7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
1/57
Faradiba Febriani | 1102011096 1
Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi N. Cranialis, Capsula Interna, dan Perdarahan Otak
2. Memahami dan Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik
3. Memahami dan Menjelaskan Stroke
3.1. Definisi
3.2. Etiologi
3.3. Klasifikasi
3.4. Patofisiologi
3.5. Manifestasi
3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding
3.7. Tatalaksana
3.8. Komplikasi
3.9. Prognosis
3.10. Pencegahan
4. Memahami dan Menjelaskan Bells Palsy
4.1. Definisi
4.2. Etiologi
4.3. Manifestasi
4.4. Diagnosis
4.5. Tatalaksana
5. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Suami terhadap Istri
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
2/57
Faradiba Febriani | 1102011096 2
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi N. Cranialis, Capsula Interna, dan Perdarahan Otak
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
3/57
Faradiba Febriani | 1102011096 3
SARAF OLFAKTORIUS (N.I)Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini terdiri dari
bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus subkalosal
pada sisi medial lobus orbitalis.
Saraf ini merupakan saraf
sensorik murni yang serabut-
serabutnya berasal dari
membran mukosa hidung dan
menembus area kribriformis
dari tulang etmoidal untuk
bersinaps di bulbus
olfaktorius, dari sini, traktus
olfaktorius berjalan dibawah
lobus frontal dan berakhir di
lobus temporal bagian medial
sisi yang sama.
Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks tanpa
dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi salivasi
serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem ini ada
kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom
adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan
olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem
limbik.
SARAF OPTIKUS (N. II)Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini
melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya
pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial serabut-serabut dari berbagai
bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina ditemukan pada bagian
inferior kiasma optikum dan sebaliknya.
Serabut-serabut dari lapangan visual
temporal (separuh bagian nasal retina)
menyilang kiasma, sedangkan yang
berasal dari lapangan visual nasal tidak
menyilang. Serabut-serabut untuk
indeks cahaya yang berasal dari
kiasma optikum berakhir di kolikulus
superior, dimana terjadi hubungan
dengan kedua nuklei saraf
okulomotorius. Sisa serabut yang
meninggalkan kiasma berhubungan
dengan penglihatan dan berjalan di
dalam traktus optikus menuju korpus
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
4/57
Faradiba Febriani | 1102011096 4
genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian
posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.
Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk
kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat
dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari
lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)Nukleus saraf okulomotorius terletak
sebagian di depan substansia grisea
periakuaduktal (Nukleus motorik) dan
sebagian lagi di dalam substansia
grisea (Nukleus otonom).Nukleus motorik bertanggung jawab
untuk persarafan otot-otot rektus
medialis, superior, dan inferior, otot
oblikus inferior dan otot levator
palpebra superior. Nukleus otonom
atau nukleus Edinger-westhpal yang
bermielin sangat sedikit mempersarafi
otot-otot mata inferior yaitu spingter
pupil dan otot siliaris.
SARAF TROKLEARIS (N. IV)Nukleus saraf troklearis terletak
setinggi kolikuli inferior di depan
substansia grisea periakuaduktal dan
berada di bawah Nukleus
okulomotorius. Saraf ini merupakansatu-satunya saraf kranialis yang keluar
dari sisi dorsal batang otak. Saraf
troklearis mempersarafi otot oblikus
superior untuk menggerakkan mata
bawah, kedalam dan abduksi dalam
derajat kecil.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
5/57
Faradiba Febriani | 1102011096 5
SARAF TRIGEMINUS (N. V)Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut
motorik dan serabut-serabut sensorik. Serabut motorik
mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-serabut
sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu
saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Daerah
sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa mulut,
hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa
kranii anterior dan tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis
auditorius serta bagian membran timpani.
SARAF ABDUSENS (N. VI)Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi
pons bagian bawah dekat medula oblongata dan terletak
dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi
otot rektus lateralis.
SARAF FASIALIS (N. VII)Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan
fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari
Nukleus motorik yang terletak pada bagian
ventrolateral dari tegmentum pontin bawah
dekat medula oblongata. Fungsi sensorik
berasal dari Nukleus sensorik yang muncul
bersama nukleus motorik dan saraf
vestibulokoklearis yang berjalan ke lateralke dalam kanalis akustikus interna.
Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli,
otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior
serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
6/57
Faradiba Febriani | 1102011096 6
SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua
komponen yaitu serabut-serabut aferen yang
mengurusi pendengaran dan vestibuler yang
mengandung serabut-serabut aferen yang
mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk
pendengaran berasal dari organ corti dan
berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini
terdapat transmisi bilateral ke korpus
genikulatum medial dan kemudian menuju girus
superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk
keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis
semisirkularis dan bergabung dengan serabut-
serabut auditorik di dalam kanalis fasialis.
Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons,
serabut vestibutor berjalan menyebar melewati
batang dan serebelum.
SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari
saraf vagus dan asesorius pada waktu
meninggalkan kranium melalui foramen
tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua
ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior
dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati
foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis
interna dan vena jugularis interna ke otot
stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot
stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan
mempersarafi mukosa faring, tonsil dan
sepertiga posterior lidah.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
7/57
Faradiba Febriani | 1102011096 7
SARAF VAGUS (N. X)Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion
superior atau jugulare dan ganglion inferior atau
nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen
jugularis, saraf vagus mempersarafi semua visera toraks
dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding
usus, jantung dan paru-paru.
SARAF ASESORIUS (N. XI)Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan
kranialis. Radiks kranial adalah akson dari neuron
dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron
dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf motorik
yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan
bagian atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus
berfungsi memutar kepala ke samping dan otottrapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke
atas.
SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata
pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat
dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf
hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan
mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus
dan genioglosus.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
8/57
Faradiba Febriani | 1102011096 8
Capsula Interna
Merupakan berkas serabut saraf berbentuk pita lebar substansia alba yang memisahkan nucleus
lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus. Mengandung serabut saraf penghubung bolak-
balik antara cortex cerebri dengan thalamus dan medula spinalis. Pada penampang lintang verventuk
huruf V, dimana titik sudutnya disebut genu menghadap ke medial dan kaki-kakinya disebut crus
anterior dan crus posterior.
Crus anterior capsula interna :
Terletak antara nucleus caudatus dan nucleus lenticularis, di dalamnya terdapat :
Serabut Corticopetal (Serabut aferen), mengandung serabut radiatio anterior. Serabut corticofugal (Serabut eferen, mengandung tractus frontopontin yang datang dari
cortex lobus frontalis menuju nuclei pontis.
Crus posterior capsula interna :
Terletak antara thalamus dengan nucleus lenticularis, didalamnya terdapat :
Pars lenticulothalamicusMengandung serabut radiatio thalamicus yang bercampur dengan tractus eferen utama yang
turun dari cortex cerebri antara lain :
Tractus corticobulbarisMenuju nuclei motorik nn. Craniales.
Letak : pada genu.Tractus corticospinalis
Menuju nuclei motorik nn. Spinales. Di belakang tractus ini, terdapat serabut yang
menghubungkan thalamus ke cortexgyrus centralis posterior yang merupakan pusat
somasthesia.
Letak : yang ke lengan dekat genu, yang ke kaki lebih jauh dari genu.
Tractus corticorubralisKe nucleus ruber pada mes-encephalon
Pars retrolenticularisTerletak lateral dari thalamus dan di belakang nucleus lenticularis.
