Writerpreneur

41
Menularkan Virus WriterPreneur By Luky B. Rouf

description

cara mengelola bisnis penerbitan indie,punya penerbitan indie,jadi penulis sekaligus pengusaha buku

Transcript of Writerpreneur

Page 1: Writerpreneur

Menularkan VirusWriterPreneur

By Luky B. Rouf

Page 2: Writerpreneur

Beberapa kelebihan menulis ketimbang berbicara:

• Gagasan teratur, pilihan kata pas• Pembaca akan menilai dengan

seksama• Efektif mengopinikan gagasan• Alat bantu ampuh bagi yang tak

biasa berbicara

Page 3: Writerpreneur

Mengapa Menulis?• Menyampaikan Informasi• Propaganda Ide• Mengasah Daya Analisis • Mencari Popularitas• Mencari Fulus• Memanfaatkan Waktu Luang• Mengeksplorasi Kemampuan• Mengantisipasi Situasi Kepepet

Page 4: Writerpreneur

Benefit

• Jangkauan audiens lebih luas• Mudah dikenal• Pahala mengalir tiada henti• Investasi jangka panjang

Page 5: Writerpreneur

Syarat Menjadi Penulis* Mempunyai ide atau gagasan

- Bencana terbesar bagi penulis adalah ketika ia kehabisan ide

* Tidak buta huruf * Giat Membaca

- Menulis berkorelasi positif dengan membaca- Berbicara berkorelasi positif dengan mendengar

Page 6: Writerpreneur

Jurus ampuh bagi pemula

• Biasakan menulis surat• Jangan malu punya buku harian• Jadilah peneliti kecil-kecilan

Page 7: Writerpreneur

Syndrom Pemula• Minder• Merasa Tidak Berbakat Menulis• Takut Memulai• Takut Gagal• Takut Kalah Bersaing dengan Orang

Ternama• Merasa Wawasan Lemah• Takut Salah Menyampaikan Ide• Tergantung Mood• Mudah Putus Asa

Page 8: Writerpreneur

Mentalitas Penulis• Kritis• Percaya Diri• Berwawasan Luas• Peka terhadap Informasi atau Fakta• Tidak Mudah Putus Asa• Pantang Menyerah• Terus Menulis• Kreatif

Page 9: Writerpreneur

Modal Dasar Penulis• Hobi membaca• Kaya gagasan dan imajinasi• Suka menganalisa• Suka corat-coret, misal nulis buku

harian• Tidak gaptek

Page 10: Writerpreneur

Sarana Penunjang • Kemudahan akses media massa• Komputer• Jaringan internet• Daya dukung lingkungan (waktu, keluarga, dll)• Jaringan Koneksi

Page 11: Writerpreneur

Dari mana datangnya ilham?

• Ilham seringkali datang tiba-tiba:– Ketika sedang ngobrol dengan

teman– Ketika berada di bus, pesawat,

warung kopi, acara seminar, jalan-jalan, dsb

– Ketika melihat sebuah kejadian/peristiwa

Page 12: Writerpreneur

Mengatasi Macet Menulis )1)

• Berhentilah dan lakukan relaksasi

• Berhenti dan mainkan game apa saja

• Bongkar bank ide dan tulislah apa saja.

• Buat kotak sampah tulisan • Keluar rumah dan bicaralah

dengan siapa saja

Page 13: Writerpreneur

Mengatasi Macet Menulis (2)• Baca lagi artikel-artikel atau buku-buku

penulisan yang memotivasi • Baca wawancara-wawancara penulis

sukses. • Bertegur sapa dengan penulis-motivator • Mimpikan sukses dalam dunia penulisan • Unjuk sebagian karya ke ranah publik • Bergabung dan aktiflah dalam forum

atau komunitas penulisan

Page 14: Writerpreneur

Menjadi penulis yang baik

• Mampu menyampaikan gagasan dengan benar- Bernilai Islam- Edukatif- Informatif- Sesuai kaidah penulisan

