7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
1/22
PROPOSAL TUGAS AKHIR
ANALISIS NILAI POWDER FACTOR (PF)OPERASI
PEMBORAN DAN PELEDAKAN OVERBURDEN BATUBARA
TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGUPASAN
OVERBURDEN DI PT. ASMIN KOALINDO TUHUP (AKT)
KECAMATAN LAUNG TUHUP
KABUPATEN MURUNG RAYA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Diajukan Oleh :
HARIADI
(DBD 109 047)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2013
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
2/22
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada
PT. ASMIN KOALINDO TUHUP (AKT)
Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Penelitian Tugas Akhir (TA)
Oleh :
Nama : Hariadi (DBD 109 047)
Alamat Jurusan : Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA
Telp : 05363226487 Fax : 0536 - 3226487
Alamat Rumah : Hariadi
Jl. Raden Patah No. 49, Palangka Raya (KAL-TENG)
Telp. 085751978788
Palangka Raya, Juni 2013
Menyetujui Dosen Koordinator Tugas Akhir,
Neny Sukmawatie, S. Hut., MP
NIP. 19760614 200801 2 020
Mahasiswa,
HARIADI
NIM. DBD 109 047
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Palangka Raya
BUDHI ETER SILAM, ST
NIP. 132 317 928
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
3/22
1. JUDULPelaksanaan Tugas Akhir merupakan salah satu studi lapangan dalam
perkuliahan pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya.
Penulis bermaksud melaksanakan Tugas Akhir di PT. ASMIN KOALINDO
TUHUP (AKT), dimana judul yang penulis ajukan adalah Analisis Nilai
Powder Factor (PF)Operasi Pemboran Dan Peledakan Overburden
BatubaraTerhadap Produktivitas Pengupasan Overburden.
2. LATAR BELAKANGSalah satu kegiatan yang dilakukan pada usaha pertambangan batubara
ialah kegiatan pengupasan overburden sebagai lapisan atas yang menutupilapisan batubara. Dikarenakan lapisan overburden di lokasi tambang PT.
Asmin Koalindo Tuhup batuan yang cukup keras, maka perlu dilakukan
operasi pemboran dan peledakan dalam rangka membongkar overburden
tersebut. Di dalam operasi peledakan, ada parameter yang disebut sebagai
Powder Factor (PF), diartikan sebagai perbandingan jumlah bahan peledak
yang akan dipakai dengan batuan hasil peledakan. Perencanaan operasi
peledakan dengan nilai Powder Factor yang tepat sangat menentukanproduktivitas pengupasan overburden tersebut. Dengan memilih judul ini,
Peneliti mengharapkan dapat menganalisis nilai Powder Factorpada operasi
peledakan overburden batubara dan kaitannya dalam memaksimalkan
produktivitas pengupasan overbuden pada perusahaan yang telah dipilih.
3. MAKSUD DAN TUJUANSecara akademis, penelitian Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah
satu syarat kelulusan Studi Strata Satu Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya serta sebagai tolak ukur terhadap wawasan dan
pengetahuan yang telah didapat dibangku kuliah terhadap kegiatan di lapangan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menganalisis apakah
geometri, pola peledakan, danpowder factoryang diterapkan pada daerah kerja
pemboran dan peledakan overburden itu sudah cocok, maksimal, dan
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
4/22
terfragmentasi baik dengan produktivitas pengupasan overburden yang
dilakukan. Artinya menganalisis powder factor dengan mengarah ke tingkat
ekonomis suatu proses peledakan dan menghubungkannya dengan
produktivitas peralatan pengupasan overburden (alat gali-muat dan alat
angkut).
Apakah telah berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan angka
powder factor yang ekonomis dengan produktivitas peralatan pengupasan
overburden yang maksimal dan memenuhi target perusahaan.
4. MANFAAT PENELITIANManfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat diketahuinya
nilaipowder factorterhadap produktifitas alat gali muat dan alat angkut dalam
kegiatan pengupasan overburden.
