IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SUNDE THIN CLIENT SD880L
BERBASIS LINUX
Abdul Rahman Ritonga
Gelar Budiman, ST
Prajna Deshanta Ibnugraha,
MT
Program Studi Teknik Komputer
Politeknik Telkom Bandung
2010
ABSTRAK
Teknologi terus berkembang demikian juga teknologi thin client untuk berbagai keperluan tentunya,
dengan hal ini penulis ingin mengimplementasikan dan menganalisis thin client berbasis linux yang dapat
mendukung green computing. Dengan demikian masalah TDL (Tarif Dasar Listrik) untuk sekarang bukan
menjadi masalah dengan hadirnya Sunde thin client ini yang menawarkan layanan untuk penghematan
pemakaian listrik tetapi mempunyai kinerja yang sama seperti PC biasa lainnya.
Sunde thin client SD880L sendiri adalah sebuah ide baru dalam membangun jaringan komputer. Cukup
dengan satu CPU, kita bisa membangun jaringan yang bisa diakses sampai 40 pengguna dan tiap pengguna
dapat membuka berbagai aplikasi yang berbeda-beda secara bersamaan. Ini dapat membantu pengusaha
menengah kecil seperti warnet atau printing untuk menghemat biaya yang harus dikeluarkan dalam
membangun sebuah jaringan.
Maksud menghemat biaya disini adalah menghemat pemakaian listrik. Terkait kenaikan tarif listrik, Sunde
ThinClient SD880L menjadi solusinya bagi pengusaha kecil menengah seperti pengusaha warnet.
Dikarenakan Sunde hanya membutuhkan 5 watt dibandingkan dengan CPU biasa sekitar 320 watt untuk
konsumsi daya. Di sisi lain pemakain perangkat lunak yang berlisensi hanya dikenakan pada komputer
server tidak pada komputer client. Untuk membuat “Green Computing” (istilah thin client yang penulis
buat), diperlukan beberapa tahapan mulai dari administrasi dan instalasi linux Ubuntu 9.10. Dilanjutkan
dengan pengaktifan layanan tertentu seperti apache2, XRDP, dan BandwidthD untuk menguji komputasi
Sunde thin client SD880L berbasis Linux.
Kata Kunci: Thin Client, Bandwidth, Sunde, Linux.
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sunde Thin Client SD880L adalah sebuah ide
baru dalam membangun jaringan komputer.
Cukup dengan satu CPU, kita bisa
membangun jaringan yang bisa diakses sampai
40 pengguna dan tiap pengguna dapat membuka
berbagai aplikasi yang berbeda-beda secara
bersamaan. Ini dapat membantu pengusaha
menengah kecil seperti warnet atau printing
untuk menghemat biaya yang harus
dikeluarkan dalam membangun sebuah jaringan.
Maksud menghemat biaya disini yaitu dapat
menghemat pemakaian listrik, karena Sunde
Thin Client SD880L hanya membutuhkan 5 watt
dibandingkan dengan CPU biasa yaitu 320 watt,
serta pemakain perangkat lunak yang berlisensi
hanya di kenakan pada komputer server dan
tidak pada client. Sebab pengusaha menengah
kecil seperti warnet dan printing sekarang
banyak yang menguluh atas kenaikan tarif dasar
listrik sekarang ini.
Akan tetapi dari performansi bandwith-nya
belum diketahui apakah Sunde Thin Client
SD880L stabil atau tidak untuk jaringan
komputer.
Karena hal tersebutlah maka dalam Proyek Akhir
ini dilakukan implementasi dan analisis Sunde
Thin Client SD880L. Untuk bisa menjawab
tantangan tersebut, di sini akan di lakukan
dengan sistem operasi Linux Ubuntu untuk
mengimplementasikan dan menganalisis
performansi bandwidth nya.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut,
terdapat permasalahan yang dirumuskan
sebagai berikut ini :
a. Bagaimana mengimplementasikan sistem
Sunde Thin Client SD880L pada server
berbasis Linux Ubuntu.
b. Bagaimana menganalisis performansi
server dengan parameter manajemen
bandwidth berkaitan dengan uplink dan
downlink dari sisi client.
