i
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK
MELALUI EKSPERIMEN SEDERHANA
DENGAN MEDIA KOTAK SEMESTA
DI KELOMPOK B RA AL MINA JETIS BANDUNGAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
ALFI MAGHFIROH
NIM 23050-15-0021
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2020
ii
iii
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK
MELALUI EKSPERIMEN SEDERHANA
DENGAN MEDIA KOTAK SEMESTA
DI KELOMPOK B RA AL MINA JETIS BANDUNGAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
ALFI MAGHFIROH
NIM 23050-15-0021
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan
- Ali bin Abi Tholib –
viii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
1. Untuk kedua orangtuaku Bapak Ngadi dan Ibu Purwati, terimakasih atas
doa-doa, nasihat, dan dukungan yang tanpa putus dari kalian, sehingga
anakmu dapat menyelesaikan kuliah ini dan menjadi sarjana. Semoga
kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
2. Untuk suamiku Suryo Winoto, terimakasih atas doa, dukungan, dan
kesabaranmu dalam mendampingiku dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Terimakasih kepada Bapak serta Ibu dosen Pembimbing, penguji, dan
pengajar yang selama ini telah tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk
menuntun dan mengarahkan saya serta telah memberikan bimbingan dan
pelajaran yang tidak ternilai harganya.
4. Untuk sahabat-sahabatku Nurhayati, Indah Inayati, Ulfa Nurul Masruroh.
5. Kepala Madrasah dan segenap Guru RA Al Mina Jetis Bandungan
memberikan izin dan membantu saya dalam melaksanakan penelitian.
6. Keluarga seperjuangan PIAUD 2015 terimakasih atas kebersamaan yang
telah kita lalui bersama.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur alkhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Kreativitas Melalui Eksperimen Sederhana Dengan Media Kotak
Semesta Pada Kelompok B Di RA Al-Mina Jetis Kecamatan Bandungan Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta para
pengikutnya yang selalu setia dan menjadikan suri tauladan bagi umat islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
kerena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin Baidhawi, M.Ag. Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. Ketua Progam Studi Pendidikan Islam
Anak Usia Dini IAIN Salatiga
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya
untuk penulis sehingga skripsi ini telah terselesaika.
5. Ibu Qurrotu Ayun, M. Psi selaku pembimbing akademik yang selalu
memberi semangat dan bimbingan.
x
6. Bapak ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Kepala Madrasah dan guru RA Al- Mina Jetis Bandungan yang telah
memberikan izin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca pada
umumnya. Amin.
xi
ABSTRAK
Maghfiroh, Alfi. 2020. Peningkatan Kreativitas Melalui Eksperimen Sederhana
Dengan Media Kotak Semesta Pada Kelompok B di RA Al-Mina
Jetis Kecamatan Bandungan Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Dosen
Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Kreativitas, Eksperimen Sederhana, Media Kotak Semesta
Kreativitas anak kelompok B.2 RA Al Mina Jetis Bandungan
tergolong masih rendah. Hal ini dibuktikan ada beberapa anak yang belum
mampu menempel objek dan melengkapi gambar dengan baik. Anak-anak di
RA Al Mina Jetis Bandungan masih perlu pembinaan dalam mengembangkan
kreativitas pada anak. Rumusan masalah peneliti ini yaitu Apakah penerapan
eksperimen sederhana dengan media kotak semesta dapat meningkatkan
kreativitas pada anak kelompok B di RA al Mina Jetis Kecamatan Bandungan
tahun pelajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan
peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana dengan media kotak
semesta pada anak kelompok B di RA Al Mina Jetis Kecamatan Bandungan
tahun pelajaran 2019/2020.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
anak kelompok B.2 di RA Al Mina Jetis Kecamatan Bandungan yang
berjumlah 19 anak meliputi 10 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.
Instrumen penelitian meliputi Rencana Kegiatan Harian (RKH), lembar
observasi anak dan guru, lembar evaluasi anak, metode pengumpulan data
yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui eksperimen sederhana
dengan media kotak semesta dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok
B.2 di RA Al Mina Jetis Kecamatan Bandungan tahun pelajaran 2019/2020.
Persentase keberhasilan Pra Siklus sebesar 29%, kemudian meningkat pada
Siklus I sebesar 49%, dan ketika dilakukan tindakan pada Siklus II meningkat
menjadi 92%. Dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II telah melampaui kriteria
ketuntasan yang di tetapkan yaitu 85%. Total peningkatan yang terjadi dari
Pra Siklus sampai Siklus II sebesar 63%, yaitu dari 29% menjadi 92%
sehingga Penelitian Tindakan Kelas berhenti pada Siklus II ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
LEMBAR LOGO IAIN...........................................................................................ii
HALAMAN JUDUL..............................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................................v
PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................vi
MOTTO.................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN.................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
ABSTRAK..............................................................................................................xi
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
D. Kegunaan Penelitian....................................................................................7
E. Hipotesis Tindakan......................................................................................7
F. Definisi Oprasional......................................................................................8
G. Metode Penelitian.......................................................................................10
H. Sistematika Penulisan.................................................................................18
BAB II LANDASAN TEORI
xiii
A. Kajian Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas....................................................................20
b. Ciri Kreativitas...............................................................................21
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas...22
d. Bermain dan Kreativitas pada Anak Usia Dini..............................30
2. Eksperimen
a. Pengertian Eksperimen..................................................................31
b. Krakteristik Metode Eksperimen...................................................32
c. Langkah-Langkah Eksperimen......................................................33
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen...........................34
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran.....................................................35
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran......................................36
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran.....................................................37
B. Kajian Pustaka.........................................................................................42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RA Al Mina...........................................................49
2. Profil Sekolah.......................................................................................50
3. Letak Geografis RA Al Mina...............................................................51
4. Visi, Misi, dan Tujuan RA Al Mina.....................................................51
5. Tujuan RA Al Mina.............................................................................52
6. Keadaan Siswa dan Guru.....................................................................53
7. Tata Tertib dan Pebiasaan di RA Al Mina...........................................54
8. Sarana dan Prasarana............................................................................56
B. Deskripsi Pra Siklus.................................................................................56
C. Deskripsi Perencanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I............................................................59
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I.............................................................59
3. Observasi..............................................................................................61
xiv
4. Refleksi................................................................................................62
D. Deskripsi Perncanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II...........................................................62
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II...........................................................63
3. Observasi..............................................................................................65
4. Refleksi................................................................................................66
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data..........................................67
2. Deskripsi Siklus I.................................................................................67
3. Deskripsi Siklus II................................................................................78
B. Pembahasan..............................................................................................89
1. Ketentuan Indikator Keberhasilan........................................................89
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan.........................................................................................90
3. Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan..................92
4. Hasil Pencapai Siklus II dengan Indikator Keberhasilan.....................93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................98
B. Saran..........................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................100
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Penugasan Anak.............................8
Tabel 1.2 Kisi-Kisi Penilaian Indikator Kecermatan, Kreativitas, dan Kecepatan
dalam Bereksperimen.............................................................................................14
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok B.2........................................................52
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Al Mina.............................................................54
Tabel 3.3 Hasil Pra Siklus......................................................................................57
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Siklus I..........................................................................67
Tabel 4.2 Hasil Observasi Anak pada Siklus I.......................................................69
Tabel 4.3 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus I.............................................70
Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru pada Siklus I.......................................................71
Tabel 4.5 Kriteria Lembar Observasi Guru Siklus I..............................................72
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus II.........................................................................79
Tabel 4.7 Hasil Observasi Anak pada Siklus II.....................................................80
Tabel 4.8 Kriteria Lembar Observasi Anak Siklus II............................................81
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru pada Siklus II......................................................82
Tabel 4.10 Kriteria Lembar Observasi Guru Siklus II...........................................84
Tabel 4.11 Hasil Pencapaian Pra Siklus Dengan Indikator Keberhasilan.............90
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Pra Siklus................................................................91
Tabel 4.13 Hasil Pencapaian Siklus I Dengan Indikator Keberhasilan.................92
Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Siklus I....................................................................93
Tabel 4.15 Hasil Pencapaian Siklus II Dengan Indikator Keberhasilan................93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK..............................................11
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kreativitas Melalui Eksperimen Sederhana...95
xvii
DAFTAR LAMIRAN
Daftar Lempiran 1: Satuan Kredit Kegiatan (SKK).............................................102
Daftar Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian........................................105
Daftar Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)...........106
Daftar Lampiran 4: Hasil Penilaian Pra Siklus....................................................114
Daftar Lampiran 5: Observasi Lapangan.............................................................120
Daftar Lampiran 6: Gambar kegiatan Siklus I dan Siklus II................................126
Daftar Lampiran 7: Surat Bukti Melakukan Penelitian........................................132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan titipan Allah SWT yang patut untuk dijaga dan
dirawat dengan sebaik-baiknya. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini pada
dasarnya mempunyai potensi yang sama. Hanya saja melalui proses
pendidikan di lingkungan yang berbeda, menyebabkan potensi manusia yang
satu dengan yang lain mengalami perbedaan. Semua tergantung bagaimana
lingkungan mendidik dan mengarahkannya. Allah SWT berfirman dalam QS
Ar Rum: 30.
كنه لا يم وا ين القا لكا الد ذا لق الله بديلا لخا ا لا تا لايها را النهاسا عا الهتي فاطا تا الله نيفا فطرا ين حا جهاكا للد أاقم وا فا
علامون أاكثارا النهاس لا يا
Artinya :“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) firman Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui” (QS Ar-Rum:30).
Penjelasan dari kandungan QS Ar Rum ayat 30 Allah SWT
memerintahkan Rasulullah SAW dan umat Rasulullah SAW untuk berjalan
terus di atas agama yang Allah syariatkan kepada Rasulullah SAW, yaitu
agama islam yang dimana Allah telah menfitrahkan manusia di atsanya. Akan
tetapi kebanyakan manusia tidak menyadari bahwa apa yang disyariatkan
Allah kepada Rasulullah adalah agama yang haq.
Anak usia dini adalah sekelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Yaitu, pola pertumbuhan
2
dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), inteligensi (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa, dan komunikasi yang
khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi
tiga tahapan, yaitu masa bayi lahir sampai 12 bulan, masa batita usia 1-3
tahun, masa prasekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas awal 6-8 tahun
(Masrur, 2009:88).
Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan
pendidikan. Pada masa ini, anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang
banyak dari luar atau lingkungannya. Dengan kata lain, orangtua maupun
pendidik akan lebih mudah mengarahkan anak menjadi lebih baik. Sebab,
sejak awal hati seorang anak itu bersih, murni, laksana permata yang amat
berharga, sederhana, dan bersih dari gambaran apapun.
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses pembinaan tumbuh
kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang
mencakup aspek fisik dan non motorik, dengan memberikan rangsangan bagi
perkembangan jasmani, ruhani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir,
emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal (Mansur, 2009:89).
Adapun dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini ialah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
3
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Untuk membantu tumbuh kembang anak usia dini, di dalam
pendidikan anak usia dini juga perlu adanya peningkatan kreativitas. Dengan
potensi yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas
dengan ide kreatif. Secara alami rasa ingin tahu dan keinginan untuk
mempelajari sesuatu yang telah ada dan dikaruniakan Tuhan. Maka secara
natural anak pun memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu menurut
caranya sendiri. Ketika kita membatasi cara anak memahami sesuatu, maka
otomatis kita telah menghambat anak dalam memahami sesuatau yang lebih
besar. Atau malah mungkin mematikan keinginan anak untuk belajar sesuatu.
Adapun kreativitas seseorang ditandai oleh beberapa ciri seperti yang
dikemukakan oleh Munandar bahwa ciri-ciri dari sikap kreatif yaitu: a)
Mempunyai daya imajinasi kuat, b) Mempunyai inisiatif, c) Mempunyai
minat luas, d) Mempunyai kebebasan dalam berfikir, e) Bersifat ingintahu, f)
Selalu ingin dapat pengalaman-pengalaman baru, g) Mempunyai kepercayaan
diri yang kuat, h) Penuh semangat, i) Berani mengambil resiko, dan j) Berani
berpendapat dan memiliki keyakinan (Susanto, 2011:118-119).
Kreativitas sangat penting untuk ditingkatkan dalam diri anak
khususnya bagi anak usia Taman Kanak-Kanak. Dengan kreativitas anak
mampu mengekspresikan ide dan gagasan dalam dirinya, sehingga mereka
terlatih untuk menyelesaikan suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan
mampu melahirkan banyak ide dan gagasan. Kreativitas dapat ditingkatkan
4
melalui imajinasi. Asumsi belajar yang hanya melalui buku, bagi anak
prasekolah khususnya taman kanak-kanak adalah sangat naif, sebaliknya anak
seusia mereka akan lebih banyak belajar dari pada melalui simbol simbol
tertulis.
Peningkatan kreativitas pada anak bisa melalui kegiatan eksperimen
sederhana. Anak akan menemukan hal ajaib dan menakjubkan melalui
kegiatan eksperimen sederhana. Hal ini penting, karena dengan rasa takjub
dan kekaguman akan rahasia-rahasia alam inilah anak akan menyukai
aktivitas belajar sampai tua. Melalui eksperimen pula anak dapat menemukan
ide baru ataupun karya baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
Eksperimen (percobaan) yang dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu proses
rumit yang harus dikuasai anak sebagai suatu cara untuk memahami konsep
tentang sesuatu hal ataupun penguasaan anak tentang konsep dasar
eksperimen, melainkan berhubungan dengan bagaimana anak dapat
mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu terjadi
serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan
yang ada dan pada akhirnya anak dapat membuat sesuatu yang bermanfaat.
Eksperimen juga banyak dihubungkan dengan metode pemecahan masalah.
Metode pemecahan masalah adalah metode yang memperkuat pembelajaran
terhadap anak dengan memberikan suatu persoalan tertentu, kemudian anak
diperintahkan memecahkan atau mencari solusinya.
Dalam pendidikan anak usia dini salah satu kawasan yang harus
dikembangkan adalah pengembangan kognitif. Sebagaimana mestinya
pengembangan kognitif ini dapat mengembangkan sikap ingin tahu anak,
5
eksplorasi anak, sikap kreatif anak, dan masih banyak lagi yang dapat
dikembangkan kepada anak melalui kegiatan kognitif. Cara mengembangkan
aspek kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya guru
melakukan interaksi kepada anak secara individual dan dengan kelompok
kecil dalam suatu kegiatan yang direncanakan.
Mengacu pada pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif
di Raudhotul Athfal (RA), bahwa salah satu klasifikasi pengembangan
kognitif adalah pengembangan gejala yang berhubungan dengan lingkungan
alam yaitu mengenal gejala alam seperti angin, hujan, cuaca, siang-malam,
mendung, siklus air, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan tanah longsor.
Salah satu untuk meningkatkan kreativitas pada anak RA bisa melalui
kegiatan eksperimen dengan menggunakan media alat peraga yang konkret
yang dapat menarik rasa simpati anak sehingga anak memiliki rasa
keingintahuan yang kuat. Kegiatan eksperimen ini bisa dilakukan dengan
bantuan alat peraga kotak semesta yang didalamnya terdapat kegiatan
eksperimen (percobaan) untuk mengenalkan gejala alam kepada anak yaitu
gejala alam gunung meletus.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas
kelompok B RA Al-Mina Desa Jetis Kecamatan Bandungan pada tanggal 18
Juni 2019 bahwa guru masih belum optimal dan kurang inovatif dalam
meningkatkan pengetahuan konsep alam kepada anak ketika pembelajaran
berlangsung. Guru menggunakan kegiatan yang membuat anak merasa bosan
dan anak hanya terpaku pada satu kegiatan yang dilakukan secara berulang-
ulang. Dalam mengenalkan gelaja alam pada anak guru hanya
6
mengenalkannya melalui gambar yang menarik dan mewarnainya, sehingga
anak merasa bosan karena kegiatan tersebut dilakukan dengan cara berulang-
ulang.
Guru kelas B RA Al-Mina Desa Jetis Kecamatan Bandungan
mengungkapkan bahwa dari 19 anak di kelas B yang terdiri dari 9 anak
perempuan dan 10 anak laki-laki hanya 40%(6 anak) yang dapat
memahaminya dan 60%(13 anak) belum mampu dalam memahaminya.
Pembelajaran yang monoton dengan lembar kerja (LK) dan gambar
mempengaruhi anak dalam mengenal dan memahami gejala alam sehingga
anak merasa bosan dan jenuh.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kreativitas
Melalui Eksperimen Sederhana Dengan Media Kotak Semesta Pada Anak
Kelompok B Di RA Al-Mina Jetis Kecamatan Bandungan Tahun Pelajaran
2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan
masalah apakah penerapan metode eksperimen sederhana dengan media kotak
semesta dapat meningkatkan kreativitas pada anak kelompok B di RA Al-
Mina Jetis Kecamatan Bandungan Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah
untuk mendiskripsikan peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana
7
dengan media kotak semesta pada anak kelompok B di RA Al-Mina Jetis
Kecamatan Bandungan tahun pelajaran 2019/2020.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaan Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan
bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan
sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesional guru. Sebagai
bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya peningkatan
kreativitas melalui eksperimen sederhana dengan media kotak semesta.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat meningkatkan kreativitas anak melalui eksperimen.
b. Mengembangkan minat belajar anak tentang ekasperimen dengan
media kotak semesta.
c. Memberikan semangat kepada anak untuk melakukan eksperimen.
d. Memberikan kualitas pemahaman anak dalam pembelajaran.
e. Memberikan inovasi guru untuk mengaplikasikan kotak semsta dalam
meningkatkan kreativitas anak.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal untuk
menjelaskan yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya
(Sudjana: 2005:219). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Penggunaan Media kotak semesta dapat meningkatkan kreativitas melalui
8
eksperimen sederhana pada anak kelompok B di RA Al-Mina Jetis tahun
pelajaran 2019/2020”.