• Mampu menulis dengan baik• Penuh daya tarik• Tak membosankan• Mampu menggayakan kalimat

Page 15: Writerpreneur

Meracik bahan jadi tulisan dengan:

• Menabung kosa kata• Hindari kalimat raksasa• Hemat kata• Judul yang menarik• Bolehlah pake subjudul• Lead yang menggoda

Page 16: Writerpreneur

BAGIAN 2

Page 17: Writerpreneur

• Menulis adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi sebagian orang. Semua daya, kreasi, dan pengetahuan yang dimiliki dapat dituangkan menjadi sebuah karya yang bermanfaat bagi khalayak. Menerbitkan buku adalah perkara mudah. Jika tulisan yang anda hasilkan mau dibukukan, ya, kirim saja ke penerbit. Jika naskah kita layak, maka niscaya akan diterbitkan

Page 18: Writerpreneur

• Tapi, pada kenyataannya, tidak sesederhana itu. Naskah kita bisa diterbitkan atau tidak sepenuhnya tergantung pada kebijakan penerbit konvensional. Biasanya banyak faktor yang masuk jadi pertimbangan penerbit konvensional. Salah satunya adalah nama pengarang atau penulis sendiri. Apakah nama anda sudah cukup dikenal atau pernah menang lomba-lomba kepenulisan atau nama anda benar-benar baru di dunia tulis menulis.

Page 19: Writerpreneur

• Ada kalanya kita sebagai penulis pemula memang harus

maklum bahwa penerbitan konvensional, sebagai pihak yang

akan menerbitkan buku/karya kita, mereka sebuah industri

yang terjebak pada kata: untung atau rugi. Seidealis apapun

mereka, mau tidak mau, seringkali mereka akan bercermin

pada keinginan pasar atau pembaca terhadap produk yang

akan dipublikasikan--yang mana membawa brand nama kita

sebagai penulis.

• Sebagai penulis baru, mungkin ada bijaknya jika kita

mempermudah langkah penerbit mengambil keputusan

terhadap naskah kita dengan cara memperkenalkan nama

kita dulu sebagai pengarang di majalah-majalah, koran-

koran, atau dengan mengikuti lomba-lomba kepenulisan.

Biasanya penerbit akan lebih 'menghargai' penulis-penulis,

yang kendati 'baru', tapi sudah punya prestasi dimuat atau

menang sebuah perlombaan pada media-media yang ada

sekarang.

Page 20: Writerpreneur

Membuat Proposal Naskah Penulis mengirimkan proposal naskah yang akan diterbitkan, adapun proposal naskah ini berisi : 1.Abstrak/sinopsis: penjelasan atau gambaran mengenai isi naskah. 2.Outline naskah, semacam daftar isi lengkap, materi apa saja yang akan diuraikan dalam setiap bab, sub bab, atau akan diberikan contoh-contoh atau listing program apa saja, dan sebagainya. 3.Contoh output print salah satu bab lengkap bila naskah belum ditulis. Bila naskah telah ditulis lengkap dapat dikirimkan seluruhnya untuk memudahkan redaksi melakukan penilaian.4.Memberikan penjelasan global buku mengenai: sasaran pembaca yang ingin dicapai, prospek pasar, apa yang diperoleh pembaca setelah membaca buku ini.5.Profil penulis, keterangan singkat tentang penulis.

Page 21: Writerpreneur

• Perhitungan royalti Contoh penghitungan royalti berikut: - Jumlah buku yang dicetak : 3000 eksemplar (jumlah minimal)

- Harga jual buku di toko : 20.000- Royalti, misal 10 % = 2.000Maka jumlah royalti diterima penulis adalah = 3000 x 20.000 x 10% = 6 juta

- Angka tersebut belum termasuk pajak sebesar 15 % - Angka tersebut dengan asumsi bahwa 3000 eksemplar buku

terjual habis.

• Adapun jual putus adalah sistem pembelian dengan tanpa mempertimbangkan prosentase jumlah eksemplar buku yang terjual.

