PEMBUATAN NaOH DAN HCl DENGAN PROSES
ELEKTROLISIS
A. TUJUAN
Menghitung efisiensi, neraca massa,dan neraca ekonomi proses pembuatan
natrium hidroksida dan asam klorida dengan mengelektrolisis larutan garam dapur (air
laut) menggunakan elektroda karbon sebagai anoda dan air raksa sebagai katoda.
B. DASAR TEORI
NaOH (Soda Kausatik)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa
Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter
dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning
pada kain dan kertas.
HCl (Asam Klorida)
Pemakai asam klorida terbesar adalah industri logam, kimia, makanan, dan migas.
Pemakaian terbesar adalah untuk cuci asam baja (perlakuan permukaan untuk membersihkan
kerak fabrikasi). Sebelum tahun 1963 cuci asam dilakukan dengan menggunakan asam sulfat.
Asam klorida kemudian menguasai pasaran ini karena asam klorida dapat bereaksi dengan
kerak pabrik lebih cepat dari pada asam sulfat, sedang logam dasarnya tidak banyak
terserang. Di samping itu permukaan baja hasil cuci lebih baik dan lebih cocok untuk operasi
pelapisan, juga kuantitas cairan limbah bekas cuci lebih sedikit.
Pembuatan asam klorida dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. hasil samping klorinasi senyawa hidrokarbon aromatik dan alifatik
2. reaksi garam dengan asam sulfat
3. pembakaran hidrogen dengan klor
4. proses Hargreaver,
yaitu dengan reaksi sebagai berikut :
4 NaCl + 2 SO2 + O2 + 2 H2O 2 Na2SO4 + 4 HCl
Langkah-langkah dasar produksi asam klorida hasil samping meliputi penyingkiran
hidrokarbon yang tak terklorinasi, diikuti dengan absorpsi asam klorida di dalam air, contoh
klorinasi adalah :
C6H6 + Cl2 C6H5Cl + HCl
Oleh karena klorinasi hidrokarbon alifatik dan aromatik membebaskan kalor dalam jumlah
besar maka diperlukan peralatan khusus untuk mengendalikan suhu reaksi.
Asam klorida bersifat sangat korosif terhadap kebanyakan logam sehingga pemilihan
bahan konstruksi untuk pabriknya perlu dilakukan dengan hati-hati sekali. Penyerapan
hidrogen klorida di dalam air dalam setiap proses di atas memberikan kira-kira 1625 kJ/kg
hidrogen klorida yang terserap. Kalor ini harus dikeluarkan dari absorber sebab jika tidak
maka efisiensinya akan turun.
Elektrolisis Air Laut
Elektrolisis adalah proses peruraian suatu zat karena adanya aliran listrik. Beberapa
faktor yang menentukan proses kimia dalam elektrolisis adalah :
1. Konsentrasi larutan elektrolit
2. Bahan elektroda yang digunakan
Elektorlisis larutan natrium klorida (air laut) adalah salah satu proses yang penting dalam
industri untuk memproduksi gas klor dan natrium hidroksida. Di Amerika proses ini
menduduki peringkat kedua terbesar dalam konsumsi energi listrik setelah produksi
aluminium. Elektrolisis air laut menghasilkan gas hidrogen dan gas klor dengan reaksi :
Di dalam wadah tertinggal larutan NaOH dan NaCl.
Untuk mengurangi kandungan pengotor NaCl dalam larutan NaOH, dapat dilakukan
dengan menggunakan sel air raksa khusus untuk mengelektrolisis air laut. Dalam sel air raksa
ini logam natrium membentuk amalgama Na-Hg. Logam natrium dapat dipungut dengan cara
diekstrak menggunakan aquadest. Proses ini sering disebut proses klor alkali, dan sering
mengakibatkan pencemaran air raksa ke lingkungan, sehingga sisa hasil proses ini jika akan
dibuang ke lingkungan harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Reaksi yang terjadi
adalah :
Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan 3 macam cara :
1. Proses elektrolisa dengan sel diaphragm
Dalam sel diphragma yang dipakai sebagai anoda adalah grafit dan sebagai katoda
digunakan besi atau platina. Diaphragma dibuat dari asbes mudah dilalui ion – ion tapi sukar
dilalui oleh molekul. Diaphragma ini memisahkan memisahkan anoda dan katoda. Dengan
adanya arus searah, pada anoda diperoleh gas Cl2 dan pada katoda diperoleh gas H2
Reaksi : NaCl → Na+
+ Cl-
H2O → H+ + OH
-
Anoda : 2Cl- → Cl2 + 2e
Katoda : 2H2O + 2e → H2 + 2OH-
Na+ + OH
- → NaOH
Konsentrasi NaCl yang diizinkan adalah 340 – 350 g/liter yang pada hakekatnya
adalah larutan jenuh. Sel bekerja pada suhu 85 oC (Faith and Keyes, 1972). Diaphragma
umumnya diganti setiap empat kali pergantian anoda. Umur anoda biasanya sekitar 365 hari.
Pada saat ini telah digunakan diafragma dan elektroda yang telah dimodifikasi sehingga
memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan umur penggunaan yang lebih lama yaitu mencapai 8-
10 tahun. Larutan NaOH yang dihasilkan adalah 11,3 – 15 %.
2. Proses sel elektrolisa dengan sel membran
Sel membran memakai membran semipermeabel untuk memisahkan anoda dan
katoda. Membran ini hanya mengijinkan ion Na+ untuk melewatinya dan mencegah ion OH-.
Pemakaian ini dimaksudkan untuk mencegah ion OH- dan Cl- masuk ke dalam ruangan
katoda. Membran terbuat dari bahan polimer seperti perfluoro sulfonie acid polimer dan
perfluorocarboxylic acid polimer. Sel membran menghasilkan NaOH yang lebih murni dan
lebih tinggi konsentrasinya bila dibandingkan dengan sel diaphragma, yaitu sebesar 28 %. Sel
membran ini telah diterapkan dalam industri secara komersiil tetapi terlalu mahal.