2. Indikator Keberhasilan
a. Secara individual dikatakan berhasil memenuhi indikator
keberhasilan apabila anak mampu Berkembang Sesuai Harapan
(BSH) dengan skor 85 atau bintang tiga.
b. Secara klasikal adalah apabila tingkat pencapaian indiktor anak
85% sesuai standar nasional pencapaian keberhasilan kelas (Yus,
2011: 189).
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Penugasan Anak
Simbol Bintang Skor/
Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan
1/D Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba.
2/C Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3/B
Berkembang
Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4/A
Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
F. Definisi Oprasional
1. Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata peningkatan
adalah proses, cara perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb) (KBBI,
2007:1198).
9
2. Kreativitas
James J. Gallagher mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu
proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk
baru, atau mengkombinasikan anatara keduanya yang pada akhirnya akan
melekat pada dirinya (Rachmawati dan Euis, 2017:13).
3. Eksperimen Sederhana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata eksperimen
adalah percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan
kebenaran suatu teori dan sebagainya) (KBBI, 2007:290).
4. Media
Istilah media berasal dari kata jamak medium, yang memiliki arti
perantara. Selain itu media juga diartikan sebagai sesuatu yang terletak di
tengah-tengah.
Yusufhadi Miarso menyebutkan bahwa yang dinamakan media
pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si
pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan, dan terkendali (Miarso, 2007:458).
Menurut Azhar Arsyad bahwa media pembelajaran ialah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arsyad,
2011: 3).
10
5. Kotak Semesta
Kotak semesta adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat
sebuah pemandangan pegunungan yang terbuat dari kain flanel yang dapat
membantu meningkatkan kreativitas anak dan dapat digunakan untuk
melakukan eksperimen gunung meletus.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
karena penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan, tindakan tersebut diberikan
oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa
(Arikunto, 2006:3).
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini dilakukan pada anak didik kelompok B di RA
Al Mina yang berlokasi di Desa Jetis Kecamatan Bandungan yang
berjumlah 19 anak yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 10 anak
perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas ada 4 komponen yaitu,
perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Untuk lebih jelasnya adalah
sebagai berikut :
11
Gambar 1.1 Model Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK Sumber:
(Arikunto, 2006: 16)
Pada tiap siklus terdiri 4 komponen yakni perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting).
a. Tahap Rencana
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan
penerapan media kotak semesta yaitu membuat (RKH)
Rencana Kegiatan Harian.
2) Membuat kotak semesta yang telah dibuat terlebih dahulu.
3) Menyiapkan lembar penelitian berupa data anak satu kelas.
4) Menyiapkan lembar penilaian dan jadwal kegiatan.
5) Menyiapkan alat dokumentasi.
6) Membuat stimulasi perbaikan.
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I
SIKLUS II
?
12
b. Tahap Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan indikator dan materi
kegiatan eksperimen sederhana dengan media kotak semesta
yang telah tertulis pada RKH melalui penerapa metode
eksperimen dengan jadwal yang telah direncanakan. Adapun
langkah-langkah yang dilaksanakan sebagai berikut:
1) Kegiatan awal, semua anak diajak untuk duduk bersama
melakukan kegiatan berdoa bersama-sama.
2) Semua anak diajak melakukan kegiatan untuk
mengembangkan motorik kasar dengan lari di tempat dan
mengepal-ngepalkan kedua jari tangan.
3) Kegiatan dilanjutkan dengan pembiasaan menghafal doa
dan hadist.
4) Apersepsi
5) Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan penjelasan
kegiatan yang akan dilaksanakan serta memperlihatkan
media dan bahan yang akan digunakan untuk digunakan
pada kegiatan eksperimen gunung meletus.
6) Peneliti memberikan contoh kepada anak tentang cara
mencampur bahan dalam kegiatan eksperimen gunung
meletus.
7) Peneliti memberikan bimbingan kepada anak didik selama
proses kegiatan eksperimen gunung meletus berlangsung.
13
8) Peneliti melakukan pengamatan kepada anak didik selama
proses kegiatan eksperimen gunung meletus berlangsung.
9) Peneliti mengambil dokumentasi kegiatan ketika anak
sedang mencoba melakukan kegiatan eksperimen gunung
meletus secara bergantian.
c. Tahap Pengamatan
Dalam tahap ini segala aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh anak didik diamati, dicatat dan dinilai,
kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan
tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan
penulis secara terlampir.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan
siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok
anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai yang
14
dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan
(Depdiknas:2006).
Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai
instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa nilai hasil peningkatan kreativitas melalui eksperimen
sederhana gunung meletus.
b. Observasi
Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data dengan cara
mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap kemampuan
kognitif yang telah dikembangkan anak melalui kegiatan eksperimen
gunung meletus. Peneliti dapat mengamati kemampuan kognitif anak
yang dilihat dari pencapaian indikator yang telah ditetapkan. Adapun
kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat dalam kisi-kisi instrumen
penelitian sebagai berikut:
Tabel 1.2 Kisi-Kisi Penilaian Indikator Kecermatan, Kreativitas,
dan Kecepatan dalam Bereksperimen
Kriteria/
Ketentuan Kategori
Skor/
Nilai Indikator
Kecermatan
BB
(Belum Berkembang) 1
Anak hanya mau
melihat saja tanpa mau
mencoba.
MB
(Mulai Berkembang) 2
Anak mau mencoba
melakukan eksperimen
tetapi tidak selesai
melakukannya.
BSH
(Berkembang Sesuai Harapan)
3
Anak mau mencoba
melakukan eksperimen
dengan bahan yang ada
dengan cermat.
15
BSB
(Berkembang Sangat
Baik)
4
Anakmau melakukan
eksperimen gunenung
meletus dengan sesuai
bahan yang ada dengan
langkah-langkah yang
benar dan teliti.
Kreativitas
BB
(Belum Berkembang)
1
Anak hanya mau
membuat bentuk
gunung dari kain flanel
dengan bantuan.
MB (Mulai
Berkembang)
2
Anak mau membuat
bentuk gunung dari
kain flanel tetapi belum
rapi dan dengan
bantuan.
BSH (Berkembang
Sesuai Harapan) 3
Anak mampu membuat
bentuk gunung dari
kain flanel dengan rapi
tetapi dengan bantuan.
BSB (Berkembang
Sangat Baik) 4
Anak mampu membuat
gunung dari kain flanel
dengan rapi tanpa
bantuan.
Kecepatan
BB (Belum
Berkembang) 1
Anak belum mampu
memasukkan bahan-
bahan eksperimen
gunung meletus hingga
melebihi waktu
pembelajaran.
MB (Mulai
Berkembang) 2
Anak mampu
memasukkan bahan-
bahan eksperimen
gunung meletus
melebihi waktu
pembelajaran berakhir.
BSH (Berkembang
Sesuai Harapan) 3
Anak mampu
memasukkan bahan-
bahan eksperimen
gunung meletus tepat di
saat waktu
pembelajaran berakhir.
16
BSB (Berkembang
Sangat Baik) 4
Anak mampu
memasukkan bahan-
bahan eksperimen
gunung meletus dalam
waktu yang relative
singkat, sebelum
pembelajaran berakhir.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar
nama-nama anak didik, foto kegiatan anak pada saat kegiatan
eksperimen berlangsung, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar
nilai dan dokumen yang ada didalam sekolah.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas
adalah :
1. Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap
putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat
pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan
pembelajaran, alat dan sumber belajar serta lembar hasil
penilaian.
2. Lembar Observasi Guru dan Anak
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap
perkembangan kognitif anak dalam menggunakan media
kotak semesta melalui kegiatan eksperimen gunung meletus,
dan lembar observasi guru ini disusun untuk memantau
17
perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru, serta penguasaan guru dalam menggunakan media
tersebut.
3. Lembar Evaluasi anak
Evaluasi siswa disusun dan digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi anak guna untuk mengetahui hasil dari media
yang dilaksanakan oleh guru agar dapat mengetahui
perkembangan kognitif anak selanjutnya.
5. Analisis Data
Arikunto (2013:54) menjelaskan analisis data merupakan
kelanjutan dari pengolahan data. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
diuraikan bahwa kelanjutan dari pengolahan data itu diproses dari hasil
observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan dengan cara
mengorganisasikannya ke dalam kategori hingga ditarik kesimpulan
sehingga akan mudah dipahami.
Analisis data dilakukan dengan menyertakan analisis yang bersifat
deskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui
instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka
dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
Menurut Mulyasa (2009:101) analisis data terhadap anak dilakukan
beberapa tahap yaitu:
1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.
18
2) Menghitung persentase perkembangan kreativitas pada anak.
Rumus penghitungan persentase pencapaian kreativitas anak
yaitu:
Jumlah skor maksimum= Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
3) Penelitian pada setiap siklus dinyatakan berhasil bila
kemampuan anak sudah mencapai presentase yang telah
ditentukan.
Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh kemudian
diinterpretasikan ke dalam 4 kriteria sebagai berikut:
1) Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0%-25%
2) Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26%-50%
3) Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51%-75%
4) Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76%-100%
H. Sitematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian
penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika secara garis
besar menjadi beberapa bagian :
Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar yang berlogo IAIN,
halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
19
keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar table, daftar gambar, daftar lampiran.
BAB I: Pendahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Hipotensis Tindakan dan Indikator Pencapaian, Metode Penelitian,
Sistematika Penulisan.
BAB II: Landasan Teori berisi tantang Kajian Teori dan Kajian Pustaka
BAB III: Pelaksanaan
Berisi tentang Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian,
Diskripsi Penelitian Pra Siklus, Diskripsi Penelitian Siklus I, Diskripsi
Penelitian Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV: Hasil Penelitian
Pada bab ini berisi tentang uraian hasil deskripsi prasiklus yang
membahas mengenai hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan
ataupun kegagalan dan berisi pembahasan.
BAB V: Penutup
Bab ini berisi tentang Kasimpulan dan Saran.
Bagian akhir dari sekripsi Terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-
Lampiran dan Riwayat Hidup Penulis.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat
khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas
(Suryana, 2016: 206). Kreativitas dapat didefinisikan dalam beraneka
ragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya.
Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan
prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru,
menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan
oleh banyak orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai
kemungkin.Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada (Supriadi, 1994: 13).
Menurut Hurlock (1993: 4) berpendapat bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk,
atau gagasan apa aja yang pada dasarnya berupa kegiatan imajinatif
atau pemikiran yang hasilnya bukan rangkuman, melainkan merupakan
pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi
baru.
21
Menurut Munadar sebagian dikutip Mansur (2009: 60),
menyebutkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang
ada.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah kemampuan umtuk menciptakan sesuatu yang baru
atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada
sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau bermanfaat yang
bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, dan diferensiasi yang berdaya
guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
b. Ciri Kreativitas
Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami
ciri-cirinya. Upaya menciptakan iklim yang kondusif bagi
perkembangan kreativitas hanya mungkin dilakukan jika kita
memahami terlebih dahulu sifat-sifat kemampuan dan iklim
lingkungan yang mengitarinya.
Supriadi (1994: 15) mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat
dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif, dan nonkognitif. Ciri
yang kognitif di antaranya kelancara (fluency), keluwesan (flexibility),
keaslian (originalitas), penguraian (elaborasi), dan perumusan kembali
(redafinisi). Sedangkan ciri nonkognitif diantaranya motivasi sikap dan
kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang
tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan
apa pun. Sedangkan mengenai ciri kepribadian yang ditemukannya
22
dalam berbagai studi yaitu terbuka terhadap pengalaman baru, fleksibel
dalam berfikir dan merespons, bebas dalam menyatakan pendapat dan
perasaan, menghargai fantasi, tertarik pada kegiatan kreatif,
mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain,
mempunyai rasa ingin tahu yang besar, toleransi terhadap perbedaan
pendapat dan situasi yang tidak pasti, dan berani mengambil resiko
yang diperhitungkan.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang
mendapat rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak)
akan lebih berpeluang lebih cerdas dibanding dengan sebaliknya.
Salah satu bentuk rangsangan yang sangat penting adalah kasih
sayang (touch). Dengan kasih sayang anak akan memiliki kemampuan
untuk menyatukan berbagai pengalaman emosional dan mengolahnya
dengan baik. Kreativitas sangat terkait dengan kebebasan pribadi. Hal
itu artinya seorang anak harus memiliki rasa aman dan kepercayaan
diri yang tinggi sebelum berkreasi. Sedangkan pondasi untuk
membangun rasa aman dan kepercayaan dirinya adalah dengan kasih
sayang.
Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan
kreativitas yaitu; Pertama, memberikan rangsangan mental baik pada
aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana psikologis
(Psychological Athmosphere). Kedua, menciptakan lingkungan
kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses apa pun
23
yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk
pengembangan kreativitas. Perangsangan mental dan lingkungan
kondusif dapat berjalan beriringan seperti halya kerja simultan otak
kiri dan kanan. Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan
kreativitas, artinya ketika kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan
dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan
stimulasi yang tepat pada anak. Peran serta orangtua dalam
mengembangkan kreativitas anak.
1) Rangsangan Mental
Suatu karya kreativitas dapat muncul jika anak mendapat
rangsangan mental yang mendukung. Pada aspek kognitif
anak distimulasi agar mampu memberikan berbagai
alternatif pada stimulan yang muncul. Menerima anak
dengan segala kekurangan dan kelebihannya akan membuat
anak berani mencoba, berinisiatif dan berbuat sesuatu secara
spontan. Sikap ini sangat diperlukan dalam pengembangan
kreativitas. Hal ini berarti para pendidik harus siap untuk
menerima apaun karya anak dan dukungan mental bagi anak
sangat diperlukan. Dengan adanya dukungan mental anak
akan merasa dihargai dan diterima keberadaannya sehingga
ia akan berkarya dan memiliki keberanian untuk
memperlihatkan kemampuannya.
24
2) Iklim dan Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh besar
dala menumbuhkembangkan kreativitas. Lingkungan yang
sempit, pengap dan menjemukan akan terasa muram, tidak
bersemangat dan tidak menumbuhkan ide cermelang.
Kreativitas anak akan mati dan tidak berkembang dengan
kondisi lingkungan yang tidak mendukung.Ayan (1997: 28)
mengemukakan beberapa kondisi lingkungan yang harus
diciptakan untuk menumbuhkan jiwa kreatif, sebagai
berikut:
a) Pencahayaan
Cahaya merupakan salah satu sumber energi kreatif
paling ampuh, bahkan cahaya matahari yang terang
langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan
pikiran.
b) Sentuhan Warna
Warna memiliki aspek tertentu terhadap lingkungannya.
Sementara warna lain punya efek menenangkan. Ada
beberapa cara dasar penggunaan warna untuk
menciptakan lingkungan kreatif. Pertama, warnailah
sebagian ruang kerja untuk mendapatkan perasaan yang
diinginkan. Kedua, buatlah variasi warna sesuatu dengan
suasana hati dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga,
25
banyaknya warna merangsang berbagai pikiran dan
perasaan.
c) Seni dalam Lingkungan
Istilah seni dalam lingkungan berarti segala sesuatu di
dinding , rak, dan semua permukaan ruangan yang
meliputi poster, hiasan dinding, foto berbingkai, hiasan
kecil, ukiran, dan benda seni. Seni bernuansa lingkungan
tidak harus sempurna atau abadi, namun ia dapat diubah
dan diganti karena keanekaragaman adalah bumbu
kehidupan.
d) Bunyi dan Musik
Sebagian orang lebih senang bekerja dalam keheningan,
walaupun ada pula orang yang lebih suka bekerja denga
diiringi musik.
e) Aroma
Menurut berbagai sumber bebauan atau aroma diketahui
secara langsung merangsang bagian otak yang bekerja
atas emosi dan ingatan primitif. Akibatnya satu jenis bau
mampu mengeruk segunung emosi dan menggugah
ingatan lama.
f) Sentuhan
Ada beberapa cara yang dapat mempertimbangkan unsur
sentuhan dan cara tekstur agar memengaruhi suasana hati
dan kreativitas, diantaranya:
26
- Gunakan sentuhan untuk menghindari kenyamanan
fisik dan relaksasi.
- Gunakan sentuhan untuk mencapai ketenangan.
- Gunakan sentuhan dan gerak untuk mendapatkan
rangsangan.
g) Cita Rasa
Santapan memengaruhi suasana mental dan emosional.
