PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI
MELALUI MEDIA LAGU ADA BAND SURGA CINTA PADA
SISWA KELAS VIII MTS NUR ASY-SYAFI’IYAH (YASPINA)
CIPUTAT, TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Vera Aditia Susanti
NIM 1110013000021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Vera Aditia Susanti, 1110013000021, 2014, Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas
VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan
menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat,
Tangerang melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa catatan lapangan, wawancara dengan
guru, dan penilaian keterampilan menulis puisi. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media lagu Ada
Band “Surga Cinta” dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas
VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang dari pratindakan
sampai pascatindakan siklus II. Pada awal pratindakan, siswa kurang semangat
dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung bosan. Setelah dilakukan tindakan,
siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih
mandiri dan tidak bergantung pada guru. Selain itu, siswa menjadi lebih berani
mengungkapkan pertanyaan dan pernyataan serta berani menjawab pertanyaan
dari guru. Proses pembelajaran yang lebih menyenagkan mampu meningkatkan
minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dan berdampak positif pada
hasil puisi siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tes praktik menulis puisi dari
pratindakan sampai pascatindakan siklus II yang terus mengalami peningkatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi siswa
kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang telah
mengalami peningkatan.
Kata Kunci: menulis puisi, media lagu Ada Band „Surga Cinta”
ii
ABSTRACT
Vera Aditia Susanti, 1110013000021, 2014, The Increase in Skill to Write
Poetry in Grade VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
Indonesia Language and Literature Education Department, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University, Jakarta. Advisor Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
The research aimed to describe the increase in skill to write poetry in grade
VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat using the media song popular
artist of Ada Band “Surga Cinta”.
The method use in this research is action research method. The research
consisted of two cycles. Each cycle consists of four stages, the planning,
implementation, observation, and reflection. Data collection techniques used in
the form of observation, interview with teacher, poetry writing skill assessment,
and evaluation of materials poetry. Data was analyzed by descriptive qualitative
with quantitative data supported.
The result of this research indicate that the use of the media song popular
artist of Ada Band “Surga Cinta” to improve the skills of writing poetry in grade
VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang a from pre-action
to post-action. At the start of pre-action, students aren’t spirit of the learning
process and tend to get bored. In the post-action stage, students are more
enthusiastic in participating in the learning process. Students become more
independent and not rely on teacher. In addition, students become more daring to
question and statement and dare to answer question from the teacher. Learning
process more fun can improve students’s interest towards learning to write poetry
and positive impact on the result poem written by students. This is shown by the
result of the practice test writing poetry from pre-action to post-action that
continue to increase. It can be concluded that the skill to write poetry in grade
VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang has increased.
Key Word: writing poetry, media song popular artist of Ada Band “Surga Cinta”
iii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan
studi S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Peserta Didik
Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang”.
Dengan diselesaikannya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakara;
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., ketua jurusan dan dosen penasihat
akademik, yang telah meluangkan waktu bagi penulis untuk berkonsultasi
dalam menyelesaikan skripsi ini;
3. Cecep Suhendi, M.Pd., dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi ini;
4. Dra. Hindun, M.Pd., sekretaris jurusan, yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan
selama penulis belajar;
6. Seluruh staf perpustakaan utama UIN dan perpustakaan Tarbiyah yang telah
mempermudah penulis mencari referensi;
7. Moh. Husni Thamrin, S.Sos, kepala MTs Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa, yang
telah membantu memudahkan penulis melakukan penelitian; Yuyun Sufitri,
S.Pd., guru Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah membantu dan
mengarahkan penulis dalam emnyelesaikan penelitian;
8. Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah menaruh harapan besar dan selalu berdoa
demi selesainya skripsi ini; serta seluruh keluargaku yang kucintai;
iv
Untuk semua yang telah penulis sebutkan di atas, semoga Allah Swt
memberikan balasan yang melimpah atas bantuannya dalam menyusun skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca serta dunia pendidikan pada umumnya.
Jakarta, 10 Juli 2014
Vera Aditia Susanti
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK…………………………………………………………………….…i
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL………………………………………………………….......viii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................5
D. Rumusan Masalah ......................................................................................5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ……………………………………...………………..6
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................7
A. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi..........................................................7
1. Pengertian Keterampilan Menulis Puisi...............................................7
2. Hakikat Menulis Kreatif……………………………………………...8
3. Hakikat Puisi .......................................................................................9
B. Hakikat Media Pembelajaran....................................................................24
1. Pengertian Media Pembelajaran..........................................................24
2. Ciri-ciri Media Pendidikan.................................................................25
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran...........................................26
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran………………………….....28
5. Klasifikasi Media Pembelajaran..........................................................31
C. Lagu Sebagai Media Pembelajaran............................................................33
D. Profil Ada Band……………………………………………………….....34
vi
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................37
A. Setting Penelitian .....................................................................................37
B. Jenis Penelitian ........................................................................................37
C. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………………......39
D. Sumber dan Jenis Data……………………………………………….......39
E. Tinjauan Pustaka………………………………………………………....40
F. Prosedur Penelitian……………………………………………………....42
G. Teknik Pengumpulan Data........................................................................45
H. Instrumen Penelitian…………………………………………………......46
I. Instrumen Penilaian………………………………………………………46
J. Teknik Analisis Data…………………………………………………..…48
K. Kriteria Keberhasilan Tindakan……………………………………........49
L. Hipotesis Penelitian………………………………………………………49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................50
A. Deskripsi Setting Penelitian.....................................................................50
B. Hasil Penelitian........................................................................................53
1. Informasi Awal Peserta Didik dalam Menulis Puisi (Tahap
Pratindakan)……………………………..………………………......53
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas………………………………………..56
3. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik dengan
Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”………….…....65
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….66
1. Informasi Awal Peserta Didik dalam Menulis Puisi (Tahap
Pratindakan)……………………………………………………….....67
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Menulis Puisi
dengan Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”……….68
vii
BAB V PENUTUP...............................................................................................81
A. Simpulan ...................................................................................................81
B. Saran .........................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................82
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Nama Guru MTs Nur Asy-Syafi’iyah………………………....51
Tabel 2 Jumlah Peserta Didik………………………………………………….52
Tabel 3 Rombongan Belajar……………………………………………….…..52
Tabel 4 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pratindakan……………..55
Tabel 5 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus I………..………………..59
Tabel 6 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus II…………........................64
Tabel 7 Perbandingan Skor Keterampilan Menulis Puisi dari Pratindakan
hingga Pascatindakan Siklus II…………………….………………….66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis adalah salah satu dari empat jenis keterampilan
berbahasa. Keterampilan ini sangat penting bagi pengembangan diri siswa,
baik untuk melanjutkan studi ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi
ataupun untuk terjun ke masyarakat. Keterampilan menulis memungkinkan
mereka mengkomunikasikan isi jiwa, penghayatan, dan pengalaman kepada
berbagai pihak.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi dengan memakai bahasa tulisan yang baik sesuai kaidah
kebahasaan. Terkait dengan menulis sebagai salah satu aspek berbahasa dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas VIII MTs, siswa dituntut
untuk mampu mengorganisasikan pemikiran, ide, dan perasaannya dalam
berbagai bentuk tulisan baik sastra maupun non sastra. Salah satu tulisan
dalam ranah sastra adalah puisi.
Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk.
Salah satunya adalah menulis puisi. Mengungkapkan pikiran dan perasaan
dalam puisi bebas merupakan Standar Kompetensi dalam menulis untuk siswa
kelas VIII MTs. Menulis puisi merupakan suatu keterampilan menulis sastra
yang kegiatannya memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Tingkah laku yang termasuk dalam
keterampilan menulis puisi, antara lain keterampilan memilih ide,
keterampilan menggunakan bahasa menurut kaidah yang benar, dan
keterampilan memilih dan menggunakan kosakata, ungkapan, dan gaya bahasa
yang tepat dan menarik.
Berangkat dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan
menulis puisi merupakan pembelajaran yang harus dikuasai siswa. Dalam
pembelajaran menulis puisi, siswa tidak hanya dapat mengembangkan
kemampuan membuat puisi, tetapi juga mencermati pemilihan diksi, dan
2
memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara
membuat puisi yang menarik untuk dibaca.
Keterampilan menulis puisi bukan keterampilan yang dapat diwariskan,
tetapi hasil proses belajar dan berlatih. Keadaan dan kualitas keterampilan
menulis setiap orang tidak sama. Seseorang yang mempunyai rasa seni yang
kental akan menggunakan karya seni itu sebagai medium komunikasi untuk
menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada pencintanya. Puisi sebagai
karya sastra menggunakan bahasa sebagai medium untuk mengungkapkan
makna. Makna tersebut diungkapkan melalui sistem tanda yakni tanda yang
memiliki arti. Bahasa dalam karya sastra merupakan lambang yang punya arti
yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat atau ditentukan oleh konvensi
masyarakat.
Puisi sebagai salah satu jenis sastra merupakan pernyataan sastra yang
paling utama. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Puisi juga
banyak mengandung nilai dan keindahan khas yang akan terungkap jika kita
mampu memahaminya dengan baik dan benar. Menulis puisi merupakan
sebuah kenikmatan seni sastra. Dari dulu hinggga sekarang karya sastra puisi
digemari oleh masyarakat, karena kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu
selalu meningkat, maka corak, sifat, dan bentuk puisi selalu
berubah, mengikuti perkembangan selera. Sekarang wujud puisi semakin
kompleks sehingga siswa kelas VIII MTs merasa sulit untuk menulis puisi.
Menulis puisi merupakan salah satu proses pengungkapan isi jiwa yang
berlangsung pada diri siswa sehingga membutuhkan proses belajar dan
pembentukan yang terus- menerus. Dalam hubungan ini, pengajaran menulis
membina siswa agar mereka memiliki keterampilan menulis yang baik.
Keberhasilan pengajaran menulis ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu faktor
dari dalam diri siswa sendiri, seperti minat, perhatian, dan kematangan jiwa,
dan faktor dari luar siswa, seperti lingkungan sekitarnya, metode dan media
yang digunakan oleh pendidik. Kedua faktor tersebut perlu dibina dan
dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar dapat dimanfaatkan dengan tepat
3
untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu keterampilan menulis puisi
bagi siswa.
Pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis puisi memerlukan
guru yang kreatif dalam menggunakan media. Media pembelajaran merupakan
semua bentuk perantara yang dipakai untuk mengintegrasikan tujuan dan isi
pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut. Dalam menentukan media pembelajaran, hal yang
perlu diperhatikan tidak saja hanya mengenai penggunaan alat sebagai
perantara, tetapi juga kesesuaian jenis media tersebut dengan kondisi
perkembangan siswa. Maka, seharusnya pembelajaran menulis puisi dimulai
dengan cara dan media yang dapat menarik perhatian siswa. Seorang guru
harus cermat dalam memilih apa yang harus diajarkan dan tentang bagaimana
cara menyampaikan materi pada jenjang usia tertentu siswa, karena berbeda
usia akan berbeda pula kebutuhan, kompetensi dan kemampuan kognitifnya.
Salah satu syarat efektif penggunaan media pembelajaran pada siswa kelas
VIII MTs yang termasuk ke dalam kategori usia remaja, yaitu dengan
menggunakan media yang mengandung unsur seni dan musik.
Salah satu cara yang tepat untuk memotivasi dan meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mengenal dan memahami puisi, yaitu dengan
memanfaatkan media lagu. Melalui lagu diharapkan siswa mendapat stimulus
positif untuk lebih komunikatif, kreatif dan secara tidak langsung dapat
menghafal lirik puisi. Namun, lagu yang disajikan pun harus mempunyai
kriteria yang sesuai untuk tujuan pembelajaran, yang terpenting, yaitu menarik
minat siswa dan meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa dalam
menciptakan puisi. Penulis menggunakan lagu Ada Band Surga Cinta karena
band tersebut termasuk band yang popular di kalangan anak-anak dan remaja
saat ini. Judul lagu Surga Cinta mengandung bahasa yang puitis dan
bertemakan kisah cinta.
Dalam pelaksanaan proses pengajaran menulis di madrasah kelas VIII
MTs Yaspina Ciputat, Tangerang, guru memainkan peranan penting. Guru
bukan saja sebagai pengarah atau pemandu kegiatan belajar siswa, tetapi juga
4
sebagai motivator dan penyedia media yang cocok untuk digunakan oleh
siswa. Dalam implementasi pembelajaran bahasa Indonesia di Madrasah
banyak ditemukan kesulitan siswa dalam menulis puisi. Banyak siswa
mengeluh saat mereka ditugaskan untuk menulis puisi. Hal ini dikarenakan
mereka menganggap menulis puisi itu merupakan hal yang sulit dan tidak
penting. Kesulitan yang mereka hadapi diantaranya dalam menentukan tema,
memilih diksi, dan merangkai kata.
Dalam kenyataannya, keterampilan menulis puisi di kelas VIII MTs
Yaspina Ciputat, Tangerang masih rendah., rata-rata kererampilan menulis
puisi siswa masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 58,7.
Rendahnya kemampuan menulis puisi disebabkan oleh pembelajaran yang
diciptakan dinilai kurang efektif, baik dalam hal metode-metode
pengajarannya, strategi yang kurang tepat untuk diberikan kepada peserta
didik, maupun teknik-teknik pembelajaran yang dinilai kurang kreatif dan
membosankan, tidak semua guru bahasa memiliki kegemaran terhadap
menulis puisi, dan sikap berpikir inovatif dan kreatif yang belum tumbuh pada
guru sebagai upaya mengembangkan diri.
Beberapa faktor permasalahan di atas, timbul keinginan peneliti untuk
menerapkan media lagu dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas
VIII MTs Yaspina Ciputat, Tangerang, karena pengajaran menulis puisi pada
madrasah tersebut masih kurang kreatif, sehingga para siswa kurang
bersemangat dalam menciptakan dan menulis puisi. Penggunaan media lagu
dalam pembelajaran mampu menciptakan suasana yang menyenangkan,
membuat pembelajaran menjadi lebih santai, dan pembelajaran akan lebih
mudah dipahami oleh siswa. Media lagu digunakan sebagai inspirasi untuk
memudahkan siswa mengungkapkan perasaannya dalam bentuk puisi. Selain
itu, lagu hampir sama dengan puisi, keduanya harus memperhatikan pemilihan
kata yang sesuai, mempunyai nilai seni yang dapat mengasah kreativitas.
Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran menulis puisi akan lebih
baik lagi jika disajikan dengan menggunakan media pembelajaran yang
menarik, yang menggetarkan perasaan, mampu mewadahi kreativitas peserta
5
didik, dan mudah dipahami siswa. Media lagu dalam menulis puisi dipilih
dalam penelitian ini disebabkan media dalam pembelajaran menulis puisi
selama ini masih kurang efektif, masih kurang mengarahkan seluruh
kemampuan siswa dan kurang memperhatikan minat siswa sehingga siswa
tidak senang dengan kegiatan menulis puisi. Maka dari itu, saya melakukan
penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa kelas VIII MTs Nur Asy-
Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang”. Penggunaan media lagu dalam
keterampilan menulis puisi diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik
dalam menuangkan ide dan perasaannya melalui puisi sehingga kegiatan
menulis puisi tidak lagi menjadi hal yang membosankan.
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa kurang mendapatkan pelatihan dalam menulis puisi.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam hal pemilihan kata dan gaya bahasa.
3. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat menulis siswa.
4. Guru belum mengoptimalkan media yang tepat dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, muncul banyak permasalahan
yang harus diselesaikan. Agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam
kajiannya, perlu ada pembatasan masalah penelitian. Dengan demikian,
masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan
keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah
(Yaspina) Ciputat, Tangerang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan
diteliti, yaitu Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi melalui
media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-
Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang?
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu
Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah
(Yaspina) Ciputat, Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis:
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai alternatif
bahan ajar di madrasah dalam pembelajaran menulis puisi.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pendukung
pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan media
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi guru:
1) Meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2) Guru terampil menggunakan model pembelajaran yang variatif.
b. Bagi Madrasah:
1) Memberi arah kinerja kepala madrasah dalam memfasilitasi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran.
2) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan
meningkatkan prestasi sekolah bahwa pembelajaran menulis
khususnya menulis puisi dapat menggunakan media lagu sebagai
bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.
c. Bagi Peneliti:
1) Dapat dijadikan sebagai bahan ajar ketika nanti menjadi guru.
2) Dapat mengembangkan kreativitas peneliti untuk terus mencari dan
menemukan media yang lebih efektif untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi siswa.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
1. Pengertian Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap
keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang
lainnya. Keterampilan menulis sudah tentu berhubungan dengan
menyimak, berbicara, dan membaca.
“Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat memahami lambang-lambang grafik tersebut”.1
Menulis bukan hanya sekedar menggambarkan huruf-huruf, tetapi juga
menyampaikan pesan melalui gambar huruf-huruf tersebut berupa
karangan.
Akhadiah dalam bukunya menjelaskan, “Menulis merupakan suatu
proses aktivitas seseorang dalam menuangkan pikiran, ide-ide, perasaan,
dan pendapat. Selain itu, menulis juga merupakan alat komunikasi secara
tidak langsung. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.2
Pengertian menulis lainnya diungkapkan oleh Suriamiharja dalam
Resmini dan Juanda, yaitu menulis merupakan ''Kegiatan melahirkan
pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis
1 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1984), h. 21. 2 Sabarti, Akhadiah. Dkk. Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 13.
8
adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak
kepada orang lain secara tertulis''.3
Dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menyusun dan
mengkomunikasikan gagasan dengan medium bahasa yang dilakukan
penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi keduanya demi
tercapainya suatu tujuan. Keterampilan menulis merupakan kemampuan
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan memakai bahasa
tulisan yang baik sesuai kaidah kebahasaan.
2. Hakikat Menulis Kreatif
Menulis kreatif atau menulis sastra tidak sama dengan menulis
laporan, surat dinas, ataupun makalah. Menulis sastra berkaitan dengan
pribadi kreatif, karena dalam menulis sastra harus ada nilai seni dan
kegunaan yang terkandung di dalamnya.
The Oxford English Dictionary Online dalam Masri Sareb Putra,
creative writing dipahami sebagai tulisan yang mengandung dimensi
imaginasi dan intelegensi sekaligus: “…imaginative; exhibiting
imagination as well as intellect, and thus differentiated from the merely
critical, „academic‟, journalistic, professional, mechanical, etc., in literary
or artistic production”.4 Maksudnya, menulis kreatif merupakan tulisan
yang mengandung dimensi imaginasi dan intelegensi yang menunjukkan
kecerdasan dalam hal mengkritik, akademik, jurnalistik, dan lain-lain
dalam sastra.
Menulis puisi merupakan salah satu kegiatan yang menunjukkan
kreativitas. Menulis kreatif berhubungan dengan memberanikan siswa
untuk mengungkapkan ide, dan perasaan mereka dalam mengomentari
sebagian pikiran peserta didik yang jarang mereka gunakan. Menulis
kreatif puisi adalah suatu proses penciptaan karya sastra yang merupakan
bentuk curahan pengalaman.
3 Novi Resmini dan dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 31. 4 R. Masri Sareb Putra, Principles of Creative Writing, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 10.
9
3. Hakikat Puisi
Puisi sebagai bagian dari karya sastra, tentunya banyak
mengandung nilai dan keindahan khas yang akan terungkap jika kita
mampu memahaminya dengan baik dan benar. Puisi merupakan salah satu
bentuk karya sastra. “Definisi sastra dapat dibatasi pada “mahakarya”
(great books), yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk
dan ekspresi sastranya. Dalam hal ini, kriteria yang dipakai adalah segi
estetis, atau nilai estetis yang dikombinasikan dengan nilai ilmiah”.5
Luxemburg dalam Siswanto menyatakan, “Puisi adalah teks-teks
monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur”.6
Maksud dari pendapat tersebut ialah isi dari puisi bukan semata-mata
merupakan sebuah cerita, tetapi merupakan ungkapan perasaan.
James Smith dalam Handayani menyatakan, “Poetry is the
“distillation of the essence of being”. At its best, poetry honours the
subjective experience of the individual, and presents it in a manner that is
“metaphorically generalizable”.7 Maksudnya puisi merupakan
pengalaman subjektif individu dan menyajikannya ke dalam sebuah cara
penggenaralan metafor. Dengan kata lain, puisi merupakan karya sastra
berdasarkan pengalaman subjektif individu dengan menggunakan bahasa
kias.
Pendapat lain menyatakan, “Puisi adalah karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang
padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif)”.8 Dalam puisi, penyair
memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi dan kata-kata dalam
puisi juga singkat dan padat namun memiliki makna yang luas.
W.H Auden dalam Wulandini mengatakan:
5 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993), h. 12.
6 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h. 107.
7 Ratih Kanthi Handayani, “Pengaruh Media Pembelajaran Lagu Terhadap Kemampuan
Menulis Puisi Ditinjau Dari Pemahaman Bahasa Figuratif: Eksperimen pada Siswa Kelas 10 SMA
N 1 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011,” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2011), h. 7.
8 Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 1.
10
Poetry makes nothing happen. Maksudnya puisi dapat
membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Sesuatu yang tidak
mungkin teripikrkan oleh kita, menjadi ada dan bermakna.
Misalnya puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang membebaskan
kata-kata dari maknanya yang disebut juga sebagai puisi konkret.