3. Proses elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri
Di dalam sel mercuy, yang dipakai sebagai katoda adalah merkuri yang dialirkan pada
bagian dasar sel, sedangkan sebagai anoda dipakai grafit. Larutan NaCl yang telah
dimurnikan dialirkan diantara kedua elektroda tersebut dan membentuk NaHg pada katoda
dan gas Cl2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi : NaCl → Na+ + Cl
-
Anoda : 2Cl- → Cl2
Katoda : 2Na+ + Hg
+ + 2e → NaHg
Larutan NaCl sebagai umpan masuk ke dalam sel elektrolisa pada suhu 60 – 70 oC dengan
konsentrasi NaCl 340 – 350 g/liter. Amalgam (NaHg) yang dihasilkan mengalir ke
dekomposer dan dikontakkan dengan air secara counter current sehingga dihasilkan NaOH 50
% dan gas H2.
Reaksi :
2NaHg + H2O → 2NaOH + H2 + Hg
Hukum Faraday
Michael Faraday mengamati peristiwa elektrolisis melalui berbagai percobaan yang
dia lakukan. Dalam pengamatannya jika arus listrik searah dialirkan ke dalam suatu larutan
elektrolit, mengakibatkan perubahan kimia dalam larutan tersebut. Sehingga Faraday
menemukan hubungan antara massa yang dibebaskan atau diendapkan dengan arus listrik.
Hubungan ini dikenal dengan Hukum Faraday.
Menurut Faraday
1. Jumlah berat (massa) zat yang dihasilkan (diendapkan) pada elektroda sebanding
dengan jumlah muatan listrik (Coulumb) yang dialirkan melalui larutan elektrolit
tersebut.
2. Masa zat yang dibebaskan atau diendapkan oleh arus listrik sebanding dengan bobot
ekivalen zat-zat tersebut.
Dari dua pernyataan diatas, disederhanakan menjadi persamaan :
dimana,
M = massa zat dalam gram
e = berat ekivalen dalam gram = berat atom: valensi
i = kuat arus dalam Ampere
t = waktu dalam detik
F = Faraday
Dalam peristiwa elektrolisis terjadi reduksi pada katoda untuk mengambil elektron
yang mengalir dan oksidasi pada anoda yang memberikan eliran elektron tersebut. Dalam hal
ini elektron yang dilepas dan yang diambil dalam jumlah yang sama. Bobot zat yang
dipindahkan atau yang tereduksi setara dengan elektron, sehingga masa yang dipindahkan
merupakan gram ekivalen dan sama dengan mol elektron. Faraday menyimpulkan bahwa
Satu faraday adalah jumlah listrik yang diperlukan untuk menghasilkan satu ekivalen zat pada
elektroda.
Muatan 1 elektron = 1,6 x 10-19
Coulomb
1 mol elektron = 6,023 x 1023
elektron
Muatan untuk 1 mol elektron (Q) = 6,023 . 1023 x 1,6 . 10-19
= 96.500 Coulomb.mol-1
= 1 Faraday
Jumlah muatan tersebut disebut tetapan Faraday (F).
Arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir melalui sebuah rangkaian per satuan
waktu. Jika Q adalah besarnya muatan dalam coulomb dan t adalah waktu dalam detik yang
diperlukan untuk melalui sebuah titik dalam rangkaian, maka arus I (dalam Ampere) adalah :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1)
Arus I ampere yang lewat selama t detik menyebabkan It coulomb muatan melewati
rangkaian. Jumlah elektron dalam mol adalah :
.......................................................(2)
dari jumlah mol elektron yang lewat dalam rangkaian, maka jumlah mol senyawa yang
bereaksi pada elektroda dalam sel elektrokimia dapat dihitung.
Gambar 3. Rangkaian alat percobaan
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:
1. Adaptor
2. Elektrode karbon
3. Amperemeter
4. Voltmeter
5. Neraca analitik
6. Gelas beker
7. Buret
8. Pipet gondok
9. Selang bercorong
10. Pipet tetes
11. Erlenmeyer
12. Ballpet
13. Corong pemisah
14. Gelas ukur
15. Kaca arloji
16. Sumbat karet
17. Labu leher tiga
Bahan yang digunakan :
1. Air Raksa
2. Aquades
Larutan
garam
dapur
Karbon
Air raksa
V
A
CaCO3
Hexena +
Aquadest
3. Garam dapur
4. Hexana
5. CaCO3
D. LANGKAH KERJA
1. Dibuat larutan garam dapur 183 gram dalam 1,5 liter.
2. Diukur masing-masing 75 ml Hexana dan aquades,kemudian dimasukkan ke dalam
labu leher tiga.
3. Alat dirangkai seperti pada gambar 3.
4. Dilakukan elektrolisis 1 jam. Selama elektrolisis di ukur arus dan tegangannya.
5. Gelas beker larutan air raksa diambil dan dibuang larutan garamnya dengan cara di
pipet secara hati-hati.
6. Air raksa segera di masukkan ke gelas beker lainnya dan ditambahkan aquades 100 ml,
kemudian di aduk dan didiamkan sampai tidak keluar gelembung lagi.
7. Dicuplik larutan ini dan ditentukan konsentrasinya dengan cara titrasi.
8. Larutan pada labu leher tiga didiamkan selama satu malam.
9. Kedua lapisan dipisahkan menggunakan corong pisah. Lapisan bagian bawah dititrasi
dengan natrium borat dan ditentukan konsentrasinya.
