HALAMAN JUDUL
ANALISIS MISKONSEPSI PADA PELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
SKRIPSI
NURUL SYAHLINAWATI 10539121714
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JULI 2019
i
ANALISIS MISKONSEPSI PADA PELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
NURUL SYAHLINAWATI 10539121714
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JULI 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
SURAT PERNYATAAN
v
SURAT PERJANJIAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-
Rad: 11).
““Tidak ada matakuliah yang sulit, kecuali kemalasan akan mempelajari
matakuliah tersebut, termasuk skripsi”
Karya ini, aku persembahkan untuk Ibunda, Ayahanda, Suami
tercinta, Anakku tersayang serta keluarga besar yang tak
pernah lelah senantiasa berpikir, berdoa, dan berusaha untuk
masa depanku dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan
serta senantiasa menjadi motivator dan alasan untukku
tersenyum.
vii
ABSTRAK
Nurul Syahlinawati. 2019. Analisis Miskonsepsi pada Pelajaran Fisika
dengan Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Skripsi. Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Ahmad Yani, M.Si dan
pembimbing II Ma’ruf, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau survei yang bertujuan
untuk mengetahui: (1) Miskonsepsi yang dialami siswa psds pelsjsrsn fisiks, (2)
Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika. Subjek dalam
penelitian ini adalah murid kelas X MIA 2 SMAN 19 Gowa Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa sebanyak 23 0rang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat miskonsepsi siswa tentng
materi gaya dan geraj tinggi, miskonsepsi banyak terjadi pada materi hukum 1
Newton sebanyak 15 siswa dengan presentase 65,2 %, pada materi gaya gesek
sebanyak 14 siswa dengan presentase 60,9 % dan materi Hukum 2 Newton
sebanyak 10 Siswa dengan presentase 30,4 %. (2) penyebab dari miskonsepsi
tersebut adalah siswa salah memahami tentang materi hokum 1 Newton, siswa
belum bisa memahami gaya yang bekerja pada suatu benda, siswa memberikan
intuisi yang salah dikarenakan siswa jarang mengamati dan tidak bereksperimen
tentang peristiwa secara fisik secara langsung.
Kata Kunci: Gaya, Gerak, Miskonsepsi
viii
ABSTRACT
Nurul Syahlinawati. 2019. Analysis of misconsepstions in physics by
using certainty of response index ( CRI ). Essay. Physics education study program
faculty of teacher training and education at the university of Muhammadiyah
makassar. Supervisor 1 Dr. Ahmad Yani, M.Si and Supervisor II Ma’ruf S.Pd.,
M.Pd.
This research is a descriptive study or survey that aims to find out: (1)
Misconseptions experienced by students in physics, (2) causes of students’
misconseptions in physic. The subjects in this study were students of class X MIA
2 SMAN 19 Gowa Bajeng Barat Discrit. Gowa Regency as many as 23 people.
The result showed that (1) The level of student’s misconseptions about the
material style and motion is high, many misconseptions occur in 1 Newton law
material as many 15 students with a percentage of 65,2%. The material friction as
many as 14 students with a percentage of 60,9% and 2 Newton legal material as
many as 10 students with a percentage of 30,4%. (2) The cause of the
misconception is that students misunderstand 1 Newton’s law material, students
cannot understand the force acting on an object, students give wrong intuition
because students rarely observe and do not experiment about eventd directly.
Keywords : Force, Motion, Misconseption
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik
Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-
Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Miskonsepsi Pada Pelajaran Fisika Dengan Menggunakan Certainty Of
Response Index ( CRI ) ”.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh
ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera
kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa
adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang
Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur
kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi
ini.
x
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Syahrir dan Ibundaku Jumalia. Serta
suami dan anakku tercinta atas segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik,
membimbing, dan mendo’akan penulis dalam setiap langkah menjalani hidup
selama ini hingga selesainya studi (S1).
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dan setulusnya
kepada Ayahanda Dr. Ahmad Yani, M.Si selaku pembimbing I dan Ayahnda
Ma’ruf,S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan
waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan
bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan
ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama
menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan,
kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah
dicurahkan kepada penulis selama ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E.,
M.M. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib,
S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Dr. Nurlina, S.Si.,M.Pd. dan Bapak
Ma’ruf, S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar.
xi
Ayahanda dan Ibunda Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Makassar atas segala ilmu dan perhatian yang telah diberikan
kepada penulis. Pengorbanan dan jasa-jasamu selama ini tidak akan pernah
penulis lupakan untuk selamanya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada:
Ibu Kepala SMA Negeri 19 Gowa telah menerima dan memberi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian. Bapak dan Ibu guru fisika sekaligus
guru pamong SMA Negeri 19 Gowa yang selalu memberikan arahan selama
melakukan kegiatan penelitian dan segenap Keluarga Besar IMPEDANSI A 2014
yang telah menjadi sahabat yang baik yang selalu membantu dalam suka dan duka
serta membuat keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna,
semoga semua kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar
kehidupan kita. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 program studi Pendidikan
Fisika, yang telah bersama-sama penulis menjalani masa-masa perkuliahan, atas
sumbangsi dan motivasinya selama ini. Semoga persaudaraan kita tetap terajut
untuk selamanya. Adik-adik seluruh peserta didik kelas X MIA.2 SMA Negeri 19
Gowa atas perhatian dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian ini, Seluruh
pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak
mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia
yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a
xii
penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu
khususnya di bidang pendidikan fisika.
Aamiin Yaa Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, November 2019
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 6
1. Pengertian Konsep .................................................................................... 6
2. Tinjauan tentang Miskonsepsi .................................................................. 7
3. Tinjauan tentang Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka dan
Certainty of Response Indeks (CRI) ......................................................... 9
B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 14
xiv
C. Hipotesis ................................................................................................. 15
BAB III ................................................................................................................. 16
A. Jenis Dan Lokasi Penelitian ................................................................... 16
B. Variabel Penelitian ................................................................................. 16
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 16
D. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 16
E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 17
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 17
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 22
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 23
BAB IV ................................................................................................................. 26
A. Deskripsi Sekolah ................................................................................... 26
B. Data ........................................................................................................ 27
C. Analisis Data .......................................................................................... 31
D. Pembahasan ............................................................................................ 32
BAB V ................................................................................................................... 35
A. Kesimpulan ............................................................................................ 35
B. Saran ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Kriteria Skala CRI ............................................................................................. 1
2.2 Pengoperasian Kriteria CRI .............................................................................. 2
2.3 Ketentuan Untuk Membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi Dan Tidak
Tahu Konsep Untuk Respondens Secara Individu ................................................ 14
3.1 Pola Penskoran Tes Analisis Miskonsepsi ...................................................... 18
3.2 Hasil Uji Validasi Instrument Tes Hasil Analisisnniskonsepsi Siswa ............ 20
3.3 Kriteria Reabilitas ........................................................................................... 21
3.4 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI .......................................... 23
3.5 Kriteria Penilaian Soal .................................................................................... 23
3.6 Contoh Kombinasi Antara Setiap Pertanyaan Yang Diberi CRI .................... 24
3.7 Format Analisis Data Tes Tertulis Untuk Seluruh Siswa ............................... 24
4.1 Presentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Nomor Soal ............................... 28
4.2 Presentase Pemahaman Siswa Berdasarkan Nomor Soal ............................... 30
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-Kisi Pnstrument ....................................................................................... 40
2. Instrument Penelitian ...................................................................................... 60
3. Uji Grogory dan Analisis Validitas Instrument .............................................. 78
3.1 Uji Grogory ............................................................................................... 79
3.2 Analisis Validitas Instrument .................................................................... 80
4. Analisis Reablitias Instrument ........................................................................ 88
5. Tabel CRI ........................................................................................................ 91
6. Dokumentasi ................................................................................................... 96
7. Persuratan ...................................................................................................... 104
8. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar pembentukan konsep materi ajar sangatlah
penting, dimana hal ini juga dapat berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi pembelajaran. Guru berperan penting dalam pembangunan
pengetahuan dengan pemahaman konsep ilmiah yang mendalam, mampu
menggunakan dan menerapkan konsep. Apabila konsep yang dimiliki oleh peserta
didik telah menyimpang bahkan bertentangandengan konsep ilmiah maka hal ini
yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi, dimana sumber miskonsepsi ini yang
dapat mengakibatkan kesalah pahaman siswa terhadap materi yang sedang
dipelajarinya yang membuat siswa salah konsep terhadap materi pelajaran.
Kemampuan peserta didik dalam memahami dan menguasai konsep
nyatanya masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh guru. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah, peserta didik yang
tidak biasa menggunakan daya nalarnya, tetapi justru terbiasa menghafal dari pada
memahami konsep yang terkandung di dalam materi pelajaran (Haryono, 2013:2).
Hal ini mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik hanya
bersifat sementara dan mengakibatkan peserta didik memahami konsep yang
salah. Faktor yang kedua adalah pengetahuan atau pemahaman awal dari peserta
didik. Pengetahuan atau pemahaman awal ini berasal dari pengalaman.
Pengalaman tersebut bias berasal dari lingkungan maupun dari konsep yang telah
didapatkan sebelumnya. Konsep awal tersebut bias dari buku pelajaran ataupun
2
dari guru (Widodo, 2012:2). Factor-faktor inilah yang seringkali membuatpeserta
didik mengalami kesalahan konsep.