Dalam puisi konkret ini, tanda baca dan huruf-huruf sangat
potensial membentuk gambar. Gambar wujud fisik yang “kasat
mata” lebih dipentingkan daripada makna yang ingin
disampaikan.9
Putra dalam bukunya membagi simbol dalam puisi menjadi
beberapa macam sebagai berikut.
Terdapat tiga macam simbol dalam puisi. Pertama, blank
symbol yang maknanya bersifat umum, dan tidak perlu ditafsirkan
lagi oleh pembaca. Misalnya, adu domba (menghasut), tahi lalat
(bintil hitam di kulit).
Kedua, natural symbol, yakni sim,bol yang menggunakan
realitas alam seperti kerap dijumpai pada sajak-sajak Chairil anwar.
Ketiga, private symbol, yakni simbol yang khusus
diciptakan sendiri oleh penyair. Misalnya, puisi-puisi Sutardji
Calzoum Bachri yang sarat dengan simbol pribadi. Simbol pribadi
itu sukar dimengerti orang lain dan hanya dimengerti oleh
segelintir orang, bahkan kerap hanya dimengerti oleh penulisnya
sendiri.10
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi bisa
membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada dan sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin. Puisi adalah ungkapan perasaan, emosi, dan
ide yang disampaikan dengan bahasa yang indah susunannya dan
mempunyai makna yang luas. Puisi merupakan wujud dari pengalaman
penulisnya dalam bentuk bahasa yang memiliki makna yang dalam.
Bahasa puisi mampu mengakomodasikan berbagai dimensi makna di balik
apa yang tersurat.
a. Klasifikasi Ragam Puisi
Ragam puisi dapat digolongkan berdasarkan segi ungkapan,
bentuk, dan isi . Pembagian ragam puisi tersebut ialah sebagai berikut.
9 Intan Febrina Wulandini, “Pengaruh Media Ilustrasi Musik Terhadap Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Kelas X: Eksperimen pada Siswa SMA PGRI 22 Serpong,” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 16.
10
R. Masri Sareb Putra, Principles of Creative Writing, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 118.
11
1) Segi ungkapan
Dari segi ungkapan, puisi dapat dikategorikan dalam lirik dan
epik. Puisi lirik lebih mengutamakan suasana daripada tema,
dan makna kerap perlu dipahami dalam kaitan dengan suasana
batin tertentu yang hendak dibangun daripada dengan pesan-
pesan moral. Sesangkan puisi epik pada umumnya berisi
tentang perjalanan seorang pahlawan atau tokoh serta berbagai
perbuatan luhur yang dilakukannya. Epik banyak menggunakan
kisahan dan lebih bergaya prosais sambil tetap
mempertahankan unsur-unsur puitik.
2) Segi bentuk
Dari segi bentuk, secara garis besar dapat disebutkan adanya
sajak-sajak yang bentuknya terikat, seprti soneta, kwatrin, dan
pantun. Soneta biasanya terdiri atas empatbelas larik dengan
pola rima tertentu, sedangkan kwatrin adalah sebait sajak yang
terdiri atas empat larik dengan rima tertentu. Pantun adalah
sebuah bentuk puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris.
3) Segi isi
Dari segi isi, puisi dapat dikategorikan dalam ode, epitaf, dan
elegi. Ode adalah sajak yang berisi pujian untuk seorang tokoh
atau suatu peristiwa besar. Epitaf merupakan sajak yang
biasanya diguratkan pada batu nisan di makam seseorang yang
berisi pesan moral yang dipetik dari pengalaman orang yang
dimakamkan. Elegi adalah puisi yang berisi semacam dukacita
akan sesuatu yang sangat berharga namun telah hilang.11
b. Bentuk dan Struktur Fisik Puisi
Bentuk dan struktur fisik puisi sering disebut metode puisi. Bentuk
dan struktur fisik puisi mencakup:
1) Perwajahan Puisi (Tipografi)
“Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik
dan bait dalam puisi. Pada puisi konvensional, kata-katanya diatur
dalam deret yang disebut larik atau baris. Pengaturan baris dalam
puisi dapat menentukan kesatuan makna, dan juga berfungsi untuk
memunculkan ketaksaan makna (ambiguitas)”.12
11 Melani Budianta, dkk, Membaca Sastra, (Magelang: Indonesia Tera, 2006), h. 61.
12
Ibid, h.113.
12
Perwajahan puisi juga bisa mencerminkan maksud dan jiwa
pengarangnya. Perhatikan tipografi puisi “Hyang?” (Sutardji
Calzoum Bachri) yang berlubang-lubang, terputus dan meloncat-
loncat mengungkapkan kekosongan, kegelisahan, dan
ketidakmenentuan pikiran penyairnya dalam mencari Hyang
(Tuhan).
HYANG
yang
mana
ke
atau
dari
mana
meski
pun
lalu se
bab
antara
Kau
dan
aku
Dapat disimpulkan bahwa perwajahan atau tipografi dalam
puisi dapat membedakan puisi dengan prosa, fiksi, dan drama.
Tipografi merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam
tergantung penyairnya.
2) Diksi
“Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya”.13
Karena puisi adalah bentuk karya sastra
13 Sihabudin, dkk, Bahasa Indonesia 2, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h. 6-9.
13
yang dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal,
maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pilihan kata akan mempengaruhi ketepatan makna dan
keselarasan bunyi. Dalam puisinya “Aku” (Chairil Anwar),
sebelumnya tertulis seperti di bawah ini.
Kutipan 1
Aku
Kalau Sampai Waktuku
„Ku tahu tak seorang „kan merayu
Tidak juga kau
…………..
Chairil sadar bahwa kata tahu menunjukkan kelemahan dan
menunjukkan sikap pesimis. Kemudian kata tahu diubah pada
penerbitan berikutnya menjadi kata mau yang menunjukkan sikap
kuat dan optimis. Seperti kutipan di bawah ini.
Kutipan 2
Aku
Kalau sampai waktuku
„Ku mau tak seorang „kan merayu
Tidak juga kau
……………
Siswanto dalam bukunya menyatakan, “Diksi adalah
pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Pemilihan kata dalam puisi berhubungan erat dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata. Pemilihan kata juga
berhubungan erat dengan latar belakang penyair”.14
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kata-kata dalam puisi sangat besar peranannya. Setiap kata
mempunyai fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya.
Kata-kata dalam puisi hendaknya disusun sedemikian serupa
14 Siswanto, op. cit., h.114.
14
sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisanya dengan
baik. Kata-kata dalam puisi bisa juga tergantung siapa penyairnya,
dan apa profesinya, karena latar belakang dan profesi penyair dapat
mempengaruhi kata-kata yang digunakan.
3) Pengimajian (citraan)
Altendbernd menyatakan, “Citraan ialah gambar-gambar
dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya”.15
Pendapat lain mengemukakan, “Pengimajian adalah kata
atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau
memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair”.16
Dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau citraan
merupakan bayangan atau gambar yang muncul dalam pikiran
pembaca. Melalui imaji, penyair dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang pengalamannya kepada pembaca.
Secara umum, terdapat beberapa jenis imaji, yaitu imaji
visual (penglihatan), imaji auditif (pendengaran), imaji taktil
(perasaan).
(a) Imaji penglihatan. “Dalam imaji ini pembaca seolah-olah
melihat objek yang diungkapkan”.17
Pembaca seolah-olah akan
melihat suasana yang dibahas pada puisi. Perhatikan bait puisi
yang terdapat imaji penglihatan berikut ini.
Chairil Anwar:
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda.
Amir Hamzah:
15 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2005), h. 79.
16
Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 10.
17
Atmazaki, Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi, (Bandung: Angkasa, 1993), h.
96.
15
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
(b) Imaji auditif (pendengaran). “Imaji ini merupakan imaji yang
ditimbulkan oleh pendengaran. Penyair yang banyak
menggunakannya disebut penyair auditif”.18
Perhatikan bait
puisi Hartojo Andangdjaja yang menggunakan imaji
pendengaran di bawah ini.
Hartojo Andangdjaja:
RAKYAT
…………..
Rakyat ialah kita
beragam suara di langit tanah tercinta
suara bangsi di rumah berjenjang bertangga
suara kecapi di pegunungan jelita
suara boning mengambang di pendapa
suara kecak di muka pura
suara tifa di hutan kebun pala
Rakyat ialah surara beraneka
…………..
(c) Imaji taktil (perasaan) adalah “Penciptaan ungkapan oleh
penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga
pembaca ikut terpengaruh perasaannya”.19
Dalam puisi “Senja
di Pelabuhan Kecil”, Chairil Anwar menciptakan imaji taktil,
sehingga pembaca merasakan kedukaan secara mendalam.
…………..
18 Pradopo, op. cit., h. 82.
19
Waluyo, op. cit., h. 11.
16
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
4) Kata Konkret
Siswanto dalam bukunya menjelaskan, “Kata konkret
adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra. Dengan kata
konkret, akan memungkinkan imaji muncul”.20
Melalui kata konkret, penyair ingin menggambarkan
sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata
diperkonkret. Sebagai contoh, Rendra dalam “Balada Terbunuhnya
Atmo Karpo” membuat kata konkret berikut ini.
Dengan kuku-kuku besi, kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat, gosokkan tubuhnya pada pucuk-
pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok
yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang.
Kaki kuda yang bersepatu besi disebut penyair kuku besi.
Kuda itu menapaki jalan tidak beraspal yang disebut kulit
bumi. Atmo Karpo sebagai perampok yang naik kuda
digambarkan sebagai penunggang perampok yang diburu.
Penggambaran perjalanan Atmo Karpo naik kuda yang
meletihkan itu diperkonkret dengan larik surai bau keringat
basah. Ia siap berperang dan telah menghunus jenawi
(samurai). Hal ini diperkonkret dengan larik jenawi pun
telanjang.21
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
penyair menggunakan kata konkret dengan maksud untuk
membangkitkan imaji pembaca, karena kata konkret berhubungan
erat dengan imaji. Dengan kata konkret, pembaca dapat
20 Siswanto, op. cit., h.119.
21
Waluyo, op. cit., h. 9.
17
menggambarkan atau membayangkan dengan jelas keadaaan atau
suasana batin yang dilukiskan oleh penyair.
5) Bahasa kiasan (Majas)
Abrams dalam Atmazaki mengemukakan, “Bahasa kiasan
adalah pengganti arti dari apa yang kita pahami sebagai arti standar
atau asli menjadi arti lain untuk mendapatkan arti atau efek
tertentu”.22
Dapat disimpulkan bahwa efek yang ditimbulkan dalam
memahami bahasa kiasan yang digunakan dalam sebuah puisi akan
berbeda dengan efek yang ditimbulkan dalam memahami bahasa
kiasan sehari-hari.
Pendapat lain menyatakan, “Majas merupakan bentuk
retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis
untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.
Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor yang berarti orator
atau ahli pidato”.23
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan
bahwa pada umumnya bahasa kiasan atau majas dipakai untuk
menghidupkan sebuah puisi, dan untuk lebih mengekspresikan
perasaan yang diungkapkan.
Terdapat bermacam-macam bahasa kiasan/majas di dalam
puisi. Namun ada beberapa bahsa kiasan/majas yang pemakaiannya
lebih dominan, yaitu: perbandingan (simile), metafora,
personifikasi, metonimi, sinekdot, hiperbola dan alegori.
(a) Perbandingan (simile)
“Perbandingan (simile) ialah bahasa kiasan yang menyamakan
satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata
pembanding, seperti: bagai, sebagai, bak, seperti, dan
sebagainya”.24
Dalam majas ini, dua hal yang pada hakikatnya
22 Atmazaki, op. cit., h. 49.
23
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 179.
24
Pradopo, op. cit., h. 62.
18
berlainan, namun penyair sengaja menganggap sama.
Perhatikan contoh majas perbandingan di bawah ini.
Subagio Sastrowardojo:
AFRIKA SELATAN
……………
Tetapi istriku terus berbiak
seperti rumput di pekarangan mereka
seperti lumut di tembok mereka
seperti cendawan di roti mereka.
Sebab bumi hitam milik kami.
Tambang intan milik kami.
Gunung natal milik kami.
(b) Metafora
Wahab dalam Sihabudin menjelaskan, “Metafora adalah
ungkapan kebahasaan yang tidak dapat diartikan secara
langsung dari lambang yang dipakai, karena makna yang
dimaksud terdapat prediksi ungkapan kebahasaan itu”.25
Perbedaan metafora dengan majas perbandingan ialah metafora
tidak menggunakan kata pembanding seperti yang digunakan
dalam majas perbandingan. Perhatikan metafor di bawah ini.
Segenap warga mengepung desa itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atma Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri
(W.S. Rendra, “Balada Atmo Karpo”)
(c) Personifikasi
Moeliono dalam Tarigan mengemukakan, “Personifikasi ialah
jenis majas yang melekatkan sifat insani kepada barang yang
25 Sihabudin, dkk, op. cit., h. 6-11.
19
tidak bernyawa dan ide yang abstrak”.26
Benda-benda mati
dibuat dapat berpikir, berbuat sesuatu seperti yang dilakukan
oleh benda hidup. Perhatikan bait puisi Goenawan Mohamad
“Di Beranda Angin tak Kedengaran Lagi” di bawah ini.
…………..
Di beranda angin tak kedengaran lagi
langit terlepas, ruang menunggu malam hari
Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
Ku dengar angin berdesah ke arah kita
(d) Metonimi
“Metonimi adalah kiasan pengganti nama. Sifat atau atribut
suatu objek disebutkan sebagai pengganti objek tersebut,
kemudian atribut atau sifat itu dianggap dapat berbuat
sebagaimana objeknya sendiri berbuat”.27
Sebagai contoh,
perhatikan bait puisi Toto Sudarto Bachtiar “Ibu Kota Senja”
berikut.
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
…………..
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Di bawah bayangan samar istana kejang
O, kota kekasih setelah senja
Klakson dan lonceng dapat menggantikan orang atau partai
yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan
menggantikan sungai ciliwung. Istana menggantikan kaum
kaya yang memiliki rumah seperti istana. Kota kekasih adalah
Jakarta.
(e) Sinekdok
“Sinekdok merupakan bahasa kiasan yang mengungkapkan
sebagian untuk menunjuk keseluruhan objek atau
26 Tarigan, op. cit., h. 184.
27
Atmazaki, op. cit., h. 56.
20
mengungkapkan keseluruhan untuk menunjuk sebagian
objek”.28
Pradopo dalam bukunya membagi sinekdok dalam
dua macam, yaitu:
1. pars pro toto: sebagian untuk keseluruhan.
2. totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian.29
Sebagai contoh, perhatikan bait puisi Toto Sudarto Bachtiar
berikut ini.
KEPADA SI MISKIN
Terasa aneh dan aneh
Sepasang-sepasang mata memandangku
Menimpakan dosa
Terus terderitakankah pandang begini?
IBU KOTA SENJA
Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
…………
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut
(f) Alegori
“Alegori adalah cerita yang diceritakan dalam lambang-
lambang dan merupakan metafora yang diperluas. Biasanya
alegori merupakan cerita yang panjang dan rumit dengan
makna atau maksud dan tujuan yang terselubung”.30
Perhatikan
puisi Sapardi Djoko Damono di bawah ini.
DI KEBON BINATANG
Seorang wanita muda berdiri terpikat memandang ular
yang melilit sebatang pohon sambil menjulur-
julurkan lidahnya, katanya kepada suaminya,
28 Ibid, h. 57.
29
Pradopo, op. cit., h. 78.
30
Tarigan, op. cit. h. 185.
21
“Alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan
sepatu!”
Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat
menarik lengan istrinya meninggalkan tempat
terkutuk itu.
(g) Hiperbola
“Hiperbola adalah sejenis majas yang mengandung pernyataan-
pernyataan yang berlebihan jumlahnya, ukurannya, atau
sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu
pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan
kesan dan pengaruhnya”.31
Sebagai contoh, perhatikan bait
puisi Chairil Anwar berikut ini.
AKU
…………
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku akan hbidup seribu tahun lagi
6) Rima
Wahyudi dalam bukunya mengatakan, “Rima adalah
persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir
baris puisi”.32
Sedangkan Abrams dalam Atmazaki memaparkan:
rima menyangkut bunyi vokal huruf hidup yang diberi
tekanan dan bunyi yang mengikuti vokal itu. Ia juga
menyebutkan beberapa rima. Rima akhir end rhymes
31 Ibid, h. 186.
32
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h.122.
22
adalah rima yang terdapat di akhir baris sajak;
sedangkan rima dalam internal rhymes adalah rima
yang terdapat di dalam baris sajak. Selanjutnya
disebutkan rima jantan masculine rhymes, yaitu rima
yang terdiri atas satu suku kata yang mendapatkan
tekanan; sedangkan rima betina feminine rhymes adalah
rima yang terdapat pada kata yang terdiri atas dua suku
kata atau lebih, suku kata pertama mendapat tekanan,
sedangkan suku kata berikutnya tidak bertekanan. Rima
betina yang terdapat pada kata bersuku dua disebut
double rhymes dan bersuku tiga disebut triple rhymes.
Keduanya dalam bahasa Indonesia disebut rima
ganda.33
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rima
berkaitan dengan baris, maka dapat dilihat pada persamaan bunyi
antara baris yang satu dengan baris yang lain.
7) Ritme dan Metrum
Waluyo dalam bukunya mengatakan, “Ritme berhubungan
dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi,
ritme berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi
menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan”.34
Di samping ritme, dalam puisi dikenal juga apa yang
disebut dengan metrum. “Metrum adalah bagian dari ritme.
Apabila ritme tersusun terjadi dari dalam suatu perulangan dari
unit-unit yang teratur, maka itu disebut metrum”.35
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
puisi akan terdengar lebih indah apabila rima, ritme dan metrum
dalam puisi tersebut teratur. Apabila perulangan dan pergantian
kesatuan bunyi tidak dialunkan dengan teratur, maka puisi
mungkin tidak akan terdengar dengan indah.
33 Atmazaki, Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi, (Bandung: Angkasa, 1993), h.
81.
34 Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 12.
35
Atmazaki, op. cit., h. 93.
23
c. Struktur Batin Puisi
1) Tema
Dalam Waluyo, “Tema adalah gagasan pokok yang
dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada
penyair”.36
Untuk mengetahui tema, perlu juga mencari tahu latar
belakang penyair agar tidak salah dalam menentukan tema.
Misalnya, penyair yang religius cenderung menulis puisi dengan
tema ketuhanan.
2) Perasaaan
“Puisi dapat mengungkapkan perasaan penyair. Membaca
puisi dengan suara keras akan lebih membantu menemukan
perasan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi
tersebut”.37
Perasaan dalam puisi tergantung dengan psikologis penyair
dan latar belakang social penyair, baik dari latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas social, usia, maupun
kedudukan dalam masyarakat.
3) Nada
Siswanto dalam bukunya mengatakan, “Nada dalam puisi
adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa”.38
Dapat disimpulkan bahwa nada berhubungan dengan tema
dan rasa. Jika dalam suatu puisi memiliki tema tentang Tuhan,
maka nada dalam puisi tersebut juga harus sesuai dengan tema
Tuhan.
4) Amanat
Dalam Waluyo, “Amanat, pesan atau nasihat merupakan
kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi”.39
36 Waluyo, op. cit., h. 17.
37
Ibid, h. 39.
38
Siswanto, op. cit., h.125.
24
Seorang penyair harus menghasilkan sebuah karya yang
memiliki amanat yang jelas. Setiap pembaca dalam menentukan
amanat akan berbeda karena pembaca memiliki cara pandang yang
berbeda-beda terhadap suatu puisi.
Dilihat dari definisi menulis dan definisi puisi menurut beberapa ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud keterampilan menulis puisi
dalam penelitian ini adalah pengungkapan perasaan, gagasan/ide terhadap
sesuatu yang dialami, dirasakan, didengar, dan dilihat. Semuanya dituangkan
secara tertulis dalam bentuk puisi dengan mempertimbangkan aspek ketepatan
pilihan kata, penggunaan majas, serta keindahan bahasa. Menulis puisi
merupakan suatu keterampilan menulis sastra yang kegiatannya memaparkan
isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alatnya. Tingkah laku yang termasuk dalam keterampilan menulis
puisi, antara lain keterampilan memilih ide, keterampilan menggunakan
bahasa menurut kaidah yang benar, dan keterampilan memilih dan
menggunakan kosakata, ungkapan, dan gaya bahasa yang tepat dan menarik.
B. Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang dapat
mempermudah penyampaian pesan atau informasi dalam proses
pembelajaran. Pesan atau informasi dapat berupa, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang baru.
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengatakan, “Media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran , majalah,
dan sebagainya”.40
39 Waluyo, op. cit., h. 40.
40
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2011), h. 163.
25
Gerlach dan Ely dalam Arsyad menyatakan, “Media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.41
Sedangkan, Bretz dalam
Budinuryanta, menjelaskan:
Media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, menjadi suatu
perantara. Ia menghubungkan semua pihak yang membutuhkan
terjadinya suatu hubungan. Bretz membedakan antara media
komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah
media komunikasi merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk
menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakkan paling tidak
antara pelajaran dan subjek yang dipelajari, sedangkan alat bantu
komunikasi semata-mata merupakan penunjang pada penyajian
yang dilakukan oleh guru.42
Ada juga pendapat lain yang mendefinisikan media, Munadi dalam
bukunya, “Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif”.43
Berdasarkan beberapa definisi di atas, media pembelajaran dapat
dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara
penyampaian pesan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
2. Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach & Ely dalam Arsyad, mengemukakan tiga ciri-ciri media
pendidikan sebagai berikut.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property), ciri ini menggambarkan
kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property), transformasi suatu
kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri
manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
41 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3.