1.3 Tujuan
Proyek Akhir ini bertujuan untuk :
a. Mengimplementasikan Sunde Thin Client
SD880L pada server berbasis Linux
Ubuntu.
b. Menganalisis performansi server dengan
parameter manajemen bandwidth
berkaitan dengan uplink dan downlink dari
sisi client.
1.4 Batasan Masalah
a. Pengujian server menggunakan IP statik
di jaringan lokal.
b. Administrasi paket installasi dalam
server disuaikan dengan kebutuhan.
c. Sistem dibangun menggunakan sistem
operasi Linux Ubuntu
d. Hanya satu komputer node sebagai
contoh implementasi Sunde Thin Client
SD880L dan satu PC biasa
e. Client menggunakan alat produk dari
Sunde Thin Client SD880L dan PC
biasa
f. Tidak membahas keamanan jaringan
komputer
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah untuk Proyek Akhir ini antara lain:
A. Tahap Studi Literatur
Dilakukan studi literatur dengan mempelajari
mengenai konsep dan teori pendukung yang
berkaitan dengan Proyek Akhir ini. Proses
pembelajaran materi penelitian melalui pustaka-
pustaka yang berkaitan dengan penelitian baik
berupa buku maupun jurnal ilmiah. Beberapa
materi terkait proyek akhir ini adalah penguasaan
konfigurasi jaringan.
B. Tahap Wawancara
Untuk memperkuat dasar teori kami melakukan
wawancara langsung kepada Bapak Sandy,
selaku narasumber berkaitan dengan teknisi
Sunde Thin Client. Beliau adalah salah satu
teknisi yang pernah mengimplementasikan
Sunde Thin Client di perusahaan NetWay yang
ada di Jakarta.
C. Tahap Imlementasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan kompuer
server dan komputer client untuk implementasi
Thin client pada jaringan lokal. Dilakukan
pemilihan paket pendukung di sisi komputer
client, menganalisis performansi server dengan
parameter manajemen bandwidth berkaitan
dengan uplink dan downlink dari sisi client.
1.6 Jadwal Pengerjaan
Tabel 1.1 Jadwal Pengerjaan
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 OSI Layer Model
International Standard Organization (ISO)
membuat suatu konsep protokol dengan banyak
lapis fungsional yang dikenal dengan nama Open
System Interconnection (OSI). Tujuan pembagian
lapisan adalah untuk mempermudah pelaksanaan
standar tersebut secara praktis dan
memungkinkan fleksibilitas, dalam arti apabila
terjadi perubahan pada salah satu lapisan, maka
tidak akan mempengaruhi pada lapisan yang lain.
1. Aplication
2. Presentation
3. Session
4. Transport
5. Network
6. Datalink
7. Physical
2.2 UBUNTU
Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis
Linux, tersedia secara bebas dan mempunyai
dukungan baik yang berasal dari komunitas
maupun tenaga ahli profesional. Perihal
kebebasan inilah yang membuat Ubuntu berbeda
dari perangkat lunak berpemilik “proprietary”.
Selain itu, Ubuntu cocok digunakan baik untuk
keperluan desktop (sehari-hari) maupun untuk
keperluan server.
Ubuntu saat ini mendukung berbagai arsitektur
komputer seperti PC (Intel x86), PC 64-bit
(AMD64), PowerPC (Apple iBook dan
Powerbook, G4 dan G5), Sun UltraSPARC dan
T1 (Sun Fire T1000 dan T2000) bahkan rilis
ubuntu dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal
ini lah yang membedakan ubuntu dengan Linux
lainnya.
Kelebihan - kelebihan ubuntu adalah bisa dirinci
dalam beberapa poin penting, antara lain:
1. Kompatibilitas
Ubuntu dapat mengenali hampir semua
perangkat keras terbaru. Untuk mengetahui
apa saja perangkat keras yang dikenali
ubuntu..
