KEPENTINGAN GEOPOLITIK TIONGKOK DALAM KERANGKA KERJA
SAMA CHINA-PAKISTAN ECONOMIC CORRIDOR (CPEC)
Oktavia [email protected]
Abstrak
Oktavia Suryani, 201310360311050, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kepentingan Geopolitik Tiongkok dalam Kerangka Kerja
Sama China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), Pembimbing I: Tonny Dian Effendi,
M.Si, Pembimbing II: Najamuddin Khairur Rijal, M.Hub.Int.
CPEC termasuk salah satu dari program One Belt One Road (OBOR) Tiongkok yang
pertama kali terealisasikan dengan investasi Tiongkok sebesar 46 milar dolar AS untuk
pembangunan infrastruktur di Pakistan. Pembangunan infrastruktur tersebut terkait jalan raya,
rel kereta api, jalur pipa minyak dan gas, fiber optic, Special Economic Zone (SEZ), dan
pembangunan Pelabuhan Gwadar di Pakistan. Penelitian ini mengkaji mengapa Tiongkok
melakukan kerja sama CPEC dilihat dari sisi strategis Pakistan.
Konsep geopolitik yang digunakan terdiri dari line of communication dan center of
resource, serta menggunakan Teori Rimland. Adapun alasan Tiongkok karena letak Pakistan
secara geografis mempunyai akses laut menuju ke Timur Tengah dan Afrika. Sesuai dengan
rencana OBOR, Tiongkok ingin membangun pasar di Eurasia namun untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya seperti minyak, gas, serta Sumber Daya Alam (SDA) lainnya, maka
harus menguasai SDA salah satunya di Pakistan.
Kata kunci: CPEC, Geopolitik, Pakistan, Tiongkok
Abstract
Oktavia Suryani, 201310360311050, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of
Social and Political Sciences, China’s Geopolitical Interests within the Framework of
China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) Cooperation, Advisor I: Tonny Dian
Effendi, M.Si, Advisor II: Najamuddin Khairur Rijal, M.Hub.Int.
CPEC is one of China's One Belt One Road (OBOR) programs that was first realized
with 46 billion US dollars of Chinese investment for infrastructure development in Pakistan.
The infrastructure development is related to roads, railways, oil and gas pipelines, fiber
optics, Special Economic Zone (SEZ), and the construction of the Gwadar Port in Pakistan.
This study examines why China is doing CPEC cooperation seen from the strategic side of
Pakistan.
Geopolitical concepts used consist of line of communication and center of resource,
and using Rimland Theory. The reason for China because of the location of Pakistan
geographically has access to the sea to the Middle East and Africa. In accordance with the
OBOR plan, China wants to build a market in Eurasia but to meet its basic needs such as oil,
gas, and other natural resources (SDA), it must control the natural resources of one of them in
Pakistan.
Keywords: CPEC, China, Geopolitic, Pakistan
PENDAHULUAN
Hubungan kerja sama antara
Tiongkok dan Pakistan sudah sejak lama
terjalin. Diawali pada tahun 1950, Pakistan
mengakui Pemerintahan Republik Rakyat
Tiongkok serta Taiwan merupakan bagian
dari Tiongkok. Seiring perkembangannya,
hubungan kedua negara yang memiliki
kedekatan teritorial tersebut semakin erat
pada akhir 1950 dan 1960, Tiongkok
menyediakan bantuan untuk Pakistan
berupa bantuan militer, dana, dan bantuan
teknis untuk menghadapi kekuatan India.
Pakistan juga memberi dukungan
Tiongkok dalam isu Tibet, Xinjiang, dan
permasalahan hak asasi.1 Pada isu
pemberontakan kelompok militan Muslim
1 Rizwan Zeb, 2012, Pakistan-China Relations: Where They Go From Here?, UNISCI Discussion Papers No. 29, Mei 2012, University of Western Australia, diakses dalam https://revistas.ucm.es/index.php/UNIS/article/viewFile/40659/38981, (9/6/2017, 12.09 WIB)
Uigur di perbatasan Xinjiang Tiongkok,
Pakistan juga turut menerjunkan pasukan
militernya.
Tiongkok dan Pakistan bekerja sama
dalam beberapa sektor, khususnya dalam
bidang pertahanan, perdagangan, dan
pengembangan sektor energi.2 Sejak 1960,
Tiongkok menjadi pemasok senjata militer
terpenting bagi Pakistan. Tiongkok telah
mengekspor pesawat tempur JF-17 dan
komponen tank, serta peralatan militer
lainnya. Pada 1979, Tiongkok dan
Pakistan menyetujui perjanjian tentang
ekspor pesawat tempur ke Pakistan melalui
perusahan Tiongkok Aviation Technology
Import-Export Coorperation (CATIC).3
Kemudian, pada 1983 di bidang
pengembangan energi, Tiongkok juga
2 Ibid.3 Gareth Price, 2011, China Pakistan Relations, ECRAN Project Office: Chatman House London, hal.5.
memberikan bantuan ke Pakistan berupa
materi fissile yang ditindaklanjuti dalam
kerja sama program nuklir Pakistan
(Pakistan’s Nuclear Weapons Program).4
Pada 2004, Tiongkok dan Pakistan
melakukan latihan bersama anti-terorisme
yang disebut ‘Friendship 2004’ dilakukan
sampai 2010.5
Kerja sama Tiongkok semakin
memasuki era baru pada 2013, dengan
adanya kerja sama China-Pakistan
Economic Corridor (CPEC). CPEC
tersebut disetujui melalui Memorandum of
Understanding (MoU) ketika PM
Tiongkok Li Keqiang pada Mei 2015
berkunjung ke Pakistan. Hal tersebut
kemudian ditindaklanjuti dengan
menandatangani MoU kerja sama
pembangunan CPEC yang melibatkan
Komisi Reformasi dan Pembangunan
Nasional Tiongkok dan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Pakistan
selama PM Muhammad Nawaz Sharif
berkunjung ke Tiongkok pada 5 April
2013.6 Pada 20 April 2015, proyek CPEC
mulai dilaksanakan ketika presiden Xi
Jinping berkunjung ke Pakistan
4 Johua Eisenman, et.al, 2007, China and The Developing World: Beijing’s Strategy for the Twenty-First Century, New York: M.E. Sharpe, Inc, hal. 143.5 Gareth Price, Op. Cit.6 Hamid Mahmood & Muhammad Sabir, 2014, Trade Facilitation and Connectivity: Perspective from China-Pakistan Economic Corridor and Free Trade Agreement (FTA), Ghulam Ishaq Khan Institute of Engineering Sciences and Technology (Manuscript Draft), hal. 5.
menyetujui investasi sebesar 46 miliar
dolar AS. Pembangunan itu meliputi jalan
raya, jalan kereta api, jalur pipa gas dan
minyak, Special Economic Zone (SEZ),
dan pelabuhan Gwadar. 7 Proyek jalan dan
jalur pipa gas dan minyak membentang
sekitar 3000 kilometer dari Pelabuhan
Gwadar Pakistan di Laut Arab ke wilayah
Xinjiang di Barat Tiongkok.8 Melalui
CPEC, Tiongkok juga memberikan
bantuan proyek energi listrik sebesar
20,093 Mega Watt (MW).
