PENGARUH PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING …

120
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH DISAMAKAN MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: LISMAWATI 105331117916 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING …

PENGARUH PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

SISWA SMA MUHAMMADIYAH DISAMAKAN MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

LISMAWATI

105331117916

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

❖ “Allah tidak mmbebani sesorang melainkan sesuai kesanggupannya.”

❖ Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu dalam menjalani

kehidupan

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Al-Insyirah/94:6-8)

Tuliskanlah rencanamu dengan sebuah pensil,

Namun berikan penghapusnya kepada Allah

Karena Dia yang akan menghapus bagian yang salah

Dan menggantinya dengan yang terbaik untukmu. . .

ABSTRAK

Lismawati.2020. Pengaruh Penerapan Model Experiential Learning terhadap

Kemampuan Keterampilan Menulis Karangan Siswa SMA Muhammadiyah

Disamakan Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Pembimbing I Andi Sukri Syamsuri dan Pembimbing II Rosleny Babo.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain

penelitian One-Group Pretest-Postest Design dengan melibatkan satu kelas yang

diberikan perlakuan berupa pemberian tes awal dan tes akhir setelah penerapan

model experiential learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model experiential learning terhadap kemampuan keterampilan menulis

siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar. Sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar dengan

jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 perempuan. Data

hasil belajar murid dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar

keterampilan menulis karangan yang diberikan sebelum dan setelah penerapan

model experiential learning. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif dan t-tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan

model experiential learning, nilai rata-rata (mean) hasil pos-tes adalah 77,091

yang dikategorikan ‘sedang’.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh t-tes atau yang biasa disebut

thitung sebesar 14,02 dan ttabel dalam penelitian ini sesesar 2,26216 dengan taraf

signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > dari ttabel maka H0 ditolak

dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh penerapan model experiential learning

terhadap kemampuan keterampilan menulis karangan siswa SMA

Muhammadiyah Disamakan Makassar.

Kata kunci: Model experiential learning, Keterampilan menulis karangan

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Atas limpahan nikmat dan anugerahNya, yakni nikmat kesempatan dan kesehatan

masih membersamai diri sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Untuk para sahabat dan sahabiyahnya, istri-istri

serta anak-anak beliau. Berkat perjuangan beliaulah kita dapat menikmati

manisnya Islam saat ini.

Banyak pengalaman yang berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi

penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan

yang didapatkan. Namun karena kesabaran, kegigihan, kerja keras, kemauan yang

disertai dengan doa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Satu hal yang pasti dari keterbatasan literatur yang penulis miliki,

membuka peluang akan kekurangan-kekurangan ataupun kesalahan-kesalahan,

baik yang menyangkut teknik penyusunan maupun materi pembahasannya. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan petunjuk, saran

dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari pihak tertentu,

maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Pada kesempatan

ini penulis haturkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan doa atas

kelancaran studi ini

2. Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag. rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Dosen pembimbing I

6. Dr. HJ. Rosleny Babo, M.Si. Dosen pembimbing II.

Semoga amal baik mereka semua menjadi amal baik di sisi Allah

Subhanahu Wa Ta’ala dan mendapat balasan yang berlipat ganda, Aamiin.

Akhirnya penulis berharap semoga proposal yang sangat sederhana ini dapat

memberikan manfaat yang berarti bagi semuanya.

Makassar, September 2020

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KARTU KONTROL I...................................................................................... ii

KARTU KONTROL II .................................................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv

MOTTO............................................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ......... 7

A. Kajian Pustaka .......................................................................... 7

1. Penelitian Relevan ............................................................... 7

2. Keterampilan Menulis.......................................................... 9

3. Model Pembelajaran Experiential Learning ........................ 19

B. Kerangka Pikir .......................................................................... 12

C. Hipotesis Penelitian .................................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 25

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 25

B. Desain Penelitian ...................................................................... 26

C. Pupulasi dan Sampel ................................................................. 27

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 28

E. Definisi Operasional ................................................................. 28

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 28

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 32

A. Hasil .......................................................................................... 32

B. Pembahasan .............................................................................. 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 42

A. Simpulan ................................................................................... 42

iv

B. Saran ...................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 44

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data siswa SMA Muhammadiyah Disamakan 2019 .............................. 27

3.2 Standar Hasil Belajar Siswa yang Ditetapkan di SMA Muhammadiyah

Disamakan Makassar .............................................................................. 31

4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Menulis Karangan

Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan ................................. 33

4.2 Statistik Kemampuan Keterampilan Menulis Karangan Pretest ............ 33

4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Keterampilan Menulis Siswa SMA

Muhammadiyah Disamakan Makassar pada Pre-test ............................ 34

4.4 Statistik Nilai Hasil Keterampilan Menulis Post-test ............................ 35

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai dan Persentase Pos-test Subjek Penelitian... 36

4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Keterampilan Menulis Siswa SMA

Muhammadiyah Disamakan Makassar pada Pre-test ............................ 37

4.7 Distribusi Hasil Belajar Keterampialan Menulis Siswa Pre-Test dan Pos-

test. .......................................................................................................... 38

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus Experiential Learning David Kolb .................................................. 19

2.2 Skema Kerangka Pikir................................................................................ 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era perkembangan saat ini terdapat berbagai ancaman dihadapi oleh

bangsa, terutama di bidang pendidikan. Beragam strategi telah dilakukan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional, seperti

menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, perbaikan

sarana dan prasarana pengadaan alat-alat sebagai media, , serta peningkatan

mutu manajemen sekolah. Namun dari berbagai usaha tersebut, ternyata

tidak memberikan efek yang besar dalam meningkatkan kualitas bidang

Pendidikan terkhusus pada bidang studi bahasa Indonesia, salah satu dampak

yang ditimbulkan adalah rendahnya hasil belajar siswa.

Pandangan peserta didik mengenai mata pelajaran bahasa Indonesia

terbagi menjadi dua kelompok persepsi yakni menyenangkan dan

membosankan. Hal ini sangat wajar terjadi, karena setiap orang memiliki

kecenderungan yang berbeda-beda dalam hal peminatan. Adanya peserta

didik yang menganggap bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia

membosankan disebabkan oleh beberapa faktor, yakni metode pembelajaran

yang monoton atau metode guru yang menyampaikan pembelajaran dengan

cara membaca. Melihat kondisi ini, seorang guru harus mengembangkan

ilmu dalam penerapan metode pembelajaran.

Pada mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek

keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa, yakni keterampilan

menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Dalam penelitian ini hal yang

akan dikaji adalah keterampilan berbahasa yang paling susah untuk dikuasai

baik siswa maupun guru, yakni keterampilan menulis. Hal itu disebabkan

karena menulis tidak sekadar menuangkan ide tetapi kaidah-kaidah dalam

penulisan harus diperhatikan,

Menurut Tarigan (Payana, 2013:2) mengemukakan bahwa keterampilan

menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Kegiatan menulis ini, penulis

haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan

menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui praktik secara

terus menerus dan teratur.

