tinotoniess.files.wordpress.com€¦ · Web view2.1 Struktur tulang. Berdasarkan bentuknya...
Transcript of tinotoniess.files.wordpress.com€¦ · Web view2.1 Struktur tulang. Berdasarkan bentuknya...
2.1 Struktur tulang
Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk tulang yang menyusun rangka
tubuh, yaitu tulang pipa , tulang pipih, dan tulang pendek, selain itu ada pula tulang tak
terbentuk.
a. Tulang pipa (tulang panjang)
Berbentuk tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang terjadi perluasan
yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain, contohnya adalah tulang
betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil.
Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian tengah disebut diafisis ,
kedua ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis.
Pada anak – anak cakra epifisis berupa karti;ago yang mengandung osteoblas,
sedangkan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah lagi tingginya cakra
epifisis sudah sudah menulang. Osteoblas menempati rongga yang disebut rongga
sumsum tulang.
b. Tulang pipih
Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat
sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga sehingga tulang pipih
ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat , contohnya adalah
tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.
c. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya ditemukan pada pangkal kaki, pangkal
lengan dan ruas – ruas tulang belakang.
d. Tulang tak berbentuk
Memiliki bentuk yang tertentu . tulang ini terdapat diwajah dan tulang belakang.
Hubungan tulang yang bersifat diartrosis contohnya adalah sebagai berikut:
Sendi Peluru
Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan
gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya sendi pada gelang bahu dan
gelang panggul.
Sendi Engsel
Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu , misalnya
pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas antar jari.
Sendi Putar
Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk
seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu poros , misalnya antar
tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas dengan tulang tengkorak.
Sendi Ovoid
Sendi ini memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan kekanan ,
maju mundur dan muka belakang. Misalnya antar tulang pengumpil dan tulang
pergelangan tangan.
Sendi Pelana atau Sela
Pada sendi ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos
dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang naik kuda. Misalnya
sendi antar tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan dan ibu jari.
Sendi luncur
Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan tidak
berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang pergelangan
kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
Tulang
Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat
bervariasi antara individu.
Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material
yang sama dari luar kedalam secara berurutan adak dapat menemukan lapisan –
lapisan :
1. Periosteum
Pada lapisan pertama kita
akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakan selaput
luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk
jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
2. Tulang kompak
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini
teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan
lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat)
sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa
lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.
Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki
dan tulang tangan.
Gambar lapisan kedua tulang kompak3. Tulang spongiosa
Gambar struktur tulang spongiosa dan trabekula.
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan
namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh
sumsum merah yang dapatmemproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri
dari kisi-kisi tipis tulang yang disebuttrabekula.
4. Sumsum tulang
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum
tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini
dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang
spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi
memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan
saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium).
Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat
interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya
terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat
lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.
Struktur OtotOtot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi
dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri atas serabut silindris yang
mempunyai sifat yang sama dengan sel jaringan lain. Semua diikat menjadi berkas-
berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.3
jenis otot :
- Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka, atau otot sadar).
Setiap serabut otot itu bergaris melintang karena adanya gambaran selan-
seling
antara warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah myofibril
dan diselubungi membrane halus sarkolema(selaput otot). Sejumlah serabut
berkumpul untuk membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat
menjadi satu oleh jaringan ikat untuk membentuk otot besar dan otot kecil. Bila
otot berkontraksi, akan menjadi pendek, dan setiap serabut turut bergerak
dengan berkontraksi. Otot – otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang
oleh saraf.
- Otot tak sadar
Ditemukan pada dinding pembuluh darah dan pembuluh limfe, pada dinding
saluran pencernaan dan visera yang berongga, trakea, dan bronki, pada iris dan
muskulus siliaris mata, serta pada otot tak sadar dalam kulit.
- Otot sfingter
Terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang masuk atau
lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat bila
berkontraksi. Contohnya sfingter jantung dan sfingter piloris pada mulut
lambung.seterusnya ada sfingter atau katub antara ileus dan kolon, sfingter
bagian dalam dan bagian luar anus dan uretra.