2. Kemudahan Migrasi
Sejak versi Ubuntu 7.04, sudah menyertakan
Migration Tool yang akan membantu anda
dalam memindahkan data anda dari
Windows ke Ubuntu dengan sangat mudah.
3. Advance Linux
Apt (Advance Packaging Tool) merupakan
sistem manajemen paket yang memudahkan
pengguna dalam mengelola suatu software.
Apt akan melakukan otomatisasi dalam
pengambilan, konfigurasi, serta instalasi dari
suatu paket software.
2.3 Teknologi Thin Client
Teknologi thin client sebenarnya sudah lama
berkembang, yang pertama kali mencanangkan
teknologi ini adalah keluarga Linux BSD sekitar
Tahun 1990 dimana menekankan kekuatan
penuh pada server, dan resource yang ada di
client sangat sedikit bahkan bisa tanpa hardisk
yang kita kenal dengan teknologi LTSP.
Kemudian di Tahun selanjutnya keluarga
Windows Tahun 2000 mengeluarkan versi
rilisnya dimana bisa berjalan di Windows NT
pada proyek Citrix System yang di paket dalam
Windows NT 4.0 atau dikenal dengan WinFrame
baru di keluarga Windows XP.
Dalam teknologi Client-Server, sebenarnya thin
client lebih condong ke arah rangkaian sebuah
program. Dengan berbagai alasan teknis seperti
keamanan jaringan, kecepatan dan mudahnya
pengaturan dan pemantauan resource pada
jaringan menjadikan teknologi ini sangat popular
di masanya bahkan sampai sekarang.
Semakin berkembangnya teknologi selain thin
client berbasis Program sekarang sudah bisa
disajikan dalam bentuk hardware, seperti yang
banyak beredar di pasaran. Berbagai vendor bahu
membahu mengembangkan produknya untuk
menunjang teknologi thin client. Dalam hal ini
kami menggunakan produk dari Sunde setelah
melakukan berbagai perbandingan teknis dengan
beberapa produk lain seperti dari NComputing,
Toshiba, Telebit dan bahkan LTSP.
2.3.1 Kebutuhan Thin Client
Untuk menjalankan konfigurasi thin client di
jaringan, maka setidaknya harus memenuhi
beberapa kebutuhan teknis di bawah ini.
1. Sistem Operasi untuk sisi server (dalam
kasus ini adalah Ubuntu)
2. Mempunyai satu kartu jaringan PXE
Bootable System di client
3. Ada ruang hardisk di server
4. Koneksi jaringan yang memadai
5. DHCP Server yang bisa mendukung
PXE Client
6. Mengetahui perintah standar pembuatan
Thin Client berbasis Program
7. Sistem operasi selalu ter-update
2.3.2 Protokol pada Thin Client
Protokol adalah suatu aturan yang mengikat pada
semua pembuatan program atau hardware Thin
Client khususnya adalah sebagai berikut:
1. Appliance Link Protocol
2. Citrix ICA
3. Citrix HDX
4. NX Technology
5. PCoverIP
6. Remote Desktop Protocol
7. GO-Global RXP
8. HP's Remote Graphics Software
9. Secure Shell atau SSH
10. SPICE (Simple Protocol For
Independent Computing Environments)
11. ThinDesk
12. Virtual Network Computing
13. X11, Unix Windowing
14. XML, HTML, JSON, HTTP (Ajax)
15. DisplayLink over USB
2.3.3 Berbagai Vendor Thin Client
Sebenarnya banyak sekali vendor yang
menawarkan produk ini, tapi kami tidak
menampilkan semuanya, namun di bawah ini
sebagai contohnya:
1. ChipPC
2. Sunde
3. Fujitsu
4. HP (formerly Neoware)
5. Igel
6. 10ZiG Technology
7. LISCON
8. OpenThinClient
9. Sun Microsystems (Sun Ray)
10. Wyse
11. Thinvent
12. NComputing
13. Dell (FX100)
14. Pano Logic
2.4 BandwidthD
BandwidthD adalah sebuah Aplikasi monitoring
jaringan yang berguna untuk memantau sebuah
jaringan komputer dimana kita ingin mengetahui
siapa saja user yang mengambil bandwidth
terbanyak yang bisa dilihat berdasarkan IP-nya.
