaan di Media Harian Nasional Pasangan Airin dan
Benyamin PadaTanggal 16-22 Agustus 2010 adalah :
No Nama Media Cetak Jumlah Pemberitaan
1 Indo.Pos 3 kali
4 Warta Kota 2 kali
5 Radar Banten 4 kali
6 Tangerang Ekspres 5 kali
7 Tangsel Pos 4 kali
8 Satelit News 2 kali
10 Nonstop 3 kali
Berdasarkan tabel di atas, media cetak nasional yang paling sering
memberitakan pasangan Airin-Benyamin adalah koran Tangerang Ekspress
dan disusul dengan Radar Banten dan Tangsel Pos pada peringkat kedua.
Tabel 5
Data Kemunculan Airin dan Benyamin di Media Cetak Tanggal
23-29 Agustus 20102
Me dia
23 24 25 26 27 28 29
IP Deklarasi Pasangan Airin Benyamin Sebagai Kandidat Pemimpin Tangsel. Targetkan Tangsel Jadi Kota Madani,
Festival Beduk Tangsel. Tingkat kan Suasana Religi Rama dhan
Torehan Pretasi TBM Magma Binaan Hj. Airin Rachmi Diany. Terima Penghargaan dari Presiden dan Mendiknas
Posko Warga Pendukung Airin-Benyamin Bermunculan
Dukung Pasangan Airin-Benyamin. Ulama dan Santri Doa Bersama.
Airin Prioritaskan Penanganan Sampah
War nai Ramadhan dengan Kebersamaan. Airin Buka Puasa Bersama Warga Kota Tangsel
2 Ibid
Diusung Delapan Partai Besar.
SI Airin Fokus ke Infrastruktur
SP Bakal Calon Walikota Tangsel. Airin Janji Entaskan Kemiskinan
WK
Golkar Berjibaku Menangkan Airin benyamin.
RB Deklarasi Pasangan Airin - Benyamin. Menjadikan Tangsel Sebagai Kota Madani
TBM MAGMA Mendapat Penghargaan Dari Presiden RI dan Mendiknas
TE Kontes Ikan Cupang Hias Tangsel
Pemuda Pancasila Semarakan Ramadhan. FESTIVAL BEDUK
TBM Binaan Hj. Airin Rachmi Diany. Penghargaan Dari Mendiknas
Ulama dan Santri Doa Bersama untuk Kemenangan Airin
Warga Jelupang Antusias Tarawih Bersama Airin
TP Posko Pendukung AMIN Bermunculan
Parpol Pengusung AMIN Siapkan 4.694 Saksi
Jazuli: Airin Banyak Belajar Dari
Warga Pesantren Doakan Airn -Benyamin
Pilkada
SN Festival Beduk Tangsel. Tingkatkan Suasana Religi Ramadhan
Airin Sukses Berdayakan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tangsel. TBM MAGMA Raih Penghargaan Dari Presiden dan Mendiknas
Koalisi Adalah Bentuk Konsistensi Politik
PR Pemilihan Walikota/ Wakil Tangerang Selatan. Hj. Airn Rachmi Diany, SH., MH. Duet Dengan Drs. Benyamin Davnie
N Airin Rachmi Incar Perbaikan Infra struktur
Airin Belajar dari Kegagalan Pilkada
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada periode 23-29 Agustus 2010
merupakan masa-masa pencitraan bagi pasangan Airin dan Benyamin. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai pemberitaan mengenai program-program yang
dilakukan untuk masyarakat Tangsel, pemberitaan mengenai prestasi pasangan
tersebut, serta kegiatan-kegiatan yang terkesan dekat dengan rakyat.
Kekuatan utama media yang tidak bisa dinafikan di era informasi saat ini
yakni kekuatan dalam mengkonstruksi realitas. Artinya, kekuatan dalam
mengemas isu yang ada, sehingga menonjol ke permukaan dan akhirnya menjadi
perbincangan publik (public disclosure) yang menarik. Mereka berupaya
memiliki akses utuk masuk dan mempengaruhi media, dengan asumsi penguasaan
atas media akan menjadi pintu masuk dalam pengemasan dan penguasaan opini
publik. Selanjutnya, dengan menguasai opini publik diharapkan akan mudah
megarahkan kecendrungan pilihan khalayak sesuai dengan yang diharapkan
kandidat, begitupun dengan pasangan Airin dan Benyamin.3
Tabel 6
Peringkat Pemberitaan di Media Harian Nasional Pasangan Airin dan
Benyamin Pada Tanggal 23-29 Agustus 2011 adalah :
No Nama Media Cetak Jumlah Pemberitaan
1 Indo.Pos 7 kali
2 Sindo 1 kali
3 Suara Pembaharuan 1 kali
4 Warta Kota 1 kali
5 Radar Banten 2 kali
6 Tangerang Ekspres 5 kali
3 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT. Lasswell
Visitama, 2010), H.85.
7 Tangsel Pos 4 kali
8 Satelit News 3 kali
9 Pikiran Rakyat 1 kali
10 Nonstop 2 kali
Media cetak yang paling sering memberitakan pasangan Airin-
Benyamiin adalah koran Indopos sebanyak tujuh kali pemberitaan,
kemudian Tangerang Ekspres sebanyak lima kali.
1. Pemetaan Media Massa Sebagai Saluran Komunikasi Politik
Pemetaan media massa sebagai saluran komunikasi politik pasangan
Airin dan Benyamin hanya ditekankan pada sektor media cetak nasional dan
media cetak lokal. Yaitu :
Tabel 7
Pola Penggunaan Media Cetak
Media Cetak Nasional Media Cetak Lokal
Koran Indopos
Koran Sindo
Koran Suara Pembaharuan
Koran Warta Kota
Koran Radar Banten
Koran Tangerang Expres
Koran Tangsel Pos
Koran Satelit News
Koran Pelita Rakyat
Koran Nonstop
Media cetak dianggap sebagai media yang paling ampuh dalam
membangun popularitas dan citra pasangan Airin dan Benyamin, karena
sasaran kampanye adalah orang banyak, publik dan masyarakat, dan untuk
mencapai mereka maka kampanye melalui media massa dianggap sangat
efektif dalam proses kampanye.
Masyarakat mengenal sosok Airin-Benyamin melalui media cetak
yang memberitakan pasangan ini hampir setiap harinya. Melalui media cetak
pula, masyarakat mengetahui program-program pasangan tersebut untuk kota
Tangsel ini, sehingga masyarakat menyadari bahwa pasangan Airin-Benyamin
merupakan pasangan yang tepat utuk menata kota Tangsel yang merupakan
daerah pemekaran.4 Dengan demikian, media cetak mampu memersuasi
khalayak untuk menjatuhkan pilihannya terhadap pasangan Airin-Benyamin.
Dan melalui media massa pasangan ini berhasil meraih kemenangan dalam
pertarungan Pilkada di Tangsel ini.
Sementara itu, untuk kampanye melalui internet, Airin-Benyamin
memiliki tim sukses tersendiri, yaitu tim web. Dimana tim web bertugas untuk
mengelola website dengan berita-berita mengenai Airin-Benyamin dengan
memilih isu atau tema menarik agar masyarakatpun tertarik untuk membaca
4 Wawancara pribadi dengan , Nia Zainar Nurzaman masyarakat Tangsel, 16 Mei 2011.
atau bahkan hanya sekedar melihatnya. Sementara itu, setiap kegiatan yang
dilakukan Airin-Benyamin selalu ditampilkan agar dapat menarik simpati dan
membentuk opini masyarakat bahwa pasangan Airin-Benyamin merupakan
calon walikota dan wakil walikota yang dekat dengan rakyat. Dalam hal ini,
pasangan ini telah memiliki alamat web tersendiri, yaitu
http://www.marimenatatangsel.com.5
Gambar 1
Web marimenatatangsel.com
2. Teori Agenda Setting
Dari teori komunikasi massa yang ada, agenda setting menjadi
teori yang paling menarik bagi penulis. Dasar pemikiran teori ini adalah di
antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang lebih banyak
mendapat perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi para
pembacanya dan akan dianggap penting bagi suatu periode tertentu. Akan
terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.