Gerakan yang terjadi pada tubuh dilakukan oleh otot polos, otot lurik dan otot
jantung. Secara struktur, otot-otot tersebut berbeda.
Otot Lurik: merupakan otot yang melekat pada tulang rangka. Otot ini berperan
menggerakkan tulang. Otot lurik tersusun atas sel-sel otot yang intinya berjumlah
banyak dan terletak di tepi sel. Didalam sel-sel otot lurik, terdapat serabut-
serabut yang dinamakan miofibril. Miofibril tersusun atas protein oto aktin,
miosin, tropinin, dan tropomiosin. Jika diproyeksikan, susunan disebut juga
daerah I (isotop). Tiap pita I dibagi oleh garis gelap transversal yang disebut
garis Z. Daerah gelap dinamakan daerah A (anisotop). Pada daerah gelap (A),
terdapat daerah terang (I). Daerah I-A-I dinamakan satu sarkomer. Garis terang
dan garis gelap memantulkan cahaya ke mata yang berbeda. Hal lain ini
menyebabkan seakan-akan ada serat yang berbeda. Hal ini menyebabkan seakan-
akan ada serat lintang atau lurik sehingga otot ini disebut otot lurik. Sebenarnya
pada otot lurik tidak terdapat serat-serat lurik dipengaruhi oleh susunan saraf
pusat sehingga dinamakan otot selular.
Otot Polos: sel otot polos berbentuk memanjang. Kedus ujungnya lancip dengan
inti tunggal dan serat miofibril yang homogen sehingga tidak menggambarkan
adanya serat lurik. Bentuk otot polos tersebut sangat berbeda dengan otot lurik
dan otot jantung. Otot polos dijumpai pada dinding saluran pencernaan makanan,
paru-paru, dinding pembuluh darah pembuluh limfa serta ovarium. Otot polos
memiliki sifat lambat bereaksi terhadap rangsangan tetapi tahan lelah, dan
bekerja dipengaruhi saraf tidak sadar.
Otot Jantung: struktur otot jantung menyerupai otot lurik, tetapi letak inti selnya
di tengah. Selain itu, betuk selnya bercabang. Pada setiap percabangan, terdapat
jaringan pengikat yang dinamakan diskus interkalaris. Otot jantung memiliki
ciri-ciri cepat beraksi terhadap rangsangan, tahan lelah dan dipengaruhi oleh
susunan saraf tidak sadar. Susunana saraf ini adalah saraf kembar (nervus vagus)
yang bersifat parasimpatis. Sel-sel jantung mendapat makanan dari arteri
koronaria. Selama manusia, jantung terus terus berkontraksi dan jumlah
kontraksi setiap menit adalah 72 kali. Kontraksi jantung akan meningkat dengan
rangsangan hormon adrenalin.
2.2 fungsi tulang
Tulang – tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga mempunyai fungsi lain, yaitu:a. Memberi bentuk tubuhb. Melindungi alat tubuh yang vital,c. Menahan dan menegakkan tubuhd. Tempat perlekatan otote. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan posforf. Tempat pembentukan sel darahg. Tempat penyimpan energy, yaitu berupa lemak yang ada di sumsum kuning
'
2.3 listrik otot
Mekanisme kontraksi otot
Aksi potensial pada motor neuron
Aksi potensial pada otot
Pelepasan ion Calsium dari rs
Mengaktifkan Ca channel pada tubulus T
Ion ca akan berikatan dengan troponin C
Menubah konfigurasi aktin-tropomiosin-troponin kompleks
Aktif site dari aktin akan terbuka sehingga dapat terikat dengan miosin
Ikatan inilah yang mengakibatkan kontaksi otot karna tertariknya aktin kearah
myosin oleh struktur cross-bridge yang keluar dari myosin
Relaksasi
Ion calsium akan dikembalikan ke dalam RS secara transport aktif mempengaruhi
struktur aktin-troponin-tropomiosin sehingga aktif site aktin kembali ditutupi oleh
tropomiosi.