Kesalahan konsep adalah suatu konsepsi seseorang yang tidak sesuai
dengan konsep ilmiah yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2013:8). Oleh karena
itu miskonsepsi pada peserta didik harus diperbaiki. Karena adanya miskonsepsi
ini jelas akan sangat menghambat proses penerimaan dan pengorganisasian
pengetahuan-pengetahuan baru dalam diri peserta didik dalam proses belajar lebih
lanjut. Ini merupakan masalah besar dalam proses pembelajaran fisika yang tidak
bias dibiarkan.
Konsep materi fisika yang salah apabila selalu dikembangkan secara tidak
sengaja akan terus menerus mengganggu siswa dalam menerima pengetahuan-
pengetahuan baru. Apabila miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak diperhatikan
oleh guru, maka berakibat semakin bertambahnya materi yang tidak mampu
dipahami dengan tuntas. Hal ini dapat mengakibatkan kurang mampunya siswa
dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan dan akhirnya berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai usaha untuk
menangani masalah tersebut. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa harus dianalisis
dan diperbaiki agar tujuan dari pembelajaran bias terpenuhi. Jadi, salah satu
alternative yang dapat digunakan untuk menganalisi miskonsepsi siswa adalah
dengan teknik “Certainty of Response Index“ (CRI).
Certainty of Response Index (CRI) adalah salah satu cara yang dapat
membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dengan yang kekurangan
pengetahuan (Haris, 2013:78). Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Purba dan Depari (2008:85) yang menunjukkan bahwa
3
penggunaan CRI dapat membedakan antara mahasiswa yng mengalami
miskonsepsi dengan mahasiswa yang kurang pengetahuan. Persentase yang
ditunjukkan adalah kelompok mahasiswa dengan kategori menebak (Lucky guess)
sebesar 3,84%, kelompok kurang pengetahuan (lack of knowledge) sebesar
17,58% dan mahasiswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 49,47%. Penelitian
yang dilakukan oleh Haris (2013:85) juga menunjukkan hasil yang sama, didalam
penelitiannya menunjukkan bahawa 80,00% mahasiswa mengalami miskonsepsi,
43,64% tidak tahu konsep, dan 7,27% mahasiswa yang tahu konsep.
Teknik CRI dapat mengukur miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur
tingkat keyakinan atau kepastian sesorang dalam menjawab setiap pertanyaan
(Siwi, 2013:26). CRI sangat mudah dalam mengungkapkan miskonsepsi karena
terdapat skala tingkat keyakinan pesponden dalam menjawab soal yang diberikan.
Skala pada CRI ini memiliki nilai yang berbeda sesuai kriteria masing-masing.
Kriteria CRI tersebut dapat mengelompokkan dan membedakan siswa yang tahu
konsep, miskonsepsi, dan siswa yang tidak tahu konsep. Oleh karena itu apabila
nilai CRI ini ditulis bersamaan dengan jawaban untuk suatu pertanyaan dari
konsep fisika, maka dapat diketahui pada subkonsep apa dari materi ini yang
membuat siswa mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Pelajaran Fisika dengan Certainty of
Response Index (CRI)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
1. Seberapa besar miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika?
2. Apa penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa pada pelajaran
fisika?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa pada pelajaran fisika.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada pelajaran
fisika.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini bersifat teoritis dan praktis yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
masukan bagi perkembangan ilmu penegtahuan dan menambah kajian ilmu
pengetahuan alam khususnya fisika. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan referensi terkait dengan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru fisika, dapat digunakan untuk mengetahui gamabaran letak
miskonsepsi siswa dan mengetahui faktor-faktor penyebab dari
miskonsespsi siswa.
b. Bagi peneliti, dapat dijadikan saran untuk mengembangkan diri dan
pengalaman untuk mengetahui letak miskonsepsi yang dialami siswa.
5
c. Bagi siswa, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki miskonsepsi yang
dialami pada pelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Konsep
Menurut Bahri (2008:30), Konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep
mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga
objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam
kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri
pun dapat dilmabngkan dalam bentuk suatu kata (lambing bahasa). Carrol (dalam
Trianto, 2007:158), mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari
serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau
kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada
situasi tertentu, dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan
elemen yang lain.
Konsep diartikan sebagai, rancangan atau buram surat; ide atau pengertian
yang diabstrakkan dari peristiwa kongkret; gambaran mental dari objek, proses,
atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014:725). Sedangkan
menurut Rosser (dalam Dahar, 2006:63), konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegaiatan, atau
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Dari penjelasan
beberapa ahli tersebut maka dapat disimpilkan bahwa konsep merupakan abstraksi
suatu benda objek, kejadian, dan situasi yang digunakan manusia.
7
2. Tinjauan tentang Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Menurut Suparno (2013:8), miskonsepsi adalah konsep awal yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah atau salah konsep. Menurut Flower (dalam
Suparno,2013:5), miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat akan konsep,
klasifikasi contoh-contoh yang salah, penggunaan konsep-konsep yang berbeda,
dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Menurut Treagust (2006) miskonsepsi merupakan kesalahan siswa dalam
pemahaman suatu konsep. Hal ini terjadi karena siswa tidak mampu
menghubungkan fenomena yang ditemukan dalam kehidupan sehari-harin dengan
pengetahuan yang diperoleh dari sekolah. Menurut Brown (1989,1992) dengan
artikelnya menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan
mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian
ilmiah yang sekarang diterima. Menurut Feldsine (1987) menemukan
miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara
konsep-konsep.
Miskonsepsi merupakan pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang
dipahami seseorang dengan konsep yang dipakai oleh para pakar ilmuan yang
bersangkutan (Den Berg, 1991). Menurut Asih Widi Wisudawati & Eka
Sulistyowati (2015:235), konsep awal yang tidak sesuai dengan para ahli disebut
dengan miskonsepsi atau salah konsep. Konsep awal yang siswa dapat
dipengaruhi oleh bebrapa hal, misalnya pengalaman mereka ketika disekolah,
pengalaman dan pengamatan di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari.
8
Dalam belajar fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat
mutlak untuk mencapai keberhasilan belajar fisika. Menurut Bloom (1965)
mengatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep adalah hal penting dalam
kemampuan intelektual yang selalu ditekankan disekolah dan perguruan tinggi.
Hanya dengan penguasaan konsep fisika seluruh permasalahan fisika dapat
dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari
maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika disekolah.
Dalam ilmu fisika, konsep yang tepat mengacu pada konsepsi sebagaimana
para ilmuan fisika. Kekeliruan konsepsi yang tidak semestinya atau berbeda
dengan konsep para ilmuan disebut miskonsepsi. Peneloitian-penelitian terhadap
miskonsepsi menunjukkan miskonsepsi bersifat resisten. Hal itu terjadi karena
setiap individu membangun pengetahuannya persis dengan pengalamannya
(Sadia, dkk, dalam Adysni, dkk. 2013). Siswa menemukan bahwa konsepsi awal
yang dimilikinya merupakan konsep yang dapat menjelaskan kejadian yang ia
alami dalam kehidupan sehari-hari walaupun ternyata konsepsi tersebut salah
sehingga miskonsepsi tersebut terus menerus dipegangnya. Apabila miskonsepsi
yang terjadi pada siswa dibiarkan, maka akan berakibat semakin bertambahnya
materi yang tidak mampu dipahami dengan tuntas dan pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
b. Penyebab Miskonsepsi
Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi
penyebab miskonsepsi pada siswa. Menurut Suparno (2013:30-53), penyebab
miskonsepsi pada siswa adalah (1) miskonsepsi dari sudut filsafat
konstruktivisme. Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat
9
dijelaskan dengan filsafat konstrutivisme. Filsafat konstrutivisme secara singkat
menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk (dikonstruksi) oleh siswa sendiri
dalam kontak dengan lingkungan, tantangna, dan bahan yang dipelajari. Oleh
karena siswa sendiri yang mengonstruksikan pengetahuannya, maka tidak
mustahil dapat terjadi kesalahan dalam menginstruksi. Hal ini disebabkan siswa
belum terbiasa mengontruksi konsep fisika secara tepat. Be,um mempunyai
kerangka ilmiah yang digunakan sebagai patokan; (2) Miskonsepsi berasal dari
siswa sendiri yaitu dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain:
prakonsepsi atau konsep awal, pemikiran asosiatif, pemikiran humaristik,
reasoning yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan
kognitif siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa; (3) Guru pengajar; (4)
Buku teks; (5) Konteks; (6) Metode Mengajar.
c. Teknik Mendeteksi Miskonsepsi
Teknik mendeteksi miskonsepsi yaitu dengan menggunakan peta konsep
(concept maps), tes multiple choice dengan reasoning terbuka, tes essai tertulis,
wawancara diagnosis, diskusi dalam kelas, praktikum dengan Tanya jawab
(Suparno, 2013:121). Beberapa peneliti menggunakan beberapa cara bersama-
sama untuk melengkapi, seperti tes essai dengan wawancara. Yang kiranya perlu
ditekankan adalah bahwa siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan
mereka sehingga dapat dimengerti miskonsepsi yang dipunyai.
