7/27/2019 Makalah 5 Ger
1/27
MODUL GERONTOLOGI MEDIK
Ny. Siti 65 tahun dibawa oleh anak perempuannya ke UGD karena di rumah
sering menangis
KELOMPOK IV
030.08.101 FEMBRIYA TENNY UTAMI
030.08.136 KARTIKA SEPTYANINGRUM S
030.08.138 KRISNA HERDIYANTO
030.09.168 NANDA ANESSA MINANTI
030.09.169 NENENG MAYA
030.09.170 NI MADE RAI WAHYUNI SETIA
030.09.207 RINOKA WIRA PRAJA PUTRA
030.09.209 RIYAN BUDIANOR
030.09.210 RIYAN SANTOSA
030.09.245 SUSI INDRAWAN
030.09.247 SYAFINA WARDAH
030.09.248 SYAHRIAR MUHAMMAD
030.09.274 YENNI SUSANTY
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta, 18 Juni 2012
7/27/2019 Makalah 5 Ger
2/27
BAB I
PENDAHULUAN
7/27/2019 Makalah 5 Ger
3/27
BAB II
LAPORAN KASUS
Ny. Siti 65 tahun dibawa oleh anak perempuannya ke UGD tempat sdr sedang tugas jaga
karena di rumah sering menangis, tidak mau makan dan berulang kali menyatakan keinginannya
untuk mengakhiri hidupnya. Menurut keterangan anaknya, ibunya hampir setiap malam tidak
tidur. Dari anamnesis lebih lanjut diperoleh informasi bahwa Ny. Siti memiliki 5 orang anak
yang sudah menikah semua. Kondisi ekonomi keluarga Ny. Siti cukup bagus, demikian juga
dengan anak-anaknya, kecuali anaknya yang sulung, laki-laki 45 tahun, baru saja di PHK dari
kantornya, kondisi ekonominya kurang, sedangkan istrinya selalu menuntut suaminya memenuhi
anggaran rumah tangganya untuk menjaga penampilan agar tidak kalah dengan adik-adiknya dan
tetangganya. Sejak suaminya meninggal setahun yang lalu, Ny. Siti tinggal di rumahnya dengan
anak perempuannya yang bungsu yang juga sudah berkeluarga. Kondisi kesehatan Ny. Siti
selama ini baik-baik saja, kecuali sebulan belakangan ini, terlihat menurun.
Sebulan setelah suaminya meninggal, Ny. Siti memanggil semua anaknya dan membagi
adil warisan yang ditinggalkan suaminya, dengan tujuan agar ia bisa hidup tenang di usia tuanya.
Belakangan ini, Tn. Garang, anaknya yang sulung sering datang ke rumahnya marah-marah,
merasa diperlakukan tidak adil dan selalu merongrong minta uang untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, bahkan tidak segan mengancam ibunya apabila permintaan ditolak. Pada awalnya,
permintaan Tn. Garang selalu dipenuhi ibunya karena ibunya takut terjadi keributan, tetapi
belakangan ini, uang simpanannya sudah habis, sedangkan Tn. Garang tidak mau tahu, terus
mengancam ibunya, bahkan minta ibunya menjual rumah tangganya, anak-anaknya yang lain
sering memberi nasihat agar ibunya tidak takut pada Tn. Garang, bahkan menganjurkan untuk
melaporkan ke polisi dan minta perlindungan. Ny. Siti tidak pernah mengikuti nasihat anaknya
karena kuatir akan membuka aibnya keluarga sendiri. Sejak peristiwa ini, Ny. Siti terlihat seringmurung, kadang menangis sendiri dan sering menolak makan, tidurnya juga sulit dan kalau
tertidur, mudah sekali terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Dalam tidurnya, sering kali bermimpi
bertemu suami dan ayah ibunya yang sudah meninggal, mereka selalu mengajaknya tinggal
bersama mereka agar terlebas dari masalah yang dihadapinya. Ny. Siti mengatakan bahwa ia
seringkali mendengar bisikan mereka dan menyatakan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya,
7/27/2019 Makalah 5 Ger
4/27
karema merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi bahkan membuat anak-anaknya menjadi susah
semua. Takut kalau kondisi ibunya menjadi lebih buruk, anaknya membawa Ny. Siti ke rumah
sakit.
Pada pemeriksaan ditemukan:
Seorang wanita, 65 tahun, penampilan tampak lebih tua dari usianya, kurus, kulitnya agak
kering. Wajahnya terlihat murung, seperti mau menangis. Bicaranya pelan, monoton, bibirnya
bergetar. Kesadaran neurologi dan sosialnya baik, kesadaran psikologi terganggu.
