Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

14
Vaskularisasi dan Persarafan Pada Otot-Otot Masticatori, Geligi, Lidah dan Mukosa Rongga Mulut ANATOMI MUSCULUS MASTICATORI 1. Muskulus Temporalis Musculus temporalis merupakan otot berempal dua dengan origo berbentuk kipas dan tendon yang sangat besar, kuat. Serta berinsersio ke dalam prosesus koronoideus, Krista temporalis profunda dan batas anterior ramus mandibula. Besar dan panjang serabut lebih kecil daripada yang telah diuraikan secara klasik, tetapi lebih panjang daripada serabut-serabut pterygoideus dan masseter. Meskipun itu adalah otot mandibula yang paling besar namun biasanya tidak sebagai salah satu otot kuat yang melekat pada mandibula. Origo : Os. Temporale di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis. Insersio : Apex dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibulae. 2. Muskulus Masseter Musculus masseter adalah suatu massa otot yang tebal, berbentuk empat persegi panjang di sebelah pinggir wajah. Melekat di antara permukaan lateral dari ramus mandibula dan arcus zygomaticus, persis di bawah kulit. Empat persegi panjang itu letaknya diagonal dengan satu sudut yang sangat membulat untuk menyesuaikan dengan garis bentuk yang membulat dari sudut mandibula. Origo : Pars superficialis pada dua pertiga anterior margo inferior arcus zygomaticus (tendo), sedangkan Pars profunda pada sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus. Insersio : Pars superficialis pada angulus mandibulae (tuberositas masseterica), sedangkan Pars profunda pada margo inferior mandibulae. 1

description

Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

Transcript of Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

Page 1: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

Vaskularisasi dan Persarafan Pada Otot-Otot Masticatori, Geligi, Lidah dan Mukosa Rongga MulutANATOMI MUSCULUS MASTICATORI

1.    Muskulus Temporalis

Musculus temporalis merupakan otot berempal dua dengan origo berbentuk kipas dan

tendon yang sangat besar, kuat. Serta berinsersio ke dalam prosesus koronoideus, Krista

temporalis profunda dan batas anterior ramus mandibula. Besar dan panjang serabut lebih

kecil daripada yang telah diuraikan secara klasik, tetapi lebih panjang daripada serabut-

serabut pterygoideus dan masseter. Meskipun itu adalah otot mandibula yang paling besar

namun biasanya tidak sebagai salah satu otot kuat yang melekat pada mandibula.

         Origo :

Os. Temporale di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis.

         Insersio :

Apex dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibulae.

2.    Muskulus Masseter

Musculus masseter adalah suatu massa otot yang tebal, berbentuk empat persegi

panjang di sebelah pinggir wajah. Melekat di antara permukaan lateral dari ramus mandibula

dan arcus zygomaticus, persis di bawah kulit. Empat persegi panjang itu letaknya diagonal

dengan satu sudut yang sangat membulat untuk menyesuaikan dengan garis bentuk yang

membulat dari sudut mandibula.

         Origo :

Pars superficialis pada dua pertiga anterior margo inferior arcus zygomaticus (tendo),

sedangkan Pars profunda pada sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus.

         Insersio :

Pars superficialis pada angulus mandibulae (tuberositas masseterica), sedangkan Pars

profunda pada margo inferior mandibulae.

3.    Muskulus Pterygoideus Medialis

Pterygoideus medialis adalah suatu massa jaringan otot yang kuat, tebal, empat

persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula. Otot ini tidak selebar dan

setebal masseter. Batas posteriornya tersusun serupa dengan batas posterior dari masseter

pada proyeksi lateral, tetapi batas anteriornya terletak lebih kearah dorsal. Pada potongan

horizontal, separuh atas dari pterygoideus medialis berbentuk baji dengan pinggir yang tipis

manghadap kea rah belakang, setengah bawahnya berbentuk oval.

         Origo :

Fossa pterygoidea, permukaan medial lamina lateralis proc. Pterygoidei, proc. Pyramidalis

ossi palatine.

1

Page 2: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

         Insersio :

Margo  inferior mandibulae, tuberositas pterygoidea.