Kondisi pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas X

SMA Muhammadiyah Disamakan Kota Makassar memiliki model

pembelajaran yang monoton dan keterampilan menulis sangat

memprihatinkan. Hal ini terlihat dari berbagai masalah yang timbul dalam

pengajaran menulis karangan, diantaranya; peserta didik mengalami kesulitan

dalam memulai suatu tulisan, menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI),

menuangkan idenya, dan siswa kurang berminat dalam menulis sehingga

mengarang tidak menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi siswa. Selain

itu, unsur kreatifitas dalam menulis juga harus diperhatikan karena tanpa

unsur ini sebuah tulisan akan menjadi hambar, terutama menulis karangan.

Model pembelajaran experiential learning merupakan model

pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk menyusun sendiri

karyanya yang bersumber dari pengalaman. Menurut Kolb (Asma, 2016:6)

bahwa experiential learning menjadikan belajar sebagai proses pengetahuan

diciptakan melalui transformasi pengalaman.

Menurut Mardiana (Asma, 2016:6) mengemukakan bahwa belajar dari

pengalaman mencakup keterkaitan antara berbuat dan berpikir. Jika peserta

didik aktif dalam proses pembelajaran, maka peserta didik akan mengalami

kemajuan yang bernilai positif. Hal ini disebabkan, proses pembelajaran

siswa secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari dan bagaimana

menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan hal di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model

pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang

tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama

meyangkut keterampilan menulis karangan. Dengan menerapkan model

pembelajaran tersebut, peserta didik akan merasa bebas dalam

mengekspresikan gagasan-gagasan mereka. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian eksperimen ini dengan judul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Kemampuan

Keterampilan Menulis Karangan Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:

Apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap penerapan model

pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan keterampilan

menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk:

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap penerapan

model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan keterampilan

menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

a. Diharapkan menjadi bahan informasi bagi institusi pendidikan SMA

Muhammadiyah Disamakan Makassar dalam dalam pengembangan

berpikir kreatif dan keterampilan menulis.

b. Memperkenalkan salah satu alternatif belajar dengan model experiential

learning yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis

peserta didik.

2. Manfaat praktis

Dengan adanya penelitian eksperimen ini dapat memberikan

manfaat yang besar bagi:

a. Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian eksperimen ini dapat memberikan

saran bagi guru mengenai alternatif mudah model pembelajaran untuk

menciptakan kegiatan belajar yang dapat meningkatkan berpikir kreatif

dan keterampilan menulis karangan bagi peserta didik.

b. Bagi Pihak Pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pihak-

pihak yang terkait dengan bidang pendidikan mengenai peningkatan

kualitas pembelajaran di SMA Muhammadiyah Disamakan Kota

Makassar dengan model pembelajaran experiential learning sehingga

dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian dan sumber analisis lebih

lanjut sebagai usaha untuk memperoleh konsep-konsep baru bagi

pengembangan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman praktis penelitian dan

pengaruh pendekatan pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan

kemampuan akademik dalam pengembangan model pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan

untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan

masalah yang akan diteliti, kerangka teori yang relevan dengan penelitian ini

diuraikan sebagai berikut.

1. Penelitian Relevan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh model

pembelajaran Experiential Learning terhadap peningkatan hasil belajar

siswa pada penelitian sebelumnya antara lain berjudul Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning terhadap Berpikir

Kreatif dan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar Kelas V

SD Inpres Bontomanai Kota Makassar, oleh Nur Asma A (2016).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan setelah

menggunakan model pembelajaran Experiential Learning. Hasil penelitian

ini diketahui bahwa sebelum penerapan model pembelajaran tersebut 64%

jumlah siswa dalam kategori hasil belajar sangat rendah, 32% kategori

rendah dan 4% kategori sedang. Sedangkan setelah penerapan model

pembelajaran Experiential Learning diketahui bahwa 32% hasil belajar

siswa dalam kategori rendah, 54% kategori sedang dan 14% kategori

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan

memiliki efek terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian relevan yang kedua ialah Pengaruh Model Experiential

Learning terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

Terpadu di Kelas IV SD Negeri 3 Sawah Lama Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2016/2017, oleh Dian Wakhidiani (2017). Penelitian ini memiliki

tujuan untuk mengetahui pengaruh model Experiential Learning terhadap

aktivitas dan hasil belajar siswa serta perbedaan mean aktivitas dan hasil

belajar siswa pada pembelajaran terpadu di kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hasil penelitian ini diketahui bahwa adanya pengaruh yang

ditimbulkan dari penerapan model Experiential Learning dengan bukti

kelas eksperimen IV B 57% lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-

rata aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol IV A (44%) dan

pemerolehan mean hasil belajar siswa pada kelas eksperimen kelas IV B

78.33 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol A ialah

68.00.

Perbedaan penelitian relevan dengan penelitian yang akan diteliti

oleh peneliti dapat dilihat dari jenjang pendidikan dan variabelnya. Kedua

penelitian relevan di atas jika dilihat dari segi jenjang pendidikan tentu

memiliki perbedaan yang mencolok dengan penelitian ini. Apabila ditinjau

dari segi variabelnya, kedua penelitian relevan di atas memiliki dua

variabel, sedangkan yang akan diteliti oleh peneliti hanya menggunakan

satu variabel yakni keterampilan menulis karangan. Penelitian ini hanya

bertujuan untuk membuktikan hasil dari kedua penelitian di atas, apakah

penerapan model tersebut dapat memberikan pengaruh jika digunakan di

jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Keterampilan Menulis

Menurut Abbas (Suyuti, 2016:118), keterampilan menulis adalah

kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada

pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan

harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan

gramatikal serta penggunaan ejaan.

Menurut Rofiuddin dan Zuhdi (Suyuti, 2016:118), keterampilan

menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan,

pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan,

atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis.

Menurut Tarigan (Suyuti, 2016:118), keterampilan menulis adalah

salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang

digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara

tatap muka dengan pihak lain. Keterampilan menulis bersifat fungsional

terhadap pengembangan diri siswa, baik untuk studi maupun untuk terjun

di masyarakat. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat

mengembangkan kreatifitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai

sarana menyalurkan kreatifitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa

yang digunakan sebagai sarana komunikasi yang berisi gagasan, perasaan

dan keinginan yang dituangkan dalam media tulis.

a. Pengertian Menulis

Menurut Nurkhasanah (Ramlah, 2017:54) mengemukakan

bahwa menulis sebagai bagian dari keterampilan berbahasa memiliki

peranan yang amat penting. Pentingnya keterampilan menulis tidak

hanya tampak pada status keberadaannya, nilai fungsinya, dan proses

kegiatannya saja, melainkan juga pada wujud yang dihasilkannya.

Dengan keterampilan menulis seseorang dapat merekam, melaporkan,

memberitahukan, meyakinkan, dan memengaruhi orang lain.