Tentu saja sebelumnya kita harus membuat
daftar terlebih dahulu tentang IP dan nama user
tersebut sehingga memudahkan kita untuk
mencari siapa user yang memakan bandwidth
terbanyak.
Pada kasus kami BandwidthD digunakan untuk
memantau performansi bandwidth yang di
letakan pada komputer server kemudian
dibandingkan dari sisi client dengan perangkat
Sunde, selanjutnya dibandingkan dengan
komputer biasa yang terhubung dengan server.
2.5 Teknologi Sunde Thin Client SD880L
Sunde Thin Client SD800L dan SD880L adalah
sebuah trobosan baru dalam membangun
jaringan komputer. Cukup dengan satu CPU, kita
bisa membangun jaringan yang bisa di akses
sampai 40 pengguna dan tiap pengguna dapat
membuka berbagai aplikasi yang berbeda-beda
secara bersamaan. Ini dapat membantu pemakai
untuk menghemat biaya yang harus dikeluarkan
untuk membangun jaringan. Sunde Thin Client
SD800L dan SD880L cocok digunakan untuk
pengguna di rumah, kantor bahkan untuk
membangun usaha warnet (non gaming);
tentunya dengan biaya yang lebih murah dari
pada PC biasa.
Gambar 2.1 SD800L
2.5.1 Spesifikasi Perangkat
Dilihat dari spesifikasi perangkat, Sunde sangat
cocok untuk di implementasikan terutama untuk
melakukan penghematan pengeluaran biaya
listrik sesuai yang diterangkan pada latar
belakang pembuatan Proyek Akhir ini, berikut
adalah detail informasinya.
1. Power : Input AC 110V - 220V 50/60
Hz, Output DC 5V/2A
2. Ukuran : 168mm (w) x 30mm (H) x
125mm (D)
3. Berat : 250 gram
4. Port : DC Power Jack, Speaker
Jack, VGA Monitor Port, PS/2
Keyboard Port, PS/2 Mouse Port,
Ethernet (RJ-45) Port
5. OS : Windows XP Professional
(SP2/SP3), Windows Server 2003,
Windows Vista Ultimate, Windows
2000 Professional / Server, Linux
Ubuntu
2.5.2 Fitur yang Ditawarkan
Fitur yang ditawarkan Sunde terhitung komplit
sebanding dengan dana yang dikeluarkan untuk
membeli satu item perangkat ini, setelah meneliti
dari berbagai vendor, Sunde lebih unggul dari
segi fitur-fitur di bawah ini.
1. Berdasarkan struktur standard jaringan
Ethernet TCP/IP, sehingga tidak
khawatir dengan ketidak cocokan
dengan perangkat jaringan yang ada.
2. Mendukung Internet Remote Access,
artinya kita bisa mengendalikan semua
akses di jaringan secara terpusat sesuai
dengan kondisi yang diperlukan.
3. Bentuknya kecil, ringan dan relatif
rendah konsumsi listrik
4. Mendukung proses instalasi yang cepat,
proses upgrade dan pemeliharaan
perangakat yang mudah.
