PENULISAN KALIMAT EFEKTIF
DALAM TULISAN ILMIAH
MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Tiga yang Diampu oleh
Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.
DISUSUN OLEH :
1. HENI ANGGRAENI (P17424109071)
2. WENING DWIJAYANTI (P17424109091)
3. YULIATI DWI P S (P17424109094)
REGULER A
PRODI DIII KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Penulisan Kalimat Efektif dalam Tulisan Ilmiah”
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
2. Drs. HM. Nur Fauzan Ahmad, MA, selaku dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia
3. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia
4. Keluarga yang selalu mendukung
5. Semua pihak yang ikut serta membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Akhirnya, semoga atas jasa dan budi yang telah diberikan kepada
penulis sebagaimana tersebut diatas mendapat karunia dari Allah SWT dan
semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi teman-teman pada umumnya.
Semarang, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4
D. Sistematika Penulisan..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kalimat Efektif.........................................................................5
B. Karakteristik Kalimat Efektif.................................................................7
..................................................................................................................
C. Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat.........................................15
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
proses belajar mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada
setiap semester ataupun mata kuliah, para mahasiswa mendapatkan tugas
untuk menulis makalah atau tulisan lainnya,seperti KTI yang menjadi
salah satu tugas di akhir perkuliahan. Dengan demikian, mereka
diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam
mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis di atas
sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan
tersebut muncul karena kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga,
pemikiran, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan
menulis menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh
mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan kegunaannya, apalagi
jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan
merupakan mata kuliah bidang studinya (Harry, 2010).
Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis
tersebut, Subarti Akhadiah dkk (1988) mengemukakan bahwa banyak
keuntungan yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas atau kegiatan
menulis tersebut, antara lain: (1) Dengan menulis kita dapat lebih
mengenali kemampuan dan potensi diri kita, (2) Melalui kegiatan menulis
kita mengembangkan berbagai gagasan, (3) Kegiatan menulis memaksa
kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang kita tulis, (4) Menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat, (5) Melalui tulisan, kita akan dapat meninjau serta menilai
gagasan kita sendiri secara lebih objektif, (6) Dengan menulis di atas
kertas,kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, (7) Tugas
menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif, (8)
Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta
berbahasa secara tertib (Harry, 2010).
Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana
menulis di lembaga pendidikan dasar atau menengah. Banyak persyaratan
yang harus dipenuhi. Tulisan yang baik memiliki beberapa ciri,
diantaranya bermakna, jelas/ lugas, merupakan kesatuan yang bulat,
singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu
tulisan yang baik harus bersifat komunikatif (Harry, 2010).
Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas,
maka dituntut beberapa kemampuan sekaligus. Agar dapat menulis
karangan misalnya, kita harus memilki pengetahuan tentang apa yang akan
ditulis. Disamping itu kita harus mengetahui bagaimana menuliskannya.
Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang
kedua menyangkut aspek - aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Baik
isi karangan, aspek kebahasaan, maupun teknik penulisan berkaitan erat
dengan gagasan pikiran (Harry, 2010).
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada
prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik
persyaratan utamanya harus memenuhi persyaratan gramatikal. Hal
tersebut berarti bahwa kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut Subarti Akhadiah dkk
(1988) meliputi: (1) Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat, (2) Aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, (3) Cara
memilih kata dalam kalimat (diksi) (Harry, 2010).
Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan
sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat minimal harus memiliki
subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan
aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang
digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat,
sehingga kalimat menjadi jelas maknanya (Harry, 2010).
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain
secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah
kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat
pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah
disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan
penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai diharapkan pembaca akan
tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya oleh apa yang
disampaikan oleh penulis (Harry, 2010).
Sesuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui tentang
pengertian serta kriteria-kriteria kalimat efektif,dan hal-hal lainnya yang
berkaitan dengan penggunaan kalimat efektif dalam penulisan Tulisan
Ilmiah, melalui penulisan makalah,yang berjudul ”Penggunaan Kalimat
Efektif dalam Tulisan Ilmiah”.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis
bahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa sajakah kriteria kalimat efektif?