10. Dibuat neraca massa, efisiensi proses,dan neraca ekonominya.
E. DATA PENGAMATAN
Persiapan bahan awal
Berat NaCl = 183 gram dalam 1,5 liter air
Aquadest = 75 ml
Hexane = 75 ml
Berat Raksa = 396,4 gram
Volume Raksa = 30 ml
Proses
Arus = 500 mA
Tegangan = 10 V
Hasil
Penentuan Konsentrasi NaOH
o Volume Aquadest : 100 ml
o Titrasi dengan asam oksalat 0,2 N
Volume Sampel
(ml)
Volume Asam Oksalat
(ml)
25 16,3
25 15,5
25 15,3
Penentuan Konsentrasi HCl
o Titrasi dengan Natrium Borat 0,099 N
F. PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan Konsentrasi NaOH dan HCl Hasil Praktek
o Konsentrasi NaOH
o Pembuatan Asam Oksalat
N C4H2O4 .2H2O =
=
= 0,2 N
o Titrasi NaOH dengan Asam Oksalat
No Volume NaOH (ml) Volume Asam Oksalat (ml)
1 25 16,3
2 25 15,5
3 25 15,3
Volume Sampel
(ml)
Volume Borat
0,05 N (ml)
10 1,5
10 1,4
10 1,4
Rata-rata 25 15,7
o Konsentrasi HCl
o Pembuatan Na Borat
N Na2B4O7 .10H2O =
=
= 0,099 N
o Titrasi HCl dengan Na Borat
No Volume HCl (ml) Volume Na Borat (ml)
1 10 1,5
2 10 1,4
3 10 1,4
Rata-rata 10 1,43
o Effisiensi
o NaOH
Berat Praktek
gram
Berrat Teoritis
1,244 gram
o HCl
Berat Praktek
gram
Berrat Teoritis
0,0311 mol
Berdasarkan reaksi,
Cl- + Cl
- Cl2
Artinya 2 mol Cl- membentuk 1 mol Cl2
Sementara berdasarkan klorinasi reaksi berikut, dapat diketahui bahwa
mol Cl2 sama dengan mol HCl
C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
Sehingga:
Mol HCl ~ 2 mol Cl-
Maka :
Mol HCl = 0,5 x 0,0311 mol
= 0,01555 mol
Massa HCl = mol x Mr
= 0,01555 mol x 36,5 gr/mol
= 0,5676 gram
Untuk itu, harga effisiensinya sebagai berikut:
o Elektrolisis
Berat NaCl yang bereaksi
1,82 gram
Mol NaCl = 1,82 gr / 58,5 gr/mol
= 0,0311 mol
NERACA MASSA
Skala lab
Reaktor elektrolisis
Input
1. NaCl
mNaCl = 183 gram
2. H2O
mH2O = 1500 gram
Massa Input = mNaCl + mH2O
= 183 gram + 1500 gram
= 1683 gram
Output
1. Na+
mNa+ = Ar Na
+ x Mol Na
+
= 23 gram/mol x 0,0311 Mol
= 0,7153 gram
2. Cl-
mCl- = Ar Cl
- x Mol Cl
-
= 35,5 gram/mol x 0,0311 mol
= 1,104 gram
3. NaCl Sisa
mNaCl bereaksi = 1,82 gram
mNaCl sisa = mNaCl Mula mula – NaCl bereaksi
= (183 – 1,82) gram
= 181,18 gram
Hexane
Hg
Hexane
H2O
H2O
NaOH
NaHg
HCl
Hg
Cl-
Na+
Listrik
H2O
NaCl
H2O
NaCl
ELEKTROLISIS
Hg
Reaktor Klorinasi
Hidrolisis
H2O
C6H13Cl
Cl2
NaHg H2O
H2
Hg
4. H2O
mH2O = mH2O input
= 1500 gram
Massa Output = mNa+
+ mCl- + mNaCl sisa + mH2O
= 0,7153 gram + 1,104 gram + 181,18 gram + 1500 gram
= 1683 gram
Neraca massa:
Input – Output = Akumulasi
1683 gram – 1683 gram = Akumulasi
Akumulasi = 0
Reaktor Hg
Input
1. Na+
mNa+ = 0,7153 gram
2. Hg
mHg = 396,4 gram
Massa Input = mNa+ + mHg
= 0,7153 gram+ 396,4 gram
= 397, 115 gram
Output
1. NaHg
Karena mol NaHg ~ mol NaOH, maka:
mNaHg = Mol NaHg x Mr NaHg
=0,0226 mol x 223 gram/mol
= 5,0398 gram
2. Hg Sisa
mHg Bereaksi = mol Hg x Ar Hg
= 0,0226 mol x 200 gram/mol
= 4,52 gram
mHg sisa = mHg mula mula – mHg bereaksi
= 396,4gram – 4,52 gram
= 391,88 gram
∑Massa Output = mNaHg + m Hg sisa
= 5,0398 gram + 391,88 gram
= 396,919 gram
Akumulasi = Input – Output
= 397, 115 gram - 396,919 gram = 0,196 gram
Reaktor Hidrolisis
Input
1. NaHg
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
mNaHg = 5,0398 gram
2. Hg sisa
mHg sisa = 391,88 gram
3. H2O
mH2O = 1
x 100 ml
= 100 gram
∑ massa input = mNaHg + mHg sisa + H2O
= 5,0398 gram + 391,88 gram + 100 gram
= 496,92 gram
Output
1. NaOH
Massa NaOH = 0,9043 gram
2. H2
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + Hg
Mol H2 = 0,5 x mol NaOH
= 0,5 x 0,0226mol
= 0,0113 mol
mH2 = 0,0113 mol x 2
= 0,0226 gram
3. H2O sisa
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol H2O bereaksi = mol NaOH
= 0,0226 mol
Massa H20 bereaksi = 0,0226 mol x 18
= 0,4068 gram
mH2O sisa = m H2O input – m H2O bereaksi
= 100 gram – 0,4068 gram
= 99,5932 gram
4. Hg
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Reaksi : Na-Hg Na + Hg
Mol Hg = mol NaHg bereaksi
= 0,0226 mol
Massa Hg dari reaksi = 0,0226 mol x 200
= 4,52 gram
Hg setelah proses = m Hg input + m Hg sisa
= 391,88 gram + 4,52 gram
= 396,4 gram
∑ massa output = mNaOH + mH2 + mH2O + mHg sisa
= 0,9043 gram + 0,0226 gram +99,5932 gram + 396,4 gram
= 496,92 gram
Akumulasi = Input – Output
= 496,92 gram - 496,92 gram
= 0
Reaktor Klorinasi
Input
1. C6H14
mC6H14 = ρ C6H14 x VC6H14
mC6H14 = 0,6548
x 75 ml
mC6H14 = 49,11 gram
2. H2O
mH2O = 1
x 75 ml
= 75 gram
3. Cl2
