KASUS 3
PENYAKIT JANTUNG DEGENERATIF
Tn. Badu seorang pensiunan PNS beragama islam dengan pendidikan terakhir sarjana.
Mengeluh nyeri dada 10 jam SMRS, klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri. Nyeri seperti
ditekan beban berat. Nyeri menjalar ke bagian lengan kiri dan punggung, nyeri pada dagu
dan terasa terus menerus. Klien mengeluh mual, muntah, dan keringat dingin. Skala nyeri
dirasakan oleh klien sangat nyeri dan pada skala 10 (rentang 1-10).
A. RIWAYAT KESEHATAN LALU
Klien memiliki riwayat hyperlipidemia, riwayat merokok 2bks/ hari mulai berkurang 7
bulan yang lalau.
B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, DM atau
hipertensi.
C. DATA PSIKOLOGIS, SOSIAL ,DAN SPIRiTUAL
Emosi stabil bila menghadapi masalah. Klien membicarakan dengan istri dan anak-
anaknya. Klien mengatakan merasa cemas tentang keadaan dirinya yang didiagnosa
penyakit jantung. Klien merupakan seorang kepala keluarga. Menurut klien, hubungan
klien dengan keluarga dan orang lain baik. Klien beragama island an taat menjalankan
sholat 5 waktu. Klien menyadari sakitnya merupakan cobaan dari Allah SWT.
D. SETALAH DILAKUKUAN PENGKAJIAN FISIK :
Dinyatakan : keadaan umum tamp[ak sakit, kesadaran compos mentis E4M6V5, BP
=120/90 mmHg, P= 80x/ menit, T=36,5 C, TB= 160cm, BB= 80kg. bunyi jantung S1
terdengar jelas pada ICS V kiri pada garis midklavikula. Bunyi jantung S2 terdengar jelas
pada ICS II parasternal kiri dan kanan. Bunyi jantung murni regular, tidak ada gallop.
Akral teraba hangat, CRT > 4s, edema tidak ada, tidak ada clubbing finger, rontgen
dada terdapat pembesaran jantung kiri. EKG : ST elevasi I, II, III, aVF.
E. PENGELOLAAN KOLABORATIF
OKSIGEN = 2LTR/ MENIT ● Ca glukonas 1amp
Pethidine =2mg
Fortanes =30mg/ 30cc
Aspilet =2x1 tablet
KCl =25meq dalam 4 jam pertama
STEP I
1. Hyperlipidemia (venti)
2. Clubbing finger (Tiktik)
3. Pethidine (Sylvia)
4. Midklavikula (Tiktik)
5. CRT (Teguh)
6. Kesadaran compos mentis (Tiktik)
7. Fortunes (Venti)
8. Aspilet (Suci A)
Jawaban
1. Hyperlipidemia merupakan kelebihan lemak dalam darah meliputi kolesterol dan
trigliserida (tiktik)
2. Clubbing finger merupakan jari tangan yang menebal dibagian lunak dibawah kulit
(Twenty)
3. Pethidine merupakan salah satu obat untuk penyakit jantung(Ulan)
4. Midklavikula merupakan garis tengah dari klavikula (suci P)
5. CRT = Capillary Refill Time (Sylvia)
6. Kesadaran compos mentis = kesadaran penuh (Tarina)
7. -
8. Aspilet merupakan salah satu obat untuk penyakit jantung (ulan)
STEP II
1. Kenapa klien CRT . 4s ? (Tarina)
2. Apa hubungan hyperlipidemia dengan penyakit jantung ?
3. Apa yang menyebabkan skala nyeri klien mencapai nskala 10 ? (Sylvia)
4. Kenap nyeri menjalar ke lengan kiri dan punggung dan kenapa nyeri terasa terus
menerus ? (Tiktik)
5. Apa hubungannya mual dan muntah dengan penyakit jantung ?
6. Kenapa CRT > 4s padahal akral teraba hangat ? (Sylvia)
7. Kenapa klien mengalami seranga jnatung ?
8. Kenapa hasil rontgen dada menunjukan pembesaran jantung kiri ?
9. Kenapa bunyi jantung S! terdengar dengan jelas ? (Teguh)
10. Apa hubungannya riwayat merokokm klien dengan penyakit yang diderita sekarang ?
STEP III
1. Karena klien hyperlipidemia mengalami penyumbatan pembuluh darah sehingga untuk
pengisian kembali drah ke kapiler terhambat.
2. Kelebihan lemak dalam darah dapat menyumbat pembuluh darah ke jantung.
3. Karena pengaturan skala nyeri disesuaikan dengan keterangan klien, dalam kasus ini
klien baru pertama kali menderita penyakit jantung.
4. Karena jantu8ng melekat pada sternum, diafragma dan tulang vertebrata, sehingga
punggung terasa nyeri.
-karena lengan kiri dan tulang vertebra tumbuh secar bersamaanpada masa embrio.
5. Karena nyeri yang dirasakan sangat hebat dan dapat menyebabkan syaraf
parasimpatios menurun sehingga menebabkan mual dan muntah.
6. Karena suhu permukaam ekstremitassedikit dipengaruhi oleh suhu lingkungan sehingga
adanya penyumbatan pembuluih darah kurang mempengaruhi suhu akral.