Lepasnya ikatan antara aktin dan myosin ini menyebabkan relaksasinya otot
Troponin yang kehilangan ion Ca akan dan ikatan antara aktin dan myosin tidak
terjadi lagi
Jenis-jenis kontraksi
Kontraksi isotonic
Kontraksi isometric
Kontraksi isokinetik
Sumber energi untuk kontraksi otot
Fosfokreatin
Glikolisis anaerobic
Glikolisis aerobic (metabolisme oksidatif)
Listrik
Serabut otot akan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan terhadap
listrik. Bila terangsang, sel otot akan mengbangkitkan suatu potensial aksi dengan cara
serupa dengan yang terlihat pada sel saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang
membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion kalsium ke dalam sel otot yang
sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan retikulum
sarkoplasmikum. Adalah kalsium yang memungkinkan interaksi antara aktin dan miosin
dalam sarkomer. Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, membran ini
akan kembali ke tegangan membran istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari
sarkomer oleh reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum, dan otot kembali
relaks.
Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respon terhadap rangsangan yang
dibawa oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi pada motor dan
plate. Neuron yang mengatur aktivitas sel otot skelet dinamakan lower motor neuron.
Neuron ini berasal dari kornu anterior korda spinalis.
Dibutuhkan energi untuk kontraksi otot dan relaksasi. Banyaknya energi yang
diperlukan oleh otot skelet berbeda – beda sangat meningkat selama latihan. Sumber
energi untuk sel otot adalah adenosin trifosfat ( ATP ) yang dibangkitkan melalui
metabolisme oksidatif seluler. Kreatinin fosfat yang juga terdapat dalam sel otot,
berperan sebagai cadangan kedua energi metabolisme dapat dikonversi menjadi ATP
bila perlu. Pada aktivitas rendah, otot skelet mensintesis ATP dari oksidasi glukosa
menjadi air dan karbon dioksida. Selama masa aktivitas tinggi, bila tidak tersedia
oksigen yang memadai glukosa terutama di metabolisme menjadi asam laktat.
Meskipun ATP juga dapat dihasilkan selama produksi asam laktat, proses ini tidak
efisien bila dibandingkan dengan jalur oksidatif.Sehingga diperlukan lebih banyak
glukosa dan harus disediakan oleh glikogen otot. Glikogen adalah suatu tepung yang
dibuat dari glukosa, disimpan dalam sel selama periode istirahat, dan diperlukan dalam
periode aktivitas. Kelelahan otot disebabkan oleh pemecahan glikogen dan simpanan
energi serta penumpukan asam laktat. Sebagai akibatnya, lingkaran kontraksi dan
relaksasi otot tak dapat berlanjut.
Selama kontraksi otot, energi yang dilepaskan dari ATP tidak seluruhnya
digunakan oleh aparatus kontraktil.Kelebihan energi ini akan dilepaskan dalam bentuk
panas. Selama kontraksi isometrik, hampir semua energi dilepaskan dalam bentuk
panas, selama kontraksi isotonik, sebagian energi dikeluarkan dalam bentuk kerja
mekanis. Pada keadaan tertentu, seperti saat menggigil karena kedinginan, kebutuhan
untuk menghasilkan panas merupakan rangsangan utama untuk kontraksi otot.
2.4 Gaya bebanGaya pada tubuh dan didalam :
Gaya pada tubuh è dapat kita ketahui ex menabrak meja.
Gaya dalam tubuh è td diketahui ex Gaya otot.
Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda,
misalkan berat badan, ex terjadinya varises.
Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
Statis : Tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada
sama dengan nol.
Sistem tulang dan oto berfungsi sebagai pengumpil.