mCl2 = 0,5 x mol Cl- x Mr
= 0,5 x 0,0311 mol x 71
= 1,104 gram
∑ massa input = mC6H14 + mH2O + mCl2
= 49.11gram + 75 gram + 1,104 gram
= 125,214 gram
Output
1. H2O
mH2O = 75 gram
2. HCl
Massa HCl = gram
3. C6H13Cl
Reaksi : C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
mol Cl2 bereaksi = mol HCl
= 0,0012 mol
mC6H5Cl = 0,0012 mol x 120,5
= 0,135 gram
4. Cl2 sisa
Reaksi : C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
mol Cl2 bereaksi = mol HCl
= 0,0012 mol
mCl2 bereaksi = 0,0012 mol x 71
= 0,0852 gram
mCl2 sisa = Cl2 Input – Cl2 bereaksi
= 1,104 gram – 0,0852 gram
= 1,0188 gram
5. C6H6 sisa
Reaksi : C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
mol C6H14 bereaksi = mol HCl
= 0,0012 mol
mC6H14 bereaksi = 0,0012 mol x 86
= 0,1032 gram
mC6H14 sisa = C6H6 Input – C6H6 bereaksi
= 49,11 gram – 0,1032 gram
= 49,0068 gram
∑ massa output = mH2O + mHCl + mC6H5Cl + mCl2 + mC6H6
= 75 gram + 0,048 gram + 0,135 gram + 1,0188 gram + 49,0068 gram
= 125,2086 gram
Akumulasi = Input – Output
= 125,214 gram - 125,2086 gram
= 0,0054 gram
Skala Pabrik
Jika berdasarkan hasil diatas, kemidian diskill up kedalam skala pabrik, maka
digunakan effisiensi proses dan basis proses seperti perhitungan diatas. Dengan demikian,
maka kondisi operasi pabrik nantinya diharapkan sama dengan kondisi operasi lab. Jika
diinginkan kapasitas produksi NaOH sebesar 100.000 ton per tahun, maka:
NaOH yang diinginkan = 100.000 ton
Karena effisiensi reactor (sesuai lab) pada pembuatan NaOH adalah sebesar 72,69%, maka
NaOH secara teori yang seharusnya dihasilkan:
Massa NaOH seharusnya =
= 137.570 ton
Berdasarkan reaksi elektrolisis, mol NaOH setara dengan mol NaCl. Dengan effisiensi
elektrolisis selama 1 jam 40 menit yang sebesar 0,99% maka NaCl yang dibutuhkan sebesar:
Mol NaOH = (137.570 x 106 gram) / (40 gr/mol) = 3,44 x 10
9 mol
Maka mol NaCl = 3,44 x 109 mol
Massa NaCl = 3,44 x 109 mol x 58,5 gr/mol
= 2,012 x 1011
gram
Jadi, NaCl yang diperlukan =
x 2,012 x 10
11 gram
= 2,032 x 1013
gram
= 20,32 juta ton
Karena NaCl sisa masih dapat digunakan kembali, maka dalam setahun cukup membutuhkan
NaCl sekitar 300.000 ton.
Dengan massa NaCl sekian, maka dalam satu tahun juga diperolah HCl sebanyak:
Mol NaCl yang terelektrolisis ~ 0,5 mol HCl
Mol HCl = 0,5 x 3,44 x 109 mol
= 1,72 x 109 mol
Massa HCl = 1,72 x 109 mol x 36,5 gr/mol
= 6,278 x 1010
gram
Karena effisiensi pada reactor HCl sebesar 7,19 % maka:
Massa HCl yang dihasilkan =
x 6,278 x 10
10 gram
= 4,514 x 109 gram
= 4,514 ribu ton
NERACA EKONOMI
Berikut merupakan neraca ekonomi untuk waktu produksi 220 hari per tahun.
DAFTAR HARGA BAHAN BAKU
NO BAHAN HARGA JUMLAH TOTAL
1 NaCl (garam dapur) (Kg) 4.000 350.000.000 1.400.000.000.000
2 Listrik (kWh) 750 7.500.000 5.625.000.000
3 Heksana (L) 70.000 105.000 7.350.000.000
4 Aquadest (L) 600 2.507.500.000 1.504.500.000.000
5 CaCO3 (Kapur) (Kg) 520 1.000 520.000
6 Bahan kimia lain 50.000.000
(misal untuk uji lab, dsb)
JUMLAH 2.917.475.520.000
http://www.tokokimiaindonesia.com/daftar-produk/daftar-bahan-kimia
DAFTAR HARGA PERALATAN
NO PERALATAN KAPASITAS HARGA JUMLAH TOTAL HARGA
1 Reaktor elektrolisis 5439 kg/j Rp 1.146.000.000,00 4 Rp 4.584.000.000,00
2 Reaktor hidrolisis 12857 kg/j Rp 1.196.000.000,00 8 Rp 9.568.000.000,00
3 Reaktor klorinasi 2027 kg/j Rp 551.880.000,00 4 Rp 2.207.520.000,00
4 Kolom mercury 53571 kg/j Rp 2.689.000.000,00 8 Rp 21.512.000.000,00
5 Kolom CaCO3 1000 kg Rp 984.430.000,00 4 Rp 3.937.720.000,00
6 Dekanter 274 kg/j Rp 342.186.000,00 8 Rp 2.737.488.000,00
7 Separator 1500 kg/j Rp 585.470.250,00 5 Rp 2.927.351.250,00
8 Crystalisator NaOH 3510 kg/j Rp 2.941.000.000,00 4 Rp 11.764.000.000,00
9 Bak persediaan NaCl 40540 m3 Rp 781.000.000,00 4 Rp 3.124.000.000,00
10 Tangki persediaan aquadest 25900 m3 Rp 1.743.056.000,00 5 Rp 8.715.280.000,00
11 Tangki persediaan heksana 7400 m3 Rp 1.590.000.000,00 2 Rp 3.180.000.000,00
12 Tangki persediaan mercury 2150 m3 Rp 841.623.000,00 5 Rp 4.208.115.000,00
13 Bak penyimpanan NaOH 50000 m3 Rp 1.231.985.000,00 10 Rp 12.319.850.000,00
14 Tangki penyimpanan HCl 4500 m3 Rp 1.658.000.000,00 7 Rp 11.606.000.000,00
15 Elektroda grafit (Kg) Rp 16.150.000,00 5.000 Rp 80.750.000.000,00
16 Elektroda mercury (Kg) Rp 3.641.000,00 3.000.000 Rp 10.923.000.000.000,00
17 Pompa horisontal 1041 kg/j Rp 81.985.000,00 12 Rp 983.820.000,00