Tensi/nadi/pernapasan: normal. Jantung dan paru-parunya: normal. Abdomen: soepel. Hepar/lien
tak teraba. Ekstremitas: tidak ada kelainan. Refleks fisiologis +/+, reflex patologis: -/-
Pada pemeriksaan status psikogeriatri:
Ekspresi fasial: murung, seperti mau menangis. Mood: hipotim. Expresi afektif: tidak
stabil, pengendalian kurang, echt, dalam, adekuat, dapat dirabarasakan, serasi, dengan skala
diferensiasi terbatas. Halusinasi auditorik +, waham nihilistic, waham tuduh diri, ada ide bunuh
diri.
Fungsi intelektual: perhatian dan konsentrasinya agak terganggu. Tidak ada gangguan
orientasi. Daya ingat jangka panjang, menengah dan sesaat cukup baik. Pikiran abstrak: baik,
tidak ada defisit kognitif. Inteligensi: di atas rata-rata. Tidak ditemukan kenunduran fungsi
intelektual.
Status fungsional: cukup baik, ADL dan IADL: masih baik
Pemeriksaan lab rutin: tidak ada kelainan
7/27/2019 Makalah 5 Ger
5/27
BAB III
PEMBAHASAN
IDENTITAS
Nama : Ny. Siti
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Jumlah Anak : 5 orang
Alamat : -
Pekerjaan : -
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Dibawa ke UGD oleh : Anak perempuan pasien yang bungsu
KELUHAN UTAMA
Pasien datang karena sering menangis, tidak mau makan dan berulang kali menyatakan
keinginannya untuk mengakhiri hidupnya.
7/27/2019 Makalah 5 Ger
6/27
HIPOTESIS
7/27/2019 Makalah 5 Ger
7/27
Masalah Hipotesis Interpretasi
Usia 65 tahun Lanjut usia Termasuk usia lanjut sehingga
sudah terjadi penurunan yang
bermakna pada fisiologi tubuh
akibat proses degenerasi.
Sering menangis, tidak mau
makan, dan berulang kali
mengatakan mengakhirihidupnya
Depresi Merupakan dari gejala depresi
lain yang bukan utama tapi
sekurang-kurangnya terdapat duadari tujuh kriteria seperti yang
terdapat pada pasien ini tidak mau
makan, dan ingin mengakiri
hidupnya.
Sering menagis merupakan gejala
depresi pada umumnya.
Hampir tiap malam tidaktidur
Insomnia, depresi Ketidak mampuan untuk memulaitidur atau mempertahankan
keadaan untuk tidur yang
disebabkan pada pasien ini karena
pengaruh lingkuangan dan
psikofisiologi pada pasien itu
sendiri.
Tidak tidur juga merupakan gejala
depresi yang lainnya.
Sebulan belakangan ini
terlihat menurun
Depresi, malnutrisi Merupakan gejala utama dari
depresi yang lebih menurun ke
aktivitas pada pasien itu sendiri,
salah satunya seperti energi dari
makanan berkurang akibat efek
dari depresi itu sendiri.
Sebulan menunjukkan bahwa
gejala pada pasien ini menuju
kronis.
Suami
meninggal,merongrong
Stress Stres merupakan salah satu faktor
pemicu timbulnya depresi pada
7/27/2019 Makalah 5 Ger
8/27
Pada pasien pada umumnya mengalami gejala depresi hal ini terlihat dari gejala-gejala pada
pasien seperti sering menangis, tidak tidur yang merupakan gejala depresi juga,tidak mau makan
bahkan ingin mengniatkan untuk bunuh diri, dan sebulan terlihat menurun(1,2)
Anamnesis Tambahan
Riwayat Penyakit Sekarango Apakah ada keluhan penyakit lain?o Bagaimana mood nya saat bertemu orang lain?o Bagaimana kehidupan sosial dengan orang lain?o Bagaimana aktivitas fisik kesehariannya?o Bagaimana pola makannya?
Riwayat Penyakit Dahuluo Apakah pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya?o Apakah ada penyakit lain yang diderita pasien?o Apakah pernah trauma?
Riwayat Keluargao Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti pasien?
Riwayat Pengobatano Obat apa saja yang sudah diminum?o Adakah obat lain yang diminum?
Riwayat Kebiasaano Apakah pasien merokok, minum alkohol?o Bagaimana olah raga nya?