Adaa tiga prinsip dalam masalah gizi yang harus diingat:
- Karbohidrat menyebabkan kantuk, dan akan
mengurangi energi kreatif.
- Protein meningkatkan kesiagaan, sedangkan lemak
menumpulkan ketajaman mental.
- Pola makan terbaik adalah yang mementingkan
buah-buahan segar dan sayuran, hindari makanan
yang diproses, bahan sintesis, gula, tepung, kafein,
dan alkohol.
Ketuju aspek lingkungan tersebut memberikan
dampak diperlukannya kondisi bersih dan sehat dalam
lingkungan kita. Banyak taman kanak-kanak yang dibangun
dari garasi ataupun ruang lainnya yang sudah tidak dipakai,
hal ini tidak menjadi masalah selama penataan ruangan
tetap diperhatikan.
27
3) Peran Guru
Guru adalah tokoh bermakna dalam kehidupan anak. Guru
memegang peranan lebih dari sekedap pengajar, melainkan
pendidik dalam arti yang sesungguhnya. Guru yang kreatif
adalah guru yang secara kreatif mampu menggunakan
berbagai pendekatan dalam proses belajar dan membimbing
siswanya. Ia juga figur yang senang melakukan kegiatan
kreatif dalam hipunya.
Beberapa hal yang dapat mendukung peran guru dalam
mengembangkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut:
a) Percaya Diri
Kepercayaan diri pada siswa dapat ditumbuhkan melalui
sikap penerimaan dan menghargai perilaku anak.
Kepercayaan diri merupakan syarat penting yang harus
dimiliki siswa untuk menghasilkan karya kreatif. Hal ini
diawali dengan keberanian mereka dalam beraktivitas.
b) Berani Mencoba Hal Baru
Untuk menumbuhkan kreativitas anak, mereka perlu
dihadapkan pada berbagai kegiatan baru yang bervariasi.
Kegiatan baru ini akan memperkaya ide dan wawasan
anak tentang segala sesuatu.
c) Memberi Contoh
Diakui atau tidak sosok seorang guru tetap merupakan
fihur dan teladan bagi murid-muridnya. Seorang
28
pendidik yang baik tidak akan pernah mengajarkan apa
yang tidak dia lakukan. Demikian juga dalam pengajaran
kreativitas. Seorang guru yang tidak kreatif, tidak
mungkin dapat melatih anak didiknya untuk menjadi
kreatif. Oleh sebab itu sebelum progam peningkatan
kreativitas anak dilakukan, terlebih dahulu guru pun
harus mendapatkan pencerahan untuk meningkatkan
kreativitasnya sendiri.
d) Menyadari Keragaman Karakteristik Siswa
Setiap anak adalah unik dan khas, masing-masing
berbeda satu sama lain. Pemahaman dan kesadaran ini
akan membantu guru menerima keragaman perilaku dan
karya mereka dan tidak memaksakan kehendak.
e) Memberikan Kesempatan pada Siswa untuk Berekpresi
dan Bereksplorasi
Untuk mengembangkan kreativitas, guru sebaiknya
memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi
dan mengeksplorasi kegiatan yang mereka inginkan.
Dengan demikian guru perlu menyiapkan berbagai
pendekatan, metode dan media pembelajaran yang akan
membuat anak bebas mengeksplorasi dan
mengekspresikan dirinya.
29
f) Positive Thinking
Sikap penting seorang guru adalah positif thinking.
Dengan positif thinking guru dapat mereduksi hambatan
yang tidak perlu dan menghindari masalah baru yang
mungkin timbul.
4) Peran Orang Tua
Utami Munandar (1999: 32) menjelaskan beberapa sikap
orang tua yang menunjang tumbuhnya kreativitas, sebagai
berikut:
a) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk
mengungkapkan.
b) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung,
dan berkhayal.
c) Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.
d) Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertanyakan
hal-hal.
e) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa
yang ingin dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan.
f) Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
g) Menikmati keberadaannya bersama anak.
h) Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
i) Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
j) Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
30
Demikian keempat faktor potensi yang dapat mendukung dan
menghambat berkembangnya kreativitas anak. Keempat faktor
tersebut yaitu faktor rangsangan mental. Kondisi lingkungan, peran
guru, dan peran orang tua.
d. Bermain dan Kreativitas pada Anak Usia Dini
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan
spontan sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis pada
anak. Begitu pula dalam suasana bermain aktif, di mana anak
memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna
memenuhi rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresikan
gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif, dan
sebagainya. Rasa aman dan bebas secara psikologis merupakan kondisi
yang penting bagi tumbuhnya kreativitas. Anak-anak diterima apa
adanya, dihargai keunikannya, dan tidak terlalu cepat dievaluasi.
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan kreativitasnya. Ia dapat bereksperimen dengan
gagasan-gagasan barunya baik yang menggunakan alat bermain
maupun tidak. Sesekali anak mampu menciptakan sesuatu yang baru
dan unik, ia akan melakukan kembali pada situasi yang lain.
Kreativitas memberi anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang
sangat besar dan penghargaan yang memiliki pengaruh nyata pada
perkembangan pribadinya. Menjadi kreatif juga penting artinya bagi
anak usia dini, karena menambah bumbu dalam permainannya. Jika
31
kreativitas dapat membuat permainan menjadi menyenangkan, mereka
akan merasa bahagia dan puas.
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifitanya. Selain itu, bermain
memberikan kesempatan pada individu untuk berpikir dan bertindak
imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan
perkembangan kreativitas anak. Berbagai bentuk bermain yang dapat
membantu mengembangkan kreativitas, antara lain mendongen,
menggambar, bermain alat musik sederhana, bermain dengan lilin atau
malam, permainan tulisan tempel, permainan dengan balok,
berolahraga.
2. Eksperimen
a. Pengertian Eksperimen
Metode eksperimen banyak dihubungkan dengan metode
pemecahan masalah antara lain dengan menggunakan
laboratorium, dan pada umumnya berkenaan dengan pembelajaran
sains. Kegiatan eksperimen dapat pula dilakukan di taman kanak-
kanak. Melalui eksperimen anak akan terlatih mengembangkan
kreativitas, kemampuan berfikir logis, senang mengamati,
meningkatkan rasa ingin tahu dan kekaguman pada alam, ilmu
pengetahuan, dan Tuhan. Melalui eksperimen sederhana anak akan
menemukan hal ajaib dan menakjubkan. Hal ini penting, karena
dengan rasa takjub dan kekaguman akan rahasia-rahasia alam
inilah anak akan tetap menyukai aktivitas belajar sampai tua.
32
Melalui eksperimen pula anak dapat menemukan ide baru ataupun
karya baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
Armai Arief (2002: 173) mengemukakan definisi eksperimen
secara lebih singkat, adalah merupakan cara mengatur kondisi
suatu eksperimen untuk mengidentifikasi variabel-variabel dan
menentukan sebab akibat suatu kejadian. Menurut ibnu, dkk (2003:
48) metode eksperimen merupakan metode penelitian yang
menguji hipnotis bentuk hubungan sebab akibat memulai
pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang
diabaikan oleh pemanipulasian. Sedangkan menurut Roestiyah
(2008: 80), eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan oeleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang
ada hubungannya dengan hipotesis.
Dari berbagai definisi pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa eksperimen adalah suatu tindakan dan
pengamatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan
sebab akibat dari satu atau lebih variabel terkait dengan melakukan
manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan yang terkendali.
b. Karakteristik Metode Eksperimen
Metode penelitian eksperimen memiliki tiga ciri sederhana,
yaitu adanya variabel yang dimanipulasi, variabel lain selain
variabel bebas dipertahankan, dan mengamati pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Menurut Roestiyah (2008: 82), ada
33
dua unsur penting dalam pelaksanaan suatu eksperimen, yaitu
sebagai berikut:
1. Pengendalian
Pengendalian adalah inti metode penelitian eksperimen.
Tanpa pengendalian kita tidak mungkin dapat menilai
secara tegas pengaruh variabel bebas.
2. Manipulasi
Manupulasi suatu variabel menunjukkan pada tindakan
yang sengaja oleh peneliti. Pemanipulasian variabel
mempunyai bentuk khas di mana peneliti memberikan
seperangkat kondisi yang bermacam-macam yang telah
ditentukan sebelumnya kepada subjek.
c. Langkah-Langkah Eksperimen
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 84) langkah-langkah
dalam melakukan metode eksperimen yaitu:
1. Mempersiapakan pemakaian metode eksperimen yang
mencangkup kegiatan yang akan dilakukan.
2. Menetapkan kesesuaia metode eksperimen terhadap tujuan
yang hendak dicapai.
3. Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, media, dan sarana lain
yang dibutuhkan dalam melakukan eksperimen sekaligus
memeriksa ketersediaan di sekolah.
34
4. Mengadakan uji coba sendiri sebelum mempraktekkan kepada
siswa sehingga guru bisa mengetahui apa saja kemungkinan
yang akan terjadi.
5. Menyediakan peralatan, bahan, media, dan sarana lain yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan eksperimen.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen juga memiliki kelebihan seperti halnya
metode-metode pembelajaran yang lain. Menurut Latipun (2002:
137) metode eksperimen memiliki 4 kelebihan sebagai berikut:
1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah
dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah
percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya sebelum
ia membuktikan kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berfikir dan berbuat: hal mana itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern,
dimana siswa lebih banyak aktif sendiri dengan bimbingan
guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping
memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman
praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat
percobaan.
4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran
sesuatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tidak
masuk akal.
35
Disamping kelebihan, metode eksperimen juga memiliki
kekurangan. Menurut Sumadi (2011: 7) kekurangan metode
eksperimen adalah sebagai berikut:
1) Memerlukan alat dan biaya
2) Memerlukan waktu relatif lama
3) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen
4) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan
eksperimen
5) Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat
pada kesalahan penyimpulan.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar (Sadiman, dkk, 2010: 6). Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pembawa pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip
oleh Arsyad (2011: 3) mengungkapkan media adalah bila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses
belajar sisawa dalam pembelajaran yang pada gilirannya
36
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media
dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan , bahwa proses dan
hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran
menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media
pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas
pembelajaran (Zaman dan Eliyawati, 2010: 2).
Jika dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini, maka media
pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan bahan
dan alat untuk bermain yang membuat anak usia dini mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan membentuk sikap.
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajran media sangat diperlukan, guna
memperlancar proses komunikasi pembelajaran. Melalui media,
pembelajaran akan dapat lebih terarah tujuan yang dikehendaki. Di
antara tujuan media dalam kegiatan pembelajaran ialah untuk
membantu siswa lebih cepat mengetahui, memahami, dan upaya
terampil dalam mempelajari sebuah materi yang dipelajari. Selain
itu juga untuk memciptakan suasana pembelajaran yang menarik,
aktif, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, dengan adanya media
pembelajaran ini, tujuan pembelajaran akan tercapai dengan
mudah.
37
Sedangkan manfaat media pembelajaran terhadap kegiatan
pembelajaran, banyak tokoh yang mengungkapkan pendapatnya
masing-masing. Menurut Kemp dan Dayton yang dikutip Suwarna
(2006: 128-129), di antara manfaat media dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.
e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
f. Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
g. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan
produktif.
Dari berbagai tujuan dan manfaat media pembelajaran
tersebut akan dapat terwujud dan berjalan dengan baik, manakala
dalam penggunaan media sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Oleh karenannya dalam hal ini diperlukan perencanaan
yang matang dalam menentukan dan menggunakan media
pembelajaran.
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis media pembelajaran yang lazim dipakai di Indonesia
dalam kegiatan pembelajaran, di antaranya:
38
1) Media visual/media grafis: adalah media yang hanya
dapat dilihat. Jenis media ini tampaknya yang paling
sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan
anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi dari
tema pendidikan yang sedang dipelajari (Zaman dan
Eliyawati, 2010: 4). Media visual terdiri atas media yang
dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat
diproyeksikan. Media grafis termasuk media visual yang
berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang digunakan menyangkut
dengan indra penglihatan. Pesan dituang dalam bentuk
simbol-simbol komunikasi visual. Selain sederhana dan
mudah membuatnya biayanya pun relatif murah.
Beberapa contoh media grafis yang digunakan sebagai
media pembelajaran diantaranya (Sadiman, dkk 2010:
28):
a) Gambar/foto yang mempunyai sifat konkret dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu, mengatasi
keterbatasan pengamatan (seperti tulang daun atau
serangga), dapat memperjelasa suatu masalah,
harganya murah, mudah didapat, dan mudah
digunakan.
Ada enam syarat gambar/foto yang baik, sehingga
dapat dijadikan sebagai media pendidikan:
39
- Autentik (jujur/sebenarnya).
- Sederhana (poin-poinnya jelas).
- Ukuran relatif.
- Mengandung gerak dan perbuatan (menunjukkan
objek dalam aktivitas tertentu).
- Gambar atau foto karya siswa sendiri akan lebih
baik.
- Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Sketsa: gambar sederhana, atau draf kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
Sketsa dapat dibuat secara cepat saat guru
menerangkan dengan tujuan mencapai inti yang ingin
dibahas.
c) Diagram: sebagai suatu gambar yang sederhana yang
menggunakan garis-garis dan simbol-simbol.
Diagram atau skema menggambarkan struktur dari
objek secara garis besar.
d) Bagan/chart: mempunyai fungsi pokok menyajikan
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.
e) Grafik: gambar sederhana yang menggunakan titik-
titik, garis, atau gambar, untuk melengkapinya sering
kali menggunakan simbol-simbol verbal. Fungsinya
40
adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara
teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan
suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan
secara singkat dan jelas.
f) Kartun: suatu gambar interpretatif yang menggunakan
simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan
secara sepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap
orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.
g) Poster: gambar yang berfungsi untuk memengaruhi
dan motivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
h) Peta dan globe: berfungsi untuk menyajikan data-data
dan informasi tentang lokasi.
i) Papan flanel: media grafis yang efektif untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran
tertentu pula.
j) Papan buletin: berfungsi selain menerangkan sesuatu,
papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan
kejadian dalam waktu tertentu.
2) Media audio: adalah sebuah media pembelajaran yang
mengandung pesan dalam bentuk auditif (pendengaran),
serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio dan kaset (Fadillah, 2012: 211). Untuk pendidikan
anak usia dini media ini dapat digunakan untuk
memutarkan sebuah cerita ataupun lagu-lagu untuk anak-
41
anak. Melalui media ini anak diperintahkan untuk
menyimak, mendengarkan atau bahkan menirukan cerita
atau lagu yang diputarkan. Ada beberapa jenis media
yang dapat dikelompokkan dalam media audio yaitu:
radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan
laboratorium bahasa.
3) Media proyeksi dia (audio-visual): adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini dibedakan menjadi dua, yaitu 1) audiovisual diam,
yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai, film rangkaian suara, dan cetak
suara; 2) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
seperti film suara dan video-cassette (Suwarna dkk, 2006:
118).
Di antara ketiga macam media tersebut yang baik untuk
digunakan pada pembelajaran anak usia dini ialah media
audiovisual. Sebab, media ini telah memadukan antara media
pendengaran dan penglihatan. Dengan menggunakan media ini
anak akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang
diberikan. Berikut adalah beberapa kelebihan media audiovisual
melalui film suara.
1) Selain bergerak dan bersuara, film itu dapat menggambarkan
suatu proses, seperti berlangsungnya proses pengecoran baja.
42
2) Dapat menimbulkan kesan tentang ruang dan waktu.
3) Tiga dimensional dalam penggambarannya.
4) Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar
dalam bentuk impresi yang murni.
5) Jika film itu tentang suatu pelajaran, dapat menyampaikan
suara seorang ahli dan sekaligus memperlihatkan
penampilannya.
6) Dapat menggambarkan teori sains dengan animasi (Suleiman,
1988: 191).
Sedangkan untuk kelemahan media audiovisual dalam
kegiatan pembelajaran, antara lain sebagai berikut.
1) Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-
keterangan selagi film diputar.
2) Jalan film terlalu cepat; tidak semua orang dapat
mengikutinya dengan baik.
3) Apa yang sudah lewat tidak dapat diulang kembali, jika ada
bagian film harus mendapatkan perhatian kembali.
4) Biasanya pembuatannya memerlukan biaya tinggi dan
peralatan mahal (Suleiman, 1988: 192)
B. Kajian Pustaka
Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, terdapat
beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan peneliti
dilakukan, penelitian yang pertama yang berhasil peneliti temukan yaitu:
43
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Tri Hidayana (2015) yang
berjudul “Pengaruh Percobaan Sains Sederhana Terhadap Kreativitas
Anak Di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Palu Tahun
Ajaran 2015/2016”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
percobaan sains sederhana terhadap kreativitas anak di kelompok B
TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Palu. Jenis penelitian deskriptif.