7. Karena hyperlipidemia dan riwayat merokok.
8. Karena jantung sebelah kiri merupakan pemompa darah sirkulasi sistemik maka beban
jantung kiri lebih berat daripada jantung kanan.
9. Bunyi jantung S1 sudah seharusnya terdengar dengan jelas.
10. Karena darah dari paruparu yang seharusnya kaya akan oksigen tercampuir dengan zat
racun dari rokok.
STEP IV
STEP V
LO :
1. Pethidine
2. Aspilet
3. fortanes
STEP VII
LO
1. pethidine merupakan obat pereda nyeri (golongan analgesic)
2. aspilet merupakan merk dagang dari aspirin, mengandung asam asetil salisilat yang
berfungsi untuk angina, infark miokard, demam dan nyeri
IMA definisi
Anfis jantung
jenis
Aspek legal etik
penatalaksanaanAskep
penkes
etiologi
Manifestasi
klinis
patofisiologi
3. fortunes merupakan sejenis obat penenang.
ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang memilik empat ruang
yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung
terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran
kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya (Ethel, 2003: 228).
PELAPIS JANTUNG
1. perikardium : kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma,
sternum dan pleura yang membungkus paru-paru. Di dalam perikardium terdapat dua
lapisan yakni lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.
Pericardium digadi menjadi 2 :
Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
2. Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal
(Ethel, 2003: 228-229).
DINDING JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan
ikat.
Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi utnuk memompa
darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri besar.
Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi pembuluh darah
yang memasuki dan meninggalkan jantung (Ethel, 2003: 229).
RUANG-RUANG JANTUNG
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut
atrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Atrium kanan dan kiri atas
yang dipisahkan oleh septum intratrial, ventrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh
septum interventrikular.
1. Atrium ( serambi)
Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah
kembali ke jantung.
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub dan
selanjutnya ke paru. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung
Atrium kiri terletak di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari
atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal.Atrium kanan menerima darah yang
kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah
mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui
aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel (bilik)
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus
papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang
disebut korda tendinae.
Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung.Ventrikel
kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan
mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
Ventrikel kiriterletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Ventrikel kari
menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
KATUP-KATUP JANTUNG
1. Katup atrioventrikuler (trikuspid)
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang
terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup ( Mitral).
Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan
mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2. Katup Semilunar
Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan.
Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang
simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke
arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup
terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih
tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri
3. Katup Bikuspid
Katup ini terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
TANDA-TANDA PERMUKAAN
1. Sulkus Koroner (atrioventrikular) mengelilingi jantung diantara atrium dan ventrikel.
2. Sulkus Interventrikular anterior dan posterior, memisahkan ventrikel kanan dan ventrikrl
kiri (Ethel, 2003: 230)
RANGKA FIBROSA JANTUNG
Tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas septum interventrikular
dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonar dan aorta
(Ethel, 2003: 230).
PEMBULUH DARAH KORONER
1. Arteri, dibagi menjadi 2 :
Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar menjadi: left
anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)
Right Coronary Arteri
2. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.
A. FISIOLOGI DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
Secara garis besar fungsi sistem kardiovaskular:
1. Alat transportasi O2, CO2, hormon, zat-zat makanan, sisa metabolisme ke dan dari
jaringan tubuh.
2. Pengatur keseimbangan cairan.
Darah yang terdapat di dalam jantung selalu mengalami proses sirkulasi , baik
sirkulasi pulmonalis (sirkulasi paru), sirkulasi sitemik (sirkulasi umum), ataupun sirkulasi
porta hati.
Gambar II.... Sirkulasi darah di jantung
1. Sirkulasi Pulmonal
Gambar II....Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonalis adalah sirkulasi darah dari ventrikel kanan jantung masuk ke
paru-paru kemudian kembali ke atrium kiri. Mekanismenya adalah :
Aliran darah dari ventrikel kanan – katup pulmonalis - arteri pulmonalis - paru-paru -
vena pulmonalis – atrium kiri.
Arteri pulmonal mengandung darah yang tidak teroksigenasi, sedangkan vena
pulmonal mengandung darah teroksigenasi. Dalam paru-paru, arteri pulmonalis
membagi lagi menjadi arteri yang lebih kecil, arteriol dan kapiler. Jadi, ciri-ciri sirkulasi
Pulmonal adalah :
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek.
2. Sirkulasi sistemik
Gambar II... Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik adalah sirkulasi darah yang dimulai pada saat darah dipompa
keluar dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh dan kembali ke atrium kanan
jantung melalui vena cava superior dan inferior. Mekanismenya adalah : Aliran darah
dari ventrikel kiri – katup aortic - aorta - arteri - arteriola - kapiler - venula - vena - vena
cava inferior dan superior - atrium kanan .
Jadi, ciri-ciri sirkulasi Sistemik adalah :
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang.
3. Sirkulasi porta hati
Sirkulasi porta hati merupakan sirkulasi darah dari kapiler atau organ
pencernaan yang mengalami proses penyaringan toksin di dalam hati/hepar sebelum
masuk kembali ke jantung. Mekanismenya adalah : aliran darah dari kapiler/ organ
digestif – vena porta hepatica – proses penyaringan – kapiler hati (sinusoid) – vena cava
superior/inferior – atrium kanan.