5 Wawancara pribadi dengan A. Fathul Wahab, Asisten Media PasanganAirin-Benyamin,
12 Mei 2011
Perhelatan akbar pilkada Tangsel menjadi agenda media dan dianggap
sebagai topik yang pantas diijadikan sebagai bahan pemberitaan media.
Frekuensi pemberitaan kampanye para kandidat Calon Walikota dan Wakil
Walikota di berbagai media baik media cetak nasional dan lokal seperti
Indopos, Sindo, Suara Pembaharuan, Warta Kota, Radar Banten, Tangerang
Expres, Tangsel Pos, Satelit News, Pelita Rakyat, Nonstop selama masa
kampanye cukup sering.
Dalam hal ini menurut teori agenda setting, terjadi proses media
agenda dimana pemberitaan tentang kampanye pilkada Tangsel ramai
didiskusikan oleh berbagai media hampir setiap hari selama masa kkampanye
dan untuk beberapa lama hampir tidak ada media massa yang tidak
memberitakan isu kampanye para kandidat Calon Walikota dan Wakil
Walikota tersebut. bahkan berita kampanye tersebut menjadi headline dan
tajuk rencana disurat kabar.
Framing yang dilakukan media media membuat suatu berita terus
menerus ditayangkan di media sehingga muncul agenda publik. Ramainya
pemberitaan mengenai pasangan Airin-Benyamin oleh beberapa media massa
khalaya pun terkena terpaan media sehingga dampaknya sosok pasangan
Airin-Benyamin menjadi akrab ditelinga khlayak dan juga didiskusikan atau
menjadi pembicaraan oleh masyarakat hampir dari semua kalangan. Artinya
berita atau isu yang digulirkan pasangan Airin-Benyamin yang diagendakan
media akhirnya menjadi agenda publik.
Seperti yang dikatakan Robert N. Ertman, framing adalah proses
seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari suatu
peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Masyarakat akan
menjadikan topik utama yang diangkat oleh media sebagai bahan
perbincangan sehari-hari. Pengaruh dari teori agenda setting terhadap
masyarakat dan budaya sangat besar. Popularitas pasangan Airin-Benyamin di
Tangsel langsung melesat. Ini merupakan dampak dari media massa yang
terus mem-blow up kampanye pasangan Airin-Benyamin hingga terbentuklah
opini publik yang cenderung untuk memberinya dukungan.
Dalam Teori Agenda Setting, meningkatnya nilai penting suatu topik
pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut
pada khalayak.
Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk
tentang mana issue yang lebih penting. Karena itu, model agenda setting
mengasumsikan adanya positif antara penilaian yang diberikan media kepada
suatu persoalan dengan perhtian yang diberikan khalayak kepada persoalan
itu. Pendidikan dan kesehatan gratis menjadi program kerja pasangan Airin-
Benyamin, masyarakat semakin ingin tahu berita mengenai Pasangan calon
kandidat tersebut .
Oleh karena itu kemampuan pengemasan menjadi hal yang sangat
pokok. Dari perspektif agenda setting, media massa memang tidak dapat
mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media cukup berpengaruh
terhadap apa yang dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi
persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Bila pasangan Airin-
Benyamin secara terus menerus diberi label peduli pendidikan, lingkungan
dan perekonomian masyarakat Tangsel maka lambat laun Airin-Benyamin
akan dianggap dalam persepsi khlayak sebagai pemimpin yang peduli akan
kesejahteraan rakyatnya. Iklan Airin-Benyamin di media massa ternyata
mampu menaikkan tingkat penerimaan khalayak akan sosok pasangan Airin-
Benyamin. Berkat iklan yang terus menerus pada 16-29 Agustus 2010,
menunjukkan tingkat elektabilitas pemilih menjadi 54,31%. Dengan demikian
pasangan Airin-Benyamin menempati posisi pertama pada perhelatan pilkada
Tangsel.
B. Strategi Komunikasi Politik Melalui Media Lini Bawah (Below The
Line)
November 2010 lalu adalah bulan yang penting bagi pemerintah Kota
Tangerang Selatan, pasalnya di bulan tersebut Kota Tangerang Selatan
mengadakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota untuk pertama kalinya
dalam sejarah. Bahkan jauh sebelum dimulainya pesta demokrasi tersebut
hampir di semua daerah yang termasuk administrasi kota Tangsel sudah
dipenuhi oleh spanduk, baliho, famplet maupun brosur para bakal calon
Walikota, yang jumlahnya tak kurang dari lima orang. Hal itu tentu saja
semakin membuat ramai persingan antar bakal calon Walikota yang satu
dengan yang lainnya.
Tabel 8
Pemetaan Media Lini Bawah Pasangan Airin dan Benyamin
Perkecamatan6 :
Kecamatan Baliho Spanduk Stiker
Serpong 2 baliho 18 spanduk 27.000 stiker
Serpong Utara 2 baliho 14 spanduk 21.000 stiker
Pondok Aren 2 baliho 22 spanduk 33.000 stiker
Ciputat 2 baliho 14 spanduk 21.000 stiker
Ciputat Timur 2 baliho 12 spanduk 18.000 stiker
Pamulang 2 baliho 16 spanduk 24.000 stiker
Setu 2 baliho 12 spanduk 18.000 stiker
Jumlah 14 baliho 108 spanduk 162.000 stiker
Keterangan kecamatan :
1. Kecamatan Serpong terdapat 9 kelurahan 2. Kecamatan Serpong Utara terdapat 7 kelurahan 3. Kecamatan Pondok Aren terdapat 11 kelurahan 4. Kecamatan Ciputat terdapat 7 kelurahan 5. Kecamatan Ciputat Timur terdapat 6 kelurahan 6. Kecamatan Pamulang 8 kelurahan
6 Ibid
7. Kecamatan Setu terdapat 6 kelurahan
Keterangan media :
1. Baliho : 2 buah per kecamatan (2 x 7) = 14 baliho 2. Spanduk : 2 buah per kelurahan (2 x 54) = 108 spanduk 3. Stiker ukuran A5: 1000 lembar per kelurahan (1000 x 54) = 54.000 stiker
Stiker ukuran A4: 1000 lembar per kelurahan (1000 x 54) = 54.000 stiker
Stiker ukuran A3: 1000 lembar per kelurahan (1000 x 54) = 54.000 stiker
Dalam kampanye melalui media lini bawah (Below The Line),
pasangan Airin dan Benyamin tidak memiliki strategi khusus. Airin dan
Benyamin membagi media lini bawah (baliho, stiker dan spanduk) sesuai
dengan kebutuhan saja. Disini, Airin dan Benyamin membagi baliho masing-
masing dua untuk setiap kecamatan, kemudian dua spanduk untuk setiap
kelurahan, dan seribu stiker untuk setiap kelurahan.7
Gambar 28
Stiker Pasangan Airin-Benyamin
7 Ibid 8 www.bloggertangsel.blogspot.com, diakses hari Senin 25 Juli 2011.
Selain menggunakan ketiga jenis media lini bawah (Below The Line) di
atas, pasangan Airin dan Benyamin juga menggunakan billboard sebagai
strategi kampanye dalam rangka mempromosikan diri. Berikut adalah data
pemetaan billboard pasangan Airin-Benyamin di wilayah Tangsel9 :
Gambar 310
Billboard Pasangan Airin-Benyamin
1. Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat (depan kampus UIN)
2. Jl. Pahlawan Seribu (depan ITC BSD)
3. Jl. Pahlawan Seribu (depan Samsat Serpong)
4. Jl. Pahlawan Seribu (depan WTC BSD)
5. Jl. Pahlawan Seribu (depan Melati Mas BSD)
6. Jl. Pahlawan Seribu (depan markas Brimob BSD)
7. Jl. Menteng Raya, Sektor 7, Bintaro
9 Ibid. 10 www.matthnews.in, diakses hari Senin 25 Juli 2011.
8. Jalan Tol Pondok Ranji
9. Depan Alam Sutera BSD
10. Depan pom bensin Cimanggis
11. Pondok Aren
Sementara itu untuk media lini bawah seperti poster, Airin dan
Benyamin tidak langsung menyebarkan ke lingkungan masyarakat. Pasangan
tersebut terlebih dahulu menjalankan suatu program sebelum memasang
poster di lingkungan warga. Misalnya salah satu program pasangan ini adalah
program “Menuju Kota Sehat”, dengan tema tersebut Airin dan Benyamin
memberikan fogging secra gratis kepada masyarakat yang disertai dengan
pamasangan poster pasangan Airin dan Benyamin dengan tema yang sama
dilingkungan masyarakat tersebut.11
Gambar 412
Poster Pasangan Airin-Benyamin
11 Wawancara pribadi dengan Very Muchlis Ariefuzzaman, Koordinator Tim Sukses
Pasangan Airin-Benyamin, 6 Juni 2011. 12 www.rilisindonesia.com, diakses hari senin 25 Juli 2011.