Berbagai proyek tersebut tidak
terlepas dari bagian kerangka kerja
Tiongkok dalam One Belt One Road
(OBOR) untuk membangun Silk Road
Economic Belt dan konektivitas maritim
abad ke-21. Hal itu sesuai dengan
pernyataan Menteri Luar Negeri Tiongkok
Hong Lei’s yang mengatakan bahwa,
“...The China-Pakistan Economic
Corridor is located where the Silk Road
Economic Belt and the 21st century
Maritime Silk Road Meet. It is, therefore,
a major project of the Belt and Road
initiative…”.9 CPEC merupakan bagian
7 Ministry of Planning Development and Refom, 2015, The Bilateral Contex of China-Pakistan Economic Corridor is Rooted in Friendship of Two Countries, diakses dalam http://www.pc.gov.pk/?cat=4 (14/6/2015, 21.42 WIB).8 BBC, 2015, Is China-Pakistan ‘Silk Road’ a Game Changer?, diakses dalam http://www.bbc.com/news/world-asia-32400091 (07/04/2016/, 19.29 WIB).9 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, foreign Ministry Spokesperson Hong Lei’s Regular Press Conference on April 20, 2015, dikses dalam
salah satu proyek OBOR di mana akan
menghubungkan negara-negara di kawasan
Asia, Afrika, dan Eropa melalui jalur
maritim dan darat. Proyek CPEC
dimasukkan dalam proyek utama OBOR
Tiongkok dan salah satu yang
terealisasikan.
Penelitian ini penting karena CPEC
merupakan salah satu proyek OBOR dari
enam corridor yang pertama kali
direalisaikan.10 CPEC juga sebagai jalur
penghubung antara Silk Road Economic
Belt dan Maritime Silk Road yang berada
di Pakistan, sehingga dapat mempersingkat
jalur menuju Tiongkok melalui Pelabuhan
Gwadar. Selain itu, investasi yang besar
diberikan Tiongkok tidak hanya untuk
membangun infrastruktur di Pakistan
tetapi juga energi, telekomunikasi, dan
Special Economic Zone (SEZ). Melihat hal
tersebut, sehingga posisi Pakistan menjadi
penting untuk diteliti.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penelitian ini berupaya untuk
menjawab rumusan masalah sebagai
berikut: “Mengapa Tiongkok Melakukan
Kerja Sama dengan Pakistan Melalui
http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/xwfw_665399/s2510_665401/t1256093.shtml. (14/6/2015/, 9.53 WIB)10 Enam corridor yang merupakan bagian dari proyek OBOR yaitu, China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), China-Mongolia-Russia Economic Corridor, Bangladesh-China-India-Myanmar Economic Corridor, New Eurasia Land Bridge Economic Corridor, China-Indochina Peninsula Economic Corridor, dan China-Central Asia-West Asia Economic Corridor.
China-Pakistan Economic Corridor
(CPEC)?”.
Konsep Gopolitik Jakub J. Gryfiel
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu
Geo yang berarti ‘bumi’ dan politik.
Konsep ini berhubungan dengan faktor-
faktor geografis yang mempengaruhi
perilaku politik suatu negara. Faktor-faktor
geografis bisa dilihat di antaranya dari
letak suatu negara, jumlah penduduk,
iklim, dan Sumber Daya Alam (SDA)
yang dimiliki oleh suatu negara.
Menurut Jakub J. Gryfiel, letak
strategis suatu wilayah dipengaruhi oleh
dua hal yaitu line of communication dan
centers of resources.11 Line of
Communication berkaitan dengan
tersedianya rute laut, maupun darat yang
berfungsi sebagai akses menuju sumber
energi. Line of Communication menjadi
penting karena memberikan akses negara
kepada Sumber Daya Alam (SDA)
maupun Sumber Daya Manusia (SDM)
yang diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan negara tesebut. Laut dan daratan
memainkan peran penting bagi line of
communication antar negara, seperti lautan
sebagai jalur perdagangan dunia.
Sedangkan centers of resources yaitu
keberadaan SDA yang strategis.
Keberadaan SDA seperti minyak dan gas
digunakan untuk kebutuhan industri dan 11 Jakub J. Grygiel, 2006, Great Powers and Geopolitical Chance, Baltimore: The Johns Hopkins University Press, hal. 27.
militer, apabila negara dapat
menguasainya, negara dapat memainkan
kontrol terhadap power dan influence-nya.
Apabila dilihat menurut pandangan
Jakub, letak strategis dipengaruhi oleh line
of communication dan centers of resources
posisi Pakistan sangat strategis yang dapat
memberikan akses laut terutama ke Timur
Tengah, dan Afrika, serta akses darat ke
Iran. Hal itulah yang kemudian menjadi
daya tarik Tiongkok untuk bekerja sama
dengan Pakistan dalam CPEC. Center of
Resources, meskipun Pakistan terkenal
sebagai negara konfliktual tetapi negara
tersebut mempunyai potensi sumber daya
alam yang belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Oleh karena itu, melalui
kerja sama CPEC, Tiongkok ingin
mengembangkan potensi sumber daya
alam tersebut.
Teori Rimland Nicholas John Spykman
Teori Rimland dicetuskan oleh
Nicholas John Spykman pada 1942 yang
mengkombinasikan teori Heartland milik
Mackinder dengan teori kekuatan maritim
milik Alfred Thayer Mahan. Mahan
berpendapat bahwa kekuatan laut
merupakan kunci kekuatan nasional suatu
negara. Sebuah negara yang berhasil
mengontrol lautan dapat mendominasi
hubungan internasional. Kemampuan
untuk mengontrol tergantung pada
kemampuan armada lautnya, mempunyai
garis pantai yang panjang, dan fasilitas
pelabuhan yang memadai. Sedangkan
menurut Mackinder yang mencetuskan
teori Heartland mengemukakan bahwa
negara yang dapat menguasai Eropa Timur
dapat mengusai dunia. Mackinder
membaginya menjadi tiga: “Who rules
Eastern Europe commands the Heartland,
Who rules the Heartland commands the
World Island, Who rules the World Island
Commands the World”.12
Menurut Spykman, rimland
merupakan bagian dari Inner or marginal
Crescent (membentang dari Eropa Utara,
Barat, dan Selatan, Negara Timur Tengah,
Asia Tenggara dan Selatan, Tiongkok)
milik Mackinder yang seharusnya menjadi
penting dibandingkan dengan heartland
area karena dapat mengontrol antara
kekuatan maritim dan wilayah heartland.
Sehingga menurut Spykman, “Who
control the Rimland rules Eurasia, Who
rules Eurasia controls the destinies of the
World”. 13 Pada dasarnya wilayah Rimland
merupakan wilayah pertama yang harus
dikuasai karena memiliki posisi yang
stategis yaitu mempunyai sumber daya
alam (SDA dan SDM) yang berpengaruh.
12 Martin Griffiths & Terry O’Callanghan, 2002, International Relations: The Key Concepts, New York: Routledge, hal. 121.13 Nicholas John Spykman, 1942, America’s Strategy in World Politics: The United States and the Balance of Power, New York: Harcourt, Brace and Company, hal. 41, dalam William Mayborn, 2014, The Pivot to Asia: The Persistent Logics of Geopolitics and the Rise of China, Vol,15, No, 4, Kanada: Center of Military and Strategic Studies, hal. 84.
Setelah berhasil menguasai wilayah
Rimland, akan mudah untuk menguasai
wilayah Eurasia, kemudian jika berhasil
mengontrol wilayah tersebut dapat
menguasai dunia.
