UPAYA GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI
SE-KECAMATAN BATANG, KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH
SKRIPSI
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah (S.Pd)
Oleh:
Faizal Ibnu Mardianta
NIM. 3101412135
JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, November 2016
Faizal Ibnu Mardianta
NIM. 3101412135
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Memanusiakan Manusia Dengan Ilmu Dan Agama”
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, karya kecilku ini
kupersembahkan untuk:
� Orang tuaku “Nurwidaningsih” dan “Mardianta” yang memberikan
segalanya dengan tulus tanpa batas
� Anakku terkasih “Maryam Azkadina” yang menjadi tujuanku
� Istriku tercinta “Karina Dwika Briliyana” yang selalu memberikan
dukungan dan doanya
� Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat untukku
� Teman-teman yang terlibat dalam karya ini
� Almamaterku
vi
SARI
Mardianta, Faizal Ibnu. 2016. Upaya Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 Di SMA Negeri Se-Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Suwito Eko Pramono, M.Pd.
Pembimbing II Tsabit Azinar Ahmad, M.Pd.
Kata Kunci : Upaya Guru, Evaluasi Pembelajaran, Kurikulum 2013
Tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya
guru sejarah di SMA Negeri Se-Kecamatan Batang dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran kurikulum 2013, yang mencakup persepsi evaluasi, perencanaan
evaluasi pembelajaran, pelaksanaan penilaian, tindak lanjut pelaksanaan
penelitian, kendala yang dihadapi guru dan upaya guru mengatasi kendala.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini
adalah guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2
Batang. Fokus penelitian ini adalah persepsi dan kegiatan dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran, kendala dan upaya dalam mengatasi kendala tersebut.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan
sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru mata pelajaran sejarah di
SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang terhadap evaluasi pembelajaran
adalah pada proses penilaian peserta didik berdasarkan kompetensi dan refleksi
guru sejarah. Perencanaan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
menyusun RPP dan instrumen penilaian yang berdasarkan silabus dan kompetensi
dasar. Guru melaksanakan penilaian berdasarkan kompetensi yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan, yang berupa observasi, tes tertulis, tes lisan
dan penugasan. Guru sejarah juga melaksanakan tindak lanjut penilaian yaitu
remidi, pengayaan dan pelaporan hasil belajar. Kendala yang dihadapi guru adalah
melaksanakan penilaian terhadap siswa yang banyak dengan instrumen penilaian
yang rumit dan bermacam-macam disetiap pertemuannya. Terlebih waktu dalam
melaksanakan penilaian terbatas dengan waktu mengajar. Upaya yang
dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan perencanaan, penilaian dan tindak
lanjut dengan cara yang mudah dan sesuai dengan kendala serta kondisi yang
dihadapi.
Simpulan penelitian ini adalah guru berhasil melaksanakan evaluasi
pembelajaran dengan baik, melaksanakan penilaian sesuai dengan pedoman
penilaian dan mampu mengatasi kendala sekaligus mengoptimalkan kinerja guru.
vii
ABSTRACT
Mardianta, Faizal Ibnu. 2016. The Efforts of Teachers In The Implementation
of The Evaluation of The Learning History Curriculum 2013 In SMA Negeri all
of Batang Region, Batang, Central Java. The Department of History. Faculty of
Social Sciences. State University of Semarang. Lecture I, Dr. Suwito Eko
Pramono, M.Pd. Lectore II Tsabit Azinar Ahmad, M.Pd.
Keywords : Teacher's Effort, Evaluation of Learning, Curriculum 2013
This study was aims to describe the efforts of history teacher at SMA Negeri
Se-Batang in the performance evaluation of the learning curriculum is 2013,
which includes the perception of evaluation, evaluation of learning,
implementation planning, assessment, follow-up research implementation,
obstacles faced and the efforts of teachers overcome constraints.
The researchers uses qualitative research methods. The subject of this
research is the teacher of the subjects history at SMA Negeri 1 Batang and SMA
Negeri 2 Batang. The object in this research is perception and learning evaluation
in the implementation of activities, constraints and efforts in addressing these
barriers. Using data collection techniques interviews, observation, and
documentation. Data analysis using data reduction, display the data, and the
withdrawal of the conclusion. Test the validity of the data using triangulation
techniques and sources.
The results showed that subjects teachers perception of history at SMA
Negeri 1 Batang and SMA Negeri 2 Batang towards the evaluation of the learning
is in the process of the assessment of learners based on competence and teacher
reflection. Planning the evaluation study undertaken by arranging teacher lesson
plan and the assessment instruments based on the syllabus of the basic
competencies and. Teachers carry out assessments based on competence, namely
the assessment of attitudes, knowledge and skills, in the form of observation,
written tests, oral tests and assignments. Teachers also carry out follow-up
assessment i.e. remedy, enrichment and reporting the results of the study.
Obstacles faced teachers are implementing assessment of student assessment
instruments with many complicated and diverse in every encounter. First time in
carrying out the assessment is limited by the time teaching. The efforts undertaken
by the teacher is implementing the planning, assessment and follow-up in an easy
way and in accordance with the conditions and constraints faced.