3. Tinjauan tentang Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka dan
Certainty of Response Indeks (CRI)
a. Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka
10
Tes multiple choice dengan reasoning terbuka ini merupakan tes dimana
siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu
(Suparno, 2013:124). Pada tes multiple choice dengan reasoning terbuka siswa
dengan bebas memberikan alas an mereka dalam memilih jawaban sehinnga
peneliti dapat mengetahui miskonsepsi yang terjadi dalam diri siswa melalui
jawaban dan alasan yang telah diberikan.
b. Certainty of Response Indeks (CRI)
Teknik CRI merupakan teknik yang sederhana dan efektif untuk mengukur
miskonsepsi yang terjadi. Teknik CRI bisa digunakan untuk membedakan siswa
yang tahu konsep, siswa yang tidak tahu konsep dan yang mengalami
miskonsepsi. Teknik ini menggunakan soal tes essai yang disertai dengan indeks
keyakinan CRI. Nilai CRI yang rendah menunjukkan adanya penebakan
sedangkan nilai yang tinggi menunjukkan responden memiliki tingkat
kepercayaan diri (confidence) yang tinggi terhadap jawabannya. Dalam keadaan
ini, jika jawaban responden benar, artinya tingkat keyakinan yang tinggi akan
kebenaran konsepnya telah diuji (justified) dengan baik. Akan tetapi, jika jawaban
responden salah, hal tersebut menjadi suatu indicator terjadinya miskonsepsi.
Untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi, sekaligus dapat
membedakannya dengan tidak tahu konsep (Saleem Hasan, 1999) telah
mengembangkan suatu metode identifikasi yang dikenal dengan istilah CRI
(Certainty of Response Index), yang merupakan ukuran tingkat
keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang
diberikan. CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan
dengan setiap jawaban suatu soal. Tingkat kepastian jawaban tercermin dalam
11
skala CRI yang diberikan, CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep
pada diri responden dalam menjawab pertanyaan, dalam hal ini jawaban biasanya
ditentukan atas dasar tebakan semata. Sebaliknya CRI yang tinggi mencerminkan
keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam menjawab
pertanyaan, dalam hal ini unsur tebakan sangat kecil.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa CRI merupakan ukuran
tingkat kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan. Indeks ini secara
umum tergolong tipe skala Likert. Secara khusus, untuk setiap pertanyaan dalam
tes berbentuk pilihan ganda misalnya, responden diminta untuk:
a) Memilih suatu jawaban yang dianggap benar dari alternative pilihan yang
tersedia
b) Membedakan CRI antara 0-5, setiap jawaban yang dipilinya, CRI 0
diminta jika jawaban yang dipilih hasil tebakan murni, sedangkan CRI 5
jika jawaban telah dipilih atas dasar pengertian dan skil yang sangat ia
yakini kebenarannya.
Tes diagnostic CRI bisa digunakan untuk mengetahui miskonsepsi siswa
secara efisien, namun tidak bisa mengungkap proses penalaran siswa dan
penyebab terjadinya. Alasan inilah yang menyebabkan beberapa ahli tertarik
untuk menggunakan kombinasi tes diagnostic beralasan dengan wawancara (two-
tier-diagnostik) untuk mengidentifikasi siswa.
Wawancara merupakan teknik yang telah digunakan secara luas untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada berbagai topic. Tujuan dari wawancara
ini adalah untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap konsep tertentu.
12
Identifikasi miskonsepsi sangat penting dilakukan agar ditemukan kesalahan
konsep yang dialami siswa dan penyebabnya.
Berikut table kriteria skala CRI serta ketentuan dalam menentukan siswa
yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi.
Tabel 2.1 Kriteria Skala CRI
Tayubi (2005:6)
Penjelasan dari table kriteria skala CRI diatas, bahwa angka 0 menandakan
tidak tahu konsep sama sekali tentang metode serta hukum yang diperlukan untuk
menjawab suatu pertanyaan (jawaban ditebak secara total), sedangkan angka 5
menandakan kepercayaan diri yang penuh atas kebenaran pengetahuan tentang
prinsip, hukum dan aturan-aturan yang dipergunakan untuk menjawab suatu
pertanyaan (soal), sehingga tidak ada unsur tebakan sama sekali. Dengan kata
lain, jika derajat kepastiannya yang di[pilih rendah (CRI 0-2), maka hal ini
menggambarkan bahwa proses penebakan (guesswork) memainkan peranan yang
signifikan dalam menentukan jawaban. Tanpa memandang apakah jawaban benar
atau salah, nilai CRI yang rendah menunjukkan adanya unsur penebakan, yang
secara tidak langsung mencerminkan ketidaktahuan konsep yang mendasari
penentuan jawaban. Jika CRI tinggi (CRI 3-5), maka responden memiliki tingkat
kepercayaan diri (confidence) yang tinggi dalam memilih aturan dan metode yang
digunakan untuk sampai pada jawaban. Dalam keadaan ini (CRI 3-5), jika
responden memperoleh jawaban yang benar, dapat menunjukkan bahwa tingkat
CRI Kriteria 0 Totally guassed answer 1 Almost guess 2 Not sure 3 Sure 4 Almost certain 5 Certain
13
keyakinan yang tinggi akan kebenaran konsepsi telah dapat teruji (justified)
dengan baik. Akan tetapi, jika jawaban yang diperoleh salah, ini menunjukkan
adanya suatu kekeliruan konsepsi dalam pengetahuan tentang suatu materi yang
dimilkinya, dan dapat menjadi suatu indicator terjadinya miskonsepsi.
Dari ketentuan-ketentuan tersebut menunjukkan bahwa dengan CRI yang
diminta, ketika digunakan bersamaan dengan jawaban untuk suatu pertanyaan,
memungkinkan peneliti untuk dapat membedakan antara miskonsepsi dan tidak
tahu konsep. Secara lebih ringkas mengenai penjelasan kriteria CRI, disajikan
dalam table berikut.
Tabel 2.2 Pengoperasionalan Kriteria CRI CRI Kriteria
0 Jika dalam menjawab soal 100% ditebak 1 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara
75%-99% 2 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara
50%-74% 3 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakab antara
1%-24% 4 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara
1%-24% 5 Jika dalam menjawab soal persentase tidak ada unsur tebakab
sama sekali (0%) (Tayubi (2005:8)
Menurut Tayubi (2005:6) mengakatakan bahwa ada empat kemungkinan
kombinasi dari jawaban (benar atau salah) dan CRI (tinggi atau rendah) untuk tiap
responden secara individu. Untuk sesorang responden dan untuk suatu pertanyaan
yang diberikan, jawaban benar dengan CRI rendah menandakan tidak tahu
konsep, dan jawaban benar dengan CRI tinggi menunjukkan penguasaan konsep
yang tinggi. Sedangkan jawaban salah dengan CRI rendah menandakan tidak tahu
konsep, dan jawaban salah dengan CRI tinggi menandakan terjadinya
14
miskonsepsi. Empat kemungkinan kombinasi tersebut disajikan dalam bentuk
table berikut.
Tabel 2.3 Ketentuan untuk membedakan antara tahu konsep miskonsepsi dan tidak tahu konsep untuk respondens secara individu
Kriteria Jawaban CRI rendah (2,5)
Jawaban Benar
Jawaban benar tapi CRI rendah berarti tidak tahu konsep (lucky guess)
Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep dengan baik
Jawaban Salah
Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak tahu konsep
Jawaban salah tapi Tingkat Keyakinan tinggi berarti terjadi miskonsepsi
Tayubi (2005:7)
B. Kerangka Pikir
Pengetahuan yang berkembang pada diri peserta didik tidak hanya
diperoleh ketika mereka diajarkan suatu konsep oleh seorang guru tau dengan
membaca buku, tetapi sebagai manusia mereka aktif membangun struktur
kognitifnya berdasarkan pemilihan informasi yang tersedia sesuai dengan
keinginannya. Berdasarkan hal ini maka, sering kali miskonsepsi terjadi. Ketika
mereka berusaha membangun struktur kognitif dengan memilih informasi yang
ada, kemungkinan ada kesalahan dalam mengaitkan keduanya. Prakonsepsi dan
konsepsi yang benar dapat menjadi salah ketika ia membangun struktur kognitif
baru berdasarkan masukan informasi yang salah atau sebaliknya. Semuanya itu
mnyebabkan terjadinya miskonsepsi pada diri peserta didik.
Materi fisika mengandung banyak konsepyang perlu kemampuan yang
lebih dari sekedar dihafal. Oleh karena itu untuk menguasai materi dengan
baikdan benar sangat diperlukan kemampuan peserta didik untuk mendalami
hubungan antar konsep agar mampu membangun struktur kognitif yang yang
benar tentang materi fisika. Namun demikian, karena isi materi fisika sangat
15
kompleks dan abstrak, kemungkinan terjadi miskonsepsi peserta didik pada materi
fisika sangat besar. Hal ini bisa disebabkan oleh diri peserta didik sendiri, guru
atau buku teks yang digunakan.
Miskonsepsi merupakan suatu keadaan yang dialami oleh setiap peserta
didik, namun bukan berarti dibiarkan begitu saja terjadi. Banyak intrumen
pendeteksi miskonsepsi yang telah dikembangkan, mulai dari yang berbentuk (1)
peta konsep, (2) tes pilihan ganda dan tes esay tertulis, (3) wawancara diagnostic,
(4) diskusi kelas, sampai berupa (5) praktikum dengan Tanya jawab. Semua
intrumen memiliki kelebihan disamping kekurangan. Pada penelitian ini dideteksi
melalui sebuah tes uraian yang disertai dengan Certainty of Response Index (CRI)
sebagaimana yang dikembangkan oleh Salem Hasan.