3. Bagaimanakah contoh kalimat yang tidak efektif dan kalimat yang
efektif?
4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan suatu
kalimat?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah
1. Mengetahui dan memahami definisi kalimat efektif.
2. Mengetahui dan memahami kriteria kalimat efektif dalam penulisan
tulisan ilmiah.
3. Menngetahui, memahami, dan dapat membedakan contoh-contoh
kalimat yang tidak efektif dan contoh kalimat yang efektif.
4. Mengetahui dan memahami faktor penyebab ketidakefektifan suatu
kalimat
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I (pendahuluan) meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
dan sistematika penulisan.
Bab II (tinjauan pustaka) meliputi definisi kalimat efektif, karakteristik
kalimat efektif, dan faktor penyebab ketidakefektifan kalimat.
Bab III (penutup) berisi kesimpulan dan saran.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkap maksud
penutur atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara
penulis atau penutur dan pembaca/pendengar (Finoza, 2001 : 172).
Sedangkan definisi kalimat efektif menurut J.S Badudu, kalimat
efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan
oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami
oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang
dirasakan dan dipikirkan oleh si penutur (atau si penulis) itu. (Badudu, 1995 :
188).
Tulisan yang efektif harus mengandung unsur- unsur singkat, jelas,
tepat, aliran logika lancar, serta koheren. Singkat dalam arti tidak perlu
menambahkan hal-hal di luar pokok tulisan , serta tidak mengulang-ulang hal
yang sudah dijelaskan (redundant). Jelas, kejelasan (Clarity) dalam arti tidak
mempunyai arti ganda (ambiguous), serta tepat (precise) dalam arti pemilihan
kosa kata harus tepat menggambarkan apa yang dimaksudkan penulis. Aliran
logika (logical flow) lancar dalam arti paparan ide pokok didukung oleh
penjelasan dan kesimpulan. Dalam hal ini, ide-ide pokok harus saling
berkaitan mendukung ide utama sehingga seluruh bagian tulisan merupakan
kesatuan yang saliong berhubungan atau bertautan (coherence) (Indriati,
2002 : 34).
Menulis secara efektif tidak mudah karena pengarang harus
berpikir kritis untuk menyampaikan gagasannya. Howard dan Barton (1986)
menyebutkan bahwa menulis pada dasarnya adalah kegiatan berpikir selain
berkomunikasi. Howard dan Barton menulis adalah :
1. Kegiatan simbolik yang membuahkan makna
2. Bagaikan kegiatan diatas pentas untuk menyampaikan makna kepada
orang lain.
3. Cara untuk mengekspresikan diri dan alat untuk berkomunikasi
dengan orang lain (Indriati, 2002 : 34).
Menurut Jauhari dalam bukunya yang berjudul Penulisan Karya
Ilmiah, kalimat efektif adalah kalimat yang bisa menyampaikan pesan secara
tepat. Dengan kalimat efektif, pesan yang hendak disampaikan kepada
pembaca akan diterima secara tepat. Kalimat efektif terhindar dari makna yang
ambigu, penghamburan kata, kesalahan kata bahasa, ketidaklogisan makna,
kerancuan, dan pengaruh bahasa lain.
Dalam karya ilmiah kalimat efektif adalah ragam baku yang merupakan syarat
keilmiahan. hal ini tersebut karena sesuatu itu bisa menjadi ilmu apabila
diteliti dan menggunakan metodologi dan ditulis secara sistematis dengan
mengguanakan bahasa ragam baku (Jauhari, 2009 : 97).
Dalam penyusunan karya atau tulisan ilmiah kalimat yang
digunakan dalam karangan ilmiah harus mengandung makna yang lugas dan
logis serta efektif dalam penyusunan strukturnya. (Finoza, 2001 : 170)
Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat
mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia
dapat ,mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan
pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat efektif memiliki
kemampuan dan tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan
pembicara atau penulis. Disamping itu kalimat yang efektif selalu tetap
berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam
pikiran pembaca atau pendengar.
Jadi yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis (Keraf, 2004 : 40).
B. KARAKTERISTIK KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/ pembicara secara
pas dan jitu sehingga pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/
pembicara.