Mengandung radiatio thalamicus posterior. Pars sublenticularis
Letak : ventralis dari ujung posterio nucleus lenticularis
Mengandung :
Tractus temporopontinDari cortex lobus temporalis ke nucleus pontin
Tractus geniculocalcarinaDari corpus geniculatum laterale ke cortex fissura calcarina
Radiatio auditoriusDari corpus geniculatum mediale ke gyrus temporalis tranversa
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
9/57
Faradiba Febriani | 1102011096 9
Vaskularisasi Otak
Darah mengalir ke otak melalui dua arteri carotis dan dua arteri vertebralis :
Arteri carotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri carotis comunis, naik dan masuk ke rongga
tengkorak melalui canalis carotikus, berjalan dalam sinus cavernosus, mempercabangkan arteri untuknervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua : arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media :
Arteri carotis interna memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateral hemisfer. Arteri cerebri anterior memberikan vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian
tengah, corpus calosum dan nukleus caudatus.
Arteri cerebri media memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalisdan temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri subclavia,
menuju dasar tengkorak melalui canalis transversalis di kolumna vertebralis cervikalis, masuk rongga
kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang arteri cerebelli
inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons, keduanya bersatu menjadi arteri basilaris dan setelah
mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat mesencephalon, arteri basilaris berakhir sebagai
sepasang cabang arteri cerebri posterior.
Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula spinalis atas. Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons. Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis,
sebagian kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria,
pleksus koroid dan batang otak bagian atas
Arteria basilaris (aa. vertebrales a. Basilaris) terdiri dari :
Inferior anterior cerebelli (a. labyrinthi) Aa. pontis Aa. mesencephalicae Superior cerebelli Aa. cerebri posteriorescirculus arteriosus cerebri Willisi
Circulus Arteriosus Wilisi
Merupakan anastomose yang penting antara 4 arteri (a.vertebralis & a.carotis interna) yang memasok
darah ke otak. Dibentuk oleh a.cerebri posterior, a.communicans posterior, a.carotis interna, a.cerebri
anterior, dan a.comunicans anterior.
Masing-masing a.cerebralis mengantar darah ke satu permukaan dan satu kutub cerebrum :
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
10/57
Faradiba Febriani | 1102011096 10
1. A. cerebri anterior mengantar darah hampir seluruh permukaan medial &superior serta polus frontalis
2. A. cerebri media mengantar darah ke permukaan lateral & polus temporalis3.
A. cerebri posterior mengantar darah ke permukaan inferior & polus occipitalis.
Pembuluh balik di otak
Ada 2 kelompok pembuluh balik :
1. Vv.cerebrales superficialis (v.cerebri externa)2. Vv.cerebrales profunda (v.cerebri interna)
Cabang v.cerebri externa : v.cerebri superior, v.cerebri media, v.cerebri anterior danv.basilaris v. cerebri externa terdapat dirongga subarachnoid.
Cabang v.cerebri interna : v. terminalis & v. choroidea v. terminalis & v. choroideabergabung membentuk v. cerebri magna.
2. Memahami dan Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik
1. MotorikSistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur olehpusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks, ganglia basalis, dan
cerebellum. Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal :
B. Traktus piramidal s. Traktus CorticospinalisMerupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus precentralis (area 4 Broadmann), yang disebut
juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat motorik disalurkan melalui traktus piramidal
berakhir pada cornu aanterior medulla spinalis.
Pusat jaras Motorik
Neuron Motorik AtasSemua serabut saraf turun yang berasal dari sel pyramid cortex cerebri (Pusat Supraspinal). Meliputi :
o Ganglia basalistractus corticostriatao Di-encephalontractus cortico-diencephalono Batang otakcortico bulbaris
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
11/57
Faradiba Febriani | 1102011096 11
Motorik atas terletak pada cortex cerebri, neuron yang ada dicortex cerebri sebagai Neuron orde
pertama (sel pyramidalis). Axo neuron pertama turun melalui corona radiata masuk crus posterior
capsula interna mes-encephalon, pons, medulla oblongata dan medulla spinalis bersinap dengan
neuron orde kedua pada cornu anterior subt.grisea medulla spinalis.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
12/57
Faradiba Febriani | 1102011096 12
Asal Neuron Orde pertama :
o 1/3 berasal dari Area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentraliso 1/3 berasal dari Area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus precentraliso 1/3 berasal dari Area 3,2,1 Brodmann (pusat somastesi) pada gyrus postcentralis
Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)Cornu anterius medulla spinalis (Pusat Spinal)tractus corticospinalis.Letak columna subt.grisea
medulla spinalis terdapat dua neuron :
o Neuron orde kedua (neuron antara) terletak pada pangkal columna anteriorsubt.grisea
o Neuron orde ketiga axon neuron ketiga keluar dari medulla spinalissebagai radix anterior n.spinalis yang bergabung dengan radix posterior
membentuk n.spinalis dan akhirnya pergi ke efektor sadar
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
13/57
Faradiba Febriani | 1102011096 13
C. Traktus EkstrapyramidalDatang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis
1. Tractus reticulospinalisAsal : Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan medulla oblongata
(neuron orde pertama).
Jalan :
Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus reticulospinlispontinus
Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun ke medullaspinalis : traktus reticulospinalis medulla spinalis
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan ketiga)
Fungsi : mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan inhibisi kontraksi otot
skeletberkaitan dengan fungsi kseimbangan tubuh.
2. Tractus TectospinalisAsal : colliculus superior mes-encephalon (neuron orde pertama)
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
14/57
Faradiba Febriani | 1102011096 14
Jalan : menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medulla oblongata. Jalannya dekat sekali
dengan fasciculus longitudinale medialis
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan neuron orde kedua dan
ketiga
Fungsi :
1) terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam ruang gelap
2) terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang penglihatan
3. Tractus RubrospinalisAsal : nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mes-encephalon setinggi coliculus
superior.
Jalan : axon neuron orde pertama menyilang garis tengah turun kebawah melewati pns, medulla
oblongata menuju cornu anterior meulla spinalis subt. grisea (pusat spinal)
Fungsi : memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat kontraksi otot ekstensorberkaitan dengan
fungsi keseimbangan tubuh
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
15/57
Faradiba Febriani | 1102011096 15
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
16/57
Faradiba Febriani | 1102011096 16
4. Tractus vestibulospinalisAsal : nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med. oblongata),
menerima akson dari auris interna melalui N.vestibularis dan cerebelum
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)
Fungsi : memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi otot fleksorberkaitan dengan
fungsi keseimbangan tubuh
5. Tractus olivospinalisAsal : nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon dari : cortex cerebrii, corpus
striatum, nuceu ruber
Tujuan : cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)
Fungsi : mempengaruhi kontraksi otot skeletberkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
17/57
Faradiba Febriani | 1102011096 17
Datang dari Cortex Cerebri menuju Batang Otak
a. Tractus Corticothalamus Asal : area brodmann 10, 11, 12
Tujuan : nucleus medialis thalami
Asal : area brodmann 9 dan 11Tujuan : nuclei septi thalami
Asal : area brodmann 9Tujuan : nucleus medialis et lateralis thalami
Asal : area brodmann 6Tujuan : nuclei septi thalami, nucleus medualis et lateralis thalami
Asal : area brodmann 4Tujuan : nuclei lateralis thalami
b. Tractus corticohypothalamicusAsal : cortec hypocampi
Tujuan : hypothalamus
c. Tractus corticosubthalamicus
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
18/57
Faradiba Febriani | 1102011096 18
Asal : area brodman 6
Tujuan : subthalamus
d. Tractus CorticonigraAsal : area brodmann 4, 6 dan 8
Tujuan : substantia nigra
e. Tractus yang berasal dari area brodmann 4 dan 6Tujuan : tegmentum (mes-encephalon), nuclei pontis (pons), nucleus olivarius inferius (medulla
oblongata)
2.
