KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PELATIH
DENGAN TIM SEPAK BOLA DALAM
MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
(Studi kasus TIMNAS Indonesia U-19)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh
Asep Hermawan
NIM 1112051000165
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H./2019 M.
i
ABSTRAK
Asep HermawanKomunikasi Antarpribadi Pelatih dengan Tim Sepak Bola dalamMenanamkan Nilai-nilai Keagamaan (Studi kasus TIMNAS IndonesiaU-19)
Secara umum pelatih-pelatih sepak bola hanya memberikanpengetahuan tentang teknik, taktik, dan kapasitas fisik dalam bersepak bolasaja. Namun, hal tersebut berbeda dengan sosok pelatih dari Timnas U-19yaitu Indra Sjafri. Indra Sjafri melakukan proses komunkasi antarpribadidengan langkah-langkah penetrasi sosial dan melakukan nilai-nilaikeagamaan terhadap para pemain tim nasional U-19.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskanlah pertanyaanpenelitian ini yaitu bagaimana komunikasi antarpribadi pelatih tim nasionalsepak bola U-19 dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan? Kemudianbentuk nilai-nilai keagamaan apa yang diterapkan pelatih dalamberkomunikasi kepada tim nasional sepak bola U-19?
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, yaitupaham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukansuatu realitas atau ilmu pengetahuan. Kemudian pendekatan padapenelitian ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif dengan jenispenelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan pada penelitian iniadalah studi kasus. Selanjutnya teknik analisis yang digunakan yaitudengan mereduksi data, memaparkan data, serta menarik kesimpulan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasisosial Irwin Altman dan Taylor yang membahas tentang bagaimana proseskomunikasi interpersonal. Teori ini menjelaskan tentang proses terjadinyapembangunan hubungan interpersonal secara bertahap dalam pertukaransosial. Tahapan dalam teori ini adalah orientasi, pertukaran penjajakanafektif, pertukaran afektif, dan pertukaran stabil.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwasanya komunikasiantarpribadi yang dilakukan dengan menggunakan teori penetrasi sosialantara pelatih timnas dengan para pemain U-19 yaitu berorientasi padalima tahap. Pada Orientation Stage, tahap ini pemain saling berkenalanpada saat seleksi lalu dilanjutkan di asrama Timnas U-19. PadaExploratory Affective Stage, percakapan antara Indra Sjafri dengan pemainsedikit spontanitas. Pada Affective Stage, Indra Sjafri dan pemainmemberikan informasi tentang pengalaman pribadinya. Pada Stable Stage,terjadinya keterbukaan total antara pemain dan Indra Sjafri denganmengungkapkan perilaku, pemikiran, dan perasaan.
Kata Kunci: Sepak bola, Pemain, Pelatih, Antarpribadi, danTimnas U-19.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin
Segala puji bagi Allah Subhanu wa Ta’ala yang telah
memberikan kasih sayang-Nya serta kemudahan dan kelancaran
bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Komunikasi Antarpribadi Pelatih dengan Tim Sepak Bola
dalam Menanamkan Nilai-nilai Keagamaan (Studi kasus
TIMNAS Indonesia U-19)”. Sholawat serta salam dipanjatkan
kepada junjungan Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam
beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Dalam proses pembuatan skripsi ini terdapat kendala yang
penulis alami, namun atas izin Allah subhanu wa Ta’ala dan
semangat untuk membahagiakan orangtua akhirnya semua
hambatan dan ujian dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan hingga akhir
penulisan skripsi ini selesai. Atas bantuan dan dukungannya
maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada yang terhormat:
1. Drs Suparto M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Drs. Suparto, M.Ed,
Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj.
Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Serta Dr. Suhaimi, M.Si Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
iii
2. Drs. Masran, MA., selaku Ketua Jurusan Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Fita
Fathurokhmah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
3. H. Zakaria, M.A., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang tidak bosan-bosannya meluangkan waktu dan
selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
5. Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M. A., selaku Dosen
Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Fakultas, serta
bagian Tata Usaha yang telah membantu penulis
dalam mempergunakan buku-buku dan pembuatan
surat menyurat.
7. Kedua orangtua tercinta, almarhum H. Jarkasih. AR
dan Ibu Sutiah, kakak-kakak yaitu Edi Jajang, Laila
Purwati, Elis Kholisoh, dan Evi Dianasari. Serta Ayu
Rahmawati terima kasih atas segala do’a, kasih
sayang, perhatian, dan motivasi yang tiada henti
iv
sehingga penulis terus semangat dan dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
tahun angkatan 2012, terkhsusus KPI D yang telah
mewarnai hari-hari semasa di perkuliahan sehingga
banyak sekali cerita indah yang akan terkenang
sepanjang hidup penulis.
9. Lembaga PSSI, serta Coach Indra Sjafri dan
Muhammad Hargianto yang telah menjadi narasumber
sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Terima kasih
telah membantu serta mendo’akan dalam kelancaran
skripsi ini, semoga mendapatkan kebaikan dari Allah
Subhanu wa Ta’ala.
10. Omdo-omdo club, ucapan terima kasih ini teruntuk
Ahmad Sopyan Asauri, Andanu Ibrahim, Sholaluh
Imani El Azmi, Bill Tesyar, Danang Triatmodjo,
Mughni Nurochman, Putra Akbar Al kautsar, Septian
Wahid Saputra, Irvan Fatahillah, Fadel Muhammad
Anugrah, dan Meteor Mardiansyah Semoga kalian
akan sukses di masa mendatang dan tetap menjadi
sahabat terbaik.
11. Seluruh Anggota KKN Bumi 2016 yaitu k Anam,
Bimo, Intan, Gipa, Salman, Teguh, Ucup, Yogi,
Yuniar, dan Yonia yang telah berbagi pengalaman
v
berharga dan menjadi keluarga baru. Semoga
Silaturahim akan tetap terjaga.
12. Segenap Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Komunikasi dan Penyiaram Islam periode
2014-2015 yang telah memberikan pelajaran dan
pengalaman yang berharga saat berada di kampus.
13. Keluarga UKM FORSA, Terkhusus Divisi Sepakbola
UIN Jakarta yaitu Achmad Kurniawan, Adi Sucipto,
Fajri Ilhami, Jordi Moenalsyah, Musa Saiful Islam,
Muhammad Sahrulloh, Puji Restu Permadani, Ricky
Prasetya, Arif Dermawan, Panji Mulyotomo, dan
Ridwan Hidayat Meha yang telah memberikan
pelajaran seputar sepak bola sehingga banyak ilmu
yang didapatkan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran skripsi ini. Semoga Allah Subhnahu wa Ta’ala
memberikan kebaikan dan karunia yang tidak terhingga kepada
kita semua. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya dan dapat memberikan kontribusi positif bagi
bidang keilmuan.
Jakarta, 3 Mei 2018
Asep Hermawan
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ............................................................. 6
D. Tujuan Penelitian............................................................... 6
E. Manfaat Penelitian............................................................. 7
F. Metodologi Penelitian ....................................................... 7
G. Tinjauan Pustaka ............................................................... 11
H. Sistematika Penulisan........................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 14
A. Komunikasi Antarpribadi .................................................. 14
1. Definisi Komunikasi ..................................................... 14
2. Komunikasi Antarpribadi ............................................. 16
3. Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal........ 18
4. Tujuan Komunikasi Interpersonal ................................ 22
5. Tahap-tahap Hubungan Antarpribadi ........................... 26
B. Teori Penetrasi Sosial ........................................................ 29
1. Asumsi Teori Penetrasi Sosial ...................................... 31
2. Tahapan Proses Penetrasi Sosial................................... 32
vii
C. Nilai-nilai Agama ............................................................. 36
BAB III GAMBARAN UMUM....................................................... 45
A. Sejarah PSSI ...................................................................... 45
B. Struktur Kepengurusan PSSI 2013.................................... 51
C. Struktur Pelatih dan Pemain Tim Nasional U-19 2013 ..... 52
D. Profil Pelatih Tim Nasional Sepakbola U-19 .................... 53
1. Karier Indra Sjafri ......................................................... 53
2. Penghargaan Indra Sjafri .............................................. 55
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................. 56
A. Komuikasi Antarpribadi Indra Sjafri terhadap Pemain
Timnas U-19 ...................................................................... 56
a. Tahap Pertama Orientasi (Orientation Stage) .............. 59
b. Tahap Kedua Pertukaran Penjajakan Afektif
(Exploratory Affective Stage) ....................................... 62
c. Tahap Ketiga Pertukaran Afektif (Affective Stage) ...... 64
d. Tahap Keempat Pertukaran Stabil (Stable Stage)......... 66
B. Analisis Nilai-nilai Keagamaan yang tertanam pada
Timnas U-19 ...................................................................... 69
1. Akidah........................................................................... 71
2. Ibadah............................................................................ 74
3. Akhlak........................................................................... 79
BAB V PENUTUP............................................................................ 83
A. Kesimpulan........................................................................ 83
B. Saran .................................................................................. 84
viii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 86
LAMPIRAN –LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Daftar Susunan Kepengurusan PSSI 2013 .................. 51
Grafik 3.2 : Struktur Pelatih dan Pemain Tim Nasional
Sepakbola
U-19............................................................................ 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencarian bibit-bibit muda sepakbola sudah di lakukan
pelatih tim nasional U-19 yaitu Indra SJafri, sejak tahun 2012
pencarian bakat ke pelosok Tanah Air beserta tim pelatih
telah mendatangi lebih dari 45 kota untuk mencari bakat-
bakat terpendam pesepak bola Indonesia usia muda.
Kesadaran untuk menelusuri bakat terbaik di berbagai
pelosok Tanah Air di picu karena banyak pemain titipan,
sejumlah oknum pengurus sepak bola saat itu ketika Indra
Sjafri melatih tim nasional u-16 pada tahun 2011.
Para oknum tersebut mengatakan bahwa tidak ada
pemain berkualitas di daerah karena para pemain berkualitas
semua berkumpul di kota-kota besar Indonesia. Indra sjafri
berinisiatif untuk mencari potensi dan bakat terpendam ke
berbagai penjuru kota di Indonesia.
Pencarian pemain berbakat oleh Indra yang dilakukan
berbagai penjuru Tanah Air memilih 105 pemain untuk
melakukan pemusatan latihan di Jakarta, setelah hasil seleksi
selanjutnya Indra memilih 25 pemain yang layak untuk
mengikuti piala AFF U-19.
2
Hasil seleksi 25 pemain maka terbentuklah tim
nasional U-19 2013, pencarian pemain tersebut dipersiapakan
untuk kompetisi piala AFF U-19 yang dimulai pada tanggal
9-22 September 2013 yang di ikuti oleh 10 negara Asia
seperti Indonesia, Timor Leste, Laos, Kamboja, Singapura,
Filipina, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Thailand, Brunei.
Indonesia yang tergabung di group A dalam piala AFF
berhasil melaju ke babak selanjutmya ke fase group setelah
berhasil menang melawan Malaysia, Thailand, Myanmar,
Brunei, dan kalah melawan Vietnam. Babak selanjutnya
asuhan Indra berhasil mengalahkan Timor Leste dengan Skor
2-0, dan final Indonesia berhasil memang adu penalty 7-0
sehingga menjuarai AFF 2013.
Para pemain tim nasional u-19 mencerminkan
keberagamaan bukan hanya beragama muslim saja seperti
Maldini, Paulo, dan Yabes beragama Kristen, lalu ada juga
Putu beragama Hindu. Mereka semua hidup bersama dalam
semangat keberagamaan yang dipenuhi toleransi.
Saat diluar dan dilapangan Indra menjalin komunikasi
dengan baik dengan para pemain tim nasional U-19 tidak
mengenal agama, suku, budaya, dan lainnya. Indra selalu
memberikan pesan-pesan informasi untuk memberikan
masukan-masukan yang berhubungan dengan para pemain
tim nasional U-19.
3
Komunikasi yang dibangun Indra Sjafri yaitu
antarpribadi yang dilakukan antara pelatih dengan pemain tim
nasional sepak bola U-19 Indonesia. Tim nasional sepak bola
U-19 Indonesia adalah tim nasional sepak bola yang berisikan
para pemain di bawah usia 19 tahun yang mewakili Indonesia
pada sepak bola internasional. Tim ini berada di bawah
kendali Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Pelatih
merupakan seorang yang bertugas untuk melatih dan
membina sebuah tim atau atlet yang dipersiapkan untuk
sesuatu penampilan yang menghasilkan sebuah pencapaian
atau target. Seorang pelatih juga bukan hanya memberikan
informasi berupa teknik dan taktik, meningkatkan kapasitas
fisik, dan menguatkan mental di dalam lapangan, serta
melakukan uji coba pertandingan sebelum melakukan
pertandingan kompetisi sepak bola. tapi juga dengan
memberikan pesan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan
para pemain nya di luar maupun di dalam lapangan.
Perilaku keagamaan adalah segala bentuk amal
perbuatan, ucapan, pikiran dan keikhlasan seseorang sebagai
bentuk ibadah , perilaku keagamaan disebut juga segala
aktivitas manusia dalam kehidupan didasarkan atas nilai-nilai
agama yang diyakininya.1 Diantaranya perilaku keagamaan
meliputi: aqidah, akhlak, dan muammalah. Sehingga manusia
harus menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya.
1A. M. Wibowo, "Dampak Kurikulum PAI Terhadap PerilakuKeagamaan (Studi Komparasi antara Kurikulum PAI Plus dengan PAIDiknas)", Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan. 2010, Vol. XVII, No.01.
4
Menanamkan nilai-nilai keagamaan sangat penting
bagi para pemain Timnas U-19. Alasan dari menanamkan
nilai-nilai keagamaan yaitu dapat meraih ketentraman rohani,
ketika menghadapi kesukaran, maka ia akan menghadapi
dengan tabah, tenang dan dianggap sebagai cobaan Tuhan
kepada hambanya yang beriman. Menentramkan batin,
mendapatkan ketenangan hati bahkan agama dapat memberi
jalan, penenang hati bagi jiwa yang gelisah. mereka akan
merasakan jauh lebih baik dari sebelumnya dan selalu
mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan
kepadanya, karena sesungguhnya ketenangan hidup tidak
hanya pada faktor luar saja akan tetapi tergantung pada
bagaimana sikap seseorang menghadapi faktor tersebut.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang mempunyai kelebihan
dibandingkan makhluk-makhluk lainnya. Namun, manusia
juga mempunyai kelebihan dan kekurangan dan memiliki
sifat pelupa, terkadang pun acuh terhadap permasalahan yang
menurut ia cenderung susah dimengerti.
Tujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan bagi
para pemain timnas U-19 ialah memberikan penanaman
dalam hidup untuk lebih baik lagi. Dalam kesehariannya para
pemain yang beragama islam selalu menjalankan aktifitas-
aktifitas keagamaan yang wajib maupun sunnah. Ajaran
agama harus kita tanamkan sejak dini agar para pemain tim
nasional U-19 tingkah lakunya sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh agama, maka dalam menjalankan hidupnya ia
bersikap wajar, tenang dan tidak melanggar hukum dan
5
peraturan masyarakat dimana ia tinggal. Sehingga nilai-nilai
positif dari penanaman nilai-nilai keagamaan bagi para
pemain tim nasional sepak bola U-19 Indonesia bukan hanya
untuk diri sendiri dan lingkungannya, akan tetapi keberhasilan
atas juara piala AFF 2013 merupakan hadiah untuk semua
masyarakat Indonesia.
Berdasarakan uraian di atas, maka sangat menarik
untuk meneliti lebih jauh mengenai kegiatan penanaman
keagamaan yang diterapkan oleh pelatih dalam tim nasional
U-19. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul skripsi ini
dengan "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PELATIH
DENGAN TIM SEPAK BOLA DALAM
MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN (Studi
Kasus TIMNAS U-19)".
B. Batasan Masalah
Berdasarkan gambaran yang tertuang dari latar
belakang di atas, merasa perlu untuk memberikan batasan
kajian dan merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan
dibahas oleh peneliti agar arah, tujuan dan sasaran yang akan
disampaikan akan lebih jelas dan terarah. Dengan demikian,
penelitian ini difokuskan pada komunikasi antarpribadi
pelatih tim nasional U-19 2013 dalam menanamkan nilai-nilai
keagamaan.
6
C. Rumusan Masalah
Bedasarkan pembatasan di atas, maka permasalahan
yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana komunikasi antarpribadi pelatih tim nasional
sepakbola U-19 dalam menanamkan nilai-nilai
keagamaan?
a. proses komunikasi dalam tahap orientasi?
b. Proses komunikasi dalam tahap Pertukaran
Penjajakan Afektif?
c. Proses komunikasi dalam tahap pertukaran
afektif?
d. Proses komunikasi dalam tahap Pertukaran Stabil?
2. Bentuk nilai-nilai keagamaan apa yang ditanamkan
pelatih dalam berkomunikasi kepada tim nasional sepak
bola U-19?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi pelatih
terhadap tim nasional sepakbola U-19 dalam menanamkan
nilai-nilai keagamaan.
2. Untuk mengetahui bentuk nilai-nilai keagamaan apa yang
diterapkan oleh pelatih dalam berkomunikasi kepada tim
nasional U-19.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk
memperdalam tentang komunikasi antarpribadi, selain itu
sebagai bahan rujukan atau referensi tambahan bagi studi
komunikasi antarpribadi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi khususnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
informasi awal bagi penelitian selanjutnya mengenai
pembahasan tentang komunikasi antarpribadi serta dapat
memenuhi kebutuhan khalayak mengenai informasi tentang
komunikasi antarpribadi, kemudian sebagai dasar untuk
bahan studi selanjutnya dalam bidang komunikasi, serta
sebagai dasar untuk bahan studi selanjutnya dalam bidang
komunikasi.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian: kualitatif
Pengamatan peneliti secara langsung dilakukan di
dalam lapangan dan luar lapangan terhadap Indra Sjafri
dengan situasi, peristiwa, berhubungan dalam bahasanya
dan peristilahannya dengan orang tersebut selama
berlangsung nya komunikasi terhadap pemain secara
Individu-individu sehingga peneliti menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif.
8
2. Paradigma Penelitian: konstruktivisme
Peneliti menggunakan Paradigma konstruktivisme
yaitu dengan melakukan pengamatan dan objektivitas
dalam menemukan suatu realitas ketika terjadinya nya
komunikasi antar pelatih dengan pemain. Ketika di luar
dan dalam lapangan meneliti apa yg dilakukan Indra Sjafri
terhadap pemain secara terperinci dalam menciptakan dan
memelihara/mengelola dunia sosial mereka.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang
meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan
menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan
menggunakan berbagai sumber data.2
Peneliti menyelidiki secara cermat terhadap Indra
SJafri dan Pemain suatu program, peristiwa, aktivitas,
proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi
oleh waktu dan aktifitas, dan peneliti mengumpulkan
informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian ialah Pelatih TIMNAS U-19 yaitu Indra Sjafri.
2Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teoridan Praktik,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 121.
9
Sedangkan objek penelitiannya yaitu komunikasi
antarpribadi Pelatih dengan TIMNAS U-19.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor PSSI Kemang
Timur V, Jakarta Selatan, dimulai dari November 2016
sampai Februari 2017.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui
beberapa tahap:
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab langsung kepada narasumber dengan
menggunakan wawancara terstruktur yang
disiapkan oleh penulis.3
Wawancara dilakukan dengan Coach Indra Sjafri
selaku kepala pelatih pada tanggal 13 Januari 2018
di restoran Ninety Nine Grand Indonesia dan
Muhammad Hargianto sebagai pemain timnas U-
19 dilakukan pada 08 Juli 2018 di toko Mh8cloth
Kebon Jeruk.
b. Observasi
Pengamatan secara langsung di lakukan
ketika peneliti meneliti di luar dan dalam lapangan
selama berlangsung nya proses komunikasi Indra
3M. Nasir, Metodologi Penelitian, (Jakarta :Ghalia Indonesia, 1998),hlm. 182.
10
Sjafri dengan pemain dari awal bertemu hingga
berkahir nya kompoetisi piala AFF 2013, seperti
Indra Sjafri memberikan pesan terhadap salah
pemain untuk memiliki pribadi yang baik secara
agama, bagi yang beragama islam untuk
melakukan sholat, pemain beragama Kristen
seperti Maldini, Paulo, dan Yabes untuk
melakukan ibadah ke gereja setiap minggu, dan
putu gede yang beragama Hindu untuk
mengingatkan beribadah.
Ketika di dalam lapangan Indra
memberikan pesan terhadap para pemain untuk
mekakukan sujud syukur apabila mencetak gol ke
gawang lawan dan di akhir pertandingan menang
maupun kalah ia berpendapat bahwa bukti rasa
syukur terhadap Tuhan setelah diberikan
kebahagiaan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan
data melalui pengumpulan dokumen-dokumen
untuk memperkuat informasi. Dokumentasi dapat
dilakukan untuk mencari data mengenai
permasalahan yang diteliti dari berbagai macam
dokumen seperti arsip, artikel dan buku-buku yang
berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti.
Dalam dokumentasi, selain penulis sendiri
mendokumentasi foto dan dokumen-dokumen
11
tentang pelaksanaan kegiatan TIMNAS U-19 di
dalam maupun di luar dilapangan, penulis juga
mengambil hasil dokumentasi dari internet, buku,
majalah, koran, cd, dan lain-lainnya.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan
ke dalam bentuk yang lebih mudah dan diinterpretasikan.4
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan
data yang berhubungan dengan Komunikasi Antarpribadi
Pelatih tim nasional U-19 dalam Menanamkan Nilai-nilai
Keagamaan. Kemudian menganalisanya, dengan membuat
perbandingan antara data temuan dengan teori yang telah
ada sebelumnya. Kemudian terakhir disajikan dalam
bentuk laporan hasil penelitian.
Menurut Miles dan Huberman ada tiga tahapan
yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian
kualitatif, yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan
kesimpulan.5
G. Tinjauan Pustaka
Sebelum menentukan judul skripsi ini, peneliti juga
melakukan tinjauan pustaka ke Perpustakaan Umum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
4Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, MetodePenelitian Survey,(Jakarta : LP3S, 1989) cetke 1, hlm. 263
5Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teoridan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 210.
12
dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pada hasil tinjauan tersebut
peneliti menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan
skripsi yang diteliti, yaitu:
“Komunikasi Antarpribadi Antara Guru dan Murid
Dalam Memotivasi Belajar di Sekolah Dasar Annajah
Jakarta” oleh Ida Nurhayati, Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014.
“Komunikasi Antarpribadi Antara Pengajar dan
Murid Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga
Pendidikan Bahasa Lafazh Center Serpong Tangerang” oleh
Adik Dikri Jurusan, Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.
“Pola Komunikasi Guru dan Murid Dalam Pembinaan
Ibadah Shalat di Roudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo
Gebang Cakung” oleh Aziyati Ruhmana Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.
Adapun kesamaan skripsi ini dengan skripsi
sebelumnya adalah sama-sama membahas tentang
komunikasi Antarpribadi. Adapun perbedaan antara skripsi
yang dibuat dengan skripsi sebelumnya terletak pada subjek
dan objek penelitian.
13
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kerangka teori, metodologi penelitian, tinjauan pustaka,
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab kedua membahas tentang tentang komunikasi
antarpribadi, nilai-nilai agama.
BAB III GAMBARAN UMUM
Meliputi: Latar belakang berdirinya PSSI, struktur
kepengurusan PSSI, struktur pelatih dan pemain, dan biografi
pelatih.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab keempat menjelaskan analisis komunikasi
antarpribadi pelatih timnas Sepak Bola U-19 dalam
Menanamkan Nilai-nilai Agama dan faktor pendukung dan
penghambat.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh
rangkaian pembahasa penelitian ini. Bab ini berisi mengenai
kesimpulan dan saran-saran mengenai penelitian ini.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Antarpribadi
1. Definisi Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin
berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin
mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui
apa yang terjadi dalam dirinya, rasa ingin tahu ini memaksa
manusia perlu berkomunikasi.
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemah
dari Bahasa Inggris Communication yang dikembangkan di
Amerika Serikat dan komunikasi pun berasal dari unsur
persurat kabaran, yakni journalism.1 Istilah komunikasi
berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi.
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D.
Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu
tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa,
kepada siapa dan apa pengaruhnya”.2
1Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Lembaga Penelitian (Jakarta: UINJakarta dan UIN Press, 2007), cet-1 h. 9.
2Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 18.
15
Everett M. Rogers seorang pakar sosiologi pedesaan
amerika yang telah banyak memberikan perhatian pada studi
riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi
membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu
hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan),
di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah
laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian
dari orang-orang yang ikut serta dalam proses komunikasi.
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga menggunakan bahasa
nonverbal dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.
Dari pengertian komunikasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran pesan dari satu individu kepada individu lain dan
bisa menghasilkan umpan balik atau respons.
Komunikasi merupakan alat untuk mewujudkan
interaksi antara sesama manusia dalam rangka saling
memberikan informasi demi terciptanya saling memahami
dan sebagai bentuk penyatuan persepsi dari berbagai hal atau
masalah yang dihadapi dalam setiap kehidupan manusia.
16
Karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi
berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan
dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan
arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
Komunikasi bahkan tidak selalu melibatkan manusia dengan
manusia. Namun juga terjadi proses komunikasi antara
manusia dengan alam, manusia dengan binatang, manusia
dengan mesin, dan manusia dengan Sang Pencipta.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah “komunikasi yang
berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung
dalam bentuk percakapan”. Komunikasi jenis ini bisa
berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga
melalui media telepon.3
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka
antardua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.4
Komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
3Onang Uchyana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi (Bandung:Alumni, 1981), h. 48.
4Agus M. Harjana, Komunikasi Interpersonal & Intrapersonal(Yogyakarta: Kansius, 2003), h. 85.
17
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara
verbal maupun nonverbal.5
Berinteraksi dalam tiap hubungan seperti pasien-
dokter, guru-murid, orangtua-anak, supervisor-karyawan, dan
sebagainya memberikan kesempatan kepada komunikator
untuk memaksimalkan fungsi berbagai macam saluran
(penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman) untuk
digunakan dalam sebuah interaksi.6
Komunikasi antar pribadi di sini diartikan sebagai
salah satu bentuk dari komunikasi antar manusia yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya secara bersama dan
terjadi proses saling mempengaruhi diantara kedua belah
pihak untuk mencapai kesamaan makna.
Menurut Devito, komunikasi antarpribadi adalah
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan
umpan balik yang langsung.7 Secara umum komunikasi
antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran
makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.
Pengertian proses mengacu perubahan dan tindakan (action)
yang berlangsung terus menerus.
5Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011), cet-1 h. 4.
6West & Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi,(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), cet-3 h. 36.
7Joseph Devito A, Human Communication, (New York: HarperCollinc Colege Publisher, 1997). Dikutip oleh Roudhonah, Ilmu Komunikasi.Lembaga Penelitian (Jakarta: UIN Jakarta dan UIN Press, 2007), cet-1 h. 107.
18
Dari berbagai pemahaman di atas penulis
menggunakan komunikasi antarpribadi menurut Devito yaitu
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan
umpan balik yang langsung.
3. Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal
Perspektif kompenensial, yaitu melihat komunikasi
antarpribadi dari komponen-komponennya, yakni
“merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara
dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan
berbagai efek dan umpan balik” (feed back).
Komponen-komponen tersebut harus dijelaskan
sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan
komunikasi antarpribadi. Diantara komponen-komponen
tersebut adalah:
a. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan
kepada khalayak. Komunikator biasa disebut
sumber (source) atau pengirim pesan (encoder),8
yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal,
yang kemudian akan disampaikan kepada pihak
lainnya, yaitu penerima pesan. Sumber atau
pengirim pesan sering pula disebut
8 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PTRajagrafindo Persada, 2007), h. 85.
19
„komunikator‟. Sumber atau komunikator bisa
jadi adalah individu, kelompok atau bahkan
organisasi.
b. Encoding
Dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-
idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima
oleh indera pihak penerima baik berupa kata-kata,
simbol dan sebaginya. Encoding dalam proses
komunikasi dapat berlangsung satu kali, namun
dapat terjadi berkali-kali.
c. Pesan-pesan
Pesan-pesan dalam komunikasi antarpribadi bisa
berbentuk verbal dalam penggunaannya
menggunakan bahasa atau nonverbal biasa disebut
bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language)9
atau gabungan antara keduanya.
d. Decoding
Tindakan untuk menginterprestasikan dan
memahami pesan-pesan yang diterima, disebut
sebagai decoding. Dalam komunikasi antarpribadi,
karena pengirim sekaligus juga bertindak sebagai
penerima, maka fungsi decoding dilakukan oleh
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi
antarpribadi.
9Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PTRajagrafindo Persada, 2007), h. 103.
20
e. Saluran atau channel
Saluran atau channel yakni alat yang
menghubungkan pengirim dan penerima pesan
gelombang radio membawa kata-kata yang
diucapkan penyiar di studio atau membuat pesan
visual yang ditampilkan dilayar kaca televisi.
Aliran udara juga dapat berfungsi sebagai saluran.
Ketika seseorang mencium aroma makanan maka
udara bertindak sebagai saluran yang
menyampaikan pesan ke hidung seseorang
tersebut.10
f. Gangguan atau noise
Gangguan atau noise yakni seringkali terjadi
pesan-pesan yang dikirim berbeda dengan pesan-
pesan yang diterima. Hal ini disebabkan adanya
gangguan pada saat terjadinya komunikasi.
Gangguan tersebut bisa berupa gangguan teknis,
gangguan sematik dan psikologis, gangguan fisik,
gangguan status, gangguan kerangka berfikir,
gangguan budaya.
1. Gangguan teknis
Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang
digunakan dalam komunikasi mengalami
gangguan, sehingga informasi yang di transmisi
10Andhy Chory Wardhany, Teori Komunikasi, (Jakarta: PT GhaliaIndonesia 2009), h-19.
21
melalu saluran mengalami kerusakan (channel
noise).
2. Gangguan semantik dan psikologis
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi
yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa
yang digunakan.
3. Gangguan fisik
Gangguan fisik ialah rintangan yang disebabkan
karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh
sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor
pos, kantor telepon, jalur transportasi dan
semacamnya.
4. Gangguan status
Gangguan status ialah rintangan yang disebabkan
karena jarak sosial diantar peserta komunikasi,
misalnya perbedaan status antara senior dan yunior
atau atasan dan bawahan.
5. Gangguan kerangka berfikir
Gangguan kerangka berfikir ialah gangguan yang
disebabkan adanya perbedaan persepsi antara
komunikator dan khalayak terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi.
6. Gangguan budaya
Gangguan budaya ialah gangguan yang terjadi
disebabkan karena adanya perbedaan norma,
22
kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-
pihak yang terlibat dalam komunikasi.11
g. Umpan balik atau feedback
Umpan balik atau feedback yakni unsur yang
sangat penting dalam proses komunikasi
antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara
terus menerus dan bergantian memberikan umpan
balik dalam berbagai cara, baik secara verbal
maupun secara nonverbal.
h. Akibat
Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai
akibat, baik pada salah satu pelaku atau keduanya.
Akibat yang terjadi bisa merupakan akibat negatif
ataupun akibat positif.
4. Tujuan komunikasi interpersonal
Dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi
mempunyai beberapa tujuan, yang antara lain adalah:12
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
Maksudnya dengan membicarakan diri kita sendiri
pada orang lain, maka kita akan mendapat
perspektif baru tentang diri kita sendiri dan
memahami lebih mendalam tentang sikap dan
11 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada, 2007), h. 153.
12 Suranto, Komunikasi Interpersonal, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011)h.15.
23
perilaku kita. Kemudian, dengan komunikasi
antarpribadi pula kita dapat belajar tentang
bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka
diri kepada orang lain. Dengan komunikasi
antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap
dan prilaku orang lain.
b. Mengetahui dunia luar
Maksudnya dengan berkomunikasi antarpribadi,
memungkinkan kita memahami lingkungan kita
secara baik. Banyak informasi yang kita ketahui
datang dari komuniaksi antarpribadi. Meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita
dari media massa hal itu sering kali didiskusikan
dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui
interaksi antarpribadi.13
c. Menciptakan dan memelihara hubungan
menjadi bermakna.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin
menciptakan dan memelihara hubungan baik
dengan orang lain.
d. Mengubah sikap dan perilaku
Maksudnya adalah dalam komunikasi anatrpribadi
sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku
orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu
cara tertentu, mencoba makanan baru,
13 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT BumiAksara, 2009), h. 166.
24
mendengarkan musik tertentu, menonton televisi,
memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa
sesuatu itu benar atau salah.
e. Bermain dan mencari hubungan
Kadang hal bermain dan mendapat hiburan ini
dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya
komunikasi yang demikian perlu dilakukan karena
dapat memberi suasana baru yang terlepas dari
keseriusan dan ketegangan.
f. Memberikan bantuan (konseling)
Ahli-ahli kejiwaan ahli psikologis klinis dan terapi
menggunakan komunikasi interpersonal dalam
kegiatan professional mereka untuk mengarahkan
kliennya. Dalam kehidupan sehari-hari di kalangan
masyarakat pun juga dapat dengan mudah
diperoleh contoh yang menunjukan fakta bahwa
komunikasi interpersonal dapat dipakai sebagai
pemberian bantuan (konseling) bagi orang yang
memerlukan. Tanpa disadari setiap orang ternyata
sering bertindak sebagai konselor maupun
konseling dalam interaksi interpersonal sehari-
hari. Misalnya seseorang remaja bercerita tentang
masaalaha yang hadapinya kepada sahabatnya
mengenai putus cinta. Tujuan melakukan bercerita
tersebut adalah untuk mendapatkan bantuan
pemikiran sehingga didapatkanlah solusi yang
baik.
25
Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu
pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan
menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan
makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam
proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman
diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap
pesan-pesan yang digunakan dalam proses
komunikasi.
Dari pemahaman atas, prinsip-prinsip pokok
pikiran yang terkandung dalam berbagai
pengertian tersebut dapatlah dikemukakan menjadi
pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah
proses penyampaian dan penerimaan pesan antar
pengirim pesan (sender) dengan penerima
(receiver) baik secara langsung (primer) apabila
pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling
berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan
komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan
oleh adanya penggunaan media tertentu.
Dengan kata lain, bahwa dalam memahami proses
komunikasi antarpribadi menuntut pemahaman
hubungan yang simbiotis antara komunikasi
dengan perkembangan relasional, yaitu
komunikasi akan mempengaruhi perkembangan
rasional, dan pada gilirannya perkembangan
relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara
26
pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan
tersebut. Artinya, dalam melakukan komunikasi
antarpribadi, bukan hanya sekedar menyampaikan
pesan tetapi bagaimana pihak-pihak yang terlibat
di dalamnya dapat menentukan kadar hubungan
antarapribadi tersebut, sehingga diantara
komunikator dan komunikan akan terjadi
pengembangan hubungan yang berdampak pada
peningkatan hubungan antarapribadi
5. Tahap-tahap Hubungan Antarpribadi
Ada beberapa tahapan dalam menciptakan hubungan
antarpribadi, antara lain:
a. Pembentuk hubungan antarpribadi
Tahap ini disebut dengan tahap perkenalan. Menurut
Steve Duch, perkenalan adalah proses komunikasi
dimana individu mengirimkan (secara sadar) atau
menyampaikan (kadang tidak sengaja) informasi
tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal
sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang agak
berbeda pada bermacam-macam tahap perkembangan
persahabatan). Namun, fokus pada pembahasan ini
adalah pada proses penyampaian dan penerimaan
informasi dalam bentuk hubungan. Hal-hal yang
menarik dalam proses perkenalan adalah:
1. Fase kontak yang permulaan (initial contect
phase), yang ditandai oleh usaha kedua belah
27
pihak untuk menangkap informasi dari reaksi
kawannya. Masing-masing pihak berusaha untuk
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai
pihak yang lain.
2. Proses saling menilik “Newcomb” menyebut
sebagai “reciprocal scanning”. Pada fase ini
informasi yang dicari dan disampaikan umumnya
berkisar mengenai data demografis, usia,
pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan
lain-lain.
b. Peneguhan hubungan antarpribadi
Hubungan antarpribadi disebut sebagai tindakan
statis, tetapi selalu berubah. Perubahan memerlukan
tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan
keseimbangan. Ada empat faktor dalam memelihara
keseimbangan:
1. Keakraban, merupakan pemenuhan kebutuhan
akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan
terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat
tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
2. Kontrol, yaitu kesepakatan tentang siapa yang
akan mengontrol siapa dan bilamana. Konflik
terjadi umumnya bila masing-masing ingin
berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau
mengalah.
28
3. Respons yang tepat, yaitu respons A harus diikuti
oleh B yang sesuai. Respons terbagi menjadi dua,
yaitu:
a). konfirmasi, yaitu akan memperteguh hubungan
interpersonal. Macam-macam konfirmasi adalah:
(a) pengakuan langsung. Contoh, saya setuju, anda
benar. (b) perasaan positif. (c) respons minta
keterangan. (d) respons setuju. (e) respons
suportif. Contoh, saya mengerti apa yang anda
rasakan.
b). diskonfirmasi, yaitu yang akan merusakannya.
Macam-macamnya: (a) respons sekilas, memberi
respons, tetapi mengalihkan pembicaraannya. (b)
respons impersonal, seperti member respons
dengan menggunakan kata ganti orang ketiga,
orang memang sering marah diperlukan seperti itu.
(c) respons kosong, contoh: saya tidak
menghiraukan anda sama sekali. (d) respons yang
tidak relevan. (e) respons interupsi. (f) respons
rancu. (g) respons kontadiktif.
4. Nada emosional yang tepat. Yakni bila terjadi
emosional, maka berusaha untuk menahannya.
Contohnya: saya menyamakan susasana saya
dengan suasana anda.
29
B. Teori Penetrasi Sosial
Teori penetrasi sosial merupakan bagian dari teori
pengembangan hubungan atau relationship development
theory. Altman & Taylor mengusulkan model ini sebagai
suatu proses bagaimana orang saling mengenal satu sama
lain. Model ini juga melibatkan self-disclosure tetapi dalam
perspektif waktu, yaitu ketika berlangsungnya pengembangan
suatu hubungan. Artinya, seseorang mengenal orang lain
secara gradual melalui komunikasi yang semakin
meningkat.14
Teori penetrasi social (social penetration theory)
berupaya mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan
dan keintiman seseorangdalam menjalani hubungan dengan
orang lain.15Maksudnya adalah teori ini mengupas tentang
bagaimana seseorang meningkatkan kualitas hubungannya,
bermula dari rasa sungkan untuk berbicara hingga akhirnya
mencapai tahap terbuka antara satu sama lain.
Penetrasi sosial merupakan proses bertahap, dimulai
dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab hingga berbagi
informasi menyangkut topik pembicaraan yang lebih
pribadi/akrab, seiring dengan hubungan disini orang akan
14West & Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis danAplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), cet-3 h. 196.
15Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta:Kencana Prenada Group, 2013), h. 296.
30
membiarkan orang lain untuk mengenal dirinya secara
bertahap.16
Proses penetrasi sosial mencakup di dalamnya
perilaku verbal (kata-kata yang kita gunakan), perilaku
nonverbal (poster tubuh kita, sejauh mana kita tersenyum, dan
sebagainya), dan perilaku yang berorientasi pada lingkungan
(ruang antara komunikator, objek fisik yang ada dalam
lingkungan, dan sebagainya).17
Altman dan Taylor menggunakan bawang merah
(union) sebagai analogi untuk menjelaskan bagaimana orang
melalui interaksi saling mengelupas lapisan informasi
mengenai diri masing-masing. Lapisan luar berisi informasi
superfisial seperti nama, alamat atau umur. Ketika lapisan ini
sudah terkelupas kita semakin mendekati lapisan terdalam
yaitu lapisan informasi tentang kepribadian seorang.18 Dapat
dipahami bahwa semakin dalam dan semakin pribadi
informasi yang disampaikan kepada lawan bicara berarti
hubungan yang terjalin semakin akrab. Adapun keakraban
terbentuk karena ada rasa nyaman dan rasa saling percaya.
Pada analogi bawang ini, menjelaskan bagaimana
proses penetrasi sosial dalam hubungan dapat terjadi.
Terdapat pembagian-pembagian tingkat penetrasi sosial
bedasarkan lapisan-lapisan yang ada di bawang tersebut,
16S. Djuarsa Sendjaja, dkk. Teori Komunikasi (Jakarta: UniversitasTerbuka: 1994), h.80.
17West & Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis danAplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), cet-3 h. 196
18S. Djuarsa Sendjaja, dkk. Teori Komunikasi (Jakarta: UniversitasTerbuka: 1994), h.80
31
lapisan itu diibaratkan sebagai suatu proses kedalaman
interaksi yang terjadi. Terdapat 4 tahap, yaitu Orientation
stage, Exploratory Affective Stage, Affective Stage, dan Stable
Stage. Disini dijelaskan bagaimana dalam proses
berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses
gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara
keduanya.19
1. Asumsi Teori Penetrasi Sosial
a. Hubungan-hubungan memiliki kemajuan dari tidak
intim menjadi intim. Hubungan komunikasi antara
orang dimulai pada tahapan superfisial dan
bergerak pada sebuah kontinum menuju tahapan
yang lebih intim.20
b. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi
(penarikan diri) dan disolusi. Hal ini dapat
dipahami jika proses komunikasi sebelumnya
terdapat banyak konflik yang cenderung destruktif
atau konflik yang tidak berkesudahan maka
hubungan ini akan semakin jauh. Karena, baik
komunikator maupun komunikan merasa kurang
nyaman antara satu sama lain. Akibatnya, masing-
masing dari mereka semakin menjauhkan diri.
c. Pembukaan diri adalah inti dari perkembangan
hubungan. Hubungan yang tidak intim bergerak
19Griffin, Emory A, A First Look at Communication Theory, 5thedition, (New York: McGraw-Hill, 2003), h-132
20Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008) h-197
32
menuju hubungan yang intim karena adanya
keterbukaan diri. Penulis memahami bahwa inti
dalam hubungan ialah keterbukaan diri, karena
keterbukaan diri ini ibarat sebuah jembatan yang
dapat menghubungkan dua kubu. Ketika kedua
belah pihak baik komunikator maupun komunikan
sudah saling terbuka, maka memungkinkan untuk
saling mengenal dan saling memahami satu sama
lain. Sehingga akan timbul rasa nyaman dan rasa
saling ingin mepertahankan kedekatan atau
hubungan.