Summary of this research is to successfully implement the teacher
evaluation of learning well, carry out an assessment in accordance with the
guidelines for the assessment and were able to overcome the constraints of
simultaneously optimizing the performance of teachers.
viii
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Upaya Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 Di SMA Negeri Se-Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menempuh studi strata
1 di Universitas Negeri Semarang guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Sejarah,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dapat terselesaikan
tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak membantu. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang memberikan kesempatan untuk menimba ilmu.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang memberikan fasilitas.
3. Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah yang memberikan
inspirasi dan motivasi penulis.
4. Dr. Suwito Eko Pramono, M.Pd., Pembimbing I yang tidak lelah
memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan arahan agar penulis segera
menyelesaikan skripsi ini.
5. Tsabit Azinar Ahmad, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang selalu sabar
memberikan bimbingan, motivasi dan araham agar penulis segera
menyelesaikan karya ini.
ix
6. Keluarga besar Jurusan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang yang telah mendidik dan memberikan fasilitas kepada penulis
selama belajar di Jurusan Sejarah
7. Siti Ismuzaroh, S.Pd., M.Pd., Kepala sekolah SMA 1 Negeri Batang dan
Drs. Habibi, M.Pd., Kepala sekolah SMA Negeri 2 Batang yang telah
memberikan izin dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung
8. Guru sejarah SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang yang telah
memberikan informasi dan membimbing selama penelitian berlangsung.
9. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang yang telah
membantu dalam menyelesaikan penelitian.
10. Segenap karyawan dan staff Tata Usaha SMA Negeri 1 Batang dan SMA
Negeri 2 Batang atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya. Selain itu dapat menambah referensi dalam pendidikan.
Semarang, November 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN ......................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
SARI .......................................................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
PRAKATA ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 5
C. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................. 5
D. MANFAAT PENELITIAN ............................................................................. 6
E. BATASAN ISTILAH ..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ........................ 9
A. DESKRIPSI TEORITIS .................................................................................. 9
xi
1. EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 ......... 11
2. PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 .............................. 14
3. HASIL PENELITIAN RELEVAN ........................................................... 21
B. KERANGKA BERPIKIR ............................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 26
A. LATAR PENELITIAN ................................................................................... 26
B. FOKUS PENELITIAN ................................................................................... 26
C. SUMBER DATA ............................................................................................ 28
D. ALAT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA ......................................... 29
E. UJI VALIDITAS DATA................................................................................. 32
F. TEKNIK ANALISIS DATA........................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 35
A. HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 35
1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................................ 35
a. PROFIL SMA NEGERI 1 BATANG ................................................. 35
b. PROFIL SMA NEGERI 2 BATANG ................................................. 36
2. PERSEPSI GURU TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN
SEJARAH KURIKULUM 2013 ............................................................... 38
3. PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH
KURIKULUM 2013 ................................................................................. 42
a. PERENCANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN ......................... 42
b. PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN .......................... 52
xii
c. PELAKSANAAN TINDAK LANJUT EVALUASI
PEMBELAJARAN ............................................................................. 72
4. KENDALA GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI
PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 .............................. 79
5. UPAYA GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI
PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 .............................. 86
B. PEMBAHASAN ............................................................................................. 95
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 108
A. SIMPULAN .................................................................................................... 108
B. SARAN ........................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 111
LAMPIRAN .............................................................................................................. 113
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Persepsi Evaluasi Pembelajaran Sejarah SMA Negeri 1 Batang ............ 38
Tabel 2. Persepsi Evaluasi Pembelajaran Sejarah SMA Negeri 2 Batang ............ 39
Tabel 3. Perbedaan Evaluasi Pembelajaran Menurut Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum ................................................................................... 40
Tabel 4. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 1 Batang .................. 42
Tabel 5. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 2 Batang .................. 48
Tabel 6. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 1 Batang ................... 52
Tabel 7. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 2 Batang ................... 66
Tabel 8. Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 1 Batang ................ 72
Tabel 9. Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 2 Batang ................ 74
Tabel 10. Kendala Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 1 Batang ......................... 79
Tabel 11. Kendala Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 2 Batang ........................... 82
Tabel 12. Upaya Mengatasi Kendala Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 1
Batang ........................................................................................................ 86
Tabel 13. Upaya Mengatasi Kendala Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri 2
Batang ........................................................................................................ 92
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian .............................................................. 25
Gambar 2. Rubrik Penilaian Diri Sebagai Instrumen Penilaian Sikap Pada
Tahap Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ....................................... 45
Gambar 3. Lembar Tugas Mandiri Terstruktur Sebagai Instrumen Penilaian
