PENGARUH PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN
SISWA SMA MUHAMMADIYAH DISAMAKAN MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
LISMAWATI
105331117916
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
❖ “Allah tidak mmbebani sesorang melainkan sesuai kesanggupannya.”
❖ Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu dalam menjalani
kehidupan
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah/94:6-8)
Tuliskanlah rencanamu dengan sebuah pensil,
Namun berikan penghapusnya kepada Allah
Karena Dia yang akan menghapus bagian yang salah
Dan menggantinya dengan yang terbaik untukmu. . .
ABSTRAK
Lismawati.2020. Pengaruh Penerapan Model Experiential Learning terhadap
Kemampuan Keterampilan Menulis Karangan Siswa SMA Muhammadiyah
Disamakan Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Andi Sukri Syamsuri dan Pembimbing II Rosleny Babo.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain
penelitian One-Group Pretest-Postest Design dengan melibatkan satu kelas yang
diberikan perlakuan berupa pemberian tes awal dan tes akhir setelah penerapan
model experiential learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model experiential learning terhadap kemampuan keterampilan menulis
siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar dengan
jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 perempuan. Data
hasil belajar murid dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar
keterampilan menulis karangan yang diberikan sebelum dan setelah penerapan
model experiential learning. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif dan t-tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan
model experiential learning, nilai rata-rata (mean) hasil pos-tes adalah 77,091
yang dikategorikan ‘sedang’.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh t-tes atau yang biasa disebut
thitung sebesar 14,02 dan ttabel dalam penelitian ini sesesar 2,26216 dengan taraf
signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > dari ttabel maka H0 ditolak
dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh penerapan model experiential learning
terhadap kemampuan keterampilan menulis karangan siswa SMA
Muhammadiyah Disamakan Makassar.
Kata kunci: Model experiential learning, Keterampilan menulis karangan
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Atas limpahan nikmat dan anugerahNya, yakni nikmat kesempatan dan kesehatan
masih membersamai diri sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Untuk para sahabat dan sahabiyahnya, istri-istri
serta anak-anak beliau. Berkat perjuangan beliaulah kita dapat menikmati
manisnya Islam saat ini.
Banyak pengalaman yang berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi
penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan
yang didapatkan. Namun karena kesabaran, kegigihan, kerja keras, kemauan yang
disertai dengan doa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Satu hal yang pasti dari keterbatasan literatur yang penulis miliki,
membuka peluang akan kekurangan-kekurangan ataupun kesalahan-kesalahan,
baik yang menyangkut teknik penyusunan maupun materi pembahasannya. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan petunjuk, saran
dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari pihak tertentu,
maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Pada kesempatan
ini penulis haturkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan doa atas
kelancaran studi ini
2. Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag. rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Dosen pembimbing I
6. Dr. HJ. Rosleny Babo, M.Si. Dosen pembimbing II.
Semoga amal baik mereka semua menjadi amal baik di sisi Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dan mendapat balasan yang berlipat ganda, Aamiin.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal yang sangat sederhana ini dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi semuanya.
Makassar, September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KARTU KONTROL I...................................................................................... ii
KARTU KONTROL II .................................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
MOTTO............................................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ......... 7
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 7
1. Penelitian Relevan ............................................................... 7
2. Keterampilan Menulis.......................................................... 9
3. Model Pembelajaran Experiential Learning ........................ 19
B. Kerangka Pikir .......................................................................... 12
C. Hipotesis Penelitian .................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 25
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 25
B. Desain Penelitian ...................................................................... 26
C. Pupulasi dan Sampel ................................................................. 27
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 28
E. Definisi Operasional ................................................................. 28
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 28
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 32
A. Hasil .......................................................................................... 32
B. Pembahasan .............................................................................. 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 42
A. Simpulan ................................................................................... 42
iv
B. Saran ...................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 44
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Data siswa SMA Muhammadiyah Disamakan 2019 .............................. 27
3.2 Standar Hasil Belajar Siswa yang Ditetapkan di SMA Muhammadiyah
Disamakan Makassar .............................................................................. 31
4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Menulis Karangan
Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan ................................. 33
4.2 Statistik Kemampuan Keterampilan Menulis Karangan Pretest ............ 33
4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Keterampilan Menulis Siswa SMA
Muhammadiyah Disamakan Makassar pada Pre-test ............................ 34
4.4 Statistik Nilai Hasil Keterampilan Menulis Post-test ............................ 35
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai dan Persentase Pos-test Subjek Penelitian... 36
4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Keterampilan Menulis Siswa SMA
Muhammadiyah Disamakan Makassar pada Pre-test ............................ 37
4.7 Distribusi Hasil Belajar Keterampialan Menulis Siswa Pre-Test dan Pos-
test. .......................................................................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Siklus Experiential Learning David Kolb .................................................. 19
2.2 Skema Kerangka Pikir................................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era perkembangan saat ini terdapat berbagai ancaman dihadapi oleh
bangsa, terutama di bidang pendidikan. Beragam strategi telah dilakukan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional, seperti
menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, perbaikan
sarana dan prasarana pengadaan alat-alat sebagai media, , serta peningkatan
mutu manajemen sekolah. Namun dari berbagai usaha tersebut, ternyata
tidak memberikan efek yang besar dalam meningkatkan kualitas bidang
Pendidikan terkhusus pada bidang studi bahasa Indonesia, salah satu dampak
yang ditimbulkan adalah rendahnya hasil belajar siswa.
Pandangan peserta didik mengenai mata pelajaran bahasa Indonesia
terbagi menjadi dua kelompok persepsi yakni menyenangkan dan
membosankan. Hal ini sangat wajar terjadi, karena setiap orang memiliki
kecenderungan yang berbeda-beda dalam hal peminatan. Adanya peserta
didik yang menganggap bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia
membosankan disebabkan oleh beberapa faktor, yakni metode pembelajaran
yang monoton atau metode guru yang menyampaikan pembelajaran dengan
cara membaca. Melihat kondisi ini, seorang guru harus mengembangkan
ilmu dalam penerapan metode pembelajaran.
Pada mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek
keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa, yakni keterampilan
menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Dalam penelitian ini hal yang
akan dikaji adalah keterampilan berbahasa yang paling susah untuk dikuasai
baik siswa maupun guru, yakni keterampilan menulis. Hal itu disebabkan
karena menulis tidak sekadar menuangkan ide tetapi kaidah-kaidah dalam
penulisan harus diperhatikan,
Menurut Tarigan (Payana, 2013:2) mengemukakan bahwa keterampilan
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Kegiatan menulis ini, penulis
haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan
menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui praktik secara
terus menerus dan teratur.