42
Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008), h. 4.3.
43
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 7.
26
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
c. Ciri Distributif (Distributive Property), ciri distributif dari
media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
itu.44
Media pendidikan selain sebagai perantara penyampaian pesan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, media juga
memiliki ciri-ciri, yaitu dapat menyimpan, merekam suatu objek atau
peristiwa, media dapat memanipulasi suatu peristiwa atau objek untuk
kemudian disajikan kepada siswa, dan media juga dapat didistribusikan
sehingga suatu objek atau peristiwa dapat disajikan di depan kelas.
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Kemp & Dayton dalam Arsyad mengatakan bahwa media
pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang
besar jumlahnya, yaitu:
Pertama, memotivasi minat atau tindakan. Untuk
memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang
diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa
atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab,
melayani secara sukarela,atau memberikan sumbangan material).
Kedua, menyajikan informasi. Untuk memenuhi tujuan
informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan bentuk
penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar,
ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.
Ketiga, memberi instruksi. Media berfungsi untuk tujuan
instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.45
44 Arsyad, op. cit., h. 12.
45
Arsyad, op. cit., h. 19.
27
Sementara Yudhi Munadi dalam bukunya, berpendapat bahwa
fungsi media pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni
analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada
penggunanya, antara lain:
Pertama, fungsi yang didasarkan pada media pembelajaran,
yakni (1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar,
bahwa media itu dapat dikatakan sebagai penyalur, penyampai,
penghubung dan lain-lain dalam proses pembelajaran, (2) fungsi
semantik, yakni kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata (symbol verbal) yang maknanya benar-benar
dipahami anak didik, (3) fungsi manipulatif, dalam fungsi ini
media memiliki dua kemampuan, yakni pertama, mengatasi batas-
batas ruang dan waktu, seperti mengahdirkan objek, menjadikan
objek, dan menghadirkan kembali objek yang telah terjadi, kedua
mengatasi keterbatasan indrawi manusia, seperti membantu siswa
dalam memahami objek.
Kedua, fungsi yang didasarkan kepada penggunanya (anak
didik) terdapat dua fungsi, yakni (1) fungsi psikologis, antara lain:
a) fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi ajar, b) fungsi afektif, yaitu media
pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu, c) fungsi
kognitif, yaitu media pembelajaran dapat mengembangkan
kemampuan kognitif siswa, d) fungsi imajinatif, yaitu media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi
siswa, e) fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran melalui guru
dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat
belajar siswa dan dengan cara memberikan harapan pada diri
siswa, (2) fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran dapat
mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi
pembelajaran.46
Winkel dalam Alfin, dkk mengatakan bahwa media pembelajaran
memiliki fungsi, yakni “(1) menyimpan dan merekam data informasi; (2)
memanipulasi objek yang tidak dapat dihadirkan; dan (3)
menyebarluaskan informasi. Selain itu media juga berfungsi (1)
memperjelas informasi; (2) menarik dan memperkuat minat belajar; (3)
memudahkan proses belajar; dan (4) mengongkretkan konsep abstrak”.47
46 Munadi, op. cit., h. 36.
47
Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidiyah, 2009), h. 7-8.
28
Media pembelajaran juga banyak menunjukkan dampak positif
dalam pembelajaran di kelas. Beberapa manfaat praktis dari penggunaan
media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung
dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.48
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran sangat penting bagi siswa, dengan menggunakan
media pembelajaran pengalaman siswa menjadi lebih konkret dan pesan
yang ingin disampaikan oleh guru dapat tersampaikan dengan benar dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui media pembelajaran hal
yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret.
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar akan mempunyai arti bagi siswa jika
melahirkan suatu hasil yang optimal, artinya siswa mengalami perubahan
tingkah laku baik menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Hal ini dapat diantisipasi oleh guru dengan upaya menggunakan perangkat
media dalam proses mengajarnya.pemilihan media pengajaran bukanlah
hal yang mudah bagi seorang guru, artinya dalam pelaksanaannya guru
harus mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain:
48 Arsyad, op. cit., h. 26.
29
a. Sesuai dengan tujuan
Dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses
belajar mengajar harus disesuaikan dengan ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
b. Sesuai dengan kemampuan guru
Penggunaan media pembelajaran juga harus disesuaikan
dengan kemampuan seorang guru. Oemar Hamalik dalam Ruswandi
mengatakan bahwa guru dapat melakukan dua hal sebelum mencoba
mempergunakan media dalam proses belajar mengajar, yaitu: “(1)
mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh bidang
pengembangan pada organisasi media pendidikan, (2) rajin membaca
petunjuk/panduan yang berkaitan dengan penggunaan media dalam
proses belajar mengajar”.49
c. Sesuai dengan taraf berpikir anak
Dalam penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan
dengan kemampuan siswa, jika pemilihan media mengabaikan
kemampuan siswa, maka siswa tidak akan memperhatikan materi yang
diajarkan.
d. Kemudahan untuk memperolehnya
Media harus dirancang oleh guru sesederhan mungkin, untuk
mampu membuat atau mengembangkan media untuk pembelajaran
agar sesuai dengan yang diharapkan, seorang guru harus mengetahui
langkah-langkahnya. Arif S. Sadiman dalam Ruswandi membagi
elapan langkah untuk membuat atau mengembangkan media
pembelajaran, yaitu: “(1) identifikasi kebutuhan siswa, (2) perumusan
tujuan pembelajaran, (3) perumusan butir-butir materi, (4) perumusan
alat ukur keberhasilan, (5) penulisan naskah media, (6) ujicoba media,
(7) revisi, dan (8) produksi media”.50
49 Uus Ruswandi, dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. Insan Mandiri), h. 28
50
Ibid.
30
e. Sesuai dengan situasi dan kondisi
Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi sekolah atau tempat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar, misalnya dari segi sarana dan prasarananya.
f. Kualitas alat/teknik
Untuk menghindari terjadinya ketidakberesan dalam proses
belajara mengajar yang disebabkan oleh kualitas alatnya, seorang guru
sebaiknya memiliki media yang representatif, seperti kualitas gambar
dan suara.
g. Efektif dan efisien dalam penggunaannya
Sudirman dalam Ruswandi mengatakan, “Efektif adalah
informasi yang diberikan oleh guru dapat diserap oleh siswa secara
optimal sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Efisiensi adalah penyajian materi dapat menghemat biaya,
waktu, dan tenaga”.51
Penggunaan media pembelajaran sebaiknya
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
Dalam pemilihan media pembelajaran bahasa Indonesia juga perlu
mempertimbangkan prinsip pemilihan media. Prinsip yang dimaksud
adalah sebagai berikut.
a. Prinsip efisien/hemat (cost factor), yakni media yang dipilih
harus terjangkau pengadaannya.
b. Prinsip ketersediaan (availability factor), yakni media yang
dipilih harus benar-benar tersedia pada saat dibutuhkan.
c. Prinsip teknis (technical quality), yakni media yang dipilih
harus memenuhi persyaratan teknik sehingga dapat dibaca,
dilihat, atau didengar dengan jelas.
d. Prinsip penggunaan (technical know how), yakni media yang
dipilih harus dapat digunakan dengan mudah oleh guru.52
Dalam pemilihan media pembelajaran jika disesuaikan dengan
beberapa kriteria yang disebutkan di atas, maka proses belajar mengajar
akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan
51 Ibid, h. 31.
52
Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidiyah, 2009), h. 7-12.
31
yang telah ditetapkan. Sebaiknya seorang guru harus benar-benar
mempertimbangkan beberapa kriteria di atas.
5. Klasifikasi Media Pembelajaran
Munadi dalam bukunya mengelompokkan media pembelajaran
menjadi empat kelompok besar, antara lain:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan
suara semata.
b. Media Visual
Media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera
dalam sebuah proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media
ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara
langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga melalui
pengalaman berbuat dan terlibat.53
Sanjaya dalam bukunya juga mengklasifikasikan media
pembelajaran menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana
melihatnya, antara lain:
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
seperti radio dan rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,
tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam
media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan,
gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar
yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran
film, slide suara, dan lain sebagainya.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi
ke dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak
seperti radio dan televisi.
53 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 55.
32
2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain
sebagainya.
c. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto,
lukisan , radio, dan lain sebagainya.54
Kemp & Dayton dalam Arsyad mengelompokkan media ke dalam
delapan jenis, yaitu:
a. Media cetakan, media ini meliputi bahan-bahan yang disiapkan
di atas kertas untuk pengajaran dan informasi.
b. Media pajang, media ini pada umumnya digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil,
yaitu papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan
buletin, dan pameran.
c. Proyektor transparansi (OHP), transparasi yang diproyeksikan
adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik yang
dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding
melalui sebuah proyektor.
d. Rekaman audio-tape, pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada
tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali
pada saat diinginkan.
e. Slide (film bingkai), media ini merupakan suatu film
transparansi yang berukuran 35mm dengan bingkai 2 x 2 inci
dan terbuat dari karton atau plastic. Film bingkai diproyeksikan
melalui slide proyektor.
f. Film dan video, media ini merupakan gambar hidup dalam
frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar
itu hidup.
g. Televisi, media ini merupakan system elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara
melalui kabel atau ruang.
h. Komputer, media ini merupakan mesin yang dirancang khusus
untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin
elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan
sederhana dan rumit.55
54 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2011), h. 172.
55
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 37.
33
Dari uraian dan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa secara umum media pembelajaran terdiri atas, media audio, media
visual, dan media audio-visual. Sebagai seorang guru harus mengerti
taksonomi media pembelajaran yang telah disebutkan di atas agar dapat
memilih media sesuai dengan yang diinginkan dan memenuhi kriteria
peserta didik. Dengan pemilihan jenis media yang baik dalam
pembelajaran, maka siswa akan mudah dalam memahami materi yang
diajarkan.
C. Lagu Sebagai Media Pembelajaran
Lagu merupakan bagian dari musik. Gracyk dan Kania dalam
Andjani mengatakan, “Musik adalah (1) Suara, (2) yang diproduksi dan
diorganisir dengan intensi, (3) untuk memiliki setidaknya satu ciri
musikal, seperti nada atau irama”.56
Dengan kata lain, musik merupakan
suara yang dihasilkan dari nada atau irama.
Musik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan lagu.
Lagu adalah gubahan nada (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk
menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan (mengandung irama).57
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik
merupakan seni yang timbul atau yang dihasilkan dari suatu nada-nada
atau suara-suara yang harmonis. Musik sendiri tidak dapat dipisahkan
dengan lagu yang merupakan gubahan musik yang timbul dari perasaan
atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri yang
mengandung nada dan irama yang enak didengar.
Penggunaan lagu dalam media pembelajaran tentunya akan
memberikan dampak positif untuk proses pembelajaran. Hal itu
56 Karina Andjani, Apa Itu Musik? Kajian tentang Sunyi dan Bunyi Berdasarkan 4‟33”
Karya John Cage, (Tangerang: CV. Marjin Kiri, 2014), h.42.
57 Ratih Kanthi Handayani, “Pengaruh Media Pembelajaran Lagu Terhadap Kemampuan
Menulis Puisi Ditinjau Dari Pemahaman Bahasa Figuratif: Eksperimen pada Siswa Kelas 10 SMA
N 1 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011,” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2011), h. 16.
34
dikarenakan iringan lagu merupakan salah satu cara untuk merangsang
pikiran, sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik.
Selain merangsang pikiran, iringan lagu juga dapat memperbaiki
konsentrasi, ingatan, meningkatkan aspek kognitif, dan juga kecerdasan
emosional. Lagu mempengaruhi perasaan siswa yang akan berpengaruh
pada proses belajar mengajar. Iringan lagu tidak mesti selalu ada supaya
proses pembelajaran dapat berlangsung akan tetapi lagu dapat menjadikan
proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
Lagu berasal dari sebuah karya tertulis yang diperdengarkan dengan
iringan musik. Mereka yang mendengarkan lagu bisa merasa sedih,
senang, bersemangat, dan perasaan emosi lain karena efek dari lagu yang
begitu menyentuh. Selain itu, lagu mampu menyediakan sarana ucapan
yang secara tidak sadar disimpan dalam memori di otak. Keadaan ini yang
justru menjadikan proses pembelajaran menjadi tidak kaku, dan terkesan
dikondisikan, yang kadang dalam beberapa hal tidak disenangi oleh siswa.
Melihat keuntungan tersebut, lagu memberikan keuntungan tersendiri bagi
pengajaran pengucapan, sehingga hasilnya dianggap lebih efektif.
Pemanfaatan lagu sebagai media pembelajaran sebenarnya
merupakan hal yang biasa jika dibandingkan dengan media lainnya.
Namun, menjadi hal yang luar biasa ketika pendengar menangkap pesan
yang disampaikan oleh penyanyi secara mudah. Jadi, penyanyi tidak
sekedar menyanyi dengan suara indah, tetapi juga dapat menyampaikan
pesan pada lagu tersebut.
D. Profil Ada Band
Ada band adalah sebuah grup musik yang berasal dari Jakarta.
Band ini terdiri dari 4 personel, yaitu Aditya Pratama, Dika Satjadibrata,
Marshall Suryarachman, dan Donnie Sibarani. Vokalis pada band ini
adalah Donnie Sibarani.
Ada band memiliki 11 album, yaitu Seharusnya (1996),
Peradaban (2000), Tiara (2001), Metamorphosis (2003), Heaven of
35
Love (2004), Romantic Rhapsody (2006), Cinema Story (2007),
dan Harmonius (2008), Mystery of Musical (2009), Empati (2011),
Masa Demi Masa (2013). Album “Romantic Rhapsody” berisi 12
lagu yang bertemakan cinta. Album ini didukung penuh oleh PT.
Softex Indonesia bekerja sama promosi dengan EMI Music
Indonesia.58
Single “Surga Cinta” merupakan salah satu single yang ada pada
album “Romantic Rhapsody”. Berikut ini disajikan lirik lagu Ada Band
“Surga Cinta”.
Surga Cinta
Terdiam
Hanya bisa diam
Dingin menyerang
Di sekujur tubuhku
Layangkan mata
Menembus cahaya
Putih kilaunya
Meneduhkan lamunan
Masih jelas terlihat
Pesona ayumu
Masih jelas terasa
Getar dawai jiwamu aahh…
Perlahan
bawa semua tanya
Satu bersama
Langkah di taman ini
Terangkai bunga tanda
Cinta murni adanya
58
Dadang Herdiana, “Biodata dan Profil Ada Band”, diakses pada 16 September 2014 pukul 21.13
WIB dari http://www.dadangherdiana.com/2013/06/biodata-dan-profil-ada-band.html?m=1
36
Tapi kekasih pun tiada
Muncul hapus rinduku aahh…
Inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan
Atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua
Di mana aku sedang berada
Mengapa sendiri
Lari telanjang tanpa seorang pun
Yang akan mau peduli
Inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan
Atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua
Terbanglah cinta sampaikan sayangku hanya bagi dia
Tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nur-Asyafi‟iyah (Yaspina),
yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 18 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan.
2. Waktu
Pengambilan data ini dilaksanakan pada semester genap 2013/2014
selama empat bulan, yaitu mulai bulan Maret-Juni 2014 di MTs Nur-
Asyafi‟iyah (Yaspina). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan
jumlah peserta didik 22 orang.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media lagu.
Nana Syaodih mengatakan, “Penelitian tindakan merupakan suatu
pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam
kegiatannya sendiri, dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan,
keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana
dan melakukan kegiatan penyempurnaan”.59
Adapun Ridho Kurnianto, dkk dalam bukunya mengungkapkan,
“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan secara bersama di kelas secara professional”.60
59 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 140.
60
Rido Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Learning Assistance
Program for Islamic School-PGMI, 2009), h. 3 – 9.
38
Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian yang reflektif dan kolaboratif untuk memperbaiki proses
pembelajaran di kelas dengan tindakan tertentu.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
tindakan Kemmis dan Mc Taggart. Dalam Kurnianto, dkk, model penelitian
tindakan Kemmis dan Mc Taggart terdapat empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflecting).61
Adapun proses penelitian tindakan pada setiap siklus adalah sebagai
berikut.
1. Perencanaan (Planning)
Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama
proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan menyusun alat evaluasi atau instrumen
penelitian.
2. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan penelitian ini mnegikuti tahap-tahap penelitian
tindakan kelas yakni membuat perencanaan tindakan, melaksanakan
tindakan sesuai dengan rencana tindakan, pengamatan/observasi, dan
melaksanakan refleksi. Adapun pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan
dengan menerapkan lagu sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik kelas VIII-1 MTs Nur-
Asyafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan secara berdaur ulang.
Secara garis besar, pelaksanaan tindakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan media lagu, yakni: siswa memahami teori
menulis puisi dan unsur pembangunnya, siswa mendengarkan lagu
61 Ibid, h. 5 – 14.
39
yang diputar, siswa mencatat kata-kata yang terdapat pada lagu yang
telah diperdengarkan, siswa memetakan kata-kata yang dicatatnya,
siswa menulis puisi berdasarkan kata yang terdapat pada lagu, dan
siswa memeriksa kembali hasil karyanya dan mengumpulkannya.
b. Observer melakukan pengamatan pada pelaksanaan tindakan.
3. Observasi (Observing)
Pada tahap ini, observer mengamati kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan catatan lapangan. Observasi dilakukan untuk mencatat
proses pembelajaran dan mengetahui kesulitan siswa dengan media yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus
berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, peneliti mencatat hasil observasi, mengevaluasi
hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, dan mencatat
kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan
siklus berikutnya.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Peserta didik yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas
VIII-1 MTs Nur Asy-syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. Objek
penelitian tindakan kelas ini mencakup proses dan hasil. Objek penelitian yang
berupa proses adalah proses pelaksanaan pembelajaran menulis puisi yang
berlangsung pada siswa kelas VIII-1. Objek penelitian yang berupa hasil, yaitu
skor yang diperoleh siswa melalui penulisan puisi sebagai produk setelah
melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi melalui media lagu Ada Band
“Surga Cinta”.
D. Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
adalah sebagai berikut.
40
1. Sumber Tertulis
Sumber tertulis dalam penelitian ini meliputi catatan lapangan, dan hasil
karya puisi siswa.
2. Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan diperoleh dari guru sebagai kolaborator dan siswa
sebagai subjek penelitian. Data kata-kata dan tindakan guru mencakup
setiap kegiatan yang berlangsung selama penelitian, yaitu mulai dari
observasi awal, pengidentifikasian masalah, diskusi, penerapan media lagu
dalam pembelajaran menulis puisi serta refleksi dan evaluasi. Data kata-
kata dan tindakan dari peserta didik diperoleh melalui proses pembelajaran
menulis puisi dengan media lagu yang meliputi aktivitas dan interaksi
siswa di dalam kelas.
3. Alat rekam gambar
Alat rekam gambar ini berupa foto-foto dan rekaman audio selama
penelitian berlangsung. Foto dan rekaman digunakan untuk menangkap
kegiatan yang dilakukan guru, siswa, dan peneliti dalam upaya
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media lagu.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Intan Febrina Wulandini yang berjudul “Pengaruh Media
Ilustrasi Musik Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA
PGRI 22 Serpong”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian true
experimental design (eksperimen yang betul-betul). Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian posttest-only control group design, yaitu
kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) hanya diambil hasil tes
akhirnya saja (posttest).
Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang dilakukan pada
penelitian Intan Febrina Wulandini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
media ilustrasi musik terhadap kemampuan menulis puisi siswa. Rata-rata
41
hasil belajar yang menggunakan media ilustrasi musik lebih tinggi disbanding
rata-rata hasil belajar yang tidak menggunakan media ilustrasi musik.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian penulis karena sama-
sama membahas mengenai keterampilan menulis puisi. Perbedaannya,
penelitian Intan Febrina Wulandini menggunakan metode eksperimen dan
menggunakan media ilustrasi musik sedangkan penelitian penulis merupakan
penelitian tindakan kelas dan menggunakan media lagu.
Penelitian lain yang juga relevan dengan penelitian penulis adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kanthi Handayani yang berjudul
“Pengaruh Media Pembelajaran Lagu Terhadap Kemampuan Menulis Puisi
Ditinjau dari Pemahaman Bahasa Figuratif Siswa Kelas 10 SMA N 1
Gemolong, Sragen”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan menulis puisi dan
variabel bebas terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas media pembelajaran
yang dikategorikan media lagu dan gambar, dan variabel atributif pemahaman
bahasa figuratif yang dikategorikan tinggi dan rendah.
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian Ratih Kanthi
Handayani dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rataan yang
signifikan antara pembelajaran menulis puisi dengan media lagu dan media
gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa, terdapat perbedaan rataan
yang signifikan antara siswa yang memilki pemahaman bahasa figuratif tinggi
dan siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah terhadap
kemampuan menulis puisi, dan terdapat interaksi antara media pembelajaran
dan pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi.
Persamaan penelitian Ratih Kanthi Handayani dengan penelitian
penulis adalah sama-sama membahasa mengenai keterampilan menulis puisi
dengan media lagu. Perbedaannya, penelitian Ratih Kanthi Handayani
menggunakan metode eksperimen dan menggunakan dua media pembelajaran,
yaitu media lagu dan media gambar serta menggunakan bahasa figuratif
sebagai variabel bebas atributif sedangkan penelitian penulis merupakan
42
penelitian tindakan kelas dan hanya menggunakan satu media, yaitu media
lagu.
