· Web viewPERBANDINGAN KADAR EMISI GAS BUANGDAN PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION 4K...
Transcript of · Web viewPERBANDINGAN KADAR EMISI GAS BUANGDAN PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION 4K...
PERBANDINGAN KADAR EMISI GAS BUANGDAN PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION
4K BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG
PROPOSAL METODE PENELITIAN
(HMKK538)
Disusun Oleh:
NAMA : MUHAMMAD MU’AMMAR
NIM : H1F114222
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
TERIMAKASIH KEPADA
i
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul
Kepala Prodi Teknik Mesin
Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.
Mahasiswa
Muhammad Mu’ammar
Wakil Rektor Bidang Akademik
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d
Dosen Pengampuh
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
Dekan Fakultas Teknik
Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Metode Penelitian ini dengan judul PERBANDINGAN KADAR EMISI GAS
BUANG DAN PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION 4K
BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG. Keberhasilan dalam penyusunan
Proposal Metode Penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan kerja sama, serta
dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih Penulis haturkan kepada :
1. Bapak Ach. Kusairi S, MM., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
2. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., ST., M.Kes. selaku Dosen
Pengampu 1
Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Metode Penelitian (HMKK 538) dan bisa menjadi pengetahuan serta pengenalan
bagi mahasiswa tentang dunia Konversi Energi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan-masukan dan
saran yang sifatnya membangun, guna nantinya dalam membuat proposal
berikutnya akan lebih baik dan sempurna.
Banjarbaru, 26 Oktober
2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul Halaman
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................. 5
2.2 Motor 4K..................................................................................... 8
2.3 Emisi Gas Buang........................................................................ 10
2.4 Bahan Bakar Bensin.................................................................. 13
2.5 LPG............................................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ....................................................................... 23
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 23
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 23
3.4 Diagram Alir Penelitian............................................................... 25
3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 27
iii
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPenggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi
menimbulkan masalah pencemaran udara terutama di kota- kota besar
yang tingkat kepadatan kendaraannya cukup tinggi. Sub sektor transportasi
jalan menjadi penyumbang besar zat-zat pencemar akibat pembakaran
bahan bakar minyak seperti NOx, CO, CO2 yang menjadi bahan yang
menyebabkan pemanasan global. Efek pemanasan global telah dirasakan
di banyak bagian dunia berupa naiknya temperatur global yang
menyebabkan berubahnya pola iklim dan cuaca dunia. Selain itu,
pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor juga
menghasilkan zat pencemar lain yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia seperti senyawa timbal, merkuri, partikel asap, maupun uap
bahan bakar minyak. Dikhawatirkan, jika tingkat emisi seperti sekarang ini
terus berlangsung keadaan akan semakin parah. Pemerintah Indonesia
telah berkomitmen padapertemuan kelompok G-20 di Pittsburg, Amerika
Serikat dan COP 15 UNFCCC di Kopenhagen tahun 2009, untuk
menurunkan tingkat emisi karbon sebesar 26% (atau 767 juta ton karbon)
pada tahun 2020. Bahkan, kalau ada bantuan dari negara-negara maju,
Indonesia siap mengurangi hingga 41%. Untuk mencapai target tersebut
maka telah dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (Rohmat 2015)
Emisi gas buang hasil pembakaran bahan bakar minyak (BBM) pada
sepeda motor mampu menurunkan kualitas udara dan menyebabkan
terjadinya pemanasan global (global warming). Solusinya adalah
2
memanfaatkan LPG (Liquified Petroleum Gas) untuk digunakan sebagai
bahan bakar alternatif pada sepeda motor empat langkah. Ini dikarenakan
gas LPG mudah diperoleh dipasaran dan tekanan output yang rendah.
Salah satu langkah nyata untuk meningkatkan penggunaan LPG
sebagai bahan bakar gas adalah melalui pengkajian modifikasi sepeda
motor empat langkah berbahan bakar bensin untuk dikonversi
menggunakan 2 bahan bakar gas LPG. Modifikasi yang sudah dilakukan
yaitu dengan menggunakan katup suplai solenoid sebagai pengganti
mekanisme sistem bahan bakar minyak menjadi gas. Solenoid valve
berfungsi untuk mengalirkan gas LPG secara otomatis ketika sepeda motor
dihidupkan dengan pressure regulator sebagai pengatur tekanan dan
volume gas yang masuk ke dalam ruang bakar. Penggunaan bahan bakar
gas LPG sebagai bahan bakar alternatif tentu dapat mempengaruhi
performa mesin dan emisi gas buang yang dihasilkan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengujian secara langsung pada salah satu sampel sepeda
motor yang dimodifikasi menjadi bahan bakar gas LPG, yaitu Yamaha
Vixion 4K. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data
perbandingan antara penggunaan bahan bakar minyak dan gas LPG
ditinjau dari performa mesin dan kadar emisi gas buang sepeda motor
empat langkah.