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat miskonsepsi pada pelajaran fisika ditingkat SMA.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian yaitu merupakan penelitian survey karena peneliti tidak
memberikan perlakuan kepada responden sehingga penelitian ini hanya mengungkap
variabel itu apa adanya tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini,
data yang diperoleh akan dianalisis untuk menjelaskan tingkat pemahaman, terjadinya
miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi pada siswa kelas X. MIA 2. Lokasi penelitian
bertempat di SMA Negeri 19 Gowa Kelas X. MIA 2.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis
miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika dengan menggunakan CRI.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta didik kelas X IPA
SMA Negeri 19 Gowa yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dari penelitian ini adalah
kelas X MIA 2 yang berjumlah 23 siswa . Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah pengambilan secara utuh atau hanya satu kelas berdasarkan
populasinya. Oleh karena populasi hanya satu kelas, maka penelitian ini adalah
penelitian populasi.
D. Definisi Operasional Variabel
Miskonsepsi dengan menggunakan CRI adalah kesalahan siswa dalam
menjawab pertanyaan pada tes pilihan ganda CRI pada materi fisika, ditunjukan
dengan tingkat keyakinan siswa yang tinggi akan tetapi jawabannya salah.
17
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
a. Memohon perizinan penelitian dari pihak prodi dan fakultas.
b. Melakukan observasi di SMA Negeri 19 Gowa
1) Memohon perizinan kepada kepala sekolah SMA Negeri 19 Gowa
2) Bertemu dengan guru mata pelajaran fisika
3) Observasi terhadap populasi dan penentuan sampel penelitian
c. Menentukan subjek penelitian.
d. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan.
2. Tahap Pelaksanaan
Memberikan tes berupa soal-soal yang telah mereka pelajari untuk mengetahui
miskonsepsi peserta didik.
3. Tahap Akhir
a. Mengelolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengelolaan data.
F. Instrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan yaitu instrument pilihan ganda untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa.
18
Table 3.1 Pola Penskoran Tes Analisis Miskonsepsi
Jawaban
Benar Salah
1 0
Adapun tahap penyusunan dan pengembangan instrument dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Menyususn instrument pilihan ganda yang berjumlah 25 nomor.
2. Mengkonsultasikan instrument yang telah dibuat kepada dosen pembimbing
yang kemudian akan divalidasi oleh tim validator yang terdiri dari dua orang
dosen ahli. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
medapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2016:121). Validitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan construct validity (validitas konstruksi) dengan meminta
pendapat dari judgment expert (para ahli). Dari hasil validasi oleh para ahli
tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Gregory (Chonstantika,
2012: 62) dengan tujuan untuk mengetahui jika instrumen tersebut layak
untuk digunakan dalam penelitian. Yang mana kriteria penilaiannya adalah
jika r ≥ 0,75 maka instrumen layak digunakan. Pada penelitian ini,
berdasarkan hasil validasi para ahli yang terdapat pada lampiran 3.1,
diperoleh nilai r = 1 maka dinyatakan instrumen tes miskonsepsi siswa layak
untuk digunakan.
3. Melakukan uji coba lapangan untuk masing-masing instrumen. Uji coba
lapangan pada penelitian ini mengambil sampel kelas X MIA 2 SMA Negeri
19
19 Gowa. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis dengan
uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat
mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Untuk menguji validitas
soal yang telah diajukan dalam tes dengan menggunakan teknik analisis
korelasional poin biserial.
dengan: rpbi = Angka indeks korelasi poin biserial.
Mp = Nilai rata-rata hitung skor yang dicapai oleh peserta tes yang
menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes
secara keseluruhan.
Mt = Nilai rata-rata hitung total, yang berhasil dicapai oleh seluruh
peserta tes.
SDt = Deviasi standar dari skor total.
P = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal
yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
Q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal
yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan (p
= 1-q).
(Sudijono, 2012:258)
𝑟𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝 −𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡 𝑝
𝑞
20
Untuk memberikan interpretasi terhadap rpbi, dipergunakan tabel nilai “r”
product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya (df = N – nr). Jika rpbi
yang diperoleh dalam perhitungan ternyata sama dengan atau lebih besar daripada
rtabel, maka dapat diambil kesimpulan bahwa butir soal tersebut valid (Sudijono,
2012: 258).
Dari analisis data yang terdapat di lampiran 3.2, maka diperoleh jumlah
item dari instrumen tes hasil miskonsepsi siswa yang dapat digunakan pada
penelitian ini. Hasil uji validasinya ditunjukkan pada tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Analisis Miskonsepsi Siswa
Instrumen Jumlah
item awal
Nomor item yang drop
Jumlah item drop
Nomor item yang valid
Jumlah item valid
Tes Hasil Miskonseps
i Siswa 25 5,6,17,18,20 5
1,2,3,4,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,19,21,22,23,24,25
20
b. Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus K-R.20:
dimana:
𝑟11 = 𝑘
𝑘 − 1
𝑉𝑡 − 𝑝𝑞
𝑉𝑡
𝑉𝑡 = 𝑋
2− 𝑋 2
𝑛𝑛
21
dengan:
= Reliabilitas instrumen.
k = Jumlah butir pertanyaan.
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 - p)
Σpq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Vt = Varians total
Xi = Total skor
̅ = Rata-rata total skor
n = Jumlah responden
(Siregar, 2013:73)
Kriteria pengujian reliabilitas menurut Depdiknas (Chonstantika, 2012: 63)
ditunjukkan pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas
Interval Nilai Kriteria >0,91 - 1,00 Sangat Tinggi >0,71 - 0,90 Tinggi >0,41 - 0,70 Sedang >0,21 - 0,40 Rendah >0,00 - 0,20 Sangat
(Chonstantika, 2012:63)
Hasil uji reliabilitas yang dipaparkan pada lampiran 4, untuk instrumen
hasil analisis miskonsepsi siswa diperoleh nilai = 0,855 maka instrumen ini
memiliki tingkat reliabilitas tinggi.
22
G. Teknik Pengumpulan Data
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dengan soal pilihan
ganda. Pilihan dari soal pilihan ganda harus memiliki pengaruh terhadap siswa
dalam memilih jawaban . Oleh karena itu, pilihan jawaban dalam soal ini harus
terdiri dari jawaban benar dan jawaban pengecoh. Yang dimaksud dengan
jawaban pengecoh adalah jawaban yang mungkin akan dipilih siswa jika tidak
menguasai materinya. Tujuan dari penggunaan soal pilihan ganda agar mudah
dalam melakukan analisis data. Selain itu soal pilihan ganda merupakan salah satu
tes yang mampu mengukur seluruh bagian dari materi yang akan disajikan.
Jumlah soal tes dalam penelitian ini adalah 25 butir soal mengenai materi
Hukum Newton. Dalam penelitian ini soal disusun berdasarkan kisi-kisi materi
dan data miskonsepsi mengenai setiap sub materi yang biasanya terjadi pada
siswa. Bentuk tes tertulis ini adalah soal pilihan ganda yang dilengkapi dengan
CRI ( Certainty of Response Index ). Pada CRI siswa diminta untuk menentukan
tingkat keyakinan siswa dalam menggunakan konsep-konsep untuk
menyelesaikan soal tes tersebut. Hal ini akan menunjukkan apakah terjadi
miskonsepsi atau tidak dalam materi tersebut.
Melalui CRI dapat diketahui apakah siswa menyelesaikan soal karena
ragu-ragu atau karena sungguh-sungguh paham pada materi tersebut. Selain itu,
dapat juga diketahui apakah siswa mengalami miskonsepsi atau tidak dalam
materi Hukum Newton. Jika skala CRI rendah dapat diketahui bahwa siswa
kurang memahami materi tersebut. Jika skala CRI tinggi maka diketahui bahwa
siswa benar-benar yakin akan jawaban tersebut dengan menggunakan diagram
penghubung antara jawaban siswa dengan nilai CRI yang dipilih siswa dapat
23
diketahui apakah siswa benar-benar memahami materi atau siswa telah mengalami
miskonsepsi mengenati materi Hukum Newton.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Tes Tertulis ( Pilihan Ganda )
Data analisis utama dalam penelitian ini adalah data hasil miskonsepsi.