Sensorik
Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan alat ini
sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan luar. Setiap
reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi energi fisik ke
dalam sinyal (impuls) saraf.
Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:
Exteroseptor : perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba Proprioseptor : perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo. Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung,
lambung, usus, dll.
Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi :
MekanoreseptorKelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada
pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendn dna
organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan
badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan).
ThermoreseptorReseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu dingin),
dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).
NociseptorReseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang dihasilkan oleh adanya
kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh reseptornya berupa akhiran saraf bebas
(untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk tekanan).
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
19/57
Faradiba Febriani | 1102011096 19
ChemoreseptorReseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-bauan yang diterima sel reseptor
olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor
kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan
osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah.
PhotoreseptorReseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh sel photoreceptor (batang
dan kesrucut) di retina mata.
Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :
A. Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyalditerima reseptor dibawa ke ganglion spinale melalui radiks posterior menuju cornuposterior medulla spinalis berganti menjadi neuron sensoris ke-2 lalu menyilang ke sisilain medulla spinalis membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju kortekssomatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis)
B. Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo :sinyal diterima reseptor ganglion spinale radiks posterior medulla spinalis lalu naik sebagai
funiculus grasilis dan funiculus cuneatus berakhir di nucleus Goll berganti menjadi neusronsensoris ke-2 menyilang ke sisi lain medulla spinalis menuju thalamus di otak bergantimenjadi neuron sensoris ke-3 menuju ke korteks somatosensorik di girus postsentralis (lobusparietalis).
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS
Saraf Olfaktorius (N. I)
Saraf ini tidak diperiksa secara rutin, tetapi harus dikerjakan jika terdapat riwayat tentang hilangnyarasa pengecapan dan penciuman, kalau penderita mengalami cedera kepala sedang atau berat, dan atau
dicurigai adanya penyakit-penyakit yang mengenai bagian basal lobus frontalis.
Untuk menguji saraf olfaktorius digunakan bahan yang tidak merangsang seperti kopi, tembakau,
parfum atau rempah-rempah. Letakkan salah satu bahan-bahan tersebut di depan salah satu lubang
hidung orang tersebut sementara lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup matanya.
Kemudian pasien diminta untuk memberitahu saat mulai terhidunya bahan tersebut dan kalau
mungkin mengidentifikasikan bahan yang di hidu.
Saraf Optikus (N. II)
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
20/57
Faradiba Febriani | 1102011096 20
Pemeriksaan meliputi penglihatan sentral (Visual acuity), penglihatan perifer (visual field), refleks
pupil, pemeriksaan fundus okuli serta tes warna.
1. Pemeriksaan penglihatan sentral (visual acuity)
Penglihatan sentral diperiksa dengan kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan.
Kartu snellen
Pada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien dengan tabel, jika tidak terdapat
ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cermin. Ketajaman penglihatan
normal bila baris yang bertanda 6 dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (visus 6/6)
Jari tangan
Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi bisa melihat pada jarak 2 meter, maka
perkiraan visusnya adalah kurang lebih 2/60.
Gerakan tangan
Normal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak 2 meter tetapi bisa melihat pada jarak 1 meter berarti
visusnya kurang lebih 1/310.
2. Pemeriksaan Penglihatan Perifer
Pemeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan lintasan
penglihatan mulai dair mata hingga korteks oksipitalis.
Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau dengan perimetri / kompimetri.
Tes Konfrontasi
- Jarak antara pemeriksapasien : 60100 cm
- Objek yang digerakkan harus berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut.
- Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kahardan
kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang
diperiksa harus menatap lururs kedepan dan tidak boleh melirik kearah objek tersebut.
- Syarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal.
Perimetri / kompimetri
- Lebih teliti dari tes konfrontasi
- Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar di sebuah kartu.
3. Refleks Pupil
Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf occulomotorius.
Ada dua macam refleks pupil.
Respon cahaya langsung
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
21/57
Faradiba Febriani | 1102011096 21
Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan
tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua
pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan
mengecil.
Respon cahaya konsensual
Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang
sama.
4. Pemeriksaan fundus occuli (fundus kopi)
Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah O dioptri maka fokus dapat diarahkan kepada
fundus, kekeruhan lensa (katarak) dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina sudah terfokus
carilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranya adalah dengan mengikuti perjalanan vena retinalis
yang besar ke arah diskus. Semua vena-vena ini keluar dari diskus optikus.
5. Tes warna
Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus.
Saraf okulomotoris (N. III)
Pemeriksaan meliputi ; Ptosis, Gerakan bola mata dan Pupil
1. Ptosis
Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong
iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong irislebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepal ke belakang / ke atas
(untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik pula.
2. Gerakan bola mata.
Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, atas, dan
bawah, sekligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus.
Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus
(juling) dan deviasi conjugate ke satu sisi.
3. Pupil
Pemeriksaan pupil meliputi :
a. Bentuk dan ukuran pupil
b. Perbandingan pupil kanan dan kiri
Perbedaan diameter pupil sebesar 1mm masih dianggap normal
c. Refleks pupil
Meliputi pemeriksaan :
1. Refleks cahaya langsung (bersama N. II)
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
22/57
Faradiba Febriani | 1102011096 22
2. Refleks cahaya tidak alngsung (bersama N. II)
3. Refleks pupil akomodatif atau konvergensi
Bila seseorang melihat benda didekat mata (melihat hidungnya sendiri) kedua otot rektus medialis
akan berkontraksi. Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaan dengan gerakan bolamata tersebut maka kedua pupil akan mengecil (otot siliaris berkontraksi) (Tejuwono) atau pasien
disuruh memandang jauh dan disuruh memfokuskan matanya pada suatu objek diletakkan pada jarak
15 cm didepan mata pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang
disebut reflek akomodasi.
Saraf Troklearis (N. IV)
Pemeriksaan meliputi
1. gerak mata ke lateral bawah
2. strabismus konvergen
3. diplopia
Saraf Trigeminus (N. V)
Pemeriksaan meliputi; sensibilitas, motorik dan refleks
1. Sensibilitas
Ada tiga cabang sensorik, yaitu oftalmik, maksila, mandibula. Pemeriksaan dilakukan pada ketiga
cabang saraf tersebut dengan membandingkan sisi yang satu dengan sisi yang lain. Mula-mula tes
dengan ujung yang tajam dari sebuah jarum yang baru. Pasien menutup kedua matanya dan jarum
ditusukkan dengan lembut pada kulit, pasien ditanya apakah terasa tajam atau tumpul. Hilangnya
sensasi nyeri akan menyebabkan tusukan terasa tumpul. Daerah yang menunjukkan sensasi yang
tumpul harus digambar dan pemeriksaan harus di lakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju
daerah yang terasa tajam. Juga dilakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerah yang terasa
tajam. Juga lakukan tes pada daerah di atas dahi menuju belakang melewati puncak kepala. Jika
cabang oftalmikus terkena sensasi akan timbul kembali bila mencapai dermatom C2. Temperatur
tidak diperiksa secara rutin kecuali mencurigai siringobulbia, karena hilangnya sensasi temperatur
terjadi pada keadaan hilangnya sensasi nyeri, pasien tetap menutup kedua matanya dan lakukan tes
untuk raba halus dengan kapas yang baru dengan cara yang sama. Pasien disuruh mengatakan yasetiap kali dia merasakan sentuhan kapas pada kulitnya.
2. Motorik
Pemeriksaan dimulai dengan menginspeksi adanya atrofi otot-otot temporalis dan masseter.