2. Tahapan Proses Penetrasi Sosial
a. Tahap Pertama Orientasi (Orientation Stage)
Tahapan paling awal dari interaksi, disebut
sebagai tahap orientasi (orientation stage), terjadi
pada tingkat publik hanya sedikit mengenai diri kita
yang terbuka untuk orang lain. Selama tahapan ini,
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat biasanya hanya
hal-hal yang klise dan merefleksikan aspek superficial
dari seorang individu. Orang biasanya bertindak
sesuai dengan cara yang dianggap baik secara sosial
dan berhati-hati untuk tidak melanggar harapan
sosial. Selain itu, individu-individu tersenyum manis
dan bertindak sopan pada tahapan orientasi.21
21Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h.205.
33
Tahapan ini juga bisa disebut dengan lapisan terluar
dari seseorang apa yang dapat dilihat oleh orang lain.
b. Tahap Kedua Pertukaran Penjajakan Afektif
(Exploratory Affective Exchange)
Tahap kedua (lapisan kulit bawang kedua) disebut
dengan tahap pertukaran penjajakan afektif
merupakan perluasan area publik dari diri dan terjadi
ketika aspek-aspek dari kepribadian seorang individu
mulai muncul. Apa yang tadinya privat menjadi
publik. Para teoritikus mengamati bahwa tahap ini
setara dengan hubungan yang kita miliki dengan
kenalan dan tetangga yang baik. Seperti tahap-tahap
lainnya, tahap ini juga melibatkan perilaku verbal dan
non verbal.22 Seperti kesenangan dari segi makanan,
musik, lagu, hobi dan lain sejenisnya. Munculnya
diri, dalam tahap ini merupakan perluasan area publik
dari diri dan terjadi ketika aspek-aspek dari
kepribadian seorang
c. Tahap Ketiga Pertukaran Afektif (Affective
exchange stage)
Tahap selanjutnya tahap ketiga, tahap pertukaran
afektif. Tahapan ini ditandai oleh persahabatan yang
dekat dan pasangan yang intim. Menurut Taylor dan
Altman, tahap ini merupakan interaksi yang lebih
"tanpa beban dan santai” di mana komunikasi sering
22Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h.206.
34
kali berjalan spontan dan individu membuat
keputusan yang cepat, sering kali dengan sedikit
memberikan perhatian untuk hubungan secara
keseluruhan. Tahap pertukaran afektif
menggambarkan komitmen lebih lanjut kepada
individu lainnya, para interaktan merasa nyaman satu
dengan lainnya.23 Di tahap ini sudah mulai membuka
diri dengan informasi yang bersifat lebih pribadi,
seperti kesediaan menceritakan tentang masalah
pribadi, kejujuran total dan keintiman. Tahap ini
merupakan tahapan dimana berhubungan dengan
pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku
secara terbuka yang mengakibatkan munculnya
spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi.
d. Tahap Keempat Pertukaran Stabil (Stable Stage)
Tahap keempat adalah tahap yang terakhir dari
lapisan, sering disebut juga dengan tahap pertukaran
yang stabil. Pada tahapan ini, hal tersebut
berhubungan dengan pengungkapan pemikiran,
perasaan, dan perilaku secara terbuka yang
mengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan
hubungan yang tinggi. Dalam tahap ini, pasangan
berada dalam tingkat keintiman tinggi dan sinkron.
Lebih jelasnya yaitu menjelaska tentang perilaku-
perilaku di antara keduanya kadang kala terjadi
23Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008), h.207.
35
kembali, dan pasangan mampu untuk menilai dan
menduga perilaku pasangannya dengan cukup akurat.
Kadang kala, pasangan mungkin menggoda satu sama
lain mengenai suatu topik atau orang lain. Menggoda
di sini dilakukan dengan cara yang bersahabat.24
Kedekatan terhadap orang lain menurut Altman
dan Taylor, dapat dilihat sejauh mana penetrasi kita
terhadap lapisan-lapisan kepribadian. Dengan
membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap
lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita
membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat dan
taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat dari
sini. Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman
dan Taylor menjelaskan penjabaran sebagai berikut:
Pertama, kita lebih cepat akrab dalam hal pertukaran
lapisan terluar dari diri kita dari pada membicarakan
tentang hal-hal yang bersifat pribadi. Semakin dalam
berupaya untuk melakukan penetrasi, maka lapisan
kepribadian yang dihadapi akan semakin tebal dan
semakin sulit untuk ditembus.
Kedua, keterbukaan diri (self disclosure) bersifat
resiprokal (timbal-balik), terutama pada tahap awal
dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal
sebuah hubungan kedua belah pihak akan saling
antusias untuk membuaka diri dan keterbukaan ini
24Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008), h.208-209.
36
bersifat timbal balik. Akan tetapi, semakin dalam atau
semakin masuk ke dalam wilayah pribadi, biasanya
keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak
secepat pada tahap awal hubungan dan juga tidak
bersifat timbal balik.
Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan tetapi
akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke
dalam lapisan yang makin dalam. Keakraban
membutuhkan suatu proses yang panjang. Pada
dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebaabkan
kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh dan
mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk
melewati tahapan ini, hubungan tersebut akan lebih
stabil, lebih bermakna dan lebih bertahan lama.
C. Nilai-nilai Agama
Mukhtar Effendy, mengartikan nilai sebagai hal-hal
yang bersifat abstrak dan mengandung manfaat atau berguna
bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini
kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya.
Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau
kelompok social membuat keputusan mengenai apa yang
dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai.,25
Nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu
sistem kepercayaan yang telah berhubungan dengan subjek
25Mukhtar, Effendy. Eksiklopedi Agama dan Filsafat. (Palembang:Universitas Sriwijaya, 2001), h.894.
37
yang member arti manusia yang meyakini.26 Nilai juga
menjadi tolak ukur kita dalam mengerjakan sesuatu. Nilai
adalah standar dari tingkah laku yang mengikat manusia dan
sepatutnya dijalakan serta dipertahankan.
Nilai juga bagian dari potensi dari seseorang yang
berada dalam dunia rohaniah, tidak dapat dilihat, diraba, dan
sebagainya. Namun, nilai sangat berpengaruh dalam setiap
perbuatan dan penampilan seseorang. Dalam kamus Besar
Besar Indonesia, nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang
berguna dan penting bagi kemanusian. Misalnya dalam
konteks keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai
penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat
kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan
yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah lalku
keagamaan warga masyarakat bersangkutan.27
Sedangkan Lorens Bagus, menyebutkan nilai sebagai
harkat kualitas suatu hal yang dianggap istimewa dan yang
disukai, karena mempunyai nilai tinggi.28 Berbeda dengan
kedua pendapat diatas, Peter salim dan Yeni Salim
menyebutkan bahwa nilai merupakan suatu konsep abstrak
yang terdapat dalam diri manusia mengenai sesuatu yang
26HM. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jogjakarta:Pustaka Pelajar, 1996, h. 61
27Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BahasaIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 615.
28Lorens, Bagus. Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama, 1996), h.713.
38
dianggap baik dan benar dalam hal-hal yang dianggap benar
dan salah.29
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari atas
beberapa agama diantaranya: Agama Islam, Kristen, Hindu,
Budha, dan Kong Hucu. Agama sendiri berasal dari kata
Sankskrit, ada yang berpendapat bahwa kata itu tediri atas dua
kata, a berarti tidak dan gama berarti pergi, jadi agama
artinya tidak pergi, tetap di tempat diwarisi turun menurun.
Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Pendapat
lain mengatakan bahwa Agama berarti teks atau kitab suci.
Selanjutnya dikatakan bahwa gam berarti tuntunan. Agama
juga mempunyai tuntunan, yaitu kitab suci. Istilah agama
dalam bahasa asing bermacam-macam, antara la in religion
dan al-dhin.30
Durkheim, yang dikutip oleh Zainal Arifin Abbas,
dalam bukunya Perkembangan Pikiran Terhadap Agama
mengatakan, bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal yang suci. Kita sebgai umat beragama semaksimal
mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita
melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya.31
29Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Besar Bahasa IndonesiaKontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1996), h. 1034.
30Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (Jakarta:UI Press, 1979)jil.1, h.9.
31Zainal Arifin Abbas dkk, Desekularisasi Pemikiran LandasanIslamisasi (Bandung: Mizan, 1987), h.47.
39
Agama sering disebut sebagai jalan (the way), yang
harus dijalani oleh setiap orang yang menginginkan
kebahagian dunia dan akhirat. Penanaman hakikatnya adalah
sebuah upaya untuk merealisasikan nilai-nilai agama dalam
rangka membentuk, memelihara dan meningkatkan kondisi
jiwa dan memperbaiki moral dan budi pekerti yang luhur.
Nilai-nilai keagamaan terdiri dari dua kata yaitu kata
nilai dan keagamaan. Nilai itu tersendiri adalah hakikat suatu
hal yang menyebabkan hal itu dikejar oleh manusia. Nilai
juga berarti keyakinan yang membuat seseorang bertindak
atas dasar pilihannya.32
Nilai agama berhubungan antara manusia dengan
tuhan, kaitannya dengan pelaksanaan perintah dan
larangannya. Nilai agama diwujudkan dalam bentuk amal
perbuatan yang bermanfaat baik didunia maupun di akhirat,
seperti rajin beribadah, berbakti kepada orangtua, menjaga
kebersihan, tidak meminum-minuman keras, dan sebagainya.
Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, ia akan
mendapat sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan
agamanya masing-masing. Oleh karena itu, tujuan norma
agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam pengertian
mampu melaksanakan apa yang menjadi perintah dan
meninggalkan apa yang dilarangnya. Adapun kegunaan nilai
agama, yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap
32Rohmat Mulyana, Megartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung:Alvabeta, 2004), h.9.
40
manusia dalam kehidupannya. Adapun tujuanya ialah agar
selamat di dunia dan di akhirat. Sehingga nilai-nilai
keagamaan berarti nilai-nilai yang bersifat agama.
Dari pemahaman pokok pikiran di atas yaitu mengenai
berbagai pengertian dari nilai-nilai agama, dalam penelitian
ini penulis fokus terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam
agama islam bukan dari agama kristen, hindu, budha, kong
hucu dan lain-lainnya.
Nilai-nilai ajaran agama islam adalah nilai akidah,
ibadah, dan akhlak yang berlandaskan pada wahyu Allah
SWT,33 dengan tujuan agar mampu mengamalkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan
benar dengan kesadaran tanpa paksaan. Berikut penjelasan
akidah, ibadah, dan akhlak di bawah ini.
1. Akidah
Akidah secara etimologis berarti yang
terikat. Setelah terbentuk menjadi kata, akidah
berarti perjanjian yang teguh, kuat, dan tertanam
di dalam lubuk hati yang paling dalam. Secara
terminologis berarti credo, creed, keyakinan hidup
iman dalam arti khas, yakni pengikraran yang
bertolak dari hati.34 Dengan demikian akidah
33Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2011), h. 122.
34Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2011), h. 124.
41
adalah suatu keyakinan yang tertanam dari hati,
dilakukan tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Karakteristik akidah islam bersifat murni,
baik dalam isi maupun prosesnya, dimana hanya
Allah Subhanu wa Ta’ala yang wajib diyakini,
diakui dan disembah. Keyakinan tersebut
sesungguhnya tidak boleh dialihkan kepada suatu
yang lain, karena akan mengakibatkan
penyekutuan atau musyrik yang berdampak pada
pengharapan selain Allah.35
Akidah sangat penting bagi seseorang
dalam kesehariannya, segala aktifitas yang di
lakukan manusia harus memiliki iman yang kokoh
agar terhindar dari perilaku yang menyimpang
menurut agama islam. Jika memiliki iman dalam
dirinya akan memberikan efek yang positif untuk
dirinya terhindar dari perilaku yang dilarang oleh
Allah Subhanu wa Ta’ala. Semua yang dilakukan
karena iman merupakan nilai ibadah bagi dirinya.
2. Ibadah
Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia
kepada Allah Subhanu wa Ta’ala karena didorong
dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah
secara umum berarti mencakup seluruh aspek
35Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2011), h. 125.
42
kehidupan sesuai dengan ketentuan Allah Subhanu
wa Ta’ala atau dapat dikatakan pula bahwa ibadah
dalam arti umum semuanya dibolehkan kecuali
yang dilarang. Sedangkan ibadah dalam artian
khusus yaitu semuanya dilarang kecuali yang
diperintahkan dan dicontohkan.36
Ketentuan ibadah termasuk salah satu
bidang ajaran islam dimana akal manusia tidak
berhak campur tangan, melainkan hak dan otoritas
milik Allah Subhanu wa Ta’ala sepenuhnya.
Dalam hal ini kedudukan manusia yaitu mematuhi,
mentaati, melaksanakan, dan menjalankannya
sebagai bukti pengabdian dan rasa terimakasih
kepada Allah.37
Dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah
segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia yang
diperintahkan oleh Allah Subhanu wa Ta’ala,
yang bersumber dari al-Quran maupun Hadits.
Ibadah dilakukan bukan hanya manusia bahkan
jin, malaikat pun di perintahkan oleh Allah
Subhanu wa Ta’ala. Bagi seorang muslim, ibadah
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
36Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2011), h. 144-145.
37Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2011), h. 144.
43
ketika keadaan sakit, sulit, senang, dan lain-
lainnya.
3. Akhlak
Menurut bahasa, kata Akhlak berasal dari
bahasa arab yang merupakan bentuk jamak dari
khuluq atau khalq yaitu tabiat atau budi pekerti.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefinisikan
sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,
sehingga dia akan muncul secara spontan bila
mana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran
atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak
memerlukan dorongan dari luar.38
Suatu perbuatan atau sikap tidak semuanya
dapat disebut dengan akhlak. Perbuatan atau sikap
manusia dapat disebut dengan akhlak apabila
perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya,
selain itu perbuatan yang dilakukan manusia
dengan mudah tanpa ada pemikiran. Kemudian,
perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya tanpa ada paksaan dari manapun,
serta perbuatan yang dilakukan dengan
38Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Yogyakarta: IAIN Antasari Press,2014), h. 175-176.
44
sesungguhnya tanpa bersandiwara atau berpura-
pura.39
Dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah
sesuatu yang dilakukan karena keyakinan dalam
hati, lalu di lakukan bedasarkan ajaran islam dan
ber efek pada pribadi pada seseorang, baik itu dari
perilaku maupun perbuatan yang mencerminkan
baik atau buruk pada diri seseorang.
39Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset, 2011), h. 151-152.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah PSSI
PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia) yang
dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi
olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda,
Kelahiran PSSI terkait dengan kegiatan politik menentang
penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat-saat sebelum,
selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali
bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik
secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan
strategi menyemangati benih-benih nasionalisme di dada
pemuda-pemuda Indonesia.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama
Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan
pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg,
Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun
1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada
sebuah perusahaan bangunan Belanda "Sizten en Lausada"
yang berpusat di Yogyakarta. Di sana ia merupakan satu-
satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi
perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong
46
oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari
perusahaan tersebut.1
Setelah berhenti dari "Sizten en Lausada" ia lebih
banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang
pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari
sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah
diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28
Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola
sebagai wahana terbaik untuk menyemangatii nasionalisme di
kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Untuk melaksanakan cita-citanya itu, Soeratin
mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh-tokoh
sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung. Pertemuan
dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi
Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di
hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan
Soeri - ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta)
bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan
perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan
kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan
gagasan tersebut di kota Bandung, Jogja dan Solo yang
dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam
Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno, dan
lain-lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak
1Situs Resmi PSSI: http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI
47
pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua
Asosiasi Muda).
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah
wakil-wakil dari VIJ (Sjamsoedin-mahasiswa RHS), Wakil
Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot,
Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam
Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo,
Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno,
Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo,
Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A
Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah
Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische
Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan
tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga
Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres
PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua
Umum PSSI.2
Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun
program yang pada dasarnya "menentang" berbagai kebijakan
yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI
melahirkan "stridij program" yakni program perjuangan
seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang
telah ada.
2Situs Resmi PSSI: http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI
48
Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan
kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di
tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut
"Steden Tournooi" dimulai pada tahun 1931 di Surakarta.
Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan
PSSI, kemudian menggugah Susunan Paku Buwono X,
setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di
jalan-jalan atau tempat-tempat dan di alun-alun, di mana
Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X
kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan
lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan "Sepakbola
Kebangsaan" yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan
Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan
persepakbolaan semakin gencar.
Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan
badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi
semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938
berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian
menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di
Solo. Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama
kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah
menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan
mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal
NIVU mendatangkan tim dari Austria "Winner Sport Club "
pada tahun 1936.
Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU
mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para
49
pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU
walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal
tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau
menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan
PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama
antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut
"Gentelemen's Agreement" yang ditandatangani oleh Soeratin
(PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di
Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki
bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam
kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara
sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun
1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun
1940-1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. Masuknya
balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif
dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI
sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan
bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari
Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres
PORI III di Yogyakarta (1949).
Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus
berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan
Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain,
kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat
diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan
apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola
50
nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan
baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil
yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru.
Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya
membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor
penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara
tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal.
Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain
Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut
saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto
Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah
memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang
dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di
dalam negeri ini terdiri dari :
1. Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan
pemain yang berstatus non amatir.
2. Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan
pemain yang berstatus non amatir.
3. Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan
pemain yang berstatus non amatir.
4. Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan
pemain yang berstatus amatir.
5. Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan
pemain: Dibawah usia 15 tahun (U-15), Dibawah usia 17
51
tahun (U-17), Dibawah Usia 19 tahun (U-19), Dibawah
usia 23 tahun (U-23), dan Sepakbola Wanita.3
B. Struktur Kepengurusan PSSI 2013
Gambar 3.1
Daftar Susunan Kepengurusan PSSI 2013
3Situs Resmi PSSI: http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI
52
C. Struktur Pelatih dan Pemain Tim Nasional Sepakbola U-
19 2013
Gambar 3.2
Struktur Pelatih dan Pemain Tim Nasional Sepakbola U-
19 2013
Sumber: Situs Resmi PSSI:
ttp://www.pssi.or.id/dev/page/detail/4/struktur-organisasi
53
D. Profil Pelatih Tim Nasional Sepakbola U-19
Indra Sjafri (lahir di Lubuk Nziur, Batang Kapas,
Pesisir Selatan, Sumatra Barat, 2 Februari 1963, umur 55
tahun) adalah seorang mantan pemain sepak bola yang
kemudian menjadi pelatih sepak bola Indonesia. Ia dipercaya
menjadi pelatih tim nasonal junior indonesia (PSSI), seperti
tim nasional U-12, U-17, dan U-19 yang dijuluki Garuda
Jaya. saat ini ia melatih di tim nasional U-19 2018.
Indra Sjafri bersekolah di SD Lubuk Nyiur, SMP
Batang Kapas, SMA Negeri II Padang, lalu menikah dengan
dengan seorang perempuan bernama Temi Indrayani dan
telah dikaruniai dua orang anak, masing-masing bernama
Aryandra Andaru dan Diandra Aryandari. Sebelum
memutuskan untuk mengabdikan diri di dunia kepelatihan
sepakbola. Indra sjafri pernah menjadi karyawan di PT Pos
Indonesia Padang.4
1. Karier Indra Sjafri
Indra Sjafri merupakan mantan pemain sepak bola
yang pernah membela PSP Padang pada tahun 1980-an, dan
juga pernah menangani klub sepak bola dari ibukota provinsi
sumatera barat itu sebagai pelatih. Ia juga pernah pernah
bekerja sebagai pegawai kantor pos. sebelum namanya
populer seperti sekarang in, Indra Sjafri juga berhasil
membawa tim nasional junior merebut trofi juara pada
4Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 3-25
54
turnamen sepak bola tingkat asia, yaitu pada HKFA U-17 dan
HKFA U-19 di Hongkong, sebelumnya menjadi pelatih tim
nasional junior, Indra bertugas sebagai instruktur dan
pemandu bakat PSSI sejak Mei 2009.
Pada pertandingan terakhir Grup G Kualifikasi
Kejuaraan U-19 AFC 2014 di Stadion Utama Gelora Bung
Karno pada 12 Oktober 2013, anak asuh Indra Sjafri
mengalahkan juara 12 kali Piala AFF U-19 2013, Korea
Selatan dengan skor akhir 3-2, sehingga meloloskan tim
tersebut lolos ke putaran final kejuaraan U-19 AFC 2014
yang telah di gelar di Myanmar, kesuksesan demi kesuksesan
yang diraih oleh tim nasional U-19 tidak lepas dari kontribusi
Indra Sjafri.
Setelah melatih tim nasional di beberapa kelompok
umur, pada 2 november 2014, Indra Sjafri resmi diberhetikan
oleh PSSI. Itu menyusul kegagalan tim nasional U-19 yang
berada di bawah asuhannya menembus target melaju ke Piala
Dunia U-20 FIFA 2015 di New Zealand. Akibat keputusan
tersebut, PSSI mendapatkan banyak kritikan dari masyarakat
Indonesia.5
5Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 3-31.
55
2. Penghargaan Indra Sjafri
a. Antara Achievement Award 2013 dari LKBN
Antara.6
b. Pelatih Terbaik dari Komite Olimpiade Indonesia
(KOI).7
c. Tokoh Perubahan Republika 2013, Bidang Olah Raga
Sepak Bola dari Republika.8
6Fernan Rahardi (18 Desember. Diakses tanggal 25 Desember 2013."Indra Sjafri dapet Penghargaan Antara Achievement Award. Sepakbola.Repbulika Online. Diakses tanggal 25 Desember 2013 jam 16:53 WIBhttp://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/13/12/18/mxzy4u-indra-sjafri-raih-penghargaan-antara-achievemnt-award.
7Ary Wibowo (7 Maret 2014). "Indra Sjafri: Banyak Pelatih Senioryang lebih Bagus. Bola.Kompas.com. Diakses tanggal 9 Maret 2014.http://bola.kompas.com/read/2014/03/07/1545542/Indra.Sjafri.Banyak.Pelatih.Senior.yanglebih.bagus
8Indra Sjafri, Tokoh Perubahan Republika. Republika. 21 April 2014.Diakses pada tanggal 4 juni 2014 Jam 10:00 WIBhttp://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/14/04/21/n4d220-indra-sjafri-tokoh-perubahan -republika
56
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Komunikasi Antarpribadi Indra Sjafri terhadap Pemain
Timnas U-19
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pelatih Tim
Nasional U-19 yaitu Indra Sjafri terhadap pemain sepak bola
U-19 menghasilkan sebuah proses komunikasi yang saling
mempengaruhi diantara keduanya. Proses komunikasi antara
pelatih dan pemain ini menumbuhkan efek dan umpan balik
secara langsung. Adapun efek dan umpan balik yang
dihasilkan antara pemain dan pelatih timnas U-19 ini yaitu
ketika pelatih timnas U-19 atau yang biasa dipanggil dengan
Indra Sjafri ini selalu menanamkan nilai-nilai kegamaan
kepada para pemainnya. Dalam hal ini, para pemain timnas
U-19 mendapatkan efek atas apa yang telah disampaikan oleh
Indra Sjafri yaitu mereka tidak terlepas untuk menjalankan
setiap nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-harinya.
Sehingga tidak heran apabila Indra Sjafri dan para pemain
timnas U-19 ini terkenal sebagai seseorang yang religius.
Bukan hanya pelatih dari U-19 saja yang terkenal
religius,1 begitu juga dengan para pemain asuhan yang telah
diseleksi dan dilakukan menyusuri bukit serta lautan untuk
berburu pemain ke berbagai pelosok tanah yang merupakan
1Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 124.
57
program Indra Sjafri dan tim pelatihnya.2 Indra Sjafri sebagai
pelatih bukan hanya memberikan informasi yang
berhubungan dengan sepakbola, akan tetapi di luar maupun di
dalam lapangan beliau juga memberikan pesan nilai-nilai
agama islam. Hal ini menurutnya didasari bahwasanya
sepakbola dengan nilai-nilai agama tidak dapat dipisahkan
satu sama lain karena keduanya saling berhubungan.
"Tim nasional U-19 dari hasil seleksi kita itu
pemain-pemain yang sudah memang taat melakukan
ibadah-ibadah yang sudah diperintahkan menurut
agama dia masing-masing. Jadi, saya sudah tidak
menemui kesulitan saat memberikan pesan-pesan
yang berkaitan tentang penanaman nilai-nilai
keagamaan untuk bikin dia lebih baik."3
Bedasarkan hasil wawancara pribadi di atas dengan
Indra Sjafri, para pemain yang telah diseleksi dari sabang
sampai merauke telah mendatangi lebih dari 45 kota untuk
mencari bakat-bakat terpendam pesepak bola Indonesia usia
muda.4 Para pemain memang sudah taat melakukan ibadah-
ibadah agama islam yang telah di anut sejak lahir. Indra Sjafri
menjelaskan aktifitas di dalam sepakbola tersebut
memberikan pesan-pesan yang berkaitan tentang penanaman
2Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 86.
3Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
4Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 87.
58
nilai-nilai keagamaan atau pengetahuan tentang keagamaan
terhadap para pemain tim nasional U-19 di luar maupun di
dalam lapangan.
Sebagai seorang komunikator, Indra Sjafri berperan
sebagai sumber pesan, lalu menyampaikannya kepada para
pemain dan para pemain tersebut akan memaknai pesan yang
disampaikan oleh Indra Sjafri. Hal ini terjadi diantara Indra
Sjafri dengan para pemain selama melatih di tim nasional,
seperti bertanya atau saling bertukar cerita satu sama lain. Hal
ini menjadikan Indra Sjafri dan pemain dapat mengenal satu
sama lain.
Selain memberikan atau menjadi komunikator pesan
keagamaan bagi para pemainnya, para pemain tersebut pun
sudah terbiasa dengan menanamkan nilai-nilai kegamaan
yang ada dalam dirinya masing-masing dan pada masa
perekrutan pun terlebih dahulu mereka harus mencerminkan
nilai keagamaan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan
Indra Sjafri bahwasanya tidaklah sulit untuk memberikan
pesan-pesan keagaaman kepada mereka.
Untuk menajamkan analisis ini, maka penulis
menggunakan teori penetrasi social. Penetrasi sosial
merupakan proses bertahap, di mulai dari komunikasi basa-
basi yang tidak akrab hingga berbagi informasi menyangkut
topik pembicaraan yang lebih pribadi. Seiring dengan
berkembangnya hubungan, di sini orang akan membiarkan
59
orang lain untuk mengenal dirinya secara bertahap.5 Teori
penetrasi sosial berupaya mengidentifikasi proses
peningkatan keterbukaan dan keintiman seseorang dalam
menjalin hubungan orang lain. Penetrasi sosial memiliki
hubungan yang diatur oleh seperangkat kekuatan yang
kompleks dan harus dikelola secara terus menerus oleh para
pihak yang terlibat. Teori penetrasi sosial terdiri atas empat
tahap yaitu tahap orientasi, pertukaran penjajakan afektif,
pertukaran afektif, dan pertukaran stabil. Dari empat tahap
penetrasi sosial penulis akan memaparkan tahap-tahap
tersebut di bawah ini.
a. Tahap Pertama Orientasi (Orientation Stage)
Tahap pertama yang dilakukan dalam
penetrasi sosial adalah tahap orientasi. Pada tahap
ini komunikasi yang tejadi bersifat tidak pribadi.
Para individu yang terlibat hanya meyampaikan
informasi yang sangat umum saja. Sebagaimana
orang yang biasa bertindak sesuai dengan cara
yang dianggap baik secara sosial dan berhati-hati
untuk tidak melanggar harapan sosial. Selain itu,
individu-individu tersenyum manis dan bertindak
sopan pada tahap orientasi.6
5S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D, Teori Komunikasi (Jakarta: UniversitasTerbuka, 1994), h. 80.
6Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008) h 205.
60
Sejalan dengan penyataan di atas,
bahwasanya pada tahap tersebut diterapkan pula
oleh Indra Sjafri ketika diadakannya seleksi U-19
saat di dalam lapangan maupun di asrama.
Menurutnya, "awal pertemuan dimulai dengan
informasi yang bersifat umum saja tidak bersifat
pribadi. Awal bertemu para pemain pada saat
seleksi lalu dilanjutkan dengan perkenalan di
asrama tim nasional U-19 memperkenalkan diri
satu-satu."7
Hal ini juga diucapkan oleh pemain
Timnas U-19 yang bernama Muhammad
Hargianto.
"Yang pertama kali ketemu itu 2010
atau 2011, kayaknya kalau gak salah sih
2011an, ketemunya itu waktu masih di U16
masih belum ikut U19. Itu udah jadi
awalnya coach indra itu mengajari jadi
orang yang rendah hatilah jangan
sombong atau bagaimana, harus tetep low
profile dimanapun posisinya di atas kita
sudah rejekinya sudah di atas atau belum.