Keterampilan Pada Tahap Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ........ 50
Gambar 4. Lembar Jawab Penilaian Diri Pada Tahap Pelaksanaan Penialaian
Sikap ................................................................................................... 54
Gambar 5. Lembar Jawab Penilaian Antar Teman Pada Tahap Pelaksanaan
Penialaian Sikap ................................................................................. 55
Gambar 6. Lembar Kerja Siswa Sebagai Instrumen Portofolio Pada Tahap
Pelaksaan Penilaian Keterampilan ..................................................... 58
Gambar 7. Makalah Kelompok Sebagai Tugas Terstruktur Pada Pelaksanaan
Penilaian Keterampilan ...................................................................... 59
Gambar 8. Lembar Kerja Siswa Sebagai Instrumen Portofolio Pada Tahap
Pelaksaan Penilaian Keterampilan ..................................................... 61
Gambar 9. Lembar Kerja Siswa Sebagai Instrumen Portofolio Pada Tahap
Pelaksaan Penilaian Keterampilan ..................................................... 65
Gambar 10. Tugas Mandiri Terstruktut Sebagai Bentuk Penugasan Pada
Pelaksanaan Penilaian Keterampilan .................................................. 69
xv
Gambar 11. Tugas Mandiri Terstruktut Sebagai Bentuk Penugasan Pada
Pelaksanaan Penilaian Keterampilan .................................................. 70
Gambar 12. Lembar Jawab Pelaksanaan Penilaian Diri Sebagai Penilaian Sikap
Dan Pelaksanaan Ulangan Harian Sebagai Penilaian Pengetahua
Yang Dilaksanakan Secara Bersamaan ................................................ 89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Informan Penelitian ................................................................. 113
Lampiran 2. Hasil Wawancara Guru .................................................................... 115
Lampiran 3. Hasil Wawancara Siswa ................................................................... 125
Lampiran 4. Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum ......... 132
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembalajaran ................................................ 134
Lampiran 6. Dokumen Perencanaan Penilaian Berupa Kisi-Kisi, Naskah Soal,
Kunci Jawab, Norma Penilaian, Tugas Mandiri Terstruktur Dan
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur ..................................................... 170
Lampiran 7. Dokumen Pelaksanaan Penilaian Berupa Lembar Jawab Ulangan
Dan Tugas ....................................................................................... 202
Lampiran 8. Dokumen Tindak Lanjut Penilaian Berupa Lembar Jawab Remidi
Dan Pelaporan ................................................................................... 209
Lampiran 9. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian Dan Surat Ijin Telah
Melaksanakan Penelitian .................................................................. 211
Lampiran 10. Foto Dokumentasi Penelitian ........................................................... 215
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tidak
kalah penting dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang
sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran
menjadi sangat penting. Arifin (2013:5) menjelaskan bahwa evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan
arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk
membuat suatu keputusan. Sehingga sistem evaluasi yang baik akan mampu
memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya
akan mampu membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran. Bagi
peserta didik sendiri, sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan
motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Evaluasi merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus
ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang
diperoleh dapat dijadikan balikan (feed back) bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran (Arifin, 2013:2). Evaluasi
pembelajaran dalam kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 53 Tahun
2015 adalah penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar yang dimaksud adalah
penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
1
2
Evaluasi pembelajaran oleh guru dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester (Umasih, 2012:218). Salah
satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah evaluasi autentik. Evaluasi autentik
adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya
dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen evaluasi yang
disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK)
atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013:35-36).
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan
SMA/MAK, maka dikembangkan struktur kurikulum pendidikan menengah,
terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan
(Permendikbud No.69, 2013:8). Sejarah Indonesia masuk dalam kelompok mata
pelajaran wajib dan peminatan. Kelompok mata pelajaran peminatan ilmu-ilmu
sosial dan peminatan pilihan lintas peminatan dan/ atau pendalaman minat.
Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran berbasis aktivitas, yang
diharapkan akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terintegrasi. Hal ini berimplikasi pada pelaksanaan penilaian yang meliputi
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dilakukan menggunakan
berbagai cara, antara lain observasi, penilaian proyek, dan portofolio (Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2015:1).
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran tidak serta merta mengalami kelancaran
dalam pelaksanaannya di sekolah oleh guru. Kurikulum 2013 yang dirasa baru
3
dan membawa banyak perubahan dalam sistem pendidikan membuat guru
kembali harus beradaptasi dengan kurikulum 2013 ini. Senada dengan hal tersebut
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam Panduan Penilaian
Untuk Satuan Menengah Atas, 2015:2) menyatakan pada kenyataannya penilaian
berdasarkan kurikulum 2013 pada awal penerapannya belum terlaksana
sepenuhnya sebagaimana diharapkan. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
yang dilakukan di satuan pendidikan pelaksana kurikulum 2013, teridentifikasi
bahwa permasalahan utama dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pada
penilaian hasil belajar peserta didik.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah melalui panduan penilaian untuk
sekolah menengah atas (2015:2) kembali menegaskan mengenai kendala dalam
evaluasi pembelajaran pada kurikulum 2013, bahwa penilaian kehilangan makna
sehingga sulit digunakan untuk pembinaan dan perbaikan pembelajaran. Kendala-
kendala yang terjadi dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa dapat
dialami pendidik termasuk oleh guru sejarah dimanapun, terlebih guru sejarah
yang berada di Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Kabupaten Batang bukan
merupakan pusat pendidikan di wilayah Jawa Tengah seperti Semarang.
Kecamatan Batang merupakan bagian penting dalam Kabupaten Batang
yang merupakan daerah contoh dan pembina pendidikan bagi Kecamatan lain di
Kabupaten Batang karena Kecamatan Batang merupakan pusat daerah
administrasi di Kabupaten Batang. Peristiwa yang terjadi di daerah seperti
Kecamatan Batang berbeda dengan Kecamatan yang berada di daerah pusat
pemerintahan seperti Semarang dan juga daerah yang memiliki sarana penunjang
4
pelaksanaan pendidikan atau akses yang lebih dekat dengan kota pemerintahan.
Sehingga penulis mengusung Kecamatan Batang sebagai lokasi penelitian.
