SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pemilihan Proyek
Akhir - akhir ini gaya hidup sehat sedang menjadi tren di kalangan masyarakat
perkotaan. Hal ini diprediksi masih akan terus berlanjur di tahun - tahun yang akan
datang. Manusia makin sadar akan pentingnya hidup sehat dengan mengupayakan
olah raga teratur ditengah - tengah kesibukan serta makan - makanan yang sehat.
Namun, bukan hal yang mudah untuk melakukan gaya hidup sehat di perkotaan
terutama dalam hal mengkonsumsi makanan sehat. Sifat perkotaan yang
aktivitasnya bukan pertanian menyebabkan tidak ada lahan pertanian di perkotaan.
Tidak adanya lahan pertanian di perkotaan menyebabkan perkotaan tidak mampu
melakukan produksi makanan sehatnya sendiri, seperti misal beras, jagung,
sayuran dan buah-buahan. Hal ini menyebabkan seluruh makanan harus
didatangkan dari pedesaan, yang sifat utama aktivitasnya memang
pertanian.Dengan jarak tempuh yang tidak dekat, sering kali makanan yang
didatangkan dari desa diberi pengawet agar tetap segar saat tiba di perkotaan. Hal
inilah yang kemudian menyebabkan makanan sehat yang masuk ke perkotaan
menjadi tidak sehat.
Melihat hal tersebut untuk mencapai efisiensi distribusi makanan serta untuk
menjaga kualitas makanan agar tetap baik, maka pengembangan lahan pertanian
dinilai perlu. Apalagi diprediksikan 6 dari 10 orang pada tahun 2050 akan tinggal
di kota. Hal ini menunjukkan bahwa akan terjadi permintaan makanan yang tinggi
di tahun 2050. Namun kendala utama dalam upaya pengembangan pertanian di
perkotaan adalah lahan. Sifatnya yang bukan pertanian menyebabkan lahan
perkotaan dibangun untuk gedung-gedung dan bangunan pemerintahan, pusat
perdagangan, jasa, perindustrian, perumahan danpendidikan. Untuk mengatasi
terbatasnya lahan untuk dikembangkan sebagai pertanian, maka dibutuhkan suatu
cara lain untuk mengembangkan pertanian. Salah satu cara untuk mengembangkan
pertanian di perkotaan adalah dengan menggunakan metode vertical faming.
Di masa sekarang vertical garden mungkin sudah mulai diterapkan di
beberapa kota yang menyadari pentingnya penghijauan kota ditengah-tengah
keterbatasan lahan. Namun vertical farming menjadi hal yang baru dan belum
pernah dilakukan di kota manapun saat ini. Vertical farming dinilai menjadi solusi
di masa depan untuk menjawab kebutuhan masyarakat perkotaan akan makanan
sehat. Seperti namanya, vertical farming memiliki arti pertanian vertikal atau jika
1
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
dijelaskan lebih jauh berarti melakukan pertanian ke atas menggunakan gedung-
gedung. Cara kerja vertical farming secara keseluruhan hampir sama dengan rumah
kaca yang disusun bertingkat ke atas.
Berbeda dengan rumah kaca pada umunya, media tanam yang digunakan
dalam vertical farming adalah air. Sehingga tumbuhan ditanam dengan metode
hidroponik. Hal ini disebabkan berat jenis tanah yang jauh lebih besar daripda berat
jenis air. Penggunaan tanah sebagai media tanam pada gedung bertingkat tentunya
akan memberi tekanan yang sangat berat pada tanah untuk menopang gedung
tersebut. Untuk mengurangi tekanan tersebut, maka digunakan air sebagai media
tanam karena berat jenisnya lebih ringan. Pengunaan air juga dinilai lebih efisien
karena air dapat didaur ulang.
I.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari proyek Sky Farming ini adalah :
Merancang sebuah bangunan yang dapat berfungsi sebagai tempat pertanian
tanaman di kota medan.