Ada 3 kelas sistem pengumpil :
a. Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
W = gaya berat W
M = gaya otot
M
b. Klas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
M W
c. Klas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
M
W
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Pusat Gravitasi tubuh
Penentuan pusat gravitasi suatu benda
1. Menggantungkan obyek pd titik berbeda.
2. Berdiri diatas papan yg kedua ujungnya timbangan
Macam Keseimbangan
a. Keseimbangan stabil
1. Pusat gravitasinya naik jika diberi gaya.
2. Muncul gaya pemulih yang menyebabkan kembali kekeadaan semula.
3. Tenaga potensial bertambah
b. Keseimbangan Labil
1. Pusat gravitasinya turun jika diberi gaya.
2. Posisi benda akan mengalami perubahan.
3. Tenaga potensial berkurang
c. Keseimbangan Normal
1. Pusat gravitasinya tidak berubah jika diberi gaya.
2. Tenaga potensial bertambah
2.5 Energi dan kehidupan
Energi untuk sintesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain. Bila protein
disintesis menyebabkan banyak ATP digunakan untuk membentuk ikatan peptidan dan
menyimpan energi dalam rantai ini, terdapat pertukaran protein secara terus-menerus,
sebagian didegradasi dan sementara protein lainnya dibentuk. Energi yang disimpan
dalam ikatan peptida dikeluarkan dalam bentuk panas dalam tubuh.
a. Energi untuk aktivitas otot
Sebagian besar energi ini dengan mudah melawan viskositas otot itu sendiri atau
jaringan sekelilingnya sehingga anggota badan dapat bergerak. Pergerakan liat ini
menyebabkan gesekan dalam jaringan akan menimbulkan panas.
b. Energi untuk jantung
Darah merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi
potensial. Pada saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari
lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding pembuluh mengubah
energi ini menjadi panas.
Oleh karena itu, dapat dikatakan semua energi yang digunakan oleh tubuh diubah
menjadi panas, kecuali di otot yang digunakan untuk melakukan beberapa kerja diluar
tubuh
2.6 Nutrisi tulang
Sumber kalsium terbaik adalah produk berbahan susu seperti susu, keju dan yogurt.
Kalsium yang termasuk dalam mineral juga dapat diperoleh dari jenis ikan seperti ikan
haring, ikan salem kalengan, ikan berduri lunak dan ikan sarden. Roti, sereal, polong-
polongan dan sayuran berdaun hijau merupakan sumber kalsium lain yang baik.
Untuk kehidupan tulang dibutuhkan :
Diit dengan mineral dan vitamin yang memadai.
Vitamin D
Provitamin D akan diubah menjadi vitamin D di bawah pengaruh sinar Matahari,
yang mengandung sinar ultraviolet. Vitamin D yang langsung dapat digunakan,
terdapat pada minyak hati ikan (fishliver oil).
Guna vitamin D : Untuk penyerapan fosfat kalsium dari usus.
Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh :
- Vitamin A : memepengaruhi kegiatan osteoklas
- Vitamin B kompleks : memepercepat pembentukan callus pada fraktura
- Vitamin C : mempengruhi pembuatan bahan kolagen antar sel
atau
merangsang osteoblas.
- Vitamin D : Mempengaruhi pengendapan mineral pada tulang
Sumber Vitamin D: Salmon
Salmon adalah salah satu sumber alami terbaik dari vitamin D. Sekitar 3.5oz
masalan salmon mengandung sekitar 90% dari kebutuhan harian kita akan vitamin
D. Selain itu salmon juga merupakan sumber yang baik akan protein dan lemak
omega-3 yang baik untuk hantung. Cobalah untuk mengkonsumsi setidaknya satu
hidangan salmon setiap minggu.
- Sumber Vitamin D: Sereal
Beberapa sereal yang siap dikonsumsi sudah diberi tambahan vitamin D. Cobalah
cek lebel dan cari produk yang memiliki setidaknya 10% dari nilai harian nutrisi
penting ini.
Mineral Penting: Magnesium
Magnesium memiliki banyak fungsi bagi tubuh, dan salah satunya adalah untuk
membuat tulang tetap kuat (50% dari tubuh magnesium ditemukan dalam tulang).