Penelitian ini sangat relevan dengan pelaksanaan evaluasi diri guru yang
dilaksanakan oleh pengawas kinerja guru dari dinas pendidikan. Pengawasan
kinerja guru meninjau dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, termasuk didalamnya ada
portofolio guru dalam satu semester. Namun, hal ini tidak bisa dilakukan peneliti
untuk partisipasi dalam penelitian. Pelaksanaan evaluasi diri guru oleh pengawas
ini dilakukan dengan cara studi dokumen yang disusun berdasarkan kriteria
penilaian dari pengawas. Sehingga penelitian ini dibanding dengan studi dokumen
yang dilakukan oleh pengawas kinerja guru lebih mendalam karena selain dengan
menggunakan studi dokumen, peneliti juga mencari kebenaran dari siswa dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Penelitian mengenai pentingnya evaluasi pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran sejarah Indonesia di kurikulum 2013 ini akan menguak dan
menganalisis beberapa hal diantaranya membahas persepsi guru sejarah mengenai
evaluasi pembelajaran kurikulum 2013. Kemudian pelaksanaan evaluasi
pembelajaran sejarah kurikulum 2013 yang meliputi ragam evaluasi yang
digunakan, tinjauan terhadap waktu pelaksanaan dan tidak kalah pentingnya
mengenai perencanaan, pelaksanaan serta tindak lanjut guru setelah melaksanakan
evaluasi. Selain itu dalam penelitian ini akan menganalisis mengenai kendala
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah kurikulum
2013 dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi.
5
Tinjauan dari beberapa sisi mengenai evaluasi pembelajaran sejarah akan
membantu guru sejarah dan guru yang lain dalam memahami dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 sesuai dengan kaidah yang berlaku. Uraian
diatas menarik minat penulis untuk melaksanakan penelitian mengenai Evaluasi
Pembelajaran di Kecamatan Batang yang disajikan dengan judul : “Upaya Guru
Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 Di SMA
Negeri Se-Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Peneliti membahas mengenai evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran
sejarah Indonesia di kurikulum 2013 dalam penelitian ini. Namun, tidak semua
hal yang berkaitan dengan evaluasi peneliti kaji dan lokasi penelitian dibatasi
karena penulis menyadari akan kemampuannya dan keterbatasan penulis maka,
penelitian ini membahas mengenai:
1. Bagaimanakah persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sejarah pada
kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah kurikulum 2013?
3. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran sejarah kurikulum 2013?
4. Bagaimanakah tindakan guru mengatasi kendala pelaksanaan evaluasi
pembelajaran sejarah kurikulum 2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
6
1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi guru terhadap evaluasi
pembelajaran sejarah kurikulum 2013.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan evaluasi pembelajran sejarah
kurikulum 2013.
3. Mengetahui dan menganalisis kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran sejarah kurikulum 2013.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis tindakan guru dalam mengatasi kendala
pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah kurikulum 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan kajian kongkrit mengenai implementasi
kurikulum 2013 khususnya pada evaluasi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Berguna bagi guru untuk refleksi pelaksanaan evaluasi yang sudah
dilaksanakan. Memberikan gambaran mengenai kendala yang sering terjadi dalam
pelaksanaan pembelajaran sejarah Indonesia kurikulum 2013 dan cara alternatif
untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi.
b. Bagi Sekolah
Memberikan gambaran kesesuaian antara standar dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran sejarah Indonesia kurikulum 2013. Informasi hasil penelitian dapat
dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program
pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
7
E. Batasan Istilah
Batasan istilah digunakan agar tidak terjadi salah pengertian dalam
penafsiran judul skripsi. Penulis merasa perlu memperjelas dan mempertegas
istilah-istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
1. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran yang dimaksud dalam penilaian ini adalah proses
yang sistematis untuk menentukan label kualitas yang meliputi perencanaan
penilaian hasil belajar, pelaksanaan hasil belajar, pemanfaatan dan tindak lanjut
hasil belajar siswa oleh pendidik ataupun satuan pendidikan. Arifin (2013:5)
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu untuk membuat suatu keputusan.
2. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan
mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat
hubungannya dengan masa kini (Widja, 1989:23). Pembelajaran sejarah yang
mengarah pada kurikulum 2013. Yang
3. Kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20
tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Sehingga kurikulum 2013 yang dimaksud
adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang baik dalam bentuk
8
dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian kompetensi /
tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan pada tahun 2013.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoretis
1. Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
a. Perbedaan Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, baik yang menyangkut tentang
nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu
adalah evaluasi (Arifin, 2013:6). Jika hal yang ingin dinilai adalah sistem
pembelajaran, maka ruang lingkupnya adalah semua komponen pembelajaran dan
istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi, bukan
penilaian (Arifin, 2013:2).
Pada kurikulum 2013, Penilaian yang dilakukan pendidik tidak hanya
penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian
untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning). Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur
capaian peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian untuk
pembelajaran memungkinkan pendidik menggunakan informasi kondisi peserta
didik untuk memperbaiki pembelajaran, sedangkan penilaian sebagai
pembelajaran memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan
belajarnya untuk menentukan target belajar (Badan Penelitian Dan
Pengembangan,2015:1).
10
35
Penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan acuan kriteria, yaitu
penilaian yang membandingkan capaian peserta didik dengan kriteria kompetensi
yang ditetapkan. Hasil penilaian seorang peserta didik, baik formatif maupun
sumatif, tidak dibandingkan dengan hasil peserta didik lainnya namun
dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang ditetapkan. (Badan Penelitian
Dan Pengembangan, 2015:1).
Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Fungsi tes adalah sebagai alat ukur
(Arifin, 2013:3). Pada kurikulum 2013, tes dibagi menjadi dua jenis yaitu tes
tertulis dan tes lisan. Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan
secara tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan
sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat
berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian (Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:15).
Sedangkan Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut
peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun
paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat
(Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:17).
Evaluasi lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan
tes merupakan salah satu alat (Instument) pengukuran. Pengukuran lebih
11
membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang
kemajuan belajar peserta didik (Learning progress), sedangkan evaluasi lebih
bersifat kualitatif. Disamping itu, evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu
proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian (Value
judgement) tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran (Quantitive
description), tetapi dapat pula didasarkan pada hasil pengamatan dan wawancara
(qualitative description) (Arifin, 2013:8).
b. Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Permendikbud No.53 tahun 2015 mengatur jelas mengenai Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah dalam pelaksanaan Kurikulum Kurikulum 2013. Aturan ini berlaku
untuk semua mata pelajaran pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan sekolah
menengah, termasuk mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Dilakukan secara terencana dan
sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar (Badan
Penelitian Dan Pengembangan, 2015:5).
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Dilakukan secara terencana dan sistematis
dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah. Penilaian akhir adalah kegiatan
12
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester dan/atau akhir tahun. Sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan
(Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:6).
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta
didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian
pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga
berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan
membina perilaku serta budi pekerti peserta didik sesuai butir-butir sikap dalam
Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Kompetensi
Inti Sikap Sosial (KI-2) (Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:7).
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan berkelanjutan oleh
pendidik mata pelajaran, guru Bimbingan Konseling (BK), dan wali kelas
menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai
sumber. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3
dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian
antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter
peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk
konfirmasi hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama satu
semester ditulis deskripsi perilaku peserta didik (Badan Penelitian Dan
Pengembangan, 2015:7).
13
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini
berkaitan dengan ketercapaian kompetensi dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian. Pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik
kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu pada silabus
(Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:14).
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar dan
mengidentifikasi kelemahan serta kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik
dalam proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan balik
(feedback) kepada peserta didik oleh pendidik menjadi penting, sehingga hasil
penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan
belajar untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan batas standar minimal nilai ujian nasional yang ditetapkan
oleh pemerintah (Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:14).
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian
keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan yang
sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life). Ketuntasan belajar untuk
14
keterampilan ditentukan oleh satuan pendidikan, secara bertahap satuan
pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan
mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan
sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar (Badan Penelitian Dan
Pengembangan, 2015:22).
Pada penilaian pengetahuan dan ketrampilan di kurikulum 2013 peserta
didik mendapatkan penugasan. Penugasan adalah pemberian tugas untuk
mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan untuk mengukur
pengetahuan (assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran. Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
(assessment for learning) diberikan sebelum dan/atau selama proses
pembelajaran. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya
(Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2015:19).
2. Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari
15
ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya
(Hamalik, 2008:57).
Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan
mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat
kaitannya dengan masa kini, sebab dalam kemasakiniannyalah masa lampau itu
baru merupakan masa lampau yang penuh arti (Widja, 1989:23). Menurut
Wineburg (2001) pengertian pembelajaran sejarah bahwa, pendidikan dan
pembelajaran sejarah merupakan proses internalisasi nilai-nilai, pengetahuan, dan
keterampilan kesejarahan dari serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
peserta didik (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2013:1).
b. Makna Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Pembelajaran sejarah, terutama pembelajaran sejarah nasional, adalah salah
satu diantara sejumlah pembelajaran, mulai dari SD (Sekolah Dasar), sampai
dengan SMA (Sekolah Menengah Atas), yang mengandung tugas menanamkan
semangat berbangsa dan bertanah air. Tugas pokok pembelajaran sejarah adalah
dalam rangka character building peserta didik. Pembelajaran sejarah akan
membangkitkan kesadaran empati (Emphatic Awareness) di kalangan peserta
didik. Kesadaran empati (Emphatic Awareness) adalah sikap simpati dan toleransi
terhadap orang lain yang disertai dengan kemauan mental dan sosial untuk
mengembangkan imajinasi dan sikap kreatif, inovatif serta partisipatif (Aman,
2011:2)
16
Mohammad Nuh (Pusat Kurikulum dan Perbukuan:2013) menyampaikan
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
dasar perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga mencakup
kompetensi dasar kelompok sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Semua mata
pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Sejarah Indonesia di kurikulum 2013 adalah mata pelajaran yang membekali
peserta didik pengetahuan dimensi ruang-waktu perjalanan sejarah Indonesia.
Keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret
dan abstrak. Serta sikap menghargai jasa para pahlawan yang telah meletakkan
pondasi bangunan negara Indonesia beserta segala bentuk warisan sejarah, baik
benda maupun tak benda. Sehingga terbentuk pola pikir peserta didik yang sadar
sejarah.
c. Prinsip Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Prinsip dalam pembelajaran sejarah pada jenjang SMA/MA, SMA/MAK di
kurikulum 2013 adalah pembelajaran sejarah didasarkan atas kesinambungan
yang terjadi di masa lampau dengan kehidupan masa kini, antara peristiwa sejarah
tingkat nasional dan tingkat lokal, dan pemahaman peristiwa sejarah di tingkat
lokal berdasarkan keutuhan suatu peristiwa sejarah. Buku pegangan guru mata
pelajaran sejarah Indonesia dalam pusat kurikulum dan perbukuan (2014:7)
menjelaskan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sejarah
di SMA/MA, SMA/MAK adalah :
17
a. Pembelajaran sejarah didasarkan atas kesinambungan waktu, peristiwa dan
keutuhan suatu peristiwa sejarah.
b. Kesinambungan masa lampau dengan kehidupan masa kini, agar mampu
menemukan peninggalan fisik (terutama foto-foto artefak, gambar artefak, atau
membuat sketsa kawasan bersejarah) dan peninggalan abstrak (tradisi, pikiran,
pandangan hidup, nilai, kebiasaan).
c. Peserta didik diarahkan untuk mengkaji peristiwa sejarah di daerahnya,
membuat analisis mengenai keterkaitan dan sumbangan peristiwa tersebut
terhadap peristiwa yang terjadi di tingkat nasional.
d. Mengembangkan proses pembelajaran dalam kemampuan dan keterampilan di
semester awal (pertama dan kedua)
e. Setiap peristiwa sejarah dirancang sebagai kegiatan pembelajaran satu semester
dan bukan kegiatan satu pokok bahasan.
f. Proses pembelajaran sejarah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menggunakan berbagai sumber seperti buku teks, buku referensi, dokumen,
narasumber, atau pun artefak serta memberi kesempatan yang luas untuk
menghasilkan “her or his own histories” (Borries, 2000);
g. Peserta didik diberi kebebasan dalam memilih peristiwa sejarah nasional dan
peristiwa sejarah daerah (sejarah lokal) yang terkait dengan yang dibahas.
Sejak awal tahun, guru sejarah di suatu SMA/MA, SMA/MAK sudah harus
menentukan berapa banyak peristiwa sejarah tingkat nasional dan tingkat
daerah yang harus dipelajari peserta didik dalam satu rancangan keseluruhan
pendidikan sejarah.
18
h. Memberikan contoh konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam menulis
sejarah.
d. Karakteristik Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang masuk dalam
kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan. Mata pelajaran
wajib memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan
kemampuan mengembangkan logika dan kehidupan pribadi siswa, masyarakat
dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta seni
budaya daerah dan nasional (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2015:1).
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2)
untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan
tertentu (Permendikbud No. 69, 2013:11). Kurikulum Sekolah Menengah Atas
(SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan
kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran antar kelompok peminatan
(Permendikbud No. 69, 2013:12).
Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu kelompok peminatan wajib
diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh mata pelajaran di kelompok
peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk
lintas minat dan/atau pendalaman minat (Permendikbud No. 69, 2013:13).
19
Guru pengampu mata pelajaran sejarah Indonesia dituntut memiliki
kompetensi di bidang sejarah Indonesia, mampu memberikan pemahaman kepada
siswa tentang pentingnya sejarah Indonesia sebagai instrumen pendidikan karakter
bangsa yang mampu membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Untuk mencapai itu guru sejarah dituntut memiliki perspektif kebangsaan, dan
mengembangkan historical thinking (cara berpikir sejarah) untuk
ditransformasikan kepada siswa dalam kehidupan keseharian. Di sisi lain, aspek
moral dan keteladanan seorang guru juga menjadi hal yang amat penting dalam
pembelajaran sejarah Indonesia. Indikator pembelajaran sejarah Indonesia bisa
tercapai dengan cara guru harus memahami karakteristik mata pelajaran sejarah
Indonesia (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2015:2).
Pembelajaran Sejarah Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah bukan
berisi materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi
pengetahuan peserta didik. Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran yang
membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu
perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang
dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap menghargai jasa para
pahlawan yang telah meletakkan pondasi bangunan negara Indonesia beserta
segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun takbenda. Sehingga terbentuk
pola pikir peserta didik yang sadar sejarah.
e. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan
siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat
20
ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan
mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil
pendidikan yang diinginkan (Hamalik, 2008:76).
Buku Pegangan Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia (2014:9)
menjelaskan pada kurikulum 2013 lima tujuan pembelajaran tersebut
berkembang. Mata pelajaran Sejarah Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa
Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta akan tanah air, melahirkan
empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Menumbuhkan pemahaman siswa terhadap diri sendiri, masyarakat, dan
proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan
masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
c. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep ruang dan
waktu dalam rangka memahami perubahan dan keberlanjutan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking) yang
menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan
inovatif.
e. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah
sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
21
f. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
tercermin pada karakter diri, masyarakat dan bangsa.
g. Menanamkan sikap berorientasi ke masa depan.
3. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang peneliti ambil dari jurnal Paramita Vol. 22 bulan Juli 2012
oleh Umasih. Penelitian umasih mengenai “Evaluasi Pembelajaran Sejarah Pada
SMA Negeri Di DKI Jakarta”. Penelitian ini membahas mengenai penilaian hasil
belajar siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan yang sudah direncanakan.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah pada ranah
kurikulum. Penelitian yang penulis laksanakan menggunakan acauan kurikulum
2013 dan ranah yang diteliti tidak hanya penilaian hasil belajar saja tapi juga
penilaian akan proses penilaian yang dilakukan.