5. RUMUSAN MASALAHPada saat akan memulai operasi penambangan batubara, terdapat lapisan
penutup (overburden) yang harus dikupas terlebih dahulu. Lapisan overburden
ini berupa bebatuan keras dan lunak. Bebatuan lunak dapat langsung dikupas
dengan menggunakan alat ripping dan gali-muat. Sedangkan untuk lapisan
batuan keras maka akan memerlukan adanya operasi pemboran dan peledakan
guna membongkarnya, menjadikannya sebagai fragmen-fragmen kecil yang
siap untuk digali dan dimuat. Untuk mendapatkan fragmentasi hasil peledakan
yang baik, diperlukan rancangan geometri, pola peledakan serta penentuan
powder factoryang ekonomis. Guna mendapatkan ukuranpowder factoryang
pas untuk menghasilkan produktivitas alat pengupasan (gali-muat dan angkut)yang maksimal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan analisis
terhadap rancangan geometri peledakan dan powder factor yang dipakai.
Dalam analisis ini akan dilakukan dengan pengamatan terhadap beberapa
faktor yang mempengaruhi operasi pemboran dan peledakan, yaitu rancangan
pola dan geometri, jenis batuan, jenis bahan peledak, jumlah material yang
akan diledakan, kinerja dan produktivitas alat.
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
5/22
Data yang diperoleh dari pengamatan tersebut akan dijadikan sebagai
dasar untuk menganalisis operasi pemboran dan peledakan secara teoritis,
termasuk desain geometri, pola lubang bor, pola pengisian handak, dan powder
factor. Agar sekiranya dapat dibandingkan dengan aktualisasi dilapangan.
Sehingga bila ada kekurangan, maka dapat diperbaiki dan dicocokan.
Pemecahan masalah ini berhasil apabila didapat fragmentasi hasil peledakan
yang sesuai dengan spesifikasi yang mampu di gali-muat dan angkut oleh alat
mekanis dan tercipta produktivitas kerja yang maksimal.
6. BATASAN MASALAHPenelitian ini dibatasi hanya terletak pada lingkup kegiatan pemboran
dan peledakan overburden serta produktivitas alat gali muat dalam pengupasan
overburden.
7. DASAR TEORI7.1. Pemboran dan Peledakan
a. Diameter Lubang TembakDiameter lubang tembak yang biasanya dipilih disesuaikan dengan sifat-
sifat fisik batuan yang akan diledakkan. Apabila batuan yang akan
diledakkan sukar pecah maka penggunaan diameter lubang tembak yang
kecil akan dapat menghasilkan energi peledakkan yang lebih baik.
b. Kemiringan Lubang Tembak1)Lubang Tembak Vertikal
Suatu jenjang dengan arah lubang tembak vertikal diledakkan, maka
bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan terbesar.
Gelombang tekan tersebut sebagian akan dipantulkan pada bidang
bebas dan sebagian lagi diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang
(lihat gambar dibawah).
2)Lubang Tembak MiringPada lubang tembak miring, bidang bebas akan menerima gelombang
tekan untuk dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang
diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang lebih kecil (lihat gambar
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
6/22
dibawah). Dengan demikian sebagian besar gelombang tekan yang
dihasilkan oleh bahan peledak digunakan untuk membongkar batuan.
c. Pola PemboranPola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran
dengan menempatkan lubang lubang tembak secara sistematis.
Berdasarkan letakletak lubang bor maka pola pemboran pada umumnya
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1)Pola pemboran sejajar(paralel pattern)2)Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
7/22
Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-
lubang tembak yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola
pemboran selang-seling, adalah pola dengan penempatan lubang-lubang
tembak secara selangseling pada setiap kolomnya.
Dalam penerapannya di lapangan, pola pemboran sejajar merupakan
pola yang lebih mudah dalam melakukan pemboran dan untuk pengaturan
lebih lanjut. Tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang seragam,
sedangkan pola pemboran selang seling lebih sulit penanganannya di
lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam.
Gambar 1.1
Pemboran Dengan Lubang Tembak Tegak dan Lubang Tembak Miring
Lantai Atas
Lantai Bawah450
45
Daerah bongkar besar
Daerah backbreak
Stemming
Gel.Tekan diteruskan
Gel.Tekan dipantulkan
450
45
Lantai Atas
Lantai Bawah
Lubang tembak
Lubang tembak mi ri ng
Daerah bongkar besar
Gel.Tekan dipantulkan
Daerah backbreak
Stemming
Gel.Tekan diteruskan
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
8/22
Menurut hasil penelitian di lapangan pada jenis batuan kompak,
menunjukan bahwa hasil produktivitas dan fragmentasi peledakan dengan
menggunakan pola pemboran selang-seling lebih baik dari pada pola
pemboran sejajar, hal ini disebabkan energi yang dihasilkan pada
pemboran selang-seling lebih optimal dalam mendistribusikan energi
peledakan yang bekerja dalam batuan.