Kemudian pasien disuruh mengatupkan giginya dan lakukan palpasi adanya kontraksi masseter diatas
mandibula. Kemudian pasien disuruh membuka mulutnya (otot-otot pterigoideus) dan pertahankan
tetap terbuka sedangkan pemeriksa berusaha menutupnya. Lesi unilateral dari cabang motorik
menyebabkan rahang berdeviasi kearah sisi yang lemah (yang terkena).
3. Refleks
Pemeriksaan refleks meliputi
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
23/57
Faradiba Febriani | 1102011096 23
- Refleks kornea
a. Langsung
Pasien diminta melirik ke arah laterosuperior, kemudian dari arah lain kapas disentuhkan pada kornea
mata, misal pasien diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan pada kornea mata kiridan lakukan sebaliknya pada mata yang lain. Kemudian bandingkan kekuatan dan kecepatan refleks
tersebut kanan dan kiri saraf aferen berasal dari N. V tetapi eferannya (berkedip) berasal dari N.VII.
b. Tak langsung (konsensual)
Sentuhan kapas pada kornea atas akan menimbulkan refleks menutup mata pada mata kiri dan
sebaliknya kegunaan pemeriksaan refleks kornea konsensual ini sama dengan refleks cahaya
konsensual, yaitu untuk melihat lintasan mana yang rusak (aferen atau eferen).
- Refleks bersin (nasal refleks)
- Refleks masseter
Untuk melihat adanya lesi UMN (certico bultar) penderita membuka mulut secukupnya (jangan
terlalu lebar) kemudian dagu diberi alas jari tangan pemeriksa diketuk mendadak dengan palu refleks.
Respon normal akan negatif yaitu tidak ada penutupan mulut atau positif lemah yaitu penutupan
mulut ringan. Sebaliknya pada lesi UMN akan terlihat penutupan mulut yang kuat dan cepat.
Saraf abdusens (N. VI)
Pemeriksaan meliputi gerakan mata ke lateral, strabismus konvergen dan diplopia tanda-tanda
tersebut maksimal bila memandang ke sisi yang terkena dan bayangan yang timbul letaknya
horizonatal dan sejajar satu sama lain.
Saraf fasialis (N. VII)
Pemeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah (tes kekuatan otot) saat pasien
diam diperhatikan :
Asimetri wajah
Kelumpuhan nervus VIII dapat menyebabkan penurunan sudut mulut unilateral dan kerutan dahi
menghilang serta lipatan nasolabial, tetapi pada kelumpuhan nervus fasialis bilateral wajah masih
tampak simetrik
Gerakan-gerakan abnormal (tic facialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus sardonicus tremor dan
seterusnya ).
Ekspresi muka (sedih, gembira, takut, seperti topeng)
- Tes kekuatan otot
1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri.
2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetri) kemudioan pemeriksa mencoba membuka kedua
mata tersebut bandingkan kekuatan kanan dan kiri.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
24/57
Faradiba Febriani | 1102011096 24
3. Memperlihatkan gigi (asimetri)
4. Bersiul dan menculu (asimetri / deviasi ujung bibir)
5. meniup sekuatnya, bandingkan kekuatan uadara dari pipi masing-masing.
6. Menarik sudut mulut ke bawah.
- Tes sensorik khusus (pengecapan) 2/3 depan lidah)
Pemeriksaan dengan rasa manis, pahit, asam, asin yang disentuhkan pada salah satu sisi lidah.
- Hiperakusis
Jika ada kelumpuhan N. Stapedius yang melayani otot stapedius maka suara-suara yang diterima oleh
telinga pasien menjadi lebih keras intensitasnya.
Saraf Vestibulokokhlearis (N. VIII)
Ada dua macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan fungsi vestibuler
1) Pemeriksaan pendengaran
Inspeksi meatus akustikus akternus dari pasien untuk mencari adanya serumen atau obstruksi lainnya
dan membrana timpani untuk menentukan adanya inflamasi atau perforasi kemudian lakukan tes
pendengaran dengan menggunakan gesekan jari, detik arloji, dan audiogram. Audiogram digunakan
untuk membedakan tuli saraf dengan tuli konduksi dipakai tes Rinne dan tes Weber.
- Tes Rinne
Garpu tala dengan frekuensi 256 Hz mula-mula dilakukan pada prosesus mastoideus, dibelakang
telinga, dan bila bunyi tidak lagi terdengar letakkan garpu tala tersebut sejajar dengan meatus
akustikus oksterna. Dalam keadaan norma anda masih terdengar pada meatus akustikus eksternus.
Pada tuli saraf anda masih terdengar pada meatus akustikus eksternus. Keadaan ini disebut Rinne
negatif.
- Tes Weber
Garpu tala 256 Hz diletakkan pada bagian tengah dahi dalam keadaan normal bunyi akan terdengar
pada bagian tengah dahi pada tuli saraf bunyi dihantarkan ke telinga yang normal pada tuli konduktif
bunyi tedengar lebih keras pada telinga yang abnormal.
2) Pemeriksaan Fungsi Vestibuler
Pemeriksaan fungsi vestibuler meliputi : nistagmus, tes romberg dan berjalan lurus dengan mata
tertutup, head tilt test(NylenBaranny, dixxonHallpike) yaitu tes untuk postural nistagmus.
Saraf glosofaringeus (N. IX) dan saraf vagus (N. X)
Pemeriksaan N. IX dan N X. karena secara klinis sulit dipisahkan maka biasanya dibicarakan
bersama-sama, anamnesis meliputi kesedak / keselek (kelumpuhan palatom), kesulitan menelan dan
disartria(khas bernoda hidung / bindeng). Pasien disuruh membuka mulut dan inspeksi palatum
dengan senter perhatikan apakah terdapat pergeseran uvula, kemudian pasien disuruh menyebut ah
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
25/57
Faradiba Febriani | 1102011096 25
jika uvula terletak ke satu sisi maka ini menunjukkan adanya kelumpuhan nervus X unilateral
perhatikan bahwa uvula tertarik kearah sisi yang sehat.
Sekarang lakukan tes refleks muntah dengan lembut (nervus IX adalah komponen sensorik dan nervus
X adalah komponen motorik). Sentuh bagian belakang faring pada setiap sisi dengan spacula, jangan
lupa menanyakan kepada pasien apakah ia merasakan sentuhan spatula tersebut (N. IX) setiap kalidilakukan. Dalam keadaaan normal, terjadi kontraksi palatum molle secara refleks. Jika konraksinya
tidak ada dan sensasinya utuh maka ini menunjukkan kelumpuhan nervus X, kemudian pasien disuruh
berbicara agar dapat menilai adanya suara serak (lesi nervus laringeus rekuren unilateral), kemudian
disuruh batuk , tes juga rasa kecap secara rutin pada sepertinya posterior lidah (N. IX).
Saraf Asesorius (N. XI)
Pemeriksaan saraf asesorius dengan cara meminta pasien mengangkat bahunya dan kemudian rabalah
massa otot trapezius dan usahakan untuk menekan bahunya ke bawah, kemudian pasien disuruh
memutar kepalanya dengan melawan tahanan (tangan pemeriksa) dan juga raba massa otot
sternokleido mastoideus.
Saraf Hipoglosus (N. XII)
Pemeriksaan saraf Hipoglosus dengan cara; Inspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut,
tentukan adanya atrofi dan fasikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik). Fasikulasi
dapat unilateral atau bilateral.
Pasien diminta menjulurkan lidahnya yang berdeviasi ke arah sisi yang lemah (terkena) jika terdapat
lesi upper atau lower motorneuron unilateral.