Memakan berbagai makanan dapat membantu untuk menjamin magnesium masuk
ke tubuh secara cukup. Wanita diatas 30 tahun harus memenuhi sekitar 320mg
magnesium setiap hari, sedangkan pria sekitar 400-420mg. Jumlah tersebut mudah
didapatkan dengan mengkonsumsi, kacang-kacangan seperti almond, kacang
kedelai, gandum, dan sayuran yang berwarna gelap seperti bayam.
Nutrisi Penting: Vitamin K
Vitamin K berperan banyak dalam berbagai fungsi tubuh, tetapi penelitian ilmiah telah menghubungkan nutrisi penting ini dengan kesehatan tulang. Studi yang berlangsung saat ini mengindikasi bahwa vitamin K dapat mencegah penyerapan kembali dan masuknya makanan secara cukup, dimana hal ini penting untuk mencegah kerapuhan tulang. Vitamin K dapat diperoleh dengan banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau
2.7 Patofisiologi Osteoartitis dan osteoporosis
1. Definisi
Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan
fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang,
tubuh memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus
menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon
pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga persediaan
vitamin D yang adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan
memasukkan ke dalam tulang. Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai
tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan
berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam
tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda
yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen
setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi
proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan
pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses
degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi.
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering
ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C
Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini
jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60
tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto,
1994, Solomon, 1997).
2. Epidemiologi
Insiden osteoporosis lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki dan merupakan
problem pada wanita pascamenopause. Osteoporosis di klinik menjadi penting karena
problem fraktur tulang, baik fraktur yang disertai trauma yang jelas maupun fraktur yang
terjadi tanpa disertai trauma yang jelas.
Diperkirakan lebih 200 juta orang diseluruh dunia terkena osteoporosis , sepertiganya terjadi
pada usia 60-70 th, 2/3nya terjadi pada usia lebih 80 th. Diperkirakan 30% dari wanita di
atas usia 50 th mendapat 1 atau lebih patah tulang vertabra. Diperkirakan 1 dari 5 pria di
atas 50 th mendapat patah tulang akibat osteoporosis dalam hidupnya.
3. Etiologi
Penyebab Osteoporosis yaitu :
a. Osteoporosis postmenopausal
Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu
mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada
wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis
postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini
daripada wanita kulit hitam.
b. Osteoporosis senilis
Kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan
usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang
yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini
biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita
seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
c. Osteoporosis sekunder
Dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan
medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis
dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya
kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian
alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
d. Osteoporosis juvenil idiopatik
Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada
anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar
vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Etiologi Osteoartitis
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang
menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan
pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya
salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran
sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi,
ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan
produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium
urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
4. Faktor Resiko Osteoporosis
Faktor resiko Osteoporosis yaitu :
a. Usia
· Tiap peningkatan 1 dekade, resiko meningkat 1,4-1,8
b. Genetik
· Etnis (kaukasia dan oriental > kulit hitam dan polinesia)
· Seks (wanita > pria)
· Riwayat keluarga
c. Lingkungan, dan lainnya
· Defisiensi kalsium
· Aktivitas fisik kurang
· Obat-obatan (kortikosteroid, anti konvulsan, heparin, siklosporin)
· Merokok, alkohol
· Resiko terjatuh yang meningkat (gangguan keseimbangan, licin, gangguan penglihatan)
· Hormonal dan penyakit kronik
5. Patofisiologi
Penyebab pasti dari osteoporosis belum diketahui, kemungkinan pengaruh dari
pertumbuhan aktifitas osteoklas yang berfungsi bentuk tulang. Jika sudah mencapai umur 30
tahun struktur tulang sudah tidak terlindungi karena adanya penyerapan mineral tulang.
Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi secara seimbang
yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang (remodelling). Setiap ada perubahan
dalam keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan,
maka akan terjadi penurunan massa tulang.
Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun untuk tulang
bagian korteks dan lebih dini pada bagian trabekula. Pada usia 40-45 tahun, baik wanita
maupun pria akan mengalami penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan
bagian trabekula pada usia lebih muda.
Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 20-30 %
dan pada wanita 40-50 % Penurunan massa tulang lebih cepat pada bagian-bagian tubuh
seperti metakarpal, kolum femoris, dan korpus vertebra Bagian-bagian tubuh yg sering
fraktur adalah vertebra, paha bagian proksimal dan radius bagian distal
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan
sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang
baru pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang
membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang
rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang
sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).
6. Tanda dan Gejala
Penyakit osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena proses kepadatan
tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis) dan
berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa disertai
adanya gejala.
Gejala-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti:
a. deformitas tulang
b. patah tulang
c. punggung yang semakin membungkuk
d. hilangnya tinggi badan
e. nyeri punggung
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi hancur, maka akan
timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Hancurnya tulang belakang menyebabkan nyeri
punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami hancur secara spontan
atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah
tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika
disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang
secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang
belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang
(punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang lainnya bisa patah,
yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah
tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Hal yang juga sering terjadi adalah
patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang
disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung
menyembuh secara perlahan.
Penyakit osteoartitis bisa tanpa gejala (asimptomatik) artinya walaupun menurut
hasil X-ray hampir 70 persen manula lebih 70 tahun dideteksi menderita penyakit OA, tetapi
hanya setengahnya mengeluh, sedangkan selebihnya normal. Berikut ini tanda tanda
serangan OA :
1. Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan .Pada mulanya hanya terjadi
pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit
setiap melakukan gerakan tertentu , terutama pada waktu menopang berat badan,
namun bisa membaik bila diistirahat kan . Pada beberapa penderita , nyeri sendi
dapat timbul setelah istirahat lama,misalnya duduk di kursi atau di jok mobil dalam
perjalanan jauh. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari.
2. Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian (Heberden’s dan Bouchard’s
nodes)
Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan.
3. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian
4. Kesulitan menggunakan persendian
5. Bunyi pada setiap persendian(crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan rasa nyeri,
hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya lutut)
6. Perubahan bentuk tulang.Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin rusak,
tulang mulai berubah bentuk dan meradang , menimbulkan rasa sakit yang amat
sangat
7. Manifestasi Klinis
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur
kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12 ) adalah:
· Nyeri timbul mendadak
· Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang terserang
· Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
· Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena melakukan
aktivitas
· Deformitas vertebra thorakalis à Penurunan tinggi badan
Manifestasi klinis osteoartitis:
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang
telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya
pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai
atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan non-invasif.
2. Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total
dan massa tulang.
3. Pemeriksaan absorpsiometri
4. Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
5. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi
mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas
meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.
6. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine biasanya
dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak membantu kecuali pada
pemeriksaan biomakers osteocalein (GIA protein).
7. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi
8. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
9. Penatalaksanaan
Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi pencegahan
yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang. Dengan cara
yaitu memperhatikan faktor makanan, latihan fisik ( senam pencegahan osteoporosis), pola
hidup yang aktif dan paparan sinar ultra violet. Selain itu juga menghindari obat-obatan dan
jenis makanan yang merupakan faktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kafein, diuretika,
sedatif, kortikosteroid.
Selain pencegahan, tujuan terapi osteoporosis adalah meningkatkan massa tulang
dengan melakukan pemberian obat-obatan antara lain hormon pengganti (estrogen dan
progesterone dosis rendah). Kalsitrol, kalsitonin, bifosfat, raloxifene, dan nutrisi seperti
kalsium serta senam beban.
Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila
terjadi fraktur panggul.
Penatalaksanaan osteoartitis:
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena
patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa
sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti
inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis,
meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan.
Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai
alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang
belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter
karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada
sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai
sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran
panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot
yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik
dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan
tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke
sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran
penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot
tersebut adalah penting.
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang
dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian,
debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan
osteofit.
