PEMBANGUNAN UMMAT DAN UPAYA PENGENTASAN
KEMISKINAN MELALUI LEMBAGA FILANTROPI ISLAM
SEBAGAI BENTUK DAKWAH BIL HAL PADA BAZIS JAKARTA
TIMUR
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Magister Sosial (M.Sos)
Oleh:
Eka Napisah S.Ag
NIM. 21140510100004
Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta
2018
i
ABSTRAK
Eka Napisah
PEMBANGUNAN UMMAT DAN UPAYA PENGENTASAN
KEMISKINAN MELALUI LEMBAGA FILANTROPI
ISLAM SEBAGAI BENTUK DAKWAH BIL HAL
PADA BAZIS JAKARTA TIMUR
Dakwah bil hal yang merupakan salah satu metode
dalam berdakwah menjadi bagian yang mempertemukan
dengan konsep filantropi dalam Islam. Dalam ajaran Islam,
wacana filantropi sesungguhnya sudah ada dan melekat dalam
sistem teologi yang dimilikinya dan telah dipraktekkan sejak
dahulu dalam bentuk zakat, wakaf, dan sebagainya. Program
filantropi yang dalam pelaksanaannya membantu memperbaiki
kondisi ummat dalam bidang pendidikan, kesejahteraan,
kesehatan, menjauhkan dari kefakiran dan meningkatkan
kualitas hidup adalah bagian dari ajaran Islam. Bentuk-bentuk
pelaksanaan filantropi inilah yang merupakan bentuk dakwah
bil hal. Melalui kegiatan meredistribusi kekayaan, memberikan
santunan dan banyak lagi kegiatan amal lainnya dalam
filantropi Islam, maka pelaku-pelaku atau mediator yang
menjalankan kegiatan meredistribusi kekayaan ini menjadi
penting, melakukan aksi nyata dalam perbaikan kondisi umat
(dakwah bil hal). Program filantropi pada Lembaga Bazis
Jakarta Timur yang telah dijalankan menyentuh aspek-aspek
penting dalam rangka pembangunan umat, seperti: kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan.
ii
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dan audio-visual. Dari data yang didapatkan,
kemudian diolah dan dianalisa ke dalam bab dan sub-bab.
Dalam penelitian ini, kerangka teori yang digunakan ialah teori
Tallot Parson merupakan salah satu teori yang ada di
paradigma Fakta Sosial. Fakta sosial adalah suatu ciri atau sifat
sosial yang kuat yang tidak harus dijelaskan pada level biologi
dan psikologi, tetapi sebagai sesuatu yang berada secara
khusus di dalam diri manusia
Dari hasil analisis penulis menemukan bahwa dengan
adanya kontribusi Bazis Jakarta Timur dalam bidang sosial
keagamaan, kontribusi bidang pendidikan, kontribusi ekonomi,
sangat terbantunya masyarakat khususnya Jakarta Timur dan
praktek filantropi telah menjadi tradisi pada masyarakat Jakarta
Timur. Dalam praktek filantropi, masyarakat tidak
melakukannya sendiri melainkan melalui lembaga filantropi.
Penentuan lembaga BAZIS Jakarta Timur sebagai sarana
melakukan praktek filantropi menjadi sangat menarik. Asas
kepercayaan yang dibentuk lembaga BAZIS Jakarta Timur
yang berada di bawah naungan Pemda DKI Jakarta ini dalam
mengumpulkan dana filantropi telah membudayakan
masyarakat Jakarta Timur untuk saling berbagi antar sesama.
Kata kunci: dakwah bil hal, filantropi, BAZIS
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT,
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul, “PEMBANGUNAN UMMAT DAN UPAYA
PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI LEMBAGA
FILANTROPI ISLAM SEBAGAI BENTUK DAKWAH BIL
HAL PADA BAZIS JAKARTA TIMUR”. Sholawat serta salam
tercurahkan kepada kekasih Allah Muhammad SAW, pembawa
misi perubahan terbesar dalam sejarah Islam beserta keluarga dan
sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
membantu kelancaran penulisan Tesis ini, baik untuk mereka
yang selalu ada lewat kata motivasi, selalu dekat dan jadi
inspirasi dan yang dermawan dalam memberikan segala bentuk
donasi. Izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIKOM) Dr. Arief Subhan, MA, serta para pembantu
dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Prodi Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI), Dr. Sihabuddin Noor, MA dan Sekretaris
Prodi Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI) Dr. Rulli Nasrullah, M.Si beserta seluruh staffnya.
iv
3. Dr. Syamsul Yakin, M.A, yang telah begitu sangat
mengayomi dan berkenan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIKOM) yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu
dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu
yang telah diajarkan semoga kelak dapat menjadikan kami
orang yang berguna bagi Bangsa dan Agama di dunia dan
akhirat.
5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan serta dedikasi
yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati
dan rasa hormat kepada kedua orang tua tersayang yang
menjadi motivasi terbesar bagi penulis, Ayahanda (Alm)
H. Habibullah dan Ibunda Hj.Zulaelah. Kalian adalah
guru hidup pertama saya yang telah mengajarkan banyak
hal tentang arti sebuah kehidupan ini.
6. Abang ku Achmad Fairuz Zabadi S.H, Rifa’i Al-Ghifari
S.SI dan adikku Ahmad Ridhwan Al-Aridhi yang selalu
mendoakan dan tak henti-hentinya mengingatkan penulis
dalam mengerjakan tesis ini hingga akhirnya dapat
menyelesaikan tesis.
7. Kakakku Dwi Febriani S.Pd yang tak henti-hentinya
mendoakan dan selalu memberi semangat.
8. Kawan-kawan Magister Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIKOM), khususnya Jurusan KPI UIN
Jakarta angkatan kedua, Mpo Een, Bu Yayan, Farhan, pak
v
Irfan, pak Endi, Huluk, Musyafa, Syamsul, Siska, yang
selalu memberikan support dan teladan kepada penulis.
9. Keluarga besar IKPA BBPP BAZIS PROVINSI DKI
JAKARTA yang telah membantu dan memberi motivasi
bagi penulis.
10. Kepada lembaga BAZIS JAKARTA TIMUR yang turut
berperan dalam selesainya penelitian ini, khususnya
kepada kepala seksi pengumpulan & penyaluran yang
telah berbagi informasi dan bersedia diwawancarai.
11. Neneng Nasyitoh S.Sos, Millata Hanifa C,S.Pd yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk menjadi
tempat diskusi, penyemangat dan teman hidup di tengah
malam hingga pagi bagi penulis. Serta teman-teman IKPA
BBPP BAZIS unit Jakarta Timur yang telah mendukung,
memberi motivasi, memberikan pengalaman dan
semangat bagi penulis untuk dapat dalam menyelesaikan
tesis ini serta memberikan contoh yang baik bagi kalian.
12. Kepada sahabat JSB Hamidah S.E dan Ibnu Thabrani Ali
Rachman S.E yang selalu memberi suport dan selalu
mendoakan untuk penulis agar cepat terselesaikannya
tesis ini
13. Kepada teman dekat sekaligus orang yang selalu
menemani dalam suka dan duka : Nurhalimah Parinduri
S.Ag, Reni Cahaya Mufidah S.Ag, Farah Khoirun Ni’mah
S.Ag, Auliawati Anwari S.Ag, Annisa Nurfitriani S.Ag,
Ratna Tri Handiani S.Ag kalian yang selalu mengingatkan
penulis ketika lupa, mengarahkan ketika khilaf, dan
vi
menemani ketika dalam sepi. Saat-saat bersama kalian
adalah saat-saat terindah.
14. Kepada sahabat, kerabat dan saudara yang selalu
mendoakan penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran sehingga dapat menjadi pembelajaran. Akhirnya,
penulis berharap agar tesis ini dapat memberi manfaat dan
sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dan
pembaca pada umumnya.
Tangerang, 25 Januari 2018
Eka Napisah
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………… . i
KATA PENGANTAR …………………………………. .. ii
DAFTAR ISI …………………………………………… .. vii
DAFTAR TABEL …………………………………….. ... ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………….. ... x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………….. ... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………… .. 1
B. Permasalahan Penelitian ………………………...... 9
1. Pembatasan Masalah ……………………….... . 9
2. Permasalahan ………………………………..... 10
3. Perumusan Masalah …………………………. . 10
C. Ruang Lingkup Penelitian ………………………. .. 10
1. Tujuan Penelitian ……………………………. . 10
2. Manfaat Penelitian …………………………... . 11
D. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................... 11
E. Metodologi Penelitian …………………………... .. 17
1. Pendekatan Penelitian ………………………... 18
2. Teknik Analisis Data .......................................... 28
3. Lokasi Penelitian …………………………….. . 28
BAB II KERANGKA TEORI ………………………... ... 29
A. Pembangunan Umat ...…………………………... .. 29
B. Kemiskinan ...................………………………..... . 32
C. BAZIS ......……………………………………..... .. 34
viii
D. Filantropi ………………………………………… . 37
E. Dakwah Bil Hal ……………..…………………… . 39
F. Strategi ..................................................................... 43
G. Konsep Manajemen .................................................. 45
H. Kerangka Berpikir .................................................... 57
BAB III BAZIZ JAKARTA TIMUR ............................... 58
1. Profil Bazis Jakarta Timur ........................................ 58
2. Dasar Hukum ............................................................ 59
3. Tujuan ....................................................................... 60
4. Program Kerja .......................................................... 61
5. Sumber ZIS .............................................................. 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................... 69
A. Deskripsi Penelitian ................................................. 69
B. Hasil Penelitian ........................................................ 70
1. Kontribusi Bazis Jakarta ...................................... 70
2. Analisis BAZIS Jakarta Timur dalam mengintegrasikan
Dakwah Bil Hal ................................................... 79
3. Analisis Hambatan BAZIS Jakarta Timur............ 88
4. Analisis Strategi BAZIS Jakarta Timur dalam Rangka
Upaya Pembangunan Umat dan Pengentasan Kemiskinan
.................................................................................. 92
BAB V PENUTUP .............................................................. 104
A. Kesimpulan .............................................................. 104
B. Saran ......................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 108
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan Dakwah Filantropi dan Konvensional 2
Tabel 1.2 Gambaran Informan ............................................. 23
Tabel 3.1 Pemberdayaan Bidang Keagamaan ...................... 63
Tabel 3.2 Pemberdayaan Bidang Pendidikan....................... 63
Tabel 3.3 Pemberdayaan Bidang Ekonomi .......................... 64
Tabel 3.4 Pemberdayaan Bidang Sosial ............................... 64
Tabel 3.5 Sosialisasi Zakat dan Tradisi Bersedekah ............ 65
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................... 57
Gambar 4.1 Bantuan Bazis Jakarta Timur pada Musholla ... 96
Gambar 4.2 Bentuk-bentuk bantuan Bazis Jakarta Timur ... 99
Gambar 4.3 Peran Walikota Dalam Aktivitas Bazis Jakarta Timur
.......................................................................... 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan bentuk kegiatan penyadaran umat
manusia agar selalu waspada terhadap terjangan arus globalisasi.
Tujuan dakwah dimaksudkan sebagai upaya mentransmisikan
nilai-nilai keagamaan yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.
Merupakan kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling
banyak mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras, bangsa dan
suku dengan kawasan yang luas, yang di dalamnya terdapat
kemajemukan rasial dan budaya.1
Kegiatan dakwah dalam Islam merupakan faktor penting
dalam upaya menyebarkan pesan-pesan agama secara universal
kepada umat manusia agar menuju kehidupan yang baik sesuai
yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Pesan tersebut dapat
kita jumpai dalm al Qur’an:2
وما ارسلنك الا رحمة للعلمين
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-anbiya :107).
1 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, hlm. 21 2 Al Qur’an Surat Al Anbiya 21:107
1
2
Berkaitan dengan ayat diatas tujuan misi Islam bukan
untuk kalangan tertentu saja, seperti bangsa Arab tempat
kelahiran Nabi Muhammad SAW melainkan ke seluruh penjuru
dunia.
Menurut Murodi bahwa dakwah Islam lebih dari sekadar
tabligh. Dakwah merupakan realisasi dari keimanan sekaligus
keIslaman seorang muslim yang paripurna dalam mewujudkan
perubahan dan mengarahkannya. Mengubah struktur sosial
budaya masyarakat, dari satu kondisi ke kondisi tertentu, dari
kondisi kebodohan ke arah kemajuan/kecerdasan,
keterbelakangan ke arah kemajuan, kemiskinan ke arah
kemakmuran, dan dari kedhaliman ke arah keadilan. Semuanya
itu untuk mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk paling unggul di muka bumi. Beliau menyampaikan
bahwa terdapat perbedaan antara dakwah konvensional dengan
dakwah filantropi Islam.3
Tabel 1.1. Perbedaan Dakwah Filantropi dan Konvensional
Perbedaan Dakwah Filantopi Islam Dakwah Konvensional
Motif Kesalehan sosial Kesalehan personal
Bentuk Kolektif/organisasi dan perubahan
kultural dan struktural.
Individu/ceramah
Orientasi Jangka panjang Jangka pendek
Sifat Mengatasi ketidakadilan struktur
social
Tindakan yang sementara
Dampak Menyelesaikan masalah hingga ke
akarnya.
Menyelesaikan masalah
superfisial.
Sumber: Murodi 2016
3 Murodi. Mengembangkan Model Dakwah Berbasis Filantropi.
(2016)
3
Pendekatan dakwah filantropi menggunakan pendekatan
dakwah bil hal. Menurut Natzir, bahwa dakwah bil hal
merupakan pendekatan dakwah yang mengedepankan perbuatan
nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah mengikuti
jejak dan hal ikhwal si dai. Dakwah jenis ini mempunyai
pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.4
Dakwah bil hal diharapkan dapat menjawab pertanyaan
mengapa begitu besar rakyat yang miskin yang akhirnya memilih
partai komunis daripada menjadi pemeluk Islam yang baik. Tentu
kenyataan itu dianggap sebagai bukti kegagalan misi dakwah
Islam. Kategori dakwah terbagi dalam dakwah tekstual dan
dakwah kontekstual.
Dakwah untuk menjawab kebutuhan sasaran dakwah
termasuk dalam dakwah kontektual. Kebutuhan untuk keluar dari
kebodohan melalui pendidikan. Kebutuhan keluar dari
kemiskinan dengan ekonomi. Untuk lebih memberikan relevansi,
dengan tuntutan zaman, dakwah kontekstual harus diperluas
maknanya. Bukan hanya yang bisa menjawab kebutuhan saat ini,
tapi sudah harus bisa menjawab masa depan. Masa depan tentu
erat kaitannya dengan desain. Desain seperti apa yang diinginkan
untuk diwujudkan dalam masyarakat Islam Indonesia masa
depan5 (jpnn.com).
4 Mohammad Natsir, Fiqhud Da’wah (Fikih Dakwah); membahas
tentang dakwah, hukum dakwah, persiapan da’i (mulaligh), serta kaifiyat dan
adab dakwah, (Jakarta :Pustaka Antara, 1978) 5 Jaringan Berita Terluas di Indonesia, (Semarang, 9 Juli 2013),
https://www.jpnn.com/news/dakwah-bil-hal-korporatisasi-usaha-individu-
umat-menuju-indonesia-maju
4
Sejalan dengan Dahlan Iskan, bahwa dakwah kontekstual
yang berusaha menjawab kebutuhan masyarakat. Persoalan yang
dihadapi umat tidak hanya dapat diselesaikan hanya dengan
mendengar ceramah saja melainkan perlu aksi nyata yang lebih
konkrit seperti mengentaskan kemiskinan melalui pelatihan
wirausaha, mengurangi kebodohan dengan pendidikan. Hal
tersebut merupakan makna dakwah bil hal.6
Dengan demikian, peran pemerintah dan lembaga amil
zakat dapat berkontribusi dalam pengumpulan zakat dan
mendistribusikannya. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an Surat At-Taubah: 103 yaitu
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui (QS. At-Taubah: 103).7
6 Dahlan Iskan, “Dakwah bil Hal : Korporatisasi Usaha Individu
Umat Menuju Indonesia Baru” dalam http://jambiupdate.com/artikel-dakwah-
bil-hal-korporatisasi-usaha-individu-umat-menuju-indonesia-maju-.html, di
akses tanggal 16 Juli 2013. 7 Al Qur’an Surat At Taubah 9:103
5
Dakwah berbasis filantropi Islam merupakan dakwah
melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
dilakukan secara sistematis, terencana, dan berkelanjutan.
Dakwah filantropi Islam dilakukan melalui pemberdayaan
ekonomi masyarakat ini memiliki perbedaan dengan konsep
dakwah pada umumnya atau dakwah konvensional. Yaitu dengan
mengembangkan pokok materi ajarannya pada sumber
penggalian ajaran Islam dalam pelaksanaan program
pemberdayaan umat.
Dalam konteks ekonomi, dakwah berbasis filantropi Islam
berarti dakwah melalui pemberdayaan zakat, sedekah, infak, dan
dana wakaf, untuk keperluan kepentingan kesejahteraan umat.
Artinya dakwah Islam tidak hanya berupa wejangan-wejangan
keagamaan yang kerap kali kering absen dari persoalan aktual
masyarakat, namun juga melakukan penyelesaian masalah sosial
ekonomi itu melalui pemanfaatan dana zakat, infak, dan sedekah.
Begitupun sebaliknya, filantropi dengan orientasi dakwah Islam,
maka agenda itu diarahkan pada terjadinya transfer iman kepada
para penerima kegiatan filantropi tersebut.8
Berdasarkan konteks ekonomi dapat disimpulkan bahwa
melalui pemberdayaan zakat, sedekah, infak, dan dana wakaf
untuk kesejahteraan umat diperlukan suatu lembaga pengumpul
zakat seperti BAZIS (Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah).
Salah satu badan amil zakat yaitu Bazis Jakarta Timur. BAZIS
Jakarta Timur adalah Badan Penyalur Zakat Infaq dan Shadaqah
dan merupakan Cabang dari BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Sejak
berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan zakat masih
8 Murodi. Mengembangkan Model Dakwah Berbasis Filantropi.
(2016)
6
dirasakan belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil pengumpulan
yang secara kuantitas maupun kualitas masih sangat kecil
dibandingkan dari potensi zakat yang sangat besar, khususnya di
Jakarta.9
Badan Amil Zakat Infak dan Sadaqoh (BAZIS)
merupakan salah satu lembaga filantropi agama di DKI Jakarta
yang dibentuk untuk mengurangi beban hidup dan meningkatkan
kesejahteraan khususnya masyarakat DKI Jakarta.
BAZIS unit Jakarta Timur sebagai lembaga swadaya
masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan amal, zakat,
infaq, dan shodaqoh secara lebih profesional dengan
menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan
komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran
program unggulan. BAZIS telah mengembangkan program-
program pelayanan dan pemberdayaan masyarakat mustahik.
Sebagai lembaga pengelolaan dan pemberdayaan dana filantropi
zakat, infak, shodaqoh serta amal sosial masyarakat Jakarta
Timur ini, BAZIS Jakarta Timur telah menjadi pelopor lembaga
filantropi yang bisa menyentuh masyarakat luas. Tentunya
didukung oleh payung hukum yang jelas karena merupakan
lembaga milik Pemda DKI.
BAZIS secara transparan meng-update setiap kegiatan
maupun dana yang terkumpul pada situs online. Gerai BAZIS
pun tersebar pada tempat-tempat yang memungkinkan pelaku
filantropi mudah melakukan praktek filantropi, seperti pada
9 Penyusun, “Manajemen ZIS Bazis Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta:
Bazis Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat, 2006)
7
kantor pemerintahan, pada unit Kelurahan, Kecamatan dan
Walikota, serta ada juga pasar-pasar dan tempat rekreasi milik
Negara yang tersebar di berbagai daerah di Jakarta Timur.10
Bantuan atau santunan dari BAZIS Jakarta Timur
dipergunakan untuk kepentingan usaha produktif bagi masyarakat
yaitu (1) Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan
prasarana pendidikan Islam, (2) Dana untuk membantu
pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa, dan (3). Dana untuk
modal usaha, seperti untuk membuka warung nasi, jualan
makanan snack ringan, jualan bakso dan lain-lain. Setiap kegiatan
bazis ini diliput oleh wartawan, seperti koran pos kota, suara
karya dan media online lainnya seperti restorasi news, nonstop,
hallo jakarta dan lainnya.
Dakwah bil hal yang dilakukan oleh BAZIS Jakarta Timur
merupakan dakwah filantropi yang kegiatannya sangat
berkontribusi dalam pengembangan ummat dan pengentasan
kemiskinan. Dengan demikian, dakwah filantropi yang dilakukan
oleh Bazis Jakarta Timur bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat melalui pengelolaan dana filantropi Islam
(zakat, infak dan sedekah) dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat, sehingga kegiatan bersifat berkelanjutan.
Dakwah filantropi yang dilakukan oleh Bazis Jakarta
Timur dapat menjadi media untuk mengatasi kemiskinan dan
ketimpangan khususnya di wilayah Jakarta Timur. Oleh sebab itu,
Bazis Jakarta Timur dapat memaksimalkan potensi pengumpulan
zakat, infak, dan sedekah dengan optimal sehingga dapat
mendistribusi kekayaan diantara masyarakat Indonesia terutama
10 Penyusun, “Manajemen ZIS Bazis Provinsi DKI Jakarta”, (Jakarta:
Bazis Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat, 2006)
8
untuk masyarakat membutuhkan. Pendapatan yang meningkat di
kalangan yang mampu tidak hanya terdistribusi ke sektor
konsumtif namun juga dapat kepada kaum dhuafa dan fakir
miskin.
Namun demikian, proses penggalangan dana dari muzakki
bukanlah yang mudah karena banyaknya persaingan diantara
badan amil zakat lainnya. Hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri bagi Bazis Jakarta Timur dalam pengumpulan zakat,
infak, dan shodaqah untuk mengatasi kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kaum dhuafa.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini akan mengkaji secara
mendalam dakwah filantropi pada Bazis Jakarta Timur dalam
pembangunan umat dan pengentasan kemiskinan.
Kajian empiris mengenai dakwah filantropi Islam telah
dilakukan oleh Razzaq, yang menjelaskan bahwa dakwah yang
dalam implementasinya dapat dilakukan dengan berbagai manhaj
atau metode yang fleksibel, salah satunya adalah dakwah bil hal.
Dakwah bil hal yang merupakan salah satu metode dalam
berdakwah menjadi bagian yang mempertemukan dengan konsep
filantropi dalam Islam.11
Dalam ajaran Islam, wacana filantropi sesungguhnya
sudah ada dan melekat dalam sistem teologi yang dimilikinya dan
telah dipraktekkan sejak dahulu dalam bentuk zakat, wakaf, dan
sebagainya. Program-program filantropi yang dalam
pelaksanaannya membantu memperbaiki kondisi ummat dalam
11 Abdur Razzaq, “Pengembangan Model Pembangunan Ummat
Melalui Lembaga Filantropi Sebagai Bentuk Dakwah bil Hal” Vol. 20, No. 1,
(2014) :176
9
bidang pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, menjauhkan dari
kefakiran dan meningkatkan kualitas hidup adalah bagian dari
ajaran Islam. Bentuk-bentuk pelaksanaan filantropi inilah yang
merupakan bentuk dakwah bil hal. Melalui kegiatan
meredistribusi kekayaan, memberikan santunan dan banyak lagi
kegiatan amal lainnya sebagaimana halnya dalam filantropi
Islam, maka pelaku-pelaku atau mediator yang menjalankan
kegiatan meredistribusi kekayaan ini menjadi penting, melakukan
aksi nyata dalam perbaikan kondisi umat (dakwah bil hal).12
Oleh sebab itu, pentingnya kajian dakwah bil-hal untuk
pengembangan ummat dan pengurangan kemiskinan yang
seringkali belum dapat terselesaikan penulis tertarik untuk
mengkaji lebih jauh serta mencoba meneliti dakwah filantropi
yang berjudul Pengembangan Model Pembangunan Ummat dan
Upaya Pengentasan Kemiskinan Melalui Lembaga Filantropi
Islam Sebagai Bentuk Dakwah Bil Hal (Studi kasus Pada Bazis
Jakarta Timur)
B. Permasalahan Penelitian
1. Pembatasan Penelitian
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas
dan permasalahan yang diteliti lebih fokus dan terarah,
maka penulis membatasi permasalahan dengan membuat
batasan masalah, dengan memfokuskan penelitian sebagai
berikut: dakwah filantropi sebagai bentuk dakwah bil–hal
12 Abdur Razzaq, “Pengembangan Model Pembangunan Ummat
Melalui Lembaga Filantropi Sebagai Bentuk Dakwah bil Hal” Vol. 20, No. 1,
(2014) :176
10
yang diimplementasikan oleh Bazis Jakarta Timur dalam
pengembangan Ummat dan pengentasan kemiskinan.
2. Permasalahan
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Pengembangan Model Pembangunan Ummat Dan Upaya
Pengentasan Kemiskinan Melalui Lembaga Filantropi
Islam Sebagai Bentuk Dakwah Bil Hal (Studi Kasus Pada
Bazis Jakarta Timur).
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar
belakang di atas, maka pokok masalah dalam rumusan
penelitian ini yakni:
a. Bagaimana kontribusi Bazis Jakarta Timur dengan
masyarakat dalam konteks Dakwah Bil Hal?
b. Bagaimana Bazis Jakarta Timur mengintegrasikan
dakwah bil hal dengan masyarakat dalam upaya
pembangunan umat dan pengentasan kemiskinan?
c. Apa Hambatan yang ditemukan Bazis Jakarta
Timur dalam implementasi dakwah?
d. Bagaimana strategi Bazis Jakarta Timur dalam
menyikapi perubahan sosial dengan metode
dakwah bil hal dalam rangka upaya pembangunan
umat dan pengentasan kemiskinan?
11
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
yang diajukan maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat,
infak, dan shodaqoh pada Bazis Jakarta Timur, serta
bentuk pelaksanaan filantropi yang merupakan dakwah
bil-hal pada Bazis Jakarta Timur dalam pembentukan
Ummat dan pengentasan kemiskinan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah
diharapkan mampu menambah khazanah ilmu dakwah
filantropi sebagai bentuk dakwah bil-hal demi
pengembangan ummat pada Program Studi Magister
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat Praktis
Secara pragmatis, penelitian ini diharapkan
mampu memberikan sumbangsih bagi nilai-nilai
dakwah filantropi dan sebagai dakwah kontekstual
yang tidak hanya dalam bentuk ceramah namun dalam
bentuk nyata membangun ummat dan mengatasi
persoalan sosial dalam bidang pendidikan,
kesejahteraan masyarakat dan mengurangi
kemiskinan.
12
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Telah ada beberapa penilitian terdahulu yang memiliki
kesamaan baik dalam aspek objek penlitian, subjek penelitian,
bahkan pendekatan dan teori serta metode penelitian yang
menjadi referensi bagi peneliti untuk menjadikannya sumber
bacaan namun dari sumber tersebut peneliti berusaha mengkaji
lebih dalam sehingga menjadikan konteks penilitian ini berbeda
dari penelitian sebelumnya.
Beberapa penelitian telah mengangkat Dakwah bil hal dari
berbagai subjek penelitian. Salah satunya adalah Tesis Budi
Prayitno13 yang berjudul Optimalisasi Pengelolaan Zakat Pada
Badan Amil Zakat Daerah. Yang menjadi pembahasan dalam
penelitan ini berangkat dari pemikiran banyaknya problem
ekonomi yang dialami masyarakat khususnya Umat Islam yang
sering dipandang dengan sebelah mata karena kemampuannya
yang dianggap tidak representatif dalam membangun kekuatan
ekonomi. Dengan melihat Islam muncul sebagai sistem nilai
yang mewarnai perilaku ekonomi masyarakat Muslim kita.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang
merupakan gabungan dari metode penelitian juridis normatif,
metode empiris, serta metode kualitatif. Penelitian ini
menunjukkan hasil Pengelolaan dana zakat dan infaq atau
shadaqah yang ada pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten
Muna telah dilakukan sesuai ketentuan syariat Islam dan
peraturan perundangan yang berlaku.
13 Budi Prayitno, “Optimalisasi Pengelolaan Zakat Pada badan amil
zakat daerah (Tinjauan Terhadap Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Muna
Propinsi Sulawesi Tenggara)”, Bulan Juni 2008).
13
Dengan dikeluarkannya UU No. 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat maka penunaian kewajiban zakat lebih
terorganisir dan sesuai dengan tujuan diwajibkannya zakat sehingga
lebih berhasil guna dan berdaya guna. Sebagai pendukung utama
kegiatan Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Muna adalah adanya
respons positif dari Pemerintah dan DPRD Kabupaten Muna melalui
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2004.
Campur tangan pemerintah diperlukan dalam pengelolaan
zakat karena pengelolaan zakat adalah perbuatan hukum publik yang
merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah atau lembaga
yang disahkan oleh pemerintah.
Selanjutnya pada penelitian yang kedua yaitu penelitian
yang ditulis oleh Hanifah Hikmawati14 yang berjudul Strategi
Funrising Filantropi Islam: Pengalaman Dompet Dhuafa Jogja.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
tersebut memfokuskan penelitiannya pada strategi, peluang dan
tantangan serta dampak fundrising filantropi Islam yang
dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Tujuan penelitiannya adalah
untuk mendeskripsikan strategi, peluang dan tantangan serta
dampak fundrising filantropi Islam yang dilakukan Dompet
Dhuafa Jogja. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Dan metode yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Agar mendapatkan
validitas data, Hikmawati menggunakan triangulasi sumber serta
melakukan analisis dengan menggunakan analisis Miles
14 Hanifah Hikmawati, “Strategi Funrising Filantropi Islam:
Pengalaman Dompet Dhuafa Jogja” Vol. 1, No. 1, (2015)
14
Huberman.
Penelitian ketiga yakni penelitian Pengorganisasian
Filantropi Islam (Studi pada Laskar Sedekah Yogyakarta) yang
ditulis oleh Sutono Widiawan.15 Penelitian yang ditulis oleh
mahasiswa Universitas Gajah Mada ini memakai pendekatan
penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan
memahami penelitian ini dengan pendekatan kualitatif deskriptif.
Fokus penelitian ini adalah pada Laskar Sedekah pusat yang
berada di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
beberapa komponen lingkungan institusional yang mempengaruhi
pengorganisasian Laskar Sedekah.
Kemudian, penelitian lain yang relevan mengenai
filantropi yang ditulis oleh Jurnal ini ditulis oleh Imron Hadi
Tamim yang berjudul Peran Filantropi Dalam Pengentasan
Kemiskinan di Dalam Komunitas Lokal. Studi tentang praktek
filantropi petani jeruk di Sukoreno terhadap pengentasan
kemiskinan di dalam komunitas lokal.16 Dalam jurnal penelitian
ini, Dosen Sosiologi Unversitas Udayana ini berusaha untuk
mendiskripsikan bagaimana kontribusi filantropi di dalam
meningkatkan kesejahteraan. Lokasi penelitian di Desa Sukoreno
Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Penelitian ini
dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, dan pengumpulan
data meggunakan teknik observasi non partisipasi, wawancara
15 Sutono Widiawan, “Pengorganisasian Filantropi Islam (Studi pada
Laskar Sedekah Yogyakarta)” (2016) 16 Imron Hadi Tamin, “Peran Filantropi Dalam Pengentasan
Kemiskinan di Dalam Komunitas Lokal Studi tentang praktek filantropi petani
jeruk di Sukoreno” Vol. 1, No. 1, (2011)
15
mendalam, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
filantropi yang dilakukan oleh petani jeruk terhadap keluarga
miskin baik yang berupa karitas maupun pemberdayaan serta
penyediaan sumber-sumber produksi mempunyai kontribusi
terhadap peningkatan kesejahteraan.
Penelitian berikutnya adalah Jurnal Abdul Khaliq yang
berjudul Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Untuk
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota Semarang.17
Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin adalah program pemanfaatan dana zakat untuk
mendorong mustahik mampu memiliki usaha mandiri. Program
tersebut diwujudkan dalam bentuk pengembangan modal usaha
mikro yang sudah ada atau perintisan usaha mikro baru yang
prospektif.
Proses pendayagunaan seperti di atas dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang tetap sesuai ketentuan perundang-
undangan, yaitu: 1) Pendaftaran calon penerima bantuan; 2)
Survei kelayakan; 3) Strategi pengelompokan ; 4) Pendampingan;
5) Pembinaan secara berkala; 6) Melibatkan mitra pihak ketiga;
7) Pengawasan, kontrol dan evaluasi. Model pendayagunaan
seperti di atas tidak hanya berdampak secara ekonomis kapada
mustahik, tetapi juga secara sosial dan spiritual. Tetapi harus
dibawahi, bahwa volume dan cakupan bantuan dan jumlah
mustahik masih sangat terbatas.
17 Abdul Khaliq, “Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Untuk
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota Semarang” Vol. 6, No. 1,
(2012)
16
Hal tersebut memang menyesuaikan dengan ketentuan
normative penggunaan zakat. Pelaksanaan zakat model seperti di
atas juga masih bersifat parsial dan tentative ketika dikaitkan
dengan problem kemiskinan di Kota Semarang. Tidak ada
kesinambungan antara pengentasan kemiskinan melalui zakat
dengan program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan
oleh Pemerintah Kota Semarang.
Penelitian terakhir yakni jurnal penelitian Hilman Latief
yang berjudul Agama Dan Pelayanan Sosial: Interpretasi Dan
Aksi Filantropi Dalam Tradisi Muslim Dan Kristen Di
Indonesia.18 Penelitian kualitatif ini, membahas dan
membandingkan tentang Muslim Indonesia dan Kristen
pengalaman dalam memproyeksikan konsep filantropi agama
mereka untuk melakukan perubahan sosial. Dalam rangka untuk
mengubah masyarakat dan untuk mendukung perubahan kolektif
di masyarakat, Muslim telah berusaha merumuskan praktik zakat
dan sedekah, sedangkan orang-orang Kristen telah berusaha
untuk mempertajam makna dan ruang lingkup diakonia Kristen.
Setelah melihat penelitian sebelumnya dari berbagai
penelitian diatas, maka akan terlihat suatu perbedaan dan juga
persamaan yang ada di dalam penelitian ini dan penelitian
sebelumnya. Penelitian dengan judul Pengembangan Ummat dan
Upaya Pengentasan Kemiskinan Melalui Lembaga Filantropi
Islam Sebagai Bentuk Dakwah Bil Hal Pada Bazis Jakarta Timur
ini berusaha mengkaji kontribusi lembaga untuk pembangunan
18 Hilman Latief, “Agama Dan Pelayanan Sosial: Interpretasi Dan
Aksi Filantropi Dalam Tradisi Muslim Dan Kristen Di Indonesia” Vol. IX,
No. 2, (Juli : 2013)
17
ummat dan upaya pengentasan kemiskinan sebagai bentuk
dakwah bil hal.
Persamaan yang dimiliki dalam penelitian ini dan
penelitian sebelumnya adalah sama-sama fokus mengenai
masalah filantropi yang dilakukan oleh lembaga agama.
Perbedaan yang terlihat dari penelitian Imron Hadi Tamim
yang berjudul Peran Filantropi Dalam Pengentasan Kemiskinan
di Dalam Komunitas Lokal, penelitian ini dalam teknik
pengumpulan data tidak melakukan observasi partisipasi, hanya
melakukan wawancara dan dokumentasi tanpa mengikuti
program yang berlangsung.
Namun demikian, dari penelitian-penelitian tersebut,
hanya sedikit yang mengarah ke arah melakukan dakwah bil hal.
Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti berfokus pada
kontribusi lembaga Bazis Jakarta Timur dengan konsep dakwah
bil hal dalam mengurangi beban hidup dan meningkatkan
kesejahteraan pada masyarakat Jakarta Timur. Dengan asumsi
bahwa masyarakat Jakarta Timur yang lebih kearah dibawah garis
kemiskinan akan terbantu dengan adanya program kerja yang
sangat memperhatikan warga miskin khusunya di Jakarta Timur
ini.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan metode
yang digunakan membantu peneliti dalam menganalisis
permasalahan yang meliputi pendekatan penelitian, prosedur
pengambilan data dan teknik analisis data yang secara
keseluruhan akan diuraikan dalam pembahasan berikut ini :
18
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini
memungkinkan seorang peneliti untuk
menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena
secara holistik dengan menggunakan kata-kata, tanpa
harus bergantung pada sebuah angka. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositifisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
eksperimen kunci, pengambilan sampel dan data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna
daripada generalisasi. Metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistic (naturalistic
research), karena penelitian dilakukan dalam kondisi
yang alamiah (natural setting).19
Menurut Nurul mengutip Kirk dan Miller, penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang fundamental bergantung pada pengamatan
terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan
19 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung : Alfabeta,2009), 15.