Penelitian terdahulu Lam dan Chong (2016) proses simulasi
mendasarkan pada karakteristik dari spesifikasi mesin sepeda motor dan
simulasi dengan menggunakan bensin untuk menunjukkan daya tahan
model simulasi. Kemudian, model sepeda motor dievaluasi ketika
menggunakan bahan bakar bensin-gas dengan konsentrasi gas yang
berbeda (dari sekitar 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%). Hasil yang diperoleh
digunakan untuk membandingkan karakteristik mesin masing-masing untuk
3
setiap jenis gas menambahkan. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh
Arijanto dan usman (2015) didapat data dari hasil pengujian pengunaan
LPG menurunkan kadar CO sebesar 14 % sampai 25 % dan kadar HC
sampai 50 %. Blue gaz mengalami penurunan kadar CO sebesar 26,16%
sampai 80,92 %. Demikian juga setelah dilakukan pengujian torsi
pengereman didapatkan nilai torsi maksimum pertamax sebesar 23,45 N.m
dan Gas LPG sebesar 22,8 N.m serta Blue gas Sebesar 22 N.m. Untuk
Nilai daya yang dicapai pada nilai maksimum adalah Sebesar 2,65 KW
untuk pertamax, 2,55 KW untuk gas LPG, dan 2,45 KW untuk Blue Gas.
Pemanasan global dan pencemaran udara akibat polusi gas buang
kendaraan serta industri, menjadi momok bagi kehidupan manusia.
Program pemerintah untuk mengkonversikan energi dari premium ke
bahan bakar gas adalah salah satu alternative untuk mengatasinya.
Prediksi bahwa minyak bumi akan segera habis dalam kurun waktu dua
dasawarsa lagi makin mempersulit keadaan saat ini karena kebutuhan
BBM yang meningkat sangat tajam yaitu sepeda motor bertambah 8
sampai 9 juta unit dan mobil 1,2 juta unit pertahunnya. Disisi lain bahan
bakar gas masih cukup berlimpah sehingga penggunaan gas untuk
kendaraan diharapkan dapat berjalan dengan baik dan dalam
pelaksanaannya cukup murah.
Berdasarkan uraian diatas, sipeneliti mengambil judul
“PERBANDINGAN KADAR EMISI GAS BUANG DAN PERFORMA
MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION 4K BERBAHAN BAKAR
BENSIN DAN LPG”.
1.2. Perumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
a. Bagaimana mengetahui perbandingan performa mesin sepeda motor
Yamaha Vixion 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
b. Bagaimana mengetahui perbandingan kadar emisi gas buang sepeda
motor Yamaha Vixion 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
1.3. Batasan MasalahBatasan masalah pada penelitian ini yaitu untuk membandingkan
performa mesin dan kadar emisi gas buang pada sepeda motor
Yamaha Vixion 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
1.4. Tujuan PenelitianMaksud dan tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui perbandingan performa mesin pada sepeda motor
Yamaha Vixoin 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
b. Mengetahui perbandingan kadar emisi gas buang sepeda motor
Yamaha Vixion 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
1.5. Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat agar si peneliti mengetahui
perbandingan kadar emisi gas buang dan performa mesin sepeda motor
Yamaha Vixion 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
b. Bagi kampus khususnya teknik mesin, penelitian ini bermanfaat untuk
dijadikan tambahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya
ataupun penelitian yang berhubungan dengan perbandingan kadar emisi
gas buang dan performa mesin sepeda motor Yamaha Vixion 4K berbahan
bakar Bensin dan LPG.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat agar masyarakat
mengetahui bagaimana perbandingan kadar emisi gas buang dan performa
mesin sepeda motor Yamaha Vixion 4K berbahan bakar Bensin dan LPG.
5
BAB IIDASAR TEORI
2.1. Penelitian TerdahuluRohmat (2015), melakukan penelitian tentang Studi Eksperimen
Konversi LPG Pada Sepeda Motor Berbahan Bensin. Penelitian ini
dilakukan dengan cara menggunakan dinamometer chassis untuk
membandingkan torsi, daya, tingkat konsumsi bahan bakar serta biaya
operasi, pada sebuah mesin sepeda motor berkarburator menggunakan
bahan bakar bensin dan LPG, baik tanpa pengubahan kondisi pengapian
maupun dengan mengubah kondisi pengapian. Dari penelitian ini
didapatkan bahwa bahan bakar LPG memiliki unjuk kerja yang baik dan
dapat digunakan secara langsung tanpa mengubah kondisi pengapiannya.
Akan tetapi kinerjanya akan lebih baik jika kondisi pengapiannya
disesuaikan. Tingkat konsumsi terbaik LPG adalah 86 km/kg atau senilai
Rp.58/km sedangkan bensin 66 km/l atau Rp.98/km.
Ghifari (2010), melakukan penelitian tentang Perbandingan Unjuk
Kerja Genset 4-Langkah Menggunakan Bahan Bakar LPG Dan Bensin
Dengan Penambahan VENTURY MIXER. Penelitian ini menggunakan
dengan cara bahan bakar LPG dengan penambahan mixer venturi
memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dan lebih ekonomis dibandingkan
dengan bahan bakar premium. Dari hasil pengukuran dan analisa
perbandingan parameter unjuk kerja, pada konstan speed 3300 rpm nilai
effisiensi menggunakan bahan bakar bensin adalah 4,57 %, sedangkan
mengunakan LPG adalah 12,70%. Dari hasil tersebut dapat diketahui
6
bahwa mesin genset dengan bahan bakar LPG lebih ekonomis daripada
genset dengan menggunakan bahan bakar bensin karena memiliki nilai
efisiensi yang lebih tinggi.