Pada keadaan normal, jumlah darah yang dipompa oleh jantung sesuai dengan
jumlah darah yang masuk kembali ke jantung, yaitu sebesar 5 liter/menit dan dapat
meningkat saat melakukan olahraga berat sampai dengan 25-25 liter/menit.
Selama masa kehidupan janin, seluruh kebutuhan oksigenasi disuplai oleh
plasenta ibu dan paru-paru janin berada dalam keadaan kolaps sehingga tekanan
oksigen di aorta lebih kecil daripada tekanan di arteri pulmonar. Oleh karena itu, seluruh
darah arteri pulmonar memintas paru-paru melalui arteri khusus yang menghubungkan
arteri pulmonalis dan aorta yang disebut ductus arteriosus.
Pada bayi yang normal, segera setelah dilahirkan, ductus arteriosus ini akan
menutup/mengerut akibat tekanan oksigen di aorta lebih besar daripada tenan di arteri
pulmonalis sehingga terjadi kontraksi otot ductus. Sedangkan pada bayi dengan PDA,
ductus arteriosus ini tidak menutup atau hanya menutup sebagian akibat tidak adanya
sensor oksigen yang normal pada otot ductus atau karena kelemahan otot ductus. Hal
ini mengakibatkan darah aorta yang teroksigenasi masuk ke arteri pulmonar dan
bercampur dengan darah yang belum teroksigenasi menuju paru-paru. Oleh karena itu,
terjadi peningkatan sirkulasi pulmonar dan penurunan sirkulasi sistemik yang
mengakibatkan jaringan tubuh kurang / tidak mendapatkan suplai darah yang
mengandung banyak oksigen dan nutrien. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
ekstremitas dingin. Selain itu, peningkatan sirkulasi pulmonar mengakibatkan jumlah
darah yang mengalir melalui paru-paru dan masuk ke atrium kiri meningkat bahkan
darah memasuki jantung kiri dua kali atau lebih dalam setiap sirkulasi sistemik yang
mengakibatkan terjadinya hipertropi jantung kiri.
Gambar II... Perbandingan jantung normal dan penderita PDA
FISIOLOGI JANTUNG
Sistem Pengaturan Jantung
Gambar II....Sistem Konduksi Jantung
a. Serabut purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.
b. Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu masa jaringan otot jantung khusus yang
terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena cava
superior. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu
kontraksi jantung.
c. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) berfungsi untuk menunda impuls seperatusan
detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
d. Berkas A-V berfungsi membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel.
Siklus jantung
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut
jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung
(Guyton&Hall, 1997: 137). Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole)
dan relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi
jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan
pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran
darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
Gambar II.... Siklus Jantung
Peristiwa mekanik dalam siklus jantung :
a. selama masa
diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama- sama rendah, tetapi
tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.
(1) atrium secara pasif terus – menerus menerima darah dari vena
(vena cava superior dan inferior, vena pulmonar).
(2) darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V
yang terbuka.
(3) Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel
mengembang untuk menerima darah yang masuk.
(4) Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan
dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.
(5) Sekitar 75% pengisian ventrikular berlangsung sebelum sistole
atrial.
b. Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 25% ke
dalam ventrikel.
c. Sistole ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk
segera menutup.
d. Pengeluaran darah ventrikular ke dalam aorta
(1) Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir
darah yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml.
(2) Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120 ml) dan volume
sistole akhir (50 ml)
e. Diastole ventrikular
(1) Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun
tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta sehingga katup semilunar menutup (bunyi
jantung kedua).
(2) Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
(3) Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik
karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun
tajam dari 100 mmHg samapi mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V
membuka dan siklus jantung dimulai kembali.
Bunyi jantung
Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat
didengar melalui stetoskop. “Lup” mengacu pada saat katup A-V menutup dan “dup”
mengacu pada saat katup semilunar menutup.
Ada beberapa macam bunyi jantung, yaitu :
S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup A-V karena vibrasi pada dinding ventrikel dan arteri; dimulai pada
awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pada awal relaksasi/ diastol ventrikel akibat
tekanan ventrikel kiri dan kanan lebih rendah dari tekanan di aorta dan arteri pulmonal.
S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel karena darah masuk ke ventrikel secara tiba-tiba pada
saat pembukaan A-V, pada akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak
dengan dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
S4
terjadi akibat osilasi darah dan rongga jantung yang ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Bunyi
jantung ini jarang terjadi pada individu normal.
Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang
berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup
seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup
yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.
Frekuensi jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 sampai 100 denyut per menit,
dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus
jantung berlangsung selama 0,8 detik : sistole 0,5 detik dan diastole 0,3 detik.
Peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit disebut
takikardia. Sedangkan penurunan frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per
menit disebut brakikardia.
Pengaturan frekuensi jantung
a. Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan
saraf otonom:
1. Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla
oblongata.
(a) Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung. Impuls ini
menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.
(b) Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi
pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V
dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.
2. Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata.
(a) efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.
Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.
(b) ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi
pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui
nodus V-A.
3. Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan
impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.
b. Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal dari
reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.
1. Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap
perubahan tekanan darah.