Lesi UMN dari N XII biasanya bilateral dan menyebabkan lidah imobil dan kecil. Kombinasi lesiUMN bilateral dari N. IX. X, XII disebut kelumpuhan pseudobulbar.
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK
Pemeriksaan fungsi motorik :
1. Kekuatan motorik, tonus(hiper/normo/hipo), trofik(hiper/normo/hipo), gerakan-gerakan involunter
2. Refleks : - refleks fisiologis (biceps, triceps, KPR, APR)
- refleks patologis (babinsky, chaddock)
PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA
A. Indikasi Pemeriksaan (Bontrager, 2001)
1. Tumor,massa dan lesi2. Metastase otak3. Perdarahan intra cranial4. Aneurisma5. Abses6.
Atrophy otak
7. Kelainan post trauma (epidural dan subdural hematom)
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
26/57
Faradiba Febriani | 1102011096 26
8. Kelainan congenitalB. Persiapan pemeriksaan
a. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja instruksui-instruksi yang menyangkut posisi
penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui dengan jelas terutama jika pemeriksaan dengan
menggunakan media kontras. Benda aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu, anting-anting,
penjempit rambut, dan alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak.Untuk kenyamanan pasien mengingat pemeriksaan
dilakukan pada ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien diberi selimut (Brooker, 1986)
b. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Peralatan steril :
Alat-alat suntik Spuit. Kassa dan kapas Alkohol
2. Peralatan non-steril
Pesawat CT-Scan Media kontras Tabung oksigen
c. Persiapan Media kontras dan obat-obatan
Dalam pemeriksaan CT-scan kepala pediatrik di butuhkan media kontras nonionik karena untuk
menekan reaksi terhadap media kontras seperti pusing, mual dan muntah serta obat anastesi jika
diperlukan. Media kontras digunakan agar struktur-struktur anatomi tubuh seperti pembuluh darah
dan orga-organ tubuh lainnya dapat dibedakan dengan jelas. Selain itu dengan penggunaan media
kontras maka dapat menampakan adanya kelainan-kelainan dalam tubuh seperti adanya tumor.Teknik
injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2001 )
1. Jenis media kontras : omnipaque, visipaque2. Volume pemakaian : 23 mm/kg, maksimal 150 m3. Injeksi rate : 13 mm/sec
C. Teknik Pemeriksaan
Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengangantry.
Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepala diposisikansehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan
interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas
perut atau disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien sebaiknya
difikasasi dengan sabuk khusus pada head holder dan meja pemeriksaan. Lutut diberi
pengganjal untuk kenyamanan pasien ( Nesseth, 2000 ).
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
27/57
Faradiba Febriani | 1102011096 27
Scan Parameter1. Scanogram : kepala lateral2. Range : range I dari basis cranii sampai pars petrosum dan range II dari pars petrosum
sampai verteks.
3. Slice Thickness : 2-5 mm ( range I ) dan 5-10 mm ( range II )4. FOV : 24 cm5. Gantry tilt : sudut gantry tergantung besar kecilnya sudut yang terbentuk oleh orbito
meatal line dengan garis vertical.
6. kV : 1207. mA : 2508. Reconstruksion Algorithma : soft tissue9. Window width : 0-90 HU ( otak supratentorial ); 110-160 HU ( otak pada fossa
posterior ); 2000-3000 HU ( tulang )
10.Window Level : 40-45 HU ( otak supratentorial ); 30-40 HU ( otak pada fossaposterior ); 200-400 HU ( tulang )
Foto sebelum dan sesudah pemasukkan media kontraso Secara umum pemeriksaan CT-scan kepala membutuhkan 6-10 irisan axial. Namun
ukuran tersebut dapat bervariasi tergantung keperluan diagnosa. Untuk kasus seperti
tumor maka jumlah irisan akan mencapai dua kalinya karena harus dibuat foto
sebelum dan sesudah pemasukan media kontras. Tujuan dibuat foto sebelum dan
sesudah pemasukan media kontras adalah agar dapat membedakan dengan jelas
apakah organ tersebut mengalami kelainan atau tidak.
Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada umumnya:o Potongan Axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere.Kriteria gambarnya adalah tampak :
a. Bagian anterior sinus superior sagital
b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)
c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri)
d. Sulcus
e. Gyrus
f. Bagian posterior sinus superior sagital
o Potongan Axial IV Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial ventrikel.
Kriteria gambarnya tampak :
a. Anterior corpus collosum
b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
28/57
Faradiba Febriani | 1102011096 28
c. Nucleus caudate
d. Thalamus
e. Ventrikel tiga
f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)
g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri
o Potongan Axial V Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria gambar
yang tampak :
a. Anterior corpus collosum
b. Anterior horn ventrikel lateral kiri
c. Ventrikel tiga
d. Kelenjar pineal
e. Protuberantia occipital interna
o Potongan Axial VII Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang orbita.
Struktur dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam CT-
scan. Modifikasi-modifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk
mendapatkan gambarannya adalah tampak :
a. Bola mata / occular bulb
b. Nervus optic kanan
c. Optic chiasma
d. Lobus temporal
e. Otak tengah
f. Cerebellum
g. Lobus oksipitalis
h. Air cell mastoid
i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
29/57
Faradiba Febriani | 1102011096 29
3. Memahami dan Menjelaskan Stroke
DEFINISI
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau
global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian,tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Kelompok Studi Serebrovaskuler dan
Neurogeriatri Perdossi,1999).
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol,Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke
dalam keluarga, Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junkfood, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba,
Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidappenyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah),terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yangberlemak.
ETIOLOGI
1. TrombosisTrombosis merupakan penyebab utama dari stroke, sering terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami arterosktesosis. Terbentuknya trombosis biasanya dipercabangan arteri dan umumnya
pada permukaan antara arteri karetis internal dan arteri vertebra atau antara arteri vertebra dan arteri
basiler. Trombus sering terjadi pada usia dan jantung asterosklerosis. Stroke karena trombosis akan
lebih berat bila didahului TIA.
2. Emboli SerebralEmboli yang terjadi berupa bekuan darah, lemak, bakteri, tumor dan udara sehingga menyebabkan
sumbatan. Tempat disangkutnya/berhentinya embelus umumnya di pembuluh darah kecil. Emboli
berasal dari jantung kiri atau plaqe di arteri karotis yang mengalami arterosklerosis. Daerah yang
mengalami stroke adalah daerah yang dialiri oleh arteri serebral medials.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
30/57
Faradiba Febriani | 1102011096 30
3. Iskemia/TIAIskemia yang terjadi karena trombus atau ploqi arteresklerosis yang terlepas sehingga menggangu
aliran darah atau menyumbat. TIA merupakan keadaan awal atau serangan sebelum stroke atau seringdisebut anginaserebral stroke yang terkena iskemia dapat terjadi 6 bulan setelah menderita TIA atau
mengalami TIA secara berulang.
4. Perdarahan SerebralBerdasarkan serebral merupakan penyebab stroke yang paling total pembuluh darah yang pecah
menyebabkan perdarahan di dalam jaringan otak atau area sekitarnya.
a. Perdarahan ekstradural (perdarahan epidural)Terjadi karena fraktur tengkorak dan sobekan pada arteri serebral media
b. Perdarahan Subdusal (antara durameter dan subarakhnoid)Pada dasarnya sama dengan perdarahan epidual, tapi pembuluh darah yang pecah adalah vena, terjadi
dalam periode yang lama sehingga terjadi hemator menyebabkan di dalam otak meningkat.
c. Perdarahan IntraserebralTerjadi karena klien dengan hipertensi atau arterosklerosis serebral terjadi juga karena perubahan
degeneratif penyakit yang biasanya ruptur pembuluh darah
EPIDEMIOLOGI
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah
mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di
Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang
terkena serangan stroke.