Nah baru itu sebelum kalau ga salah
seblum sama Cak Nun jadi waktu itu ada
obrolan lah sama Cak Nun tapi itu setelah
7Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
61
yang 2013 kalau tidak salah. Jadi banyak
sebenernya ajaran-ajaran nasihat-nasihat
dari coach indra yang diingat gitu.
Tidak cuma satu doang. Jadi ya
Sebenernya itu Cuma dasar-dasar aja sih.
Dasar-dasar jadi kita itu harus seperti apa,
menerima semuannya gitu, tidak ada yang
lain."8
Hargianto mengungkapkan, saat pertama
kali ia bertemu pada saat masuk tim nasional U-16
pada tahun 2011 sebelum menjadi pemain tim
nasional U-19,9 ketika awal bertemu Indra
mengingatkan kepada para pemain untuk
menjadikan orang yang rendah hati tidak ada sifat
sombong di dalam dirinya, mengajarkan untuk
menjadi pribadi yang low profile dimanapun
posisinya ketika rejekinya di atas maupun di
bawah .
Bedasarkan hal di atas, pada tahap ini
dimulai berada pada tahap orientasi. Hanya sedikit
proses memperkenalkan diri antara pelatih dan
pemain secara terbuka karena selama tahap ini
pernyataan-pernyataan yang dibuat biasanya hanya
hal-hal klise dan mereflesikan aspek superfisial
8Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di Toko Mh8clothKebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
9Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 78.
62
dari seorang individu. Pada tahap orientasi ini,
yang dilakukan di asrama oleh Tim Nasional U-19
yaitu para pelatih dan pemain yaitu masing-masing
saling memperkenalkan diri, dari mulai nama,
alamat, dan umur. Indra juga member pesan
kepada pemain untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
oleh Hargianto, Indra Sjafri juga telah memberikan
nilai keagamaan bagi para pemainnya diawal
pertemuan untuk semua pemain. Dapat dikatakan
bahwa apa yang telah dinyatakan oleh Indra Sjafri
bahwasanya para pemain Timnas U-19 harus
mencerminkan nilai kegamaan adalah benar.
Kemudian pada tahap ini Indra Sjafri dan
pemain sangat berhati-hati untuk menyampaikan
sesuatu sehingga hal yang dibicarakanpun
hanyalah yang bersifat umum saja. Setelah tahap
ini mereka merasa cukup, maka mereka akan
melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu pada tahap
kedua pertukaran penjajakan afektif (Exploratory
Affective Stage).
b. Tahap kedua Pertukaran Penjajakan Afektif
(Exploratory Affective Stage)
Tahap ini adalah tahap dimana munculnya
kepribadian diri di hadapan orang lain.
Memperluas area publik dari diri dan terjadi ketika
63
aspek-aspek dari kepribadian seorang individu
mulai muncul. Apa yang tadinya privat menjadi
publik. Seperti tahap-tahap lainnya, tahap ini juga
melibatkan perilaku verbal dan nonverbal. Orang
mungkin mulai untuk mengunakan beberapa frase
yang hanya dapat dimengerti oleh mereka yang
terlibat di dalam hubungan.10 Tahap ini merupakan
tahap ekspansi awal dari informasi dan
perpindahan ke tingkat pengungkapan yang lebih
dalam dari tahap pertama. Dalam tahap ini,
diantara dua orang yang berkomunikasi, mulai
bergerak mengeksplorasi ke soal informasi yang
berupaya menjajagi kesenangan masing-masing.
Komunikasi yang terjadi antara Indra Sjafri
dan pemain berjalan dengan efektif dan dapat
kesempatan yang lebih besar untuk melanjutkan ke
tahap selanjutnya dimana aspek-aspek pribadi
mulai bermunculan. Seperti ucapan Muhammad
Hargianto dengan coach. "pasti adalah sama
temen kita temen dekat sekedar curhat kepada
coach juga diluar maupun di dalam lapangan."11
Muhammad Hargianto mengungkapkan
bahwa ia termasuk orang yang suka menceritakan
hal pribadi nya kepada pelatih ataupun para
10Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008) h 206.
11Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di TokoMh8cloth Kebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
64
pemain ketika di luar lapangan karena bukan
hanya berkomunikasi tentang sepak bola saja
terkadang ia berbincang-bincang tentang yang
lainnya begitu juga pemain-pemain lain
ungkapnya.
Bedasarkan hal di atas pembicaraan
Hargianto dengan pelatih berada pada tahap ini
yaitu pertukaran penjajakan afektif. karena apa
yang bersifat pribadi menurut Hargianto menjadi
salah satu yang harus dibagikan dengan Indra.
Hargianto tidak takut untuk berbagi informasi
yang bersifat pribadi ataupun lainnya karena
Hargianto sudah merasa nyaman dan tidak takut
apa yang ia sampaikan salah. Sehingga Hargianto
menjadikan Indra Sjafri bukan hanya sebagai
pelatih saja, Hargianto menanggap Indra sebagai
orang yang siap untuk mendengarkan keluh
kesahnya memberikan informasi yang bersifat
pribadi dari diri Hargianto.
c. Tahap Ketiga Pertukaran Afektif (Affective
Stage)
Tahap pertukaran afektif adalah tahap
interaksi yang lebih tanpa beban dan santai. Di
mana komunikasi sering kali berjalan spontan dan
individu membuat keputusan yang cepat, sering
kali dengan sedikit memberikan perhatian untuk
hubungan secara keseluruhan. Sehingga ketika
65
salah seseorang nyaman untuk bercerita dan
memberikan timbal balik yang baik dari lawan
bicara mereka dan seseorang akan lebih terbuka
untuk menceritakan hal yang bersifat mendalam,
seperti meceritakan hal pribadinya maupun
lainnya.12 Tahap pertukaran afektif
menggambarkan komitmen lebih lanjut kepada
individu lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
ungkapan Indra Sjafri dengan pemain "Sebelum
berangkat ke Malaysia Evan menghubungi saya
dia bertanya tentang masalah tidak diizinkan
pergi ke salah satu klub di Malaysia oleh PSSI.
Lalu saya bilang ikhlas saja, alhamdulillah
akhirnya evan pun diizinkan."13
Dari pernyataan di atas, Indra Sjafri
mengatakan bahwa salah satu asuhan pemain dia
yang bernama Evan Dimas menjelaskan tentang
hal pribadi nya yang ingin di kontrak salah satu
klub di Malaysia yaitu Selangor FA namun
dilarang oleh PSSI. Ketika Evan Dimas sedang
menghadapi masalah, ia menjelaskan kepada Indra
Sjafri kemudian terjadi pertukaran afektif diantara
keduanya, yakni Indra pun memberikan timbal
balik kepada Evan. Adapun pertukaran afektif
12Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008) h 207.
13Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
66
yang dilakukan Indra Sjafri kepada Evan Dimas
ialah mengatakan sekaligus menenangkan
bahwasanya semua masalah itu harus dihadapi dan
diterima dengan hati yang lapang atau ikhlas.
Percakapan yang dilakukan di atas bisa
dikatakan dengan tahap pertukaran afektif karena
dimana terjadi komunikasi kepada tahap yang
semakin meningkat dari tahap sebelumnya, Pemain
menanyakan tentang hal pribadinya yaitu ketika
tidak diperbolehkan oleh PSSI untuk berangkat ke
Malaysia bermain sepak bola di salah satu klub
kepada Indra Sjafri, sehingga Indra pun
memberikan tanggapan dan solusi kepada pemain
tersebut. Di sini menjelaskan bahwa seseorang
sudah nyaman dan terbuka satu sama lainnya
sehingga mau untuk berbagi informasi yang
bersifat pribadi baginya. Maka hubungan tersebut
berlanjut kepada tahap berikutnya yaitu pertukaran
stabil.
d. Tahap Keempat Pertukaran Stabil (Stable
Stage)
Saat memasuki tahap ini, dua orang telah
saling mengerti dan semakin kecil tingkat
ambiguitas. Tahap ini dikatakan tahap
keterbukaanya total, baik terbuka dalam
pemikiran, perilaku, dan perasaan. Hal-hal kecil
menjadi sesuatu yang tidak penting sehingga
67
mereka dapat menghindari konflik. Hubungan ini
juga mulai berkembang dimana hal-hal yang
bersifat personal dibagikan, dan salah satu pihak
dapat memprediksi reaksi emosional dari orang
lain. Sehingga komunikasi tersebut bisa dikatakan
efisien dan sedikit kesalahan interpretasi dalam
memaknai komunikasi pada tahap ini.14 Seperti
hasil wawancara dengan Indra Sjafri "Selama
menangani tim nasional tidak ada perselisihan".15
Indra Sjafri mengatakan bahwa selama
menangani Timnas U-19 tidak ada perselisihan
antara pelatih dengan pemain atau pemain dengan
pemain baik di luar maupun di dalam lapangan.
Hal ini menandakan bahwa komunikasi yang
berjalan selama Indra Sjafri melatih berhasil dalam
menghindari konflik di antara sesamanya, sehingga
hubungan ini menjadi bertahan lama, stabil, dan
bermakna. Seperti pernyataan yang dikemukakan
oleh Hargianto di bawah ini.
"ngobrol di dalam lapangan seperti ketika
saya melakukan a padahal yang dia mau b kita
harus tanya kesalahnnya saya dimana kita
harus seperti itu, kamu lebih baik seperti ini jadi
pelatih itu tidak bilang bahwa saya salah tapi itu
14Richard west & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi:Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008) h 208-209.
15Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
68
baik tapi lebih baik akan seperti ini yasudah kita
harus mengalah namanya murid maupun gimana
pun kita harus belajar dari guru. Jangan sampai
nasihat guru dibantah seketika kita harus telaah
dulu supaya ga ada gesekan."16
Perbedaan persepsi antara Indra Sjafri
dengan Hargianto saat di dalam lapangan ketika
Hargianto melakukan a padahal yang Indra mau itu
b, namun Indra tidak mengatakan bahwa Hargianto
itu salah menurut Indra yang dilakukan Hargianto
baik akan tetapi lebih baik seperti yang Indra
katakan. Saat menghadapi perbedaan pendapat
antara Indra Sjafri dan Hargianto
menyelesaikannya dengan kepala dingin tanpa ada
pertengkaran hingga membuat hubungan tersebut
menjadi tidak harmonis. Sehingga komunikasi
tersebut dapat dikatan dengan tahap pertukaran
stabil karena antara Hargianto dengan Indra
mampu memperkirakan masing-masing tindakan
mereka dan memberikan masukan dengan baik.
Masing-masing individu tidak saling menyalahkan
akan tetapi mampu untuk meyelesaikan masalah
tersebut dengan memberikan analogi kepada salah
satu pemain yaitu Hargianto. Hubungan tersebut
juga menghindari adanya kesalah pahaman dalam
16Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di TokoMh8cloth Kebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
69
komunikasi sehingga tidak mengakibatkan konflik
diantaranya. Hal ini menandakan bahwa suatu
hubungan mudah runtuh dan goyah. Namun, jika
hubungan ini mampu untuk melewati tahapan ini
maka akan mampu membuat hubungan tersebut
semakin erat.
B. Analisis Nilai-nilai Keagamaan yang ditanamkan Pelatih
terhadap Timnas U-19
Nilai-nilai agama islam adalah nilai yang
berlandaskan kepada Wahyu Allah Subhanu wa Ta’ala
dengan tujuan agar mampu mengamalkan pengetahuannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar dengan
kesadaran tanpa paksaan dari siapapun kecuali untuk
beribadah kepada Allah Subhanu wa Ta’ala di muka bumi ini.
Oleh karena itu, setiap manusia harus memiliki nilai-nilai
agama untuk dirinya agar terhindar dari hal-hal yang negatif
dalam menjalankan kehidupannya.
Bagi seorang pelatih kebanyakan hanya
mementingkan sepakbola nya saja, namun berbeda seperti
yang dilakukan oleh Indra Sjafri kepada para pemain. Ia
selalu mengingatkan untuk menanamkan nilai-nilai agama
islam di luar maupun di dalam lapangan kepada para
pemainnya. Indra Sjafri selalu mencontohkan dan
mengingatkan kepada para pemain "Seperti yang tadi saya
70
bilang. Diluar maupun di dalam lapangan saya pun
menanamkan nilai-nilai keagamaan."17
Hal ini juga diperkuat oleh ungkapan Hargianto yang
mengatakan:
"waktu itu kan kita latihan lagi bulan puasa ya,
setidaknya kita puasa tetep puasa , tapi tetep
menjalankan latihan terus juga kita tetap terawih,
jadi latihan itu setelah shalat terawih bukan pas di
waktu terawih, waktu itu kita latihan tetep puasa, ada
satu bulan setengah kalau ga salah di jogja itu pas
kita lagi ramadhan .nah latihannya itu pas kita
setelah terawih, setelah ashar sama setelah terawih
jadi tidak cuma bolanya aja yang diajarin sama dia
gitu."18
Indra Sjafri dan Hargianto menjelaskan bahwa selama
pemusatan latihan bersama Timnas U-19 Indra selalu
mengajarkan nilai-nilai agama islam, bukan hanya
mengajarkan pengetahuan tentang sepakbolanya saja, Indra
juga memasukan segala aktifitasnya dengan nilai-nilai agama
islam yang memang suatu kewajiban dia sebagai muslim dan
sebagai ketua pelatih di Timnas U-19 tersebut untuk saling
mengingatkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua aktifitas di
dunia ini harus diiringi dengan nilai-nilai agama islam.
Selanjutnya, penulis akan menjelaskan nilai-nilai agama islam
17Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
18Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di TokoMh8cloth Kebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
71
terbagi ke dalam tiga bagian yakni yang berkaitan dengan
akidah, ibadah dan akhlak di bawah ini.
1. Akidah
Nilai Akidah mempunyai peranan yang sangat
penting dalam ajaran islam, akidah juga berarti keyakinan
yang tersimpul kokoh di dalam hati, bersifat mengikat.