Spykman membagi wilayah dunia
menjadi empat bagian yaitu wilayah
Heartland (Eropa Timur dan Asia Tengah),
Rimland (wilayah tepi daratan yang
meliputi Tiongkok, Indo Cina, India,
Timur Tengah termasuk Iran, Eropa Barat,
dan negara-negara yang berbatasan dengan
Samudera Indonesia, dan Samudera
Pasifik, Samudera Atlantik, dan lainnya)14,
Offshore Continent and Island, Oceanic
Belt, serta New World (Benua Amerika).15
Letak Pakistan yang termasuk dalam
daerah Rimland dianggap strategis bagi
Tiongkok karena memberikan akses
sumber daya alam yang dibutuhkan bagi
Tiongkok. Selain dari sumber daya alam di
Pakistan, letak geografis Pakistan dapat
menghubungkan dengan negara-negara
yang berdekatan dengan Pakistan seperti
Iran, Timur Tengah, dan afrika yang kaya
akan sumber daya alam minyak dan gas
bumi. Letak strategis Pakistan juga
menguntungkan dalam mempersingkat 14 Imam Hidayat dan Mardiyono, 1983, Geopolitik: Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan manusia, ruang, dan sumber daya alam, Surabaya: Usaha Nasional, hal. 71.15 Nicholas Spykman, 1983, The American Political Science Review, Vol, 32, No, 2, hal. 236, dalam Samra Rana Gokmen, 2010, Geopolitics and The Study of International Relations, Thesis, Ankara: The Graduate School of Social Sciences of Middle Easr Technical Univeristy, hal. 43
waktu dan mengamankan jalur laut
daripada harus melewati Selat Malaka.
PEMBAHASAN
Rencana Strategis Tiongkok Dalam
OBOR
Presiden Xi Jinping memperkenal
jalur baru dengan istilah New Silk Road.
New Silk Road diperkenalkan pertama kali
oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping pada
September 2013 ketika berkunjung ke
Kazakhstan. Melalui Pidatonya di
Universitas Nazarbayev, Xi Jinping
menyarankan agar Tiongkok dan negara-
negara di Asia Tengah saling bekerja sama
untuk membangun Silk Road Economic
Belt.16 Kemudian pada Oktober 2013, Xi
Jinping berkunjung ke Indonesia
memberikan panduan untuk membangun
21st Century Maritime Silk Road. Selain
itu juga mengusulkan pembentukan Asian
Infastructure Investment Bank (AIIB)
untuk membiayai pembangunan
infrastruktur, mempromosikan
interkonketivitas antar regional dan
integrasi ekonomi.17
Jalur sutra baru Tiongkok merupakan
proyek yang melibatkan lebih dari 60
16 Tian Shaohui, Ed, 2015, Cronology of China’s Belt and Road Initiative, diakses dalam http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm (21/10/2017, 13.17 WIB).17 The State Council The people’s Republic of China, 2015, From Initiative to Reality: Moments in Developing the Belt and Road Initiative, diakses dalam http://english.gov.cn/policies/infographics/2015/04/23/content_281475094425039.htm (22/10/2017, 9.55 WIB).
negara yang terdiri dari pembangunan jalur
Silk Road Economic Belt dan 21st Century
Maritime Silk Road. Kedua jalur tersebut
akan membentuk jaringan perdagangan
yang melintasi negara dan benua melalui
pembangunan infrastruktur jalan raya,
jalan kereta api, pelabuhan, sistem transit
energi, dan teknologi.18 Silk Road
Economic Belt (SREB) merupakan jalur
darat yang mengarah ke Barat
membentang dari Xian di Tiongkok
Tengah dan berakhir di Rotterdam.19 Jalur
21st Century Maritime Silk Road
merupakan jalur laut yang
menghubungkan Asia Tenggara, Timur
Tengah, Afrika Timur, dan Eropa. Di
mulai dari Fuzhou kemudian berjalan
disepanjang South China Sea ke Hanoi,
Jakarta, dan Kuala Lumpur melalui Selat
Malaka menuju Samudera Hindia,
kemudian berakhir di Venesia.20
Sepanjang jalur Silk Road Economic
Belt dan 21st Century Silk Road akan
dibangun enam koridor ekonomi yaitu
New Eurasia Land Bridge Economic
Corridor, China-Mongolia-Russia
Economic Corridor, China-Central Asia-
West Asia Economic Corridor, China-
18 Christine R. Guluzian, 2017, Making Inroads: China’s New Silk Road Intiative, Cato Journal, Vol, 37, No, 1 (Winter 2017), Washington DC: Cato Institute.19 Patrick Bessler, China’s New Silk Road: Focus on Central Asia, diakses dalam http://www.kas.de/wf/doc/kas_43841-1522-2-30.pdf?160401030733 (22/10/2017, 19.35 WIB).20 Ibid.
Indochina Peninsula Economic Corridor,
China-Pakistan Economic Corridor, dan
Bangladesh-China-India-Myanmar
Economic Corridor.21
New Eurasia Land Bridge Economic
Corridor, China-Mongolia-Russia
Economic Corridor, dan China-Central
Asia-West Asia Economic Corridor yang
melintasi Eurasia akan menghubungkan
lingkaran ekonomi Asia Timur dan
lingkaran ekonomi Eropa yang maju,
sementara itu juga membangun kerja sama
kelancaran jalur dari Teluk Persia ke Laut
Tengah dan Laut Baltik. Hal tersebut
memungkinkan Tiongkok untuk
membangun pasar di Eurasia, dan
menciptakan peluang pembangunan bagi
negara-negara di pedalaman Eurasia
sepanjang jalur Belt and Road.22
Sementara itu, China-Indocina Peninsula
Economic Corridor, China-Paksitan
Economic Corridor, dan Bangladesh-
China-India-Myanmar Economic Corridor
yang berjalan melalui bagian Timur dan
Selatan Asia bertujuan untuk
menghubungkan dengan negara-negara
21 HKTD research, 2017, The Belt and Road Initiative, diakses dalam http://china-trade-research.hktdc.com/business-news/article/The-Belt-and-Road-Initiative/The-Belt-and-Road-Initiative/obor/en/1/1X000000/1X0A36B7.htm, (3/11/2017, 17.16 WIB).22 Office of the Leading Group of the Belt and Road Initiative, 2017, Building the Belt and Road: Concept, Practice, and China’s Contribution, diakses dalam https://eng.yidaiyilu.gov.cn/wcm.files/upload/CMSydylyw/201705/201705110537027.pdf (6/11/2017, 19.50 WIB).
yang memiliki penduduk paling padat,
serta peluang untuk membangun dan
menghubungkan area industri.23
Kerja Sama CPEC
Tahun 2013 kerja sama Tiongkok dan
Pakistan menuju era baru dengan adanya
kerja sama China-Pakistan Economic
Corridor (CPEC). Selama kunjungan PM
Tiongkok Li Keqiang pada Mei 2013,
pemerintah Tiongkok dan pemerintah
Pakistan menandatangani Memorandum of
Understanding (MoU) mengenai rencana
jangka panjang CPEC. Hal tersebut
kemudian ditindaklanjuti dengan
menandatangai MoU kerja sama
pembangunan CPEC yang melibatkan
Komisi Reformasi dan Pembangunan
Nasional (National, Development and
Reform Commission) Tiongkok dan
Kementerian Perencanaan dan
Pembangunan (Ministry of Planning and
Development) Pakistan selama kunjungan
PM Pakistan Muhammad Nawaz Sharif ke
Tiongkok pada 5 Juli 2013.24
23 Ibid.24 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, China and Pakistan, diakses dalam http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/zzj
Pembangunan CPEC kemudian dimulai
pada 20 April 2015, ketika Presiden
Tiongkok Xi Jinping menyepakati
investasi sebesar 46 milyar dolar AS. 25
Selain memberikan investasi, Xi Jinping
juga menandatangani 51 MoU lainnya
termasuk di dalamnya mengenai proyek
CPEC.26
Investasi dana Tiongkok sebesar 46
miliar dolar AS berasal dari Exim Bank of
China, China Development Bank, dan
Industrial and Comercial Bank of China.
