7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
1/40
L BOR TORIUMKIMI FISIK
Percobaan : KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
Kelompok : VI A
N a m a :
1. A r ist a n ia N ila W a g isw a r i N RP . 2313 0 30 0 0 5
2. Rev a n i N u r ia w a t i N RP . 2313 0 30 0 193. M . Fik ri D zu lk a rn a in Rim o sa n N RP . 2313 0 30 0 37
4. Rio Sa n ja y a N RP . 2313 0 30 0 65
5. N u r A n n isa O k t a v ia n a N RP . 2313 0 30 0 89
Ta n g g a l P erco b a a n : 21 O k t ob er 20 13
Ta n g g a l P en y era h a n : 28 O k t o b er 20 13
D osen P em b im b in g : W a r lin d a Ek a Tr ia st u t i S.T., M .T.
A sist en La b o ra t o r iu m : D h a n ia r Ru la n d r i W .
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
2/40
i
ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kelarutan dan menghitung panas
pelarutan differensial pada larutan jenuh asam oksalat
Metode pertama yang dilakukan adalah mengukur aquades 50 ml dengan gelas ukur
dan memasukan kedalam Erlenmeyer. Mengkondisikan aquades pada suhu 50C, dengan
menaruhnya pada air yang berisi es. Memasukan asam oksalat kristal ke dalam aquadest dan
mengaduknya hingga kristalnya tidak mau larut atau dapat disebut sebagai konisi tepat jenuh
atau jenuh. Mengukur suhu larutan dan mencatatnya. Mengambil larutan dan memasukkan
ke dalam piknometer sejumlah volume piknometer dan menimbangnya. Mengambil 10 ml
larutan dan menitrasi larutan menggunakan NaOH baku dengan indikator PP sebanyak 3
tetes. Menitrasi larutan sebanyak 2 kali. Mengulangi tahap 1 sampai 8 untuk variable suhu10
0C, 15
0C, dan 20
0C.
Hasil percobaan pertama yang didapat adalah hubungan yang terjadi antara suhu
dengan kelarutan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan pada suhu 50C
massa asam oksalat yang terlarut adalah sebesar 9,5 gram, pada suhu 100C massa asam
oksalat yang terlarut adalah sebesar 10 gram. Untuk suhu sebesar 150C massa asam oksalat
yang terlarut adalah sebesar 10,5 gram dan untuk suhu 200C jumlah massa asam oksalat
yang terlarut adalah 12 gram. Volume rata-rata dari titran untuk mengubah warna dari tidak
brwarna menjadi ungu berbeda-beda untuk setiap suhunya. Pada suhu 50C volume rata-rata
titran sebesar 16,15 ml, untuk suhu 100C volume rata-rata titran yang dibutuhkan sebesar
17,75 ml. Untuk suhu 150C volume rata-rata titran yang dibutuhkan sebesar 18,9 ml dan
untuk suhu 200C volume rata-rata titran yang dibutuhkan sebesar 23,6 ml. Hubungan yang
terjadi antara suhu dengan kelartan yang didapatkan melalui percobaan ini menunjukanbahwa dari hasil percobaan semakin besar suhu aquades maka jumlah kristal Asam Oksalat
(H2C2O4) yang larut dalam aquades juga semakin besar. Karena lebih banyak jumlah asam
oksalat yang dapat terlarut jika jumlah pelarutnya juga semakin banyak. Hal tersebut secara
teoritis dapat dijelaskan bahwa hubungan massa zat terlarut berbanding lurus dengan
volume zat pelrutnya.
Kata kunci: kelarutan, panas pelarutan diferensial, titrasi
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
3/40
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAKS . i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GRAFIK v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ... I-1I.2Rumusan Masalah ...... I-1
I.3 Tujuan Percobaan ...... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori ... II-1
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 VariabelPercobaan . III-1
III.2 Alat yang Digunakan ...... III-1
III.3 Bahan yang Digunakan ... III-1III.4 Prosedur Percobaan III-1
III.5 Diagram AlirPercobaan ...... III-2
III.6 Gambar Alat Percobaan .. III-3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan .. IV-1
IV.2 Pembahasan IV-2
BAB V KESIMPULAN .. V-1
DAFTAR PUSTAKA .. vi
DAFTAR NOTASI .. vii
APPENDIX . viii
LAMPIRAN
Laporan Sementara
Fotocopy Literatur
Lembar Revisi
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
4/40
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.6 Gambar Alat Percobaan . III-3
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
5/40
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Hubungan Suhu dengan Kelarutan . IV-4
Grafik IV.2 Hubungan Suhu dengan Volume Titran ..................................... IV-5
Grafik IV.3 Hubungan Perubahan Suhu dengan Massa Zat Telarut ................... IV-5
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
6/40
iv
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1.1 Massa Terlarut dan Suhu Akhir Larutan ......... IV-1
Tabel IV.1.2 Volume Titran .. IV-1
Tabel IV.1.3 Massa Larutan dalam Piknometer IV-1
Tabel IV.1.4 Perhitungan Panas Pelarutan Differensial. IV-2
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
7/40
I-1
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kelarutan, dimana kita tahu kelarutan itu
proses terlarutnya suatu zat dalam suatu pelarut, contohnya seperti garam (zat terlarut) yang
dilarutkan dalam suatu air (pelarut) yang bercampur menjadi larutan garam (larutan).
Kelarutan merupakan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut atau (solute), untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larutdalam suatu pelarut. Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh, dan lewat jenuh. Larutan jenuh bila
larutan tidak dapat melarutkan lebih banyak zat terlarut. Bila jumlah zat terlarut kurang dari
larutan jenuh disebut larutan tidak jenuh, dan bila jumlah zat terlarut lebih dari larutan jenuh
disebut larutan lewat jenuh. Daya larut suatu zat dalam zat lain, dipengaruhi oleh jenis zat
pelarut, temperatur, dan sedikit tekanan. Pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat kita lihat
pada kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula dalam air. Gula yang dilarutkan ke dalam air
panas, dan dilarutkan ke dalam air dingin, maka gula yang akan lebih cepat larut pada air
panas karena semakin besar suhu semakin besar pula kelarutannya.
Berdasarkan prinsipnya, kelarutan sebagai fungsi suhu didasari oleh pergeseran
kesetimbangan antara zat yang beraksi dengan hasilnya. Dimana bila suhu dinaikkan maka
kelarutan akan bertambah dan kesetimbangan akan bergeser. Tetapi bila suhu diturunkan
maka kelarutan akan semakin kecil dan disertai oleh pergeseran kesetimbangan.
Aplikasi kelarutan dalam dunia industri adalah pada pembuatan reaktor kimia pada proses
pemisahan dengan cara pengkristalan integral, selain itu dapat digunakan untuk dasar atau
ilmu dalam proses pembuatan granul-granul pada industri baja. Dalam percobaan ini, akan
dilakukan percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu pada asam oksalat dengan menggunakan
suhu yang bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh suhu pada
penentuan kelarutan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan kelarutan dan menghitung panas pelarutan differensial
pada larutan jenuh asam oksalat?
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
8/40
I-2
Bab I Pendahuluan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
I.3 Tujuan Percobaan
1. Menentukan kelarutan dan menghitung panas pelarutan differensial pada larutan jenuh
asam oksalat
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
9/40
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai
membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan
mengambil sejumlah tertentu pelarut murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan
jumlah zat yang dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih
terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk akan terjadikesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak larut (Atkins, 1994).
