Tugas Biologi Bu Arda
-
Upload
maria-theresia-yessy -
Category
Documents
-
view
80 -
download
0
Transcript of Tugas Biologi Bu Arda
1. Mencari definisi dari cabang-cabang dan berikan contoh dari cabang-cabang Biologi
- Botani
Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan & peran tumbuhan bagi kehidupan. Botani
berakar dari ilmu herbalisme, ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan untuk
khasiatnya secara medis. Terdapat berbagai catatan kuno yang mengklasifikasikan
tumbuhan berdasarkan jenis dan manfaatnya di India (1100 SM), Avestan kuno, dan China
(221 SM.
Botani modern merujuk kepada kebudayaan di Yunani Kuno, terutama Theoprastus (sekirat
371–287 SM), seorang murid Aristoteles yang menemukan prinsip ilmu botani. Ia juga
dikenal sebagai "Father of Botany". Karyanya, Enquiry into Plants dan On the Causes of
Plants merupakan dua kontribusi utama bagi ilmu botani hingga Abad Pertengahan, hampir
17 abad setelah buku tersebut ditulis.
Contoh :: Mempelajari Tumbuhan dalam Berfotosintesis maupun dalam mencari Makanan.
- Zoologi
Pengertian Zoologi adalah ilmu pengetahuan tentang hewan. Botani adalah ilmu
pengetahuan tentang tumbuhan. Zoology dan botani bersama-sama membentuk biologi
(ilmu hayat). Asas-asas terpenting dalam ilmu hayat berlaku baik pada hewan mapun
tumbuhan. Asas-asas terpenting itu adalah : hewan dan tumbuhan mempunyai siklus hidup,
keduanya makan dan bergerak, tumbuh dan berkembang, bernafas dan berlipat ganda.
Namun dalam wawasan zoology terdapat fakta dan asas tambahan yang hanya berlaku pada
hewan saja seperti antara lain mempunyai indera, kemampuan bersuara dan kejiwaan
(psike) seperti yang kita jumpai pada kera dan anjing
- Microbiologi
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk2 mikroskopik (the science
of microscopic organisms).
1. Virus : makhluk yg pualing kecil. menunjukkan ciri2 seperti makhluk hidup bila berada di dalam sel
inang saja. Penyebab banyak penyakit mulai yg familiar ama kita (flu) smpe yg berat (ebola, HIV).
2. Bakteri : cepet banget berkembang biak. Penyebab paling banyak dari penyakit. ‘
3. Protozoa : kakaknya bakteri dalam hal ukuran (lebih gede maksudnya), biasanya idup di tanah
dan air
- Becteorologi
Bakteriologi: Ilmu dan studi bakteri dan hubungannya dengan obat-obatan dan ke daerah
lain seperti pertanian (misalnya, hewan ternak) dan industri. Bakteri adalah mikroorganisme
bersel tunggal yang dapat hidup sebagai organisme independen atau, tergantung, sebagai
parasit. Di antara bakteri lebih dikenal adalah radang, Staph, dan agen tuberkulosis dan
kusta.
Contoh :: Bakteriologi merupakan bagian dari mikrobiologi yang meliputi studi tentang
bakteri, virus, dan segala macam lainnya mikroorganisme
- Mycobiology
Bakteriologi: Ilmu dan studi bakteri dan hubungannya dengan obat-obatan dan ke daerah
lain seperti pertanian (misalnya, hewan ternak) dan industri. Bakteri adalah mikroorganisme
bersel tunggal yang dapat hidup sebagai organisme independen atau, tergantung, sebagai
parasit.
Contoh :: Di antara bakteri lebih dikenal adalah radang, Staph, dan agen tuberkulosis dan
kusta. Bakteriologi merupakan bagian dari mikrobiologi yang meliputi studi tentang bakteri,
virus, dan segala macam lainnya mikroorganisme
- Vyrology
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus, mikroorganisme yang dapat
membahayakan sebagai agen penyebab penyakit seperti influenza dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Namun di sisi lain virus juga memiliki kegunaan positif dalam
kedokteran, yang digunakan dalam imunisasi dan juga dalam memberikan gen baru ke
dalam genom suatu organisme untuk efek yang berguna.
- Embrybiologi
Konsep pembentukan embrio berasal dari koagulasi darah menstruasi. Tahap
perkembangan embrio sama dengan tahap perkembangan ragi. Proses pertumbuhan
embrio sama dengan proses pertumbuhan bibit tanaman yang ditanam di tanah. Embrio
tumbuh dan berkembang mulai dari dinding jantung dan diteruskan ke seluruh bagian
tubuh. Pembentukan bagian tubuh yang sama dipengaruhi oleh pemanasan dan
pendinginan. Beberapa bagian embrio diatur oleh pengaruh dingin dan beberapa bagian
lainnya diatur oleh pengaruh panas.
Contoh :: Pengaruh dingin mengatur pertumbuhan daging, sedangkan pengaruh panas (fire)
melarutkannya. Kuku, tanduk, kuku binatang dan cakar terbentuk dari panas penguapan
cairan. Urat daging, otot dan tulang terbentuk melalui pengerasan cairan oleh pengaruh
panas dari dalam. Pemanasan dan pendinginan keduanya berpengaruh terhadap proses
penciptaan (creation) embrio.
Tubuh bagian atas adalah bagian yang tumbuh sempurna lebih dulu, sedangkan tubuh
bagian bawah akan menyusul sesuai dengan waktu berjalan. Pada tahap awal pembentukan,
semua bagian embrio secara garis besar dapat terlihat. Setelah itu, bagian embrio tersebut
akan berwarna-warni, melunak dan mengeras. Jantung adalah bagian tubuh semua hewan
yang pertama kali terbentuk. Suhu dingin berpengaruh terhadap terbentuknya otak. Janin
laki-laki terbentuk pada bagian kiri rahim, sedangkan janin perempuan terbentuk dari
bagian kanan rahim.
- Parasitologi
PARASITOLOGI Ilmu yang mempelajari parasit – organisme yang hidupnya menumpang
dan merugikan organisme lain. Ukuran tubuh penumpang lebih kecil dari yang ditumpangi.
Parasit ini disebut juga sebagai agent
Contoh :: Tumbuhan parasit yang menggantungkan sebagian sumber energi pada tumbuhan
inang disebut parasit fakultatif dan tumbuhan yang sepenuhnya menggantungkan sumber
energi pada tumbuhan inang disebut sebagai parasit obligat (parasit sejati). Parasit fakultatif
masih memiliki organ fotosintetik yang berfungsi secara normal sebagaimana tumbuhan
bukan parasit. Contoh kelompok pertama ini misalnya mistletoe. Contoh kelompok kedua
(parasit sejati) adalah tali putri (Cuscuta), benalu, dan padma dan juga rafflesia arnoldi.
- Ecology
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah
atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya (lihat Gambar 6. 1).
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel
(zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Contoh :: Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari
berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk
pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya
adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan
produktivitas.
- Anatomy
Anatomi adalah Ilmu yang mempelajari susunan / struktur dari tubuh manusia dan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya , anatomi juga mempunyai
pengertian urai dari tubuh manusia,
ana = bagian
tomi = memotong
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari tubuh manusia dalam keadaan normal,
keterangan fungsi dari tubuh manusia dijabarkan dalam fungsi setiap organ dari fungsi
masing masing sistem dalam tubuh manusia dalam keadaan normal.
Contoh :: Anatomi dan fisiologi ini hubungannya sangat erat sekali, tidak bisa dipisah
pisahkan
ex : ada kelainan di dari susunan / struktur suatu organ maka fungsi dari organ tadi akan
terganggu.
ex : organ paru paru ( pulmo ) organ paru paru yang terkena penyakit TBC akan mengalami
kerusakan baik sel selnya,
jaringan jaringannya sehingga fungsi dari paru paru dalam proses pernafasan mengalami
gangguan , sehingga kita bisa mendeteksi / mengetahui pasien tersebut mengalami sesak
nafas, nyeri waktu bernafas, batuk batuk mengeluarkan darah.