Pemeriksaan Fisik
1. Seorang wanita, 65 tahun Penampilan tampak lebih tua dari usianya
Menunjukan bahwa usia biologisnya jauh lebih tua dibandingkan usia kronologisnya,selain itu ini merupakan suatau tanda depresi
2. Kurus, kulit agak kering
7/27/2019 Makalah 5 Ger
9/27
seperti seperti ini terjadi karena asupan gizi kurang, tidak mau makan, salah satu gejaladari sindrom depresi
3. Wajah terlihat murung, seperti mau menangisMenunjukan bawhwa pada pasien ini terdapat mood hipotim
4. Bicara pelan, monotom, bibirnya bergetar
Kemungkinan karena adanya gangguan cemas, ketakutan sehingga menimbulkan gejala gejala seperti ini
5. Kesadaran neurologi dan sosialnya baik
Menunjukan bahwa pada pasein tidak ada demensia
6. Kesadaran psikologi terganggu -> depresi
7. Tensi/nadi/pernapasan : normal
8. Jantung dan paru-paru : normal
9. Abdomen : soepel
10. Hepar/lien: tak teraba
11. Ekstremitas : tidak ada kelainan
12. Refleks fisiologis +/+
13. Refleks patologis -/-
14. Tanda fisik didapatkan normal, tidak ada kelainan
Dari hasil data pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien menunjukan bahwa pasien tidakmengalami gangguan mental organik
7/27/2019 Makalah 5 Ger
10/27
Pemeriksaan status psikogeriatri:
Ekspresi facial : murung, seperti mau nangis
Mood : hipotim
Ekspresi afektif (respon emosional eksternal yang tampak saat wawancara) : tidak stabil tidak
bisa dikendalikan, pengendalian kurang, Ecth emosi yang ditampilkan, dalam, adekuat, dapat
dirabarasakan, serasi dengan skala diferensiasi banyak sedikitnya afek yang diperlihatkan
pasien terbatas sedih,.
Halusinasi auditorik = waham nihilisric, waham tuduh diri, ad aide bunuh diri.
Fungsi intelektual : perhatian dan keonsentrasi agak terganggu akibat depresi
Tidak ada gangguan orientasi fungsi kognitif normal
Daya ingat jangka panjang, menengah dan sesaat cukup baik.
Pikiran abstrak : baik, tidak ada deficit kognitif.
Intlegensi : di atas rata-rata. Tidak ditemukan kemunduran fungsi intelektual.
Status fungsional : cukup baik.
ADL dan IADL: masih baik untuk menilai kemampuan aktifitas sehari-hari disini masih baik
yang berarti pada pasien tidak ada ketergantungan kepada orang lain (mandiri)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
7/27/2019 Makalah 5 Ger
11/27
Tidak ada kelainan. Artinya kelainan pada pasien bukan disebabkan oleh gangguan organic.
PATOFISIOLOGI
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti: 5
HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydroksi
phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood.
Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan
serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki
serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan
dalam patofisiologi depresi (Kaplan, 2010). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah
menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti
Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah disertai
1. Wanita usia 65 tahun
2. Memikirkan anak sulungnya yang PHK serta
menantunya yang sering menuntut
3. Kematian suaminya 1 bulan yang lalu
4. Tuntutan dan ancaman anak sulung terhadap dirinya
STRESSOR
Gangguan tidur, murung, menangis
sendiri , menolak makan, halusinasi
auditorik +, waham nihilistik, waham
tuduh diri, ide ingin bunuh diri,
DEPRESI
7/27/2019 Makalah 5 Ger
12/27
gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan
bupropion, menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010). Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus
merupakan pusat pengaturan Aksis neuroendokrin, neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien
depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan
fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi
menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering
terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis
yang paling banyak diteliti menerima input neuron yang mengandung aksis Hypothalamic-
Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis
neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon
pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak diteliti. Hipersekresi CRH
(corticotropin releasing hormone) merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamentalpada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan
balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan
neuromodulator yang mengatur CRH . Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti
perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan
organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi
mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH. Pada orang lanjut
usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem
dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin.
Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase. Kehilangan saraf atau
penurunan neurotransmiter. Sistem saraf pusat mengalami kehilangan secara selektif pada sel
sel saraf selama proses menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh
otak selama rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada
sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum dan bulbus olfaktorius. Bukti
menunjukkan bahwa ada ketergantungan dengan umur tentang penurunan aktivitas dari
noradrenergik, serotonergik, dan dopaminergik di dalam otak. Khususnya untuk fungsi aktivitas
menurun menjadi setengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengan umur 60-an tahun.(8,9)
Diagnosis Kerj a
7/27/2019 Makalah 5 Ger
13/27
Kriteria diagnostik klinis gangguan depresi mayor menurut DSM IV-TR (Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder, 4th edition, text revision) adalah adanya suatu keadaan
mood yang terdepresi baik yang dirasakan sendiri atau yang diamati oleh orang lain dan
menghilangnya atau berkurangnya minat dan kesenangan pada hampir semua aktivitas yang
dikerjakan.