Yang dimaksud dengan kelarutan dari suatu zat dalam suatu pelarut, adalah
banyaknya suatu zat dapat larut secara maksimum dalam suatu pelarut pada kondisi
tertentu.Biasanya dinyatakan dalam satuan mol/liter. Jadi, bila batas kelarutan tercapai,
maka zat yang dilarutkan itu dalam batas kesetimbangan, artinya bila zat terlarut
ditambah, maka akan terjadi larutan jenuh, bila zat yang dilarutkan dikurangi, akan
terjadi larutan yang belum jenuh. Dan kesetimbangan tergantung pada suhu pelarutan
(sukardjo, 1997).
Dua komponen dalam larutan adalah solute dan solvent.Solute adalah substansi
yang melarutkan.Contoh sebuah larutan NaCl.NaCl adalah solute dan air adalah solvent.
Dari ketiga materi, padat, cair dan gas, sangat dimungkinkan untuk memilki Sembilan
tipe larutan yang berbeda: padat dalam padat, padat dalam cairan, padat dalam gas, cair
dalam cairan, dan sebagainya. Dari berbagai macam tipe ini, larutan yang lazim kita
kenal adalah padatan dalam cairan, cairan dalam cairan, gas dalam cairan serta gas dalam
gas (sukardjo, 1997).
Jika kelarutan suhu suatu sistem kimia dalam keseimbangan dengan padatan,
cairan atau gas yang lain pada suhu tertentu maka larutan disebut jenuh. Larutan jenuh
adalah larutan yang kandungan solutnya sudah mencapai maksimal sehingga
penambahan solut lebih lanjut tidak dapat larut. Konsentrasi solut dalam larutan jenuh
disebut kelarutan. Untuk solut padat maka larutan jenuhnya terjadi keseimbangan dimana
molekul fase padat meninggalkan fasenya dan masuk ke fase cairan dengan kecepatan
sama dengan molekul-molekul ion dari fase cair yang mengkristal menjadi fase padat
(sukardjo, 1997).
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
10/40
Larutan tak jenuh
yang diperlukan untuk
tidak tepat habis bereaksi
Larutan sangat jenu
yang diperlukan untuk la
melarutkan zat terlarut
merupakan kesetimbang
dinaikan. Pada umumnya
(syukri,1999).
Dalam larutan jenu
tidak larut.keseimbangan
Dimana :
A (l) : molekul zat terl
A (p) : molekul zat ya
Panas pelarutan y
dilarutkan dalam larutan
pelarutan untuk larutan
umumnya panas pelaruta
meningkatkan jumlah za
zat zat yang panas pela
jumlah zat yang terlarut (
Proses apa saja ya
arah yang lain. Karenberlangsung dengan laju
dengan kesetimbangan
dinaikkan maka proses a
disukai. Segera setelah s
zat yang melarut. Suatu
larut pada suhu tinggi (Kl
Kelarutan zat menu
yang bersentuhan denga
contoh mengenai kes
BAB II Tinj
Laboratorium
aitu larutan yang mengandung solute (zat terl
embuat larutan jenuh atau larutan yang parti
dengan pereaksi.
h, yaitu larutan yang mengandung lebih banyak
rutan jenuh atau dengan kata lain larutan yang
ehingga terjadi endapan didalam larutan. Sua
n dinamis. Kesetimbangan tersebut akan be
kelarutan zat padat dalam larutan bertambah b
terjadi keseimbangan antara molekul zat yan
itu dapat dituliskan sebagai berikut :
A(p) A(l)
arut
g tidak larut
ng dihitung adalah panas yang diserap jika
yang sudah dalam keadaan jenuh. Hal ini berbe
encer yang biasa terdapat dalam table panas
n bernilai (+), sehingga menurut vant hoff ke
terlarut (panas pelarutan (+)) = endotermis.
rutannya (-) adalh eksotermis. Kenaikan suhu a
Tim Kimia Fisika, 2011).
g bersifat endotermis dalam satu arah adalah
proses pembentukan larutan dalam prosdalam proses pengkristalan berlangsung denga
aka perubahan energy netto adalah nol.
kan menyerap kalor. Dalam hal ini pembentu
hu dinaikkan tidak berada pada kesetimbanga
at yang menyerap kalor ketika melarut cender
einfelter, 1996).
rut suhu sangat berbeda beda. Pada suhu terte
zat terlarut yang tidak larut dalam larutan
timbangan dinamik. Karena dihadapkan
II-2
auan Pustaka
Kimia Fisika
rut) kurang dari
el partikelnya
solute dari pada
tidak dapat lagi
tu larutan jenuh
geser bila suhu
la suhu dinaikan
g larut dan yang
1 mol padatan
da dengan panas
pelarutan. Pada
aikan suhu akan
edangkan untuk
kan menurunkan
eksoterm dalam
s pengkristalanlaju yang sama
etapi jika suhu
an larutan lebih
karena ada lagi
ng lebih mudah
tu larutan jenuh
tu adalh sebuah
dengan sistem
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
11/40
kesetimbangn, dapat me
gangguan itu pada siste
antara lain perubahan
penyerap kalor.
Jika pelarut dari za
dinyatakan dalam persa
Kal
Dengan larutan (l2
meningkatkan kelarutan.
meningkatnya suhu. Unt
cairan, biasaarutannya ke
Untuk gas, pembe
ketimbangan dapat dinya
Untuk kesetimabng
sebab pergeseran ini ke
kurang larut dalam caira
Pengaruh temperat
persamaan : p =
konstanta kesetimbanga
eksoterm konstanta kese
Alberty Silbey, 1996).
Pada larutan jenuh
tidak larut. Dalam kes
mengendap. Artinya kon
II.2 Teori Panas dan Pelaru
Panas pelarutan ad
solute dalam n mol solv
adanya ikatan kimia dar
pelarutan integral dan pa
perubahan entalpi yang t
dicampur pada tekanan d
BAB II Tinj
Laboratorium
ggunakan prinsip le chatelier. Untuk mengan
akan mempengaruhi kedudukan kesetimbanga
ada suhu ini cenderung menggeser kesetim
t terlarut lebih banyak merupakan peristiwa e
aan :
r + zat terlarut + larutan (l1) larutan (l
) lebih pekat daripada larutan(l1) maka ken
Dengan kata lain, kesetimbangan bergeser
k kebanyakan padatan dan cairan yang dilakuk
larutan meningkat dengan kenaikan suhu.
tukan larutan dalam cairan hapir selalu eks
akan dengan :
as + larutan (1) larutan (2) + kalor
an ini, peningkatan suhu malah akan mengusi
kiri adalah endoterm. Karena itu gas hamppi
jika suhunya dinaikkan (Atkins, 1994)
r dalam kesetimbangan kimia ditentukan den
yang disebut persamaan vant hoff. Pada
akan naik seiring dengan naiknya termpera
timbangan akan turun dengan naiknya tempe
terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dala
etimbangan ini, kecepatan melarut sama d
entrasi zat dalam larutan akan selalu sama.
an
lah panas yang menyertai reaksi kimia pada p
nt pada tekanan dan temperatur yang sama. H
i atom-atom. Panas pelarutan dibagi menjadi
nas pelarutan diferensial. Panas pelarutan dide
erjadi bila dua zat atau lebih zat murni dalam
n temperatur tetap untuk membuat larutan (Alb
II-3
auan Pustaka
Kimia Fisika
alisis bagaimana
n. Gangguan ini
bangan kea rah
ndoterm, seperti
)
ikan suhu akan
e kanan karena
an dalam pelarut
oterm, sehingga
gas dan larutan
r selalu menjadi
gano
dengan
reaksi endoterm
tur. Pada reaksi
ature (Robert A
larutan dan zat
ngan kecepatan
elarutan mol zat
l ini disebabkan
dua yaitu panas
finisikan sebagai
keadaan standar
erty, 1992).