- Histology
Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi dapat juga
disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat berguna dalam
keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang sampelnya memerlukan
pemeriksaan histologis.
Contoh :
A.FIKSASI (Fixation)
Proses/langkah pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pembuatn sediaan
Histologi adalh Fiksasi. Fiksasi merupakan langkah yang penting dalam pembuatan sediaan
utuh maupun sayatan.
B.Dehidrasi (Dehydration)
Tujuan Dehidrasi adalah untuk menarik air yang terdapat dalam jaringan setelah
fiksasi. Dehidrasi juga memiliki fungsi mencuci (washing) dan bias membuat jaringan
menjadi kokoh dan menjadi keras dan rapuh. Bahan yang digunakan untuk pendehidrasi
Alkohol, Dioksan(Kombinasi Dehidrasi dan Infiltrasi) dan n-Butil Alkohol (Kombinasi
dehidrasi dan penjernihan).
- Physiology
Ilmu fisiologi manusia dimulai dari sekitar tahun 420SM hingga zaman Hipokrates, yang juga
dikenal sebagai bapak kedokteran. Pemikiran kritis dari Aristoteles dan perhatiannya pada
hubungan antara struktur dan fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada Yunani Kuno.
Contoh :: Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi
yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa
Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna: φύσις, physis, berarti "asal-
usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa
Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
- Cytology
Sel merupakan kesatuan struktur fisiologi yang terkecil dari organisme hidup.
Pada sel tumbuhan, sel terdiri dari protoplas yang dikelilingi dinding sel. Biasanya dinding sel
dianggap bagian yang mati, sedangkan protoplas adalah bagian yang hidup daripada sel.
Apabila protoplas sudah tidak terdapat lagi di dalam ruang sel, berarti sel tersebut telah
mati.
- Immunology
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari antigen, antiobodi dan fungsi pertahanan tubuh
host yang diperantarai oleh sel, terutama yg berhubungan dengan imunitas terhadap
penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.
Contoh :
Protozoa
Protozoa adalah gup organisme bersel satu yang sangat bervariasi dengan lebih dari 50.000
jenis. Banyak yang berukuran kurang dari 1/200 mm tapi beberapa dapat mencapai 3 mm
seperti''Spirostomun''. Banyak yang hidup secara soliter (sendiri), ada yang secara berkoloni.
Pada manusia, protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat menyebabkan penyakit
seperti malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Protozoa ini ditularkan dari
manusia yang satu ke manusia yang lain dengan perantaraan nyamuk betina dari genus
anopheles.Terdapat ratusan juta kasus dari penyakit malaria pertahun dengan tingkat
kematian yang tinggi pada negara-negara miskin.
Cacing
Cacing dalam usus merupakan salah satu patogen manusia yang paling umum. Cacing gelang
Ascaris lumbricoides diperkirakan menginfeksi 1.472 juta manusia di seluruh dunia. Walau
jarang membahayakan nyawa, parasit ini merupakan penyebab utama morbiditas pada
negara-negara berkembang. Infeksi berat dapat menyebabkan gangguan usus dan
gangguan pertumbuhan.
- Sistematics
Sistematis adalah segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan sesuatu dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
obyeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan
syarat ilmu yang ketiga.
Contoh :: Sistematematika
- Cell Biology
Biologi sel adalah studi tentang proses yang dilakukan oleh sel-sel individual seperti
pembelahan sel, organel warisan dan biogenesis, transduksi sinyal dan motilitas. Proses ini
sering dipengaruhi oleh rangsangan dari lingkungan termasuk nutrisi, sinyal pertumbuhan,
dan kontak sel-sel.
Contoh :: Organisme bersel tunggal seperti ragi, organisme multiseluler seperti Drosophila
dan mouse, garis kultur jaringan didirikan, dan, semakin, kultur sel primer berasal dari
hewan rekombinan seperti tikus biasanya digunakan untuk mempelajari masalah biologis
sel. Pendekatan eksperimental untuk mempelajari masalah biologis sel termasuk genetika,
mikroskop, dan pemulihan dari peristiwa biologis sel dalam sistem sel-bebas.
- Genetic
Genetika (kata serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics,
dibentuk dari kata bahasa Yunani: γέννω, genno yang berarti "melahirkan") adalah cabang
biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti
virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang
gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu
surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Contoh :: Gen Manusia Gen Hewan
- Molecular Biology
Cabang biologi yang mempelajari struktur dan aktivitas dari makromolekul penting untuk
kehidupan (dan terutama dengan peran genetik mereka)
Contoh :: Kehidupan Mikrobakteri di dalam tubuh manusia yang membentuk system Imun.
2. 30 Penggunaan Protein dalam Bidang Industri
- Simanjorang, Eviyanti. Nia Kurniawati dan Zahidiah Hasan. 2012. Pengaruh Pengunaan Enzim
Papain Dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Karakteristik Kimia Kecap Tutut. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. Vol 3 No 4.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di laboratorium Teknologi Hasil Industri Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknik Industri Pertanian dan
dianalisis di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Tujuan dan penelitian ¡ni
adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim papain terhadap karakteristik kimiawi kecap
tutut yang dihasilkan. Perlakuan yang gunakan adalah pemberian enzim papain dengan persentase yaitu
: A=0%, B=5%, 0=7%, D=9% dan E=11% dengan lama waktu ¡nkubasi 6 han. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa rataan kadar protein dan berbagai perlakuan masing masing yaitu A=2,35%,
B=2,70%, 0=2,45%, D=2,51%, E=2,39%. Rataan Derajat Keasaman (pH) yaitu A=6,7, B=6,5 0= 6,2 D=6,3
E= 6,5. Rataan kadar garam yaitu A=18,07%, B=17,45%, 0=2,16,62%, D=16,48%, E=16,53%. Kesimpulan
penelitian adalah pemberian enzim papain dengan konsentrasi 5%, 7%, 9%, dan 11%, kecap tutut
dengan penambahan enzim papain 5% menghasilkan kecap dengan jumlah protein tertinggi yaitu
2,698% yang termasuk kecap ikan kualitas nomor 3 dalam ketetapan SIl, dengan kadar garam
sebesar17,45% dan pH sebesar 6,5. (Simanjorang, Eviyanti. Nia Kurniawati dan Zahidiah Hasan. 2012)
- Prasetyo, Maulanan Nur. Nirmala Sari. Ir. C. Sri Budiyanti, MT. Pembuatan Kecap Dari Ikan
Gabus Secara Hidrolisis Enzimatis Menggunakan Sari Nanas. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol 1
No 1 Tahun 2012.