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah
penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasimuda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta
dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan
wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh
penjuru Indonesia.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
31/57
Faradiba Febriani | 1102011096 31
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa
pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga
sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian
jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan
oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
KLASIFIKASI
1. Menurut etiologinya :a. Stroke Hemoragik
Stroke yang terjadi karena pendarahan subarakhnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak pada daerah tertentu. Biasanya terjadi saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat (pendarahan intraserebral, pecahnya aneunisme dan tomur otak yang mengalami
pendarahan).
b. Stroke Non HemoragikStroke ini biasanya dapat berupa iskemik, trombosis dan emboli serebral, biasanya terjadi pada saat
setelah lama beraktivitas, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi askemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder, kesadaran pasien umumnya
baik.
2. Sroke menurut perjalanan penyakitnyaa. TIA (Transient Ischemic Attoks)
Merupakan gangguan neurologik fokal yang timbul secara tiba-tiba dan menghilang dalam beberapa
detik sampai beberapan jam. Gejala hilang < 24 jam
b. RIND (Reversible Iskemic Neurologik Defisit)Terjadi lebih lama dari TIA, gejala hilang < 24 jam tapi tidak lebih dari 1 minggu.
c. Progesif Stroke InevaluationPerkembangan stroke perlahan-lahan sampai akut munculnya gejala makin lama semakin buruk
proses pregresif berupa jam sampai beberapa hari.
d. Stroke LengkapGangguan neurologi maksimum sejak saat serangan dan sedikit memperlihatkan perbaikan didahului
TIA yang berulang dan stroke inevaluatior. Bentuk kelainan sudah menetap, gangguan neurologis
sudah maksimal/berat sejak awal serangan.
GEJALA HEMORAGIK ISKEMIK
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
32/57
Faradiba Febriani | 1102011096 32
Proses Penyakit
Trombosis serebral yang terjadi pada pembuluh darah yang mengalami akluis sehingga menyebabkan
iskemik jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti. Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan trombosis otak adalah ateroskerosis (mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
elastisitas dinding pembuluh darah) dan hiper kuagulasi pada policytemia.
Stroke juga dapat terjadi karena adanya emboli yang merupakan penyumbat pembuluh darah otakoleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat system arteri cerebral.Emboli dapat terjadi karena katup-katup jantung yang
rusak akibat RHD, MCI, hibrilaasi dan endokarditis
Perdarahan intra cranial dan intra cerebral juga merupakan salah satu penyebab stroke. Perdarahan
dapat terjadi karena arteriosclerosis dan hipertensi, akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah ke dalam parenchim yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan sehingga menyebabkan infark otak, edema
dan mungkin herniasis otak.
Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh rupture arteri serebri ekstravasasi darah terjadi
didaerah otak dan atau sub arachnoid, sehingga jaringan yang terletak didekatnya akan tergeser dan
tertekan. Daerah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteri
sekitar tempat bekuan darah yang semula lunak dan menyerupai sel merah akhirnya akan terlarut dan
semakin mengecil. Otak terletak disekitar tempat bekuan mungkin akan membengkak dan mengalami
nekrosia karena kerja enzyim akan terjadi proses pencairan sehingga terbentuk suatu rongga. Akibat
dari perdarahan intra serebri akan menyebabkan edema pada otak. Peningkatan tekanan intrakranial
dan vasi spsme. Bila hal ini terjadi pada otak akan mengkibatkan parise gangguan bicara, bahkan
sampai koma.
Onset sangat akut subakut/akut
saat terjadinya waktu aktif tidak aktif
nyeri kepala hebat ringan/tak ada
Muntah pd awal sering tak ada
kaku kuduk jarang/biasa ada tak ada
Kejang bisa ada tak ada
Kesadaran biasa hilang dapat hilang
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
33/57
Faradiba Febriani | 1102011096 33
Penyebab-penyebab lain dari stroke adalah hipoksia umum dan hipoksia setempat
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap (Sjahrir,2003)
Tahap 1 :
a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan permeabilitas patologis
dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis, peningkatan kalsium
ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yang diperantarai oleh radikal bebas. (Sherki dkk,2002)
PATOFISIOLOGI
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
34/57
Faradiba Febriani | 1102011096 34
Stroke non hemoragik (iskemik)
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus.
Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah,
sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan
iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli
disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok
pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh
emboli.Penyebab:
Emboli, atherosklerosis pada arteri otak (pembentukan plak/deposisi lemak pada pembuluh darah),
hiperkoagulabilitas darah, peningkatan kadar platelet, trombosis.
Stroke Hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan
subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya
perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan
peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di
samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah
berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
MANIFESTASI KLINIS
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap,
mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah
terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient
Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.
Gejala yang muncul bervariasi tergantung di mana terjadi.
1) Stroke iskemia Unilateral weaknesses biasanya hemiparesis (lumpuh separo) Unilateral sensory complaints numbness, paresthesia (mati rasa)
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
35/57
Faradiba Febriani | 1102011096 35
Aphasia language comprehension Monocular visual loss gangguan penglihatan sebelah
2) Stroke hemoragikOnset manifestasi kliniknya cepat gejala fisik neurologis yang
muncul tergantung pada tempat perdarahan dan besarnya perdarahan
mayoritas pasien kehilangan kesadaran, dan banyak yang akhirnya meninggal
tanpa sempat sadar lagi sebelum pingsan, pasien umumnya akan mengalami sakit
kepaladan dizziness
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau
penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed
Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murahuntuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan
MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Keduapemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah
perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan
pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Diagnosis serangan mendadak
Cincinnati Prehospital Stroke Scale (CPSS)
Menurut suatu studi oleh University of North Carolina, tiga perintah-perintah mungkin digunakan
untuk menilai apakah seseorang mungkin mengalami suatu stroke. Orang-orang awam dapat
memerintahkan seorang korban stroke yang berpotensi untuk:
1. Senyum
2. Mengangkat kedua tangan
3. Mengucapkan suatu kalimat sederhana
Jika seseorang mempunyai kesulitan dengan salah satu dari perintah-perintah sederhana ini,
pelayanan-pelayanan darurat (911) harus segera dipanggil dengan suatu penjelasan situasi,
memberitahukan bahwa anda mencurigai orang itu sedang mendapat suatu stroke.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
36/57
Faradiba Febriani | 1102011096 36
Pemeriksaan
Computerized tomography:Digunakan untuk mencari perdarahan atau massa didalam otak.
MRI scan: ]Magnetic resonance imaging (MRI) MRA (magnetic resonance angiogram)
Suatu MRI scan dapat juga digunakan untuk secara khusus melihat pembuluh-pembuluh darah secara
non-invasif (tanpa menggunakan tabung-tabung atau suntikan-suntikan), suatu prosedur yang disebut
suatu MRA (magnetic resonance angiogram).
Diffusion weighted imaging (DWI).Teknik ini dapat mendeteksi area kelainan beberapa menit setelah aliran darah ke suatu bagian dari
otak telah berhenti.
Computerized tomography dengan angiography:Menggunakan dye yang disuntikan kedalam suatu vena di tangan, gambar-gambar dari pembuluh-
pembuluh darah didalam otak dapat memberikan informasi tentang aneurysms atau arteriovenous
malformations. Begitu juga, kelainan-kelainan lain dari aliran darah otak mungkin dievaluasi.Dengan
peningkatan teknologi yang canggih, CT angiography telah menggantikan angiogram-angiogram
konvensional.