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
12/40
Bila suatu zat terlar
kalor reaksi bergantung
pelarut yang secara kimi
kalor pelarutan hampir
kemolalan m1 dan m2
konsentrasi M, yang
membuat larutan dengan
Pengaruh temperat
negatif, daya larut turun
daya larut naik dengan n
daya larut zat padat dan
142).
Kelarutan zat terla
dinyatakan dalam bany
Suminar,1992).
Kelaruta(s) suatu e
dari larutan jenuhnya (Vo
Larutan jenuh mer
maksimum pada suhu te
dicirikan oleh nilai Ks
mengandung zat terlarut
, maka dikatakan bahwa l
Kelarutan bergantu
bahan bahan lain dalaPerubahan kelaruta
dalam anlisis anorgani
terbuka pada tekanan a
mempunyai pengaruh y
kelarutan dengan suhu.
besar dengan kenaikan
kalium sulfat) terjadi
bedadalam beberapa ha
(Vogel,1990).
BAB II Tinj
Laboratorium
ut dilarutkan dalam pelarut, kalor dapat diserap
ada konsentrasi larutan akhir. Bila zat terlarut
sama dan tidak ada komplikasi mengenai ioni
sama dengan peluluhan. Kalor pelarutan, i
adalah kalor yang menyertai pengenceran
engandung 1 mol zat terlarut dengan pela
konsentrasi m2 (Alberty, 1992: 34).
r tergantung dari panas pelarutan. Bila pana
dengan naiknya temperatur. Bila panas pelaru
aiknya temperatur. Tekanan tidak begitu berp
cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas (
ut diketahui dari konsentrasi dalam larutan je
knya mol zat terlarut per liter larutan jenu
dapan menurut defenisi adalah sama dengan k
gel , 1990).
pakan larutan dimana zat terlarutnya (moleku
rtentu .Untuk zat elektrolit yang sukar larut ,
.Nilai Ksp pada suhu 250 C telah didaf
ya melebihi jumlah maksimum kelarutannya p
arutan telah lewat jenuh (Mulyono,2005).
ng pada berbagai kondisi seperti suhu , teka
larutan itu,dan pada komposisi pelarutnya. n dengan tekanan tak mempunyai arti penti
kualitatif,karena semua pekerjaan dilakuka
mosfer ; perubahan yang sedikit dari tekan
ng berarti atas kelarutan.Terlebih penting a
mumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan en
suhu ,meskipun dalam beberapa hal yang i
al yang sebaliknya. Laju kenaikan dengan
l sangat kecil sekali dsalam hal-hal lainn
II-4
auan Pustaka
Kimia Fisika
atau dilepaskan,
dilarutkan dalam
sasi atau solvasi,
tegral antara 2
tertentu dengan
ut murni untuk
pelarutan (H)
tan (H) positif,
ngaruh terhadap
ukardjo, 1997 :
uhnya ,biasanya
(Petrucci dan
onsentrasi molar
l atau ion) telah
arutan jenuhnya
atar.Jika larutan
da suhu tertentu
nan ,konsentrasi
ng yang praktis
dalam bejana
an atmosfer tak
alah perubahan
apan bertambah
timewa (seperti
suhu berbeda-
a sangat besar
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
13/40
Perubahan entalpi
sejumlah tertentu zat terl
dua macam entalpi pel
diferensial. Entalpi pelar
dilarutkan ke dalam n
persamaan reaksi pelarut
X + n H
Persamaan tersebut
air. Sebagai contoh ent
CuSO4:
CuSO4 + 5
Pelarut yang kita
khusus. Salah satu sifat
zat. Walaupun air bukan
zat), tetai dapat melar
anorganik yang polar da
rendah tetapi berinteraksi
Salah satu sebab
kemampuannya menstab
satu dengan lainnya. Ke
dimiliki air. Tetapan di
molekul mempolarisasi
tedapat dalam molekul
menetralkan muatan-muatarik menarik muatan ya
tetapan dielektrik besar.
Dalam percobaan i
dan CuSO4 anhidrat. Bia
dengan menggunakan hu
Hukum Hess menyataka
untuk setiap tahapnya ata
tetapi hanya ditentukan k
BAB II Tinj
Laboratorium
pelarutan adalah kalor yang menyertai pro
arut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekana
rutan yaitu entalpi pelarutan integral dan
tan integral adalah perubahan entalpi jika sat
mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan a
ya dituliskan sebagai berikut:
2O X. nH2O Hr= ....
menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan
alpi pelarutan integral dalam percobaan kita
2O CuSO4. 5 H2O H
unakan dalam hal ini adalah air. Karena air
ya adalah mempunyai kemampuan melarutka
pelarut yang universal (pelarut yang dapat m
tkan banyak macam senyawa ionik, senya
bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa y
khusus dengan air.
engapa air itu dapat melarutkan zat-zat io
lkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapa
ampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan
lektrik adalah suatu tetapan yang menunjuk
an dirinya atau kemampuan mengatur mua
ya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat
tan listrik yang terdapat di sekitarnya. Dalamg belawanan akan sangat diperkecil bila medi
i akan dicari panas pelarutan dua senyawa ya
anya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk
um Hess panas reaksi ini dapat dihitung secar
n bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total p
u bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantu
eadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi d
II-5
auan Pustaka
Kimia Fisika
es penambahan
tetap. Terdapat
ntalpi pelarutan
mol zat terlarut
dalah air, maka
.....kJ
ke dalam n mol
kali ini adalah
r= ........kJ
empunyai sifat
n berbagai jenis
elarutkan semua
a organik dan
ang polaritasnya
ik ialah karena
t terpisah antara
dielektrika yang
an kemampuan
tan listrik yang
mengarah pada
al ini, kekuatannya mempunyai
itu CuSO4.5H2O
itentukan, tetapi
tidak langsung.
erubahan entalpi
g pada lintasan,
pat berlangsung
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
14/40
menurut dua tahap atau
kalor tahapan
mempelajari perub
perubahan fisika (pelarut
satuan tenaga panas
Untuk menentukan
kalorimeter
Besarnya panas reaksi
tekanan tetap ; q
volume tetap ; qv
Hubungan D H dan D U
D H = + maka panas
D U = - maka panas
1. Panas reaksi dipeng
- jumlah zat yang b
- Keadaan fisika
- Temperatur
- Tekanan
- Jenis reaksi (P tet
Dalam menuliskan
percobaan.
