META DATA TARGET INDIKATOR SANITASIKupas Tuntas SDG 6.2 dan 6.3 Sanitasi
Foto
: U
SAID
IUW
ASH
PLU
S
Kerja Sama BAPPENAS, POKJA Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum
dan Sanitasi Nasional (PPAS) dan USAID IUWASH PLUS
META DATA TARGET INDIKATOR SANITASIKupas Tuntas SDG 6.2 dan 6.3 Sanitasi
Daftar IsiMETADATA TARGET INDIKATOR 6.2.1(b); 6.2.1(d); 6.2.1(f); 6.3.1(b) 1
1. Konsep dan Definisi 2
2. Metode Perhitungan 8
3. Manfaat 12
4. Sumber, Cara dan Frekuensi Pengumpulan Data 13
5. Hasil Perhitungan 14
ii META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
Daftar Singkatan
BABS Buang Air Besar Sembarangan
BPS Badan Pusat Statistik
IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
IUWASH PLUS Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua
MKP Modul Kesehatan dan Perumahan
ODF Open Defecation Free
Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri
Pokja PPAS Kelompok Kerja Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum, dan Sanitasi
PPN/Bappenas Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
PUPR Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
SBS Stop Buang Air Besar Sembarangan
SDGs Sustainable Development Goals
SPAL Sistem Pengolahan Air Limbah
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional
USAID U.S. Agency for International Development
iii
META DATA TARGET INDIKATOR 6.2 dan 6.3. SANITASI
Foto : USAID IUWASH PLUS
META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasiiv
Untuk bidang sanitasi, terdapat 4 indikator utama, yaitu Indikator 6.2.1.(b); 6.2.1.(d); 6.2.1.(f ); dan 6.3.1.(b). Berikut uraian dari masing-masing indikator tersebut. Berikut turunan konsep, definisi, dan cara perhitungannya.
METADATA TARGET INDIKATOR6.2.1(b); 6.2.1(d); 6.2.1(f ); 6.3.1(b)
1
Rumah tangga dinilai memiliki akses sanitasi layak atau akses sanitasi aman apabila memenuhi seluruh kriteria dari komponen-komponen di bawah ini:
Tabel 1. Komponen Akses Sanitasi Layak dan Akses Sanitasi Aman
Komponen Akses Layak Akses Aman
Bangunan Atas Kloset leher angsa Kloset leher angsa
Bangunan Bawah Tangki septik dan lubang tanah (khusus perdesaan)
Tangki Septik atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL)
Pengguna Bangunan atas digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu.
Bangunan atas digunakan oleh satu rumah tangga
Frekuensi Penyedotan
(tidak dinilai) Minimal sekali dalam jangka waktu 5 tahun terakhir
Khusus untuk wilayah pedesaan fasilitas sanitasi dengan menggunakan leher angsa yang tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan lubang tanah dikategorikan sebagai akses sanitasi layak. Hal ini sesuai dengan pendekatan terhadap kebijakan pembangunan sanitasi yang masih mengakomodasi fasilitas sanitasi sederhana/dasar yang dibangun oleh masyarakat secara swadaya yang dibangun di daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.
Jika rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi atau yang mempunyai fasilitas sanitasi namun tidak menggunakannya, maka termasuk ke dalam perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka.
Empat indikator terkait sanitasi dalam SDGs, yaitu:
1. Indikator 6.2.1 (b): Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak, yaitu jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak dibagi dengan jumlah rumah tangga seluruhnya, dinyatakan dalam satuan persen (%).
2. Indikator 6.2.1 (d): Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free
1. Konsep dan Definisi
2 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
Saat ini sedang dilakukan perbaikan metadata indikator Goal 6 secara keseluruhan. Untuk target 6.2, usulan perubahannya adalah dengan menyederhanakan indikator proksi dari 5 menjadi 4 indikator proksi, dan memindahkan Indikator proksi dari Target 6.3 ke Target 6.2. Namun demikian tidak ada perubahan substansial yang diusulkan di masing-masing indikator tersebut. Dampak dari perubahan yang diusulkan yaitu pada urutan dan kode indikator.
CATATAN
(ODF)/Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), yang merupakan proxy/pendekatan terhadap tingkat perilaku BABS di Indonesia. Dalam data Susenas dapat ditunjukkan proporsi rumah tangga yang masih mempraktikkan BABS.