Penelitian dari Nurul Mujahidah tentang “Evaluasi Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 3 Kalasan” pada tahun 2014. Penelitian ini
membandingkan dua kurikulum yang digunakan pada satu sekolah dilihat dari
evaluasi pembelajaran mata pelajaran agama islam. Perbedaan dengan penelitian
yang penulis angkat pada ranah kurikulum, penulis fokus pada kurikulum 2013
dan membahas evaluasi pembelajaran di dua sekolah.
Penelitian dengan judul “Pembelajaran Sejarah (Suatu Penelitian di SMA
Negeri 1 Bolang Itang Barat)” oleh Pikal Talibo pada tahun 2014. Penelitian ini
untuk mengetahui pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Bolang Itang Barat
ditinjau dari aspek persiapan, metode, proses dan evaluasi pembelajaran.
22
Penelitian yang dilakukan oleh Pikal Talibo berbeda dengan yang akan dilakukan
oleh peneliti. Dalam penelitiannya, peneliti membahas mengenai upaya guru
dalam mengatasi kendala evaluasi pembelajaran ditinjau dari aspek perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Penelitian oleh Intan Nour Malasari pada tahun 2015 dengan judul
“Implementasi Kurikulum Tahun 2013 Tentang Evaluasi Dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus: Di Kelas
X IIS 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Bertujuan untuk
mendiskripsikan kendala serta solusi mengenai implementasi kurikulum 2013.
Perbedaannya adalah peneliti dalam penelitiannya lebih terfokus pada upaya guru
dalam mengatasi kendala evaluasi pembelajaran dari perencanaan, pelaksanaan
dan tindak lanjutnya.
Penelitian oleh Bahrul Alam pada tahun 2015 dengan judul “Implementasi
Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di SMA Negeri 78 Jakarta”
bertujuan untuk mengetahui teknik, instrumen, hasil penelitian, faktor pendukung,
dan penghambat penilaian autentik di SMA Negeri 78 Jakarta dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia. Perbedaannya tidak hanya proses penilaian hasil
belajarnya saja namun keseluruhan proses evaluasi pembelajaran.
Penelitian oleh Pran Agustian pada tahun 2014 dengan judul “Evaluasi
Sistem Penilaian Hasil Belajar Pada Program Keahlian Mekatronika Di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Se-Kota Palembang Dalam Implementasi Kurikulum
2013” bertujuan: (1) perencanaan penilaian hasil belajar pada program keahlian
mekatronika SMA Negeri 2 Palembang dalam implementasi kurikulum 2013, (2)
23
pelaksanaan penilaian hasil belajar pada program keahlian mekatronika SMA
Negeri 2 Palembang dalam implementasi kurikulum 2013, (3) tindak lanjut hasil
belajar pada program keahlian mekatronika SMA Negeri 2 Palembang dalam
implementasi kurikulum 2013, (4) keterlaksanaan kurikulum 2013 pada program
keahlian mekatronika SMA Negeri 2 Palembang.
Lailatul Badriyah tahun 2014 “Analisis Evaluasi Pembelajaran Mata
Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013” bertujuan: (1) Proses evaluasi
pembelajaran mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Pati berdasarkan
kurikulum 2013 (2) Kendala dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata
pelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Pati (3) Upaya
dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
mata pelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Pati.
B. Kerangka Berpikir
Evaluasi pembelajaran merupakan tolak ukur dan acuan perbaikan dalam
ranah pembelajaran demi terwujudnya tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan.
Maka dari itu evaluasi penting dilaksanakan oleh evaluator atau guru untuk
mengetahui kemampuan dan integritas siswa selama pembelajaran sejarah
indonesia berlangsung.
Persepsi guru yang baik tentang evaluasi pembelajaran sejarah sangatlah
penting untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran
sejarah yang disampaikan oleh guru diterima. Pemaham tersebut akan membawa
dampak yang baik pada siswa dan guru untuk membenahi diri agar pencapaian
24
berikutnya lebih baik. Pentingnya persepsi tersebut akan mempermudah guru
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengacu pada penilaian autentik, selain memperhatikan
aspek kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif) dan
kompetensi keterampilan (psikomotorik) serta variasi instrumen atau alat tes yang
digunakan harus memperhatikan input, proses dan output peserta didik. Evaluasi
hasil belajar peserta didik juga harus dilakukan pada awal pembelajaran (evaluasi
input), selama pembelajaran (evaluasi proses), dan setelah pembelajaran (evaluasi
output). Dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam
melakukan evaluasi, yakni dari evaluasi melalui tes (mengukur pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju evaluasi autentik (mengukur kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
Pelaksanaan akan muncul sebuah kendala atau hambatan. Guru sebagai
evaluator akan mampu mengatasi hambatan tersebut dengan mudah jika guru
memahami pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah dengan baik. Perencanaan
evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut evaluasi harus dipahami oleh
guru sehingga evaluasi pembelajaran sejarah di kelas dapat dilakukan tanpa
menyimpang dari kaidah evaluasi pembelajaran yang sudah di tetapkan. Adapun
bagan kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 1.