C. Faktor- faktor yang Memenangkan Pasangan Airin Rachmi Diany
dan Benyamin Davnie dalam Pilkada Tangsel.
1. Kekuatan dan Kelemahan Strategi Komunikasi Politik Melalui Media Lini
Atas.
Media di manapun memiliki kekutan yang sangat signifikan dalam
melakukan produksi dan reproduksi citra politik. Pertarungan membangun citra
kian hingar bingar seiring berbagai publisitas yang dimainkan oleh media.
Semakin dia mampu menguasi dan memiliki akses terhadap media, maka akan
semakin kuat daya tarik dia dalam mempersuasi khalayak.
Kemenangan pasangan Airin-Benyamin bisa dikatakan merupakan
keberhasilan publisitas di media. Pemberitaan yang dilakukan secara terus
menerus oleh media inilah yang kemudian berhasil mempopulerkan pasangan
Airin-Benyamin kepada masyarakat. Media cetak dengan daya jangkau yang
relatif luas dan dalam waktu yang serentak, menjadikan pasangan ini dapat
dengan mudah mempromosikan diri sebagai calon kandidat Walikota dan
Wakil Walikota Tangsel. Di sini, tim sukses bekerjasama dengan pihak media
untuk memuat berita mengenai pasangan Airin-Benyamin.
Sementara itu kelemahan yang dimiliki oleh media cetak saat
kampanye menurut Very Muchlis Ariefuzzaman adalah bahwasanya tidak
semua masyarakat di Kota Tangsel membaca surat kabar atau media cetak
sehingga informasi yang ingin disampaikan tidak smapai kepada masyarakat.
Oleh karena itu kampanye dengan cara yang lain pun dilakukan untuk
mempromosikan pasangan Airin-Benyamin.13
2. Kekuatan dan Kelemahan strategi Komunikasi Media Lini Bawah
Media lini bawah merupakan media pendukung bagi pasangan Airin-
Benyamin saat kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Tangerang
Seltan berlangsung. Namun keberadaannya sangat mempengaruhi popularitas
pasangan Airin-Benyamin. Hal ini dikarenakan media lini bawah yang
digunakan seperti poster, spanduk, baliho, billboard dan stiker memiliki
kekuatan tersendiri dibandingkan media cetak.
Sebelum pilkada dimulai hampir semua daerah yang termasuk ke
dalam administrasi kota Tangsel dipenuhi oleh poster, spanduk, baliho,
billborad dan stiker pasangan Airin-Benyamin. Menurut tim media,
pengguunaan media lini bawah dibutuhkan agar masyarakat bisa selalu
mengingat akan sosok pasangan ini. Media lini bawah akan efektif digunakan
untuk mengingatkan orang akan produk (Airin-Benyamin) tersebut, sehingga
produk tersebut tidak akan serasa hilang di pasaran. Sementara, untuk
memasarkan produk dengan target masyarakat dengan coverage kecil, misal
untuk daerah Tangsel. Maka penggunaan below the line akan lebih efektif.14
13 Wawancara pribadi dengan Very Muchlis Ariefuzzaman, Koordinator Tim Sukses
Pasangan Airin-Benyamin, 6 Juni 2011.
14 Ibid.
a. Poster: pemilihan poster sebagai salah satu media promo bagi
pasangan Airin-Benyamin karena poster dapat ditempatkan atau
dipasang di tempat-tempat umum dan informasi yang disampaikan
dapat dengan cepat tersampaikan kepada target sasaran.
b. Stiker: media pendukung stiker digunakan sebagai alat untuk
berkampanye karena stiker dapat ditempel di tempat yang terlihat
orang banyak sehingga pesan yang disampaikan dapat sampai
langsung ke audiens. Jumlah stiker yang ditempel oleh tim sukses
pasangan Airin-Benyamin tidaklah sedikit, ini ditujukkan agar
masyarakat Tangsel selalu mengingat akan sosok pasangan Airin-
Benyamin setiap kali melihanya.
c. Billboard: penggunaan billboard sebagai media pendukung karena
billboard dapat dipasang di jalan-jalan utama yang letkaknya
strategis sehingga dapat dilihat oleh banyak orang.
Diantara banyak kelebihan yang dimiliki oleh media lini bawah,
terdapat pula kelemahan media ini dalam proses penyampaian pesan. Media
lini bawah seperti poster, stiker, baliho dan billboard hanyalah sebuah media
yang menampilkan gambar pasangan Airin-Benyamin sehingga masyarakat
tidak mengetahui pesan atau informasi apa yang terdapat dalam media tersebut
karena masyarakat biasanya hanya melihat secara sepintas.
3. Faktor-faktor Kemenangan Pasangan Airin-Benyamin
Gegap gempitanya kampanye pilkada Tangsel telah berakhir. Seluruh
senjata pamungkas dalam perang citra empat pasangan kandidat calon walikota
dan calon wakil walikota seperti spanduk, baliho, poster, pamflet, billboard,
iklan di media massa, stiker dan sejumlah alat perang lainnya mesti
dibersihkan. Begitupun unjuk kekuatan dengan cara arak-arakan massa, rapat
umum tertutup dan terbuka, kampanye simpati diberbagai titik mesti segera
diberhentikan.15
Pelaksanaan demokrasi warga Kota Tangsel pada tanggal 27 Februari
2011, telah menghantarkan pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin
Davnie sebagai pemenang dalam Pilkada Kota Tangsel 2011-2016. Tentunya
terdapat beberapa faktor pendukung atas keberhasilan pasangan tersebut dalam
meraih kemenangan Pilkada ini, hal itu tidak luput dari perencanaan strategi
kampanye secara matang dan penerapan marketing politik yang tepat, sehingga
membuat pasangan Airin-Benyamin memenangkan pertaruhan Pilkada dengan
memperoleh suara sebanyak 54%.
Diantara faktor-faktor pendukung kemenangan pasangan Airin Rachmi
Diany dan Benyamin Davnie adalah sebagai berikut16 :
15 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT. Lasswell
Visitama, 2010), H.76.
16 Wawancara pribadi dengan Very Muchlis Ariefuzzaman, Koordinator Tim Sukses Pasangan Airin-Benyamin, 6 Juni 2011.
a. Keberhasilan publisitas melalui media massa, baik melalui media lini atas
(Above The Line) ataupun melalui media lini bawah (Below The Line).