18 Pompa vertikal 951,9 kg/j Rp 102.476.500,00 10 Rp 1.024.765.000,00
JUMLAH Rp 11.108.149.909.250,00
http://matche.com/EquipCost/index.htm
DAFTAR GAJI PEGAWAI
NO JABATAN GAJI JUMLAH TOTAL BIAYA
1 Direktur Utama Rp 35.000.000,00 1 Rp 420.000.000,00
2 Direktur Produksi dan Teknik Rp 25.000.000,00 1 Rp 300.000.000,00
3 Direktur Keuangan dan Umum Rp 23.000.000,00 1 Rp 276.000.000,00
4 Staff ahli dan litbang Rp 20.000.000,00 50 Rp 12.000.000.000,00
5 Kepala Bidang Rp 18.000.000,00 25 Rp 5.400.000.000,00
6 Kepala seksi Rp 10.000.000,00 30 Rp 3.600.000.000,00
7 Sekretaris Rp 6.000.000,00 5 Rp 360.000.000,00
8 Karyawan Rp 5.000.000,00 1.457 Rp 87.420.000.000,00
9 Dokter Rp 9.000.000,00 5 Rp 540.000.000,00
10 Paramedis Rp 4.000.000,00 10 Rp 480.000.000,00
14 Psikiater Rp 5.000.000,00 5 Rp 300.000.000,00
14 Sopir Rp 2.000.000,00 20 Rp 480.000.000,00
15 Satpam Rp 2.500.000,00 35 Rp 1.050.000.000,00
15 Gardener Rp 1.500.000,00 25 Rp 450.000.000,00
16 Cleaning service Rp 1.500.000,00 30 Rp 540.000.000,00
JUMLAH BIAYA Rp 114.000.000.000,00
FIXED CAPITAL "LANG" FACTOR METHODE
NO COMPONENTS
RATIO CAPITAL (RUPIAH) NOTE
FACTOR
1 Purchased equipment (delivered) Rp 11.108.149.909.250,00
2 Purchased equipment installation Rp 191.604.958.750,00
3 Instrumentation (installed) 0,32 Rp 3.554.607.970.960,00
4 Piping (intalled) Rp 21.554.750.000,00
5 Electrical (installed) Rp 16.157.500.000,00
6 Building (including service) Rp 117.350.000.000,00
7 Yard improvements Rp 9.500.000.000,00
8 Service facilities (installed) Rp 19.725.300.000,00
9 Land Rp 720.000.000.000,00
Total Direct Plant Cost Rp 15.758.650.388.960,00
10 Engineering and supervision Rp 51.931.570.000,00
11 Construction expense Rp 69.671.640.000,00
Total Direct and Indirect Cost Rp 15.880.253.598.960,00
12 Contractor's Fee Rp 81.734.182.000,00
13 Contingency Rp 22.736.731.000,00
Fixed Capital Investment Rp 15.984.724.511.960,00
14 Working capital Rp 109.524.000.000,00
Total Capital Investment Rp 16.094.248.511.960,00
MANUFACTURING COST
NO TYPE OF COST
RATIO COST (RUPIAH) NOTE
FACTOR
1 Raw materials -- Rp 2.917.475.520.000,00 dari neraca massa
2 Operating labor -- Rp 114.000.000.000,00 dari perhitungan gaji
3 Direct supervisory and clerical labor 0,18 Rp 19.950.000.000,00 operating labor
4 Utilities 0,15 Rp 2.382.038.039.844,00 total product cost
5 Maintenance and repairs 0,06 Rp 959.083.470.717,60 fixed capital investment
6 Operating supplies 0,15 Rp 143.862.520.607,64 maintenance and repair
7 Laboratory charge 0,15 Rp 17.100.000.000,00 operating labor
8 Patents and royalties 0,03 Rp 476.407.607.968,80 total product cost
Direct Manufacturing Cost Rp 7.029.917.159.138,04
9 Depreciation machine and equipment 0,10 Rp 1.598.472.451.196,00 fixed capital invesment
Depreciation building 0,03 Rp 2.933.750.000,00 building
10 Local taxes 0,03 Rp 399.618.112.799,00 fixed capital invesment
11 Insurance 0,01 Rp 83.120.567.462,19 fixed capital invesment
12 Rent 0,10 Rp 83.735.000.000,00 building and land
Fixed Charges Rp 2.167.879.881.457,19
13 Payroll overhead, packaging, etc 0,10 Rp 1.588.025.359.896,00 total product cost
Plant Overhead Cost Rp 1.588.025.359.896,00
Manufacturing Cost Rp 10.785.822.400.491,20
GENERAL EXPENSE
NO TYPE OF EXPENSE
RATIO EXPENSE (RUPIAH) NOTE
FACTOR
1 Administrative cost 0,04 Rp 635.210.143.958,40 total product cost
2 Distribution and selling cost 0,11 Rp 1.746.827.895.885,60 total product cost
3 Research and development cost 0,03 Rp 397.006.339.974,00 total product cost
4 Financing (interest) 0,05 Rp 804.712.425.598,00 total capital investment
General Expense Rp 3.583.756.805.416,00
TOTAL PRODUCTION COST
NO TYPE OF COST
RATIO COST (RUPIAH) NOTE
FACTOR
1 Manufacturing cost -- Rp 10.785.822.400.491,20
2 General expense -- Rp 3.583.756.805.416,00
Total Product Cost Rp 14.369.579.205.907,20
ANALISIS KEUNTUNGAN
NO PRODUCT
JUMLAH COST (RUPIAH) NOTE
PRODUCT
1 NaOH (Kg) 100.000.000,00 20.150.000.000.000,00 1 Kg NaOH granule = 201500
2 HCl (L) 3.825.000,00 28.687.500.000,00 1 L HCl = 7500
Pendapatan 20.178.687.500.000,00
Total Product Cost 14.369.579.205.907,20
Keuntungan Nonpajak 5.809.108.294.092,77
Pajak 30 % 1.742.732.488.227,83
Keuntungan Sesudah pajak 4.066.375.805.864,94
Selanjutnya adalah menentukan:
BEP = Break Even Point
Fa = annual fixed expense
Ra = annual regulated expense
Sa = sales price
Va = annual variable expense