10. Klasifikasi Osteoporosis
Dalam terapi hal yang perlu diperhatikan adalah mengenali klasifikasi osteoporosis dari
penderita. Osteoporosis dibagi 2 , yaitu :
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang, yang menyebabkan
peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga meningkatkan resiko fraktur
vertebra dan Colles. Pada usia dekade awal pasca menopause, wanita lebih sering terkena
daripada pria dengan perbandingan 6-8: 1 pada usia rata-rata 53-57 tahun.
1. Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain di luar tulang.
1. Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis idiopatik terjadi pada laki-laki yang lebih muda dan pemuda pra menopause
dengan faktor etiologik yang tidak diketahui.
Klasifikasi Osteoartritis:
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoartritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara, 1996 hal
336)
2.8 Farmakologi
a. . Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan
Asetaminofen.
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan
Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena
risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi
obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi
dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan
menggunakan inhibitor COX-2 . Jika parecetamol atau NSAID topikal tidak bisa meredakan
nyeri pada pasien dengan OA, maka direkomendasikan untuk menggunakan analgesik
opiod, dengan mempertimbangkan resiko dan keuntungannya, terutama pada orang lanjut
usia.
NICE clinical guideline 59 – Osteoarthritis
1. Jika paracetamol atau topikal NSAID tidak efektif untuk meredakan nyeri, maka
dapat direkomendasikan untuk di ganti dengan oral NSAID/COX-2 inhibitor.
2. Jika paracetamol atau topical NSAID kurang efektif untuk meredakan nyeri, maka
direkomendasikan untuk menambahkan oral NSAID atau COX-2 inhibitor.
Semua jenis NSAID/COX-2 inhibitor oral mempunyai efek analgesik yang sama, tetapi
mempunyai perbedaan potensi toksisitas terhadap sistem gastrointestinal, hepar, dan kardio-
renal. Jadi setiap pemberian NSAID maupun COX-2 inhibitor harus mempertimbangkan
faktor resiko yang meliputi usia, dan riwayat gangguan gastrointestinal (peptic ulcer,
gastritis), hepar, dan kardio-renal (GGA). Pada pasien OA yang mempunyai riwayat
gangguan gastrointestinal misalnya peptic ulcer, harus diberikan PPI atau H2 blocker atau
sukralfat untuk melindungi mukosa lambung. Selain itu untuk mengurangi efek toksik
NSAID, dapat juga menyarankan pasien untuk minum banyak air putih dan memakan obat
setelah makan. Pada pasien OA dengan gangguan hepar maupun kardio-renal, sebaiknya
dosis obat di kurangi untuk mengurangi efek toksiknya
b. Analgesik Topikal
1. NSAID topikal harus dipertimbangkan untuk meredakan nyeri sebagai tambahan
dari terapi inti untuk penderita OA tangan dan lutut.
2. NSAID topikal dan atau paracetamol harus dipertimbangkan sebelum pemberian
NSAID oral, COX 2 inhibitor atau opioid.
3. Capsaicin topikal harus dipertimbangkan sebagai terapi tambahan untuk OA tangan
dan lutut
c. Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang
perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok
obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin
C, dan sebagainya.
d. Injeksi Intra-artikular
1. Injeksi kortikosteroid intraartikular dapat di rekomendasikan sebagai terapi
tambahan untuk meredakan nyeri sedang sampai berat.
