Tugas Referat Gigi

download Tugas Referat Gigi

of 12

description

referensi artikel tentang pengaruh pemberian fluor untuk pencegahan karies

Transcript of Tugas Referat Gigi

REFERENSI ARTIKEL

EFEK PEMBERIAN FLUOR TOPIKAL DALAM PENCEGAHAN KARIES DENTIN PADA ANAK

Disusun Oleh:M. Faiz K. AnwarG99141163

Periode: 26 Oktober 2015 - 8 November 2015

Pembimbing: Dr.Risya Cilmiaty, drg.,MSi.,SpKG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GIGI DAN MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDISURAKARTA2015

PENDAHULUAN

Penyakit karies gigi sampai sekarang masih menjadi masalah utama dibidang kedokteran gigi. Oleh karena itu harus mendapat perhatian sepenuhnya,tidak hanya dari segi cara menanganinya yang sudah terkena karies saja, tetapi juga bagaimana cara mencegah karies (McDonald et al., 2000). Menurut laporan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pada tahun 2000 prevalensi karies gigi pada anak-anak di Indonesia masih sangat tinggi dibadingkan dengan negara berkembang lainnya. Besarnya prevalensi karies gigi pada masyarakat sangat mempengaruhi tingkat kesehatan mulut pada umumnya. Oleh karena itu, perlu diadakan usaha-usaha penelitian di bidang pencegahan penyakit gigi secara luas untuk mendapatkan cara pencegahan yang dianggap lebih efektif dan efisien. Salah satunya adalah penggunaan flour.Fluoride yang dalam beberapa literatur dikenal sebagai fluorine, telah digunakan sebagai bahan yang sangat efektif dalam mencegah karies gigi. Selama sepuluh tahun terakhir telah banyakdilakukan penelitian klinis terhadap efek pencegahan karies gigi dari aplikasi fluoride. Aplikasi fluoride secara topikal pada gigi diantaranya dengan fluoride solutions, fluoride gels, fluoride varnishes serta fluoride dalam pasta gigi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fluoride akan menambah kecepatan remineralisasi pada enamel dan dentin yang mengalami demineralisasi. Struktur gigi yang mengalami remineralisasi dengan adanya fluoride akan terjadi peningkatan fluorhydroxyapatite yang menyebabkan gigi lebih tahan terhadap serangan asam dibandingkan struktur aslinya. Hasil dari penulisan ini merekomendasikan untuk aplikasi fluoride secara berkala untuk pencegaan dan kontrol karies yang maksimal (Horowitz and Ismail, 1996; Udin,1999; McDonald et al., 2000; Marinho et al., 2003).

TINJAUAN PUSTAKA

Flour seperti unsur halogen lainnya : chlor, yodium dan brom yang didapat dalam bentuk binary compoun yang disebut flouride. Sumber utama dari flouride adalah air, terutama air dari sumur sumur yang dalam. Pada tahun 1802 telah ditemukan pertama kali flouride dalam jaringan tubuh binatang, dimana menunjukkan adanya flouride dalam fosil gigi gajah. Selain terdapat dalam gigi, flouride juga dijumpai dalam tulang.

A. Pemberian Fluor Secara Sistemik Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Ars creation, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :1. Fluoridasi air minum Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut mottled enamel pada mottled enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali (Zelvya P.R.D, 2003).Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,71,2 ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 4050% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).2. Pemberian fluor melalui makanan Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidakterkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis. (Ars creation, 2010).3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005). Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).

B. Penggunaan Fluor Secara Topikal Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991; Wolinsky, 1994). Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara (Yanti, 2002): 1. Topikal Aplikasi Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).

Gb. 4 Topikal Aplikasi Fluor(2008) Gb. 5 Fluor Gel(2008)

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yang sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002). Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru (Kidd dan Bechal, 1991).Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF 20,8 gram dengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8. APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasa seperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).

Gb 6 dan 7. Fluor Topical Aplication Tray (2009)

Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel (Angela, 2005).

2. Pasta gigi fluor Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).

3. Obat kumur dengan fluor Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan Bechal, 1991).

EFEK PEMBERIAN FLUOR SECARA TOPIKAL

Ada beberapa pendapat mengenai efek aplikasi fluor secara topikal dalam menghambat karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam, dapat memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim mikrobiologi yang merubahkarbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001).Penambahan flour pada permukaan gigi yang mengalami karies permulaan atau karies dini dapat mempercepat proses reminerilasasi. Tetapi walaupun flour mendorong proses remineralisasi, namun yang paling utama adalah permukaan gigi secara teratur harus dibersihkan dari plak dengan menggunakan bahan yang mengandung flour.

Efek Kariostatik Tahap permulaan dari pembentukan karies adalah penghancuran lapisan dalam dari enamel yang disebut karies dini atau dikenal dengan white spot. Karies dini adalah suatu keadaan dekalsifikasi di bawah permukaan enamel dimana terlihat secara klinis permukaan enamel yang kelihatannya utuh, agak kasar, buram, warna opak dan putih. Mekanisme pembentukan karies dini dapat digambarkan sebagai berikut (Darling 1959 dan Nizel 1981): Asam yang dibentuk oleh bakteri asidogenis tidak dapat melarutkan permukaan enamel (surface enamel), tapi ion-ion H+ dapat masuk secara difus ke permukaan dalam dari enamel (sub surface enamel). Struktur enamel rod dari gigi tegak lurus pada permukaan enamel dan ini merupakan suatu jalan masuk secara difus bagi ion- ion H+ ke permukaan dalam dari enamel. Bila jumlah ion-ion H+ sudah melampui bagian dari enamel yang tidak mudah larut, maka terjadilah reaksi dimana kristal-kristal hidroksilapatit dilarutkan.Bila reaksi terulang secara terus-menerus, maka terbentuklah suatu dekalsifikasi atau demineralisasi di bawah permukaan enamel yang disebut karies dini atau white spot dengan tanpa terlihat lubang pada permukaan enamel. Bahan bahan yang mengandung fluoride dapat mencegah karies. Fluoride Varnish banyak digunakan sebagai bahan pencegahan karies. Konsentrasi bahan agent oleh kalsium fluoride sama seperti bahan yang ada di permukaan gigi yaitu hidroksilapatit yang mempunyai rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Perawatan pencegahan dengan flouride dapat diaplikasikan dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, tablet fluoride dan berkumur-kumur dengan fluoride.