(a) peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
memperlambat frekuensi jantung.
(b) penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat
medular.
2. Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan
darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi
jantung untuk mempertahankan tekanan darah.
c. Pengaruh lain pada frekuensi jantung
1. frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan,
seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari
sistem saraf pusat.
2. fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium,
kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat
atau berkurang.
Curah Jantung
a. Definisi
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per
menit. Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang
lebih 5 L per menit pada laki-laki berbadan sedang dan kurang 20 % pada perempuan.
b. Perhitungan curah jantung
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup
c. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
(1) aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit
yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah
kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
(2) Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-
nya berdasarkan alasan berikut:
a. peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic
b. peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial
ventrikel
c. semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi
(dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi
semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.
(3) Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah jantung
a. pompa otot rangka.
Vena muskular memiliki katup-katup, yang memungkinkan darah hanya mengalir
menuju jantung dan mencegah aliran balik. Konstraksi otot-otot tungkai membantu
mendorong darah ke arah jantung melawan gaya gravitasi.
b. Pernafasan.
Selama inspirasi, peningkatan tekanan negatif dalam rongga toraks menghisap udara ke
dalam paru-paru dan darah vena ke atrium.
c. Reservoir vena.
Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang tersimpan dalam limpa, hati, dan
pembuluh besar, kembali ke jantung saat curah jantung turun.
d. Gaya gravitasi di area atas jantung membantu aliran balik vena.
(4) Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung :
a. perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi tegak, memindahkan darah
dari sirkulasi pulmonary ke vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada frekuensi
jantung dan tekanan darah dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
b. Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi dan volume darah
rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan curah jantung.
c. Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonary memaksa
ventrikel bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin
besar tahanan yang harus dihadapi ventrikel yang berkontraksi, semakin sedikit curah
jantungnya.
(5) Pengaruh tambahan pada curah jantung:
a. Hormone medular adrenal.
Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya
kontraksi sehingga curah jantung meningkat.
b. Ion.
Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan interstisial
mempengaruhi frekuensi dan curah jantungnya.
c. Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat mempengaruhi curah jantungnya.
d. Penyakit kardiovaskular.
Denyut nadi (Denyut arteri)
Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6 sampai 9 m per detik,
sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.
1. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat permukaan kulit
dan dibantali dengan sesuatu yang keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial
pada pergelangan tangan.
2. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri.
Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja pembuluh darah, dan sirkulasi.
Fisiologi Sirkulasi KoronerArteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum dan
atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik ventrikel kiri, sedikit bagian posterior septum dan ventrikel serta atrium kanan. Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh arteri koroner kanan daripada kiri. (cabang sirkumfleks). Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri koroner kiri (cabang sirkumfleks). Dengan demikian, obstruksi arteri koroner kiri sering menyebabkan infark anterior dan infark inferior disebabkan oleh obstruksi arteri koroner kanan.
KONSEP PENYAKIT
DEFINISI
A. Coronary Artery Disease (CAD) merupakn pengerasan dan penebalan dinding
pembuluh darah arteri akibat plak yang dimulai dari lapisan intima pembuluh darah yang
merupakan bagian paling dalam dari pembuluh darah yang kemudian meluas ke lapisan
media dari pembuluh darah yang terjadi karena pengendapan lemak (Tia)
B. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan kerusakn sel jantung yang terjadi mendadak
karena terhentinya aliran darah koro0ner yang sebagian besar disebabkan oleh
thrombus yang menyumbat arteri koronaria ditempat ruptru plak aterosklerosis (Venti)
-penyakiy ini dikarenakan nekrosis( kematian otot jantung) karena kekurangan supply
oksigen yang berlarut-larut.
JENIS
Infark transmural merupakan kematian jaringan pada semua lapisan miokardial.
Infark subendokardial merupakan kematian pada lapisan endokardium
Etiologi
Kegemukan
Merokok
Diabetes mellitus
Kurang olahraga
Hipertensi
Gaya hidup
Genetic
Stress
Kolesterol tinggi
Usia
Adanya lemak yang menunpuk pada arteri koroner sehingga darah yang mengandong
oksigen tidak dapat mengalir ke jantung
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dada terasa tertekan dagu, leher, dan lengan
Mual, nyeri perut
Batuk
Dispneu
Takikardi
Keriongat dingin
Pucat
Hipertensi/hipotensi
Disfungsi tahap akut
Terdapat suara rales
Vena jugukaris meningkat
Bunyi jantung S3 terdengar
Bunyi jantung meningkat
Peningkatan enzim myoglobin dan tropomin
Nyeri terasa terus menerus > 30 menit
PENATALAKSANAAN
EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung
EBCT Peningkatan kadar enzim (kreatin-fosfokinase atau aspartat amino
transferase/SGOT, laktat dehidrogenase/-HBDH) atau isoenzim (CPK-MB)merupakan
indikator spesifik IMA.