Angiogram Konvensional:Suatu angiogram adalah tes lain yang adakalanya digunakan untuk melihat pembuluh-pembuluh
darah. Suatu tabung kateter yang panjang dimasukkan kedalam suatu arteri (biasanya di area pangkal
paha) dan dye disuntikan ketika x-rays secara simultan diambil. Dimana suatu angiogram memberikan
beberapa dari gambar-gambar yang paling detil dari anatomi pembuluh darah, ia juga adalah suatu
prosedur invasif dan digunakan hanya ketika diperlukan secara mutlak.
Carotid Doppler ultrasound:Suatu carotid Doppler ultrasound adalah suatu metode non-invasif yang menggunakan gelombang-
gelombang suara untuk menyaring/melihat penyempitan-penyempitan dan pengurangan aliran darah
pada arteri karotid (arteri utama pada leher yang mensuplai darah ke otak).
Tes-Tes Jantung: Tes-Tes Darah: Tes-tes darah seperti suatu angka pengendapan (sedimentation rate) dan C-reactive protein
dilakukan untuk mencari tanda-tanda dari peradangan yang dapat menyarankan arteri-
arteri yang meradang.Protein-protein darah tertentu yang dapat meningkatkan kesempatan
stroke dengan menebalkan atau mengentalkan darah diukur.Tes-tes ini dilaksanakan untuk
mengidentifikasi penyebab-penyebab stroke yang dapat dirawat atau untuk membantu
mencegah luka yang lebih jauh.Tes-tes penyaringan darah yang mencari infeksi yang
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
37/57
Faradiba Febriani | 1102011096 37
potensial, anemia, fungsi ginjal, dan kelainan-kelainan elektrolit mungkin juga
dipertimbangkan.
Diagnosis banding
Diagnossis banding antara stroke iskemik danstroke hemoragik yaitu pada stroke iskemik ada nyeri
kepala ringan, gangguan kesadaran ringan atau tidak ada, dan defisit neurologis atau kelumpuhan
berat. Sedangkan pada stroke hemoragik ada nyeri kepala yang berat, gangguan kesadaran sedang
sampai berat, dan defisit neurologis ada yang ringan dan ada yang berat (Junaidi, 2006)
Tapi jika lebih spesifik lagi, diagnosa banding penyebabstroke non hemoragik, yaitu thrombosis dan
emboli menurut Chusid (1993) yaitu onset yang relatif lambat menyokong diagnosa thrombosis.
Sedang endocarditis infeksiosa,fibrilasi atrium dan infark myocard menyokong diagnosa emboli.
Ada beberapa penyakit yang memiliki tanda dan gejala yang menyerupai penyakit stroke, misalnya
trauma kepala, tumor intracranial (massa, hematoma, edema), meningitis atau virus.
PENATALAKSANAAN
Tissue plasminogen activator (TPA)Suatu obat penghancur bekuan atau gumpalan untuk memecahkan bekuan darah yang menyebabkan
stroke. Ada suatu jendela yang sempit dari kesempatan untuk menggunakan obat ini. Lebih awal iadiberikan, lebih baik hasilnya dan lebih kurang berpotensi untk komplikasi perdarahan kedalam otak.
Heparin dan aspirinObat-obat untuk pengencer darah (anticoagulation; contohnya, heparin) juga adakalanya digunakan
dalam merawat pasien-pasien stroke dalam harapan untuk memperbaiki kesembuhan atau kepulihan
pasien.
Pengobatan Umum
Untuk pengobatan umum ini dipakai patokan 5 B yaitu:
1. BreathingHarus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru baik. Pengobatan dengan oksigen hanya
perlu bila kadar oksigen darah berkurang.
2. BrainUdem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi udem otak, dapat dilihat dari
keadaan pasien yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat
diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat diberikan
Diphenylhydantoin atau Carbamazepin.
3. Blood
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
38/57
Faradiba Febriani | 1102011096 38
Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak. Pengobatan
hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik
lagi.
Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian infus glukosa
harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang akan
mempermudah terjadinya udem. Keseimbangan elektrolit harus dijaga.
4. BowelDefekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien
gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu diberikan nasogastric tube (NGT).
5. BladderMiksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retentio urin. Pemasangan
kateter jika terjadi inkontinensia.
Perawatan suportif
Pelihara oksigenasi jaringan secara adekuat; membutuhkan bantuan saluran napas danventilasi. Cek aspirasi pneumonia yang mungkin terjadi.
Tekanan darah; pada kebanyakan kasus, tekanan darah tidak boleh diturunkan secara cepat.Jika terlalu tinggi, menurunkan tekanan darah secara berhati-hati, karena status neurologis
dapat bertambah buruk ketika tekanan darah diturunkan.
Status volume darah; koreksi hipovolemia dan elektrolit-elektrolit tetap pada batas normal. Demam; harus dicari sumber dari demam dan diturunkan dengan anti piretik yang sesuai. Hypoglycemia/dan atau hyperglycemia; harus dijaga dengan kontrol yang ketat.
Hiperglikemia dapat bertambah buruk pada cedera iskemik.
Profilaksis DVT; stroke dengan pasien yang mempunyai risiko tinggi untuk DVT. Pentinguntuk menggunakan heparin subcutan 5,000 IU q. 8 atau 12 jam atau subkutan enoksaparin
30 mg q. 12 jam pada ambulasi awal.
a. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik Singkirkan kemungkinan koagulopati. Pastikan hasil masa protrombin dan masa
tromboplastin parsial adalah normal. Jika masa protrombin memanjang, berikan
plasma beku segar (FFP) 4-8 unit intravena setiap 4 jam dan vitamin K 15 mg
intravena bolus, kemudian 3 kali sehari 15 mg subkutan sampai masa protrombin
normal. Koreksi antikoagulasi heparin dengan protamin sulfat 10-50 mg bolus lambat
(1 mg mengoreksi 100 unit heparin).
Kendalikan HT. Tekanan yang tinggi bisa menyebabkan perburukan perihematom.Tekanan darah sisitolik >180mmHg dengan labetalol (20 mg intravena dalam 2 menit
ulangi 40-80 mg intravena dalam interval 10 menit sampai tekanan yang diinginkan
kemudian infus 2 mg/menit dan dirasi atau penghambat ACE 12,5 mg-25 mg, 2-3 kalisehari atau antagonis kalsium (nifedipin oral 4x 10 mg).
Pertimbangkan bedah saraf apabila perdarahan serebelum diameter lebih dari 3 cmatau volum lebih dari 50 ml. Pemasangan ventrikulo-peritoneal bila ada hidroefalus
obstruktif akut atau kliping aneurisma.
Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma/malformasiarteriovenosa.
Berikan manitol 20% (1 mg/kg BB intravena dalan 20-30 menit). Steroid tidakterbukti efektif pada perdarahan intraserebral.
Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kg BB intravena atau peroral). Pada umumnya antikonvulsan diberikan bila terdapat kejang.
Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah vasospasme.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
39/57
Faradiba Febriani | 1102011096 39
Untuk mengatasi perdarahan intracerebral : obati penyebabnya, turunkan TIK, berineuroprotektor, tindakan bedah dengan pertimbangan GCS >4 dilakukan pada pasien
dengan perdarahan serebelum > 3cm, hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel
atau serebelum, perdarahan lobar diatas 60 cc dengan tanda peningkatan TIK akut
dan encaman herniasi.