Kedua kondisi tersebut berlangsung hampir setiap hari selama sekurangnya dua minggu berturut-
turut. Kedua kondisi tersebut diikuti dengan sekurangnya 3 dari kondisi berikut yang juga
berlangsung selama sekurangnya dua minggu berturut-turut dan nyaris berlangsung tiap hari:
1. Berkurangnya berat badan secara dratis walaupun tidak sedang diet atau bertambahnya berat
badan secara signifikan (kenaikan berat badan lebih dari 50% dalam satu bulan) akibat
penurunan atau peningkatan nafsu makan.
2. Insomnia atau hipersomnia.
3. Agitasi atau retardasi psikomotor.
4. Merasa lesu atau hilang tenaga.
5. Merasa tidak berharga atau adanya rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai dengan
kondisinya.
6. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi dan ketidakmampuan untuk
memutuskan sesuatu.7. Adanya pikiran berulang mengenai kematian, atau pikiran berulang mengenai ide-ide bunuh
diri tanpa rencana yang spesifik, atau percobaaan bunuh diri, atau rencana bunuh diri yang
spesifik.
Gejala-gejala tersebut harus menyebabkan suatu penderitaan atau gangguan fungsi yang
signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang lain yang penting dalam fungsi hidup
sehari-hari. Gejala yang muncul juga bukan akibat langsung dari penggunaaan zat (contoh:
penggunaan obat dalam jangka waktu lama) atau kondisi medis tertentu (contoh:hipotiroid).
Gejala yang muncul juga bukan reaksi yang muncul akibat suatu reaksi berduka akibat
kehilangan orang yang dicintai.
7/27/2019 Makalah 5 Ger
14/27
Berdasarkana hal diatas, menurut kelompok kami hal tersebut berarti, bahwa telah
terpenuhinya criteria MDD secara definisi maupun 3 dari hal yang telah disebutkan diatas,
seperti, adanya insomnia (kesulitan tidur), agitasi, merasa lesu dan hilang tenaga, berkurangnya
kemampuan berpikir dan konsenterasi, bahkan disertai pikiran berulang untuk bunuh diri. Dan
kondisi tersebut terjadi hampir setiap hari dalam kurun waktu 2 minggu berturut-turut.
Kriteria penentu tingkat keparahan/psikotik/remisi dari Episode Depresi Mayor:
Ringan: adanya beberapa gejala diagnostik yang menyebabkan hambatan minor pd fungsi
okupasional, aktifitas sosial atau hubungan dengan sesama.
Sedang: gejala dan hambatan yg ada berada diantara ringan dan berat.
Berat tanpa gambaran psikotik: adanya sejumlah gejala diagnostik (lebih dari ringan dan sedang)
dimana nyata menggangu fungsi okupasional, aktifitas sosial atau hubungan dengan sesama. Berat dgn gambaran psikotik: terdapat waham atau halusinasi, jika memungkinkan tentukan:
-gambaran psikotik sesuai mood: waham dan halusinasi yg menetap bertema khas depresi yaitu
ketidak mampuan, rasa bersalah, penyakit, kematian, nihilistik atu berhak menerima hukuman.
Berdasarkan hal tersebut maka kami menyimpulkan bahwa pasien ini, sedang berada
pada Dda tingkat Depresi Berat dengan gambaran psikotik, karena telah didapatkan waham,
halusinasi, dan perasaan bersalah.(10)
P ENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi adalah untuk mencegah relaps, rekuren, dan kronisitas. Depresi pada
geriatri dapat lebih efektif diobati dengan kombinasi terapi psikologis dan farmakologi disertai
pendekatan interdisiplin yang menyeluruh(4). Terapi pada pasien ini kami bagi menjadi terapi
nonmedikamentosa dan terapi medikamentosa.
Non Medikamentosa
Hospitaliasai
Hal ini diperlukan karena salah satu indikasi perwatan di RS adalah ide bunuh diri
yang disampaikan oleh pasien.
7/27/2019 Makalah 5 Ger
15/27
Informasi dan edukasi pada keluarga
Informasi dan edukasi diberikan kepada keluarga pasien tentang bagaimana
keadaan pasien yang sebenar-benarnya, apa yang menjadi faktor resiko sehingga pasien
didiagnosis depresi, apa saja hal yang harus dilakukan (terapi) terhadap pasien,informasikan pada anak-anaknya agar tidak menjadi stressor bagi pasien, informasikan
juga bahwa pada pasien depresi khususnya lansia memerlukan perhatian dan pendekatan
psikologis lebih, edukasi bagaimana pemenuhan gizi untuk pasien, dan edukasikan bahwa
pasien perlu melakukan aktivitas di siang hari agar ia dapat tertidur di malam hari.