Kedua jenis media tersebut dianggap paling efektif dan sangat membantu
dalam mempromosikan pasangan ini. Melalui media massa cetak, sebisa
mungkin pasangan tersebut hadir di media massa setiap harinya agar
masyarakat semakin mengenal dekat calon Walikota dan Wakil
Walikotanya. Berbagai macam pemberitaan tentang Airin-Benyamin,
mempomosikan program kerja, bahkan hanya sekedar foto dan ucapan-
ucapan pada hari-hari besar (misalnya selamat menunaikan ibadah puasa,
Hari Raya ‘Iedul Fitri dan tahun baru) dijadikan alat untuk menaikan
popularitas pasangan Airin-Benyamin dalam Pilkada ini. Hal tersebut
semakin diperkuat dengan bayaknya stiker, spanduk dan baliho yang
terpampang hampir disetiap sudut kota Tangsel sebagai media pendukung
pasangan ini.17
b. Program kerja pasangan Airin-Benyamin. Dengan mengusung tema “Mari
Menata Tangsel, Rumah Kita Bersama”, Airin dan Benyamin berhasil
mendulang suara yang cukup besar dari masyarakat Tangsel. Airin dan
Benyamin muncul sebagai kandidat bukan hanya dengan tangan kosong,
mereka datang dengan membawa program-program yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Tangsel.
c. Sosok dari Airin Rachmi Diany yang menjadi figur terpopuler pada saat
pilkada berlangsung. Hal tersebut dikarenakan Airin merupakan wajah
17 Wawancara pribadi dengan Abdul Wahab, Asisten Media PasanganAirin-Benyamin, 12 Mei 2011
lama yang tidak asing lagi bagi masyarakat Tangerang yang sebelumnya
juga pernah mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Tangerang namun
gagal meraih kesuksesan. Keberhasilan Airin sebagai aktivis sosial juga
merupakan faktor pendukung yang mendorong masyarakat memberikan
kepercayaan kepadanya untuk memimpin Tangsel. Hal itu semakin
diperkuat dengan keberadaan Benyamin Davnie sebagai wakil walikota
yang merupakan seornang birokrat handal di wilayah Tangerang itu
sendiri.
d. Dukungan dari sejumlah partai-partai besar, yakni: Partai Demokrat, Partai
Golongan Karya (Golkar), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Damai Sejahtera (PDS),
Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI).
e. Selain didukung oleh partai-partai besar, Airin dan Benyamin juga
didukung oleh pressure group yaitu kelompok Pemuda Pancasila kota
Tangsel.
f. Dana operasional yang mencukupi, karena menurut Very Muchlis
Ariefuzzama, dalam sebuah pemilihan umum, baik pemilihan presiden
maupun pemilihan kepala daerah hal yang sangat dibutuhkan adalah
adanya ketersediaan dana operasional yang mencukupi. Begitupun dengan
kandidat calon walikota dan wakil walikota (Airin-Benyamin).18
18 Wawancara pribadi dengan Very Muchlis Ariefuzzaman, Koordinator Tim Sukses
Pasangan Airin-Benyamin, 6 Juni 2011.
D. Analisa Model Kampanye Ostergaard
Model ini dikembangkan oleh Leon Ostergaard seorang teoritisi dan
praktisi kampanye kawakan dari Jerman (Klingemann, 2002). Diantara
berbagai macam model kampanye yang ada, model ini dianggap yang paling
pekat sentuhan ilmiahnya. Hal ini bisa dilihat dari kata-kata kunci yang
digunakan di dalamnya seperti kuantifikasi, cause of effect analysis, data, dan
theoretical evidence.19
Menurut Ostergaard sebuah rancangan kampanye untuk perubahan
sosial yang tidak di dukung oleh temuan-temuan ilmiah tidaklah layak untuk
dilaksanakan. Alasannya karena program semacam itu tidak akan
menimbulkan efek apapun dalam menanggapi masalah sosial yang dihadapi.
Karenanya, sebuah program kampanye hendaknya selalu dimulai dari
identifikasi masalah secara jernih. Langkah ini disebut juga tahap
prakampanye.20
Jadi, langkah-langkah yang dilakukan oleh pasangan Airin dan
Benyamin pada saat kampanye adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah faktual yang dirasakan.
19 Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009),
Cet. Ke-3, H. 14 20 Ibid, H. 15
Dalam hal ini, pasangan Airin dan Benyamin telah terlebih dahulu
mengidentifikasi permasalah yang dihadapi oleh masyarakat Tangsel.
Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Tangsel antara lain adalah21:
a. Pendidikan masyarakat pada umumnya masih belum optimal,
karena menurut data Dinas Pendidikan jumlah sarjana yang ada di
masing-masing tujuh kecamatan hanya mencapai 8,71%.
b. Pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya meningkatkan daya beli
masyarakat
c. Layanan kesehatan masih tergolong mahal bagi sebagian besar
penduduk
d. Jaringan dan kualitas jalan belum mendukung fungsi kota
e. Lingkungan perkotaan belum tertata dengan baik
Dari berbagai macam permasalahan yang dihadapi kota Tangsel di
atas, terdapat sebab akibat (cause and effect relationship) dengan fakta-
fakta yang ada. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, permasalahan yang
dihadapi oleh kota Tangsel seperti yang telah disebutkan di atas,
disebabkan karena :22
a. Biaya pendidikan yang masih mahal dan akses masyarakat
miskin terhadap layanan pendidikan berkualitas juga masih
sulit.
21 www.marimenatatangsel.com, diakses hari Selasa, 11 Maret 2011. 22 Hj. Airin Rachmi Diany, Menata Kota Tangerang Selatan, Mengubah Gagasan
Menjadi Karya Nyata, (Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press, 2010).
b. Masalah perekonomin yang dihadapi oleh kota Tangsel tidak
lepas dari perkembangan perekonomian yang semakin dinamis
dan global. Proses globalisasi menuju ekonomi dunia yang
makin menyatu, menuntut mesin perekonomian berjalan
dengan serasi, efisien dan berdaya saing tinggi. Hal ini dapat
mengakibatkan ketertinggalan yang semakin jauh bagi kota
Tangsel sehingga meenimbulkan kessenjangan yang makin
melebar.
c. Masalah kesehatan menurut Hj. Airin disebabkan karena masih
adanya masyarakat yang belum mengetahui menu sehat dan
murah.
d. Jaringan dan kualiatas jalan yang belum mendukung fungsi
kota, seperti halnya kemacetan yang ada di Tangsel menurut
HJ. Airin tidak lepas dari keterkaitan kota DKI Jakarta.
e. Sampah merupakan persoalan lingkungan di Tangsel, dimana
belum adanya tempat pembuangan akhir. Masalah bertambah
pelik ketika kabupaten induk menarik 36 armada truk
sampahnya.
2. Tahap Pengelolaan Kampanye
Pada tahap pengelolaan kampaye ini seluruh isi program kampanye
(campaign content) diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilah khalayak sasaran. Ketiga aspek ini
dalam literatur ilmiah dipercaya menjadi persyaratan untuk terjadinya
perubahan perilaku. Dengan kata lain, perubahan dalam pengetahuan,
sikap dan keterampilan khalayak akan memberi pengaruh pada perubahan
perilaku.23
Semua perencanaan kampanye yang telah dibuat tentunya akan
dipresentasikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Karena itu
semua harus dituangkan ke dalam format yang baik, agar pihak-pihak
yang berkepentingan dengan kampanye dapat melihat dan memahami
rencana kampaye dengan mudah.
a. Tahap perancangan
Dalam proses kampaye maka dibuatlah perancangan berupa
sebuah tagline oleh pasangan Airin dan Benyamin untuk kota Tangsel,
dimana pada dasarnya tag line merupakan janji (promise) dari dari
pasangan Airin-Benyamin untuk merencanakan apa yang akan
dilakukan untuk Tangsel dan menjawab permasalahan yang ada di
Tangsel, yang kemudian mengantarkan pada sebuah rumusan bahwa
Tangsel perlu ditata. Dan penataan tersebut dimulai dari rumah,
lingkungan, lalu kota. Adapun perumusan TagLine pasangan Hj. Airin
Rachmi Diany dan Drs. H. Benyamin Davnie adalah :
23Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009),
Cet. Ke-3, H. 16.
Bagan 124
Alur terbentuknya tagline lahir dari kata Menata→Mengatur→
Membenahi. Kata tersebut diambil karena Tangsel merupakan kota yang
sudah terdapat banyak bangunan dan memiliki fasilitas kota. Sebagai kota
pemekaran yang telah memiliki itu semua, maka Tangsel perlu ditata agar
tata kelola kota menjadi teratur. Oleh karena itu, dibuatlah perumusan
Tagline yaitu “Mari Menata Tangsel Rumah Kita Bersama” seperti yang
telah dijelaskan pada bagan di atas.
24 Makna Informasi Indonesia, Mari Menata Tangsel Rumah Kita Bersama: Grand
Strategi Politik Airin Rachmi Diany, Desember-2009, H. 32.