Data miskonsepsi diperoleh dari hasil pemberian tes tertulis berupa soal pilihan
ganda yang telah dilengkapi dengan skor CRI. Pada instrument ini dijelaskan
keterangan keyakinan partisipan dalam mengerjakan soal. Pilihan tingkat
keyakinan berfungsi untuk mengetahui apakah partisipan mengerjakan soal
tersebut berdasarkan pemahaman konsep atau menerka. Sedangkan untuk
mengetahui apakah ada miskonsepsi yang terjadi pada materi Hukum Newton,
digunakan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI No Kriteria Jawaban Yakin Ragu-Ragu Tidak Yakin 1 Benar Paham Tidak Paham Tidak Paham 2 Salah Miskonsepsi Tidak Paham Tidak Paham
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes CRI, jawaban siswa dinilai
dengan kriteria sebagai berikut:
Table 3.5 Kriteria Penilaian Soal Bentuk Soal Nilai Keterangan
1 Jika Jawaban Benar 0 Jika Jawaban Salah
Jawaban siswa dianalisis dengan metode CRI. Bentuk jawaban siswa dan
pengkategorian adalah sebagai berikut:
24
Table 3.6 Contoh Kombinasi antara Setiap Pertanyaan yang Diberikan CRI
Berdasarkan pengkategorian tersebut maka dapat diketahui jumlah
miskonsepsi siswa untuk setiap nomor soal pada seluruh siswa yang mengikuti tes
tertulis. Untuk mengetahui jumlah siswa yang miskonsepsi digunakan format
sebagai berikut:
Table 3.7 Format Analisis Data Tes Tertulis Untuk Seluruh Siswa
No Soal
Nomor Siswa
1 Dst ∑M ∑P J CRI K J CRI K 1 2 3 1 2 3
1 2 3 4
dst
Dengan keterangan sebagai berikut:
J : Kriteria Jawaban
K : Keterangan
M : Miskonsepsi
P : Paham
TP : Tidak Paham
B : Benar
No Kriteria Jawaban
Kriteria CRI Keterangan 1 2 3
Tidak Yakin
Ragu-Ragu
Yakin
1 A (Benar) Tidak Paham B (Salah) Tidak Paham
2 A (Salah) Tidak Paham C (Benar) Tidak Paham
3 B (Benar) Paham D (Salah) Miskonsepsi
25
S : Salah
TY : Tidak Yakin
RG : Ragu-ragu
Y : Yakin
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui jumlah miskonsepsi dan
jumlah pemahaman dari setiap soal maupun setiap sub topik. Untuk memperoleh
tingkat miskonsepsi dan pemahaman dalam persen dapat digunakan persamaan
sebagai berikut:
Keterangan:
X : Persentase
M : Miskonsepsi
∑ : Jumlah
𝑋 = 𝑀 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃
𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sekolah
Penelitian dilaksanakan pada tanggal Januari 2019 sampai dengan Januari
2019 bertempat di SMAN 19 Gowa. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah
negeri yang ada di Kecamatan Bajeng Barat. Sekolah ini mempunyai kedisiplinan
yang cukup tinggi sehingga siswanya tertib dan cukup bisa diatur. Suasana
sekolah dan kelas sangat kondusif sehingga proses pengambilan data berjalan
dengan baik.
Disekolah ini terdapat tiga guru fiska, ketiga guru fisika tersebut
mempunyai karakter yang berbeda karena mempunyai perbedaan usia yang
berbeda. Dengan karakter yang berbeda ini ketiga guru ini juga menggunakan
metode yang berbeda dalam penyampaian materi fisika. Guru fisika disekolah
inipun sangat akrab dengan muridnya, sehingga relasi antara guru dan murid
terjalin sangat baik.
Dalam proses belajar mengajar, guru kurang memperhatikan pentingnya
pemahaman konsep yang disampaikan. Kesalahpahaman konsep yang
disampaikan oleh guru dapat menyebabkan miskonsepsi pada materi yang
diajarkan. Kepekaan guru terhadap miskonsepsi kurang, siswa dianggap paham
jika sudah bisa mengerjakan soal dengan baik, tanpa paham konsep apa yang
sudah masuk dalam pemikiran mereka. Hal ini yang membuat peneliti melakukan
penelitian disekolah tersebut.
1. Persiapan Penelitian
27
Sebelum melakukan penelitian di SMAN 19 Gowa, peneliti melakukan
beberapa persiapan sepeti menyiapkan instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian dan sudah divalidasi. Oleh karena itu instrument yang digunakan
dalam penelitian ini valid. Setelah semua persiapan sudah dipenuhi maka peneliti
melakukan penelitian di sekolah SMAN 19 Gowa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 19 Gowa dengan sampel siswa kelas X
MIA 2 dengan jumlah siswanya 23 orang. Hal ini dikarenakan ada beberapa siswa
yang tidak masuk sekolah dengan berbagai keterangan seperti sakit. Pengambilan
data dilakukan dikelas X MIA 2 pada tanggal 28 Januari 2019. Peneliti
didampingi oleh guru fisika itu sendiri masuk kekelas untuk berkenalan dan
memberikan test tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda.
Dari hasil analisis test tertulis ditentukan 10 siswa, 5 yang mengalami
miskonsepsi yang paling banyak dan 5 diantaranya paham konsep dan tidak tahu
konsep.
B. Data
1. Rincian Jumlah Siswa
Tingkat miskonsepsi siswa kelas X MIA SMAN 19 Gowa diukur melalui
instrument yang diberikan berupa test tertulis. Ada 1 kelas yang melakukan test
tertulis yaitu kelas X MIA 2 dengan total siswa yang menjadi sampel untuk test
tertulis ini adalah 23 orang.
2. Konsep Awal yang Diberikan Siswa
Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, peneliti melihat bahwa banyak
sekali miskonsepsi yang dialami siswa. Dari 25 soal yang diberikan dalam test
28
tertulis, hamper setiap soal terjadi miskonsepsi dan setiap siswa mengalami
miskonsepsi pada satu atau sub topik dalam soal-soal yang diberikan. Sehingga
bisa dikatakan bahwa seluruh siswa didalam kelas mengalami miskonsepsi.
Dalam table 4.1 berikut ini dusajikan miskonsepsi yang dialami oleh siswa dari
persentase miskonsepsi siswa berdasarkan nomor soal.
Table 4.1 Presentase Miskonsepsi Siswa berdasarkan Nomor Soal
No Indikator Nomor Soal Jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi
Presentase jumlah siswa
yang mengalami
miskonsepsi 1 Menganalisis benda
yang bergerak pada bidang datar
1 2 8,7 %
2 2 4 17,4 % 3 Menganalisis gaya
vertical keatas 3 5 21,7 %
4 Menganalisis hubungan antara
gaya dengan massa
4 4 17,4 %
5 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya
gesekan statis )
5 6 26,1 %
6 Menganalisis hubungan antara
gaya dengan massa
6 7 30,4 %
7 7 5 21,7 % 8 Memahami materi
tentang hukum 1 Newton
8 15 65,2 %
9 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan
percepatan
9 7 30,4 %
10 Menganalisis gaya yang bekerja pada
suatu benda
10 4 17,4 %
11 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan
percepatan
11 8 34,8 %
29
12 Menganalisis gaya yang bekerja pada
suatu bidang miring
12 7 30,4 %
13 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda (gaya
gesekan )
13 6 26,1 %
14 14 5 21,7 % 15 15 7 30,4 % 16 16 6 26,1 % 17 17 14 60,9 % 18 Menganalisis gaya
yang bekerja pada suatu benda
18 8 34,8 %
19 Memahami materi pada hukum 1
Newton
19 8 34,8 %
20 Menganalisis hubungan antara gaya,massa dan
percepatan
20 4 17,4 %
21 21 9 39,1 % 22 22 5 21,7 % 23 23 10 43,5 % 24 Menganalisis gaya
yang bekerja pada suatu benda
24 7 30,4 %
25 Menganalisis hubungan antara
gaya dengan massa
25 3 13,0 %
Pemahaman siswa tentang materi hukum Newton pun sangat minim. Pada
setiap soal dalam test tertulis yang diberikan dan alasan siswa menjawab soal
tersebut dapat diukur bahwa pemahaman siswa yang mempelajari materi hukum
Newton sangat kecil. Hal ini juga ditunjukan dalam skor presentase tiap soal yang
kebanyakan berada dibawah 50 %.
Tabel 4.2 Presentase Pemahaman Siswa berdasarkan Nomor Soal
No Indikator Nomor Soal Jumlah siswa yang paham
dengan materi
Presentase jumlah siswa yang paham
dengan materi 1 Menganalisis benda 1 4 17,4 %
30
yang bergerak pada bidang datar
2 2 3 13,0 % 3 Menganalisis gaya
vertical keatas 3 2 8,7 %
4 Menganalisis hubungan antara
gaya dengan massa
4 1 4,3 %
5 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya
gesekan statis )
5 1 4,3 %
6 Menganalisis hubungan antara
gaya dengan massa
6 3 13,0 %
7 7 3 13,0 % 8 Memahami materi
tentang hukum 1 Newton
8 1 4,3 %
9 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan
percepatan
9 2 8,7 %
10 Menganalisis gaya yang bekerja pada
suatu benda
10 0 0
11 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan
percepatan
11 2 8,7 %
12 Menganalisis gaya yang bekerja pada
suatu bidang miring
12 2 8,7 %
13 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda (gaya
gesekan )
13 1 4,3 %
14 14 0 0 15 15 3 13,0 % 16 16 3 13,0 % 17 17 1 4,3 % 18 Menganalisis gaya
yang bekerja pada suatu benda
18 1 4,3 %
19 Memahami materi pada hukum 1
Newton
19 3 13,0 %
31
20 Menganalisis hubungan antara gaya,massa dan
percepatan
20 2 8,7 %
21 21 0 0 22 22 2 8,7 % 23 23 0 0 24 Menganalisis gaya
yang bekerja pada suatu benda
24 1 4,3 %
25 Menganalisis hubungan antara
gaya dengan massa
25 3 13,0 %
C. Analisis Data
1. Test Tertulis ( Tes Pilihan Ganda )
Setelah test tertulis diberikan, peneliti akan mendapatkan data berupa
jawaban siswa, lengkap dengan keyakinan siswa dan alasannya memilih jawaban
tersebut. Data sample dari hasil test tertulis dapat dilihat dalam lampiran 6. Data
tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan format table data CRI (table
3). Data yang dimasukkan kedalam table, kemudian diberikan keterangan
miskonsepsi, paham dan tidak paham. Berdasarkan judul penelitian ini maka yang
digunakan atau dianalisis adalah data siswa yang paham dan mengalami
miskonsepsi terhadap materi hukum newton.