Sebagai suatu sarana membuka lapangan kerja pertanian di dalam kota.
Sebagai tempat edukasi bagi para pemuda yang berminat untuk masa depan.
Sebagai ikonik baru di kota medan.
Sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan makanan sehat pada masyarakat
perkotaan di masa yang akan datang.
II. TEMA
II.1. Latar Belakang Keterkaitan Tema dengan Judul
Fotosintesis merupakan hal paling penting bagi tumbuhan, maka dari itu
intensitas cahaya matahari menjadi salah satu hal yang harus diperhitungkan
matang-matang dalam membangun gedung untuk vertical farming. Oleh karena
itu untuk intensitas cahaya yang memadai dibutuhkanlah suatu alat untuk
membantu pencahayaan tersebut salah satunya dengan menggunakan bantuan
solar panel, menggunakan turbin angin, EFTE sebagai dinding gedung , cahaya
LED untuk memanipulasi cahaya matahari.
2
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
Dari hal yang diatas maka tema yang cocok untuk sky farming ini adalah dengan
tema arsitektur hijau dan gabungan arsitektur high tech bedasarkan pada material
yang akan digunakan untuk membantu fasilitas di dalamnya.
II.2. Pengertian Tema
Pendekatan tema perancangan proyek Sky Farming ini menggunakan tema
arsitektur hijau dan high tech yang mencondong untuk mendorong fungsi bangunan
dan fasilitas di dalamnya.
Arsitektur hijau (green architecture). Kata “GREEN“, berasal dari bahasa
Inggris yang berarti “HIJAU“, hijau adalah suatu simbol warna yang mewakili daun
tumbuhan yag berklorofil, atau mewakili lingkungan alam. Kata “Green “ dalam
arsitektur pada awalnya dianggap sebagai hal yang tabu seperti ketika
“postmodernisme” dan “dekonstruksi” muncul beberapa tahun sebelumnya. Awal
munculnya istilah “green” menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini memancing respon
untuk membicarakan masalah “green” itu sendiri.
Ciri-ciri arsitektur hijau antara lain :
Peka terhadap lingkungan
Konservasi energi (mengkonsumsi energi seminim mungkin)
Mengusahakan pencahayaan alami
Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri
Mengusahakan penghawaan alami
Arsitektur high tech yaitu sebuah sistem teknologi yang digunakan pada suatu
bnagunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan
keberhasilan teknologi canggih yang dicapai pada saat itu seperti yang terlihat
pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972-7) karya Renzo piano dan
Richard rogers yang memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan
logam dengan mengekspose secara transparan bentuk bentuk jaringan dalam
bangunan serta berbagai fungsi-fungsi layanan seperti escalator, walkways dan
ornamen-ornamen diluar gedung.
3
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
Gambar 1. Pusat Georges Pompidou, Paris (1972-7)
Charles Jenks menuliskan 6 karakteristik high tech building, yaitu sebagai
berikut:
1. Inside out.
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material
penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya
tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan
utilitas.
2. Celebration of process.
Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana,
mengapa, dan apa dari suatu bangunan, sehingga muncul suatu
pemahaman dari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai
catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu
ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat
mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada arsitek manapun dalam cara
penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu
rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari
bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.
3. Transparan, pelapisan dan pergerakan.
Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara dramatis
tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan
tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta
penekanan pada escalator dan lift sebagai suatu unsur yang bergerak
merupakan karateristik dari bangunan high-tech.
4
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
4. Pewarnaan yang cerah dan merata.
Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis
struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah para teknisi dalam
membedakannya dan memahami penggunaannya secara efektif. Pada
karya Richard Rogers yaitu bangunan Pampidou Center dan Inmos
Factory menggunakan warna-warna yang cerah.
5. A light weight filigree of tensile members.
Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-tech building,
sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih
ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.
6. Optimistic confidence in a scientific cultura.
High-tech building adalah janji masa depan dari dunia yang menanti untuk
ditemukan. Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa
depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan
tidak ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode
kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan,
dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.