Kondisi pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas X
SMA Muhammadiyah Disamakan Kota Makassar memiliki model
pembelajaran yang monoton dan keterampilan menulis sangat
memprihatinkan. Hal ini terlihat dari berbagai masalah yang timbul dalam
pengajaran menulis karangan, diantaranya; peserta didik mengalami kesulitan
dalam memulai suatu tulisan, menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI),
menuangkan idenya, dan siswa kurang berminat dalam menulis sehingga
mengarang tidak menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi siswa. Selain
itu, unsur kreatifitas dalam menulis juga harus diperhatikan karena tanpa
unsur ini sebuah tulisan akan menjadi hambar, terutama menulis karangan.
Model pembelajaran experiential learning merupakan model
pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk menyusun sendiri
karyanya yang bersumber dari pengalaman. Menurut Kolb (Asma, 2016:6)
bahwa experiential learning menjadikan belajar sebagai proses pengetahuan
diciptakan melalui transformasi pengalaman.
Menurut Mardiana (Asma, 2016:6) mengemukakan bahwa belajar dari
pengalaman mencakup keterkaitan antara berbuat dan berpikir. Jika peserta
didik aktif dalam proses pembelajaran, maka peserta didik akan mengalami
kemajuan yang bernilai positif. Hal ini disebabkan, proses pembelajaran
siswa secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari dan bagaimana
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan hal di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model
pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang
tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama
meyangkut keterampilan menulis karangan. Dengan menerapkan model
pembelajaran tersebut, peserta didik akan merasa bebas dalam
mengekspresikan gagasan-gagasan mereka. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian eksperimen ini dengan judul “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Kemampuan
Keterampilan Menulis Karangan Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan
Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:
Apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap penerapan model
pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan keterampilan
menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap penerapan
model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan keterampilan
menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
a. Diharapkan menjadi bahan informasi bagi institusi pendidikan SMA
Muhammadiyah Disamakan Makassar dalam dalam pengembangan
berpikir kreatif dan keterampilan menulis.
b. Memperkenalkan salah satu alternatif belajar dengan model experiential
learning yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis
peserta didik.
2. Manfaat praktis
Dengan adanya penelitian eksperimen ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi:
a. Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian eksperimen ini dapat memberikan
saran bagi guru mengenai alternatif mudah model pembelajaran untuk
menciptakan kegiatan belajar yang dapat meningkatkan berpikir kreatif
dan keterampilan menulis karangan bagi peserta didik.
b. Bagi Pihak Pendidikan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pihak-
pihak yang terkait dengan bidang pendidikan mengenai peningkatan
kualitas pembelajaran di SMA Muhammadiyah Disamakan Kota
Makassar dengan model pembelajaran experiential learning sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian dan sumber analisis lebih
lanjut sebagai usaha untuk memperoleh konsep-konsep baru bagi
pengembangan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman praktis penelitian dan
pengaruh pendekatan pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan
kemampuan akademik dalam pengembangan model pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan
untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan
masalah yang akan diteliti, kerangka teori yang relevan dengan penelitian ini
diuraikan sebagai berikut.
1. Penelitian Relevan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh model
pembelajaran Experiential Learning terhadap peningkatan hasil belajar
siswa pada penelitian sebelumnya antara lain berjudul Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Berpikir
Kreatif dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar Kelas V
SD Inpres Bontomanai Kota Makassar, oleh Nur Asma A (2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan setelah
menggunakan model pembelajaran Experiential Learning. Hasil penelitian
ini diketahui bahwa sebelum penerapan model pembelajaran tersebut 64%
jumlah siswa dalam kategori hasil belajar sangat rendah, 32% kategori
rendah dan 4% kategori sedang. Sedangkan setelah penerapan model
pembelajaran Experiential Learning diketahui bahwa 32% hasil belajar
siswa dalam kategori rendah, 54% kategori sedang dan 14% kategori
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan
memiliki efek terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian relevan yang kedua ialah Pengaruh Model Experiential
Learning terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
Terpadu di Kelas IV SD Negeri 3 Sawah Lama Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2016/2017, oleh Dian Wakhidiani (2017). Penelitian ini memiliki
tujuan untuk mengetahui pengaruh model Experiential Learning terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa serta perbedaan mean aktivitas dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran terpadu di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hasil penelitian ini diketahui bahwa adanya pengaruh yang
ditimbulkan dari penerapan model Experiential Learning dengan bukti
kelas eksperimen IV B 57% lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-
rata aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol IV A (44%) dan
pemerolehan mean hasil belajar siswa pada kelas eksperimen kelas IV B
78.33 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol A ialah
68.00.
Perbedaan penelitian relevan dengan penelitian yang akan diteliti
oleh peneliti dapat dilihat dari jenjang pendidikan dan variabelnya. Kedua
penelitian relevan di atas jika dilihat dari segi jenjang pendidikan tentu
memiliki perbedaan yang mencolok dengan penelitian ini. Apabila ditinjau
dari segi variabelnya, kedua penelitian relevan di atas memiliki dua
variabel, sedangkan yang akan diteliti oleh peneliti hanya menggunakan
satu variabel yakni keterampilan menulis karangan. Penelitian ini hanya
bertujuan untuk membuktikan hasil dari kedua penelitian di atas, apakah
penerapan model tersebut dapat memberikan pengaruh jika digunakan di
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Keterampilan Menulis
Menurut Abbas (Suyuti, 2016:118), keterampilan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada
pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan
harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal serta penggunaan ejaan.
Menurut Rofiuddin dan Zuhdi (Suyuti, 2016:118), keterampilan
menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan,
pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan,
atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis.
Menurut Tarigan (Suyuti, 2016:118), keterampilan menulis adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara
tatap muka dengan pihak lain. Keterampilan menulis bersifat fungsional
terhadap pengembangan diri siswa, baik untuk studi maupun untuk terjun
di masyarakat. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat
mengembangkan kreatifitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai
sarana menyalurkan kreatifitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang digunakan sebagai sarana komunikasi yang berisi gagasan, perasaan
dan keinginan yang dituangkan dalam media tulis.
a. Pengertian Menulis
Menurut Nurkhasanah (Ramlah, 2017:54) mengemukakan
bahwa menulis sebagai bagian dari keterampilan berbahasa memiliki
peranan yang amat penting. Pentingnya keterampilan menulis tidak
hanya tampak pada status keberadaannya, nilai fungsinya, dan proses
kegiatannya saja, melainkan juga pada wujud yang dihasilkannya.
Dengan keterampilan menulis seseorang dapat merekam, melaporkan,
memberitahukan, meyakinkan, dan memengaruhi orang lain.