46 miliar dolar AS dana tersebut
dialokasikan untuk pembangunan
infrastruktur sekitar 11 milyar dolar AS,
pengembangan energi sekitar 33 miliar
dolar AS, dan sekitar 2,5 miliar dolar AS
untuk pembangunan jaringan pipa minyak
dan gas bumi.27
Peta CPEC di antara Silk Road
Economic Belt dan Maritime Silk
Road.28
g_663340/yzs_663350/gjlb_663354/2757_663518/ (8/10/2017, 7.40 WIB).25 BBC, 2015, China’s Xi Jinping Agrees $46bn Superhighway to Pakistan, diakses dalam http://www.bbc.com/news/world-asia-32377088 (8/10/2017, 8.00 WIB).26 Ibid.27 Hasaan Khawar, The Real CPEC Plan, diakses dalam http://dailytimes.com.pk/pakistan/28-May-17/the-real-cpec-plan (8/10/2017, 20.00 WIB) .28 James McBride, Building the New Silk Road, diakses dalam https://www.cfr.org/backgrounder/building-new-silk-road (8/10/2017, 23.12 WIB).
CPEC merupakan salah satu program
One Belt One Road (OBOR) yang
dicetuskan oleh Tiongkok. Menteri Luar
Negeri Tiongkok Hong Lei’s menyatakan
bahwa, “...The China-Pakistan Economic
Corridor is located where the Silk Road
Economic Belt and the 21st Century
Maritime Silk Road Meet. It is, therefore a
major project of the Belt and Road
initiative...”.29 Melalui program OBOR,
Tiongkok bermaksud untuk
menghubungkan konektivitas sabuk
ekonomi jalan sutra dan jalan sutra
maritim abad ke-21 yang memasukan
CPEC sebagai proyek utamanya. Hal
tersebut karena CPEC dapat
menghubungkan kedua jalur konektivitas
dalam program OBOR.
Pembangunan Proyek CPEC
Menurut rencana yang dicanangkan
oleh Tiongkok dan Pakistan, pembangunan
proyek CPEC membutuhkan waktu 15
tahun dimulai pada 2015 sampai dengan
2030.30 Selama 15 tahun tersebut,
pembangunan CPEC akan melalui
beberapa tahapan yaitu pada tahap awal
yang disebut Early Harvest Projects
(EHP) pembangunan akan selesai pada 29 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, Foreign Ministry Spokesperson Hong Lei’s Regular Press Conference on April 20, 2015, diakses dalam http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/xwfw_665399/s2510_665401/t1256093.shtml (8/10/2017, 21.33 WIB).30 Ministry of Planning Development & Reform, Background of CPEC, diakses dalam http://pc.gov.pk/web/cpec (8/10/2017, 23.50 WIB).
tahun 2018, selanjutnya tahap jangka
pendek (short-term projects) akan selesai
pada tahun 2020, dilanjutkan dengan
jangka menengah (medium-term projects)
yang akan selesai pada tahun 2025, dan
yang terakhir jangka panjang (long-term
projects) yang akan selesai pada tahun
2030.31
Proyek EHP dan short-term project di
antaranya yaitu perbaikan jalur kereta api
dari Peshawar-Lahore-Karachi sepanjang
1.681 km, penambahan energi pada
pembangkit listrik tenaga batu bara di Thar
, pengembangan dua blok pertambangan
batubara di Thar, pembangunan pipa gas
alam Gwadar-Nawabshah, pembangkit
listrik berbasis batu bara yang diimpor di
Pelabuhan Qasim, solar park di
Bahawalpur, pembangunan jalan
Havelian-Islamabad, wind farm di Jhimpir,
dan pembaruan Bandara Internasional
Gwadar.32
31 Hasaan Khawar, Op. Cit,.32 Engr Hussain Ahmad Siddiqui, CPEC Projects: Status, Cost and Benefits, diakses dalam https://www.dawn.com/news/1194014/cpec-projects-status-cost-and-benefits (13/10/2017, 18.51 WIB).
Jalur ML 1, ML 2, dan ML 333
Tahap ketiga (mid-term project)
sebagian besar proyek terdiri dari
peningkatan sistem perkeretaapian
Pakistan, termasuk pembangunan kembali
seluruh jalur utama Rute Timur (ML 1),
dilanjutkan dengan memperbaiki jalur
Rute Tengah (ML 2) dan Rute Barat (ML
3).34
Tahap keempat (long-term project)
tidak hanya mengenai pembangunan
infrastruktur seperti jalan, jalur kereta api,
kabel fiber optik, jaringan pipa minyak dan
gas, tetapi juga mengenai pertukaran
teknologi di bidang pertanian,
pembangunan kawasan industri,
manufaktur, konstruksi infrastruktur energi
tradisional dan baru, konservasi energi,
dan perlindungan lingkungan.35
Proyek CPEC juga mencakup
pembangunan Special Economic Zone
33 Robin Lee, Op. Cit,. 34 Sultan M. Hali, Op. Cit,.35 Ministry of Planning Development & Reform, Op. Cit,.
(SEZ). Pakistan telah menetapkan
sembilan SEZ di bawah kerja sama
CPEC.36 Pengaturan mengenai SEZ
disetuju oleh Tiongkok dan Pakistan pada
pertemuan Joint Cooperation Committe
(JCC) ke-6 pada Desember 2016 di
Beijing. Menurut pertemuan tersebut Zona
Ekonomi Khusus berada pada empat
provinsi di Pakistan.37 Keempat provinsi
tersebut yaitu Khyber Pakhtunkhwa,
Sindh, Baluchistan, dan Punjab.38
SEZ dibagi menjadi tiga kawasan
yaitu bagian barat dan barat laut, tengah,
dan selatan. Bagian barat dan barat laut
meliputi Provinsi Khyber Pakhtunkhwa
dan Baluchistan.39
Zona pusat atau tengah dijadikan
sebagai pusat industri tekstil, peralatan
rumah tangga dan semen. Empat lokasi
terpisah disiapkan untuk pembangunan
industri semen yaitu di Daudkhel,
Khushab, Esakhel, dan Mianwali. Bagian
zona selatan mencakup kawasan Gwadar
dan Karachi rencananya akan
36 Saira Ali, CPEC: Special Economic Zones and Development Policy, diakses dalam http://www.cpecinfo.com/cpec-news-detail?id=MzkyNQ== (15/10/2017, 16.30 WIB).37 Pakistantoday, 2016, 6th JCC Meeting: CPEC soars to Rs5,700 Bilion, diakses dalam https://www.pakistantoday.com.pk/2016/12/30/6th-jcc-meeting-300mw-power-project-agreement-signed/ (15/10/2017, 19.28 WIB). 38 CPEC, CPEC Special Economic Zones (SEZs), diakses dalam http://cpec.gov.pk/special-economic-zones-projects (15/10/2017, 20.00 WIB). 39 Khurram Husain, 21 Juni 2017, Exclusive: CPEC Master Plane Revealed, diakses dalam https://www.dawn.com/news/1333101 (15/10/2017, 19.29 WIB).