5. Mendukung berbagai Protokol: Protokol
NetPoint 5.1 untuk sistem operasi
Windows, sedangkan Protokol XRDP
untuk sistem operasi Linux
2.5.3 Keunggulan Sunde:
1. Hemat biaya pembelian CPU
2. Client dapat membuka aplikasi yang
berbeda-beda secara bersamaan
3. Client beroperasi selayaknya memiliki
resource komputer biasa
4. Hemat listrik, karena hanya
menggunakan adaptor 5 watt,
dibandingkan dengan komputer biasa
5. Hemat biaya perawatan karena
perawatan hanya dilakukan di perangkat
6. Jarak client dengan host sampai dengan
100 meter
7. Hemat biaya aplikasi karena hanya di
install di komputer server
8. Hemat space karena ukuran yang kecil
dan ringan
2.5.4 Kekurangan Sunde:
1. Thin Client Sunde tidak dapat
digunakan untuk keperluan games
2. Performansi tidak sebaik komputer
biasa
3. Tidak mendukung mekanisme shared
VGA
4. Thin client Sunde sangat bergantung
kepada host server
5. Tidak mendukung fasilitas multimedia
selayaknya komputer biasa
6. Tampilan grafik masih kurang
memuaskan karena hanya mempunyai
resolusi 16 bit
7. Jika server mati, semua client ikut mati
sebab semua client tergantung kepada
komputer server
8. Tidak semua monitor dapat
dikoneksikan dengan Sunde (Sunde
tidak bisa dikoneksikan dengan
monitor 19" karena akan terpotong
tampilannya terkait dengan masalah
resolusi atau bahkan display tidak
tampil sama sekali)
2.5.5 Konfigurasi Standar Sunde
Agar bisa menawarkan performansi dan
kehandalan layanan, maka kita harus
memperhatikan beberapa poin penting mengenai
konfigurasi standar Sunde di bawah ini.
Tabel 1.3 Konfigurasi Standar Sunde
Dari hasil tabel di atas bisa disimpulkan bahwa
semakin banyak komputer client yang kita
bangun, semakin besar juga spesifikasi resource
dari server kita. Tentunya untuk menangani
semua proses komputasi yang akan berjalan di
jaringan kita.
3 ANALISIS KEBUTUHAN DAN
PERANCANGAN
3.1 Analisis Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan komputer
server dan perangkat client untuk implementasi
Sunde Thin Client SD880L. Dilakukan
konfigurasi untuk semua client yang terhubung
dengan server tentunya tanpa CPU yang hanya
dihubungkan oleh perangkat Sunde SD880L.
Adapun tahapan ini di bagi beberapa langkah:
1. Membuat jaringan lokal Sunde Thin
Client SD880L berbasis Linux Ubuntu.
2. Server lokal berkaitan dengan manajemen
bandwidth uplink dan downlink
3. Instalasi paket yang dibutuhkan disisi
server untuk mendukung kenyamanan
sistem tersebut.
4. Konfigurasi sistem Sunde Thin Client
SD880L berbasis Linux Ubuntu.
3.2 Arsitektur Sistem
Berdasarkan gambar dibawah ini dapat
dijelaskan pola kerja thin client Pada perangkat
keras PXE Network Card telah terkoneksi ke
DHCP dalam jaringan local kita, kemudian
DHCP memberikan balasan permintaan kita tadi
ke kernel thin client, kemudian informasi yang
ada di kernel dihubungkan lewat jaringan
melalui protokol XRDP. Setelah kernel sudah
terhubung lewat protokol XRDP, kernel di
eksekusi dan mesin di server di mount sebagai
Root File System. Kemudian DHCP Request
akan membawa beberapa konfigurasi penting
sekitar soundcard, driver, network card dan lain
sebagainya termasuk IP Address, Netmask,
Gateway, DNS Server dan Root NFS Mount
Point ke client. Semua proses di atas disebut
Boot Sequence.
Setelah proses di atas selesai, kita memasuki
proses Logging In, dimana LDM menjalankan
SSH Tunel dan mengeksekusinya pada sebuah X
Session di dalam server dan selanjutnya display
bisa ditampilkan di sisi client.
Disini kami membutuhkan koneksi internet, PC
Router yang di integrasikan dengan server utama
di Ubuntu, mempunyai dua Network Card untuk
koneksi keluar dan koneksi ke dalam jaringan
yang dibangun. Untuk keperluan management
bandwidth kami menggunakan aplikasi
BandwidthD dengan alasan teknis seperti
pemantauan penggunaan bandwidth oleh client
ditampilkan melalui mode graph BandwidthD di
letakkan pada jaringan lokal sehingga
mempermudah untuk pemantaunnya. Untuk
pengujian simulasi ini kami hanya membatasinya
dengan beberapa user saja tidak dengan user
yang banyak, terkait dengan masalah dana.