NO TYPE OF COST Cost (Rupiah)
1 Sales Price (Sa) Rp 20.178.687.500.000,00
2 Anual Fixed Expense (Fa) Rp 2.084.144.881.457,19
Depresiation Rp 1.601.406.201.196,00
Taxes Rp 399.618.112.799,00
Insurance Rp 83.120.567.462,19
3 Annual Regulated Expense (Ra) Rp 6.425.778.156.637,24
Labor cost Rp 114.000.000.000,00
Plant overhead Rp 1.588.025.359.896,00
Supervision Rp 19.950.000.000,00
Laboratory Rp 17.100.000.000,00
General expense Rp 3.583.756.805.416,00
Maintenance Rp 959.083.470.717,60
Plant supplies Rp 143.862.520.607,64
4 Annual Variable Expense (Va) Rp 5.775.921.167.812,80
Raw material Rp 2.917.475.520.000,00
Utilities Rp 2.382.038.039.844,00
Royalty and patent Rp 476.407.607.968,80
Analisis Kelayakan
Return on Investment (ROI) ROI = Annual profit x 100%
Fixed capital
Sebelum Pajak ROI = Rp 5.809.108.294.092,77 x 100%
Rp 15.984.724.511.960,00
ROI = 36,34%
Sesudah Pajak ROI = Rp 4.066.375.805.864,94 x 100%
Rp 15.984.724.511.960,00
ROI = 25,44%
Pay Out Time (POT) POT = Fixed capital
Annual profit + 0.1 Fixed Capital
Sebelum Pajak POT = Rp 15.984.724.511.960,00
Rp 7.407.580.745.288,77
POT = 2,16
Sesudah Pajak
POT = Rp 15.984.724.511.960,00
Rp 5.664.848.257.060,94
POT = 2,82
Grafik SDP dan BEP
G. PEMBAHASAN
Dalam beberapa decade tekahir, tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan
akan bahan kimia semakin meningkat. Seiring dengan berkembangnya zaman maka
aktivitas manusia juga semakin meningkat. Rasa ingin tahu yang besar telah
mendorong manusia untuk selalu berusaha menemukan hal-hal baru. Hal tersebut
terbukti dengan pesatnya perkembangan teknologi. Untuk mencapai hal tersebut,
tentunya diperlukan suatu penelitian yang luar biasa, dan menghabiskan banyak
materi karena kegagalan merupakan suatu hal yang tak asing dalam penelitian.
Banyak penelitian yang melibatkan zat kimia dan melibatkan reaksi kimia. Hal ini
karena banyak hal yang bisa dibuat mau pun disimulasikan dengan bahan kimia,
seperti pemanis buatan, pewarna buatan, pengharum dan lain sebagainya. Karena
sifat bahan secara kimia dapat diubah, dikombinasikan mau pun dihilangkan, maka
hal ini membantu manusia untuk mendapatkan bahan dengan sifat tertentu. Hal
tersebut yang menyebabkan bahan kimia tidak hanya dibutuhkan dalam hal
penelitian, tetapi juga untuk kehidupan manusia sehari-hari, misalnya penggunaan
plastic, paralon, sterofoam, pemanis, penyedap makanan dan lain sebagainya. Bahan
kimia paling banyak digunakan dalam pabrik, hal ini karena pabrik merupakan skill
up dari penelitian yang dilakukan di laboratorium.
Berbagai macam bahan kimia dengan sifat yang bermacam-macam, mulai
dari korosif, eksplosif sampai inert. Penggunaan bahan kimia tentu saja disesuaikan
dengan sifatnya. Salah satu bahan kimia yang banyak diperlukan adalah soda kaustik
atau natrium hidroksida (NaOH). Beberapa kegunaan NaOH antara lain adalah
dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, deterjen dan sabun.
Berbeda halnya dengan NaOH yang bersifat basa, senyawa lain yang banyak
digunakan adalah asam. Senyawa asam ini bersifat oksidatif yang dapat
menyebabkan pengkaratan pada besi dan bahkan melarutkan besi pada konsentrasi
tinggi. Asam dibedakan berdasarkan kekuatan asamnya, mulai dari asam kuat (misal
asam sulfat) sampai asam lemah (misal asam cuka). Salah satu asam kuat yang
banyak digunakan adalah asam klorida yang mempunyai rumus kimia HCl.
Kegunaan HCl sendiri diantaranya dalam pembersihan karat, produksi senyawa
organic dan inorganic, pemurnian pada kebanyakan garam, industry kulit dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, menjadi penting untuk mengetahui proses pembuatan
NaOH dan HCl.
Pada praktikum ini, dilakukan untuk memahami cara pembuatan NaOH dan
HCl dengan elektrolisis menggunakan elektroda mercury dan grafit. Proses ini
menggunakan arus sebesar 500 mA serta tegangan 10 V, sehingga energy yang
dibutuhkan tiap detiknya sebesar 5 Joule atau 5 Watt-hour tiap jamnya. Pada suatu
proses elektrolisis, arus lebih berperan dari pada voltase, dalam hal ini semakin
banyak arus maka muatan yang dihasilkan semakin besar, sesuai dengan definisi
arus yaitu banyaknya muatan yang mengailir tiap detik. Karena muatan yang
dihasilkan lebih banyak, maka terjadinya reaksi redoks pada katoda dan anoda
semakin banyak, dengan demikian maka hasil elektrolisis akan semakin besar juga.