Gambar 1.2. Pola Pemboran
d. Pola PeledakkanPola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang
lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya
ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola
peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah
runtuhan material yang diharapkan.
Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan
sebagai berikut (Gambar 1.3) :
a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depandan membentuk kotak
b. Corner cut (echelon cut) , yaitu pola peledakan yang arah runtuhanbatuannya ke salah satu sudut dari bidang bebasnya.
Free FaceB
A. Pola pemboransejajar (paralel).
Free Face
B
B. Pola pemboranselang-seling
(staggered).
S = Spasi
B
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
9/22
c. V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepandan membentuk huruf V.
Berdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakansecara serentak untuk semua lubang tembak.
b. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkanpeledakan dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris
lainnya.
Setiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruangyang cukup kearah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara
maksimal sehingga lubang tembak akan terdesak, mengembang, dan
pecah.
Secara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas (free face) maka
kuat tarik batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan
untuk pemecahan batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya
memiliki jarak yang sama terhadap lubang tembak.
e. Kecepatan Pemboran- Cycle Time
Ct = Pt + Bt + St + Ft + Dt
Dimana :
Ct = Cycle time
Pt = Waktu untuk mengambil posisi (positioning time)
Bt = Waktu untuk membor (boring time)
St = Waktu untuk menambah, mengganti batang bor
Ft = Waktu untuk mencabut rod dan membersihkan lubang
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan-hambatan (delay time)
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
10/22
- Kecepatan pemboran
H1
Vt1 =
Ct
Dimana :
Vt = Kecepatan pemboran
H = Kedalaman lubang tembak
Ct = Cycle time
Gambar 1.3
Pola Peledakan Berdasarkan Arah Runtuhan Batuan
BOX CUT
Keterangan :
1, 2, = Nomor urutan peledakan
Bidan Bebas
2
1 1 1 1 2
3 2 2 2 2
2 1 0 1 2
4 3 2 3 4
3 2 1 2 3
Bidang Bebas
5 4 3 2 1
6 5 4 3
ECHELON
Keterangan :
1, 2, = Nomor urutan
peledakan
Bidang Bebas
2
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
11/22
- Kecepatan pemboran rata-rata (GDR)
Vt1 + Vt2 + . . . + Vtn
Vt =n
Dimana :
n = Jumlah pengamatan
f. Volume SetaraA x L
Veq =
n x H
Dimana :
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
n = jumlah lubang tembak
H = kedalaman lubang tembak
g. Produksi Alat BorP = Vt x Veq x E
Dimana :
P = produksi alat bor
Vt = kecepatan pemboran
Veq = volume setara
E = effesiensi kerja alat bor
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
12/22
h. Geometri Peledakkan- Konya Teori
B = 3,15 De ( SGe/SGr )1/3
Dimana :
B = Burden
SGe = SG bahan peledak
SGr = SG batuan
De = Diameter lubang tembak
- R.L. Ash Teori
Ep
AF1 = { }1/3
Epst
dest
AF2 = { }1/3
de
Dimana :
Ep = energi potensial bahan peledak
Epst = energi potensial peledak standart
de = densitas batuan yang diledakkan
dest = densitas batuan standart
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
13/22
KB terkoreksi = KB standart x AF1 x AF2
KB terkoreksi x De
B =12
Hubungan antar variabel R.L Ash :
- Burden Ratio
12 B
Kb =
De
- Hole Depth Ratio
H = Kh x B Kh = 1,5 - 4,0
- Sub Drilling Ratio
J = Kj x B Kj = 0,2 - 0,4
- Stemming Ratio
T = Kt x B Kt = 0,7 - 1,0
- Spacing Ratio
S = Ks x B Ks = 1,1 - 1,8
i. Metode PeledakkanSampai saat ini dikenal ada empat jenis metode peledakkan, yaitu :
- Metode sumbu api- Metode sumbu ledak- Metode Listrik- Metode Non Electric (nonel)
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
14/22
Sedangkan kebutuhan mengenai peralatan dan perlengkapan tergantung
dari metode yang akan digunakan.
j. Kapasitas Produksi1. Jumlah batuan yang diledakkan
W = A x L x dr
Dimana :
W = berat batuan
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
dr = densitas batuan
2. Penentuan Tingkat Fragmentasi Batuan Hasil PeledakanPenentuan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan dengan
cara membandingkan antara volume nyata batuan hasil peledakan
dengan volume batuan yang tidak memerlukan pemecahan ulang.