Penelitian yang dilakukan oleh Annita Dwi Widayanti juga relavan
dengan penelitian penulis, yaitu berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Puisi dengan Model Pembelajaran Examples Non Examples pada Siswa kelas
VII SMP N 4 Pati Tahun Ajaran 2012/2013”. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen dengan analisis data deskripsi kuantitatif. Berdasarkan
analisis data menunjukkan bahwa thitung > ttabel, jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
Daapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan menulis puisi dengan
model pembelajaran examples Non examples pada Siswa kelas VII SMP N 4
Pati Tahun Ajaran 2012/2013 efektif.
Persamaan penelitian Annita Dwi Widayanti dengan penelitian penulis
adalah sama-sama membahas mengenai peningkatan keterampilan menulis
puisi. Perbedaannya, penelitian Annita Dwi Widayanti menggunakan metode
eksperimen dan menggunakan model pembelajaran examples Non examples
sedangkan penelitian penulis menrupakan penelitian tindakan kelas dan
menggunakan media lagu.
F. Prosedur Penelitian
Susilo dalam Rido Kurnianto mendefinisikan, “Penelitian tindakan
kelas merupakan sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan
bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki
tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, atau situasi pembelajaran”.62
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
kegiatan berbentuk siklus yang merupakan siklus proses putaran yang terdiri
dari empat komponen, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut merupakan
unsur untuk membentuk sebuah siklus.
62 Ibid, h. 3 – 10.
43
Berikut merupakan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam
penelitian penggunaan media lagu untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam menulis puisi.
1. Studi Pendahuluan (Pratindakan)
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi
pendahuluan terlebih dahulu. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan
dimulai dengan observasi, dan melaksanakan tes menulis puisi sebelum
tindakan dilakukan (pratindakan) sebagai alat ukur yang akan digunakan
sebagai perbandingan dengan hasil setelah tindakan dilakukan
(pascatindakan).
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap Perencanaan tindakan siklus I meliputi: 1) menentukan
tema pembelajaran, 2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, 3)
mempersiapkan lagu sebagai media pembelajaran, 4) membuat
instrumen.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tahap pelaksanaan tindakan siklus I meliputi: 1) pelaksanaan
rencana pembelajaran yang telah disusun, 2) menjelaskan pengertian
puisi, 3) pemutaran lagu Ada Band “Surga Cinta”, 4) siswa
memperhatikan dan mencatat kata-kata yang terdapat pada lagu, 5)
siswa memetakan kata-kata yang dicatatnya, 6) siswa menulis puisi
berdasarkan kata yang terdapat pada lagu dengan memperhatikan
aspek penilaian yang diminta, dan 7) peserta didik memeriksa kembali
hasil karyanya dan mengumpulkannya.
c. Tahap Observasi Siklus I
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati segala
aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas yang berkaitan dengan
kegiatan menulis puisi. Pengamatan tersebut meliputi: 1) kesiapan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, 2) keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran, 3) motivasi siswa ketika mengikuti proses
44
pembelajaran, 4) aktifitas siswa dalam menyimak lagu, 5)
penyampaian ide dalam bentuk puisi.
d. Refleksi Siklus I
Pada tahap refleksi, peneliti mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan refleksi proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka peneliti akan mengetahui
kekurangan serta kelemahan yang ada dalam pembelajaran menulis
puisi. Hasil refleksi ini dapat digunakan untuk menentukan langkah-
langkah untuk tindakan kelas pada siklus berikutnya.
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap ini peneliti merencanakan kembali tindakan yang
akan dilakukan pada siklus II dengan sasaran kegiatan untuk
memperbaiki aspek-aspek yang dinilai masih belum optimal. Peneliti
membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi dari siklus I.
Peneliti juga masih menggunakan media lagu Ada Band “Surga
Cinta”.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tahapan pelaksanaan tindakan siklus II, meliputi: 1)
pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun, 2) menjelaskan
unsur intrinsik puisi, 3) memberi contoh puisi, 4) meminta siswa
menentukan bahasa yang ada dalam puisi, 5) pemutaran lagu Ada
Band “Surga Cinta”, 6) siswa mencatat kata-kata yang terdapat pada
lagu lebih banyak dari siklus I, 7) siswa memetakan kata-kata yang
dicatatnya, 6) siswa menulis puisi berdasarkan kata yang terdapat pada
lagu dan lebih mengembangkannya dari penulisan puisi pada siklus I,
dan 7) siswa memeriksa kembali hasil karyanya dan
mengumpulkannya.
c. Tahap Observasi Siklus II
Pada tahap observasi, peneliti mengamati proses, hasil, ataupun
dampak dari pengembangan tindakan sebelumnya.
45
d. Tahap Refleksi Siklus II
Peneliti melakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada tahapan refleksi siklus II, peneliti menganalisis dan membuat
kesimpulan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan ini meliputi siswa, guru,
dokumen hasil pembelajaran, dan proses pembelajaran. Adapun teknik
pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Tes Menulis Puisi
Tes menulis puisi yang diberikan terhadap siswa berupa tes
pratindakan dan pascatindakan. Tes pratindakan dilakukan pada tahap
awal, sedangkan tes pascatindakan dilakukan setelah media lagu Ada Band
“Surga Cinta” digunakan sebagai media pembelajaran menulis puisi. Tes
pascatindakan dilakukan dalam dua siklus.
2) Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data aktivitas siswa selama
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh
observer. Observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan media lagu.
3) Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan tidak berstruktur antara
peneliti dan guru agar wawancara terjadi secara natural dan santai.
4) Catatan Lapangan
Catatan ini digunakan untuk mengungkapkan secara deskriptif
kegiatan pembelajaran menulis puisi pada saat proses belajar mengajar
sedang berlangsung.
5) Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa foto-foto kegiatan selama pelaksanaan
penelitian tindakan.
46
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes menulis
puisi, lembar observasi, daftar pertanyaan wawancara, alat perekam gambar,
catatan lapangan, dan media lagu Ada Band “Surga Cinta”.
I. Instrumen Penilaian
Kriteria dan format penilaian siswa dalam menulis puisi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kriteria Penilaian Puisi Pratindakan
No Aspek
Penilaian
Skor Deskripsi Kriteria
1 Tema 4 Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
3 Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang
berkaitan dengan lagu yang diputar
2 Tema sesuai dengan isi puisi
1 Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
2 Orisinalitas 4 Puisi merupakan karya sendiri
3 Puisi merupakan karya sendiri tetapi padanan
katanya kurang padu
2 Beberapa larik dari puisi merupakan karya
orang lain
1 Menyalin puisi karya orang lain
3 Estetika 4 Menyajikan padanan diksi dengan baik
berupa kata, kiasan, gaya bahasa,
pengimajian, dan persajakan.
3 Menyajikan padanan kata yang sesuai
minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan,
dan persajakan) kurang padu
2 Menyajikan salah satu dari beberapa aspek
yang diminta di poin 4
1 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada
poin 4
47
Kriteria Penilaian Puisi Pascatindakan
No Aspek
Penilaian
Skor Deskripsi Kriteria
1 Tema 4 Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
3 Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang
berkaitan dengan lagu yang diputar
2 Tema sesuai dengan isi puisi
1 Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
2 Orisinalitas 4 Memilih beberapa kata dari sebuah lagu yang
dipadankan dengan kata-kata lain sehingga
membentuk paragraph utuh
3 Memilih beberapa kata dari sebuah lagu
tetapi padanan katanya kurang padu
2 Banyaknya kosakata dalam lagu dan kata-
kata sendiri memiliki keseimbangan
1 Menulis ulang lagu yang diputar
3 Estetika 4 Menyajikan padanan diksi dengan baik
berupa diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan
persajakan.
3 Menyajikan padanan kata yang sesuai
minimal 2 (diksi, gaya bahasa, pengimajian,
dan persajakan) kurang padu
2 Menyajikan salah satu dari beberapa aspek
yang diminta di poin 4
1 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada
poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa
No Aspek Penilaian Skor (1-4) Bobot
1 Tema 1
2 Orisinalitas 1
3 Estetika 2
Total Skor 16
48
Nilai
Nilai Akhir
Keterangan:
Aspek penilaian estetika berbobot 2 karena aspek estetika terdiri dari
penilaian diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Pada aspek
tema dan orisinalitas masing-masing berbobot 1.
Skala Penilaian 1-4
Arti skala penilaian:
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup baik
4 = baik sempurna
Skor maksimum : 16
Nilai Siswa : total skor x 100
Skor maksimum
J. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data
yang diperoleh. Data yang telah dikumpulkan perlu dianalisis, sehingga data
tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan dapat menguji
pertanyaan penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini mengandung data kualitatif dan data
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk data kualitatif yang berupa hasil
catatatan lapangan, wawancara, dan tes. Data dalam penelitian ini diperoleh
melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap kegiatan berlangsung.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes pratindakan dan pascatindakan
serta tes pengetahuan keterampilan menulis puisi pada setiap siklus. Data ini
berupa hasil tes menulis puisi siswa baik sebelum maupun sesudah diberikan
tindakan. Skor tes menulis puisi pada tahap pratindakan digunakan sebagai
49
acuan untuk menentukan jumlah peningkatan skor menulis puisi siswa setelah
diberikan tindakan.
K. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan tindakan ini dilihat dari keberhasilan siswa dalam
praktik menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga
Cinta”. Keberhasilan diperoleh jika terjadi peningkatan antara prestasi subjek
penelitian sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Indikator keberhasilan
dalam tindakan kelas ini adalah siswa mampu menulis puisi dengan skor
minimal 75.
L. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini ialah terdapat peningkatan keterampilan
menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas
VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya.
Hasil penelitian yang akan diuraikan secara garis besar adalah informasi awal
pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis puisi serta peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan media lagu. Pembahasan
merupakan uraian hasil analisis informasi awal pengetahuan dan keterampilan
siswa dalam menulis puisi serta peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
puisi dengan media lagu.
A. Deskripsi Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina), yang
beralamat di Jl. Pahlawan No. 18 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
1. Visi
“Terwujudnya Generasi Muda yang Islami dan Berintelektualitas
Tinggi”
2. Misi
a. Memperkaya kurikulum dengan wawasan keislaman dan kebangsaan.
b. Mengembangkan gagasan baru yang inovatif dalam memperkaya
muatan kurikulum.
c. Mengembangkan potensi siswa dalam bidang keilmuan dan keahlian
d. Mengoptimalkan kreativitas peserta didik dengan pengajaran ekstra
kurikuler
e. Mengoptimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai sumber
belajar dan media pembelajaran yang efektif.
3. Tujuan Umum
a. Membantu pemerintah dalam mensukseskan Program wajib belajar 9
tahun.
b. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
51
c. Melahirkan siswa yang mencintai bangsa dan negaranya
(Nasionalisme).
4. Tujuan Khusus
Mendidik siswa untuk taat kepada agamanya seperti berakhlak
mulia melaksanakan shalat, membaca al-Qur‟an, dan puasa. Melengkapi
sarana dan parasarana madrasah dalam mendukung kurikulum.
Meningkatkan profesionalitas guru madrasah Nur Asy-Syafi‟iyah dalam
pengembangan kurikulum.
5. Guru dan Tenaga Kependidikan
Jumlah seluruh personal Madrasah sebanyak 13 orang, diantaranya
terdapat 6 orang yang menjabat sebagai guru dan jabatan kependidikan
lainnya.
Tabel 1
Daftar Nama Guru MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA)
No Nama J/K Jabatan Mata Pelajaran
1 Moh. Husni Thamrin,
S.Sos
L Kepala Sekolah SKI
2 Yuli Ambar Utami, S.Pd P Wakil Kepala
Sekolah
Bahasa Inggris
3 Subur Amiharja, S.Pd L Wakabid.
Kurikulum
PKn dan Penjaskes
4 Drs. HM Ali Jago Bayo L IPS
5 Upi Zahra, S.Sos.I P Al-Qur‟an Hadits
dan TIK
6 Dra. Siti Fatimah, S.Pd P IPA
7 Yuyun Sufitri, S.Pd P Bahasa Indonesia
8 Nahrawi, S.Pd L Aqidah Akhlak
(VII & VIII)
9 Ahmad Syamsuri, S.Ag L Aqidah Akhlak
(IX)
52
10 Siti Inayah, S.Ag P Wakabid.
Keuangan
Fiqih
11 Dzulkifli Noor, M.Ag L Kepala
Laboratorium
Komputer
BK
12 Tri Ade Mustaqim, S.Pd L Kepala
Laboratorium IPA
Matematika
13 Kumaidi L Seni Budaya dan
Keterampilan
(SBK)
6. Jumlah Peserta Didik dan Rombongan Belajar
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2013/2014 semester
Genap seluruhnya berjumlah 125 peserta didik. Jumlah peserta didik
tersebar dalam rombongan belajar Kelas VII satu rombongan belajar,
Kelas VII sebanyak dua rombongan belajar, dan Kelas IX sebanyak dua
rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah Peserta Didik
KELAS VII VIII IX
LAKI-LAKI 14 24 25
PEREMPUAN 23 19 20
JUMLAH 37 43 45
JUMLAH PESERTA DIDIK 125 Peserta Didik
Tabel 3
Rombongan Belajar
KELAS VII VIII IX JUMLAH
Rombongan Belajar 1 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 5 Kelas
53
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1. Kelas VIII-1
dipilih sebagai subjek penelitian karena berdasarkan informasi dari guru
bahasa Indonesia, kelas tersebut memiliki kemampuan menulis paling rendah
dibanding dengan kelas lain. Selain itu, kelas VIII-1 dikenal sebagai kelas
yang paling tidak kondusif saat kegiatan belajar berlangsung. Kelas yang
siswanya terdiri dari 22 orang tersebut cenderung suka mengobrol dengan
teman dan bercanda saat guru memberikan penjelasan. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya untuk meningkatkan ketertarikan mereka dalam proses
pembelajaran menulis dan keterampilan mereka dalam menulis puisi.
B. Hasil Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan media lagu
Ada Band “Surga Cinta”. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap.
Kegiatan dimulai dengan mencari informasi awal tentang pembelajaran
menulis puisi dengan melaksanakan tes menulis puisi sebelum tindakan
dilakukan (pratindakan) sebagai alat ukur yang akan digunakan sebagai
perbandingan dengan hasil setelah tindakan dilakukan (pascatindakan).
1. Informasi Awal Pengetahuan dan Pengalaman Peserta Didik dalam
Menulis Puisi (Tahap Pratindakan)
Informasi awal pengetahuan dan pengalaman siswa dalam menulis
puisi dapat dilihat dari hasil menulis puisi siswa dengan tema bebas. Siswa
menulis puisi dengan alokasi waktu 1,5 jam pelajaran. Waktu yang
diberikan oleh guru kepada siswa untuk menulis puisi kurang
dimanfaatkan dengan baik. Mereka kurang antusias dalam mengerjakan
tugas. Kegiatan belajar mengajar kurang kondusif karena siswa terlalu
banyak mengeluh dan kebingungan saat mengerjakan tugas.
Kondisi kelas juga sangat ramai saat siswa kesulitan dan saling
bertanya pada temannya. Ketika guru menyuruh siswa yang kesulitan
untuk bertanya langsung pada guru atau peneliti, peserta didik justru diam
dan tidak menghiraukan himbauan guru. Mereka tampak tidak antusias
54
saat disuruh bertanya. Hingga setengah waktu, hanya beberapa siswa yang
sudah menulis puisi pada lembar kerjanya. siswa terlihat kesulitan dalam
menentukan topik dan mengembangkan ide. Kondisi tersebut dapat dilihat
dalam kutipan catatan lapangan berikut ini.
Peserta didik tampak bingung, tetapi tidak mau bertanya pada peneliti.
Mereka justru bertanya pada teman di sebelahnya yang sama-sama tidak
mengerti. Sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Suasana sangat
kacau dengan kesibukan siswa yang tengok kanan tengok kiri karena
merasa kesulitan dalam menentukan tema dan mengembangkan ide
kreatifnya. Hanya beberapa siswa yang sudah menulis puisi dalam
kertasnya.
(CL/PT.P2/17-13-2014
Kegiatan belajar mengajar di kelas VIII-1 memang sering tidak
kondusif. Hal tersebut dikarenakan siswa kelas VIII-1 sering tidak
memperhatikan penjelasan guru dan selalu mengeluh saat mendapat tugas.
Mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak tahu dan tidak bisa.
Padahal mereka belum mencoba mengerjakan tugas. Hal tersebut dapat
dilihat dari kutipan catatan lapangan berikut ini.
Siswa tampak tidak bersemangat mendengarkan penjelasan peneliti.
Padahal hari masih cukup pagi karena pelajaran bahasa Indonesia
dilakukan pada jam pertama kemudian istirahat dan dilanjutkan pada jam
kedua dan ketiga. Hanya beberapa siswa yang berada di barisan depan
yang memperhatikan penjelasan guru. Selebihnya justru sibuk dengan
aktivitas masing-masing. Ada yang mengobrol, mengerjakan tugas mata
pelajaran lain, dan ada pula yang diam namun terhanyut dalam lamunan.
(CL/PT.P1/10-03-2014
Kondisi kelas saat pembelajaran menulis puisi sebelum diberi
tindakan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran catatan lapangan.
55
Perolehan skor keterampilan menulis puisi siswa pada tahap
pratindakan masih rendah. Berikut ini disajikan tabel perolehan skor
tersebut.
Tabel 4
Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pratindakan
Tingkat Keterampilan Pratindakan
Nilai tertinggi siswa 75
Nilai terendah siswa 50
Rata-rata nilai siswa 65,06
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa
keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pratindakan masih rendah.
Secara keseluruhan karya siswa pada tahap pratindakan belum sesuai
dengan kriteria. Siswa belum mampu menulis puisi yang sesuai dengan
tema yang telah mereka pilih. Hanya beberapa siswa saja yang mampu
menulis puisi sesuai dengan tema yang telah dipilih. Pada umumnya siswa
masih belum mampu memilih gaya bahasa dengan tepat dan belum
mampu menggunakan pengimajian dan persajakan dalam puisi sehingga
isi puisi menjadi kurang indah. Selain itu, kebanyakan siswa belum
mengkreasikan idenya secara kreatif. Siswa masih kesulitan dalam
membentuk kata dalam baris demi baris sehingga bait-bait dalam puisi
menjadi sulit dipahami. Keterampilan siswa dalam memanfaatkan potensi
kata masih terbatas dan pemilihan kata serta ungkapan kadang-kadang
kurang tepat.
Hasil analisis data baik pengamatan yang terdapat dalam catatan
lapangan, maupun skor rata-rata praktik menulis puisi siswa kelas VIII-1
pada tahap pratindakan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis
puisi di kelas VIII-1 perlu diberikan tindakan agar masalah yang dihadapi
dapat segera diatasi. Proses pembelajaran puisi diharapkan menjadi lebih
bermakna dan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas siswa, guru,
56
dan sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi dan media yang
tepat untuk menyikapi permasalahan tersebut.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
1) Perencanaan
Setelah melaksanakan tes pratindakan, peneliti
merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I terkait
dengan masalah yang telah ditemukan. Perencanaan pada
penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan
sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa
kelas VIII-1 MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat,
Tangerang. Adapun perencanaan penelitian yang sudah
didiskusikan peneliti dengan guru pada siklus I adalah sebagai
berikut.
(a) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam
pembelajaran menulis puisi kelas VIII-1 MTs Nur Asy-
Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
(b) Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian, yaitu 2 kali
pertemuan yang dilaksanakan setiap hari Senin pada jam
pelajaran ke-1, ke-2, dan ke-3.
(c) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan
media lagu Ada Band “Surga Cinta”.
(d) Menentukan dan menyiapkan materi pembelajaran dan contoh
puisi.
(e) Menentukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
menulis puisi dengan media lagu AdaBand “Surga Cinta”.
(f) Menyiapkan media pembelajaran dan peralatan yang akan
digunakan dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu iringaan
lagu Ada Band “Surga Cinta”, laptop, dan LCD.
57
(g) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar
penilaian, catatan lapangan, dan alat dokumentasi.
2) Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pada siklus I dilakukan sesuai
jadwal yang sudah ditentukan, yaitu hari Senin pada jam ke-1, ke-
2, dan ke-3. Tindakan dilakukan selama dua kali pertemuan.
Implementasi tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut.
(a) Pertemuan Pertama (3 x 40 menit)
Pada pertemuan pertama siklus I, peneliti menjelaskan
materi tentang puisi kemudian peneliti membagi siswa menjadi
4 kelompok dan memberikan contoh teks puisi pada masing-
masing kelompok tersebut. Setelah semua kelompok mendapat
contoh teks puisi, kemudian siswa diminta untuk mengamati
teks puisi dan mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
yang terdapat pada puisi.
Peneliti meminta agar setiap kelompok menentukan
tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota
kelompok. Sehingga tidak ada siswa yang mendominasi dan
didominasi pada saat kerja kelompok. Tata cara diskusi yang
sebelumnya berbentuk diskusi kelompok pada tahap
pratindakan juga diubah menjadi diskusi kelas yang dipimpin
langsung oleh peneliti. Sebab diskusi kelompok seperti pada
tahap pratindakan kurang efektif pelaksanaannya. Diskusi kelas
tersebut memang cukup efektif meskipun peran peneliti masih
terlalu dominan. Siswa yang aktif masih jauh lebih rendah
dibanding dengan yang pasif. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
uraian rincian tindakan pada siklus I pertemuan pertama.