Menurut Nurgiyantoro (Farisma, 2014:1) bahwa menulis

merupakan kemampuan yang lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan

tiga kemampuan bahasa yang lain, yaitu menyimak, berbicara, dan

membaca. Keterampilan menulis merupakan sarana untuk

mengembangkan daya pikir dan menuangkan ide atau gagasan dalam

bentuk tulisan yang runtut dan sistematis. Oleh karena itu, kemampuan

berpikir harus dikembangkan untuk melatih siswa agar mampu berpikir

kritis.

Menurut Asma (2016:2) bahwa menulis ialah aspek

keterampilan yang penting dalam berbahasa. Menulis merupakan media

komunikasi dalam menyampaikan gagasan, pendapat serta informasi.

Tidak seperti halnya kemampuan menyimak dan berbicara yang

diperoleh manusia dari pembawaan. Kemampuan membaca dan

menulis merupakan kemampuan yang harus dilatih dan dipelajari.

Menurut Tarigan (Asma, 2016:2), keterampilan menulis tidak akan

datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak

dan teratur.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berperan

sebagai media komunikasi. Hal ini sejalan dengan pengertian menulis

yang disampaikan Tarigan (Rosmaya, 2018:113) yang menyatakan

bahwa keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain.

b. Pengertian Karangan

Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata,

kalimat dan paragraf untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema

tertentu dan tertuang dalam tulisan. Menulis atau mengarang pada

hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan

dan kemauan serta informasi ke dalam tulisan dan mengirimkannya

kepada orang lain (Rahman dkk,

http://scoutternurlaila.blogspot.com/2014/11/makalah-karangan-mata-

kuliah-bahasa.html?m=1 ).

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang

untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa

tulis kepada pembaca untuk dipahami

(id.m.wikipedia.org/wiki/karangan).

Menurut Widwiarti (2014:256), karangan merupakan rangkaian

kata-kata atau kalimat. Bahasa yang digunakan dalam sebuah karangan

hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang

dipikirkan, diinginkan atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar

atau pembaca.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan karya

tulis yang berisi ungkapan perasaan, keinginan dan kemauan yang

bertujuan menyampaikan informasi kepada orang lain.

Dalam menulis terdapat beberapa aspek yang hendaknya

diperhatikan oleh penulis. Iskandarwassid dan Sunendar (Astuti dan

Mustadi, 2014:253) mengidentifikasi aspek-aspek menulis karangan

ada delapan, yaitu:

1) Kualitas dan ruang lingkup isi

2) Organisasi dan penyajian cerita

3) Komposisi

4) Kohesi dan koherensi

5) Gaya bahasa

6) Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca

7) Kerapian dan kebersihan

8) Respon afektif pengajar terhadap karya tulis

c. Jenis-jenis Karangan

Dalam keterampilan menulis karangan, perlu diketahui

klasifikasi karangan. Menurut Munirah (2016:41-50) mengemukan

bahwa klasifikasi karangan ada empat, diantaranya:

1) Eksposisi (paparan)

Menurut Umianti (2010:7) menyatakan bahwa eksposisi

adalah wacana yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok

pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.

Menurut Parera (Munirah, 2016:47) menyatakan bahwa

tulisan eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi. Penulis dan

Pengarang berusaha memaparkan kejadian atau masalah agar

pembaca dan pendengar memahaminya dan pengarang memiliki

sejumlah data dan bukti sehingga ia berusaha menjelaskan persoalan

dan kejadian ini demi kepentingan sendiri.

Menurut Rosmaya (2018:114) bahwa karangan eksposisi

adalah karangan yang menguraikan, memaparkan dan menjelaskan

suatu topik secara jelas agar pembaca dapat memperluas pandangan,

wawasan dan pengetahuannya. Pengarang menuliskan sesuatu dalam

karangan eksposisi dengan tujuan menginformasikan kepada

pembaca dan bukan untuk tujuan lain. Dalam karangan eksposisi,

pengarang tidak mempunyai tujuan lain seperti memaksakan atau

mengajak agar pembaca menerima dan mengikuti apa yang telah

diuraikannya dalam karangan eksposisi.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karangan

eksposisi, maka dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi

merupakan wacana yang berusaha menyampaikan pokok pikiran

yang berupa pemberian informasi sehingga dapat menambah

pengetahuan pembaca.

Menurut Rosmaya (2018:119) memaparkan langkah-langkah

dalam menulis karangan eksposisi sebagai berikut.

a) Menentukan topik yang akan disajikan

b) Menentukan tujuan eksposisi

c) Menyesuaikan bahasa dan isi karangan dengan pembaca

d) Membuat kerangka

e) Memaparkan karangan dengan menggunakan bahasa yang baik

dan benar

Menurut Semi (Rosmaya, 2018:114-115) menyatakan bahwa

karangan eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a) Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian dan

pengetahuan

b) Bersifat menjawab pertanyaan apa, kapan, mengapa dan

bagaimana

c) Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa

yang baku

d) Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis

e) Disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak

memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.

2) Deskripsi (lukisan)

Menurut Umianti (2010:7) menyatakan bahwa karangan

deskripsi adalah wacana yang melukiskan sesuatu sesuai dengan

sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrakan (melihat,

mendengar, mencium dan merasakan) yang ingin dilukiskan itu

sesuai dengan citra penulisnya.

Menurut Munirah (2016:44) menyatakan bahwa karangan

deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu dengan

jelas dan terperinci. Karangan deskripsi bertujuan melukiskan atau

memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan jelas sehingga

pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau

merasakan hal-hal yang dideskripsikan.

Menurut Tarigan (Suyuti dkk, 2016:116) bahwa karya tulis

yang bersifat deskripsi ialah tulisan yang bersifat melukiskan atau

memberikan sesuatu, berarti tulisan yang melukiskan seperti apa

adanya tanpa menambah atau mengurangi keadaan yang sebenarnya.

Melalui tulisan deskripsi, seorang penulis berusaha memindahkan

pesan-pesan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca

dengan membeberkan sifat dan semua perincian yang ada pada

sebuah objek. Objek deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang

dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, akan tetapi dapat pula

ditangkap perasaan hati.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

karangan deskripsi adalah karangan yang bersifat memberikan atau

menyampaikan sebuah informasi secara terperinci dan sebagaimana

adanya kepada pembaca mengenai yang belum diketahuinya.

Munirah (2016:45) memaparkan tahap menulis karangan

deskripsi sebagai berikut.

a) Menentukan objek pengamatan

b) Menentukan tujuan

c) Mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan

d) Menyusun kerangka karangan

e) Mengembangkan kerangka menjadi karangan

3) Argumentasi

Menurut Ummiati (2010:8) bahwa karangan argumentasi

adalah karangan yang memberikan alasan dengan contoh dan bukti

yang kuat serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan

membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan keyakinan penulis,

sehingga mau berbuat sesuai dengan kemauan penulis.