Berikut ini desain atau arsitektur jaringan yang
kami bangun.
INTERNET
PC server/routerModem ADSL
Switch/hub
User1
eth0
eth1
BandwidthD
User2
Gambar 3.1 Arsitektur Sistem
3.3 Tahap Implementasi
Berdasarkan gambar di bawah ini, dapat di
jelaskan bahwa pada penentuan langkah awal
yaitu didahului dengan penentuan spesifikasi
hardware untuk server dan thin client,
dilanjutkan dengan konfigurasi hardware baik
dari sisi server maupun client. Setelah
melakukan konfigurasi, maka dilakukan testing
koneksi dari server ke client untuk menentukan
apakah server sudah dapat terhubung dengan
client.
mulai
Konfigurasi hardware
Penentuan hardware
untuk server dan client
Penentuan dan penyediaan media transmisi (kabel utp) crimping tools dan RJ45
membuat kabel Lan
Testing koneksi
PING berhasil
Dan
BandwidthD
selesai
Gambar 3.2 Tahap Implementasi
3.4 Requirement Hardware dan Software
3.4.1 Requirement Hardsware
Untuk membangun jaringan berbasis Sunde
paling tidak membutuhkan berbagai persyaratan
hardware yang bisa dilihat di bawah ini.
1. PC Server sebanyak satu buah untuk
dijadikan server.
2. Sunde thin client SD880L sebanyak
satu buah yang di gunakan sebagai
contoh terminal client.
3. PC biasa di gunakan untuk pembanding
grafik bandwidth uplink dan downlink
yang nantinya diuji dengan
BandwidthD.
Untuk detail resource komputer server yang
kami jadikan sebagai simpul utama jaringan thin
client berbasis Sunde bisa dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 3.3 Resource Komputer Server
3.4.1 Requirement Software
Beberapa software yang dibutuhkan untuk
melengkapi jaringan thin client berbasis Sunde
adalah sebagai berikut.
1. Protokol XRDP, sesuai yang telah dijelaskan
di atas XRDP adalah protokol untuk
menampilkan display melalui server agar
client bisa mendapatkan display sesuai
kebutuhan mereka.
2. Open Office, seperti biasa Open Office
digunakan untuk kebutuhan penulisan
layaknya Microsoft Office
3. PDF Reader
4. Wine digunakan untuk menjalankan
program berbasis Windows agar bisa
berjalan di sistem operasi Linux
5. Web browser Firefox untuk keperluan
pencarian
6. BandwidthD untuk kebutuhan monitoring
pemakaian dan manajemen bandwidth
3.5 Parameter Pengujian
Untuk menguji apakah jaringan thin client Sunde
sudah layak apa tidak dalam sebuah jaringan
LAN, maka disini kami melakukan implementasi
dan analisis jaringan thin client dengan
menggunakan sistem operasi Ubuntu dengan
parameter manajemen bandwidth yang akan di
analisis.
Parameter manajemen bandwidth yang akan di
ukur ialah dari segi uplink dan downlink dengan
menggunakan software BandwidthD di server.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan antara thin client sunde dengan
komputer biasa.
4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Instalasi Sunde di Ubuntu
Langkah pertama kali untuk membangun
jaringan berbasis Sunde adalah menyiapkan dulu
perangkat yang akan di integrasikan dan
tentunya sistem operasi yang kita gunakan untuk
sisi server. Dalam kasus ini kami menggunakan
Ubuntu sebagai server dan untuk detail
instalasinya adalah sebagai berikut.
Gambar 4.1 Instalasi Perangkat Sunde
4.1.1 Installasi RDP Server
Pertama kali yang kita butuhkan adalah
menginstal RDP (Remote Desktop Protocol) di
Ubuntu, RDP sendiri fungsinya sebagai interface
grafis pengguna dengan komputer lain yang
terhunung ke jaringan dan perlu diketahui RDP
menggunakan TCP port 3389. Berikut ini cara
instalasinya.