(1) Peneliti menjelaskan pengertian puisi dan unsur-unsur
pembangun puisi.
(2) Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok.
58
(3) Peneliti membagikan contoh teks puisi kepada masing
masing kelompok.
(4) Siswa mengamati dan memahami contoh teks puisi
bersama kelompoknya untuk mengidentifikasi unsur
pembangun puisi yang terdapat pada contoh teks puisi.
(5) Peneliti aktif membimbing siswa saat bekerja sama
dengan kelompoknya masing-masing.
(6) Guru kolaborator membantu membimbing siswa sambil
mengamati proses pembelajaran.
(7) Peneliti mengajak siswa untuk membahas unsur
pembangun puisi yang terdapat pada contoh teks puisi
yang telah dianalisis peserta didik secara bersama-sama.
(8) Peneliti memberikan kesimpulan tentang materi pada
pertemuan pertama.
(9) Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
(10) Peneliti menutup pelajaran.
(b) Pertemuan Kedua (3 x 40 menit)
Pada pertemuan kedua, peneliti kembali mengingatkan
mengenai pengertian dan unsur pembangun puisi kepada siswa.
Kemudian peneliti memutar lagu Ada Band “Surga Cinta”,
siswa tampak serius mendengarkan lagu. Sisa waktu pada
pertemuan kedua digunakan siswa untuk mendata beberapa
kata yang terdapat pada lagu dan menentukan tema untuk
bahan menulis puisi. Selanjutnya siswa mengembangkan kata-
kata yang telah didata menjadi puisi berdasarkan tema yang
telah ditentukan. Siswa tampak antusias mengerjakan tugas.
Namun, masih ada beberapa siswa yang tampak kebingungan.
Melihat kondisi tersebut peneliti menghampiri dan menanyakan
kesulitan yang dialami siswa. Sebelum bel tanda usai berbunyi,
59
siswa sudah mengumpulkan tugasnya. Kemudian bel tanda usai
berbunyi dan peneliti menutup pelajaran.
3) Observasi
Observasi/pengamatan penelitian tindakan pada siklus I
dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator secara cermat dengan
menggunakan instrumen penelitian yang sudah dipersiapkan oleh
peneliti. Selain itu, pengamatan dideskripsikan dalam catatan
lapangan dan dokumentasi berupa foto.
Keberhasilan tindakan juga dapat dilihat dari perolehan
skor tes keterampilan menulis puisi dan skor evaluasi materi puisi
siswa siklus I. Skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan skor yang diperoleh siswa pada tahap
pratindakan. Berikut ini tabel peningkatan skor keterampilan
menulis puisi dan skor evaluasi materi puisi siswa dari pratindakan
ke siklus I.
Tabel 5
Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus I
Tingkat Keterampilan Siklus I
Nilai tertinggi siswa 81,3
Nilai terendah siswa 62,5
Rata-rata nilai siswa 74,2
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa
keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pascatindakan siklus I
sudah lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pada tahap
pratindakan. Pada tahap ini tidak ada siswa yang memperoleh skor
dengan kategori sangat rendah. Jumlah siswa yang mendapat skor
dengan kategori sedang dan cukup mengalami peningkatan dan ada
siswa yang sudah memperoleh skor dengan kategori baik.
60
Pada siklus I ini, siswa sudah mampu menulis puisi dengan
cukup baik karena sudah cukup terdapat unsur-unsur pembangun
puisi dalam puisi yang mereka tulis. Siswa sudah mampu
menggunakan diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan
dalam puisinya dengan cukup baik. Keterampilan siswa dalam
mengekspresikan ide kreatif cukup lancar tetapi masih ada kalimat
yang belum padu dan maknanya membingungkan, dan isi puisi
sudah cukup kreatif tetapi belum menarik. Pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang masih kurang tepat.
Proses pembelajaran pada siklus I ini secara keseluruhan
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Namun,
peningkatan tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan
sehingga masih diperlukan adanya siklus tambahan agar hasil yang
dicapai sesuai dengan harapan.
4) Refleksi
Tahap yang dilakukan setelah observasi adalah tahap
refleksi. Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan analisis serta
mengevaluasi pelaksanaan tindakan selama dua pertemuan pada
siklus I berikut hasil dari penelitian tindakan tersebut.
Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan pencapaian
indikator keberhasilan penelitian. Peningkatan keterampilan
menulis puisi siswa dapat dilihat dari hasil tes menulis puisi. Pada
masing-masing aspek penilaian, perolehan skor keterampilan
menulis puisi siswa meningkat. Namun, hasil yang dicapai belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang menjadi
indikator keberhasilan. Hasil karya siswa mengalami peningkatan,
kebanyakan siswa sudah menggunakan diksi, gaya bahasa, imaji,
dan persajakan dengan cukup baik walaupun masih kurang indah
saat dibaca. Pilihan kata dan ungkapan yang dipilih siswa sudah
cukup baik meskipun hanya beberapa, pilihan kata dan ungkapan
kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak merusak makna.
61
Hasil yang telah dicapai pada siklus I telah menunjukkan
peningkatan yang cukup baik meskipun masih ada beberapa
kekurangan dan kendala. Kekurangan dan kendala tersebut dicari
jalan keluarnya dan akan dijadikan sebagai dasar perbaikan pada
pelaksanaan siklus selanjutnya sehingga hasil yang dicapai lebih
memuaskan dan sesuai dengan indikator keberhasilan.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Pada perencanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan
yang akan dilaksanakan. Tindakan yang diberikan hampir sama
dengan siklus I, namun ada sedikit perubahan sebagai perbaikan
pada tindakan siklus II. Hal tersebut bertujuan agar hasil pada
pembelajaran menulis puisi lebih optimal.
Adapun rancangan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah
sebagai berikut.
(a) Peneliti merencanakan tindakan lanjutan untuk mencari solusi
dalam mengatasi kekurangan yang terdapat pada tindakan
siklus I.
(b) Peneliti menyusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
(c) Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian, yaitu 2 kali
pertemuan yang dilaksanakan setiap hari Senin pada jam
pelajaran ke-1, ke-2, dan ke-3
(d) Peneliti akan menjelaskan kekurangan yang perlu diperbaiki
siswa pada puisi karya mereka.
(e) Peneliti menyiapkan contoh teks puisi sebagai bahan analisis
siswa
(f) Peneliti menyiapkan media pembelajaran dan peralatan yang
akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu lagu
Ada Band “Surga Cinta”, laptop, speaker, dan LCD.
62
(g) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar
penilaian, catatan lapangan, dan alat dokumentasi.
2) Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dilaksanakan
selama tiga jam pelajaran. Pada siklus II ini diharapkan dapat
meningkatkan aspek-aspek yang masih kurang optimal pada siklus
I. Adapun implementasi tindakan pada siklus II adalah sebagai
berikut.
(a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dipergunakan peneliti
untuk mengulas kembali kegiatan pada siklus I. Proses
pembelajaran diawali dengan membahas kekurangan-
kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan siswa.
Setelah penjelasan tersebut dirasa cukup, peneliti membagi
siswa menjadi 4 kelompok. siswa diminta untuk
mengidentifikasi dan menganalisis unsur-unsur pembangun
puisi yang terdapat dalam contoh teks puisi. Kegiatan tersebut
dilakukan agar siswa lebih kreatif dalam mengungkapkan
perasaannya dalam puisi, lebih pandai memilih diksi yang
tepat, dan penggunaan gaya bahasa dan citraan dengan benar
sehingga puisi yang dihasilkan menjadi lebih menarik.
Setelah semua kelompok menganalisis puisi, peneliti
meminta siswa mengubah posisi tempat duduk untuk
melakukan kegiatan diskusi fak. Peneliti dan siswa saling
bertukar pikiran dan pendapat. Diskusi berlangsung lancar.
Siswa lebih banyak yang aktif dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Waktu yang tersisa digunakan peneliti untuk
menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
siklus II. Siswa tampak memperhatikan dengan serius.
63
Kemudian bel tanda usai pelajaran berbunyi. Pelajaran diakhiri
dan peneliti mengucapkan salam.
(b) Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II
yang dilakukan adalah mendengarkan lagu Ada Band “Surga
Cinta” dan menulis puisi. Lagu diputar sebanyak tiga kali.
Siswa mendata beberapa kata-kata yang terdapat pada lagu.
Setelah kegiatan mendengarkan selesai dilakukan, peneliti
menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa.
Siswa diminta untuk menentukan tema untuk menulis
puisi. Beberapa kata yang telah didata oleh siswa tersebut
dikembangkan menjadi puisi dan sesuai dengan tema yang
mereka pilih. Peneliti berpesan agar siswa memperhatikan
unsur pembangun puisi saat menulis puisi. siswa mengerjakan
tugas menulis puisi dengan cukup antusias. Mereka
berkosentrasi dengan tugas masing-masing. Bahkan
kebanyakan siswa sudah tidak malu-malu lagi bertanya pada
peneliti jika merasa kesulitan tanpa menunggu peneliti
berkeliling menghampiri mereka.
Sebelum jam pelajaran usai, siswa sudah menyelesaikan
tulisannya. Peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan
tugasnya. Peneliti mengakhiri pelajaran dan mengucapkan
salam.
3) Observasi
Setelah dilakukan tindakan dengan media lagu pada
pembelajaran menulis puisi, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan
pada siklus II. Hasil yang diperoleh dari pengamatan ini adalah
penjelasan dari masing-masing pengamatan tersebut. Berdasarkan
pengamatan peneliti bersama guru kolaborator pada siklus II ini
64
menunjukkan bahwa hasil yang dicapai telah sesuai dengan
rencana.
Penggunaan media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada
pembelajaran menulis puisi sangat membantu siswa kelas VIII-1
dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi. Hal ini berpengaruh
pada skor yang diperoleh siswa pada siklus II. Skor keterampilan
menulis puisi siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan skor yang diperoleh siswa pada tahap pratindakan dan
siklus I. Berikut ini disajikan tabel perolehan skor keterampilan
menulis puisi siswa pada tahap pascatindakan siklus II.
Tabel 6
Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus II
Tingkat Keterampilan Siklus II
Nilai tertinggi siswa 93,8
Nilai terendah siswa 81,3
Rata-rata nilai siswa 88,7
Keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pascatindakan
siklus II sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahap
ini seluruh siswa telah memperoleh skor di atas kriteria ketuntasan
minimal. Pada akhir siklus II semua aspek dan kriteria dalam
menulis puisi mengalami peningkatan yang signifikan. Tema
tulisan siswa sudah sesuai dengan isi puisi, pengekspresian ide
sudah kreatif, menggunakan diksi dengan baik, penggunaan gaya
bahasa dan citraan sudah tepat serta pemanfaatan potensi katanya
sudah agak canggih. Pada tahap siklus II ini, hasil penelitian
mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Kualitas puisi
siswa juga sudah baik.
65
4) Refleksi
Tahap yang dilakukan setelah observasi adalah tahap
refleksi. Pada tahap refleksi ini peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis serta mengevaluasi pelaksanaan tindakan
selama dua pertemuan pada siklus II berikut hasil penelitian
tindakan kelas tersebut untuk mengetahui besarnya peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan
kolaborator, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi
pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan sehingga
tidak diperlukan lagi adanya tindakan pada siklus selanjutnya.
Peningkatan dapat dilihat dari kualitas tulisan puisi siswa
pada siklus II ini semua aspek dalam keterampilan menulis puisi
siswa sudah baik. Peserta didik sudah mampu mengembangkan
unsur pembangun puisi dalam isi puisi dengan baik sehingga isi
puisi lebih menarik dan indah dibaca. Siswa juga mampu
mengembangkan ide kreatifnya dengan baik, dan mampu
memanfaatkan potensi kata dengan canggih serta memilih kata dan
gaya bahasa dengan tepat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian
dapat diketahui bahwa peningkatan pada pembelajaran menulis
puisi telah sesuai dengan yang diharapkan peneliti dan guru Bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa media
lagu Ada Band “Surga Cinta” telah mampu meningkatkan
keterampilan menulis puisi siswa.
3. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa dengan
Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa sebelum diberi tindakan maupun sesudah
diberi tindakan adalah tes tertulis dengan cara memberikan tugas menulis
66
puisi dengan media lagu kepada siswa. Adapun hal-hal yang dinilai dalam
menulis puisi dengan media lagu adalah aspek tema, aspek orisinalitas isi
puisi, dan aspek estetika yang mencakup unsur-unsur pembangun puisi.
Kriteria keberhasilan tindakan praktik menulis puisi dengan
menggunakan media lagu adalah terdapat peningkatan keterampilan
menulis pada skala penskoran dari tiap siklus yang dilakukan. Hal tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 7
Perbandingan Skor Keterampilan Menulis Puisi dari Pratindakan
hingga Pascatindakan Siklus II
Tingkat Keterampilan Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi siswa 75 81,3 93,8
Nilai terendah siswa 50 62,5 81,3
Nilai rata-rata siswa 65,06 74,2 88,7
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat peningkatan perolehan
skor siswa pada keterampilan menulis puisi. Pada tahap pratindakan
keterampilan siswa dalam menulis puisi masih tergolong sangat rendah.
Pada tahap pascatindakan siklus I, keterampilan siswa dalam menulis puisi
mengalami peningkatan. Pada tahap pascatindakan siklus II, keterampilan
siswa dalam menulis puisi meningkat cukup signifikan. Pada tahap ini,
peningkatan yang terjadi sudah mencapai indikator keberhasilan.
Keterampilan siswa dalam menulis puisi sudah baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai rata-rata peserta didik dari tahap pratindakan sampai tahap
pascatindakan siklus II Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menulis puisi siswa mengalami peningkatan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada (1) informasi awal
keterampilan menulis puisi siswa, (2) proses pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”, (3)
67
peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada
Band “Surga Cinta”, dan (4) keterbatasan penelitian. Berikut ini uraian
pembahasan hasil penelitian.
1. Informasi Awal Keterampilan Menulis Puisi
Gambaran awal keterampilan menulis puisi siswa sebelum dikenai
tindakan dapat dilihat melalui skor keterampilan menulis puisi siswa pada
tahap pratindakan. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan rata-rata
siswa dalam menulis puisi masih kurang karena masih jauh berada
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan target keberhasilan
yaitu 75.
Gambaran keterampilan menulis puisi siswa juga bisa dilihat dari
cuplikan wawancara antara peneliti dengan guru bahasa Indonesia berikut.
P : “Apakah siswa di sekolah ini suka menulis?”
G : “Ada beberapa yang suka menulis, tetapi hanya sebagian kecil saja.”
P : “Bagaimana Guru menyampaikan materi pembelajaran menulis
puisi?”
G : “Saya biasanya menyampaikan materi dengan ceramah di dalam
kelas. Saya terangkan teorinya kemudian praktik menulis.”
P : “Apakah siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis
puisi?”
G : “Hanya sebagian siswa saja yang suka dengan
kegiatan menulis puisi. Sedangkan yang lain menganggap pelajaran
menulis puisi membosankan.”
P : “Apa saja kendala yang dialami Guru dalam pembelajaran
menulis, khususnya menulis puisi?”
G : “Banyak sekali yang menjadi kendala dalam pembelajaran menulis
puisi, misalnya keterbatasan media sehingga agak sulit menjelaskan
materi kepada siswa agar lebih mudah dipahami. Hal tersebut
berdampak pada hasil puisi karya siswa yang kurang
memuaskan.puisi karya siswa kurang dalam memiliki estetika
68
yang baik seperti diksi, gaya bahasa, citraan, dan persajakan”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Selain itu, guru juga belum
menggunakan strategi, media, metode, atau pendekatan yang tepat.
Pembelajaran menulis puisi hanya disampaikan dengan ceramah dan
penugasan. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil puisi siswa kurang
memuaskan.
Melihat kondisi tersebut perlu diadakan perbaikan-perbaikan pada
pembelajaran menulis puisi agar sikap siswa selama proses pembelajaran
dan hasil puisi siswa sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu langkah
yang dapat diambil pendidik adalah pengembangan variasi pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar keterampilan
menulis puisi dapat meningkat. Melalui penggunaan media lagu Ada Band
“Surga Cinta” ini, kualitas pembelajaran menulis puisi mengalami
peningkatan.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Menulis Puisi
dengan Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media
lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dikatakan berhasil meningkatkan
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII-1 MTs Nur Asy-
Syafi‟iyah Yaspina Ciputat, Tangerang. Peningkatan kualitas hasil puisi
siswa dapat dilihat dari peningkatan keterampilan menulis puisi siswa dari
pratindakan hingga pascatindakan siklus II. Peningkatan kualitas puisi
siswa selama dua siklus dengan menggunakan media lagu Ada Band
“Surga Cinta” mencakup semua aspek dalam menulis puisi, antara lain
aspek tema, aspek orisinalitas, dan aspek estetika.
69
Berikut ini uraian beberapa fakta mengenai peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa pada tiap-tiap aspek dari tahap
pratindakan sampai pascatindakan siklus II.
a. Aspek Tema
Tema dalam menulis puisi pun harus diperhatikan. Tema harus
tepat dengan isi puisi yang ditulis. Pada tahap pratindakan lebih dari
setengah jumlah siswa, yaitu sebanyak 59% dari keseluruhan siswa
belum mampu menulis puisi yang sesuai dengan tema yang telah
mereka pilih. Hanya beberapa siswa saja yang mampu menulis puisi
sesuai dengan tema yang telah dipilih.
Pada siklus I, puisi siswa sebanyak 54,5% dari keseluruhan
siswa sudah meningkat jika dibandingkan dengan puisi pada tahap
pratindakan. Puisi yang mereka tulis sudah sesuai dengan tema yang
telah mereka pilih dan isi puisi memiliki keterkaitan dengan lagu Ada
Band “Surga Cinta”. Namun masih ada beberapa siswa yang menulis
puisi sesuai dengan tema tetapi kurang berkaitan dengan lagu Ada
Band “Surga Cinta”.
Pada siklus II, hampir keseluruhan puisi karya siswa sudah
mencapai hasil yang diinginkan. Puisi siswa sudah sesuai dengan tema
dan sudah memiliki keterkaitan dengan lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Berikut ini disajikan analisis peningkatan aspek tema dari
pratindakan hingga pascatindakan siklus II dari salah satu contoh puisi
siswa untuk mengetahui peningkatan kualitas isi puisi pada aspek
tema. Berikut ini kutipan puisi subjek S13 pada tahap pratindakan.
Subyek S13
Nama Muhammad Yosep
Nilai Keseluruhan 50
Skor Aspek Tema 2
70
Elang Laut
Ada elang laut terbang senja hari
Antar jingga dan merah
Surya hendak turun
Pergi ke sarangnya
Apakah ia tahu juga
Bahwa panggilan cinta tiada ditahan kabut
Yang menguap di pagi hari?
Bunyinya menguak suram
Lambat-lambat
Mendekat ke atas runyam
Karang putih
Makin nyata
Dari contoh puisi di atas, dapat diketahui bahwa puisi subjek
S13 masih kurang baik. Isi puisi tersebut kurang sesuai dengan tema.
Pada puisi di atas, judul yang diambil adalah Elang Laut dan tema
yang diambil ialah tentang alam. Isi puisi S13 tersebut kurang sesuai
dengan tema dan judul karena di dalam isi puisi antara bait pertama,
kedua, dan ketiga kurang berkaitan. Melihat keadaan tersebut, perlu
diupayakan perbaikan agar kualitas puisi siswa lebih baik. Hasil puisi
pada siklus I dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga
Cinta” dapat dilihat pada contoh puisi S13 berikut ini.
Subyek S13
Nama Muhammad Yosep
Nilai Keseluruhan 75
Skor Aspek Tema 3
1
Keindahan Alam
Bak gelombang jiwa di udara
Laksana cahaya di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarungi samudra
Jelas terlihat peri kehilangan cahaya matahari
Meskipun langit menyinari bumi
Bagaikan bintang menghiasi malam
Tiada seorang pun yang mau peduli
Dan ku hanya bisa diam
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, puisi S13 di atas
terlihat lebih meningkat. Isi puisi sudah sesuai dengan tema, yaitu
tentang alam, tetapi isi puisi kurang berkaitan dengan lagu yang
diputar. Meskipun hasil puisi siswa pada siklus I sudah mengalami
peningkatan, namun masih kurang maksimal dan belum sesuai dengan
hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, diadakan perbaikan tindakan
pada siklus II untuk mencapai hasil maksimal. Hasil puisi pada siklus
II masih menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat
dilihat dari contoh puisi S13 di bawah ini.