25
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Guru Mengatasi Kendala
Guru Memahami Evaluasi Pembelajaran
dan Mampu Mengatasi Kendala Pada
Evaluasi Pembelajaran
Kendala Yang dihadapi Guru
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Kurikulum 2013
Evaluasi Autentik Pemahaman Guru
Pelaksanaan
Sebelum (Input)
Selama (Proses)
Setelah
(Output)
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
Perencanaan
RPP Alat dan Instrumen
Siswa
Tindak Lanjut
Pelaporan Remidial
Pengayaan
Siswa
108
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan interpretasi yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dengan mengacu pada beberapa teori dan
hasil penelitian sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebegai berikut :
1. Persepsi guru mata pelajaran sejarah dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum di SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang terkait evaluasi
pembelajaran sejarah kurikulum 2013, masih sebatas penilaian kinerja pendidik
dan kompetensi siswa. Guru belum menyadari keterkaitan evaluasi
pembelajaran meliputi perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, dan
tindak lanjut penilaian. Sehingga, guru menganggap bahwa penilaian yang
dilakukan masih sebatas penilaian hasil belajar yang mencakup kompetensi
siswa yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang terbagi atas perencanaan, penilaian,
dan tindak lanjut telah dilaksanakan secara baik dan sesuai dengan panduan
penilaian oleh guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Batang dan SMA
Negeri 2 Batang. Dalam pelaksanaan, guru bersiasat agar penilaian yang rumit
dan membutuhkan waktu banyak dapat dilaksanaan dengan menggunakan
instrumen yang tidak terlalu rumit.
109
3. Kendala yang dihadapi guru bervariatif. Mayoritas guru di SMA Negeri 1
Batang dan SMA Negeri 2 Batang terkendala waktu untuk menyusun
perencanaan. Kemudian adanya perubahan jadwal guru yang mendadak bisa
dikarenakan kegiatan insidental guru atau sekolah, hal tersebut dapat
mengubah perencanaan yang dibuat. Guru juga terkendala jika harus menilai
siswa dengan banyaknya instrumen, sedangkan waktu dalam satu pertemuan
terbatas. Akibatnya guru tidak banyak menjelaskan materi ajar.
4. Upaya yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Batang
dan SMA Negeri 2 Batang sudah baik dan dapat menyelesaikan kendala yang
dihadapi oleh masing-masing guru. Upaya yang dilakukan tidak hanya untuk
menyelesaikan kendala, namun guru juga melaksanakan upaya agar proses
penilaian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Guru mata pelajaran
sejarah di SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang dapat dikatakan
berhasil karena guru selalu memiliki cara untuk menyelesaikan dan
mengoptimalakan penilaian yang dilaksanakan.
B. Saran
Pelaksanaan penelitian terkendala pada akses untuk mendapatkan dokumen.
Karena dokumen yang dibutuhkan peneliti bersifat penting oleh guru sebagai arsip
dalam evaluasi kinerja guru oleh dinas pendidikan setempat. Sehingga untuk
peneliti selanjutnya disarankan merencanakan penelitian dengan lebih matang
agar dokumen dapat diminta atau ditunjukkan.
110
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan evaluasi pembelajaran kurikulum
2013 khususnya pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri Se-Kecamatan
Batang maka peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi Guru, hendaknya lebih memahami tugasnya. Selain mengajar, guru
memiliki tujuan mengorganisasikan siswa agar lebih baik dilihat dari ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru juga hendaknya memahami
perubahan regulasi dilingkungan pendidikan, terlebih kepada aturan mengenai
perencanaan pembelajaran dari perubahan kurikulum. Sehingga, pelaksanaan
pembelajaran guru lebih terencana dan kendala dapat diminimalkan dengan
perencanaan matang. Selain itu, guru juga diharapkan lebih rapi dalam
menyusun berkas yang diperlukan, karena akan memudahkan guru dalam
pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Batang.
2. Bagi Sekolah, hendaknya menyediakan dan menyelaraskan sarana dan
prasarana kepada guru untuk menyimpan berkas di meja guru agar lebih rapi,
sehingga guru tidak kesulitan dan mudah pada saat evaluasi kinerja guru dari
Dinas Pendidikan Kabupaten Batang.
111
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Pran. 2014. Evaluasi Sistem Penilaian Hasil Belajar Pada Program Keahlian Mekatronika Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Se-Kota Palembang Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Alam, Bahrul. 2015. Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di SMA Negeri 78 Jakarta. Skripsi. Jurusan Managemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Badan Penelitian Dan Pengembangan (Pusat Penilaian Pendidikan Dan Pusat
Kurikulum Dan Perbukuan). 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Direktorat Jendera Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Badriyah, Lailatul. 2014. Analisis Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 2
No. 1, November 2014. Semarang: IKIP Veteran Semarang
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Malasari, Intan Nour. 2015. Implementasi Kurikulum Tahun 2013 Tentang Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus: Di Kelas X IIS 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015). Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mujahidah, Nurul. 2014. Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Kalasan. Skripsi. Jurusan pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
112
Moleong, Lexy. 2010. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta:UI Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 66 Tahun 2013 Tentang
Standar Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 53 Tahun 2015 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Siswa Oleh Pendidik Dan Penilaian Hasil Belajar Siswa Oleh Satuan Pendidikan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Buku Pegangan Guru Sejarah Indonesia Kelas X Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Buku Pegangan Guru Sejarah Indonesia Kelas X Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Buku Pegangan Guru Sejarah Indonesia Kelas XII Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Talibo, Pikal. 2014. Pembelajaran Sejarah (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 bolang Itang Barat). Skripsi. Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 57-58 Tentang Evaluasi
Widja, I Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.