Anamnesis Keluhan utama: Bruntus bernanah di daerah kulit perut bagian kiribawah dan daerah pinggang kiri
Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang dengan keluhan muncul bintil-bintil bernanah di daerah kulit perut kiri bawah dan pinggang kiri bawah sejak tiga hari yang lalu. Pada awalnya bruntus kemerahan bergerombol muncul di perut samping kiri bawah dan kemudian menyebar ke daerah perut depan dan pinggang dalam dua hari. Bruntus berisi cairan.
Pasien juga mengeluhkan rasa perih dan panas seperti terbakar di kuliy tempat terdapatnya bruntus. Pasien juga merasakan nyeri seperti di tusuk-tusuk di daerah bruntus. Nyeri timbul apabila bruntus tersebut tersentuh atau tergesek. Hal ini membuat pasien merasa tidak nyaman. Sebelumnya pasien merasakan demam dan demam hilang dengan sendirinya. Keluhan gatal disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan FisikKesadaran : ComposmentisKeadaan umum : Tampak sakit
sedangTekanan darah : 100/70 mmHgNadi : 90 x / menitPernapasan : 22 x / menitSuhu : 39°CTinggi Badan : 160 cmBerat Badan : 48 kg
Kepala Bentuk : Normal, simetris
Mata : mata cekung, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor kanan = kiri, refleks cahaya (+)
Telinga : Bentuk normal, simetris, membran timpani intak, tidak ada sekret yang keluar
Hidung : Bentuk normal, septum di tengah, tidak deviasi
Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak hiperemis, tidak ada nyeri menelan, tonsil T1-T1.
LEHER
Bentuk normal, tidak ada deviasi trakhea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB, tidak ada massa, warna sama dengan kulit di sekitarnya.
ThoraxInspeksi : Paru → Bentuk dada kanan = kiri simetris,
pergerakan napas kanan = kiri Jantung → iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Paru → Fremitus vokal dan fremitus taktil
kanan = kiri Jantiung → iktus kordis teraba di sela iga V
garis midclavicula kiri, tidak terdapat thrill
Perkusi : Paru → Sonor pada kedua lapang paru → Batas paru hati: sela iga VI garis midklavikularis dextra Jantung → Batas atas: sela iga III garis sternalis
dextra → Batas kanan: sela iga V garis parasternalis dextra → Batas kiri: sela iga VI garis axillaris anterior sinistra
→ Batas pinggang jantung: sela iga III garis sternalis sinistra
Auskultasi : Paru → Pernapasan vesikuler, rhonki -/-,
wheezing - /- Jantung → Bunyi Jantung I/ II murni, gallop -/-,
murmur -/-
Abdomen Inspeksi : Perut datar simetris, pada daerah
abdomen kiri ditemukan vesikel seropurulen, bergerombol dengan batas tegas, tersebar unilatelar diatas kulit eritem. Tampak krusta kehitaman tersebar disekitar vesikel
Auskultasi : Bising usus terdengar, dalam batas normal
Perkusi : terdengar timpani di seluruh kuadran abdomen, shifting
dullness (-)
Palpasi :terdapat nyeri tekan maupun lepas, lien dan hepar teraba , tes
undulasi negative, ballottement in toto negative
EKSTREMITAS
Superior : Akral hangat, tidak sianosis, tidak terdapat edema,
Inferior : Akral hangat, tidak terdapat edema,
Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan sedian apus Tzank test Ditemukan sel datia berinti banyak Pemeriksaan cairan vesikula/ material biopsi
dengan mikroskop elektron Tes serologik Pemeriksaan histopatologiDitemukan sel limfosit, nekrosis sel, dan serabut saraf Imunofluorosense Isolasi virus dengan kultur jaringan
Diagnosa Klinis :Herpes zooster
Diagnosis Banding :- Herpes simpleks- Varisela - Impetigo vesiko-bulosa
Herpes ZoosterHerpes Zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicela Zooster yang menyerang kulit dan mukosa.
Erupsi vesikuler intraepidermal disebabkan oleh reaktivasi virus varisela zoster laten pada orang yang telah menderita varisela
Sinonim : cacar ular, dompo
Respon imun terganggu, >> terjadi pada usia > 40 th
Jarang pada anak
Penyebaran di seluruh dunia
♂ = ♀
Infeksi primer dari VZV pertama kali terjadi di daerah nasofaring. Virus bereplikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia yang sifatnya terbatas dan asimptomatis. Keadaan diikuti masuknya virus kedalam RES yang kemudian mengadakan replikasi ke dua yang sifat viremia lebih luas dan simptomatis dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa.