Misalnya :
reaksi pebentukan CO2 p
Cperubahan energi dilakuk
Tinjau Reaksi :
jika entalpi pereaksi = H
entalpi hasil reaksi = H
Maka :
H1 = H2 + x kJ
H2-H1 = -x kJ
D H = -x kJ
BAB II Tinj
Laboratorium
lebih maka kalor reaksi totalnya sama denga
ahan panas yang mengikuti reaksi kimia
n, peleburan dsb )
= kalori ; joule (1 joule = 0.24 kal);KJ ; Kkal
perubahan panas yang terjadi pada reaksi-rea
isa dunyatakan pada :
= DH
= D U
: D H = D U+P DV
diserap, reaksi endoterm
ilepaskan, reaksi eksoterm
ruhi oleh :
ereaksi
p atau V tetap)
reaksi kimia harus dituliskan wujud, koefis
ada 1 atm dan 298 K
(grafit)+ 2O2(g) CO2 (g) +393,515 kj an pada tekanan tetap (tekanan atmosfir) sehing
D H = qp
aA + bB cC + dD + x kJ
II-6
auan Pustaka
Kimia Fisika
jumlah aljabar
dan perubahan-
si kimia dipakai
ien dan kondisi
ga berlaku :
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
15/40
Hukum Hess : Ent
tergantung pada jalannya
akhir
Reaksi:
Berdasarkan huku
Macam-macam Panas /P
1. Panas atomisasi : Pan
gas dari keadaan yang
2. Panas penguapan stan
menjadi upanya pada
contoh :
3. Panas peleburan stand
Contoh :
4. Panas pelarutan integ
dalam suatu pelarut. B
5. Panas pengenceran int
konsentrasi tertentu di6. Panas pelarutan difer
ditambahkan ke dalam
7. Panas Pengenceran di
ditambahkan ke dalam
8. Panas netralisasi : pa
tepat dinetralkan oleh
9. Panas Hidrasi : panas
Contoh :
CaCl2 (s) +
BAB II Tinj
Laboratorium
lpi merupakan fungsi keadaan, karena itu per
proses, tetapi hanya tergantung pada keadaan a
C + O2 CO DH1
CO + O2 CO2 DH2
C + O2 CO2 DH3
Hess maka :
D H3 = D H1+ D H2
rub entalpi :
as yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol
paling stabil pada keadaan standar . Contoh :
C grafit C(g) D H = 716,68 Kj
dar : panas yang diperlukan untuk menguapka
eadaan standar
2O(l) H2O(g) D H=44,01 Kj
r : panas yang diperlukan atau dilepas pada p
H2O(s) H2O(l) D H = 6,0 Kj
ral: Panas yang timbul atau diserap pada pel
esarnya tergantung jumlah zat pelarut dan zat te
egral : panas yang timbul atau diserap jika suat
ncerkan lebih lanjut dengan menambahkan pel nsial = panas yang timbul atau diserap jika
sejumlah besar larutan tanpa me- ngubah kons
ferensial : Panas yang timbul atau diserap ji
sejumlah larutan tanpa mengubah konsentrasi l
as yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol eki
1 mol ekivalen basa kuat.
yang timbul atau diperlukan pada pembentukan
H2O (l) CaCl2 .2H2O (s) D H = -7960
II-7
auan Pustaka
Kimia Fisika
ubahannya tidak
wal dan keadaan
at dalam bentuk
n 1 mol zat cair
leburan .
arutan suatu zat
rlarut.
u larutan dengan
rut molzat terlarut
ntrasi larutan.
a 1 mol pelarut
arutan tersebut.
valen asam kuat
hidrat.
kal
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
16/40
II.3 Titrasi
Titrasi merupakan
dalam laboratorium unt
volum memainkan peran
analisa volumetrik. Ana
analitik dan perhitunga
kimia. Analisis cara titri
dengan keterangan: (a) m
Pereaksi T, disebut
buret, dalam bentuk lar
belakangan disebut larut
standardisasi. Penambah
telah ditambahkan. Ma
mengetahui bila penamb
kimia, yang disebut indi
perubahan warna. Indika
mempunyai warna berbe
warna ini dapat atau tid
indikator berubah warna
titik akhir ada sedekat m
kedua titik berimpitan (
salah satu aspek pentin
mengukur volum titran y
tahun istilah analisa volu
dari segi yang ketat, istil
tidak perlu dibatasi oleh
volum gas.
Sebuah reagen yan
standar) dan volumnya
konsentrasinya tidak
BAB II Tinj
Laboratorium
metode analisa kimia secara kuantitatif yang
k menentukan konsentrasi dari reaktan. Ka
an penting dalam titrasi, maka teknik ini juga
lisis titrimetri merupakan satu dari bagian u
nya berdasarkan hubungan stoikhiometri d
etri berdasarkan reaksi kimia seperti:
aA + tT hasil
olekul analit A bereaksi dengan (t) molekul per
titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, bias
tan dengan konsentrasi yang diketahui. Laru
an standar dan konsentrasinya ditentukan den
n titran dilanjutkan hingga sejumlah T yang ek
a dikatakan baha titik ekivalen titran telah
ahan titran berhenti, kimiawan dapat menggu
ator, yang bertanggap terhadap adanya titran
or asam basa terbuat dari asam atau basa orga
da ketika dalam keadaan terdisosiasi maupun
k dapat trejadi tepat pada titik ekivalen. Titik
disebut titik akhir. Tentunya merupakan suatu
ngkin dengan titik ekivalen. Memilih indikato
atau mengadakan koreksi untuk selisih kedua
dari analisa titrimetri. Istilah titrasi menyan
ang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen.
etrik sering digunakan daripada titrimetrik. A
ah titrimetrik lebih baik, karena pengukuran-pe
titrasi. Pada analisa tertentu misalnya, orang
g disebut sebagai peniter, yang diketahui ko
digunakan untuk mereaksikan larutan ya
iketahui. Dengan menggunakan buret te
II-8
auan Pustaka
Kimia Fisika
biasa digunakan
ena pengukuran
dikenali dengan
ama dari kimia
ari reaksi-reaksi
eaksi T.
anya dari sebuah
an yang disebut
an suatu proses
ivalen dengan A
tercapai. Agar
akan sebuah zat
berlebih dengan
nik lemah, yang
idak. Perubahan
titrasi pada saat
harapan, bahwa
untuk membuat
nya) merupakan
kut proses ntuk
elama bertahun-
an tetapi dilihat
ngukuran volum
dapat mengukur
sentrasi (larutan
g dititer yang
kalibrasi untuk
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
17/40
menambahkan peniter, s
dibutuhkan untuk menca
yang ditentukan dengan i
ekivalensidi mana vol
dengan nilai dari mol la
titrasi adalah titik pada s
berubah warna menjadi
titrasi asam-basa, terdapa
Banyak metode ya
reaksi; titrasi biasanya
warna). Dalam titrasi a
contoh adalah fenolftale
muda ketika larutan me
indikator pH yang dapat
merah dalam asam serta
Tidak semua titrasi
maupun produk telah
"indikator". Sebagai con
muda/ungu) sebagai pe
larutan akan menjadi ti
peniter yang berlebih
munculnya warna mera
larutan yang sedang ditit
Akibat adanya sifattajam; sehingga, satu tete
nilai pH secara signifika
langsung. Terdapat sed
ekivalensi yang sebena
indikator, dan besar kesal
Titrasi atau disebu
akurat dan sering diguna
larutan. Titrasi didasarka
BAB II Tinj
Laboratorium
angat mungkin untuk menentukan jumlah pa
pai titik akhir. Titik akhir adalah titik di ma
ndikator. Idealnya indikator akan berubah war
um dari peniter yang ditambahkan dengan m
utan yang dititer. Dalam titrasi asam-basa kua
aat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasan
merah muda karena adanya indikator pH fe
t pula jenis titrasi lainnya.
ng dapat digunakan untuk mengindikasikan t
enggunakan indikator visual (larutan reakta
sam-basa sederhana, indikator pH dapat dig
in, di mana fenolftalein akan berubah warna
capai pH sekitar 8.2 atau melewatinya. Con
digunakan adalah metil jingga, yang beruba
enjadi kuning dalam larutan alkali.
membutuhkan indikator. Dalam beberapa ka
emiliki warna yang kontras dan dapat di
oh, titrasi redoks menggunakan potasiumper
iter tidak membutuhkan indikator. Ketika p
ak berwarna. Setelah mencapai titik ekivale
dalam larutan. Titik ekivalensi diidentifika
muda yang pertama (akibat kelebihan per
r.
logaritma dalam kurva pH, membuat transisi ws peniter pada saat hampir mencapai titik akhir
sehingga terjadilah perubahan warna dalam
ikit perbedaan antara perubahan warna ind
nya dalam titrasi. Kesalahan ini diacu se
ahannya tidak dapat ditentukan.
juga volumetri merupakan metode analisis k
kan untuk menentukan kadar suatu unsur atau
pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai :
II-9
auan Pustaka
Kimia Fisika
sti larutan yang
a titrasi selesai,
a pada saat titik
ol tertentu sama
, titik akhir dari
a ketika larutan
olftalein. Selain
itik akhir dalam
n yang berubah
unakan, sebagai
menjadi merah
toh lainnya dari
warna menjadi
us, baik reaktan
unakan sebagai
anganat (merah
niter dikurangi,
si, terdapat sisa
ikan pada saat
anganat) dalam
arna yang sangatdapat mengubah
indikator secara
ikator dan titik
agai kesalahan
mia yang cepat,
senyawa dalam
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
18/40
Volumetri (titrasi)
volume tertentu (biasa
konsentrasinya dengan p
larutan yang belum
berlangsung sempurna,
larutan yang dititrasi.