19
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan peristiwanya.20
Sebagaimana pada pertanyaan masalah dalam
penelitian ini, yaitu pada “bagaimana” sehingga strategi
yang sesuai jatuh pada jenis penelitian deskriptif. Dengan
penerapan metode kualitatif deskriptif, peneliti menyadari
benar akan sedikit peluang yang dimiliki untuk
mengendalikan fakta-fakta yang akan diselidiki tanpa
mengurangi upaya mendapatkan dan menjelaskan
peristiwa-peristiwa dengan jelas.21
Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini memiliki dua jenis penelitian sebagaimana
yang disebutkan oleh Heriyana adalah pertama, penelitian
lapangan (field research), yaitu penelitian dengan cara
mengamati langsung objek yang dteliti guna memperoleh
data yang otentik. Kedua, penelitian kepustakaan (library
research), yaitu dengan cara membaca, memahami dan
menginterpretasikan informasi dari buku-buku dan media
cetak lainnya yang ada hubungannya dengan materi
skripsi. Adapun unit analisis yang peneliti gunakan yakni;
20 Kirk, J. & Miller, M. L.,“Reliability and Validity in Qualitative
Research,”(Beverly Hills, CA, Sage Publications.2006), 92 21 Silalahi Ulber, “Metode Penelitian Sosial” (Bandung:PT Refika
Aditama,2009), 28
20
a. Sumber Data
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek
penulisan. Metode wawancara mendalam atau in-depth
interview dipergunakan untuk memperoleh data dengan
metode wawancara dengan narasumber yang akan
diwawancarai. 22
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data
yang di peroleh langsung dari beberapa pihak yang
berwenang terutama data yang diperoleh dari BAZIS
Jakarta Timur. Data di dapat dari mengumpulkan data
aktual dengan melakukan observasi secara langsung atau
melakukan pengamatan, sambil mengumpulkan data dan
melakukan analisis yang kemudian dari hasil analisis dan
observasi tersebut akan ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini penulis mengumpulkan dokumen atau
laporan yang di susun oleh BAZIS Jakarta Timur yang
menjadi arsip lembaga, kemudian dipadukan dengan
memberikan gambaran permasalahan yang terjadi di
lapangan dengan apa adanya dan terperinci.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian
harus melalui orang lain atau mencari melalui
22 Umar, Husein..” Metode Riset Perilaku Organisasi” (Jakarta :
Gramedia, 2003)
21
dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan
studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku
dan diperoleh berdasarkan catatan – catatan yang
berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti
mempergunakan data yang diperoleh dari internet.23
Dalam penelitian ini, data yang di peroleh dari
penulis adalah berasal dari berbagai literature dan
referensi lain seperti buku, majalah, makalah, dan
artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan
masalah yang dibahas, di himpun dari berbagai tempat
mulai dari perpustakaan hingga situs –situs internet.
b. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara
Penggunaan teknik pengumpulan data melalui
wawancara dalam penelitian ini bersifat tidak terstruktur,
pertanyaan bersifat terbuka, pertanyaan diajukan dalam
berbagai arah, dan mendalam. Wawancara tidak
terstruktur menuntut keaktifan pewawancara
(interviewwer) dalam bercakap dalam menanggapi
jawaban pihak yang diwawancarai (interviewer). Artinya,
pertanyaan-pertannyaan yang diajukan pewawancara tidak
secara ketat dituntun oleh pedoman pertanyaan yang
sudah dipersiapkan sebelumnya. Selain itu, wawancara
23 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung : Alfabeta,2009)
22
berlangsung dalam percakapan face to face diantara pihak
pewawancara dengan yang diwawancarai.24
Teknik wawancara dilakukan dengan melakukan
tanya jawab secara langsung dan terbuka dengan pelaku
kegiatan yaitu pegawai BAZIS dan para muzakki yang
melakukan filantropi. Untuk menjaga terstrukturnya
wawancara mendalam, peneliti menggunakan pedoman
wawancara (interview guide). Pedoman wawancara yang
disusun peneliti sebelum melakukan wawancara ke
lapangan bersifat fleksibel. Artinya, bila selama
melakukan wawancara peneliti menemukan jawaban-
jawaban yang tidak dipahami peneliti, maka peneliti
melakukan perubahan-perubahan terhadap pertanyaan
yang telah disusun tersebut. Selain menggunakan
pedoman wawancara, peneliti juga menggunakan tape
recorder untuk mencegah kealpaan data.
Dalam membuat pedoman wawancara, penulis
membuat pertanyaan yang umum hingga pertanyaan yang
lebih kompleks. Dari keseluruhan pertanyaan tersebut
diharapkan mampu dijawab oleh tujuh informan dengan
jujur dan terbuka.
24 Nasution, S. ” Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.”
(Bandung: Tarsito, 1988) 72-75
23
Berikut profil informan dalam penelitian ini;
Tabel 1.2 Gambaran Informan
No. Nama Jenis
Kelamin
Usia
(th) Jabatan Pekerjaan
1 Boedi Riyanto,S.Sos Laki-laki 45 Kepala Seksi Pegawai
Bazis
2 Nurul Hidayati Perempuan 44 Sie.
Pengumpulan
Pegawai
Bazis
3 Ahmad Aminuddin,
S.Kom Laki-laki 29
Sie.
Penyaluran
Pegawai
Bazis
4 Andri Dwi Januarti,
Amd Perempuan 29
Sie.
Pemegang
Kas
Pegawai
Bazis
5 Hasnan Laki-laki 42 Muzakki Satpol PP
6 Ratna
Puspitasari,S.Pd.I Perempuan 25
Muzakki Guru
7 Ratna
Trihandiani,S.Ag Perempuan 25
Muzakki Karyawan
Swasta
8 Febi Firmansyah Laki-laki 23 Penerima Mahasiswa
9 Selizar Effendy Perempuan 22 Penerima Mahasiswa
10 Maryam Perempuann 40 Penerima Pedagang
Peyek
11 Ahmad Firdaus Laki-laki 35 Penerima Pedagang
Mie Ayam
12 Didin Fatah Laki-laki 32 Penerima Guru
Sumber: Data Olahan Peneliti
24
Dari 12 informan yang telah diwawancarai,
terdapat 4 orang pegawai pengelolaan BAZIS Jakarta
Timur yang melakukan praktek filantropi dengan
pelayanan sosial, 8 orang merupakan orang yang
menerima dana filantropi dan membantu pelayanan sosial
BAZIS mengumpulkan dana filantropi. Dan 3 orang
memberi dana filantropi pada lembaga BAZIS.
Subjek dalam penelitian ini semuanya (100,0%)
berusia 22-45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
dalam penelitian ini yaitu Pegawai Bazis, Muzakki, dan
Mustahiq (Penerima Zakat) jumlahnya diambil
kebanyakan dari usia dewasa awal sampai dewasa
pertengahan, di mana subjek sudah cukup dapat memahani
tentang permasalahan penelitian terkait dengan masalah
strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat, infak, dan
shodaqoh dan bentuk pelaksanaan filantropi pada Bazis
Jakarta Timur.
Subjek dalam penelitian ini bekerja sebagai
Pekerja Bazis itu sendiri (33,3%), muzakki (20,0%), dan
mahasiswa (13,3%) serta pedagang dan ketua musholla
(40,0%). Hal ini supaya hasil wawancara dalam penelitian
ini dapat menyeluruh dari berbagai elemen masyarakat
berkaitan dengan masalah strategi pengumpulan dan
pengelolaan zakat, infak, dan shodaqoh dan bentuk
pelaksanaan filantropi pada Bazis Jakarta Timur.
Adapun kendala yang ditemui oleh penulis selama
proses wawancara yaitu ketidak bersediaan informan dalam
25
proses wawancara untuk penelitian, karena menurut
informan, dalam melakukan praktek filantropi agama tidak
perlu diumbar. memberi merupakan amalan informan
terhadap nilai keshalehan informan. selain itu pula,
kebanyakan dari informan merupakan pegawai negeri dan
pengusaha, karena mereka yang memiliki kelebihan harta
yang lebih banyak melakukan filantropi, akan tetapi untuk
menemukan waktu senggang mereka pun agak sulit.
2) Observasi Partisipasi
Observasi menurut Porwendari yaitu usaha
untuk mengumpulkan dan memperoleh data serta
informasi dengan melakukan pengamatan suatu
kegiatan secara akurat, mencatat kejadian yang muncul,
dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
kejadian tersebut.25
Informasi dan data pada penelitian ini salah
satunya didapat dari observasi partisipasi yang
dilakukan untuk melihat secara langsung pengelolaan
dana filantropi dan berbagai kegiatannya yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk
memperoleh data yang akurat mengenai pengelolaan
dana filantropi, peneliti turut serta dalam setiap
kegiatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di
BAZIS. Selain itu, observasi partisipasi merupakan
25 Poerwandari, “Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi”,
(Jakarta:LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indoneisa, 1998), 62
26
pilihan yang tepat untuk mendukung akurasi data yang
diperoleh dari wawancara.
Dalam hal ini peneliti berpartisipasi mengikuti
program penyaluran dari hasil pengumpulan dana
tersebut, seperti penyaluran dana filantropi untuk
Beasiswa tingkat Mahasiswa yang dilaksanakan pada
12 September 2017, Beasiswa Guru PAUD yang
dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2017, Bantuan untuk
Guru Honor, Guru Ngaji, Guru Madrasah, dan Merbot
yang dilakukan mulai tanggal 25 Juli – 3 Agustus 2017.
Serta penyaluran dana untuk anak Yatim di wilayah
kota Administrasi Jakarta Timur yang dilakukan dari
tanggal 2 Oktober – 6 Oktober 2017. Tidak hanya
program pendidikan, akan tetapi peneliti juga ikut serta
melakukan penyaluran untuk Bedah Rumah,
Pengobatan dan pelayanan sosial lainnya yang
dilakukan bulan 27 Oktober 2017. Hal ini bisa dilihat
dalam lampiran kegiatan keikutsertaan peneliti dalam
pengumpulan dan pendayagunaan dana filantropi
masyarakat Jakarta Timur.
Dalam proses observasi, peneliti tidak memiliki
hambatan yang berarti. Karena baik kegiatan informan
maupun lembaga BAZIS sendiri memiliki kesamaan
tempat yang memudahkan peneliti dalam mengatur
waktu kegiatan tersebut. Adapun jika ditemukan
hambatan, yakni kurang terorganisirnya pada kegiatan
penyaluran Yatim, dikarenakan melibatkan anak-anak
27
sekolah yang kurang teratur selama berlangsungnya
acara.
3) Dokumentasi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial selanjutnya adalah
dokumentasi. Bungin mengatakan bahwa detail bahan
dokumentasi terbagi dalam beberapa macam yaitu:
autobiografi, surat-surat pribadi, kliping, dokumen
pemerintah maupun swasta, cerita rakyat, data di server
dan flasdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.26
Bentuk dokumentasi yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini yaitu dokumen pemerintah mengenai Perda
DKI Jakarta mengenai pengumpulan, pengelolaan,
maupun penyaluran dana ZIS, data tersimpan di website
berupa jurnal & bulletin kegiatan pengumpulan maupun
penyaluran BAZIS Jakarta Timur, dan berita online, buku
mengenai pentingnya praktek filantropi pada lembaga
BAZIS Jakarta Timur maupun buku-buku tentang
filantropi serta foto-foto dokumentasi kegiatan penelitian
ini.
Dalam proses pencarian data di Lembaga BAZIS
Jakarta Timur, peneliti menemukan beberapa kendala,
yakni 1) tidak tersedianya data pelaku filantropi secara
detail per kepala, karna dana yang terkumpul telah
26 Burhan, Bungin, H.M, “Penelitian Kualitatif : Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan. Publik, dan Ilmu social,” (Jakarta : Kencana Prenama
Media Group, 2007), 125
28
dirangkumkan per-kelurahan maupun kecamatan yang ada
di Jakarta Timur.
2. Tekhnik Analisis Data
Langkah selanjutnya yang penulis lakukan
setelah data –data terkumpul adalah mengelolah data
dan menganalisis dengan menggunakan metode
deskriptif analisis. metode deskriptif merupakan
suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang
diselidiki.27 Dalam tesis ini pula penulis menjelaskan
gambaran secara obyektif bagaimana kontribusi
Bazis Jakarta Timur dalam pembangunan ummat
dan upaya pengentasan kemiskinan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Badan Amil
Zakat Infaq dan Shofdaqoh (BAZIS) Jakarta Timur
yang berlokasi di Jalan. Dr. Soemarno Pulogebang,
Kantor Walikota Jakarta Timur Blok D – Lantai 11.
27 Muh. Nazir.”Metode Penelitian”,(1988), 63
29
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pembangunan Umat
1. Pembangunan
Khurshid Ahmad yang menyatakan bahwa Islam
memandang berat masalah pembangunan ekonomi
sebagai sebahagian daripada masalah pembangunan
manusia yang lebih luas. Fungsi utama Islam ialah untuk
memandu manusia supaya mengikut landasan dan arah
yang betul. Menurut definisi yang dikemukakan oleh
Alfred Bonne,1 bagi Khurshid Ahmad, pembangunan
ekonomi mengandungi satu sisi kegiatan ekonomi yang
boleh menyebabkan bertambahnya daya pengeluaran
ekonomi pada keseluruhannya serta daya pengeluaran
pekerja biasa dan juga meningkatkan nisbah kaum pekerja
berbanding jumlah penduduk. Ia dipandang sebagai
proses dinamik yang melibatkan perubahan struktur.
Perubahan ini akan melahirkan kemajuan yang lebih
besar dan berterusan dalam prestasi ekonomi sebenar dan
potensi yang biasanya diukur mengikut per kapita benar.
Perubahan ini juga meliputi tempoh masa yang agak
panjang yang intisarinya terletak dalam kemampuannya
membolehkan sesuatu masyarakat itu mengawal dengan
1 Ahmad, Khurshid, "Economic Development in an Islamic
Framework", dalam Khurshid Ahmad (ed.), "Studies in Islamic Economics",
(Leicester : The Islamic Foundation, 1980).
30
berkesan suasana ekonomi mereka supaya dapat
membaiki mutu kehidupan.
Abulhassan Muhammad Sadeq dalam bukunya yang
bertajuk “Pembangunan Ekonomi dalam Islam”,
pembangunan ekonomi dalam Islam didefinisikan sebagai
kebaikan yang seimbang dan kekal dalam kesejahteraan
manusia dari segi kebendaan dan bukan kebendaan.2
Menurut beliau lagi, pembangunan adalah satu proses
berbilang dimensi yang membabitkan kemajuan,
penyusunan semula dan oreintasi semula keseluruhan
sistem ekonomi dan sosial, dan menerusi peningkatan
rohaniah sejajar dengan ajaran Islam. Seterusnya, kajian
lain yang turut menyentuh tentang pembangunan menurut
Islam ialah kajian Asmuni Mth.3 Artikel beliau banyak
memaparkan pendapat tentang konsep pembangunan
ekonomi menurut pandangan para teori ekonomi Islam.
Antaranya beliau mengulas pandangan daripada Khursyid
yang mengatakan bahawa pembangunan ekonomi tidak
hanya terbatas kepada pembolehubah ekonomi semata-
mata sebaliknya turut meliputi aspek moral dan sosial,
material dan spiritual. Khursyid mengatakan pertumbuhan
ekonomi tidak lepas dari keadilan pengagihan pendapatan
dan kekayaan bagi setiap individu, menghapuskan riba
dan mewajibkan zakat.
2 Abulhassan Muhammad Sadeq “Pembangunan Ekonomi dalam
Islam” 2003 3 Asmuni Mth, Konsep Pembangunan Ekonomi Islam. Al-Mawarid
Edisi X. 2003
31
Oleh itu, pembangunan ekonomi yang mempunyai
unsur Islam membolehkan komitmen umat Islam terhadap
agama dapat ditingkatkan. Selain itu, tujuan pembangunan
ekonomi juga ialah untuk mewujudkan kesejahteraan
sehingga membolehkan setiap individu dapat memberikan
komitmen yang terbaik terhadap agama Islam.Justru,
pembangunan ekonomi sedemikian melahirkan sebuah
masyarakat dan negara yang harmoni yang memperoleh
redha dan barakah dari Allah.
2. Umat
Berdasarkan kamus Al-Munjid fî al-Lughah wa
alA’lâm, kata “ummah” memiliki tiga arti, yaitu:
a. Ath-Tharîqah, berarti jalan atau suatu pola hidup.
b. Ummah sebagai kata jamak meskipun memiliki
bentuk jama’, yaitu, “umam”. Dalam posisi ini,
ummah berarti sekumpulan manusia, al-jayl (suatu
generasi manusia), dan al-wathan (negara).
c. Al-Hîn/al-Qâmah, berarti batas waktu tertentu.
Dengan pengertian lughawi (etimologis) ini,
ummah dapat dipahami sebagai sekelompok
manusia yang hidup pada suatu batas tertentu,
wilayah tertentu, atau memiliki pola hidup
tertentu.
Oleh karena itu kata ummah dapat disatukan dengan
kata yang menggambarkan ketiga batasan tersebut, seperti
“umat Islam” berarti sekelompok manusia yang berpola
32
hidup Islami atau yang beragama Islam. “Umat
Muhammad”, berarti sekelompok manusia sejak
diutusnya Nabi Muhammad SAW hingga berakhirnya
keberlakuan risalahnya.4
Dapat pula dibatasi dengan suatu sifat dan pada posisi
ini “umat” berarti hanya sekelompok manusia.5 Artinya:
Ummah = tanah air, jalan besar, masa suatu kurun (masa
atau zaman) dari manusia. Setiap umat memiliki nabi
yang diutus kepada mereka. Karena itu setiap umat selalu
dikaitkan dengan seorang nabi, sehingga dikatakan umat
nabi Nuh a.s., umat nabi Ibrahim a.s., umat nabi Isa a.s.,
dan umat nabi Muhammad SAW. Dalam bahasa
Indonesia arti umat adalah para penganut suatu agama
atau nabi.
B. Kemiskinan
Pengertian Kemiskinan Secara etimologis,
kemiskinan berasal dari kata ”miskin” yang artinya tidak
berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial
dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan kemiskinan dari
perspektif kebutuhan dasar. Kemiskinan sebagai
ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak.6 Lebih lanjut Nurhadi
menyebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang
4 Muhsin Hariyanto. “Filsafat Dakwah”, (Yogyakarta : UMY. 2014) 5 Muhsin Hariyanto. “Filsafat Dakwah”, (Yogyakarta : UMY. 2014) 6Nurhadi. Mengembangkan Jaminan Sosial Mengentaskan
Kemiskinan, cetakan pertama.(Yogyakarta: Media Wacana, 2007), 13
33
berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum,
baik untuk makanan dan non-makanan yang disebut garis
kemiskinan (povertyline) atau batas kemiskinan
(povertytresshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah
rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat
membayar kebutuhan makanan secara 2.100 kilo kalori
per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang
terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan,
transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian
kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat
dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk
ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu:
pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin
relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan
tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat
sekitarnya.
3. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat
dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
34
C. BAZIS
Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelolaan
zakat yang dibentuk oleh Pemerintah dengan tugas
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan
zakat sesuai dengan ketentuan agama.7
Badan Amil Zakat dalam operasionalnya, masing-
masing bersifat independen dan otonom sesuai tingkat
kewilayahannya tetapi dimungkinkan mengadakan
koordinasi baik secara vertikal maupun horizontal agar
tidak terjadi tumpang tindih dalam pengumpulan,
penyaluran, dan pemberdayaan dana zakat. Dalam
menjalankan fungsinya terutama penghimpunan dana
zakat Badan Amil Zakat memiliki UPZ (Unit Pengumpul
Zakat).
Bazis Provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah badan
pengelola zakat resmi yang dibentuk Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi pada tahun
1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin)
No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang
Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat
Islam dalam wilayah DKI Jakarta.8
Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI Jakarta,
wacana tentang perlunya pengelolaan zakat secara
7 Andri Soemitra, “Bank & Lembaga Keuangan Syariah,” (Jakarta :
Penerbit Kencana, 2009), 419 8 Bazis DKI, Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta,
(Jakarta : BAZIS DKI, 1999), 3
35
kelembagaan dan professional terus bergelora di kalangan
masyarakat muslim. Pada tanggal 24 September 1968,
sebelas ulama berkumpul di Jakarta yang terdiri dari:
Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri
Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh.
Soleh Su’aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH.
A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy.
Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu:9
a. Perlunya pengelola zakat dengan sistem administrasi dan
tata usaha yang baik sehingga zakat dapat dipertanggung
jawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada
masyarakat.
b. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar
yang belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya,
diperlukan efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan.
Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka
pada acara Isra’ Mi’raj di Istana Negara, Presiden
Soeharto ketika itu menyerukan secara langsung
pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada
saat yang sama, ia juga menyatakan kesediannya untuk
menjadi amil tingkat nasional.
Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden
Soeharto mengeluarkan Surat Perintah No.
07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada
9 Manajemen ZIS Bazis Provinsi DKI Jakarta, Bazis Provinsi DKI
(Jakarta & Institut Manajemen Zakat, Juni 2006), 9
36
Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs.
Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu
Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha
penerimaan zakat secara nasional.10
Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden
mengeluarakan Surat Edaran No. B. 133/PRES/11/1968
yang menyerukan kepada pejabat/instansi untuk
membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan
presiden dalam wilayah atau lingkup kerja masing-
masing. Seruan Presiden ini kemudian ditindaklanjuti oleh
Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb.
14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang
Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat
Islam dalam wilayah DKI Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov.
DKI Jakarta secara resmi berdiri.11
Sejak berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan
zakat masih dirasakan belum optimal. Hal ini dilihat dari
hasil pengumpulan yang secara kuantitas maupun kualitas
masih sangat kecil dibandingkan dari potensi zakat yang
sangat besar, khusunya di DKI Jakarta. Untuk
memperluas sasaran operasional dank arena semakin
kompleknya permasalahan zakat di Jakarta, maka pada
tahun 1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta melalui Surat
10 Manajemen ZIS Bazis Provinsi DKI Jakarta, Bazis Provinsi DKI
(Jakarta & Institut Manajemen Zakat, Juni 2006), 10 11 Manajemen ZIS Bazis Provinsi DKI Jakarta, Bazis Provinsi DKI
(Jakarta & Institut Manajemen Zakat, Juni 2006), 11
37
Keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember
1973 menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil
Zakat dan Infaq/Shadaqah yang kini popular dengan
sebutan BAZIS.12
D. Filantropi
Secara estimologi, makna filantropi adalah
kedermawanan, kemurahatian, atau sumbangan sosial;
sesuatu yang menunjukkan cinta kepada manusia.13
Definisi lain menyatakan bahwa filantropi merupakan
sumbangan dalam bentuk uang, barang, jasa, dan tenaga
untuk mendukung tujuan yang bermanfaat secara sosial,
memiliki sasaran jelas dan tanpa balasan material atau
inmaterial bagi pemberinya.14
a. Aspek-Aspek Filantropi Islam
1) Zakat
Zakat memiliki dimensi ganda yaitu zakat sebagai
tindakan ibadah yang bertujuan untuk menyucikan
pembayarnya, dan zakat sebagai tindakan sosial untuk
meningkatkan penghasilan penerimanya. Menurut Zysow
12 Bazis DKI, Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta,
(Jakarta,BAZIS DKI,1999), h.10 13 Echols et al. Kamus Bahasa Inggris. (Jakarta: Gramedia, 1995). 14 Helmut K. Anheier dan Regina A. List, A Dictionary of Civil
Society, Philanthropy and the Non-Profit Sector, 196; lihat
http://en.wikipedia.org/wiki/Philanthropy (diakses 20/06/2009).
38
bahwa hukum zakat dapat disebut sebagai hibrida antara
unsur ibadah dan peningkatan penghasilan.15
Bashear menjelaskan bahwa makna zakat menunjuk pada
pertumbuhan dan peningkatan.16 Sedangkan dalam
terminologi syariat, zakat adalah nama bagi sejumlah
harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang
diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan
diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula. yang dikeluarkan dari kekayaan
itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah
banyak, membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan
itu dari kebinasaan.17
2) Shodaqoh
Menurut terminologi syariat, sedekah sama dengan
pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-
ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan
materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal
yang bersifat non materiil. Kata shadaqah merupakan
bentuk masdar dari kata kerja shadaqa, yang berarti apa
15 Zysow. Zakat. The Encyclopedia of Islam (Leiden: E.J. Brill,
2001), 11: 407. 16 Bashear, ‚On the Origin and Development of the Meaning of Zakat
in Early Islam,‛Arabica, 40 (1993): 84-113. 17 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, alih bahasa: Didin Hafidhuddin
dan Hasanuddin, (Jakarta : Pustaka Litera Antar Nusa, 1993), hlm. 19
39
saja yang diberikan dengan tulus untuk mendekatkan diri
kepada Allah, bukan demi kehormatan.18
3) Wakaf
Berbeda dengan shadaqah dan zakat, wakaf tidak
diperintahkan (diwajibkan) secara eksplisit dalam Al-
Quran. Meskipun demikian, beberapa ayat
mengisyaratkan akan hal itu, seperti QS al-Baqarah (2):
44 dan 224 dan Ali Imran (3): 92. Dua ayat pertama
menggunakan kata birr (perbuatan baik), sedangkan ayat
terakhir menggunakan infaq, yang keduanya merupakan
padanan dari filantropi, seperti diuraikan di atas. Lebih
jauh, diyakini bahwa tidak ada persoalan yang tidak
dijelaskan oleh Al-Quran. 19
E. Dakwah Bil Hal
Islam adalah dakwah karena itu Islam mewajibkan kepada
umatnya untuk menjalankan misi dakwah seluas-luasnya untuk
seluruh umat manusia. Berdasarkan sejarahnya, perjalanan Islam
semenjak awal, Islam disebarkan dan ditumbuh kembangkan
melalui jalan dakwah. Dengan demikian, dakwah Islam adalah
risalah kenabian yang harus terus berjalan sebagai nafas ajaran
Islam. Sebagai pembuktiannya, Al-Quran penuh dengan konsep-
konsep dakwah, dan konsep dakwah itu turun secara kronologis
menurut tuntutan perlunya dakwah untuk selalu ditegakkan. Ayat
18 Wuzarat al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, al-Mawsu‘ah al-
Fiqhiyyah (Kuwait: Dar alS{afwah, 1992), 16: 323. 19 QS al-Nahl (16): 38.
40
tentang dakwah dalam Al-Quran, antara lain, Al-Quran surat An-
Nahl (16): 125:
“Serulah (semua manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik...’.
Dalam surat Ali Imran: 104 juga menyeru kepada
kebajikan untuk menyampaikan kebajikan melalui dakwah.
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Dakwah secara secara terminologi antara lain menurut
Samsul Munir Amin, menyebutkan bahwa dakwah adalah bagian
yang sangat esensial dalam kehidupan seorang muslim, dimana
esensinya berada pada ajakan dorongan, rangsangan serta
bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama
41
Islam dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya
dan bukan untuk kepentingan pengajaknya.20 Menurut M. Munir
dan Wahyu Ilaihi, bahwa dakwah adalah aktivitas menyampaikan
ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan
mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi
manusia.21 Sedangkan menurut M. Quraish Shihab dalam Amin,
bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau
usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.22
Dakwah bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan
perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar penerima dakwah (al-
Mitra dakwahlah) mengikuti jejak dan hal ikhwal da’i (juru
dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada
diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah SAW
tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil Hal ini
dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum
Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.23
M. Yunan Yusuf mengungkapkan bahwa istilah dakwah
bi lisan al-haal dipergunakan untuk merujuk kegiatan dakwah
melalui aksi atau tindakan/perbuatan nyata.24 Demikian juga E.
Hasim dalam Kamus Istilah Islam memberikan pengertian bahwa
yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah dengan
20 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 150 21 Munir dan Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. (Jakarta: Prenada
Media,2006),152 22 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 155 23 Altajdidstain, Metode Dakwah Bil Hal, (diakses pada 27 Mei 2017
dari http:// altajdidstain.blogspot.com/2011/02/metode-dakwah-bil-h._09.html) 24 Yunan Yusuf, dalam pengantar buku Metode Dakwah (Jakarta:
Prenada Media, 2003),20
42
perbuatan nyata. Karena merupakan aksi atau tindakan nyata
maka dakwah bi lisan al haal lebih mengarah pada tindakan
menggerakkan atau aksi menggerakkan mitra dakwah, sehingga
dakwah ini lebih berorientasi pada pengembangan masyarakat.
Dakwah hendaklah difungsikan untuk meningkatkan
kualitas umatnya yang pada akhirnya akan membawa adanya
perubahan sosial, karena pada hakikatnya Islam menyangkut
tataran kehidupan manusia sebagai individu dan masyarakat
(sosio-kultural). Salah satu metode dalam dakwah bil hal
(dakwah dengan aksi nyata) adalah metode pemberdayaan
masyarakat yaitu, dakwah dengan upaya untuk membangun daya,
dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk
mengembangkannya dengan dilandasi proses kemandirian.25
Dakwah bil hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang
dilakukan dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap
kebutuhan penerima dakwah. sehingga tindakan nyata tersebut
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah.
Misalnya dakwah dengan membangun rumah sakit untuk
keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan
rumah sakit.26
Contoh lain dari metode dalam dakwah bil hal adalah
metode kelembagaan, yaitu pembentukan dan pelestarian norma
dalam wadah oganisasi sebagai instrumen dakwah. Untuk
mengubah perilaku anggota melalui isntitusi. Pendakwah harus
25 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), 378 26 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 178
43
melewati proses fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan
(actuating), dan pengendalian (controlling).27 Metode
pemberdayaan dan kelembagaan berbeda satu sama lain.
Perbedaan pokok dari kedua metode ini adalah terletak pada arak
kebijakannya. Metode kelembagaan bersifat dari atas ke bawah
(topdown). Ketika pendakwah memimpin sebuah orgaisasi, ia
memiliki otoritas untuk membuat budaya organisasi yang
diberlakukan kepada bawahan. Sedangkan strategi ke
pemberdayahan lebih bersifat desentralistik degan kebijakan dari
bawah ke atas (bottom-up). Permasalahan tidak ditetukan oleh
pemimpin tetapi oleh rakyat. Pendakwah cukup mengumpulkan
masyarakat untuk merumuskan masalah sacara bersama-sama.28
F. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang
diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seseorang
panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Namun
akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi,
termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.29
Strategi adalah konsep dan atau upaya untuk mengerahkan
potensi sumber daya ke dalam rangkaian untuk mencapai tujuan
27 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 381 28 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), 381 29Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah (Jakarta:
Prenada Media, 1997), 47.
44
yang telah ditetapkan.30 Strategi ini dalam segala hal digunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena pada
dasarnya segala perbuatan atau tindakan itu tidak terlepas dari
strategi.31 Adapun tentang taktik, sebenarnya merupakan cara
yang digunakan dan merupakan bagian dari strategi.32 Strategi
dapat berarti Ilmu siasat perang, muslihat untuk mencapai
sesuatu.33
Anwar Arifin mengartikan strategi sebagai keseluruhan
keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dilakukan
guna mencapai suatu tujuan.34 Strategi yang disusun,
dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat
membuahkan pelaksanaan yang disebut pelaksanaan strategis.
Kemudian menurut H. Hisyam Alie, untuk mencapai strategi
yang tepat maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut35 :
1. Strength (kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan
yang dimiliki yang biasanya menyangkut manusianya,
dananya dan beberapa elemen yang lain.
2. Weakness (kelemahan), yakni memperhitungkan
kelemahan-kelemhan yang dimilikinya, yang menyangkut
aspek-aspek sebagaimana dimiliki kekuatan.
30Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta:
Amzah, 2008), 165. 31Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi (Jakarta: Kencana, 2009), 350. 32Rafi Udin dan Maman Abdul Djaelani, Prinsip dan Strategi
Dakwah (Jakarta: Pustaka Media, 2001), 188. 33M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
tt),448. 34Anwar Arifin, Strategi Komunikasi (Bandung: Armico, 1989), 55. 35Rafi Udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi
Dakwah,76.
45
3. Opportunity (peluang), yakni seberapa besar peluang yang
mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang sangat
kecil sekalipun diterobos.
4. Threats (ancaman), yakni memperhitungkan kemungkinan
adanya ancaman dari luar.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk
mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan. Strategi pada
dasarnya, merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
G. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen berasal dari bahasa inggris
dengan kata kerja “to manage” secara umum berarti
mengurusi.36
Dalam kamus besar bahasa Indonesia manajemen
berarti:
a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif
untuk mencapai sasaran
b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya
perusahaan. Pada sumber lain disebutkan bahwa
manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
36 A. M Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen,
Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Gama, 2001)
cet-1 5S
46
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.37 Dan manajemen berarti proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan
penggunaan sumber - sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi, yang telah ditetapkan.38
Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian.
Secara universal manajemen adalah penggunaan
sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran dan
kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit
maupun non profit. Selanjutnya kata benda “manajemen”
atau managemen dapat mempunyai berbagai arti. Pertama,
sebagai pengelolaan, pengendaliaan atas penanganan
(managing). Kedua, perlakuan secara terampil untuk
menangani sesuatu berupa skillfull treatment. Ketiga,
gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang
berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan,
rumah tangga atau suatu bentuk kerjasama dalam
mencapai suatu tujuan tertentu,
Adapun manajemen menurut istilah: dalam hal ini
para ahli berpendapat diantaranya:
a. Andrew F. Sikula
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-
aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
37 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), 54 38 Saud Hasan, Manajemen, Pokok-pokok Pengertian dan Soal
Jawaban, (Yogyakarta: BPPE, 1989), cet-1 h.2
47
penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap
organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga akan dihasilkan suatu produk dan jasa secara
efesien.
b. George R. Terry Manajemen adalah suatu proses yang
berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating dan
controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber
daya lainnya.39
c. Zaini Muchtaram Manajemen adalah aktifitas untuk
mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif.40
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
melali kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha
individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen
adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai
ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat,
segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni
dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen
adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama
mengantung kebenarannya. Jika menyimak definisi-
39 Yayat M. Harujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT.
Grazsindo, 2004), cet ke-3, hal, 3 40 Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:
Al-amin dan Ikfa, 1996), cet ke-1, hal, 3
48
definisi di atas dapatlah ditarik kesimpulan mengenai
manajemen, bahwa:
1) Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2) Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu
dengan seni
3) Manajemen merupakan proses yang sistematis,
terkoordinasi, kooperatif dan integrasi dalam
memanfaatkan unsure-unsurya
4) Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua
orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu
organisasi.
5) Manajemen harus didasarkan pada pembagian
kerja, tugas, dan tanggung jawab.
6) Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.
7) Manajemen hanya alat untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dalam hal ini adalah sejumlah
kegiatan yang meliputiu berbagai jenis pekerjaan yang
dapat digolongkan dalam suatu kelompok sehingga
membentuk suatu kesatuan administrative. Para ilmuan
telah sepakat bahwa pada dasarnya jenis keseluruhan
fungsi-fungsi manajemen dapat digolongkan kepada dua
jenis utama, yaitu fungsi organic dan fungsi yang
49
digolongkan kepada jenis fungsi-fungsi organik dan
fungsi penunjang, sebagaimana dinyatakan dalam
bukunya fungsifungsi manajemen yang ditulis oleh
Sondang P. Siagian, yaitu:
a. Fungsi organic adalah keseluruhan fungsi utama, yang
mutlak diperlukan oleh para manajer dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organic tersebut
merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau
strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus
digunakan sebagai dasar bertindak.
b. Fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan
kerja dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung
semua fungsi organic pra manajer.41
Selanjtnya Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa
fungsi-fungsi dari manajemen yang disingkat dengan
POAC, yaitu:
1) Planning (perencanaan) Planning berarti memilih
dan menghubung-hubungi kenyataan dalam
membayangkan dan merumuskan
tindakantindakan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil yang diinginkan.42
41 Sondang P. Siagian, Fungsi-fingsi Manajerial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1992) cet ke-2, 44 42 J. Panglaikin dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar,
(Jakarta: Gharlia Indonesia, 1960), Cet, ke- 1, 78
50
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
seorang atau lembaga tertentu mempunyai tujuan
dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat
suatu “perencanaan” terlebih dahulu, namun perlu
kita ketahui bahwa tujuan dan perencanaan adalah
tidak sama. Tujuan merupakan suatu yang ingin
dicapai sehingga merupakan sasaran , sedangkan
perencanaan merupakan alat untuk mencapai
tujuan atau sasaran tersebut. Secara garis besar
perencanaan menggambarkan tentang:
a) Apa yang dilakukan?
b) Mengapa dilakukan?
c) Bagaimana melakukannya
d) Kapan akan dilakukan?43
Dari berbagai pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan alat
untuk mencapai tujuan dengan proses yang
sistematis untuk menggambarkan dan merumuskan
apa yang harus dilakukan dan dikerjakan pada
masa depan dalam sebuah organisasi.
2) Organizing (pengorganisasian)
Organizing adalah mengelompokan
kegiatan sesuai yang diperlakukan yaitu
menentukan susunan organisasi, serta tugas dan
fungsi masing-masing unit yang ada dalam
43 Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern,
(Yogyakarta: BPPE, 1989), cet-1 hal, 2
51
organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat
hubungan di antara masing masing unit tersebut.
Yang apabila dikerjakan secara seksama akan
menjamin efesiensi pengguna tenaga kerja.
Pengorganisasian mempunyai arti yang penting
bagi proses sebuah kegiatan, sebab dengan
pengorganisasian maka rencana kegiatan menjadi lebih
mudah pelaksanaanya. Hal ini disebabkan adanya
pembagian tindakan atau kegiatan-kegiatan dalam
tugastugas yang terperinci serta diserahkan pelaksaannya
kepada beberapa orang yang telah ditentukan.