Penelitian dilaksanakan di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1
Palu Tahun Ajaran 2015/2016. Subjek pada penelitian berjumlah 21
anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui ada perbedaan dari data
sebelum dan setelah penelitian. Data sebelum penelitian kreativitas
mewarnai pasir diperoleh 9.52% kategori BSH. 33.33% kategori MB,
dan 57.14% kategori BB. Kreativitas membuat kolase dari pasir warna
diperoleh 9.52% kategori BSH, 38.09% kategori MB, dan 52.38%
kategori BB. Kreativitas dalam bertanya diperoleh 4.76% kategori
BSH. 33.33% kategori MB, dan 61.90% kategori BB. Dan data setelah
penelitian terjadi peningkatan yaitu kreativitas mewarnai pasir
diperoleh 23.08% ketegori BSB, 42.85% kategori BSH, 28.57%
kategori MB, dan 4.76% kategori BB. Kreativitas membuat kolase dari
pasir warna diperoleh 23.80% ketegori BSB, 42.85% kategori BSH,
23.80% kategori MB, dan 9.52% kategori BB. Kreativitas dalam
bertanya diperoleh 19.04% kategori BSB, 52. 38% kategori BSH, 19.
04% kategori MB, dan 9.52% kategori BB. Dengan demikian dapat
44
disimpulkan bahwa ada pengaruh percobaan sains sederhana terhadap
kreativitas anak.
2. Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian
dari Susilowati (2010) yang berjudul “Peningkatan Krativitas Anak
Usia Dini Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B
TK Bhayangkari 68 Mondokan Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak
melalui cerita bergambar. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik
kelompok B TK Bhayangkari 68 Mondokan, semester II tahun
pelajaran 2009/2010. Adapun jumlah anak didik kelompok B TK
Bhayangkari 68 Mondokan adalah 30 anak. Penelitian ini bersifat
kolaboratif anatara peneliti, kepala sekolah, dan guru kelas
pendamping. Pengumpulan data dikumpulkan melalui observasi,
catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis secara
deskriptif kualitatif model alur. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada peningkatan kreativitas anak melalui cerita bergambar,
yakni kreativitas pra siklus sebesar 13.33%, peningkatan kreativitas
siklus I sebesar 46.67% dan peningkatan kreativitas siklus II mencapai
80.00%.
3. Penelitian yang ketiga yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian
yang dilakukan oleh Christiani Endah Poerwati (2014) yang berjudul
“Meningkatkan Kreativitas Dan Keterampilan Motorik Melalui
Pengenalan Sains Berbasis Eksperimen Sederhana Pada Anak TK
45
Tunas Mekar II Dalung Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan ketrampilan
motorik melalui pengenalan sains berbasis eksperimen sederhana pada
anak TK Tunas Mekar II Dalung tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian
ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
metode pengumpulan data observasi. Subjek penelitian ini adalah anak
kelompok B (B2) TK Tunas Mekar II Dalung sebanyak 23 anak.
Penelitian dilakukan pada semester I (Ganjil) Tahun Pelajaran
2013/2014 dan berlangsung dalam dua siklus.Prosedur penelitian
mengikuti prinsip siklus yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan tahap refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Pengenalan sains berbasis eksperimen sederhana dapat meningkatkan
kreativitas dari siklus I sebesar 73, 91% (17 anak) mencapai kriteria
ketuntasan dengan kategori keberhasilan baik dan sangat baik menjadi
100% (23 anak) pada siklus II, (2) Pengenalan sains berbasis
eksperimen sederhana dapat meningkatkan ketrampilan motorik anak
dari siklus I sebesar 69,56% (16 anak) mencapai kriteria ketuntasan
dengan kategori keberhasilan baik dan sangat baik menjadi 100% (23
anak) pada siklus II.
4. Penelitian yang keempat yang berhasil peneliti temukan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kumalasari (2015) yang berjudul
“Meningkatkan Perkembangan Kognitif Dalam Bidang Sains Melalui
Aktivitas Percobaan Sederhana Pada Anak Kelompok B3 TK Kartika
VII-1 Kodam-Udayana IX Tahun Ajaran 2014/2015”. Penelitian ini
46
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif dalam bidang
sains melalui aktivitas percobaan sederhana pada anak kelompok B3
semester genap TK Kartika VII-1 Kodam-Udayana IX Tahun Ajaran
2014/2015 Denpasar Selatan yang berjumlah 30 anak, yang terdiri 30
anak, yang terdiri dari 22 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat
tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) penelitian, 3) observasi/evaluasi, 4)
refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
perkembangan kognitif anak dalam bidang sains. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode observasi. Data kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis
deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa
penerapan aktivitas percobaan sederhana dapat meningkatkan
perkembangan kognitif dalam bidang sains anak kelompok B3. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata perkembangan kognitif anak
pada siklus I sebesar 73,8% yang berada pada kategori sedang
mengalami peningkatan pada sikus II sebesar 81,8% tergolong pada
kategori tinggi dan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
8%.
5. Penelitian yang kelima yang berhasil peneliti temukan adalah
penelitian yang dilkukan oleh Kartika Fajriani (2019) yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun
Melalui Permainan Pencampuran Warna Dengan Percobaan Sains
47
Sederhana Di TK Islam Silmi Samarinda Tahun Ajaran 2018/2019.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mrningkatkan kemampuan
kognitif anak melalui pencampuran warna dengan kegiatan percobaan
sains sederhana pada usia 5-6 tahun di TK Islam Silmi Tahun Ajaran
2018/2019. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian dilakukan
dengan berpedoman pada beberapa aspek atau indikator yang meliputi:
Anak mampu melakukan percobaan mencampur warna, anak mampu
mencampur dengan kesesuaian warna, anak mampu menceritakan hasil
percobaan sains sederhana. Setelah dilaksanakan penelitian yang
berjalan selama dua siklus, terbukti bahwa ternyata ada perubahan
setelah dilakukan tindakan atau setelah diterapkan metode yang sesuai
saat belajar mencampur warna. Berikut ini adalah penjelasan
peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II, pada siklus I
dengan rata-rata nilai persentase ketuntasan rata-rata mencapai 50%,
pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai persentase
ketuntasan mencapai 90%. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah pencampuran warna dengan percobaan sains
sederhana dapat meningkatkan perkembangan kognitif di bidang sains
pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Silmi Tahun Ajaran 2018/2019
di Samarinda utara.
Ada perbedaan dan kesamaan dalam penelitian yang dilakukan,
persamaan dalam penelitian ini adalah peneliti sama-sama mengkaji
peningkatan kreativitas adapun perbedan dalam penelitian ini penelitian
difokuskan pada peningkatan kreativitas menggunakan media pasir, cerita
48
bergambar, keterampilan motorik, percobaan sederhana, dan pencampuran
warna. Sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti ialah peningkatan
kreativitas melalui eksperimen sederhana dengan media kotak semesta.
49
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RA Al Mina
Ra Al Mina Berdiri pada tanggal 5 Februari 2005. Yang terletak di
Desa Jetis Rt 04 Rw 01 Ngawinan Jetis Bandungan. Pada awal berdiri RA
Al Mina,wilayah Bandungan dan Ambarawa masih jadi satu sehingga
semua kegiatan di pusatkan di Ambarawa khususnya terpusat di RA
Sudirman 1 Ambarawa. Lalu mulai tahun 2008 Bandungan terpisah
dengan Ambarawa. Maka kegiatan difokuskan di Bandungan.
Pada awal berdiri th 2005/2006 siswa sejumlah 51 dibagi menjadi 3
Rombel . Dengan jumlah 3 guru dan 1 kepala. Tahun berikutnya murid
bertambah maka kelompok A menjadi 2 rombel dan B 2 rombel dengan 4
guru 1 kepala.
Dengan menerapkan sistem pendididkan nasional yang bernuansa
islami dan kerja keras dari pegawai dan guru serta maka minat masyarakat
untuk menyekolahkan putra putrinya di RA Al Mina sangat tinggi. Karna
adanya siswa yang bertempat tinggal jauh maka disediakan antar jemput.
Maka dengan adanya antar jemput dan pembelajaran yang sangat
menyenangakan dan menghasilkan kelulusan yang cerdas dan berakhlakul
karimah maka masyarakat semakain tinggi minatnya untuk
menyekolahkan putra putrinya di RA Al Mina. Selanjutnya kepala dan
guru menghasilkan hasil yang sangat memuaskan sehingga sampai saat
ini kelompok A 3 Rombel B 3 Rombel dengan 7 guru 1 kepala.
50
Sebenarnya keinginan untuk bertambah murid selalu ada namun seiring
dengan persaingan yang ketat dari TK RA sewilayah Bandungan dan
sekitarnya maka sampai saat ini murit hanya berkisar ± 150 – 160 namun
RA Al Mina adalah yang terbanyak dari tahun ke tahun sewilayah
Bandungan.
2. Profil Sekolah
Nama RA : Al Mina
No. Statistik RA : 101233220191
Akreditasi RA : A
Alamat Lengkap RA : Jln. Bandungan – Ambarawa Km 02 Ngawinan
Desa/Kelurahan : Jetis
Kab./Kota : Semarang
Provinsi :Jawa Tengah
No. Telp : 0298-713420
NPWP RA : 02-899-214.7-505.000
Nama Kepala RA : Dra. Siti Rubiyah
No. Telp./HP. : 085640437477
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Rifa’iyah
Alamat Yayasan : Ngawinan Jetis Bandungan
No. Telp. Yayasan : 0298-713420
No. Akte Pendirian
Yayasan : Kd.11.22/4/PP.00.4/85/2005
Akte Notaris : M-44-HT.03.01.YH.1988
Izin Operasional RA : kd.11.22/4/pp.00.4/86/2005
51
Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri
Status tanah : Milik Sendiri
Luas tanah : 325 m²
Status Bangunan : Baik
Luas Bangunan : 250 m²
3. Letak Geografis RA Al Mina
Alamat RA Al Mina di Desa Jetis Rt.02 Rw.01 Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang,adapun akses RA dari arah Timur
daerah bandungan berjarak ± 2 Km sedangkan dari arah Barat daerah
Ambarawa berjarak ± 5 Km adapun dari arah selatan daerah Jimbaran
berjarak ± 5 Km. Jarak dari jalan raya menuju kelokasi RA Al Mina
berjarak ± 200 m dan lokasi Ra Al Mina yang sangat strategis untuk
pembelajaran berbasis religius.
4. Visi, Misi dan Tujuan RA Al Mina
a. Visi RA Al Mina
Al Mina Sebagai penyelenggara sistem pendidikan yang
berkepribadian islami, berprestasi kompetitif, berkreasi dinamis, dan
mandiri berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits.
b. Misi RA AL Mina
1) Mengintregrasikan ( memadukan ) ilmu teori dan praktek, iman-
ilmu- amal,rohani dan jasmani dalam lingkungan yang
aman,nyaman, dan islam.
2) Menghasilkan lulusan yang beraqidah,berakhlak mulia,berpikir
ilmiah,berkepribadian sehat,kuat dan terampil.
52
3) Mewujudkan generasi muda muslim berilmu
pengetahuan,berwawasan luas,dan global,bemanfaat bagi
agama,bangsa dan negara.
4) Mengembangkan school based management dengan pelibatan para
stakeholder, termasuk didalamnya anggota masyarakat.
5. Tujuan RA Al-Mina
a. Tujuan Umum
Secara umum tujuan pendidikan Raudhatul Athfal adalah
membantu anak didik mengembangkan potensi kecerdasan
spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan sosial peserta didik
pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang
edukatif dan menyenangkan.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan pendidikan Raudhatul Athfal Al Mina,
antara lain:
1) Meningkatkan fungsi sekolah sebagai tempat
bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain
yang menyenangkan bagi usia prasekolah
2) Memberikan upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan
dan keterampilan anak didik.
3) Mengembangkan berbagai potensi anak didik
prasekolah baik psikis dan fisik
53
4) Menghasilkan anak didik yang berkualitas dan siap
memasuki dunia sekolah dasar
6. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar Nama Siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok B.2 di RA Al Mina Jetis
Bandungan yang akan diamati terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok B.2
NO NAMA
Tempat Tanggal Lahir Jenis
Kelamin
1 Achmad Faris
Kurniawan
Kab. Semarang, 19 Mei
2013
L
2 Achmad Khoirul
Azzam
Kab. Semarang, 06
Februari 2014
L
3 Ahmad Rifki
Alfaizi
Kab. Semarang, 11 Juli
2014
L
4 Aisyar Haddan
Pratama
Kab. Semarang, 06 Januari
2014
L
5 Allana Sheina
Ghaitsa
Kab. Semarang, 22 Januari
2014
P
6 Anindita Yuuna
Sami Ariyanti
Kab. Semarang, 14. Maret
2013
P
7 Aqila Vanya
Azzahra
Kab. Semarang, 22
Desember 2013
P
8 Diki Putra
Gunawan
Kab. Semarang, 06
Oktober 2013
L
9 Fadhil Cahaya
Bimantara
Kab. Semarang, 24 Maret
2014
L
10 Ferly Ahza
Danish
Kab. Semarang, 03 Juli
2014
L
11 Floris Rosalinda Kab. Semarang, 23
November 2013
P
12 Fredella Abigail
Adenaya Nuria
Kab. Semarang, 21 Maret
2014
P
13 Jihan Nur
Alfiyah
Kab. Semarang, 31
Oktober 2013
P
14 Khayla Desta
Fiana
Kab. Semarang, 28
Desember 2013
P
15 Nafissa Ayu
Pramesti
Kab. Semarang, 10 Maret
2014
P
16 Rezfan Althaff Kab. Semarang, 18 L
54
b. Daftar Nama Guru
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Al Mina
DAFTAR GURU RA AL MINA JETIS BANDUNGAN
NO NAMA JABATAN
1 SULISTIYANINGSIH, S.Pd KEPALA RA
2 KUNARTI, S.Pd
GURU KELAS B2
3 AWIMRO’ATUN, S.Pd GURU KELAS A2
4 PATMIYATI, S.Pd GURU KELAS A3
5 KUSMIYATI, S.Pd GURU KELAS B3
6 RENI INDARYUNI GURU KELAS A1
7
YUNIKA KURNIAWATI
GURU KELAS B1
7. Tata Tertib dan Pembiasaan di RA Al Mina
1) Tata tertib Guru di RA
a) Ketepatan Waktu
b) Guru harus hadir selambat-lambatnya 10 menit sebelum jam
mengajar di mulai
c) Setelah bel berbunyi segera masuk kelas pembelajaran
d) Memimpin dan mengawali siswa untuk membaca doa
sebelum dan sesudah pembelajaran
Ardiansyah Desember 2013
17 Robby Ana’aj
Wijayanto
Kab. Semarang, 08
November 2013
L
18 Syifa Aulia
Zahwa
Kab. Semarang, 14 Maei
2014
P
19 Zaqi Arif’arafa Kab. Semarang, 14
Oktober 2013
L
55
e) Jika berhalangan hadir harus memberikan keterangan dan
tugas untuk siswa
f) Bagi guru yang piket harus hadir lebih awal dan tepat waktu
2) Kewajiban guru
a) Melaksanakan tugas yang di berikan oleh kepala sekolah
b) Melaksanakan tata tertib sekolah sebaik-baiknya
c) Mengisi daftar hadir guru dan murid
d) Memakai seragam yang telah di tentukan, rapi dan bersepatu
e) Membantu kelancaran proses belajar mengajar
f) Mempersiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan
kegiatan pembelajaran
g) Ikut bertanggung jawab atas keberhasilan, keamanan,
ketertiban dan keindahan sekolah
h) Saling menghargai, menghormati sesama warga seolah
i) Mengikuti/melaksanakan semua kegiatan yang di lakukan
sekolah
3) Larangan
a) Meninggalkan kelas selama proses pembelajaran berlangsung
tanpa keterangan
b) Makan dan minum dalam kelas / kantor selama pembelajaran
c) Kesekolah tidak berpakaian rapih dan tdak bersepatu
d) Membicarakan tentang hal-hal negatif di depan siswa
56
4) Tata tertib Siswa di RA
a) Murid datang 15 menit sebelum jam belajar di mulai
b) Berbaris dulu sbelum masuk kelas
c) Memberi salam pada guru
d) Berdoa sebelum pelajaran di mulai
e) Wali murid dilarang menunggu di dalam kelas
f) Dilarang makan saat waktu pemlajaran
g) Dilarang bicara sendiri atau bermain sendirindi waktu
pelajaran
h) Murid pakai seragam yang telah di tentukan
i) Berdoa sebelum pulang dan memberi salam kepada guru
8. Sarana dan Prasarana
a) Kantor
b) Kamar Mandi
c) Kantin
d) Tempat Tunggu Wali Murid
e) Tempat Bermain
B. Deskripsi Pra Siklus
Langkah awal yang di lakukan adalah peneliti melakukan permohonan
ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di lembaga tersebut
dengan menyerahkan surat ijin penelitian serta menjelaskan pembelajaran
yang akan disampaikan kepada siswa.
Pelaksanaan pra siklus ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan
awal anak sebelum di laksanakannya tindakan. Peneliti melakukan pra
57
tindakan pada waktu sebelum pelaksanaan siklus I yaitu pada tanggal 10
Januari 2020. Penelitian dilakukan dalam dua Siklus yaitu, Siklus I pada
tanggal 14 Januari 2020 dan Siklus II pada tanggal 16 Januari 2020.