Menurut Alwasilah (Fauziya, 2016:162) argumentasi adalah

karangan yang membuktikan kebenaran dan ketidakbenaran dari

sebuah pernyataan. Menurutnya, argumen tidak berarti pertengkaran.

Dalam teks argumen, penulis menggunakan berbagai strategi atau

peranti retorika untuk menyakinkan pembaca mengenai kebenaran

dan ketidakbenaran itu.

Munirah (2016:51) mengemukakan bahwa karangan

argumentasi dapat dikembangkan dengan pola penalaran sebab-

akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan

diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. Dalam

penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi

akibat sebab. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akbibatnya,

kemudian mencari sebab-sebabnya. Selain itu, Munirah (2016:52)

mengemukakan tahapan dalam menulis karangan argumentasi,

sebagai berikut.

a) Menentukan tema dan topik permasalahan

b) Merumuskan tujuan penulisan

c) Mengumpulkan data atau bahan berupa bukti-bukti, fakta, atau

pernyataan yang mendukung

d) Menyusun kerangka karangan

e) Mengembangkan kerangka menjadi karangan

4) Narasi

Menurut Ummiati (2010:8) bahwa narasi adalah rangkaian

tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal kejadian

melalui tokoh atau pelaku dengan maksud memperluas pengetahuan,

pendengar atau pembaca.

Menurut Nuryatin (Ahsin, 2016:159) bahwa narasi

merupakan sebuah karya yang di dalamnya terkandung berbagai

aspek tentang rangkaian cerita yang membentuk makna. Seorang

pembaca cerita narasi kebanyakan akan terinspirasi dari sifat

maupun kehidupan tokoh yang ia baca. Tidak sedikit dari mereka

juga akan meniru kehidupan maupun sikap tokoh yang mereka

kagumi dalam sebuah narasi. Menulis narasi bisa berdasarkan

pengalaman. Pengalaman mencakupi pengalaman fisik dan

pengalaman nonfisik.

Menurut Munirah (2016:41) mengemukakan bahwa narasi

adalah cerita yang didasarkan pada urutan-urutan suatu kejadian atau

perisitiwa. Di dalam sebuah narasa mengandung unsur-unsur penting

berupa; kejadian, tokoh, konflik, alur/plot, dan latar. Selain itu, ia

juga menjelaskan tahapan dalam menulis karangan narasa, yakni:

1) Menentukan tema cerita

2) Menentukan tujuan

3) Mendaftarkan topik atau gagasan pokok

4) Menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara

kronologis atau urutan waktu.

5) Mengembangkan kerangaka menjadi karangan

3. Model Pembelajaran Experiental Learning

Menurut Kolb (Asma, 2016:22) bahwa model pembelajaran

experiential learning ialah proses belajar, proses perubahan yang

menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran.

Experiential learning merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui

refleksi dan melaui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman

langsung. Experiential learning berfokus pada proses pembelajaran untuk

masing-masing individu.

David Kolb (Asma, 2016:22) mengemukakan bahwa model

pembelajaran Experiential learning yang dapat digambarkan seperti

berikut.

Gambar 2.1 Siklus Experiential Learning David Kolb

Peter Honey dan Alan Mumford (Asma, 2016:24), sistem belajar

mereka sebagai variasi pada model Kolb, mereka berkata “Kami

mendeskripsikan tahapan dalam siklus pembelajaran yang berasal dari

Proses mengalami

Berbagi

Analisis pengalaman

Mengambil hikmah

Menerapkan

karya David Kolb. Kolb menggunakan kata-kata yang berbeda untuk

menjelaskan tahapan dari siklus belajar dan empat gaya belajar”. Yang

khas dari presentasi mereka tentang gaya masing-masing tahapan pada

lingkaran atau empat tahap berhubung dengan putaran arus diagram.

a. Having an experience (memiliki pengalaman) tahap 1, dan aktive (gaya

1) ‘di sini dan sekarang’, suka berteman, mencari tantangan dan

pengalaman langsung, buka hati, bosan dengan pelaksanaan.

b. Reviewing the experience (meninjau kembali pengalaman) tahap 2 dan

reflectors (gaya 2): ‘mundur’, mengumpulkan data, merenungkan dan

menganalisa, keterlambatan mencapai kesimpulan, mendengarkan

sebelum berbicara.

c. Concluding from the experience (menyimpulkan berdasarkan

pengalaman) tahap 3 dan theorists (gaya 3): berpikir logis dalam hal

melalui langkah beda mencernakan fakta menjadi jelas teori, tujuan

akal, mengolah subjektivitas dan kesombronoan.

d. Planning the next steps (perencanaan langkah berikutnya) tahap 4 dan

pragmatists (gaya 4): mencari dan mencoba ide-ide baru, praktis,

menikmati pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan

cepat, bosan dengan diskusi panjang

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa model pembelajaran

Experiential learning merupakan model pembelajaran yang menekankan

siswa untuk menyusun dan melaksanakan. Menurut Sudjana (Asma,

2016:27) mengemukakan bahwa Prinsip ini saling berkaitan dengan

pengalaman dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta cara-cara

belajar yang biasa dilakukan oleh siswa.

B. Kerangka Pikir

Tantangan di era milenial mengharuskan pendidik mampu beradaptasi

dan berkompetisi dengan dinamika perkembangan dunia pendidikan. Dampak

dari kemajuan tersebut sangat memengaruhi segala aspek pendidikan.

Lembaga pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas dengan cara semua instansi pendidikan memperketat seleksi

tenaga pendidik.

Untuk mengatasi rendahnya minat belajar peserta didik dlam menulis

karangan, model experiential learning dapat disajikan sebagai salah satu

bentuk alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas dan keberhasilan peserta

didik dalam belajar khususnya pada mata pelajaran pendidikan bahasa

Indonesia.

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir

Keterampilan menulis

Kegiatan Belajar Mengajar

Menerapkan model

experiential learning

Tidak menerapkan model

experiential learning

Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi

Analisis Data

Tidak Ada Pengaruh Ada Pengaruh

Temuan

Gaya Bahasa

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, tinjauan

pustaka dan kerangka pikir dalam penelitian ini digunakan hipotesis yaitu

“Adanya pengaruh penerapan model pembelajaran experiential learning

terhadap kemampuan keterampilan menulis karangan siswa SMA

Muhammadiyah Disamakan”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2018:111

mengemukakan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode

penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (treatmen/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam

kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain

(selain variabel teratment) yang memengaruhi variabel dependen.

Dalam penelitian eksperimen ada empat faktor utama, yaitu hipotesis,

variabel independen, variabel dependen dan subjek. Hipotesis dalam

penelitian eksperimen adalah keputusan utama yang ditetapkan oleh peneliti

diuji. Berdasarkan hipotesis tersebut, selanjutnya dapat ditentukan variabel

independen dan variabel dependen.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini pre-

experimental designs (nondesigns) yakni suatu jenis penelitian yang hanya

melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen atau kelas uji coba yang

dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Bentuk desain penelitian

yang digunakan adalah ‘one-group pretest-Posttest Design’ yakni desain

yang bentuknya diberikan pre-test sebelum perlakuan dan post-test setelah

diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan keadaan sebelum diberi

perlakuan dan setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2018:114).

Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Keterangan:

01 = Tes awal (pre-test)

02 = Tes Akhir (post-test)

X = Perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran experiential learning

Sugiyono (2018:115) membagi model eksperimen ini melalui tiga

langkah yakni:

1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)

sebelum perlakuan dilakukan

2. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menerapkan

model experiential learning

3. Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar)

setelah perlakuan dilakukan

Dalam desain penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang

digunakan, yaitu:

1. Variabel bebas (X) : Penerapan model experiential learning

2. Variabel terikat (Y) : Keterampilan menulis karangan

01 –X- 02

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013:117). Populasi dalam penelitian ini adalah 12 orang dari

kelas yang akan di uji cobakan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel

berikut.

Tabel 3.1 Data siswa SMA Muhammadiyah Disamakan 2019

Kelas Program L P Jumlah siswa

X - 5 6 11

XI

IPA - 12 12 Orang

IPS 4 11 15 Orang

XII

IPA 8 14 22 , Orang

IPS 11 2 13 Orang

Jumlah Total Siswa 28 46 74 orang

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013:118), Sampel ialah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2013:124). Dalam teknik ini, yang akan diambil

sebagai anggota sampel adalah kelas X yang berjumlah 11 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang akan dipakai dalam

melakukan penelitian eksperimen di kelas tersebut. Instrumen penelitian yang

digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi dan tes dalam bentuk pre-

test dan post-test.

E. Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model experiential learning

yang bertujuan untuk menekankan peran siswa untuk menyusun sendiri

dalam membuat karangan yang berbasis pada pengalaman dan pendidik

hanya berperan sebagai fasilitator.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan menulis

karangan sebagai proses bagi siswa untuk melatih dirinya dalam

menyusun sebuah karangan yang didukung oleh serangkaian komponen

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis. Dalam

kemampuan keterampilan menulis karangan yang akan diteliti adalah

aspek gaya bahasa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini ialah pre-test dan post-test. Adapun prosedur pengumpulan data

yang akan dilakukan sebagai berikut.

1. Tes awal (pre-test)

Tes awal dilakukan sebelum treatment. Pre-test dilakukan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum

diterapkannya model Experiential Learning.

2. Tes akhir (post-test)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui

kemampuan menulis karangan dengan menggunakan penerapan model

Experiential Learning.

3. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang perlu

digunakan apabila menggunakan metode penelitian eksperimen yang

berupa penelitian kuantitatif.

G. Teknik Analisis Data Penelitian

1. Analisis statistik deskriptif

Menurut Sugiyono (2018:226), statistik deskriptif merupakan

statistik yang digunakan dalam menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan pelajaran bahasa Indonesia dan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jadi, analisis deskriptif pada

penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai hasil

belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sebelum dan

sesudah perlakuan berupa penerapan model Experiential Learning. Untuk

kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata mengenai hasil

belajar peserta didik dengan rumus:

Me = ∑ Xi

n

Keterangan :

Me = rata-rata hasil belajar

∑ = jumlah

Xi = nilai X ke i sampai ke n

N = Banyaknya subjek

Hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan dengan model

Experiential Learning dapat dianalisis dengan teknik analisis persentase

dengan rumus :

P = F X 100%

N

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah subjek eksperimen

Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas mengenai hasil

belajar bahasa Indonesia peserta didik maka yang dibutuhkan lima

kategori penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kategori Standar Hasil Belajar Siswa yang Ditetapkan di

SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

Nilai Kategori

90-100 Sangat tinggi

80-89 Tinggi

70-79 Sedang

60-69 Rendah

0-59 Sangat rendah

Sumber: Data Akademik SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

2. T-tes

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian mengenai

perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X.IPA dalam pembelajaran

bahasa Indonesia antara sebelum dan sesudah penerapan model

Experiential Learning resitasi, maka digunakan rumus t-tes yang

dikemukakan oleh Arikunto (Asma, 2016:36) yaitu:

𝑡 =𝑀𝑑

√∑𝑥2 𝑑

𝑁(𝑁 − 1)

Keterangan :

Md = perbedaan mean pre-test dan post-test

Xd = Deviasi masing-masing subjek

∑x2d = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah subjek pada sampel

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

a. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Siswa SMA

Muhammadiyah Disamakan Kota Makassar Sebelum

Penerapan Model Experiential Learning (Pre-test)

Pre-test merupakan tahap awal dalam penelitian eksperimen

ini. Materi yang digunakan dalam penelitian ini tentang Karangan

Eksposisi. Hasil dari Pre-test kemudian diolah dan dijadikan

pedoman untuk melaksanakan tahap penelitian yang selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Peneliti di

SMA Muhammadiyah Disamakan, maka diperoleh data melalui

instrumen tes, sehingga diketahui bahwa kemampuan menulis

karangan siswa berupa nilai dari hasil tes yang dilakukan pada

siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan.

Jika hasil tes siswa kelas X SMA Muhammadiyah

Disamakan dikelompokkan ke dalam skala 5 kategori, maka

diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor

Kemampuan Menulis Karangan Siswa Kelas X

SMA Muhammadiyah Disamakan

Interval

Nilai Kategori

Pre-test

Frekuensi Persentase (100%)

0-59 Sangat rendah 11 100%

60-69 Rendah - -

70-79 Sedang - -

80-89 Tinggi - -

90-100 Sangat tinggi - -

Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pre-test

kemampuan menulis karangan siswa yang memperoleh kategori

sangat rendah sebesar 83% dan kriteria rendah 17%.

Tabel 4.2 Statistik Kemampuan Keterampilan Menulis

Karangan Pretest

No. Statistik Nilai Pre-test

1. Nilai tertinggi 50

2. Ukuran sampel 11

3. Nilai terendah 40

4. Range 10

5. Mean 45,82

6. Standart deviation 3,601

7. Variance 12,964

6. Mode 50

7. Median 45

8. Jumlah 504

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mean yang

diperoleh pada pre-test ialah 45,82 dari nilai total 504 dengan nilai

standart deviasi 3,601.

Table 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Keterampilan Menulis

Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

pada Pre-test

Skor Kategori Frekuensi Persentase

(%)

0-69 Tidak tuntas 11 100%

70-100 Tuntas - -

Berdasarkan table 4.3, untuk nilai ketuntasan hasil belajar

keterampilan menulis siswa sebelum diberi perlakuan (pre-test)

dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang mampu mencapai

nilai tuntas. Sehingga Peneliti akan menguji coba model

experiential learning dengan tujuan dapat menjadi solusi

meningkatnya kemampuan keterampilan menulis siswa SMA

Muhammadiyah Disamakan Makassar.

b. Deskripsi Hasil Belajar Pos-Test Pendidikan Bahasa Indonesia

Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan Kota

Makassar

Kegiatan post-tes adalah tahap kedua dalam penelitian

eksperimen dan merupakan penentu ada atau tidak ada pengaruh

penerapan model pembelajaran yang diujikan. Berikut disajikan

statistik nilai kemampuan menulis siswa setelah diberi perlakuan.