Sulistyo dkk (2016), melakukan penelitian tentang Pengaruh LGV
Terhadap Performa Dan Emisi Gas Buang Pada Mobil Transmisi Manual.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yang digunakan adalah
terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan
data. Analisis ini juga membahas tentang konsumsi bahan bakar spesifik,
kemudian trend analisis, termasuk juga optimasi dan analisis desain
faktorial yang dijabarkan menggunakan software Sigmaplot.13. Hasil yang
diperoleh adalah pemakaian bahan bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV)
meningkatkan torsi, daya, dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik
serta menurunkan emisi gas buang kendaraan. LGV bekerja dengan baik
pada putaran tinggi. Hal ini berarti LGV hanya cocok digunakan pada
pembebanan sedang dan putaran mesin tinggi. Penggunaan bahan bakar
vigas cenderung menghasilkan daya dan torsi yang lebih baik dibanding
bensin. Keunggulan LGV dibandingkan dengan bensin oktan 88 pada
putaran tinggi mengindikasikan bahwa penghematan bahan bakar akan
dicapai lebih baik pada penggunaan LGV dibandingkan dengan bensin
oktan 88 pada kecepatan tinggi.
Arijanto dan usman (2015), melakukan penelitian tentang Penggunaan
Gas Sebagai Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Bermesin Injeksi.
Penelitian ini meggunakan metode Pengujian dilakukan pada mesin
sepeda motor Verza injeksi, dengan variasi putaran mesin, menggunakan
bahan bakar premium dan gas LPG. Pada pengujiaan pengukuran emisi
gas buang menggunakan alat Gas Analyzer Stargas mod 898 dan
pengukuran daya torsi. Dari hasil pengujian pengunaan LPG menurunkan
7
kadar CO sebesar 14 % sampai 25 % dan kadar HC sampai 50 %. Blue
gaz mengalami penurunan kadar CO sebesar 26,16% sampai 80,92 %.
Demikian juga setelah dilakukan pengujian torsi pengereman didapatkan
nilai torsi maksimum pertamax sebesar 23,45 N.m dan Gas LPG sebesar
22,8 N.m serta Blue gas Sebesar 22 N.m. Untuk Nilai daya yang dicapai
pada nilai maksimum adalah Sebesar 2,65 KW untuk pertamax, 2,55 KW
untuk gas LPG, dan 2,45 KW untuk Blue Gas, sehingga berdasarkan hasil
pengujian ini bahan bakar bakar gas dapat digunakan jika minyak bumi
habis,
dengan harapan pengujian selanjutnya menggunakan motor injeksi akan
lebih hemat bahan bakar serta lebih ramah lingkungan.
Brimasta dan sujahjo (2013), melakukan penelitian tentang Kadar
Emisi Gas Buang Mesin Mobil Toyota Kijang 5K Dengan Menggunakan
Bahan Bakar LPG Komparasi Bahan Bakar Bensin. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data
numeric yang diperoleh, kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat
sederhana yang mudah dipahami. Dari serangkaian penelitian,
perhitungan, dan analisis data yang telah dilakukan, bahwa penggunaan
bahan bakar LPG pada mobil Toyota Kijang 5K 1500CC tahun 1993 dapat
menurunkan dan menaikkan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor.
Kadar emisi CO (Karbon Monoksida) mengalami penurunan, penurunan
CO tertinggi sebesar 96,82% pada putaran 2500 rpm dan penurunan
terendah 28,9% pada 5000 rpm. Kadar emisi HC (Hidro Karbon)
mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu peningkatan tertinggi
sebesar 625% didapatkan pada putaran 3500 rpm, dan hanya sekali
mengalami penurunan emisi yaitu sebesar 48,1% pada putaran 5000 rpm,
tetapi kenaikan pada emisi HC tersebut dapat diterima, dikarenakan tidak
8
melampaui ambang batas emisi yang ditentukan Kementerian Lingkungan
Hidup No.05 tahun 2006 yaitu HC sebesar 1200 ppm vol dan CO 4,5 % vol.
2.2. Motor 4KMotor 4K adalah motor yang dalam satu siklus kerjanya membutuhkan
4 kali piston bolak balik, 2 kali putaran poros engkol dan menghasilkan 1
kali usaha. Prinsip kerja motor bensin 4K.
Gambar 2.1 prinsip kerja motor bensin
Pada dasarnya prinsip kerja pada motor bensin terdiri dari 5 hal yaitu:
a. Pengisian campuran udara dan bahan bakar.
b. Pemampatan/pengkompresian campuran udara dan bahan bakar.
c. Pembakaran campuran udara dan bahan bakar.
d. Pengembangan gas hasil pembakaran.
e. Pembuangan gas bekas.
Prinsip kerja motor bensin pada motor 4 tak. Diselesaikan dalam empat
gerakan piston atau dua putaran poros engkol.
9
A. LANGKAH KERJA MOTORLangkah kerja motor terdiri dari:
1. Langkah isap
2. Langkah kompresi
3. Langkah usaha
4. Langkah buang
B. CARA KERJA MOTOR 4 TAK
Gambar 2.2 prinsip kerja motor 4 tak
1. Langkah isap
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati
bawah). Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar diisap
ke dalam silinder. Katup isap terbuka sedangkan katup buang tertutup.
Waktu piston bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi
vakum, masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder
disebabkan adanya tekanan udara luar (atmospheric pressure).
2. Langkah kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, campuran
udara dan bahan bakar dikompresikan/dimampatkan. Katup isap dan
katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari titik mati bawah
10
(TMB) ke titik mati atas (TMA) campuran udara dan bahan bakar yang
diisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya
menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.