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa pengorganisasian merupakan proses bagaimana
upaya mempertimbangkan tentang susunan organisasi,
pembagian pekerjaan, prosedur pelaksanaan, pembagian
tanggung jawab dan lain-lain, yang bila dikerjakan secara
seksama akan berjalan secara efektif dan efesien dalam
penggunaan tenaga kerjanya.
Proses pengorganisasian menurut Abdul Rosyad
Shaleh terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
a. Merinci semua pekerjaan yang harus dikerjakan
untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Membagi beban kerja ke dalam aktifitas-aktifitas
secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang.
c. Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan
dalam cara yang logis.
52
d. Menetapkan jalinan hubungan.44
3) Actuating (penggerakan)
Actuating merupakan fungsi organic
manajemen yang terpenting berhasil tidaknya
rencana yang ditetapkan tergantung mampu
tidaknya seorang pemimpin melaksanakan fungsi
penggerakan.45 Penggerakan mempunyai arti
sangat penting, sebab di antara fungsi manajemen
lainnya, penggerakan dalam fungsi yang secara
langsung berhubungan dengan
manusia(pelaksana), dengan fungsi inilah ketiga
fungsi manajemen yang lain baru aktif. Di sini
fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong
tenaga pelaksana untuk segera melaksanakan yang
telah direncanakan. Di dalam penggerakan
mengandung kegiatan-kegiatan member motivasi,
directing, koordinasi, komunikasi dan
memperkembangkan para pelaksana.
Dari definisi di atas, dapat disimpulakn
bahwa penggerakan merupakan hal yang sangat
menentukan bagi kelancaran organisasi yang telah
direncanakan dan diorganisir sebelumnya.
Langkah-langkah penggerakan diantaranya yaitu:
44 Abdul Rasyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang 1993), cet, ke-3, hal.54 45 Soebani dan Mochtar, Dasar-dasar Manajemen, (Surabaya: institut
Dagang Mochtar. 1994), hal. 91
53
a. Memberi motivasi
b. Pembimbingan
c. Menjalin hubungan
d. Penyenggaraan komunikasi
e. Pengembangan atau peningkatan pelaksana.46
4) Controlling (pengendaliaan/pengawasan)
Controlling sering juga disebut pengendalian,
definisinya adalah salah satu fungsi yang berupa
mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu
mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan
para kegiatan dapat diarahkan dijalan yang benar dengan
maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula.
Dalam pelaksanaan kegiatan pimpinan mengadakan
pemeriksaan dan penilaian, mencocokan serta
mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan
yang ingin dicapai.47
Ketiga fungsi manajemen di atas Planning,
organizing, dan actuating, tidak akan efektif dan efesien
tanpa adanya controlling atau pengendalian. Bila terjadi
penyimpangan, maka manajer segera memberikan
peringatan untuk meluruskan kembali langkah langkah
46 Abdul Rasyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang 1993), cet, ke-3, hal. 112 47 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1996), cet. Ke-15, hal.23-24
54
yang telah dilakukan oleh anggota organisasi agar sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.48
Adapun langkah-langkah pengawasan, diantaranya
yaitu:
a. Penetapan standar pelaksana
b. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
c. Pengukuran pelaksanaan
d. Membandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan.
Dari beberapa fungsi manajemen yang telah
dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa bila fungsi-
fungsi manajemen dipergunakan dalam suatu kegiatan,
maka setiap kegiatan organisasi atau instasi bisa berjalan
dengan efektif dan efesien.
3. Unsur-unsur Manajemen
Dalam kegitan atau aktivitas manajemen guna
mencapai tujuan yang efektif dan efesien, maka sangat
diperlukan sekali adanya fasilitas atau sarana-sarana alat
kerja yang disebut sumber atau unsure-unsur manajemen.
Sarana atau unsur-unsur manajemen itu lebih dikenal
dengan 6M, dinyatakan dalam bukunya Dasar-dasar
Manajemen Dakwah yang ditulis oleh Zaini Muchtaram,
yaitu: Man (manusia), Money (uang), Material (bahan),
Machine (mesin), Methods (metode atau cara kerja), dan
Market (pasar).
48 H. Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah,
(Yogyakarta: Al-amin dan IKHFA, 1996). Cet. Ke-1, hal.47
55
a. Man (Manusia)
Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan balik ditinjau dari sudut
proses ataupun bidang diperlukan adanya campur
tangan manusia, tanpa adanya manusia suatu
rencana/aktivitas tidak akan mungkin mencapai
tujuan.
b. Money (Uang)
Untuk melakukan aktivitas diperlukan uang,
seperti upah atau gaji orang-orang yang membuat
rencana, mengadakan pengawasan, bekerja dalam
proses produksi, membeli bahan-bahan, berbagai
macam peralatan yang dibutuhkan, dan lainnya
guna mencapai tujuan.
c. Material (Bahan atau perlengkapan)
Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia
menggunakan bahan-bahan, yaitu seperti
meenggunakan sumber daya alam, karena bahan
yang dibutuhkan dalam oprasional guna untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk dijual.
d. Machine (Mesin)
Demikian juga halnya dengan mesin, terlebih
dalam kemajuan teknologi dewasa ini, mesin
bukan lagi sebagai pembantu bagi manusia
melainkan sebaliknya manusia telah diubah
kedudukannya sebagai pembantu mesin.
e. Methods (Metode atau cara kerja)
56
Metode adalah cara yang digunakan dalam
mewujudkan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode atau cara juga sangat
menentukan kelncaran jalannya roda manajemen
dalam suatu organisasi akan menghasilkan produk
yang baik pula sehingga akan mencapai tujuan
dengan efektif dan efesien.
f. Market (Pasar)
Barang-barang hasil produksi suatu lembaga atau
perusahaan tentunya segera dipasarkan. Oleh
sebab itu aktivitas pemasaran dalam manajemen
ditetapkan sebagai salah satu unsure yang tidak
dapat diabaikan. Penguasaan diperlukan guna
menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai
ke tengah konsumen.49
49 Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:
Al-amin dan Ikfa, 1996), cet ke-1, hal, 45
57
H. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
DAKWAH BIL-HAL
DAKWAH FILANTROPI
PEMBERDAYAAN
UMMAT
UPAYA PENGENTASAN
KEMISKINAN
BAZIS JAKARTA
TIMUR
STRATEGI PENGUMPULAN INFAK
DAN SHODAQOH
STRATEGI PENGELOLAAN ZALAT
INFAK DAN SHODAQOH
58
BAB III
BAZIS JAKARTA TIMUR
A. Profil BAZIS Jakarta Timur
BAZIS Provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah badan
pengelola zakat yang secara resmi dibentuk oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1968. Berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. CB. 14/8/18/68
tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil
Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta yang
ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin.
Sementara BAZIS Jakarta Timur merupakan bagian dari
BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah Badan Amil Zakat resmi
milik PEMDA Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi mengumpulkan zakat infaq dan shadaqoh di
wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dan menyalurkan
kepada yang berhak di wilayah kota administrasi Jakarta Timur
sesuai ketentuan yang berlaku dan berdasarkan syariah Islam.
Secara Administratif Jakarta Timur terbagi menjadi1
1. 10 KECAMATAN
2. 65 KELURAHAN
3. 673 RUKUN WARGA
4. 7.766 RUKUN TETANGGA
1 Sesuai Data Administrasi BAZIS Jakarta Timur Tahun 2017
59
Keadaan Demografi Jakarta Timur2 :
1. Jumlah penduduk = 2.738.033 jiwa
2. Tingkat kepadatan penduduk rata-rata = 14.562 jiwa /
km2
3. Tingkat pertumbuhan = 1.94 % / tahun
4. Income per kapita = rp. 19 juta lebih
B. Dasar Hukum
Merujuk pada UU No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat memberikan implikasi sangat luas pada lembaga pengelola
zakat ini, diantaranya adanya tuntutan profesionalitass,
transparansi, akutabilitas dan kemnadirian. Dasar hukum yang
membentengai posisi BAZIS Jakarta Timur sama dengan BAZIS
Provinsi DKI Jakarta saat ini adalah:
1. UU Republik Indonesia No.34 tahun 1999 tentang
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara
Republik Indonesia.
2. UU Republik Indonsia No.32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah.
3. UU Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat.
4. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.373
tahun 2003 tentang pelaksanaan UU Republik Indonesia
No.38 tentang pengelolaan zakat.
5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No.120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata
2 Sesuai Data Administrasi BAZIS Jakarta Timur Tahun 2017
60
Kerja Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqoh Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
6. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusu Ibukota
Jakarta No. 121 tahun 2002 tentang Pola Pengelolaan
Zakat, Infaq, dan Shadaqoh Badan Amil Zakat, Infaq, dan
Shodaqoh Provinsi Daerah Khusu Ibukota Jakarta.
7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusu Ibukotz
Jakarta No.26 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh pada Badan
Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Provinsi Daerah Khusu
Ibukota Jakarta.
8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No.51 Tahun 2006 tentang Perunuk Pelaksanaan
Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq dan
Shadaqoh oleh Badan Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh
Provinsi Daerah Khusu Ibukota Jakarta.
C. Tujuan
Dengan melaksanakan tujuan yang berpedoman pada
BAZIS Provinsi DKI Jakarta melalui Surat Keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No.121 tahun 2002 tentang pola
pengelolaan ZIS, BAZIS Jakarta Timur juga memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam
menunaikan zakat, infaq, dan shodaqoh sesuai dengan
tuntunan agama.
61
2. Meningkatkan fungsi dan peran pranat keagamaan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
keadilan sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq, dan
shodaqoh.
D. Program Kerja
Secara umum, pendayagunaan ZIS diiwujudkan dalam
usaha pengembangan usaha ekonomi, pembinaan Sumber Daya
Manusia dan bantuan konsumtif. Upaya ini tidak lain agar mata
rantai kemiskinan satu persatu dapat diputus. Ibarat lingkaran
setan, orang yang dalam keadaan miskin, akan sulit mendapatkan
pendidikan, karena pendidikan mahal. Karena itulah kemudian
mereka menjadi bodoh. Sementara untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak perlu pendidikan yang tinggi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Untuk itu, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
memiliki beberapa keunggulan (BAZIS DKI, 2006)3 yaitu;
1. Pembinaan SDM
a. Beasiswa dari tingkat SD / MI (Madrasah Ibtidaiyah)
sampai S3 (Strata 3).
b. Kesejahteraan dan pembinaan Guru, dan Marbot
2. Mendukung Usaha Produktif, melalui sistem:
a. Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan, yakni kredit
tanpa bunga).
b. Mudharabah (bagi hasil) melalui Program
Pemberdayaan Modal Usaha bagi Pedagang Kecil
3 Bazis DKI, Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta,
(Jakarta,BAZIS DKI,1999), h.96
62
(PPMUPK) yang dalam pelaksanaannya melibatkan
14 BMT (Baitul Maal wat Tamwil).
Program tersebut adalah program inti dari BAZIS
Provinsi DKI Jakarta, sedangkan setiap wilayah memiliki
program tambahan masing-masing mengikuti kebutuhan
masyarakatnya. BAZIS Jakarta Timur memiliki program
dan realisasi dari pengumpulan dana zakat maupun infak
dan shadaqohnya sesuai dengan program kerja yang telah
terlaksana sampai dengan 20 Desember 2016 ini;
“Ada banyak Program Kerja BAZIS Jakarta Timur
yang telah telaksana sampai per tanggal 20 Desember
2016 ini, dan sesuai rapat kerja bersama BAZIS
Provinsi, ada lima kategori, yaitu Jakarta Bertakwa,
Jakarta Cerdas, Jakarta Peduli, Jakarta Mandiri, Dan
Jakarta Sadar Zakat. Yang semu rincian programnya
dapa kamu liat langsung dalam data base ini
(menunjukkan data administrasi BAZIS Jakarta
Timur)”.4
4 Wawancara Pribadi dengan bapak Ahmad Aminuddin Staf
Penyaluran/pendayagunaan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 20 Desember 2016
Pukul 10.00 di Kantor Bazis Jakarta Timur blok D Lantai 11
63
I. Jakarta Bertakwa
Tabel 3.1 : Pemberdayaan Bidang Keagamaan
PROGRAM SASARAN
Bantuan Personal
Guru Ngaji
Guru Honor Madrasah
Guru TPA/TKA/TPQ
Marbot
Bantuan Kegiatan
Syiar Agama, Kelompok Kajian dan
Majelis Ta’lim
Muallaf
Bantuan Fisik
Tempat Ibadah ( Masjid dan
Musholla)
Yayasan Keagamaan
Majelis Ta’lim
II. Jakarta Cerdas
Tabel 3.2 : Pemberdayaan Bidang Pendidikan
PROGRAM SASARAN
Bantuan Personal
Beasiswa Santri
Beasiswa Guru PAUD
Biaya Tunggakan Sekolah
Beasiswa Kaderisasi Ulama dan
Mubaligh
Pembinaan Qori dan Qoriah
Bantuan Fisik Bantuan Lembaga Keagamaan
64
III. Jakarta Mandiri
Tabel 3.3 : Pemberdayaan Bidang Ekonomi
PROGRAM SASARAN
Pelatihan Skill
(Keterampilan)
Tata Boga
Menjahit
Montir
Service Handphone
Monitoring Mustahik
Hibah Modal Usaha
IV. Jakarta Peduli
Tabel 3.4 : Pemberdayaan Bidang Sosial
PROGRAM SASARAN
Pemberian Santunan
Anak Yatim
Dhuafa
Korban Bencana Alam dan
Kemanusiaan
Gharimin dan Ibnu Sabil
Rumah Dhuafa
Biaya Berobat
Bantuan Sarana
V. Jakarta Sadar Zakat
Tabel 3.5 : Sosialisasi Zakat dan Tradisi Bersedekah
PROGRAM KEGIATAN HASIL
Media Cetak dan Dakwah
65
Penerbitan (Buku, Majalah,
Kalender, Brosur, dll) Tumbuhnya
Media Luar Ruangan Penerbitan
Kesadaran
Pembuatan Souvenir (Buku, Majalah,
Masyarakat
Pelaksanaan dan Publikasi Audit Kalender, Jakarta akan
Brosur, dll) Perpanjangan Operasional menunaikan
Billboard kewajiban
zakat
Peduli Ramadhan dan Gema
Muharam
Intesifikasi dan Ekstensifikasi
Sumber : Data Bazis Jakarta Timur
E. Sumber ZIS
Meski banyak yang menilai terus mengalami peningkatan
dalam penggalangan dana ZIS, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
tidak pernah berhenti mencari sumber-sumber baru. Karena
potensi ZIS, terutama di Jakarta, masih banyak yang belum
terjamah. Dengan potensi SDM dan sistem informasi modern
yang sudah ada dan berkembang itu, maka BAZIS Provinsi DKI
Jakarta terus melakukan beragam inovasi dalam rangka
menambah jumlah isi pundi-pundi. Tentunya dengan tetap
menjaga sumber dana ZIS yang telah ada. Upaya yang dilakukan
66
dalam mencari sumber ZIS kontemporer ini antara lain (BAZIS
DKI, 2006)5:
1. Menggarap Jamaah Haji plus dan umroh.
2. Mendekati kalangan profesional. Selama ini upaya
ini baru sebatas pribadi mereka dan belum
menyentuh lembaga. Karena itu BAZIS Provinsi
DKI Jakarta melakukan pendekatan, baik secara
kelembagaan maupun personal kepada kalangan
profesional ini.
3. Bekerja sama dengan instansi-instansi di
lingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
memiliki perusahaan-perusahaan mitra kerjanya
sebagai implementasi dari instruksi Gubernur
No.89 tahun 2005.
Sementara hasil ZIS BAZIS Jakarta Timur (Hasil
Wawancara Sie. Pengumpulan, sampai dengan 20
Desember 2016)6 antara lain;
1. Masyarakat : rp 5.893.669.127 (75,93 %)
2. TKD : rp 20.119.248.584
3. Lain-lain : rp 499.703.500
4. Jumlah : rp 26.507.931.211 (94,69)
5 Bazis DKI, Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta,
(Jakarta,BAZIS DKI,1999), 78 6 Wawancara Pribadi dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 20 Desember 2016 Pukul 08.00
di Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
67
Hasil ini didapat dari pengumpulan zakat, infaq dan
shadaqoh dengan sarana penyebaran formulir BAZIS sebagai
berikut;
a. Zakat Penghasilan (Profesi) : dikumpulkan dari wajib
zakat yang terdiri dari Pegawai/karyawan dan dosen
dengan mengisi formulir pernyataan kesediaan membayar
zakat penghasilan (profesi) diatas materai;
b. Zakat Maal : dikumpulkan dari wajib zakat yang terdiri
dari Pegawai/Karyawan dan dosen dengan mengisi
formulir Menghitung Zakat Sendiri (MZS) yang
disediakan oleh BAZIS;
c. Infak, Shadaqoh, dan Amal Sosial : dikumpulkan dari
mahasiswa pada saat pendaftaran/daftar ulang melalui
kupon yang disediakan oleh BAZIS dengan sukarela.
Dana filantropi agama masyarakat Jakarta Timur lebih
banyak didapat pada ZIS Profesi (TKD) Pegawai di kantor
Walikota Jakarta Timur. Kesadaran mereka untuk saling berbagi
lebih banyak di tunjukan pada mereka yang memiliki jabatan dan
kelebihan akan pendapatan yang diterima.
Hal ini pun senada dengan pendapat dari Sie
Pengumpulan ZIS BAZIS Jakarta Timur, yang mengatakan
bahwa dana filantropi ZIS terbesar pada pegawai Pemda Jakarta
Timur.
“......sumber dana permanen yaitu dari setoran langsung
zakat perusahaan, yang kedua dari zakat PNS yang muslim
dipotong2,5 % dari TKD nya setiap bulan, ada juga dari UPZ
(Unit Pelayanan Zakat), ada juga gerai yang ada di kelurahan-
68
kelurahan, balai kota maupun pasar pasar. Yang terakhir kerja
sama dengan alfamart dan indomart. Kita taro kotak amal di
alfamart dan indomart selanjutnya ada feedback nya kita kasih
bantuan dengan membeli voucher indomart dan alfamart untuk
pengganti uang tunai.”7
Dari berbagai sumber dana filantropi masyarakat Jakarta
Timur, sumbangsih permanen yakni dari pemotongan Tunjangan
Kepala Daerah yang dipotong setiap bulannya sesuai dengan
kesepakatan dari pelaku filantropi. Selain pemotongan TKD,
gambar berikut merupakan cara BAZIS Jakarta Timur dalam
mengumpulkan dana filantropi masyarakat Jakarta Timur.
7 Wawancara Pribadi dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 20 Desember 2016 Pukul 08.00
di Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Bab IV ini menjelaskan analisis tentang kontribusi Bazis
Jakarta Timur kepada masyarakat untuk pembangunan umat dan
pengentasan kemiskinan pada Bazis Jakarta Timur, serta bentuk
pelaksanaan filantropi yang merupakan dakwah bil-hal pada
Bazis Jakarta Timur dalam pembentukan Ummat dan
pengentasan kemiskinan. Pembahasan analisis hasil penelitian ini
dimulai dari Analisis kontribusi Bazis Jakarta Timur dengan
masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan Analisi Bazis Jakarta
Timur mengitegritaskan dakwah bil hal dengan masyarakat dalam
upaya pembangunan umat dan pengentasan kemiskinan,
kemudian Hambatan Bazis Jakarta timur dalam
mengimplementasikan dakwah bil hal dan yang terakhir Strategi
Bazis Jakarta Timur dalam menyiikapi perubahan sosial dengan
metode dakwah bil hal dalam rangka upaya pembangunan
Ummat dan pengentasan kemiskinan.
Data kualitatif dari penelitian ini berasal dari wawancara
Kepala Seksi Pengumpulan & Penyaluran ZIS, Staf TU ZIS
BAZIS Jakarta Timur, Sie. Pengumpulan ZIS BAZIS Jakarta
Timur, Sie. Penyaluran ZIS BAZIS Jakarta Timur, Sie. Pemegang
Kas ZIS BAZIS Jakarta Timur. Kemudian juga dilakukan
wawancara para Muzakki, dan penerima zakat ZIS Jakarta Timur.
Pada analisis ini peneliti melakukan wawancara terhadap subjek
yang peneliti tentukan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.
70
Subjek yang peneliti ambil sebagai narasumber tentunya diambil
berdasarkan pertimbangan yang peneliti lakukan.
Hal yang diajukan pertama kali untuk pertanyaan adalah
yang berkaitan dengan data pribadi masing-masing subjek,
dengan mengajukan pertanyaan tersebut, maka peneliti dapat
mengetahui beraneka ragam karakter dari masing-masing subjek
yang diteliti, dari data awal yang menyangkut tentang usia
subjek, jenis kelamin subjek, dan pendidikan dari masing-masing
subjek yang tentunya dapat menguatkan penelitian ini.
Selanjutnya untuk tahap berikutnya, mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat,
infak, dan shodaqoh pada Bazis Jakarta Timur dan pertanyaan
bentuk pelaksanaan filantropi yang merupakan dakwah bil-hal
pada Bazis Jakarta Timur dalam pembentukan Ummat dan
pengentasan kemiskinan.
B. Hasil Penelitian
1. Kontribusi Bazis Jakarta Timur
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan Bazis Jakarta
Timur telah melakukan kontribusi untuk pembangunan umat
dan mengentaskan kemiskinan melalui dakwah bil hal.
Bagi Khurshid Ahmad, pembangunan ekonomi
mengandungi satu sisi kegiatan ekonomi yang boleh
menyebabkan bertambahnya daya pengeluaran ekonomi pada
keseluruhannya. Model pendayagunaan zakat untuk
pembangunan ekonomi masyarakat miskin adalah program
pemanfaat dana zakat untuk mendorong mustahik mampu
memiliki usaha mandiri. Program tersebut diwujudkan dalam
71
bentuk pengembangan modal usaha kecil yang sudah ada atau
perintisan usaha mikro baru yang prospektif.
Selain itu, program tersebut juga dibarengi dengan
pengembangan kapasitas melalui berbagai pendampingan dan
pembinaan. Dengan bantuan-bantuan tersebut, masyarakat
miskin akan menjadi lebih mandiri dalam mengatasi masalah
kemiskinannya. Proses pendayagunaan zakat untuk
pemberdayaan ekonomi umat meliputi langkah-langkah
sebagai berikut : 1) Pendaftaran calon penerima bantuan ; 2)
Survei Kelayakan ; 3) Strategi Pengelompokan ; 4)
Pendampingan ; 5) Pembinaan secara berkala ; 6) Melibatkan
mitra pihak ketiga ; 7) Pengawasan, Kontrol dan Evaluasi.
“...Untuk saat ini ada bantuan modal usaha kecil untuk
membantu biaya hidup terutama lansia.1
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Boediriyanto
untuk bantuan modal usaha langkah pertama mengajukan
permohonan yang sudah dilengkapi lalu dilakukan survey dan
diberikan kelompok perkelurahan/perkecamatan dan
dsampingi oleh sudin UMKM.
M. Yunan Yusuf mengungkapkan bahwa istilah
dakwah bil haal dipergunakan untuk merujuk kegiatan
dakwah melalui aksi atau tindakan/perbuatan nyata.2 Karena
merupakan aksi atau tindakan nyata maka dakwah bi lisan al
1 Wawancara langsung dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 16 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11 2 Yunan Yusuf, dalam pengantar buku Metode Dakwah (Jakarta:
Prenada Media, 2003), 20
72
haal lebih mengarah pada tindakan menggerakkan atau aksi
menggerakkan mitra dakwah, sehingga dakwah ini lebih
berorientasi pada pengembangan masyarakat.
Dakwah hendaklah difungsikan untuk meningkatkan
kualitas umatnya yang pada akhirnya akan membawa adanya
perubahan sosial, karena pada hakikatnya Islam menyangkut
tataran kehidupan manusia sebagai individu dan masyarakat
(sosio-kultural). Salah satu metode dalam dakwah bi al-hal
(dakwah dengan aksi nyata) adalah metode pemberdayaan
masyarakat yaitu, dakwah dengan upaya untuk membangun
daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
berupaya untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses
kemandirian.
Menurut Hasnan, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bil hal untuk
upaya pengentasan kemiskinan. BAZIS Jakarta Timur telah
merespon dengan cepat kepada orang yang berhak
menerimanya melalui laporan dari RT/RW,Kelurahan,
pengurus Masjid atau Pemerintah.3 Melalui pemotongan TKD
setiap bulan yang secara otomatis akan masuk ke kas Bazis.
Pemotongan TKD ini dilakukan berdasarkan kesepakatan
3 Wawancara dengan bapak Hasnaan, Satpol PP – Muzakki di BAZIS
Jakarta Timur. Jakarta, 8 Oktober 2017 Pukul 14.40 di Kantor Walikota
Jakarta Timur
73
antara saya PNS dan Bazis untuk pengentasan kemiskinan,
untuk sumbangan anak yatim.4
a. Kontribusi dalam bidang sosial keagamaan
Salah satu kontribusi yang dapat dirasakan
masyarakat dalam bidang sosial keagaman salah satunya
pada bulan juni tahun 2017 Walikota Jakarta Timur
Bambang Musyawardhana melakukan Safari Ramadhan
dan sekaligus Penyerahan sumbangan sebesar Rp 164 juta
untuk biaya renovasi 17 bangunan masjid, mushola dan
majelis taklim di wilayahnya. Sumbangan yang
bersumber dari dana Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah
(Bazis) Jakarta Timur itu diserahkan kepada lima
pengurus majelis taklim, enam pengurus musala, dua
pengurus yayasan, satu pengurus PAUD, dua pengurus
masjid dan satu pengurus madrasah.
“...saya merasa terharu dan senang karena
pemerintah khusunya Bazis Jakarta Timur ini telah
memperhatikan musholla dilingkungan saya, yang mana
musholla tersebut sudah kurang layak padahal jamaah di
musholla tersebut cukup banyak, dan saya selaku
pengurus musholla belum sanggup untuk merenovasi
dikarenakan anggaran yang belum memadai”5
Ini salah satu bukti kontribusi BAZIS Jakarta
Timur yang diberikan untuk kepentingan masyarakat yang
berasal dari masyarakat juga. Walikota Jakarta Timur juga
menyampaikan akan terus memberikan bantuan dalam
4 Wawancara dengan Ibu Ratna Puspitasari Muzakki di BAZIS
Jakarta Timur. 8 Oktober 2017 Pukul 20.14 di Rumah Informan - Cakung 5 Wawancara dengan Bapak Didin Fatah Musthaik di BAZIS Jakarta
Timur. 10 Oktober 2017 Pukul 18.30 di Rumah Informan - Klender
74
kegiatan Safari Ramadan melalui dana Bazis Jakarta
Timur. Bersama dengan itu, warga sekaligus diajak
meningkatkan infaq dan shadaqahnya melalui Bazis.
Warga atau masyarakat juga harus bersama sama menjaga
keamanan dan kenyamanan lingkungan. Tidak melakukan
aksi tawuran. Sehingga umat Islam dapat menjalankan
kegiatan keagamaan dengan khusyuk sehingga dana yang
disalurkan bisa menjadi efektif untuk kepentingan
bersama.
b. Kontribusi dalam bidang pendidikan
Kontribusi dalam bidang pendidikan yang juga
dirasakan lebih dari 272 mahasiswa dari berbagai
universitas menghadiri acara pembinaan yang bertemakan
“Membangun Jiwa kreatif di Media Sosial Yang
bermanfaat”, berlangsung di gedung serbaguna blok C
Kantor Walikota Jakarta Timur yang diadakan oleh
BAZIS Jakarta Timur bulan oktober 2017.
Acara ini dibuka oleh Walikota Jakarta Timur,
bapak Drs. Bambang Musyawardhana. Dengan tema
Membangun Jiwa kkreatif di Media Sosial Yang
bermanfaat, BAZIS Jakarta Timur berharap bahwa
mahasiswa yang telah diberikan bantuan dapat
memanfaatkannya dengan baik, dan para mahasiswa/i
harus mempersiapkan bekal untuk menjalani kehidupan
yang akan datang, selepas kelulusannya dari Universitas.
Didalam acara tersebut Bukan hanya ada sebuah
sambutan yang disampaikan, tetapi terdapat pula sebuah
75
materi yang juga disampaikan oleh D.R Muhammad
Dimyati, M.M. Beliau memberikan motivasi-motivasi
serta materi-materi kepada mahasiswa menjadi seorang
yang kreatif dan bermartabat.
“...dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya
BAZIS. Karena dirinya sudah merasa tidak sanggup untuk
melanjutkan biaya kuliah, untuk makan sehari-hari saja
saya agak kesulitan, karena saya sebagai tulang punggung
keluarga yang membantu ibu untuk membiayai kedua
adik saya”6
Di sini jelas bahwa selizar merasa sangat terbantu
dengan hadirnya Bazis, dia jadi bisa melanjutkan
pendidikannya tingkat sarjana. BAZIS juga telah
meringankan beban masyarakat yang sangat
membutuhkan terutama daerah Jakarta Timur yang cukup
banyak masyarakat yang ekonominya termasuk golongan
menengah ke bawah. Dirinya juga menambahkan bahwa
dengan adanya BAZIS ini sangat membantu dari
golongan siswa, mahasiswa bahkan sampai ke tokoh
masyarakat. Dan akhirnya biaya kuliah pun bisa
tercukupi.
c. Kontribusi dalam bidang ekonomi
Dalam Bidang Kewirausahaan Dan Ekonomi
Banyaknya usaha mikro atau menengah kebawah yang
butuh tambahan modal usaha BAZIS Jakarta Timur
6 Wawancara dengan Selizar Effendy Musthaik di BAZIS Jakarta
Timur. 9 Oktober 2017 Pukul 20.00 di Rumah Informan – Malaka Sari
76
melalui programnya juga memberikan banuan kepada
pengusaha kecil menengah. Membuat event seminar
UMKM yang dihadiri sebanyak 200 pedagang di Jakarta
Timur, selain mendapatkan modal usaha tetapi mereka
juga mendapatkan materi terkait wirausaha sesuai dengan
pasar global sekrang ini. Kegiatan ini dilakukan pada
tanggal 27 Oktober 2017 di Gedng Serbaguna Blok C.
Acara tersebut dibuka oleh Walikota Jakarta Timur Bapak
Drs. Bambang Musyawardhana. Bantuan yang diserahkan
oleh Walikota Jakarta Timur, diharapkan dapat memacu
semangat hidup para pedagang agar menjadi lebih baik.
Diharapkan kepada pedagang yang telah diberikan
bantuan bisa bermanfaat, usahanya maju dan tidak lupa
menunaikan zakat, infak dan sedekah ke BAZIS kembali.
“...saya nangis seperti ini karena saya sangat
senang dan tidak menyangka bahwa saya akan mendapat
bantuan gerobak dan uang tunai untuk tambahan modal
usaha saya..”7
Setelah selesai kegiatan seminar UMKM seorang
bapak yang bernama Ahmad Firdaus nangis bahagia
karena akhirnya bisa punya gerobak untuk berdagang mie
ayam, yang awalnya hanya memakai etalase biasa.
Dengan adanya kegiatan seminar UMKM ini memberikan
banyak ilmu, motivasi serta semangat untuk saya dan
teman-teman lain yang hadir pada saat kegiatan tersebut.
7 Wawancara dengan Bapak Ahmad Firdaus Musthaik di BAZIS
Jakarta Timur. 27 Oktober 2017 Pukul 17.00 di Gedung serbaguna Blok C
kantor Walikota Jakarta Timur
77
“… saya merasa terbantu dengan modal usaha dari
Bazis walaupum tidak banyak tetapi bisa membantu
dagangan peyek saya yang tadinya sehari hanya 20
sampai 50 bungkus, sekarang sudah kerjansama dengan
rumah makan yang bisa menghasilkan sehari sampai 200
bungkus peyek..”8
Oleh sebab itu, Bazis Jakarta Timur dapat
memaksimalkan potensi pengumpulan zakat, infak, dan
sedekah dengan optimal sehingga dapat mendistribusi
kekayaan diantara masyarakat Indonesia terutama untuk
masyarakat membutuhkan. Pendapatan yang meningkat di
kalangan yang mampu tidak hanya terdistribusi ke sektor
konsumtif namun juga dapat kepada kaum dhuafa dan
fakir miskin.
“...BAZIS dalam melakukan pendekatan dakwah bil hal
kepada masyarakat membuat event sifatnya keagamaan
sesuai dengan kebijakan pimpinan dan kesepakatan bersama
yang mau menggandeng pengurus-pengurus masjid itu dan
menjalin kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia” 9
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
dijelaskan bahwa dalam melakukan pendekatan dakwah bil
hal kepada masyarakat, maka BAZIS Jakarta Timur
memerlukan kebijakan pimpinan dan kesepakatan bersama
dengan menggandeng pengurus-pengurus masjid dan
menjalin kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia.
8 Wawancara dengan Bapak Ibu Maryam, penerima bantuan
pedagang peyek. Jakarta 18 Oktober 2017 Pukul 17.00 di Rumah Informan
Maksar 9 Wawancara langsung dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 16 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
78
Menjalin kerja sama dengan Dewan Masjid
Indonesia tingkat kota dan anggota-anggotanya yang ada di
tingkat Kecamatan dan Kelurahan. Sampai saat ini belum
ada jalinan kerja sama, jadi sampai saat ini hanya informal
saja, hanya mengenal pengurus masjid, tetapi kewajibannya
tidak terlalu disinggung. Akan tetapi, jika ini dijalin, maka
potensi zakat di Jakarta Timur sebenarnya akan lebih
banyak. Hal ini dikarenakan di Jakarta Timur terdapat
kurang lebih 1.000 masjid ditambah mushola-nya.
Sedangkan di seluruh DKI Jakarta terdapat sekitar 3.000
masjid.
Selain itu kontribusi Bazis dalam hal
pemberdayaan keagamaan melalui kerja sama dengan
masjid di lingkungan Kantor Walikota Jakarta Timur yang
sudah dijalin, meskipun secara umum di masyarakat belum
terjalin dengan potensinya yang sebenarnya banyak. Masjid
di lingkungan Walikota belum mengelola hasil ZIS-nya,
dikhawatirkan hanya meminta haknya saja tanpa
melaksanakan kewajibannya. Sebenarnya, terkelola dengan
baik akan menjadi dana abadi dalam artian dana yang
dikumpulkan dari masjid-masjid itu dapat dikelola untuk
kemakmuran Masjid-masjid juga.
Jika suatu masjid sudah bekerjasama, maka
potensinya kurang lebih dana Rp.5 milyar dapat terkumpul
dalam setahun. Dana ini cukup besar untuk tahap awal dan
jika dikembalikan lagi akan cukup dapat membantu untuk
Marbotnya. Selama ini merbot hanya setahun sekali
79
mendapatkan bantuan Rp. 1 juta yang dibagi dalam setahun,
maka tidak sampai seratus ribu per bulannya, sehingga
masih kurang kesejahteraannya. Sedangkan saat ini dari
dewan masjid mengalami penurunan untuk tahun 2017 ini
hanya menerima Rp. Rp. 750.000,- karena adanya program
untuk mendanai umroh Marbot, tetapi mengurangi dana
yang biasa didapatkan sebelumnya Rp. 230.000,- per
bulannya.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyak
diselenggarakan lomba-lomba binaul masjid, di antaranya
masjid di Jakarta Timur yang pernah mewakili Kota
Administrasi Jakarta Timur, meskipun di tingkat Provinsi
DKI Jakarta belum menjadi juara, tetapi secara manajemen
sudah ada. Dan di sini Bazis Jakarta Timur juga ikut serta
penyaluran dana untuk lomba binaul masjid.
2. Analisis Bazis Jakarta Timur dalam mengintegrasikan
Dakwah Bil Hal
Apabila kita berjalan di pusat dan pinggiran kota, sering
kali kita berpapasan dengan para pengemis dan anak-anak
jalanan yang megulurkan tangan meminta sedekah pada
setiap orang yang lalulalang di jalanan. Tujuannya hanya satu
yaitu untuk mendapatkan sesuap nasi untuk sebagai
penyambung hidup. Mereka hidup di jalan, tidur dikolong
jembatan, di emperan toko atau halte, walaupun pulang,
mereka menuju kerumah kumuh yang ada di pinggir kota.
Mereka menjerit dibawah teratai kemiskinan dan
keterbelakangan yang tak ujung berakhir. Mungkin mereka
80
bertanya, mungkinkah ini merupakan akibat ulah mereka
sendiri atau karena mereka tidak mempunyai motovasi untuk
berubah, atau karena ulah saudara-saudara sesama muslim
dengan berbagai profesinya yang tidak mau tau nasib
kehidupan mereka. Ada kalanya mereka menyalahkan Allah
karena tidak menolong mereka. Ironisnya, realitas berupa
kemiskinan dan keterbelakangan tersebut secara kuantitas
adalah umat Islam.