Untuk dapat mencapai keefektifitasan tersebut, kalimat efektif
harus memenuhi karakteristik yakni kalimat harus memenuhi syarat
kelengkapan, kelogisan, kesepadanan, kesatuan, dan kehematan.
1. Kelengkapan
Syarat kelengkapan ditandai oleh penggunaan kaidah tata bahasa yang
sekurang - kurangnya terdiri atas unsur subjek dan predikat. Kalimat yang
tidak bersubjek umumnya terjadi karena penggunaan kata depan pada awal
kalimat.
Contoh:
Dari hasil penelitian di lapangan membuktikan bahwa angka mortalitas
tinggi.
Kata depan dari yang terletak pada awal kalimat itu dapat menghilangkan
gagasan yang ingin disampaikan penulis. Dengan adanya kata depan
itu,subjek kalimat itu berubah fungsi menjadi keterangan. Dengan
demikian, kalimat tersebut tidak memiliki subjek, padahal dalam kalimat
aktif kehadiran fungsi subjek sangatlah wajib. Ketidakhadiran subjek
dalam kalimat pasif dapat menyebabkan tidak jelasnya informasi yang
diberikan suatu kalimat. Oleh karena itu, agar menjadi efektif, kata depan
tersebut harus dihilangkan. Kalimat itu seharusnya ditulis Hasil penelitian
di lapangan membuktikan bahwa angka mortalitas tinggi.
Perbaikan dengan cara lain dapat juga dilakukan, yaitu dengan tetap
mempertahankan kata depan dari, tetapi predikat aktif membuktikan harus
diubah menjadi pasif, yakni menjadi Dari hasil penelitian di lapangan
terbukti bahwa angka...Kehadiran subjek dalam kalimat pasif tidak wajib.
Ketidaklengkapan unsur kalimat dapat pula disebabkan oleh pemisahan
kalimat yang tidak tepat. Hal ini, misalnya, ditandai oleh kalimat yang
diawali kata karena atau sehingga. Kalimat seperti itu bukan kalimat
efektif karena kedua kata itu merupakan penghubung intrakalimat atau
berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian dalam sebuah kalimat dan
bukan antarkalimat. Sebagai bagian kalimat, unsur yang diawali kata
penghubung itu tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Sebaliknya
unsur yang disebut anak kalimat itu selalu tergabung dengan bagian
kalimat yang lain yang merupakan induk kalimatnya. Oleh karena itu,
bagian kalimat tersebut harus ditulis serangkai dengan bagian kalimat
yang lain.
Contoh :
Penelitian ini belum dapat dilaksanakan. Karena dana yang diusulkan
belum turun .
Kalimat tersebut tidak efektif. Untuk mengefektifkannya,kalimat tersebut
harus diubah menjadi Penelitian ini belum dapat dilaksanakan karena
dana yang diusulkan belum turun (Kosasih, 2009 : 88).
2. Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam
sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek
atau menggabungkan lebih dari satu unsur pilihan, bahkan dapat
mempertentangkan unsur pilihan yang satu dan yang lainnya asalkan ide
atau gagasan kalimatnya satu. Artinya, dalam setiap kalimat hanya ada
satu maksud utama penulis/ pembicara, dan maksud itu harus dapat
dikenali dan dipahami oleh pembaca/ pendengar.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
Berdasarkan agenda sekretaris manager personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru. (Tidak jelas siapa yang memberi
pengarahan).
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:
a) Berdasarkan agenda, sekretaris manager personalia akan
memberi pengarahan kepada pegawai baru.
b) Berdasarkan agenda sekretaris, manager personalia akan
memberi pengarahan kepada pegawai baru (Finoza, 2001 :
173).
Contoh lainnya adalah sebagai berikut :
Kita pengemban amanat penderitaan rakyat harus selalu mengupayakan
kesejahteraan bangsa ini, baik jasmani maupun rohani.
Agar efektif, kalimat itu harus diubah menjadi dua kalimat berikut ini.
a) Kita adalah pengemban amanat penderitaan rakyat.
b) Oleh karena itu, kita harus selalu mengupayakan
kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani rohani (Kosasih, 2009
: 90).