Fragmentasi batuan yang memerlukan pemecahan ulang
dinyatakan sebagai bongkah (boulder) dari hasil peledakan, sehingga
diperlukan upaya pemecahan ulang agar batuan tersebut bisa
digunakan.
Dalam menentukan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan
ada beberapa metode yang bisa digunakan, seperti :
1) Metodephotography2) Metodephotogrametry3) Metodephotography berkecepatan tinggi4) Analisa produtivitas alat muat5) Analisa volume material pada pemecahan ulang6) Analisa visual komputer
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
15/22
7) Analisa kenampakan kualitatif8) Analisa ayakan9) Analisa produktivitas alat peremuk
Penentuan fragmentasi batuan hasil peledakan di PT. Asmin
Koalindo Tuhup nantinya ialah dengan menerapkan analisa
produktivitas alat muat. Cara ini digunakan karena lebih teliti dalam
perhitungannya.
X = A (V/Q)0,8 . Q0,17 . (E/115)-0,63
Dimana :
X = ukuran fragmentasi batuan
A = faktor batuan
V = volume batuan yang dihancurkan tiap lubang tembak
Q = berat bahan peledak
E = energi potensial relatif
3. Bahan peledak yang diperlukanE = de x Pc x N
Dimana :
E = jumlah bahan peledak yang diperlukan
de = densitas bahan peledak
Pe = tinggi kolom isian bahan peledak
N = jumlah lubang tembak
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
16/22
4. Powder Factor (PF)W
Pf =E
5. Blasting Ratio (BR)E
Br =
W
7.2.
Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Kemampuan produksi penambangan dapat diketahui dengan melakukan
perhitungan kemampuan produksi alat mekanis masing-masing rangkaian kerja
yang telah ditetapkan.
Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut dapat digunakan untuk
menilai kemampuan kerja dari suatu alat. Semakin besar hasil produksi suatu
alat dalam waktu yang singkat berarti produktifitas alat tersebut juga akan
semakin baik.
a. Produktivitas alat gali muat :
Keterangan :
Q = produktivitas alat muat (ton/jam) untuk batubara,
( bcm/jam) untuk interburden
Kb = kapasitas bucket
Ct
EffKbQ
3600
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
17/22
Eff = Faktor efisiensi alat
Ct = waktu edar alat muat/excavator, detik.
Waktu Edar Alat Muat
Merupakan total waktu pada alat muat, yang dimulai dari pengisian
bucketsampai dengan menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan kembali
kosong. Rumus :
CTm =T1 + T2 + T3 + T4
60
Keterangan :
CTm = Waktu edarexcavator, menit
Tm1 = Waktu menggali material, detik
Tm2 = Waktu berputar (swing) dengan bucket terisi muatan, detik
Tm3 = Waktu menumpahkan muatan, detik
Tm4 = Waktu berputar (swing) dengan bucketkosong, detik
b. Produktivitas alat angkut
Keterangan :
Q = produktivitas alat angkut, (ton/jam) untuk batubara,
(bcm/jam) untuk interburden
Kb = kapasitas bucket
Eff = faktor efisiensi alat
Ct
xEffxKbQ
60
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
18/22
Ct = waktu edar truk, menit
Waktu Edar Alat Angkut
Waktu edar alat angkut (dump truck) pada umumnya terdiri dari waktu
menunggu alat untuk dimuat, waktu mengatur posisi untuk dimuati, waktu diisi
muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, dan waktu kembali
kosong. Rumus :
CT =Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6
60
Keterangan :
Cta = Waktu edar alat angkut, menit
Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk siap dimuati, detik
Ta2 = Waktu diisi muatan, detik
Ta3 = Waktu mengangkut muatan, detik
Ta4 = Waktu mengambil posisi untuk penumpahan, detik
Ta5 = Waktu muatan ditumpahkan (dumping), detik
Ta6 = Waktu kembali kosong, detik
Waktu edar yang diperoleh setiap unit alat mekanis berbeda, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kondisi Tempat KerjaTempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat. Dengan ruang
gerak yang cukup luas, berbagai pengambilan posisi dapat dilakukan
dengan mudah, seperti untuk berputar, menggambil posisi sebelum diisi
muatan atau penumpahan serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan
demikian alat tidak perlu maju mundur untuk mengambil posisi karena
ruang gerak cukup luas, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja
alat.
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
19/22
2. Kekerasan MeterialMaterial yang keras akan lebih sukar untuk diuraikan, digali atau dikupas
oleh alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat.