Sebagian virus menjalar melalui serat-serat sensoris ke satu atau lebih ganglion sensoris dan laten di dalam neuron. Virus berdiam diri di ganglion posterior saraf tepi dan ganglion kranialis selama antibodi yang beredar di dalam darah masih tinggi.
Reaktivasi virus laten dapat dinetralisir tetapi pada saat antibodi turun di bawah normal maka terjadi reaktivasi virus sehingga terjadi herpes zooster.
Manifestasi klinis Parastesi pada dermatom yang terkena
terjadi beberapa hari menjelang erupsi Gejala konstitusi Sakit kepala, malaise, dan demam ( timbul 1-2 hari sebelum erupsi) Rasa sakit segmental pada usia lanjut
dapat menetap walaupun krusta sudah menghilang
Erupsi lokalisata dan unilateraltidak melewati garis tengah tubuh,
di awali dengan eritema makulopapular, 12-24 jam kemudian timbul vesikel yang dapat berubah menjadi pustula pada hari ke 3. pada hari ke 7-10 lesi mengering dan menjadi krusta. Krusta menetap hingga 2-3 minggu.
VARIAN KLINIS
1. Penyakit intra okuler
Adanya vesikel di puncak hidung (tanda Hutchinson)
2. Sindroma Ramsay Hunt
Mengenai N. facialis & auditorius (N VII & N VIII)
Gejala : nyeri mandibula, faring, laring, telinga, tuli, tinitus, vertigo, nausea, vomitus, nistagmus
Tanda : lesi di telinga luar, lubang telinga atau membran timpani, paralisis fasialis
3. Herpes zoster diseminata
Kulit : >>> lesi di luar dermatom, lebih berat & luas (bula hemoragik)
Alat dalam : paru, hati, otak (>> komplikasi)
Herpes zoster torakalis
Herpes zoster diseminata Herpes zoster
opthalmika
Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosis :Pada anamnesis Sakit kepala, malaise, demam neuralgia (sebelum atau bersama-sama
dengan timbulnya kelainan kulit) Eritema papula vesikula vesikula
menyatu ( bula ) krusta
Pemeriksaan fisik : Ditemukan gambaran pada kulit seperti
Eritema papula vesikula vesikula menyatu ( bula ) krusta
Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan sedian apus Tzank test Ditemukan sel datia berinti banyak Pemeriksaan cairan vesikula/ material biopsi
dengan mikroskop elektron Tes serologik Pemeriksaan histopatologiDitemukan sel limfosit, nekrosis sel, dan serabut saraf Imunofluorosense Isolasi virus dengan kultur jaringan
Diagnosis banding Herpes simpleks Varisela Impetigo vesiko-bulosa
Terapi Antivirus Asiklovir 5x800 mg/hariValasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hariFamsiklovir 3x200 mg/hari
Analgetik Asam mefenamat 3x500 mg/hari ( seperlunya)
Kortikosteroid ( mencegah paralisis)Prednison 3x20 mg/hari
Anamnesa Pasien datang dengan keluhan muncul bintil-
bintil bernanah di daerah bibir tiga hari yang lalu. Bruntus berisi cairan.
Pasien juga mengeluhkan rasa perih dan panas seperti terbakar di bibir Pasien juga merasakan nyeri seperti di tusuk-tusuk di daerah bruntus. Hal ini membuat pasien merasa tidak nyaman. Sebelumnya pasien merasakan demam dan demam hilang dengan sendirinya. Keluhan gatal disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan FisikKesadaran : ComposmentisKeadaan umum : Tampak sakit
sedangTekanan darah : 100/70 mmHgNadi : 90 x / menitPernapasan : 22 x / menitSuhu : 39°CTinggi Badan : 160 cmBerat Badan : 48 kg
Kepala Bentuk : Normal, simetris
Mata : mata cekung, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor kanan = kiri, refleks cahaya (+)
Telinga : Bentuk normal, simetris, membran timpani intak, tidak ada sekret yang keluar
Hidung : Bentuk normal, septum di tengah, tidak deviasi
Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak hiperemis, tidak ada nyeri menelan, tonsil T1-T1. mukosa bibir tampak vesikel seropurulen, bergerombol dengan batas tegas, tersebar unilatelar di sudut bibir.
LEHER
Bentuk normal, tidak ada deviasi trakhea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB, tidak ada massa, warna sama dengan kulit di sekitarnya.