Pada TIK yang meninggi :
o Manitol bolus, 1 gr/kgBB dalam 20-30 menit lanjutkan dengan 0,25-0,5g/kgBB tiap 6jam smpai maksimal 48 jam.
o Gliserol 50% oral, 0,25-1 gr/kgBB setiap 4-6 jam atau gliserol 10% intravena 10ml/kgBB dalam 3-4 jam (untuk edema serebri ringan-sedang).
o Furosemid 1mg/ kg BB intravena.o Intubasi dan hiperventilasi terkontrol sampai pCO229-35 mmHgo Penggunaan steroid masih kontroversial.o Kraniotomi dekompresif.
Perdarahan subaraknoid
o Nimodipin digunakan untuk mencegah vasospasme.o Tindakan operasi dapat dilakukan pada perdarahan subaraknoid stadium I dan II akibat
pecahnya aneurisma sakular berry dan adanya komplikasi hidrosefalus obstruktif.
b. Penatalaksanaan Stroke Non-HemoragikTujuan terapi:
1. Pencegahan stroke melalui reduksi faktor risiko.2. Pencegahan sejak awal atau pada stroke yang rekuren dengan memodifikasi proses patologik
mendasar.3. Mereduksi kerusakan otak sekunder dengan pemeliharaan perfusi yang adekuat pada daerah yang
secara garis besar mengalami iskemik dengan mengurangi dan atau menurunkan edema.
Penanganan dari Serangan Iskemia Akut
1. Mengeleminasi atau mengontrol faktor-faktor risiko.2. Memberi edukasi pada pasien mengenai pengurangan faktor risiko dan tanda serta gejala-gejala
dari TIA dan stroke ringan.
3. Intervensi-BedahEndarterektomi karotis ( Cea)
Pengeluaran plak ateromatosa dengan cara bedah. Pasien yang direservasi untuk pengeluaran bekuan atau lesi berulserasi yang mengoklusi >
70% dari aliran darah pada arteri karotis.
Dapat menurunkan risiko dari strok > 60% selama tahun keduanya setelah dioperasi danwajib mengikuti mengikuti prosedur.
Endarterektomi vertebra umumnya tidak lagi digunakan.a. Angioplasti balon
Menempatkan suatu balon kecil yang dideflasikan pada pembuluh darah yang yang
mengalami stenose Balon kemudian dipompakan menekan plak ateromatosa ke arah
dinding. Mempunyai risiko melepasnya emboli kecil yang dapat berpindah ke retina atau
otak.b. Penempatan Sten
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
40/57
Faradiba Febriani | 1102011096 40
Prosedur eksperimental; > 50-60% mengalami kekambuhan. Menempatkan suatu coil baja
tahan-karat kedalam pembuluh darah yang kemudian difiksasi pada salah satu dinding dari
arteri; saat ini coil ditambahkan dengan obat-obatan slow-release.
4. Agen-agen antiplateletAspirin
Mekanisme kerja: a) Menghambat agregasi platelet. b) Menurunkan atau mengurangi pelepasan
substansi vasoaktif dari platelet. c) Menginaktivasi secara irreversibel siklooksigenase-platelet; dan
efeknya cukup berlangsung selama hidup dari platelet; 5-7 hari
Efikasi
a. ASA telah menunjukkan pengurangan yang bermakna secara klinis (22-24%) pada risiko strokedan kematian, pada uji-uji klinis acak pasien-pasien yang telah mengalami suatu TIA sebelumnya
atau strok sebagai pencegahan sekunder.
b. Dosis berkisar dari 50 -1500 mg perhari. Pada uji klinis terakhir; evaluasi dosis rendah (30-325 mg perhari); hasilnya mengindikasikan
bahwa dosis rendah mungkin lebih bermanfaat dengan berkurangnya efek-efek tidak
diinginkan dari asam salisilat pada lambung.
Pada beberapa studi menyatakan; bahwa ASA lebih efektif pada laki-laki dibanding sejumlahkecil perempuan pada studi lain.
Peran pada pencegahan primer belum jelas.Dipiridamol (Persantine)
Mekanisme kerja: a) Inhibitor lemah dari agregasi platelet. b) Sebagai inhibit fosfodiesterase platelet.
Efikasi: a) Pada uji klinis belum mempunyai bukti yang kuat dalam penggunaan dipiridamol padaiskemia otak. b) Tidak ada efek aditif yang ditemukan bersama dengan aspirin.
Sulfinpirazon (Anturane)
Mekanisme kerja: Innhibisi reversibel dari siklooksigenase.
Efikasi: Uji klinis belum mempunyai dukungan rekomendasi penggunaan.
Tiklopidin (Ticlid)
Mekanisme Kerja: a) Inhibisi agregasi platelet dan menginduksi ADP. b) Inhibisi agregasi platelet
yang diinduksi oleh kolagen, PAF, epinefrin dan thrombin. c) Waktu perdarahan diperpanjang. d)Berefek minimal pada siklooksigenase.
Efikasi:
a. Telah menunjukkan dapat mereduksi insidens stroke, kira-kira 22% pada pasien-pasien yang telahmengalami TIAs sebelumnya atau stroke.
b. Lebih efektif dibanding aspirin dengan kurangnya efek gastrointestinal.c. Tidak ada perbedaan gender yang memperlihatkan tiklopidin bereaksi sama; seperti halnya
dengan ASA.
d. Dosis 500 mg perhari dibagi menjadi dua dosis (250 mg peroral-bid)Efek samping: diare, ruam pada kulit, total kolesterol serum yang meningkat.
7/22/2019 PBL Skenario 2 Neuro PRINT
41/57
Faradiba Febriani | 1102011096 41
Antikoagulasi (warfarin)
a. Belum ada studi-studi yang membuktikan superioritas dari antikoagulan ini sebagai agenantiplatelet.
b. Dapat mereduksi risiko dari stroke pada pasien dengan infark miokard sebelumnya.c. Bermanfaat pada pasien yang menderita keluhan simptomatik pada terapi antiplatelet.d. Eksepsi mayor adalah pada pasien dengan embolisme otak yang berasal kardiac;
1. Antikoagulasi kronik dengan warfarin telah dibuktikan untuk mencegah keadaan gangguanserebrovaskuler pada pasien dengan AF (atrial fibrilasi).
2. Penanganan terhadap stroke infarction /dan atau ischemic serebral akut.Obat Antihipertensi Pada Stroke
Golongan/Obat Mekanisme Dosis Interaksi Obat Efek Samping
Tiazid
Diazoksid Aktivasi ATPsensitive K-
channels
IV bolus: 50-100mg; IV infus; 15-
30 mg/menit
Awitan < 5 menit Retensi cairan dangaram,
hiperglikemia
berat, durasi lama
(1-12 jam).
ACEI
Enalaprit ACE inhibitor 0,625-1,25 mg IV
selama 15 menit.
Awitan < 15
menit.
Durasi lama (6
jam), disfungsi
renal.
Calcium Channel Blocker
NikardipinClevidipin
Verapamil
Diltiazem
Penyekat kanalkalsium
5 mg/jam IV, 2.5mg/jam tiap 15
menit, sampai 15
mg/jam.
Awitan cepat (1-5 menit), tidak
terjadi rebound.
Eliminasi tidak
dipengaruhi oleh
disfungsi hati/
renal, potensi
interaksi obat
rendah.
Bradikardia,hipotensi, durasi
lama (4-6 jam).
Beta Blocker
Labetalol
Esmolol
Antagonisreseptor 1, 1, 2
Antagonis selektif
reseptor 1.
10-80 mg IV tiap10 menit sampai
300 mg/hari;
infus 0,5-2
mg/menit.
0,25-0,5 mg/kg
IV bolus disusul
dosis
pemeliharaan.
Awitan cepat (5-10 menit).
Awitan segera,
durasi singkat