Efek Anti Bakteri Peningkatan jumlah konsentrasi pada aplikasi flour berguna dalam pencegahan karies. Mekanisme ini dapat digunakan dalam mencegah karies. Beberapa penelitian melaporkan pengurangan jumlah bakteri kariogenik seperti Streptococcus mutans terjadi pada saat penggunaan topikal fluoride. Dengan konsentrasi yang tinggi maka efek ini dapat menjadi efek bakteriosida. Fluoride sebagai bahan anti bakteri memiliki mekanisme pencegahan karies dengan mengurangi tempat berkembangbiaknya bakteri kariogenik. Indikasi pemberian fluoride sebagai efek bakteriosida terhadap Stereptococcus mutans tergantung pada konsentrasi fluoride yang diberikan dan pH. Bakteri Streptococcus mutans sebagai etiologi dari karies merupakan bakteri yang banyak berada di rongga mulut. Penggunaan Flouride sebagai bahan anti bakteri sangat berperan dalam mencegah timbulnya karies gigi. Oleh karena itu Flouride Varnish memiliki efek anti bakteri sebagai bahan yang digunakan di kedokteran gigi.

Efek Bakteriostatik Bakteri yang melekat di permukaan gigi disebut dengan plak. Beberapa jenis bakteri didalam mulut, salah satunya bakteri Sreptococcus mutans menghasilkan asam yang merupakan metabolisme karbohidrat. Salah satu senyawa pembentuk elemen gigi yang berperan penting dalam mekanisme Flouride Varnish adalah hidroksilapatit. Hidroksilapatit merupakan bagian dari senyawa-senyawa kalsium fosfat dan merupakan senyawa terpenting untuk melindungi gigi.Secara lokal flour diikat di permukaan luar dari kristal hidroksilapatit, sebagai reaksi pertamanya flour akan membentuk endapan calsium fluoride di permukaan enamel dan terbentuknya flourapatit sebagai reaksi kedua. Endapan calsium fluoride yang terbentuk lebih banyak dari flourapatit.Flouride sangat penting dalam mencegah timbulnya karies dini. Peranan fluoride dalam mencegah karies dengan meningkatkan mineralisasi gigi, mencegah bakteri menghasilkan asam yang dapat memicu terjadinya karies gigi. Demineralisasi dan reminalisasi pada enamel merupakan proses dinamik. Remineralisasi adalah mencegah terjadinya demineralisasi ketika level fluoride rendah. Penambahan kadar fluoride mencegah perkembangbiakan bakteri yang menghasilkan asam sehingga dapat mencegah proses pembentukan karies.Flouride Varnish yang dioleskan secara tipis pada enamel akan melepaskan ion fluoride yang terletak dibawah permukaan gigi . Flouride dalam bentuk liquid kristal apatit akan mengurangi demineralisasi. Meningkatnya aktivitas fluoride setelah dicampurkan dengan Varnish akan mempercepat proses remineralisasi

DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan M. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed 1st. Medan: USU Press,1997: 26-33Panjaitan M. Ilmu Pencegahan Karies Gigi. Ed 1st. Medan: USU Press,1997: 23-57Tarigan R. Karies Gigi. Editor: Lilian Yuwono. Jakarta : Hipokrates, 1991: 49-62James C, Gerald A.. Oral Health Resources & Information for Kansas medical Professionals. Kentucky: Kentucky Department for Public Health and The University of Kentucky College of Dentistry,2006: 4-9Beltran, Aguilar ED, Goldstein JW, Lockwoad SA. Flouride Varnishes. JAD 2000; 131: 589-94Marya CM. Flouride Varnish : A useful Dental Public Health Tool. The Internet Journal of Dental Science 2007; 4: 1-5Olson, Aisner, Ginnis MC. Flouride Varnish : An Evidance Based Approach Research Brief. German. ASTDD, 2007: 1-5Berlin CM, May DG,. Fluoride Varnish Guide. Nevada : Department of Health and Family Services Division of Health Care Financing, 2000: 1-6Muray JJ, Gun Rugg JA, Jenkis NG. Flouride In Caries Preventions. Britain: Butterworth LTD, 1991: 130; 187Judith M. Flouride Varnish Manual. Nevada: Health Resources and services administration Maternal and Child Health Berau, 2005: 3-19Weintraub JA. Flouride Varnish Efficacy in Preventing Early Childhood Caries. J Dent Res 2006; 85(2); 172Ferracane LJ. Materials in Dentistry. Ed 2nd. Oregon : Lippincont Williams and Wilkins, 2001: 51Veschusio C. Flouride Varnish Application. Iowa : South Carolina of Health and Environmental Control,2005: 1-17Petersoson LG, Twetman S, Pakhomov GN. Flouride Varnish for Community-Based Caries Prevention in Children. Geneva: Oral Health Division of Noncommunicable Disease World Health Organization,1997 : 2-8Konig KG, Hoogendoorn H. Prevensi dalam kedokteran Gigi dan Dasar Ilmiahnya. Alih Bahasa : R.A Tomosowa. Jakarta : Indonesian Dental Industries, 1982: 19-24