3. Keadaan Jalan AngkutPemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh
keadaan jalan angkut yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang
operasi tambang terutama dalam kegiatan pengangkutan. Dimana
kekerasan, kehalusan, kemiringan dan lebar jalan sangat berpengaruh
terhadap waktu edarnya. Waktu edar alat angkut akan semakin kecil
apabila alat tersebut dioperasikan pada kondisi jalan yang diperkeras, halus
dan tanjakan relatif datar, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja
alat.
4. Metode Pemuatan
8. WAKTU PELAKSANAAN TUGAS AKHIRAdapun waktu pelaksanaan Tugas Akhir yang diajukan adalah dua bulan.
Terhitung minggu pertama bulan Agustus sampai dengan minggu terakhirbulan September. Susunan langkah kerja yang diusulkan adalah sebagai
berikut:
Kegiatan
Agustus September
I II II IV I II III IV
Studi Literatur
Observasi
Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
20/22
9. METODE PENELITIANAdapun penulisan laporan penelitian ini didasarkan pada 3 metode, yaitu:
1. Metode PustakaMetode ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang diperoleh dari data perusahaan terkait, perpustakaan,
penelitian terdahulu, internet, peta, grafik, tabel dan spesifikasi alat.
2. Metode ObservasiMetode ini dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk
melakukan pengamatan langsung terhadap topografi daerah, vegetasi,
cuaca, penentuan titik-titik pengamatan, Checking terhadap permasalahan
serta data-data lain yang akan berhubungan dengan topik yang diambil.
Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data yang meliputi :
a. Data spesifikasi overburdenb. Data spesifikasi peralatan peledakanc. Metode pemboran dan peledakan, metode pengupasan dan
pengangkutan
d. Operasi pemboran dan peledakan, rangkaian, handak,powder factore. Menghitung biaya operasi alatf. Penilaian efektifitas dan produktivitas kerja alatData yang diambil nantinya akan diproses lebih lanjut dengan beberapa
perhitungan, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau
rangkaian perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
3. Metode Interview ( Wawancara )Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pengawas
operational pada PT. Asmin Koalindo Tuhup.
10. PERMOHONAN FASILITASDengan segala kerendahan hati dan penuh harapan mahasiswa meminta
kebijaksanaan dari pihak PT. Asmin Koalindo Tuhup untuk dapat mendukung
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
21/22
terlaksananya kegiatan penelitian Tugas Akhir ini, dengan bersedia
menyediakan fasilitas berupa :
1.
Tempat tinggal atau mess selama melakukan penelitian2. Konsumsi3. Peralatan, perlengkapan dan akomodasi penunjang dalam kegiatan Tugas
Akhir
4. Transportasi selama kegiatan berlangsung, serta5. Peralatan lainnya yang berupa sarana dan prasarana sebagai penunjang
dalam kegiatan Tugas akhir.
11. PENUTUPDemikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak
perusahaan dengan harapan dapat diterima dan diproses lebih lanjut guna
memudahkan pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir ini nantinya. Adapun jika
judul yang penulis ajukan tidak sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini
ataupun ada permasalahan lain, sehingga judul yang diajukan tidak dapat
diterima dan diproses, maka harapan penulis perusahaan dapat memberikan
kebijaksanaan yang berupa masukan ataupun usulan lain untuk penelitian tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini banyak terdapat
kekurangan atau kekeliruan baik itu dari segi penulisan maupun teori yang
tercantum, untuk itu penulis mengaharapkan adanya saran konstuktif untuk
perbaikan dan penyempurnaan Penelitian Tugas Akhir ini nantinya.
7/22/2019 Proposal Ta _ Akt
22/22
CURRICULUM VITAE
Nama : Hariadi
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat / Tanggal Lahir : Muara Untu, 8 Agustus 1989
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat Badan : 167 cm / 74 kg
Kesehatan : Baik
Alamat Lengkap : Jl. Raden Patah No. 49 Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya
Agama : Islam
No. Telepon / HP : 085751978788
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri 2 Muara Untu (Tahun 1995 - 2001) SLTP : SLTP Negeri 2 Puruk Cahu (Tahun 2001 - 2004) SMU : SMK Syuhada Teknologi Banjarmasin (Tahun 2006
2009) Jurusan Teknik Mesin Perkakas
Perguruan Tinggi : Universitas Palangka Raya (Tahun 2009 - Sekarang)Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]