4. Muskulus Pterygoideus Lateralis

Otot pterygoideus lateralis menempati suatu posisi yang dalam dan tersembunyi, yaitu

terletak dalam pada ramus mandibula dan otot temporalispada dinding samping nasofaring.

Otot ini terletak persis di bawah dasar tengkorak , posterior terhadap maksila dan anterior 

terhadap batas posterior dari ramus mandibula.

         Origo :

Caput superius pada permukaan luar lamina lateralis proc. Pterygoidei (tuber maxillae),

sedangkan caput inferius pada facies temporalis alae majoris ossis sphenoidalis.

         Insersio :

Caput superius pada discus et capsula articulationis temporomandibularis, sedangkan Caput

inferius pada fovea pterygoidea proc. Condylaris mandibulae.

1.      MEMBUKA MULUT

1.1  Otot-otot yang berperan pada saat membuka mulut

 M.pterigoideus lateralis

      O: lateral spenoidalis, lateral pterigoid

      I : kondilus mandibula, anterior diskus 

      N: pterigoid dari n.mandibula

  Kelompok m.suprahioid ( m.digastrikus, m.mylohyoid, m.geniohyoid, m.stilohyoid)

1.2  Mekanisme membuka mulut

M.pterygoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia

articularis. Pada saat bersamaan serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini

diikuti dengan relaksasi M. Masseter, serabut anterior M. Temporalis dan M. Pterygoideus

Medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula

berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga proseccus condilaris akan bergerak ke depan

sedang angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini dibantu

dengan gerak membuka yang kuat oleh M. Digastricus, M. Geniohyoideus, dan M.

Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os. Hyoid.

2.      MENUTUP MULUT

2.1 Otot-otot yang berperan pada saat menutup mulut

  M.maseter

      O: arkus Zigomatikus

       I : angulus mandibula lateral

       N: n.maseter dari n.mandibula /n.v

  M.temporalis

      O: fosa temporalis

       I: prossesus koronoid mandibula

2

Page 3: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

       N: n.mandibula

  M.pterigoideus medialis

      O: medial pterigoid prossesus piramidal palatina

       I:medial angulus mandibula

       N: n.pterigoid medialis dari n.mandibula

2.2 Mekanisme menutup mulut 

            Otot-otot penggerak utama dalam proses menutup mulut yaitu M. Masseter, M.

Temporalis, M. Pterygoideus Medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi. Mulai

dari menutup pada posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan Processus Condylaris

berada pada posisi paling posterior dalam fossa Mandibula. Pada posisi protusi memerlukan

kontraksi M. Pterygoideus Lateralis yang dibantu M. Pterygoideus Medialis. Caput

Mandibula akan tetap pada posisi ke depan Eminentia Articularis. Pada gerak menutup

retrusi, serabut posterior M. Temporalis akan bekerjasama dengan M. Masseter untuk

mengembalikan Processus Conylaris ke dalam Fossa Mandibula, sehingga gigi geligi dapat

saling kontak pada oklusi normal.

             Pada gerak menutup Cavum Oris, kekuatan yang dikeluarkan otot penguyahan akan

diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas M. Pterygoideus

Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput

mandibula saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa

sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus.

3.      PERGERAKAN MANDIBULA

3.1 Protrusi mandibula

         Kedua kondilus bergerak ke depan mengikuti lereng eminentia artikularis

         Sliding contact gigi-gigi

         Kontraksi m. pterygoideus lateralis & medialis

         Kontraksi m. masseter & serabut anterior m. temporalis

         Relaksasi serabut posterior m. temporalis

3.2 Retrusi mandibula

         Kedua kondilus bergerak ke belakang ke bagian posterior fossa glenoid

         Sliding contact gigi-gigi

         Kontraksi serabut posterior m. temporalis

         Relaksasi m. pterygoideus

         3.3 Pergerakan lateral

         Kondilus pada sisi arah pergerakan tetap terletak pada fossa glenoid oleh karena kontraksi

otot-otot pada sisi tersebut

-          Kondilus berotasi pada sumbu vertikal

3

Page 4: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

-          Berotasi dan sliding kecil ke arah lateral, depan dan bawah menyusuri eminentia artikularis

(movement of  Bennett)

         Pada sisi lain, kondilus tertarik ke depan oleh kontraksi m. ptrygoideus lateralis, sedangkan

serabut posterior m. temporalis relax

4.      PROSES MENELAN

Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap

organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses

menelan ini diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan

lebih dari 30 pasang otot menelan.

Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam

lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi

kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.

NEUROFISIOLOGI MENELAN

Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase

esophageal.

FASE ORAL

Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh

gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk

bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di

sadari.

Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik)Mandibula

Bibir

Mulut & pipi

Lidah

n. V.2 (maksilaris)

n. V.2 (maksilaris)

n.V.2 (maksilaris)

n.V.3 (lingualis)

N.V : m. Temporalis, m. maseter, m. pterigoid

n. VII : m.orbikularis oris, m. zigomatikum, m.levator labius oris, m.depresor labius oris, m. levator anguli oris, m. depressor anguli oris

n.VII: m. mentalis, m. risorius, m.businator

n.XII : m. hioglosus, m. mioglosus

Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera terjadi,

setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah

berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian

anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.

Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring

sehingga menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m.

palato faringeus (n. IX, n.X dan n.XII)

4

Page 5: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

Peranan saraf kranial fase oral

ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik)Bibir

Mulut & pipi

LidahUvula

n. V.2 (mandibularis), n.V.3 (lingualis)n. V.2 (mandibularis)

n.V.3 (lingualis)n.V.2 (mandibularis)

n. VII : m.orbikularis oris, m.levator labius oris, m. depressor labius, m.mentalisn.VII: m.zigomatikus,levator anguli oris, m.depressor anguli oris, m.risorius. m.businatorn.IX,X,XI : m.palatoglosusn.IX,X,XI : m.uvulae,m.palatofaring

Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai serabut

afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik).

FASE FARINGEAL

Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus

palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :

1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI)

berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudianuvula tertarik

keatas dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.

2. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid

lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring

tertutup.

3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi

m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).

4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor

faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI)

menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring

(n.X)

5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan

dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah

dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik

untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.

Peranan saraf kranial pada fase faringeal

Organ Afferen Efferen

Lidah n.V.3 n.V :m.milohyoid, m.digastrikus

n.VII : m.stilohyoid

n.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoid

n.XII :m.stiloglosus

5

Page 6: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

Palatum

Hyoid

Nasofaring

Faring

Laring

Esofagus

n.V.2, n.V.3

n.Laringeus superior

cab internus (n.X)

n.X

n.X

n.rekuren (n.X)

n.X

n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatini

n.V :m.tensor veli palatini

n.V  : m.milohyoid, m. Digastrikus

n.VII : m. Stilohioid

n.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid

n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus

n.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring, m.konstriktor

faring sup, m.konstriktor ffaring med.

n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.

n.IX :m.stilofaring

n.X  : m.krikofaring

Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut

afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.

Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal,

meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter

esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu

pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan

sfingter esofagus bagian atas. Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur.

Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik. Mc.Connel dalam

penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu :

1. Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan

tenaga lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga

kontraksi dari m.konstriktor faring. 

2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif

akibat terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus

terisap ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk

oleh m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal

esofagus bagian superior.

FASE ESOFAGEAL

Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun

lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.

Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :

6

Page 7: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

1.  dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang peristaltik primer terjadi

akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal.

Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang

merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.

2.  Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus

yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini

bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus. 

Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak

peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik. Esophagal transit time bertambah pada lansia

akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang

peristaltik primer.

PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELAN

Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :

1. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring

langsung akan berespons dan menyampaikan perintah.

2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak

(kedua sisi) pada trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi

motorik proses menelan) dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi

impuls motorik ke motor neuron otot yg berhubungan dgn proses menelan.