“Menata”
Mengatur, Menyusun, membenahi
Mengarang (bunga)
Acara, adab. Bangunan, boga, buku, busana, cahaya, cara, gerha, graha, guna air, guna hutan, guna tanah, hidang,
hidup, hubungan, hukum, istilah, kalimat, kerja, kota, krama, laku, letak, lingkungan, muka, nama, olah, panggung, perang, rambut, rias, ruang, sinar, surya, susila, tanam, tertib, urut,
warna
Mari Menata Tangsel
Rumah Kita Bersama
“Mari Menata Tangsel, Rumah Kita Bersama” merupakan suatu
bentuk kepedulian Hj. Airin Rachmi Diany dalam mengajak warga
bersama-sama untuk menata kota Tangsel agar menjadi kota yang maju
dalam berbagai aspek, seperti aspek pendidikan, sosial, ekonomi, dan
budaya.25
Selain itu, visi untuk kota Tangsel agar menjadi lebih baik yaitu
“Tangsel sebagai Kota Madani, yakni Mandiri, Damai, dan Asri”. Mandiri
dengan segala fasilitas dan pelayanan fisik dan non fisik didalamnya. Damai
dengan suasana yang aman, nyaman, dan kondusif untuk warganya, dan
Asri berkat keseimbangan alam yang memperkuat daya dukung
lingkungan.26
b. Pelaksanaan Kampanye
Berikut ini adalah hard campaign yang merupakan rangkaian
pelaksanaan kampanye yang sifatnya “recall” terhadap Pasangan Airin dan
Benyamin yang diutamakan pada aktivitas media dan pertemuan besar.27
25 Hj. Airin Rachmi Diany, Menata Kota Tangerang Selatan, Mengubah Gagasan
Menjadi Karya Nyata, (Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press, 2010).
26 Ibid. 27 Makna Informasi Indonesia, Mari Menata Tangsel Rumah Kita Bersama: Grand
Strategi Politik Airin Rachmi Diany, Desember-2009, H. 74.
Tabel 9
Pelaksanaan Kampanye Pasangan Airin-Benyamin28:
Kegiatan Pelaksanaan Atribut
Halal Bihalal Menyelenggarakan halal bihalal (sekaligus sarana konsolidasi dengan calon pemilih)
Target: pemusatan di tiap tingkat kecamatan, target 3000 masa aktif
Spanduk, pin, film dokumenter.
“besek”
Pertemuan Tertutup
Melakukan pertemuan massal di gedung-gedung tertutup. Acaranya testimoni pendukung, pidato Airin, dan pemutaran film.
(cukup 2 jam, tapi padat)
Target: tiap kecamatan, 3000 masa aktif
Spanduk, pin, kaos, film dokumenter.
“gimmick”
Ada stand untuk program komunitas.
Kehadiran di TV
Kehadiran di acara-acara tertentu:
Just Alvin (metro TV)
Laptop Si Unyil (Trans7)
Kuliner Sehat (trans TV)
Mamah Dedeh (Indosiar)
Ada pesan berantai sms sebelum tayangan diputar dan melakukan pemantauan di social networking agar tim kampanye bisa merespon jika ada tanggapan yang tonenya negatif dengan cara yang tetap
28 Ibid
elegant.
Ada blast sms sebelum ditayangkan (ajakan untuk menonton)
Spot 30 detik (bulan terakhir) Kehadiran di Media cetak
Placement ruang untuk berita dan iklan, dengan intensitas tinggi.
Halaman daerah di koran nasional dan halaman depan koran lokal
c. Evaluasi kampanye
Evaluasi kampanye pasangan Airin-Benyamin dikatakan sukses,
dimana pesan-pesan yang disampaikan sampai kepada masyarakat,
masyarakat mengingat pesan-pesan yang disampaikan pasangan Airin-
Benyamin saat kampanye, dan masyarakat menerima pesan-pesan
kampanye tersebut sesuai dengan strategi yang diterapkan.
Dalam tahap evaluasi ini, kampanye pasangan Airin-Benyamin
dikatakan berhasil karena pasangan Airin-Benyamin memenangankan
pilkada tersebut, hal ini dibuktikan dari tujuh kecamatan yang ada di
Tangsel pasangan Airin-Benyamin berhasil memperoleh kemenangan di
enam kecamatan total perolehan suara 54, 31%. Sedangkan untuk
pasangan Yayat Suderajat-Norodom Soekarno adalah 1, 10%, pasangan
Rodiah Najibah-Sulaeman Yasin 1,19%, dan pasangan Arsyid-Andre
Taulani memperoleh suara 43,40%.
Grafik 1
Prosentase Perolehan Suara Sah Masing-masing Calon29
Untuk mengetahui secara lengkap rekapitulasi hasil penghitungann
suara sah dan suara tidak sah masing-masing Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota per kecamatan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
Tangerang Selatan Tahun 2011, dapat diketahui dalam tabel sebagai
berikut ;
Tabel terlampir.
3. Tahap Penanggulangan Masalah
29 Data Internal KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kota Tangsel pada Pilkada Tangsel
2011.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
DRS. H. YAYATSUDERAJAT, MM,
MSI dan H.M.NORODOM
SUKARNO, SIP
HJ. RODIAHNAJIBAH, S.Pd dan
H.E. SULAEMANYASIN
DRS. H. ARSYID, MSIdan ANDRE TAULANI
HJ. AIRIN RACHMIDIANY, SH, MH danDRS. H. BENYAMIN
DAVNIE
Setelah mengidentifikasi maslalah yang dihadapi oleh masyarakat
Tangsel, pada tahap ini pasangan Airin-Benyamin mencoba untuk
memberikan solusi atau penanggulangan masalah (reduced problem) bagi
masyarakat Tangsel.
Adapun solusi yang ditawarkan oleh pasangan Airin dan Benyamin
adalah:30
1. Masalah pendidikan, billboard digunakan untuk menyebarkan
informasi mengenai pendidikan dengan bertuliskan “gerakan
menyumbang buku”. Untuk mengatasi masalah ini pasangan
Airin-Benyamin mencanangkan konsep pendidikan berkualitas
tapi murah dengan terus mengupayakan pemberian beasiswa
pada mereka yang tidak mampu dan berprestasi serta
meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat Madrasah
mengingat banyaknya sekolah Madrasah yang terdapat di Kota
Tangsel.
2. Masalah perekonomian: membangkitkan ekonomi kerakyatan
dengan memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) khususnya pedagang kecil dengan memberikan akses
modal agar masyarakat bisa mandiri. Kemudia Airin juga
sepakat untuk menjadikan Ikatan Pemberdayaan Pedagang
Kecil Indonesia (IPPKINDO) sebagai wadah perjuangan
30 Hj. Airin Rachmi Diany, Menata Kota Tangerang Selatan, Mengubah Gagasan
Menjadi Karya Nyata, (Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press, 2010).
ekonomi kerakyatan dalam mewujudkan keadilan sosial dan
kemandirian rakyat, serta melakukan pemerataan
perekonomian.
3. Masalah kesehatan, untuk mengatasinya pasangan Airin dan
Benyamin akan memperbanyak puskesmas-puskesmas yang
akan tersebar di kota Tangsel, dan karena Tangsel belum
memiliki RSUD maka pasangan ini berencana menjadikan RS
As-Shobirin menjadi RSUD untuk kota Tangsel. Selain itu,
Airin sendiri program ‘Nutrisi Sehat Untuk Rakyat” (Nutrisera)
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pola hidup sehat.
4. Masalah jaringan dan kualitas jalan: dengan melakukan
pemetaan jalan terlebih dahulu. Mulai dari jalan rusak dan ruas
jalan yang macet. Soal jalan rusak, Airin lebih fokus pada apa
yang sudah diperbaiki tidak cepat kembali rusak. Di sinilah
pasangan Airin-Benyamin menekankan pada tahap perbaikan
jalan haruslah dilakukan monitoring yang superbaik.
