Spektroskopi IR
Spektroskopi IR katesin
Gambar 5.13 Spektrum IR katesin
Spektroskopi massa
Tujuan utama pembuatan spektra MS bagi flavonoid adalah untuk mengidentifikasi ion
molekul ( M+ ) dan kemudian menghubungkan pecahan utama yang lain dengan ion induk.
Hal ini dilakukan dengan memperhatikan bobot molekul ion induk dan pecahan molekul serta
alur pola pecah yang telah di ketahui. Pecahan yang berasal dari alur seperti itu yang sering di
jumpai adalah sebagai berikut.
1. Ion molekul ( M+ ). Ion molekul biasanya tampak berupa puncak utama pada spectra
massa aglikon dan pengukurannya secara tepat memungkinkan perhitungan sususnan
unsur aglikon. Pengenalan N+ dibantu oleh kenyataan bahwa M+ ini harus berupa
bilangan genap. Selanjutnya M+ harus menunjukan bobot molekul yang masuk akal,
yaitu harus sesuai dengan kenyataan bobot molekul inti flavonoid dasar. Flavon,
isoflavon dan auron sebesar 222, flavon dan chalcon sebesar 224, flavonol sebesar 238
dan dihidroflavonol sebesar 240. Untuk setiap gugus hidroksil harus ditambahkan 16
satuan massa dan untuk setiap gugus metoksi harus ditambahkan 30 satuan massa.
130
2. M+-1, kehilangan satu hidrogen. Hal ini lazim terjadadi pada sebagian besar flavonoid.
3. M+-15. Bila flavonoid mengandung gugus metoksi pada C-6dan C-8, kehilangan CH3
akan menghasilkan fragmentasi yang cukup kuat ( M+-15) yang bahkan mungkin lebih
kuat dari M+. 6-metoksi flavonoid dapat dibedakan dari 8-metoksi flavonoid dengan jelas
berdasarkan intensitas relative fragmen ini dan fragmen yang lainnya. Ion M+-15 yang
intensitasnya rendah dapat berasal dari flavonoid yang termetilasi pada O lainnya.
4. M+-17. Kehilangan OH ditunjukan oleh adanya ion M+-17. Ini biasanya melibatkan
pembentukan cincin dalam dan biasanya berkaitan dengan hidroksilasi pada flavon,
flavonol, isoflavon dan sebagainya. Kehilangan 31 satuan massa dapat menunjukan
kehilangan gugus metoksi pada flavonoid yang termetoksilasi pada C-2’melalui
mekanisme yang sama.
5. M+-18. Kehilangan H2O lazim terjadi pada flavonol, flavon-3, 4-diol dan C-glikosida
6. M+-28 (29) menunjukan kehilangan CO (CHO) pada posisi 4 sehingga terbentuk cincin
5.
131
Spekstroskopi NMR Katecin
132
Gambar 5.14 Spektrum proton dan karbon NMR Katecin
Gambar 5.15 Spektrum DEPT 135 Katecin
4. GOLONGAN ALKALOID
Spekstroskopi UV-VIS
Yang berperan disini tentu saja jika dalam struktur senyawa mengandung ketidakjenuhan
atau adanya gugus kromofor lainnya. Jika tidak, maka analisis menggunakan UV-Vis tidak
dak terlalu berguna.
133
Spekstroskopi UV-VIS kafein
Spekstroskopi UV-VIS liriodenin
Gambar 5.16 Struktur dan spektra UV-VIS liriodenin dalam pelarut methanol dan setelah
ditambah NaOH.
134
Spektroskopi IR
Spektroskopi IR kafein
Bilangan gelombang (cm-1)
3134 : C-H stretching
2850 : Gugus N-CH3
1705 : C=O stretchig
1660 : C=C tersubstitusi (stretching)
1604, 1548, 1440 : Cincin Pyrimidin
1230, 1197, 1020 : C-N stretching
Spektroskopi IR liriodenin
Spektroskopi Massa
Spektroskopi Massa Kafein
C8H10N4O2, M=194
m/z 194; 165 (M-CH3); 137 (M-CO); 109 (ion tropilium)
135
Spektroskopi Massa lirodenin
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMR Kafein
1H NMR
δ (ppm): 3,35 (CH3 yang terikat pada N-1); 3,55 (CH3 yang terikat pada N-3); 3,95
(CH3 yang terikat pada N-7); 7,60 (8-CH)
13C NMR
δ (ppm): 30,4 (CH3 yang terikat pada N-1); 32,3 (CH3 yang terikat pada N-3); 35,8
(CH3 yang terikat pada N-7)
Spektroskopi NMR liriodenin
1H NMR
136
13C NMR
137
1H-1H COSY
5. GOLONGAN ANTRAKUINON
Spektroskopi UV-VIS
Kebanyakan antrakuinon termasuk senyawa fenolik, karena itu analisis menggunakan UV-
VIS sangat berguna.
Spektroskopi UV-VIS emodin
138
Spektroskopi IR
Spektroskopi IR emodin
Gambar 5.23 Spektrum IR emodin
139
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMR emodin
1H NMR
Gambar 5.24 Spektrum proton NMR emodin
140
1H-1H COSY
Gambar 5.25 Spektrum proton NMR disertai dengan perbesaran dan identifikasi dan H-H
COSY emodin
13C NMR
141
Gambar 5.26 Spektrum karbon NMR emodin
142
Rangkuman
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang biasanya diperoleh lewat proses isolasi,
diidentifikasi strukturnya menggunakan metode spektroskopi yang meliputi spektroskopi
UV-Vis, IR, massa dan NMR baik proton maupun karbon.
DAFTAR PUSTAKA
Harborne JB, 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
terjemahan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB.
Harbone JB, Marby TJ, 1982. The Flavonoids: Advances in Research. London: Chapman and
Hall.
Ikan R, 1991. Natural Products; A Laboratory Guide, Academic Press, California USA.
Laporan Penelitian dan Skripsi
143
Top Related