3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah  

VASKULARISASI DAN INERVASI

1.    Otot masticatorii

1.1  Vaskularisasi

      Arteri utama: arteri temporalis superfisialis dan arteri maksilaris

 Arteri maksilaris

Arteri ini mempunyai distribusi yang luas pada region wajah dan keluar sebagai salah sebuah

cabang terminal a.carotis externa dalam substansi glandula parotydea. Dari origo ini, arteri

menembus selubung fascia dari kompartemen parotidea,berjalan ke depan jauh ke dalam

collum mandibulae danberhubungan dengan tepi bawah m.pterygoideus lateralis. Arteri

kemudian berjalan balik ke dalam maupun ke permukaan supericialis caput inferior m.

pterygoideus lateralis. Bila arteri masuk jauh ke dalam otot, arteri akan muncul kembali di

antara kedua caput di dekat daerah origonya. Arteri berlanjut pada permukaan lateral (luar)

lamina lateralis proc.pterygoidei,masuk ke fossa pterygopalatina dan mengeluarkan cabang

terminalnya.

      Arteri alveolaris inferior

      Vena temporalis superfisialis

7

Page 8: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

      Plexus maxillary

      Plexus pterygoideus

1.2  Inervasi

      Nervus auriculotemporalis

Saraf ini mengeluarkan cabang:

a.    Nn. Auriculares merupakan nervus sensorius pada meatus acusticus externus dan permukaan

lateral membrane tympani

b.    Cabang articularis mensuplai bagian belakang articulatio temporomandibularis

c.    Serabut secretory dari ganglion oticum berjalan ke nervus facialis yang menyebarkan serabut

sensorius ke glandula parotidea

d.   Rami temporales terus berjalan ke superior dahi untuk mensuplai kulit dan permukaan lateral

kulit kepala

e.    Ganglion oticum adalah darah tonjolan kecil berdiameter 3mm. melekat pada permukaan

medial corpus n. mandibularis ketika berjalan melalui foramen ovale

      Nervus masseter

Saraf ini umumnya merupakan saraf pertama yang keluar dari bagain anterior, dan berjalan

antara atap dan caput superior m. pterygoideus lateralis. Kemudian berjalan melalui incisura

mandibulae, masuk ke caput profundus m. masseter.

      Nervus temporalis

Dua atau tiga cabang anterior, medial dan posterior berjalan antara caput superior m.

pterygoideus lateralis dan atap fossa infratemporalis. Cabang berjalan ke atas di bawah

m.temporalis, memasukinya dan mensuplainya.

 M. Masseter

Cabang M.masseter dari saraf kranialis kelima (N.mandibularis) memasok persarafan.

Pasokan arteri berasal dari cabang-cabang arteri masseterika.

 M. Pterygoideus Medialis

M. pterigoideus medialis dipersarafi oleh cabang pterigoideus medialis divisi

mandibularis dari saraf kranialis kelima. Pasokan darahnya berasal dari cabang-cabang

m.pterigoidea medialis dari arteri maksillaris.

 M. Temporalis

Cabang M. temporalis dari divisi mandibularis saraf kranialis kelima memberikan

persarafan pada otot temporalis. Pasokan darahnya berasal dari cabang-cabang temporalis

arteri aurikulo-temporalis.

 M. Pterigoideus Lateralis

Pasokan darah untuk m.pterigoideus lateralis berasal dari arteri maksilaris yang

berhubungan erat dan pleksus venosus yang ada hubungan dengannya. Otot ini dipersarafi

oleh cabang-cabang m. pterigoideus lateralis dari divisi mandibularis saraf kranialis kelima.

2.    Gigi-geligi

8

Page 9: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

Suplai arterial tulang rahang dan gigi datang dari maxillary arteri internal, yang

merupakan sebuah cabang dari arteri carotid eksternal. Cabang-cabang dari maxillary arteri

internal yang memberikan makan pada gigi secara langsung adalah :

1)   Inferior alveolar artery

Inferior alveolar arteri bercabang dari maxillary arteri internal medial menuju ramus dari

mandibula. Inverior alveolar arteri tersebut memberi cabang mylohyoid. Setelah pemberian

cabang mylohyoid, kemudian masuk menuju foramen mandibular dan terus menurun dan

berlanjut melalui mandibular canal, memberikan cabang pada gigi premolar dan molar. Di

daerah sekitar foramen mentale kemudian terbagi dalam sebuah cabang mental dan cabang

incisive. Cabang mental bersambung pada mental foramen untuk mensuplai jaringan dagu,

Cabang incisive berlanjut menuju bagian tulang untuk mensuplai gigi anterior dan tulang.