3. Indikator 6.2.1 (f ): Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan air limbah terpusat, yang menunjukkan akses sanitasi aman sistem terpusat, yaitu jumlah rumah tangga dengan fasilitas sanitasi yang terhubung ke SPAL (Sistem Pengolahan Air Limbah).
4. Indikator 6.3.1 (b): Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan lumpur tinja, yang menunjukkan akses sanitasi aman sistem setempat, yaitu proporsi rumah tangga menggunakan fasilitas tempat buang air besar sendiri dengan jenis kloset leher angsa yang tersambung dengan tangki septik dan disedot minimal sekali dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.
Mengacu pada tingkatan (ladder) SDGs, terdapat 5 (lima) tingkatan yang perlu diukur dalam pencapaian target akses sanitasi. Berikut merupakan klasifikasi akses sanitasi berdasarkan ladder SDGs tersebut hasil adaptasi di Indonesia yang merujuk pada kuesioner susenas BPS:
Opsi Teknologi Akses Sanitasi
3
Ladder SDGs
Open DefecationBuang Air Besar Sembarangan (BABS)
di tempat terbuka
UnimprovedAkses Belum Layak
SharedAkses Sanitasi Layak Bersama
Basic SanitationAkses Sanitasi Layak Sendiri
Safely Managed SanitationAkses Sanitasi Aman
CATATAN 1. Kriteria akses mengacu pada kuesioner Susenas Kor dari BPS. 2. Tangki septik dikelompokkan sebagai akses aman bila lumpur tinja yang disedot
berakhir di IPLT. Data pengolahan lumpur tinja di IPLT tidak dapat diperoleh dari Data Susenas BPS karena Data Susenas berbasis pada rumah tangga, sedangkan informasi lumpur tinja yang masuk ke IPLT dapat diperoleh dari dinas/operator layanan lumpur tinja. Dengan demikian, data susenas merupakan pendekatan terhadap akses aman. Data lain yang akan digunakan yaitu pelaporan dari sektor (Dinas/UPT yang menangani air limbah) di pemda ke Kementerian PUPR.
4 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
a. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendirib. Bangunan atas: klosetnya menggunakan leher angsac. Bangunan bawah:
a. tangki septik (septic tank) yang disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir dan dibuang di IPLT.
• Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL)
I. Perkotaan dan Perdesaana. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendirib. Bangunan atas: klosetnya menggunakan leher angsac. Bangunan bawah tangki septik yang tidak disedot
II. Khusus Perdesaana. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri b. Bangunan atas: klosetnya menggunakan leher angsac. Bangunan bawah: Lubang tanah
I. Perkotaan dan Perdesaana. Pengguna Fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu b. Bangunan atas: klosetnya menggunakan leher angsaa. Bangunan bawah tangki septik
II. Khusus Perdesaana. Pengguna Fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentua. Bangunan atas: klosetnya menggunakan leher angsaa. Bangunan bawah: lubang tanah
I. Fasilitas sanitasi dengan lubang tanah di Perkotaana. Pengguna Fasilitas sanitasi: sendiri atau digunakan bersama dengan
rumah tangga lain tertentub. Bangunan atas: klosetnya menggunakan leher angsac. Bangunan bawah: lubang tanah
II. Akses Sanitasi Dasar (non leher angsa)a. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri atau digunakan
bersama dengan rumah tangga lain tertentub. Bangunan atas: klosetnya menggunakan plengsengan dengan dan
tanpa tutup dan cubluk/cemplung.c. Bangunan bawah tanki septik, IPAL, atau lubang tanah
III. Fasilitas Umum IV. BABS Tertutup
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tertutup, yaitu pengguna fasilitas sanitasi yang tidak mempunyai tempat pengolahan (IPAL atau tangki septik), yaitu dengan pembuangan akhir tinja berupa kolam/sawah/sungai/ danau/ laut dan atau/pantai/tanah lapang/kebun dan lainnya.
5
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka, yaitu pengguna yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar dan yang memiliki fasilitas tetapi tidak menggunakannya.