Menurut Nurgiyantoro (Farisma, 2014:1) bahwa menulis
merupakan kemampuan yang lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan
tiga kemampuan bahasa yang lain, yaitu menyimak, berbicara, dan
membaca. Keterampilan menulis merupakan sarana untuk
mengembangkan daya pikir dan menuangkan ide atau gagasan dalam
bentuk tulisan yang runtut dan sistematis. Oleh karena itu, kemampuan
berpikir harus dikembangkan untuk melatih siswa agar mampu berpikir
kritis.
Menurut Asma (2016:2) bahwa menulis ialah aspek
keterampilan yang penting dalam berbahasa. Menulis merupakan media
komunikasi dalam menyampaikan gagasan, pendapat serta informasi.
Tidak seperti halnya kemampuan menyimak dan berbicara yang
diperoleh manusia dari pembawaan. Kemampuan membaca dan
menulis merupakan kemampuan yang harus dilatih dan dipelajari.
Menurut Tarigan (Asma, 2016:2), keterampilan menulis tidak akan
datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak
dan teratur.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berperan
sebagai media komunikasi. Hal ini sejalan dengan pengertian menulis
yang disampaikan Tarigan (Rosmaya, 2018:113) yang menyatakan
bahwa keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain.
b. Pengertian Karangan
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata,
kalimat dan paragraf untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema
tertentu dan tertuang dalam tulisan. Menulis atau mengarang pada
hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan
dan kemauan serta informasi ke dalam tulisan dan mengirimkannya
kepada orang lain (Rahman dkk,
http://scoutternurlaila.blogspot.com/2014/11/makalah-karangan-mata-
kuliah-bahasa.html?m=1 ).
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami
(id.m.wikipedia.org/wiki/karangan).
Menurut Widwiarti (2014:256), karangan merupakan rangkaian
kata-kata atau kalimat. Bahasa yang digunakan dalam sebuah karangan
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar
atau pembaca.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan karya
tulis yang berisi ungkapan perasaan, keinginan dan kemauan yang
bertujuan menyampaikan informasi kepada orang lain.
Dalam menulis terdapat beberapa aspek yang hendaknya
diperhatikan oleh penulis. Iskandarwassid dan Sunendar (Astuti dan
Mustadi, 2014:253) mengidentifikasi aspek-aspek menulis karangan
ada delapan, yaitu:
1) Kualitas dan ruang lingkup isi
2) Organisasi dan penyajian cerita
3) Komposisi
4) Kohesi dan koherensi
5) Gaya bahasa
6) Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca
7) Kerapian dan kebersihan
8) Respon afektif pengajar terhadap karya tulis
c. Jenis-jenis Karangan
Dalam keterampilan menulis karangan, perlu diketahui
klasifikasi karangan. Menurut Munirah (2016:41-50) mengemukan
bahwa klasifikasi karangan ada empat, diantaranya:
1) Eksposisi (paparan)
Menurut Umianti (2010:7) menyatakan bahwa eksposisi
adalah wacana yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok
pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.
Menurut Parera (Munirah, 2016:47) menyatakan bahwa
tulisan eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi. Penulis dan
Pengarang berusaha memaparkan kejadian atau masalah agar
pembaca dan pendengar memahaminya dan pengarang memiliki
sejumlah data dan bukti sehingga ia berusaha menjelaskan persoalan
dan kejadian ini demi kepentingan sendiri.
Menurut Rosmaya (2018:114) bahwa karangan eksposisi
adalah karangan yang menguraikan, memaparkan dan menjelaskan
suatu topik secara jelas agar pembaca dapat memperluas pandangan,
wawasan dan pengetahuannya. Pengarang menuliskan sesuatu dalam
karangan eksposisi dengan tujuan menginformasikan kepada
pembaca dan bukan untuk tujuan lain. Dalam karangan eksposisi,
pengarang tidak mempunyai tujuan lain seperti memaksakan atau
mengajak agar pembaca menerima dan mengikuti apa yang telah
diuraikannya dalam karangan eksposisi.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karangan
eksposisi, maka dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi
merupakan wacana yang berusaha menyampaikan pokok pikiran
yang berupa pemberian informasi sehingga dapat menambah
pengetahuan pembaca.
Menurut Rosmaya (2018:119) memaparkan langkah-langkah
dalam menulis karangan eksposisi sebagai berikut.
a) Menentukan topik yang akan disajikan
b) Menentukan tujuan eksposisi
c) Menyesuaikan bahasa dan isi karangan dengan pembaca
d) Membuat kerangka
e) Memaparkan karangan dengan menggunakan bahasa yang baik
dan benar
Menurut Semi (Rosmaya, 2018:114-115) menyatakan bahwa
karangan eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian dan
pengetahuan
b) Bersifat menjawab pertanyaan apa, kapan, mengapa dan
bagaimana
c) Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa
yang baku
d) Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis
e) Disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak
memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.
2) Deskripsi (lukisan)
Menurut Umianti (2010:7) menyatakan bahwa karangan
deskripsi adalah wacana yang melukiskan sesuatu sesuai dengan
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrakan (melihat,
mendengar, mencium dan merasakan) yang ingin dilukiskan itu
sesuai dengan citra penulisnya.
Menurut Munirah (2016:44) menyatakan bahwa karangan
deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu dengan
jelas dan terperinci. Karangan deskripsi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan jelas sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau
merasakan hal-hal yang dideskripsikan.
Menurut Tarigan (Suyuti dkk, 2016:116) bahwa karya tulis
yang bersifat deskripsi ialah tulisan yang bersifat melukiskan atau
memberikan sesuatu, berarti tulisan yang melukiskan seperti apa
adanya tanpa menambah atau mengurangi keadaan yang sebenarnya.
Melalui tulisan deskripsi, seorang penulis berusaha memindahkan
pesan-pesan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca
dengan membeberkan sifat dan semua perincian yang ada pada
sebuah objek. Objek deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang
dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, akan tetapi dapat pula
ditangkap perasaan hati.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karangan deskripsi adalah karangan yang bersifat memberikan atau
menyampaikan sebuah informasi secara terperinci dan sebagaimana
adanya kepada pembaca mengenai yang belum diketahuinya.
Munirah (2016:45) memaparkan tahap menulis karangan
deskripsi sebagai berikut.
a) Menentukan objek pengamatan
b) Menentukan tujuan
c) Mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
d) Menyusun kerangka karangan
e) Mengembangkan kerangka menjadi karangan
3) Argumentasi
Menurut Ummiati (2010:8) bahwa karangan argumentasi
adalah karangan yang memberikan alasan dengan contoh dan bukti
yang kuat serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan
membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan penulis,
sehingga mau berbuat sesuai dengan kemauan penulis.