3. Kepaduan (koherensi)
Yang dimaksud dengan koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu
antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk
kalimat adalah kata, frasa, kalusa, tanda baca, dan fungsi sintaksi (S-P-O-
pel-kel).
Contoh kalimat yang tidak koheren:
a. Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin
mengemudi. (tidak mempunyai subjek atau subjeknya tidak jelas).
b. Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur
S-P-O tidak berkaitan erat).
Contoh kalimat yang koheren:
a. Setiap pengemudi mobil harus memilki surat izin mengemudi.
b. Para petani mendapat keterngan tentang kelangkaan pupuk (Finoza,
2001 : 173).
4. Keparalelan
Yang dimaksud dengan kepararelan/ kesejajaran adalah terdapatnya unsur-
unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang
dipakai didalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah penelitian jika unsur
pertama menggunakan verba, kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika
unsur pertama berbentuk nomina, unsur berikutnya juga harus berbentuk
nomina.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah:
a. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat
katalog, dan buku-buku diberi label.
b. Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:
a. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan
katalog, dan pelabelan buku.
b. Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan
terimakasih (Finoza, 2001 : 173).
Contoh lainnya adalah sebagai berikut.
Usulan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum
menyetujuinya. Ketidaksejajaran atau ketidaksepadanan kalimat tersebut
tampak pada pemakaian kedua predikatnya: diajukan dan menyetujuinya.
Yang satu bermakna pasif dan yang lainnya bermakna aktif. Untuk
menyejajarkannya,predikat-predikat itu harus dibuat semakna: pasif semua
atau aktif semua. Apabila predikat-predikat itu dijadikan pasif, kalimat
yang benar adalah Usulan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi
belum disetujui oleh kepala proyek. Sementara itu,apabila predikat-
predikat itu dijadikan aktif, kalimat yang benar adalah Kami sudah lama
mengajukan usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek belum menyetujui.
(Kosasih, 2009 : 90)
5. Ketepatan
Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan
pemakain unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta
pengertian yang bulat dan pasti. Diantara semua unsur yang berperan
dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan
terpenting.Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi perlu diingat
ada kalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu
ideom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang
bulat dan pasti. Dalam praktik di lapangan baik dalam wacana lisan
maupun wacana tulis banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah
ketepatan pemakaian unsur pembentuk kalimat. Akibatnya kalimat yang
dihasilkan pun tidak berkualitas.
Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatiakan faktor ketepatan:
a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga
petang. (salah dalam pemakaian kata “sehingga”).
b. Manager saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan
dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia....(salah
memakai frasa “namun demikian”).
Contoh penulisan kalimat yang memperhatiakan faktor ketepatan:
a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai
petang.
b. Manager saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dangan
dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian,dia...
(Finoza, 2001 : 174).
6. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan adalah adanya upaya menghindari
pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-
kata mubazir, tidak mengulang subjek, tidak menjamakkan kata yang
memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan
menjadi padat berisi.
Contoh kalimat yang tidak hemat kata :
a. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri, mahasiswa itu
belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore.
b. Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik Anda
harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Contoh kalimat yang hemat kata :
a. Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
b. Anda harus sungguh-sungguh belajar supaya mendapat nilai yang
baik (Finoza, 2001 : 174).
Beberapa upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut.
1) Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan
Tidak efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan
produktif karena mereka merasa dihargai
pemimpinnya.
Efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan
produktif karena merasa dihargai pemimpinnya.
2) Menghindarkan penggunaan hipernim dan hiponimnya secara
bersama-sama
Tidak efektif : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan gradiol sangat
disukainya.
Efektif : Mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.
3) Menjauhi pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu
Tidak efektif : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita ikut
memberikan dasar dan arah daripada politik kita
yang bebas dan aktif.
Efektif : Sejarah perjuangan bangsa kita ikut memberikan
dasar dan arah politik kita yang bebas dan aktif.