5. Masalah tata ruang kota (sampah): kehadiran di TV untuk
mempromosikan program peduli lingkungan hidup (sampah)
merupakan upaya bagi pasangan Airin-Benyamin untuk
memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan
sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
Untuk melakukan pembentukan tata ruang Tangsel, Airin akan
mengundang seluruh developer baik kecil maupun besar,
karena semua pihak harus bersinergi untuk memberikan
masukan kepada pemerintah Tangsel. Ini penting kita lakukan
agar tidak terjadi tumpang tindih dan salah tahapan seperti
salah satunya soal drainase. Tata ruang Tangsel diharapkan
bisa memungkinkan masyarakat tidak berlibur atau melakukan
aktivitas keluarga di luar Tangsel karena sebenarnya potensi
lokasi liburan ada di Tangsel. Seperti membuat pedestrian
untuk pejalan kaki dan membuat jalur khusus sepeda. Dan
semuanya akan dilakukan oleh pasangan Airin-Benyamin
secara bertahap.
Dengan Slogan “Mari menata Tangerang Selatan Rumah Kita
Bersama” pasangan Airin-Benyamin berusaha untuk memberikan solusi
sesuai permasalah yang dihadapi oleh masyarakat Tangsel itu sendiri dan
dengan semangat Menata Tangsel Rumah Kita Bersama, Pembangunan
Kota Tangsel akan direalisasikan dengan 10 langkah prioritas, yaitu31:
a. Peningkatan Kehidupan Sosial dan Kemasyarakatan
Diarahkan pada terjaminnya keamanan, ketertiban dan ketentraman
umum serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
31 www.marimenatatangsel.com, diakses hari Selasa, 11 Maret 2011.
b. Penataan Kota Berwawasan Lingkungan
Diarahkan pada meningkatnya penataan kawasan perkotaan,
kawasan bisnis dan perumahan yang berwawasan lingkungan.
c. Pembangunan fasilitas umum dan social
Diarahkan pada ketersediaan ruang publik bagi peningkatan minat
baca masyarakat, potensi, motivasi dan prestasi generasi muda
serta ruang rekreasi keluarga.
d. Penataan sistem transportasi terpadu
Diarahkan pada meningkatnya aksesibilitas kawasan kota dan
mobilitas barang dan orang.
e. Pelayanan dasar pendidikan
Diarahkan pada tersedianya sistem informasi, sarana/prasarana
pendidikan, efektifnya bantuan operasional pendidikan, kualitas
dan kuantitas tenaga kependidikan, mutu pendidikan serta
meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidikan dan kependidikan.
f. Pelayanan kesehatan masyarakat
Diarahkan pada terpeliharanya kesehatan masyarakat, tersedianya
sarana/prasarana layanan kesehatan, Kesehatan Ibu, Anak dan KB,
serta gizi masyarakat dan layanan Jamkesmas dan Jamkesda.
g. Peningkatan kualitas pelayanan publik
Diarahkan pada meningkatnya pelayanan publik secara prima
dalam perijinan, pajak dan retribusi daerah.
h. Pendidikan berorientasi dunia usaha
Diarahkan pada meningkaktnya keterampilan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan dunia usaha.
i. Pengembangan ekonomi rakyat
Diarahkan pada pengembangan produk unggulan daerah serta
perluasan jaringan pasar dan pemasaran.
j. Peningkatan Tata kelola pemerintahan
Diarahkan pada peningkatan kinerja pemerintahan daerah,
pengelolaan keuangan daerah, serta kerjasama antar pemerintahan
daerah dan dengan stakeholder.
E. Interpretasi
Pilkada kota Tangerang Selatan baru saja usai. Dimana terdapat
empat orang kandidat calon Walikota dan calon Wakil Walikota yang
bertarung, salah satunya adalah pasangan Hj. Airin Rachmi Diany dan H.
Benyamin Davnie. Keduanya merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Tangsel dan sekitanya.
Pemilihan Kepala Daerah Tangsel dilaksanakan pada tanggal 13
November 2010, kemudian diulang pada 27 Februari 2011. Pilkada ulang
dilakukan karena hasil pilkada pertama dinilai cacat hukum oleh
Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini dikarenakan terdapat beberapa bukti
yang menguatkan dugaan bahwa terjadi kecurangan dalam proses pilkada
Tangsel. Diantaranya ada pertemuan resmi pihak terkait dengan aparat
sehingga dugaan tidak terhindarkan, surat bahwa pemerintah daerah netral
yang makin menunjukkan ketidaknetralan, serta laporan panwas bahwa
tidak ada pelanggaran yang justru menimbulkan kecurigaan. Oleh sebab
itu MK memutuskan bahwa pilkada Tangsel harus diulang.
Dalam proses pemilihan kepala daerah, tentunya aktifitas
kampanye merupakan hal yang sangat penting diperhatikan. Berbagai
strategi kampanye dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat dan
memperoleh dukungan dari mereka, begitupun dengan pasangan Airin-
Benyamin. Strategi kampanye dibuat sedemikian rupa untuk
memenangkan pertaruhan pilkada ini.
Untuk mengerti apa itu “Kota” dibutuhkan waktu kurang lebih satu
tahun lamanya bagi Airin untuk memahami apa itu kota, permasalahan apa
yang dihadapi kota tersebut dan apa solusi untuk menanggulangi
permasalahannya. Sebelum merencanakan program-program yang akan
dijalankan Airin juga terlebih dahulu mengikuti tes psikologis agar
konsultan mengetahui bagaiamana kepibadian kliennya. Setelah
mengetahui itu semua barulah konsultan membuat sebuah grand design
untuk merencanakan strategi kampanye pada pilkada Tangsel ini.
Strategi yang diterapkan pasangan Airin-Benyamin saat pilkada
berlangsung salah satunya adalah dengan menggunakan media, baik media
utama (Above the ine) maupun media pendukungnya (below the line)
sebagai alat membangun popularitas dan membentuk citra.
Media cetak seperti halnya koran dimanfaatkan untuk memuat
berita-berita, iklan dan foto terkait pasangan Airin-Benyamin. Kekuatan
mengemas isu yang ada, sehingga menonjol kepermukaan dan akhirnya
menjadi perbincangan publik adalah salah satu strategi agar masyarakat
mengenal dekat dengan sosok sang kandidat. Media cetak yang digunakan
lebih kepada media cetak lokal karena konteks pilkada adalah daerah, dan
sasarnnya adalah masyarakat daerah. Selain itu, intertet juga menjadi alat
yang digunakan sebagai alat kampanye dalam memperkenalkan sosok
kandidat pada saat pilkada berlangsung.
Sementara itu, media pendukung seperti stiker, poster, spanduk,
baliho, dan billboard pun digunakan sebagai saran publisitas. Hampir
seluruh daerah administratif Tangsel dihiasi dengan gambar wajah calon
pasangan Airin-Benyamin. Diantara keempat calon walikota dan wakil
walikota Tangsel, pasangan Airin-Benyamin merupakan pasangan yang
paling banyak memasang media pendukung seperti yang telah disebutkan
di atas
Media massa merupakan salah satu faktor yang mendukung
kemenangan pasangan Airin-Benyamin. Untuk tampil di media Airin di
atur sedemikian rupa baik dari segi penampilan maupun gaya bicara agar
terlihat sempurna ketika tampil di depan media.
Diantara banyak faktor yang mendukung kemenangan pasangan
Airin-Benyamin, terdapat satu faktor penghambat yang dirasa paling berat
saat masa kampanye. Hal tersebut adalah “isu dinasti” yang dilontarkan
kelompok kritis kepada pihak Airin. Isu dinasti sengaja dimunculkan untuk
menjatuhkan citra Airin.
Isu dinasti muncul mengingat hampir seluruh keluarga Hj. Ratu
Atut Choisiyah termasuk Airin yang menjadi pejabat di provinsi Banten.
Sebelumnya, terdapat beberapa nama dari keluarga Atut yang lebih dulu
menjadi pejabat di antaranya; Tubagus Khaerul Zaman adik kandung Atut
yang kini menjabat Wakil Walikota Serang, Ratu Tatu Chasanah adik
kandung Atut lainnya yang kini menjadi Wakil Bupati Serang, dan ibu
tirinya, Heryani, yang saat ini menjabat Wakil Bupati Pandeglang.