Psikoterapi
Dalam psikoterapi, pasien akan berinteraksi dengan trainer profesional untukmenangani depresi, ide bunuh diri, dan masalah lainnya. Penelitian mengatakan
kombinasi terapi farmakologis dan psikoterapi memberikan banyak keuntungan, 80 %
pasien depresi pulih dan berkurang relapsnya dengan terapi kombinasi ini. (5)
Sosial terapi
Pendekatan aspek sosial dalam penangan pasien depresi meliputi antara lain
diikutkan dalam lembaga sosial kemasyarakatan yang berperan dalam mendukung
sosialisasi dan mengatasi beberapa masalah sosial ekonomi seperti day care centres,
senior club, self help groups, domiciliary care, dan lain sebagainya. Selain itu diperlukan
keterlibatan keluarga pada saat yang tepat. (4)
Terapi kognitif dan perilaku
Mungkin bermanfaat untuk pasien agar dapat berfikir lebih realistik dan
mengatasi pikiran-pikiran yang membuat pasien depresi. (7)
Home care
Jika dirasa keadaan pasien telah membaik, mungkin diperlukan asuhan rumah
karena terdapat resiko untuk relaps , namun pada pasien ini akan diobservasi lebih lanjut
untuk kebutuhannya terhadap home care. Pelayanan kesehatan asuhan rumah bagia lansia
7/27/2019 Makalah 5 Ger
16/27
adalah salah satu unsur pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk kesehatan perorangan
atau kesehatan keluarga di tempat tunggal mereka dalam segi promotif rehabilitatif,
kuratif, dalam upaya mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara
optimal selama mungkin.
Idealnya home care dilaksanankan oleh suatu tim yang melibatkan dokter
keluarga, dokter spesialis (bila diperlukan), ahli gizi, paramedis, care giver, relawan usia
lanjut, dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.(4)
Medikamentosa
Antidepresi
Saat ini golongan SSRI merupakan obat antidepresi yang dianjurkan sebagai linipertama pengobatan depresi pada lanjut usia. Dari golongan SSRI, sitalopram dan sertalin
dianggap paling aman karena kedua obat ini sangat sedikit dimetabolisme oleh isoenzim
cytochrom P450, sehingga mengurangi resiko interaksi obat yang merugikan.
Pengobatan dibedakan atas tiga fase, yaitu:
Fase akut, berlangsung 6-12 minggu diberikan dosis optimal untuk
memperbaiki gejala depresi diharapkan telah tercapai.
Fase lanjutan, berlangsung 4 sampai 9 bulan dengan dosis optimal untuk
mencegah relaps.
Teapi rumatan, bisa berlangsung hingga lebih dari 1 tahun.
Antipsikotik
Terapi pilihan depresi dengan gejala psikosis pada lansia adalah dengan
kombinasi pemberian antidepresi dan antipsikotik. Antipsikotik yang menjadi pilihan
antara lain Risperidone 1,24 3 mg perhari dan Olanzapine 5-15 mg perhari.(7)
DIAGNOSA BANDING
7/27/2019 Makalah 5 Ger
17/27
Gangguan depresi-cemas campuran
A. Mood disforik terus menerus atau berulang berlangsung setidaknya 1
bulan.
B. Mood disforik disertai setidaknya 1 bulan empat atau lebih gejalaberikut.
Kesulitan untuk berkonsentrasi
atau pikiran kosong
-
Gangguan tidur
Kelelahan atau kehilangan tenaga -
Irritabilitas
Worry Mudah menangis -
Waspada berlebihan
Mengantisipasi hal-hal -
Perasaan tidak ada harapan
Perasaan tidak berharga
C. Gejala menyebabkann penderitaan secara klinis yang bermakna atau
gangguan fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang penting lainnya.
D. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari zat atau suatu
kondisi medis umum
E. Semua dari hal berikut :
1. Kriteria tidak memenuhi Gangguan Depresi Mayor, Gangguan
Distimik, Gangguan Panik atau Gangguan Cemas Menyeluruh.
2. Kriteria tidak memenuhi gangguan mood atau cemas yang lain
3. Gejala tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya.(3)
Prognosis
7/27/2019 Makalah 5 Ger
18/27
Depresi pada geriatri sering berlanjut kronis dan kambuh-kambuhan, ini berhubungan
dengan komorbiditas medis, kemunduran kognitif, dan faktor- faktor psikososial. Hal-hal pada
pasien yang mengarah pada prognosis yang lebih baik antara lain tidak ada riwayat episode
berulang, onset pada usia dibawah 70 tahun, memiliki keluarga yang mendukung, tidak ada
riwayat distimia, tidak ada penyakit fisik. Sedangkan hal-hal yang mengarahkan pada prognosis
yang lebih buruk pada pasien ini antara lain ada ide bunuh diri (menunjukkan depresi yang sudah
berat), keluarga sebagai stressor (anak pasien), dan ada gejala psikosis. Prognosis keseluruhan
pada pasien ini adalah sebagai berikut:
Ad Vitam : ad bonam
Ad Fungsionam : ad bonam
Ad Sanantionam : dubia ad bonam
BAB IV
7/27/2019 Makalah 5 Ger
19/27
TINJAUAN PUSTAKA
DEPRESI PADA LANSIA
Definisi
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan
kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga menyebabkan hilangnya kegairahan
hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA masih
baik), kepribadian yang utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/spliting of personality,
perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.