BABS DI TEMPAT TERBUKA
4
AKSES SANITASI BELUM LAYAK
3AKSES SANITASI
LAYAK - BERSAMA
2
AKSES SANITASI LAYAK - SENDIRI
1
AKSES SANITASI AMAN
5
A. Akses Sanitasi Layak
1. Jenis Jamban/ Kloset yang digunakan
2. Tempat Pembuangan Akhir Tinja
Gambar 4. SPAL/ IPAL Foto: USAID IUWASH PLUS
Gambar 5. Tangki SeptikFoto: USAID IUWASH PLUS
Gambar 6. Lubang Tanah (khusus perdesaan)Foto: www.kompasiana.com
4 5 6
Gambar 1. Kloset Leher Angsa Foto: www.feelwellceramics.com
Gambar 2. Kloset jongkokFoto: USAID IUWASH PLUS
Gambar 3. Kloset dudukFoto: USAID IUWASH PLUS
1 2 3
6 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
B. Akses Sanitasi Belum Layak
1.Jenis Jamban/ Kloset yang digunakan
2. Tempat Pembuangan Akhir Tinja: kolam/sawah/sungai/danau/laut dan atau/pantai/tanah lapang/kebun dan lainnya.
Gambar 7. Kloset Plengsengan dengan TutupGambar: Ts
Gambar 8. Kloset Plengsengan tanpa TutupGambar: Ts
Gambar 9. Kloset Cemplung/Cubluk di PerkotaanFoto: USAID IUWASH PLUS
7 8 9
Gambar 10. SungaiGambar: Santoso
Gambar 11. Kebun/ Tanah LapangFoto: USAID IUWASH PLUS
10 11
7
Mengacu pada kuesioner SUSENAS KORGambar 13. Penjelasan Diagram Algoritma Perhitungan Akses Sanitasi Layak dan Aman
Sumber : Hasil Olah Bappenas, 2019
2. Metode Perhitungan
2.1 Diagram Algoritma Perhitungan Akses Sanitasi (Air Limbah Domestik) Layak dan Aman
Gambar 12. Diagram Algoritma Perhitungan Akses Sanitasi Layak dan AmanSumber : Hasil Olah Bappenas, 2019
1510A: Fasilitas tempat buang air besar, dan siapa saja yang menggunakan1. Ada, digunakan hanya
ART sendiri2. Ada, digunakan
bersama ART rumah tangga tertentu
3. Ada, di MCK umum/siapapun menggunakan
4. Ada, ART tidak menggunakan
5. Tidak ada fasilitas
1510B: Apakah jenis jamban/kloset yang digunakan dirumah tangga1. Leher angsa2. Plengsengan dengan
tutup3. Plengsengan tanpa
tutup4. Cemplung/cublik
1510D: Dimanakah tempat pembuangan akhir tinja1. Tangki septik2. IPAL3. Kolam/sawah/sungai/
danau/laut4. Lubang tanah5. Pantai/tanah lapang/
kebun6. Lainnya
1510F: Dalam 5 tahun terakhir, berapa kali tangki septik ini dikosongkan/dilakukan penyedotan?1. 1 - 6 kali atau lebih2. Tidak pernah3. Tidak tahu
8 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
1. Keluarga Ibu Dini memiliki toilet yang digunakan juga oleh rumah tangga lainnya. Toilet tersebut berjenis plengsengan tanpa tutup dan langsung disalurkan ke sungai di belakang rumah. Apakah Keluarga Ibu Dini tersebut dapat dikategorikan memiliki akses sanitasi layak?
2. Keluarga Bapak Bowo yang tinggal di lokasi perdesaan, memiliki toilet yang digunakan hanya oleh keluarga Bapak Bowo. Toilet tersebut berjenis leher angsa dan langsung disalurkan menuju lubang tanah. Apakah Keluarga Bapak Bowo tersebut dapat dikategorikan memiliki akses sanitasi layak?
STUDI KASUS
Fasilitas sanitasi yang digunakan bersama (1510A-2) dengan jenis jamban/ kloset yang digunakan berupa plengsengan tanpa tutup (1510B-3) dan tempat pembuangan akhir tinja berupa sungai (1520D-4) menunjukkan bahwa status akses sanitasi keluarga Ibu Dini dikategorikan sebagai:AKSES BELUM LAYAK.