Oleh karena itu, setiap jiwa harus yakin dan mantap
sehingga menimbulkan ketenangan jiwa dan menjadikan
kepercayaan bersih dari kebingungan dan keraguan untuk
meyakini Allah Subhanu wa Ta’ala. Aspek nilai akidah
juga tertanam sejak manusia lahir.19
Bagi para pelatih dan pemain akidah pun sudah
tertanam sejak lahir meyakini bahwa agama yang diyakini
nya bukan hanya sekedar agama yang dibawa oleh orang
tua nya. Dalam keseharian para pemain selalu menjalankan
dan mengaplikasikan keyakinan tersebut dengan
menjalankan perintah Allah Subhanu wa Ta’ala dan
menjauhi segala larangannya seperti yang dilakukan sehari-
hari ketika masuk Timnas U-19. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah:
19Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya PembentukanPemikiran dan Kepribadian Muslim (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h124
72
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkanketurunan anak-anak adam dari sulbi mereka dan Allahmengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (serayaberfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu? Merekamenjawab: "betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadisaksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di harikiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (baniAdam) adalah orang yang lengah terhadap ini (keesaanTuhan)". (Al-A'raf- 172)
Agama islam selalu menganjurkan untuk selalu
meyakini dan mengimani apa yang telah ditetapkan oleh
Allah Subhanu wa Ta’ala dalam al-Qur'an dan bagi orang
yang telah mengikuti sebuah jalan kehidupan yang penuh
dengan kesesatan adalah orang yang kurang memahami
pengetahuan tentang akidahnya. Indra Sjafri menjelaskan
selama menanamkan nilai-nilai agama islam tidak
mendapatkan kesulitan karena para pemain sudah meyakini
dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah
Subhanu wa Ta’ala sehingga Indra Sjafri hanya
mengingatkan saja. "Tidak ada hambatan, karena sudah
mempunyai basic agama sebelum masuk timnas sepakbola
U-19."20
Bedasarkan wawancara yang di atas Indra Sjafri
menjelaskan bahwa ketika mengingatkan nilai agama bagi
para pemain tidak ada kesulitan atau acuh terhadap
ajakannya karena semua pemain meyakini agama islam
yang mereka yakini sejak lahir dan menjalankan setiap
20Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
73
harinya dalam segala aktifitas. Sehingga Indra hanya
mengingatkan untuk saling menjaga kepercayaan yang
selama ini mereka yakini tidak ada paksaan apapun.
Menurut Indra Sjafri apapun aktifitas yang
dilakukan dengan mengharap ridha Allah dan tidak
meninggalkan apa yang di perintahkannya akan berefek
baik terhadap diri seseorang. "Ketika menanamkan nilai-
nilai keagamaan akan punya keyakinan, kebiasaan baik
dan akan mendukung bagi prestasinya."21
Bedasarkan hal yang diatas yang di ucapkan oleh
Indra Sjafri seruan untuk para pemain Timnas U-19 agar
tetap berpegang teguh terhadap keyakinan yang memang
sudah dibawa sejak lahir bagi seorang pemain. Akidah
dalam agama yang dijelaskan Indra Sjafri menurutnya
bahwa pemain atau pelatih yang meyakini adanya Allah
Subhanu wa Ta’ala dengan menanamkan nilai-nilai
keagamaan akan membuahkan kebiasaan baik dan ketika
kebiasaan baik itu terwujud maka akan mendukung prestasi
bagi dirinya dalam segi karir khusunya. Hal yang menarik
menurut penulis bukan hanya tentang pengetahuan
sepakbola yang ditanamkan tentang keyakinan beragama
islam pun terus diingatkan di luar maupun di dalam
lapangan.
21Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
74
2. Ibadah
Ibadah merupakan segala sesuatu yang
berhubungan tentang Allah Subhanu wa Ta’ala, baik
berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi
maupun yang tampak. Indikasi ibadah adalah kesetiaan,
kepatuhan dan penghormatan serta penghargaan kepada
Allah Subhanu wa Ta’ala serta dilakukan tanpa adanya
batas waktu.22 Bagi seorang pemain sepakbola terkadang
aktifitas sepakbola yang sering berbenturan dengan ibadah
sholat dimana ketika waktu adzan berkumandang pemain
sepakbola baru memulai pertandingan seperti halnya yang
sering kita lihat di layar televisi, dalam latihan pun pemain
terkadang sering berbenturan dengan ibadah shalat. Namun
berbeda dengan asuhan para pemain Timnas U-19. Berikut
wawancara penulis dengan Indra Sjafri di bawah ini.
"Mengingatkan bagi yang non muslim ke
gereja kita ingatkan, yang muslim ibadah-ibadah
rutin yang harus dilakukan saya suruh lakukan
termasuk jika ada latihan di bulan puasa wajib
puasa dan lain sebagainya. Intinya semua nilai-
nilai keagamaan tak bisa dipisahkan dari
latihan."23
22Muhaimin, Tadjab, ABD, Mudjib. Dimensi-dimensi Studi Islam,(Surabaya, Karya Abditama, 1994 ) h 256
23Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
75
Bedasarkan hal diatas Indra Sjafri Menjelaskan
bahwa setiap hari selalu mengingatkan kepada pemain
muslim khususnya untuk melakukan ibadah sholat dan
menunaikan ibadah puasa pada saat latihan berada di bulan
ramadhan. Berpuasa pada saat latihan merupakan hal yang
sulit karena ketika latihan menguras tenaga bagi seseorang
sehingga para pemain harus mampu menahan haus dan
lapar. Namun, bagi Indra Sjafri tetap menekankan agama di
atas segalanya karena puasa merupakan kewajiban yang
wajib dikerjakan bagi setiap para pemain yang beragam
islam. Dalam al-Qur'an dinyatakan bahwa manusia
diturunkan hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanu
wa Ta’ala. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah
dibawah ini.
"Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka beribadah kepada-ku. Aku tidakmenghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan aku tidakmenghendaki supaya mereka memberi makan kepada-ku.Sesungguhnya Allah Dia-lah maha pemberi rizki yangmempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (Adz-Dzaariyat:56-58)
76
Dalam penjelasan kalimat "aku tidak ciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
ku" mengartikan bahwa semua di muka bumi ini bukan
hanya manusia saja Allah Subhanu wa Ta’ala menyuruh
untuk beribadah kepadanya bahkan jin, malaikat juga harus
beribadah kepada Allah Subhanu wa Ta’ala. Sebagai
manusia biasa Indra Sjafri selalu menekankan kepada para
pemain untuk selalu beribadah kepada Allah Subhanu wa
Ta’ala atas semua apa yang dilakukan manusia semata-
mata hanya untuk mendekatkan diri kepadanya seperti yang
dijelaskan dalam ayat al-Quran di atas. Sehingga Indra
Sjafri sebagai pelatih selalu mengatakan bahwa dalam
kegiatan sepakbola tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai
agama islam.
Berikut adalah kutipan Muhammad Hargianto
yang menjelaskan bahwa Indra Sjafri selalu mengingatkan
beribadah dan memberikan contoh di mulai dari dirinya
pribadi lalu di implementasikan kepada para pemain. "lewat
contoh yaa waktu sholat kita sholat. Menanamkan itu
bukan hanya harus seperti ini seperti itu berjalan pelan-
pelan."24
Bedasarkan hal di atas, Hargianto menjelaskan
bahwa Indra tidak hanya mengingatkan dengan perkataan
saja, Indra juga melakukan ibadah tersebut seperti halnya
ketika adzan berkumandang pada saat melatih indra
24Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di TokoMh8cloth Kebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
77
melakukan sholat terlebih dahulu baru kembali untuk
melakukannya begitu juga dengan para pemain. Selain
berhubungan dengan ibadah yang dilakukan diluar
lapangan indra pun mengingatkan para pemain untuk tetap
rendah hati ketika mendapatkan suatu kebahagian didalam
lapangan. Seperti yang dikatakan Hargianto dibawah ini.
"jadi gini yang orang lain pikir tentang U-
19 2013 itu karena religius abis nge gol in terus
sujud syukur. Jadi sebenarnya kita sujud untuk
bersyukur bukan semata-mata orang yang religius.
Orang yang religius kan tergantung orang
bagaimana memandang kita jadi sebernya intinya
kita jalan dengan apa adanya tidak di buat buat
kita nge golin sujud kita harus bersyukur sama aja
rendah hati tidak muluk-muluk gol dari kita
karena semua rezekinya juga. Jadi religius itu
gimana orang menilai kita bukan dari kita untuk
menonjolkannya."25
Bedasarkan hal di atas, bahwa para pemain dan
pelatih Timnas U-19 merupakan pelatih dan pemain yang
melakukan ibadah dengan baik. Mereka giat melakukan
ibadah di luar dan di dalam lapangan. Jika berada di
lapangan ketika mereka mendapat kebahagian seperti
memasukan bola ke gawang lawan, para pelatih dan pemain
selalu melakukan selebrasi yaitu dengan sujud syukur,
25Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di TokoMh8cloth Kebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
78
bersyukur apa yang telah mereka dapatkan yang diberikan
oleh Allah Subhanu wa Ta’ala. "kami yang sebagian besar
muslim menggunakan ritual yang diajarkan agama islam,
yaitu sujud syukur. "26
Bersyukur juga merupakan sebagian dari ibadah
ketika mendapatkan kebahagiaan atas apa yang telah
dilakukan tanpa dibuat-buat. Di samping itu para penonton
dapat mencontohkan sesuatu yang positif yang
diperlihatkan oleh para pemain Timnas U-19 dengan
bersujud syukur ketika mendapat rezeki dan ketika
bersyukur maka rezeki itu akan ditambah oleh Allah
Subhanu wa Ta’ala. Seperti yang dijelaskan dalam firman
Allah di bawah ini.
"Dan Ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jikakalian bersyukur atas nikmat yang aku berikan, makaniscaya akan aku tambah nikmat-ku untukmu. Dan jikakamu sekalian kufur atas nikmat-ku, maka sesungguhnyaayab-ku itu sangat pedih." (Ibrahim: 7)
26Rudy Gunawan, Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official Biografi),(Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2014), Cet -1 h 124.
79
3. Akhlak
Ketika mempunyai aqidah dan melakukan ibadah
yang baik menurut agama islam akan berefek pada diri
seseorang, yaitu memiliki akhlak yang baik. Akhlak
merupakan dasar pedoman bagi seseorang agar dapat
mempunyai sikap dan tingkah laku yang baik, antara
dirinya dengan tuhannya, dan antara dirinya dengan sesama
manusia, seperti menghormati yang lebih tua, menyayangi
yang lebih muda, dan menghargai teman sebayanya. Atau
dengan kata lain, akhlak adalah sesuatu yang telah tercipta
atau terbentuk melalui sebuah proses, karena sudah
terbentuk akhlak disebut juga dengan kebiasaan.27 Dengan
mempunyai dasar akhlak yang baik, selain bermanfaat bagi
dirinya. Seseorang pun bisa membawa hal yang positif bagi
yang lainnya.
Indra Sjafri menekankan kepada para pemain untuk
selalu menanamkan nilai-nilai agama karena menurutnya
agama di atas segala nya. Pemain sepakbola selain mengerti
tentang pengetahuan sepakbola di samping itu harus
memiliki akhlak yang baik. "Penting sekali karena agama
bisa membentengi semua hal, akhlak yang dibangun di
agama. Pemain sepakbola bukan hanya bermain sepakbola
pengetahuan dan akhlak nya harus bagus."28
27Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang: Rasail Media Group,2010), h. 31
28Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
80
Berdasarkan wawancara di atas, Indra Sjafri
mengatakan bahwa bagi seorang pemain sepakbola ataupun
pelatih bukan hanya bermain sepakbola, pemain juga harus
menyuguhkan kesantunan yang baik kepada siapapun baik
kepada pelatih, wasit, pemain, penonton, dan lain-lainnya.
Dengan memiliki akhlak yang baik sangat bermanfaat
untuk diri sendiri dan manfaat bagi orang lain akan menjadi
contoh yang baik untuk mereka. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah di bawah ini.
"Sesungguhnya kami telah mensucikan merekadengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yangtinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeriakhirat". (Shad: 46)
Indra Sjafri menjelaskan selama melatih Timnas U-
19 tidak ada pertengkaran dengan para pemain atau asisten
pelatih lainnya, bukan hanya itu di awal pertemuan Indra
Sjafri menekankan bagi para pemain yang mempunyai tato
ditubuhnya lebih baik keluar dari Timnas karena
menurutnya tato mencerminkan orang yang kurang baik. Di
saat pertandingan di luar negeri Indra juga menekankan
untuk para pemain bersalaman kepada para wasit disana
dan para wasit pun heran baru pertama kali para pemain
yang menunjukan akhlak yang baik seperti yang dilakukan
81
para pemain asuhannya. Indra Sjafri mengatakan "Selama
menangani tim nasional tidak ada perselisihan."29
Berdasarkan hal di atas Indra Sjafri mengatakan
bahwa tidak ada pemain yang berselisih antara pemain
dengan pemain antara pemain dengan para pelatih, di sini
membuktikan bahwa para pemain dan pelatih mempunyai
perilaku yang baik tidak ada pertengkaran di luar maupun
di dalam lapangan karena semua permasalahan bisa
diselesaikan dengan kepala dingin.
Berikut hasil wawancara penulis dengan
Muhammad Hargianto selama ia dilatih oleh Indra Sjafri,
bahwasanya ia selalu mengangap bahwa Indra adalah guru
sekaligus pelatih bagi dirinya yang harus dihormati dan
dimuliakan. Seperti yang dikatakan menurutnya "Jangan
sampai nasihat guru dibantah seketika kita harus telaah
dulu supaya ga ada gesekan."30
Muhammad Hargianto menjelaskan bahwa ketika
Indra Sjafri memberikan sebuah pengetahuan tentang
sesuatu kepadanya tidak langsung dibantah karena apa yang
diucapkan guru kita harus pahami dulu walaupun menurut
Hargianto apa yang dilakukannya benar. Suatu keberhasilan
dari seorang Indra Sjafri mendidik para pemain berhasil
dalam segi akhlak, karena akhlak yang diterapkan olehnya
ditunjukan dari seorang pemain seperti Hargianto.
29Wawancara pribadi dengan Indra Sjafri di Restoran Ninety NineGrand Indonesia, Jakarta, 13 Januari 2018.
30Wawancara pribadi dengan Muhammad Hargianto di TokoMh8cloth Kebon Jeruk, Jakarta, 08 Juli 2018.
82
Hargianto menunjukan bahwa bagaimana cara
menghormati dan memuliakan guru harus diterapkan dalam
kehidupan pribadinya menurutnya bagaimanpun murid
harus belajar dari guru.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisis data yang dilakukan
mengenai Komunikasi Antarpribadi Pelatih dengan Tim
Sepakbola dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan (Studi
kasus TIMNAS Indonesia U-19), dapat peneliti tarik
kesimpulan sebagai hasil penelitian yaitu:
1. Komunikasi antara Indra Sjafri dengan pemain
terjadi dalam bentuk komunikasi antarpribadi
(interpersonal) meliputi empat tahap yaitu:
a. Orientation Stage, tahap di mana pelatih
dengan pemain saling berkenalan pada saat
seleksi lalu dilanjutkan di asrama Timnas U-
b. Exploratory Affective Stage, tahap dimana
kepribadian seseorang mulai muncul.