Sa/ah sati! upava iintiek ineningkatkan ni/al tanibah ikan berni/al ekonoi,,is rendali df/li ineningkatkan
dava simpali gizi ikan ada/a/i dengan inenianfaatkaiinva iiienf adj kecap ¡kan. Untuk itu telahi dipelajari
proses pembuaran kecap ikan dan ba/ian baku ¡kan gabiis (Ophioceplialus stria tus atau C’haiina stri ata)
secara hidrolisis enzimatis. Fada peneitian ¡ni proses hidro/isis dilaku kan den gan men ambahkan sari
iianas rang mengandung enzim brome/ii, ke dalaiii cacahan daging ¡kan gabiis den gan konsentrasi 6 8
dan 1 0% (b/b). Penanibahian garaiìi (NaCÍ) sebagaipengawet ke da/aiiî campiiran iA-an gabus dan sari
nanas sebanvak 3%, 5% dan 7% (b/b). Proses hidrolisis enzimatis dilakiikan se/ania 1, ‘ dan 3 han laiìia
inkubasi secam anaenob dan temperatur rilan g. Ana/isis di/aA-u kan rerhadap produk kecap ikai, rang
me/iptiti tiiigkat konsentrasi protein da/am produk dan ana/isa jiiiii /a/i mikroba pada produk. Hash
percobaan meiiunjukkan bahwa kecap ikan secam optimuiii dapar diproduksi dan ¡ka,, gabtis dengan
sari iianas yang in engandiing enzim broine/in sebanrak 10%, waktii hidro/isis 3 han dan penambahan
5% NaCÌ. Jmnlahi inikroba ten/ihiar paling sedikitpada produk dengan penambahan 7% NaCÍ, 1 han
hidrolisis dan 6° sari nanas. (Prasetyo, Maulanan Nur. Nirmala Sari. Ir. C. Sri Budiyanti, MT.2012)
- Susanna, Dewi. Zakianis. Ema Hermawati. Haryo Kuntoro Adi. Pemanfaatan Sprirullina
platensis Sebagai Suplemen Protein Sel Tunggal ( PST ) Mencit ( Mus musculus ). Jurnal Kesehatan Vol
11 No 1 Tahun 2007
Kandungan protein yang tinggi dalam Spirulina platensis dapat dimanfaatkan sebagai sumber Protein Sel
Tunggal (PST). Dengan menggunakan mencit (Mus musculus), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pemanfaatan biomassa kering Spirulina platensis sebagai suplemen Protein Sel Tunggal (PST) dengan
mengukur pertumbuhan berat badan mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan, dengan berat antara 30-
50 gram, dan umur antara 5-7 minggu. Sebanyak 25 ekor sebagai Perlakuan yaitu dengan membuat
perbandingan antara biomassa kering dan pelet sebagai makanan tikus sebesar 10 %, 20 %, 30 %, 40 %,
dan 50 %, dan 5 ekor sisanya sebagai Kontrol tanpa diberi biomassa (100 % pelet). Pengukuran berat
badan dilakukan setiap hari, data dianalisis denga menggunakan t-test dan analisis varians. Hasil
penelilitan menunjukkan bahwa pemberian biomassa kering S. platensis kepada mencit (Mus musculus)
dapat mempengaruhi kenaikan berat badan pada pengamatan dari hari pertama sampai hari kedua
belas, tetapi menurun pada hari ke-tiga belas sampai hari ke-empat belas, dan mengalami kestabilan
sampai hari ke-tujuh belas. Ada perbedaan yang bermakna antara berat badan sebelum pemberian dan
setelah pemberian biomassa kering S. platensis selama 17 hari. Perbedan terjadi pada Minggu I dan II,
tidak semua konsentrasi biomassa mempunyai pengaruh yang sama terhadap pertambahan berat badan
mencit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagai biomassa kering ganggang hijau biru bersel
tunggal yang banyak mengandung protein yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan baerat badan
mencit, maka dapat diasumsikan bahwa biomassa S. platensis dapat dianggap sebagai sumber protein
sel tunggal (PST) mencit (Mus musculus) pada konsentrasi yang tertentu. (Susanna, Dewi. Zakianis. Ema
Hermawati. Haryo Kuntoro. 2007)
- J, Agardh. Analisis Komposisi Nutrisi Rumput Laut Sargassum crassifolium. Jurnal Biofarmasi
Vol 2 No 2 Tahun 2004.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi gizi rumput laut Sargassum crassifolium J.
Agardh i. e. konsentrasi protein, asam amino, mineral (abu), elemen mineral (Ca, Fe, dan P), vitamin C,
vitamin A, lipid, asam lemak dan alginat. S. crassifolium adalah spesies rumput laut coklat yang
dikonsumsi sebagai sumber makanan, namun, belum dimanfaatkan secara optimal karena informasi
komposisi gizi yang belum lengkap. Pengukuran konsentrasi protein dilakukan menurut metode Lowry,
sedangkan konsentrasi asam amino diukur dengan menggunakan High Performance Liquid
Chromatography (HPLC). Mineral (ash) diukur dengan abu kering elemen pemrosesan, dan mineral Ca,
Fe, dan P diukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS) dan UV-Vis. Konsentrasi
vitamin C diukur dengan metode titrasi, sedangkan vitamin A diukur dengan menggunakan UV-Vis. Lipid
diukur dengan metode ekstraksi menggunakan soxhlet, asam lemak metode dengan asam lemak metil
ester (Fames), dan alginat diukur dengan metode ekstraksi. hasil menunjukkan bahwa talus S.
crassifolium mengandung protein dalam rata-rata 5,19% (b / b), dan 17 asam amino (dalam "Asam
amino mol / g berat basah) bervariasi dari 13,77 dari asam glutamat ke 0.83 untuk konsentrasi
hydroxilicine. Kandungan mineral / abu adalah 36,93% (b / b), Ca: 1.540,66 mg/100 g, Fe: 132,65
mg/100 g, P: 474,03 mg/100 g, vitamin C: 49.01 mg/100 g, vitamin A: 489,11 "g RE/100 g, lemak: 1,63%
(b / b), konsentrasi asam lemak adalah: 1,45%, 3,53%, 29,49%, 4,10%, 13,78%, 33,58%, 5,94% untuk
asam laurat, asam meristic, asam palmitat, palmitoleic asam, asam oleat, asam linoleat, dan asam
linolenat kemudian. Konsentrasi alginat adalah 37,91%. (J, Agardh.2008)
- Ketaren, Nurjama Br. 2008. Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Sumber Protein
Ayam Pedagig Dalam Pengolahan Lingkungan Hidup.
Pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai sumber protein ayam pedaging diyakini nialupu meminiinalisasi
dampak penceinaran limbah bulu ayam dan menciptakan suatu industn peternakan yang ramah
linglcungaa Pen,nfiatan lmmbah bulu ayam melibatkan peran nükroorganisme benipa jamur melalui
proses fermentasi. Jamur dalam proses fennentasi berperan merombak komponen kompleks dalam
tepung bulu ayam menj adj komponen yang lebth sedethana dan slap diserap oleh tubuli Tujuan
penelitian ini adalah Inenguji kernrnpuan isolat janlur kandang ayain dalam ineningkatkan kecemaan
tepung bulu ayam sehingga mernberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbtthan ayam dalarn
upaya merninirnalisasi dampak pencernaran limbah bulu ayam di lingkungaa Penelitian lui dilakiikan
dalain dua tahap, tahap pertama pengujian fennentasi menentukan dosis inokuluin jamurterbaik yang
dapat meningicatkan kandungan protein yang tertinggi. Path fase pertarna ini penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap non faktorial dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, perlak-uan terdiri dan RO
(kontroltepung bulu tanpa fennentasi), Rl (dosis inokuhunjaniur 1%), R2 (dosis inokulunijamur 2%) dan
R3 (dosis inokuluin jarnur 3%). Pengujian tahap kedua pengujian biologis untuk menentukan penganih
penggunaan tepung bulu ayam dalani ransum terhadap pertumbuhan ayani. Path fase kedna penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap non faktonial dengan 5 penlakuan dan 4 4ngan, yang terdini dan
5 ekor ayam peiplot dengan level penggunaan ransum yaitu TO (ransum kontrol), Ti (tepung bulu 2,5%),
T2 (tepung bulu 5%). T3 (tepung bulu 7,5%) dan T4 (tepung buhi 10%). Hasil penelitian rnenunjukkan
bah penggunaan inokulumjarnur sampai 3% dalam proses fermentasi meinbenikan pengaruh yang
sangat berbeda nyata terhadap peningkatan kandungan protein tepung bulu ayani. Penbedaan
ditunjukkan dengan peningkatan kandungan protein yang lebth tinggi dati TO (tanpa fermentasi) dan Ti
(dosis inokulum 1%) serta T2 (dosis inokum 2%). Path pengujian tahap kedua inenunjukkan bahwa
penggunaan tepung bulu ayam yang difennentasi dengan isolat jainur Penicillnim sp sampai level 5%
dalani ransum. menunjukkan konsunisi ransuni pertarnbahan berat badan dan konversi ransuin sangat
berbeda nyata dengan kontrol (tanpa tepung bulu ayam). Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dosis inokuluni jamur yang dapat digunakan untuk ineningkatkan kandungan protein tepung bum ayani
adalah path dosis 3%, sedangkan tepung bulu ayam fermentasi dengan inokulum jamur Penicilliwn sp
yang dapat digunakan dalam ransum sebesar 5%. (Ketaren, Nurjama Br. 2008)
- Nurhidajah, M. Yusuf. 2010. Analisis Protein, Kalsiumdan Daya Terima Tepung Limbah
Rajungan. Jurnal Teknologi Pertanian Vol 9.