Menurut Alwasilah (Fauziya, 2016:162) argumentasi adalah
karangan yang membuktikan kebenaran dan ketidakbenaran dari
sebuah pernyataan. Menurutnya, argumen tidak berarti pertengkaran.
Dalam teks argumen, penulis menggunakan berbagai strategi atau
peranti retorika untuk menyakinkan pembaca mengenai kebenaran
dan ketidakbenaran itu.
Munirah (2016:51) mengemukakan bahwa karangan
argumentasi dapat dikembangkan dengan pola penalaran sebab-
akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan
diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. Dalam
penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi
akibat sebab. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akbibatnya,
kemudian mencari sebab-sebabnya. Selain itu, Munirah (2016:52)
mengemukakan tahapan dalam menulis karangan argumentasi,
sebagai berikut.
a) Menentukan tema dan topik permasalahan
b) Merumuskan tujuan penulisan
c) Mengumpulkan data atau bahan berupa bukti-bukti, fakta, atau
pernyataan yang mendukung
d) Menyusun kerangka karangan
e) Mengembangkan kerangka menjadi karangan
4) Narasi
Menurut Ummiati (2010:8) bahwa narasi adalah rangkaian
tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian
melalui tokoh atau pelaku dengan maksud memperluas pengetahuan,
pendengar atau pembaca.
Menurut Nuryatin (Ahsin, 2016:159) bahwa narasi
merupakan sebuah karya yang di dalamnya terkandung berbagai
aspek tentang rangkaian cerita yang membentuk makna. Seorang
pembaca cerita narasi kebanyakan akan terinspirasi dari sifat
maupun kehidupan tokoh yang ia baca. Tidak sedikit dari mereka
juga akan meniru kehidupan maupun sikap tokoh yang mereka
kagumi dalam sebuah narasi. Menulis narasi bisa berdasarkan
pengalaman. Pengalaman mencakupi pengalaman fisik dan
pengalaman nonfisik.
Menurut Munirah (2016:41) mengemukakan bahwa narasi
adalah cerita yang didasarkan pada urutan-urutan suatu kejadian atau
perisitiwa. Di dalam sebuah narasa mengandung unsur-unsur penting
berupa; kejadian, tokoh, konflik, alur/plot, dan latar. Selain itu, ia
juga menjelaskan tahapan dalam menulis karangan narasa, yakni:
1) Menentukan tema cerita
2) Menentukan tujuan
3) Mendaftarkan topik atau gagasan pokok
4) Menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara
kronologis atau urutan waktu.
5) Mengembangkan kerangaka menjadi karangan
3. Model Pembelajaran Experiental Learning
Menurut Kolb (Asma, 2016:22) bahwa model pembelajaran
experiential learning ialah proses belajar, proses perubahan yang
menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran.
Experiential learning merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui
refleksi dan melaui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman
langsung. Experiential learning berfokus pada proses pembelajaran untuk
masing-masing individu.
David Kolb (Asma, 2016:22) mengemukakan bahwa model
pembelajaran Experiential learning yang dapat digambarkan seperti
berikut.
Gambar 2.1 Siklus Experiential Learning David Kolb
Peter Honey dan Alan Mumford (Asma, 2016:24), sistem belajar
mereka sebagai variasi pada model Kolb, mereka berkata “Kami
mendeskripsikan tahapan dalam siklus pembelajaran yang berasal dari
Proses mengalami
Berbagi
Analisis pengalaman
Mengambil hikmah
Menerapkan
karya David Kolb. Kolb menggunakan kata-kata yang berbeda untuk
menjelaskan tahapan dari siklus belajar dan empat gaya belajar”. Yang
khas dari presentasi mereka tentang gaya masing-masing tahapan pada
lingkaran atau empat tahap berhubung dengan putaran arus diagram.
a. Having an experience (memiliki pengalaman) tahap 1, dan aktive (gaya
1) ‘di sini dan sekarang’, suka berteman, mencari tantangan dan
pengalaman langsung, buka hati, bosan dengan pelaksanaan.
b. Reviewing the experience (meninjau kembali pengalaman) tahap 2 dan
reflectors (gaya 2): ‘mundur’, mengumpulkan data, merenungkan dan
menganalisa, keterlambatan mencapai kesimpulan, mendengarkan
sebelum berbicara.
c. Concluding from the experience (menyimpulkan berdasarkan
pengalaman) tahap 3 dan theorists (gaya 3): berpikir logis dalam hal
melalui langkah beda mencernakan fakta menjadi jelas teori, tujuan
akal, mengolah subjektivitas dan kesombronoan.
d. Planning the next steps (perencanaan langkah berikutnya) tahap 4 dan
pragmatists (gaya 4): mencari dan mencoba ide-ide baru, praktis,
menikmati pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan
cepat, bosan dengan diskusi panjang
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa model pembelajaran
Experiential learning merupakan model pembelajaran yang menekankan
siswa untuk menyusun dan melaksanakan. Menurut Sudjana (Asma,
2016:27) mengemukakan bahwa Prinsip ini saling berkaitan dengan
pengalaman dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta cara-cara
belajar yang biasa dilakukan oleh siswa.
B. Kerangka Pikir
Tantangan di era milenial mengharuskan pendidik mampu beradaptasi
dan berkompetisi dengan dinamika perkembangan dunia pendidikan. Dampak
dari kemajuan tersebut sangat memengaruhi segala aspek pendidikan.
Lembaga pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dengan cara semua instansi pendidikan memperketat seleksi
tenaga pendidik.
Untuk mengatasi rendahnya minat belajar peserta didik dlam menulis
karangan, model experiential learning dapat disajikan sebagai salah satu
bentuk alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas dan keberhasilan peserta
didik dalam belajar khususnya pada mata pelajaran pendidikan bahasa
Indonesia.
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir
Keterampilan menulis
Kegiatan Belajar Mengajar
Menerapkan model
experiential learning
Tidak menerapkan model
experiential learning
Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Analisis Data
Tidak Ada Pengaruh Ada Pengaruh
Temuan
Gaya Bahasa
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, tinjauan
pustaka dan kerangka pikir dalam penelitian ini digunakan hipotesis yaitu
“Adanya pengaruh penerapan model pembelajaran experiential learning
terhadap kemampuan keterampilan menulis karangan siswa SMA
Muhammadiyah Disamakan”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2018:111
mengemukakan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode
penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (treatmen/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam
kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain
(selain variabel teratment) yang memengaruhi variabel dependen.