3. Langkah usaha
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Dalam langkah ini, mesin
menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan. Sesaat sebelum
torak mencapai TMA pada saat langkah kompresi, busi memberi
loncatan bunga api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan
terjadinya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang
tinggi mendorong torak kebawah. Usaha ini yang menjadi tenaga
mesin (engine power).
4. Langkah buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, gas yang
terbakar dibuang dari dalam silinder. Katup buang terbuka, piston
bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas bekas pembakaran ke luar
dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi
untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah isap.
2.3. Emisi Gas BuangEmisi adalah zat, energi atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu
kegiatan yang masuk atau dimasukkannya ke dalam udara yang
mempunyai atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
Namun secara umum, emisi dapat di analogikan sebagai pancaran,
misalnya: pancaran sinar, elektron atau ion. Berdasarkan peristiwanya,
dapat terjadi akibat terganggunya suatu sistem yang melampaui suatu
batas energi sehingga terjadi suatu emisi.
11
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Emisi merupakan zat,
energy atau komponen yang dihasilkan oleh kegiatan yang berlebihan,
sehingga menimbulkan terganggunya suatu system. Sebagai contoh
adalah Emisi Gas Buang. Lalu apa itu Emisi Gas Buang?
Emisi gas buang merupakan sisa hasil pembakaran mesin kendaraan
baik itu kendaraan berroda, perahu/kapal dan pesawat terbang yang
menggunakan bahan bakar. Biasanya emisi gas buang ini terjadi karena
pembakaran yang tidak sempurna dari sistem pembuangan dan
pembakaran mesin serta lepasnya partikel-partikel karena kurang
tercukupinya oksigen dalam proses pembakaran tersebut. Emisi Gas
Buang merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca dan
pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini.
Ada beberapa komposisi Emisi Gas Buang adalah sebagai berikut :
a. Emisi Senyawa Hidrokarbon (HC)
Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat
di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak
terbakar dengan sempurna dan terbuang bersama sisa pembakaran.
Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi
dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah
karbondioksida (CO2) dan air (H20).Walaupun desain ruang bakar
mesin kendaraan saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja
sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat "bersembunyi" dari api
saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada
ujung knalpot cukup tinggi. Hidrokarbon (HC) ,dapat menyebabkan
iritasi mata, pusing, batuk, mengantuk, bercak kulit, perubahan kode
genetik, memicu asma dan kanker paru-paru.
b. Emisi Carbon Monoksida (CO)
12
Gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang relative tidak stabil
dan cenderung bereaksi dengan unsur lain. Gas karbon monoksida
(CO) merupakan gas yang sangat sangat sulit dideteksi karena gas
CO tidak memiliki bau, rasa dan bentuk. Gas CO (Karbon Monoksida),
dapat mengurangi kadar oksigen dalam darah, dapat menimbulkan
pusing, gangguan berpikir, penurunan reflek dan gangguan jantung.
c. Emisi senyawa NOx
Senyawa NOx adalah ikatan kimia antara unsur nitrogen dan
oksigen. Dalam kondisi normal atmosphere, nitrogen adalah gas inert
yang amat stabil yang tidak akan berikatan dengan unsur lain. Tetapi
dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi dalam ruang bakar,
nitrogen akan memecah ikatannya dan berikatan dengan oksigen.
Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas,
akan berikatan dengan oksigen untuk membentuk NO2. Inilah yang
amat berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air
akan membentuk asam nitrat.
Tingginya konsentrasi senyawa NOx disebabkan karena tingginya
konsentrasi oksigen ditambah dengan tingginya suhu ruang bakar.
Oksida Nitrogen (NO2) dapat menimbulkan iritasi mata, batuk,
meningkatkan kasus asma, menimbulkan infeksi saluran nafas,
memicu kanker paru-paru, serta gangguan jantung dan paru.
d. Oksida Belerang (SO2)
Oksida Belerang (SO2) dapat menimbulkan efek iritasi pada
saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk, sampai sesak
nafas dan meningkatkan asma.
e. Timah Hitam (Debu Timbal) (Pb)
13
Dapat meracuni sistem pembentukan darah merah sehingga dapat
mengakibatkan beberapa hal, antara lain, bagi orang dewasa dapat
menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merah, anemia,
tekanan darah tinggi, mengurangi fungsi ginjal dan reproduksi pria.
Sedangkan bagi anak-anak dapat menimbulkan penurunan
kemampuan otak dan mengurangi kecerdasan.
2.4. Bahan Bakar BensinBahan bakar yaitu bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan
proses pembakaran dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor.
Ada beberapa bahan bakar yang digunakan pada kendaraan.
Beberapa diantaranya berisikan racun dan zat kimia yang mudah terbakar,
dan ini harus ditangani dengan berhati-hati. Gunakan tipe bahan bakar
yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan, karna ini dapat menyebabkan
kerusakan bekerjanya komponen.
a. Sifat Utama Bensin
Bensin mengandung hydrocarbon hasil sulingan dari produksi
minyak mentah. Bensin mengandung gas yang mudah terbakar, pada
umumnya bahan bakar ini digunakaan untuk mesin dengan pengapian
busi. Sifat yang dimiliki bensin sebagai berikut:
1. Mudah menguap pada temperature normal
2. Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau
3. Mempunyai titik nyala rendah (-10° sampai -15°C)
4. Mempunyai berat jenis yang rendah (0,60-0,78)
5. Dapat melarutkan oli dan karet
6. Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500-10,500 kcal/kg)
7. Sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar
14
Mesin bensin saat ini menggunakan bensin dengan komposisi
yang seimbang untuk memperoleh kemampuan yang optimal pada
berbagai tingkat kecepatan.
b. Syarat-Syarat Bensin
Kwalitas berikut ini diperlukan oleh bensin untuk memberikan kerja
mesin yang lembut.