Rajungan merupakan salah satu hasil perairan Indonesia yang separuh bagian tubuhnya tidak dapat
dikonsumsi, sehingga limbah dari pengolahan rajungan relatif tinggi. Mengingat nilai ekonomi limbah
rajungan hampir tidak ada, maka pengolahan limbah rajungan menjadi produk pangan merupakan salah
satu cara alternatif yang dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah rajungan. Tujuan penelitian ini
Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan dayaguna limbah rajungan menjadi tepung Disain
penelitian ini adalah eksperimen murni dengan metode deskriptif.. Variabel yang diukur adalah 1) kadar
protein, kalsium, rendemen dan daya terima tepung limbah rajungan. Analisis data untuk daya terima
menggunakan uji non parametrik, friedman. Hasil analisis kadar protein tepung rajungan bagian dalam
37,69 % bb dan limbah bagian cangkang 11,74 %, kadar Kalsium tepung lmbah bagian dalam dan
cangkang masing-masing 14,87 % dan 39,32%. Rendemen menunjukkan angka 40% limbah dalam dan
60% limbah cangkang. Daya Terima hasil penilaian panelis menunjukkan rata-rata penilaian 3,4 sampai
3,8 dengan kriteria menarik dan mendekati sangat menarik. Uji statistik daya terima dengan friedman
menunjukkan tidak ada pengaruh pada semua kriteria penilaian yang meliputi warna, aroma dan tekstur
tepung limbah rajungan, dengan variasi limbah bagian dalam dan cangkang.dengan hasil p= 0,811 >
0,05. Disimpulkan tepung limbah rajungan masih mempunyai nilai gizi khususnya protein dan lemak
yang cukup tinggi dan daya terima panelis yang mewakili konsumen mendekati kriteria sangat menarik.
(Nurhidajah, M. Yusuf. 2010)
- Harmayani, Eni. Endang S. Rahayu, Titiek F. Djaafar, Citra Argaka Sari. 2009. Pemanfaatan
Kultur Pediococcus acidilactici. F-11 Penghasil Bakteorologi Sebagai Penggumpal Pada
Pembuatan tahu. Jurnal Pacapanen. Volume 6 No 1.
Tahu merupakan hasil penggumpalan protein kedelai oleh whey yang terfermentasi spontan (kecutan).
Permasalahan yang dihadapi pengrajin tahu yaitu munculnya flavor asam pada tahu yang dihasilkan dari
penggumpal tipe asam, sehingga perlu alternatif bahan penggumpal. Penelitian ini bertujuan untuk (i)
mengetahui pertumbuhan P. acidilactici F-11 dan produksi bakteriosin dalam whey tahu, (ii)
mempelajari pemanfaatan kultur P. acidilactici F-11 sebagai penggumpal pada pembuatan tahu dan (iii)
mengetahui kualitas mikrobiologis dan organoleptik tahu selama penyimpanan pada suhu 4oC.
Penelitian terdiri dari 3 tahap. Pertama, pertumbuhan P. acidilactici F-11 dan produksi bakteriosin.
Kedua, pemanfaatan kultur sebagai penggumpal tahu. Ketiga, uji kualitas mikrobiologi (total bakteri) dan
organoleptik (tekstur, pH, warna, flavor, dan kenampakan) tahu selama penyimpanan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa P. acidilactici F-11 tumbuh lebih baik dalam whey dengan penambahan 1%
sukrosa, pada suhu 37oC, namun tidak sebaik dalam media TGE (Tryptone Glucose Yeast Extract) cair.
Aktivitas bakteriosin dapat dideteksi dengan adanya zona jernih yang jelas pada media TGE agar dan
perpanjangan fase lag bakteri indikator, P. acidilactici LB-42. Total bakteri awal pada tahu antara 3.9x105
- 9.1x105 CFU/g. Selama penyimpanan, total bakteri pada tahu kontrol meningkat sebesar 2 log cycle,
sedangkan tahu dengan kultur P.acidilactici F-11 hasil fermentasi suhu 37oC dan suhu kamar meningkat
sebesar 1,5 dan 1 log cycle. Tahu yang dihasilkan dari kultur P. acidilactici F-11 sebagai penggumpal
memiliki tekstur lebih lunak dan kompak serta flavor tidak asam dibanding tahu kontrol.Tahu dengan
kultur P. acidilactici F-11 hasil fermentasi pada suhu kamar memiliki kualitas organoleptik sama dengan
tahu dengan kultur P. acidilactici F-11 hasil fermentasi pada suhu 37oC. (Harmayani, Eni. Endang S.
Rahayu, Titiek F. Djaafar, Citra Argaka Sari. 2009)
- Rahman, Dedi Fardiaz dan Tami Idiyanti. 2004. Produksi Pepton dari Limbah Industri Bir
Dengan Papain untuk Medium Pertumbuhan Bakteri. Jurnal Penelitian. Vol 15 No 2.
Untuk pertumbuhan m’kro-organisme, nitrogen merupakan salah satu nutrien utama yang sangat
dipeukan selain karbon, hidrogen, dan oksigen. Pepton senng digunakan dalam industri kesehatan,
pangan, pakan dan mikrobiologi, (Hettiarchchy et aI., 1996; Netto dan Galeazzi, 1998). Di Indonesia saat
¡ni pepton masih diimpor dengan harga Unggi menurut Laporan Biro Stastik (2001). Pepton rnerupakan
hidrolisat protein yang diperoleh dengan cara penghancuran bahan berprotein nggi melalui reaksi
hidrolisis asam atau enzimaüs. Pemutusan ikatan peptida oieh protease dapat teadi pada asam amino
sen, suiThidril, dan asam amino asam. Kamir merupakan endapan Iimbah cair industri bir dengan kadar
protein 55.6% (Atmaka, 1997), sementara Gopaul dan Price, (1999) melaporkan kadar protein Iìmbah bir
(Phonix and Guinness) masing-masing 7.0 dan 9.7%, kamir dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan
baku produsi pepton yang nilai ekonominya Iebih t¡nggi. (Rahman, Dedi Fardiaz dan Tami Idiyanti.
2004)
- Rosmari, Vinsensia Iva dan Bella Nina Monica. 2013. Pemanfaatan Tepung Umbi Gandum (
Dioscorea hispida Dennst) dan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai Bahan
Subtitusi dalam Pembuatan Mie Basah, Mie Kering dan Mie Instan
Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanainan serealia dan suku padi-padian yang kaya akan
karbohidrat. Dewasa ini. di Indonesia gandum telah menjadi suniber inakanan pokok kedua setelah
beras. Berdasarkan data APTINDO, konsumsi tepung gandum cli Indonesia mencapai 1,22 juta ton pada
kuartal 1/2012 meningkat sebesar 561% dibandingkaii kuartal 1/2011 sebesar 1 , 1 5 lita ton. Tingginya
kebutuhan gandum Indonesia ini menyebabkan penlunya pemanfaatan sumber pangan lokal yang lebih
optimal untuk dapat mengurangi impon gandum ke ndonesia. Upaya pemanfaatan sumber pangan lokal
unrnk inelakukan substitusi tepung tengu semakin inendekati kenyata an dengan ditemukannya cara
modifikasi tepung dan umbi gadung sella tepung ubi kayu menjadi IOCAF (Modijied cassa va Flour).
