5/20/2018 PEB word
1/7
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
TERJADINYA PREEKLAMPSIA-
EKLAMPSIA
Oleh :
Apri Rahmadani , Her lambang
Noerj asin , Aywar Zamri
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya
preeklampsia-eklampsia di RSUD RadenMattaher Jambi tahun 2012. Untuk
mencapai tujuan penelitian, metode
penelitian yang dipakai yaitu kasus
kontrol ( case control study) dengan
matching berdasarkan umur sampel. Dari
hasil uji analisis Chi-Square
menunjukkan hubungan antara
primigravida dan riwayat hipertensi
dengan terjadinya preeklampsia-
eklampsia (p=0,000). Riwayat hipertensi
merupakan faktor yang paling dominanyang mempengaruhi preeklampsia-
eklampsia (OR=17,697). Akan tetapi,
tidak ditemukan adanya hubungan antara
riwayat keluarga (p=1) dan kehamilan
ganda (gemelli) (p=0,612) dengan
terjadinya preeklampsia-eklampsia.
Kesimpulan yang didapat adalah adanya
hubungan antara primigravida dan
riwayat hipertensi dengan terjadinya
preeklampsia-eklampsia di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
tahun 2012.
Kata kunci : Preeklampsia; eklampsia;
faktor-faktor yang mempengaruhi.
Pendahuluan
Preeklampsia merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas
maternal dan perinatal di seluruh
dunia.1,2
Menurut WHO, UNFPA danUNICEF, preeklampsia-eklampsia
merupakan penyebab utama masalah
kesehatan di negara berkembang. Setiap
tahun, diperkirakan 50.000 kematian ibu
di seluruh dunia
3
dan mempengaruhi 5%- 7% kehamilan di seluruh dunia.2
Kejadian preeklampsia merupakan
kejadian yang bervariasi sesuai dengan
populasi yang diteliti.4 Kematian yang
diakibatkan oleh preeklampsia di negara-
negara maju telah turun.5 Akan tetapi,
berbeda pada negara berkembang seperti
Kolombia yang mencapai 42% kematian
ibu akibat preeklampsia.6 Tetapi, tetap
saja merupakan alasan utama bayi
prematur.5,6
Asia Tenggara mengalami
penurunan angka kematian ibu dan anak
selama dua dekade terakhir. Akan tetapi,
di Indonesia yang tergabung dalam
ASEAN (Ascociation of Southeast Asian
Nations) mengalami penurunan angka
kematian tersebut masih lambat yang
memiliki tingkat kematian 50 per 1000
kelahiran dibanding dengan negara-
negara lainnya seperti Brunei
Darussalam, Singapura, Malaysiamemiliki angka kematian di bawah 10 per
1000 kelahiran.7
Pemerintah telah berupaya untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1991 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007. Namun, untuk mencapai 102 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2015
sebagai tujuan MDGs perlu upaya keras.8
Penyebab utama kematian ibu disamping
perdarahan adalah preeklampsia.7
5/20/2018 PEB word
2/7
Gambar 1: Penyebab Kematian I bu Di
ASEAN.7
Preeklampsia didefinisikan secara
umum sebagai hipertensi dan proteinuria
yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
yang sebelumnya normal2 yang
disebabkan oleh banyak faktor.1 Pada
kondisi berat, preeklamsia dapat menjadi
eklampsia dengan penambahan gejala
kejang-kejang.9,11 Preeklampsia disebut
juga dengan penyakit teori. Teori yang
dewasa ini banyak dikemukakan sebagai
sebab preeklampsia adalah iskemia
plasenta. Akan tetapi, teori ini tidak dapat
menerangkan semua hal yang
berhubungan dengan penyakit itu.10
Rupanya tidak hanya satu faktor,
melainkan banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya preeklampsia
dan eklampsia (multiple causation).
Faktor-faktor yang menyebabkan hal
tersebut diantaranya nulipara,
primigravida, genetik, kehamilan ganda,
usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, riwayat hipertensi, dan
obesitas.11,12
Wilson et al menyatakan jikabentuk-bentuk hipertensi diketahui sejak
dini dan ditangani secara tepat maka
penyebab morbiditas dan mortalitas
akibat hipertensi dapat dikurangi.
Apabila anak yang lahir dari ibu
preeklampsia ketika dewasa memiliki
peningkatan risiko hipertensi dan
kardiovaskular serta kemungkinan
peningkatan preeklampsia pada
kehamilan mereka sendiri.5
Metode peneli tian
Desain penelitian ini adalah survey
analitik dengan pendekatan kasus control
dan matching berdasarkan usia.