Peneliti melakukan pengamatan pra siklus untuk membandingkan
nilai yang diperoleh dari kemampuan awal sebelum tindakan ini yang
nantinya akan dibandingkan dengan nilai yang diperoleh setelah diadakannya
suatu tindakan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menganyam.
Dengan adanya perbandingan antara nilai sebelum tindakan dan setelah
dilakukan tindakan maka diharapkan akan terlihat lebih jelas suatu
peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas diperoleh
hasil bahwa sebagian besar anak belum berkembang motorik halus dalam
kegiatan menganyam, kurangnya kecermatan dan kesabaran anak dalam
melakukan kegiatan. Di bawah ini adalah hasil pembelajaran siswa sebelum
menggunakan media kotak semesta :
Tabel 3.3 Hasil Pra Siklus
No Nama
Anak
Indikator Kreativitas Dalam Menempel
Bentuk Gunung dan Melengkapi Gambar
Persentase
Pencapaian
Kemampuan
anak dalam
menempel
bentuk
gunung
Kemampuaan
anak
mengubah
bentuk
Kemampuan
anak untuk
melengkapi
gambar
1 Frs BM BM BM 25
2 Azm MM BM BM 33
3 Rfk BM BM MM 33
4 Asry BM BM BM 25
5 Shn BM BM BM 25
6 Ynn BM MM MM 41
7 Aql BM MM MM 41
8 Dk BM BM BM 25
9 Fdhl BM BM BM 25
10 Ahz MM BM BM 33
58
11 Flrs BM BM BM 25
12 Dl BM MM MM 41
13 Jhn BM BM BM 25
14 Khyl BM BM BM 25
15 Nfs BM BM BM 25
16 Rzfn BM MM BM 33
17 Rby BM BM BM 25
18 Zhw BM BM BM 25
19 Zq BM BM BM 25
Jumlah Persentase Pencapaian Kelas 555
Keterangan :
BM : Belum Muncul (1)
MM : Mulai Muncul (2)
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB : Berkembang Sangat Baik (4)
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum bukti amatan x Jumlah butir
= 4 x 3 = 12
Persentase pencapaian anak
Berdasarkan data Pra Siklus yang dilakukan peneliti dengan guru
kelas pada hari jum’at, 10 Januari 2020 hasil kemampuan belajar anak untuk
mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan eksperimen gunung
meletus dan membuat lembar kerja pada Kelompok B.2 di RA Al Mina Jetis
Bandungan setelah dilakukan Pra Siklus maka dapat diketahui persentase
59
pencapai tiap anak, karena nilainya dibawah indikator keberhasilan/standar
keberhasilan yaitu 85% maka dapat dikatakan bahwa peningkatan kreativitas
anak masih belum maksimal dan masih memerlukan perbaikan. Sedangkan
rata-rata persentase pencapaian kelas pada pra siklus yaitu sebesar 29%.
C. Deskripsi Perencanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Selasa, 14 Januari 2020
di RA Al Mina Jetis Bandungan khususnya kelas B.2. pada kesempatan
tersebut peneliti berdiskusi dengan guru kelas terutama tentang kegiatan
yang akan dilakukan pada Siklus I. Hal-hal yang didiskusikan antara lain:
a) Penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
b) Menyiapkan media kotak semesta untuk melakukan eksperimen
gunung meletus.
c) Menyiapkan lingkungan pembelajaran.
d) Menyiapkan lembar kerja anak, pensil, krayon, dan lem. Pensil
digunakan untuk menebalkan garis-garis putus yang berbentuk
kata Gunung. Setelah menebalkan anak dilanjutkan untuk
menempel bentuk segitiga menjadi gunung kemudian
menambahkan bentuk pohon dan mewarnainya sengan krayon.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus satu dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Januari 2020.
Pelaksanaan siklus I dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah
disusun dalam RKH dengan tema lingkunganku dan sub tema gunung.
60
Pada penelitian pertama peneliti dan guru kelas masuk ke kelas
kelompok B.2 tempat anak-anak belajar. Sebelum kegiatan awal dimulai
anak-anak terlebih dahulu membaca membaca surat Al-Fatikhah dan
asmaul husna. Guru kelas memberikan penjelasan kepada anak tentang
kegiatan yang akan dilakukan.
a. Kegiatan awal (07.30-07.45)
1) Guru mengucap salam
2) Membaca surat Al-Fatikhah dan asmaul husna
3) Absensi
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
5) Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
b. Kegiatan pembukaan (07.45-08.00)
1) Guru menerangkan tentang tema hari ini yaitu dengan tema
lingkunganku dan sub tema gunung
2) Guru menerangkan macam-macam gunung dan ciri-ciri gunung
meletus
c. Kegiatan inti (08.00-09.00)
1) Guru memberikan contoh kepada anak dengan menggunakan lembar
kerja tentang cara menebalkan kata gunung dan menempel kepingan
segitiga menjadi bentuk gunung.
2) Guru kemudian memberikan contoh kepada anak tentang cara
menambahkan gambar pohon dilembar kerja yang sudah tertempel
kepingan bentuk segitiga dan Guru menyuruh anak untuk mewarnai.
61
3) Kemudia kegiatan selanjutnya guru menunjukkan kepada anak
media kotak smesta gunung meletus.
4) Guru mempraktekan kepada anak langkah-langkah membuat lahar
gunung meletus menggunakan air, soda kue, dan cuka.
5) kemudia guru menunjuk 2 anak untuk mencoba mempraktekan lagi.
d. Istirahat (09.00-09.30)
Mencuci tangan, membaca doa sebelum makan, makan bersama,
membereskan alat makan, berdoa setelah makan, cuci tangan kembali,
dan dipersilahkan anak bermain bersama.
e. Recalling (09.30-09.45)
1) Menanyakan kembali apa saja ciri-ciri gunung meletus.
2) Menanyakan kembali langkah-langkah membuat lahar gunung
meletus.
f. Kegiatan akhir (09.45-10.00)
1) SOP kepulangan
2) Guru menanyakan perasaannya hari ini
3) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga akhir
4) Menginformasikan kegiatan besok
5) Berdoa, mengucap salam
3. Observasi
Selama proses pembelajaran menggunakan media kotak semesta
peneliti dan guru mengamatinya dari awal hingga akhir kegiatan.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan belajar anak
dalam mengembangakn kreativitasnya melalui media kotak semesta.
62
4. Refleksi
Hasil pengamatan dilapangan disajiakan sebagai pedoman peneliti
untuk melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul, sehingga dapat
mencari solusi pada permasalahan tersebut. Pada siklus I ini masih banyak
kelemahannya antara lain:
a. Pada saat pembelajaran anak masih sulit untuk dikondisikan.
b. Kurangnya motivasi guru kepada anak dalam proses pembelajaran
menggunakan media kotak semesta.
c. Pada saat melakukan eksperimen gunung meletus masih ada beberapa
anak yang kurang tertarik.
Dari hasil analis tersebut, peneliti merasa bahwa hasil penelitian
belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti dan guru membuat perencanaan
untuk melakukan perencanaan tindakan selanjutnya.
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis 16 Januari 2020.
Tahapan dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pereencanaan Tindakan
Dalam pembelajaran mengembangkan kreativitas anak melalui
kegiatan eksperimen sederhana pada siklus I pada umumnya sudah
cukup baik, namun belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu
85%. Untuk mengatasi permasalahan pada siklus I maka pada hari
Kamis 16 Januari 2020 peneliti merencanakan tindakan penelitian
siklus II. Perencanaan pada tahap ini antara lain:
a) Penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
63
b) Menyiapkan media kotak semesta untuk melakukan
eksperimen gunung meletus.
c) Menyiapkan lingkungan pembelajaran.
d) Menyiapkan lembar kerja anak, pensil, krayon, dan lem.
Pensil digunakan untuk menebalkan garis-garis putus yang
berbentuk kata Gunung. Setelah menebalkan anak
dilanjutkan untuk menempel bentuk segitiga menjadi gunung
kemudian menambahkan bentuk pohon dan mewarnainya
sengan krayon.
e) Tema tetap memakai lingkunganku dan sub tema tetap
memakai gunung. Peneliti mencoba menambahkan pewarna
makanan warna merah pada saat melakukan eksperimen
gunung meletus.
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan pelaksanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan
guru kelas melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan Siklus
II yaitu dimulai pada hari Kamis, 16 Januari 2020 selama 60 menit.
Guru kelas pada awalnya mengkondisikan anak untuk siap
belajar. Guru kelas memulai kegiatan dengan memberi salam, berdoa,
bernyanyi, dan bertepuk. Tujuannya agar anak lebih terkondisikan dan
tertarik mengikuti pembelajaran bereksperimen gunung meletus
menggunakan media kotak sederhana. Sebelum menyampaikan
materi, guru mengulang kembali materi yang disampaikan pada
64
pertemuan yang lalu. Kegiatan yang akan dilakukan di siklus II antara
lain:
a. Kegiatan awal (07.30-07.45)
1) Guru mengucap salam
2) Membaca surat Al-Fatikhah dan asmaul husna
3) Absensi
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
5) Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
b. Kegiatan pembukaan (07.45-08.00)
1) Guru menerangkan tentang tema hari ini yaitu dengan tema
lingkunganku dan sub tema gunung
2) Guru menerangkan macam-macam gunung dan ciri-ciri
gunung meletus
c. Kegiatan inti (08.00-09.00)
1) Guru memberikan contoh kepada anak dengan
menggunakan lembar kerja tentang cara menebalkan kata
gunung dan menempel kepingan segitiga menjadi bentuk
gunung.
2) Guru kemudian memberikan contoh kepada anak tentang
cara menambahkan gambar pohon dilembar kerja yang
sudah tertempel kepingan bentuk segitiga dan Guru
menyuruh anak untuk mewarnai.
3) Kemudia kegiatan selanjutnya guru menunjukkan kepada
anak media kotak smesta gunung meletus.
65
4) Guru mempraktekan kepada anak langkah-langkah
membuat lahar gunung meletus menggunakan air, pewarna
makanan warna merah, soda kue, dan cuka.
5) kemudia guru menunjuk 2 anak untuk mencoba
mempraktekan lagi.
d. Istirahat (09.00-09.30)
Mencuci tangan, membaca doa sebelum makan, makan bersama,
membereskan alat makan, berdoa setelah makan, cuci tangan
kembali, dan dipersilahkan anak bermain bersama.
e. Recalling (09.30-09.45)
1) Menanyakan kembali apa saja ciri-ciri gunung meletus.
2) Menanyakan kembali langkah-langkah membuat lahar
gunung meletus.
f. Kegiatan akhir (09.45-10.00)
1) SOP kepulangan
2) Guru menanyakan perasaannya hari ini
3) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga
akhir
4) Menginformasikan kegiatan besok
5) Berdoa, mengucap salam
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Observasi digunakan untuk mengetahui ketrampilan guru dalam
mengelola kelas dan pembelajaran, untuk mengetahui penugasan anak
66
dalam mengembangkan kreativitas dan melakukan eksperimen
gunung meletus dengan media kotak semesta dengan memperaturi
aturan-aturan yang telah ditetapkan.
4. Refleksi
Pelaksanaan pada siklus II ini anak-anak dapat mengikuti
pembelajaran dengan lebih baik. Kekurangan-kekurangan yang terjadi
pada siklus I juga dapat teratasi pada siklus II ini. Penelitian
dihentikan pada siklus II karena sebagian besar anak tertarik dan
antusias untuk mengembangkan kreativitas dengan menempel bentuk
gunung serta melengkapi dengan gambar pepohonan dan
pemandangan sesuai imajinasi meraka. Selain itu anak-anak juga
antusia dalam mengikuti eksperimen sederhana gunung meletus
menggunakan media kotak semesta. Guru lebih mempersiapkan dan
menyediakan media yang lebih baik, guru tidak hanya berfokus pada
satu atau dua anak saja.Dapat disimpulkan bahwa eksperimen
sederhana gunung meletus dapat mengembangkan kreativitas anak di
kelompok B.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak, berupa
simbol gambar bintang yang mana simbol gambar bintang tersebut akan
diubah kedata yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara,
kemudian akan diolah kedalam bahasa kualitatif. Adapun indikator yang
digunakan setiap Siklus adalah sama, dan gambar yang digunakan pada
setiap pertemuan juga bervariasi.
2. Deskripsi Siklus I
a. Perkembangan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data, dan
pengolahan data pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Siklus I
(Selasa, 14 Januari 2020)
No Nama
Anak
Indikator Kreativitas Dalam Menempel
Bentuk Gunung dan Melengkapi Gambar
Persentase
Pencapaian
Kemampuan
anak dalam
menempel
bentuk
gunung
Kemampuaan
anak
mengubah
bentuk
Kemampuan
anak untuk
melengkapi
gambar
1 Frs MM MM MM 50
2 Azm MM MM BM 41
3 Rfk MM MM MM 50
4 Asry MM MM BM 41
5 Shn MM MM MM 50
6 Ynn MM MM MM 50
7 Aql BSH MM MM 58
68
8 Dk BSH MM MM 58
9 Fdhl MM MM MM 50
10 Ahz MM MM MM 50
11 Flrs MM MM MM 50
12 Dl BSH BSH MM 66
13 Jhn MM MM MM 50
14 Khyl MM MM BM 41
15 Nfs MM MM MM 50
16 Rzfn MM MM BM 41
17 Rby MM MM BM 41
18 Zhw BSH BSH MM 66
19 Zq MM MM BM 41
Jumlah Persentase Pencapaian Kelas 944
Keterangan :
BM : Belum Muncul (1)
MM : Mulai Muncul (2)
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB : Berkembang Sangat Baik (4)
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x jumlah butir
= 4 x 3 = 12
49%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I telah
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan persentasepada
pra siklus. Namun masih ada beberapa anak yang hasilnya masih
dibawah indikator keberhasilan 85% sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil belajar belum maksimal dan masih memerlukan perbaikan.
69
Peningkatan dari rata-rata persentase pada Pra Siklus sebesar 29% dan
pada Siklus I meningkat menjadi 49%.