1. Mudah Terbakar
Pembakaran serentak didalam ruang bakar dengan sedikit
knocking.
2. Mudah menguap
Bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk
memberikan campuran udara-bahan bakar dengan tepat saat
menghidupkan mesin yang masih dingin.
3. Tidak beroksidasi dan bersipat pembersih
Sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama
disimpan. Selain itu juga bensin harus mencegah pengendapan
pada system intake.
c. Nilai Oktana
Nilai Oktan (Octane Number) atau tingkatan dari bahan bakar
adalah mengukur bahan bakar bensin terhadap anti-knock
characteristic . bensin dengan nilai oktana tinggi akan tahan terhadap
timbulnya engine knocking dibanding dengan nilai oktan yang rendah.
Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur nilai oktana: Research
method dan motor medhod. Research method adalah yang paling
15
umum digunakan dan spesifikasi nilai oktannya dengan metode ini
ditetapkan dengan istilah RON (Research Octane Number).
Bensin dengan nilai oktana 90 umumnya disebut bensin biasa dan
yang nilai oktanya lebih dari 95 disebut oktan tinggi atau super atau
yang kita sebut premium. Mesin yang mempunyai perbandingan
kompresi yang tinggi memerlukan bahan bakar bensin yang
mempunyai nilai oktana yang tinggi untuk menghilangkan knocking
dan menghasilkan purtaran yang lembut.
Ada sedikit kerugian menggunakan bensin beroktan tinggi pada
mesin biasa yang mempunyai perbandingan kompresi rendah. Bensin
“octane tinggi” dan biasa banyak tersedia pada stasiun pompa bensin.
Bilangan oktana suatu bahan bakar diukur dengan mesin CFR
(Coordinating Fuel Research), yaitu sebuah mesin penguji yang
perbandingan kompresinya dapat di ubah-ubah. Di dalam pengukuran
itu ditetapkan kondisi standar oprasinya (putara, temperatur, tekanan,
dan kelembaban relatif dari udara yang masuk, dan sebagainya) dan
bahan bakar yang akan digunakan sebagai pembanding atau
pengukur.
Untung motor bensin di tetapkan heptana normal dan isooktana
sebagai bahan bakar pembanding. Heptana normal adalah bahan
bakar hidrokarbon (rantai lurus) yang mudah berdetonasi di dalam
motor bensin, oleh karna itu dinyatakan sebagai bahan bakar dengan
bilangn oktana sama dengan nol. Iso-oktana adalah suatu jenis bahan
bakar hidrokarbon yang tidak mudah berdetonasi, dalam hal ini
dinyatakan sebagai bahan bakar dengtan bilangan oktana sama
dengtan 100.
16
Apabila suatu bahan bakar dengan bilangan oktana yang tinggi
hendak digunakan pada mesin yanag sebenarnya dirancang untuk
menggunakan bahan bakar dengan bilangan oktana yang rendah
tanpa detonasi, tidak akan terlahat adanya perbaikan pada efisiensi
dan daya yang dihasilkan. Keuntunagan yang dapat diperoleh dari
bahan bakar dengan bilangan oktana yang tinggi adalah bahwa ia
tidak peka terhadap detonasi. Oleh karena itu sangat cocok untuk
digunakan pada mesin dengan perbandingan komperesi yang tinggi
untuk memperoleh efisiensi yang tinggi tanpa detonasi, juga pada
mesin dengan supercharger yang bertujuan menaikan daya poros.
Disamping itu juga sangat berguna untuk menaikan daya dan
efisiensi dengan jalan memajukan saat penyalaan. Hal terahir ini
dilakukan apabila semula ditetapkan saat penyalaan yang lebih lambat
hanya dengan alasan hendak mencegah terjadinya detonasi.
d. Karekteristik mesin bensin
Ada beberapa karakteristik mesin bensin adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan tinggidan tenaganya besar
2. Mudah pengoperasiannya
3. Pembakarannya sempurna
4. Umumnya di ganakan untuk mobil penumpang, kendaraan truk
yang kecil, dan sebagainya.
e. Prinsip kerja mesin bensin
Mari kita perhatikan bagai mana mesin bensin mengubah bahan
bakar menjadi tenaga. Dalam gambar skema mesin bensin, campuran
udara dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian dikompresikan
oleh torak saat begerak naik, bila campuran udara dan bensin terbakar
dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka akan
17
menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder.
Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang
menggerakan torak turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari
gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak putar pada poros
engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan
tenaga pada mobil. Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder
di sebut titik mati atas (TMA), dan posisi terendah yang di capai torak
disebut (TMB). Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB di sebut
langkah torak (stroke).
Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas
yang telah terbakar harus keluar, dan ini harus berlangsung secara
tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya gerak torak yang turun
naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan bensin
kedalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan
mengeluarkan gas bekas dari silinder, disebut satu siklus.
Ada juga mesin yang tiap siklusnya terdiri dari dua langka
torak. Mesin ini di sebut mesin dua langkah (two stroke engine). Poros
engkol berputar satu kali selama torak menyelesaikan dua langkah.