Larutan standar dis
dari percobaan maka ko
dihitung dengan persama
Dimana :
NB = konsen
VB = volume
NA = konsen
standar)
VA = volume
Dalam melakukan
seperti ;
Reaksi harus b
Reaksi harus b
Reaksi harus k
Pada titik ekiv
(jelas perubahannya).
Harus ada indi
Berdasarkan jenis
titrasi yaitu :
Titrasi asam ba
BAB II Tinj
Laboratorium
dilakukan dengan cara menambahkan (merea
nya dari buret) larutan standar (yang
asti) yang diperlukan untuk bereaksi secara s
diketahui konsentrasinya.Untuk mengetah
aka digunakan larutan indikator yang ditamb
ebut dengan titran. Jika volume larutan standar
sentrasi senyawa di dalam larutan yang belu
an berikut :
rasi larutan yang belum diketahui
larutan yang belum diketahui
rasi larutan yang telah diketahui konsent
larutan yang telah diketahui konsentrasinya (la
itrasi diperlukan beberapa persyaratan yang ha
rlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi
rlangsung secara cepat.
antitatif
alen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirn
ator, baik langsung atau tidak langsung.
eaksinya, maka titrasi dikelompokkan menja
sa
II-10
auan Pustaka
Kimia Fisika
sikan) sejumlah
udah diketahui
empurna dengan
i bahwareaksi
ahkan ke dalam
sudah diketahui
diketahui dapat
konsentrasinya
konsentrasinya
asinya (larutan
utan standar)
us diperhatikan,
reaksi samping.
a dengan tajam
i empat macam
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
19/40
Titrasi pengen
Titrasi komple
Titrasi oksidas
Tahap pertama yan
larutan standar. Suatu la
persyaratan sebagai berik
mempunyai ke
mempunyai ru
tidak bersifat h
larutannya har
mempunyai be
Suatu larutan yang
primer. Sedang larutan
digunakan untuk standar
primer.
Dalam melakukan
pH, khususnya pada sa
mengurangi kesalahan di
II.3.1.
BAB II Tinj
Laboratorium
apan
sometri
reduksi
g harus dilakukan sebelum melakukan titrasi a
rutan dapat digunakan sebagai larutan standa
ut :
urnian yang tinggi
us molekul yang pasti
igroskopis dan mudah ditimbang
s bersifat stabil
at ekivalen (BE) yang tinggi
memenuhi persyaratan tersebut diatas disebut
standard sekunder adalah larutan standard
isasi harus distandardisasi lebih dahulu dengan
Gambar II.3.1 Titrasi
itrasi netralisasi kita perlu secara cermat meng
t akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini
mana akan terjadi perubahan warna dari indik
II-11
auan Pustaka
Kimia Fisika
alah pembuatan
bila memenuhi
larutan standard
yang bila akan
larutan standard
amati perubahan
dilakukan untuk
ator lihat Grafik
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
20/40
Grafik II.
Analit bersifat asa
naik secara perlahan dan
Penambahan selanjutny
meningkat. Dari Gamba
digunakan dalam titrasi i
Tabel II.
Pamanfaatan tekni
menentukan kadar asam
mg kedalam 100 ml ai
menggunakan indikator
berwarna berubah menja
BAB II Tinj
Laboratorium
.1 Titrasi alkalimetri dengan larutan standar ba
pH mula-mula rendah, penambahan basa
bertambah cepat ketika akan mencapai titik e
menyebakan larutan kelebihan basa sehi
r 15.16, juga diperoleh informasi indikator y
i dengan kisaran pH pH 7 10 (Tabel 15.2).
.1 Indikator dan perubahan warnanya pada pH
ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dip
sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sa
. Titrasi dengan menggunakan larutan NaO
phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui d
di merah muda. Selain itu alkalimetri juga dip
II-12
auan Pustaka
Kimia Fisika
a NaOH
enyebabkan pH
uivalen (pH=7).
ngga pH terus
ang tepat untuk
ertentu
rgunakan untuk
pel sekitar 300
0.1 N dengan
ri larutan tidak
ergunakan untuk
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
21/40
menganalisis asam salis
sampel kedalam 15 ml et
menggunakan indikator p
Teknik asidimetri j
boraks yang seringa dip
dengan melaruitkan sa
beberapa tetes indikator
Titrasi merupakan
menggunakan zat lain ya
berdasarkan jenis reaks
melibatan reaksi asam b
titrasi yang melibatkan r
melibatan pembentukan
tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan dite
di dalam Erlenmeyer, se
titer dan biasanya dil
berupa larutan.
Cara Mengetahui Titik
Ada dua cara umu
1. Memakai pH meter
kemudian membuat p
titrasi. Titik tengah da
2. Memakai indicator atitrasi dilakukan. Indi
saat inilah titrasi kita
Pada umumnya c
diperlukan alat tambaha
basa adalah indicator
indicator diusahakan se
Untuk memperoleh ketep
dengan titik equivalent,
sesuai dengan titrasi yan
BAB II Tinj
Laboratorium
lat, proses titrasi dilakukan dengan cara mel
anol 95% dan tambahkan 20 ml air. Titrasi den
henolftalein, hingga larutan berubah menjadi m
ga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya
ergunakan oleh para penjual bakso. Proses a
pel seberat 500 mg kedalam 50 mL air d
etal orange, selanjutnya dititrasi dengan HCl 0.
suatu metoda untuk menentukan kadar s
ng sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi bia
yang terlibat di dalam proses titrasi, seba
sa maka disebut sebagai titrasi asam basa, tit
aksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri u
reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disin
tukan kadarnya disebut sebagai titrant dan bi
angkan zat yang telah diketahui konsentrasiny
takkan di dalam buret. Baik titer maupun
Ekuivalen
untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi a
untuk memonitor perubahan pH selama ti
lot antara pH dengan volume titrant untuk m
i kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalent.
am basa. Indikator ditambahkan pada titrantator ini akan berubah warna ketika titik ekuiv
entikan.
ra kedua dipilih disebabkan kemudahan pe
, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai d
ang perbahan warnanya dipengaruhi oleh p
edikit mungkin dan umumnya adalah dua h
atan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
al ini dapat dilakukan dengan memilih indicat
akan dilakukan.