Kemiskinan atau sering disebut kefakiran bukan masalah
baru bagi umat Islam. Bahkan di dalam Al-Qur’an pun
mensinyalir kedua golongan tersebut. Dalam bahasa Arab,
kata miskin diambil dari kata sanaka yang berarti
diam/tenang. Sedangkan kata “faqir” berasal dari kata faqr
yang berarti tulang punggung. Faqir adalah yang patah tulang
punggungnya, dalam arti beban yang dipikulnya sedemikian
berat, sehingga mematahkan tulang punggungnya.10 Kata
faqir dan miskin juga di singgung dalam Al-Quran dengan
kata fuqoroo’ dan masakiin pada surat at-taubah ayat 60 dan
sural alIsraa ayat 26. Dalam pengertian yang umum, al-quran
menegaskan dalam surat adh dhuhaa ayat 8, dengan kata lain
‘aa’ilam yang berarti yang kekurangan.
Dakwah bil hal sebagai alternative model pembangunan
umat perlu di kedepankan. Memahami dakwah dengan tabligh
dan ceramah dan ukuran keberhasilannya diprespsikan
sebagai pengalaman bentukbentuk ibadah mahdhah, seperti
10 Nadjmuddin dan Muntaha Azhari (ed), “Dakwah dan Pengentasan
Kemiskinan”, (Jakarta:CV. Guna Aksara, 1996) cet. Ke-1 18
81
sholat, zakat, puasa, haji, dan penampilan symbol-simbol ke
Islaman, seperti memakai busana muslim, sholat berjama’ah,
mengikuti majelis-majelis ta’lim serta bantuan-bantuan sosial
harus diluruskan. Karena tidak semua orang melaksanakan
ibadah mahdhoh mengerti dan memahami makna dan
kandungan dari setiap aktivitas ibadah yang dilakukan. Tidak
dapat dipastikan, bahwa orang yang rutin melaksanakan
shalat lima waktu, berpuasa, berzakat, berpakaian muslim dan
muslimah berprilaku baik, santun, dan bijak dalam setiap
aktivitasnya sebagai bagian dari masyarakat. Fazlurrahman
yang dikutip oleh Nanih orang-orang miskin, sholat sekalipun
akan menjadi perbuatan yang sia-sia dan munafik.11
Program pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan
ekonomi tidak hanya memiliki dampak ekonomi bagi
mustahik. Tetapi juga dampak sosial dan spiritual. Tindakan
ini akan mampu membangun persaudaraan dan solidaritas
diantara warga miskin. Begitu juga stategi pengelompokan
penerima bantuan zakat dalam kelompok-kelompok aktifitas
keagamaan akan mendorong warga memiliki ketahanan
mental-spiritual.
Hal demikian selaras dengan strategi yang pengentasan
kemiskinan yang selama ini hendak diterapkan oleh
pemerintah, yaitu :
a. strategi peningkatan pendapatan melalui peningkatan
produktifitas,
11 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan
Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi,(Bandung: PT.
REmaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, 38
82
b. strategi pengurangan beban, melalui pengurangan
beban kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan
dan sebagainya,
c. strategi peningkatan kepedulian dan kerjasama stake-
holders dalam membantu masyarakat miskin.
Tujuan zakat antara lain untuk mengentaskan
kemiskinan. Zakat yang dikelola oleh amil zakat mampu
mengurangi jumlah kemiskinan. Kemudian dari sisi
keparahan atau kedalaman tingkat kemiskinan, zakat juga
bisa mengurangi beban orang miskin. Misalnya, orang
miskin yang bekerja sebagai buruh sakit. Jika uang hasil
kerjanya dipakai untuk berobat maka ia akan semakin
parah tingkat kemiskinannya, tapi jika ada lembaga zakat
yang membiayai pengobatannya, uang hasil kerjanya
tidak lagi untuk biaya pengobatan.
Dalam konteks ini, zakat mampu mengurangi tingkat
keparahan si miskin, artinya, zakat harus dikelola oleh
institusi amil. Badan amil zakat pada tahun 2010 mampu
menjangkau sekitar 2,8 juta orang miskin. Angka ini
setara dengan 9,03% dari total penduduk miskin secara
nasional di Indonesia. Berarti, potensi zakat itu luar biasa,
padahal kondisinya minim dukungan dan regulasi, tapi
daya jangkaunya 1/10 penduduk miskin. Artinya, kita
melihat bahwa sudah saatnya pengelolaan zakat
diintegrasikan dengan kebijakan pengentasan kemiskinan
secara nasional.
83
Lembaga-lembaga amil zakat menjalankan program
pendayagunaan zakat untuk penanggulangan masalah
kemiskinan dengan logikanya sendiri. Hal tersebut
dilakukan mulai perencanaan sampai pelaksanaan
program. Begitu juga pemerintah, dalam melakukan
program pemberantaskan kemiskinan dengan logikanya
sendiri. Program pendayagunaan zakat untuk mengatasi
masalah kemiskinan di Jakarta dijalankan secara parsial
dan cenderung tentatif. Oleh karena itu, program-program
pemberdayaan tersebut diragukan untuk mampu
menjawab persoalan kemiskinan secara komprehensip.
Oleh karena sangat dianjurkan dalam
mengimplementasikan program pendayagunaan zakat
untuk pemberdayaan masyarakat miskin
mempertimbangkan lanskap kemiskinan, baik
menyangkut peta kemiskinan, identifikasi permasalahan
permasalahan kemiskinan serta program-program
pengentasan kemiskiann yang sudah dijalan oleh
pemerintah.
Lanskap kemiskinan tersebut seharusnya menjadi
pijakan dalam perencanaan sampai pelaksanaan program
pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin. Begitu sebaliknya, dari kalangan
pemerintah juga membuka akses yang lebar untuk
keterlibatan lembaga-lembaga amil zakat tersebut dalam
proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program
pengentasan kemiskinan.
84
“...Karena BAZIS dibutuhkan oleh pemerintah
tingkat Provinsi DKI Jakarta maupun tingkat Kota
Administrasi Jakarta Timur”12
Berdasarkan pernyataan bahwa BAZIS sangat
dibutuhkan oleh pemerintah tingkat Provinsi DKI Jakarta
maupun tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur. Karena
untuk Pemkot sendiri tidak memiliki anggaran yang
sifatnya sosial kelembagaan, semuanya sangat tergantung
dengan adanya BAZIS. Kalau tidak ada BAZIS, mungkin
akan mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan setiap
permohonan masyarakat tidak akan dapat langsung
ditindaklanjuti, harus dimusyawarahkan terlebih dahulu
dan Musrembang dahulu yang menunggu satu tahun dan
anggaran juga harus tepat. Sampai saat ini BAZIS masih
sangat dibutuhkan hingga suatu saat nanti adanya program
pemerintah provinsi yang mengadopsi program bantuan-
bantuan untuk kemasyarakatan. Selama ini belum ada
program pemerintah atau masih menggantungkan
program itu dari BAZIS.
“...Pendekatan yang biasa Bazis Jakarta Timur lakukan
seperti mengadakan event atau acara santunan guru Ngaji,
Guru TPA, Guru Honorer Madrasah, Marbot, dan
Santunan Anak Yatim. Pembinaan beasiswa tingkat
mahasiswa, beasiswa PAUD. Di dalam pembinaan
tersebut kita undang seorang motivator, ustad agar
12 Wawancara langsung dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 16 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
85
memberi materi dan mengingatkan kita agar terus berbuat
baik...”13
Para guru ngaji, guru honorer, guru tpa dan marbot,
mahasiswa serta para guru paud sangat senang karena telah
mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui lembaga
Bazis Jakarta timur ini.
Sebetulnya Bazis Jakarta Timur menjalin hubungan
baik dengan penerima bantuan karena mereka juga
membutuhkan adanya BAZIS walaupun bantuannya tidak
terlalu signifikan, tetapi sangat membantu melengkapi
kebutuhan mereka. Misalnya seperti bantuan pendidikan
kepada mahasiswa itu untuk membantu membayar SPP.
Untuk pelajar yang bersekolah di swasta ada juga yang
menunggak, Bazis membantu untuk pelunasannya serta para
siswa yang tidak bisa mengambil ijazah bazis akan bantu
untuk penebusan ijazahnya. Kemudian bantuan kepada
mahasiswa juga ada program setiap tiga bulan sekali diadakan
pembinaan cuma yang untuk bantuan yang lain belum
berkesinambungan atau hanya sebatas menerima saja.
Masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya
lembaga Bazis Jakarta timur, misalnya adanya program
beasiswa dari Bazis. Karena beberapa mahasiswa yang
berasal dari keluarga kurang mampu dan harus membiayai
diri sendiri untuk tetap bisa berkuliah dan mendapat bantuan
beasiswa Bazis dari semester 2 (dua) sampai saat ini semester
13 Wawancara langsung dengan bapak Ahmad Aminuddin, Staf
penyaluran BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 9 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
86
9 (sembilan), sehingga dapat mengurangi beban mahasiswa
dalam membiayai dirinya untuk kuliah.14
Selain itu bentuk pelaksanaan filantropi BAZIS Jakarta
Timur adalah program penyaluran bantuan untuk petugas
kebersihan, program bantuan untuk Marbot Masjid, program
bantuan para ustad-ustad yang tidak mempunyai gaji. Selain
itu setiap tahunnya dirinnya juga menerima bantuan untuk
guru honorer yang sangat membantu untuk kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Bantuan atau santunan dari BAZIS
Jakarta Timur dipergunakan untuk kepentingan usaha
produktif bagi masyarakat yaitu; dana untuk membangun
tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan Islam, dana
untuk membantu pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa,
dan dana untuk modal usaha, seperti untuk membuka warung
nasi, jualan makanan snack ringan, jualan bakso dan lain-lain.
Setiap kegiatan bazis ini diliput oleh wartawan, seperti koran
pos kota, suara karya dan media online lainnya seperti
restorasi news, nonstop, hallo jakarta dan lainnya.
Dengan demikian, filantropi menyentuh aspek
kehidupan masyarakat. Filantropi memang sangat
berpengaruh bagi aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat
yang awalnya merasa sepertinya tidak mungkin mendapatkan
sekian rupiah dari orang yang tidak dikenal. Akan tetapi
dengan adanya konsep filantropi, dengan adanya hukum
zakat, infak, shodaqoh dan wakaf yang Allah SWT tentukan
14 Wawancara langsung dengan bapak Febi Firmasnyah, Mustahik
BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 12 Oktober 2017 Pukul 17.00 di Rumah
Informan- Pondok Kopi
87
membuat masyarakat merasa bersyukur diberikan Allah SWT
rezeki dengan cara yang seperti itu. Jika tidak ada istilah
filantropi mungkin tidak ada yang saling memberi. Dengan
adanya filantropi ini membuat masyarakat merasa tercukupi
walaupun tidak semua masyarakat bisa mendapatkannya. Ada
masyarakat lainnya seperti yang diberikan dana bedah rumah
yang tadinya rumahnya tidak layak menjadi lebih baik.
Dengan adanya filantropi ini menambah ketenangan bagi para
penerima filantropi yang memang bahagia dengan adanya
pemberian dari pelaku filantropi. Konsep filantropi juga
sangat mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat yang
tentunya bagi masyarakat sangat mempengaruhinya untuk
meraih impiannya, merasa bersyukur, menambah motivasi
dalam menuntut ilmu dengan bantuan dari BAZIS. Konsep
filantropi juga memotivasi masyarakat suatu saat nanti
menjadi pelaku filantropi yaitu sebagai pemberi, tidak hanya
menjadi penerima.
Masyarakat dapat menginterpretasikan konsep
filantropi dalam kehidupan pribadinya. Filantropi ini dapat
memacu semangat masyarakat untuk membentuk mindset
dalam pribadinya tentang bagaimana supaya hari ini menjadi
mustahik, tetapi dalam jangka waktu dekat bisa menjadi
muzakki. Jadi bukan hanya sebagai orang yang menerima
secara terus-menerus tetapi mengupayakan diri sendiri untuk
juga memberi sebagai wujud partisipasi melakukan filantropi
ini. Masyarakat merasa harus menjadi orang yang dermawan
yang mau memberi dan membantu sesama. Disitu juga
88
menjadi kewajiban saya untuk menunaikan hukum-hukum
yang sudah Allah SWT buat seperti zakat, infak, shodaqoh,
dan wakaf. Terlebih jika Masyarakat mampu mewakafkan
sebagian harta saya untuk kepentingan agama. Jadi konsep
filantropi ini benar-benar memicu semangat masyarakat untuk
melakukan konsep filantropi.
Hal ini karena masyarakat sudah merasakan bagaimana
rasanya diberi, merasa bahagianya masih ada orang yang mau
berbagi terhadap sesama. Konsep filantropi ini sudah sangat
berpengaruh, karena dapat membantu masyarakat dalam hal
pendidikan, penguatan mental, dan ekonomi.
Kesimpulannya bahwa BAZIS Jakarta Timur belum
mencoba untuk para wirausaha muda, misalnya membangun
usaha sendiri dan hasilnya dizakatkan pada Bazis. Hal ini itu
belum pernah dicoba karena terkendala dengan SDM Bazis
Jakarta Timur itu sendiri-nya.
3. Analisis Hambatan Bazis Jakarta Timur
“bazis ini belum terlalu dominan dalam
mengimplementasikan dakwah bil hal karena istilahnya mungkin
karena kurangnya staf jadi buat manajemen hal-hal seperti itu ga
ada, misal kita untuk manajemen uang sekitar 30 Milyar stafnya
Cuma 7 orang, nah itu dari program kerja dari bazis saja sudah
lugbmayan, apalagi untuk manajemen yang ini kalo saya sih
karena kurangnya manajemen”.15
15 Wawancara langsung dengan bapak Ahmad Aminudin, Staf
penyaluran BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 9 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
89
Bazis Jakarta Timur masih menemukan hambatan dalam
implementasi dakwahnya karena kurangnya SDM. Oleh karena
itu, Pemerintah Jakarta timur telah memfasilitasi pendirian Forum
Zakat sebagai dialog dan koordinasi antar lembaga amil zakat
ataupun antara lembaga amil zakat dengan pemerintah dalam
upaya pengembangan basis dan upaya solusi dalam pemecahan
problematika pengelolaan zakat. Contohnya kerja sama antar
Pemprov DKI dengan Bazis Turn, dalam artian setiap kegiatan
Pemprov DKI me-launching RPTRA atau kegiatan KB
Kesehatan yang dilakukan TNI atau kegiatan pemerintah provinsi
lainnya. Kemudian Bazis Jakarta Timur membantu bedah rumah
di lingkungan kecamatan dan memberikan bantuan Sembako
untuk masyarakat. Bazis Jakarta Timur sudah memberi bantuan
kepada 150 rumah dengan nominal bantuan Rp.25.000.000 s.d
Rp.30.000.000.
Program ini dapat membantu Pemprov Jakarta Timur
dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Pemprov Jakarta
Timur, jadi semula rumahnya banyak yang hancur dan
mengeluhnya ke Pemprov, akan tetapi sudah ditindak lanjut
dengan oleh Bazis.
Selain itu ada hambatan lain yang Bazis Jakarta Timur
rasakan mengenai laporan pengumpulan yang belum terpublikasi
dengan baik. Harusnya ada website yang dapat diakses oleh
masyarakat secara umum karena zaman keterbukaan seperti
sekarang ini apapun masyarakat bisa peroleh Cuma lagi-lagi
terbentur oleh terbatasnya SDM yang dimiliki lembaga BAZIS,
tidak ada yang mengelola untuk websitenya, sehingga content
90
website nya tidak ada pembaruan. Tidak ada website khusus
untuk BAZIS wilayah Jakarta Timur, selama ini hanya dilaporkan
melalui website BAZIS Provinsi DKI Jakarta secara tidak
terperinci.
Untuk tetap menjadi exis dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat agar menyalurkan zakatnya ke lembaga BAZIS. Saat
ini masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat
mengenai BAZIS makanya minat untuk membayarkan zakatnya
ke BAZIS belum maksimal, hanya beberapa saja yang mau
menyalurkan zakatnya di BAZIS. Contoh seperti lembaga lain
yang bergerak di bidang nirlaba dan lembaga swasta lainnya ada
keterbukaan seperti itu jadi cukup banyak juga yang menyalurkan
zakatnya di lembaga swasta tersebut. Di samping itu, lembaga
swasta lebih bebas geraknya tidak teralu terikat dengan birokrasi,
sedangkan BAZIS kan terikat dengan birokrasi yang ada.
Contohnya lembaga zakat swasta publikasinya cukup signifikan
melalui spanduk-spanduk, membuka gerai-gerai di mall-
mall.sedangkan BAZIS hanya menyelngarakan gerai dari
provinsi, untuk wilayah belum ada. Yang ada pun belum
dimaksimalkan.
Kendalanya komitmen pemimpin untuk komitmen
memaksimalkan, itu kalau ada ya bisa dilaksanakan, bisa menarik
volunteer dari masyarakat untuk program itu. Selama ini kan
belum adanya penghargaan yang baik untuk volunteer yang
membantu program kita. Kedepannya perlu dipikirkan supaya
zakat ini tidak hanya digali dari karyawan yang ada di Jakarta
Timur karena perputaran uangnya akan stagnant, karena jika
91
uangnya hanya mengandalkan berasal dari karyawan akan
menimbulkan kontra produktif, puncaknya timbulnya pertanyaan
karena terus-menerus gajinya dipotong. Sedangkan potensi zakat
di masyarakat masih belum tergali secara maksimal, baru sekitar
30 persen.
Hambatan lain yang Bazis Jakarta Timur rasakan
mengenai Forum Zakat sebagai dialog dan koordinasi antar
lembaga amil zakat ataupun antara lembaga amil zakat dengan
pemerintah dalam upaya pengembangan basis dan upaya solusi
dalam pemecahan problematika pengelolaan zakat. Untuk forum
sebetulnya sudah ada di tingkat pusat/provinsi tetatpi yang
mengikuti forum tersebut hanya pegawai Bazis Provinsi DKI
saja, Bazis wilayah belum pernah di ikutsertakan. Sebenarnya,
dengan SDM yang minim pembekalannya juga harus lebih
signifikan lagi supaya pegawai dapat memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Salah satunya Forum Organisasi
Zakat itu secara periodik mengadakan kegiatan seminar di antara
anggotanya ialah BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Wilayah tidak
pernah diikutsertakan, dan yang didapat dari seminar tersebut
tidak disampaikan kembali kepada pihak wilayah.
.”Karena kita kurang sosialisasi lagi ke bawah”16
Adapun untuk masyarakat kelas atas yang zakatnya masih
kurang atau belum berzakat di Bazis, karena ada kendala
kurangnya sosialisasi masalah pengumpulan ke masyarakat kelas
16 Wawancara langsung dengan bapak Ahmad Aminuddin, Staf
Penyaluran BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 9 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
92
atas. Sedangkan untuk sosialisasi penyaluran zakat sudah banyak,
karena untuk penyalurannya memang untuk masyarakat kelas
bawah. Banyak masyarakat kelas atas yang memberikan zakat
secara langsung kepada orang-orang yang dekat dari rumahnya,
atau rumah dhuafa yang banyak sosialisasinya, atau rumah zakat.
Jadi tidak harus di Bazis yang jauh dari tempat tinggalnya. Saat
ini target optimal Bazis adalah menggali dari semua unsur, bukan
PNS saja. Buktinya ada 1 (satu) orang pengusaha yang berzakat
pribadi sebesar Rp. 200.000.000. Hal ini menunjukkan adanya
potensi zakat yang besar, jika semua pengusaha pabrik-pabrik di
Jakarta Timur memberikan zakatnya.
4. Analisis Strategi Bazis Jakarta Timur dalam rangka
upaya pembangunan umat dan pengentasan
kemiskinan
Data - data tentang strategi Bazis Jakarta Timur dalam
rangka upaya pembangunan umat dan pengentasan
kemiskinan diperoleh melalui wawancara. Berikut ini peneliti
sajikan hasil dari penelitian di lapangan, baik melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi sesuai diuraikan
sebagai berikut.
“Ada banyak Program Kerja BAZIS Jakarta Timur yang
telah telaksana, dan sesuai rapat kerja bersama BAZIS
Provinsi, ada lima kategori, yaitu Jakarta Bertakwa,
Jakarta Cerdas, Jakarta Peduli, Jakarta Mandiri, Dan
Jakarta Sadar Zakat.17
17 Wawancara langsung dengan bapak Ahmad Aminuddin, Staf
Penyaluran BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 9Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
93
Program yang telah dilakukan Bazis Jakarta Timur sampai
saat ini dalam upaya membantu masyarakat adalah:
1. Jakarta Bertakwa
Program Jakarta Bertaqwa adalah program
pendayagunaan ZIS di bidang pemberdayaan keagamaan,
terdiri dari empat program yaitu bantuan personal guru
bantu, petugas masjid, bantuan keagamaan dan bantuan
fisik.
a. Bantuan personal guru bantu meliputi bantuan untuk
guru ngaji, guru honorer dan guru TPA/TKA/TPQ
yang mana alokasi dananya dari zakat asnaf Sabilillah
dan diberikan 1 tahun sekali dengan alokasi
Rp.1.000.000/per orang.
b. Bantuan Petugas Masjid, bantuan ini diberikan kepada
marbot dan petugas kebersihan masjid diberikan 1
tahun sekali dengan alokasi dari dana zakat asnaf
Sabilillah.
c. Bantuan kegiatan, bantuan ini yang bersifat mensuport
kegiatan syiar agama dimasyarakat dan bantuan untuk
muallaf, untuk kegiatan syiar agama seperti
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kegiatan
Isra Mi’raj dan sebagainya.
d. Bantuan Fisik, bantuan ini diarahkan pada bantuan
untuk pembangunan dan renovasi tempat ibadah
(masjid dan musholla), bantuan majelis taklim dan
bantuan untuk yayasan keagamaan, semua bantuan
94
untuk kegiatan bantuan fisik ini diambil dari dana
infaq pos bantuan lembaga keagamaan.
2. Jakarta Cerdas
Untuk Jakarta Cerdas ini lebih memperdayakan bidang
pendidikan dan menjadi salah satu ciri khas dengan
adanya program beasiswa untuk mahasiswa (S1), bantuan
beasiswa untuk siswa SLTA, bantuan untuk tunggakan
pendidikan dan beasiswa Guru PAUD yang dikuliahkan
sampai S1.
Selain bantuan beasiswa mahasiswa ada juga bantuan
untuk penebusan ijazah yang telah ditahan oleh pihak
sekolah karena belum dibayar, menjembatani siswa/i yang
terancam tidak dapat mengikuti ujian karena belum lunas
SPP, mendaftarkan kembali siswa/siswi yang terancam
putus sekolah atau yang tidak dapat sekolah karena tidak
memiliki biaya yang cukup dan bantuan lain terkait
masalah pendidikan.
3. Jakarta Mandiri
Semangat dari program kategori Jakarta Mandiri adalah
terciptanya kemampuan dan skill individu bagi Mustahik
dan Dhuafa sebagai modal usaha mereka dalam menjalani
hidup sehari-hari sehingga dapat memberikan
penghidupan yang layak bagi keluarga mereka. Salah satu
contoh Jakarta mandiri itu kita berupaya membuat
seminar besar-besaran dan yang hadir itu biasanya di
lingkungan dari kelurahan dan selain itu ada juga
kegiatan/pelatihan memandikan jenazah agar umat itu bisa
95
memandikan jenazah yang bersertifikat dan Ada juga
seperti Service ac dan motor (otomotif).
4. Jakarta Peduli
Pada program Jakarta Peduli adalah wujud dari
keberadaan Bazis dalam setiap permasalahan, kejadian
bencana, kebutuhan dan kesulitan bagi mustahik di DKI
Jakarta khusunya Jakarta Timur dengan merespon segala
kejadian dan permasalahan yang ada. Salah satu yang
menjadi primadona adalah program bedah rumah dimana
pada tahun 2017 terdapat 157 rumah mustahik yang tidak
layak dibedah oleh Bazis bekerjasama dengan instansi
terkait. Program ini adalah wujud kepedulian Bazis akan
kelayakan dan kebutuhan dari tempat tinggal yang
mumpuni bagi mustahik sehingga mereka dapat merasa
nyaman tinggal dirumah mereka tanpa harus takut
bangunan roboh atau sanitasi yang buruk. Selain itu Bazis
juga memberikan bantuan santuan kepada anak yatim,
dhuafa, biaya berobat bagi mustahik yang tidak
mempunyai dana, gharimin dan ibnu sabil seperti orang
yang kehabisan bekal untuk pulang kampung, Bazis
memberikan bantuan tiket agar bisa sampai tujuannya.
5. Jakarta Sadar Zakat
Program Jakarta Sadar Zakat adalah sebuah program yang
dilakukan Bazis untuk memberikan edukasi dan
pemahaman kepada masyarakat dan calon muzaki untuk
lebih mengerti apa yang dimaksud dengan kewajiban
zakat sesuai dengan ajaran agama dan cara
96
perhitungannya. Begitu pula dengan infaq dan shodaqoh
serta amal sosial yang dapat dikumpulkan dari masyarakat
dan dunia pendidikan di DKI Jakarta. Pembelajaran dan
edukasi yang diberikan oleh bazis dapat berupa penerbitan
brosur, pamflet, lewat media cetak dan dakwah billboard,
publikasi kegiatan serta sosialisasi-sosialisasi yang
dilakukan dilingkungan masyarakat.
Kesimpulannya Bazis Jakarta Timur telah
menyikapi perubahan sosial dengan metode dakwah bil
hal dalam rangka upaya pembangunan umat dan
pengentasan kemiskinan. Bazis Jakarta Timur
mengentaskan kemiskinan di jakarta seperti bantuan
bedah rumah, selain itu ada bantuan pengobatan bantuan
kaki palsu, tangan palsu, alat bantu dengar yang untuk
SLB itu juga membantu pemerintah dalam mengentaskan
masalah-masalah di Jakarta.
Gambar 4.1.
Bantuan BAZIS Jakarta Timur pada Musholla
97
Existensi BAZIS Jakarta Timur menjadi lembaga yang
amanah dan terpercaya dengan melakukan terobosan yang
banyak, yaitu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat
sehingga sadar akan zakat. Seminar akan zakat buletin pamflet,
facebook, twitter, website iklan. Terobosannya dengan
menggandeng pihak swasta sebagai fundrise pengumpul zakat
yang disetorkan kepada Bazis, dsb. Sehingga masyarakat
mengetahui keberadaan Bazis dan dampaknya banyak lagi yang
dapat dibantu Bazis. Sehingga ada sumber lain lagi yang diterima
Bazis, seperti bekerjasama dengan lembaga zakat atau perusahaan
lainnya. Ada juga sumber dana permanen yaitu dari setoran
langsung zakat perusahaan, yang kedua dari zakat PNS yang
muslim dipotong 2,5% dari TKD-nya setiap bulan, ada jukga dari
UPZ (Unit Pelayanan Zakat), ada juga gerai (Alfamart dan
Indomart) yang ada di kelurahan-kelurahan, balai kota maupun
pasar pasar. Caranya dengan menempatkan kotak amal di
Alfamart dan Indomart selanjutnya ada feedback-nya dikasih
bantuan dengan membeli voucher Indomart dan Alfamart untuk
pengganti uang tunai.18
Upaya yang dapat dilakukan BAZIS Jakarta Timur untuk
menjaga eksistensinya juga diperlukan peran media, misalnya
dengan banyaknya program yang dilakukan, misalnya Safari
Romadhon yang dilakukan BAZIS dengan membangun tempat-
tempat ibadah di Jakarta. Hal ini perlu dimuat atau disebarluaskan
oleh media dan dari jamaah juga yang melihat dapat
18 Wawancara langsung dengan Ibu Nurul Hidayati, Staf
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 11 Oktober 2017 Pukul 15.46 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
98
melakukansosialisasi/dipublikasikan juga kepada masyarakat
luas. Peran media dalam meresapkan ideologi tersebut bahwa
media berusaha menjelaskan bagaimana ideologi meresap dalam
teks, mengkonstruksi pembentukan realitas dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian ada juga program bantuan biaya Skripsi
atau Tesis yang diberikan kepada mahasiswa/peneliti yang
tentunya juga sebagai tempat sarana publikasi.
Hal ini dikarenakan, jika peneliti dapat mempublikasikan
BAZIS sebagai lembaga yang bermanfaat bagi masyarakat.
Masih banyak lagi program-program yang bisa secara tidak
langsung sebagai publikasi lembaga BAZIS sebagai tempat
berderma yang dapat sangat membantu masyarakat luas. Dengan
zakat infak dan shadaqoh di BAZIS telah dirasakan membantu
permasalahan masyarakat kota Jakarta. Sedangkan BAZIS
Provinsi dapat dirasakan oleh masyarakat luar Jakarta, ketika ada
bencana alam, kerusakan dll. Meskipun unit Kota Madya DKI
Jakarta lebih memprioritaskan untuk masyarakat DKI Jakarta.
Dengan hal ini, maka BAZIS dapat mejaga eksistensinya Bazis
dan masyarakat terus percaya pada lembaga ini.19
19 Wawancara langsung dengan bapak Ahmad Aminuddin, Staf
Penyaluran BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 9Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
99
Gambar 4.2
Bentuk-bentuk Bantuan BAZIS Jakarta Timur
Potensi yang ada pun termaksimalkan. Kendalanya belum
adanya atau belum maskimalnya komitmen pemimpin untuk
menarik volunteer dari masyarakat. Selama ini belum adanya
penghargaan yang baik untuk volunteer yang membantu program
BAZIS. Dalam jangka panjAng, perlu dipikirkan supaya zakat ini
tidak hanya digali dari karyawan yang ada di Jakarta Timur
karena perputaran uangnya hanya sedikit. Jika uangnya hanya
mengandalkan berasal dari karyawan akan menimbulkan kontra
produktif dengan timbulnya pertanyaan karena terus-menerus
gajinya dipotong. Sedangkan potensi zakat di masyarakat masih
belum tergali secara maksimal, hanya sekitar 30 persen. Oleh
karena itu, dalam implementasi pengumpulan zakat perlu diiringi
oleh adanya publikasi laporan keuangan sebagai pola transparansi
dalam upaya memegang kepercayaan dari masyarakat kepada
100
Bazis Jakarta timur sebagai pengelola zakat dan infak. Web Bazis
DKI Jakarta, dkijakarta.co.id sudah dapat diakses laporan
pengumpulan zakat. Meskipun untuk laporan Zisn-ya tidak terlalu
detail, sampai saat ini laporan Zisn-ya yaitu berupa berapa persen
pengumpulan zakatnya. Sedangkan laporan keuangannya
harusnya per wilayah, per tahun mengenai zakat dan infaq.
Dalam perkembangannya Bazis Jakarta Timur cukup
banyak halangan dan rintangannya, untuk memperoleh hasil yang
signifikan, maka diperlukan kepercayaan terutama karena
pengumpul zakatnya yang paling besar adalah karyawan. Upaya
untuk memperoleh kepercayaan yaitu dengan mengelola,
mengumpulkan, dan mendistribusikan zakatnya harus yang
amanah. Pasang surut sudah dialami oleh Bazis Jakarta Timur,
banyak rintangan-rintangan yang sudah dialami. Potensi zakat
yang dahulu hanya Rp.7 milyar sekarang pada tahun 2017 ini
sudah sampai sudah hampir mencapai Rp.33 milyar. Dalam
mengelola, mengumpulkan, dan mendistribusikan zakat ini, maka
peran pemimpin wilayah yaitu bapak Walikota memang sangat
diperlukan.
Hal ini dikarenakan sifatnya karyawan yang masih sistem
komando, jika suatu saat nanti Walikota sudah tidak mendukung
lagi dengan keberadaan Bazis, maka dengan sendirinya Bazis
tidak dapat nberbuat signifikan untuk umat. Baik Bazis provinsi
maupun Bazis wilayah ysangat membutuhkan campur tangan dari
Gubernur, Wakil Gubernur maupun Walikota, bupati untuk
memperoleh atau memperbesar hasil pengumpulannya maupun
dalam pengelolaan pendayagunaannya.
101
Gambar 4.3
Peran Walikota Dalam Aktivitas Bazis Jakarta Timur
“...Selama ini Bazis jakarta timur selalu hadir di
tengah-tengah masyarakat, itu tadi sesuai dengan visi misi
pemerintah pusat provinsi bahwa negara di manapun harus
hadir di kala masyarakat membutuhkan”20
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan
bahwa Bazis Jakarta Timur dalam menyelesaikan permasalahan
sosial. Selama ini Bazis Jakarta Timur selalu hadir di tengah-
tengah masyarakat sesuai dengan visi misi pemerintah pusat
bahwa negara harus hadir dikala masyarakat membutuhkan, di
antaranya Bazis yang selalu ada di mana masyarakat
membutuhkan. Contohnya ada bencana kebakaran Bazis Jakarta
20 Wawancara langsung dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 16 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
102
Timur selalu hadir untuk memberikan santunan walaupun itu
mungkin belum signifikan. Bantuan-bantuan yang lain, Bazis
Jakarta Timur selalu memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Akan tetapi sifatnya hanya pelipur lara saja, tidak
berkelanjutan, jadi tahap selanjutnya untuk mustahik harus
mandiri setelah menerima bantuan, bisa memperkuat dirinya
sendiri untuk kehidupannya. Karena zakat sifatnya hanya sekali
tidak berkelanjutan.
Langkah lainnya, misalnya Bazis Jakarta Timur
memberikan solusi untuk usaha, masyarakat juga masih merasa
bingung untuk membuat sebuah usaha, sehingga hal ini dapat
diurus oleh dinas sosial/panti sosial.21 Meskipun dalam
memberikan solusi untuk usaha kepada masyarakat tersebut
belum dapat dilaksanakan, Bazis Jakarta Timur telah memberikan
pengaruh yang cukup besar pada masyarakat Jakarta. Hal ini
dikarenakan di setiap wilayah Kotamadya ada lembaga Bazis,
sehingga penyaluran ZIS dapat maksimal.
“...Iya harusnya ada jikalau kita diikutsertakan ya
dalam rapat-rapat kita semaksimal mungkin memberikan
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sebetulnya dengna
nanti semakin banyaknya dana yang dikelola oleh BAZIS
Jakarta Timur”22
Bahwa upaya Bazis Jakarta dalam bekerja sama dengan
pihak pemerintah Jakarta Timur untuk mensinergikan
21 Wawancara langsung dengan bapak Ahmad Aminuddin, Staf
Penyaluran BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 9 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11 22 Wawancara langsung dengan bapak Boediriyanto, Kepala Seksi
Pengumpulan BAZIS Jakarta Timur. Jakarta, 16 Oktober 2017 Pukul 08.00 di
Kantor Bazis Jakarta Timur Blok D Lantai 11
103
pengelolaan zakat dengan program pengentasan kemiskinan di
Jakarta Timur dengan memberikan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat dengan semakin banyaknya dana yang dikelola oleh
BAZIS Jakarta Timur. Kiprahnya semakin banyak yang
sebenarnya yang harus dapat dilakukan BAZIS Jakarta Timur.
Walaupun secara perorangan sudah tau kiprah BAZIS, tetapi
memang harus rutin, tidak pernah ada kata menyerah dalam
melakukan sosialisasi, publikasi untuk mengetahui apa yang
sudah dilakukan BAZIS, sehingga masyarakat lebih percaya lagi
menyalurkan zakatnya untuk dikelola di BAZIS. Mungkin ke
depannya publikasi ke surat kabar-surat kabar yang ternama dan
resmi yang lebih dipercaya lagi. Bila sudah banyak yang
dilakukan, tetapi publikasinya kurang yang mana masyarakat
belum mengetahui keberadaan BAZIS.
Bazis harus menjadi badan amal zakat infaq dan sodaqoh
yang harus saling bersinergi dengan lembaga pemerintahan dan
swadaya masyarakat. Manajemen internal Bazis Jakarta Timur
perlu berupaya bahwa Bazis Jakarta Timur untuk memiliki
komitmen untuk menjalankan aktivitasnya sesuai standar
manajemen dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, untuk
melengkapi atau memperbaiki kekurangan-kekurangan tentang
pengelolaan zakat yang sebenarnya memang harus dilakukan
setiap saat. Namun, karena ada aturan dari pemerintah Provinsi
DKI Jakarta yang memberikan tenaga atau PNS yang sedikit
dapat menghambat pengelolaan uang zakat tersebut, karena
kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM).
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah megadakan pengamatan langsung
membahas dan menganalisis hasil penelitian, maka dalam
bab ini penyusun memberikan kesimpulan sesuai dengan
kajian tentang strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat,
infak, dan shodaqoh pada Bazis Jakarta Timur, serta bentuk
pelaksanaan filantropi yang merupakan dakwah bil-hal
pada Bazis Jakarta Timur dalam pembentukan Ummat dan
pengentasan kemiskinan.
A. Kesimpulan
1. Kontribusi yang dilakukan Bazis Jakarta Timur
mempunyai hasil positif yang bisa dirasakan oleh
Para muzakki dalam pembangunan ummat dan
pengentasan kemiskinan. Untuk masyarakat dalam
hal ini mustahik bisa merasakan hasil dari kontribusi
bazis dalam bidang keagamaan, bidang pendidikan,
serta bidang sosial serta.
2. Ada beberapa alternative yang harus di lakukan oleh
para lembaga zakat yang melakukan konsep
filantropi untuk pengentasan kemiskinan,
diantaranya; Pertama, lembaga tersebut harus
merubah paradigma berfikir tentang dakwah Islam.