(Rosmari, Vinsensia Iva dan Bella Nina Monica. 2013)
- Gorinstein, Shela Elke Pawelzik, Efren Delgado-Licon, Ratiporn Haruenkit, Moshe Weisz
dan Simon Trakhtenberg. 2002. Karakterisasi semu sereal dan sereal protein dengan
protein dan analisis asam amino. Journal of The Science of Food and Agriculture.
Jagung, gandum, bayam, beras dan kedelai disaring untuk konten protein. alkohol- larut (Al dan A2) dan
glutelin (Gi dan G2) fraksi diisolasi dan dibandingkan dalam hal mereka asam amino dan komposisi
protein. Proporsi rata-rata kandungan nitrogen antara jumlah protein alkohol-larut (TASP) dan total
glutenins (TGlu) di pseudocereals bayam dan kedelai sekitar 1.8:26.9 dan 14.9:12.3 masing-masing.
Dalam sereal jagung dan gandum, proporsi ini adalah 47.8:33.2 dan 44.7:31.2 masing-masing. Jumlah
asam amino esensial adalah 47,6 dan 60,3 g per 100g protein dalam bayam dan kedelai masing-masing.
Isi tertinggi metionin, lisin dan arginin ditemukan di pseudocereals. Isi relatif tinggi asam amino esensial
menunjukkan bahwa pseudocereals dapat digunakan sebagai pengganti nutrisi untuk sereal. : 2002
Society of Chemical Industry. (Gorinstein, Shela Elke Pawelzik, Efren Delgado-Licon, Ratiporn
Haruenkit, Moshe Weisz dan Simon Trakhtenberg. 2002)
- Bolanle, Oluwatoyin. Sulaimon Babatunde. Samuel Oluwasina. Adetutu Olubamke.
Augusta, Uzoamaka. Gloria, Nwakaegho. 2012. Development and Production of High
Protein and Energy Density Beverages from Blends of Maize (Zea mays), Sorghum
(Sorghum bicolor) and Soybeans (Glycine max) for School Aged Children: Effect of Malting
Period on Selected Proximate Parameters and Sensory Qualities of Developed Beverages.
International Journal of Applied Science and Technology. Vol 2 No 7
Sebuah teknologi proses yang sederhana untuk memproduksi protein tinggi dan kepadatan energi dari
minuman campuran malt jagung kuning, sorgum putih dan kedelai dikembangkan dan diproduksi dalam
penelitian ini. Sereal biji-bijian yang dikenakan malting untuk jangka waktu 48 jam dan 72 jam, kilned
dan digiling menjadi tepung (270μm). ekstrak malt diperoleh dengan membangun kembali tepung dalam
air (450C). Juga, susu kedelai diperoleh dari kedelai dan kedua ekstrak malt dan susu kedelai kemudian
dicampur dengan rasio 1:02 masing-masing. Aditif makanan seperti rasa makanan dan pemanis agen
(sirup glukosa dan gula meja) dimasukkan ke dalam campuran untuk meningkatkan skor sensorik
minuman kedelai-malt dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode malting memiliki
efek yang signifikan (p? 0,05) pada parameter proksimat dan kualitas sensorik dari minuman
dikembangkan. Mengembangkan minuman protein kasar berkisar antara 12,30% sampai 17,80%,
kandungan lemak berkisar antara 2,63% sampai 10,13%, kadar abu berkisar antara 1,25% dan 5,30%
sedangkan kandungan energi berkisar antara 135,40 dan 166.52kcal. Berdasarkan sensorik keseluruhan
akseptabilitas, sampel dari 72 jam jagung malt dan susu kedelai adalah sampel yang paling disukai.
(Bolanle, Oluwatoyin. Sulaimon Babatunde. Samuel Oluwasina. Adetutu Olubamke. Augusta,
Uzoamaka. Gloria, Nwakaegho. 2012)
- Machin, Ahmad. 2012. Potensi Hidrolisis Tempe Sebagai Penyedap Rasa Melalui
Pemanfaatan Ekstrak Buah Nanas. Jurnal Biosantifika. Vol 4 No 2.
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan perlunya pengembangan penyedap rasa alternatif
berbahan hidrolisat tempe dan proses pembuatannya, menguji jenis asam amino, kadar protein dan uji
organoleptik. Metode eksperimen digunakan pada penelitian ini. Pengujian jenis asam amino melalui
teknik kromatografi, kadar protein terlarut melalui metode Biuret dan uji organoleptik produk
dibandingkan penyedap rasa sintetis. Hasil yang didapatkan adalah pengembangan penyedap rasa
hidrolisat tempe perlu dilakukan karena alasan dampak mengkonsumsi penyedap rasa sintetis,
pengembangan teknologi, sumber penghasilan dan potensi penelitian. Proses pembuatannya melalui
penambahan sari nanas pada tempe yang telah dikukus dan diblender dengan perbandingan
tempe:air:sari nanas 1: 0,5:0,5. Pengovenan selama 2 jam pada suhu 55ºC, penambahan dektrin + NaCl
(masingmasing sebanyak 0,5 gr/100 gr tempe), pengovenan kembali selama 2 jam pada suhu 55ºC.
Perlakuan B2 (pengovenan pada suhu 55ºC selama 2 jam) menghasilkan asam glutamat. Produk ini
berpotensi membentuk monosodium glutamat dengan penambahan NaCl. Jumlah protein terlarut
dipengaruhi oleh lama pengovenan dan suhu. Produk hidrolisat tempe sebagai penyedap rasa
menghasilkan rerata kesukaan warna (3,3 = menarik), aroma (3,9 = sangat suka) dan menghasilkan cita
rasa sama jika ditambahakan sebanyak 2 kali dibandingkan penyedap rasa sintetis. (Machin, Ahmad.
2012)
- Wieddyanto, Erwin. Ermy Indah S., Esti W., dan Siti Khoirul Z. 2011. Pemanfaatan Protein
Whey Menjadi Edible Film Coating untuk Mempertahankan Kualitas Daging Ayam. Urnal
Teknologi Hasil Ternak. Vol 1 No 1
Whey merupakan hasil samping dari pembuatan keju yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.
Whey keju banyak mengandung protein jenis laktoglobulin yang merupakan bahan dasar pembuatan
edible film. Protein whey menghasilkan film yang transparan, lunak, fleksibel dan sifat penahan aroma
dan oksigen yang baik pada kelembaban relatif yang rendah, sehingga dapat mempertahankan integritas
daging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan protein whey keju yang lebih
optimal. Mengetahui sifat edible film yang memiliki WVP yang rendah dengan penambahan lemak dan
edible film protein whey keju yang tidak mudah larut dalam air melalui denaturasi panas. Penerapan
edible film dari protein whey untuk mempertahankan kualitas daging atau karkas selama penyimpanan
dingin dan distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edible film dari protein whey yang ditambah
lemak mempunyai nilai WVP yang rendah tetapi kelarutannya lebih tinggi daripada yang tanpa
ditambahkan lemak. Namun demikian pada edible film yang tidak ditambahkan lemak WVPnya
cenderung meningkat saat kondisi denaturasi ditingkatkan. Disamping itu dengan adanya pelapisan ini
ternyata mampu menurunkan penyusutan berat dan jumlah kontaminasi mikroorganisme pada
permukaan daging, akan tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata pada kualitas daging yang
meliputi pH, Water Holding Capacity (WHC), cooking loss, dan kadar air antara daging yang dilapisi
edible film dan yang tidak dilakukan pelapisan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu protein whey yang
merupakan hasil samping keju dapat dimanfaatkan menjadi edible film. Edible film ini dapat
diaplikasikan sebagai bahan pelapis daging yang dapat mempertahankan penurunan berat dan
menurunkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi permukaan daging. (Wieddyanto, Erwin.