ML 3
ML 2
ML 1
dikembangkan industri petrokimia, besi
dan baja, industri pelabuhan, mesin teknik,
pemrosesan perdagangan, dan onderdil
mobil. Beberapa perusahaan Tiongkok
telah memulai investasi dan konstruksi di
Gwadar.40
Posisi Strategis Pakistan bagi Tiongkok
Secara Geografi letak Pakistan
berdekatan dengan Iran. Iran merupakan
salah satu negara yang memiliki cadangan
minyak dan gas alam yang sangat besar.
Cadangan minyak mentah Iran merupakan
terbesar ketiga di dunia setelah Arab Saudi
dan Kanada yang mencapai lebih dari 3,8
juta barel per hari pada 2008.41 Sementara
itu, cadangan gas alamnya merupakan
terbesar kedua setelah Rusia yang
mencapai lebih dari 32 triliun meter
kubik.42
Pada 16 Maret 2010 sebuah perjanjian
formal ditanda tangani antara Pakistan dan
Iran di Ankara Turki. Pada tahun
selanjutnya, Iran mempublikasikan bahwa
pihaknya telah membangun beberapa
bagian konstruksi pipa gas.43 Rencananya
pipa gas tersebut akan dibangun dari
40 Ibid. 41 Shayerah Illias, 2010, Iran’s Economic Conditions: U.S. Policy Issues, diakses dalam https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL34525.pdf (17/11/2017, 10.21 WIB).42 Library of Congress, 2008, Country Profile: Iran, dikases dalam https://www.loc.gov/rr/frd/cs/profiles/Iran.pdf (16/11/2017, 22.53 WIB).43 Khaleeq Kiani, 2013, Gas Pipeline-Work on Pakistan Phase Inagurated, diakses dalam https://www.dawn.com/news/791935 (26/112017, 23.24 WIB).
Asaluyeh Iran menuju Nawabshah
Pakistan melalui Gwadar .44
Pembangunan pipa gas juga
melibatkan Tiongkok untuk turut
bergabung dalam proyek tersebut.
Tiongkok tertarik untuk memberikan
investasi melalui China-Petroleum
Pipeline Bureau (CPPB) terutama dalam
pembangunan Liquefied Natural Gas
(LNG) senilai 2,5 miliar dolar AS dan
pada November 2015 CPPB mendapatkan
kontrak proyek tersebut dan direncanakan
selesai pada tahun 2017.45 Selanjutnya,
proyek jalur pipa minyak dan gas akan
dikembangkan dari Gwadar ke Kashgar
Tiongkok sepanjang 3000 km.46
Selain berbatasan dengan Iran, posisi
strategis Pakistan lainnya yaitu berdekatan
dengan Timur Tengah. Negara-negara di
Timur Tengah merupakan negara yang
kaya akan sumber daya minyak dan
terbesar di dunia. Produksi minyak mentah
di Timur Tengah mencapai 24 ribu barel
44 Saeed Shah, 2015, China to Build Pipeline from Iran to Pakistan, diakses dalam https://www.wsj.com/articles/china-to-build-pipeline-from-iran-to-pakistan-1428515277?mod=e2tw (26/11/2017, 23.51 WIB).45 Sohail Iqbal Bhatti, 2015, Chinese Company to Biuld LNG, Gas Pipeline Projects in Pakistan, diakses dalam https://www.dawn.com/news/1209970 (26/11/2017, 23.55 WIB).46 Dawn, 2016, Western Route of CPEC to be Complated by 2018, diakses dalam https://www.dawn.com/news/1231115 (30/11/2017, 13.14 WIB).
per hari pada 2012 dan 23 ribu barel per
hari pada 2013.47
Melalui pembangunan pelabuhan
Gwadar yang dikelola oleh perusahaan
Tiongkok yaitu China Overseas Port
Holding Company (COPHC) dapat
memberikan akses laut selain ke Timur
Tengah juga ke bagian Afrika. Afrika
memiliki sumer daya alam minyak yang
cukup banyak meskipun tidak sebesar di
Timur Tengah. Produksi minyak di Afrika
menempati posisi keempat setelah Timur
Tengah, Eurasia, dan Latin Amerika yang
produksinya mencapai 8 ribu barel per hari
pada tahun 2013.48 Nigeria menempati
posisi produsen minyak terbesar di antara
negara-negara Afrika lainnya yang
mencapai 2 ribu barel per hari pada 2013.49
Pelabuhan Gwadar merupakan
pelabuhan di laut terdalam Pakistan yang
terletak berdekatan dengan Teluk Persia
dan Selat Hormuz. Teluk Persia adalah
salah satu rute laut terpenting karena
perannya sebagai jalur transportasi minyak
dunia. Terhitung sekitar 30% minyak
dunia disalurkan melalui Teluk Persia. 50
47 OPEC, 2013, OPEC Annual Statistical Bulletin 2013, diakses dalam http://www.opec.org/opec_web/static_files_project/media/downloads/publications/ASB2013.pdf (30/11/2017, 10.06 WIB).48 Ibid.49 Ibid.50 George Friedman dan Cheyenne Ligon, 2017, Major Choke Points in the Persian Gulf and East Asia, diakses dalam https://geopoliticalfutures.com/major-choke-points-persian-gulf-east-asia/?format=pdf (4/12/2017, 12.37 WIB).
Setelah dari Teluk Persia, jalur minyak
harus melalui Selat Hormuz yang terletak
di antara Oman dan Iran, menghubungkan
Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut
Arab. Selat Hormuz adalah tempat
chokepoint minyak terpenting di dunia
selain Selat Malaka. Aliran minyak yang
melalui Selar Hormuz bisa mencapai 17
juta barel per hari pada 2015 dan
meningkat menjadi 18,5 juta barel per hari
pada 2016.51 Lebih dari 85% minyak
mentah masuk ke pasar Asia terutama
Jepang, India, Korea Selatan, dan
Tiongkok. 52
Dibandingkan dengan Selat Malaka,
Selat Hormuz melayani chokepoint lebih
banyak terhitung dari angkutan minyak
yang melalui selat tersebut yaitu 17 juta
barel per hari di Selat Hormuz sedangkan
15,5 barel di Selat Malaka pada tahun
2015.53
51 US Energy Information Administration, 2017, World Oil Transit Chokepoint, diakses dalam https://www.eia.gov/beta/international/analysis_includes/special_topics/World_Oil_Transit_Chokepoints/wotc.pdf (5/12/2017, 22.23 WIB).52 US Energy Information Administration, 2012, The Strait of Hormuz is the World’s most Important Oil Transit Chokepoint, diakses dalam https://www.eia.gov/todayinenergy/about.php (5/12/2017, 18.34 WIB).53 Ibid.
Jalur Transportasi Minyak Melalui
Teluk Persia dan Selat Hormuz54
Salah satu persoalan yang harus
dihadapi oleh Tiongkok ketika melalui
Selat Malaka yaitu rawan terjadinya
serangan perompak. Pada tahun 2000
terhitung ada 112 insiden, kemudian
menurun pada tahun 2008 menjadi 2
insiden, dan naik kembali pada tahun 2015
menjadi 134 insiden. Terhitung dari tahun
1984-2015 terdapat 821 insiden. Serangan
perompak di Selat Malaka merupakan
tertinggi ke-4 setelah Laut Tiongkok
Selatan 2359 insiden, Samudera Hindia
1058 insiden, dan Laut Afrika Barat 975
insiden pada tahun 1984-2015.55 Adanya
pembangunan jalur melalui Pakistan dalam
CPEC, hal tersebut akan mempermudah
mengamankan jalur transportasi Laut
Tiongkok karena letak Pakistan yang
berdekatan dengan Selat Hormuz.