Sedangkan mesin lainnya, tiap siklusnya terdiri dari empat langkah
torak. Mesin ini disebut mesin empat langkah (four-stroke engine).
Poros engkol berputar dua putaran penuh selama torak menyelesaikan
empat langkah dalam setiap siklus.
f. Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar (ful system) terdiri dari beberapa komponen,
dimulai dari tangki bahan bakar (ful tank) sampai pada charcoal
canister. Bahan bakar yang tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa
bahan bakar (fuel pump) ke karburator melalui ppipa-pipa dan selang-
18
selang. Air dan pasi, kotoran dan benda-benda lainya dikeluarkan dari
bahan bakar oleh saringan (ful filter).
Kalburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang
dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas
HC yang timbul di dalam tangki dikurangi oleh charcoal canister.
Bensin di alirkan dari tangki melalui sarinagn, selang dan pip-pipa
hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring dikirim ke karburator
oleh pompa bahan bakar, dan karburator mencampurnya dengan
udara dengan suatu perbandingkan tertentu menjadi canpuran udara
dan bahan bakar. Sebagian campuran udara dan bahan bakar
menguap dan menjadi kabut saat mengalir melalui intake manifold ke
silinder.
g. Campuran Udara dan Bahan Bakar
Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada
dalam Kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi
tenaga yang maksimum. Bensin sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah
kedalam bentuk gas. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya,
harus dicampur denagan udara dalam perbandingan yang tepat. Untuk
mendapatkan campuran udara dan bahan bakar yang baik, uap bensin
harus bercampur dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan
campuran udara dan juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
h. Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar
Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam
volume atau berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada
umumnya, perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan
berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar.
Bensin harus dapat terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar
19
untuk menghasilkan tenaga yang besar pada mesin. Perbandingan
udara dan bahan bakar dalam teorinya adalah 15:1, yaitu 15 untuk
udara berbanding 1 untuk bensin.
Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki campuran udara
dan bahan bakar dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung
pada temperatur, kecepatan mesin, beban, dan kondisi lainya.
i. Proses pembakaran
Campuran bahan bakar-udara didalam selinder motor bensin
harus sesuai dengan syarat busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika
busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa derajat engkol
sebelum torak mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara disekitar
itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala api merambat kesegala
arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik),
menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam
silinder naik, sesuia dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.
Sementara itu campuran dibagian yang terjauh dari busi masih
menunggu giliran untuk terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian
campuran tersebut terakhir, karena terdesak oleh penekanan torak
maupun oleh gerakan nyala api pembakaran pembakaran yang
merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat melampaui
temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan
cepatnya. Proses terbakar sendiri dari bagian campuran yang terakhir
(terjatuh dari busi) dinamai detonasi.
Tekanan didalam selinder tersebut dapat mencapai 130-200
kg/cm², dengan frekuensi getaran mencapai 4000-5000 cps. Detonasi
20
yang cukup berat menimbulkan suara gemeletik seperti bunyi
pukulan palu pada dinding logam. Bunyi tersebut jelas terdengar pada
mesin mobil atau sepeda motor. Akan tetapi pada mesin pesawat
terbang jarang terdengar karena terkalahkan oleh bunyi gas
pembakaran yang keluar dari mesin dan bunyi baling-baling.
Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama
dapat merusa bagian ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala
torak tempat detonasi erjadi. Disamping itu detonasi mengakibatkan
bagian ruang bakar (misalnya busi atau kerak yang ada) sangat tinggi
temperaturnya, atau pijar, sehingga dapat menyalakan campuran
bahan bakar-udara sebelum waktunya (pranyala). Pranyala ini serupa
dengan penyalaan yang terlalu pagi. Jadi, dapat mengurangi daya dan
efisiensi mesin, sedangkan tekanan maksimum gas pembakaranpun
akan bertambah tinggi. Karena itu, detonasi yang dahsyat tidak di
kehendaki dan harus dicegah seluruh campuran bahan bakar-udara
harus dinyalakan oleh nyala api yang berasal dari busi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi adalah
sebagai berikut :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang
masuk kedalam silinder.
2. Mengurangi perbandingan kompresi.
3. Memperlambat saat penyalaan.
4. Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan
bakar-udara atau mempermiskin yaitu menurunkan campuran
bahan baka-udara dari suatu harga perban dingan campuran
(misalnya, f=0,08) yangsangat mudah berdetonasi.
21
5. Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk
memperoleh arus turbulen pada campuran didalam silinder yang
mempercepat rambatan nyala api. Memperkecil diameter torak
untuk memperpendek jarak yangdi tempuh oleh nyala api dari busi
kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga di capai jika dipergunakan
busi lebih dari satu. Membuat kontruksi ruang bakar demikian rupa
sehingga bagian yang terjauh darinbusi mendapat pendinginan
yang lebih baik. Caranya ialah dengan memperbesarperbandingan
antara luas pemukaan dan volume sehingga diperoleh ruangan
yang sempit. Apabila detonasi itu terjadi juga, hanyalah dalam
bagian yang kecil jumlahnya sehingga tidak membahayakan.
Disamping itu busi ditempatkan dipusat ruang bakar yaitu di
antara katup buang bagian yang panas dan katup isap tepat
kemungkinan basar terdapat campuran yang kaya.