II-13
auan Pustaka
Kimia Fisika
arutkan 250 mg
an NaOH 0.1 N
erah muda.
dalam pengujian
alisis dilakukan
an ditambahkan
.1 N.
atu zat dengan
sanya dibedakan
gai contoh bila
rasi redox untuk
ntuk titrasi yang
i hanya dibahas
asanya diletakan
disebut sebagai
titrant biasanya
sam basa.
trasi dilakukan,
mperoleh kurva
sebelum proseslen terjadi, pada
ngamatan, tidak
lam titrasi asam
H. Penambahan
ingga tiga tetes.
edekat mungkin
r yang tepat dan
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
22/40
Keadaan dimana ti
disebut sebagai titik akh
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ek
ekuivalent basa, maka ha
Mol-ekuivalen dip
maka rumus diatas dapat
Normalitas diperol
H+ pada asam atau jumla
keterangan :
N=Normalitas
V=Volume
M=Molaritas
n = jumlah ion H+ (pad
II.4 MSDS BAHAN
Asam oksalat
Asam oksalat mer
nama sistematis asam eta
10.000 kali lebih kuat d
agen pereduktor. Banya
oksalat, contoh terbaikjenisbatu ginjal yang seri
massa molar 90.03 g/mo
1,90 g/cm (anhidrat) da
g/100 mL (15C), 14,3
didih 101-102C (dihidra
BAB II Tinj
Laboratorium
rasi dihentikan dengan cara melihat perubahan
ir titrasi.
ivalen maka mol-ekuivalent asam akan sa
l ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
roleh dari hasil perkalian antara Normalitas
kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
h dari hasil perkalian antara molaritas (M) de
h ion OH pada basa, sehingga rumus diatas me
nxMxV asam = nxVxM basa
a asam) atau OH (pada basa)
pakan senyawa kimia yang memiliki rumus
nadioat. Senyawa ini merupakan asam organik
ripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal seba
ion logam yang membentuk endapan tak la
adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa),ng ditemukan. Asam oksalat berupa Kristal p
l (anhidrat) dan 126.07 g/mol (dihidrat). Kepa
n 1.653 g/cm (dihidrat). Mempunyai kelarut
/100 mL (25C?), 120 g/100 mL (100C) dan
t)( Anonim, 2011).
II-14
auan Pustaka
Kimia Fisika
warna indicator
a dengan mol-
dengan volume
ngan jumlah ion
jadi:
:
H2C2O4 dengan
ang relatif kuat,
gai oksalat, juga
ut dengan asam
enyusun utamatih, mempunyai
atan dalam fase
n dalam air 9,5
mempunyai titk
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
23/40
III-1
BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan
1. Variabel Bebas : Serbuk Asam Oksalat, suhu 5oC, 10
oC, 15
oC, dan 20
oC
2. Variabel Terikat : Volume Titran
3. Variabel Kontrol : Volume larutan yang ditimbang
III.2 Alat yang Digunakan
1. Buret
2. Corong
3. Erlenmeyer
4. Gelas ukur
5. Piknometer
6. Pipet tetes
7. Spatula
8. Termometer
III.3 Bahan yang Digunakan
1. Asam Oksalat
2. NaOH
3. Indikator PP
4. Aquades
III.4 Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur aquades 50 ml dengan gelas ukur dan memasukan kedalam Erlenmeyer.
3. Mengkondisikan aquades pada suhu 50C, dengan menaruhnya pada air yang berisi es.
4. Memasukan asam oksalat kristal ke dalam aquadest dan mengaduknya hingga
kristalnya tidak mau larut.
5. Mengukur suhu larutan dan mencatatnya.
6. Mengambil larutan dan memasukkan ke dalam piknometer sejumlah volume
piknometer dan menimbangnya.
7. Mengambil 10 ml larutan dan menitrasi larutan menggunakan NaOH baku dengan
indikator PP sebanyak 3 tetes.
8. Menitrasi larutan sebanyak 2 kali.
9. Mengulangi tahap 1 sampai 8 untuk variable suhu 100C, 15
0C, dan 20
0C.
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
24/40
III.5 Diagram Alir
Gambar III.1. Di
Mengukur aquades 50
Mengkondisikan aquad
Memasukan asam o
Mengambil larutan
Mengambil 10 ml laru
Mengulangi taha
Bab III Metodol
Laboratorium
agram alir percobaan kelarutan sebagai fungsi s
ml dengan gelas ukur dan memasukan kedalam
s pada suhu 50C, dengan menaruhnya pada air
salat kristal ke dalam aquadest dan mengadukn
kristalnya tidak bisa larut
engukur suhu larutan dan mencatatnya
dan memasukkan ke dalam piknometer sejumla
piknometer dan menimbangnya
an dan menitrasi larutan menggunakan NaOH
indikator PPsebanyak 3 tetes
SELESAI
MULAI
Menitrasi larutan sebanyak 2 kali
1 sampai 8 untuk variable suhu 100C, 15
0C, da
III-2
gi Percobaan
Kimia Fisika
uhu
Erlenmeyer
ang berisi es
ya hingga
volume
aku dengan
n 200C
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
25/40
III.6 Gambar Alat Percobaa
Buret
Piknometer
Bab III Metodol
Laboratorium
n
Corong Erlenmeyer
Pipet tetes Spatula
III-3
gi Percobaan
Kimia Fisika
Gelas Ukur
ermometer
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
26/40
IV-1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Tabel IV.1.1 Massa Terlarut dan Suhu Akhir Larutan
NoSuhu Awal
(T1)
Suhu Akhir
(T2)
Massa Asam
Oksalat (gram)T (T2T1)
1 5oC 29
oC 9.5 24
oC
2 10oC 31
oC 10 21
oC
3 15oC 33
oC 10.5 18
oC
4 20 oC 34 oC 12 14 oC
Tabel IV.1.2 Volume Titran
Tabel IV.1.3 Massa Larutan dalam Piknometer
No SuhuMassa Piknometer
kosong
Massa Piknometer
dan Larutan
Massa
Larutan
1 5oC 11.5 gram 16.5 gram 5 gram
2 10oC 11.5 gram 16.5 gram 5 gram
3 15
o
C 11.5 gram 16.5 gram 5 gram4 20
oC 11.5 gram 16.5 gram 5 gram
Bahan Suhu
Volume Tiran Volume
Rata-rata
Titran (ml)Titrasi 1 (ml) Titrasi 2 (ml)
Larutan aquades
dan Asam Oksalat
yang dititrasi oleh
NaOH dengan
Indikator PP
5oC 15.8 16.5 16.15
10oC 17.5 18 17.75
15oC 18.8 19 18.9
20
o
C 23 24.2 23.6
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
27/40
IV-2
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
Tabel IV.1.4 Perhitungan Panas Pelarutan Differensial
Suhu ( K) Kelarutan (M) 1/T Ln S
278 0,8075 0,00360 -0,2138
283 0,8875 0,00353 -0,1194
288 0,945 0,00347 -0,0566
293 1,18 0,00341 0,1655
IV.2 PembahasanPercobaan pada kelarutan sebagai fungsi suhu ini bertujuan untuk menentukan
kelarutan dan menghitung panas pelarutan differensial pada larutan jenuh asam
oksalat. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah asam oksalat. Digunakan
asam oksalat karena kelarutannya sangat sensitif terhadap suhu sehingga dengan
berubahnya suhu kelarutan asam oksalat juga akan berubah selain itu, asam oksalat
memiliki kelarutan yang kecil bila dilarutkan dalam air. Pada saat melarutkan asam
oksalat,dilakukan pengocokkan. Hal tersebut dilakukan untuk membuat larutan
menjadi homogen. Dan juga mendiamkan beberapa saat guna menjadikan larutan agarseimbang.
Dalam melakukan percobaan ini, aquades harus dikondisikan terlebih dahulu
pada suhu yang telah ditentukan yaitu, 5C, 10C, 15C, 20C. Setelah itu kristal asam
oksalat dimasukan. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam memasukan kristal asam
oksalat adalah dalam memasukannya kedalam erlenmeyer yang berisi aquades
praktikan harus memasukannya secara perlahan agar larutan tidak menjadi lewat jenuh
melainkan tepat jenuh. Sehingga endapan yang dihasilkan larutan nantinya tidak
terlalu banyak.