Penggunaan arus mau pun voltase bukan berdasarkan nilai optimal, akan tetapi hasil
keluaran dari adaptor yang digunakan. Selain arus, faktor yang dapat meningkatkan
hasil elektrolisis adalah waktu. Dalam percobaan ini adalah 1 jam 40 menit atau
6000 detik. Karena tujuan awal dari percobaan ini adalah memahami proses
pembuatan NaOH dan HCl, maka dengan waktu sekian sudah dirasa cukup untuk
menghasilkan senyawa tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya gelembung
pada kolom heksana, gelembung tersebut merupakan gas klor yang dihasilkan dari
anoda. Gas klor yang sampai ke kolom heksana tersebut dijadikan patokan karena
mekanisme penangkapan ion natrium oleh mercury lebih mudah dari pada
mekanisme berpindahnya klor dari anoda grafit sampai kolom heksana yang
selanjutnya akan terjadi reaksi klorinasi. Proses elektrolisis ini dihentikan setelah
muncul beberapa gelembung pada kolom heksana. Sementara itu, elektroda yang
digunakan adalah grafit pada anoda dan mercury pada katoda. Pada anoda, terjadi
reaksi oksidasi ion klor menjadi gas klor, reaksi ini tidak membutuhkan elektroda
untuk ikut bereaksi, sehingga digunakan grafit sebagai elektroda inert. Grafit ini
dapat diganti dengan emas atau platina, akan tetapi tidak ekonomis. Sementara pada
katoda, mercury akan bereaksi dengan ion natrium sehingga membentuk amalgam,
yaitu campuran logam dengan logam. Dengan terbentuknya amalgam ini, maka
isolasi natrium akan berjalan dengan baik, isolasi ini mencegah ion natrium
bergabung kembali dengan ion klor. Selain itu, campuran logam ini dapat terpisah
dengan baik hanya dengan penambahan senyawa air diikuti sedikit pengadukan.
Pada saat percobaan terlihat bahwa pada saat elektrolisis, elektroda mercury
tercampur dengan gelembung gas sehingga membentuk semacam spons. Selain itu,
pada permukaan juga terjadi pelepasan gelembung gas. Hal tersebut kemungkinan
dikarenakan konsentrasi NaCl tidak mencapai titik jenuhnya, sehingga masih
terdapat senyawa air bebas. Senyawa air tersebut menyebabkan amalgam Na-Hg
bereaksi dengan air. Reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
2Na-Hg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Berdasarkan reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa gas yang dihasilkan
merupakan gas hydrogen. Pembentukan gas hydrogen tersebut lebih mudah terjadi
pada permukaan, karena senyawa air sulit untuk masuk kedalah mercury. Dengan
demikian, pemakaian luas permukaan Hg yang terlalu besar akan cukup berbahaya
karena akan menghasilkan gas hydrogen lebih banyak dan gas tersebut sangat
mudah terbakar. Sementara pada kolom klorinasi, reaksi dibiarkan selama satu
malam. Ini dimaksudkan agar reaksi klorinasi berjalan dengan baik, karena reaksi
antara senyawa anorganik yaitu klor, dengan senyawa organic heksana berjalan
cukup lambat sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk
mengantisipasi gas klor keluar dari kolom heksana, maka pada bagian atas kolom
diberi batu kapur (CaCO3). Gas klor harus dicegah agar tidak keluar dari system
dikarenakan gas ini sangat reaktif dan beracun sehingga berbahaya jika tidak
diisolasi.
Berdasarkan neraca massa, terlihat bahwa beberapa reactor terdapat
akumulasi. Misalkan pada reactor Hg yang berlangsung proses pembentukan
amalgam Na-Hg, terdapat akumulasi sebesar 0,196 gram. Ini dikarenakan proses
penangkapan ion natrium oleh Hg tidaklah sempurna, masih ada ion natrium hasil
elektrolisis yang tidak terikat oleh Hg. Luas bidang kontak dan mobilitas ion natrium
yang dapat keluar dari wadah Hg karena tidak diisolasi oleh suatu membrane
semipermeable, merupakan beberapa alasan yang mungkin. Pada proses hidrolisis
hanya terjadi akumulasi yang sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Ini
dikarenakan proses hidrolisis yang berjalan relative mudah dengan mekanisme yang
relative mudah juga, yaitu hanya dengan mencampur dengan senyawa air kemudian
dilakuka sedkit pengadukan dan didiamkan sampai tidak timbul gelembung.
Sementara pada kolom klorinasi, terdapat akumulasi sebesar 0,0054 gram.
Akumulasi ini terjadi karena pada saat menuju kolom heksana, gas klor melewati
pipa dengan panjang yang tidak dapat diabaikan. Hal ini mengakibatkan untuk
mencapai kolom heksana, gas klor harus memenuhi kolom pipa tersebut. Selain itu
pada bagian anoda, tekanan gas klor harus tertentu agar mampu berpindah dari
anoda menuju kolom heksana. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya akumulasi gas
klor pada pipa. Akumulasi yang hanya sebesar 0,0054 gram tersebut karena klor
yang memenuhi bagian pipa dan beberapa di anoda dalam fase gas yang memiliki
densitas 3,2 gr/L sehingga dengan volume pipa yang relative kecil, maka massa gas
klor yang terakumulasi juga kecil. Hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya
akumulasi ini adalah terlepasnya gas klor dari campuran air-heksana. Reaksi
pembentukan HCl sendiri ada dua bagian dalam kolom heksana ini. Pertama yaitu
reaksi gas klor dengan air, dan apabila gas klor lolos dari bagian air, maka akan
bereaksi dengan heksana juga menghasilkan HCl. Mekanisme dua reaksi tersebut
yaitu:
Cl2 + H2O <=> HCl + HOCl
dan
C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
Secara keseluruhan, proses pembuatan NaOH secara elektrolisis ini memiliki
efisiensi sekatar 72,69%. Sementara untuk pembuatan NaCl mempunyai efisiensi
7,19%. Perbedaan effisiensi tersebut dikarenakan perbedaan mekanisme pada
pembuata keduanya, isolasi ion natrium dengan mercury berjalan dengan baik,
sementara gas klor banyak terakumulasi. Untuk effisiensi dari elektrolisisnya sendiri
hanya 0,99%. Artinya dari 183 gram garam yang dilarutkan, hanya sekitar 1,8 gram
garam yang terionisasi melalui elektrolisis. Effisiensi elektrolisis ini dapat
ditingkatkan dengan memperbesar arus serta memperlama waktu elektrolisis.