Dakwah Islam bukanlah pekerjaan yabg dilakukan
tanpa konsep dan tujuan. Dakwah harus melalui
105
tahap perencanaan, evaluasi hasil dan tujuan yang
terukur. Oleh karena itu, setiap unsur dakwah harus
disesuaikan dengan unsur-unsur yang lain termasuk
kondisi mental, pendidikan, ekonomi, dan budaya
masyarakat penerima dakwah. Kedua, untuk
menyelesaikan persoalan kemiskinan, ummat Islam
dianjurkan untuk kembali kepada al-Quran dan al-
Hadits, yakni menghidupkan system ekonomi Islam
yang tegak dan berdiri di atas prinsip-prinsip yang
Islami.
Tujuan zakat antara lain untuk mengentaskan
kemiskinan. Zakat yang dikelola oleh amil zakat
mampu mengurangi jumlah kemiskinan. Kemudian
dari sisi keparahan atau kedalaman tingkat
kemiskinan, zakat juga bisa mengurangi beban
orang miskin. Misalnya, orang miskin yang bekerja
sebagai buruh sakit. Jika uang hasil kerjanya dipakai
untuk berobat maka ia akan semakin parah tingkat
kemiskinannya, tapi jika ada lembaga zakat yang
membiayai pengobatannya, uang hasil kerjanya
tidak lagi untuk biaya pengobatan.
3. Bazis Jakarta Timur masih menemukan hambatan
dalam implementasi dakwahnya karena kurangnya
SDM. Hambatan lain yang Bazis Jakarta Timur
rasakan mengenai laporan pengumpulan yang belum
terpublikasi dengan baik.
106
4. Pelaksanaan filantropi yang merupakan dakwah bil-
hal pada Bazis Jakarta Timur dalam pembentukan
Ummat dan pengentasan kemiskinan adalah Jakarta
Peduli, Jakarta Bertaqwa, Jakarta Cerdas, Jakarta
Mandiri, Jakarta Sadar Zakat. Bahwa BAZIS
Jakarta Timur perlu mencoba untuk para wirausaha
muda dengan bantuan SDM dari Pemerintah Jakarta
Timur, misalnya membangun usaha sendiri dan
hasilnya dizakatkan pada Bazis. Dakwah berbasis
filantropi Islam merupakan dakwah melalui
kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
dilakukan secara sistematis, terencana, dan
berkelanjutan. Dakwah filantropi Islam dilakukan
melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat ini
memiliki perbedaan dengan konsep dakwah pada
umumnya atau dakwah konvensional yaitu dengan
mengembangkan pokok materi ajarannya pada
sumber penggalian ajaran Islam dalam pelaksanaan
program pemberdayaan umat.
B. Saran
Setelah memberikan kesimpulan atas hasil kajian
pada urain di atas, maka dibagian akhir penyusun
mencoba memberikan saran kepada semua pihak yang
berkepentingan pada mengenai kontribusi, integritas
dan strategi menyikapi perubahan sosial dengan metode
dakwah bil-hal pada Bazis Jakarta Timur dalam
pembentukan Ummat dan pengentasan kemiskinan.
107
1. Pemerintah Jakarta Timur dapat mendukung
pelaksanaan filantropi Bazis Jakarta Timur dengan
cara membantu dalam bentuk realisasi anggaran,
Perda Zakat, dan tenaga pelatihan/penyuluh
kewirausahaan dalam mendukung Bazis Jakarta
Timur dalam program untuk kemandirian (bagi
penemima zakat) yang berkelanjutan.
2. Pemerintah Jakarta Timur perlu memberikan
bantuan sarana dan prasarana dan tenaga
pembimbing SDM yang memadai dalam
mendukung Bazis Jakarta Timur dalam menjalankan
strategi Bazis Jakarta Timur untuk pengentasan
kemiskinan terutama untuk warga Jakarta Timur.
3. Warga muzakki di Jakarta Timur perlu lebih
mendukung Bazis Jakarta Timur dengan cara warga
masyarakat di Jakarta Timur lebih antusias dan lebih
partisipasif, secara kontinyu dalam memberikan
zakatnya kepada Bazis Jakarta Timur.
108
DAFTAR PUSTAKA
Ali Azis, Moh, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Jakarta:
Kencana, 2009.
Ali Azis, Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004.
Altajdidstain, Metode Dakwah Bil Hal, diakses dari
http://altajdidstain.blogspot.com/2011/02/metode-dakwah-bil-
h._09.html (27 Mei 2017)
Amin, Abdullah, dkk, Mencari Islam, Studi Islam dengan
berbagai pendekatan, Yohya : PT Tiara Wacana, 2000.
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah,
2009.
Amold, T.W, Preaching of Islam a History of
Propagation of the Muslim Faith, Lahore: SH. Muhammad
Ashraf, 1979.
Amrullah, Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial,
Yogyakarta: PLP2M, 1983.
Anheier, Helmut K., dan Regina A., A Dictionary of Civil
Society, Philanthrophy and The Non-Profit Sector, 196: diakses
dari http://en.wikipedia.org/wiki/Philanthrophy (20 Juni 2009)
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, Bandung : Armico,
1989.
Bashear, On The Origin and Development of The
Meaning of Zakat in Early Islam, Arabica
Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa:
Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan
109
Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas
Luckman. Jakarta: Kencana, 2008.
Dahlan Al Barry, Muhammad, Kamus Ilmiah Populer,
Surabaya: Arkola, tt.
Daulay, Hamdan, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya
dan Politik, Yogyakarta: LESFI, 2001.
DKI, BAZIS, Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di
DKI Jakarta, Jakarta: BAZIS DKI, 1999.
Echol et al., Kamus Bahasa Inggris, Jakarta: Gramedia,
1995.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks
Media, Yogyakarta, 2001.
Grathoff Richard, Kesesuaian antara Alfred Schutzdan
Talcott Parsons: Teori Aksi Sosial, Jakarta: Kencana, 2000.
Groenen, C, Sejarah Dogma Kristologi. Yogyakarta,
1988.
Hasan, Saud, Manajemen, Pokok-pokok Pengertian dan
Soal Jawaban, Yogyakarta: BPPE, 1989.
Holsti, R., Content Analysis for Social Science and
Humanities.Addison Westly Publishing Company, Massachussets,
1969.
Horby, A S. OXFORD ADVANCED LEARNER’S
DICTIONARY., Fourth Edition. Oxford: Oxford University Press,
1989.
Indra, Ichwei G, Teologi Sistematis: Pengetahuan
Lanjutan Bagi Kaum Awam dan Anggota Gereja, Bandung:
Yayasan Baptis Indonesia, 1999.
110
John W., Creswell, Research Design Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Karim, Abdul, Zaidan, al-Fardu wa al-Daulah fi Syariah
al-Islamiyah, Beirut: Al-Ittihad Al-Islamiy Al-Alamy, 1985.
Kerlinger, Fred N, Foundation of Behavioral Research.
New York: Holt, Reinhart and Winston, Inc., 1973
Lestari, Pambayun Ellys, One Stop Qualitative Research
Methodology In Communication, Jakarta, Lentera Ilmu Cendikia,
2013.
Lexy, Moeloeng J., Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
M. Harujito, Yayat, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta:
PT. Grazsindo, 2004. Maliki, Zainuddin, Narasi Agung, Tiga Teori Sosial
Hegeminik, Surabaya: Lembaga Pengkajian Agama dan
Masyarakat, 2003.
Maman, Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah,
Jakarta: Prenada Media, 1997.
Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, BAZIS
Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, 2006.
Muchtaram, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah,
Yogyakarta: Al-amin dan Ikfa, 1996.
Muhammad, Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan
Peradan Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2012.
Muis, Andi Abdul, Komunikasi Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001.
111
Munir dan Wahyu Ilahi, Manjemen Dakwah, Jakarta:
Prenada Media, 2006
Munir, Samsul, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam,
Jakarta: Amzah, 2008.
Murodi, Ahmad, Mode;l Dakwah Berbasis Filantropi,
1996.
Murodi, Mengembangkan Model Dakwah Berbasis
Filantropi, t.tp: tp. 1996.
Nasir, Haedar, Islam dan Perilaku Umat di Tengah
Perubahan, Yogyakarta: Pustaka SM, 2002.
Natsir, Mohammad, Fiqhu Da’wah (Fikih Dakwah)
membahas tentang dakwah, persiapan da’i (mubaligh) serta
kaiiyat dan adab dakwah, Jakarta : Pustaka Antara 1978.
Norman K., Denzin, dan Yvonas S. Lincoln, Handbook of
Qualitative Research, Yogyakarta:
Nur Hidayat, Dedy, Paradigma dan metodologi
Penelitian Sosial Empirik Klasik, Jakarta : Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003.
Patton, Michael Quinn, Qualitative Research and
Evaluation Methods, 3rdEdition, Thousand Oaks, California :
Sage Publications, Inc, 2000.
Qardhawi, Yusuf, Hukum Zakat, Alih Bahasa: Didin
Hafidhuddin dan Hasanuddin, Jakarta: Pustaka Litera Antar
Nusa, 1993.
Quraish Shihab, Muhammad, Membumikan Al-Qur’an,
Bandung: Alfabeta, 2008.
112
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991.
Razzaq, Abdur, Intizar, Vol. 20, No.1, 2014.
Ritzer George, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi
Modern, Jakarta: Kencana, 2010.
Sanderson, Stephen K., Sosiologi Makro Sebuah
Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta: Rajawali Press,
t.th.
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012.
Stake, Robert E. “Case Studies” in Norman K. Denzin and
Yvonna S.Lincoln (eds.). “Handbook of Qualitative Research”,
Thousand Oaks, California: SAGE Publications, Inc, 1994.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Suminto, Akib, R.H, Problematika Dakwah, Jakarta :
Bulan Bintang, 1973.
SVD, Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.
Syamsuddin, Imam, As-Sarakhsy Al-Mabsuth, vol. 9,
Beirut: Dȃrul Ma‟rifah, t.th.
Udaya, A. M Kadarman dan Jusuf, Pengantar Ilmu
Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa, Jakarta: Gramedia
Pustaka Gama, 2001.
Udin, Rafi dan Maman Abdul Djaelani, Prinsip dan
Strategi Dakwah, Jakarta: Pustaka Media, 2001.
Warson, Ahmad, Munawir, Kamus al-Munawir.
113
Wuzarat al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, al-
Mawsu’ah al-Fiqhiyyah, Kuwait: Dar alS, 1992.
Yahya Umar, Toha, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1971.
Yani, Ahmad, Materi Dakwah Pilihan, Jakarta: Prenada
Media Group, 2006.
Yusuf, Yunan, Pengantar Buku Metode Dakwah, Jakarta:
Prenada Media, 2003
Zysow, Zakat, The Encyclopedia of Islam, Leiden: E.J Brill,
2001.
xi
LAMPIRAN I
Struktur Organisasi BAZIS Jakarta Timur
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 120 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infaq, dan
Shadaqoh Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
Kepala BAZIS Jakarta Timur : Drs. Dwi Busara
Kasie Pengumpulan : Boediriyanto, S.Sos
Staff Penyaluran/Pendayagunaan : Ahmad Aminuddin, S. Kom
Staff Pengumpulan : Nurul Hidayati
Staff Pemegang Kas : Andri Dwi Januarti, Amd
Staff TU : Dewi Fatimah, S.E
xii
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI VISUAL
1. Kegiatan Jakarta Bertaqwa
Sumber: Dokumentasi pada Observasi tanggal 20 Juni 2017 – 1 Juli
2017
Salah satu kegiatan penyaluran bantuan keagamaan
kepada Guru Honor/Ngaji/MD/TKA/TKQ/TPQ dan Merbot dari
BAZIS Jakarta Timur. Yang dilakuakan di Aula Gedung Blok C,
Walikota Jakarta Timur, yang dilakukan bertahap selama 14 hari.
Dari jam 08.00 – 16.00 WIB
2. Jakarta Cerdas
Sumber : Dokumentasi pada Observasi tanggal 5 Oktober 2016
Kegiatan Pembinaan Tahap 2 kepada penerima Beasiswa
BAZIS Jakarta Timur yang dihadiri oleh 272 mahasiswa dari
berbagai macam Universitas Negeri/Swasta di Jakarta. Yang
xiii
dilaksanakan di Masjid Walikota Jakarta Timur. Pada jam 08.00-
11.00 WIB.
Sumber: Dokumentasi pada Observasi tanggal 12 Januari 2017
Kegiatan Badan Amil, Zakat, Infaq dan Shadaqah
(BAZIS) Jakarta Timur menyerahkan bantuan dana pendidikan
kepada 272 mahasiswa pada pembinaan Tahap 3. Yang dihadiri
oleh Bapak Walikota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana
dan mahasiswa dari berbagai macam Universitas Negeri/Swasta
di Jakarta. Yang dilaksanakan di Gedung Blok C, Walikota
Jakarta Timur. Pada jam 08.00-11.00 WIB
3. Jakarta Peduli
Sumber: Dokumentasi BAZIS Jakarta Timur
Kegiatan penyaluran bantuan Bedah Rumah, Kursi Roda,
dan Alat Bantu dengar dari BAZIS Jakarta Timur, yang dihadiri
xiv
langsung oleh Walikota Jakarta Timur, Bapak Bambang
Musyawardana.
Sumber : Dokumentasi pada Observasi tanggal 28 Desember 2017
Suasana kegiatan Sunatan Massal yang Penulis ikuti
bertempat di RPTRA Cipinang Cempedak Kec. Duren Sawit yang
diikuti oleh 45 anak berusi 6-14 tahun, dilaksanakan dari jam
08.00-13.30 WIB dan dihadiri oleh Bapak Walikota Jakarta
Timur, Bambang Musyawardana.
4. Jakarta Mandiri
Sumber: Dokumentasi BAZIS Jakarta Timur, pada tanggal 27
Oktober 2017
Kegiatan Seminar UMKM Pemberdayaan dan
Pengembangan umat dengan meningkatkan kualitas UMKM
xv
menghadapi Pasar Global bekerja sama dengan Indomaret yang
dilaksanakan di Gedung Blok C, Walikota Jakarta Timur.
5. Jakarta Sadar Zakat
Sumber : Pos Kota, Rohani edisi Jum’at 22 Juli 2016
Salah satu koran yang menerbitkan kegiatan BAZIS Jakarta
Timur
Sumber: Dokumentasi pada Observasi tanggal 6 Februari 2017
Buletin yang dibuat BAZIS Jakarta Timur sebagai bentuk
sosialisasi dalam menumbuhkan tradisi berderma masyarakat
Jakarta
xvi
6. Kondisi Kantor BAZIS Jakarta Timur
Sumber: Dokumentasi pada Observasi tanggal 21 Juni 2017
Kantor Badan Amal Infaq dan Sodaqoh (BAZIS) Jakarta
Timur yang terletak di Kantor Walikota Jakarta Timur Blok D
lantai 11, Jl. Dr Soemarno Penggilingan Cakung Jakarta Timur.
7. Kegiatan Pengumpulan Zakat Infak dan Shadaqoh
Sumber: Dokumentasi pada Observasi tanggal 6 Juni 2017
Salah satu cara BAZIS dalam mengumpulkan bentuk
derma masyarakat Jakarta melalui gerai-gerai yang berada di
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Walikota KotaMadya
xvii
masing- masing, Balai Kota maupun Kelurahan dan
Kecamatan yang berada di DKI Jakarta. Kegiatan ini yang
penulis lakukan dalam membantu BAZIS mengumpulkan
derma dan sosialisasikan kegiatan BAZIS guna menumbuhkan
keinginan masyarakat sekita untuk berderma yang berada di
gerai PTSP kantor Walikota Jakarta Timur.
xviii
LAMPIRAN III
PENGGUNAAN DANA BAZIS
1. Tabel penggunaan Dana Zakat BAZIS Jakarta Timur
2016
PROGRAM
KERJA
Alokasi Alokasi Reali
sasi Realisasi
Reali
sasi Saldo
Mustahik Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
PENGGUNAAN DANA
ZAKAT
Fakir Miskin 7826 9,703,300,000.00 1988 8,792,478,150.00 90.61 910,821,850.00
Tingkat
MA/SLTA 450 675,000,000.00 1 675,000,000.00 100 0
Beasiswa
Mahasiswa 873 1,683,300,000.00 1 1,471,200,000.00 87.4 212,100,000.00
Beasiswa Santri 60 360,000,000.00 0 360,000,000.00 100 0
Bantuan untuk
meringankan
beban hidup
6443 6,985,000,000.00 1986 6,286,278,150.00 90 698,721,850.00
Muallaf 0 50,000,000.00 2 15,475,000.00 30.95 34,525,000.00
Muallaf 0 50,000,000.00 2 15,475,000.00 30.95 34,525,000.00
Gharimin 0 70,000,000.00 3 10,350,000.00 14.79 59,650,000.00
Gharimin 0 70,000,000.00 3 10,350,000.00 14.79 59,650,000.00
Ibnussabiil 0 55,000,000.00 39 10,050,000.00 18.27 44,950,000.00
xix
Ibnussabiil 0 55,000,000.00 39 10,050,000.00 18.27 44,950,000.00
Sabilillah 3924 6,647,640,441.00 3585 5,710,117,500.00 85.9 937,522,941.00
PKU/PDU/PKM 45 162,000,000.00 0 144,000,000.00 88.89 18,000,000.00
Bantuan Guru
PAUD 204 1,020,000,000.00 0 470,415,000.00 46.12 549,585,000.00
Pembinaan Qori
Qoriah 0 75,000,000.00 0 0 75,000,000.00
Bantuan Guru
Ngaji/Merbot 1900 1,900,000,000.00 1667 1,900,000,000.00 100 0
Bantuan Gunu
Honorer
Madrasah/TKA/
TPA
1775 1,775,000,000.00 1601 1,775,000,000.00 100 0
Syiar Agama 0 1,715,640,441.00 317 1,420,702,500.00 82.81 294,937,941.00
JUMLAH
PENGGUNAA
N
DANA ZAKAT
11750 16,525,940,441.0
0 5617
14,538,470,650.0
0 87.97
1,987,469,791.0
0
2. Tabel penggunaan Dana Infak dan Shodaqoh BAZIS
Jakarta Timur 2016
PROGRAM
KERJA
Alokasi Alokasi Realisa
si
Realisasi Realisasi Saldo
Mustahi
k
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
PENGGUNAAN DANA
INFAK
Bantuan 0 4,202,821, 379 4,181,405,399 99.49 21,415,798.50
xx
Sumber: BAZIS Integrated System 2016
Lembaga
Keagamaan
197.50 .00
Bantuan Fisik
Keagamaan 0
4,086,193,
197.50 364
4,080,600,000
.00 99.86 5,593,197.50
Bantuan
Kemaslahatan
Umat
0 116,628,0
00.00 15
100,805,399.0
0 86.43 15,822,601.00
Bina Mustahik
0
1,300,000,
000.00 15
909,055,000.0
0 69.93
390,945,000.0
0
Sosialisasi ZIS
0
755,000,0
00.00 132
705,237,500.0
0 93.41 49,762,500.00
Bina Motivasi
Amil 0
673,887,5
28.00 10
531,527,000.0
0 78.87
142,360,528.0
0
Hak Amil 10%
Tk.
Kota/Provinsi 0
2,695,550,
110.70 0
2,695,550,110
.70 100 0
Hak Amil 2.5%
Tk.
Kota/Provinsi 0
673,887,5
28.00 1
673,887,528.0
0 100 0
JUMLAH
PENGGUNAA
N DANA
INFAK 0
10,301,14
6,364.20 537
9,696,662,537
.70 94.13
604,483,826.5
0
xxi
3. Tabel pengumpulan ZIS Dalam Tiga Tahun (2014 –
2016)
NO WILAYAH TAHUN 2014
(Rp)
TAHUN 2015
(Rp)
TAHUN 2016
(Rp)
I BAZIS JAKTIM
1. ZIS
Pengusaha/pribadi
13,612,000
226,800,000
380,820,700
66,500,000
499,703,500
-
2. ZIS Pejabat
3. ZIS Profesi (TKD) 16,450,672,535 20,038,316,133 20,119,248,58
4
4. ZIS Masyarakat 7,762,175,912 6,469,864,275 5,893,669,127
SUB JUMLAH 24,453,260,447 26,955,501,108
26,512,621,21
1
II Kec. Matraman 126,218,000
46,100,000
98,102,000
46,494,666
109,118,500
74,887,000 1. Kel. Palmeriam
2. Kel. Kayu Manis 83,475,000` 61,472,000 51,686,000
3. Kel. Utan Kayu
Utara
86,472,000 33,042,000 30,308,000
4. Kel. Utan Kayu
Selatan
95,636,000 69,149,000 74,594,000
5. Kel. Pisangan Baru 87,226,000 52,022,666 36,445,200
6. Kel. Kebon
Manggis
30,500,000 51,985,000 31,240,500
SUB JUMLAH 555,667,000 412,267,332 408,279,200
xxii
III Kec. Pulogadung 234,307,000 179,008,833 123,685,800
1. Kel. Kayu Putih 124,711,500 53,584,772 78,654,300
2. Kel. Rawamangun 108,765,670 82,091,000 102,109,000
3. Kel. Pisangan
Timur
94,945,000 87,751,500 86,024,500
4. Kel. Cipinang 129,983,222 137,314,777 145,323,000
5. Kel. Pulogadung 131,970,000 94,082,000 86,781,500
6. Kel. Jatinegara
Kaum
61,356,000 36,150,100 51,406,500
7. Kel. Jati 121,127,440 124,010,400 140,444,000
SUB JUMLAH 1,007,165,832 793,993,382 814,428,600
IV Kec. Jatinegara 110,706,900 134,847,700 79,501,000
1. Kel. Kampung
Melayu
69,537,000 34,186,300 27,665,000
2. Kel. Balimester 49,414,250 52,533,000 34,512,000
3. Kel. Bidaracina 106,649,000 65,945,555 62,681,000
4. Kel. Cipinang
Cempedak
51,494,000 70,436,000 64,532,500
5. Kel. Rawabunga 90,174,000 92,479,177 50,054,000
6. Kel. Cipinang
Muara
124,868,000 129,321,832 125,190,000
7. Kel. Cipinang
Besar Utara
110,081,650 111,022,555 89,372,200
xxiii
8. Kel. Cipinang
Besar Selatan
83,964,000 78,551,000 52,143,500
Sub Jumlah 796,888,800 769,323,119 585,651,200
V Kec. Duren Sawit 304,459,600 307,621,266 234,772,200
Kel. Pondok
Bambu
124,335,000 127,610,000 116,985,000
Kel. Klender 151,230,000 103,461,500 131,810,500
Kel. Malaka Sari 141,240,000 69,762,000 96,187,500
Kel. Malaka Jaya 83,135,780 72,467,000 76,186,000
Kel. Duren Sawit 221,143,000 146,307,000 148,711,000
Kel. Pondok
Kelapa
119,282,000 150,843,000 120,751,000
Kel. Pondok Kopi 76,469,000 47,743,000 37,375,000
SUB JUMLAH 1,221,294,380 1,025,814,766 962,778,200
VI Kec. Kramat Jati 130,563,100 153,352,444 109,405,500
Kel. Cawang 72,464,000 46,626,720 57,901,000
Kel. Cililitan 97,183,000 68,955,133 86,234,000
Kel. Kramat Jati 84,867,000 88,525,000 67,158,000
Kel. Batu Ampar 86,169,000 57,798,000 69,939,000
Kel. Balekambang 65,148,000 53,669,000 65,450,000
Kel. Kampung
Tengah 61,838,000 59,692,000 54,893,500
Kel. Dukuh 56,435,000 30,667,666 27,270,000
Sub Jumlah 654,667,100 559,285,963 538,251,000
xxiv
VII Kec. Makasar 130,098,000 161,921,400 91,091,700
Kel. Cipinang
Melayu 121,841,000 93,547,055 74,729,700
Kel. Kebon Pala 111,476,000 64,697,000 78,210,800
Kel. Halim
Perdakusuma 168,758,000 122,796,000 138,631,700
Kel. Makasar 94,028,000 68,492,000 62,194,000
Kel. Pinang Ranti 43,283,000 32,005,000 29,432,000
SUB JUMLAH 669,484,000 543,458,455 474,289,900
VII
I
Kec. Pasar Rebo
142,133,000 157,861,100 94,178,400
Kel. Pekayon 79,785,000 107,084,500 87,576,000
Kel. Kalisari 113,503,500 63,291,000 74,503,000
Kel. Baru 74,453,000 81,883,000 69,586,000
Kel. Cijantung 84,394,750 94,241,000 67,609,750
Kel. Gedong 96,386,000 67,250,000 60,905,000
Sub Jumlah 590,655,250 571,610,600 454,358,150
IX Kec. Ciracas 156,931,230 154,476,777 110,307,000
Kel. Rambutan 70,730,000 61,396,000 51,129,000
Kel. Susukan 74,570,750 54,633,200 46,777,000
Kel. Ciracas 111,893,000 97,668,000 94,188,000
Kel. Kelapa Dua
Wetan 88,399,500 60,903,777 59,803,477
xxv
Kel. Cibubur 113,728,000 57,319,666 62,780,100
Sub Jumlah 616,252,480 486,397,420 424,984,577
X Kec. Cipayung 144,355,700 153,570,000 109,833,200
Kel. Lobang Buaya 69,804,000 80,651,000 80,016,000
Kel. Setu 38,201,670 27,246,700 26,233,000
Kel. Bambu Apus 47,950,000 41,308,450 40,539,000
Kel. Ceger 48,223,200 39,243,000 37,206,000
Kel. Cipayung 45,104,000 54,550,000 45,400,000
Kel. Cilangkap 49,473,000 34,459,000 30,145,000
Kel. Munjul 55,229,000 64,651,000 56,305,000
Kel. Pondok
Ranggon 33,430,000 31,616,000 42,646,000
SUB JUMLAH 531,770,570 527,295,150 468,323,200
XI Kec. Cakung 222,671,000 129,000,400 145,769,000
Kel. Rawaterate 99,250,000 25,026,000 26,506,100
Kel. Jatinegara 114,907,000 117,368,000 108,476,000
Kel. Penggilingan 281,297,000 225,779,000 215,317,500
Kel. Cakung Barat 81,466,000 40,913,000 46,595,000
Kel. Cakung Timur 128,865,000 71,367,000 65,313,500
Kel. Ujung
Menteng
81,737,000 60,908,855 68,713,500
Kel. Pulogebang 108,137,500 110,055,833 85,634,500
Sub Jumlah 1,118,330,500 780,418,088 762,325,100
Jumlah
24,453,260,447 26,955,501,108
26,512,621,21
1
xxvi
LAMPIRAN IV
PEDOMAN WAWANCARA TESIS
PEMBANGUNAN UMMAT DAN UPAYA PENGENTASAN
KEMISKINAN MELALUI LEMBAGA FILANTROPI
ISLAM SEBAGAI BENTUK DAKWAH BIL HAL
PADA BAZIS JAKARTA TIMUR
A. Identitas Responden
Informan :
Lama bekerja di Bazis :
Status/Pekerjaan :
Tanggal :
Waktu :
B. Pertanyaan Penelitian Pada Pekerja Bazis
1. Konsep dakwah Bil Hal yang dilakukan Bazis Jakarta
Timur berperan dalam pembangunan umat dan pengetasan
kemiskinan:
Apa yang melatarbelakangi hadirnya lembaga Bazis
Jakarta Timur?
Dasar Hukum apa yang dipakai Bazis Jakarta Timur?
Apa tugas pokok dan fungsi Bazis?
Apa tujuan terbentuknya Bazis Jakarta Timur?
Bagaimana struktur organisasi Bazis dan program
kerjanya?
Siapa saja yang menjadi binaan Bazis? Mengapa?
xxvii
2. Hubungan Bazis Jakarta Timur dengan masyarakat dalam
konteks Dakwah Bil Hal:
Apakah Bazis Jakarta timur telah bekerja sama atau
mengembangkan model pengelolaan zakat di masjid-
masjid di Jakarta Timur yang selama ini masih
dikelola secara tradisional.
Bagaimana Bazis Jakarta Timur dalam melakukan
pendekatan dakwah bin hal kepada masyarakat?
Apakah tetap terjalin hubungan yang berkelanjutan
antara Bazis Jakarta dengan penerima bantuan?
3. Bazis Jakarta Timur mengintegrasikan dakwah bil hal
dengan masyarakat dalam upaya pembangunan umat dan
pengentasan kemiskinan:
Program apa saja yang telah dilakukan Bazis Jakarta
Timur sampai saat ini dalam upaya membantu
masyarakat?
Seberapa besar basis Jakarta timur telah melaksanakan
program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong
para mustahik dalam memiliki usaha mandiri sebagai
upaya pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan.
Tahapan-tahapan apa saja yang saja yang dibuat oleh
basis Jakarta Timur untuk mengevaluasi penerima
bantuan dari basis.
Apakah dalam implementasi pengumpulan zakat telah
diiringi oleh adanya publikasi laporan keuangan
sebagai pola transparansi dalam upaya memegang
kepercayaan dari masyarakat kepada Bazis Jakarta
xxviii
timur sebagai pengelola zakat dan infak?
4. Apa Hambatan yang ditemukan Bazis Jakarta Timur
dalam implementasi dakwah:
Apakah Pemerintah Jakarta timur telah memfasilitasi
pendirian Forum Zakat sebagai dialog dan koordinasi
antar lembaga amil zakat ataupun antara lembaga amil
zakat dengan pemerintah dalam upaya pengembangan
basis dan upaya solusi dalam pemecahan problematika
pengelolaan zakat?
Apakah Pemerintah Kota Jakarta Timur turut
membuka akses yang lebar untuk keterlibatan basis
Jakarta timur dalam proses perencanaan, pelaksanaan
serta evaluasi program pengentasan kemiskinan di
Jakarta Timur Semarang?
5. Strategi Bazis Jakarta Timur dalam menyikapi perubahan
sosial dengan metode dakwah Bil hal dalam rangka upaya
pembangunan umat dan pengentasan kemiskinan.
Bagaimana perkembangan Bazis dari awal berdiri
hingga seperti ini? Mohon diberikan data/grafik.
Seberapa besar Bazis Jakarta dalam pengumpulan
zakat dibandingkan dengan potensi zakat yang sangat
yang harusnya diperoleh? Khususnya dalam wilayah
Jakarta Timur.
Apa yang membuat Bazis tetap bertahan sampai saat
ini?
Apakah Bazis Jakarta Timur dalam menyelesaikan
permasalahan sosial dicakupan wilayanya berjalan
xxix
secara berkelanjutan?
Bagaimana upaya basis Jakarta dalam bekerja sama
dengan pihak pemerintah Jakarta Timur untuk
mensinergikan pengelolaan zakat dengan program
pengentasan kemiskinan di Jakarta Timur?
Bagaimana manajemen internal basis Jakarta Timur
sebagai upaya bahwa basis Jakarta Timur telah
memiliki komitmen untuk menjalankan aktivitasnya
sesuai standar manajemen dan hukum yang berlaku?
PERTANYAAN BAGI MUZAKKI:
1. Apa yang muzakki/mustahik ketahui tentang Bazis Jakarta
Timur?
2. Siapa yang memperkenalkan dan dimana anda ketahui
tentang Bazis Jakarta timur?
3. Apa yang muzakki/mustahik mengerti tentang konsep
filantropi?
4. Bagaimana Bazis Jakarta Timur mempengaruhi anda dalam
melakukan filantropi?
5. Mengapa anda percaya pada lembaga Bazis Jakarta timur
dalam melakukan filantropi?
6. Bagaimana cara Bazis Jakarta Timur dalam menjalin
hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan Anda selaku
Muzakki?
7. Nilai apa yang percayai melakukan filantropi pada lemabaga
Bazis Jakarta Timur?
xxx
8. Menurut Anda, apakah Bazis Jakarta timur telah memiliki
strategi dalam proses pengumpulan data?
9. Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk
upaya pengentasan kemiskinan?
PERTANYAAN BAGI PENERIMA BANTUAN:
1. Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
2. Apakah Anda merasa sangat terbantu oleh adanya lembaga
Bazis Jakarta timur?
3. Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk
upaya pengentasan kemiskinan?
PEDOMAN DOKUMENTASI
Mencari dokumen atau arsip tentang sejarah berdirinya Bazis,
struktur kepengurusan, dasar hukum, tujuan, visi misi, program
kerja, binaan (muzakki&mustahik), perkembangan Bazis sampai
saat ini, dokumentasi acara penyaluran, foto-foto kegiatan
maupun bantuan yang telah diberikan dan diterima lembaga
Bazis, serta mencari pemberitaan mengenai Bazis ataupun
masyarakat binaan dan dokumentasi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
xxxi
LAMPIRAN V
HASIL WAWANCARA DENGAN PEGAWAI
BAZIS JAKARTA TIMUR
TRANSKIP WAWANCARA I
Informan : Boedi Riyanto, S.Sos
Lama Bekerja di BAZIS : 12 Tahun
Lokasi : Walikota Jakarta Timur, Blok D
Lantai 11
Status : Kepala Seksi Pengumpulan &
Penyaluran ZIS BAZIS Jakarta
Timur
Tanggal : 16 Oktober 2017
Waktu : 08.00 WIB
Latar Belakang berdirinya BAZIS
BAZIS berdiri dikarenakan untuk membantunya pemerintah
dalam hal prlayanan ke masyarakat. Karena Kalau anggaran yang
diminta dari Pemda kan yang sudah terukur ada
pertanggungjawaban dan ini BAZIS sangat dibutuhkan karena
anggarannya Non APBD. Jadi ini di antara yang melatar
belakangi hadirnya lembaga BAZIS. Kemudian potensi zakat di
Jakarta itu sebenarnya sangat besar makanya hadir pula beberapa
lembaga zakat yang didirikan oleh pihak swasta seperti Dompet
Dhuafa, Rumah Zakat dll. Supaya pemerintah ikut peran serta
pengelolaan zakat di masyarakat maka dibentuklah BAZIS.
No. Dialog
1
P : Apakah BAZIS Jakarta timur telah bekerja sama atau
mengembangkan model pengelolaan zakat di masjid-masjid di
Jakarta Timur yang selama ini masih dikelola secara tradisional.
I : Belum. Karena selama ini potensi yang ada di masjid-masjid
P = Peneliti
I = Informan
xxxii
itu sebenarnya bisa kalau diberikan penjelasan, difasilitasi.
Sebetulnya banyak yang bisa diperbuat oleh pihak masjid,
contohnya sudah banyak seperti masjid-masjid modern yang
manajemennya sudah terkelola dengan baik tidak perlu istilahnya
studi banding ke luar kota, di Jakarta pun sebenarnya banyak ya.
Karena banyak lomba-lomba binaul masjid di antaranya masjid di
Jakarta Timur yang pernah mewakili Kota Administrasi Jakarta
Timur walaupun di tingkat Provinsi DKI Jakarta belum menjadi
juara tapi secara manajemen sudah ada. Jadi untuk saat ini belum
namun ke depannya mungkin ada tergantung kesepakatan bersama
antara pimpinan dengan bazis provinsi dan bapak walikota apakah
mau mengajak mereka bergabung bekerja sama dengan masjid-
masjid. Tapi satu yang sudah dijalin yakni masjid di lingkungan
Kantor Walikota Jakarta Timur, kalau secara umum di masyarakat
belum. Potensinya sebenarnya banyak. Untuk masjid di
lingkungan walikota belum mengelola hasil ZIS nya,
dikhawatirkan mereka hanya meminta haknya saja tanpa
melaksanakan kewajibannya. Sebenarnya kalau itu terkelola
dengan baik akan menjadi dana abadi dalam artian dana yang
dikumpulkan dari masjid-masjid itu bisa dikelola untuk
kemakmuran masjid-masjid juga. Kurang lebih dana 5 Milyar
setahun itu lumayan untuk tahap awal itu cukup besar kalau
dikembalikan lagi ke mereka itu cukup membantu untuk
merbotnya karena selama ini kan merbot hanya setahun sekali
mendapatkan bantuan 1 Juta kalau dibagi setahun tidak sampai
seratus ribu per bulannya, sehingga kurang kesejahteraannya.
Sedangkan dari dewan masjid itu juga mengalami penurunan
untuk tahun ini hanya menerima Rp. 750.000 karena ada program
untuk mendanai umroh merbot tapi mengurangi dana yang biasa
mereka dapatkan yang sebelumnya Rp. 230.000 per bulannya
2
P: Bagaimana BAZIS Jakarta Timur dalam melakukan
pendekatan dakwah bin hal kepada masyarakat?
I: BAZIS dalam melakukan pendekatan dakwah bil hal kepada
masyarakat ya kembali dengan kebijakan pimpinan dan
kesepakatan bersama yang mau menggandeng pengurus-pengurus
masjid itu dan menjalin kerja sama dengan Dewan Masjid
Indonesia tingkat kota dan anggota-anggotanya yang ada di
tingkat kecamatan dan kelurahan karena sampai saat ini belum ada
jalinan kerja sama jadi sampai saat ini ya hanya infromal saja
hanya mengenal pengurus masjid tapi kewajibannya tidak terlalu
xxxiii
disinggung. Jadi kalau itu dijalin, potensi di Jakarta Timur
sebenarnya lebih banyak karena kurang lebih ada 1000 masjid
ditambah musholla nya. Terdapat sekitar 3000 masjid di seluruh
DKI Jakarta. Dan di wilayah Jakarta Timur mencapai 1000 karena
di satu RW saja bisa terdapat 2 masjid.
3
P: Apakah tetap terjalin hubungan yang berkelanjutan antara
BAZIS Jakarta dengan penerima bantuan?