Selain mengamankan jalur
transportasi melalui Pakistan, kerja sama
CPEC diperkirakan dapat memberikan rute
lebih pendek bagi Tiongkok.56 Jika melalui
54 George Friedman dan Cheyenne Ligon, 2017, Major Choke Points in the Persian Gulf and East Asia, diakses dalam https://geopoliticalfutures.com/major-choke-points-persian-gulf-east-asia/?format=pdf, (6/12/2017, 21.49 WIB).55 Intenational Maritime Organization, 2017, Report on Act of Piracy and Armed Robbery Against Ship, diakses dalam http://www.imo.org/en/OurWork/Security/PiracyArmedRobbery/Reports/Documents/245%20Annual%202016.pdf (6/12/2017, 11.13 WIB).56 Li Xuanmin, 2016, Gwadar Port Benefits to China Limited, diakses dalam http://www.globaltimes.cn/content/1019840.shtml
Selat Malaka dari Timur Tengah ke
Pelabuhan Shanghai minimal jarak yang
ditempuh sekitar 10.000 km sampai
dengan 11.000 km, sedangkan jika melalui
Pelabuhan Gwadar ke Kashgar jarak
tersebut akan berkurang menjadi kurang
dari 5.000 km.57 Minyak yang diangkut
dari Arab Saudi melalui selat Malaka ke
Pelabuhan Shanghai membutuhkan waktu
sekitar 25-30 hari, sedangkan bila melalui
Gwadar ke wilayah Kashgar Tiongkok
membutuhkan waktu sekitar 12 hari.58
Pakistan Sebagai Line of
Communication dan Center of Resource
Berdasarkan konsep geopolitik Jakub
J. Gryfiel, letak strategis suatu wilayah
dipengaruhi oleh dua hal yaitu Line of
Communication dan Center of Resources.
Line of Communication berkaitan dengan
menyediakan rute laut, maupun darat yang
berfungsi sebagai akses terhadap sumber
energi. Sedangkan centers of resources
yaitu keberadaan sumber daya alam yang
strategis. Posisi geografis Pakistan sebagai
Line of Communication menghubungkan
(8/12/2017, 19.32 WIB).57 Karachi Chamber of Commerce & Industry, 2017, China Pak Economic Corridor (CPEC): Is Pakistan Ready to Surf The Tide?, Karachi: Research & Development Cell, hal. 8, diakses dalam http://www.kcci.com.pk/Rnd/wp-content/uploads/2017/07/CPEC-Is-Pakistan-ready-to-surf-the-tide-Feb-2017.pdf (8/12/2017, 21.00 WIB).58 The Tribune, 2016, CPEC Opens as Chinese Cargo Leaves Gwadar Port, diakses dalam http://www.tribuneindia.com/news/nation/cpec-opens-as-chinese-cargo-leaves-gwadar-port/322834.html (8/12/2017, 21.02 WIB).
Tiongkok dengan negara-negara Iran,
Timur Tengah, dan Afrika serta sumber
daya alam di Pakistan melalui
pembangunan jalan raya, rel kereta api,
pipa minyak serta gas dan pembangunan
Pelabuahan Gwadar.
Pembangunan jalan raya rute Barat
dengan panjang 2.674 km. Rute tersebut
melalui Provinsi Balochistan di mana jalan
raya rute Barat memberikan akses jalan
pada sumber daya alam di Balochistan.
Hampir 80% produksi mineral di Pakistan
berasal dari Balochistan. Terdapat
tambang emas di Saindak dan di Reko Diq
yang berada di Distrik Chagai merupakan
tambang emas satu-satunya di Pakistan.
Selain emas, Balochistan memiliki sumber
daya alam kromit yang produksi komersial
seluruhnya berada di provinsi tersebut.
Wilayah yang paling terkenal sumber daya
alam kromit di Pakistan berada di lembah
Zhob. Melihat potensi sumber daya alam
yang berada di Balochistan, Tiongkok
membangun SEZ di provinsi tersebut
terutama untuk industri ekstrasi mineral.
Provinsi Balochistan juga terdapat
Pelabuhan Gwadar. Pelabuhan Gwadar
mempunyai letak strategis sebagai akses
terhadap laut. Melalui Pelabuhan Gwadar
dapat membuka akses ke Timur Tengah
dan Afrika, serta dekat dengan Selat
Hormuz yang merupakan jalur kapal-kapal
pengangkut minyak dari negara-negara
Timur Tengah.
Selain itu, juga memberikan akses laut
ke Afrika karena Afrika merupakan salah
satu pemasok tembaga, bijih besi, dan
minyak bagi Tiongkok. Produksi minyak
Afrika menempati posisi keempat setelah
Timur Tengah, Eurasia, dan Latin Amerika
yang produksinya mencapai 8 ribu barel
per hari pada tahun 2013.
Tiongkok mengimpor bijih besi
sebesar 112,4 miliar dolar AS yang 6,5%
berasal dari Afrika di mana Afrika Selatan
merupakan pemasok terbesar ke Tiongkok
yaitu sebesar 88%. Afrika juga memasok
56% tembaga murni ke Tiongkok, dengan
pemasok utamanya Zambia 56% dan
Kongo 34%.
Melalui Pelabuhan Gwadar dapat
mempersingkat waktu tempuh jalur
perdagangan laut Tiongkok. Jika melalui
Selat Malaka dari Timur Tengah ke
Palabuhan Shanghai minimal jarak yang
ditempuh sekitar 10.000 km sampai
dengan 11.000 km, sedangkan jika melalui
Pelabuhan Gwadar ke Kashgar jarak
tersebut berkurang menjadi kurang dari
5000 km. Jarak dari Afrika melalui terusan
Suez ke Palabuhan Shanghai sekitar
13.000 km, jika melalui Pelabuhan
Gwadar akan memotong jalur sekitar 8432
km. Selain memotong jalur, Tiongkok
bertujuan untuk mengamankan jalur
perdagangannya, selain melalui Selat
Malaka. Tingginya insiden perompakan
terhitung pada 2015 mencapai 134 insiden
di Selat Malaka, membuat Tiongkok
membangun jalur laut lain melalui
Pakistan dengan pembangunan Pelabuhan
Gwadar.
Masih dalam rute jalan raya yang
sama yaitu rute Barat juga melewati
Provinsi Kyber Pakhtunkhwa. Provinsi
tersebut memiliki sumber daya alam
marmer dengan menyumbang 78%
produksi marmer di Pakistan. Kyber
Pakhtunkhwa merupakan produsen
marmer terbesar kedua di Pakistan setelah
Balochistan, namun mempunyai unit
pengolahan marmer terbanyak yaitu
sekitar 979 unit sedangkan Balochistan 60
unit. Kapasitas produksi yaitu sekitar
428.649 ton marmer pada 2006 dan di
Balochistan 461.465 ton di tahun yang
sama.
Tiongkok merupakan pengimpor
utama marmer terbesar di Pakistan yaitu
70.790 ton pada Juli 2010 sampai Maret
2011, kemudian importer kedua yaitu Uni
Emirat Arab yang mengimpor sebesar
2.515 ton marmer. Sejumlah besar sumber
daya marmer di Pakistan tidak dapat
dieksplorasi salah satunya karena
keterbatasan fasilitas pengolahan marmer.
Melihat potensi sumber daya alam di
provinsi tersebut, Tiongkok memetakan
wilayah tersebut sebagai SEZ bagian barat
dan barat laut untuk pengolahan industri
marmer.
Jalan raya rute Tengah yang melalui
dua provinsi yaitu Balochistan dan Punjab.
Punjab merupakan provinsi yang memiliki
potensi sumber daya alam kapas yang
merupakan bahan dasar produksi tekstil.