II.3. Interpretasi Tema
Sebagai salah solusi pemecahan masalah pencemaran lingkungan hidup
tersebut, pada saat ini banyak dikembangkan konsep-konsep kota yang hijau
(Green City). Selain itu polusi yang timbuk juga menghasilkan dampak yang
buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain kelangsungan suatu kota
sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut. Dibeberapa
negara maju telah dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan tentang
lingkungan hidup seperti pembangunan kawasan yang haus ramah lingkungan,
pembatasan terhadap jumlah kenderaan bermotor dan lain-lain.
Penerapan konsep arsitektur hijau sudah selayaknya diterapkan di Indonesia
mengingat intensitas pembangunan yang sangat besar dan kerusakan lingkungan
yang semakin parah yang banyak diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena
tanpa kita sadari apabila kita tidak menerapkan konsep tersebut sejak sekarang
maka akan berakibat fatal dimasa yang akan datang, seperti: krisis akan air,
5
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
energi, sumber daya alam serta kerusakan lingkungan yang parah yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia.
Dari beberapa prinsip-prinsip arsitektur hijau yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa prinsip-prinsip itu merupakan:
Sumber energi alternatif
Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar
dan angin merupakan alternarif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan
sebagai pengganti energi listrik.
Konservasi energi
Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak
membuang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan.
Penggunaan material
Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah
dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari
daerah setempat.
Perletakan bangunan pada site
Perletakkan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan
ekosistem lingkungan sekitar site.
Aplikasi bangunan dengan menggunakan pendekatan arsitektur hijau dapat
menggunakan filtur-filtur sebagai berikut:
Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan
kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah
lingkungan.
Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah
lingkungan, tidak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mencemari
lingkungan dan menganggu kesehatan manusia.
Pemakaian green roof tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang,
tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian
seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan
penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset.
Memanfaatkan panas matahari daerah khatulistiwa yang bersinar sepanjang
tahun lalu mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk
pemakaian listrik bangunan.
6
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
Aplikasi bangunan yang menggunakan pendekatan arsitektur high tech
menggunakan filtur-filtur sebagai berikut :
Pemakaian dinding yang terbuat dari plastik transparan atau panel Ethylene
Tetraflouroethylene (EFTE) sebagai pengganti kaca
EFTE membantu proses fotosintesis pada tumbuhan di dalam bangunan.
Menggunakan Led Emitting Diodes (LED) sebagai teknologi memanipulasi
cahaya matahari pada bagian tengah bangunan yang tidak terpapar cahaya
matahari, sehingga membantu fotosintesis dalam bangunan.
Menggunakan alat berupa turbin angin sebagai sumber tenaga yang
dibutuhkan untuk menyalakan LED, dan memompa air.
Menggunakan panel surya untuk sumber tenaga listrik juga. Dan dimodifikasi
untuk diletakkan pada sisi gedung.
II.4. Studi Banding Tema Sejenis
1. Pasona, Jepang
Tidak hanya bangunan eksterior yang dihijaukan, di dalam bangunan
juga terdapat lahan pertanian yang benar-benar dapat menghasilkan buah
maupun sayuran. Sebuah konsep luar biasa pertanian perkotaan muncul di
Jepang
Di tengah-tengah kesibukan distrik finansial di Tokyo terdapat
bangunan kantor yang disebut dengan Pasona, sebuah perusahaan rekrutmen
multi-nasional. Ketika perusahaan ini membutuhkan kantor baru, mereka
menyewa arsitek kenamaan Jepang Yoshimi Kono untuk membantu
merenovasi, bangunan 9 lantai dan menghiasi dengan ‘kesuburan’ dan dinding
hijau.