Dalam penelitian eksperimen ada empat faktor utama, yaitu hipotesis,
variabel independen, variabel dependen dan subjek. Hipotesis dalam
penelitian eksperimen adalah keputusan utama yang ditetapkan oleh peneliti
diuji. Berdasarkan hipotesis tersebut, selanjutnya dapat ditentukan variabel
independen dan variabel dependen.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini pre-
experimental designs (nondesigns) yakni suatu jenis penelitian yang hanya
melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen atau kelas uji coba yang
dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Bentuk desain penelitian
yang digunakan adalah ‘one-group pretest-Posttest Design’ yakni desain
yang bentuknya diberikan pre-test sebelum perlakuan dan post-test setelah
diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan keadaan sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2018:114).
Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Keterangan:
01 = Tes awal (pre-test)
02 = Tes Akhir (post-test)
X = Perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran experiential learning
Sugiyono (2018:115) membagi model eksperimen ini melalui tiga
langkah yakni:
1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)
sebelum perlakuan dilakukan
2. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menerapkan
model experiential learning
3. Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)
setelah perlakuan dilakukan
Dalam desain penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang
digunakan, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Penerapan model experiential learning
2. Variabel terikat (Y) : Keterampilan menulis karangan
01 –X- 02
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2013:117). Populasi dalam penelitian ini adalah 12 orang dari
kelas yang akan di uji cobakan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel
berikut.
Tabel 3.1 Data siswa SMA Muhammadiyah Disamakan 2019
Kelas Program L P Jumlah siswa
X - 5 6 11
XI
IPA - 12 12 Orang
IPS 4 11 15 Orang
XII
IPA 8 14 22 , Orang
IPS 11 2 13 Orang
Jumlah Total Siswa 28 46 74 orang
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013:118), Sampel ialah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2013:124). Dalam teknik ini, yang akan diambil
sebagai anggota sampel adalah kelas X yang berjumlah 11 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang akan dipakai dalam
melakukan penelitian eksperimen di kelas tersebut. Instrumen penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi dan tes dalam bentuk pre-
test dan post-test.
E. Definisi Operasional
Defenisi operasional variabel pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model experiential learning
yang bertujuan untuk menekankan peran siswa untuk menyusun sendiri
dalam membuat karangan yang berbasis pada pengalaman dan pendidik
hanya berperan sebagai fasilitator.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan menulis
karangan sebagai proses bagi siswa untuk melatih dirinya dalam
menyusun sebuah karangan yang didukung oleh serangkaian komponen
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis. Dalam
kemampuan keterampilan menulis karangan yang akan diteliti adalah
aspek gaya bahasa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini ialah pre-test dan post-test. Adapun prosedur pengumpulan data
yang akan dilakukan sebagai berikut.
1. Tes awal (pre-test)
Tes awal dilakukan sebelum treatment. Pre-test dilakukan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum
diterapkannya model Experiential Learning.
2. Tes akhir (post-test)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui
kemampuan menulis karangan dengan menggunakan penerapan model
Experiential Learning.
3. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang perlu
digunakan apabila menggunakan metode penelitian eksperimen yang
berupa penelitian kuantitatif.
G. Teknik Analisis Data Penelitian
1. Analisis statistik deskriptif
Menurut Sugiyono (2018:226), statistik deskriptif merupakan
statistik yang digunakan dalam menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan pelajaran bahasa Indonesia dan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jadi, analisis deskriptif pada
penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sebelum dan
sesudah perlakuan berupa penerapan model Experiential Learning. Untuk
kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata mengenai hasil
belajar peserta didik dengan rumus:
Me = ∑ Xi
n
Keterangan :
Me = rata-rata hasil belajar
∑ = jumlah
Xi = nilai X ke i sampai ke n
N = Banyaknya subjek
Hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan dengan model
Experiential Learning dapat dianalisis dengan teknik analisis persentase
dengan rumus :
P = F X 100%
N
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah subjek eksperimen
Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas mengenai hasil
belajar bahasa Indonesia peserta didik maka yang dibutuhkan lima
kategori penilaian sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kategori Standar Hasil Belajar Siswa yang Ditetapkan di
SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar
Nilai Kategori
90-100 Sangat tinggi
80-89 Tinggi
70-79 Sedang
60-69 Rendah
0-59 Sangat rendah
Sumber: Data Akademik SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar
2. T-tes
Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian mengenai
perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X.IPA dalam pembelajaran
bahasa Indonesia antara sebelum dan sesudah penerapan model
Experiential Learning resitasi, maka digunakan rumus t-tes yang
dikemukakan oleh Arikunto (Asma, 2016:36) yaitu:
𝑡 =𝑀𝑑
√∑𝑥2 𝑑
𝑁(𝑁 − 1)
Keterangan :
Md = perbedaan mean pre-test dan post-test
Xd = Deviasi masing-masing subjek
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
a. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Siswa SMA
Muhammadiyah Disamakan Kota Makassar Sebelum
Penerapan Model Experiential Learning (Pre-test)
Pre-test merupakan tahap awal dalam penelitian eksperimen
ini. Materi yang digunakan dalam penelitian ini tentang Karangan
Eksposisi. Hasil dari Pre-test kemudian diolah dan dijadikan
pedoman untuk melaksanakan tahap penelitian yang selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Peneliti di
SMA Muhammadiyah Disamakan, maka diperoleh data melalui
instrumen tes, sehingga diketahui bahwa kemampuan menulis
karangan siswa berupa nilai dari hasil tes yang dilakukan pada
siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan.
Jika hasil tes siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Disamakan dikelompokkan ke dalam skala 5 kategori, maka
diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor
Kemampuan Menulis Karangan Siswa Kelas X
SMA Muhammadiyah Disamakan
Interval
Nilai Kategori
Pre-test
Frekuensi Persentase (100%)
0-59 Sangat rendah 11 100%
60-69 Rendah - -
70-79 Sedang - -
80-89 Tinggi - -
90-100 Sangat tinggi - -
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pre-test
kemampuan menulis karangan siswa yang memperoleh kategori
sangat rendah sebesar 83% dan kriteria rendah 17%.
Tabel 4.2 Statistik Kemampuan Keterampilan Menulis
Karangan Pretest
No. Statistik Nilai Pre-test
1. Nilai tertinggi 50
2. Ukuran sampel 11
3. Nilai terendah 40
4. Range 10
5. Mean 45,82
6. Standart deviation 3,601
7. Variance 12,964
6. Mode 50
7. Median 45
8. Jumlah 504
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mean yang
diperoleh pada pre-test ialah 45,82 dari nilai total 504 dengan nilai
standart deviasi 3,601.