Ermy Indah S., Esti W., dan Siti Khoirul Z. 2011.)
- Gunam , Ida Bagu s Wayan, Ketut Buda, I Made Yoga Semara Guna. 2010. Pengaruh
Perlakuan Delignifikasi dengan Larutan NaOH dan Konsentrasi Substrat Jerami Padi
Terhadap Produksi Enzim Selulase dan Aspergillus niger NRRL A-II, 264. Jurnal Biologi. Vol
14 No 1.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan limbah pertanian (jerami padi) sebagai substrat
dalam produksi enzim kasar selulase dari Aspergillus niger. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap,
tahap pertama penentuan pH awal media dan lama fermentasi dengan perlakuan pH (5, 6 dan 7) serta
lama fermentasi (7, 9 dan 11 hari). Tahap ke-2 adalah penentuan perlakuan konsentrasi NaOH dan
konsentrasi substrat yaitu: konsentrasi NaOH (2, 4 dan 6%), konsentrasi substrat (1, 2 dan 3% (b/v)).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lama fermentasi 9 hari dengan pH awal media 6,0 merupakan
kondisi optimal untuk produksi enzim selulase dari A. niger dengan jerami padi sebagai substratnya.
Aktivitas enzim tertinggi diperoleh dari interaksi perlakuan delignifikasi dengan NaOH 6% dan
konsentrasi substrat jerami padi 2% yaitu menghasilkan aktivitas enzim endoglukanase (0,037 unit/ml),
aktivitas filter paperase (0,033 unit/ml), protein terlarut (0,362 mg/ml), aktivitas spesifik filter paperase
(0,123 unit/mg). (Gunam , Ida Bagu s Wayan, Ketut Buda, I Made Yoga Semara Guna. 2010)
- Yustina, Ita dan Farid Rakhman Abadi. 2012. Potensi Tepung dari Ampas Industri
Pengolahan Kedelai Sebagai Bahan Pangan. Jurnal Teknologi pertanian.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjitkkan baliwa tepuhig ampas kedelai ya 11g dio la h tanpa
mela liii p ema na san terlebilì da hum (pengukusan da n penyangra ian) berwarna kekiuiiiigan cerah.
bati keclelai sangat kuat dan mempunyai tekstur kurang ha lus. S edangka n menunit Sulist ja ni. 2004
mela lui pengukusa n. sulfita si. pembekuan. pengerrngan. dan pengha lusan. mengha silka n tepung
ampa s kede lai ya 11g berwarna agak gelap—cerah. deiigan miai derajat putili 49.62o. berbait, dan
teksturnya agak halus sella karakteristik kiinia seperti pada table 1. Hal ini meminjukkan bahwa
perbedaan tahapan pada pembuatan tepung ampas keclelai menghasilkan tepung amaps kedelai
dengan sifat fisik warna. aroma. dan tektur yang tidak jauh berbeda. Tabel 1. Karakteristik Kimia Tepung
Ampas Kedele dan Lirnbah Pembuatan Tahu. (Yustina, Ita dan Farid Rakhman Abadi. 2012)
- Handayani, Tri. 2006. Protein pada Rumput Laut. Jurnal Oseana Vol 31 No 4
PROTEIN RUMPUT LAUT. Rumput laut yang dikonsumsi oleh orang-orang, terutama yang tinggal di
daerah pesisir. Rumput laut secara tradisional digunakan dalam nutrisi manusia dan hewan. Isi protein
dan komposisi asam amino berbeda sesuai dengan jenis dan kondisi musiman. Secara umum, fraksi
protein dari rumput laut cokelat lebih rendah dari rumput laut hijau atau merah. Digestions Rumput laut
dilakukan dengan cara tiga enzim, yaitu, pepsin, pancreatin, dan pronase. Cerna relatif protein rumput
laut umumnya dinyatakan sebagai persentase kasein kecernaan dasar (100%). Beberapa perspektif
mengenai potensi menggunakan protein rumput laut untuk pengembangan makanan atau aditif untuk
konsumsi manusia dan hewan. Rhodophyceae mengandung protein tertentu yang disebut phycoerythrin
yang sudah digunakan dalam aplikasi bioteknologi. (Handayani, Tri. 2006)
- Hartati, I dan L Kurniasari. 2010. Kajian Produksi Kolagen dari Limbah Sisik Ikan Secara
Ekstraksi Enzimatis. Jurnal Momentum Vol 6 No 1
Limbah kulit dan sisik ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kolagen. Kolagen
merupakan protein penghubung jaringan yang banyak dijumpai pada hewan. Kolagen memiliki berbagai
kegunaan diantaranya sebagai bahan additif pada industri makanan, pharmacy, kosmetik dan industri
photograpy. Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang
dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun
lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen,
terlebih dahulu terbentuk pro kolagen. (Hartati, I dan L Kurniasari. 2010)
- Ladamay, Nidha Arfa dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014. Pemanfaatan Bahan Lokal
dalam Pembuatan FOODBARS ( Kajian Rasio Tapioka : Tepung Kacang Hijau dan Proporsi
CMC ). Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 2 No 1
Foodbars dapat dibuat menggunakan bahan baku tapioka atau pati singkong. Singkong atau ketela
pohon dikenal sebagai makanan pokok sumber karbohidrat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), pada tahun 2011 produksi singkong nasional mencapai 24.08 juta ton dan baru 65% yang
dimanfaatkan. Alternatif lain yaitu singkong diekstrak dan dihasilkan pati singkong atau tapioka. Bentuk
pati ini akan memperluas aplikasinya sebagai pengganti tepung di masyarakat. Tapioka merupakan
tepung yang rendah protein yaitu sekitar 1.50 gram per 100 gram. Penambahan tepung kacang-
kacangan perlu dilakukan guna menyuplai kebutuhan protein foodbars. Kacang hijau memiliki kadar
protein cukup tinggi, yaitu 21.12 % dengan daya cerna protein 81% dan pemanfaatannya relatif sedikit
di Indonesia. Tepung kacang hijau apabila dikombinasikan dengan tepung tapioka maka dapat
meningkatkan kualitas protein dan melengkapi kekurangan pada masing-masing bahan.
Salah satu penelitian yang membahas tentang pembuatan pangan darurat yaitu pembuatan pangan
darurat berbasis tepung ubi jalar, tepung pisang dan tepung kacang hijau. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa untuk memperbaiki sifat fisik makanan padat agar lebih kompak dan tidak mudah
hancur saat pendistribusian diperlukan bahan pengikat (binder), karena penyaluran bahan pangan
tersebut biasanya menggunakan transportasi udara. Penelitian tentang pemakaian bahan pengikat
porang pada makanan padat telah dilaporkan. Selama ini, belum dilaporkan adanya penelitian tentang
pembuatan makanan padat dari tepung tapioka dan tepung kacang hijau dengan kajian rasio tepung dan
penambahan CMC, dimana CMC mudah terlarut dalam campuran dan memiliki kapasitas pengikat air
yang tinggi. Kajian tersebut dipilih karena belum diketahui rasio tepung dan penambahan CMC yang
tepat untuk menghasilkan tekstur, energi dan nutrisi yang sesuai dalam pembuatan makanan padat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio tepung tapioka : tepung kacang hijau dan
proporsi CMC (Carboxy Methyl Cellulose) terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik makanan padat.