4) Menghindar pemakaian kata yang tidak perlu
Tidak efektif : Di dekat kantor tempat mendaftarkan tanah
diketemukan sebuah peti tempat menyimpan uang
dan sebuah kopor yang terbuat dari kulit.
Efektif : Di dekat kantor pendaftaran tanah ditemukan
sebuah peti uang dan sebuah kopor kulit.
5) Menghindari bentuk klausa yang ber-bahwa bila bentuk frasanya sudah
memadai
Tidak efektif : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat
disangsikan lagi.
Efektif : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan
lagi.
6) Menghilangkan pleonasme
Tidak efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00 dini hari
dalam keadaan mabuk.
Efektif : 1) Suaminya sering pulang pukul 03.00 dalam
keadaan mabuk.
2) Suaminya sering pulang dini hari dalam
keadaan mabuk.
Tidak efektif : Ia mempunyai koleksi buku-buku langka.
Efektif : Ia mempunyai koleksi buku langka (Kosasih, 2009
: 90).
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang
logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir
yang sistematis (runtut/ teratur dalam perhitungan angka dan penomoran).
Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula
pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika
maknanya lemah dari segi logika berbahasa.
Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :
a. Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. ( waktu
dan tempat tidak perlu dipersilakan)
b. Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini
tepat pada waktunya. (berarti “modal” untuk menyelesaikan makalah
cukuplah ucapan syukur kepada Tuhan) (Finoza, 2001 : 172).
Contoh-contoh lainnya adalah sebagai berikut :
Contoh 1
Dewan Keamanan PBB mengecam keras atas terjadinya pembunuhan 21
keluarga Palestina yang tewas dan 200 lainnya yang luka-luka.
Dalam memahami makna kalimat seperti itu pembaca dituntut untuk
berpikir keras. Bagaimana menghubungkan pembunuhan dengan warga
yang tewas dan yang luka-luka? Berdasarkan logika yang sehat, tidak
mungkin suatu pembunuhan dilakukan terhadap orang yang sudah tewas.
Jika pembunuhan itu dilakukan terhadap orang yang luka-luka, hal itu
masih mungkin. Kesalahan semacam itu mungkin tidak disadari oleh
penulis. Agar menjadi logis, kalimat itu harus diperbaiki menjadi Dewan
Keamanan PBB mengecam keras atas peristiwa yang mengakibatkan 21
warga Palestina tewas dan 200 luka-luka.
Contoh 2
“Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perpanjangan waktu
sampai adu penalti karena sistem penerangan stadion Klabat yang terlalu
terang.”
Perhatikan bagian akhir kalimat sesudah kata karena. Yang tidak terlalu
terang itu sistem penerangankah atau penerangan itu sendiri? Yang tidak
terlalu terang tentunya adalah penerangannya, yaitu lampu-lampu di
stadion, bukan sistemnya. Jadi, terlihat bahwa nama penulis tidak
terungkapkan secara baik. Oleh karena itu, bagian kalimat itu harus diubah
menjadi
a) ...sistem penerangan di Stadion Klabat itu kurang baik;atau
b) ...lampu-lampu di Staidion Klabat itu kurang terang. (Kosasih, 2009 :
89)
C. FAKTOR PENYEBAB KETIDAKEFEKTIFAN
Beberapa faktor penyebab ketidakefektifan kalimat adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan tata bahasa
Kesalahan tata bahasa dapat menyebabkan kalimat tidak efektif.
Kesalahan tersebut sering tidak disadari akibat pengaruh gramatikal
bahasa lain, baik bahasa ibu, bahasa daerah lain maupun bahasa asing.
Beberapa contoh kalimat tidak efektif akibat kesalahan tata bahasa.
a. Demikian surat pemberitahuan ini, atas perhatiannya, saya ucapkan
terima kasih.
b. Dia mengalami kecelakaan ketiga kalinya.
Pada kalimat a kata ganti nya mengacu pada orang ketiga, sedangkan yang
disurati orang kedua maka seharusnya langsung saja pemakai nama
panggilan yang disurati (Bapak/ Ibu/ Saudara dll)
Pada kalimat b kata ketiga kalinya tidak sesuai dengan struktur bahasa
Indonesia (Yang benar kata kali ketiganya)
Kalimat-kalimat diatas harusnya
a. Demikian surat pemberitahuan ini atas perhatian Bapak/ Ibu/ Saudara,
saya ucapkan terima kasih
b. Dia mengalami kecelakaan kali ketiganya (Jauhari, 2009 : 99).