Pemeriksaan kolesterol
Pemeriksaan trigiserida serum
Kateterisasi jantung untuk mengetahui karakteristik pembuluh darah dengan cara
memasukan kateter
Rontgen dada untuk menilai ukuran jantung agar mengetahui ada atua tidaknya
pembesaran
Analisa gas darah
Exercise stress test
X-ray
Radionuklida
Ekokardiogram dapat tampak kontraksi asinergi di daerah yang rusak dan penebalan
sistolik dinding jantung yang menurun. Dapat mendeteksi daerah dan luasnya
kerusakan miokard, adanya penyulit seperti anerisma ventrikel, trombus, ruptur
muskulus papilaris atau korda tendinea, ruptur septum, tamponade akibat ruptur
jantung, pseudoaneurisma jantung.
Ultrafast
CT scan
PATOFISIOLOGI
Factor resiko arterosklerosis
Penyempitan lumen arteri
aliran darah arteri koroner
Gang.suplai oksigen ke miokard
Iskemia miokardium
Infark miokardium
Metabolism anaerob
pH sel
Prod. Asam Laktat
NYERI
Iskemia jaringan
Gang. Potensial aksi
Perubahan elektro fisiologi
Resiko aritmia
Infark pada bagian
papilla dan korda
tendinae, septum
ventrikel kiri dan
gang. perikardium
Komplikasi pasca infark
Fungsi ventrikel kiri
gang.
Kontraktilitas :
Daya kontraksi
Perubahan daya
kembang dan gerakan
dinding ventrikel
Currah secukupnya
CO
Mekanisme kompensasi
Disfungsi otot papilaris, defek
septum ventrikel, aneurisma
ventrikel,
ttromboembolisme,perikarditis
Mekanisme kompensasi
Beban ahir&daya dilatasi ventrikel kiri
pembesaran ventrikel kiri
hipertrofi ventrikel kiri
Pengembangan paru tidak
optimal
Pola napas tidak
efektif
Tekanan ventrikel kiri
Kongesti
pulmonalis
Tekanan hidro static > dari
tekanan osmotik
Edema paru
Resiko Kelebihan
volume cairan
Perubahan hemodinamika
progresif
perfusi perifer
perfusi koroner
perfusi paruHipotensi, asidosis,
metabolic dan
hipoksemia
Gang. perfusi jaringan
Syok kardiogenik
Resiko
kematian
Kelemahan fisik
Intoleran
aktivitasKondisi&progress
penyakit
ansietasKurang
pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
A. Biodata Klien
Nama: tn. Badu
Usia: 65tahun
Alamat: -
Jenis Kelamin: Laki-laki
Pendidikan:-
agama:islam
Suku Bangsa:-
Tanggal Masuk dirawat:-
Diagnosis medis: infark miokard akut
B. Identitas penanggung jawab
nama:-
Tempat, tanggal lahir:-
Pekerjaan:-
Alamat:-
Hubungan dengan klien:-
C Keluhan Utama : Nyeri dada
D.Riwayat Kesehatan sekarang:
P: -
Q: seperti di tekan beban berat
R: nyeri menjalar lengan kiri dan punggung, nyeri dagu,nyeri terasa terus menerus
S: 10 (dalam rentang 1-10)
T: nyeri teerus menerus
Nyeri dada sebelah kiri. Nyeri seperti ditekan beban berat. Nyeri menjalar ke bagian lengan kiri dan punggung, nyeri pada dagu. Skala nyeri dirasakan oleh klien sangat nyeri dan pada skala 10 (rentang 1-10). Nyeri terasa terus menerus.
E.Riwayat kesehatan lalu : Klien memiliki riwayat hyperlipidemia, riwayat merokok 2bks/ hari mulai berkurang 7 bulan yang lalau.
F.Riwayat kesehatan keluarga : Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, DM atau hipertensi.
G.Data psikologis, social dan spiritual : Emosi stabil bila menghadapi masalah. Klien membicarakan dengan istri dan anak-anaknya. Klien mengatakan merasa cemas tentang keadaan dirinya yang didiagnosa penyakit jantung. Klien merupakan seorang kepala keluarga. Menurut klien, hubungan klien dengan keluarga dan orang lain baik. Klien beragama island an taat menjalankan sholat 5 waktu. Klien menyadari sakitnya merupakan cobaan dari Allah SWT.
H.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. Kesadaran: Compos mentis
b. Orientasi: -
c. BB: 80kg
d. TB: 160
Tanda-tanda vital
a. Temperatur: 36,5 C
b. Denyut nadi: 80 x/menit
c. Respirasi: -
d. Tekanan Darah: 120/90 mmHg
Pemeriksaan Dada
a. Inspeksi: keadaan umum tampak sakit.
b. Palpasi: eksteremitas hangat, CRT > 4s, edema tidak ada, tidak ada clubbing finger.
c. Perkusi: -
d. Auskultasi: . Bunyi jantung S2 terdengar jelas pada ICS II parasternal kiri dan kanan. Bunyi jantung murni regular, tidak ada gallop.