7
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
Gambar 2. Pasona, Kantor Dan Tempat Pertanian Di Jepang
Tidak hanya terbatas pada eksterior bangunan, penghijauan juga
dilakukan di dalam bangunan. Terdapat fasilitas pertanian perkotaan yang
menempati sekitar 20% dari seluruh ruang kantor meliputi 200 jenis buah-
buahan, sayuran dan padi. Para pekerja kantor secara bergiliran membantu
menjaga dan memanen hasil pertanian. Sebagian besar hasil pertanian nantinya
akan disajikan di kantin kantor.
Menggunakan sistem pertanian hidroponik, tanaman dan karyawan
kantor berbagi ruangan. Sebagai contoh, tanaman tomat yang tergantung di
atas meja rapat, pohon yang digunakan sebagai partisi ruang untuk pertemuan,
daun salad yang tumbuh di dalam ruang seminar dan tauge yang tumbuh di
bawah bangku. Lobi utama juga dilengkapi dengan sawah dan lahan brokoli.
Tanaman ini dilengkapi dengan HEFL, lampu neon dan LED dan sistem
irigasi otomatis.
Gambar 3. Interior dalam bangunan Pasona
8
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
Gambar 4. Tanaman Dalam Bangunan Pasona
Sistem pertanian perkotaan Pasona tidak hanya menampilkan keindahan
estetika dan visual. Pasona adalah sebuah konsep luar biasa bagaimana
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman untuk meningkatkan produktivitas
dan kesehatan mental karyawan yang bekerja di tempat ini. Selain itu keberadaan
Pasona dapat menjadi sarana untuk menjalin interaksi sosial yang melibatkan
masyarakat luas dengan menampilkan manfaat dan teknologi pertanian perkotaan.
III. RUMUSAN PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang muncul dari proyek sky farming ini adalah
sebagai berikut :
Bagaimana mewujudkan rancangan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema
dan judul untuk menunjang keberadaan proyek bangunan.
Bagaimana menerapkan sistem high tech pada bangunan
Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan
bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
Bagaimana merencanakan pencapaian atau aksesibilitas yang mudah dalam
bangunan dan diluar bangunan.
IV. HIPOTESA KONSEP PERANCANGAN
IV.1.Konsep Desain Arsitektur Bangunan
Konsep perencanaan dibuat dengan menerapkan tema paduan antara arsitektur
hijau dan arsitektur high tech pada bangunan sky farming ini sehingga
9
SKY FARMING - PERTANIAN DIATAS LANGIT
mewujudkan tujuan yang mencerminkan fungsi bangunan dan fasilitas bangunan
yang hijau dan canggih, juga bersih.
IV.2.Fasilitas Bangunan
Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada bangunan sky farming ini, yaitu :
lobby, market penjualan hasil tanaman, kantor pengelola, ruang para petani kota,
ruang makan, kafe, tanaman indoor sebagai view dalam bangunan, ruang - ruang
untuk bercocok tanam, ruang simpan hasil tanaman, ruang hidroponik, ruang
meeting, ruang belajar multimedia untuk para pengunjung dan pelajar yang ingin
mempelajari, dapur, toilet, ruang ADM, ruang servis, ruang kontrol, ruang
sekuriti, ruang pupuk, dan fasilitas luar berupa parkir dan taman hijau.
V. KEPUSTAKAAN
http://meytaworld.blogspot.com/2011/12/10-tanaman-yang-dipergunakan-untuk.html
http://naqiyaaiko.blogspot.com/2013/02/menanam-sayuran-di-bangunan-kota.html
http://www.mobgenic.com/2013/12/02/pasona-gedung-perkantoran-modern-sekaligus-
lahan-pertanian-di-jepang/
https://studifuturistik2013.files.wordpress.com/2013/12/vertical-farming1.pdf
http://www.verticalfarm.com/designs
http://en.wikipedia.org/wiki/vertical_farming
http://www.nbcnews.com/id/21153990/#.ughdklvdeu
http://www.bijeh.com/2014/03/arsitektur-high-tech.html
http://www.nbcnews.com
http://www. agri-tecture.com
10
Top Related