2. Ketaksaan Kalimat
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan secara
cepat dan akurat. Agar sebuah kalimat itu efektif dalam menyampaikan
pesannya, harus terhindar dari ketaksaan atau keambiguan, artinya
kalimat itu tidak memiliki makna ganda. Kalimat yang bermakna ganda
dapat membingungkan pendengar atau pembaca. Beberapa contoh
kalimat taksa atau ambigu :
a. Kucing makan tikus mati
b. Istri dokter baru
c. Pelantikan presiden RI yang baru dilaksanakan di Istana Bogor
Pada kalimat a tidak jelas apa yang mati. Dengan kalimat demikian bisa
kucing yang mati atau tikus yang mati. Kalau yang dimaksud tikus yang
mati, diantara subjek dan predikat harus terdapat tanda pisah (-) atau kata
penghubung yang sebelum kata keterangan. Kalimat b kalau dimaksud
yang barunya itu istri dokter, diantara subjek dan predikat harus ada tanda
pisah (-) atau kata penghubung yang sebelum kata keterangan. Kalimat c
kalau dimaksud yang barunya presiden bukan RI harus ada tanda pisah (-)
diantara kata presiden dan RI atau kata keterangan baru diletakkan
setelah kata presiden. Kalimat-kalimat diatas harusnya :
a kucing – makan tikus mati/ kucing makan tikus yang mati
b. Istri dokter – baru/ istri dokter yang baru
c. Pelantikan presiden – RI yang baru dilaksanakan di Istana Bogor/
Pelantikan presiden baru RI dilaksanakan di Istana Bogor (Jauhari,
2009 : 99).
3. Ketidakhematan kata
Kata hemat atau efisien biasanya berpasangan dengan kata efektif. Kalimat
yang tidak hemat dalam penggunaaan kata tidak akan dapat
menyampaikan pesan dengan efektif. Kalau pesan bisa disampaikan
dengan menggunakan tiga atau empat kata mengapa harus menggunakan
lima atau enam kata? Akhirnya kalimat itu menjadi tidak efektif dan
penyampaian pesan pun tidak akurat. Perhatikan contoh kalimat yang tidak
menghemat kata:
Keinginan daripada Dewan Perwakilan Rakyat sekarang tidak selaras
dengan keinginan rakyatnya.
Pada kalimat ini kata daripada tidak diperlukan karena merusak tatanan
kalimat. Kalimat ini seharusnya adalah Keinginan Dewan Perwakilan
Rakyat sekarang tidak selaas dengan keinginan rakyatnya (Jauhari,
2009 : 99).
4. Kerancuan Kalimat
Kerancuan kalimat adalah kalimat yang strukturnya kacau tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Kalimat yang rancu tidak akan bisa
menyampaikan pesan secara akurat seperti kalimat efektif.
Contoh :
Mereka sedang akan merayakan akan kemenanganya. Kalimat ini
merupakan kalimat aktif maka setelah predikat tidak perlu ada kata
akan karena predikat aktif harus langsung diikuti objek. Kalimat ini
seharusnya Mereka sedang merayakan kemenangannya (Jauhari,
2009 : 99)
5. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah
Setiap bahasa mempunyai kaidah masing-masing. Kaidah bahasa yang
satu tidak bisa digunakan pada bahasa yang lain. Karena kaidah
merupakan salah satu komponen bahasa yang membedakannya dengan
bahasa lain. Akan tetapi, secara tidak disadari atau karena ketidaktauan,
baik bahasa asing maupun bahasa daerah sering memengaruhi Bahasa
Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut, bukan hanya pada kosa kata tetapi
juga pada tata bahasa.
Contoh :
Siapa yang ngerawat anak-anak korban bencana alam?
Pada kata ngerawat ini dipengaruhi oleh bahasa sunda. Bahasa
Indonesia yang benar adalah merawat (Jauhari, 2009 : 99).