ThoraxInspeksi : Paru → Bentuk dada kanan = kiri simetris,
pergerakan napas kanan = kiri Jantung → iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Paru → Fremitus vokal dan fremitus taktil
kanan = kiri Jantiung → iktus kordis teraba di sela iga V
garis midclavicula kiri, tidak terdapat thrill
Perkusi : Paru → Sonor pada kedua lapang paru → Batas paru hati: sela iga VI garis midklavikularis dextra Jantung → Batas atas: sela iga III garis sternalis
dextra → Batas kanan: sela iga V garis parasternalis dextra → Batas kiri: sela iga VI garis axillaris anterior sinistra
→ Batas pinggang jantung: sela iga III garis sternalis sinistra
Auskultasi : Paru → Pernapasan vesikuler, rhonki -/-,
wheezing - /- Jantung → Bunyi Jantung I/ II murni, gallop -/-,
murmur -/-
Abdomen Inspeksi : Perut datar simetris, soepel Auskultasi : Bising usus terdengar,
dalam batas normal
Perkusi : terdengar timpani di seluruh kuadran abdomen, shifting dullness (-)
Palpasi :terdapat nyeri tekan maupun lepas, lien dan hepar teraba ,
tes undulasi negative, ballottement in toto negative
EKSTREMITAS
Superior : Akral hangat, tidak sianosis, tidak terdapat edema,
Inferior : Akral hangat, tidak terdapat edema,
Pemeriksaan laboratoriumTest virologi Test serologiTemuan histologi
Diagnosa Klinis :Herpes simpleks
Diagnosis Banding :- Herpes zooster- Varisela - Sifilis
Herpes simpleks Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan II. Ditandai oleh vesikel berkelompok dan erimatousa di daerah mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung primer atau rekurens.
HERPES SIMPLEKS
Sinonim : herpes labialis, herpes genitalis, fever blister,
cold sore
Erupsi vesikuler intra epidermal
Etiologi : virus herpes simpleks (HSV)
Bersifat akut, self-limited, rekuren
TIPE
1. Virus herpes simpleks tipe I (HSV I) herpes orolabialis
2. Virus herpes simpleks tipe II (HSV II) herpes genitalis
PATOGENESIS
1. HS primer ditularkan melalui kontak langsung
( masa inkubasi 1 minggu )
2. HS sekunder :
Setelah infeksi primer HSV menuju ganglion radix
dorsalis menetap (masa laten / inaktif)
faktor pencetus reaktivasi
FAKTOR PENCETUS
• Demam
• Lelah
• Stress
• Menstruasi
• Trauma fisik
• Paparan sinar matahari
• Dingin & angin
• Makanan merangsang (alkohol, pedas)
Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosis Anamnesis : Infeksi primer berlangsung lebih lama dan berat
( 3 minggu ) Disertai gejala demam, malaise, anoreksia, sakit
tenggorokan dan pembengkakan KGB regional Vesikel berkelompok, eritematosa, berisi cairan
jernih dan menjadi seropurulen dan dapat menjadi krusta, kadang mengalami ulserasi dangkal yang sembuh tanpa sikatrik
GAMBARAN KLINIS
A. Primer (± 3 minggu)
Prodromal (1 – 2 hari)• demam, malaise, sakit kepala, limfadenopati• rasa nyeri / terbakar atau gatal
UKK
Vesikel berkelompok diatas dasar kulit yg eritem pustul krusta
B. Rekurens (± 1 – 2 minggu)
• kambuh pada lokasi yg sama (terbatas pd mukokutan)• > ringan & singkat
Herpes labialis
Pemeriksaan fisikDitemukan vesikel berkelompok dengan dasar eritema lesi pustul/ ulkus krusta
Pemeriksaan laboratoriumTest virologi Test serologiTemuan histologi
DISTRIBUSI
Infeksi orolabial : bibir, mulut, sekitar hidung, jari tangan
Infeksi genital :
• pria : >> batang & glans penis
• wanita : labium mayor – minor, vagina, serviks & perianal
Herpes genital
Diagnosis banding Herpes zooster Sifilis Varisela
PENGOBATAN
Topikal• Salep asiklovir• Salep / solutio idoksuridin & salep vidarabin• Isoprofil alkohol
Sistemik
A. Primer
Simtomatik : analgetik
Antivirus :
• Asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 7 hari• Valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 7 hari• Famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 7 hari
B. Rekurens
Lesi ringan : simptomatik atau topikal saja
Lesi berat antivirus :
• asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 5 hari
• valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 5 hari
• famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 5 hari