2.5. LPGLPG adalah kependekan dari Liquefied Petroleum Gas, merupakan
gas hasil produksi dari kilang minyak atau kilang gas, yang komponen
utamanya adalah gas propane (C3H8) dan butane (C4H10) yang dicairkan.
Pertamina memasarkan LPG sejak tahun 1969 dengan merk dagang
ELPIJI.
Jenis LPG berdasarkan komposisi propane dan butane Berdasarkan
komposisi propane dan butane, LPG dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a. LPG propane, yang sebagian besar terdiri dari C3
b. LPG butane, yang sebagian besar terdiri dari C4
c. Mix LPG, yang merupakan campuran dari dari propane dan butane
LPG butane dan LPG mix biasanya dipergunakan oleh masyarakat
umum untuk bahan bakar memasak, sedangkan LPG propane biasanya
22
dipergunakan di industri-industri sebagai pendingin, bahan bakar
pemotong, untuk menyemprot cat dan lainnya.
LPG Pressurized dan Refrigerated pada suhu kamar, LPG akan
berbentuk gas. Pengubahan bentuk LPG menjadi cair adalah untuk
mempermudah pendistribusiannya. Berdasarkan cara pencairannya, LPG
dibedakan menjadi dua, yaitu LPG Refrigerated dan LPG Pressurized. LPG
Pressurized adalah LPG yang dicairkan dengan cara ditekan (4-5
kg/cm2). LPG jenis ini disimpan dalam tabung atau tanki khusus
bertekanan. LPG jenis inilah yang banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi di rumah tangga dan industri, karena penyimpanan dan
penggunaannya tidak memerlukan handling khusus seperti LPG
Refrigerated.
LPG Refrigerated adalah LPG yang dicairkan dengan cara didinginkan
(titik cair Propane + -42°C, dan titik cair Butane + -0.5°C). LPG jenis ini
umum digunakan untuk mengapalkan LPG dalam jumlah besar (misalnya,
mengirim LPG dari negara Arab ke Indonesia). Dibutuhkan tanki
penyimpanan khusus yang harus didinginkan agar LPG tetap dapat
berbentuk cair serta dibutuhkan proses khusus untuk mengubah LPG
Refrigerated menjadi LPG Pressurized.
ELPIJI yang dipasarkan PERTAMINA dalam kemasan tabung dan
curah adalah LPG Pressurized. Nilai Kalori + 21.000 BTU/lb
ELPIJI PERTAMINA yang dipasarkan dalam kemasan tabung (3 kg, 6
kg, 12 kg, 50 kg) dan curah merupakan LPG mix, dengan komposisi + 30%
propane dan 70% butane. Varian lain adalah LPG odourless (tidak berbau).
Zat mercaptan biasanya ditambahkan kepada LPG untuk memberikan
bau yang khas, sehingga kebocoran gas dapat dideteksi dengan cepat.
23
BABIIIMETODE PENELITIAN
3.1. Objek PenelitianObjek pada penelitian tugas akhir ini adalah studi perbandingan kadar
emisi gas buang dan performa mesin sepeda motor Yamaha Vixion 4K
berbahan bakar Bensin dan LPG.
3.2. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Alat yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Yamaha Vixion 2014
2. Karburator
3. Regulator
4. Selang Regulator
5. Converter Kits Solenoid
b. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Bensin dan LPG.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
24
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Hidupkan sepeda motor Yamaha Vixion 2014 yang berbahan bakar
Bensin dan LPG.
b. Atur rpm yang diingikan untuk mengetahui torsi mesin berbahan
bakar Bensin dan LPG.
c. Mengetahui daya efektif mesin berbahan bakar Bensin dan LPG.
d. Menganalisa konsumsi bahan bakar Bensin dan LPG.
e. Konsentrasi emisi karbon monoksida (CO) bahan bakar Bensin dan
LPG.
f. Menganalisa konsentrasi emisi karbondioksida (CO2) bahan bakar
Bensin dan LPG.
g. Menganalisa konsentrasi emisi hidrokarbon (HC) bahan bakar Bensin
dan LPG.
h. Menganalisa konsentrasi emisi oksigen (O2) bahan bakar Bensin dan
LPG.
i. Catat hasil penelitian, kemudian matikan mesin.