Table 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Keterampilan Menulis
Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar
pada Pre-test
Skor Kategori Frekuensi Persentase
(%)
0-69 Tidak tuntas 11 100%
70-100 Tuntas - -
Berdasarkan table 4.3, untuk nilai ketuntasan hasil belajar
keterampilan menulis siswa sebelum diberi perlakuan (pre-test)
dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang mampu mencapai
nilai tuntas. Sehingga Peneliti akan menguji coba model
experiential learning dengan tujuan dapat menjadi solusi
meningkatnya kemampuan keterampilan menulis siswa SMA
Muhammadiyah Disamakan Makassar.
b. Deskripsi Hasil Belajar Pos-Test Pendidikan Bahasa Indonesia
Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan Kota
Makassar
Kegiatan post-tes adalah tahap kedua dalam penelitian
eksperimen dan merupakan penentu ada atau tidak ada pengaruh
penerapan model pembelajaran yang diujikan. Berikut disajikan
statistik nilai kemampuan menulis siswa setelah diberi perlakuan.
Table 4.4 Statistik Nilai Hasil Keterampilan Menulis Siswa
Post-test
No. Statistik Nilai Pos-test
1. Nilai tertinggi 85
2. Ukuran sampel 11
3. Nilai terendah 68
4. Rentang nilai (Range) 17
5. Nilai rata-rata (Mean) 77,091
6. Simpangan baku (Standart deviation) 5,4855
7. Tingkat penyebaran data (Variance) 30,091
6. Nilai yang sering muncul (Mode) 75
7. Titik tengah (Median) 45
8. Jumlah 848
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mean yang
diperoleh pada pos-test adalah 77,091 dari nilai total 848 dengan
nilai standart deviasi 5,4855. Sehingga diperoleh distribusi
frekuensi nilai dan persentase seperti yang ditunjukkan pada tabel
di bawah.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai dan Persentase Pos-test
Subjek Penelitian
Interval Nilai Kategori
Pre-test
Frekuensi Persentase (100%)
0-59 Sangat rendah - -
60-69 Rendah 1 9%
70-79 Sedang 5 45,5%
80-89 Tinggi 5 45,5%
90-100 Sangat tinggi - -
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pos-test
kemampuan menulis karangan siswa yang memperoleh kategori
rendah sebesar 9%, kriteria sedang 45,5% dan kriteria tinggi
sebesar 45,5% dari 11 siswa.
Tabel 4.6 Gambaran Ketuntasan Belajar Keterampilan
Menulis Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan
Makassar pada Pre-test
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0-69 Tidak tuntas 1 9%
70-100 Tuntas 10 91%
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai ketuntasan hasil
belajar keterampilan menulis siswa setelah diberi perlakuan (pos-
test) dapat disimpulkan bahwa siswa yang mampu mencapai nilai
tuntas sebanyak 10 orang atau sebesar 91% dan yang tidak
mencapai nilai tuntas hanya 1 orang atau sebesar 9%. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model experiential learning
membawa pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
kemampuan keterampilan menulis siswa SMA Muhammadiyah
Disamakan Makassar.
c. Perbandingan Tingkat Hasil Kemampuan Menulis Karangan
Siswa antara Pre-test dan Pos-test
Ketika disajikan dalam tabel akan terlihat jelas perbedan
kemampuan menulis karangan siswa sebelum diberi perlakuan (pre-
test) dan setelah diberi perlakuan (pos-test) yang ditunjukkan pada
tabel berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Keterampialan Menulis Siswa
Pre-Test dan Pos-test
No. Statistik
Nilai Statistik
Pre-test Pos-test
1. Ukuran sampel 11 11
2. Nilai tertinggi 50 85
3. Nilai terendah 40 68
4. Nilai rata-rata (Mean) 45,82 77,091
5. Rentang nilai 10 17
6. Simpangan baku (Standart
deviation)
3,601 5,4855
7. Tingkat penyebaran data
(Variance)
12,964 30,091
6. Titik tengah (Median)
7. Nilai yang sering muncul
(Mode)
50 75
8. Jumlah 504 848
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mean siswa
setelah dilaksanakan penerapan model experiential learning (pos-
test) lebih tinggi yaitu 77,091 dengan rentang nilai 17 dibanding
dengan pre-test atau sebelum diberi perlakuan yaitu 45,82 dengan
rentang nilai 10. Dengan demikian, hasil belajar kemampuan
menulis karangan siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan
Makassar mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan
penerapan model experiential learning.
2. Hasil t-tes
Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara nilai pre-
test dan pos-test pada subjek penelitian, analisis data yang digunakan
ialah uji t-tes. Uji t-tes berfungsi untuk menguji signifikansi perbedaan
antara mean nilai pre-test dan pos-test pada subjek penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan t-tes diperoleh nilai thitung
sebesar 14,02, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar
2,26216, sehingga dapat disimpulkan nilai thitung lebih besar dari nilai
ttabel. Karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel , maka sebagai
konsekuensinya ialah hipotesis “(H1) : Adanya pengaruh penerapan
model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan
keterampilan menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah
Disamakan Kota Makassar” dinyatakan diterima dan H0 ditolak.
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
Pembahasan hasil analisis deskriptif meliputi tentang (a) hasil belajar
keterampilan menulis pre-test, (b) hasil belajar siswa setelah diberi
perlakuan. Kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sebelum
Penerapan Model Experiential Learning (Pre-test)
Berdasarkan hasil pengelolaan data sebelumnya, menunjukkan
bahwa hasil belajar keterampilan menulis siswa sebelum diterapkan
model experiential learning dapat dikatakan masih sangat rendah, hal
ini sesuai dengan hasil pre-test yang dilaksanan pada 24 Agustus 2020
bahwa tidak ada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan Kota
Makassar yang mencapai nilai tuntas.
b. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Murid Setelah
Penerapan Model Experiential Learning (Pos-test)
Hasil belajar keterampilan menulis siswa sebelum diterapkan
model pembelajaran experiential learning menunjukkan bahwa terdapat
1 siswa atau 9% siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan 10 siswa atau 91% yang mencapai ketuntasan dalam belajar
keterampilan menulis karangan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
model experiential learning dapat membantu siswa untuk mencapai
ketuntasan klasikal.
Setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan model
experiential learning, diketahui bahwa hasil belajar keterampilan
menulis siswa kelas X mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
sesuai dengan hasil pos-tes yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus
2020 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kategori rendah
terdapat 1 orang atau 9% , kategori sedang sebanyak 5 orang atau
45,5% dan kategori tinggi sebanyak 5 orang atau 45,5%. Dengan
demikian, hasil belajar keterampilan menulis karangan siswa kelas X
SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar meningkat setelah diberi
perlakuan penerapan model experiential learning.