Tak hanya di lembaga eksekutif, keluarga Atut juga merambah ke
lembaga legislatif baik itu di pusat ataupun di daerah. Misalnya, Hikmat
Tomet (suami Atut/Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar), Andika Hazrumy
(anak sulung Atut/Anggota DPD dari Provinsi Banten), Adde Khairunnisa
(menantu Atut/Wakil Ketua DPRD Kota Serang), dan Aden Abdul Khaliq
(adik ipar Atut/Anggota DPRD Provinsi Banten). Namun, isu dinasti yang
dimunculkan pada kenyataannya tidak mempengaruhi perolehan suara
pasangan Airin-Benyamin.
Dalam menyikapi hal tersebut, pasangan Airin-Benyamin beserta
tim sukses mencoba mengatasinya dengan melakukan pengalihan isu,
yaitu dengan menjalankan program-program yang telah dirancang untuk
masyarakat Tangsel agar masyarakat lebih mengingat akan program-
program pasangan Airin-Benyamin dibandingkan dengan isu dinasti yang
dimunculkan kelompok kritis dan pihak lawan.
F. Kritik
Airin dan Benyamin merupakan kandidat calon Walikota dan
Wakil Walikota yang memenangkan Pilkada Tangsel pada tahun 2011 ini.
Saat pilkada berlangsung pasangan ini gencar melaksanakan kegiatan
kampanye untuk meraih dukungan masyarakat Tangsel. Namun pelaksaan
kegiatan kampanye pasangan ini tidak semuanya berjalan sesuai aturan
yang diterapkan oleh panitia pengawas pemilu (panwaslu) kota Tangsel.
Pasangan ini bahkan bisa dikatakan terlalu percaya diri diantara
pasangan lainnya, terutama jika dilihat dari materi kampanye para artis
dan tokoh politisi nasional yang mereka sewa, semakin memperlihatkan
kemeriahan kampanye pasangan ini. Sementara tiga pasangan lainya
hanya melakukan kampanye sederhana saja, namun tetap dihadiri masa
pendukung dan simpatisan mereka.
Di sisi lain pasangan Airin-Benyamin tidak bisa membuktikan
bahwa dirinya lebih unggul dari pasangan lain, semuanya memiliki
kemampuan yang sama. Yang membuat unggul adalah karena Airin-
Benyamin di dukung oleh sejumlah partai besar.
Strategi kampanye yang dilakukan juga tidak ada yang
mengejutkan. Hanya memasang sebanyak-banyaknya atribut kampanye
seperti poster, stiker, dan spanduk. Semestinya sebagai kandidat yang di
dukung oleh sejumlah partai besar dan di meriahkan oleh sejumlah artis
papan atas saat kampanye pasangan ini bisa memperoleh suara lebih dari
54, 31%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi komunikasi melalui media lini bawah pasangan Airin-Benyamin
dilakukan melalui surat kabar, media internet, serta kehadiran di beberapa
televisi swasta. Berbagai pemberitaan mengenai program kerja, visi-misi,
dan kegiatan-kegiatan yang terkesan dengan rakyat selalu dihadirkan
setiap harinya melalui media lini atas untuk membentuk citra bagi
pasangan Airin-Benyamin.. Dari iklan dan pemberitaan di media massa
inilah citra pasangan Airin dan Benyamin terbentuk dan kemudian
diterima oleh masyarakat Tangsel.
2. Strategi komunikasi media lini bawah memanfaatkan stiker, poster,
spanduk, baliho serta billboard dipasang dan disebarkan hampir diseluruh
daerah administratif kota Tangsel untuk mendukung kegiatan kampanye.
3. Kekuatan media lini atas saat kampanye berlangsung adalah dengan daya
jangkau yang relatif luas dan dalam waktu yang serentak, menjadikan
pasangan ini dapat dengan mudah mempromosikan diri sebagai calon
kandidat Walikota dan Wakil Walikota Tangsel. Sementara
kekurangannya adalah tidak semua masyarakat Tangsel membaca surat
kabar setiap harinya. Sedangkan kekuatan media lini bawah adalah dapat
dipasang disemua tempat yang strategi sehingga masyarakat bisa selalu
mengingat sosok pasangan tersebut. Sementara kelemahannya adalah
pesan atau informasi yang ingin disampaikan tidak efektif karena media
ini hanya menampilkan gambar pasangan Airin-Benyamin.
4. Proses strategi komunikasi politik pasangan Airin-Benyamin menurut
model kampanye ostergaard diawali dengan mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi kota Tangsel, kemudian tahap pengelolaan
kampanye dimulai dari perancangan dengan merumuskan tagline bagi
pasangan tersebut, pelaksanaan kampanye dan mengevaluasi hasil
kampanye. Dan tahap terakhir adalah tahap penanggulanagan masalah
untuk kota Tangsel.
B. Saran-saran
1. Harusnya pasangan Airin-Benyamin bisa mengawasi dan mengontrol tim
suksesnya untuk tidak melakukan pelanggaran pada saat kampanye
berlangsung.
2. Tim Media, harusnya bisa saling menghargai pendapat antara ketua dan
anggotanya saat melaksankan kampanye sehingga tidak menimbulkan
konflik yang justru akan merugikan kandidat dengan adanya perpecahan
dalam Tim.
3. Bahasa menata Tangsel dalam konteks sampah, pendidikan dan kesehatan
harusnya diterjemahkan ke berbagai media seperti poster, stiker.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik, Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi dan Komunikasi
Politik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Cangara, Hafied. Komunikasi Politik, Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2009.
Diany, Airin Rachmi. Menata Kota Tangsel, Mengubah Gagasan Menjadi Karya Nyata.
Jakarta: PT. Pusaka Indonesia Press, 2010.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992.
Firmanzah. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Heryanto, Gun Gun. Komunikasi di Era Industri Citra. Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2010
Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Erlangga, 1997.
M. Hikmat, Mahi. Komunikasi Politik, Teori dan Praktek dalam Pilkada Langsung.
Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2010.
Maleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006.
Maran, Rafael Raga. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2001.
Muhtadi, Asep Saeful. Komunikasi politik Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1993.
Noor, Deliar. Pengantar ke Pemikiran Politik. Jakarta: Gramedia, 1998.
Riewanto, Agus. Ensiklopedi Pemilu. Wonogiri: Lembaga Studi Agama dan Budaya, 2007.
Riswandi. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Rush, Michael, dan Althoff, Philip. Pengantar Sosiologi Politik. Jakart: PT. Rajagrafindo
Persada, 1997.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,
2001.
Senjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Steinberg, Arnold. Kampanye Politik dalam Praktek. Jakarta: PT. Intermasa 1981.
Triadi, Dedi, dan Bharata, Addy Sukma. Memahami Teori dan Praktek Iklan Media Lini
Bawah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010.
Venus, Antar. Manajemen Kampanye. Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2009.
HASIL WAWANCARA DENGAN ASISTEN TIM MEDIA PASANGAN
AIRIN-BENYAMIN
AL: Apa posisi bapak dalam kampanye pilkada Tangsel ini?
AW: Asistan Media, tugas saya mengolah perminggu tema apa yang akan
ditampilkan di media massa (koran)
AL: Bagaimana strategi kampanye di media massa yang diterapkan pasangan
Airin dan Benyamin?
AW: Kami fokus melakukan pencitraan di media massa dengan bekerjasama
dengan koran-koran di media lokal untuk menayangkan berita ibu dan
bapak. Jadi, apapun yang ada di koran, baik itu berita maupun hanya
sekedar foto ataupun ucapan selamat pada hari-hari besar (idul fitri, tahun
baru) diusahakan harus ada setiap harinya di koran untuk menaikkan citra
ibu.
AL: Bagaimana pemetaan media massanya?
AW: semakin banyak berita di media massa, maka partisipasi semakin tinggi.
Kami membagi antara koran sampai atribut medianya, memasang sebelas
billboard dan menyebarkan stiker ke masyarakat.
AL: Jenis media apa saja yang digunakan sebagai alat untuk berkampanye?