Pakistan menjadi produsen benang dan
kain katun terbesar keempat di dunia dan
menempati urutan kedua dalam ekspor
benang dan ketiga dalam ekspor kain.
Produksi kapas di negara tersebut
mencapai tingkat tertinggi 14,81 juta bal
kapas pada 2012 yang sebelumnya pada
2004-2005 sebanyak 14,31 juta bal kapas.
Tiongkok merupakan keempat pasar
ekspor bagi Pakistan, dengan produk
utama yang diekspor benang kapas, fabric
kapas, kulit, dan ikan. Hampir 80%
Pakistan memasok benang ke Tiongkok
Sumber daya alam lainnya yang
berada di Punjab yaitu bijih besi dan
semen. Pasokan bijih besi di wilayah
Kalabagh Provinsi Punjab memiliki
sumber daya sebesar 300 Metric (Mt)
merupakan deposit bijih besi terbesar di
Pakistan. Selain itu, 40% total produksi
semen berada di Punjab dengan kapasitas
produksi tahunan di Pakistan mencapai 44
juta ton. Tiongkok memetakan provinsi
Punjab sebagai SEZ bagian tengah sebagai
industri pengolahan tekstil, peralatan
rumah tangga, dan semen.
Jalan Raya rute Timur melalui
Provinsi Sindh, Provinsi Sindh memiliki
potensi sumber daya alam batu bara.
Jumlah sumber daya alam batu bara paling
besar terdapat di wilayah Thar Provinsi
Sindh yang mencapai 175 miliar ton.
Selain itu, di Punjab sekitar 235 juta ton,
Balochistan 217 juta ton, dan di Kyber
Pakhtunkhwa sekitar 90 juta ton. Total
kapasitas pembangkit listrik yang
terpasang di Pakistan hanya 22.477 MW,
jika jumlah batu bara di Pakistan
dieksploitasi dengan benar menghasilkan
tenaga kurang lebih 100.000 MW yang
dapat digunakan selama 30 tahun. Pakistan
tidak menggunakan seluruh kapasitas dan
hanya menggunakan 16.000 sampai
17.000 MW. Sebagian besar daya tersebut
dihasilkan dari 35,2% minyak, 29% gas,
tenaga air (hydro) 29,9%, nuklir 5,8%, dan
batu bara hanya 0,1%. Sumber daya alam
batu bara di Pakistan belum dapat
dikembangkan karena beberapa kendala
yaitu kurangnya infrastruktur, kurangnya
pembiayaan, dan tidak adanya ahli teknis
penambangan batu bara modern.
Energi merupakan kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi guna menunjang
pembangunan industri di Pakistan.
Tiongkok berinvestasi dalam beberapa
proyek energi melalui CPEC agar
menunjang pembangunan SEZ yang
berada di Pakistan.
Ketiga rute yaitu rute Barat, Tengah,
dan Timur dari Pelabuhan Gwadar akan
berpusat di Pelabuhan kering Hevalian
yang kemudian menuju Kashgar
Tiongkok. Tiongkok bertujuan
membangun rute jalan raya menuju
Kashgar agar membuka akses kepada
sumber daya alam di provinsi-provinsi
Pakistan yang kemudian dapat
didistribusikan melalui rute tersebut.
Pakistan Sebagai Daerah Rimland
Berdasarkan Teori Rimland Spykman,
“Who control the Rimland rules Eurasia,
Who rules Eurasia controls the destinies
of the World”. Pada dasarnya wilayah
Rimland merupakan wilayah pertama yang
harus dikuasai karena memiliki posisi yang
stategis yaitu mempunyai sumber daya
alam yang berpengaruh. Setelah berhasil
menguasai wilayah Rimland, mudah untuk
menguasai wilayah Eurasia, kemudian jika
berhasil mengontrol wilayah tersebut dapat
menguasai dunia.
Rencana program OBOR atau disebut
Belt and Road (B&R), Tiongkok
merencanakan untuk membangun jalur
Silk Road Economic Belt dan 21st
Maritime Silk Road dengan membangun
enam koridor ekonomi salah satunya
China-Pakistan Economic Corridor
(CPEC). Jalur Silk Road Economic Belt
berfokus untuk menyatukan Tiongkok,
Asia Tengah, Rusia, dan Eropa, serta
menghubungkan Tiongkok dengan Teluk
Persia dan Laut Tengah melalui Asia
Tengah dan Asia Barat. Selain itu juga
menghubungkan Tiongkok dengan Asia
Tenggara, Asia Selatan, dan Samudera
Hindia. 21st Century Maritime Silk Road
dirancang untuk menghubungkan
Tiongkok ke Eropa melalui South China
Sea dan Samudera Hindia dalam satu rute,
serta menghubungkan Tiongkok dengan
Samudera Pasifik Selatan melalui South
China Sea.
New Eurasia Land Bridge Economic
Corridor, China-Mongolia-Russia
Economic Corridor, dan China-Central
Asia-West Asia Economic Corridor yang
melintasi Eurasia akan menghubungkan
kawasan ekonomi Asia Timur dan
kawasan ekonomi Eropa, sementara itu
juga membangun kerja sama untuk
memperlancar jalur dari Teluk Persia ke
Laut Tengah dan Laut Baltik. Hal tersebut
juga memungkinkan Tiongkok untuk
membangun pasar di Eurasia, dan
menciptakan peluang pembangunan bagi
negara-negara di pedalaman Eurasia
sepanjang jalur OBOR.
China-Indocina Peninsula Economic
Corridor, China-Paksitan Economic
Corridor, dan Bangladesh-China-India-
Myanmar Economic Corridor yang
berjalan melalui bagian Timur dan Selatan
Asia bertujuan untuk menghubungkan
dengan negara-negara yang memiliki
penduduk paling padat, serta peluang
untuk membangun dan menghubungkan
area industri.
Mengenai tujuan dalam rencana
OBOR, Tiongkok ingin menciptakan
Eurasia sebagai pasar, sedangkan negara-
negara tepi daratan yang berbatasan
dengan Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik sebagai area industri. Salah satunya
yaitu melalui China-Pakistan Economic
Corridor (CPEC) di Pakistan. Melalui jalur
darat, Tiongkok membangun jalan raya
dan jalur kereta api dari Provinsi Xinjiang
di Tiongkok menuju Pelabuhan Gwadar
dan Pelabuhan Karachi Pakistan. Jalan
Raya dibangun dengan tiga rute yaitu rute
Barat, Tengah, dan Timur. Ketiga rute
tersebut melewati provinsi-provinsi di
Pakistan. Jalur tersebut digunakan
Tiongkok untuk memudahkan mengakses
sumber daya alam di setiap provinsi
Pakistan.
Melihat potensi sumber daya alam di
provinsi-provinsi Pakistan, Tiongkok
merencanakan memetakan provinsi-
provinsi di Pakistan sebagai kawasan SEZ.
SEZ dipetakan menjadi tiga kawasan yaitu
bagian Barat dan Barat Laut meliputi
Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan
Balochistan, bagian pusat atau Tengah
meliputi daerah di Provinsi Punjab yaitu
Dudkhel, Khushab, Esakhel, dan
Mainwali, zona bagian Selatan mencakup
kawasan Gwadar dan Karachi.
Alasan pemetaan kawasan tersebut
berdasarkan pada sumber daya alam yang
berada pada provinsi-provinsi di Pakistan.