Cabang lain memasuki interdental septa yang mensuplai tulang dan membrane periodontal

yang bersebelahan serta berakhir dalam gingivae.

2)   Superior alveolar arteri.

Cabang posterior superior alveolar artery dari internal maxillary pada posterior maxillary

tuberosity seiring dengan alveolar nerves dan mensuplai gigi maxillary, tulang alveolar dan

membrane sinus. Cabang dari ukuran yang berubah-ubah akan berjalan menuru periosteum

pada sendi alveolar process dan badan maxillary mensuplai gingival, alveolar mucosa dan

pipi. Manakala cabang tersebut besar maka mungkin menggantikan bagian buccal arteri.

Suplai Saraf

Sensor syaraf memberikan suplai pada rahang dan gigi yang diturunkan dari

cabang mandibular dan maxillary dari cranial kelima, atau trigeminal,syaraf.

a)    Syaraf maxillary, melintas menuju dinding cavernous sinus dan meninggalkan tengkorak

melalui foramen rotundum. Syaraf maxillary juga memiliki sebuah cabang posterior superior

alveolar dari porsi pterygopalatinenya. Syaraf ini terbagi, memasuki foramina pada

permukaan posterior dari maxilla dan membentuk sebuah plexus, terdistribusi menuju gigi

molar dan jaringan penyangga.

b)    Syaraf mandibular meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale dan memecahkan

beberapa cabang-cabangnya. Cabang-cabang pendek paling bawah adalah syaraf inferior

alveolar, yang pertama kali bergerak secara langsung turun melintasi permukaan medial dari

pterygoid external. Syaraf inferior alveolar berlanjut menuju mandibular canal di bawah akar

gigi molar dan menuju tingkat foramen mental. Selama bagian ini berada pada lintasannya,

meninggalkan cabang-cabang menuju gigi molar dan premolar dan tulang penyangganya

serta pembuluh halus. Syaraf menuju gigi tidak muncul sebagai cabang-cabang tunggal

namun sebagai dua atau tiga cabang lebih besar yang membentuk sebuah plexus dari

cabang inferior dentalmemasuki akar gigi tunggal dan cabang-cabang interdental  mensuplai

tulang alveolar, membrane periodontal dan gingivae. Pada foramen mental, syaraf akan

terbagi, dan sejumlah kecil cabang incisive berlanjut guna mensuplai gigi anterior dan tulang

serta cabang mental yang lebih besar yang muncul melalui foramen guna mensuplai kulit

pada bagian bawah bibir dan dagu.

9

Page 10: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

3.    Lidah

Merupakan kantung mucosa yang berisi otot, memiliki dasar atau radix yang cekat dan

corpus yang bergerak serta ujung yang dapat memiliki bentuk dan posisi bermacam-macam.

Pada keadaan istirahat, menempati sebagian besar cavum oris. Lidah atau lingua merupakan

organ penting yang memiliki berbagai fungsi yaitu: bicara, manipulasi dan posisi makanan

(antagonis dari m. Orbicularis oris dan bucinator), rasa, menelan, membersihkan cavum oris

(setelah makan, lingua bergerak dari cervix ke cervix, mencari dan membersihkan sisa-sisa

makanan dalam cavum oris).

4.    Mukosa rongga mulut

 Pertumbuhan dan Perkembangan Mukosa Oral

Pertumbuhan dan perkembangan mukosa oral berlangsung berkesinambungan. Pertmubuhan

merupakan hasil proses biologis berubah menjadi lebih besar. Perkembangan merupakan sel

tunggal sampai dengan unit multifungsional yang diakhiri dengan kematian. Perkembangan

jaringan lunak rongga mulut dimulai pada minggu ke 4 sampai minggu ke 9.