I: Selama ini sih berkelanjutan contohnya seperti bantuan
penunjang pendidikan, guru ngaji. Sebetulnya menjalin karena
mereka juga membutuhkan adanya BAZIS walaupun bantuannya
tidak terlalu signifikan tapi sangat membantu melengkapi
kebutuhan mereka. Misalnya seperti bantuan pendidikan kepada
mahasiswa itu untuk membantu membayar SPP. Untuk pelajar
yang bersekolah di swasta kan ada juga yang menunggak, tidak
bisa mengambil ijazah, dll. Untuk bantuan kepada mahasiswa juga
ada program setiap tiga bulan sekali diadakan pembinaan cuma
yang untuk bantuan yang lain belum berkesinambungan hanya
sebatas menerima saja.
4
P : Program apa saja yang telah dilakukan BAZIS Jakarta Timur
sampai saat ini dalam upaya membantu masyarakat?
I: Untuk saat ini banyak yang sifatnya sosial, kepedulian terhadap
masyarakat sekitar misalnya bedah rumah. Kemudian dalam
bidang kesehatan, jika da yang kesulitan berjalan atau lumpuh
diberikan kursi roda, juga alat bantu pendengaran bagi yang
terganggu pendengarannya.
5
P : Seberapa besar basis Jakarta Timur telah melaksanakan
program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong para mustahik
dalam memiliki usaha mandiri sebagai upaya pengentasan
kemiskinan yang berkelanjutan.
I : Sampai saat ini sih sifatnya masih konsumtif belum ada yang
sifatnya membangun ekonomi masyarakat. Untuk membangun
ekonomi masyarakat diperlukan adanya program berkelanjutan
seperti pelatihan-pelatihan memberikan pengetahuan untuk
berusaha secara mandiri serta diberikan modal namun sampai saat
ini masih terkotak-kotak bahwa itu adalah kerja dari pihak UKPD,
UMKM atau NAKERTRANS. Belum ada sinergi antara BAZIS
dan lembaga-lembaga tersebut. Andaikan terjalin kerja sama yang
bagus mungkin lebih banyak manfaat yang diperoleh masyarakat
xxxiv
di antaranya kita kerja sama dengan NAKERTRANS dalam
pelatihan-pelatihan karena di sana ada program untuk memberikan
pelatihan kepada masyarakat. Pihak NAKERTRANS bisa
memberikan pengetahuan tentang menjahit, tata boga, reparasi AC
dan otomotif kemudian kita yang memberikan modal jadi setelah
dilatih kita berikan pelengkap atau alat untuk membuka usaha dan
bila memungkinkan juga kita bisa memberikan modal usahanya.
Cuma itu semua butuh komitmen dari pemimpin BAZIS untuk
menjalin kerja sama atau tidak. Sebelumnya sudah ada pelatihan
tapi itu internal BAZIS yang menyelenggarakan tidak menjalin
kerja sama dengan pihak lain. Mungkin BAZIS hanya sekedar
mengadakan pelatihan namun pemahaman bagaimana cara
memasarkan usaha itu perlu menggandeng UKPD.
6
P : Tahapan-tahapan apa saja yang saja yang dibuat oleh BAZIS
Jakarta Timur untuk mengevaluasi penerima bantuan dari BAZIS.
I: Kalau evaluasi layaknya harus dilakukan setiap saat bisa
sebulan sekali, tiga bulan sekali atau enam bulan sekali. Apapun
itu yang sudah kita berikan kepada penerima layaknya harus
dilakukan evaluasi. Tapi kurangnya SDM yang menghambat kita
untuk melakukan evaluasi tersebut. Keharusan dilakukannya
evaluasi itu untuk menutupi kekurangan program tersebut dan
memaksimalkan kelebihannya. Untuk evaluasi kembali lagi ke
pemimpinnya sebetulnya banyak inovasi-inovasi yang harus
dilakukan. Diperlukan pemimpin yang juga mempunyai jiwa
enterpreneur, muda, gesit dan mempunyai inovasi yang tinggi
sesuai dengan visi misi presiden, ayo kerja untuk menciptakan
lapangan pekerjaan. Kalau selama ini kan hanya melanjutkan
program yang sudah ada sebelumnya tidak ada perubahan yang
signifikan.
7
P : Apakah dalam implementasi pengumpulan zakat telah diiringi
oleh adanya publikasi laporan keuangan sebagai pola transparansi
dalam upaya memegang kepercayaan dari masyarakat kepada
BAZIS Jakarta timur sebagai pengelola zakat dan infak?
I : Belum terpublikasi dengan baik. Harusnya ada website yang
dapat diakses oleh masyarakat secara umum karena zaman
keterbukaan seperti sekarang ini apapun masyarakat bisa peroleh
Cuma lagi-lagi terbentur oleh terbatasnya SDM yang dimiliki
lembaga BAZIS, tidak ada yang mengelola untuk websitenya,
sehingga content website nya tidak ada pembaruan. Tidak ada
website khusus untuk BAZIS wilayah Jakarta Timur, selama ini
xxxv
hanya dilaporkan melalui website BAZIS Provinsi DKI Jakarta
secara tidak terperinci. Untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat agar menyalurkan zakatnya ke lembaga BAZIS. Saat
ini masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat mengenai
BAZIS makanya minat untuk membayarkan zakatnya ke BAZIS
belum maksimal, hanya beberapa saja yang mau menyalurkan
zakatnya di BAZIS. Contoh seperti lembaga lain yang bergerak di
bidang nirlaba dan lembaga swasta lainnya ada keterbukaan
seperti itu jadi cukup banyak juga yang menyalurkan zakatnya di
lembaga swasta tersebut. Di samping itu, lembaga swasta lebih
bebas geraknya tidak teralu terikat dengan birokrasi, sedangkan
BAZIS kan terikat dengan birokrasi yang ada. Contohnya lembaga
zakat swasta publikasinya cukup signifikan melalui spanduk-
spanduk, membuka gerai-gerai di mall-mall.sedangkan BAZIS
hanya menyelngarakan gerai dari provinsi, untuk wilayah belum
ada. Yang ada pun belum dimaksimalkan. Kendalanya komitmen
pemimpin untuk komitmen memaksimalkan, itu kalau ada ya bisa
dilaksanakan, bisa menarik volunteer dari masyarakat untuk
program itu. Selama ini kan belum adanya penghargaan yang baik
untuk volunteer yang membantu program kita. Kedepannya perlu
dipikirkan supaya zakat ini tidak hanya digali dari karyawan yang
ada di Jakarta Timur karena perputaran uangnya akan stagnant,
karena jika uangnya hanya mengandalkan berasal dari karyawan
akan menimbulkan kontra produktif, puncaknya timbulnya
pertanyaan karena terus-menerus gajinya dipotong. Sedangkan
potensi zakat di masyarakat masih belum tergali secara maksimal,
baru sekitar 30 persen.
8
P : Apakah Pemerintah Jakarta timur telah memfasilitasi
pendirian Forum Zakat sebagai dialog dan koordinasi antar
lembaga amil zakat ataupun antara lembaga amil zakat dengan
pemerintah dalam upaya pengembangan basis dan upaya solusi
dalam pemecahan problematika pengelolaan zakat?
I : Untuk forum sebetulnya sudah ada di tingkat pusat/provinsi
tapi yang ilmunya hanya diserap oleh provinsi saja yang
mengikuti forum-forum, seminar-seminar itu adalah tingkat
provinsi. Untuk tingkat wilayah belum pernah diikutsertakan.
Sebenarnya, dengan SDM yang minim pembekalannya juga harus
lebih signifikan lagi supaya karyawan dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Ada forum-forum
salah satunya Forum Organisasi Zakat itu secara periodik
xxxvi
mengadakan kegiatan seminar di antara anggotanya ialah BAZIS
Provinsi DKI Jakarta. Wilayah tidak pernah diikutsertakan, dan
yang didapat dari seminar tersebut tidak disampaikan kembali
kepada pihak wilayah.
9
P : Apakah Pemerintah Kota Jakarta Timur turut membuka akses
yang lebar untuk keterlibatan basis Jakarta timur dalam proses
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program pengentasan
kemiskinan di Jakarta Timur Sekarang?
I : Karena BAZIS dibutuhkan oleh pemerintah tingkat Provinsi
DKI Jakarta maupun tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur.
Karena untuk Pemkot sendiri tidak memiliki anggaran yang
sifatnya sosial kelembagaan, semuanya sangat tergantung dengan
adanya BAZIS. Kalau tidak ada BAZIS mungkin akan susah
karena setiap permohonan masyarakat tidak akan bisa langsung
ditindaklanjuti harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dan
musrembang dulu menunggu satu tahun dan anggaran itu juga
harus tepat kan. Sampai saat ini BAZIS masih sangat dibutuhkan
sampai nanti adanya program pemerintah provinsi yang
mengadopsi program bantuan-bantuan untuk kemasyarakatan.
Selama pemerintah belum ada program itu ya masih
menggantungkan program itu dari BAZIS.
10
P : Bagaimana perkembangan BAZIS dari awal berdiri hingga
seperti ini? Mohon diberikan data/grafik.
I : Ya perkembangannya sih cukup banyak halangan dan
rintangannya, untuk memperoleh hasil yang signifikan
kepercayaan terutama karena pengumpul zakatnya yang paling
besar adalah karyawan untuk memperoleh kepercayaan itu kita
memang harus menjadi ya karena yang mengelola,
mengumpulkan dan mendistribusikan zakat itu kita harus yang
amanah. Untuk memberikan kepercayaan mereka untuk zakatnya
supaya dikelola oleh kita, pasang surut sudah dialami oleh BAZIS
Jakarta Timur banyak rintangan-rintangan yang sudah di jalanin.
Dari hasil yang tadinya hanya 7 milyar sekarang sudah sampai
tahun 2017 sudah hampir mencapai 33 Milyar. Nah ini kan untuk
mengelola uang sebanyak itu kan tidak mudah perlu pengetahuan
manajemen yang bagus karena minimnya sdm tadi juga ikut
mempengaruhi akar pola tersebut.
11
P : Apa yang membuat BAZIS tetap bertahan sampai saat ini?
I : Ya peran serta pemimpin wilayah yaitu Bapak Walikota
memang sangat di perlukan karena sifatnya kita karyawan yang
xxxvii
masih sistem komando, bilamana nanti walikotanya sudah tidak
mendukung lagi dengan keberadaan BAZIS maka dengan
sendirinya BAZIS tidak ada apa-apanya jadi tetap baik BAZIS
Provinsi maupun BAZIS wilayah sangat membutuhkan campur
tangan dari Gubernur, Wakil Gubernur maupun Walikota maupun
bupati untuk memperoleh atau memperbesar hasil
pengumpulannya maupun dalam pengelolaan pendayagunaannya.
12
P : Apakah Bazis Jakarta Timur dalam menyelesaikan
permasalahan sosial dicakupan wilayanya berjalan secara
berkelanjutan?
I : Selama ini BAZIS Jakarta Timur selalu hadir di tengah-tengah
masyarakat, itu tadi sesuai dengan visi misi pemerintah pusat
provinsi bahwa negara di manapun harus hadir di kala masyarakat
membutuhkan, di antaranya BAZIS yang selalu ada di mana
masyarakat membutuhkan, contohnya ada bencana kebakaran kita
selalu hadir di situ untuk memberikan santunan walaupun itu
mungkin belum signifikan bantuannya. Bantuan-bantuan yang lain
juga kita selalu memenuhi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Sifatnya hanya pelipur lara saja hehehe, tidak berkelanjutan, jadi
tahap selanjutnya dimohon untuk mustahik itu ya mandiri setelah
menerima bantuan bisa mandiri, bisa memperkuat dirinya sendiri
untuk kehidupannya. Jadi sifatnya hanya sekali tidak
berkelanjutan.
13
P : Bagaimana upaya basis Jakarta dalam bekerja sama dengan
pihak pemerintah Jakarta Timur untuk mensinergikan pengelolaan
zakat dengan program pengentasan kemiskinan di Jakarta Timur?
I : Iya harusnya ada jikalau kita diikutsertakan ya dalam rapat-
rapat kita semaksimal mungkin memberikan apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat sebetulnya dengna nanti semakin banyaknya
dana yang dikelola oleh BAZIS Jakarta Timur, kiprahnya semakin
banyak juga sebetulnya yang harus bisa dilakukan. Walaupun
secara perorangan sudah tau kiprah BAZIS tetapi memang kita
harus rutin, tidak pernah ada kata menyerah dalam melakukan
sosialisasi, publikasi untuk mengetahui apa yang sudah dilakukan
BAZIS sehingga masyarakat lebih percaya lagi menyalurkan
zakatnya untuk dikelola di BAZIS. Mungkin ke depannya
publikasi ke surat kabar-surat kabar yang ternama dan resmi yang
lebih bonafit lagi. Sangat disayangkan bila sudah banyak yang
dilakukan tetapi publikasinya kurang. Masyarakat belum
mengetahui keberadaan BAZIS.
xxxviii
14
P : Bagaimana manajemen internal bazis Jakarta Timur sebagai
upaya bahwa BAZIS Jakarta Timur telah memiliki komitmen
untuk menjalankan aktivitasnya sesuai standar manajemen dan
hukum yang berlaku?
I : Untuk melengkapi atau memperbaiki kekurangan-kekurangan
tentang pengelolaan zakat sebetulnya memang harus dilakukan
setiap saat namun, karena ada aturan dari pemerintah Provinsi
DKI Jakarta yang memberikan tenaga atau PNS yang sedikit
sangat menghambat pengelolaan uang zakat tersebut, karena
kurangnya sumber daya manusia.
xxxix
TRANSKIP WAWANCARA II
Informan : Ahmad Aminuddin, S.Kom (29) th
Lama Bekerja di BAZIS : 8 Tahun
Lokasi : Walikota Jakarta Timur, Blok D
Lantai 11
Status : Sie. Penyaluran ZIS BAZIS Jakarta
Timur
Tanggal : 9 Oktober 2017
Waktu : 08.00 WIB
No. Dialog
1 P : Dengan siapa saya berbicara?
I : Ahmad Aminuddin.
2 P : Ka Ahmad Aminuddin di BAZIS Jakarta Timur sebagai apa?
I : Sebagai staff bidang penyaluran zakat, infak dan shadaqoh.
3
P : Sudah berapa lama ka Amin bekerja di Bazis?
I : Kalau masa kerja si udah 11 tahunan, tapi kalau SK kerja baru
8 tahunan.
4
P : Apa sih yang menarik untuk Ka Amin kerja di Lembaga
BAZIS Jakarta Timur?
I : Menariknya si dari segi sosialnya, jadi kan saya bukan PNS
yang dipilih oleh negara, awalnya saya dari penerima bantuan
beasiswa BAZIS, terus melihat program bazis banyak
menyalurkan bantuan kepada orang, dengan sedikit tenaga
kerjanya, menarik saya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sosial BAZIS, ya kita mah mengharapkan pahalanya aja ya dari
kegiatan sosial itu dan sekarang Alhamdulillah saya sudah
menjadi pevgawai dalam lembaga bazis tersebut.
5
P : Kalau kita berbicara tentang BAZIS, sebagai lembaga yang
mengumpulkan dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh,
tentunya tidak terlepas dari konsep filantropi. Menurut Ka Amin
apa sih yang dimaksud dengan filantropi?
I : Kalau menurut saya, konsep filantropi adalah dari praktek
memberi, pelayanan dan asosiasi secara sukarela untuk membantu
orang lain yang membutuhkan sebagai ekspresi rasa cinta
berdasarkan keikhlasan kita, tanpa adanya unsur paksaan, berbeda
dengan zakat, zakat merupakan kewajiban bagi umat muslim yang
P = Peneliti
I = Informan
xl
berakal.
6
P : Filantropi sebagai bentuk praktek memberi apa yang dia
punya, terus kenapa si masyarakat jakarta harus mempercayai
sebagian hartanya pada lembaga Bazis?
I : Lembaga charity/derma itu kan banyak, baik yang swasta
maupun negeri, saya tidak mau menyebutkan merk zakat,infaq
dan shodaqoh yang Bazis terima a untuk a, dalam artisan dari
masyarakat Jakarta Timur untuk masyarakat Jakarta Timur juga,
berbeda dengan lembaga lain yang derma nya diperuntukkan
nasional. sementara yang lokal masih sangat amat membutuhkan
bentuan, sehingga tidak terjadi pemerataan, karena kita memiliki
banyak program baik dari sektor kegamaan, pendidikan, sosial,
mandiri, maupun keterampilan.
7
P : Kalau begitu ada kriteria khusus orang-orang seperti apa yang
melakukan praktek filantropi pada lembaga bazis?
I : Kalau untuk pelaku praktek filantropi si siapa aja, khusunya
karna Bazis merupakan lembaga pemda, jadi pengumpul dana
terbesar dari pegawai pemda. Dengan persentase 80 % dari PNS
Pemda. jadi kita ada 3 prodak untuk mengumpulkan zakat yang
pertama itu kupon infak yang disebar untuk masyarakat yang ada
di tempat-tempat pemereintahan atau rekreasi milik pemerintah,
ada juga formulir MZS (Menghitng Zakat Sendiri) untuk
pengusaha atau egawai PNS yang mau menzakatkan sebagian
pendapatannya di Bazis, ada juga Mapgar yang disebar di
RT/RW/Kelurahan/Kecamatan. Semuanya itu dilakukan tanpa ada
unsur paksaan juga. Mereka yang bersedia saja. untuk program
nya banyak, ada 8 asnab yang dibagi-bagi post nya masing-
masing. Ada banyak Program Kerja BAZIS Jakarta Timur yang
telah telaksana sampai per tanggal 20 Desember 2016 ini, dan
sesuai rapat kerja bersama BAZIS Provinsi, ada lima kategori,
yaitu Jakarta Bertakwa, Jakarta Cerdas, Jakarta Peduli, Jakarta
Mandiri, Dan Jakarta Sadar Zakat. Yang semu rincian programnya
dapa kamu liat langsung dalam data base ini (menunjukkan data
administrasi BAZIS Jakarta Timur)
Untuk orang-orang yang menerima program itu ada banyak,
sesuai dengan program yang sesuai pula, ada ada persyaratan
xli
khusus yang dibutuhkan pula. Karna kita lembaga milik
pemerintah, sebelum menyalurkan tentu kita survey dulu orang-
orang yang menerima bantuan , karna setiap bantuan yang kita
salurkan akan di audit oleh Bazis Provinsi DKI Jakarta, jadi kita
tidak bisa asal sembarangan.
8
P : Apakah ada sumber lain lagi yang diterima Bazis ? seperti
bekerjasama dengan lembaga zakat atau perusahaan lainnya?
I : Ada, yang pertama , terus ada juga sumber dana permanen
yaitu dari setoran langsung zakat perusahaan, yang kedua dari
zakat PNS yang muslim dipotong2,5 % dari TKD nya setiap
bulan, ada juga dari UPZ (Unit Pelayanan Zakat), ada juga gerai
yang ada di kelurahan-kelurahan, balai kota maupun pasar pasar.
Yang terakhir kerja sama dengan alfamart dan indomart. Kita taro
kotak amal di alfamart dan indomart selanjutnya ada feedback nya
kita kasih bantuan dengan membeli voucher indomart dan
alfamart untuk pengganti uang tunai.
9
P : Ada pro dan kontra ga sih pak/bu masalah pemotongan TKD
itu? Nilai apa sih yang bazis tawarkan sehingga mereka mau di
potong TKDnya? Terus juga PNS itu kan agamanya bukan
muslim? Sebuah keharusan atau bagaimana?
I : Kalau zakat sendiri kan wajib ya untuk muslim, kita lembaga
Bazis ini kan milik pemerintah. Kalau pemotongan TKD itu kan
tunjangan dari pemerintah, yang sebelumnya tidak sebesar itu.
Jadi Gubernur menghimbau untuk menzakatkan ke lembaga zakat
milik pemda. sedangkan untuk yang non muslim form
pemotongan TKD ini disebutnya amal sosial yang sukarela, tidak
di patok berapa nya dan tidak pula di wajibkan, mungkin mereka
memiliki managemen sendiri pada tempat-tempat yang mungkin
lebih mereka percayai. Karna yang mau berderma bisa dimana
saja. karena sudah disosialisasikan oleh pemda dan ada SK
Gubernur untuk menzakatkan ke lembaga milik pemerintah jadi
mungkin tidak ada keraguan untuk itu.
10
P : Secara ga lansgung, pemerintah memancing para pegawai
PEMDA untuk memilih menderma kan kelebihannya pada
lembaga bazis dengan tingginya tunjangan TKD, dengan kata lain
ada unsur paksaan kekuasaan pemerintah dan mengarahkan
pegawainya berderma pada lembaga bazis?
xlii
I : Sebenernya si ga ada unsur paksaan, mereka di bekerja pada
lembaga pemerintahan, mendapatkan upah dari lembaga
pemerintah, dalam pendapatan tersebut pasti kan ada potongan
yang akan di sosialisasikan lagi untuk mereka juga. Dan ini hak
kepimpinan juga untuk mengumpulkan derma pegawai pemda
yang tentunya juga kegiatannya akan bermanfaat buat mereka
juga. Bisa juga tidak menutup kemungkinan merekrut masyarakat
luar yang bekerja pada perusahaan tertentu. Karna setia dana
derma yang diberikan sudah dilihat realisasinya tersalurkan pada
masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
11
P : Kalau memang lembaga Bazis berada dinaungan PEMDA
DKI terus gimana sih mejaga eksistensinya Bazis dan terobosan
program apa yang dilakukan agar masyarakat terus percaya pada
lembaga ini?
I : Sebenarnya si banyak peran media ya, dengan banyak program
yang dilakukan, misalnya safari romadhon yang dilakukan BAZIS
dengan membangun tempat –tempat ibadah di Jakarta, selanjutnya
media mengekspos, dari jamaah juga yang melihat sebagai
sosialisasi juga kepada masyarakat untuk dipublikasikan lembaga
BAZIS ke masyarakat luas. Ada lagi program bantuan biaya
skripsi atau tesis yang diberikan kepada mahasiswa/peniliti yang
tentunya juga sebagai tempat sarana publikasi karena peniliti
mempublikasikan BAZIS sebagai lembaga yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Dan masih banyak lagi program – program yang bisa secara ga
langsung sebagai publikasi lembaga BAZIS sebagai tempat
berderma yang sangat membantu masyarakat luas. Dengan zakat
infak dan shadaqoh di BAZIS dirasakan membantu permasalahan
masyarakat kota Jakarta. Lain lagi kalau BAZIS Provinsi, yang
juga bisa dirasakan oleh masyarakat luar Jakarta, ketika ada
bencana alam, kerusakan dll. Tapi mungkit kalau unit kota madya
masing-masing lebih memprioritaskan ya untuk masyarakat DKI
Jakarta.
12
P : Apakah Bazis Jakarta timur telah bekerja sama atau
mengembangkan model pengelolaan zakat di masjid-masjid di
Jakarta Timur yang selama ini masih dikelola secara tradisional.
I : Sebenarnya kalo Bazis JT belum pernah mengadakan kerja
sama dengan masjid-masjid Cuma akan menuju ke situ,
xliii
pertamanya kita melakukan kerja sama dengan UPZ dalam arti
seperti TPQ atau Majelis Taklim yang sekiranya mau bekerja
sama dengan kita dalam pengumpulan zakat kita rekrut dengan ini
yang sama hukumnya 10% untuk pengumpul zakatnya itu dan
kalo ada usulan bantuan yang mereka usulkan ke bazis ya kita
bantu.. kalo ke masjid sebenarnya memang dari tujuan kita juga
Cuma belum ada sela untuk menggali potensi tersebut....
13
P : Bagaimana Bazis Jakarta Timur dalam melakukan pendekatan
dakwah bin hal kepada masyarakat?
I : Pendekatan yang biasa Bazis Jakarta Timur lakukan seperti
mengadakan event atau acara santunan guru Ngaji, Guru TPA,
Guru Honorer Madrasah, Marbot, dan Santunan Anak Yatim.
Pembinaan beasiswa tingkat mahasiswa, beasiswa PAUD. Di
dalam pembinaan tersebut kita undang seorang motivator, ustad
agar memberi materi dan mengingatkan kita agar terus berbuat
baik.
14
P : Apakah tetap terjalin hubungan yang berkelanjutan antara
Bazis Jakarta dengan penerima bantuan?
I : Kalo untuk itu ada beberapa program termasuk di dalam
Jakarta Cerdas
PERTAMA Beasiswa Guru PAUD, dikuliahin dari semester 1
sampai dengan semester 8 dan lulus sampai skripsi itu terjalin
karena kita membiayakan kita pertahun jadi dia harus ada
pertemuan dengan bazis.
KEDUA untuk beasiswa Tingkat Mahasiswa dan SLTA Swasta
Untuk beasiswa bazis tersebut ada pembinaan setiap pertiga
bulannya, jadi tetap terjalin silaturahmi antara mustahik dengan
para amilin, Cuma sayangnya program beasiswa itu sudah tidak
ada pembukaan baru pada tahun 2016 hanya melanjutkan
penerima beasiswa tingkat mahasiswa.
15
P : Program apa saja yang telah dilakukan Bazis Jakarta Timur
sampai saat ini dalam upaya membantu masyarakat?
I : Program sih banyak
1. Jakarta Peduli :
Jakarta peduli itu kita banyak juga tuh, seperti santunan yatim,
fakir miskin, bantuan untuk meringankan beban hidup, bantuan
kursi roda, bantuan alat bantu dengar, kaki palsu, pengobatan
segala macem dan itu sangat bermanfaat sekali untuk masyarakat.
xliv
2. Jakarta Bertaqwa :
Pos dari zakat dari fii sabilillah seperti bantuan Guru Ngaji, Guru
Honorer Madrasah, Guru TPA/TPQ dan Marbot sama syiar
keagamaan itu ada timbal baliknya buat bazis juga.
3. Jakarta Cerdas :
Untuk mencerdaskan para mustahik
Jadi para mustahik yang
4. Jakarta Mandiri / Bantuan untuk kemaslahatan umat :
Jakarta mandiri itu kita berupaya membuat seminar besar-besaran
dan yang hadir itu biasanya di lingkungan dari kelurahan dan itu
ada program memandikan jenazah agar umat itu bisa memandikan
jenazah yang bersertifikat
Ada juga seperti Service ac dan motor (otomotif)
5. Jakarta Sadar Zakat
Program yang dilakukan BAZIS untuk memberikan edukasi dan
pemahaman kepada masyarakat dan calon muzakki untuk lebih
mengerti apa yang dimaksud dengan kewajiban zakat sesuai
dengan ajaran agama dan cara perhitungannya. Begitu pula
dengan Infaq dan Shodaqoh serta amal sosial yang dapat
dikumpulkan dari masyarakat dan dunia pendidikan di DKI
Jakarta. Pembelajaran dan edukasi yang diberikan Bazis dapat
berupa penerbitan brosur, pamflet, lewat media cetak dan dakwah,
billboard publikasi kegiatan serta sosialisasi-sosialisasi yang
dilakukan di lingkungan masyarakat.
16
P : Seberapa besar basis Jakarta timur telah melaksanakan
program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong para mustahik
dalam memiliki usaha mandiri sebagai upaya pengentasan
kemiskinan yang berkelanjutan.
I : Berapa persen ya, kalo dilihat dari persennya sih ekonomi
meningkat dari point ke empat Jakarta mandiri, kalo menurut saya
sendiri di bazis ini belum terlalu dominan untuk itu karena
istilahnya mungkin karena kurangnya staf kayanya deh jadi buat
manajemen hal-hal seperti itu ga ada, misal kita untuk manajemen
uang sekitar 30 Milyar stafnya Cuma 7 orang, nah itu dari
program kerja dari bazis saja sudah lugbmayan, apalagi untuk
manajemen yang ini kalo saya sih karena kurangnya manajemen.
xlv
Sekitar 20% membangunnya itu, sisanya biasanya bantuan bedah
rumah itu istilahnya kita sekedar untuk membantu bedah
rumahnya saja karena dia dhuafa tapi kalo untuk kaya Jakarta
mandiri itu peluang untuk usaha mustahik itu ya Cuma program
itu saja, kaya misalnya kita.
1. Membiayai kuliah para guru paud agar dia bisa membina
paud-paud yang ada di jakarta khusunya jakarta timur Cuma kalo
untuk meningkatkan ekonomi dia itu belum tentu karena gaji paud
itu sendiri kan tidak besar.
2. Beasiswa untuk mahasiswa dari semua jurusan kita
membantu meringankan biaya kuliah mereka ditambah
pembinaan-pembinaan yang diadakan tiga bulan sekali nah kalo
itu lumayan berhasil, karena istilahnya mahasiswa-mahasiswa
yang dibantu kita itu rata-rata banyak juga itu yang sukses,
walaupun tidak semuanya menjadi muzakki di bazis lagi.
Ya paling program yang saya bilang tadi yang masalah kaya
pemulasaran jenazah, itu gajinya ga seberapa rata-rata marbot
Cuma ilmu dia untuk istilahnya sosial mereka di masyarakat
bermanfaat banget untuk membantu memandikan jenazah, kaya
lainnya servis motor atau servis ac ya penghasilannya juga segitu
ga terlalu banyak. Maksudnya Kita belum mencoba untuk para
wirausaha muda untuk misalnya membangun usaha sendiri dan
hasilnya itu di zakatkan pada bazis, itu belum pernah dicoba
karena terkendali dengan SDM nya.
17
P : Tahapan-tahapan apa saja yang saja yang dibuat oleh basis
Jakarta Timur untuk mengevaluasi penerima bantuan dari bazis.
I : Tahapan oleh bazis untuk evaluasi penerima bantuan,
Tahapannya kita melihat dari jumlah pendapatan kita. Kayanya
misal kita memberikan bantuan bedah rumah, setelah bantuan
telah diterima oleh penerima bantuan (mustahik) selama proses
pengerjaan itu dipantau oleh Rt,Rw dan kelurahan setempat agar
pembangunan sesuai dengan anggaran yang ada. Setelah
pengerjaan selesai penerima bantuan harus membuat laporan ke
Bazis Jakarta Timur.
18 P :
xlvi
Apakah dalam implementasi pengumpulan zakat telah diiringi
oleh adanya publikasi laporan keuangan sebagai pola transparansi
dalam upaya memegang kepercayaan dari masyarakat kepada
Bazis Jakarta timur sebagai pengelola zakat dan infak?
I : Itu ada dari Web yang bazis dki jakarta.co.id udah bisa di akses
laporan pengumpulan zakat sama ada aplikasi mobile coba
didowload aja di playstore atau app store. Untuk laporan zisnya
tidak terlalu detail banget, paling untuk sampai saat ini
pengumpulan zakat sudah berapa persen. Ini laporan keuangan
perwilayah, pertahun mengenai zakat dan infaq
19
P : Apakah Pemerintah Jakarta timur telah memfasilitasi
pendirian Forum Zakat sebagai dialog dan koordinasi antar
lembaga amil zakat ataupun antara lembaga amil zakat dengan
pemerintah dalam upaya pengembangan basis dan upaya solusi
dalam pemecahan problematika pengelolaan zakat?
I : Sebenernya kerja sama antar pemprov dki dengan bazis turn in
banget, dalam artian setiap kegiatan pemprov dki kaya misalkan
launching RPTRA atau kegiatan KB Kesehatan yang dilakukan
TNI atau kegiatan pemerintah provinsi lainnya kaya launching
yang dilaksanakan kelurahan segala macem itu pasti ada selipan-
selipan kaya acara bazis kaya ada acara santunan yatim pada
launching RPTRA terus ada lagi kaya KB Kesehatan itu kita
membantu bedah rumah di lingkungan kecamatan itu dan
memberikan bantuan Sembako untuk masyarakat. Dan kaya
misalnya bantuan untuk petugas kebersihan dulu pernah sempet
dapet juga walaupun sekarang PPSU sudah tidak dapat karena
gajinya udah ump itu jadi istilahnya kita datanya itu Jakarta
dibersihkan oleh mereka kita juga ngasih mereka karena lantaran
mereka dhuafa, jadi dikasih bantuan untuk mereka.
Bantuan bedah rumah itu juga kaya turn in sama program DKI
Jakarta dalam artian contoh di Bazis Jakarta Timur ini kita sudah
memberi bantuan kepada 150 rumah dengan nominal bantuan
Rp.25.000.000 s.d Rp.30.000.000 nah itu membantu pemprov
dalam rangka mengentaskan kemiskinan di pemprov jadi
istilahnya yang tadinya rumahnya banyak ancur dan mengeluhnya
ke pemprov tapi itu di tindak lanjut cepatnya oleh bazis.
Kalo pendirian forum itu, yang jelas sih kalo untuk masalah forum
xlvii
dari zakat bazis itu sendiri itu memang badan pembina itu dari
Gubernur sendiri itu keterkaitan banget sama pemerintah, klo
untuk FOZ Forum Ormaz Zakat kalo tidak salah jadi zakat-zakat
yang ada di seluruh Indonesia itu forumnya itu ya FOZ, kalo dari
pemerintah jarang, maksudnya kurang tau kalo bazis provinsi DKI
Jakarta, tapi kalo di Bazis Jakarta Timur sendiri tidak ada.
20
P : Apakah Pemerintah Kota Jakarta Timur turut membuka akses
yang lebar untuk keterlibatan basis Jakarta timur dalam proses
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program pengentasan
kemiskinan di Jakarta Timur Sekarang?
I : Mengentaskan kemiskinan di jakarta seperti bantuan bedah
rumah, selain itu ada bantuan pengobatan jadi kalo misalkan di
tindak lanjut oleh bpjs doang atau puskesmas mereka ga punya
dana lagi dari gubernur tapi kalo dari zakat karena kita melihat
dari dhuafanya kita bantu kursi roda buat mereka, kita bantu
ongkos berobat karena tidak di cover bpjs kan bpjs Cuma
penyakitnya aja terus kaya bantu kaki palsu, tangan palsu, alat
bantu dengar yang untuk SLB itu juga membantu pemerintah
dalam mengentaskan masalah-masalah di jakarta.
21
P : Bagaimana perkembangan Bazis dari awal berdiri hingga
seperti ini? Mohon diberikan data/grafik.
I : Grafik sekitar 5-10 tahun terakhir ada tapi yang pasti zakatnya
karena kita ada target jadi naek terus dari tahun ke tahun yang
tadinya penghasilan sekitar 2 Milyar skrang tahun 2017 sudah
mencapai sekitar 32 Milyar dengan target 31 Milyar dan bahkan
bisa lebih karena masih ada waktu sampai bulan Desember 2017.
22
P : Seberapa besar Bazis Jakarta dalam pengumpulan zakat
dibandingkan dengan potensi zakat yang sangat yang harusnya
diperoleh? Khususnya dalam wilayah Jakarta Timur.
I : Sebenarnya sih kalo potensi sih karena kita tidak menuju
langsung ke masyarakatnya karena penghasilan zakat dari bazis
itu kebanyakan dari PNS Jakarta Timur, itu 80% zakat di bazis
hasilnya dari para pns yang ada di jakarta timur, masyarakatnya
paling hanya sekitar 20%nya itu juga kita mintanya agak takut,
karena istilahnya ada program yang tidak ada pemungutan-
pemungutan dan segala macam, jadi istilahnya kita agak takut
xlviii
meminta kepada masyarakat takutnya itu mereka menganggap
bahwa zakat itu pungutan, padahal bahwasanya zakat itu ya
kesadaran buat amal mereka, kaya misalkan pengusaha-pengusaha
di jakarta timur banyak banget yang belum tergali zakatnya harus
di bazis, kalo misalkan sudah tergali semua penghasilannya bisa
lebih dari ini, mungkin baru 20% dari masyarakatnya.
Masyarakat kurang atau belum berzakat di bazis kendalanya
karena kita kurang sosialisasi ke bawahnya itu sosialisasi masalah
pengumpulan, karena kalo sosialisasi penyaluran sudah banyak
banget karena kalo penyaluran kan memang untuk masyarakat
bawah tapi kalo untuk pengumpulan zakatnya itu sosialisasi
kebawahnya itu kurang dalam artian ngapain zakat di bazis tidak
ada ininya mendingan zakat yang deket dari rumah kita, atau
rumah dhuafa yang banyak sosialisasinya, atau rumah zakat jadi
ga harus di bazis yang jauh dari tempat tinggal kita. Target kita itu
menggali dari semua unsur bukan pns saja, Cuma dari unsur ini
kita menggali sudah optimal sampai mana, pasti itu jadi pr bazis
jakarta timur.. Untuk masyarakat kita juga tidak diam gitu saja,
buktinya kemarin ada ada satu orang pengusaha yang berzakat
sebesar Rp.200.000.000 itu Cuma untuk zakat pribadi dia,
bayangkan kalo di jakarta timur ada 10 orang, bisa sebesar 2
Milyar. Itu zakat pribadi bisa sebesar itu apalagi pengusaha semua
sejakarta timur yang pabrik-pabrik sejakarta timur pasti bisa lebih
besar dari itu semua. Karena kita kurang sosialisasi lagi ke bawah.
23
P : Apa yang membuat Bazis tetap bertahan sampai saat ini?
I : Yang membuat bazis masih bertahan sampai saat ini karena
Zakat itu pasti berkembang terus. Dari target awal yang tahun
2010 cuma prekrutan 2 Milyar sekarang udah 32 Milyar dan
hasilnya itu benar-benar membangun jakarta banget nah itu yang
istilahnya jakarta sendiri tidak berani melepas Bazis begitu saja.