Pada tabel IV.1 dijelaskan bahwa pada suhu 5oC massa asam oksalat yang
terlarut untuk mendapatkan larutan jenuh adalah sebesar 9.5 gram. Dan suhu pada saat
larutan menjadi tepat jenuh adalah 29oC. Pada suhu 10
oC massa asam oksalat yang
terlarut untuk mendapatkan larutan jenuh adalah sebesar 10 gram. Dan suhu pada saat
larutan menjadi tepat jenuh adalah 31oC dengan T = 21
oC. Pada suhu 15
oC massa
asam oksalat yang terlarut untuk mendapatkan larutan jenuh adalah sebesar 10.5 gram.
Dan suhu pada saat larutan menjadi tepat jenuh adalah 33oC dengan T = 18
oC. Pada
suhu 20oC massa asam oksalat yang terlarut untuk mendapatkan larutan jenuh adalah
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
28/40
IV-3
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
sebesar 12 gram. Dan suhu pada saat larutan menjadi tepat jenuh adalah 34oC T =
14oC. Dapat dilihat dari hasil percobaan ini semakin besar suhunya jumlah asam
oksalat yang terlarut juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi
suhu dari suatu larutan makan semakin besar pula kelarutannya, semakin besar
kelarutannya maka semakin besar pula massa zat yang terlarut, karena kebanyakan
proses pembentukan larutannya bersifat endoterm. Sehingga kesetimbangan akan
bergeser kearah penyerap kalor. Jika pelarut dari zat terlarut lebih banyak merupakan
peristiwa endoterm, seperti dinyatakan dalam persamaan :
Kalor + zat terlarut + larutan (l1) larutan (l2)
Dengan larutan (l2) lebih pekat daripada larutan (l1) maka kenaikan suhu akan
meningkatkan kelarutan. Dengan kata lain, kesetimbangan bergeser ke kanan karena
meningkatnya suhu. Untuk kebanyakan padatan dan cairan yang dilakukan dalam
pelarut cairan, kelarutan meningkat dengan kenaikan suhu. Dengan adanya kenaikan
suhu maka jarak renggangan antar partikel zat zair lebih besar sehingga menyebabkan
gerak antar partikel lebih sering bertumbukan maka dari itulah kenaikan suhu
mengakibatkan kenaikan jumlah massa yang terlarut pula.
Langkah selanjutnya adalah titrasi. Titrasi dalam percobaan ini bertujuan
sebagai pendeteksi banyaknya asam oksalat yang larut dalam air. Saat terjadi
perubahan warna, maka dapat diketahui banyaknya zat yang larut dilihat dari NaOH
yang dibutuhkan hingga terjadi titik ekivalen yang ditandai dengan larutan asam
oksalat berubah menjadi merah muda. Nantinya dari volume titran tersebut juga akan
didapatkan kelarutan dari zat yang terlarut, yaitu asam oksalat. Pada tabel IV.2
dijelaskan bahwa larutan aquades dan asam oksalat yang dititrasi oleh NaOH dengan
indikator PP dengan variabel suhu 5C, 10C, 15C, 20C. Pada suhu 5C titrasipertama yang dilakukan membutuhkan NaOH (titran) sebanyak 15,8 ml dan yang
kedua membutuhkan 16,5 ml. Pada suhu 10C titrasi pertama yang dilakukan
membutuhkan NaOH (titran) sebanyak 17,5 ml dan yang kedua membutuhkan 18 ml.
Pada suhu 15C titrasi pertama yang dilakukan membutuhkan NaOH (titran) sebanyak
18,8 ml dan yang kedua membutuhkan 19 ml. Pada suhu 20C titrasi pertama yang
dilakukan membutuhkan NaOH (titran) sebanyak 23 ml dan yang kedua
membutuhkan 24,2 ml.
Pada tabel IV.3 dijelaskan bahwa pada varibel masing-masing suhu massa
piknometer sama yaitu 11,5 gram, massa piknometer + larutan juga sama yaitu 16,5
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
29/40
IV-4
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
gram dan itu berarti bahwa massa larutan juga sama yaitu 5 gram. Hal ini bisa terjadi
karena perbedaan variabel suhu sangat sedikit yaitu masing-masing hanya selisih 5oC
sehingga perbedaan massaya juga sangat kecil dan timbangan yang digunakan di
laboratorium hanya mempunyai ketelitian 0,5, sehingga perbedaan massa yang sangat
kecil tersebut tidak dapat diketahui secara pasti.
Hubungan yang terjadi antara suhu dengan kelarutan yang didapatkan melalui
percobaan ini menunjukan bahwa dari hasil percobaan semakin besar suhu aquades
maka jumlah kristal Asam Oksalat (H2C2O4) yang larut dalam aquades juga semakin
besar. Karena lebih banyak jumlah asam oksalat yang dapat terlarut jika jumlah
pelarutnya juga semakin banyak. Hal tersebut secara teoritis dapat dijelaskan bahwa
hubungan massa zat terlarut berbanding lurus dengan volume zat pelrutnya.
Hubungan antara suhu dengan kelarutan Asam Oksalat dari hasil percobaan
dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
Grafik IV.2.1 Hubungan Suhu dengan Kelarutan
Selain hubungan antara suhu dengan kelarutan asam oksalat, dari hasil percobaan
diaatas didapatkan hubungan antara suhu dengan volume NaOH yang dibutuhkan dalam
mengubah warna larutan yang telah ditetesi oleh PP. Hasil percobaan terseut menunjukan
bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin banyak pula volume titran untuk
mengubah warna larutan yang telah ditetesi oleh PP. Perubahan warna yang terjadi adalah
0
2
4
6
8
10
12
14
5 10 15 20
GramAsamO
ksalat
Suhu
Hubungan Suhu dengan Kelarutan
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
30/40
IV-5
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
dari bening atau tidak berwarna menjadi merah muda. Hubungan antara volume titran dan
suhu dinyatakan dalam grafik dibawah ini.
Grafik IV.2.2 Hubungan Suhu dengan Volume Titran
Dari hasil percobaan ini pula praktikan dapat menentukan kelarutan dari kristal asam
oksalat tersebut. Kelarutannya dapat diketahui melalui jumlah kristal Asam Oksalat yang
mampu larut didalam aquadest. Cara menentukan kelarutan dai asam oksalat tersebut adalah
dengan membagi jumlah gram dari asam oksalat yang mampu larut di dalam air dengan seribu
gram asam oksalat, atau dapat dituliskan dengan :
Dari rumus tersebut praktikan mampu menemukan kelarutan dari kristal asam oksalat yang
digunakan sebagai bahan praktikum.
Sedangkan untuk mencari panas pelrutan adalah panas yang diserap jika 1 mol
padatan dilarutkan dalam larutan yag sudah dalam keadaan jenuh. Yaitu kita dapat melihat T
(perubahan suhu) yang terjadi. Seperti grafik di bawah ini.
S =
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
31/40
IV-6
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
Grafik IV.2.3 Hubungan Perubahan Suhu dengan Massa Zat Terlarut
Berdasarkan harga kelarutan pada tabel 2, maka dapat dihitung panas
pelarutannya dengan menggunakan persamaan Vant Hoff sebagai berikut:
Ln =
Dari persamaan diatas maka didapatkan 3 H, kemudian dihitung harga rata-rata
H sebesar 15925,332 J/mol. Selain menggunakan persamaan Vant Hoff. Panas
pelarutan Asam oksalat dapat dihitung menggunakan regresi linier. Sebelumnya dibuat
grafik ln s vs 1/T seperti pada grafik 1. Sumbu x adalah 1/T sedangkan sumbu y adalah
ln s. Maka grafik tersebut akan diperoleh persamaan
y = a + bx
Dimana
Ln s =
Y b x a
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
32/40
IV-7
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Kimia FisikaProgram Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
Grafik IV.2.4 ln s vs 1/T
Dari regresi linear dapat diperoleh slope, dimana slope adalah b = , sehingga
harga dapat ditentukan. Harga berdasarkan grafik 1. adalah sebesar 15925,332
J/mol.