(Ladamay, Nidha Arfa dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014)
- Penambahan tepung kedelai dan isolat protein untuk menambah gizi dalam produk.
Tepung Kedelai dan isolat protein kedelai dapat ditambahkan dalam produk panggang untuk
memperbaiki kualitas gizi yang berpengaruh pada taste (Winarsi,2014)
- Sulistyo, Budi, Perdanakusuma, Jodie, Nonik Leksono. 2010. MGDS Sebentar Lagi. PT
Kompas Media Nusantara. Jakarta
Dalam industry tekstil misalnya, selulase digunakan untuk membuat hasil cucian atau tekstil menjadi
lebih kinclong. Selulase digunakan antara lain dalam industry jins, untuk membuat jins dengan efek
stone wash (seolah dicuci dengan dipukulkan pada batu), atau jins denim lembut.
Beberapa enzim untuk industry yang penting juga dihasilkan oleh Trichoderma dan Gliocladium isolate
Riau, yaitu keluarga kitinase (EC 3.2.1.14) dan N-asetilglukosaminidase. Kitinase dan NAG digunakan
dalam industry bioteknologi untuk memproses kitin menjadi berbagai turunannya. Kitin adalah polimer
karbohidrat yang juga berada dalam kulit udang dan kepiting. Berbagai turunan kitin digunakan dalam
produk kesehatan seperti benang pembedahan. Penggunaan kitinase untuk produksi turunan kitin
merupakan usaha untuk menekan penggunaan asam kuat HCL yang umum digunakan dalam proses
produksi turunan kitin konvensional (Sulistyo, dkk. 2010)
- Obat penyakit bengkak akibat kekurangan protein dalam makanan (busung lapar)
Penggunaan gelatine dalam pengobatan penyakit bengkak akibat kekurangan protein dalam makanan
(busung lapar) sebagai campuran dengan kadar 10% (Abdurrahman, 2002)
- Pelapisan Edible Film Protein Whey pada Keju Gouda
Pelapisan keju dengan edible film protein whey dilakukan dengan mencelupkan keju yang telah dilapisi
lesitin pada larutan edible film protein whey selama ± 30 detik kemudian difiksasi dengan cara
didiamkan pada suhu ruang selama 15 menit. Pencelupan dapat diulang apabila pencelupan pertama
belum seluruh permukaan keju tertutup oleh bahan pelapis (Sawitri dkk, 2009)
- Protein untuk bahan pembuatan masker wajah dan penyamar keriput
Protein dapat dijadikan bahan pengental larutan (misalnya gelatin) untuk masker wajah dan penyamar
keriput, atau pembawa bahan aktif di dalam sediaan bubuk, tetapi tidak dapat digunakan sebagai bahan
aktif biologis (Tranggono dan Fatma, 2007)
- Hermanto, Sandra dan Cut Dhien K. Meutia. 2005. Perbedaan Profil Protein Produksi
Olahan (Sosis) Daging Babi dan Sapi Hasil Analisa SDS-PAGE. Jurnal Peternakan Vol 1 No 4.
Meningkatnya kebutuhan konsumsi protein hewani, khususnya daging tidak luput dari beragam
masalah, di antaranya kekhawatiran adanya kandungan babi sebagai bahan baku dalam produk olahan
(sosis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil protein daging sapi dan babi dalam
keadaan mentah dan produk olahan (sosis) berdasarkan karakteristik berat molekul (BM) sebagai dasar
untuk pengembangan metode analisa kehalalan pangan. Penelitian diawali dengan isolasi protein dari
daging mentah (sapi dan babi) dan sosis (sapi dan babi) yang meliputi sosis komersil dan olahan sendiri.
Isolat protein yang dihasilkan dari masing-masing sampel dikarakterisasi dengan Sodium Dodecyl
Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) 10%(v/v) untuk mengetahui BM (kDa) protein
terlarut. Penghitungan BM dilakukan melalui regresi linear y =-0,9259x+2,2188 dengan R2=0,9662, yang
diperoleh dari protein standar sebagai marker. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan terdapat 3
pita spesifik pada sapi mentah yang tidak dimiliki babi mentah yaitu pada Rf 0,29; 0,71; dan 0,88 dengan
BM sekitar 89,2 kDa; 36,4 kDa dan 25,3 kDa. Selain itu pada sosis sapi komersil ditemukan pita tebal
dengan BM sekitar 45,1 kDa dan pada sosis babi komersil ditemukan pita tebal dengan BM sekitar 69
kDa. Secara keseluruhan, pada sampel sosis, protein yang terkandung sulit untuk dikarakterisai dengan
elektroforesis SDS-PAGE karena sebagian protein tersebut telah terdegradasi. (Hermanto, Sandra dan
Cut Dhien K. Meutia. 2005)
- Agustin, Agnes Triasih. 2013. Gelatin Ikan : Sumber, Komposisi Kimia dan Potensi
Pemanfaatannya. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1 No 2
Protein adalah zat bermolekul dalani sel mahiuk hidup. fungsi biologis protein clapat disebutkan dimana
tempat terdapatnya dan nama biologisnya seperti fungsi biologis yaitu nama srtuktural sebagai keratin.
kolagen clan elastin. ini nterdapat sebagai jaringan ikat, tulang rawan, rambut clan kulit. Ikan tuna yang
ada di Sulawesi Utara yang diekspor ke Negara lain adalah berupa tuna loin, maka ekspor filet yang
besar jumlahnya. maka dapat diasumsikan jurnlah kulit tuna sebagai by produk yang diperkirakan
sejumlah 12 %, maka dapat diperoleh gelatin yang jumlahnya besar juga ( Wahyuni. M dan
Peranginangin2OO8) lebih lanjut dikatakan bahwa gelatin jiiga didapat dan ikan yang bertulang keras.
(Agustin, Agnes Triasih. 2013)
- Khasanah, Nikmatul. 2009. Pengaruh Konsentrasi Garam terhadap Kadar Protein Hasil
Fermentasi Ikan Kembung Pada Pembuatan Peda Sebagai Alternatif Sumber Belajar Kimia
SMA/MA Pada Materi Pokok Makromolekul. Kimia Vol 2 No 3.