2. Injeksi intraartikular hyaluronan tidak direkomendasikan sebagai terapi utama O
2.9 Gizi
a) Osteoporosis
- Kalsium yang cukup, kira-kira 800–1200 mg per hari
- Vitamin D3 yang cukup
Kalsium dan Vit. D3 bisa didapatkan dari bahan makanan tapi untuk
lebih praktis dan dengan dosis yang tepat, di pasaran sudah beredar
EPOCALDI dengan kalsium dan Vit.D3
- Olah raga yang teratur
- Hindari merokok, minuman alkohol dan kafein (kopi)
- Melakukan pemeriksaan tulang untuk mengetahui osteporosis secara
dini
MAKANAN TINGGI CALCIUM, VITAMIN C DAN PROTEIN
Susu dan Daging Hewani, pilih yang rendah lemak
Sayur-sayuran segar
Buah-buahan segar seperti jeruk
Ikan termasuk tulang-tulangnya
Kandungan Kalsium dalam Makanan
Jenis makanan Kandungan Kalsium (mg/100)
Susu kambing 98
Susu kerbau 216
Susu bubuk (full cream) 895
Susu bubuk skim 1.300
Keju 777
Kacang kedelai basah 196
Kacang kedelai kering 227
Kacang tanah 730
Tempe kedelai 129
Tahu 124
Daun lamtoro 1.500
Daun kelor 440
Bayam merah 368
Bayam hijau 267
Daun talas 302
Daun melinjo 219
Rebon segar 757
Udang kering 1.209
Udang segar 136
Teri kering 1.200
Teri segar 500
b) Osteoartritis
Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan
yang bergizi.Beberapa suplemen makanan juga dapat digunakan untuk
mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan antara
lain adalah glukosamin dan kondroitin.
- Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada
kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel
cendawan. Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung
dari suplemen makanan komersial atau minuman susu
tersuplementasi.
- Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan
bersama glukosamin. Ia merupakan senyawa rantai gula bercabang
yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat
diperoleh dari langsung dari suplemen makanan.
2.10 AkepKasusNy. Luna Maya (70 thn) dirawat di RS karena mengeluh merasa nyeri di tulang pergelangan tangan dan kakinya terutama lutut, hasil TTV: TD : 120/80 mmHg, Nadi : 100 x/mnt, Suhu 370c, RR: 18 x/menit, BB 75 kg, TB: 160 cm, Hasil X-Ray: Penurunan kepadatan tulang. Dx medis : Osteoartitis dan Osteoperosis.
Analisa DataData Problem EtiologiDs:- Klien berusia 70 tahun- Klien mengeluh nyeri
ditulang pergelangan tangan dan kakinya terutama lutut.
Do:- Hasil X – Ray :
Penurunan kepadatan massa tulang.
Resiko Jatuh Arthritis dan penyakit akut
DiagnosaResiko Jatuh berhubungan dengan arthritis dan penyakit akut
IntervensiNo Tgl/jam Tujuan dan KH Intervensi Rasional1 8 Juli
2012,07.00 WIB
Pasien tidak terjatuh setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 7x24 jam dengan kH:- Pasien tidak
merrasakan nyeri dipergelangan tangan dan lutut kakinya.
- Hasil X – Ray tidak terdapat penurunan kepaddatan massa tulang.
Mandiri :1. Monitor TTV
2. Monitor tanda – tanda nyeri(PQRST)
3. Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
4. Lakukan kompres Es
Kolaborasi1. Kolaborasi dengan
ahli gizi terkait gizi yg tepat untuk pasien ( tinggi kalsium)
2. Kolaborsi pemberian suplemen / vitamin D
3. Kolaborasi rontgen ( X- Ray)
Mandiri1. Pasien mengalami nyeri,
hingga bisa mempengaruhi TTV nya maka perlu dimonitor untuk memantau keadaan pasien.
2. Pasien mengalaminyeri sehingga perlu dimonitor tanda – tanda nyerinya untuk mengetahui tingkat perubahan nyeri pasien.
3. Tekhnik distraksi dan relaksasi dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
4. Kompres es dapat membantu mengurangi nyeri dan bengkak pada kaki pasien.Kolaborasi
1. Pasien mengalami destruksi pada tulang maka perlu diberikan makanan tinggi kalsium kebutuhan tulang akan kalsium dan membantu proses penyembuhan tulang
2. Suplemen / vitamin D dapat membantu mempercepat penyembuhan tulang pasien yang rusak.
3. Pemeriksaan Rontagen untuk memastikan keadaan tulang pasien setelah dilakukan tindakan keperawata..
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang
rawan sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim
yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan
sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kadar
proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air
tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi dari kartilago artikular
menghasilkan suatu subtansi atau zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi
inflamasi yang merangsang makrofag untuk menghasilkan IL-1 yang akan
meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler
http://osteoporosis.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=60