Table 4.4 Statistik Nilai Hasil Keterampilan Menulis Siswa

Post-test

No. Statistik Nilai Pos-test

1. Nilai tertinggi 85

2. Ukuran sampel 11

3. Nilai terendah 68

4. Rentang nilai (Range) 17

5. Nilai rata-rata (Mean) 77,091

6. Simpangan baku (Standart deviation) 5,4855

7. Tingkat penyebaran data (Variance) 30,091

6. Nilai yang sering muncul (Mode) 75

7. Titik tengah (Median) 45

8. Jumlah 848

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mean yang

diperoleh pada pos-test adalah 77,091 dari nilai total 848 dengan

nilai standart deviasi 5,4855. Sehingga diperoleh distribusi

frekuensi nilai dan persentase seperti yang ditunjukkan pada tabel

di bawah.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai dan Persentase Pos-test

Subjek Penelitian

Interval Nilai Kategori

Pre-test

Frekuensi Persentase (100%)

0-59 Sangat rendah - -

60-69 Rendah 1 9%

70-79 Sedang 5 45,5%

80-89 Tinggi 5 45,5%

90-100 Sangat tinggi - -

Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pos-test

kemampuan menulis karangan siswa yang memperoleh kategori

rendah sebesar 9%, kriteria sedang 45,5% dan kriteria tinggi

sebesar 45,5% dari 11 siswa.

Tabel 4.6 Gambaran Ketuntasan Belajar Keterampilan

Menulis Siswa SMA Muhammadiyah Disamakan

Makassar pada Pre-test

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-69 Tidak tuntas 1 9%

70-100 Tuntas 10 91%

Berdasarkan tabel di atas, maka nilai ketuntasan hasil

belajar keterampilan menulis siswa setelah diberi perlakuan (pos-

test) dapat disimpulkan bahwa siswa yang mampu mencapai nilai

tuntas sebanyak 10 orang atau sebesar 91% dan yang tidak

mencapai nilai tuntas hanya 1 orang atau sebesar 9%. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan model experiential learning

membawa pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

kemampuan keterampilan menulis siswa SMA Muhammadiyah

Disamakan Makassar.

c. Perbandingan Tingkat Hasil Kemampuan Menulis Karangan

Siswa antara Pre-test dan Pos-test

Ketika disajikan dalam tabel akan terlihat jelas perbedan

kemampuan menulis karangan siswa sebelum diberi perlakuan (pre-

test) dan setelah diberi perlakuan (pos-test) yang ditunjukkan pada

tabel berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Keterampialan Menulis Siswa

Pre-Test dan Pos-test

No. Statistik

Nilai Statistik

Pre-test Pos-test

1. Ukuran sampel 11 11

2. Nilai tertinggi 50 85

3. Nilai terendah 40 68

4. Nilai rata-rata (Mean) 45,82 77,091

5. Rentang nilai 10 17

6. Simpangan baku (Standart

deviation)

3,601 5,4855

7. Tingkat penyebaran data

(Variance)

12,964 30,091

6. Titik tengah (Median)

7. Nilai yang sering muncul

(Mode)

50 75

8. Jumlah 504 848

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mean siswa

setelah dilaksanakan penerapan model experiential learning (pos-

test) lebih tinggi yaitu 77,091 dengan rentang nilai 17 dibanding

dengan pre-test atau sebelum diberi perlakuan yaitu 45,82 dengan

rentang nilai 10. Dengan demikian, hasil belajar kemampuan

menulis karangan siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan

Makassar mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan

penerapan model experiential learning.

2. Hasil t-tes

Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara nilai pre-

test dan pos-test pada subjek penelitian, analisis data yang digunakan

ialah uji t-tes. Uji t-tes berfungsi untuk menguji signifikansi perbedaan

antara mean nilai pre-test dan pos-test pada subjek penelitian.

Berdasarkan hasil perhitungan t-tes diperoleh nilai thitung

sebesar 14,02, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar

2,26216, sehingga dapat disimpulkan nilai thitung lebih besar dari nilai

ttabel. Karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel , maka sebagai

konsekuensinya ialah hipotesis “(H1) : Adanya pengaruh penerapan

model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan

keterampilan menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah

Disamakan Kota Makassar” dinyatakan diterima dan H0 ditolak.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Pembahasan hasil analisis deskriptif meliputi tentang (a) hasil belajar

keterampilan menulis pre-test, (b) hasil belajar siswa setelah diberi

perlakuan. Kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

a. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Siswa Sebelum

Penerapan Model Experiential Learning (Pre-test)

Berdasarkan hasil pengelolaan data sebelumnya, menunjukkan

bahwa hasil belajar keterampilan menulis siswa sebelum diterapkan

model experiential learning dapat dikatakan masih sangat rendah, hal

ini sesuai dengan hasil pre-test yang dilaksanan pada 24 Agustus 2020

bahwa tidak ada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Disamakan Kota

Makassar yang mencapai nilai tuntas.

b. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Karangan Murid Setelah

Penerapan Model Experiential Learning (Pos-test)

Hasil belajar keterampilan menulis siswa sebelum diterapkan

model pembelajaran experiential learning menunjukkan bahwa terdapat

1 siswa atau 9% siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar,

sedangkan 10 siswa atau 91% yang mencapai ketuntasan dalam belajar

keterampilan menulis karangan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

model experiential learning dapat membantu siswa untuk mencapai

ketuntasan klasikal.

Setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan model

experiential learning, diketahui bahwa hasil belajar keterampilan

menulis siswa kelas X mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini

sesuai dengan hasil pos-tes yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus

2020 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kategori rendah

terdapat 1 orang atau 9% , kategori sedang sebanyak 5 orang atau

45,5% dan kategori tinggi sebanyak 5 orang atau 45,5%. Dengan

demikian, hasil belajar keterampilan menulis karangan siswa kelas X

SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar meningkat setelah diberi

perlakuan penerapan model experiential learning.