2. Pembahasan Hasil T-tes
Berdasarkan hasil analisis data inferensial dengan uji-t dalam
rangka untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model experiential
learning terhadap keterampilan menulis siswa X SMA Muhammadiyah
Disamakan Makassar. Diperoleh nilai t-tes sebesar 14,02 yang disebut
sebagai thitung, selanjutnya nilai thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel
dengan degree of freedom (df) terhadap distribusi yang diteliti dengan
rumus df=N-k. Oleh karena jumlah keseluruhan murid yang menjadi
sampel pada penelitian ini sebanyak 11 dan variabel pada penelitian ini,
maka df=11-2=10, maka ttabel pada penelitian ini adalah 2,26216 dengan
taraf signifikansi 5% dengan 2 sisi (0,025). Dapat disimpulkan bahwa nilai
thitung > ttabel maka H0 ditolak dan menerima H1, yang artinya Ada pengaruh
penerapan model experiential learning terhadap kemampuan keterampilan
menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Kota Makassar.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil tes pada pre-test menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
mencapai ketuntasan belajar yang ditandai dengan nilai rata-rata (mean) siswa
adalah 45,82. Kemudian setelah diberi perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran experiential learning dan diberikan pos-tes , hanya 1 orang
siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar dan 10 orang lainnya mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 77,091. Siswa yang tidak mencapai
ketuntasan belajar tetap dibimbing, akan tetapi siswa tersebut memang bersikap
acuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model experiential
learning berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan
keterampilan menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan
Makassar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa
saran baik untuk perbaikan pembelajaran maupun penerapan metode
pembelajaran ke depannya, yaitu:
1. Model pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran
yang baik diguanakan untuk menumbuhkan wawasan berpikir sehingga
diharapkan dapat diterapkan pada konsep materi lainnya terutama pada
mata pelajaran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Selama pembelajaran dengan menggunakan model experiential learning
diharapkan siswa tetap diberikan bimbingan dan arahan untuk menghindari
terjadinya miskonsepsi atau kesalahpahaman dalam memahami konsep
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsin, Muhammad Nur.2016. Peningkatan Keteramp ilan Menulis Karangan
Narasi Dengan Menggunakan Media Audiovisual dan Metode Quantum
Learning. Jurnal Refleksi Edukatika, (Online), Vol.2, NO.2,
(jurnal.umk.ac.id, diakses pada tanggal 29 Januari 2020)
Asma, Nur. 2016. Skripsi. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Experiential Learning terhadap Berpikir Kreatif dan Keterampilan
Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar Kelas V SD Inpres Bontomanai
Kota Makassar. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar
Astuti, Yanuarita, Widi & Mustadi, Ali. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Film
Animasi terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V
SD. Jurnal Prima Edukasia, (Online), Vol 2, No. 2, (journal.uny.ac.id,
diakses 6 Februari 2020)
Dampelas. Jurnal Bahasaantodea, (Online), Volume 4, Nomor 2,
(Jurnal.untad.ac.id.diakses 28 Januari 2020)
Farisma, Santi Dewi. 2014. Skripsi. Keefektifan Penggunaan Metode
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) Dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas
X MAN Yogyakarta III. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Fauziya, Diena San.2016. Pembelajaran Kooperatif Melalui Teknik Duti-Duta
Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Argumentasi. Riksa Bahasa,
(Online), Vol 2, No.2, (pdfs.semanticscholar.org, diakses 29 Januari 2020)
Munirah.2016. Diktat. Pengembangan Keterampilan Menulis. Makassar: FKIP
Unismuh
Payana, Wita Dwi. 2013. Jurnal. Pengaruh Model Pembelajaran Experiential
Learning Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas
XI SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Tahun Pembelajaran
2012/2013. Medan: Universitas Negeri Medan
Pinandita, dkk. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan,(Online), Vol 8, No.2,
(ejournal.stikesmuhgombong.ac.id, diakses 6 Februari 2020)
Rahman,dkk.2013. Karangan, (Online),
(http://scoutternurlaila.blogspot.com/2014/11/makalah-karangan-mata-
kuliah-bahasa.html?m=1, diakses pada tanggal 28 Januari 2020)
Ramlah.2017. Diktat. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar:
FKIP Unismuh
Rosmaya,Elin. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan
Pendekatan Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Di SMP. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (Online), Jilid 5, Nomor 4,
(Jurnal.unsgawati.ac.id, diakses 28 Januari 2020)
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Suyuti,dkk.2016. Penerapan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas XB SMAN 2
Ummiati. 2010. Skripsi. Analisi Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam
Menyusun Karangan Kelas II SMA Pesantren Yatama Mandiri Pallangga.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar
Widwiarti, Yudha. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Bahasa
Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri Rembang Kabupaten Pasuruan.
NOSI, (Online), Vol 2, No.3, (pbindoppsunisma.com, diakses 6 Januari
2020)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Muhammadiyah
Disamakan Makassar
Alokasi Waktu : 4x45 menit
Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa
Indonesia
KD : 4.3
Kelas/Semester : X/1 IPK : 3.3.1, 3.3.2, 3.3.3
Pengertian, struktur, jenis-jenis dan kebahasaan karangan eksposisi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran dengan model experiential learning,
peserta didik mampu membuat karangan atau teks eksposisi dan memiliki sikap
percaya diri, mandiri dan selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala.
B. Langkah-langkah Pembelajaran (Model Experiential Learning)
1. Pendahuluan (8 Menit)
a. Guru berkomunikasi dengan peserta didik melalui grup whatsapp untuk segera masuk ke
aplikasi zoom, mengecek kehadiran peserta didik melalui aplikasi zoom, mengucapkan
salam pembuka, berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Guru menanyakan kabar tentang kesehatan peserta didik, mengingatkan peserta didik
untuk senantiasa menjaga kebersihan dan menjaga jarak saat berada di luar rumah.
c. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Guru dan peserta didik log out dari aplikasi zoom meeting.
2. Inti (70 Menit)
a. stimulation (10’) Peserta didik mencermati video dari classroom yang dikirimkan oleh
guru.
b. problem
statement (10’)
Guru membuka diskusi terkait video yang telah dikirimkan
c. data
collection (15’)
Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi yang belu
dipahami
d. data
processing (15’)
Guru menugaskan peserta didik membuat teks eksposisi dengan tema
yang telah ditentukan
e. verification
(10’)
Guru memberikan umpan balik mengenai tugas yang telah di setor
oleh peserta didik
f. generalization Peserta didik menyimpulkan dan memperbaiki hasil kerja.
(10’)
3. Penutup (12 Menit)
a. Peserta didik melakukan refleksi melalui grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring
lainnya.
b. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran melalui
grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring lainnya.
d. Guru menginformasikan pembelajaran berikutnya melalui grup whatsapp atau aplikasi
daring lainnya.