 Fungsi Mukosa Oral:

a)      Membasahi permukaan Rongga Mulut

b)      Membantu proses pengunyahan dan penelanan

c)      Fungsi digestif (kelenjar saliva) terdapat amilase yang menghidrolisa makanan jadi maltosa

d)     Informasi rasa (taste bud)

e)      Respon terhadap suhu, sakit, raba (reseptor)

f)       Melindungi jaringan yang lebih dalam

 Pembagian Mukosa Oral

a.    Masticatory Mucosa

      Gingiva, mengelilingi gigi, menerima tekanan dalam proses pengunyahan, dibatasi

mucogingival junction (memisahkan gingiva dengan mukosa alveolar), berwarna coral pink

disertai keabu-abuan.

      Palatum Keras (Palatum Durum), melekat erat dengan periosteal dan tidak dapat bergerak,

berwarna pink seperti gingiva, bagian-bagian palatum keras: Daerah Gingiva berbatasan

dengan gigi, Raphe Palatina garis tengah palatum dari papila insisiv sampai posterior, Daerah

anterolateral antara raphe palatina dan gingiva (berisi jaringan lemak), Daerah Posterolateral

antara raphe palatina dan gingiva (berisi gland mukosa minor).

b.   Lining Mukosa

      Bibir dan Pipi (Mukosa Bukal), Epitel startified dan skuamos tidak berkeratin, Kerutan kecil

selama kontraksi otot (melindungi dari tekanan pengunyahan), Glandula campuran pada bibir

antara berkas otot bucinator pada daerah pipi dan daerah tengah horizontal pada pipi.

      Vestibulum dan Mukosa Alveolar, bersatunya mukosa bibir dan pipi untuk menutupi rahang,

mukosa pipi melekat pada otot bucinator, mukosa bibir pada otot orbicularis oris, mukosa

tidak melekat dengan struktur dibawahnya ( memungkinkan pergerakan bibir dan pipi),

Gingiva dan mukosa alveolar dipisahkan oleh mucogingival Junction.

10

Page 11: Vaskularisasi Dan Persarafan Pada Otot

      Mukosa Dasar Mulut, membran mukosa dasar mulut tipis dan tidak melekat dengan struktur

dibawahnya (bergerak bebas), Mukosa sublingual bergabung dengan gingiva Lingual

(mukogingival), Batas dalam sulkus sublingual berbentuk tapal kuda (mukosa sublingual

bergabung dengan permukaan paling bawah lidah sebagai mukosa ventral lidah).

      Palatum Lunak (Palatum Mole), Vaskularisasi, dan warna kemerah-merahan (palatum keras

Pucat), Papila sedikit dan pendek, Pertemuan antara palatum lunak dan palatum keras hampir

tak terlihat, Submukosa palatum lunak berisi banyak glandula saliva minor.

c.    Specialized Mucosa

1)   Mukosa Lidah, Mukosa pengunyahan dengan struktur khusus, papila lidah pada 2/3

permukaan dorsal anterior.

  Papila Filiformis, paling banyak dan tersebar, berbentuk kerucut dan runcing

  Papila Fungiformis, Seperti jamur, jumlah 150-400, tersebar di ujung dan tepi lateral lidah,

lamina propia papila primer, papila sekunder terdapat pada taste bud di permukaan.

  Papila Sirkumvalata, Jumlah 7-12, sepanjang sulkus terminalis, terbenam dan dikelilingi

parit, terdapat taste bud, dasar parit terdapat kelenjar Von Ebner (serus) untuk membersihkan

debris.

  Papila Foliata, berupa lembaran menonjol, daerah dorsol lateral, terdapat taste bud di dinding

papila.

2)   Taste Bud (kuncup pengecap), mempunyai taste pore, terdapat dua tipe sel yaitu sel pengecap

(terlihat terang) dan sel penyangga (gelap), sensasi rasa manis (ujung), asam (lateral), asin

(tersebar/ujung), pahit (belakang).

11