• Karena itu daya tawar (bargaining) penulis sangat menentukan harga nominal yang ingin diperoleh dari pihak penerbit. Faktor popularitas dan kompetensi penulis turut menentukan nilai negosiasi dengan penerbit. Namun tentunya dengan mempertimbangkan patokan sistem penghitungan royalti diatas.

Page 22: Writerpreneur

•Solusi tiada henti

Sayangnya, menerbitkan sebuah buku bukan perkara mudah.

Informasi yang terbatas tentang penulisan dan pencetakan, karir

dan pekerjaan yang menyita waktu, serta banyaknya syarat dan

ketentuan yang diminta oleh penerbit konvensional, seringkali

membuat proses berkarya yang sesuai dengan keinginan dan

idealisme Anda menjadi terhambat.

•Menerbitkan buku sendiri adalah salah satu upaya yang bertujuan

untuk memberikan pelayanan secara terpadu kepada para penulis

yang ingin menerbitkan buku sesuai dengan keinginannya.

Menerbitkan buku sendiri akan membantu penulis untuk

mewujudkan buku yang akan diterbitkannya. Mulai dari mendesain

buku yang diinginkan, mengedit, mencetak, membuat publikasi,

mengurus perijinan, bahkan hingga memasarkannya.

Page 23: Writerpreneur

• Mengapa menggunakan “Menerbitkan buku sendiri”? Disamping masalah teknis penerbitan sebagaimana dijelaskan

sebelumnya, alasan yang tak kalah penting adalah orientasi keuntungan yang dihasilkan dari penerbitan buku tersebut. Harga jual yang terpampang di toko-toko buku umumnya mencapai 6x (enam kali) atau bahkan lebih dari biaya produksi, padahal penulis hanya mendapatkan 8-12% dari harga jual buku, sedangkan sisanya menjadi bagian pemasaran dan penerbitan. Jumlah buku yang dicetak : 3000 eksemplar Harga jual buku di toko : Rp 20.000,- Perkiraan biaya produksi : Rp 9.000.000,- atau Rp 3.000,-/buku

Biaya pemasaran : 40-50 % harga jual buku à Rp 10.000,- Perkiraan keuntungan : Rp 7.000,- / buku atau : Rp 21.000.000,- (asumsi terjual semua)

• Permasalahan lain yang sering terjadi pada penerbitan konvensional adalah kelambanan bahkan kurang terbukanya penerbit tentang jumlah buku yang terjual. Sering penulis hanya mendapatkan royalti yang sangat kurang berarti dengan alasan buku kurang laku terjual.

Page 24: Writerpreneur

Paket“Menerbitkan buku sendiri” :

1. Paket Bebas

Dengan paket ini, proses penyusunan buku, penyuntingan, pencetakan,

hingga pemasarannya menjadi tanggung jawab Percetakan.

2. Paket Wirausaha Sejati

Paket ini diperuntukkan bagi para penulis yang bermaksud menerbitkan

buku tetapi ingin memasarkan bukunya sendiri, tidak melalui Percetakan.

Percetakan hanya akan memfasilitasi hingga akhir pencetakan, masalah

administratif, perijinan serta promosinya. Distribusi penjualan buku

diserahkan kepada penulisnya sendiri.

3. Paket Terbatas

Paket Terbatas dapat menjadi pilihan bagi para penulis yang hanya ingin

mencetak dan menerbitkan bukunya untuk kalangan terbatas. Dalam hal

ini Percetakan tidak akan melakukan distribusi penjualan atau promosi

apapun atas buku tesebut.

4. Paket “Nano-Nano”

Paket “Nano-Nano” atau dengan kata lain campuran dari beberapa paket

lainnya. Artinya dalam segala hal, mulai dari proses penyusunan buku,

penyuntingan, pencetakan, hingga pemasarannya dilakukan bersama-

sama antara penulis dan Percetakan.