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau
gagasan yang disampaikan oleh penutur atau penulis sehingga dapat dipahami
dan dimengerti oleh orang lain (pembaca/ pendengar).
Jadi yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis
Untuk dapat mencapai keefektifitasan tersebut,kalimat efektif harus
memenuhi karakteristik yakni kalimat harus memenuhi syarat kelengkapan,
kelogisan, kesepadanan, kesatuan, dan kehematan.
Beberapa faktor penyebab keetidakefektifan kalimat adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan tata bahasa
2. Ketaksaan kalimat
3. Ketidakhematan kata
4. Kerancuan kalimat
5. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswi Kebidanan
Supaya mahasiswi kebidanan menerapkan kalimat efektif dalam
komunikasi dan penulisan tulisan ilmiah.
2. Bagi Dosen
a. Supaya dapat memberikan pelatihan kepada mahasiswa agar
mahasiswa mampu menggunakan kalimat efektif dalam tulisan
ilmiah.
b. Supaya dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki penyusunan makalah yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S . 1995 . Inilah Bahasa Indonesia yang benar IV . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Finoza, Lamudin . 2001 . Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa . Jakarta : Diksi Insan Muliah
Harry. 2010 . “Kalimat Efektif” dalam http://harrysprincenata.wordpress.com/ diakses 7 Maret 2011
Indriati, Etty . 2002 . Menulis Karya Ilmiah . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jauhari, Heri . 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah . Bandung : CV Pustaka Setia
Keraf, Gorys . 2004 . Komposisi . Ende Flores : Nusa Indah
Kosasih, Yoce A Darma . 2009 . Menulis Karangan Ilmiah . Jakarta : Nobel Edumedia
SOAL- SOAL DISKUSI MATERI KALIMAT EFEKTIF DALAM TULISAN
ILMIAH
1. Di bawah ini yang bukan merupakan karakteristik dari kalimat efektif
adalah …
a. Kelogisan
b. Kehematan
c. Ketepatan
d. Kesejajaran
e. Kerapian
2. Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat kami persilakan untuk..
Kalimat di atas terasa rancu. Cara perbaikannya adalah…..
a. Kata kepada dihilangkan.
b. Kata waktu dan tempat dihilangkan.
c. Kata Bapak dihilangkan.
d. Kata kepada diganti dengan untuk
e. Kata persilakan diganti haturkan.
3. Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat disangsikan lagi.
Bentuk efektif dari kalimat tersebut adalah..
a. Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak dapat disangsikan lagi.
b. Bahwa kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan.
c. Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan lagi.
d. Kejujuran dan kesetiaan dari mereka tidak dapat disangsikan lagi.
e. Kejujuran dan kesetiaan mereka dari mereka tidak disangsikan lagi.
4. Salah satu faktor penyebab ketidakefektifan kalimat adalah
ketidakhematan bahasa, seperti kalimat berikut ini: pelayanan kesehatan
untuk ibu hamil yang mana ada di daerah desa Kaligede perlu
ditingkatkan. Bentuk kalimat efektif dari kalimat tersebut adalah…
a. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil yang ada di daerah desa Kaligede
perlu ditingkatkan.
b. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil yang mana ada di desa Kaligede
perlu ditingkatkan.
c. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil di daerah desa kaligede perlu
ditingatkan.
d. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil di desa Kaligede perlu
ditingkatkan.
e. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil yang mana di daerah desa
Kaligede perlu ditingkatkan.
5. Dia mengalami kecelakaan ketiga kalinya.
Kalimat di atas kurang tepat, yang benar adalah..
a. Dia mengalami kecelakaan yang ketiga kalinya.
b. Dia mengalami kecelakaan sudah yang ketiga kalinya.
c. Dia mengalami kecelakaan kali ketiganya.
d. Dia mengalami kecelakaan untuk yang ketigakalinya.
e. Dia mengalami kecelakaan yang kaliketiganya.
Essay..
Sebutkan dan jelaskan faktor penyebab ketidakefektifan kalimat !
(Kunci jawaban adalah yang dicetak tebal)
Top Related