Fasilitas sanitasi yang digunakan sendiri (1510A-1) dengan jenis jamban/ kloset yang digunakan berupa leher angsa (1510B-1) dan tempat pembuangan akhir tinja berupa lubang tanah (1520D-4), perlu ditinjau kembali apakah berada di lokasi perkotaan atau perdesaan. Jika berada di lokasi perkotaan maka dapat dikategorikan sebagai akses belum layak, sedangkan jika di lokasi perdesaan dapat dikategorikan sebagai akses layak. Dikarenakan keluarga Bapak Bowo tinggal di lokasi perdesaan dan penggunaan fasilitas sanitasinya oleh rumah tangga sendiri, dengan demikian, status akses sanitasi keluarga Bapak Bowo dikategorikan sebagai:AKSES SANITASI LAYAK SENDIRI.
3. Keluarga Mas Dermawan memiliki toilet namun tidak pernah menggunakannya. Apakah Keluarga Mas Dermawan tersebut dapat dikategorikan memiliki akses sanitasi layak?
Fasilitas sanitasi yang dimiliki oleh rumah tangga namun tidak pernah digunakan (1510A-4) langsung dapat menunjukkan bahwa status akses sanitasi keluarga Mas Dermawan dikategorikan sebagai perilaku:BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI TEMPAT TERBUKA.
9
2.2 Cara Perhitungan• Proporsi Rumah Tangga yang Mempraktikkan Buang Air Besar
Sembarangan di Tempat TerbukaJumlah rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas buang air besar atau yang mempunyai fasilitas buang air besar tapi tidak menggunakan. Diukur pada periode yang sama dan dinyatakan dalam satuan persen (%).
• Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi LayakJumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak pada waktu tertentu dibagi dengan jumlah rumah tangga pada periode yang sama. Diukur pada periode yang sama dan dinyatakan dalam satuan persen (%).
4. Keluarga Ibu Nurul memiliki toilet dengan kloset leher angsa yang dilengkapi dengan tangki septik kedap. Dalam 4 (empat) tahun terakhir, keluarga Ibu Nurul telah menggunakan layanan penyedotan lumpur tinja melalui layanan UPTD Kota Bekasi sebanyak 1 (satu) kali. Apakah keluarga Ibu Nurul tersebut dapat dikategorikan memiliki akses sanitasi layak?
Fasilitas sanitasi yang dimiliki oleh rumah tangga sendiri sendiri (1510A-1) dengan jenis jamban/ kloset yang digunakan berupa leher angsa (1510B-1) dan tempat pembuangan akhir tinja berupa tangki septik (1510D-1) dan tangki septiknya disedot paling tidak 1 kali dalam 5 tahun terakhir (1510F-1) dapat menunjukkan bahwa status akses sanitasi keluarga Ibu Nurul dikategorikan sebagai:AKSES SANITASI AMAN.
10 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
• Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Aman Sistem TerpusatJumlah rumah tangga yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar sendiri dengan jenis kloset leher angsa yang tersambung dengan SPAL. Diukur pada periode yang sama dan dinyatakan dalam satuan persen (%).
• Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Aman Sistem Setempat Jumlah rumah tangga yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar sendiri dengan jenis kloset leher angsa yang tersambung dengan tangki septik dan disedot minimal sekali dalam jangka waktu 5 tahun terakhir. Diukur pada periode yang sama dan dinyatakan dalam satuan persen (%).