Selain alasan Tiongkok menguasai sumber
daya alam di Pakistan alasan lainnya
karena letak geografis Pakistan yang
mempunyai jalur laut. Jalur laut di
Pakistan memberikan alternatif jalur lain
bagi Tiongkok untuk menghubungkan
Tiongkok ke Timur Tengah dan Afrika
melalui pelabuhan Gwadar Pakistan.
Selain itu, juga dapat mengamankan jalur
lautnya dan mempersingkat waktu.
Alasan Tiongkok melakukan kerja
sama CPEC yaitu untuk menguasai sumber
daya alam di Pakistan dan Iran
menggunakan jalur darat, Timur Tengah,
dan Afrika menggunakan jalur laut.
Penguasaan sumber daya alam
memberikan Tiongkok bahan baku, yang
kemudian menurut rencana OBOR salah
satunya untuk menguasai pasar Eurasia.
Pakistan merupakan salah satu dari
wilayah rimland dalam program OBOR
dan CPEC merupakan salah satu jalur dari
enam koridor yang dibuat oleh Tiongkok.
DAFTAR PUSTAKABukuCohen, B. Saul. 2013. Geopolitics of the
World System. New York: Rowman & Littlefield Publishers.
Eisenman, Johua & Heginbotham, Eric, et.al. 2007. China and The Developing World: Beijing’s Strategy for the Twenty-First Century. New York: M.E. Sharpe, Inc.
Flint, Colin. 2006. Introduction to Geopolitics. France: Taylor & Francis e-Library.
Griffiths, Martin & O’Callanghan, Terry. 2002. International Relations: The key concepts. New York: Routledge.
Grygiel, \Jakub J. 2006. Great Powers and Geopolitical Chance. Baltimore: The Johns Hopkisn University Press.
Hidayat, Imam dan Mardiyono. 1983. Geopolitik: Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan manusia, ruang, dan sumber daya alam. Surabaya: Usaha Nasional.
Mas’oed, Mohtar 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodelogi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Price, Gareth. 2011. China Pakistan Relations. ECRAN Project Office: Chatman House London.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Rafika Aditama.
Sattar, Abdul. 2007. Pakistan’s Foreign Policy 1947-2005 a Concise History. New York: Oxford University Press.
SKRIPSI, POSITION PAPERGokmen, Semra Rana. 2010. Geopolitics
and The Study of International Relations. Thesis. Ankara: The Graduate School of Social Sciences of Middle East Technical University.
Mahmood, Hamid & Sabir, Muhammad. 2014. Trade Facilitation and Connectivity: Perspective from China-Pakistan Economic Corridor and Free Trade Agreement (FTA). Ghulam Ishaq Khan Institute of Engineering
Sciences and Technology (Manuscript Draft).
Zeb, Rizwan. 2012. Pakistan-China Relations: Where They Go From Here?. UNISCI Discussion Papers No. 29 (Mei 2012). University of Western Australia.
JURNAL
Guluzian, Christine R. 2017. Making Inroads: China’s New Silk Road Intiative. Cato Journal. Vol. 37. No. 1 (Winter 2017). Washington DC: Cato Institute.
Mayborn, William. 2014. The Pivot to Asia: The Persistent Logic of Geopolitics and The Rise of China. Journal of Military and Strategic Studies. Vol. 15. No. 4. Diakses dalam https://is.cuni.cz/studium/predmety/index.php?do=download&did=110758&kod=JMB119 (10/5/2017, 09.00 WIB).
INTERNET
Ali, Saira. CPEC: Special Economic Zones and Development Policy. Diakses dalam http://www.cpecinfo.com/cpec-news-detail?id=MzkyNQ== (15/10/2017, 16.30 WIB).
BBC. 2015. China’s Xi Jinping Agrees $46bn Superhighway to Pakistan. Diakses dalam http://www.bbc.com/news/world-asia-32377088 (8/10/2017, 8.00 WIB).
Bessler, Patrick. China’s New Silk Road: Focus on Central Asia. Diakses dalam http://www.kas.de/wf/doc/kas_43841-1522-2-30.pdf?
160401030733 (22/10/2017, 19.35 WIB).
CPEC Official. CPEC Special Economic Zones (SEZs). Diakses dalam http://cpec.gov.pk/special-economic-zones-projects (15/10/2017, 20.00 WIB).
Denney, George C. China-Pakistan Relations: The By-Product of Other Processes. Diakses dalam http://www.icwa.org/wp-content/uploads/2015/09/GCD-9.pdf, (2/9/2017, 11.43 WIB).
Hussain Ahmad Siddiqui, Engr. CPEC Projects: Status, Cost and Benefits. Diakses dalam https://www.dawn.com/news/1194014/cpec-projects-status-cost-and-benefits (13/10/2017, 18.51 WIB).
Husain, Khurram. 2017. Exclusive: CPEC Master Plane Revealed. Diakses dalam https://www.dawn.com/news/1333101 (15/10/2017, 19.29 WIB).
HKTD research. 2017. The Belt and Road Initiative. Diakses dalam http://china-trade-research.hktdc.com/business-news/article/The-Belt-and-Road-Initiative/The-Belt-and-Road-Initiative/obor/en/1/1X000000/1X0A36B7.htm, (3/11/2017, 17.16 WIB).
Khawar, Hasaan. The Real CPEC Plan. Diakses dalam http://dailytimes.com.pk/pakistan/28-May-17/the-real-cpec-plan (8/10/2017, 20.00 WIB).
McBride, James. Building the New Silk Road. Diakses dalam https://www.cfr.org/backgrounder/building-new-silk-road (8/10/2017, 23.12 WIB).
M. Hali, Sultan. CPEC A Hope for the Nation. Diakses dalam https://www.pakistantoday.com.pk/2017/09/01/cpec-a-hope-for-the-nation/ (13/10/2017, 21.39 WIB).
Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, foreign Ministry Spokesperson Hong Lei’s Regular Press Conference on April 20, 2015. Dikses dalam http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/xwfw_665399/s2510_665401/t1256093.shtml. (14/6/2015/, 9.53 WIB).
Ministry of Planning Development & Reform. Background of CPEC. Diakses dalam http://pc.gov.pk/web/cpec (8/10/2017, 23.50 WIB).
Ministry of Planning Development and Refom. 2015. China and Pakistan. Diakses dalam http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/zzjg_663340/yzs_663350/gjlb_663354/2757_663518/ (25/5/2016, 13.00 WIB).
Ministry of Planning Development and Reform. 2015. The Bilateral Contex of China-Pakistan Economic Corridor is Rooted in Friendship of Two Countries. Diakses dalam http://www.pc.gov.pk/?cat=4 (14/6/2015, 21.42 WIB).
Office of the Leading Group of the Belt and Road Initiative. 2017. Building the Belt and Road: Concept, Practice, and China’s Contribution. Diakses dalam https://eng.yidaiyilu.gov.cn/wcm.files/upload/CMSydylyw/201705/201705110537027.pdf (6/11/2017, 19.50 WIB).
Pakistantoday. 2016. 6th JCC Meeting: CPEC soars to Rs5,700 Bilion. Diakses dalam https://www.pakistantoday.com.pk/2016/12/30/6th-jcc-meeting-300mw-power-project-agreement-signed/ (15/10/2017, 19.28 WIB).
Shaohui, Tian, dkk. 2015. Cronology of China’s Belt and Road Initiative. Diakses dalam http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm (21/10/2017, 13.17 WIB).
The State Council The people’s Republic of China. 2015. From Initiative to Reality: Moments in Developing the Belt and Road Initiative. Diakses dalam http://english.gov.cn/policies/infographics/2015/04/23/content_281475094425039.htm (22/10/2017, 9.55 WIB).
Top Related