25
3.4. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Mengidentifikasi masalah:
1. Cadangan minyak bumi yang menipis2. Gas alam yang melimpah di Indonesia3. Belum berkembangnya sepeda motor
berbahan bakar gas
Menentukan Topik:
“Optimalisasi penggunaan LPG”
Menentukan judul:
Perbandingan Kadar Emisi Gas Buang Dan Performa Mesin Sepeda Motor Yamaha Vixion 4K Berbahan Bensin Dan LPG
Pengambilan Data Ya
Didukung:
1. Literatur2. Penelitian
Sebelumnya
Pengujian Kondisi Standar Pengujian Eksperimen
Motor Standar Yamaha Vixion Tahun 2014
Berbahan Bakar Bensin
Motor Modifikasi Yamaha Vixion Tahun 2014
Berbahan Bakar LPG
Tidak
26
3.5. Jadwal PenelitianTempat dari penelitian ini adalah Workshop Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat dan jadwal penelitian ini akan
direncanakan sebagai berikut:
RENCANA
KEGIATAN
BULAN
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Menyusun Laporan
Seminar Proposal
Seminar Hasil
Sidang Akhir
Data Hasil Penelitian
Simpulan
Selesai
27
Daftar Pustaka
Arijanto dan Bimo Irfani Usman M., 2015, “Penggunaan Gas Sebagai Bahan
Bakar Pada Sepeda Motor Bermesin Injeksi”, Proceeding Seminar
Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV), Banjarmasin
Aris Budi Sulistyo, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma, dkk, 2016, “Pengaruh LGV
Terhada Performa Dan Emisi Gas Buang Pada Mobil Transmisi Manual”,
Jurnal METTEK Volume 2 No 1, Bali
Aryadi Riki, 2010, “Modifikasi Mesin Motor Bensin Empat Langkah Tipe 5K
1486cc Menjadi Dual Fuel Bensin dan LPG”, Jurusan Teknik Mesin FTI
ITS, Surabaya
Burhanuddin S, Tulus, 2002, “TinjauanPengembangan Bahan Bakar Gas
Sebagai Bahan Bakar Alternatif”, Jurnal Teknik Mesin FT USU, Sumatra
Utara
28
Hardjono A., 2001, “Teknologi Minyak Bumi”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Kai J. Morganti, Tien Mun Foong, dkk, 2013 “The Research and Motor octane
numbers of Liquefied Petroleum Gas (LPG)”, Fuel 108, pp 791 -811,
Australia
Ki Hyung Lee, Chang Sik Lee, dkk, 2002, “Analysis of Combustion and Flame
Propagation Characteristics of LPG and Gasoline Fuels by Laser
Deflection Method”, KSME International Journal Vol.16 No.7, page: 873-
1028 Korea
Morganti, K, J., 2013, “The Research and Motor Octane Numbers of Liquefied
Petroleum Gas(LPG)”, University of Melbourne, Australia
Nguyen Nguyen Tho Lam dan Huynh Thanh Cong, 2016, “A Simulation Study on
Performance Characteristics of a Gasoline Fuel Injection Motorcycle
Engine with Separated Addition of H2, CH4, and LPG”, 5th World
Conference on Applied Sciences, Engineering & Technology, Vietnam
Priyoutomo Rely, 2010, “Modifikasi Genset Berpenggerak Motor Bensin 4
Langkah 1 Silinder Menjadi Bahan Bakar LPG”, Jurusan Teknik Mesin FTI
ITS, Surabaya
Pulkrabek Willard W., 1997, “Engineering Fundamentals Of The Internal
Combustion Engine”, Prentice-Hall International Inc, New Jersey
Purnama Novian E., 2010, “Studi Perbandingan Kinerja Motor Stasioner Empat
Langkah Satu Silinder Menggunakan Bahan Bakar Gas LPG dan Biogas”,
Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, Surabaya
29
Raden Kharisma Wahyu Brimasta dan Dwi Heru Sutjahjo, 2013, “Kadar Emisi
Gas Buang Mesin Mobil Toyota Kijang 5K Dengan Menggunakan Bahan
Bakar LPG Komparasi Bahan Bakar Bensin”, JTM, Volume 01 Nomor 02,
Surabaya
Romandoni, Nanang, dkk, 2011, “Desain Converter Kits Modifikasi Sistem Bahan
Bakar Pada Motor HONDA GL Max 124,1 cc Menjadi Bahan Bakar LPG”,
Lemlit Unesa, Surabaya
Sitoru Tulus B., 2002, “Tinjauan Pengembangan Bahan Bakar Gas Sebagai
Bahan Bakar Alternatif”, Jurnal Teknik Mesin FT USU, Sumatra Utara
Tenaya I Gusti P dan Hardiana M., 2011. “Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap
Emisi Gas Buang Berbahan Bakar LPG Pada Ruang Bakar Model Helle-
Shaw Cell”, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra Vol.5 No. 1. Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali
Tjokorowisastro E. H. dan Widodo B. U. K., 1990. Teknik Pembakaran Dasar dan
Bahan Bakar. Surabaya: Jurusan Teknik Mesin FTI ITS.
Warju, 2009, “Pengujian Performa Mesin Kendaraan Bermotor”, Edisi Pertama,
Unesa University Press, Surabaya
Warju, 2011., “Teknologi Reduksi Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor”, Edisi
Pertama, Unesa University Press, Surabaya
Yanur Arzaqa Ghiffari, 2010, “Perbandingan Unjuk Kerja Genset 4-Langkah
Menggunakan Bahan Bakar Bensin dan LPG dengan Penambahan Mixer
Venturi”, Surabaya
30
Yusup Nur Rohmat, 2015, “Studi Eksperimen Konversi LPG Pada Sepeda Motor
Berbahan Bakar Bensin”, Jurnal Teknologi Terapan | Volume 1, Nomor 1,
Indramayu
Jery Pranata, “Prinsip Kerja Motor Bensin 4Tak Dan 2 Tak”, 24 Oktober 2016
http://jerycazsanovaright.blogspot.co.id/2013/07/prinsip-kerja-motor-
bensin-4-tak-dan-2.html
Rohidin, “Emisi Gas Buang”, 24 Oktober 2016.
http://www.viarohidinthea.com/2011/05/emisi-gas-buang.html
Faizal Lesmana, “Bahan Bakar Bensin dan Pembakaran Motor Otto”, 24 Oktober
2016.
http://zallesmana.blogspot.co.id/p/bahan-bakar-bensin-dan-pembakaran-motor.html
DIREKTORAT LPK Nasional “Definisi Elpiji”, 01 November 2016.
http://direktoratlpknasional.blogspot.co.id/2010/07/definisi-elpiji.html