Page 25: Writerpreneur

• Bulletin• Mini bulletin• Mini magazine• Super mini

magazine• Buku kecil/Saku• Blog pribadi• E-book

PILIHAN MEDIA INDIE & ALTERNATIF:

Page 26: Writerpreneur

BAGIAN 3

Page 27: Writerpreneur

Kualitas media; rubrikasi, isi berita, layout/setting, artistik, perwajahan, dsb>>menarik untuk dibeli/dibaca orang

Product

Promotion

Upaya media menarik minat orang untuk membeli/membaca (berlangganan)

Please

Kualitas pelayanan: sirikulasi dan redaksi (bacaan)

Price

Penentuan harga media. Dapat dijangkau pembeli atau tidak. Disesuaikan dengan produk dan pelayanan

Eksistensi Sebuah Media

Page 28: Writerpreneur

Membangun Tim Tangguh

• Mencari orang-orang yang akan menjadi pimpinan dan staf perusahaan media kita

• Pastikan mereka adalah orang-orang yang terpilih dan ahli di bidang masing-masing

• Bila perlu, rekrut orang yang tidak saja ahli, tapi juga berpengalaman di bidangnya

• Tunjang dengan teknologi yang memadai untuk mendukung para SDM di bidangnya masing-masing

Page 29: Writerpreneur

Pemasaran Produk

• Kondisi Pasar: sebelumnya, sekarang, & masa depan:– Mengikuti, mengkaji, dan menentukan keputusan

untuk membuat kebijakan pasar. Memikirkan untuk menjadi pemimpin pasar, mengamati siapa saja yang bermain di sana, selera konsumen, biaya produksi, harga, termasuk menganalisis kebijakan para pesaing di pasar yang sama, mengukur kemampuan produk kita dibanding produk pesaing.

Page 30: Writerpreneur

Mengelola Peluang• Merinci Problem dan Peluang:

– Tanggap terhadap keinginan konsumen dan menganalisisnya. Menciptakan inovasi-inovasi baru untuk meraih peluang yang lebih besar sekaligus mengatasi problem yang mungkin saja ada pada produk kita.

Page 31: Writerpreneur

Strategi Bisnis• Kita harus menentukan konsep bisnis

kita dalam master plan (rencana induk): skala pasar, skala modal, dan skala usaha. Tentukan sesuai dengan kemampuan SDM dan ketersediaan dana pendukung.

• Upayakan media yang kita keluarkan sudah sangat matang secara bisnis. Tidak sebatas uji-coba.

Page 32: Writerpreneur

Persaingan

• Merinci upaya apa saja yang bisa kita lakukan untuk terjun dalam medan persaingan dengan media lain. Ada baiknya kita menentukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

• Tentukan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan tingkat lanjut. Karena sangat boleh jadi akan lebih besar dan “berbahaya”

Page 33: Writerpreneur

Contoh Analisis SWOT

STRATEGI PELUANG ANCAMAN

Kekuatan 1. Peningkatan kemampuan redaksi dalam berbagai pelatihan atau studi pada penerbitan besar.

2. Melakukan penetrasi pasar untuk mengubah permintaan potensial menjadi permintaan aktual

1. Pemantapan penguasaan ide dengan memperluas tsaqofah islamiyah, kekuatan ide tidak akan mudah untuk disaingi.

1. Peningkatan popularitas nama Media dengan menambah aktivitas pendukung yang membantu mengokohkan posisi Media di benak konsumen dari gempuran pesaing.

Kelemahan 1. Membenahi manajemen (organisasi, tata kerja produksi dan pemasaran) dan meningkatkan sumber daya manusia (merekrut tenaga ahli, menempatkan orang yang benar pada posisi yang tepat) dan memanfaatkan akses modal.

2. Merumuskan rencana strategis perusahaan

1. Mengurus legalitas penerbitan dan penerbit.2. Memperkokoh jaringan pemasaran,

meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan ghirah kerja seluruh pihak yang terkait.