Bahan pangan, selain menjadi sumber gizi bagi manusia, juga dapat menjadi sumber makanan bagi
perkembangan mikroorganisme. Mikroorganisme sangat beragamjenisnya dan tersebar luas di alam
lingkungan. Sebagai akibatnya. produk makanan akan sangat mudah terkontarninasi oleh berbagai jenis
mikroorganisme tersebut!Dernikian pula dengan ¡kan, karena kadar air yang terkandung dalam tubuh
¡kan cukup tinggi (60-84%) dan pH tubuh mendekati netrai sehingga ¡kan dapat menjadi media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk maupun mikroorganisme lain yang merugikan. Hal mi
menyebabkan ¡kan mudah sekali membusuk, babkan karena daging ¡kan hanya mempunyai sedikit
tenunan pengikat (tendon), pembusukan terjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan makanan sumber
protein hewani lainnya. (Khasanah, Nikmatul. 2009)
- Trilaksani, Wini, Riyanto, Bambang dan Susanto, Hery. 2010. Pemanfaatan Protein Ikan
Mujair (Oreochromis mossambicus Peters.) sebagai Bahan Baku Pembuatan Fish Cake
Goreng. Jurnal Perikanan Vol 2 No 3
Perlakuan pencucian yang paling efektif digunakan untuk pembuatan produk fish cake dengan perlakuan
waktu penggorengan 5 menit (F5) dan 7 menit (F7) serta penyimpanan produk selama 8 minggu. Selama
penyimpanan dilakukan pengukuran terhadap nilai elastisitas, warna (L: kecerahan, a: warna kromatik antara
merah sampai hijau, b: warna kromatik antara kuning sampai biru), TBA (Thiobarbituric Acid) dan DIA (Daya
Ikat Air) serta uji organoleptik, uji pelipatan (folding test) menunjukkan bahwa pencucian 1 kali merupakan
perlakuan terbaik. Nilai elastisitas berkisar antara 0,14 sampai 0,44 kg/mm pada produk F5 dan antara 0,22
sampai 0,76 kg/mm pada produk F7. Nilai L berkisar antara 6,062 sampai 6,241 pada produk F5 dan antara
6,149 sampai 6,259 pada produk F7 termasuk dalam kisaran warna agak gelap, nilai a berkisar antara 1,188
sampai 6,706 pada produk F5 dan antara 2,931 sampai 8,276 pada produk F7 termasuk dalam kisaran warna
merah, nilai b berkisar antara 11,869 sampai 15,958 pada produk F5 dan antara 11,890 sampai 15,766 pada
produk F7 termasuk dalam kisaran warna kuning. Nilai TBA antara 0,0000944¡V0,13 ƒÝmol malonaldehide/kg
pada produk F5 dan antara 0,000115¡V0,14 ƒÝmol malonaldehide/kg pada produk F7. Sedangkan nilai DIA
antara 20,120 ¡V 32,25 % pada produk F5 dan antara 16,300 ¡V 34,41 % pada produk F7. Hasil uji hedonik
terhadap nilai warna, penampakan, aroma, dan tekstur produk yang disukai panelis adalah produk F5 dan rasa
pada produk F7. Dari uji mutu hedonik nilai warna, aroma, dan rasa menunjukkan bahwa yang disukai oleh
panelis adalah produk F5, sedangkan terhadap tekstur serta penampakan pada perlakuan F7. (Trilaksani,
Wini, Riyanto, Bambang dan Susanto, Hery. 2010)
- Suryanto, Edy. 2006. Penggunaan Protein Kedelai Pada Industri Olahan Daging. Jurnal
Teknologi Hasil Ternak Vol 2 No 4.
Dalam kacang kedelai terdapat senyawa kimia yang dinamakan lesitin. Lesitin adalah campuran fosfatida
dan senyawa-senyawa lemak yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositol.
Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Komponen ¡ni paling banyak
diperoleh dan kedelai. Penggunaan lesitin adalah sebagai pengemulsi, dengan demikian SPI (soy protein
isolate) yang digunakan dalam industri pangan berfungsi juga untuk gizi, sensori, emulsifikasi,
penyerapan air dan perekat Iemak. (Suryanto, Edy. 2006)
- M. Jusuf Djafar, 2010. APlikasi Penggunaan Konsentrat Protein Ikan Dalam Pembuatan
Produk Pangan Berprotein Tinggi.
Tingginya kandungan protein yang dikandung kosentrat protein ikan, menjadikan bahan ini cocok
digunakan sebagai bahan suplementasi bahan pangan berprotein rendah. Usaha suplementasi
menggunakan konsentrat protein ikan telah lama dilakukan pada golongan rawan gizi di beberapa
negara, seperti di Afrika Selatan (Finch , 1977) dan di India (Moorjani dan Lahiry, 1970). Usaha ini
ternyata mampu memberikan hasil yang meyakinkan berupa perbaikan status gizi yang nyata. (M. Jusuf
Djafar, 2010)
- Dewita, Syahrul dan Isnaini. 2011. Pemanfaatan Konsentrasi Protein Ikan Patin untuk
Pembuatan Biskuit dan Snack. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Volume 14 No
1.
Patin sh (Pangasius hypophthalmus) adalah salah satu air tawar Shes umum dibudidayakan di
Indonesia khususnya di Provinsi Riau. Tujuan dari penelitian ini ditentukan karakteristik nilai
organoleptik dan gizi dari protein sh konsentrat (FPC), dan juga memanfaatkan FPC dalam membuat
biskuit dan snack. Biskuit dibuat oleh menambahkan gandum kita, patin konsentrat protein sh,
margarin, gula dan telur ayam. Kue-kue yang terdiri dari gandum kita, patin konsentrat protein sh,
bumbu dan telur ayam. Uji preferensi dilakukan dalam penelitian ini melibatkan parameter organoleptik,
dan tes kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan ringan makanan dan biskuit yang terbuat
dari Patin Ikan Protein Concentrate diterima dengan baik melalui organoleptik tes dan gizi mengandung.
Gizi berisi biskuit nya adalah 4,05% dari kadar air, 2,44% abu, 19,47% dari Protein, 21,91% dari Lemak
dan 52.13% karbohidrat, sedangkan nutrisi mengandung untuk makanan ringan perusahaan adalah
4,38% kelembaban konten, 2,39% abu, 19,14% protein, 30,77% lemak, dan 46,32% karbohidrat.
(Dewita, Syahrul dan Isnaini. 2011)
3. Perbedaan Lemak dan Minyak
Lemak umumnya berasal dari hewan, sedangkan minyak dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan. Lemak
hewani terdapat pada hampir semua jaringan tubuh, terutama jaringan yang langsung berada di bawah
kulit, di antara otot-otot, di sekeliling organ-organ tubuh, dan dalam sumsum tulang. Dalam tumbuh-
tumbuhan, minyak nabati terutama terdapat dalam biji-bijian. Beberapa jenis minyak, seperti minyak
kelapa, minyak kacang, minyak palm, minyak jagung dan minyak zaitun berasal dari biji pohon yang
bersangkutan (penamaan minyak sesuai dg nama pohon).
1. Berdasarkan strukturnya
a. Lemak sederhana (simple lipids)
Ester lemak – alkohol
Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.
b. Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids)
Ester lemak – non alkohol
Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.
c. Turunan lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak,
steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.
Minyak mengering (drying oil)
Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan
tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak
kacang kedelai, minyakbiji karet
b. Minyak setengah mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas minyak
bunga matahari
c. Minyak tidak mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun, minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi
Penggunaan Lemak dan Minyak dalam Kehidupan Sehari-hari
Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut.
4. Perbedaan Margarin dan Mentega
Mentega atau Butter Seperti yang sudah disebut di atas, mentega terbuat dari bahan susu. Mentega
kaya akan lemak hewani dan biasanya dicampur air dan garam. Mungkin diantara kita pernah
mendengar istilah roombutter. Lalu apa bedanya dengan mentega biasa? Pada dasarnya mentega dan
roombutter adalah sama, hanya saja, orang banyak mengatakan bahwa roombutter adalah jenis
mentega yang tahan tidak mencair ketika disimpan diluar kulkas.
Kembali ke mentega, mentega mengandung vitamin A, D, E, dan K serta tidak larut dalam air. Dengan
kadar lemak hewaninya yang banyak, mentega mampu memberikan efek kenyang lebih lama. Mentega
dinilai lebih gurih dan beraroma dibanding margarin.
Margarin terbuat dari minyak tumbuhan (nabati) dengan melewati proses hydrogenasi saat dibuat.
Margarin lebih kaya akan vitamin A dan vitamin E serta mengandung lebih sedikit lemak dibanding
mentega. Oleh sebab itu, kita lebih sering melihat penggunaan margarin untuk membuat kue di acara
masak-memasak di televisi. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa margarin mengandung trans fat.
Namun sudah banyak produk margarin yang sudah mengurangi kadar lemak ini, pastikan kita melihat
betul-betul kemasan margarin yang kita beli.
Keduanya juga dapat dibedakan penggunaannya dalam beberapa masakkan. Mentega memiliki aroma
yang tajam dan rasa lebih gurih. Oleh sebab itu, kue yang dibuat menggunakan mentega akan lebih
tahan lama di luar lemari es dibanding kue yang terbuat dari margarin. Namun jika kita menggunakan
margarin, maka tekstur kue yang tercipta juga akan terasa lebih lembut. Jadi sudah cukup jelas ya apa
perbedaan antara mentega dan margarin? Semoga bermanfaat!