Dari table diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa banyak siswa yang
belum paham dan mengalami miskonsepsi terhadap materi huku newton. Hal ini
ditunjukan dengan tingkat presentase yang sangat rendah untuk pemahaman siswa
dan presentase yang sangat tinggi untuk miskonsepsi siswa. Presentase siswa
dihitung menggunakan rumus dalam bab III. Data dari kelas tersebut kemudian
dianalisis seperti pada Tabel 4.3 Presentase Pemahaman Siswa untuk setiap soal,
serta table 4.2 Presentase Miskonsepsi siswa untuk setiap soal.
32
Pada table 4.3, dipaparkan bahwa pemahaman siswa mencapai presentase
tertinggi pada soal nomor 1 dengan jumlah presentase 17,4 % dari 23 siswa.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil data dan analisis dapat ditunjukan bahwa rendahnya
pemahaman dan besarnya miskonsepsi siswa tentang materi hukum newton.
Dalam table 4.2 dan 4.3 dapat dilihat dengan jelas bahwa rata-rata indicator yang
kategori pemahaman tinggi, pada kategori presentase miskonsepsi paling rendah
begitupun sebaliknya indicator yang yang mempunyai miskonsepsi paling tinggi,
menjadi presentase paling rendah untuk pemahaman siswa untuk topik tersebut.
Tingkat pemahaman tingkat miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa
Hasil analisis dari test tertulis menunjukkan bahwa pemahaman siswa
tentang materi hukum newton sangat minim atau sangat kecil. Ditunjukan dari
presentase pemahaman siswa paling tinggi hanya menunjukkan 13,0 % dari 23
sample orang yang paham konsep pada materi hukum newton. Dari table 4.3
dapat diketahui pemahaman konsep siswa yang tertinggi terdapat pada soal nomor
1 pada indicator menganalisis benda yang bergrak pada bidang datar. Besar
pemahaman tingkat presentase sebesar 13.0 % dari 23 siswa yang mengikuti tes.
2. Tingkat Miskonsepsi Siswa
Hasil analisis data menunjukkan tingkat miskonsepsi materi hukum newton
sebesar 65,2 % dari 23 siswa, atau sekitar 15 siswa yang mengalami miskonsepsi.
Tingkat miskonsepsi ini dikatakan sangat tinggi ditinjaun dari nilai siswa yang
ada pada lampiran 6, dimana skor paling tertinggi itu 11 dan skor paling terendah
33
adalah 2. Tingkat miskonsepsi ini terjadi pada soal nomor 17 dengan presentase
sebesar 60,9 %. Miskonsepsi ini terjadi karena siswa berfikir bahwa dalam materi
hukum 1 newton jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol,
siswa berfikir bahwa benda itu akan selamanya tetap diam. siswa kurang
memahami materi dari hukum 1 newton bahwa tidak selamanya beda tersebut
tetap diam melainkan bergerak lurus berubah beraturan meskipun tidak diberikan
gaya.
Tingkat miskonsepsi yang tinggi lainnya terdapat soal nomor 17,21 dan 23.
Miskonsepsi paling rendah terjadi pada soal nomor 1 dengan jumlah siswa 2
orang. Miskonsepsi ini terjadi karena siswa tidak bisa menganalisis benda yang
bergerak pada bidang datar sehingga mengalami salah pengertian dan menjawab
soal tersebut.
3. Penyebab terjadinya Miskonsepsi
Dari hasil analisis alasan siswa menjawab soal-s0al yang diberikan, setiap
siswa mengalami miskonsepsi pada kasus soal yang berbeda-beda. dari berbagai
macam penyebab miskonsepsi terjadi, yang dapat teranalisis oleh peneliti salah
satunya adalah Siswa salah paham pada materi hukum 1 newton, siswa berfikir
bahwa jika gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol maka benda
tersebut akan tetap diam.
Paul Suparno (2013) menyatakan bahwa ada 5 penyebab dari miskonsepsi
yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, metode mengajar. Hasil analisis dari data
yang didapatkan peneliti, penyebab miskonsepsi dari materi hukum newton adalah
siswa. Hali ini tidak menutup kemungkinan bahwa guru, buku teks dan metode
mengajar juga menyebabkan miskonsepsi dalam penelitian ini, karena kelima
34
penyebab ini berkaitan satu sama lain. Guru, buku teks dan metode mengajar
berperan penting dalam pembentukan konsep fisika yang dimiliki oleh siswa.
Hanya saja keempat penyebab tersebut tidak diketahui secara pasti.
Guru dalam kelas perlu memperhatikan cara mengajar dan menetukan cara
belajar siswa agar kesempatan untuk terjadi miskonsepsi semakin berkurang.
Mendeteksi terjadinya miskonsepsi dengan memberikan banyak test tertulis
maupun lisan, mencari penyebabnya, kemudian mencoba mengatasinya. Agar
siswa mampu belajar dengan paham terhadap materi yang diberikan guru.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Tingkat Miskonsepsi
Tingkat miskosepsi siswa kelas X MIA.2 SMAN 19 Gowa tentang materi
hukum Newton tertinggi dengan besar 65,2 % yang mengalami miskonsepsi
terhadap materi. Miskonsepsi dikatakan tinggi ditinjau juga dari skor tertinggi
siswa yaitu 11 dan skor terendah adalah 2 dari skor maksimumnya adalah 100.
Hal ini membuktikan bahwa sebagian besiswa X MIA.2 SMAN 19 Gowa tidak
memahami materi hukum Newton.
2. Penyebab Miskonsepsi
Dari hasil analisis data, peneliti menemukan beberapa besar penyebab
terjadinya miskonsepsi siswa X MIA.2 SMAN 19 Gowa terhadap materi hukum
Newton. Penyebab miskonsepsi tersebut adalah siswa salah memahami tentang
materi hukum 1 Newton, siswa belum bisa memahami gaya yang bekerja pada
suatu benda, siswa memberikan intuisi yang salah dikarenakan siswa jarang
mengamati dan tidak bereksperimen tentang peristiwa fisik secara langsung.
B. Saran
1. Berdasarkan penelitian pemahaman siswa sangat rendah terhadap materi
Hukum Newton, maka dari itu guru perlu mencari tahu penyebab dari
ketidakpahaman siswa terhadap materi hukum newton.
2. Pembelajaran dikelas lebih meningkatkan pemahaman konsep dan guru
mampu mendeteksi terjadinya miskonsepsi dengan memberikan banyak
36
latihan atau tes baik secara lisan maupun tertulis, untuk menemukan
penyebab miskonsepsi dan mencoba untuk mengatasi miskonsepsi
tersebut.
3. Sebelum melakukan tes tertulis sebaiknya siswa di ingatkan kembali
tentang materi yang mau diujikan agar benar tes tertulis benar-benar
mengukur kemampuan siswa.
4. Sebaiknya menggunakan banyak soal dalam 1 sub topik, agar lebih
menggalih miskonsepsi siswa tentang materi yang diajarkan.
5. Menggunakan acuan yang bisa menjawab tujuan secara valid atau benar.
37
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris, Asep Jihad. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
Arikunto, K. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ball, R., and P. Brown. 1968. “ An Empirical Evaluation of Accounting Income
Numbers”. Journal of Accounting Research : Hal, 159-178. Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives The
Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green and Co.
Chittle Borough, G. D. & Treagust D. F. 2006. The Modeling Ability of Non-
Major Chemistry Studens and Their Understanding of the Sub-Microscopic Level. Chemistry Education Research and Practice. 274-292.
Chonstantika, A, L. 2012. Penerapan Pembelajaran Model Make A Match
Disertai Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin Tahu, dan Prestasi Belajar pada Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X-6 di SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.
Dahar, R. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Dimas Ardya R.S, Harina Fitriyani. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of Response Index pada Operasi Hitung Bilangan. Jurnal Pendidikan Matematika.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Fakhruddin, dkk.2012. Analisis Miskonsepsi pada Pelajaran Fisika dikelas XII
SMA/MA Kota Duri.Vol 3 N0 1. Jurnal Pendidikan Matematika. Fitria Analisa.2014.Miskonsepsi Mahasiswa dalam Menentukan Grup pada
Struktur Al Jabar Menggunakan Certanty Of Response Index (CRI).Vol.01 no.2 Hal 15. Jurnal Pendidikan Matematika.
Gumilar.S.2016.Analisis Miskonsepsi Gaya menggunakan Certainty of Response
Index (CRI).Vol 2 N0 1. Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika.
38
Hasan, S, dkk. 1999. Misconseptions and The Certainty of Response Index (CRI). Phys, Educ. 34 (5), PP. 294-299.
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta
: Kepel Press. Irawan Edi, dkk. 2012. Analisis Miskonsepsi Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan
pada Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika Pokok Bahasan Logika ditinjau dari Gaya Kognitif Mahasiswa. Vol 2 No 1. Jurnal Pendidikan Matematika.