Berdasarkan proses tersebut, kemudian dilakukan skill up kedalam skala
pabrik. Perhitungan yang dilakukan mengambil asumsi untuk pabrik dengan
kapasitas 100.000 ton NaOH per tahun. Dari proses tersebut juga dihasilkan HCl.
Karena harga NaOH granul yang cukup mahal, serta effisiensi untuk NaOH jauh
lebih besar dibanding HCl, sehingga focus utama dari pabrik ini adalah produk
NaOH, sementara HCl yang dihasilkan merupakan produk samping. Oleh karena itu,
produk yang dihasilkan adalah NaOH yang dibuat granul dengan harga sekitar Rp
200.000 – Rp 250.000 per kg. Sementara produk HCl merupakan HCl dengan
kualitas sedang yang memiliki harga jual sebesar Rp 7.500 per liter. Dengan
kapasitas pabrik yang sebesar 100.000 ton NaOH per tahun, melalui perhitungan
neraca massa didapat bahwa NaCl yang dibutuhkan sebesar 20,32 juta ton. Akan
tetapi, karena NaCl sisa elektrolisis pada tiap prosesnya masih dapat digunakan
kembali maka melalui perhitungan, NaCl yang diperlukan adalah sebanyak 350.000
ton per tahun. Harga garam dapur di pasaran hanya sekitar Rp 1000 /Kg, akan tetapi
agar bahan baku lebih murni, maka digunakan NaCl murni dengan harga Rp 4000
/Kg. Elektroda grafit dan mercury ditempatkan pada kolom peralatan, hal ini karena
dua elektroda tersebut tidak berkurang selama proses, sehingga merupakan investasi
tetap yang tidak harus dibeli setiap tahunnya. Pada kolom peralatan juga
ditambahkan crystalizer, alat ini ditujukan untuk mengubah NaOH cair menjadi
granul yang mempunyai harga jual lebih tinggi. Untuk menjaga agar persediaan
bahan baku aman, maka diperlukan tangki persediaan bahan baku yaitu tangki untuk
NaCl, heksana dan aquadest. Tangki untuk heksana dibedakan, karena sifat heksana
yang volatile sehingga ditampung pada bejana tekan. Sementara untuk menampung
hasil produksi, digunakan dua jenis tangki yang berbeda. Hal ini karena produk hasil
terdiri dari NaOH granul dan HCl cair mempunyai sifat yang berbeda. HCl
merupakan asam kuat yang bersifat oksidatif, sehingga harus ditampung dalam
tangki stainless steel yang mempunyai harga lebih tinggi. Dalam perancangan ini,
gaji pekerja lebih tinggi dari pada gaji rata-rata industry, hal ini dikarenakan pabrik
direncanakan untuk daerah luar jawa, sehingga gaji yang demikian menjadi wajar.
Berdasarkan data-data yang didapat, kemudian ditentukan SDP dan BEP dari
rancangan pabrik tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data, didapat nilai SDP
sebesar 19,463% dan nilai BEP sebesar 41,862% dengan keuntungan setelah pajak
(30%) sekitar 4 trilyun rupiah. Dengan keuntungan sekian, maka didapat Pay Out
Time (POT) setelah pajak sebesar 2,82. Angka tersebut masih diterima karena POT
setelah pajak maksimum adalah 5. Dengan demikian, pabrik NaOH dengan kapasitas
produksi 100.000 ton per tahun dianggap layak untuk didirikan.
H. KESIMPULAN
1. Melalui proses elektrolisis terhadap NaCl, didapat:
Effisiensi pembuatan NaOH = 72,69%.
Effisiensi pembuatan HCl = 7,19%.
Effisiensi elektrolisis = 0,99%.
2. Berdasarkan perhitungan terhadap neraca massa, didapat:
Proses elektrolisis = Input – Output = Akumulasi
1683 gram – 1683 gram = Akumulasi
Akumulasi = 0
Kolom mercury = Akumulasi = Input – Output
= 397, 115 gram - 396,919 gram
= 0,196 gram
Reaksi hidrolisis = Akumulasi = Input – Output
= 496,92 gram - 496,92 gram
= 0
Kolom heksana = Akumulasi = Input – Output
= 125,214 gram - 125,2086 gram
= 0,0054 gram
3. Berdasarkan neraca ekonomi, didapat:
SDP = 19,463%
BEP = 41,862%
POT sebelum pajak = 2,16
POT setelah pajak = 2,82
4. Pabrik NaOH kapasitas 100.000 ton per tahun layak untuk didirikan.
I. DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrochloric_acid
http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida
http://matche.com/EquipCost/index.htm
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/ester1/hidrolisis_ester/
http://www.tokokimiaindonesia.com/daftar-produk/daftar-bahan-kimia
Putra,Sugili.dkk. 2007. Petunjuk Praktikum Proses Kimia. Yogyakarta: STTN-
BATAN.
Sembodo, Joko.2008.”Perancangan Pabrik Phenyl Ethyl Alkohol dari Benzene dan
Ethylene Oxide Kapasitas 1000 Ton per Tahun”.UMS.Surakarta
Trianti, Lina.2008.”Pabrik Biodisel dari Distilat Asam Lemak dan Ethanol dengan
Kapasitas 50.000 Ton per Tahun”.UII.Yogyakarta
www.merckmillipore.com/
Yogyakarta, 16 Juni 2012
Asisten Praktikan
Sugili Putra Heri Wibowo
Top Related