2.3 Rumus PerhitunganTabel 1. Rumus Perhitungan Akses Sanitasi Layak dan Akses Sanitasi Aman
Rumus Keterangan
C.1 Praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka
PBABS =JRTBABS
x 100%
PBABS : Persentase rumah tangga yang masih melakukan praktik buang air besar sembarangan di tempat terbuka
JRTBABS : Jumlah rumah tangga yang masih melakukan praktik buang air besar sembarangan di tempat terbuka
JRTS : Jumlah rumah tangga seluruhnya
JRTS
C.2 Akses Sanitasi Layak
PLSL =JRTSL
x 100%
PLSL : Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan berkelanjutan
JRTSL : Jumlah rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak
JRTS : Jumlah rumah tangga seluruhnya
JRTS
11
Rumus Keterangan
C.3 Akses Sanitasi Aman Sistem Terpusat
PLSPAL =JRTBABS
x 100%
PLSPAL : Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dengan SPAL
JRTSPAL : Jumlah rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak dengan SPAL
JRTS : Jumlah rumah tangga seluruhnya
JRTS
C.4 Akses Sanitasi Aman Sistem Setempat
PLSIPLT =JRTSIPLT
x 100%
PLSIPLT : Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dengan tangki septik dan disedot minimal sekali dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
JRTSL : Jumlah rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak dan disedot minimal sekali dalam kurun 5 tahun
JRTS : Jumlah rumah tangga seluruhnya
JRTS
Pengukuran akses sanitasi layak dan aman serta proporsi praktek buang air besar sembarangan sangat penting untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pengelolaan air limbah domestik sekaligus memperoleh gambaran terhadap sumber pencemaran air dari air limbah domestik. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyat dari aspek kesehatan. Indikator ini akan digunakan dalam penyusunan RPJMN 2020-2024. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi sebaiknya menggunakan indikator ini juga dalam RPJMD-nya (seperti tersebut dalam Permendagri No 86 tahun tentang Tata Cara Penyusunan RPJMD).
3. Manfaat
12 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
Data Susenas tersebut dapat diagregasi berdasarkan:
1. Wilayah administrasi: nasional, provinsi, kabupaten/kota;
2. Daerah tempat tinggal: perkotaan dan perdesaan;
3. Jenis kelamin kepala rumah tangga;
4. Kelompok pendapatan (pengeluaran).
Selain BPS, sumber data yang digunakan adalah:
1. Sistem monitoring dan evaluasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Kementerian Kesehatan untuk indikator Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Kementerian PUPR untuk indikator Akses Sanitasi Aman Sistem Terpusat dan Sistem Setempat, melalui sistem pelaporan dari kabupaten/kota.
Sumber data akses sanitasi layak dan aman adalah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) KOR dan Modul Kesehatan dan Perumahan (MKP) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Frekuensi waktu pengumpulan data Susenas KOR adalah tiap tahun, sedangkan untuk Susenas Modul Kesehatan dan perumahan adalah tiap 3 tahunan.
4. Sumber, Cara, dan Frekuensi Pengumpulan Data
B P SBadan Pusat Statistik
13
Hingga tahun 2018, capaian akses air sanitasi layak Indonesia telah mencapai 74,58%, termasuk 7,42% akses sanitasi aman. Capaian akses sanitasi layak ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan kisaran laju peningkatan sebesar 2-3% tiap tahunnya. Gambar 13 dibawah ini menunjukkan capaian akses sanitasi layak (termasuk aman) serta penurunan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka secara nasional dari tahun 2011 hingga 2018, sedangkan Gambar 14 menunjukkan capaian akses sanitasi layak berdasarkan level perkotaan dan perdesaan.
5. Hasil Perhitungan
Gambar 14. Capaian Akses Sanitasi Layak dan Praktik BABS di Tempat Terbuka NasionalSumber : Hasil Olah Susenas BPS oleh Bappenas, 2019
14 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
Gambar 15. Capaian Akses Sanitasi Layak di Perkotaan dan PerdesaanSumber : Hasil Olah Susenas BPS oleh Bappenas, 2019
Jika ditinjau per provinsi, secara keseluruhan capaian akses sanitasi layak di Indonesia sudah cenderung tinggi, yaitu rata-rata diantara 62%-92%, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 16. Capaian Akses Sanitasi Layak Per Provinsi Tahun 2018Sumber : Hasil Olah Susenas BPS oleh Bappenas, 2019
Perkotaan Perdesaan
15
Gambar 17. Peta Capaian Akses Sanitasi Layak Per ProvinsiSumber : Hasil Olah Susenas BPS oleh Bappenas, 2019
Indonesia Akses Sanitasi 201837,14% - 61,77%
61,78% - 71,74%
71,75% - 80,11%
80,12% - 90,72%
90,73% - 90,02%
16 META DATA TARGET INDIKATOR SANITASI | Kupas Tuntas SDGs 6.2 dan 6.3. Sanitasi
Direktorat Perkotaan, Perumahan dan PermukimanKementerian PPN/BAPPENAS
Jalan Taman Suropati No.2, Jakarta Pusat 10310
Kerja Sama BAPPENAS, POKJA Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum
dan Sanitasi Nasional (PPAS) dan USAID IUWASH PLUS
Top Related