Penelitian dimulai pada 20 Maret 2012
dan pengambilan data di bangsal
Obstetric dan Ginekologi RSUD Raden
Mattaher Jambi pada 2 - 30 januari 2013.
Sampel penelitian berjumlah 152 sampel,
yang terdiri dari 76 kasus dan 76 kontrolibu hamil menjalani rawat inap di
bangsal Obstetri dan Ginekologi RSUD
Raden Mattaher Jambi tahun 2012.
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah rekam medik. Data
dianalisis menggunakan uji analilis Chi-
Square dan Odds Ratio (OR).
5/20/2018 PEB word
3/7
Hasi l dan Pembahasan
1. Karakter istik sampel
Tabel 1. Karakteristik sampel pada kasus
Karakteristik Responden Jumlah %
Umur 20-35 tahun 58 76,3 35 tahun 18 23,7
Primigravida Multigravida 44 57,9
Primigavida 32 42,1
Riwayat Keluarga Tidak Ada Riwayat
Keluarga
75 98,7
Ada Riwayat Keluarga 1 1,3
Riwayat Hipertensi Tidak Ada Riwayat
Hipertensi
44 57,9
Ada Riwayat Hipertensi 32 42,1
Kehamilan Ganda(Gemelli)
Kehamilan Tunggal 73 96,1
Kehamilan Ganda
(Gemelli)
3 3.9
Tabel 2. Karakteristik sampel pada kontrol
Karakteristik Responden Jumlah %
Umur 20-35 tahun 58 76,3
35 tahun 18 23,7
Primigravida Multigravida 65 85,5Primigavida 11 14,5
Riwayat Keluarga Tidak Ada Riwayat
Keluarga
76 100
Riwayat Hipertensi Tidak Ada Riwayat
Hipertensi
73 96,1
Ada Riwayat Hipertensi 3 3,9
Kehamilan Ganda
(Gemelli)
Kehamilan Tunggal 75 98,7
Kehamilan Ganda
(Gemelli)
1 1,3
Berdasarkan tabel di atas,
disimpulkan bahwa karakteristik
sampel dalam penelitian ini meliputi;
umur, primigravida, riwayat keluarga,
riwayat hipertensi, kehamilan ganda
(Gemelli). Hasil penelitian menemukan
bahwa karakteristik sampel penelitian
pada kasus didominasi oleh umur 20-
35 tahun yang berjumlah 58 (76,3%),multigravida berjumlah 44 (57.9%),
tidak ada riwayat keluarga berjumlah
75 (98,7%), tidak ada riwayat
hipertensi berjumlah 44 (57,9%),
kehamilan tunggal berjumlah 73
(96,1%). Karakteristik sampel yang
paling dominan pada kasus sama
dengan karektristik yang dominan
pada kontrol. Tetapi, sedikit berbeda
pada jumlah dan persentasenya.Karateristik yang paling dominan pada
5/20/2018 PEB word
4/7
kontrol yaitu umur 20-35 tahun
berjumlah 58 (76,3%), multigravida
berjumlah 65 (85,5%), tidak ada
riwayat keluarga berjumlah 76
(100%), tidak ada riwayat hipertensi
berjumlah 73 (96,1%). kehamilan
tunggal berjumlah 75 (98,7%).
2. Hubungan primigravida dengan terj adinya preeklampsia-eklampsia
Tabel 3. Hubungan primigravida dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Kejadian
Preeklampsia-
eklampsia P OR(95%
CI)Kasus Kontrol
n % N %
Primigravia
Primigravida 32 42,1 11 14,5
0,000 4,298
1,961
-9,419
Multigravida 44 57,9 65 85,5
Total 76 100 76 100
Uji Chi-square
Hasil penelitian menemukan
ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia yang
primigravida lebih banyak
jumlahnya pada kelompok kasus
yang berjumlah 32 (42,1%) dari
pada kelompok kontrol yang
berjumlah 11 (14,5%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara primigravida
dengan terjadinya preeklampsia-
eklampsia di Rumah Sakit Umum
Raden Mattaher Jambi tahun 2012
dan ibu yang primigravida memiliki
resiko 4,298 kali mengalami
terjadinya preeklampsia-eklampsia
dibandingkan dengan ibu yangmultigravida (p=0,000. OR=4,298).