Lusiana Naning.2015.Analisis Miskonsepsi Siswa Pokok Bahasan Momentum dan
Impuls di Kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.Jurnal Pendidikan Fisika.
Murni.D,Suratni. 2012. Penggunaan Teknik Certainty of Response Index untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Mata Kliah Biologi umum. Vol 5 Hal 64-69. Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Eksata.
Sadia, dkk. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Terhadap
Penurunan Miskonsepsi Fisika Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Bebandem. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesa. 4 (1).
Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Sudijono, A. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supanto Paul.2013.Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Fisika.Jakarta:Grasindo. Purba, M. 2008. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Erlangga : Jakarta. Putra Irsyaf Eka, dkk. 2016. Analisis Miskonsepsi dan Upaya Remediasi
Pembelajaran Listrik Dinamis dengan Menggunakan Media Pembelajaran Lectura Inspire dan Phet Simulasi di SMAN Unggul Tunas Bangsa. Vol 4 No 02. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia.
Tayubi, Y. R. 2005. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika dengan
Menggunakan CRI ( Certainty of Response Index ). Laporan Akhir Penelitian Hibah Due-Like UPI Tahun 2005. UPI. Bandung.
Wisudawati, A.W & Sulistyowati Eka. 2015. Metodologi Pembelajaran
IPA.Jakarta:Bumi Aksara.
39
L
A
M
P
I
R
A
N
40
LAMPIRAN 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Tes Hasil Miskonsepsi Siswa
41
Lampiran 1.1
KISI-KISI TES HASIL MISKONSEPSI SISWA
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 19 GOWA
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester: : X MIA/ II
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Indikator Tingkat
Kesulitan
Soal Jawaban dan Pembahasan Skor
Menganalisis benda yang bergerak pada bidang datar
C2
1. Benda A dan B terletak diatas lantai licin. Massa benda A tiga kali massa benda B. jika pada kedua benda bekerja gaya mendatar yang sama, maka perbandingan percepatan antara benda A dan benda B adalah….
A. 1 : 6 B. 1 : 3 C. 1 : 1 D. 2 : 3 E. 1 : 4
Alasan :
Pembahasan : a = F/m a dan m berbanding terbalik Jawaban : B
1
C4
2. Selama 10 sekon kecepatan sebuah truk yang massanya 5 ton mengalami perubahan dari 5 m/s menjadi 15 m/s. Besarnya gaya yang menyebabkan perubahan
Pembahasan : Diketahui : t = 10 sekon m = 5 ton V1 = 5 m/s V2 = 15 m/s Ditanyakan : F =……. ?
1
42
kecepatan tersebut adalah…..
A. 5.000 N B. 6.000 N C. 7.000 N D. 8.000 N E. 9.000 N
Alasan :
Penyelesaiannya :
Jawaban : A
Menganalisis gaya yang bekerja pada bergerak vertical keatas
C4
3. Sebuah benda dengan massa 2 kg diikat dengan seutas tali dan diputar vertical dengan lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 0,5 m. Jika kecepatan sudutnya 6 rad/s. Besar tegangan tali di titik terendah adalah…..
A. 51 N B. 61 N C. 38 N D. 64 N E. 56 N
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : m = 2 kg R = 0,5 m W2 = 6 rad/s
Ditanyakan : T = …….? Penyelesaiannya :
Jawaban : C
1
Menganalisis hubungan antara gaya dengan massa
C4
4. Silalahi yang bermassa 60 kg berada dalam sebuah lift yang sedang bergerak kebawah dengan percepatan 3 m/s. Besarnya gaya desakan kaki Silalahi pada lantai lift adalah…..
A. 420 N B. 430 N C. 520 N D. 530 N E. 600 N
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : m = 60 kg a= 3 m/s Ditanyakan : N = ……? Penyelesaiannya : N = m.(g – a ) N = 60 ( 10- 3 ) = 60 . 7 = 420 N Jawaban : A
1
43
Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya gesekan statis )
C2
5. Koefisien gesek statis antara sebuah lemari dengan lantai kasar suatu bak truk sebesar 1. Besarnya percepatan maksimum yang boleh dimiliki truk agar lemari tetap diam terhadap bak truk adalah…..
A. 1 m/ B. 5 m/ C. 10 m/ D. 15 m/ E. 7 m/
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : µ= 1 g= 10 m/s2
Ditanyakan : a = ……? Penyelesaiannya : a = µ.g a = 1.10 = 10 m/s2 Jawaban : C
1
Menganalisis hubungan antara gaya dengan massa
C2
6. Sebuah mobil bermassa 1500 kg bergerak dengan percepatan 5 m/ . Gaya yang harus diberikan oleh mesin mobi tersebut adalah…..
A. 300 N B. 750 N C. 3000 N D. 7500 N E. 75000 N
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : m= 1500 kg a= 5 m/ Ditanyakan : F = …….? Penyelesaiannya : F = m.a = 1500.5 = 7500 N Jawaban : D
1
C1
7. Dalam system cgs satuan gaya adalah dyne, sedangkan dalam satuan SI satuan gaya adalah newton (N). Konversi satuannya adalah 1 N sama dengan…..
A. 10-5dyne B. 101dyne
Pembahasan : N = kg.m/s2 Dyne = g .cm/s2 Jawaban : B
1
44
C. 102 dyne D. 103 dyne E. 105 dyne
Alasan :
Memahami materi tentang hukum 1 Newton
C2
8. Berdasarkan hukum 1 Newton. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol, kemungkinan benda tersebut akan…..
A. Diam B. Bergerak
lurus beraturan
C. Bergerak lurus berubah beraturan
D. Diam atau bergerak lurus beraturan
E. Diam atau bergerak lurus berubah beraturan Alasan :
Pembahasan : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda nol, maka benda tersebut akan diam atau bergerak lurus berubah beraturan. Jawaban : E
1
Menganalisis hubungan antara gaya,massa dan percepatan
C3
9. Sebuah bola dipengaruhi gaya tetap sebesar 5 N. Jika massa bola 0,5 kg, percepatan yang dialami bola adalah…..
A. 10 m/s² B. 25 m/s² C. 5 m/s² D. 0,25 m/s² E. 1 m/s²
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : F= 5 N m= 0,5 kg Ditanyakan : a = ……? Penyelesaiannya : a= F/m = 10 Jawaban : A
1
45
Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda
C3
10. Dua buah benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 3 kg dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol licin (massa tali diabaikan). Jika percepatan gravitasi bumi ditempat itu 10 m/s² , maka besarnya tegangan tali adalah…..
A. 20 N B. 21 N C. 22 N D. 23 N E. 24 N
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : mA = 2 kg mB = 3 kg g = 10 m/s² Ditanyakan : T = ……? Penyelesaiannya :
Jawaban : E
1
Menganalisis hubungan anatara gaya,massa dan percepatan
C2
11. Suatu balok bermassa 10 kg berada diatas papan yang licin sempurna. Balok tersebut ditarik mendatar oleh gaya sebesar 40 N, maka percepatan yang dialami oleh balok sebesar…..
A. 4 m/s² B. 10 m/s² C. 40 m/s² D. 100 m/s² E. 400 m/s²
Pembahasan : Diketahui : m = 10 kg F = 40 N Ditanyakan : a = ……? Penyelesaiannya : a = F/m = 40/10 = 4 m/s2
Jawaban : A
1
46
Alasan :
Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang miring
C3
12. Sebuah balok diletakkan diatas bidang miring dengan kemiringan 60º. Massa balok 4 kg. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s², maka gaya normal bidang terhadap balok sebesar…..
A. 10 N B. 20 N C. 25 N D. 30 N E. 50 N
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : Cosθ = 60º m = 4 kg g = 10 m/s² Ditanyakan : N = ……? Penyelesaiannya : N = w.cosθ = 40.cos 60 = 40 . ½ = 20 N Jawaban : B
1
Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya gesekan )
C4
13. Benda 5 kg berada diatas papan yang licin sempurna tanpa adanya gaya gesek. Jika balok ditarik gaya sebesar 50 N dengan sudut 60º terhadap arah horizontal, gaya tersebut bekerja selama 4 detik dan benda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda tersebut adalah…..
A. 10 m/s B. 20 m/s C. 25 m/s D. 40 m/s E. 50 m/s
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : F = 50 N Cos 60º T = 4 detik Ditanyakan : vt = ….. ? Penyelesaiannya :
Jawaban : C
1
14. Sebuah mainan mobil-mobilan mempunyai massa 0,5 kg ditarik dengan gaya
Pembahasan : Diketahui : m = 0,5 kg F = 2 N Cosθ = 30o
47
C3
sebesar 2 N dengan arah membentuk sudut 30o terhadap lantai. Jika semula diam, jarak yang ditempuh dalam waktu 5 detik adalah…..
A. 10 m B. 10 √3 m C. 25 m D. 25 √3 m E. 50 m
Alasan :
Ditanyakan : S = ….. ? Penyelesaiannya : a = F.cosθ / m = (2.1/2√3) / 0,5
=2√3 m/s2
s = ½ a.t2 = ½ . 2√3. 25 = 25√3 m Jawaban : D
1
C4
15. Suatu benda dengan massa 10 kg berada dipapan yang licin sempurna bergerak tanpa ada gesekan. Benda ditarik oleh suatu gaya sebesar 40 N dengan arah mendatar, maka besar percepatan yang dialami oleh benda tersebut adalah…..