Percakapan antara Indra Sjafri dengan pemain
sedikit spontanitas karena sudah saling
nyaman dan tidak terlalu hati-hati apa yang
disampaikan mereka sampai salah.
c. Affective Stage, tahap dimana Indra Sjafri dan
pemain memberikan informasi tentang
pengalaman pribadinya.
84
d. Stable Stage, tahap dimana keterbukaan total
pemain dan Indra Sjafri mengungkapkan
perilaku, pemikiran, dan perasaan secara
terbuka.
2. Bentuk nilai keagamaan yang ditanamkan Indra
Sjafri dengan pemain terdiri dari Nilai Akidah
yang diterapkan oleh Indra Sjafri yaitu
mengingatkan kepada pemain untuk terus
meyakini agama yang telah mereka anut baik di
dalam dan di luar lapangan. Nilai Ibadah, Indra
Sjafri dan pemain terus melakukan ibadah-ibadah
yang dianjurkan bagi agama islam. Seperti,
melakukan sholat, berpuasa, sujud syukur, dan lain
sebagainya. Nilai Akhlak, Indra Sjafri selalu
memberikan pesan kepada para pemain untuk
tetap rendah hati saat dimana pun posisi kita. Indra
juga mengatakan bukan hanya bermain sepakbola
dengan bagus, akhlak pun harus bagus.
B. Saran
Dalam kesempatan ini, penulis memberikan saran
yang berhubungan dengan komunikasi antarpribadi pelatih
tim nasional U-19 dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan:
1. Bagi lembaga PSSI diharapakan memasukan
program keagamaan bagi seluruh klub maupun
pelatih untuk memberikan pengetahuan keagamaan
para pemain, agar memberikan efek positif bagi
85
seluruh pemain seperti prilaku di dalam maupun di
luar lapangan.
2. Diharapkan Indra Sjafri lebih sering memberikan
pemahaman tentang agama diiringi dengan contoh-
contoh perilaku yang baik, serta memberikan
suasana gembira di luar maupun di dalam lapangan
agar para pemain merasa dekat dengan Indra Sjafri
dalam segala hal.
3. Bagi para Pemain TIMNAS U-19 diharapkan
mampu untuk menerima penanaman yang telah
diberikan para Pelatih dan mampu
mengaplikasikan nya pada saat berada di TIMNAS
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
86
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A, J. D. (1997). Human Communication. New York: Harper
Collinc Colege Publisher.
Alim, M. (2011). Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan
Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
AW, S. (2011). Komunikasi Interpersonal . Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Cangara, H. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi . Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Creswell, J. W. (2008). Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Bandung : Pustaka Pelajar.
Djuarsa Sendjaja, d. (1994). Teori Komunikasi . Jakarta:
Universitas Terbuka.
dkk, Z. A. (1987). Desekularisasi Pemikiran Landasan
Islamisasi. Bandung: Mizan.
Effendi, M. S. (1989). MetodePenelitian Survey. Jakarta: LP3S.
Effendy, O. U. (1981). Dimensi-dimensi Komunikasi . Bandung:
Alumni.
87
Griffin, E. A. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th
edition. New York: McGraw-Hill.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Gunawan, R. (2014). Indra Sjafri: Menolak Menyerah (Official
Biografi). Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Harjana, A. M. (2003). Komunikasi Interpersonal &
Intrapersonal. Yogyakarta: Kansius.
Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Salemba Humanika.
Hidayat, D. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya.
Jogjakarta: PT. Graha Ilmu.
Hidayat, D. N. (2003). Paradigma dan Metodologi Penelitian
Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
HM, Thoha Chabib. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam,
Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Kebudayaan, D. P. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Lorens, B. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
88
Morissan. (2013). eori Komunikasi Individu Hingga Massa .
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Muhaimin, T. A. (1994). Dimensi-dimensi Studi Islam. Surabaya:
Karya Abditama.
Muhammad, A. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Mukhtar, E. (2001). Eksiklopedi Agama dan Filsafat. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Mulyana, R. (2004). Megartikulasikan Pendidikan Nilai .
Bandung: Alvabeta.
Nasir, M. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nasirudin. (2010). Pendidikan Tasawuf. Semarang: Rasail Media
Group.
Nasution, H. (1979). Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya .
Jakarta: UI Press.
Rachmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta dan
UIN Press.
Sahriansyah. (2014). Ibadah dan Akhlak. Yogyakarta: IAIN
Antasari Press.
89
Salim, P. S. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.
Sendjaja, S. D. (1994). Teori komunikasi . Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Graha Ilmu.
Turner, R. w. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Wardhany, A. C. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: PT Ghalia
Indonesia.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
PT.Grasindo.
JURNAL
Wibowo, A. M. (2010). Dampak Kurikulum PAI Terhadap
Perilaku Keagamaan (Studi Komparasi antara Kurikulum
PAI Plus dengan PAI Diknas). Jurnal Pengkajian
Masalah Sosial Keagamaan.
WEBSITE
http://bola.kompas.com/read/2014/03/07/1545542/Indra.Sjafri.Ba
nyak.Pelatih.Senior.yanglebih.bagus.
http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI.
90
www.republika.co.id/berita/sepakbola/ligaindonesia/13/12/18/mx
zy4-uindrasjafri-raih-penghargaan-antara-achievemnt-
award.
http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/ligaindonesia/14/04/
21/n4d220-indra-sjafri-tokoh-perubahan-republika.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR WAWANCARA
Komunikasi Antarpribadi Pelatih Tim Nasional Sepakbola U-192013 dalam Menanamkan Nilai-nilai Keagamaan
Waktu Wawancara : Sabtu,13 Januari 2018 pukul 17.25-18.00
Tempat Wawancara : Restoran Ninety Ninelt.4GrandIndonesia
Pewawancara : Asep Hermawan
Interviewer : Indra Sjafri (Pelatih Tim NasionalSepakbola U-19)
Tim nasional u-19 dari hasil seleksi kita itu pemain-
pemain yang sudah memang taat melakukan ibadah-ibadah
yang sudah diperintahkan menurut agama dia masing-
masing. Jadi, saya sudah tidak menemui kesulitan saat
memberikan pesan-pesan yang berkaitan tentang penanaman
nilai-nilai keagamaan untuk bikin dia lebih baik.
1. Awal bertemu para pemain?
Awal bertemu para pemain pada saat seleksi lalu
dilanjutkan dengan perkenalan di asrama tim nasional u-19
memperkenalkan diri satu-satu.
2. Apakah selain memberikan teknik, taktik, kapasitas fisik
dalam bermain sepakbola, memberikan informasi yang lain?
Seperti yang tadi saya bilang. Diluar maupun di
dalamlapangan sayapun menanamkan nilai-nilai keagamaan.
3. Bagaimana bentuk pesan keagamaan tersebut?
Mengingatkan bagi yang non muslim ke gereja kita
ingatkan, yang muslim ibadah-ibadah rutin yang harus
dilakukan saya suruh lakukan termasuk jika ada latihan di
bulan puasa wajib puasa dan lain sebagainya. Intinya semua
nilai-nilai keagamaan tak bisa dipisahkan dari latihan.
4. Seberapa penting menanamkan nilai-nilai keagamaan?
Penting sekali karena agama bisa membentengi
semua hal, akhlak yang dibangun di agama. Pemain
sepakbola bukan hanya bermain sepakbola pengetahuan dan
akhlak nya harus bagus.
5. Adakah kendala dan hambatan dalam menanamkan nilai-nilai
keagamaan?
Tidak ada hambatan, karena sudah mempunyai basic
agama sebelum masuk timnas sepakbola u-19.
6. Tahapan dan persiapan apa saja dalam menanamakan nilai-
nilai tersebut?
Mengalir saja tidak ada persiapan ketika dia lupa kita
mengingatkan terus.
7. Apa pernah pemain bercerita tentang hal pribadinya kepada
coach?
Sebelum berangkat ke Malaysia evan menghubungi
saya dia bertanya tentang masalah tidak diizinkan pergi
kesalah satu klub di Malaysia oleh PSSI. Lalu saya bilang
ikhlas saja, alhmdulillah akhirnya evan pun diizinkan.
8. Adakah perselisihan antara pelatih dengan pemain ataupun
pemain dengan pemain?
Selama menangani tim nasional tidak ada
perselisihan.
9. Efek bagi menananmkan nilai-nilai keagamaan?
Ketika menanamkan nilai-nilai keagamaan akan
punya keyakinan, kebiasaan baik dan akan mendukung bagi
prestasinya.
( Indra Sjafri )
DAFTAR WAWANCARA
Komunikasi Antarpribadi Pelatih Tim Nasional Sepakbola U-19
dalam Menanamkan Nilai-nilai Keagamaan
Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Juli 2018 pukul 17.25- 18.00
Tempat Wawancara : Toko Mh8cloth Kebon Jeruk
Pewawancara : Asep Hermawan
Interviewer : Muhammad Hargianto (PemainTimNasional Sepakbola U-19)
1. Kapan pertama kali bertemu coach indra sjafri dan hal apa
saja yang dibicarakan?
Yang pertama kali ketemu itu 2010 atau 2011,
kayaknya kalau gak salah sih 2011an, ketemunya itu waktu
masih di U16 masih belum ikut U19. Itu udah jadi awalnya
coach indra itu mengajari jadi orang yang rendah hati lah
jangan sombong atau bagaimana, harus tetep low profile
dimanapun posisinya di atas kita sudah rejekinya sudah di
atas atau belum. Nah baru itu sebelum kalau tidak salah
seblum sama Cak Nun jadi waktu itu ada obrolan lah sam
Cak Nun tapi itu setelah yang 2013 kalau tidak salah. Jadi
banyak sebenernya ajaran-ajaran nasihat-nasihat dari coach
indra yang diingat gitu. Tidak cuma satu doang. Jadi ya
Sebenernya itu Cuma dasar-dasar aja sih. Dasar-dasar jadi
kita itu harus seperti apa, menerima semuannya gitu, tidak
ada yang lain..
2. Apa pendapat bapak tentang sosok Inda Sjafri?
Coach indra sosok yang baik, sosok yang religius tapi
kan pasti setiap manusia ada kita harus liat positif nya gitu
aja, selalu baik aja, jadi personal yang rendah hati.
3. Apakah coach memberikan penanaman nilai-nilai keagamaan?
waktu itu kan kita tc lagi bula puasa ya, setidaknya
kita puasa tetep puasa , tapi tetep menjalankan latihan terus
juga kita tetap terawih , jadi latihan itu setelah shalat terawih
bukan pas di waktu terawih ,waktu itu kita tc tetep puasa, ada
satu bulan setengah kalau ga salah di jogja itu pas kita lagi
ramadhan . nah latihannya itu pas kita setelah terawih ,
setelah ashar sama setelah terawih jadi tidak cuma bolanya
aja yang diajarin sama dia gitu . jadi intinya ya pelajaran-
pelajaran untuk menjadi manusia lebih baik lagi dikasih tau
dia, tapi gak dibicarakan secara personal ya maksudnya
dikasih tau bareng-bareng rame-rame gitu.
4. Seperti apa pendekatan Indra terhadap pemain dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan?
mengalir aja, tidak seperti harus begini-begini, kita
sebagai pemain bola ya berlaku seperti pemain bola bukan
diajarkan menjadi santri tapi seengga nya dimasukanlah
dengan praktek nya dia itu. Bukan hanya coach indra sjafri
aja ada 4 asisten pelatih waktu itu. rata-rata semua pelatih
baik juga ko menanamkan seperti itu ga cuma Indra Sjafri
dibalik itu ada orang lain lagi yang ikut membantu dan selalu
mengingatkan.
5. Seberapa sering Indra menanamkan nilai-nilai keagamaan?
lewat contoh yaa waktu sholat kita sholat.
Menanamkan itu bukan hanya harus seperti ini seperti itu
berjalan pelan-pelan.
6. Apa pernah bapak bercerita tentang hal yang pribadi kepada
coach atau dengan pemain?
pasti ada lah sama temen kita temen dekat sekedar
curhat kepada coach juga diluar maupun di dalam lapangan.
7. Apa pernah berselisih paham dengan coach?
pasti ada lah namanya orang hidup ya pasti ada
selisihnya saat kita latihan dan kalau diluar lapangan jarang.
Kalo di dalam lapangan hal yang wajar untuk kita yang
menjadi muridnya kita harus mendengarkannya, tapi kadang
kita tidak sesuai contohnya kita melakukan dilapangan a tapi
keinginan yang diinginkan pelatih b itu hal-hal yang wajar
aja sih.
8. Bagaimana cara mengatasi ketika berselisih paham antara
coach atau dengan pemain?
ngobrol didalam lapangan seperti ketika saya
melakukan a padahal yang dia mau b kita harus tanya
kesalahnnya saya dimana kita harus seperti itu, kamu lebih
baik seperti ini jadi pelatih itu tidak bilang bahwa saya salah
tapi itu baik tapi lebih baik akan seperti ini yasudah kita
harus mengalah namanya murid maupun gimana pun kita
harus belajar dari guru. Jangan sampai nasihat guru
dibantah seketika kita harus telaah dulu supaya ga ada
gesekan.
9. Dampak apa saja setelah penanaman nilai-nilai kegaamaan?
jadi gini yang orang lain pikir tentang u-19 2013 itu
karena religius abis nge gol in terus sujud syukur. Jadi
sebenarnya kita sujud untuk bersyukur bukan semata-mata
orang yang religius. Orang yang religius kan tergantung
orang bagaimana memandang kita jadi sebernya intinya kita
jalan dengan apa adanya tidak di buat buat kita nge golin
sujud kita harus bersyukur sama aja rendah hati tidak muluk-
muluk gol dari kita karena semua rezekinya juga. Jadi
religius itu gimana orang menilai kita bukan dari kita untuk
menonjolkannya.
10. Apa bapak masih berkomunikasi dengan pemain atau coach?
Waktu kejogja mampir ke rumah tim pelatih
silaturahmi selalu ada hubungan yang baik. yaa walaupun
jarang komunikasi seperti dulu tapi jangan pernah lupa
karena pernah dilatih dia rezeki kita bisa naik.
a
( Muhammad Hargianto )
Top Related