C. Penilaian
1. Sikap: observasi saat pembelajaran
2. Pengetahuan: tes tulis dan penugasan
3. Keterampilan: produk peserta didik dan praktik
Makassar, 24 Agustus 2020
Mengetahui
Guru Pamong Mahasiswa
Dra. A. Fatimah Lismawati
NIP 19600512 198503 2 007 NIM 105331117916
Kepala Sekolah
SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar
Ka’bai, S.Pd.
NIP. 19710313 200701 1 018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Muhammadiyah
Disamakan Makassar
Alokasi Waktu : 4x45 menit
Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa
Indonesia
KD : 4.3
Kelas/Semester : X/1 IPK : 4.3.1, 4.3.2
Tips membuat karangan eksposisi dan penugasan
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran dengan model experiential learning,
peserta didik mampu membuat karangan atau teks eksposisi dan memiliki sikap
percaya diri, mandiri dan selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala.
B. Langkah-langkah Pembelajaran (Model Experiential Learning)
1. Pendahuluan (8 Menit)
a. Guru berkomunikasi dengan peserta didik melalui grup whatsapp untuk segera masuk ke
aplikasi zoom, mengecek kehadiran peserta didik melalui aplikasi zoom, mengucapkan
salam pembuka, berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Guru menanyakan kabar tentang kesehatan peserta didik, mengingatkan peserta didik
untuk senantiasa menjaga kebersihan dan menjaga jarak saat berada di luar rumah.
c. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Guru dan peserta didik log out dari aplikasi zoom meeting.
2. Inti (70 Menit)
a. stimulation (10’) Peserta didik mencermati video dari classroom yang dikirimkan oleh
guru.
b. problem
statement (10’)
Guru membuka diskusi terkait video yang telah dikirimkan
c. data
collection (15’)
Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi yang belu
dipahami
d. data
processing (15’)
Guru menugaskan peserta didik membuat teks eksposisi dengan tema
bebas
e. verification
(10’)
Guru memberikan umpan balik mengenai tugas yang telah di setor
oleh peserta didik
f. generalization Peserta didik menyimpulkan dan memperbaiki hasil kerja.
(10’)
3. Penutup (12 Menit)
a. Peserta didik melakukan refleksi melalui grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring
lainnya.
b. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran melalui
grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring lainnya.
d. Guru menginformasikan pembelajaran berikutnya melalui grup whatsapp atau aplikasi
daring lainnya.
C. Penilaian
1. Sikap: observasi saat pembelajaran
2. Pengetahuan: tes tulis dan penugasan
3. Keterampilan: produk peserta didik dan praktik
Makassar, 31 Agustus 2020
Mengetahui
Guru Pamong Mahasiswa
Dra. A. Fatimah Lismawati
NIP 19600512 198503 2 007 NIM 105331117916
Kepala Sekolah
SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar
Ka’bai, S.Pd.
NIP. 19710313 200701 1 018
NO NIS
NASIONAL NAMA
DAFTAR
HADIR
DAFTAR
NILAI
PRE-
TEST
POS-
TEST
PRE-
TEST
POS-
TEST
1 0053693125 ARYA
NUGRAHA ✓ ✓ 45 85
2 0051938074 DEWI
BURHAN ✓ ✓ 45 80
3 0056033098 DIMAS
SAPUTRA ✓ ✓ 43 80
4 0065857866 NURHISNA ✓ ✓ 43 68
5 3054165258 MUH. IKSAN ✓ ✓ 40 75
6 0057555543
NAJWA
ADILLA
TAIRA EKO
✓ ✓ 50 75
7 0056765498 SITI AISYAH
WULANDARI ✓ ✓ 45 80
8 0044384176 SITI
RAHMADHANI ✓ ✓ 43 85
9 0054287135 SITTI
KURNIANTI ✓ ✓ 50 70
10 0025026867 IDRUS
ABDULLAH ✓ ✓ 50 75
11 0053718036 MUH. SALEH ✓ ✓ 50 75
UJI HIPOTESIS (T-TES)
Rumus t-tes yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh
Arikunto (Asma, 2016:36) yaitu:
𝑡 =𝑀𝑑
√∑𝑥2 𝑑
𝑁(𝑁 − 1)
1. Tentukan Gain (d) seperti pada table berikut.
Responden
Pre-
Test
Post-
Test
Gain
(d)
1 45.0 85.0 40.00
2 45.0 80.0 35.00
3 43.0 80.0 37.00
4 43.0 68.0 25.00
5 40.0 75.0 35.00
6 50.0 75.0 25.00
7 45.0 80.0 35.00
8 43.0 85.0 42.00
9 50.0 70.0 20.00
10 50.0 75.0 25.00
11 50.0 75.0 25.00
2. Tentukan Md
𝑀𝑑 =∑𝑑
𝑁=
344
11= 31.27
3. Tentukan ∑x2d dengan menggunakan rumus:
∑x2d = ∑d2-(∑d)
2
𝑁
= 11.308 - (344)2
11
= 11.308 – 10.757,81
= 550,19
4. Uji Hipotesis
𝑡 =𝑀𝑑
√∑𝑥2 𝑑
𝑁(𝑁−1)
= 31.27
√550.19
11(11−1)
=31.27
√550.19
110
= 31.27
√5,0017=
31.27
2.23= 14,02
5. Menentukan ttabel
Untuk mencari Ttabel, peneliri menggunakan signifikansi 5%
untuk satu sisi sebesar 0.05. Rumus dalam menentukan df dalam
Ttabel sebagai berikut.
df = n - k =11 – 1 =10
Keterangan : n (jumlah responden), k (jumlah variable)
No. Pre-Test Post-Test d=X2-X1 d2
1 45 85 40 1.600
2 45 80 35 1.225
3 43 80 37 1.369
4 43 68 25 625
5 40 75 35 1.225
6 50 75 25 625
7 45 80 35 1.225
8 43 85 42 1.764
9 50 70 20 400
10 50 75 25 625
11 50 75 25 625
∑ 504 848 344 11.308
RIWAYAT HIDUP
Lismawati dilahirkan di Bulukumba pada tanggal 23 Desember 1997, anak
pertama dari pasangan dua insan yang saling mencintai, yakni Ayahanda
Amirullah dan Ibunda Jumaang yang dikaruniai tiga orang anak. Penulis
menempuh Pendidikan pertama di TK Surya Banyoro
selama 2 tahun dan selesai pada tahun 2004, tamat di SDN 131 Bontobana pada
tahun 2010, dan melanjutkan Pendidikan di MTs. Tanuntung pada tahun yang
sama dan selesai di tahun 2013, kemudian melanjutkan Pendidikan ke jenjang
berikutnya di SMAN 6 Bulukumba dan selesai di tahun 2016. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan kuliah Strata 1 (S1) dengan Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai di Tahun 2020.
Top Related