Page 34: Writerpreneur

Tujuan dan Sasaran

• Target 5 tahun ke depan– Mampu meraih spesifikasi konsumen (pembaca)

secara terukur. Jumlahnya bisa dilihat dari peningkatan tiras

– Mencapai kondisi pasar yang stabil dan mampu meninggalkan para pesaing di belakang media kita

– Berhasil meraih penghasilan/keuntungan dari sasaran yang telah ditetapkan. Kuat dari segi keuangan

– Bersiap merumuskan strategi perusahaan untuk mengembangkan prestasi yang diraih setelah 5 tahun

Page 35: Writerpreneur

Persoalan-persoalan penting

• Jangka pendek– Memilih dan memilah persoalan yang mungkin menjadi

kendala dan carikan solusinya. Masalah yang perlu diperhatikan adalah keredaksian, pemasaran, distribusi dan iklan

• Jangka panjang– Harus disiapkan strategi pengembangan usaha dari tren

yang berkembang berkaitan dengan usaha media massa– Mewujudkan media massa yang ideologis dan mandiri.

Khas, sehingga sulit ditandingi

• Sumber dana harus cukup dan memadai. Pastikan pengelolaannya juga profesional

Page 36: Writerpreneur

Tolong doong…

Membuat media massa itu tidak terlalu susah kok (jika memang persiapan sudah matang). Persiapan seperti apa yang dibutuhkan?

Keredaksian

Segmentasi Pasar

Keuangan

Jaringan Distribusi

SDM ‘juru tulis’ ini harus solid dan mantap

Pilih sasaran pembaca yang akan dibidik

Jaringan tertutup. Yakni pasar tradisional. Memanfaatkan jaringan pengajian, kelompok, atau perkumpulan tertentu.Jaringan terbuka. Pasar pembacanya umum.

Tidak penting, tapi POKOK

Page 37: Writerpreneur

Jenis Media Massa (Pers)

• Buletin• Koran• Tabloid• Digest• Majalah• Televisi• Radio• Internet• Agency News/Features

Informasi

Hiburan

Edukasi

Page 38: Writerpreneur

Mengenal PembacaPembagiannya bisa berdasarkan:

Usia

Jenis kelamin

Profesi

Hobi

Hiburan

Status

Remaja

Dewasa Orang tua

Anak-anak

Pria

Wanita

Pelajar: TK/SD/SMP/SMU/Mahasiswa

Eksekutif Pengusaha

Petani/PeternakBuruh/supir/pedagang kecil

Peneliti: sosial, ekonomi, science

Dokter, dosen, guru, analis kimia dsb

Single Pasangan muda

Beranak-pinak

Olahraga Musik Film

Gosip selebritis

seks

Otomotif Sepakbola

Tanaman Perikanan

Traveling

Page 39: Writerpreneur

Gambaran Umum Manajemen Pers

Visi dan Strategi

Menciptakan brand image media kita. Memiliki ciri khas yang mudah diingat dan dilihat pembaca. Mengusung gaya jurnalistik tertentu sesuai pasar yang akan dibidik.

Positioning

Menumbuhkan fanatisme pembaca

Menciptakan kesetiaan pembaca

Menjadikan media tersebut sebagai lambang status atau “gengsi”. Mereka akan bangga membeli dan memiliki media tersebut.

Page 40: Writerpreneur

Struktur Umum Organisasi Redaksi

Pemimpin Redaksi

Redaktur Pelaksana

Redaktur Bahasa

Para Redaktur Desk

Reporter

Koresponden/penulisFotografe

r

Pmpn. PerusahaanSirkulasi, Iklan,

Promosi Umum, Tata Usaha, Keuangan, dll

Redaktur Pracetak

SettingLayoutKorektor

Pemimpin Umum

Perpustakaan, Dokumentasi, Litbang

Page 41: Writerpreneur

Tiga Kunci Sukses Sehat SDM

Sehat manajemen

Sehat sarana

Tenaga-tenaga pengelola media berkualitas dan profesional di bidangnya, ditunjang gaji yang memadai bagi mereka.

Manajemen yang baik, terencana, terarah, dan terkendali.

Terpenuhinya segala sarana/fasilitas yang diperlukan bagi kelancaran kerja di media tersebut.