a. Hasil Observasi Anak dan Guru
Tabel 4.2 Hasil Observasi Anak Pada Siklus I
No Nama Aspek yang diamati
Keaktivan Kreativitas Ketepatan
K C B K C B K C B
1. Frs √ √ √
2. Azm √ √ √
3. Rfk √ √ √
4. Asyr √ √ √
5. Shn √ √ √
6. Ynn √ √ √
7. Aql √ √ √
8. Dk √ √ √
9. Fdhl √ √ √
10. Ahz √ √ √
11. Flrs √ √ √
12. Dl √ √ √
13. Jhn √ √ √
14. Khly √ √ √
15. Nfs √ √ √
16. Rzfn √ √ √
17. Rby √ √ √
18. Zhw √ √ √
19. Zq √ √ √
Jumlah
7 12 - 9 10 - 10 9 -
Keterangan
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
Rentang Nilai
01-30 : Kurang
31-60 : Cukup
61-100 : Baik
70
Tabel 4.3 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus I
Aspek yang diamati Skala Kriteria
Keaktifan B Baik, jika anak aktif
memperhatikan pelajaran dan
aktif bertanya
C Cukup, jika anak mau
memperhatikan pelajaran tanpa
mau bertanya
K Kurang, jika anak tidak mau
memperhatikan pelajaran dan
tidak mau bertanya
Kreativitas B Baik, jika anak mau menempel
bentuk gunung dan melengkapi
gambar
C Cukup, jika anak mau
menempel bentuk gunung dan
tidak mau menyelesaikan
melengkapi gambar
K Kurang, jika anak hanya mau
menempel bentuk gunung dan
tidak mau melengkapi gambar
Ketepatan B Baik, jika anak menempel
bentuk gunung dan melengkapi
gambar tanpa bantuan guru atau
teman
C Cukup, jika anak mau
menempel bentuk gunung dan
melengkapi gambar dengan
bantuan guru atau teman
K Kurang, jika anak hanya mau
menempel bentuk gunung
dengan bantuan guru atau teman
tanpa mau melengkapi gambar
71
Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru Pada Siklus I
NO Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
A. Kemampuan guru saat
mengkondisikan anak
1. Menyiapkan RPPH √
2. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
3. Menyiapkan lembar observasi √
4. Menyiapkan media pembelajaran √
5. Guru mengkondisikan siswa melalui
gerak dan lagu
√
B. Kemampuan guru saat menjelaskan
inti pelajaran
1. Mengkondisikan kelas √
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
3. Memberikan motivasi saat pelajaran
berlangsung
√
4. Materi pembelajaran disampaikan
dengan jelas oleh guru
√
5. Selama proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
√
6. Guru memberikan jawaban yang sesuai
ketika ada siswa yang bertanya
√
7. Guru selalu mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada akhir
kegiatan atau sesi tertentu
√
C. Langkah-langkah guru saat
melaksanakan kegiatan
meningkatkan kreativitas anak
melalui eksperimen gunung meletus
1. Cara guru menjelaskan ciri-ciri dan
nama-nama gunung meletus
√
2. Cara guru memberikan contoh
melakukan eksperimen gunung meletus
menggunakan media kotak semesta
√
3. Guru membimbing atau mendampingi
anak
√
4. Pembelajaran dilakukan sesuai tema √
5. Guru membimbing siswa dalam
kegiatan eksperimen
√
6. Guru membimbing siswa dalam
kegiatan diskusi
√
D. Penutup
1. Melaksanakan evaluasi pembelajaran √
2. Memberi penghargaan/penguatan
kepada siswa
√
72
3. Mampu mengelola waktu selama proses
pembelajaran
√
4. Menutup pembelajaran √
Keterangan Skor:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
( )
( )
= 68%
Taraf Keberhasilan:
90% - 100% : Sangat Baik
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurang
Tabel 4.5 Kriteria Lembar Observasi Guru Siklus I
Aaspek yang
diamati
Skala Kriteria Penilaian
Guru
menyiapkan
RKH
4 Sangat baik, jika guru sudah menyiapkan
RKH dan mempelajarinya kembali sebelu
pelajaran dimulai
3 Baik, jika guru sudah menyiapkan RKH
meskipun belum selesai untuk
mempelajarinya kembali
2 Cukup, jika guru sudah menyiapkan RKH
73
namun belum sempat mempelajarinya
kembali
1 Kurang, jika guru menyiapkan RKH
secara mendadak dan tidak sempat untuk
mempelajarinya
Guru
menyiapkan
perlengkapan
mengajar
4 Sangat baik, jika guru jauh-jauh hari
sebelum pelajaran berlangsung dan
menyiapkan perlengkapan pelajaran
didalam kelas sebelum pelajaran dimulai
3 Baik, jika guru menyiapkan perlengkapan
pembelajaran sehari sebelum pembelajaran
berlangsung dan guru menyiapkan
perlengkapan pembelajaran didalam kelas
sebelum pelajaran dimulai
2 Cukup, jika guru mempersiapkan
perlengkapan pembelajaran pada hari itu
juga sebelum pembelajaran berlangsung
1 Kurang, jika guru menyiapkan
perlengkapan pembelajaran pada saat
pembelajaran berlangsung
Guru
menyiapkan
lembar
observasi
4 Sangat baik, jika guru jauh-jauh hari
sebelum pembelajaran berlangsung sudah
menyiapkan lembar observasi
3 Baik, jika guru menyiapkan lembar
observasi sehari sebelum pembelajaran
berlangsung
2 Cukup, jika guru menyiapkan lembar
observasi pada saat pembelajaran
berlangsung
1 Kurang, jika guru membuat lembat
observasi setelah selesai pembelajaran
Guru
menyiapkan
media
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru menyiapkan media
pembelajaran jauh sebelum pembelajaran
berlangsung
3 Baik, jika guru meyiapkan media
pembelajaran sehari sebelum pembelajaran
berlangsung
2 Cukup, jika guru menyiapkan media
pembelajaran pada hari berlangsungnya
pembelajaran
1 Kurang, jika guru menyiapkan media
74
pembelajaran pada saat berlangsungnya
pembelajaran
Guru
mengkodisikan
siswa melalui
gerak dan lagu
4 Sanagt baik, jika dengan gerak dan lagu
guru bisa mengondisikan anak
3 Baik, jika guru hanya mampu
mengkondisikan anak denga gerak
2 Cukup, jika guru hanya megkondisikan
anak dengan perintah meskipun masih ada
beberapa yang susah dikondisikan
1 Kurang, jika guru hanya menunggu anak
untuk tenang
Guru
mengkondisikan
kelas
4 Sanagt baik, jika guru mampu
mengkomdisikan kelas dengan baik dan
tenang
3 Baik, jika guru mampu mengkondisikan
kelas dengan baik
2 Cukup, jika guru hanya mampu
mengkondisikan kelas beberapa saat saja
1 Kurang, jika guru tidak bisa
mengkondisikan kelas
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru mau menyampaikan
dan melaksanakan tujuan pembelajaran
3 Baik, jika guru mau menyampaikan materi
pembelajaran meskipun tujuan
pembelajaran tidak tercapai
2 Cukup, jika guru mau menyampaikan
tujuanpembelajaran
1 Kurang, jika guru tidak mau
menyampaikan tuajuan pembelajaran
Guru
memberikan
motivasi saat
pembelajaran
berlangsung
4 Sangat baik, jika guru selalu memberikan
motivasi kepada anak pada saat
pembelajaran berlangsung
3 Baik, jika guru mau memberikan motivasi
kepada anak pada saat berlangsung
meskipun kadang-kadang
2 Cukup, jika guru mau memberikan
motivasi kepada anak
1 Kurang, jika guru tidak memberikan
motivasi kepada anak
Guru
menyampaikan
4 Sangat baik, jika guru menyampaikan
materi pembelajaran dengan jelas dan
75
materi
pembelajaran
dengan jelas
mudah dimengerti
3 Baik, jika guru mau menyampaikan materi
pembelajaran dengan jelas
2 Cukup, jika guru hanya mau menampaikan
materi pemeblajaran tanpa anak mengerti
1 Kurang, jika guru tidak mau
menyampaikan materi pembelajaran
dengan jelas
Guru
memberikan
kesempatan
kepada anak
untuk bertanya
4 Sangat baik, jika guru selalu memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya
3 Baik, jika guru mau memberikan
kesempatan anak untuk bertanya
2 Baik, jika guru hanya memberi 1
kesempatan kepada anak untuk bertanya
1 Kurang, jika guru tidak memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya
Guru
memberikan
jawaban yang
sesuai ketika
ada anak yang
bertanya
4 Sangat baik, jika guru memberikan
jawaban yang jelas dan sesuai kepada anak
pada saat anak bertanya
3 Baik, jika guru memberikan jawaban
kepada anak dengan jelas
2 Cukup, jika guru sudah memberikan
jawaban kepada anak
1 Kuran, jika guru tidak memebrikan
jawaban kepada anak pada saat anak
bertanya
Guru selalu
mengajak anak
untuk
menyimpulkan
pembelajaran
pada akhir
kegiatan atau
sesi tertentu
4 Sanagat baik, jika guru menunjuk anak
untuk menyebutkan kegiatan dan
pembelajaran apa saja yan sudah
dilakukan hari ini
3 Baik, jika guru membantu anak dalam
menyimpulkan pembelajaran dan kegiatan
yang telah dilakukan pada saat
pembelajaran
2 Cukup, jika guru menyimpulkan
pembelajaran yang sudah berlangsung
tanpa menunjuk anak
1 Kurang, jika guru tidak menyimpulkan
pembelajaran
Guru
menjelaskan
4 Sangat baik, jika guru mau menjelaskan
dengan runtut ciri-ciri dan nama-nama
76
ciri-ciri dan
nama-nama
gunung meletus
gunung meletus
3 Baik, jika guru mau menjelaskan ciri dan
nama gunung meletus walaupun Cuma
sebagian
2 Cukup, jika guru mau menjelaskan salah
satu dari nama dan ciri gunung meletus
1 Kurang, jika guru tidak mau menjelaskan
nama dan ciri gunung meletus
Guru
memberikan
contoh
melakukan
eksperimen
gunung meletus
menggunakan
media kotak
semesta
4 Sangat baik, jika guru mau menjelaskan
dan memberikan contoh pada saat
melaksanakan eksperimen gunung meletus
3 Baik, jika guru mau memberikan contoh
melaksanakan gunung meletus
2 Cukup, jika guru hanya memberikan
contoh tanpa menjelaskan
1 Kurang, jika guru tidak menjelaskan dan
memberikan contoh melakukan
eksperimen gunung meletus
Guru
membimbing
atau
mendampingi
anak
4 Sangat baik, jika guru membimbing dan
mendampingi anak pada saat pembelajaran
berlangsung hingga pembelajaran selesai
3 Baik, jika guru membimbing dan
menampingi anak walaupun tidak sampai
selesai pembelajaran
2 Cukup, jika guru mau mendampingi anak
pada saat pembelajaran
1 Kurang, jika guru tidak mau membimbing
dan mendampingi anak pada saat
pembelajaran
Pembelajaran
dilakukan
sesuai tema
4 Sangat baik, jika guru mampu
melaksanakan pembelajaran sesuai tema
dengan runtut
3 Baik, jika guru mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai tema walaupun tidak
runtut
2 Cukup, jika guru mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai tema
1 Kurang, jika guru tidak melaksanakan
pembelajaran sesuai tema
Guru
membimbing
4 Sangat baik, jika guru membimbing anak
dalam melakukan kegiatan eksperimen
77
siswa dalam
kegiatan
eksperimen
dari awal hingga selesai
3 Baik, jika guru mau membimbing kegiatan
eksperimen anak walupun tidak
sepenuhnya
2 Cukup, jika guru mau membimbing anak
dalam kegiatan eksperimen
1 Kurang, jika guru tidak mau membimbing
anak dalam melakukan kegiatan
eksperimen
Guru
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru selalu melakukan
evaluasi pembelajaran pada saat
pembelajaran selesai
3 Baik, jika guru melakukan evaluasi
pembelajaran dengan mendokumentasikas
setiap lembar kerja anak kedalam loker
masing-masing anak
2 Cukup, jika guru melakukan evaluasi
pembelajaran
1 Kurang, jika guru tidak melakukan
evaluasi pembelajaran
Guru memberi
penghargaan
atau penguat
kepada anak
4 Sangat baik, jika guru memberi
penghargaan atau penguat kepada anak
yang nurut atau melaksanakan tugas
dengan baik
3 Baik, jika guru memberikan penghargaan
kepada anak tanpa disertai dengan penguat
2 Cukup, jika guru hanya memberikan
penguat kepada anak
1 Kurang, jika guru tidak memberikan
penghargaan atau penguat kepada anak
yang nurut
Guru mampu
mengelola
waktu selama
proses
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru mampu
mengalosikan waktu pada saat proses
pembelajaran
3 Guru baik dalam mengalosikan waktu
2 Guru cukup baik dalam mengalosikan
waktu
1 Guru kurang dalam mengalosikan waktu
sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai
Guru menutup 4 Sangat baik, jika guru memperisapkan
78
pembelajaran anak untuk mengakhiri pembelajaran
dengan membaca hamdalan dan
melaksanakan SOP sebelum pulang
3 Baik, jika guru mampu memimpin SOP
sebelum pulang dengan baik
2 Cukup jika guru mengakhiri pembelajaran
dengan bacaan hamdalah tanpa melakukan
SOP sebelum pulang
1 Kurang, jika guru langsung meninggalkan
kelas tanpa mengucap salam dan berdoa
Berdasarkan paparan di atas, dapat dilihat bahwa ketrampilan
guru dalam pembelajaran peningkatan kreativitas melalui eksperimen
sederhana dengan media kotak semesta dapat dikatakan masih kurang
dikarenakan guru belum mampu untuk mengelola waktu selama
pembelajaran sehingga belum semua anak dapat melakukan eksperimen
gunung meletus. Indikator tersebut dapat dilihat dari jumlah skot yang
diperoleh yaitu sebesar 59%
3. Deskripsi Siklus II
a. Hasil Perkembangan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data, dan
pengolahan data pada Siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel
sebagai berikut:
79
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus II
(Kamis, 16 Januari 2020)
No Nama
Anak
Indikator Kreativitas Dalam Menempel Bentuk
Gunung dan Melengkapi Gambar
Persentase
Pencapaian
Kemampuan
anak dalam
menempel
bentuk
gunung
Kemampuaan
anak
mengubah
bentuk
Kemampuan
anak untuk
melengkapi
gambar
1 Frs BSH BSB BSB 91
2 Azm BSB BSB BSH 91
3 Rfk BSB BSB BSB 100
4 Asry BSB BSB BSH 91
5 Shn BSB BSB BSB 100
6 Ynn BSB BSB BSH 91
7 Aql BSB BSB BSB 100
8 Dk BSB BSB BSB 100
9 Fdhl BSB BSB BSH 91
10 Ahz BSB BSB BSH 91
11 Flrs BSB BSB BSB 100
12 Dl BSB BSB BSB 100
13 Jhn BSB BSB BSB 100
14 Khyl BSB BSB BSH 91
15 Nfs BSB BSB BSB 100
16 Rzfn BSH BSH MM 66
17 Rby BSH BSB BSB 91
18 Zhw BSB BSB BSB 100
19 Zq BSH MM MM 66
Jumlah Persentase Pencapaian Kelas 1760
Keterangan :
BM : Belum Muncul (1)
MM : Mulai Muncul (2)
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB : Berkembang Sangat Baik (4)
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x jumlah butir
= 4 x 3 = 12
80
92%
Dari data yang diperoleh maka maka diketahui jumlah anak yang
berhasil memenuhi indikator keberhasilan adalah 17 anak yang
dinyatakan berhasil Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Presentase
indiktor keberhasilan yang diraih pada pra siklus sebesar 29% dan
meningkat pada siklus I sebesar 49% meningkat lagi pada siklus II
sebesar 92%. Maka dapat disimpulkan jumlah keberhasilan sudah
melebihi 85% dari nilai keseluruhan kelas. Maka dari itu penelitian di
siklus II dinyatakan berhasil dan diberhentikan karena sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan.