2. Pembahasan Hasil T-tes

Berdasarkan hasil analisis data inferensial dengan uji-t dalam

rangka untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model experiential

learning terhadap keterampilan menulis siswa X SMA Muhammadiyah

Disamakan Makassar. Diperoleh nilai t-tes sebesar 14,02 yang disebut

sebagai thitung, selanjutnya nilai thitung tersebut dikonsultasikan dengan ttabel

dengan degree of freedom (df) terhadap distribusi yang diteliti dengan

rumus df=N-k. Oleh karena jumlah keseluruhan murid yang menjadi

sampel pada penelitian ini sebanyak 11 dan variabel pada penelitian ini,

maka df=11-2=10, maka ttabel pada penelitian ini adalah 2,26216 dengan

taraf signifikansi 5% dengan 2 sisi (0,025). Dapat disimpulkan bahwa nilai

thitung > ttabel maka H0 ditolak dan menerima H1, yang artinya Ada pengaruh

penerapan model experiential learning terhadap kemampuan keterampilan

menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan Kota Makassar.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil tes pada pre-test menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang

mencapai ketuntasan belajar yang ditandai dengan nilai rata-rata (mean) siswa

adalah 45,82. Kemudian setelah diberi perlakuan berupa penerapan model

pembelajaran experiential learning dan diberikan pos-tes , hanya 1 orang

siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar dan 10 orang lainnya mencapai

ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 77,091. Siswa yang tidak mencapai

ketuntasan belajar tetap dibimbing, akan tetapi siswa tersebut memang bersikap

acuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model experiential

learning berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan

keterampilan menulis karangan siswa SMA Muhammadiyah Disamakan

Makassar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa

saran baik untuk perbaikan pembelajaran maupun penerapan metode

pembelajaran ke depannya, yaitu:

1. Model pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran

yang baik diguanakan untuk menumbuhkan wawasan berpikir sehingga

diharapkan dapat diterapkan pada konsep materi lainnya terutama pada

mata pelajaran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

2. Selama pembelajaran dengan menggunakan model experiential learning

diharapkan siswa tetap diberikan bimbingan dan arahan untuk menghindari

terjadinya miskonsepsi atau kesalahpahaman dalam memahami konsep

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsin, Muhammad Nur.2016. Peningkatan Keteramp ilan Menulis Karangan

Narasi Dengan Menggunakan Media Audiovisual dan Metode Quantum

Learning. Jurnal Refleksi Edukatika, (Online), Vol.2, NO.2,

(jurnal.umk.ac.id, diakses pada tanggal 29 Januari 2020)

Asma, Nur. 2016. Skripsi. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Experiential Learning terhadap Berpikir Kreatif dan Keterampilan

Menulis Karangan Siswa Sekolah Dasar Kelas V SD Inpres Bontomanai

Kota Makassar. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar

Astuti, Yanuarita, Widi & Mustadi, Ali. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Film

Animasi terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V

SD. Jurnal Prima Edukasia, (Online), Vol 2, No. 2, (journal.uny.ac.id,

diakses 6 Februari 2020)

Dampelas. Jurnal Bahasaantodea, (Online), Volume 4, Nomor 2,

(Jurnal.untad.ac.id.diakses 28 Januari 2020)

Farisma, Santi Dewi. 2014. Skripsi. Keefektifan Penggunaan Metode

Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) Dalam

Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas

X MAN Yogyakarta III. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Fauziya, Diena San.2016. Pembelajaran Kooperatif Melalui Teknik Duti-Duta

Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Argumentasi. Riksa Bahasa,

(Online), Vol 2, No.2, (pdfs.semanticscholar.org, diakses 29 Januari 2020)

Munirah.2016. Diktat. Pengembangan Keterampilan Menulis. Makassar: FKIP

Unismuh

Payana, Wita Dwi. 2013. Jurnal. Pengaruh Model Pembelajaran Experiential

Learning Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas

XI SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak Tahun Pembelajaran

2012/2013. Medan: Universitas Negeri Medan

Pinandita, dkk. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal

Ilmiah Kesehatan Keperawatan,(Online), Vol 8, No.2,

(ejournal.stikesmuhgombong.ac.id, diakses 6 Februari 2020)

Rahman,dkk.2013. Karangan, (Online),

(http://scoutternurlaila.blogspot.com/2014/11/makalah-karangan-mata-

kuliah-bahasa.html?m=1, diakses pada tanggal 28 Januari 2020)

Ramlah.2017. Diktat. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar:

FKIP Unismuh

Rosmaya,Elin. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Dengan Menggunakan

Pendekatan Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Di SMP. Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (Online), Jilid 5, Nomor 4,

(Jurnal.unsgawati.ac.id, diakses 28 Januari 2020)

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Suyuti,dkk.2016. Penerapan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas XB SMAN 2

Ummiati. 2010. Skripsi. Analisi Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam

Menyusun Karangan Kelas II SMA Pesantren Yatama Mandiri Pallangga.

Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar

Widwiarti, Yudha. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Bahasa

Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri Rembang Kabupaten Pasuruan.

NOSI, (Online), Vol 2, No.3, (pbindoppsunisma.com, diakses 6 Januari

2020)

LAMPIRAN 1

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Muhammadiyah

Disamakan Makassar

Alokasi Waktu : 4x45 menit

Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa

Indonesia

KD : 4.3

Kelas/Semester : X/1 IPK : 3.3.1, 3.3.2, 3.3.3

Pengertian, struktur, jenis-jenis dan kebahasaan karangan eksposisi

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah melalui proses pembelajaran dengan model experiential learning,

peserta didik mampu membuat karangan atau teks eksposisi dan memiliki sikap

percaya diri, mandiri dan selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala.

B. Langkah-langkah Pembelajaran (Model Experiential Learning)

1. Pendahuluan (8 Menit)

a. Guru berkomunikasi dengan peserta didik melalui grup whatsapp untuk segera masuk ke

aplikasi zoom, mengecek kehadiran peserta didik melalui aplikasi zoom, mengucapkan

salam pembuka, berdoa untuk memulai pembelajaran.

b. Guru menanyakan kabar tentang kesehatan peserta didik, mengingatkan peserta didik

untuk senantiasa menjaga kebersihan dan menjaga jarak saat berada di luar rumah.

c. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Guru dan peserta didik log out dari aplikasi zoom meeting.

2. Inti (70 Menit)

a. stimulation (10’) Peserta didik mencermati video dari classroom yang dikirimkan oleh

guru.

b. problem

statement (10’)

Guru membuka diskusi terkait video yang telah dikirimkan

c. data

collection (15’)

Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi yang belu

dipahami

d. data

processing (15’)

Guru menugaskan peserta didik membuat teks eksposisi dengan tema

yang telah ditentukan

e. verification

(10’)

Guru memberikan umpan balik mengenai tugas yang telah di setor

oleh peserta didik

f. generalization Peserta didik menyimpulkan dan memperbaiki hasil kerja.

(10’)

3. Penutup (12 Menit)

a. Peserta didik melakukan refleksi melalui grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring

lainnya.

b. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran melalui

grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring lainnya.

d. Guru menginformasikan pembelajaran berikutnya melalui grup whatsapp atau aplikasi

daring lainnya.

C. Penilaian

1. Sikap: observasi saat pembelajaran

2. Pengetahuan: tes tulis dan penugasan

3. Keterampilan: produk peserta didik dan praktik

Makassar, 24 Agustus 2020

Mengetahui

Guru Pamong Mahasiswa

Dra. A. Fatimah Lismawati

NIP 19600512 198503 2 007 NIM 105331117916

Kepala Sekolah

SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

Ka’bai, S.Pd.