Subyek S13
Nama Muhammad Yosep
Nilai Keseluruhan 81,3
Skor Aspek Tema 4
Surga Cinta
Wahai cinta, pesona ayumu
Membuat hati terukir
Cahaya putih kilaumu
Mampu meneduhkan lamunan
Kehadiranmu membuatku seperti di surga cinta
72
Ku kan merajut benang cinta
Bunga tanda cinta murni untukmu
Menggambarkan hati kecilku
Engkaulah hidupku
Engkaulah jiwaku
Yang mampu membuat hidupku
Bagaikan di surga cinta
Setelah dikenai tindakan pada siklus II, puisi S13 meningkat
jauh lebih baik jika dibandingkan dengan puisi sebelumnya. Isi pada
puisi S13 sudah sesuai dengan tema, yaitu tentang cinta dan isi puisi
memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar.
b. Aspek Orisinalitas
Kriteria penilaian pada aspek orisinalitas dalam puisi mengacu
pada pengekspresian ide dan kreativitas dalam mengkaitkan beberapa
kata dari lagu Ada Band “Surga Cinta” dengan kata lain sehingga
membentuk bait puisi. Pengekspresian ide dan kreatifitas penulisan
puisi dinilai berdasarkan kelancaran siswa mengungkapkan ide dan
mengembangkan beberapa kata dari lagu dengan kata sendiri serta
kelogisan urutan-urutan idenya.
Keterampilan siswa menulis puisi pada tahap pratindakan
sudah cukup baik. Siswa menulis puisi dengan mengkreasikan idenya
sendiri tidak menyalin puisi karya orang lain. Pada siklus I, hanya
18,2% dari keseluruhan siswa yang mampu mengkreasikan idenya ke
dalam bait-bait secara kreatif dan sudah cukup mampu
mengembangkan beberapa kata dari lagu dengan kata sendiri
sedangkan sebanyak 81,8% belum mampu mengkreasikan idenya ke
dalam bait-bait secara kreatif. Umumnya peserta didik tidak lancar
dalam mengekspresikan idenya serta kurang logis padanan katanya
sehingga antara bait yang satu dengan yang lain menjadi kurang padu
dan banyak juga siswa yang menulis ulang lagu yang diputar.
73
Pada siklus II, sebanyak 72,7% dari keseluruhan siswa, puisi
karya siswa sudah mencapai hasil yang diinginkan dan sudah cukup
menarik. Peserta didik sudah mampu mengungkapkan idenya ke dalam
bentuk bait-bait puisi dan sudah dapat mengembangkan beberapa kata
dari lagu dengan kata sendiri.
Berikut ini disajikan analisis peningkatan aspek orisinalitas dari
pratindakan hingga pascatindakan siklus I dan pascatindakan siklus II
dari salah satu contoh puisi siswa untuk mengetahui peningkatan
kualitas puisi pada aspek orisinalitas. Berikut ini hasil puisi subjek S12
pada tahap pratindakan.
Subyek S12
Nama M. Sultan Mahardhika
Nilai Keseluruhan 62,5
Skor Aspek Orisinalitas 4
Muhammad
Muhammad…
Engkaulah manusia yang sempurna
Engkaulah Nabi yang sangat mulia
Wajahmu indah bagai purnama
Kata-katanya bagai permata
Muhammad…
Engkau adalah pemimpin yang hebat
Engkau Nabi yang bijaksana
Wajahmu penuh bersinar
Tanpamu aku tak tahu apa-apa
Dari tampilan puisi di atas dapat diketahui bahwa siswa S12
mampu menulis puisi dengan memngembangkan idenya sendiri dalam
bentuk bait-bait puisi sehingga pada aspek orisinalitas peneliti
74
memberikan skor 4. Namun pada tahap pratindakan ini, pembelajaran
menulis puisi dilaksanakan tanpa menggunakan media lagu.
Peneliti ingin mengetahui hasil menulis puisi siswa dengan
menggunakan media lagu, kemudian dilakukan siklus 1 untuk
mengetahui bagaimana peningkatan hasil puisi siswa dalam aspek
orisinalitas.
Berikut ini hasil puisi S12 dengan menggunakan media lagu
Ada Band “Surga Cinta” pada tahap pascatindakan siklus I.
Subyek S12
Nama M. Sultan Mahardhika
Nilai Keseluruhan 75
Skor Aspek Orisinalitas 4
Meraihmu
Terdiam, hanya bisa diam
Menyerang, menembus cahaya
Surga cinta, hanya mimpi
Terbanglah cinta, sampaikan sayangku
Ingin aku berlari meraih
Lalu menempatkan seorang diri
Sampai akhirnya kudapatkan dirimu
Untuk kubawa pergi cintaku
Ku harap kau di sini bersamaku
Dari tampilan puisi di atas dapat diketahui bahwa S12 dapat
mempertahankan kreatifitasnya dalam menulis puisi. S12 masih tetap
lancar dalam mengekspresikan idenya serta logis padanan katanya
sehingga antara bait yang satu dengan yang lain menjadi padu.
Setelah diberikan tindakan pada siklus II, aspek orisinalitas S12
sudah lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh puisi S12 di
bawah ini.
75
Subyek S12
Nama M. Sultan Mahardhika
Nilai Keseluruhan 87,5
Skor Aspek Orisinalitas 4
Kasih
Kau yang selalu menemaniku
Saat sedih atau senang menimpaku
Pesona ayumu mampu menghiburku
Getar dawai jiwamu menyentuh hatiku
Di saat ku terdiam kau ada
Kehadiranmu meneduhkan lamunan
Tak lagi punya rasa sepi karna kau ada
Seperti surga cinta yang banyak orang pertanyakan
Dari contoh puisi S12 tersebut dapat dilihat bahwa aspek
orisinalitasnya sudah jauh lebih baik, pengekspresian idenya juga
sangat baik. Siswa ini sudah mampu mengungkapkan idenya ke dalam
bentuk bait-bait puisi dan sudah dapat mengembangkan beberapa kata
dari lagu dengan kata sendiri.
c. Aspek Estetika
Kriteria penilaian pada aspek estetika dalam puisi memiliki
bobot 2 karena meliputi pemilihan kata (diksi), gaya bahasa (majas),
pengimajian, dan persajakan. Keterampilan siswa pada aspek estetika
semakin meningkat dari tahap ke tahap. Pada tahap pratindakan siswa
masih belum mampu memilih kata dan gaya bahasa dengan tepat dan
belum mampu menggunakan pengimajian dan persajakan dalam puisi.
Pada siklus I, puisi siswa sudah meningkat jika dibandingkan
dengan puisi pada tahap pratindakan. siswa sudah mampu memilih
diksi, gaya bahasa, dan pengimajian dalam puisi namun padanan
76
katanya masih kurang padu dan hanya beberapa siswa yang mampu
menggunakan persajakan. Pada tahap ini masih ada beberapa siswa
yang hanya menyajikan salah satu dari beberapa aspek estetika ini.
Pada siklus II, hampir keseluruhan puisi siswa sudah mencapai
hasil yang diinginkan. Semua siswa sudah menyajikan semua aspek
estetika, yaitu siswa sudah mampu memilih diksi dengan tepat dan
sudah mampu menggunakan gaya bahasa dan pengimajian dalam puisi
dengan indah. Siswa juga sudah mampu menggunakan persajakan
dalam puisi.
Berikut ini disajikan analisis peningkatan pada aspek estetika
dari pratindakan hingga pascatindakan siklus II dari salah satu contoh
puisi siswa untuk mengetahui peningkatan kualitas puisi pada aspek
estetika. Berikut ini contoh puisi subjek S01 pada tahap pratindakan.
Subyek S01
Nama Angga Pratama Putra
Nilai Keseluruhan 58,3
Skor Aspek Estetika 4
Ibu
Ibu
Kaulah malaikatku
Kau telah melahirkanku
Kau telah membesarkanku
Ibu
Derajat sangat tinggi
Kau telah mempertaruhkan nyawamu
Terimakasih ibu
Kaulah wanita yang mulia
Dari contoh puisi di atas dapat diketahui bahwa dalam aspek
estetika, puisi subjek S01 masih kurang baik. Aspek estetika meliputi
77
pemilihan kata (diksi), gaya bahasa (majas), pengimajian, dan
persajakan. Pada puisi S01 di atas hanya terdapat diksi dan persajakan,
sedangkan gaya bahasa (majas), dan pengimajian masih kurang.
Diksi memiliki peranan yang penting dalam sebuah puisi,
karena dengan pemilihan diksi yang tepat seorang penyair akan
mendapatkan efek yang lebih indah dari puisinya. Pada puisi S01,
pemilihan kata (diksi) tampak pada penggalan: Kaulah malaikatku.
Peserta didik menggunakan kata malaikatku dengan maksud ingin
menegaskan bahwa ibunya merupakan malaikat yang sangat berharga
baginya.
Persajakan dalam puisi S01 terdapat pada bait pertama, yaitu
rima a-a-a-a tampak pada penggalan: Ibu// Kaulah malaikatku// Kau
telah melahirkanku// Kau telah membesarkanku. Pada bait kedua
rimanya tidak beraturan.
Melihat keadaan tersebut, perlu diupayakan perbaikan agar
kualitas puisi siswa lebih baik. Hasil puisi pada siklus I dengan
menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dilihat pada
contoh puisi S01 berikut ini.
Subyek S01
Nama Angga Pratama Putra
Nilai Keseluruhan 81,3
Skor Aspek Estetika 6
Inilah Aku
Inilah aku
Aku yang akan selalu jadi diriku
Aku melewati hari dengan senyuman
Meskipun ku terlihat diam
Ku akan selalu bertahan menunggu
Meskipun dingin menyerang di sekujur tubuhku
78
Tapi ku kan slalu menunggumu
Karna ku tak ingin meratapi malang tanpa dirimu
Dari contoh puisi S01 tersebut dapat dilihat bahwa aspek
estetikanya sudah meningkat cukup baik jika dibandingkan pada puisi
tahap pratindakan. Dalam aspek estetika, pada puisi S01 terdapat
pemilihan kata (diksi), pengimajian, dan persajakan namun padanan
katanya masih kurang padu.
Diksi pada puisi S01 terdapat pada bait kedua, yaitu dingin
menyerang di sekujur tubuhku. Peserta didik memilih kata dingin dan
menyerang bermaksud untuk menegaskan bahwa ia sebenarnya telah
lelah, namun ia tetap akan selalu menunggu.
Pengimajian dalam puisi di atas terdapat pada baris keempat
bait pertama, yaitu meskipun ku terlihat diam. Peserta didik
bermaksud mengajak pembaca seolah-olah melihat bahwa si “aku”
merupakan orang yang selalu terlihat diam. Pengimajian juga terlihat
pada baris kedua bait kedua, yaitu dingin menyerang di sekujur
tubuhku. Peserta didik bermaksud mengajak pembaca untuk seolah-
olah merasakan apa yang dibaca.
Persajakan pada puisi S01 terdapat rima akhir, yaitu a-a-b-b
pada bait pertama, dan a-a-a-a pada bait kedua. Jelas sekali pada aspek
persajakan terlihat meningkat dibandingkan dengan puisi S01 pada
tahap pratindakan. Namun puisi tersebut masih perlu perbaikan agar
kualitas puisi peserta didik lebih baik lagi. Hasil puisi pada siklus II
dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat
dilihat pada contoh puisi S01 berikut ini.
Subyek S01
Nama Angga Pratama Putra
Nilai Keseluruhan 87,5
Skor Aspek Estetika 8
79
Kenangan
Benar…
Banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mulai dari aku mengenalmu
Ku hanya bisa terdiam
Saat melihatmu di depanku
Dingin menyerang di sekujur tubuhku
Perlahan bawa semua tanya
Apakah ini surga cinta?
Terkadang air mata ini masih mengalir
Mungkin tiada pernah berakhir
Sampaikan sayangku padanya
Tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya
Dari contoh puisi S01 tersebut dapat dilihat bahwa aspek
estetikanya sudah lebih baik jika dibandingkan pada puisi tahap
pratindakan dan pascatindakan siklus I.
Pemilihan kata (diksi) pada puisi S01 terdapat pada bait kedua
baris kedua, yaitu Dingin menyerang di sekujur tubuhku. Pilihan kata
dingin dan menyerang dalam puisi S01 siklus II sama dengan pilihan
kata dalam puisi S01 siklus I, namun pada siklus II ini peserta didik
ingin menegaskan bahwa ia merasakan dingin yang berarti sangat
senang ketika melihat seseorang yang ada di depannya.
Pengimajian pada puisi di atas terdapat pada bait kedua baris
pertama, yaitu Saat melihatmu di depanku, dan bait ketiga baris
pertama, yaitu Terkadang air mata ini masih mengalir. Pada kata
melihatmu, peserta didik ingin pembaca seolah-olah melihat apa yang
dilihat oleh penulis dan pada kata mengalir, peserta didik bermaksud
untuk membuat pembaca seolah-olah ikut merasakan air mata yang
mengalir.
80
Gaya bahasa pada puisi S01 terdapat pada bait kedua baris
keempat, yaitu Apakah ini surga cinta. Penggalan puisi tersebut
mengandung majas metafora, yang merupakan ungkapan yang tidak
dapat diartikan secara langsung. Surga cinta di sini maksudnya ialah
ungkapan untuk menunjukkan keindahan cinta bagaikan di surga.
Dapat dilihat persajakan pada puisi di atas terdapat rima akhir
pada bait kedua dan ketiga, yaitu a-a-b-b. Persajakn puisi S01 pada
siklus II sudah meningkat jauh lebih baik dibandingkan pada puisi
tahap siklus I.
1
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan paparan data dan serangkaian penelitian, maka
simpulan yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada
Band “Surga Cinta” mampu meningkatkan hasil menulis puisi peserta
didik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil puisi peserta didik dari
pratindakan sampai pascatindakan siklus II.
Dengan demikian terbukti bahwa penggunaan media lagu Ada
Band “Surga Cinta” berhasil meningkatkan keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat,
Tangerang.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tindakan di atas, penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Media lagu perlu diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi untuk
menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi nyaman
sehingga peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis
puisi.
2. Untuk guru Bahasa Indonesia, tindakan pada pembelajaran menulis
puisi ini hendaknya diteruskan dan dikembangkan untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik.
3. Untuk sekolah, pembelajaran ini perlu dikembangkan agar
keterampilan menulis puisi peserta didik terus meningkat.
4. Penelitian lebih lanjut tentang media lagu masih perlu dilakukan,
terutama pada keterampilan menulis puisi.
82
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Dkk. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka. 2001.
Alfin, Jauharoti, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidiyah. 2009.
Andjani, Karina. Apa Itu Musik? Kajian tentang Sunyi dan Bunyi Berdasarkan
4‟33” Karya John Cage. Tangerang: CV. Marjin Kiri. 2014.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Atmazaki. Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.
1993.
Budianta, Melani, dkk. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera. 2006.
Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2008.
Dadang Herdiana. “Biodata dan Profil Ada Band”, diakses pada pukul 21.13 WIB,
tanggal 16 September 2014 dari
http://www.dadangherdiana.com/2013/06/biodata-dan-profil-ada-
band.html?m=1
Kurnianto, Rido, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Learning Assistance
Program for Islamic School-PGMI. 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. 2012.
Pradopo, Rahmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. 2005.
Putra, Masri Sareb. Principles of Creative Writing. Jakarta: Indeks. 2010.
Resmini, Novi dan Juanda, Dadan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007.
Ruswandi, Uus, dkk. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2011.
Sihabudin, dkk. Bahasa Indonesia 2. Surabaya: Amanah Pustaka. 2009.
Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
83
Rosdakarya. 2012.
Tarigan, H. G. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. 1984.
Tarigan, H. G. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa. 1985.
Waluyo, Herman J. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005.
Warren, Austin dan Rene Wellek. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. 1993.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
PTK Tahun 2014
Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII
MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal : 10 Maret 2014
Siklus : Pratindakan, Pertemuan I
Pengamat : Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan
Pukul 07.00 WIB bel tanda masuk sekolah berbunyi. Upacara bendera
dilaksanakan dua minggu sekali pada hari Senin. Pada hari Senin ini akan
diadakan upacara sampai pukul 07.40 WIB. Setelah selesai upacara, siswa
langsung memasuki aula untuk melaksanakan shalat dhuha berjamaah. Peneliti
dan guru selaku kolaborator pun bergegas menuju aula. Shalat dhuha berjamaah
dilakukan sampai pukul 09.10 WIB. Setelah itu istirahat selama 10 menit
kemudian masuk pada jam pelajaran pertama pada pukul 09.20 WIB.
Sebagian siswa masih ada yang duduk-duduk di luar kelas dan kondisi
kelas pun masih sangat gaduh. Mungkin karena guru yang mengajar kelas mereka
belum masuk kelas. Sehingga mereka merasa bebas melakukan aktivitas apapun.
Namun, begitu mereka melihat guru bahasa Indonesia berjalan menuju ruang
kelas VIII-1 bersama peneliti, mereka bergegas masuk kelas. Terdengar suara
kursi dan meja berderit saling berbenturan dari kejauhan. Tampaknya mereka
ingin segera duduk di bangku masing-masing dengan rapi sebelum guru dan
peneliti memasuki kelas.
Peneliti menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama. Kondisi kelas
dengan sekejap menjadi sangat hening ketika semua yang berada di dalam kelas
menundukkan kepala secara serentak sesaat setelah ketua kelas mengucapkan aba-
aba. Setelah itu, peneliti memulai pelajaran untuk penelitian tahap pratindakan
dan guru bahasa Indonesia duduk paling belakang untuk mengawasi. Pelajaran
pada pertemuan itu dilakukan hanya dengan metode ceramah dan tanpa media.
Siswa tampak tidak bersemangat mendengarkan penjelasan peneliti. Padahal hari
masih cukup pagi karena pelajaran bahasa Indonesia dilakukan pada jam pertama
kemudian istirahat dan dilanjutkan pada jam kedua dan ketiga. Hanya beberapa
siswa yang berada di barisan depan yang memperhatikan penjelasan guru.
Selebihnya justru sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang mengobrol,
mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan ada pula yang diam namun terhanyut
dalam lamunan.
Peneliti hanya diam saja melihat kondisi tersebut. Hanya sesekali saja
mengingatkan saat suasana sudah sangat gaduh. Selain itu, peneliti juga hanya
berada di depan kelas. Terkadang duduk di kursi dan terkadang berdiri di depan
kelas sambil sesekali menulis di papan tulis. Peneliti juga tetap saja melanjutkan
penjelasan meskipun tidak diperhatikan siswa. Peneliti selesai menjelaskan materi
tepat pada waktu istirahat yaitu pukul 10.00 WIB. Kemudian peneliti dan guru
bahasa Indonesia keluar dari kelas.
Bel jam pelajaran kedua berbunyi pukul 10.15 WIB. Peneliti segera
menuju ke kelas VIII-1, peserta didik masih ada yang di luar kelas, setelah melihat
peneliti dan guru bahasa Indonesia, siswa pun segera duduk di bangku masing-
masing. Peneliti segera melanjutkan proses pembelajaran. Peneliti membagi siswa
menjadi 4 kelompok. Pada tahap pratindakan ini, pendidik membagikan teks puisi
kepada masing-masing kelompok. Mereka diminta untuk mengidentifikasi unsur-
unsur pembangun puisi yang terdapat pada teks puisi tersebut.
Siswa sibuk dengan kelompok masing-masing. Namun, tidak semua
anggota kelompok saling bekerja sama. Ada siswa yang mendominasi tugas
kelompoknya. Ada pula siswa yang tidak memperdulikan apa yang dikerjakan
teman kelompoknya. Mereka sibuk dengan aktivitas sendiri, ada yang melamun,
mengerjakan tugas pelajaran lain, berdandan, dan mengobrol dengan teman satu
kelompok yang sama-sama acuh tak acuh.
Peneliti kemudian menanyakan apakah siswa sudah selesai mengerjakan
tugasnya. Beberapa kelompok sudah menyelesaikan tugasnya. Dan sebagian lagi
belum menyelesaikannya. Guru menjelaskan bahwa setelah selesai
mengidentifikasi, setiap kelompok harus menyampaikan hasil diskusinya di depan
kelas. Pada hari ini, hanya kelompok 1 dan 2 yang menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas sedangkan kelompok 3 dan 4 memberikan komentar.
Karena jam pelajaran bahasa Indonesia yang tersisa saat itu tinggal 20 menit lagi,
maka peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugasnya. Kemudian,
pelajaran ditutup, peneliti dan guru mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN
PTK Tahun 2014
Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII
MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal : 17 Maret 2014
Siklus : Pratindakan, Pertemuan II
Pengamat : Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan
Bel tanda masuk sekolah berbunyi pukul 07.30. Hari Senin ini sedang
tidak diadakan upacara namun diganti dengan pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ).
Peneliti menunggu di ruang perpustakaan sampai pelajaran Baca Tulis Qur’an
(BTQ) selesai pada pukul 09.10 WIB. Setelah bel jam pelajaran pertama berbunyi,
peneliti dan guru bahasa Indonesia segera beranjak menuju kelas setelah
mendengar bel tersebut. Siswa yang masih berada di luar kelas segera masuk saat
melihat guru dan peneliti menuju kelas mereka.
Guru dan peneliti mengucapkan salam dan menyuruh ketua kelas
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Setelah selesai berdoa,
peneliti mengingatkan kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Kemudian,
peneliti menyuruh kelompok 3 dan 4 untuk menyampaikan hasil diskusinya pada
pertemuan sebelumnya di depan kelas sedangkan kelompok 1 dan 2 memberikan
komentar. Saat sesi memberikan pendapat, saran, dan kritik tidak ada siswa yang
mengacungkan jari untuk mengeluarkan pendapat atau memberikan saran dan
kritik terhadap kelompok yang presentasi. Saat sesi pertanyaan, moderator
memberikan kesempatan untuk tiga penanya. Namun tidak ada juga yang
bertanya. Suasana diskusi pada pertemuan itu kurang kondusif. Siswa lebih
banyak diam dan kurang memahami peraturan diskusi yang telah dijelaskan oleh
peneliti. Sehingga peneliti yang lebih banyak aktif menjelaskan atau memancing
siswa agar bersemangat dalam melakukan diskusi. Namun kegiatan diskusi yang
dilakukan tersebut tetap saja tidak efektif. Akhirnya peneliti menyuruh dua
kelompok yang maju untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
Peneliti memberikan kesimpulan tentang hasil analisis pada contoh puisi. Siswa
terlihat diam dan mendengarkan penjelasan peneliti. Namun, peneliti mengamati
beberapa siswa yang diam memperhatikan dengan lesu. Seolah jenuh dengan
penjelasan peneliti. Bel istirahat berbunyi pada pukul 10.00 WIB. Peneliti dan
guru pun keluar kelas menuju ruang guru.