Hasil ini sama dengan teori
yang menyebutkan seorang
primigravida berisiko untuk
terjadinya preeklampsia-
eklampsia.13,14 dan didapat hal
yang sama pada penelitian Tsania
Q, yang menyebutkan ada hubungan
yang signifikan antara primigravida
serta memiliki risiko (1,5 kali) untukmengalami preeklampsia-eklampsia
(p= 0,000, OR=1,500).15 serta penelitian
yang dilakukan Rozikhan tentang faktor-
faktor risiko terjadinya preeklampsia
berat di RS Dr. H. Soewondo Kendal
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara paritas khususnya
primigravida dengan kejadian
preeklampsia (p=0,031. OR = 2,2 ).16
5/20/2018 PEB word
5/7
3. Hubungan riwayat keluarga dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Tabel 4. Hubungan riwayat keluarga dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Kejadian
Preeklampsia-
eklampsia P
Kasus Kontrol
n % N %
Riwayat
keluarga
Ada Riwayat keluarga 1 1,3 0 01,000
Tidak Ada Riwayat Keluarga 75 98,7 76 100
Total 76 100 76 100
Uji Fisher
Hasil penelitian menemukan
ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia hampir
sama jumlahnya baik pada kasusmaupun pada kontrol yaitu pada
kasus ada riwayat keluarga 1
(1,3%) hampir sama pada kontrol 0
(0%). Dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara
riwayat keluarga dengan terjadinya
preeklampsia-eklampsia di RSUD
Raden Mattaher Jambi tahun 2012
(p=1,000).
Hasil ini berbeda teori Chesley dan
Coper yang menyebutkan bahwa
kecenderungan faktor genetik sangat
mungkin diturunkan.11 Hal ini seseuaidengan penelitian Rozikhan tentang
faktor-faktor risiko terjadinya
preeklampsia berat di RS Dr. H.
Soewondo Kendal tahun 2007
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara riwayat
keluarga/keturunan dengan kejadian
preeklampsia-eklampsia (p=0,001)(0R=
5,8).16
4. Hubungan r iwayat hipertensi dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Tabel 5. Hubungan riwayat hipertensi dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Kejadian
Preeklampsia-
eklampsia P OR(95%
CI)Kasus Kontrol
N % n %
Riwayat
Hipertensi
Ada
RiwayatHipertensi
32 42,1 3 3,9
0,000 17,6975,115-
61,224Tidak Ada
Riwayat
Hipertensi
44 57,9 73 96,1
Total 76 100 76 100
Uji Chi-square
Hasil penelitian menemukan
ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia yang
memiliki riwayat hipertensi lebih
banyak jumlahnya pada kelompok
kasus yang berjumlah 32 (42,1%)
dari pada kelompok kontrol yang
berjumlah 3 (3,9%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara riwayat hipertensi
5/20/2018 PEB word
6/7
dengan terjadinya preeklampsia-
eklampsia di Rumah Sakit Umum
Raden Mattaher Jambi tahun 2012
dan ibu yang memiliki riwayat
hipertensi akan resiko 17,697 kali
mengalami terjadinyapreeklampsia-eklampsia
dibandingkan dengan ibu yang tidak
ada riwayat hipertensi (p=0,000,
OR=17,697).
Hasil penelitian ini hampir sama
dengan penelitian Rozikhan tentang
faktor-faktor risiko terjadinya
preeklampsia berat di RS Dr. H.
Soewondo Kendal yang
menyimpulkan bahwa adahubungan yang signifikan antara
riwayat hipertensi dengan kejadian
preeklampsia-eklampsia serta ibu
hamil yang mengalami hipertensi
mempunyai risiko 2,98 kali untuk
terjadi terjadi preeklampsia-
eklampsia dibandingkan dengan
seorang ibu hamil yang tidak ada
riwayat hipertensi(p=0,042, OR=
2,98).16
Hal ini sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa salah satu
faktor predisposisi terjadinya
preeklampsia-eklampsia adalah
riwayat hipertensi. Bahaya yang
spesifik pada kehamilan yang
disertai oleh hipertensi adalah
resiko timbulnya preeklampsia yang
mungkin hampir dijumpai 25% pada
wanita ini. Hipertensi dapatmenyebabkan hipertropi ventrikel
dan dekompensatio kordis, cedera
serebrovaskular, atau kerusakan
intrinsik ginjal.11
5. Hubungan kehamilan ganda (Gemelli ) dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Tabel 6. Hubungan kehamilan ganda (Gemelli) dengan terjadinya preeklampsia-
eklampsia
Kejadian Preeklampsia-
eklampsia PKasus Kontrol
N % N %
Kehamilan
Ganda
(Gemelli)
Kehamilan Ganda (Gemelli) 3 3,9 1 1,3
0,620Kehamilan Tunggal 73 96,1 75 98,7
Total 76 00 76 100
Uji Fisher
Hasil penelitian menemukan
ibu yang mengalami terjadinyapreeklampsia-eklampsia hampir
sama jumlahnya baik pada kasus
maupun pada kontrol yaitu pada
kasus yang mengalami kehamilan
ganda 3 (3,9%) hampir sama pada
kontrol 1 (1,3%). Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara kehamilan ganda
dengan terjadinya preeklampsia-
eklampsia di RSUD Raden Mattaher
Jambi tahun 2012 (p=0,620).