A. 4 m/s B. 10 m/s C. 40 m/s D. 100 m/s E. 400 m/s
Alasan :
Pembahasan : Diketahui : m = 10 kg F = 40 N Ditanyakan : a = …… ? Penyelesaiannya : a = F/m = 40/10 = 4 m/s2 Jawaban : A
1
C3
16. Sebuah mobil massanya 1,5 ton bergerak dengan kelajuan 72 km/jam. Mobil itu tiba-tiba direm dengan gaya pengereman sebesar F = 2,4 × 10 N hingga berhenti. Jarak yang ditempuh mobil tersebut
Pembahasan : Diketahui : m = 1,5 ton Kelajuan = 72 km/jam F = 2,4 × 10 N Ditanyakan : S =…. ? Penyelesaiannya : a = F/m = 24000/1500 = 16 m/s2 vt
2 = v02 -2as
0 = 400 – 2.16.s S = 400/32 = 12,5 m
1
48
mulai direm sampai berhenti adalah.....
A. 6 m B. 7,5 m C. 10 m D. 12,5 m E. 15 m
Alasan :
Jawaban : D
C1
17. Besar gaya gesekan yang bekerja pada benda yang bergerak pada bidang miring kasar, jika gaya gesekan dengan udara diabaikan, tidak tergantung pada…..
A. Berat benda B. Sudut
miring bidang terhadap horizontal
C. Kekasaran permukaan bidang
D. Kecepatan gerak benda
E. Massa benda Alasan :
Jawaban ; D
1
Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda
C2
18. Massa seorang astronot dibumi 60 kg. Jika gaya gravitasi bulan 1/6 gaya gravitasi bumi, maka berat astronot dibulan adalah…..
A. 10 N B. 50 N C. 100 N D. 300 N E. 500 N
Pembahasan : Diketahui: m = 60 Kg Gravitasi bulan = 1/6 gaya gravitasi bumi Ditanyakan : W =….? Penye;esaiannya : W = 1/6 . 600 = 100 N Jawaban : C
1
49
Alasan :
Memahami materi pada hukum 1 Newton
C2
19. Bila resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, maka pernyataan dibawah ini yang benar adalah…..
A. Kecepatan selalu tetap meski waktunya berubah-ubah
B. Percepatannya selalu tetap meski waktunya berubah-ubah
C. Kecepatannya selalu berubah-ubah meski waktunya tetap
D. Percepatannya selalu berubah-ubah meski waktunya tetap
E. Percepatannya selalu tetap meski kecepatannya berubah-ubah Alasan :
Pembahasan: ƩF = 0 Kondisi ini berlaku pada benda diam atau benda bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap.
Jawaban : A
1
Menganalisis hubungan anatara gaya,
20. Sebuah benda yang semula diam bergerak dengan percepatan tetap selama 10 sekon. Jika jarak yang
Pembahasan :
50
massa dan percepatan
C2
ditempuh 50 m dan massa benda 5 kg, maka besar gaya yang bekerja adalah…..
A. 10 N B. 20 N C. 30 N D. 40 N E. 50 N
Alasan :
Jawaban : A
1
C3
21. Sebuah truk dengan massa 2.000 kg melaju dengan kecepatan 36 km/jam, kemudian menabrak sebuah pohon dan berhenti dalam waktu 0,1 sekon. Gaya rata=rata pada truk selama berlangsung tabrakan adalah…..
A. 200 N B. 3000 N C. 20.000 N D. 200.000 N E. 2.000.000 N
Alasan :
Pembahasan :
Jawaban : D
1
C3
22. Sebuah mobil mula-mula melaju dengan kecepatan 72 km/jam diatas jalan raya. Jika koefisien gesek antara ban dengan jalan 0,8, jarak temuh mobil sejak direm hingga berhenti adalah…..
A. 10 m
Pembahasan :
1
51
B. 15 m C. 20 m D. 25 m E. 40 m
Alasan :
Jawaban : D
C4
23. Pada dua benda terpisah sejauh R bekerja dengan gaya Tarik sebesar F, jika jarak kedua benda diubah menjadi 3R, maka besar gaya tariknya menjadi…..
A. F/9 B. F/3 C. 3 F D. 6 F E. 9 F
Alasan :
Pembahasan : Diketahui :
Jawaban : A
1
Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda
C4
24. Sebuah balok bermassa 5 kg ( berat w = 50 N ) digantung dengan tali dan diikatkan pada atap. Jika balok diam maka berapakah tegangan talinya…..
A. 10 N B. 20 N C. 30 N D. 40 N
Pembahasan : Karena balok diam, maka berlaku hokum 1 Newton yaitu sebagai berikut : ΣF = 0 T – w = 0
T – 50 = 0
T = 50 N
Jadi, gaya tegangan tali yang bekerja pada balok tersebut adalah
1
52
E. 50 N Alasan :
50 Newton.
Jawabannya: E
Menganalisis hubungan antara gaya dengan massa
C4
25. Sebuah truk dapat menghasilkan gaya sebesar 7000 N. Jika truk tersebut dapat bergerak dengan percepatan 3,5 m/s2 , maka tentukan massa truk tersebut…..
A. 1 ton B. 1,5 ton C. 2 ton D. 2,5 ton E. 3 ton
Alasan :
Pembahasan: Diketeahui: ΣF = 7000 N
a = 3,5 m/s2
Ditanyakan: m = …?
Jawab:
M = ΣF A
M = 7000 3,5
m = 2000 kg = 2 ton
Jadi, massa truk tersebut adalah 2 ton.
Jawabannya : C
1
53
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Tes Hasil Miskonsepsi Siswa sebelum uji coba
2. Tes Hasil Miskonsepsi Siswa setelah uji coba
54
Lampiran 2.2 Tes Hasil Belajar Fisika Sebelum Uji Coba
TES PILIHAN GANDA DENGAN MENGGUNAKAN INDEX KEYAKINAN CRI
Nama :
Kelas :
Alokasi Waktu : 2 × 45 Menit
PETUNJUK
1. Tulislah identitas Anda kedalam lembar jawaban yang telah disediakan 2. Tersedia waktu 90 menit untuk mengerjakan tes tersebut (disesuaikan) 3. Jumlah soal 25 butir, pada setiap butir soal terdapat 5 pilihan jawaban untuk
setiap soal 4. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar pada
lembar jawaban yang telah disediakan 5. Kemudian memberikan alasan memilih jawaban tersebut dengan cara memilih
Skala Respon Certainty of Response Index, yaitu: a. Skala 0 (Menebak) b. Skala 2 ( Ragu-ragu) c. Skala 3 (Yakin)
6. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikembalikan kepada Guru
55
Soal Pilihan Ganda
1. Benda A dan B terletak diatas lantai licin. Massa benda A tiga kali massa benda B. jika pada kedua benda bekerja gaya mendatar yang sama, maka perbandingan percepatan antara benda A dan benda B adalah….
A. 1 : 6 B. 1 : 3 C. 1 : 1 D. 2 : 3 E. 1 : 4
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
2. Selama 10 sekon kecepatan sebuah truk yang massanya 5 ton mengalami perubahan dari 5 m/s menjadi 15 m/s. Besarnya gaya yang menyebabkan perubahan kecepatan tersebut adalah…..
A. 5.000 N B. 6.000 N C. 7.000 N D. 8.000 N E. 9.000 N
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
3. Sebuah benda dengan massa 2 kg diikat dengan seutas tali dan diputar vertical dengan lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 0,5 m. Jika kecepatan sudutnya 6 rad/s. Besar tegangan tali di titik terendah adalah…..
A. 51 N B. 61 N C. 38 N D. 64 N E. 56 N
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin 4. Silalahi yang bermassa 60 kg berada dalam sebuah lift yang sedang
bergerak kebawah dengan percepatan 3 m/s. Besarnya gaya desakan kaki Silalahi pada lantai lift adalah…..
56
A. 420 N B. 430 N C. 520 N D. 530 N E. 600 N
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
5. Koefisien gesek statis antara sebuah lemari dengan lantai kasar suatu bak truk sebesar 1. Besarnya percepatan maksimum yang boleh dimiliki truk agar lemari tetap diam terhadap bak truk adalah…..
A. 1 m/ B. 5 m/ C. 10 m/ D. 15 m/ E. 7 m/
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
6. Sebuah mobil bermassa 1500 kg bergerak dengan percepatan 5 m/ . Gaya yang harus diberikan oleh mesin mobi tersebut adalah…..
A. 300 N B. 750 N C. 3000 N D. 7500 N E. 75000 N
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
7. Dalam system cgs satuan gaya adalah dyne, sedangkan dalam satuan SI satuan gaya adalah newton (N). Konversi satuannya adalah 1 N sama dengan…..
A. 10-5dyne B. 101dyne C. 102 dyne D. 103 dyne
57
E. 105 dyne Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
8. Berdasarkan hokum 1 Newton. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol, kemungkinan benda tersebut akan…..
A. Diam B. Bergerak lurus beraturan C. Bergerak lurus berubah beraturan D. Diam atau bergerak lurus beraturan E. Diam atau bergerak lurus berubah beraturan
Alasan :
Menebak Ragu-Ragu Yakin
9. Sebuah bola dipengaruhi gaya tetap sebesar 5 N.
Top Related