Manifestasi Klinis
Mengenali depresi pada usia lanjut memerlukan suatu keterampilan dan pengalaman,
karena manifestasi gejala-gejala depresi klasik (perasaan sedih, kurang semangat, hilangnya
minat/hobi atau menurunya aktivitas) sering tidak muncul. Sangat tidak mudah untuk
membedakan sekuele gejala psikologik akibat penyakit fisik dari gangguan depresi atau gejala
somatik depresi dari efek sistemik penyakit fisik. Keduanya bisa saja terjadi pada seorang
individu usia lanjut pada saat yang sama. Usia lanjut yang mengalami depresi bisa saja
mengeluhkan mood yang menurun, namun kebanyakan menyangkal adanya mooddepresi, yang
sering terlihat adalah gejala hilangnya tenaga/energi, hilangnya rasa senang, tidak bisa tidur, atau
kehilangan rasa sakit/nyeri).
Gejala yang sering muncul adalah anxietas atau kecemasan, preokupasi gejala fisik,
perlambatan motorik, kelelahan, mencela diri sendiri, pikiran bunuh diri, dan insomnia.
Sedangkan gejala depersonalisasi, rasa bersalah, minat seksual menurun agak jarang. Sebagai
petunjuk kearah depresi perlu diperhatikan tanda-tanda berikut, seperti rasa lelah yang terus
menerus bahkan juga sewaktu beristirahat, kehilangan kesenangan yang biasanya dapat ia
nikmati (tidak merasa senang lagi jika dikunjungi oleh cucu-cucunya), dan mulai menarik diri
dari kegiatan dan interaksi sosial.
Gambaran klinis depresi pada usia lanjut dibandingkan dengan pasien yang lebih muda
berbeda, usia lanjut cenderung meminimalkan atau menyangkal mood depresinya dan lebih
banyak menonjolkan gejala somatiknya, disamping mengeluh tentang gangguan memori.
7/27/2019 Makalah 5 Ger
20/27
Diagnosa Depresi
Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman
Penggolongan Diagnosis gangguan Jiwa di Indonesia III) yang merujuk pada ICD 10(International Classification of Deseases 10). Gangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan,
sedang, dan berat sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap
kehidupan seseorang.
Pedoman diagnostik lainnya adalah DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders IV). Depresi berat menurut DSM IV jika ditemukan 5 atau lebih gejala-gejala
berikut dibawah ini, yang terjadi hampir setiap hari selama 2 minggu dan salah satu dari gejala
tersebut adalah mood terdepresi atau hilangnya rasa senang/minat.
Gejala-gejala tersebut :
1. Mood depresi hampir sepanjang hari
2. Hilang minat/rasa senang secara nyata dalam aktivitas normal
3. Berat badan menurun atau bertambah
4. Insomnia atau hipersomnia
5. Agitasi atau retardasi psikomotor
6. Kelelahan dan tidak punya tenaga
7. Rasa tidak berharga atau perasaan bersalah berlebihan
8. Sulit berkonsentrasi
9. Pikiran berulang tentang kematian, percobaan/ide bunuh diri.
Menurut ICD X, pada gangguan depresi, ada tiga gejala utama yaitu :
1. Mood terdepresi
2. Hilang minat/semangat
3. Hilang tenaga/mudah lelah.
Disertai gejala lain :1. Konsentrasi menurun
2. Harga diri menurun
3. Perasaan bersalah
4. Pesimis memandang masa depan
5. Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri
7/27/2019 Makalah 5 Ger
21/27
6. Pola tidur berubah
7. Nafsu makan menurun
Pedoman Pengelompokan Berat Ringannya Depresi
DepresiGejala utama
minimal
Gejala lain
minimalFungsi Keterangan
Ringan 2 3 Baik Distres
Sedang 2 3 atau 4 TergangguBerlangsung minimal 2
mingguBerat 3 4 Sangat terganggu Intensitas gejala berat
Menurunnya perawatan diri, perubahan kebiasaan makan, turunnya berat badan, dapatmerupakan tanda awal depresi tapi dapat juga merupakan tanda-tanda demensia. Oleh karena itu
perlu dilakukan juga pemeriksaan fungsi kognitif dengan Mini Mental State Examination
(MMSE) atau Abbreviated Mental Test (AMT).