I.Data penunjang
a.EKG : ST elevasi pada lead I,II,III, aVF
b.Rontgen dada menunjukan pembessaran jantung kiri
II. Analisis Data
DATA YANG ADA ETIOLOGI MASALAHDs :Klien mengeluh nyeri seperti ditekan beban berat yang menjalar ke bagian lengan dan punggung terasa teerus menerusDo :-skala nyeri 10-keadaan umum tampak sakit-kesadaran compos mentis-TTV :
- BP :120/90 mmHg- P : 80x /menit- T : 36.5 C
Dp :-EKG : ST elevasi-rontgen : pembesaran jantung kiri
Hyperlipidemia
Iskemia miokardium
Infark miokard
Metabolism anaerob
pH sel
Prod. Asam laktat
Nyeri
Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Do :-TTV :
- BP :120/90 mmHg- P : 80x /menit- T : 36.5 C
Gang.suplai oksigen ke miokard
Iskemia miokardium
Infark miokard
Daya kontraksi
Perubahan daya kembang dan gerakan
dinding ventrikel
Currah secukupnya
cardiac output
Penurunan curah jantung
Do :Crt > 4sekon
aliran darah arteri koroner
Gang.suplai oksigen ke miokard
Iskemia miokardium
Infark miokard
Daya kontraksi
Perubahan daya kembang dan gerakan
dinding ventrikel
Currah secukupnya
cardiac out put
Perubahan hemodinamika
perfusi perifer
perfusi koroner
perfusi paru
Hipotensi, asidosis, metabolic dan hipoksemia
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan
Ds :Kllien mengtakan merasa
aliran darah arteri koroner kecemasan
cemas tentang keadaan dirinya yang didiagnosa penyakit jantung
Gang.suplai oksigen ke miokard
Iskemia miokardium
Infark miokard
Daya kontraksi
Perubahan daya kembang dan gerakan
dinding ventrikel
Currah secukupnya
cardiac out put
Perubahan hemodinamika
perfusi perifer
perfusi koroner
perfusi paru
Hipotensi, asidosis, metabolic dan hipoksemia
Kelemahan fisik
Kondisi&progress penyakit
kecemasan
Do :Tidak terdapat edema
Gang.suplai oksigen ke miokard
Iskemia miokardium
Infark miokard
Daya kontraksi
Perubahan daya kembang dan gerakan
dinding ventrikel
Currah secukupnya
Tekanan ventrikel kiri
Kongesti pulmonalis
Tekanan hidro static > dari tekanan osmotic
Edema paru
Kelebihan volume cairan
Kelebihan volume cairan (resiko)
III. Diagnosa keperawaatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut b/d peningkatan produksi asam laktat.2. Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman kematian3. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner.4. Penurunan curah jantung b/d gangguan suplai oksigen ke miokard.5. Risiko Kelebihan volume cairan b/d peningkatan tekanan hidrostatik .
IV. Rencana asuhan Keperawatan
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Tupen :Setelah
1.Pantau nyeri (karakteristik, lokasi,
Nyeri adalah pengalaman subyektif
akut b/d peningkatan produksi asam laktat.
dilakukan tindakan keperawtan selama 3x24 jam-nyeri klien berkurang denngan criteria sbb :
Skala nyeri berkurang dari 10 menjadi 7 (rentang skala 1-10)
Klien tampak rileks
Klien mengatakan nyeri berkurang
Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 hari,-nyeri klien hilangdengan criteria sbb ;-skala nyeri klien menjadi 1
intensitas, durasi), catat setiap respon verbal/non verbal, perubahan hemo-dinamik
2.Berikanlingkungan yang tenang dan tunjukkan perhatian yang tulus kepada klien.
3.Bantu melakukan teknik relaksasi (napas dalam/perlahan, distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi)
●Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi:-Antiangina seperti nitogliserin (Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur)
-Beta-Bloker seperti atenolol (Tenormin), pindolol (Visken), propanolol (Inderal)
yang tampil dalam variasi respon verbal non verbal yang juga bersifat individual sehingga perlu digambarkan secara rinci untuk menetukan intervensi yang tepat.
Menurunkan rangsang eksternal yang dapat memperburuk keadaan nyeri yang terjadi.
Membantu menurunkan persepsi-respon nyeri dengan memanipulasi adaptasi fisiologis tubuh terhadap nyeri.
Nitrat mengontrol nyeri melalui efek vasodilatasi koroner yang meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard.
Agen yang dapat mengontrol nyeri melalui efek hambatan rangsang simpatis.(Kontra-indikasi: kontraksi miokard yang buruk)
Morfin atau narkotik lain dapat dipakai untuk menurunkan nyeri hebat pada fase akut atau nyeri berulang yang tak
-Analgetik seperti morfin, meperidin (Demerol)
-Penyekat saluran kalsium seperti verapamil (Calan), diltiazem (Prokardia).
dapat dihilangkan dengan nitrogliserin.
Bekerja melalui efek vasodilatasi yang dapat meningkatkan sirkulasi koroner dan kolateral, menurunkan preload dan kebu-tuhan oksigen miokard. Beberapa di antaranya bekerja sebagai antiaritmia.
2 Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman kematian.
Tupen :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 2x24 jam-klien mengatakan mersa lebih tenang
Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 7 hari-klien mengatakan sudah tidak cemas terhadap kondisi kesehatannya
1. Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukkan kecemasan klien.
2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan marah, cemas/takut terhadap situasi krisis yang dialaminya.
3. Orientasikan klien dan orang terdekat
Klien mungkin tidak menunjukkan keluhan secara langsung tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukkan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.
Respon klien terhadap situasi IMA bervariasi, dapat berupa cemas/takut terhadap ancaman kematian, cemas terhadap ancaman kehilangan pekerjaan, perubahan peran sosial dan sebagainya.
Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi klien dapat menurunkan kecemasan/rasa asing terhadap lingkungan sekitar dan membantu
terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.
●Kolaborasi pemberian agen terapeutik anti cemas/sedativa sesuai indikasi (Diazepam/Valium, Flurazepam/Dal-mane, Lorazepam/Ativan).
klien mengantisipasi dan menerima situasi yang terjadi.
Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
3 Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner
Tupen :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 4x24 jam tanda-tanda perfusi jaringan berkurang dengan jriteria sbb :-CRT<3-tanda-tanda sianosis berkurang
Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 2minggu tanda-tanda perubahan perfusi jaringan
1. Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-tiba seperti bingung, letargi, gelisah, syok.
2.Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi perifer.
3.Pantau fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, kerja otot aksesori, bunyi napas)
Perfusi serebral sangat dipengaruhi oleh curah jantung di samping kadar elektrolit dan variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik.
Penurunan curah jantung menyebabkan vasokonstriksi sistemik yang dibuktikan oleh penurunan perfusi perifer (kulit) dan penurunan denyut nadi.
Kegagalan pompa jantung dapat menimbulkan distres pernapasan. Di samping itu dispnea tiba-tiba atau berlanjut menunjukkan komplokasi tromboemboli paru.
hilang dengan criteria sbb :-CRT<2-nadi perifer teraba cukup keut-tidak ada tanda sianosis-suhu akral hangat
4.Pantau fungsi gastrointestinal (anorksia, penurunan bising usus, mual-muntah, distensi abdomen dan konstipasi)
5.Pantau asupan caiaran dan haluaran urine, catat berat jenis.
●Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (gas darah, BUN, kretinin, elektrolit)
●Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan:-Hepari / Natrium Warfarin (Couma-din)
-Simetidin (Tagamet), Ranitidin (Zantac), Antasida.
-Trombolitik (t-PA, Streptokinase)
Penurunan sirkulasi ke mesentrium dapat menimbulkan disfungsi gastrointestinal
Asupan cairan yang tidak adekuat dapat menurunkan volume sirkulasi yang berdampak negatif terhadap perfusi dan fungsi ginjal dan organ lainnya. BJ urine merupakan indikator status hidrsi dan fungsi ginjal.
Penting sebagai indikator perfusi/fungsi organ.
Heparin dosis rendah mungkin diberikan mungkin diberikan secara profilaksis pada klien yang berisiko tinggi seperti fibrilasi atrial, kegemukan, anerisma ventrikel atau riwayat tromboplebitis. Coumadin merupakan antikoagulan jangka panjang.
Menurunkan/menetralkan asam lambung, mencegah ketidaknyamanan akibat iritasi gaster khususnya karena adanya penurunan sirkulasi mukosa.
Pada infark luas atau
IM baru, trombolitik merupakan pilihan utama (dalam 6 jam pertama serangan IMA) untuk memecahkan dan memperbaiki perfusi miokard.bekuan
4 Resiko Penurunan curah jantung b/d gangguan suplai oksigen ke miokard.
Tupen :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 2x24 jam-resiko penuruna curah jantung berkurangDengan criteria sbb :●TTV normal
- BP :120/90 mmHg
- P : 80x /menit
- T : 36.5 C
Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 1 minggu resiko penurunan curah jantung tidak ad dengan criteria
1. Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam keadaan baring, duduk dan berdiri (bila memungkinkan)
2. Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya murmur.
Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokard dan rangsang vagal. Sebaliknya, hipertensi juga banyak terjadi yang mungkin berhubungan dengan nyeri, cemas, peningkatan katekolamin dan atau masalah vaskuler sebelumnya. Hipotensi ortostatik berhubungan dengan komplikasi GJK. Penurunanan curah jantung ditunjukkan oleh denyut nadi yang lemah dan HR yang meningkat.
S3 dihubungkan dengan GJK, regurgitasi mitral, peningkatan kerja ventrikel kiri yang disertai infark yang berat. S4 mungkin berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan ventrikel dan hipertensi. Murmur menunjukkan gangguan aliran darah normal dalam jantung seperti pada kelainan katup, kerusakan septum atau vibrasi otot papilar.
-TTV klien tetp stabil pada rentang yang normal
- BP :110/80mmHg-120/90 mmHg
- P : 60-100x /menit
- T : 35,1-36.5 C
3. Auskultasi bunyi napas.
4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan mudah dikunyah.
●Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien
●Pertahankan patensi IV-lines/heparin-lok sesuai indikasi.
●Bantu pemasangan/pertahankan paten-si pacu jantung bila digunakan.
Krekels menunjukkan kongesti paru yang mungkin terjadi karena penurunan fungsi miokard.
Makan dalam volume yang besar dapat meningkatkan kerja miokard dan memicu rangsang vagal yang mengakibatkan terjadinya bradikardia.
Meningkatkan suplai oksigen untuk kebutuhan miokard dan menurunkan iskemia.
Jalur IV yang paten penting untuk pemberian obat darurat bila terjadi disritmia atau nyeri dada berulang.
Pacu jantung mungkin merupakan tindakan dukungan sementara selama fase akut atau mungkin diperlukan secara permanen pada infark luas/kerusakan sistem konduksi.