Setelah digunakan 2 cara yang berbeda untuk menghitung panas pelarutan maka
didapatkan hasil yang sedikit berbeda, tetapi hasilnya sama-sama positif. Hal ini
menunjukan bahea reaksi tersebut bersifat endoterm atau menyerap panas, sehingga
terjadi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endotermis , semakin
tinggi suhu maka semakin banyak zat yang larut.
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
33/40
V-1
BAB V
KESIMPULAN
Pada suhu 5oC massa asam oksalat yang dapat dilarutkan dalam 50 ml aquades
sebesar 9.5 gram yang membutuhkan titrasi larutan NaOH sebanyak 15.8 ml dan 16.5 ml.
Pada suhu 10oC massa asam oksalat yang dapat dilarutkan dalam 50 ml aquades sebesar
10 gram yang membutuhkan titrasi larutan NaOH sebanyak 17.5 ml dan 18 ml. Pada suhu
15oC massa asam oksalat yang dapat dilarutkan dalam 50 ml aquades sebesar 10.5 gram
yang membutuhkan titrasi larutan NaOH sebanyak 18.8 ml 19 ml. Pada suhu 20oC massa
asam oksalat yang dapat dilarutkan dalam 50 ml aquades sebesar 12 gram yang
membutuhkan titrasi larutan NaOH sebanyak 23 ml dan 24.2 ml. Panas pelarutan asam
oksalat menurut dari hasil percobaan didapatkan 15925,332 J/mol.
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
34/40
v
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Wikipedia. Retrieved Oktober 26, 2013, from Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi
Aprillia, L. (2013, September 6). Chemistry never die. Retrieved Oktober 26, 2013, from
Chemistry never die: http://liaaprillia18.blogspot.com/2013/11/panas-pelarutan-dan-
hukum-hess.html
Pangganti, E. (2011, Juli 17). Komunitas Kimia SMA. Retrieved Oktober 26, 2013, fromKomunitas Kimia SMA: http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-
basa/
Supadi. (2010, Desember 1). Supadi Blog. Retrieved Oktober 26, 2013, from Supadi Blog:
http://www-supadi.blogspot.com/2010/12/panas-pelarutan.html
Wiryawan, A. (2011, Januari 15). Situs Kimia Indonesia. Retrieved Oktober 26, 2013, from
Situs Kimia Indonesia: http://www.chem-is-try.org/ materi_kimia /instrumen_analisis
/titrasi-volumetri/prinsip-titrasi/
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
35/40
vii
DAFTAR NOTASI
Notasi Nama Notasi Satuan
M Molaritas M
N Normalitas N
V Volume ml
gr Gram gram
S Kelarutan M
Mr Massa relatif gram/mol
H Panas pelarutan differensial joule/mol
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
36/40
viii-1
APPENDIKS
Diketahui : variabel suhu awal = 5oC,10
oC,15
oC dan 20
oC.
Massa pikno = 11,5 gram
Variabel suhu akhir = 29 oC, 31 oC, 33 oC dan 34 oC
Massa larutan + pikno = 16,5 gram
Mr asam oksalat = 94
Ditanya : a. Massa larutan =.........................?
b. Perubahan suhu =......................?
c. mol asam oksalat = ..........?
Jawab : a. Massa(H2C2O4) = massa campuran massa pikno
Pada suhu 5
o
C = 16,5 gram 11,5 gram= 5 gram
Pada suhu 10oC, 15
oC dan 20
oC massanya sama yaitu 5
gram
b. Perubahan suhu(T) = T(akhir) T (awal)
pada suhu awal 5oC = 29 oC - 5
oC
= 24oC
pada suhu awal 10oC = 31 oC - 10
oC
= 21oC
pada suhu awal 15oC= 33 oC - 15
oC
= 18oC
pada suhu awal 20oC= 34 oC - 20
oC
= 14o
C
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
37/40
c. mol (H2C2O4) pada suhu 5oC =
=9,5
94
= 0,1010638 mol
mol (H2C2O4)pada suhu 10oC =
= 10 94
= 0,106383M
mol (H2C2O4) pada suhu 15oC =
=10,5
94
= 0,1117021 mol
mol (H2C2O4) pada suhu 15oC =
=
12 94
= 0,1276596 mol
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
38/40
Menghitung Panas Pelarutan Asam Oksalat
1. Menghitung kelarutan asam oksalat
a. Pada suhu 5 V1 = V NaOH = 16,15 ml
Setelah pengenceran Sebelum Pengenceran
V1xN1 = V2xN2 V1xM1 = V2xM2
16,15x0,5 = 10xN2 10 x = 10 x0,8075
N2 = 0,8075 N M = 0,8075 M
Jadi kelarutan kelarutan asam oksalat = 0,8075 M
b. Pada suhu 10 V1 = V NaOH = 17,75 ml
Setelah pengenceran Sebelum Pengenceran
V1xN1 = V2xN2 V1xM1 = V2xM2
17,75 x0,5 = 10xN2 10xM = 10x0,8875
N2 = 0,8875 N M = 0,8875 M
Jadi kelarutan kelarutan asam oksalat = 0,8875M
c. Pada suhu 15 V1 = V NaOH = 18,89 ml
Setelah pengenceran Sebelum Pengenceran
V1xN
1= V2xN
2V
1xM
1= V
2xM
2
18,89 x0,5 = 10xN2 10xM = 10 x0,945
N2 = 0,945 N M = 0,945 M
Jadi kelarutan kelarutan asam oksalat = 0,945 M
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
39/40
d. Pada suhu 20 V1 = V NaOH = 23,6 ml
Setelah pengenceran Sebelum Pengenceran
V1xN1 = V2xN2 V1xM1 = V2 xM2
23,6 x0,5 = 10xN2 10xM = 10 x1,18
N2 = 1,18 N M = 1,18 M
Jadi kelarutan kelarutan asam oksalat = 1,18 M
2. Menentukan panas pelarutan Asam oksalat dengan perhitungan
Untuk T1 = 278oK, T2 = 283
oK
Ln =
.
Ln0,88750,8075 =
8,314 /
283278283.278
00
0,0945 =
8,314 /. ( 6,355x10
-5
)
H =- 6,6 J/mol. Untuk T1 = 283
oK, T2 = 288
oK
Ln =
.
Ln0,945
0,8875 =
8,314 / 288283288.283
00
0,0628 =
.( 7,379.10
-6)
H = 8510,64 J/mol
Untuk T1 = 288oK, T2 = 293
oK
Ln =
.
Ln1,18
0,945 =
8,314 / 293 288293 .288
00
0,2221 = . ( 7,127.10-6)H = 31163,18 J/mol
7/22/2019 LAPORAN KELARUTAN FUNGSI SUHU 6A.pdf
40/40
Untuk T1 = 278oK, T2 = 293
oK
Ln =
.
Ln1,18
0,8075 =
8,314 / 293 278293 .278
00
0,3793 = . ( 2,215.10-5)H = 17124,15 J/mol
Untuk T1 = 278o
K, T2 = 288o
K
Ln =
.
Ln0,945
0,8075 =
8,314 / 288 728288.278
00
0,1572 = . ( 1,502.10-5)H = 10466,05 J/mol
H rata-rata= H+H+ H+H+H5=
1232,4+ 8510,4+ 3113,18+17124,15+104,055 J/mol
= 15925,332 J/mol
Top Related