Pemeriksaan Pasien Depresi
Salah satu langkah penting dalam penatalaksanaan depresi adalah mendeteksi atau
mengidentifikasi. Sampai saat ini belum ada suatu konsensus atau prosedur khusus untuk
penapisan/skrining depresi pada populasi usia lanjut. Salah satu instrumen yang dapat membantuadalah Geriatric Depression Scale (GDS) yang terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab
oleh pasien sendiri. GDS ini dapat dimampatkan menjadi 15 pertanyaan saja dan ini mungkin
lebih sesuai untuk dipergunakan dalam praktek umum sebagai alat penapis depresi pada lanjut
usia. Ada beberapa pertanyaan pokok yang harus diajukan dalam proses pemeriksaan yaitu :
1. Apakah pada dasarnya anda merasa puas dengan kehidupan anda ?
2. Apakah hidup anda terasa kosong ?
3. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri anda ?
4. Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar waktu anda ?
Pertanyaan tersebut dapat dilengkapi dengan mengeksplorasi hal-hal berikut :
1. Apakah pasien mempunyai riwayat depresi ?
2. Apakah pasien terisolasi secara sosial ?
3. Apakah pasien menderita penyakit kronik ?
7/27/2019 Makalah 5 Ger
22/27
4. Apakah pasien baru saja berkabung ?
Bila ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada depresi harus dilakukan lagi
pemeriksaan lebih rinci tentang 1) Riwayat klinis/anamnesis, 2) pemeriksaan fisik, 3)
Pemeriksaan kognitif, 4) Pemeriksaan status mental, 5) pemeriksaan lain (memerlukan rujukan
ke pelayanan yang lebih spesialistik).
Penatalaksanaan Depresi Pada Usia Lanjut
Penatalaksanaan yang adekuat menggunakan kombinasi terapi psikologis dan
farmakologis disertai pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Terapi diberikan dengan
memperhatikan aspek individual harapan-harapan pasien, martabat (dignity) dan
otonomi/kemandirian pasien. Problem fisik yang ada bersama-sama dengan penyakit mental
harus diobati.
Terapi fisik
1. Obat (Farmakologis)
Secara umum semua jenis obat antidepresan sama efektivitasnya. Pengobatan dimulai
dengan dosis separuh dosis dewasa, lalu dinaikkan perlahan-lahan sampai ada perbaikan
gejala. Beberapa kelompok anti depresan adalah Trisiklik, SSRI's (Selective Serotonin
Re-uptake Inhibitors),MAOI's (Monoamine Oxidase Inhibitors) dan Lithium.
2. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
Terapi Psikologik
1. Psikoterapi : Psikoterapi Individu dan kelompok paling efektif dilakukan bersama-sama
dengan pemberian anti depresan. Perlu diperhatikan teknik psikoterapi dan kecocokan
antara pasien dengan terapis sehingga pasien merasa lebih nyaman, lebih percaya diri dan
lebih mampu mengatasi persoalannya sendiri.
2. Terapi Kognitif : bertujuan mengubah pola pikir pasien yang selalu negatif (persepsi diri,
masa depan, dunia, diri tak berguna, tak mapu, dsb) ke arah pola pikir yang netral atauyang positif.
3. Terapi Keluarga : problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit
depresi, sehingga dukungan/supportterhadap pasien sangat penting. Proses penuaan
mengubah dinamika keluarga, ada perubahan posisi dari dominasi menjadi dependen
7/27/2019 Makalah 5 Ger
23/27
pada orang usia lanjut. Tujuan dari terapi terhadap keluarga pasien yang depresi adalah
untuk meredakan perasaan frustrasi dan putus asa, mengubah dan memperbaiki
sikap/struktur dalam keluarga yang menghambat proses penyembuhan pasien.
4. Penanganan ansietas : teknik yang umum dipakai adalah program relaksasi progresif baik
secara langsung dengan infrastruktur (psikolog atau terapis okupasional) atau melalui
tape recorder. Teknik ini dapat dilakukan dalam praktek umum sehari-hari.
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)
Bentuk-Bentuk KDRT
Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga bisa dikategorikan dalam beberapa kelompok
berikut ini :
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan Fisik Berat, berupa penganiayaan berat seperti menendang; memukul,
menyundut; melakukan percobaan pembunuhan atau pembunuhan dan semua
perbuatan lain yang dapat mengakibatkan : cedera berat; Tidak mampu menjalankan
tugas sehari-hari; Pingsan; Luka berat pada tubuh korban dan atau luka yang sulit
disembuhkan atau yang menimbulkan bahaya mati; Kehilangan salah satu panca
indera; Mendapat cacat: Menderita sakit lumpuh.; Terganggunya daya pikir selama 4
minggu lebih; Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan; Kematian
korban.