b. Hasil Observasi Anak dan Guru
Tabel 4.7 Hasil Observasi Anak Pada Siklus II
No Nama Aspek yang diamati
Kecermatan Kreativitas Kecepatan
K C B K C B K C B
1. Frs √ √ √
2. Azm √ √ √
3. Rfk √ √ √
4. Asyr √ √ √
5. Shn √ √ √
6. Ynn √ √ √
7. Aql √ √ √
8. Dk √ √ √
9. Fdl √ √ √
10. Ahz √ √ √
11. Flrs √ √ √
12. Dl √ √ √
13. Jhn √ √ √
14. Khyl √ √ √
15. Nfs √ √ √
81
16. Rzf √ √ √
17. Rby √ √ √
18. Zhw √ √ √
19. Zq √ √ √
Jumlah
- 14 5 - 13 6 - 7 12
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
Tabel 4.8 Kriteria Lembar Observasi Siswa Siklus II
Aspek yang
diamati
Skala Kriteria
Keaktifan B Baik, jika anak aktif
memperhatikan pelajaran dan
aktif bertanya
C Cukup, jika anak mau
memperhatikan pelajaran tanpa
mau bertanya
K Kurang, jika anak tidak mau
memperhatikan pelajaran dan
tidak mau bertanya
Kreativitas B Baik, jika anak mau menempel
bentuk gunung dan melengkapi
gambar
C Cukup, jika anak mau
menempel bentuk gunung dan
tidak mau menyelesaikan
melengkapi gambar
K Kurang, jika anak hanya mau
menempel bentuk gunung dan
tidak mau melengkapi gambar
Ketepatan B Baik, jika anak menempel
bentuk gunung dan melengkapi
gambar tanpa bantuan guru atau
teman
C Cukup, jika anak mau
menempel bentuk gunung dan
82
melengkapi gambar dengan
bantuan guru atau teman
K Kurang, jika anak hanya mau
menempel bentuk gunung
dengan bantuan guru atau teman
tanpa mau melengkapi gambar
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
NO Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
A. Kemampuan guru saat
mengkondisikan anak
1. Menyiapkan RPPH √
2. Menyiapkan perlengkapan
mengajar
√
3. Menyiapkan lembar observasi √
4. Menyiapkan media
pembelajaran
√
5. Guru mengkondisikan siswa
melalui gerak dan lagu
√
B. Kemampuan guru saat
menjelaskan inti pelajaran
1. Mengkondisikan kelas
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
3. Memberikan motivasi saat
pelajaran berlangsung
√
4. Materi pembelajaran
disampaikan dengan jelas oleh
guru
√
5. Selama proses pembelajaran
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
√
6. Guru memberikan jawaban yang
sesuai ketika ada siswa yang
bertanya
√
7. Guru selalu mengajak siswa
untuk menyimpulkan
pembelajaran pada akhir
kegiatan atau akhir sesi tertentu
√
C. Langkah-langkah guru saat
melaksanakan kegiatan
83
meningkatkan kreativitas
anak melalui eksperimen
gunung meletus
1. Cara guru menjelaskan ciri-ciri
dan nama-nama gunung meletus
√
2. Cara guru memberikan contoh
melakukan eksperimen gunung
meletus menggunakan media
kotak semesta
√
3. Guru membimbing atau
mendampingi anak
√
4. Pembelajaran dilakukan sesuai
tema
√
5. Guru membimbing siswa dalam
kegiatan eksperimen
√
6. Guru membimbing siswa dalam
kegiatan diskusi
√
D. Penutup
1. Melaksanakan evaluasi
pembelajaran
√
2. Memberi
penghargaan/penguatan kepada
siswa
√
3. Mampu mengelola waktu selama
proses pembelajaran
√
4. Menutup pembelajaran √
Keterangan :
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
( )
( )
= 88%
Taraf Keberhasilan:
90% - 100% : Sangat Baik
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
84
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurangl
Tabel 4.10 Kriteria Lembar Observasi Guru Siklus II
Aaspek yang
diamati
Skala Kriteria Penilaian
Guru
menyiapkan
RKH
4 Sangat baik, jika guru sudah menyiapkan
RKH dan mempelajarinya kembali sebelu
pelajaran dimulai
3 Baik, jika guru sudah menyiapkan RKH
meskipun belum selesai untuk
mempelajarinya kembali
2 Cukup, jika guru sudah menyiapkan RKH
namun belum sempat mempelajarinya
kembali
1 Kurang, jika guru menyiapkan RKH secara
mendadak dan tidak sempat untuk
mempelajarinya
Guru
menyiapkan
perlengkapan
mengajar
4 Sangat baik, jika guru jauh-jauh hari
sebelum pelajaran berlangsung dan
menyiapkan perlengkapan pelajaran
didalam kelas sebelum pelajaran dimulai
3 Baik, jika guru menyiapkan perlengkapan
pembelajaran sehari sebelum pembelajaran
berlangsung dan guru menyiapkan
perlengkapan pembelajaran didalam kelas
sebelum pelajaran dimulai
2 Cukup, jika guru mempersiapkan
perlengkapan pembelajaran pada hari itu
juga sebelum pembelajaran berlangsung
1 Kurang, jika guru menyiapkan
perlengkapan pembelajaran pada saat
pembelajaran berlangsung
Guru
menyiapkan
lembar
observasi
4 Sangat baik, jika guru jauh-jauh hari
sebelum pembelajaran berlangsung sudah
menyiapkan lembar observasi
3 Baik, jika guru menyiapkan lembar
observasi sehari sebelum pembelajaran
berlangsung
2 Cukup, jika guru menyiapkan lembar
observasi pada saat pembelajaran
85
berlangsung
1 Kurang, jika guru membuat lembat
observasi setelah selesai pembelajaran
Guru
menyiapkan
media
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru menyiapkan media
pembelajaran jauh sebelum pembelajaran
berlangsung
3 Baik, jika guru meyiapkan media
pembelajaran sehari sebelum pembelajaran
berlangsung
2 Cukup, jika guru menyiapkan media
pembelajaran pada hari berlangsungnya
pembelajaran
1 Kurang, jika guru menyiapkan media
pembelajaran pada saat berlangsungnya
pembelajaran
Guru
mengkodisikan
siswa melalui
gerak dan lagu
4 Sanagt baik, jika dengan gerak dan lagu
guru bisa mengondisikan anak
3 Baik, jika guru hanya mampu
mengkondisikan anak denga gerak
2 Cukup, jika guru hanya megkondisikan
anak dengan perintah meskipun masih ada
beberapa yang susah dikondisikan
1 Kurang, jika guru hanya menunggu anak
untuk tenang
Guru
mengkondisikan
kelas
4 Sanagt baik, jika guru mampu
mengkomdisikan kelas dengan baik dan
tenang
3 Baik, jika guru mampu mengkondisikan
kelas dengan baik
2 Cukup, jika guru hanya mampu
mengkondisikan kelas beberapa saat saja
1 Kurang, jika guru tidak bisa
mengkondisikan kelas
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru mau menyampaikan
dan melaksanakan tujuan pembelajaran
3 Baik, jika guru mau menyampaikan materi
pembelajaran meskipun tujuan
pembelajaran tidak tercapai
2 Cukup, jika guru mau menyampaikan
tujuanpembelajaran
1 Kurang, jika guru tidak mau menyampaikan
86
tuajuan pembelajaran
Guru
memberikan
motivasi saat
pembelajaran
berlangsung
4 Sangat baik, jika guru selalu memberikan
motivasi kepada anak pada saat
pembelajaran berlangsung
3 Baik, jika guru mau memberikan motivasi
kepada anak pada saat berlangsung
meskipun kadang-kadang
2 Cukup, jika guru mau memberikan motivasi
kepada anak
1 Kurang, jika guru tidak memberikan
motivasi kepada anak
Guru
menyampaikan
materi
pembelajaran
dengan jelas
4 Sangat baik, jika guru menyampaikan
materi pembelajaran dengan jelas dan
mudah dimengerti
3 Baik, jika guru mau menyampaikan materi
pembelajaran dengan jelas
2 Cukup, jika guru hanya mau menampaikan
materi pemeblajaran tanpa anak mengerti
1 Kurang, jika guru tidak mau menyampaikan
materi pembelajaran dengan jelas
Guru
memberikan
kesempatan
kepada anak
untuk bertanya
4 Sangat baik, jika guru selalu memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya
3 Baik, jika guru mau memberikan
kesempatan anak untuk bertanya
2 Baik, jika guru hanya memberi 1
kesempatan kepada anak untuk bertanya
1 Kurang, jika guru tidak memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya
Guru
memberikan
jawaban yang
sesuai ketika
ada anak yang
bertanya
4 Sangat baik, jika guru memberikan jawaban
yang jelas dan sesuai kepada anak pada saat
anak bertanya
3 Baik, jika guru memberikan jawaban
kepada anak dengan jelas
2 Cukup, jika guru sudah memberikan
jawaban kepada anak
1 Kuran, jika guru tidak memebrikan jawaban
kepada anak pada saat anak bertanya
Guru selalu
mengajak anak
untuk
menyimpulkan
4 Sanagat baik, jika guru menunjuk anak
untuk menyebutkan kegiatan dan
pembelajaran apa saja yan sudah dilakukan
hari ini
87
pembelajaran
pada akhir
kegiatan atau
sesi tertentu
3 Baik, jika guru membantu anak dalam
menyimpulkan pembelajaran dan kegiatan
yang telah dilakukan pada saat
pembelajaran
2 Cukup, jika guru menyimpulkan
pembelajaran yang sudah berlangsung tanpa
menunjuk anak
1 Kurang, jika guru tidak menyimpulkan
pembelajaran
Guru
menjelaskan
ciri-ciri dan
nama-nama
gunung meletus
4 Sangat baik, jika guru mau menjelaskan
dengan runtut ciri-ciri dan nama-nama
gunung meletus
3 Baik, jika guru mau menjelaskan ciri dan
nama gunung meletus walaupun Cuma
sebagian
2 Cukup, jika guru mau menjelaskan salah
satu dari nama dan ciri gunung meletus
1 Kurang, jika guru tidak mau menjelaskan
nama dan ciri gunung meletus
Guru
memberikan
contoh
melakukan
eksperimen
gunung meletus
menggunakan
media kotak
semesta
4 Sangat baik, jika guru mau menjelaskan dan
memberikan contoh pada saat
melaksanakan eksperimen gunung meletus
3 Baik, jika guru mau memberikan contoh
melaksanakan gunung meletus
2 Cukup, jika guru hanya memberikan contoh
tanpa menjelaskan
1 Kurang, jika guru tidak menjelaskan dan
memberikan contoh melakukan eksperimen
gunung meletus
Guru
membimbing
atau
mendampingi
anak
4 Sangat baik, jika guru membimbing dan
mendampingi anak pada saat pembelajaran
berlangsung hingga pembelajaran selesai
3 Baik, jika guru membimbing dan
menampingi anak walaupun tidak sampai
selesai pembelajaran
2 Cukup, jika guru mau mendampingi anak
pada saat pembelajaran
1 Kurang, jika guru tidak mau membimbing
dan mendampingi anak pada saat
pembelajaran
Pembelajaran 4 Sangat baik, jika guru mampu
88
dilakukan
sesuai tema
melaksanakan pembelajaran sesuai tema
dengan runtut
3 Baik, jika guru mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai tema walaupun tidak
runtut
2 Cukup, jika guru mampu melaksanakan
pembelajaran sesuai tema
1 Kurang, jika guru tidak melaksanakan
pembelajaran sesuai tema
Guru
membimbing
siswa dalam
kegiatan
eksperimen
4 Sangat baik, jika guru membimbing anak
dalam melakukan kegiatan eksperimen dari
awal hingga selesai
3 Baik, jika guru mau membimbing kegiatan
eksperimen anak walupun tidak sepenuhnya
2 Cukup, jika guru mau membimbing anak
dalam kegiatan eksperimen
1 Kurang, jika guru tidak mau membimbing
anak dalam melakukan kegiatan eksperimen
Guru
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru selalu melakukan
evaluasi pembelajaran pada saat
pembelajaran selesai
3 Baik, jika guru melakukan evaluasi
pembelajaran dengan mendokumentasikas
setiap lembar kerja anak kedalam loker
masing-masing anak
2 Cukup, jika guru melakukan evaluasi
pembelajaran
1 Kurang, jika guru tidak melakukan evaluasi
pembelajaran
Guru memberi
penghargaan
atau penguat
kepada anak
4 Sangat baik, jika guru memberi
penghargaan atau penguat kepada anak
yang nurut atau melaksanakan tugas dengan
baik
3 Baik, jika guru memberikan penghargaan
kepada anak tanpa disertai dengan penguat
2 Cukup, jika guru hanya memberikan
penguat kepada anak
1 Kurang, jika guru tidak memberikan
penghargaan atau penguat kepada anak
yang nurut
Guru mampu 4 Sangat baik, jika guru mampu
89
mengelola
waktu selama
proses
pembelajaran
mengalosikan waktu pada saat proses
pembelajaran
3 Guru baik dalam mengalosikan waktu
2 Guru cukup baik dalam mengalosikan
waktu
1 Guru kurang dalam mengalosikan waktu
sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai
Guru menutup
pembelajaran
4 Sangat baik, jika guru memperisapkan anak
untuk mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalan dan melaksanakan SOP
sebelum pulang
3 Baik, jika guru mampu memimpin SOP
sebelum pulang dengan baik
2 Cukup jika guru mengakhiri pembelajaran
dengan bacaan hamdalah tanpa melakukan
SOP sebelum pulang
1 Kurang, jika guru langsung meninggalkan
kelas tanpa mengucap salam dan berdoa
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketrampilan guru
dalam pembelajaran meningkatkan kreativitas melalui eksperimen
sederhana dengan media kotak semesta dapat dikatakan baik. Indikator
tersebut dapat dilihat dari persentase nilai rata-rata yang mencapai 88%.
Selama pembelajaran, guru dapat mengkondisikan anak dengan baik setra
anak dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 85%.
B. Pembahasan
1. Ketentuan Indikator Keberhasilan
Apabila persentase pencapaian anak dengan persentase
keberhasilan (indikator keberhasilan 85%) lebih kecil, maka anak
dapat dikatakan belum menguasai peningkatan kreativitas melalui
eksperimen sederhana dengan media kotak semesta yang diajarkan,
90
maka akan diberi keterangan “Belum Tuntas”. Namun apabila
persentase pencapaian anak sama atau lebih besar daripada persentase
keberhasilan yaitu sebesar 85% maka anak tersebut dapat dikatakan
dapat menguasai peningkatan kreativitas melalui eksperimen
sederhana dengan media kotak semesta dan diberi keterangan
“Tuntas”.
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian Pra Siklus dengan
Indikator Keberhasilan
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2020 didapatkan hasil persentase
pencapaian peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana
dengan media kotak semesta sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan
NO Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1. Frs 25 85 Belum Tuntas
2. Azm 33 85 Belum Tuntas
3. Rfk 33 85 Belum Tuntas
4. Asry 25 85 Belum Tuntas
5. Shn 25 85 Belum Tuntas
6. Ynn 41 85 Belum Tuntas
7. Aql 41 85 Belum Tuntas
8. Dk 25 85 Belum Tuntas
9. Fdhl 25 85 Belum Tuntas
10. Ahz 33 85 Belum Tuntas
11. Flrs 25 85 Belum Tuntas
12. Dl 41 85 Belum Tuntas
91
13. Jhn 25 85 Belum Tuntas
14. Khly 25 85 Belum Tuntas
15. Nfs 25 85 Belum Tuntas
16. Rzfn 33 85 Belum Tuntas
17. Rby 25 85 Belum Tuntas
18. Zhw 25 85 Belum Tuntas
19. Zq 25 85 Belum Tuntas
Rata-rata
pencapain Kelas
29
Keterangan :
≥85 : Tuntas
<85 : Belum Tuntas
Adapun rekapitulasi data Pra Siklus seperti di atas, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Pra Siklus
NO Uraian Hasil Pra Siklus
1. Nilai rata-rata kelas 29%
2. Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 0
3. Indikator keberhasilan kelas 85%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pencapaian peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana
dengan media kotak semesta dalam satu kelas adalah 29%, masih jauh
dari indikator keberhasilan yaitu 85%. Sehingga perlu diadakan
perbaikan pada Siklus I.
92
3. Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan
Adapun hasil pengolahan data pada Siklus I didapatkan hasil
pencapaian peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana
dengan media kotak semesta sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan
NO Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1. Frs 50 85 Belum Tuntas
2. Azm 41 85 Belum Tuntas
3. Rfk 50 85 Belum Tuntas
4. Asry 41 85 Belum Tuntas
5. Shn 50 85 Belum Tuntas
6. Ynn 50 85 Belum Tuntas
7. Aql 58 85 Belum Tuntas
8. Dk 58 85 Belum Tuntas
9. Fdhl 50 85 Belum Tuntas
10. Ahz 50 85 Belum Tuntas
11. Flrs 50 85 Belum Tuntas
12. Dl 66 85 Belum Tuntas
13. Jhn 50 85 Belum Tuntas
14. Khly 41 85 Belum Tuntas
15. Nfs 50 85 Belum Tuntas
16. Rzfn 41 85 Belum Tuntas
17. Rby 41 85 Belum Tuntas
18. Zhw 66 85 Belum Tuntas
19. Zq 33 85 Belum Tuntas
Rata-rata
pencapain Kelas
49%
93
Keterangan :
≥85 : Tuntas
<85 : Belum Tuntas
Adapun rekapitulasi data pada Siklus I seperti terlihat diatas, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Siklus I
NO Uraian Hasil Pra Siklus
1. Nilai rata-rata kelas 49%
2. Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 0
3. Indikator keberhasilan kelas 85%
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata
peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana dengan media
kotak semesta dalam satu kelas adalah 49%, masih jauh dari indikator
keberhasilan yaitu 85%. Sehingga perlu diadakannya tindakan pada
Siklus II.
4. Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan
adapun hasil pengolahan data dari Siklus II didapatkan hasil
pencapaian peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana
dengan media kotak semesta adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan
NO Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
1. Frs 91 85 Tuntas
2. Azm 91 85 Tuntas
3. Rfk 100 85 Tuntas
94
4. Asry 91 85 Tuntas
5. Shn 100 85 Tuntas
6. Ynn 91 85 Tuntas
7. Aql 100 85 Tuntas
8. Dk 100 85 Tuntas
9. Fdhl 91 85 Tuntas
10. Ahz 91 85 Tuntas
11. Flrs 100 85 Tuntas
12. Dl 100 85 Tuntas
13. Jhn 100 85 Tuntas
14. Khly 91 85 Tuntas
15. Nfs 100 85 Tuntas
16. Rzfn 66 85 Belum Tuntas
17. Rby 91 85 Tuntas
18. Zhw 100 85 Tuntas
19. Zq 66 85 Belum Tuntas
Rata-rata
pencapain Kelas
92
Keterangan :
≥85 : Tuntas
<85 : Belum Tuntas
Adapun rekapitulasi data pada Sikus II seperti terlihat diatas, dapat
pada tabel dibawah ini
Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Siklus II
NO Uraian Hasil Pra Siklus
1. Nilai rata-rata kelas 92%
2. Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 17
3. Indikator keberhasilan kelas 85%
95
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase rata-rata
peningkatan kreativitas melalui eksperimen sederhana dengan media
kotak semesta satu kelas mencapai 92%, diatas indikator keberhasilan
yang disepakati oleh peneliti dan pihak sekolah yaitu 85%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kreativitas melalui
eksperimen sederhana dengan media kotak semesta meningkat dengan
baik. Berdasarkan data diatas ada 17 anak dari 19 siswa yang masuk
dalam kategori “Tuntas” yaitu sudah dapat memenuhi indikator
keberhasilan yang ada, dan 2 anak yang masuk dalam kategori “Belum
Tuntas”. Adapun data peningkatan mulai dari Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kreativitas Melalui Eksperimen
Sederhana
Dapat dilihat pada diagram diats bahwa media kotak semesta dapat
meningkatkan kreativitas pada anak. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan dari Pra Siklus yang rat-rata pencapaiannya sebesar
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Peningkatan Kreativitas Melalui Eksperimen Sederhana
Series 1
96
29%, meningkat pada Siklus I yang rata-rata pencapaian sebesar 49%,
ditambah lagi dengan siklus II meningkat menjadi 92%. Jadi media kotak
semesta terbukti dapat meningkatkan kreativitas pada anak kelompok B di
RA Al Mina Jetis Kecamatan Bandungan.
Berdasarkan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Tri Hidayana (2015) yang berjudul
“Pengaruh Percobaan Sains Sederhana Terhadap Kreativitas Anak Di
Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Palu Tahun Ajaran
2015/2016”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa percobaan sains
sederhana membuat kolase dengan pasir warna dapat meningkatkan
kreativitas anak.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak
pada kemampuan yang ditingkatkan yaitu sama-sama meningkatkan
kemampuan kreativitas anak. Perbedaanya yaitu penelitian yang dilakukan
sebelumnya melalui media pasir warna dengan membuat kolase dari pasir
warna, sedangkan peneliti sendiri menggunakan media kotak semesta.
Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Susilowati (2010) yang
berjudul “Peningkatan Krativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita
Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B TK Bhayangkari 68 Mondokan
Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui
cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas anak.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak
pada kemampuan yang ditingkatkan yaitu sama-sama meningkatkan
kemampuan kreativitas anak. Perbedaanya yaitu penelitian yang dilakukan
97
sebelumnya menggunakan media cerita bergambar untuk meningkatkan
kreativitas, sedangkan peneliti sendiri menggunakan media kotak semesta
untuk meningkatkan kreativitas.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
ditarik kesimpulan, bahwa peningkatan kreativitas melalui eksperimen
sederhana dengan media kotak semesta dapat mengembangkan kreativitas
anak pada kelompok B.2 di RA Al Mina Jetis Bandungan tahun ajaran
2019/2020. Hal ini dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum pengunaan
media kotak semesta 29% menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar
49% dan ketika dilanjutkan pada Siklus II meningkat menjadi 92% dan
dinyatakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan
sebesar 85%. Dengan demikian perkembangan belajar siswa pada siklus I
dan siklus II mengalami peningkatan 43% maka dari itu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
Telah terbuktinya kegiatan eksperimen sederhana dengan media
kotak semesta di RA Al Mina Jetis Bandungan tahun ajaran 2019/2020,
maka memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Sebaiknya siswa selalu memperhatikan guru ketika proses
pembelajaran berlangsung agar hasilnya maksimal, dan sebaiknya
siswa selalu aktif dan antusias selama proses pembelajaran
berlangsung.
99
2. Bagi Guru
Sebaiknya guru senantiasa mengembangkan kualitas
pembelajaran, menggunakan media yang kreatif dan inovatif untuk
mendukung pencapaian hasil belajar, dan sebaiknya guru dapat
mengkondisikan suasana kelas selama pembelajaran berlangsung.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah memberikan sarana dan prasarana yang
memadahi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
100
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Prof. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arsyad. 2011. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press
Asnawir & Usman Basyirudin. 1998. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press
Ayan. 1997. Bengkel Kreativitas. Bandung: Kaifa
Christiani Endah Poerwati. 2014. Meningkatkan Kreativitas Dan
Keterampilan Motorik Melalui Pengenalan Sains Berbasis
Eksperimen Sederhana Pada Anak TK Tunas Mekar II Dalang.
Singaraja: Jurnal Progam Studi Pendidikan Dasar, (Online), Vol 4
Tahun 2014, (http://media.neliti.com, diakses 20 Maret 2020)
Djamara & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Fadlillah. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hurlock. 1993. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga
Kartika Fajriani. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Pencampuran Warna Dengan
Percobaan Sains Sederhana Di TK Islam Silmi Samarinda.Jurnal
Pendidikan Dasar Mahakam, (Online), Vol 4 No. 1, (http://jurnal.fkip-
uwgm.ac.id,diakses 20 Maret 2020)
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press
Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Masrur. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Miarso. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Rachmawati, & Kurniati, Euis. 2017. Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana.
101
Kumalasari, Ratih. (2015). Dengan judul “Meningkatkan Perkembangan
Kognitif Dalam Bidang Sains Melalui Aktivitas Percobaan
Sederhana Pada Anak Kelompok B3 TK Kartika VII-1 Kodam-
Udayana IX Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Pendidikan Ganesha
Ririn Tri Hidayan. (2015). Dengan judul “Pengaruh Percobaan Sederhana
Terhadap Kreativitas Anak Di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul
Athfal 1 Palu Tahun Ajaran 2015/2016”.Skripsi. Palu: Jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Tadulako
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sadiman, dkk. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press
Suleiman. 1988. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan
Penyuluhan. Jakarta: Gramedia
Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Suryabrata. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada
Suryana, Dr. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek
Perkembangan Anak. Jakarta: Kencana
Supriadi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.
Bandung: AlfabetaSuleiman. 1988.
Suwarna, dkk. 2004. Pengajaran Mikro; Pendekatan Praktis Menyiapkan
Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana
Susilowati. (2010). Dengan judul “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini
Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B TK
Bhayangkari 68 Mondokan Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi.
Surakarta: Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Yus. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Kencana
Zaman, & Cucu Eliyawati. 2010. Media Pembelajaran Anak Usia Dini.
Bandung: Penerbit UPI
102
Lampiran1
103
104
105
Lampiran 2
106
Lampiran 3
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) SIKLUS 1
SEMESTER/BULAN/MINGGU : 2/ Januari/ 2
TEMA/SUB TEMA : Lingkunganku/Gunung
KELOMPOK/USIA : B/4-6 Tahun
HARI/TANGGAL : Selasa, 14 Januari 2020
Materi Pembelajaran
1. Membiasakan membaca doa (basmallah) sebelum melakukan kegiatan
2. Melakukan gerakan melompat
3. Berdiskusi tentang gunung
4. Menyebutkan nama-nama gunung
5. Menempel potongan kepingan geometri bentuk segitiga menjadi gunung
6. Menebalkan kata Gunung
7. Melakukan eksperimen gunung meletus
Materi Pembiasaan
1. SOP Pembukaan
2. SOP Inti
3. SOP Istirahat
4. SOP Penutup
Alat dan Bahan
1. Air Mineral
2. Soda Kue
3. Air Cuka
4. Media Kotak Semesta
5. Lem Kertas
6. Kertas Lipat Berbentuk Segitiga
7. Pensil
107
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Peraga Langsung
Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Motorik Kasar (30 Menit)
1. Apel pagi : Senam
B. Kegiatan Pembukaan (30 Menit)
1. Do’a sebelum belajar : Surat Al Qori’ah
2. Hafalan hadis : Hadis Jangan Marah
3. Hafalan do’a : Do’a Naik Kendaraan
4. Berdiskusi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
gunung
C. Kegiatan Inti (60 Menit)
1. Anak mengamati media kotak semesta yang disediakan oleh
guru.
2. Guru memberi umpan kepada anak sebagai bentuk pemberian
kesempatan kepada anak untuk bertanya.
3. Anak diminta menyebutkan huruf-huruf yang membentuk kata
gunung.
4. Anak mengekspresikan ide dan gagasannya melalui kegiatan
yang diberikan oleh guru.
5. Menempel kepingan bentuk geometri bentuk segitiga menjadi
bentuk gunung dan melakukan eksperimen gunung meletus.
Recalling:
1. Mengulas kembali pada kegiatan hari tersebut
2. Menguatkan konsep yang diberikan hari ini
3. Melakukan pengorganisasian kelas
D. Penutup (30 Menit)
1. Menanyakan perasaan anak selama bermain hari ini
108
2. Mendiskusikan kegiatan yang paling disukai anak
3. Menginformasikan kegiatan esok hari
4. Pesan moral
5. Doa dan penutup
6. Salam
Rencana Penilaian
Konsep dasar yang dinilai
1. Nilai Agama dan Moral : 2.14
2. Fisik Motorik : 3.3-4.3
3. Kognitif : 3.6
4. Bahasa : 3.10-4.10
5. Sosial Emosional : 2.5
6. Seni : 2.14
Teknik Penilaian
1. Teknik Observasi
- Kemampuan membaca doa (Basmallah) sebelum melakukan
kegiatan
- Ketepatan melakukan gerakan melompat
- Ketepatan menyebutkan huruf-huruf dalam kata gunung
- Kemampuan menunjukkan hasil karyanya kepada Guru dan
Teman
109
110
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RPPH) SIKLUS 2
SEMESTER/BULAN/MINGGU : 2/ Januari/ 2
TEMA/SUB TEMA : Lingkunganku/Gunung
KELOMPOK/USIA : B/4-6 Tahun
HARI/TANGGAL : Kamis, 16 Januari 2020
Materi Pembelajaran
1. Membiasakan membaca doa (basmallah) sebelum melakukan
kegiatan
2. Melakukan gerakan melompat
3. Berdiskusi tentang gunung
4. Menyebutkan nama-nama gunung
5. Menempel potongan kepingan geometri bentuk segitiga menjadi
gunung
6. Menebalkan kata Gunung
7. Melakukan eksperimen gunung meletus
Materi Pembiasaan
1. SOP Pembukaan
2. SOP Inti
3. SOP Istirahat
4. SOP Penutup
Alat dan Bahan
1. Air Mineral
2. Pewarna Makanan Warna Merah
3. Soda Kue
4. Air Cuka
5. Media Kotak Semesta
6. Lem Kertas
7. Kertas Lipat Berbentuk Segitiga
111
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Peraga Langsung
Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Motorik Kasar (30 Menit)
1. Apel pagi : Senam
B. Kegiatan Pembukaan (30 Menit)
1. Do’a sebelum belajar : Surat Al Qori’ah
2. Hafalan hadis : Hadis Jangan Marah
3. Hafalan do’a : Do’a Naik Kendaraan
4. Berdiskusi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
gunung
C. Kegiatan Inti (60 Menit)
1. Anak mengamati media kotak semesta yang disediakan oleh guru.
2. Guru memberi umpan kepada anak sebagai bentuk pemberian
kesempatan kepada anak untuk bertanya.
3. Anak diminta menyebutkan huruf-huruf yang membentuk kata
gunung.
4. Anak mengekspresikan ide dan gagasannya melalui kegiatan yang
diberikan oleh guru.
5. Menempel kepingan bentuk geometri bentuk segitiga menjadi
bentuk gunung dan melakukan eksperimen gunung meletus.
Recalling:
1. Mengulas kembali pada kegiatan hari tersebut
2. Menguatkan konsep yang diberikan hari ini
3. Melakukan pengorganisasian kelas
D. Penutup (30 Menit)
1. Menanyakan perasaan anak selama bermain hari ini
2. Mendiskusikan kegiatan yang paling disukai anak
112
3. Menginformasikan kegiatan esok hari
4. Pesan moral
5. Doa dan penutup
6. Salam
Rencana Penilaian
Konsep dasar yang dinilai
1. Nilai Agama dan Moral : 2.14
2. Fisik Motorik : 3.3-4.3
3. Kognitif : 3.6
4. Bahasa : 3.10-4.10
5. Sosial Emosional : 2.5
6. Seni : 2.14
Teknik Penilaian
1. Teknik Observasi
- Kemampuan membaca doa (Basmallah) sebelum melakukan
kegiatan
- Ketepatan melakukan gerakan melompat
- Ketepatan menyebutkan huruf-huruf dalam kata gunung
- Kemampuan menunjukkan hasil karyanya kepada Guru dan
Teman
113
114
Lampiran 4
HASIL PENILAIAN PRA SIKLUS
Kelas: B.2
No Nama
Anak
Indikator Kreativitas Dalam Menempel
Bentuk Gunung dan Melengkapi Gambar
Persentase
Pencapaian
Kemampuan
anak dalam
menempel
bentuk
gunung
Kemampuaan
anak
mengubah
bentuk
Kemampuan
anak untuk
melengkapi
gambar
1 Frs BM BM BM 25
2 Azm MM BM BM 33
3 Rfk BM BM MM 33
4 Asry BM BM BM 25
5 Shn BM BM BM 25
6 Ynn BM MM MM 41
7 Aql BM MM MM 41
8 Dk BM BM BM 25
9 Fdhl BM BM BM 25
10 Ahz MM BM BM 33
11 Flrs BM BM BM 25
12 Dl BM MM MM 41
13 Jhn BM BM BM 25
14 Khyl BM BM BM 25
15 Nfs BM BM BM 25
16 Rzfn BM MM BM 33
17 Rby BM BM BM 25
18 Zhw BM BM BM 25
19 Zq BM BM BM 25
Jumlah Persentase Pencapaian Kelas 555
Keterangan :
BM : Belum Muncul (1)
MM : Mulai Muncul (2)
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB : Berkembang Sangat Baik (4)
115
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum bukti amatan x Jumlah butir
= 4 x 3 = 12
Presentase pencapaian anak
116
HASIL PENILAIAN SIKLUS I
Kelas: B.2
No Nama
Anak
Indikator Kreativitas Dalam Menempel
Bentuk Gunung dan Melengkapi Gambar
Persentase
Pencapaian
Kemampuan
anak dalam
menempel
bentuk
gunung
Kemampuaan
anak
mengubah
bentuk
Kemampuan
anak untuk
melengkapi
gambar
1 Frs MM MM MM 50
2 Azm MM MM BM 41
3 Rfk MM MM MM 50
4 Asry MM MM BM 41
5 Shn MM MM MM 50
6 Ynn MM MM MM 50
7 Aql BSH MM MM 58
8 Dk BSH MM MM 58
9 Fdhl MM MM MM 50
10 Ahz MM MM MM 50
11 Flrs MM MM MM 50
12 Dl BSH BSH MM 66
13 Jhn MM MM MM 50
14 Khyl MM MM BM 41
15 Nfs MM MM MM 50
16 Rzfn MM MM BM 41
17 Rby MM MM BM 41
18 Zhw BSH BSH MM 66
19 Zq MM MM BM 41
Jumlah Persentase Pencapaian Kelas 944
Keterangan :
BM : Belum Muncul (1)
MM : Mulai Muncul (2)
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB : Berkembang Sangat Baik (4)
117
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x jumlah butir
= 4 x 3 = 12
49%
118
HASIL PENILAIAN SIKLUS II
Kelas: B.2
No Nama
Anak
Indikator Kreativitas Dalam Menempel Bentuk
Gunung dan Melengkapi Gambar
Persentase
Pencapaian
Kemampuan
anak dalam
menempel
bentuk
gunung
Kemampuaan
anak
mengubah
bentuk
Kemampuan
anak untuk
melengkapi
gambar
1 Frs BSH BSB BSB 91
2 Azm BSB BSB BSH 91
3 Rfk BSB BSB BSB 100
4 Asry BSB BSB BSH 91
5 Shn BSB BSB BSB 100
6 Ynn BSB BSB BSH 91
7 Aql BSB BSB BSB 100
8 Dk BSB BSB BSB 100
9 Fdhl BSB BSB BSH 91
10 Ahz BSB BSB BSH 91
11 Flrs BSB BSB BSB 100
12 Dl BSB BSB BSB 100
13 Jhn BSB BSB BSB 100
14 Khyl BSB BSB BSH 91
15 Nfs BSB BSB BSB 100
16 Rzfn BSH BSH MM 66
17 Rby BSH BSB BSB 91
18 Zhw BSB BSB BSB 100
19 Zq BSH MM MM 66
Jumlah Persentase Pencapaian Kelas 1760
Keterangan :
BM : Belum Muncul (1)
MM : Mulai Muncul (2)
BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)
BSB : Berkembang Sangat Baik (4)
119
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x jumlah butir
= 4 x 3 = 12
92%
120
Lampiran 5
OBSERVASI LAPANGAN SIKLUS I
No Nama Aspek yang diamati
Kecermatan Kreativitas Kecepatan
K C B K C B K C B
1. Frs √ √ √
2. Azm √ √ √
3. Rfk √ √ √
4. Asyr √ √ √
5. Shn √ √ √
6. Ynn √ √ √
7. Aql √ √ √
8. Dk √ √ √
9. Fdhl √ √ √
10. Ahz √ √ √
11. Flrs √ √ √
12. Dl √ √ √
13. Jhn √ √ √
14. Khly √ √ √
15. Nfs √ √ √
16. Rzfn √ √ √
17. Rby √ √ √
18. Zhw √ √ √
19. Zq √ √ √
Jumlah
7 12 - 9 10 - 10 9 -
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
121
122
123
OBSERVASI LAPANGAN SIKLUS II
No Nama Aspek yang diamati
Kecermatan Kreativitas Kecepatan
K C B K C B K C B
1. Frs √ √ √
2. Azm √ √ √
3. Rfk √ √ √
4. Asyr √ √ √
5. Shn √ √ √
6. Ynn √ √ √
7. Aql √ √ √
8. Dk √ √ √
9. Fdl √ √ √
10. Ahz √ √ √
11. Flrs √ √ √
12. Dl √ √ √
13. Jhn √ √ √
14. Khyl √ √ √
15. Nfs √ √ √
16. Rzf √ √ √
17. Rby √ √ √
18. Zhw √ √ √
19. Zq √ √ √
Jumlah
- 14 5 - 13 6 - 7 12
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
124
125
126
Lampiran 6
GAMBAR KEGIATAN SIKLUS I
Gambar 1 pada saat anak sedang berdo’a
Gambar 2 ketika guru sedang menerangkan pembelajaran
127
Gamabar 3 anak menempel bentuk gunung dan melengkapi gambar dengan
pemandangan
Gambar 4 anak ketika mengamati penjelasan guru ketika akan mempraktekan
eksperimen gunung meletus
128
Gambar 5 anak ketika mencoba melakukan eksperimen gunung meletus
129
GAMBAR KEGIATAN SIKLUS II
Gambar 6 anak mengikuti kegiatan apel sebelum masuk kelas
Gambar 7 guru melakukan eksperimen gunung meletus dengan menambahkan
pewarna makanan warna merah
130
Gambar 8 anak mengamati setiap langkah-langkah yang di praktekan guru
Gambar 9 eksperimen gunung meletus
131
Gambar media kotak semesta
Gambar 10 media kotak semesta
132
Lampiran 7