Pukul 10.15 WIB bel berbunyi dan siswa segera masuk kelas. Peneliti dan
guru pun segera memasuki kelas. Pada tahap pratindakan pertemuan kedua ini,
peneliti menyuruh siswa untuk memilih tema untuk menulis puisi bebas. Tema
sudah ditulis oleh peneliti di papan tulis, siswa hanya memilih salah satu tema
yang mereka sukai. Pilihan tema untuk puisi, meliputi orangtua, idola, alam, tanah
air, ilmu, ketuhanan. Setelah itu siswa ditugaskan untuk menulis puisi bebas
dengan memperhatikan unsur pembangun puisi yang telah dijelaskan. Siswa bebas
memilih tema apa saja. Mereka berteriak-teriak mengeluh, “Nggak bisa, Kak”!
“Sebisanya”, jawab peneliti. “Puisi yang ada unsur pembangun puisinya gimana
sih, Kak?”, tanya siswa lagi. Dan peneliti menjawab, “Ya seperti itu tadi, puisi
yang kalian analisis. Itu contoh puisi yang terdapat unsur pembangun puisi”.
Siswa tampak bingung, tetapi tidak mau bertanya pada peneliti. Mereka
justru bertanya pada teman di sebelahnya yang sama-sama tidak mengerti.
Sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Suasana sangat kacau dengan
kesibukan siswa yang tengok kanan tengok kiri karena merasa kesulitan dalam
menentukan tema dan mengembangkan ide kreatifnya. Hanya beberapa siswa
yang sudah menulis puisi dalam kertasnya. Akhirnya semua siswa pun selesai
menulis puisi saat bel tanda usai pelajaran berbunyi. Pelajaran diakhiri, peneliti
dan guru mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN
PTK Tahun 2014
Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII
MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal : 7 April 2014
Siklus : Siklus I, Pertemuan I
Pengamat : Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan
Pukul 07.00 bel tanda masuk sekolah berbunyi. Siswa menyiapkan diri
untuk mengikuti upacara bendera yang diadakan dua minggu sekali pada hari
Senin. Mereka berjalan dalam rombongan masing-masing menuju lapangan.
Pelajaran baru dimulai pukul 07.45 setelah upacara selesai dilaksanakan.
Guru dan peneliti memasuki ruang kelas. Peneliti meminta ketua kelas memimpin
doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Kemudian pelajaran segera dimulai.
Peneliti mengadakan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang materi yang
sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa mengeluh, “Sudah
lupa, Kak!”. Peneliti tetap melanjutkan apersepsi tersebut dan memberi sedikit
penjelasan agar mereka ingat dan bisa menjawab pertanyaan peneliti.
Pada pertemuan hari itu peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok. Dan
masing-masing kelompok diberi contoh puisi. Ada dua contoh puisi yang berbeda,
sehingga setiap dua kelompok mendapat satu macam puisi yang sama judulnya.
Peneliti menjelaskan tugas yang harus dikerjakan masing-masing kelompok, yaitu
mengidentifikasi unsur pembangun puisi pada contoh puisi yang telah dibagikan
tersebut seperti pada pertemuan sebelumnya. Terdengar keluhan siswa, “Ya
ampun, Kak, tugas terus.” “Tugas terus gimana? Ya sudah dikerjakan dulu, nanti
kalau sudah selesai kita bahas bersama”, sahut peneliti, “Oh iya, masing-masing
kelompok dibagi tugas-tugasnya, jadi tidak ada siswa yang nganggur atau smsan
sama pacarnya”, lanjut peneliti.
Semua siswa sibuk dengan kelompoknya masing-masing. Di antara
mereka ada yang berdiskusi dan berdebat dengan teman sesama anggota
kelompok, ada yang menulis hasil analisisnya dalam secarik kertas, dan ada pula
yang membaca-baca contoh puisi yang dianalisis. Namun, ada siswa yang diam
saja atau sibuk dengan kegiatan sendiri seolah tidak peduli dengan apa yang
dikerjakan teman-teman kelompoknya. Melihat hal tersebut peneliti
memperingatkan dan meminta agar siswa tersebut diberi tanggung jawab. Sekali
lagi peneliti menghimbau agar semua kelompok membagi tugas kepada masing-
masing anggota kelompok.
Bel istirahat berbunyi pukul 10.00 WIB. Kemudian peneliti dan guru
bahasa Indonesia keluar dari kelas menuju ruang guru. Setelah bel jam pelajaran
kedua berbunyi, guru dan peneliti segera menuju ke kelas VIII-1, siswa masih ada
yang di luar kelas, setelah melihat peneliti dan guru bahasa Indonesia siswa pun
segera duduk di bangku masing-masing. Peneliti segera melanjutkan proses
pembelajaran.
Peneliti berkeliling memantau siswa agar tidak ada siswa yang pasif dan
tidak mau bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Peneliti berjalan dari meja
ke meja dan berhenti di setiap kelompok untuk menanyakan kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa. Beberapa kelompok menanyakan hal-hal yang belum mereka
pahami. Selang beberapa waktu, peneliti menanyakan apakah siswa sudah selesai
menganalisis contoh puisinya. Sebagian siswa menjawab, “Sudah”, dan sebagian
lagi menjawab, “Belum”. Peneliti memberi perpanjangan waktu 10 menit. Setelah
10 menit berlalu, peneliti mengajak siswa untuk menganalisis contoh puisi
bersama-sama. Peneliti membahas baris demi baris dengan cara bertanya jawab.
Masing-masing kelompok ditanya oleh peneliti secara bergantian. Ternyata cara
tersebut lebih efektif dibanding dengan diskusi pada pertemuan pratindakan.
Waktu yang tersisa dimanfaatkan oleh peneliti untuk menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Setelah semua siswa paham
dengan penjelasan peneliti, pelajaran ditutup. Guru dan peneliti mengucapkan
salam. Ketika guru dan peneliti tiba di kantor guru, bel tanda usai pelajaran
berbunyi.
CATATAN LAPANGAN
PTK Tahun 2014
Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII
MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal : 14 April 2014
Siklus : Siklus I, Pertemuan II
Pengamat : Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan
Guru dan peneliti mengikuti upacara bendera terlebih dahulu sebelum
pelajaran jam pertama dimulai. Seusai upacara pada pukul 07.40, dilanjutkan
dengan shalat dhuha berjamaah di aula, guru dan peneliti pun bergegas menuju
aula. Shalat dhuha selesai pukul 09.10 WIB. Guru dan peneliti pun keluar dari
aula menuju ke ruang guru. Bel jam pelajaran pertama berbunyi pukul 09.20 WIB.
Guru dan peneliti segera menuju ruang kelas VIII-1 setelah beberapa menit
mengobrol di ruang guru.
Guru dan peneliti mengucapkan salam kepada siswa. Seperti biasa ketua
kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa bersama sebelum pelajaran
dimulai. Setelah selesai berdoa, peneliti membuka pelajaran. Peneliti memberikan
sedikit penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan itu untuk
mengingatkan siswa pada penjelasan peneliti pada pertemuan sebelumnya.
Peneliti meminta peserta didik segera menyiapkan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan menulis puisi. Sementara itu, peneliti menyiapkan
perlatan yang akan digunakan untuk memutar lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Peneliti menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa sebelum
membuat puisi, yaitu mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta”dan mendata
beberapa kata yang ada pada lagu tersebut untuk dijadikan bahan menulis puisi.
Lagu diputar sebanyak tiga kali. siswa tampak serius mendengarkan lagu yang
diputar dan mencatat beberapa kata yang ada pada lagu. Namun ada beberapa
siswa yang mengobrol atau sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sehingga
kegiatan mendengarkan menjadi kurang kondusif. Karena kondisi kelas menjadi
gaduh dan mengganggu siswa yang sedang serius mendengarkan. Kemudian
peneliti memperingatkan agar peserta didik saling tidak membuat kegaduhan di
dalam lekas saat kegiatan mendengarkan berlangsung. Setelah lagu selesai
diputar, bel istirahat pun berbunyi. Guru dan peneliti keluar kelas menuju ruang
guru. Pukul 10.15 WIB bel jam pelajaran kedua berbunyi, guru dan peneliti segera
memasuki ruang kelas VIII-1.
Peneliti menjelaskan tugas berikutnya yang harus dilakukan siswa. Peneliti
menyuruh siswa menentukan tema untuk menulis puisi. Kemudian beberapa kata
yang telah dicatat disusun menjadi bait-bait puisi. Selama mengerjakan tugas
siswa yang tampak kebingungan cukup berkurang. Mereka mengerjakan tugas
cukup antusias dan lebih cepat menggerakkan pena untuk menulis kata demi kata.
Beberapa siswa juga tidak merasa malu lagi menanyakan hal yang mereka anggap
sulit. Meskipun ada siswa yang mengungkapkan pertanyaannya dengan lirih dan
malu-malu, namun beberapa siswa sudah memberanikan diri bertanya dengan
mengacungkan jari dan mengungkapkan pertanyaannya dengan jelas.
Peneliti memantau pekerjaan siswa dengan berkeliling kelas dan berhenti
di tiap-tiap meja siswa untuk membantu jika mereka merasa kesulitan. Siswa
cukup antusias dengan aktivitas peneliti. Mereka tidak menyia-nyiakan
kesempatan bertanya tentang hal-hal yang mereka anggap sulit saat peneliti
berhenti di setiap meja siswa. Bahkan siswa yang duduk di belakang atau di depan
meja siswa yang dihampiri peneliti terkadang ikut memperhatikan pertanyaan
temannya dan penjelasan peneliti. Bel tanda usai pelajaran berbunyi, dan semua
siswa sudah selesai menulis puisi. Pelajaran diakhiri, peneliti dan guru
mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN
PTK Tahun 2014
Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII
MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal : 12 Mei 2014
Siklus : Siklus II, Pertemuan I
Pengamat : Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan
Bel tanda masuk sekolah berbunyi pukul 07.00. Hari Senin ini sedang
tidak diadakan upacara namun diganti dengan pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ).
Peneliti menunggu di ruang perpustakaan sampai pelajaran Baca Tulis Qur’an
(BTQ) selesai pada pukul 09.20 WIB. Guru dan peneliti segera menuju ruang
kelas. Siswa masih bercanda-canda dengan teman-temannya saat guru memasuki
kelas.
Ketua kelas berdiri, memimpin teman-temannya untuk melakukan doa
bersama sebelum pelajaran dimulai. Seusai berdoa, guru dan peneliti
mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada siswa. Kemudian peneliti
menjelaskan kembali materi serta kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada
puisi karya siswa saat pertemuan siklus I. Peneliti berharap siswa bisa
memperbaikinya pada siklus II ini. Peneliti juga mengadakan tanya jawab agar
siswa lebih aktif memperhatikan dan mengikuti pelajaran dengan antusias. Setelah
kegiatan tersebut dirasa cukup, peneliti memulai pelajaran pada pertemuan itu.
Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
pada pertemuan pertama siklus II. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 4
kelompok. Siswa diminta untuk mengidentifikasi teks puisi yang dibawakan oleh
peneliti. Karena kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam puisi siswa pada
siklus I adalah kurang terdapat unsur pembangun puisi, seperti imaji, majas, dan
persajakan. Kegiatan tersebut dilakukan agar siswa lebih mengetahui mengenai
diksi, imaji, majas, dan persajakan yang terdapat pada puisi. Sehingga puisi yang
dihasilkan menjadi lebih menarik.
Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing sebelum diadakan
diskusi bersama yang dipimpin oleh peneliti. Siswa bekerja sama dengan baik
bersama kelompoknya masing-masing. Namun bel istirahat berbunyi, tugas siswa
pun dilanjutkan setelah istirahat. Bel jam pelajaran kedua berbunyi pukul 10.15
WIB. Guru dan peneliti segera memasuki ruang kelas VIII-1.
Peneliti segera melanjutkan proses pembelajaran. Peneliti memberikan
waktu untuk melanjutkan diskusi selama 30 menit. Setelah 30 menit berlalu,
peneliti meminta siswa mengubah posisi tempat duduk. Siswa duduk melingkar,
sehingga peneliti bisa melihat seluruh siswa. Peneliti dan siswa saling bertukar
pikiran dan pendapat. Diskusi berlangsung lancar. Siswa lebih banyak yang aktif
dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
Waktu yang tersisa digunakan peneliti untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II. Siswa tampak memperhatikan
dengan serius. Kemudian bel tanda usai pelajaran berbunyi. Pelajaran diakhiri dan
peneliti mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN
PTK Tahun 2014
Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII
MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal : 19 Mei 2014
Siklus : Siklus II, Pertemuan II
Pengamat : Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan
Pukul 06.50 peneliti tiba di sekolah. Peneliti menemui guru bahasa
Indonesia dan membicarakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
saat itu. Pada pukul 07.00 WIB bel berbunyi, guru dan peneliti mengikuti upacara
dan selesai pukul 07.40 WIB. Guru dan peneliti berjalan menuju aula untuk
melakukan shalat dhuha berjamaah setelah mendengar bel berbunyi pada pukul
07.40. Shalat dhuha selesai pukul 09.10, kemudian guru dan peneliti keluar aula
menuju ruang guru untuk istirahat sejenak. Pada pukul 09.20 bel jam pelajaran
pertama berbunyi. Guru dan peneliti segera menuju ruang kelas VIII-1.
Peneliti mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada siswa setelah
selesai berdoa. Kemudian pelajaran dimulai. Peneliti mengadakan apersepsi untuk
mengingatkan siswa dengan pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu,
peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan itu, yaitu
menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Kemudian, peneliti menyiapkan media dan peralatan yang digunakan untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.
Siswa kembali mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta” sebelum
kegiatan menulis dilakukan. Lagu diputar sebanyak tiga kali. Siswa mencatat
beberapa kata yang terdapat pada lagu. Setelah lagu selesai diputar, bel istirahat
pun berbunyi. Guru dan peneliti keluar kelas menuju ruang guru. Pukul 10.15
WIB bel jam pelajaran kedua berbunyi, guru dan peneliti segera memasuki ruang
kelas VIII-1.
Peneliti menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa. Peneliti
menyuruh siswa menentukan tema untuk menulis puisi. Kemudian beberapa kata
yang telah dicatat disusun menjadi bait-bait puisi. Peneliti berpesan agar siswa
memperhatikan unsur-unsur pemabngun puisi saat menulis puisi. Siswa menulis
puisi dengan cukup antusias. Mereka berkosentrasi dengan tugas masing-masing.
Bahkan kebanyakan siswa sudah tidak malu-malu lagi bertanya pada peneliti jika
merasa kesulitan tanpa menunggu peneliti berkeliling menghampiri mereka.
Sebelum jam pelajaran usai, siswa sudah menyelesaikan tulisannya.
Peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugasnya. Peneliti memberi
kesimpulan pada pelajaran hari itu. Peneliti pun mengakhiri pelajaran dan
mengucapkan salam.
Lampiran: Transkrip Wawancara
Hasil Wawancara dengan Guru
P : Apakah para siswa di sekolah ini suka menulis?
G : Ada beberapa yang suka menulis tetapi hanya sebagian kecil saja.
P : Bagaimana Ibu menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi?
G : Saya biasanya menyampaikan materi dengan ceramah di dalam kelas.
Saya terangkan teorinya kemudian praktik menulis.
P : Apakah siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi?
G : Hanya sebagian siswa saja yang suka dengan kegiatan menulis
sedangkan yang lain menganggap pelajaran menulis itu membosankan.
P : Apa saja kendala yang dialami Ibu dalam pembelajaran menulis puisi?
G : Banyak sekali yang menjadi kendala dalam pembelajaran menulis,
misalnya keterbatasan media sehingga agak sulit menjelaskan materi
kepada siswa agar lebih mudah dipahami. Hal tersebut berdampak pada
hasil puisi siswa yang kurang memuaskan.
P : Bagaimana Ibu memanfaatkan fasilitas pendukung pembelajaran seperti
LCD?
G : Saya lebih sering melakukan KBM di dalam kelas dan jarang
menggunakan LCD karena hanya ada satu dan sering bentrok dengan
kelas lain.
P : Apakah Ibu sering memberikan tugas praktik menulis puisi?
G : Kalau untuk praktik menulis puisi hanya kadang-kadang saja, tergantung
waktunya mencukupi atau tidak. Kalau praktik menulis puisi dijadikan
pekerjaan rumah, saya tidak bisa membimbing siswa secara langsung.
Apalagi mereka sering tidak tepat waktu mengumpulkan tugas rumah.
P : Bagaimana dengan prestasi siswa terhadap keterampilan menulis puisi?
G : Hanya beberapa siswa saja yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan
Minimal, itupun siswa yang memang suka menulis puisi.
P : Media apakah yang pernah digunakan Ibu dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya menulis puisi?
G : Saya pernah menggunakan media gambar dalam menulis puisi.
P : Menurut Ibu, bagaimana jika menggunakan media lagu Ada Band
“Surga Cinta” untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa?
G : Menurut saya tidak ada salahnya mencoba. Mungkin saja dengan media
tersebut siswa lebih terbantu.
P : Baik, terima kasih Ibu atas waktunya.
G : Iya sama-sama.
Tabel 3: Skor Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pratindakan
No
Subjek
Aspek Yang Dinilai
Jumlah Nilai Tema Orisinalitas Estetika
(bobot 2)
1 S01 3 3 4 62,5
2 S02 3 3 4 62,5
3 S03 4 4 4 75
4 S04 4 4 4 75
5 S05 4 4 4 75
6 S06 3 3 4 62,5
7 S07 3 3 4 62,5
8 S08 4 4 4 75
9 S09 4 4 4 75
10 S10 3 3 4 62,5
11 S11 3 3 2 50
12 S12 3 4 3 62,5
13 S13 2 3 4 56,3
14 S14 4 4 4 75
15 S15 3 3 4 62,5
16 S16 4 4 4 75
17 S17 3 3 4 62,5
18 S18 4 3 2 56,3
19 S19 4 4 4 75
20 S20 3 3 2 50
21 S21 2 3 4 56,3
22 S22 3 3 4 62,5
Jumlah 1431,4
Rata-rata 65,06
Tabel 4: Skor Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pascatindakan Siklus I
No
Subjek
Aspek Yang Dinilai
Jumlah Nilai Tema Orisinalitas Estetika
(bobot 2)
1 S01 3 4 6 81,3
2 S02 3 3 6 75
3 S03 4 3 6 81,3
4 S04 3 3 6 75
5 S05 3 2 6 68,8
6 S06 4 2 6 75
7 S07 4 3 6 81,3
8 S08 4 1 6 68,8
9 S09 3 4 4 68,8
10 S10 3 4 4 68,8
11 S11 4 2 6 75
12 S12 4 4 4 75
13 S13 3 3 6 75
14 S14 3 3 6 75
15 S15 3 1 6 62,5
16 S16 3 3 6 75
17 S17 4 3 6 81,3
18 S18 4 3 6 81,3
19 S19 4 1 6 68,8
20 S20 4 1 6 68,8
21 S21 4 3 6 81,3
22 S22 4 4 4 75
Jumlah 1631,9
Rata-rata 74,2
Tabel 5: Skor Keterampilan Menulsi Puisi Tahap Pascatindakan Siklus II
No
Subjek
Aspek Yang Dinilai
Jumlah Nilai Tema Orisinalitas Estetika
(bobot 2)
1 S01 4 2 8 87,5
2 S02 3 4 8 93,8
3 S03 4 4 6 87,5
4 S04 4 4 6 87,5
5 S05 4 4 6 87,5
6 S06 4 4 6 87,5
7 S07 4 4 6 87,5
8 S08 4 4 6 87,5
9 S09 4 4 6 87,5
10 S10 4 3 6 81,3
11 S11 3 4 8 93,8
12 S12 4 4 6 87,5
13 S13 4 3 6 81,3
14 S14 3 4 8 93,8
15 S15 3 4 8 93,8
16 S16 4 3 6 81,3
17 S17 4 3 6 81,3
18 S18 3 4 8 93,8
19 S19 4 3 8 93,8
20 S20 3 4 8 93,8
21 S21 4 4 6 87,5
22 S22 3 4 8 93,8
Jumlah 1950,6
Rata-rata 88,7
RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
TAHAP PRATINDAKAN
Sekolah : MTs Yaspina
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Aspek Pembelajaran : Menulis
Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam
puisi bebas.
Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan
pilihan kata yang sesuai.
Indikator : 1. Memilih tema yang akan dijadikan bahan
menulis puisi.
2. Menulis puisi berdasarkan tema yang telah
dipilih
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat memilih tema yang akan
dijadikan bahan menulis puisi.
2. Siswa dapat menulis puisi berdasarkan tema
yang telah dipilih.