1. Konfigurasi dulu apt kita agar selalu update
dengan perintah
Sudo apt-get update dan
sudo apt-get upgrade
Lalu sistem akan meminta restart, restart
komputer.
2. Jalankan perintah : sudo apt-get install
build-essential
3. Jalankan perintah : sudo apt-get install
libpam0 g-dev
4. Jalankan perintah : sudo apt-get install
libssl-dev
5. Install xrdp-0.4.1
Xrdp adalah RDP khusus sistem
operasi Linux, pastikan paket xrdp-0.4.1
sudah ada lalu kita ekstrak file tadi
denga perintah:
tar xvzf xrdp-0.4.1.tar.gz
Lalu masuk ke direktori xrdp-0.4.1 lalu
jalankan perintah ”make” untuk
memulai proses instalasi
6. Konfigurasi File
Buka dengan gconf-editor, lalu masuk
ke direktori apps/gnome-setting-
deamon/plugins/keyboard ubahlah
”Active ” menjadi Disable
Selanjutnya kita bisa menjalankan
servis XRDP dengan perintah:
Sudo /usr/local/xrdp/xrdp_control.sh
start
7. Setelah itu kita bisa masuk login
Ketika masuk mode logon, silahkan
pilih ”Auto logon” agar setiap kali
masuk login ke xrdp dan langsung
masuk ke jaringan tanpa harus login
lagi.
8. Agar XRDP dalam Mode Autostart
Agar host yang ada di sistem bisa
langsung dalam mode auto-run kita
harus login ke dalam server dengan
mode root, lalu silahkan ikuti langkah di
bawah ini.
Modifikasi file /etc/gdm/gdm.conf
Ubahlah pada baris 237
“AllowRoot=false” menjadi
“AllowRoot=true”
Simpan setingan tadi lalu setinglah
password untuk user root
Setelah itu seperti biasa reboot lah
sistem
9. XRDP ”Auto start” Setting
Bukalah perintah di terminal :
Gnome-session-properties, lalu pilih
Add
Tambahkan pada startup program
Nama : xrdp
Command :
/usr/local/xrdp/xrdp_control.sh start
Command : start xrdp
Klik tombol Add dan simpan
konfigurasi
4.2 Administrasi BandwidthD
BandwidthD menampilkan akumulasi pemakaian
bandwidth suatu jaringan TCP/IP selama periode
tertentu dengan bentuk tabel / angka / grafik
dalam format HTML. Grafik yang ditampilkan
berdasarkan alamat IP masing-masing yang
berada dalam jaringan yang dimonitor.
Dari tabel IP yang dimonitor, dapat dilihat
hostname dari IP tersebut (jika terdapat Name
Server yang dapat me-resolve IP tersebut), total
bandwidth yang digunakan (sent / receive),
pemakaian TCP, UDP, ICMP, HTTP, P2P, VPN,
semuanya dapat dilihat.
BandwidthD memerlukan beberapa modul
Librari, Libpcap, Libg, Libpng, artinya kita
harus sudah menginstalnya di komputer sever
dengan perintal apt-get install xxxx:
Output dari BandwidthD dapat dibuat statik
(dalam periode tertentu, setiap 200 detik,
memperbaharui halaman HTML dan gambar
PNG yang telah dibuat), dan dinamis (variabel
data dimasukkan dalam database, kemudian
ditampilkan berdasarkan kueri yang kita
inginkan melalui program PHP). Tampilan yang
dihasilkan, secara garis besar adalah sama, hanya
saja jika dengan format dinamis, kita dapat
menampilkan laporan berdasarkan filter-filter
tertentu, mencari alamat IP tertentu, dan lain-
lain.
4.2.1 Instalasi BandwidthD
Karena BandwidthD sudah dimasukkan dalam
paket di repositori Ubuntu, maka pastikan setting
repo anda sudah benar.