AW: Ada dua jenis media yang kita gunakan, yaitu media utama Above the line
terdiri dari koran dan website. Dan below the line sebagai media
pendukunya yang terdiri dari billboard, poster, spanduk, dan stiker.
AL: Media apakah yang paling efektif mempengaruhi khalayak?
AW: Semua media membantu jika digunakan sesuai dengan kenbutuhannya,
mulai dari stiker berukuran kecil sampai pada billboard, koran semuanya
membantu dalam proses kampanye.
AL: Wiayah-wilayah mana saja yang menjadi target sasaran kampanye?
AW: Semua wilayah merupakan target sasaran kampanye, tapi kami
mempunyai target wilayah-wilayah mana saja yang menjadi basis suara bu
Airin.
AL: Apakah media massa memberikan manfaat yang cukup besar bagi
pasangan ini?
AW: Jelas, karena kemenangan Bu Airin dan pak Benyamin murni karena hasil
kerja di media bukan karena money politic.
AL: Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam kampanye melalui
media massa ini?
AW: Faktor penghambatnya biasanya bukan dari tim media tapi lebih karena
percetakan di media massa yang kurang disiplin, kita minta terbit hari ini
ternyata mundur satu hari. Kalau faktor pendukungya adalah karena kami
mempunyai dana yang mencukupi untuk melakukan kampanye di media
massa, karena dengan dana mesin penggerakpun akan berjalan.
AL: Platform apakah yang menjadi ciri khas bagi pasangan airin dan
Benyamin?
AW: Mari Menata Tangsel “Rumah Kita Bersama”.
Tangsel, 12 Mei 2011
Ahmad Fathul Wahab
HASIL WAWANCARA DENGAN KOORDINATOR TIM SUKSES
AL: Bagaimana proses awal terbentuknya tim sukses ini?
VM: Sebelum terbentuknya tim sukses, ada sebuah tim kecil yang biasanya terdiri
dari keluarga calon kandidat. Kemudian diawali dr tim kecil (keluarga),
kemudian 2 atau 3 bulan menjelang pendaftaran terjadi negosiasi antara bu
Airin dan pak Ben, maka terbentuklah tim bersama dan disusul dengan
negosiasi oleh partai yang mengusung. Kemudian atas kesepakatan bersama
ketua partai Demokrat menjadi ketua tim sukses dan wakilnya adalah semua
partai pengusung. Namun, yang disebut tim sukses adalah orang-orang
terdaftar secara resmi di KPU pada saat pilkada berlangsung.
AL: BagaimanaLpara tim sukses menyusun rencana strategis terkait dengan
penyuksesan pasangan Airin dan Benyamin?
VM: Kami melakukan survey terlebih dahulu, dan kami bekerjasama dengan
lembaga-lembaga survey karena sudah menjadi industri politik. Kemudian
hasil survey direkomendasi sedemikian rupa untuk menyusun strategi
kemenangan yang disusun oleh konsultan. Namun, strategi tersebut akan
terlaksana karena tiga hal, pertama adalah tenaga-tenaga yang mampu dan
mempunyai ketahanan di bidang tertentu (misalnya media). Kedua,
AL: Bagiamana pemetaan khalayak pemilihnya?
VM: Melalui survey, pertama melalui survey kuantitatif dengan bekerjasama
dengan lembaga profesional seperti LSI. Dan pemetaan kedua adalah dari
bawah, yaitu melaui para relawan yang melakukan wawancara kepada tokoh-
tokoh di desa. Karena kecendrungan pilkada dapat diperkirakan dari awal.
Setelah itu, barulah digabungkan antara penelitian dari lembaga survey dengan
hasil kajian internal tim sehingga kami dapat mengetahui kemana arahnya.
AL: Bagaimana strategi yang diterapkan untuk pasangan Airin dan Benyamin?
VM: Pertama adalah memilih calon wakil yang memiliki pengalaman yang dapat
menutupi kekurangan calon walikotanya. Dan selanjutnya adalah
memperkenalkan calon kandidat kepada masyarakat dengan alat, yaitu melalui
kehadiran di media massa sesering mungkin, kedua melalui stiker, spanduk
dan atribut lainnya, dan pada tingkat bawah dibentuklah jaringan-jaringan
kerja pada tingkat kelurahan, RW, bahkan RT.
AL: Pendekatan-pendekatan seperti apa yang dilakukan tim sukses kepada
pemilih?
VM: Pendekatan yang dilakukan adalah melalui program. Kami mendatangi warga
yang mempunyai permasalahan seperti misalnya sampah, kami memberikan
solusi dengan memberikan penyuluhan bagaimana cara penanggulangan
sampah, sehingga program kami menjadi indah.
AL: Saluran komunikasi politik yang digunakan?
VM: Melalui media massa seperti koran, web dan Airin adalah satu-satunya calon
walikota yang berhasil melakukan kampanye di media, kemudian didukung
dengan atribut luar ruang seperti baliho, billboard. Ketersediaa jaringan
sampai ke tingkat kelurahan yang bertugas menyampaikan pesan kepada
masyarakat disetiap kelurahan.
AL: Apa saja jenis media massa yang digunakan untuk kampanye?
VM: Ada dua jenis, yaitu above the line dan below the line.
AL: Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam masa kampanye?
VM: Penghambat: isu-isu yang dilontarkan oleh kelompok-kelompok kritis.
Pendukung: program kami diterima oleh masyarakat, dan dana operasional
yang kuat.
AL: Menurut anda, apa faktor utama yang mendukung keberhasilan kampanye
sehingga menghantarkan pasangan Airin dan Benyamin sebagai pemenang?
VM: Faktor utamanya adalah karena prrogram-program yang kami tawarkan
kepada masyarakat dapat diterima dengan baik.
AL: Wilayah-wilayah mana saja yang menjadi target sasaran kampanye?
VM: Semua wilayah merupakan target kami.
Tangsel, 06 Juni 2011
Very Muchlis Ariefuzzaman
HASIL WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT TANGSEL
AL: Apa bapak/ibu mengenal sosok Airin dan Benyamin?
NZ: Ya, saya mengenal ibu Airin dan Pak Ben.
AL: Apa anda mengenal dekat beliau?
NZ: Sebelum pemilukada dimulai, saya sudah mengenal ibu Airin karena
kebetulan bu Airin pernah beberapa kali hadir pada acara di Ponpes saya.
AL: Dari mana anda mengenal pasangan tersebut (tv, surat kabar, poster, atau
relawan)?
NZ: Saya kenal bu Airin pertama kali dari Poster, karena jauh sebelum pilkada
dimulai poster bu Airin sudah banyak bermunculan. Kemudian dari koran,
saya banyak melihat pemberitaan menganai bu Airin.
AL: Bagaimana sosok kedua pasangan tersebut dimata anda?
NZ: Keduanya bagus, baik bu Airin maupun pak Ben
AL: Kenapa anda memilih pasangan tersebut?
NZ: Karena jika dibandingkan dengan calon yang lain saya kira pasangan ini
adalah yang paling baik diantara ke tiga calon lainnya.
AL: Apakah anda mendapatkan dana sumbangan?
NZ: Tidak.
AL: Apakah ada pihak yang menekan anda untuk memilih pasangan tersebut?
NZ: Tidak, saya memilih beliau berdasarkan hati nurani.
AL: Apakah anda yakin bahwasanya pilihan anda tepat?
NZ: Ya, mudah-mudahan.
AL: Apakah anda tahu visi dan misi beliau?
NZ: Saya tidak terlalu paham, tapi yang saya tahu adalah “Mari Menata Tangsel”
artinya bu Airin dan pak Ben ingin menjadikan Tangsel ini sebagai kota yang
nyaman bagi masyarakatnya.
AL: Menurut anda, apa yang harus dilakukan oleh walikota terpilih untuk kota
Tangsel ini?
NZ: Banyak sekali PR bagi walikota, diantaranya mengenai sampah, pendidikan
dan jalan rusak. Saya berharap walikota dan wakilnya bisa menjadikan
Tangsel sebagai kota yang Madani sesuai dengan janjinya.