5 Risiko Kelebihan volume cairan b/d peningkatan tekanan hidrostatik .
Tupen :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3x 24 jam resiko kelebihan volume cairan berkurang
1. Auskultasi bunyi napas terhadap adanya krekels.
2. Pantau adanya DVJ dan edema anasarka
3. Hitung keseimbangan
Indikasi terjadinya edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung.
Dicurigai adanya GJK atau kelebihan volume cairan (overhidrasi)
Penurunan curah jantung
Tupan :Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 6 hari resiko kelebihan volume cairan hilang dengan criteria tanda-tanda adanya edema tidak terlihat.
cairan dan timbang berat badan setiap hari bila tidak kontraindikasi.
4. Pertahankan asupan cairan total 2000 ml/24 jam dalam batas toleransi kardiovaskuler.
●Kolaborasi pemberian diet rendah natrium.
●Kolaborasi pemberian diuretik sesuia indikasi (Furosemid/Lasix, Hidralazin/ Apresoline, Spironlakton/ Hidronolak-ton/Aldactone)●Pantau kadar kalium sesuai indikasi.
mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air dan penurunan haluaran urine. Keseimbangan cairan positif yang ditunjang gejala lain (peningkatan BB yang tiba-tiba) menunjukkan kelebihan volume cairan/gagal jantung.
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi tetap disesuaikan dengan adanya dekompensasi jantung.
Natrium mengakibatkan retensi cairan sehingga harus dibatasi.
Diuretik mungkin diperlukan untuk mengoreksi kelebihan volume cairan.
Hipokalemia dapat terjadi pada terapi diuretik yang juga meningkatkan pengeluaran kalium.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Kurangi merokok, karena tembakau dapat mengurangi respon vaskuler
Lakukan aktivitas fisik secara rutinminimal 30 menit setiap 3-4x /minggu
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak
ASPEK LEGAL ETIK
Etik dalam keperawqtan dihubungkan dengan hubunngan antar masyarkat dan dengan
karakter serta sikap perawat teerhadap oranglain. Etik berhubungan dengan peraturan
untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah serta prinsip
moralitas karena etika mempunyai tanggungjawab moral. Menyimpang dari kode etik
berartitidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Pengetahuanke[erawatan diperoleh melalui keterlibatan pribadi dan emosional dengan
oranglain dengan ikut terlibat dalam masalah moral mereka.(Cooper,1991)
Dalam kasus ini, prinsip etik yang harus diterapkan leh perawat adlah :
Autonomy(otonomi)
Prinsip ini didasarkan pada keyakinan individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusannya sendiri. Dalamkasus ini, tn. Badu berada dalam keadaan sadar
penuh sehingga perawatdapat berinteraksi dengan baik saat berkomunikasi dengan klie,
maka perawat harus melibatkan kliennya untuk melakukan tindakan keperawatan yang
akan diberikan
Beneficienci(berbuat baik)
Tujuan utama dari prinsip ini adalah untuk melakukan dan member tindakan yang baik
untuk klien. Tindakan keperawatan yang baik memerlukan pengkajian secar holistic.
Dalam kasus ini, perawat harus memperhatikan aspek psikososio-kultural dan spiritual
klien. Selain ityu juga, perawat harus melibatkan keluarga klien dalam menentukan
tindakan.
Justice(keadilan)
Prinsip etik ini mengharuskan perawat untuk bertindak adil terhadap semua klien yang
ditanganinya. Dalam praktik professional diwujudkan dengan bekerja untuk terapi sesuai
hokum, standar praktik dan keyakinan agar memperoleh kualitas pelayanan yang baik.
Maka dari itu, perawat harus melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnose
keperawatan dan diagnose medis yang telah ditentukan.
Non-maleficience(tidak merugikan)
Inti dari prinsip ini adalah ketika perawat melakukan tindakan keperawatan tidak
menimbulkan bahaya maupun cedera pada klien.
Veracity(kejujuran)
Prinsip inni diperuntukan agar pemberi pelayanan kesehatan dapat menyampai
informasi dengan jujur dan membuat klien paham dengan informasi yang telah
diberikan. Informasi tersebut harus akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi
pemahamn klien, mengatkan yang sebenarnya kepad klien selam menjalni perawatan.
Confidentiality(kerahasiaan)
Prinsip ini ditujukan agar perawat tetap menegakkan privasi klien segal sesuatu yang
menjadi dokumen catatan kesehatan klien tidak boleh dibaca kecuali untuk melakukan
intervensi kepada klioen.
Legal keperawatan
Legal berarti sah secara hokum perundangundangan. Legal keperawatan berarti
sahsesuai dengan undang-undang kesehatan dank ode etik profesi yang berlaku.
Aspek legalitas (sukamto1989) :
1. Malpraktek : tidak melaksanakan pekerjaan lazim yang dilakukan profesi menurut tolak
ukur ilmu, sumpah, janiji ,dank ode etik
2. Negligence : kelalaian yang mencelakakan orang lain, kelalaian besar disebut kematian.
3. Duty : kewajiban yang harus dilakukan perawat kepada klien
4. Break of duty : melanggar standard
5. Causation : membuat kerugian
Top Related