Hasil penelitian ini hampir
sama dengan penelitian Rozikhantentang faktor-faktor risiko
terjadinya preeklampsia berat di RS
Dr. H. Soewondo Kendal yang
menyimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara
kehamilan ganda dengan terjadinya
preeklampsia berat (p=0,651).16Hal
ini berbeda dengan teori yang
menyebutkan kehamilan ganda
(Gemelli) memperlihatkan kejadian
preeklampsia 13% yang secarabermakna tinggi. Selain itu wanita
5/20/2018 PEB word
7/7
dengan kehamilan ganda dan
hipertensi akibat kehamilan
memperlihatkan prognosis neonatus
yang lebih buruk dari pada mereka
dengan janin tunggal.11
Kesimpulan:
Adanya hubungan antara
primigravida dan riwayat hipertensi
dengan terjadinya preeklampsia-
eklampsia di Rumah Sakit Umum DaerahRaden Mattaher Jambi tahun 2012.
Daftar Pustaka
1. Solomon, Caren G. Seely, Ellen W.
Hypertension in Pregnancy.
Endocrinol Metab Clin N Am 35
(2006) 157-171.
2. Huppertz, Berthold. Placental
Origins of Preeklampsia:
Challenging the Current Hipothesis.
Hypertension 2008;51;970-975.
3.
WHO, Priority medicines for
mothers and children 2011. (serial
online) 2011 Mar (diakses 31 Okt
2012); 2 (4). Diunduh dari: URL:
www.who.int/medicines/publications
/A4prioritymedicines.pdf
4. Papageorghiou, A T. Editorial;
Predicting and preventing
preeclampsia where to next?.
Ultrasound Obstet Gynecol 2008;31: 367370
5. Kaplan, Norman M. Kaplans
Clinical Hypertension. Edisi ke-9.
2006. Hal. 734.
6. Noris, Marina. Perico, Norberto.
Renuzzi, Giuseppe. Mechanisms Of
Disease: Preeclampsia.
Preeclampsia.Natural Clinical
Practice 2005. Hal. 98-114.
7. Acuin, Cecilia S. Khor, Geok L.
Liabsuetrakul, Tippawan. Maternal,
Neonatal, and child health in
Southeast Asia: Towards Greater
Regional Collaboration. Lancet
2011: 377; 516-25.
8.
Pritasari, Kirana. Kebijakan dan
Strategi Percepatan Sasaran 5
MDGs Dan Pelayananan Kesehatan
Yang mendukung Revitalisasi KB.
Rakernas Pembangunan KB Tahun
2012, 8 Feb 2012. Jakarta.
9. Levine, Richard J. Karumanchi,
Ananth S. Circulating Angiogenic
Faktor In Preeclampsia. Clinical
Obstetrics And Gynocology. Vol;
48, Num 2, Jun 2005. Hal. 372
386.10. Farag, Khalid. Hassan, Ismail.
Ledger, William L. Prediction of
Preeclampsia: Can IT Be
Achieved?. Obstetrical And
Gynecological Survey. 2004 .Vol;
59. Hal. 6.
11.
Leveno, Kenneth J. Gant Norman F.
Cunningham, F G. et.,al. Obstetri
Williams. Edisi ke-21. Jakarta:
EGC; 2005. Hal. 625-673.
12.
Detiana, Prilia. Hamil Aman danNyaman di Atas 30 Tahun . Edisi ke-
1.Yogyakarta: Media Pressindo;
2010. hal. 63-68.
13. Saifuddin, Abdul Bari.
Rachimhadhi, trijatmo.
Wiknjosastro, Gulardi H. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi ke-3. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2010. hal 213-220, 531-556.
14.
Dikman Muh A, Kristanto Herman,Jaya AK, et al.., editors. Pedoman
Pengelolaan Hipertensi DalamKehamilan Di Indonesia. Ed ke-2.
2005.
15. Tsania Q. Hubungan antara
Primigravida Muda dengan
Kejadian Preeklamsia di RSUD Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak Tahun
2010. Jakarta; 2010.
16. Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko
Terjadinya Preeklampsia Berat di
Rumah Sakit Dr. H. SoewondoKendal. Semarang; 2007.
http://www.who.int/medicines/publications/A4prioritymedicines.pdfhttp://www.who.int/medicines/publications/A4prioritymedicines.pdfhttp://www.who.int/medicines/publications/A4prioritymedicines.pdfhttp://www.who.int/medicines/publications/A4prioritymedicines.pdf