NIP. 19710313 200701 1 018

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Muhammadiyah

Disamakan Makassar

Alokasi Waktu : 4x45 menit

Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa

Indonesia

KD : 4.3

Kelas/Semester : X/1 IPK : 4.3.1, 4.3.2

Tips membuat karangan eksposisi dan penugasan

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah melalui proses pembelajaran dengan model experiential learning,

peserta didik mampu membuat karangan atau teks eksposisi dan memiliki sikap

percaya diri, mandiri dan selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala.

B. Langkah-langkah Pembelajaran (Model Experiential Learning)

1. Pendahuluan (8 Menit)

a. Guru berkomunikasi dengan peserta didik melalui grup whatsapp untuk segera masuk ke

aplikasi zoom, mengecek kehadiran peserta didik melalui aplikasi zoom, mengucapkan

salam pembuka, berdoa untuk memulai pembelajaran.

b. Guru menanyakan kabar tentang kesehatan peserta didik, mengingatkan peserta didik

untuk senantiasa menjaga kebersihan dan menjaga jarak saat berada di luar rumah.

c. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

e. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Guru dan peserta didik log out dari aplikasi zoom meeting.

2. Inti (70 Menit)

a. stimulation (10’) Peserta didik mencermati video dari classroom yang dikirimkan oleh

guru.

b. problem

statement (10’)

Guru membuka diskusi terkait video yang telah dikirimkan

c. data

collection (15’)

Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi yang belu

dipahami

d. data

processing (15’)

Guru menugaskan peserta didik membuat teks eksposisi dengan tema

bebas

e. verification

(10’)

Guru memberikan umpan balik mengenai tugas yang telah di setor

oleh peserta didik

f. generalization Peserta didik menyimpulkan dan memperbaiki hasil kerja.

(10’)

3. Penutup (12 Menit)

a. Peserta didik melakukan refleksi melalui grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring

lainnya.

b. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran melalui

grup whatsapp, surel, atau aplikasi daring lainnya.

d. Guru menginformasikan pembelajaran berikutnya melalui grup whatsapp atau aplikasi

daring lainnya.

C. Penilaian

1. Sikap: observasi saat pembelajaran

2. Pengetahuan: tes tulis dan penugasan

3. Keterampilan: produk peserta didik dan praktik

Makassar, 31 Agustus 2020

Mengetahui

Guru Pamong Mahasiswa

Dra. A. Fatimah Lismawati

NIP 19600512 198503 2 007 NIM 105331117916

Kepala Sekolah

SMA Muhammadiyah Disamakan Makassar

Ka’bai, S.Pd.

NIP. 19710313 200701 1 018

LAMPIRAN 2

PRE-TES

PRE-TEST

LAMPIRAN 3

POS-TES

POS-TES

T

LAMPIRAN 4

DAFTAR HADIR

DAFTAR NILAI

NO NIS

NASIONAL NAMA

DAFTAR

HADIR

DAFTAR

NILAI

PRE-

TEST

POS-

TEST

PRE-

TEST

POS-

TEST

1 0053693125 ARYA

NUGRAHA ✓ ✓ 45 85

2 0051938074 DEWI

BURHAN ✓ ✓ 45 80

3 0056033098 DIMAS

SAPUTRA ✓ ✓ 43 80

4 0065857866 NURHISNA ✓ ✓ 43 68

5 3054165258 MUH. IKSAN ✓ ✓ 40 75

6 0057555543

NAJWA

ADILLA

TAIRA EKO

✓ ✓ 50 75

7 0056765498 SITI AISYAH

WULANDARI ✓ ✓ 45 80

8 0044384176 SITI

RAHMADHANI ✓ ✓ 43 85

9 0054287135 SITTI

KURNIANTI ✓ ✓ 50 70

10 0025026867 IDRUS

ABDULLAH ✓ ✓ 50 75

11 0053718036 MUH. SALEH ✓ ✓ 50 75

LAMPIRAN 5

UJI HIPOTESIS

PERHITUNGAN SPSS

UJI HIPOTESIS (T-TES)

Rumus t-tes yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh

Arikunto (Asma, 2016:36) yaitu:

𝑡 =𝑀𝑑

√∑𝑥2 𝑑

𝑁(𝑁 − 1)

1. Tentukan Gain (d) seperti pada table berikut.

Responden

Pre-

Test

Post-

Test

Gain

(d)

1 45.0 85.0 40.00

2 45.0 80.0 35.00

3 43.0 80.0 37.00

4 43.0 68.0 25.00

5 40.0 75.0 35.00

6 50.0 75.0 25.00

7 45.0 80.0 35.00

8 43.0 85.0 42.00

9 50.0 70.0 20.00

10 50.0 75.0 25.00

11 50.0 75.0 25.00

2. Tentukan Md

𝑀𝑑 =∑𝑑

𝑁=

344

11= 31.27

3. Tentukan ∑x2d dengan menggunakan rumus:

∑x2d = ∑d2-(∑d)

2

𝑁

= 11.308 - (344)2

11

= 11.308 – 10.757,81

= 550,19

4. Uji Hipotesis

𝑡 =𝑀𝑑

√∑𝑥2 𝑑

𝑁(𝑁−1)

= 31.27

√550.19

11(11−1)

=31.27

√550.19

110

= 31.27

√5,0017=

31.27

2.23= 14,02

5. Menentukan ttabel

Untuk mencari Ttabel, peneliri menggunakan signifikansi 5%

untuk satu sisi sebesar 0.05. Rumus dalam menentukan df dalam

Ttabel sebagai berikut.

df = n - k =11 – 1 =10

Keterangan : n (jumlah responden), k (jumlah variable)

PRE TEST

FREKUENSI

POS-TEST

No. Pre-Test Post-Test d=X2-X1 d2

1 45 85 40 1.600

2 45 80 35 1.225

3 43 80 37 1.369

4 43 68 25 625

5 40 75 35 1.225

6 50 75 25 625

7 45 80 35 1.225

8 43 85 42 1.764

9 50 70 20 400

10 50 75 25 625

11 50 75 25 625

∑ 504 848 344 11.308

LAMPIRAN 6

PERSURATAN

LAMPIRAN 7

RIWAYAT HIDUP

Lismawati dilahirkan di Bulukumba pada tanggal 23 Desember 1997, anak

pertama dari pasangan dua insan yang saling mencintai, yakni Ayahanda

Amirullah dan Ibunda Jumaang yang dikaruniai tiga orang anak. Penulis

menempuh Pendidikan pertama di TK Surya Banyoro

selama 2 tahun dan selesai pada tahun 2004, tamat di SDN 131 Bontobana pada

tahun 2010, dan melanjutkan Pendidikan di MTs. Tanuntung pada tahun yang

sama dan selesai di tahun 2013, kemudian melanjutkan Pendidikan ke jenjang

berikutnya di SMAN 6 Bulukumba dan selesai di tahun 2016. Pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan kuliah Strata 1 (S1) dengan Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai di Tahun 2020.