24
P : Apakah Bazis Jakarta Timur dalam menyelesaikan
permasalahan sosial dicakupan wilayanya berjalan secara
berkelanjutan?
I : Kalo misalnya bantuan kaya kita sih biasanya si per tahun
sekali, kaya stimulan gitu, jadi kaya bantuan guru ngaji
sebenarnya sih ingin ngadainnya berkelanjutannya di program
kerjanya tetapi ya memang karena program dr provinsinya seperti
xlix
itu, jadi setahun Cuma sekali kita data dari kelurahan datanya itu
masuk ke bazis, yang ngisi formulir kita kasih bantuan untuk guru
ngaji itu tapi yang tidak mengisi formulir tidak kita kasih karena
memang kuotanya kan terbatas, Selanjutnya yang berkelanjutan lainnya kaya kursi roda ya karena
dia istilahnya Cuma membutuhkan kursi roda ya kita tindak
lanjutnya kursi roda kecuali kaya misalnya waktu itu ada meminta
untuk kaya meringankan beban hidup mereka jadi istilahnya,
kelanjutaannya itu ya karena kita memang tidak ada program
seperti itu, maksudnya paling ya kita tanya dia butuhnya untuk
apa gitu yang sesuai dengan program kerja kita misal tunggakan
sekolahnya atau dia untuk berobatnya atau dia untuk kebutuhan
sehari-hari istilahnya tidak ada karena memang ga akan ada
habisnya untuk bantuan biaya hidup sehari-hari.
Kita kasih solusi dia untuk usaha, dia juga bingung mau usaha apa
jadi istilahnya agak-agak bingung apakah itu kita tindak lanjuti ke
dinas sosial biar dia di urusi oleh dinas sosial/ panti sosial. Tapi
biasanya sih kerja samanya seperti itu.
25
P : Bagaimana upaya basis Jakarta dalam bekerja sama dengan
pihak pemerintah Jakarta Timur untuk mensinergikan pengelolaan
zakat dengan program pengentasan kemiskinan di Jakarta Timur?
I : Biasanya ya itu jadi karena pembina kita itu Gubernur dan
Wakil Gubernur ada juga sekretaris daerah, program mereka
contoh kemaren di kentaskan banget sama gubernur yang pada era
Fauzi Bowo mereka pengen banget membangun majelis taklim”
kaya majelis al Fauz nah kita support gitu dari dana majelis
taklimnya karena memang ada pos syiar keagamaan di Bazis ini.
terus yang kedua zaman Basuki (Ahok) ahok itu pengen
mengentaskan dengan cara bedah rumah karena banyak rumah
deret, program seperti itu nah kita juga support dengan istilahnya
ada program yang untuk bantuan bedah rumah walaupun tidak
semua rumah yang kumuh kita bangun karena menyesuaikan
anggaran kita.
Ketiga kaya gubernur anis menginginkan guru Ngaji, Guru
TPA,Guru Honorer dan Marbot itu mereka di gaji setiap tahun,
nah itu mungkin nanti bisa gambaran yang program kerja tahun
2018 kita mengikuti program bapak anis ini dalam artian kita
memang ada program bantuan untuk guru ngaji tapi itu datanya
setiap tahun update (terbaru) yang mengisi formulir berarti
mendapatkan bantuan tetapi jika tidak mengisi formulir berarti
l
tidak dapat bantuan tersebut. tapi kalo misalnya harus
berkelanjutan seperti itu ya berarti kita harus punya data paten dan
itu bisa saja terjadi asalkan gubernur itu ngepush bazisnya sendiri.
26
P : Bagaimana manajemen internal basis Jakarta Timur sebagai
upaya bahwa basis Jakarta Timur telah memiliki komitmen untuk
menjalankan aktivitasnya sesuai standar manajemen dan hukum
yang berlaku?
I : Karena istilahnya dari bazis ini sendiri kita selalu mengikuti
SK Gubernur atau pasal-pasal dari SK Gubernur atau SK Presiden
, kita ga sembarangan rekrut, kaya contohnya kita sekarang dulu
itu ada perekrutan yang dizamannya ptsp itu kan ada yang zakat
itu masyarakat kalo mau membuat pm1 atau surat keterangan
tidak mampu atau surat lainnya itu disuruh bayar kupon 2000,
kalo pada zaman skrang karena sudah ada peraturan baru jadi di
ptsp ga boleh mengeluarkan pungutan, walaupun zakat itu
sebenarnya kesadaran beramal nah itu agak kesulitan juga, jadi
istilahnya program yang untuk kupon di kelurahan itu mungkin
100% sudah kita hapuskan walaupun istilahnya ada sebagian yang
tidak mewajibkan masyarakat tetapi dr petugas kelurahannya
sekedar menyarankan “ayo bu/pak beramal” menyarankan seperti
itu tetapi tidak maksimal.
li
TRANSKIP WAWANCARA III
Informan : Nurul Hidayati (44 Tahun)
Lama Bekerja di BAZIS : 8 Tahun
Lokasi :Walikota Jakarta Timur, Blok D
Lantai 11
Status : Sie. Pengumpulan ZIS BAZIS Jakarta
Timur
Tanggal : 11 Oktober 2017
Waktu : 15.46 WIB
No. Dialog
1 P : Dengan siapa saya berbicara?
I : Nurul Hidayati
2 P : bu Nurul di BAZIS Jakarta Timur sebagai apa?
I : Sebagai staff bidang pengumpulan zakat, infak dan shadaqoh
3 P : Sudah berapa lama Ibu Nurul bekerja di Bazis?
I : Kalau masa kerja si udah 8 tahun
4
P : Apa sih yang menarik untuk Ibu kerja di Lembaga BAZIS
Jakarta Timur?
I : Lembaga zakat yg mrp perintah Agama bisa nemba tu sesama
5
P : Kalau kita berbicara tentang Bazis, sebagai lembaga yang
mengumpulkan dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh,
tentunya tidak terlepas dari konsep filantropi. Menurut Ibu apa sih
yang dimaksud dengan filantropi?
I : Filantropi artinya kedermawanan
6
P : Filantropi sebagai bentuk praktek memberi apa yang dia
punya, terus kenapa si masyarakat jakarta harus mempercayai
sebagian hartanya pada lembaga Bazis?
I : Mempercayakan kepada Bazis karena lembaga pemerintah yg
dipercaya menangani Zakat penyalurannya jelas
7
P : Kalau begitu ada kriteria khusus orang-orang seperti apa yang
melakukan praktek filantropi pada lembaga bazis?
I : Kriteria khusus orang yg melakukan filantropi yang sudah
nishab. Dan sadar akan zakat dan melihat penyalurannya jelas.
8 P : Apakah ada sumber lain lagi yang diterima Bazis ? seperti
bekerjasama dengan lembaga zakat atau perusahaan lainnya?
P = Peneliti
I = Informan
lii
I : Belum menyeluruh bekerjasama dengan lembaga amil yang
lain sumber sumber lainnya dari zis pribadi atau lembaga yg
sadar akan zakat.
9
P : Ada pro dan kontra ga sih bu masalah pemotongan TKD itu?
Nilai apa sih yang bazis tawarkan sehingga mereka mau di potong
TKDnya? Terus juga PNS itu kan agamanya bukan muslim?
Sebuha keharusan atau bagaimana?
I : Pro Kontra pasti ada. Pro yg sadar akan zakat. Sudah bersih
2.5,% yang kontra karena perbedaan itu ada. Pro sudah dipotong
BAZIS enak sudah ada yang mengingatkan itu yang sadar akan
zakat. Ada yang kontra juga. Ada yang berpendapat zakat profesi
itu tidak ada, sehingga dia menolak. Ada juga yang berpendapat
zakat itu 1 tahun sekali kalau sudah nishabnya. Kalau dipotong
setiap bulan dia harus mengeluarkan tahunannya jadinya menolak.
Itu yang kontra. Nilainya akan mendapatkan pahala dan
merupakan anjuran yg diwajibkan 2.5% untuk pegawai DKI baik
muslim dan non muslim dihimbau untuk beramal sosial yang
merupakan salah satu cinta kasih membantu sesama.
10
P : Secara ga langsung, pemerintah memancing para pegawai
PEMDA untuk memilih menderma kan kelebihannya pada
lembaga bazis dengan tingginya tunjangan TKD, dengan kata lain
ada unsur paksaan kekuasaan pemerintah dan mengarahkan
pegawainya berderma pada lembaga bazis?
I : Pegawai pemda ada unsur paksaan untuk berzakat. Ya karena
zakat itu harus di paksa seperti zaman abu bakar. Pemerintah
memberikan intruksi edaran kepada pegawai sehingga kepatuhan
pegawai berderma karena ada peraturan walaupun banyak unsur
keterpaksaan banyak membantu masyarakat yang membutuhkan
dan hasilnya juga sangat besar.
11
P : Kalau memang lembaga Bazis berada dinaungan PEMDA
DKI terus gimana sih mejaga eksistensinya Bazis dan terobosan
program apa yang dilakukan agar masyarakat terus percaya pada
lembaga ini?
I : Existensinya menjadi lembaga yang amanah dan terpercaya
terobosannya banyak mengadakan sosialisasi kepada masyarakat
liii
sehingga sadar akan zakat. Seminar akan zakat buletin pamflet, fb,
twitter, website iklan. Terobosannya menggandeng pihak swasta
sebagai fundrise pengumpul zakat yang disetorkan kepada Bazis,
dsb. Sehingga masyarakat mengetahui keberadaan Bazis dan
banyak lagi yg dibantu Bazis.
12
P : Kesan Pesan ibu sellama bekerja di BAZIS?
I : Kesan senang bekerja di Bazis bisa menegakkan tiang Agama
yang merupakan rukun Islam yang ke 4. Pesannya Harus bisa
menjaga lembaga Bazis yg merupakan titipan umat agar bisa
menjadi lembaga yg terpercaya dan Amanah semoga ZIs bisa
memberikan dampak kepada umat yg yg luar biasa dsn dapat
terlihat Hasilnya...pesannya supaya Bazis sbg lembaga terpercaya
hrs punya program unggulanyg dibangun dari dana Zis contoh
1.Beasiswa unggulan dan lain sebagainya... 2.Bazis dapat
memberikan pancing usaha Mandiri buat orang lemah sehingga
dia dapat Mandiri dan dapat menjadi Muzaki... 3. Membuat usaha
produktif lainnya sehingga Zis sbg pengembang ekonomi umat.
liv
TRANSKIP WAWANCARA IV
Informan : Andri Dwi Januarti (44 Tahun)
Lama Bekerja di BAZIS : 8 Tahun
Lokasi : Walikota Jakarta Timur, Blok D
Lantai 11
Status : Sie. Pemegang Kas ZIS BAZIS
Jakarta Timur
Tanggal : 11 Oktober 2017
Waktu : 11.30 WIB
No. Dialog
1 P : Dengan siapa saya berbicara?
I : Andri Dwi Januarti
2 P : Ibu Andri di BAZIS Jakarta Timur sebagai apa?
I : Sebagai pemegang Kas zakat, infak dan shadaqoh
3 P : Sudah berapa lama Ibu Andri bekerja di Bazis?
I : kalau masa kerja si udah 8 tahun
4
P : Apa sih yang menarik untuk Ibu kerja di Lembaga BAZIS
Jakarta Timur?
I : Banyak sekali, diantaranya kita tahu cara pengelolaan zakat
nya, penyalurannya,
5
P : Kalau kita berbicara tentang Bazis, sebagai lembaga yang
mengumpulkan dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh,
tentunya tidak terlepas dari konsep filantropi. Menurut ibu apa sih
yang dimaksud dengan filantropi?
I : Filantropi menurut saya cara berbagi terhadap sesama terutama
yg sangat membutuhkan
6
P : Filantropi sebagai bentuk praktek memberi apa yang dia
punya, terus kenapa si masyarakat jakarta harus mempercayai
sebagian hartanya pada lembaga Bazis?
I : Bazis sebagai lembaga yg sah yg di resmikan oleh pemerintah,
terorganisir dengan baik dengan tim2 yg amanah, dan setiap
tahunnya jga diperiksa oleh tim audit dr pemerintah sehingga bisa
dipertanggungjawabkan
P = Peneliti
I = Informan
lv
7
P : Kalau begitu ada kriteria khusus orang-orang seperti apa yang
melakukan praktek filantropi pada lembaga bazis?
I : Untuk kriteria yg pasti yg mempunyai kewajiban berzakat,
sprti pengusaha2, pejabat
8
P : Apakah ada sumber lain lagi yang diterima Bazis ? seperti
bekerjasama dengan lembaga zakat atau perusahaan lainnya?
I : Untuk saat ini belum ada
9
P : Ada pro dan kontra ga sih bu masalah pemotongan TKD itu?
Nilai apa sih yang bazis tawarkan sehingga mereka mau di potong
TKDnya? Terus juga PNS itu kan agamanya bukan muslim?
Sebuah keharusan atau bagaimana?
I : Pasti ada, tpi lebih byk yg pro drpd yg kontra, krn perintah lsng
gub dgn dikeluarkan nya SK gub tentang pemotongan 2.5 persen
utk peg pemda DKI jkrt
Untuk yg kontra biasanya dr pihak yg merasa keberatan krn nilai
potongan ckp besar sedangkan biaya hdpnya ckp besar
10
P : Bazis memberikan kesempatan pns utk berbagi kpd sesama,
melalui program2 bazis
I : Tdk harus jg, sebelum dipotong tkd nya terlebih dahulu ada
pengisian formulir dgn dibubuhi materai yg menyatakan bersedia
dipotong tkd nya sesuai keinginan
11
P : Secara ga lansgung, pemerintah memancing para pegawai
PEMDA untuk memilih menderma kan kelebihannya pada
lembaga bazis dengan tingginya tunjangan TKD, dengan kata lain
ada unsur paksaan kekuasaan pemerintah dan mengarahkan
pegawainya berderma pada lembaga bazis?
I : tdk ada unsur keterpaksaan jga sebenarnya hanya himbauan
dgn dikeluarkannya sk gub ttng pemotongan Bazis, krn pd
prakteknya hrs mengisi jg formulir kesediaan utk dipotong
tunjangan TKD nya
12
P : Kalau memang lembaga Bazis berada dinaungan PEMDA
DKI terus gimana sih menjaga eksistensinya Bazis dan terobosan
program apa yang dilakukan agar masyarakat terus percaya pada
lembaga ini?
I : Dalam pengumpulan dan penyaluran nya Bazis bekerja sama
dengan instansi2 PEMDA seperti kelurahan, Kecamatan,
puskesmas, yg program2nya utk membantu umat baik utk
kalangan dhuafa, yatim, gr honor, marbot, gr tpa, gr ngaji dan
lvi
bantuan2 fisik utk masjid, musholla, mt, yayasan2. Bantuan
beasiswa utk mahasiswa, bantuan tunggakan sekolah dan bantuan
bedah rumah dll
13
P : Kesan Pesan ibu selama bekerja di BAZIS?
I : Kesannya Alhamdulillah bisa membantu mengelola dan
mengembangkan program2 kemaslahatan umat.
Pesan nya semoga Bazis slalu menjaga kepercayaan masyarakat
dengan membantu sesuai syariat agama Islam
lvii
TRANSKIP WAWANCARA V
Informan : Dewi Fatimah, SE (15 Tahun)
Lama Bekerja di BAZIS : 2 Tahun
Lokasi : Walikota Jakarta Timur, Blok D
Lantai 11
Status : Staf TU ZIS BAZIS Jakarta Timur
Tanggal : 9 Oktober 2017
Waktu : 10.30 WIB
No. Dialog
1 P : Dengan siapa saya berbicara?
I : Dewi Fatimah
2 P : Ka Dewi di BAZIS Jakarta Timur sebagai apa?
I : Sebagai staf Tata Usaha zakat, infak dan shadaqoh
3 P : Sudah berapa lama ka Dewi bekerja di Bazis?
I : kalau masa kerja si udah 2 tahun
4
P : Apa sih yang menarik untuk ka dewi kerja di Lembaga BAZIS
Jakarta Timur?
I : Banyak sekali, diantaranya kita tahu cara pengelolaan zakat
nya, penyalurannya, juga karena bazis lembaga zakat milik
pemerintah yg secara resmi dan merupkan lembaga yg jg
memberikan pelayanan dan bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan yg sesuai dg sasaran.
5
P : Kalau kita berbicara tentang Bazis, sebagai lembaga yang
mengumpulkan dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh,
tentunya tidak terlepas dari konsep filantropi. Menurut ibu apa sih
yang dimaksud dengan filantropi?
I : Filantropi menurut saya cara berbagi terhadap sesama terutama
yg sangat membutuhkan. Kebiasaan memberi kpd org lain demi
utk mengubah nasib seseorang agr jd lebih baik atau suatu bentuk
upaya masyarakat dalam rangka untuk membantu sesama
masyarakat yang kurang beruntung
6
P : Filantropi sebagai bentuk praktek memberi apa yang dia
punya, terus kenapa si masyarakat jakarta harus mempercayai
sebagian hartanya pada lembaga Bazis?
P = Peneliti
I = Informan
lviii
I : Karena BAZIS merupakan lembaga terpercaya dan resmi milik
pemerintah yg mempunyai admnistrasi dan tata usaha yg
terintegrasi dan bisa dipertanggungjawabkan.
7
P : Kalau begitu ada kriteria khusus orang-orang seperti apa yang
melakukan praktek filantropi pada lembaga bazis?
I : ntuk kriteria yang pasti yang mempunyai kewajiban berzakat,
seperti pengusaha-pengusaha, pejabat, Orang dermawan yg mau
memberikan hartanya secara sukarela dan orang yg dpt
kepercayaan dari masyarakat untuk menyalurkan zis
8
P : Apakah ada sumber lain lagi yang diterima Bazis ? seperti
bekerjasama dengan lembaga zakat atau perusahaan lainnya?
I : Ada kerjasama dengan perusahaan indomaret, alfamart dan
perusahaan lainnya.
9
P : Ada pro dan kontra ga sih bu masalah pemotongan TKD itu?
Nilai apa sih yang bazis tawarkan sehingga mereka mau di potong
TKDnya? Terus juga PNS itu kan agamanya bukan muslim?
Sebuah keharusan atau bagaimana?
I : Pasti ada, tapi lebih banyak yang pro daripada yang kontra,
karena pemerintah langsung dengan dikeluarkan nya SK Gubernur
tentang pemotongan 2.5 persen untuk pegawai pemda DKI
Jakarta. Untuk yang kontra biasanya dari pihak yang merasa
keberatan karena nilai potongan cukup besar sedangkan biaya
hidupnya cukup besar. BAZIS memberikan kesempatan PNS utk
berbagi kepada sesama, melalui program-program BAZIS. Iya
semua tkd wajib untuk pns dipotong 2.5 persen baik muslim
maupun non muslim
10
P : Secara tidak lansgung, pemerintah memancing para pegawai
PEMDA untuk memilih menderma kan kelebihannya pada
lembaga bazis dengan tingginya tunjangan TKD, dengan kata lain
ada unsur paksaan kekuasaan pemerintah dan mengarahkan
pegawainya berderma pada lembaga bazis?
I : Unsur paksaan karna mau tidak mau harus dipotong karena
sudah merupakan peraturan wajib yang sudah ada di pergub.
11
P : Kalau memang lembaga Bazis berada dinaungan PEMDA
DKI terus gimana sih mejaga eksistensinya Bazis dan terobosan
program apa yang dilakukan agar masyarakat terus percaya pada
lembaga ini?
I : Dalam pengumpulan dan penyaluran nya Bazis bekerja sama
dengan instansi2 PEMDA seperti kelurahan, Kecamatan,
puskesmas, yg program-programnya utk membantu umat baik utk
lix
kalangan dhuafa, yatim, gr honor, marbot, gr tpa, gr ngaji dan
bantuan2 fisik utk masjid, musholla, mt, yayasan2.. Bantuan
beasiswa utk mahasiswa, bantuan tunggakan sekolah dan bantuan
bedah rumah dll. Lebih memperhatikan kondisi mustahiq dari yg
lansia dan dhuafa, bantuan pendidikan (beasiswa), memberikan
modal awal untuk menjalankan usaha. Serta diadakanya binaan
pelatihan ukm.
12
P : Kesan Pesan ibu selama bekerja di BAZIS?
I : Kesannya Alhamdulillah bisa membantu mengelola dan
mengembangkan program2 kemaslahatan umat. Pesan nya
semoga Bazis slalu menjaga kepercayaan masyarakat dengan
membantu sesuai syariat agama Islam. Komunikasi yg baaik
antara sesama pegawai dan juga kerjasama tim yg baik jadi klo
serba ada kerjaan yg dadakan karna kompak jadi cepet slesai � .
Harus tetep smile menghadapi tamu2 yg aneh
lx
HASIL WAWANCARA DENGAN PARA MUZAKKI
TRANSKIP WAWANCARA I
Informan : Hasnan (42 Tahun)
Lokasi : Walikota Jakarta Timur, Blok D Lantai 11
Status/Pekerjaan : Satpol PP Jakarta Timur
Tanggal : 8 oktober 2017
Waktu : 14:40 WIB
No. Dialog
1 P : Udah berapa lama si bapak bekerja sebagai satpol pp?
I : 17 tahun
2 P : Apa bapak sudah PNS?
I : Sudah
3 P : Sudah Berapa Lama jadi PNS?
I : 17 Tahun
4 P : Apa Saja Kegiatan/Tugas bapak Sebagai satpol pp?
I : Tugas saya menjalani PERDA Provinsi Dki Jakarta.
5
P : Apakah dengan tugas seperti itu, sudah sesuai dengan
pendapatan yang anda terima? Atau ada tunjangan lain lagi?
I : Alhamdulillah sudah dan ada tunjangan lainnya.
6
P : Dengan pendapatkan dan tunjangan seperti itu, apakah ada
potongan lain untuk menunjang kinerja anda sebagai pegawai
negeri?
I : Tidak menentu karena kerja seperti kami ini. Membantu SKPD
lain atau ikut kerja sama dengan pengadilan Eksekusi Rumah jadi
adalah tambahannya biar pun tak seberapa tapi ada.
7 P : Sudah berapa lama sistem ini berlangsung?
I : Semenjak Gubernur nya Pak Fauzi Bowo.
8
P : Dengan kata lain, pendapatan anda telah diambil zakatnya
secara oomatis melalui potongan tersebut? Apakah ada keberatan
dari bapk?
I : Tidak doong. Masih untuk memberi kita pelit bukan nya harta
P = Peneliti
I = Informan
lxi
kita itu ada orang lain yang mempunyai haknya.
9
P : Berbicara tentang berbagi, bapak tau ga si tentang konsep
berbagi?
I : Kalau masih bagi membagi saya jagoannya apalagi kalau ada
uangnya intinya kalau kita punya rejeki kasih lah orang yang
membutuhkannya.
10
P : Apakah dengan praktek derma atau berbagi melalui
pemotongan itu tidak merugikan bapak?
I : Tidak dong
11
P : Kenapa bapak tidak melakukannya sendiri? Kenapa harus
melalui lembaga zis?
I : Kalau untuk sendiri. Sudah ada kita niat kan ini kan konsep
dari PEMDA pasti dong kita ikut.
12
P : Mengapa bapak tergerak untuk melakukan hal tersebut?
I : Karena ini semua sudah menjadi perintah agama dan ada
lembaga Bazis ini saya tambah terbantu untuk melakukan
memberi kepada sesama.
13
P : Apa yang muzakki ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Bazis Jakarta Timur adalah Suatu badan yang didirikan oleh
pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta pada zaman gubernur Ali
Sadikin, suatu badan pengumpulan Zakat, Infaq dan Sodaqoh,
Alhamdulillah sekarang yang saya dengar mengumpulkan dana
karyawan karyawati pemotongan dari TKD nya.
14
P : Siapa yang memperkenalkan dan dimana anda ketahui tentang
Bazis Jakarta timur?
I : Kalau masalah perkenalan BAZIS ini pernah mensosialisasi ke
seluruh SKPD untuk mengumpulkan dana dan disalurkan kepada
siapa yang berhak mendapatkan dan membutuhkan sesuai dengan
persyaratannya, yang telah diketahui bahwasanya Bazis Jakarta
Timur berada di Kantor Walikota Jakarta Timur
15
P : Apa yang muzakki/mustahik mengerti tentang konsep
filantropi?
I : Setau saya filantropi itu orang kaya ataupun orang yang punya
mau memberi kepada orang yang tidak punya, jadi melalui
mungkin lemabaga BAZIS merekalah mengumpukan dananya
untuk menjadi penyambung lidah dari filantropi tersebut
lxii
16
P : Bagaimana Bazis Jakarta Timur mempengaruhi anda dalam
melakukan filantropi?
I : Kalau menurut saya, tidak mempengaruhi karena untuk
beramal paling tidak hati nurani yang terpanggil dan kitapun
punya rezeki, insyaf Allah melalui i’tikad baik paling tidak ada
terketuk hati kita untuk memberi kepada orang yang tak punya
17
P : Mengapa anda percaya pada lembaga Bazis Jakarta timur
dalam melakukan filantropi?
I : Karena lembaga ini dibawah pemerintahan dan resmi sesuai
dengan SK Gubernur
18
P : Bagaimana cara Bazis Jakarta Timur dalam menjalin
hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan Anda selaku
Muzakki?
I : Sering saya lihat, sering saya dengar dan sering saya juga ikut
cara Bazis menjalin hubungan itu yang oernah kita ketahui apabila
kita di undang atau ikut respons dari bazis kita memberikan rezeki
yang ada pada kita karena itu untuk orang yang tidak mampu
melalui bazis ini dengan sering silaturahmi dan sering kita lihat
sendiri, Bazis sering ada di tegah masyarakat wabil khusus saya
lihat pembangunan pembangunan baik itu musholla pengurus
masjid ataupun guru ngaji
19
P : Nilai apa yang percayai melakukan filantropi pada lemabaga
Bazis Jakarta Timur?
I : Penilaian saya terhadap dakwah filantropi yang dilakukan bazis
96 dari 100. Dan 4 nya itu supaya bazis memperbaiki
kekurangannya seperti memberi bantuan kepada orang yang
belum pernah mendapatkannya.
20
P : Menurut Anda, apakah Bazis Jakarta timur telah memiliki
strategi dalam proses pengumpulan data?
I : Kalau menurut saya strategi itu mungkin program mereka
sudah ada tinggal mungkin melanjutkan estafet, kegiatan yang
belum pernah diadakan, diadakan. Dan yang belum pernah
mendapat bantuan, diberikan.
21 P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
lxiii
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan? Dakwah bil hal apaan?
I : Alhamdulillah BAZIS Jakarta Timur ini respons kepada orang
yang berhak menerimanya melalui mungkin RT/RW, Pengurus
Mesjid atau Pemerintah karena pengumpulan dana ini ibaratnya
dari kita untuk kita dan yang menerimanya Alhamdulillah yang
pantas diberi, diberi.
lxiv
TRANSKIP WAWANCARA II
Informan : Ratna Puspitasari umur 25tahun
Lokasi : Cakung
Status : Guru Pemda DKI Jakarta
Tanggal : 8 oktober 2017
Waktu : 20:14 WIB
No. Dialog
1
P : Apa yang muzakki/mustahik ketahui tentang Bazis Jakarta
Timur?
I : Bazis adalah badan amal zakat infaq dan sodaqoh yang saling
bersinergi dengan lembaga pemerintahan dan swadaya
masyarakat.
2
P : Siapa yang memperkenalkan dan dimana anda ketahui tentang
Bazis Jakarta timur?
I : Pemda DKI yang memberi tahu, Bazis Jakarta Timur berkantor
di walikota Jakarta Timur.
3
P : Apa yang muzakki/mustahik mengerti tentang konsep
filantropi?
I : Konsep Saling berbagi.
4
P : Bagaimana Bazis Jakarta Timur mempengaruhi anda dalam
melakukan filantropi?
I : Saya tidak merasa bazis memengaruhi, atas persetujuan diri
sendiri dan didukung juga sama bazis melalui kesepakatan
pemotongan TKD (Tunjangan Kinerja Daerah) langsung.
5
P : Mengapa anda percaya pada lembaga Bazis Jakarta timur
dalam melakukan filantropi?
I : Karena merupakan badan yang resmi sehingga saya percaya
pengelolaan didalamnya.
6
P : Bagaimana cara Bazis Jakarta Timur dalam menjalin
hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan Anda selaku
Muzakki?
I : Tidak ada, saran sih lebih bagus kalo bazis itu buat buletin yg
isinya transparansi pengelolaan keuangan, sehingga tidak banyak
lg orang yang protes pemotongan TKD langsung.
P = Peneliti
I = Informan
lxv
7
P : Nilai apa yang percayai melakukan filantropi pada lemabaga
Bazis Jakarta Timur?
I :Percaya aja, karena banyak program yang berhasil dan
terlaksana
8
P : Menurut Anda, apakah Bazis Jakarta timur telah memiliki
strategi dalam proses pengumpulan data?
I : Kurang mengerti
9
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan? Dakwah bil hal apaan?
I : Bazis telah mempermudah pegawai negeri seperti saya utk
mengeluarkan zakat profesi sehingga saya selaku pegawai negeri
tidak takut lupa untuk berzakat. Melalui pemotongan tkd setiap
bulan yang secara otomatis masuk ke kas Bazis, itu pun dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara saya pribadi dan Bazis. Jumlah
detailnya sy lupa berapa, tp sudah sesuai dengan zakat profesi yg
harus dikeluarkan. Sy lebih merasa tenang krn pemotongan tsb.
Kalo tentang pengentasan kemiskinan, saya kurang paham. Yang
saya tau kan sumbangan anak yatim. Program bazis lainnya
kurang transparan ke kita selaku muzaki
10 P : Udah berapa lama si ibu bekerja sebagai guru?
I : 2thn
11 P : Apa ibu sudah PNS?
I : Sudah
12 P : Sudah Berapa Lama jadi PNS?
I : 2tahun
13
P : Apa Saja Kegiatan/Tugas ibu Sebagai guru?
I : Mengajar, belajar, menilai, mengevaluasi, mengawasi, dan
proses lainnya yang terintegral di sekolah.
14
P : Apakah dengan tugas seperti itu, sudah sesuai dengan
pendapatan yang anda terima? Atau ada tunjangan lain lagi?
I : Gaji pokok, tunjangan kinerja daerah, dan tunjangan non
sertifikasi sy terima
15
P : Dengan pendapatkan dan tunjangan seperti itu, apakah ada
potongan lain untuk menunjang kinerja anda sebagai pegawai
negeri?
lxvi
I : Potongan pajak dan potongan bazis
16 P : Sudah berapa lama sistem ini berlangsung?
I : Sejak menerima gaji pertama sebagai PNS
17
P : Dengan kata lain, pendapatan anda telah diambil zakatnya
secara oomatis melalui potongan tersebut?
I : YA
18 P : Apakah ada keberatan dari ibu?
I : TIDAK
19
P : Berbicara tentang berbagi, ibu tau ga si tentang konsep berbagi
atau derma?
I : Tahu
20
P : Apakah dengan praktek derma melalui pemotongan itu tidak
merugikan ibu?
I : Tidak
21
P : Kenapa ibu tidak melakukannya sendiri? Kenapa harus
melalui lembaga ZIS?
I : Saya lakukan sendiri atas dasar kesadaran pribadi dan
bersamaan dengan BAZIS
22
P : Mengapa ibu tergerak untuk melakukan hal tersebut?
I : Karena semakin banyak berbagi maka berkah akan mengikuti
dalam kehidupan.
lxvii
TRANSKIP WAWANCARA III
Informan : Ratna Trihandiani (25 Tahun)
Lokasi : Warakas 1 GG 23 papanggo, Tanjung
Priok Jakarta - Utara
Status/Pekerjaan : Karyawan
Tanggal : 10 oktober 2017
Waktu : 18:30 WIB
No. Dialog
1
P : Apa yang muzakki/mustahik ketahui tentang Bazis Jakarta
Timur?
I : Suatu badan / lembaga pemerintah yang berperan sebagai
pengumpul zakat, infaq dan shodaqoh sekaligus memiliki rencana
kegiatan atau target untuk menyalurkan dana dari zakat, infaq dan
shodaqoh umat trsbt.
2
P : Siapa yang memperkenalkan dan dimana anda ketahui tentang
Bazis Jakarta timur?
I : Teman, kenal dari kampus UNJ
3
P : Apa yang muzakki/mustahik mengerti tentang konsep
filantropi?
I : Filantropi suatu program pemberdayaan masyarakat dan
pengentasan kemiskinan dengan cara lebih terpola dan terukur.
4
P : Bagaimana Bazis Jakarta Timur mempengaruhi anda dalam
melakukan filantropi?
I : Sangat terbantu karena tepat sasaran atas kegiatan / program
beasiswa untuk mahasiswa
5
P : Mengapa anda percaya pada lembaga Bazis Jakarta timur
dalam melakukan filantropi?
I : Karena memiliki visi misi yang jelas dan diawasi oleh
pemerintah
6
P : Bagaimana cara Bazis Jakarta Timur dalam menjalin
hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan Anda selaku
Muzakki?
I : Dengan cara menawarakan program2 bazis
P = Peneliti
I = Informan
lxviii
7
P : Nilai apa yang percayai melakukan filantropi pada lemabaga
Bazis Jakarta Timur?
I : Kerja keras tim bazis dan upaya pelaksanaan program dengan
baik.
8
P : Menurut Anda, apakah Bazis Jakarta timur telah memiliki
strategi dalam proses pengumpulan data?
I : Iya cukup memiliki strategi pelaksanaan dengan baik
9
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
I : Cukup berhasil
lxix
HASIL WAWANCARA DENGAN PARA MUSTAHIK
TRANSKIP WAWANCARA I
PENERIMA BANTUAN BIAYA PENUNJANG PENDIDIKAN
Informan : Febi Firmansyah & Umur 23 th
Lokasi : Jakarta Timur
Status : Mahasiswa & penerima bantuan beasiswa
Tanggal : 12 oktober
Waktu : 17.00 WIB
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Bazis adalah sebuah lembaga atau Unit yg didirikan oleh
pemprov Dki jakarta, lembaga ini bergerak didalam hal
penerimaan dan penyaluran zakat infaq shodaqah yang nantinya
akan diberikan kepada yang berhak menerimanya sebagaimana
yang dikatakan didalam Al Qur’an yaitu 8 golongan yang wajib
menrima zakat. Kemudian bazis juga mempunyai program dan
kegiatan kemanusian dan sosial. Salah satunya adalah pemberian
beasiswa kepada mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang
mampu agar tetap bisa berkuliah sampai selesai.
2
P : Apakah Anda merasa sangat antu oleh adanya lembaga Bazis
Jakarta timur?
I : Tentu ya. Saya merasa sangat terbantu sekali dengan adanya
program beasiswa dari bazis. Karena saya juga berasal dari
keluarga kurang mampu. dan saya harus membiayai diri saya
sendiri untuk tetap bisa berkuliah, dan alhamdulillah saya
mendapat bantuan beasiswa bazis dari smster 2 sampai saat ini
smster 9, sehingga mengurangi beban saya dalam membiayai diri
saya untuk kuliah.
3
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
P = Peneliti
I = Informan
lxx
I : Menurut saya. Setiap keberhasilan itu mempunyai indikator-
indikator yang menjadi acuannya. Kalau misalkan indikatornya
adalah dapat membantu dan meringankan beban orang miskin,
saya pikir BAZIS telah berhasil dalam implementasinya itu.
4
P : Apa yang kamu ketahui tentang konsep Filantropi?
I : Yang saya ketahui filantropi adalah sebuah tindakan/sikap
manusia yg mencintai sesama manusia karena nilai-nilai
kemanusian sehingga orang tersebut rela memberikan waktunya,
tenaga dan uangnya demi menolong sesama manusia.
5
P : Mengapa orang itu harus melakukan Filantropi?
I : Sebagaimana perintah didalam Al Qur’an, manusia itu harus
memiliki sikap tolong menolong dalam kebaikan, menolong yang
lemah, orang-orang miskin, fakir dan lain2. Hal itu juga
merupakan bagian dari ibadah, yaitu hablum minanaas. Ibadah
tidak hanya dalam hubungan dengan Allah, tetapi juga harus ada
hablum minannash. dan harus baik pula kepada sesama manusia
tanpa menbeda2kanya dari suku, ras dan agamanya.
6
P : Nilai- nilai apa yg kamu yakini, kalau seseorang harus
melakukan Filantropi?
I : Pastinya didalam filantropi ada nilai-nilai yang saya yakini
yaitu nilai-nilai agama, bahwa Islam menyuruh pemeluknya untuk
berhubungan baik dengan sesama manusia-manusia, disamping
nilai-nilai agama, ada juga nilai-nilai kemanusian serta sosial di
dalamnya.
7
P : Dalam bentuk apa saja biasanya seseorang melakukan
filantropi?
I : Misalnya dalam bentuk berupa bantuan uang/tenaga/waktu dari
org yg dermawan kepada orang-orang miskin atau orang-orang
yang lemah.
8
P : Sejak Kapan Filantropi itu dilakukan pada masyarakat?