Karakter siswa yang diharapkan:
1. Mandiri
2. Bersahabat/komunikatif
3. Tanggung jawab
4. Kerja keras
Materi Pembelajaran : Pengertian puisi, unsur pembangun puisi
Metode Pembelajaran : Metode inquiri
Metode tanya jawab
Metode ceramah
Diskusi
Penugasan
Langkah-langkah
Pertemuan Pertama
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal:
Guru memberi salam dan
bertanya mengenai
Siswa merespon salam
dan pertanyaan mengenai
pembelajaran
Bersahabat/
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
Guru membuka schemata
siswa mengenai menulis
puisi bebas.
sebelumnya.
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa membuka
schemata mengenai
menulis puisi bebas.
komunikatif
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Guru menjelaskan mengenai
puisi dan unsur pembangun
puisi.
Guru memberikan teks
puisi.
Elaborasi
Guru menyuruh siswa untuk
membentuk 4 kelompok
Guru meminta setiap
kelompok untuk mengamati
teks puisi tersebut.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai isi puisi.
Guru meminta setiap
kelompok untuk berdiskusi
mengidentifikasi unsur
pembangun pada puisi.
Guru meminta setiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas,
pada hari ini kelompok yang
presentasi ialah kelompok 1
dan 2.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab dengan
para siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Guru memberikan umpan
balik dan penguatan atas
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai unsur
pembangun puisi.
Siswa menerima teks
puisi dan mengamatinya.
Siswa membentuk 4
kelompok.
Setiap kelompok
mengamati teks puisi.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
mengenai mengenai isi
puisi.
Setiap kelompok
berdiskusi
mengidentifikasi unsur
pembangun pada puisi.
Kelompok 1 dan 2
menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas.
Siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang belum diketahuinya.
Siswa mendengarkan
umpan balik dan
Mandiri
Tanggung
Jawab dan
kerja keras
Mandiri
Mandiri
pertanyaan siswa. penguatan dari guru.
Kegiatan Akhir:
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.
Guru memberikan tindak
lanjut terhadap
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengarkan
kesimpulan pelajaran hari
ini.
Siswa menyimak
informasi mengenai
rencana tindak lanjut
pembelajaran.
Mandiri
Pertemuan Kedua
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal:
Guru memberi salam dan
bertanya mengenai hubungan
dengan kondisi dan
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali
kepada siswa mengenai unsur
pembangun puisi.
Siswa merespon salam
dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
kondisi dan pembelajaran
sebelumnya.
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa mengingat kembali
mengenai unsur
pembangun puisi.
Bersahabat/
komunikatif
Mandiri
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Guru menyuruh kelompok 3
dan 4 menyampaikan hasil
diskusinya pada pertemuan
sebelumnya di depan kelas.
Kemudian guru menyuruh
siswa untuk memilih tema
untuk menulis puisi bebas
yang sudah dituliskan di papan
tulis.
Guru memberikan selembar
kertas kepada siswa untuk
menulis puisi.
Elaborasi
Guru menugaskan siswa untuk
menulis puisi bebas
berdasarkan tema yang telah
Kelompok 3 dan 4
menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
Siswa memilih tema untuk
menulis puisi bebas.
Siswa menerima selembar
kertas untuk menulis puisi.
Siswa menulis puisi bebas
berdasarkan tema yang
telah ditentukan dengan
Mandiri
ditentukan dengan
memperhatikan unsur
pembangun puisi.
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil kerjanya.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab dengan
para siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Guru memberikan umpan balik
dan penguatan atas pertanyaan
siswa.
memperhatikan unsur
pembangun puisi.
Siswa mengumpulkan
hasil kerjanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang belum diketahuinya.
Siswa mendengarkan
umpan balik dan
penguatan dari guru.
Tanggung
Jawab dan
kerja keras
Mandiri
Mandiri
Kegiatan Akhir:
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.
Guru memberikan tindak
lanjut terhadap
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengarkan
kesimpulan pelajaran hari
ini.
Siswa menyimak
informasi mengenai
rencana tindak lanjut
pembelajaran.
Mandiri
Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
a. Penilaian Proses
No Aspek yang
dinilai
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Bersahabat/
Komunikatif
Pengamatan Proses
Lembar
Pengamatan
2. Tanggung jawab
3. Mandiri
4. Kerja Keras
b. Penilaian Hasil
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Portofolio
Lembaran
penilaian
porotfolio
Tes Menulis Puisi
1. Pilihlah tema untuk menulis
puisi!
2. Tulislah puisi berdasarkan
tema yang telah dipilih!
Kriteria Penilaian Puisi Pratindakan
No Aspek Penilaian Skor Deskripsi Kriteria
1 Tema 4 Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
3 Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang
berkaitan dengan lagu yang diputar
2 Tema sesuai dengan isi puisi
1 Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
2 Orisinalitas 4 Puisi merupakan karya sendiri
3 Puisi merupakan karya sendiri tetapi padanan
katanya kurang padu
2 Beberapa larik dari puisi merupakan karya
orang lain
1 Menyalin puisi karya orang lain
3 Estetika 4 Menyajikan padanan diksi dengan baik
berupa kata, kiasan, gaya bahasa,
pengimajian, dan persajakan.
3 Menyajikan padanan kata yang sesuai
minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan,
dan persajakan) kurang padu
2 Menyajikan salah satu dari beberapa aspek
yang diminta di poin 4
1 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada
poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa
No Aspek Penilaian Skor (1-4) Bobot
1 Tema 1
2 Orisinalitas 1
3 Estetika 2
Total Skor 16
Nilai
Nilai Akhir
Skala Penilaian 1-4
Arti skala penilaian
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup baik
4 = baik sempurna
Skor maksimum : 16
Nilai Siswa : total skor x 100
Skor maksimum
Sumber Belajar: Teks Puisi
Mengetahui,
Kepala MTs Yaspina,
(__________________________)
NIP : .........................................
Tangerang, ………… 2014
Guru Mapel Bhs Indonesia.
(Vera Aditia Susanti)
NIP : ....................................
RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
SIKLUS I
Sekolah : MTs Yaspina
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Aspek Pembelajaran : Menulis
Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam
puisi bebas.
Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur
pembangun puisi.
Indikator : 1. Mendata kata-kata yang sesuai sebagai
bahan menulis puisi.
2. Menentukan tema yang akan dijadikan bahan
menulis puisi.
3. Menulis puisi dengan kata-kata yang telah
dipilih.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendata kata-kata yang sesuai
sebagai bahan menulis puisi.
2. Siswa dapat menentukan tema yang akan
dijadikan bahan menulis puisi.
3. Siswa dapat menulis puisi dengan kata-kata
yang telah dipilih.
Karakter siswa yang diharapkan:
5. Mandiri
6. Bersahabat/komunikatif
7. Tanggung jawab
8. Kerja keras
Materi Pembelajaran : Pengertian puisi, unsur pembangun puisi
Metode Pembelajaran : Metode inquiri
Metode ceramah
Metode tanya jawab
Diskusi
Penugasan
Langkah-langkah
Pertemuan Pertama
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal:
Guru memberi salam dan
bertanya mengenai
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
Guru membuka schemata
siswa mengenai menulis
puisi.
Siswa merespon salam
dan pertanyaan mengenai
pembelajaran
sebelumnya.
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa membuka
schemata mengenai
menulis puisi .
Bersahabat/
komunikatif
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Guru menjelaskan mengenai
puisi dan unsur pembangun
puisi.
Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok.
Elaborasi
Guru memberi contoh teks
puisi kepada masing-
masing kelompok.
Guru meminta siswa untuk
mengamati teks puisi
tersebut.
Guru bertanya kepada
siswa mengenai isi puisi.
Guru meminta siswa untuk
mengidentifikasi unsur-
unsur yang terdapat pada
teks puisi.
Guru mengajak siswa
untuk membahas analisis
contoh puisi secara
bersama-sama.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab dengan
para siswa tentang hal-hal
Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
Siswa dibagi menjadi 4
kelompok
Masing-masing
kelompok menerima teks
puisi dan mengamatinya.
Siswa mengamati teks
puisi.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
mengenai mengenai isi
puisi.
Siswa mengidentifikasi
unsur-unsur yang
terdapat pada teks puisi.
Semua siswa bertanya
jawab dengan guru
membahas mengenai
analisis contoh puisi yang
diberikan.
Siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
Mandiri
Tanggung
Jawab dan
kerja keras
Mandiri
yang belum diketahui.
Guru memberikan umpan
balik dan penguatan atas
pertanyaan siswa.
yang belum diketahuinya.
Siswa mendengarkan
umpan balik dan
penguatan dari guru.
Mandiri
Kegiatan Akhir:
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.
Guru memberikan tindak
lanjut terhadap
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengarkan
kesimpulan pelajaran hari
ini.
Siswa menyimak
informasi mengenai
rencana tindak lanjut
pembelajaran.
Mandiri
Pertemuan Kedua
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal:
Guru memberi salam dan
bertanya mengenai hubungan
dengan kondisi dan
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali
kepada siswa mengenai unsur
pembangun puisi.
Siswa merespon salam
dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
kondisi dan pembelajaran
sebelumnya.
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa mengingat kembali
mengenai unsur
pembangun puisi.
Bersahabat/
komunikatif
Mandiri
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Guru menyuruh siswa
menyiapkan alat tulis.
Guru memutar lagu Ada Band
“Surga Cinta”.
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk
mendata beberapa kata
yang ada pada lagu untuk
bahan menulis puisi.
Guru menyuruh siswa
menentukan tema untuk
bahan menulis puisi.
Guru menugaskan siswa
untuk menulis puisi
Siswa menyiapkan alat
tulis.
Siswa mendengarkan lagu
Ada Band “Surga Cinta”.
Siswa mendata beberapa
kata yang ada pada lagu
untuk bahan menulis
puisi.
Siswa menentukan tema
untuk bahan menulis
puisi.
Siswa menulis puisi
berdasarkan tema yang
Mandiri
Tanggung
Jawab dan
kerja keras
berdasarkan tema yang
telah ditentukan dan kata-
kata ynag telah didata.
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil
kerjanya.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab dengan
para siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Guru memberikan umpan balik
dan penguatan atas pertanyaan
siswa.
telah ditentukan dan kata-
kata yang telah mereka
data.
Siswa mengumpulkan
hasil kerjanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang belum diketahuinya.
Siswa mendengarkan
umpan balik dan
penguatan dari guru.
Mandiri
Mandiri
Kegiatan Akhir:
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.
Guru memberikan
penghargaan atas kerja
siswa.
Siswa mendengarkan
kesimpulan pelajaran hari
ini.
Siswa senang atas
penghargaan dari guru
Mandiri
Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
c. Penilaian Proses
No Aspek yang
dinilai
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Bersahabat/
Komunikatif
Pengamatan Proses
Lembar
Pengamatan
2. Tanggung jawab
3. Mandiri
4. Kerja Keras
d. Penilaian Hasil
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Portofolio
Lembaran
penilaian
porotfolio
A. Tes Menulis Puisi
1. Datalah kata-kata untuk
bahan menulis puisi!
2. Tentukan tema untuk
menulis puisi!
3. Tulislah puisi berdasarkan
tema yang telah ditentukan!
Kriteria Penilaian Menulis Puisi
No Aspek Penilaian Skor Deskripsi Kriteria
1 Tema 4 Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
3 Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang
berkaitan dengan lagu yang diputar
2 Tema sesuai dengan isi puisi
1 Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
2 Orisinalitas 4 Memilih beberapa kata dari sebuah lagu yang
dipadankan dengan kata-kata lain sehingga
membentuk paragraph utuh
3 Memilih beberapa kata dari sebuah lagu
tetapi padanan katanya kurang padu
2 Banyaknya kosakata dalam lagu dan kata-
kata sendiri memiliki keseimbangan
1 Menulis ulang lagu yang diputar
3 Estetika 4 Menyajikan padanan diksi dengan baik
berupa kata, kiasan, gaya bahasa,
pengimajian, dan persajakan.
3 Menyajikan padanan kata yang sesuai
minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan,
dan persajakan) kurang padu
2 Menyajikan salah satu dari beberapa aspek
yang diminta di poin 4
1 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada
poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa
No Aspek Penilaian Skor (1-4) Bobot
1 Tema 1
2 Orisinalitas 1
3 Estetika 2
Total Skor 16
Nilai
Nilai Akhir
Skala Penilaian 1-4
Arti skala penilaian
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup baik
4 = baik sempurna
Skor maksimum : 16
Nilai Siswa : total skor x 100
Skor maksimum
Sumber Belajar : Teks Puisi
Media Lagu Ada Band ”Surga Cinta”
Media : Laptop
Speaker
Mengetahui,
Kepala MTs Yaspina,
(__________________________)
NIP : .........................................
Tangerang, ………… 2014
Guru Mapel Bhs Indonesia.
(Vera Aditia Susanti)
NIP : ....................................
RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
SIKLUS II
Sekolah : MTs Yaspina
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Aspek Pembelajaran : Menulis
Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam
puisi bebas.
Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur
pembangun puisi.
Indikator : 1. Mendata kata-kata yang sesuai sebagai
bahan menulis puisi.
2. Menentukan tema yang akan dijadikan bahan
menulis puisi.
4. Menulis puisi dengan kata-kata yang telah
dipilih.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendata kata-kata yang sesuai
sebagai bahan menulis puisi.
2. Siswa dapat menentukan tema yang akan
dijadikan bahan menulis puisi.
3. Siswa dapat menulis puisi dengan kata-kata
yang telah dipilih.
Karakter siswa yang diharapkan:
9. Mandiri
10. Bersahabat/komunikatif
11. Tanggung jawab
12. Kerja keras
Materi Pembelajaran : Pengertian puisi, unsur pembangun puisi
Metode Pembelajaran : Metode inquiri
Metode ceramah
Metode tanya jawab
Diskusi
Penugasan
Langkah-langkah
Pertemuan Pertama
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal:
Guru memberi salam dan
bertanya mengenai
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali
mengenai materi puisi.
Siswa merespon salam
dan pertanyaan mengenai
pembelajaran
sebelumnya.
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa mengingat kembali
mengenai materi puisi.
Bersahabat/
komunikatif
Kegiatan Inti:
Eksplorasi Guru menyuruh siswa untuk
membentuk 4 kelompok.
Guru memberikan teks puisi
kepada masing-masing
kelompok.
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk
mengamati teks puisi tersebut.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai isi puisi.
Guru meminta siswa untuk
berdiskusi mengidentifikasi
unsur-unsur yang terdapat pada
teks puisi.
Guru menyuruh siswa untuk
mengubah posisi tempat duduk
menjadi melingkar.
Guru bersama siswa
mengadakan diskusi bersama
bertukar pikiran dan pendapat
mengenai analisis contoh puisi.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab
dengan para siswa
tentang hal-hal yang
Siswa membentuk 4
kelompok.
Masing-masing kelompok
menerima teks puisi dan
mengamatinya.
Siswa mengamati teks
puisi.
Siswa menjawab
pertanyaan guru mengenai
mengenai isi puisi.
Siswa mengidentifikasi
unsur-unsur yang terdapat
pada teks puisi.
Siswa mengubah posisi
tempat duduk menjadi
melingkar.
Siswa dan guru melakukan
diskusi bersama bertukar
pikiran dan pendapat
mengenai analisis contoh
puisi.
Siswa mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan yang
belum diketahuinya.
Mandiri
Mandiri
Tanggung
Jawab dan
kerja keras
Bersahabat dan
Komunikatif
Mandiri
belum diketahui.
Guru memberikan
umpan balik dan
penguatan atas
pertanyaan siswa.
Siswa mendengarkan
umpan balik dan
penguatan dari guru.
Mandiri
Kegiatan Akhir:
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.
Guru memberikan tindak
lanjut terhadap
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengarkan
kesimpulan pelajaran hari
ini.
Siswa menyimak
informasi mengenai
rencana tindak lanjut
pembelajaran.
Mandiri
Pertemuan Kedua
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal:
Guru memberi salam dan
bertanya mengenai hubungan
dengan kondisi dan
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali
kepada siswa mengenai unsur
pembangun puisi.
Siswa merespon salam
dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
kondisi dan pembelajaran
sebelumnya.
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa mengingat kembali
mengenai unsur
pembangun puisi.
Bersahabat/
komunikatif
Mandiri
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Guru menyuruh siswa
menyiapkan alat tulis.
Guru memutar lagu Ada Band
“Surga Cinta”.
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk
mendata beberapa kata
yang ada pada lagu untuk
bahan menulis puisi.
Guru menyuruh siswa
menentukan tema untuk
Siswa menyiapkan alat
tulis.
Siswa mendengarkan lagu
Ada Band “Surga Cinta”.
Siswa mendata beberapa
kata yang ada pada lagu
untuk bahan menulis
puisi.
Siswa menentukan tema
untuk bahan menulis
Mandiri
Tanggung
Jawab dan
kerja keras
bahan menulis puisi.
Guru menugaskan siswa
untuk menulis puisi
berdasarkan tema yang
telah ditentukan dan kata-
kata ynag telah didata.
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil
kerjanya.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab dengan
para siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui.
Guru memberikan umpan balik
dan penguatan atas pertanyaan
siswa.
puisi.
Siswa menulis puisi
berdasarkan tema yang
telah ditentukan dan kata-
kata yang telah mereka
data.
Siswa mengumpulkan
hasil kerjanya.
Siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang belum diketahuinya.
Siswa mendengarkan
umpan balik dan
penguatan dari guru.
Mandiri
Mandiri
Kegiatan Akhir:
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
pelajaran hari ini.
Guru memberikan
penghargaan atas kerja
siswa.
Siswa mendengarkan
kesimpulan pelajaran hari
ini.
Siswa senang atas
penghargaan dari guru
Mandiri
Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
e. Penilaian Proses
No Aspek yang
dinilai
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Bersahabat/
Komunikatif
Pengamatan Proses
Lembar
Pengamatan
2. Tanggung jawab
3. Mandiri
4. Kerja Keras
f. Penilaian Hasil
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Portofolio
Lembaran
penilaian
porotfolio
Tes Menulis Puisi
1. Datalah kata-kata untuk bahan
menulis puisi!
2. Tentukan tema untuk menulis
puisi!
3. Tulislah puisi berdasarkan tema
yang telah ditentukan!
Kriteria Penilaian Menulis Puisi
No Aspek Penilaian Skor Deskripsi Kriteria
1 Tema 4 Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
3 Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang
berkaitan dengan lagu yang diputar
2 Tema sesuai dengan isi puisi
1 Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak
memiliki keterkaitan dengan lagu yang
diputar
2 Orisinalitas 4 Memilih beberapa kata dari sebuah lagu yang
dipadankan dengan kata-kata lain sehingga
membentuk paragraph utuh
3 Memilih beberapa kata dari sebuah lagu
tetapi padanan katanya kurang padu
2 Banyaknya kosakata dalam lagu dan kata-
kata sendiri memiliki keseimbangan
1 Menulis ulang lagu yang diputar
3 Estetika 4 Menyajikan padanan diksi dengan baik
berupa kata, kiasan, gaya bahasa,
pengimajian, dan persajakan.
3 Menyajikan padanan kata yang sesuai
minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan,
dan persajakan) kurang padu
2 Menyajikan salah satu dari beberapa aspek
yang diminta di poin 4
1 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada
poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa
No Aspek Penilaian Skor (1-4) Bobot
1 Tema 1
2 Orisinalitas 1
3 Estetika 2
Total Skor 16
Nilai
Nilai Akhir
Skala Penilaian 1-4
Arti skala penilaian
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup baik
4 = baik sempurna
Skor maksimum : 16
Nilai Siswa : total skor x 100
Skor maksimum
Sumber Belajar : Teks Puisi
Media Lagu Ada Band ”Surga Cinta”
Media : Laptop
Speaker
Mengetahui,
Kepala MTs Yaspina,
(__________________________)
NIP : .........................................
Tangerang, ………… 2014
Guru Mapel Bhs Indonesia.
(Vera Aditia Susanti)
NIP : ....................................
Instrumen Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”
1. Siapkan kertas dan alat tulis!
2. Dengarkanlah lagu Ada Band “Surga Cinta” dengan seksama!
3. Catatlah beberapa kata yang ada pada lagu Ada Band “Surga Cinta”!
4. Tentukan tema untuk bahan menulis puisi!
5. Tulislah puisi berdasarkan kata-kata yang telah dicatat dan tema yang telah
ditentukan!
LAMPIRAN: FOTO DOKUMENTASI
Menjelaskan Materi Pratindakan Menulis Puisi Pratindakan
Mendengarkan Lagu Siklus I Mendengarkan Lagu Siklus II
Menjelaskan Puisi Siklus I Menjelaskan Puisi Siklus II
Menulis Puisi Siklus I
Menulis Puisi Siklus II
i
RIWAYAT PENULIS
VERA ADITIA SUSANTI, lahir di Lampung, 20 April 1993.
Menuntaskan pendidikan dasar di SDN Gandasari 01 Tangerang. Kemudian,
menuntut ilmu di SMPN 08 Tangerang. Setelah itu, melanjutkan ke jenjang
sekolah menengah di SMAN 11 Tangerang. Di tahun 2010, meneruskan
pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Anak dari Hermansyah dan Samiasih ini sejak kecil tinggal bersama orang
tuanya di Tangerang. Dia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya bernama
Ricky Febriansyah. Sejak kuliah, dia menambah pengalamannya dengan mengajar
di beberapa tempat bimbel dan privat di rumah.
Top Related