Kekerasan Fisik Ringan, berupa menampar, menjambak, mendorong, dan perbuatan
lainnya yang mengakibatkan : cedera ringan; rasa sakit dan luka fisik yang tidak masuk
dalam kategori berat;
Melakukan repitisi kekerasan fisik ringan dapat dimasukkan ke dalam jenis kekerasan
berat.2. Kekerasan Psikis
Kekerasan Psikis Berat, berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi,
kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan dan
isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina;
7/27/2019 Makalah 5 Ger
24/27
penguntitan; kekerasan dan atau ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis; yang
masing-masingnya bisa mengakibatkan penderitaan psikis berat berupa salah satu atau
beberapa hal berikut :
Gangguan tidur atau gangguan makan atau ketergantungan obat atau disfungsi
seksual yang salah satu atau kesemuanya berat dan atau menahun.
Gangguan stress pasca trauma.
Gangguan fungsi tubuh berat (seperti tiba-tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi
medis)
Depresi berat atau destruksi diri
Gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak dengan realitas seperti
skizofrenia dan atau bentuk psikotik lainnya
Bunuh diri
Kekerasan Psikis Ringan, berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi,
kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan, dan
isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina;
penguntitan; ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis;yang masing-masingnya
bisa mengakibatkan penderitaan psikis ringan, berupa salah satu atau beberapa hal di
bawah ini:
Ketakutan dan perasaan terteror
Rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak
Gangguan tidur atau gangguan makan atau disfungsi seksual
Gangguan fungsi tubuh ringan (misalnya, sakit kepala, gangguan pencernaan
tanpa indikasi medis)
Fobia atau depresi temporer
3. Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual Berat, berupa:
7/27/2019 Makalah 5 Ger
25/27
Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ
seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang
menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina dan merasa dikendalikan.
Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban
tidak menghendaki.
Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau
menyakitkan.
Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau
tujuan tertentu.
Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi
ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi.
Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang
menimbulkan sakit, luka,atau cedera.
Kekerasan Seksual Ringan, berupa pelecehan seksual secara verbal seperti komentar
verbal, gurauan porno, siulan, ejekan dan julukan dan atau secara non verbal, seperti
ekspresi wajah, gerakan tubuh atau pun perbuatan lainnya yang meminta perhatian
seksual yang tidak dikehendaki korban bersifat melecehkan dan atau menghina korban.
Melakukan repitisi kekerasan seksual ringan dapat dimasukkan ke dalam jenis
kekerasan seksual berat.
4. Kekerasan Ekonomi
Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan pengendalian
lewat sarana ekonomi berupa:
Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran.
Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.
Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan
atau memanipulasi harta benda korban.
Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya sengaja yang menjadikan
korban tergantung atau tidak berdaya secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan
dasarnya.
7/27/2019 Makalah 5 Ger
26/27
DAFTAR PUSTAKA
1. Mayo Staff.depression.Available at:
http://www.mayoclinic.com/health/depression/DS00175/DSECTION=symptoms
Acessed on June 12th 2012
2. Anonim.Wahan.Available
at:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdfAcessed on June
12th
2012
3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadocks Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. New York: Lippincott Williams and Wilkins; 2007.
4. Buku IPD
http://www.mayoclinic.com/health/depression/DS00175/DSECTION=symptomshttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdfhttp://www.mayoclinic.com/health/depression/DS00175/DSECTION=symptomshttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdf7/27/2019 Makalah 5 Ger
27/27
5. NIMH. Older Adults: Depression and Suicide Facts (Fact Sheet). Available at :
http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-
fact-sheet/index.shtml. Acessed on june, 16th 2012
6. The Royal Collage on psychiatrists. Depresion on older adult. Available at:http://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninoldera
dults.aspx. Acessed on june, 16th 2012
7. AlexopoulosGS,StreimJ,CarpenterD,Docherty JP. Using antipsychotic agents in
older patients available at :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14994733. Acessed
on june, 16th 2012.
8. Alexopoulos G.S. Mood disorders. In Sadock B.J., Sadock V.A., eds. Kaplan & Sadocks
Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed. Philadelphia: Lippincott. Williams &
Wilkins, 2000; p.3060-8.
9. Dunkin J.J., Kasl-Godley J.E.: Psychological Changes with Normal Aging. In SadockB.J., Sadock V.A. Eds. Kaplan & Sadock: Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7thEd Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins, 2000; p. 30.
10. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook. Kriteria diagnostik DSM-IV-TR. Available at:
http://psikiatri-fds.blogspot.com . Acessed on june, 16th 2012.
http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Alexopoulos%20GS%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Streim%20J%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Carpenter%20D%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Carpenter%20D%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Docherty%20JP%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14994733http://psikiatri-fds.blogspot.com/http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Alexopoulos%20GS%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Streim%20J%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Carpenter%20D%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Docherty%20JP%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14994733http://psikiatri-fds.blogspot.com/Top Related