I : Sejak manusia itu ada di bumi. karena hakikatnya manusia
tidak bisa hidup sendiri, manusia itu saling bergantung satu
dengan yang lainya, harus saling membantu, manusia adalah
makhluk sosial sudah selayaknya filantropi itu harus ada.
9 P : Kriteria orang-orang seperti apa yang harus melakukan
lxxi
filantropi?
I :
Orang yang berkelebihan harta, maka wajib membantu orang
susah disekitarnya dengan hartanya.
Orang yang punya waktu luang banyak, dia harus berikan
waktu luangnya untuk membantu org lain.
Orang yang mempunyai kekuatan, ilmu kemapuan banyak
dari harus membagikan dan mengamalkan kepada orang lain.
10
P : Ditujukan orang-orang seperti apa yang harus melakukan
filantropi?
I : Orang-orang yg lemah spritual, material dan fisiknya.
11
P : Menurut kamu, kenapa si orang harus menerima filantropi?
I : Karena kalau tidak, orang yang menerima, maka orang yang
berkelebihan harta, waktu, ilmu dan tenaga dia tidak bisa
menyalurkan apa yang ia milki, sehingga ladang amal untuk
berbuat baik sangat sempit. Yang kedua untuk meringnkan beban
atau masalah yang ia milliki (kaum dhuafa).
12
P : Bagaimana Filantropi mempengaruhi aspek kehidupan
masyarakat khusunya diri kamu?
I : Menurut saya, filantropi bisa menular kepada siapa saja.
Hakikatnya manusia adalah ketika ada seorang manusia yang
ditolong oleh manusia lainya, pasti manusia itu juga ada
kencenderungan ingin membalas perbuatan baik itu. hakikatnya
manusia juga tidak tega jika melihat sesamanya ada yang
kesulitan. pasti akan ada yang namanya sikap atau tindakan
filantropi.
13
P : Bagaimana cara kamu menginterpretasikan Filantropi dalam
kehidupan pribadimu?
I : Kalau menurut saya, saya menjadikan diri saya bermanfaat
untuk org lain, misalkan saya akan ajarkan ilmu-ilmu yang sudah
saya miliki kepada org lain, dengan cara misalnya membuat
komunitas pengajar indonesia untuk anak-anak jalanan yang
belum berksempatan mengenyam pendidikan
14 P : Dengan praktik langsung atau melalui lembaga?
I : Dengan praktik langsung.
lxxii
15
P : Dari siapa dan dimana kamu tau tentang lembaga BAZIS
tersebut?
I : Saya tahu bazis dari teman sekelas saya di kampus.
16 P : Sejak kapan kamu mengenal lembaga tersebut?
I : Sejak tahun 2014 silam.
17
P : Apa kontribusi kamu pada lembaga tersebut?
I : Yaitu belum banyak, baru sekedar membantu menyebarkan
kupon bazis.
18
P : Program apa saja yang kamu ketahui pada lembaga trsebut?
I :
Program penyaluran bantuan untuk petugas kebersihan,
program bantuan untuk marbot masjid.
program bantuan para ustad-ustad yang tidak mempunyai
gaji.
program bantuan beasiswa untuk mahasiswa miskin.
19
P : Kemudian program apa saja yang kamu rasakan pada lembaga
tersebut?
I : Salah satunya yg saya rasakan adalah program bantuan
penyaluran beasiswa
20
P : Menurut kamu, apakah lembaga tersebut sudah mewakili
lembaga zakat lain dalam mengurangi/membantu beban hidup
masyarakat khususnya warga Jakarta?
I : Menurut saya belum, harus dibantu lagi dengan lembaga ZIS
lainya. agar bisa menerima ZIS dari para muzakki dengan
maksimal serta dapat mengelola dan menyalurkan dengan
maksima pula.
21
P : Mengapa kamu percaya pada lembaga trsebut dalam
melakukan praktek filantropi?
I : Karena lembaga tersebut sudah jelas tentang asal usulny dan
keberadaannya, sehingga sangat pas jika melakukan praktek
filantropi disana.
22
P : Seberapa besar pengaruhnya lembaga tersebut pada
masyarakat jakarta?
I : Menurut saya, Cukup besar. karena disetiap wilayah
kotamadya ada lembaga bazis, sehingga penyaluran ZIS bisa
lxxiii
maksimal.
23
P : Haruskah orang-orang mempercayai ZIS mereka pada
lembaga tersebut?
I : Menurut saya, tidak harus dibazis. yang terpenting mereka
dapat menyerahkan ZIS mereka kepada lembaga ZIS yang
terpercaya lainya selain Bazis.
24
P : Asas kepercayaan apa yang kamu yakini pada lembaga
tersebut?
I : Asas kemanusiaan bahwasanya lembaga tersebut didirikan dari
awal memang benar-benar untuk masyarakat yang lemah spritual,
materi dan visi
lxxiv
TRANSKIP WAWANCARA II
PENERIMA BANTUAN BIAYA PENUNJANG PENDIDIKAN
Informan : Selizar Effendy 22 th
Lokasi : Malaka Sari, Duren Sawit. Jakarta Timur,
Status : Mahasiswi & penerima bantuan beasiswa bazis
Tanggal : 9 Oktober 2017
Tempat : Rumah Informan
Waktu : 20.00 WIB
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Yang saya ketahui BAZIS ini sebenarnya dilatarbelakangi
karena kejadian adanya saran dari 11 tokoh ulama nasional yang
waktu itu berkumpul di Jakarta sekitar tanggal 24 September
1968. Saat itu untuk membahas sebuah persoalan umat khususnya
pelaksanaan zakat di Indonesia pada saat itu. Kurang lebih ada
dua hasil musyawarah tersebut yaitu; pertama, perlunya
pengelolaan zakat dengan sistem administrasi dan tata usaha yang
baik sehingga dan yang masuk, zakat yang masuk itu bisa
dipertanggungjawabkan pengumpulannya dan pendayagunaannya
dengan tepat kepada masyarakat. Kedua, zakat itu merupakan
potensi umat yang paling besar tapi belum dilaksanakan secara
maksimal saat itu. Makanya diperlukan efektifitas pengumpulan
zakat dan penyalurannya pun bisa dimanfaatkan dengan tepat.
Lalu presiden Republik Indonesia menanggapi hasil musyawarah
tersebut dan dan ditindak lanjuti oleh Keputusan Gubernur yang
saat itu dijabat oleh Ali Sadikin. Beliau mengeluarkan SK tanggal
15 Desember 1968 tentang pembentukan BAZ. Seiring
berjalannya waktu BAZ dari proses pelaksanaannya masih belum
optimal. Dari kejadian itu, karena dianggap belum optimal
dikembangkan lagi organisasinya dengan harapan agar menjadi
lebih baik lagi Gubernur mengeluarkan SK tanggal 22 Desember
1973 menyempurnakan organisasi BAZ ini menjadi BAZIS.
P = Peneliti
I = Informan
lxxv
Dengan demikian adanya lembaga BAZIS ini diharapkan bisa
lebih baik lagi dalam pengelolaan dan pendistribusian kepada
masyarakat lebih global dan merata. Seperti sekarang merata
setiap wilayah Kotamadya. Untuk BAZIS Jakarta Timur sendiri
itu kan di bawah naungan BAZIS Provinsi DKI Jakarta yang
beralamat di Jl. Dr. Sumarno Pulogebang, Kantor Walikota
Jakarta Timur Blok D Lt. 11. Dan yang saya tahu juga BAZIS ini
dibentuk untuk membantu para penerima zakat, infaq dan
shodaqoh khusus untuk masyarakat yang berdomisili di daerah
Jakarta Timur. Untuk kepala BAZIS Jakarta Timur itu Bapak Drs.
Dwi Busara. Dan penerima bantuan nya itu terdiri dari mahasiswa
yang dibantu hingga mereka lulus dikarenakan sudah tidak
dibukanya lagi pendaftaran baru untuk bantuan beasiswa. Ada
juga bantuan untuk guru ngaji, guru honorer, marbot, dan dhuafa.
2
P : Apakah Anda merasa sangat terbantu oleh adanya lembaga
Bazis Jakarta timur?
I :Menurut saya pribadi jelas sangat terbantu dengan adanya
BAZIS ini karena saya juga mengajukan biaya untuk kuliah.
BAZIS ini meringankan beban masyarakat yang sangat
membutuhkan. Apalagi daerah Jakarta Timur kan cukup banyak
masyarakat yang ekonominya termasuk golongan menengah ke
bawah. Dengan adanya BAZIS ini sangat membantu dari
golongan siswa, mahasiswa bahkan sampai ke tokoh masyarakat.
Makanya saat tidak dibukanya kembali pendaftaran baru beasiswa
dari BAZIS sebenarnya kasihan juga karena adik kelas kita tidak
merasakan manfaat BAZIS kaya gimana. Alhamdulillah saya
senduru merasa sangat terbantu sekali karena dengan adanya
BAZIS saya bisa membayar kuliah dengan lancer, bisa membeli
kebutuhan kuliah, seperti membeli buku, biaya foto copy dan
kebutuhan lainnya walaupun tidak sepenuhnya namun sangat
membantu sekali. Harapan saya sih bisa dibuka kembali
pendaftaran baru penerimaan beasiswa BAZIS.
3
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
I : Bisa dibilang BAZIS ini membantu mengimplementasikan
lxxvi
dakwah karena dari setiap acara pun selalu menyisipkan dakwah.
Dan untuk masalah mengentaskan kemiskinan pada saat
pembinaan beasiswa kemarin saya mendengar ada bantuan bedah
rumah yang saya pikir besar sekali dana yang akan dikeluarkan
BAZIS serta bangunan pada lembaga keagamaan seperti masjid
dan musholla serta majlis ta’lim itu sepengetahuan saya yang
belum melakukan riset secara langsung itu belum merata. Namun
kalau dibilang membantu mengentaskan kemiskinan yang sudah
pasti membantu hanya saja belum merata. Itu sih sepenglihatan
saya yang belum melakukan riset makanya agak ragu
menjawabnya. Mungkin dari pihak BAZIS sendiri yang sudah tau
bagaimana pendistribusiannya.
4
P : Apa yang kamu ketahu tentang konsep Filantropi ?
I : Konsep filantropi yang saya ketahui adalah sebuah tindakan
atau perilaku dari sikap seseorang atau sebuah lembaga dengan
menunjukkan rasa peduli atau empati atau kasih sayang terhadap
orang lain atau terhadap suatu kaum yang dikatakan kurang maka
ditunjukkan dengan sikap atau perbuatannya dengan cara
memberi, membantu meringankan beban dari orang yang diberi.
Contoh lembaganya yaitu BAZIS. Jadi Filantropi adalah rasa
peduli, rasa kasih sayang terhadap sesama dimana kita berbagi
pada orang yang membutuhkan dalam bentuk harta, perbuatan,
pertolongan yang tujuannya adalah untuk meringankan beban
hidup dan mengentaskan kemiskinan yang dilakukan oleh para
dermawan sebagai wujud empatinya. Konsep Filantropi dalam
Islam dikenal seperti zakat, infak, shodaqoh dan wakaf. Konsep
Filantropi sendiri adalah untuk menjembatani antara Si Kaya dan
Si Miskin untuk saling tolong-menolong dan membantu serta
berlomba-lomba dalam kebaikan.
5
P : Mengapa orang itu harus melakukan Filantropi ?
I : Karena manusia adalah makhluk sosial dimana ia tidak bisa
hidup sendiri sekalipun ia orang kaya, ia tetap harus menunjukkan
sikapnya sebab sebagian harta yang ia miliki ada hak milik orang
lain. Dari kekayaan yang ia punya ada zakat yang harus
disalurkan. Dan ada sedekah yang harus ia tunaikan kepada orang
yang berhak menerimanya. Yaitu orang-orang yang sekiranya
membutuhkan pertolongan dari si dermawan sebagian wujud bukti
lxxvii
nyata bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling tolong
menolong dan bahu-membahu meringankan kesulitan saudaranya
sendiri.
6
P : Nilai-nilai apa yang kamu yakini, kalau seseorang harus
melakukan Filantropi ?
I : Sebagai seseorang yang melakukan Filantropi, nilai-nilai yang
harus kita yakini pertama yang pasti adalah nilai-nilai Islam.
Karena dalam Islam sudah diajarkan Fastabiqul Khoirot, kita
harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Adanya Filantropi ini
menjadi sebuah wadah bagi semua umat islam untuk betul-betul
berlomba dalam kebaikan, berlomba dalam memberi, membantu
saudaranya yang sedang kesulitan. Adanya Si Kaya adalah untuk
membantu Si Miskin. Nilai itu bisa juga betul-betul menjadi
sebuah wadah bagi Si Kaya dan Si Miskin agar saling tolong-
menolong. Selain yang saya yakini paling utama adalah nilai-nilai
agama, tercipta juga nilai-nilai sosial. Seperti terwujudnya
kerukunan antara Si Kaya dan Si Miskin. Adanya kesadaran Si
Kaya untuk memberi dan Si Miskin juga senang diberi. Jadi, nilai-
nilai dari praktek Filantropi adalah menerapkan kesadaran
menunaikan zakat, tolong menolong dengan sesama, berlomba-
lomba dalam kebaikan. Nilai moral bagi pelaku Filantropi yaitu
sabar dan ikhlas. Sedangkan bagi penerimanya lebih
meningkatkan rasa bersyukur.
7
P : Dalam bentuk apa saja biasanya seseorang melakukan
Filantropi ?
I : Orang-orang dapat melakukan filantropi yang sudah pasti
dalam bnetuk uang. Jika tidak mempunyai cukup uang, ia bisa
melakukannya dengan jasa misalnya membantu teman tanpa
pamrih. Selain itu bisa dalam bentuk pengajaran, menyalurkan
ilmu yang kita miliki tanpa meminta bayaran.
8
P : Sejak kapan Filantropi itu dilakukan pada masyarakat ?
I : Sebetulnya untuk menerapkan konsep Filantropi tidak harus
menunggu kita memiliki uang yang banyak. Bahkan saat kita sulit
juga bisa melakukan Filantropi menunjukkan kepedulian terhadap
sesama. Yang lebih sederhana, saat manusia lahir sudah terjadi
lxxviii
praktek Filantropi. Namun kita sebagai penerimanya, bukan
sebagai pemberi Filantropi nya. Kalau ditanya sejak kapan kita
bisa melakukan Filantropi ya ketika kita sudah bisa membedakan
mana yang baik dan benar. Kalau dalam konteks Islam yang lebih
fokus lagi sejak adanya orang yang melakukan zakat tersebut dan
tentunya sejak adanya hukum diberlakukannya zakat, infak,
shodaqoh dan wakaf yang Allah tentukan untuk orang-orang yang
diberi kekayaan lebih oleh Allah swt.
9
P : Kriteria orang-orang seperti apa yang harus melakukan
Filantropi ?
I : Kriteria orang yang melakukan konsep Filantropi ya orang
yang memiliki harta yang lebih dari apa yang dia butuhkan. Dan
menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkannya.
10
P : Ditujukan kepada orang-orang seperti apa yang harus
melakukan Filantropi ?
I : Konsep Filantropi ya ditujukan kepada orang lebih beruntung
diberi kekayaan lebih oleh Allah swt. Untuk membantu
saudaranya yang kurang beruntung dan membutuhkan bantuan
dari si pemberi.
11
P : Menurut kamu, kenapa sih orang-orang harus menerima
Filantropi ?
I : Menurut saya orang-orang harus menerima Filantropi karena di
dunia ini kan tidak semua orang kaya. Tidak semua orang
memiliki kekayaan yang berlebih. Allah menciptakan manusia ada
yang miskin, ada yang kaya dan berlebih harta itu semuanya pasti
ada maksudnya. Yaitu untuk saling memberi dan membantu
sesama. Supaya yang diberi merasa tercukupi segala yang
dibutuhkannya, merasakan apa yang sebelumnya ia rasakan,
supaya ia tidak lagi merasa kekurangan atas apa yang ia alami
selama ini dan mendapat nikmat dari si pemberi.
12
P : Bagaimana Filantropi menyentuh aspek kehidupan masyarakat
khususnya diri kamu ?
I : Filantropi memang sangat berpengaruh bagi aspek kehidupan
masyarakat sendiri khususnya seperti saya pribadi yang memang
lxxix
saya termasuk dari penerima Filantropi itu. Kita yang awalnya
merasa sepertinya tidak mungkin mendapatkan sekian rupiah dari
orang yang tidak kita kenal. Tapi dengan adanya konsep
filantropi, dengan adanya hukum zakat, infak, shodaqoh dan
wakaf yang Allah tentukan membuat kita merasa bersyukur
diberikan Allah rezeki dengan cara yang seperti itu. Kalau tidak
ada istilah Filantropi mungkin tidak ada yang saling memberi.
Dengan adanya filantropi ini membuat kita merasa tercukupi
walaupun tidak semua. Ada masyarakat lainnya seperti yang
diberikan dana bedah rumah yang tadinya rumahnya tidak layak
menjadi lebih baik. Dengan adanya Filantropi ini menambah
ketenangan bagi para penerima filantropi yang memang dia
bahagia dengan adanya pemberian dari pelaku filantropi. Konsep
filantropi juga sangat mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat
tentunya bagi saya sangat mempengaruhi untuk meraih impian
saya, merasa bersyukur, menambah motivasi dalam menuntut
ilmu dengan bantuan dari BAZIS. Juga memotivasi saya jika saat
ini saya hanya menjadi penerima, suatu saat nanti menjadi pelaku
filantropi yaitu sebagai pemberi.
13
P : Bagaimana cara kamu menginterpretasikan Filantropi dalam
kehidupan pribadimu ? dengan praktik langsung atau melalui
lembaga ?
I : Cara saya menginterpretasikan Konsep Filantropi dalam
kehidupan pribadi saya, filantropi ini memacu semangat saya
untuk membentuk mindset dalam pribadi saya bagaimana supaya
hari ini saya menjadi mustahik tapi dalam jangka waktu dekat
saya bisa menjadi muzakki. Jadi bukan hanya sebagai orang yang
menerima secara terus-menerus tetapi mengupayakan diri sendiri
untuk juga memberi sebagai wujud partisipasi melakukan
Filantropi ini. Saya harus menjadi orang yang dermawan, mau
memberi dan membantu sesama. Disitu juga menjadi kewajiban
saya untuk menunaikan hukum-hukum yang sudah Allah buat
seperti zakat, infak, shodaqoh dan wakaf. Terlebih jika saya
mampu mewakafkan sebagian harta saya untuk kepentingan
agama. Jadi benar-benar memicu semangat saya untuk melakukan
lxxx
konsep filantropi ini karena saya sudah merasakan bagaimana
rasanya diberi, merasa bahagianya masih ada orang yang mau
berbagi terhadap sesama.
14
P : Dari siapa dan di mana kamu tahu tentang lembaga BAZIS
tersebut ?
I : Saya tahu BAZIS dari teman saya yang sebelumnya sudah
membantu di BAZIS sebagai relawan, juga dari lingkungan
kampus. Sebelumnya saya tidak tahu ada BAZIS yang membantu
para mahasiwa untuk membayar biaya kuliah yang memang
mereka berada dalam kategori masyarakat ekonomi menengah ke
bawah.
15
P : Sejak kapan kamu mengenal lembaga tersebut ?
I : Saya sendiri mengetahui bazis sejak saya kuliah smeseter 3,
sudah lumayan lama.
16
P : Apa kontribusi kamu pada lembaga tersebut ?
I : Jujur kalau mengenai kontribusi saya tidak memiliki kontribusi
terhadap BAZIS secara khusus. Karena saya tidak seperti teman-
teman saya yang benar-benar berkontribusi lebih kepada BAZIS.
Sebenarnya saya ingin sekali bergabung berkontribusi bersama
BAZIS tapi saya memiliki agenda di rumah yang tidak bisa saya
tinggalkan. Saat itu juga saya belum bisa memprioritaskan diri
untuk bisa ikut membantu karena saya juga sudah ada organisasi
di kampus jadi khawatir tidak maksimal. Tapi sedikit yang bisa
saya lakukan seperti berkontribusi dalam pendistribusian kupon
ZIS. Jadi para penerima beasiswa mengumpulkan uang dari kupon
tersebut yang dibagikan pada saat pembinaan beasiswa.
17
P : Program apa saja yang kamu ketahui pada lembaga tersebut ?
I : Mengenai program-program BAZIS saya kurang mengetahui
secra detail namun yang saya ketahui yaitu ada program bantuan
biaya penunjang pendidikan, bantuan bedah rumah, lembaga
keagamaan, bantuan kepada guru ngaji dan pelatihan-pelatihan
yang sangat bermanfaat.
18 P : Kemudian program apa saja yang kamu rasakan pada lembaga
tersebut ?
lxxxi
I : Program-program BAZIS ini dikonsep dengan kreatif dan
inovatif. Beberapa program yang saya rasakan pastinya yaitu
bantuan biaya penunjang pendidikan dan belum lama saya
mengikuti Pelatihan Public Speaking yang diadakan BAZIS. Juga
ada bazar saat pembinaan yang membantu para mahasiswa
mengembangkan usahanya.
19
P : Menurut kamu, apakah lembaga tersebut sudah mewakili
lembaga zakat lain dalam mengurangi/membantu beban hidup
masyarakat khususnya warga Jakarta ?
I : Menurut saya program BAZIS sudah cukup mewakili lembaga
zakat yang lain dalam mengurangi beban hidup masyarakat
khususnya warga Jakarta. Hanya saja yang namanya lembaga
pasti ada lebih dan kurangnya. Misalnya dengan tidak dibukanya
kembali pendaftaran baru beasiswa siswa dan mahasiswa. Itu
sangat disayangkan karena jika tidak merata bantuannya kasihan
teman-teman yang hanya bisa sekolah di swasta. Bukan berarti
yang sekolah di swasta tidak pintar namun ada banyak alasan s
eperti kurangnya nilai pada saat tes masuk padahal ia lumayan
pintar karena banyak dari teman-teman saya yang seperti itu. Nah
kalau beasiswa hanya diberikan ke mahasiswa ynag kuliah di
Preguruna Tinggi Negeri saja, banyak teman-teman ynag saat itu
mempertimbangkan biaya kuliah di perguruan tinggi negeri yang
tak jarang lebih mahal dari perguruan tinggi swasta.
20
P : Mengapa kamu percaya pada lembaga tersebut dalam
melakukan praktek Filantropi ?
I : Saya percaya BAZIS telah melakukan Filantropi karena dari
namanya lembaga ini Badan Amil Zakat Infak Shadaqah, Insya
Allah disitu pun mereka menggunakan prinsip-prinsip atau aturan-
aturan berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah. Penyalurannya pun
jelas kemana disalurkannya, bagaimana aturan perputaran
uangnnya, bagaimana prakteknya walaupun tidak seluruhnya saya
lihat langsung Insya Allah ketika mereka berani untuk mngemban
sebuah amanah apalagi ini kan berkaitan dengan zakat, infak dan
shadaqah yang kalau mereka melenceng urusannya sudah sama
Tuhannya langsung secara individu. Kita disini sebagai warga
lxxxii
masyarakat tugasnya mempercayai adanya lembaga tersebut
dalam melaksanakan praktek Filantropi. Karena mereka pun
secara ilmu dan pengetahuan pasti mengerti tidak mungkin
membuat sebuah lembaga BAZIS tanpa mengetahui secara
amaliyahnya.
21
P : Seberapa besar pengarunya lembaga tersebut pada masyarakat
Jakarta ?
I : Kalau persentase jelasnya saya kurang tahu berapa, karena
detailnya saya tidak pernah mengadakan riset. Yang saya tahu
pengaruhnya cukup signifikan. Yang saya lihat langsung seperti
guru-guru ngaji yang honornya masih terbilang kecil dibantu dari
BAZIS jadi sangat terbantu. Lalu lembaga keagamaan mendapat
bantuan renovasi dan ketika ada acara PHBI juga dibantu oleh
BAZIS.
22
P : Haruskah orang-orang mempercayai ZIS mereka pada
lembaga tersebut ?
I : Ya harus. Cuma semua kembali kepada lembaga tersebut
bagaimana membuat masyarakat percaya bahwa lembaga ini bisa
menjadi wadah mereka untuk menyalurkan zakat, infak dan
shodaqohnya sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah. Dan
kepercayaan masyarakat tergantung bagaimana semua pihak yang
terlibat dalam lembaga ini meyakinkan kepada masyarakat bahwa
lembaga ini bisa dipercaya, amanah, dan meyakinkan bahwa
mereka bisa menjadikan BAZIS ini sebagai tempat menyalurkan
ZIS mereka.
23
P : Asas kepercayaan apa yang kamu yakini pada lembaga
tersebut ?
I : Asas kepercayaan yang saya yakini pada lembaga tersebut
tidak jauh-jauh yang jelas dengan Al Qur;an dan Sunnah karena
tanpa asas itu lembaga BAZIS ini rentan terjadinya
penyimpangan. Asas kepercayaannya didasari dengan aturan dari
Al Qur’an dan Sunnah serta Ijma’. Jadi dengan asas itu modal
saya mempercayai BAZIS.
lxxxiii
TRANSKIP WAWANCARA III
PENERIMA BANTUAN LEMBAGA KEAGAMAAN
Informan : Didin Fatah -32 th
Lokasi : Klender, Duren Sawit. Jakarta Timur,
Status : Guru Ngaji, Marbot sekaligus Ketua Masjid
Tanggal : 10 Oktober 2017
Tempat : Rumah Informan
Waktu : 18.30 WIB
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Suatu lembaga pemerintah yg bergerak dibidang sosial &
keagamaan.
Untuk membantu pendanaan acara acara keAgamaan & Sosial.
2
P : Apakah Anda merasa sangat terbantu oleh adanya lembaga
Bazis Jakarta timur?
I : Sangat terbantu, karena dgn adanya BAZIS Jakarta Timur
setiap kegiatan yg kami lakukan selalu mendapat Bantuan dana
dari Bazis Jak-Tim.
3
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
I : Bazis Jakarta Timur selain bergerak untuk membantu kegiatan
yg berupa ke Agamaan, juga sering membantu untuk perbaikan
rumah, bantuan korban kebakaran & anak anak putus sekolah.
P = Peneliti
I = Informan
lxxxiv
TRANSKIP WAWANCARA IV
PENERIMA BANTUAN LEMBAGA KEAGAMAAN
Informan : Khoirunnisa - 37 th
Lokasi : Jl.Kayu Jati IV RT.003/04
Status : Penyuluh Non PNS di Kelurahan, Guru Ngaji
Penerima bantuan lembaga keagamaan
Tanggal : 10 Oktober 2017
Tempat : Rumah Informan
Waktu : 16.35 WIB
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Suatu lembaga pemerintah yg bergerak dibidang sosial &
keagamaan.
Untuk membantu pendanaan acara acara keAgamaan & Sosial.
2
P : Apakah Anda merasa sangat terbantu oleh adanya lembaga
Bazis Jakarta timur?
I : Sangat terbantu, karena dgn adanya BAZIS Jakarta Timur
setiap kegiatan yg kami lakukan selalu mendapat Bantuan dana
dari Bazis Jak-Tim.
3
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
I : Bazis Jakarta Timur selain bergerak untuk membantu kegiatan
yg berupa ke Agamaan, juga sering membantu untuk perbaikan
rumah, bantuan korban kebakaran & anak anak putus sekolah.
P = Peneliti
I = Informan
lxxxv
TRANSKIP WAWANCARA V
PENERIMA BANTUAN GURU HONORER
Informan : Nanda Rufaedah
Status/Pekerjaan : Guru SDN
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Bazis Jakarta Timur adalah suatu badan pengelola zakat resmi
yang dibentuk dalam wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur.
2
P : Apakah Anda merasa sangat terbantu oleh adanya lembaga
Bazis Jakarta timur?
I : Iya, saya sangat terbantu dengan adanya lembaga Bazis Jakarta
Timur ini. Karena Bazis Jakarta Timur menyalurkan ZIS kepada
yang membutuhkan termasuk saya selaku guru honorer
3
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
I : Menurut saya Bazis Jakarta Timur telah berhasil dalam upaya
mengimplementasikan dakwah bil hal sebagai upaya pengentasan
kemiskinan
4
P : Apa yang kamu ketahui tentang konsep Filantropi?
I : Menurut saya konsep filantropi adalah tindakan seseorang yang
memiliki kepedulian sesama manusia sehingga ia mau
menyumbangkan waktu, uang, ataupun tenaganya demi menolong
orang lain
5
P : Mengapa orang itu harus melakukan Filantropi?
I : Orang harus melakukan filantropi karena dengan filantropi
seseorang mampu membangun rasa solidaritas sosial,
kedermawanan sekaligus sebagai ibadah
6
P : Nilai- nilai apa yg kamu yakini, kalau seseorang harus
melakukan Filantropi?
I : Nilai-nilai filantropi yang pertama adalah nilai sosial sebagai
bentuk kedermawanan untuk menjembatani jurang antara si
P = Peneliti
I = Informan
lxxxvi
miskin dan si kaya. Kedua adalah nilai-nilai agama untuk
kemanusiaan berupa zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf
7
P : Dalam bentuk apa saja biasanya seseorang melakukan
filantropi?
I : Filantropi harus dilakukan seseorang dalam bentuk :
- filantropi tradisional : berbentuk pemberian para dermawan
kepada kaum miskin untuk memenuhi kebutuhan makanan,
tempat tinggal, pakaian, dan lain-lain
- filantropi untuk keadilan sosial : bentuk kedermawanan sosial
untuk menjembatani jurang antara si miskin dan si kaya
8
P : Sejak Kapan Filantropi itu dilakukan pada masyarakat?
I : Sikap filantropi ini sudah ada sejak zaman dulu sebenarnya.
Sebagai contoh adalah ketika para penguasa Mesir Kuno
menetapkan tanah untuk dimanfaatkan para pemuka agama.
Sedangkan, orang-orang Yunani dan Romawi Kuno
menyumbangkan harta benda mereka untuk perpustakaan dan
pendidikan.
9
P : Kriteria orang-orang seperti apa yang harus melakukan
filantropi?
I : Kriteria seseorang yang harus melakukan filantropi adalah
- pemurah, suka memberi atau suka membantu orang atau
memberi pertolongan
- suka sedekah dan infaq
- menolong tanpa pamrih
lxxxvii
TRANSKIP WAWANCARA VI
PENERIMA BANTUAN GURU HONORER
Informan : Dewi Ratnasari 26 Tahun
Lokasi : Rumah Informan - Kp. Pertanian Klender
Status : Penerima Bantuan Guru honorer
Tanggal : 08 Oktober 2017
Waktu : 19.47 WIB
Saya Dewi Ratnasari, sekarang saya bekerja sebagai Guru di
Sekolah Menengah Pertama Swasta As Sa'adah di daerah
Pondok Kelapa. Bicara soal BAZIS, pertama kali saya
mengetahui lembaga ini karena bantuan Beasiswa S1.
Alhamdulillah, begitu banyak jasa dan peran penting BAZIS
dalam hidup saya. Lembaga yang sangat amanah, penuh rasa
kekeluargaan, sangat mengayomi penerima beasiswa. Selain itu
banyak program BAZIS yang sangat baik untuk kesejahteraan
masyarakat muslim di DKI Jakarta.
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : BAZIS Jakarta timur merupakan Badan Amil Zakat Infaq dan
Shadaqoh yang bertempat di walikota Jakarta Timur. BAZIS
sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat muslim di
daerah Jakarta timur. Lembaga yang banyak memberikan bantuan
lewat program-program kerjanya, di antaranya penyaluran
beasiswa S1, bantuan Guru Honorer, guru tpq, guru mengaji, dan
marbot masjid, bantuan pembangunan masjid, dan bantuan
kegiatan hari raya umat muslim.
2
P : Apakah Anda merasa sangat terbantu oleh adanya lembaga
Bazis Jakarta timur?
I : Ya, saya sangat merasa terbantu oleh lembaga BAZIS Jakarta
Timur karena bantuan beasiswa S1. Sehingga kuliah saya bisa
berjalan dengan baik dan lancar tampa hambatan apapun. Selain
itu alhamdulillah setiap tahunnya saya menerima bantuan untuk
guru honorer, yang sangat membantu untuk kebutuhan hidup
P = Peneliti
I = Informan
lxxxviii
sehari hari.
3
P : Apakah menurut Anda, Bazis Jakarta Timur telah berhasil
dalam upaya mengimplementasikan dakwah bin hal untuk upaya
pengentasan kemiskinan?
I : Betul sekali, menurut saya BAZIS Jakarta Timur telah berhasil
mengimplementasikan dakwah bin hal untuk mengentas
kemiskinan, dengan adanya program-program bantuan seperti
bagi masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi. Hal ini bisa
terlihat dan dibuktikan dari berbagai kegiatan rutin yang
dilakukan BAZIS Jakarta timur setiap tahunnya. Selain itu BAZIS
merupakan lembaga yang sangat terpercaya dan insyaAllah
amanah dalam penyaluran ZIS. Hal ini dapat dibuktikan dari
penyaluran yang merata dan banyak masyarakat yang
mempercayakan ZIS nya melalui BAZIS.
lxxxix
TRANSKIP WAWANCARA VII
PENERIMA BANTUAN GURU HONORER
Informan : Eko Nuhadi, 26 Tahun
Lokasi : Rumah Informan - Kp. Pertanian Klender
Status : Penerima Bantuan Guru honorer
No. Dialog
1
P : Apa yang Anda ketahui tentang Bazis Jakarta Timur?
I : Bazis adl lembaga penerima, pengumpul, dan penyalur zakat
masyarakat.
2
P : Mengapa orang itu harus melakukan Filantropi?
I : Karna kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan tuntunan
agama.
3
P : Dalam bentuk apa saja biasanya seseorang melakukan
filantropi?
I : Filantropi adalah konsep berbagi terhadap sesama. Yang
mampu dan punya rezeki berlebih membantu yang membutuhkan
4 P : Sejak Kapan Filantropi itu dilakukan pada masyarakat?
I : Sejak usia dini agar terbiasa ketika besar nanti
5
P : Kriteria orang-orang seperti apa yang harus melakukan
filantropi?
I : Orang yang mampu dan punya kelebihan rezeki
6
P : Ditujukan orang-orang seperti apa yang harus melakukan
filantropi?
I : Ditujukan kpd masyarakat umumnya namun lebih ditekankan
kpd yg mampu n punya kelebihan rezeki
7
P : Menurut kamu, kenapa si orang harus menerima filantropi?
I : Penerima filantropi dilihat dr kebutuhannya dan juga sepak
terjangnya trhadap kebaikan masyarakat
8
P : Bagaimana Filantropi mempengaruhi aspek kehidupan
masyarakat khusunya diri kamu?
I : Berpengaruh sekali karna dapat membantu masyarakat dalam
P = Peneliti
I = Informan
xc
hal pendidikan, penguatan mental, dan ekonomi. Terhadap diri
pribadi pun terasa membantu karna sbg pembentuk karakter siswa,
kami merasa diperhatikan
9
P : Bagaimana cara kamu menginterpretasikan Filantropi dalam
kehidupan pribadimu? Dengan praktik langsung atau melalui
lembaga?
I : Dengan materi, tenaga, dan pikiran. Bisa langsung ataupun
melalui lembaga
10
P : Dari siapa dan dimana kamu tau tentang lembaga BAZIS
tersebut?
I : Dari guru, kerabat dan dari informasi lainnya
11 P : Sejak kapan kamu mengenal lembaga tersebut?
I : Sejak Kecil
12 P : Apa kontribusi kamu pada lembaga tersebut?
I : Mengkoordinir siswa yg berhak mendapatkan bantuan.
13 P : Program apa saja yang kamu ketahui pada lembaga trsebut?
I : Program sosial, bantuan pendidikan, dan bantuan modal usaha
14
P : Kemudian program apa saja yang kamu rasakan pada lembaga
tersebut?
I : Program sosial dan bantuan pendidikan
15
P : Menurut kamu, apakah lembaga trsebut sudah mewakili
lembaga zakat lain dalam mengurangi/membantu beban hidup
masyarakat khususnya warga Jakarta?
I : Ya, sudah mewakili
16
P : Mengapa kamu percaya pada lembaga trsebut dalam
melakukan praktek filantropi
I : Percaya, berdasarkan fakta dan data
17
P : Seberapa besar pengaruhnya lembaga tersebut pada
masyarakat jakarta?
I : Sangat besar
18
P : Asas kepercayaan apa yang kamu yakini pada lembaga
tersebut?
I : Asas sosial dan pengamalan agama
xci
RIWAYAT HIDUP
EKA NAPISAH, lahir di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1993
dari pasangan Alm H. Habibullah dan Hj. Zulaelah. Bertempat
tinggal di Jl. Cipinang Muara Rt 16/03 No. 4. Mengawali
pendidikan formal di SDN Cipinang Muara 03 Petang (1998-
2004) Lalu melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren
Darunnajah Untuk jenjang Tsanawiyah dan Aliyah selama 6
tahun (2004-2010). Kemudian melanjutkan studinya di
Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Ilmu
Agama Islam Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Tahun 2010-
2014. Selama menjadi Mahasiswa pernah menjadi anggota BEM
Jurusan untuk 2 periode pengurusan dan BEM Fakultas 1 periode.
Selain itu juga menjadi anggota di GPJM FIS, mengikuti
organisasi IKPA BBPP BAZIS Prov DKI Jakarta dan lain
lain.kemudian di Tahun 2015 melanjutkan studi pascasarjana di
Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Top Related