1. Instal dengan perintah sudo apt-get install
bandwidthd
2. Tinggal tunggu saja sampai proses instalasi
selesai. Setelah itu kita harus edit file
konfigurasi nya di
/etc/bandwidthd/bandwidth.conf
- subnet 192.168.1.0/24 ==> subnet dari
network yg akan di monitor.
- dev "eth0" ==> interface yang dipakai oleh
network.
- htdocs_dir "/var/lib/bandwidthd/htdocs"
==> direktori output html bandwidthD
Gambar 4.2 Tampilan BandwidthD
3. Setelah selesai dikonfigurasi dan tidak ada
error tinggal kita menjalankan deamon nya
dengan perintah
sudo /etc/init.d/bandwidthd start
Starting BandwidthD: bandwidthd.
4. Setelah itu kita konfigurasi webnya agar bisa
diakses melalui browser. Karena direktori
output html nya ada
di "/var/lib/bandwidthd/htdocs", maka kita
perlu membuat sebuah direktori di root
direktori Apache2 yang akan kita link-kan
ke direktori "/var/lib/bandwidthd/htdocs".
$ sudo mkdir /var/www/bandwidthd/
$ sudo lndir /var/lib/bandwidthd/htdocs/
/var/www/bandwidthd/
Buka saja alamat di browser kita,
http://localhost/bandwidthd/
Gambar 4.2 Tampilan BandwidthD
4.3 Pengujian Sunde Thin Client
4.3.1 Tabel Pengujian Sunde
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari Proyek Akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Solusi implementasi thin client untuk
membuat jaringan tanpa PC sangat sesuai
dengan kondisi jaringan lokal ataupun
jaringan yang terhubung ke internet. Dalam
kasus ini disimulasikan untuk mengukur
bandwidth yang digunakan di Thin Client
Sunde SD880L
2. Sunde SD880L sebuah alat thin client yang
mampu bekerja seperti PC biasa tetapi lebih
hemat listrik. Nantinya diperuntukkan untuk
mendukung green computing, di sekolah -
sekolah, dll.
3. Untuk menguji performansi Sunde
digunakan BandwidthD, dengan kemampuan
maksimal untuk keperluan browsing dan
download biasa tanpa melakukan akses
streaming, sehingga alat ini sangat
direkomendasikan untuk keperluan akses
biasa yang diimplementasikan di sekolah,
instansi pemerintah, atau yang lainnya.
5.2 Saran
Untuk penyusunan selanjutnya disarankan bagi
yang mau mengambil tema yang sama, di
usahakan untuk membandingkannya dengan
vendor lain (dua atau lebih alat yang berbeda),
dan data pengujian yang disajikan lebih beragam
lagi seperti pengaksesan ICMP, VPN, dan lain
sebagainya.
6 REFERENSI
Andi, “ Langkah Mudah Administrasi Jaringan
Menggunakan Linux Ubuntu 9 “, Yogyakarta
2009
Bambang, Wilfridus., “ Diktat Mata Kuliah
Administrasi Linux”, Fakultas Teknologi
Informasi – Universitas Kristen Maranatha,
2006.
Irawan, Budhi. Jaringan Komputer. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2005.
NIIT and Telkom Center. Implementing Server,
NIIT. India 2008.
NIIT and Telkom Center. Student Guide Linux
Networking and Security Administration, NIIT.
2008.
NIIT and Telkom Center. Implementeing
Security in Linux Server. NIIT. India 2008.
Purbo, Onno W., “ PC Cloning Windows Pakai
Linux LTSP”, Yogyakarta 2006.
Smith, Roderick W. Advanced Linux
Networking. Indianapolis. Pearson Education,
Inc. 2002.
Elec, Huiyuan.,
http://www.sundenc.com/copyright.html, 2007-
2010
Purbo, Onno W,
http://servas.wordpress.com/2007/12/12/bandwid
th-manajemen, 2007
Sunde, Team, http://www.sunde-
thinclient.com/Index.html, 2010
Top Related