Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
-
Upload
kiatacello -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
-
7/30/2019 Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
1/6
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat, 1998).
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara
diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta
trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya
dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat puladilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
Etiologi
A. Trauma penetrasi
1. Luka tembak
2. Luka tusuk
B. Trauma non-penetrasi
1. Kompres
2. Hancur akibat kecelakaan3. Sabuk pengaman
4. Cedera akselerasi
A. Trauma Penetrasi Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.
Trauma tajam atau tusukan benda tajam
Memberi jejas pada kutis dan subkutis, bila lebih dalam akan melibatkan otot abdomen,dan tusukan lebih dalam akan menembus peritoneum dan mampu mencederai organ
intraperitoneal atau mungkin langsung mencederai organ retroperitoneal bila trauma berasal dari
arah belakang. Sangat jarang ditemui trauma tajam yang menembus dari muka sampai belakang
dinding abdomen atau sebaliknya.
Trauma tajam dinding abdomen akan menimbulkan perdarahan in situ, bila trauma
menembus peritoneum, mungkin terdapat polas omentum. Trauma tajam dapat dengan mudah
mencederai hepar, mesenterium dan mesokolon, gaster, pancreas atau buli-buli, namun karena
sifat mobilitasnya, jarang mencederai usus halus, kolon, limpa dan ginjal.
Akibat dari trauma tajam pada umumnya adalah perdarahan yang terpantau, atau bila
yang terkena cedera adalah gaster, akan didapati penyebaran asam lambung dalam rongga
peritoneum, yang akan memberi perangsangan yang cukup hebat, berupa tanda-tanda peritonitis. Keadaan agak lain pada trauma tembus peluru
Dimana kerusakan organ agak Complicated, karena dimungkinkan timbulnya
kerusakan multi-organ. Akibat kecepatan tembus peluru dan perputaran yang terjadi, luka yang
terjadi berupa laserasi yang lebih besar dari diameter peluru. Bila terjadi penembusan diameter
abdomen, dimungkinkan terjadinya kerusakan organ intraperitoneal maupun retroperitoneal
sekaligus. Dalam keadaan tersebut, selain perdarahan, sering ditemukan juga perforasi usus yang
multipel, dan perdarahan luas retroperitoneal.
B. Trauma non Penetrasi Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium). Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan,
kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi,
kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
C. Kerusakan umumnya terjadi akibat jepitan antara trauma dengan tulang belakang lumbal. Keadaanyang sering dijumpai adalah perforasi gaster atau ruptura hepar. Ruptura hepar dan limpa dijumpai
pada keadaan adanya hepatomegali dan / atau splenomegali. Ruptura buli-buli dijumpai, bila pada
trauma tepat dimuka buli buli dalam keadaan penuh urine.
Patofisiologi
-
7/30/2019 Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
2/6
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalulintas, penganiayaan,
kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi
antara faktor faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi
berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan
karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Halini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada
elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali padakeadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun
ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma
yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan.
Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap
permukaan benturan.
Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya trauma abdomen adalah :
Terjadi perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan darah dan
shock.
Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan system makroendokrin, mikroendokrin.
Terjadi masalah koagulasi dihubungkan dengan perdarahan massif dan transfuse multiple
Inflamasi, infeksi & pembentukan formasi karena sekresi saluran pencernaan & bakteri ke
peritoneum
Perubahan nutrisi & elektrolit, terjadi karena akibat kerusakan integritas rongga saluran
pencernaan.
Limpa :
Merupakan organ yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan oleh trauma tumpul. Sering
terjadi hemoragi atau perdarahan masif yang berasal dari limpa yang ruptur sehingga semua upaya
dilakukan untuk memperbaiki kerusakan di limpa.
Liver :
Karena ukuran dan letaknya, hati merupakan organ yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan
oleh luka tembus dan sering kali kerusakan disebabkan oleh trauma tumpul. Hal utama yang dilakukan
apabila terjadi perlukaan dihati yaitu mengontrol perdarahan dan mendrainase cairan empedu.
Esofagus bawah dan lambung :
Kadang-kadang perlukaan esofagus bawah disebabkan oleh luka tembus. Karena lambung fleksibel danletaknya yang mudah berpindah, sehingga perlukaan jarang disebabkan oleh trauma tumpul tapi sering
disebabkan oleh luka tembus langsung.
Pankreas dan duodenum :
Walaupun trauma pada pankreas dan duodenum jarang terjadi. Tetapi trauma pada abdomen yangmenyebabkan tingkat kematian yang tinggi disebkan oleh perlukaan di pankreas dan duodenum, hal ini
disebabkan karena letaknya yang sulit terdeteksi apabila terjadi kerusakan.
Manifestasi Klinik
Jika terjadi trauma penetrasi atau non-penetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intra abdomen yang
serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai penurunan hitung sel darah merah yang
-
7/30/2019 Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
3/6
akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda
perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut
meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi
peritonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga
terdapat leukositosis.
Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang
luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam
posisi rekumben.
Mual dan muntah
Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi
Pemeriksaan diagnostik
Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untukbase-line databila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian
pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa
terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis.
Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usushalus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat
duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus.
Ultrasonografi dan CT Scan
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya
trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum
dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat
amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold
standard).
Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut :o Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
o Trauma pada bagian bawah dari dada
o Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas
o Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat, alkohol, cedera otak)
o Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang)
o Patah tulang pelvis
Kontra indikasi relatif melakukan DPL adalah sebagai berikut :
-
7/30/2019 Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
4/6
o Hamil
o Pernah operasi abdominal
o Operator tidak berpengalaman
o Bila hasilnya tidak akan merubah penatalaksanaan
Pemeriksaan khusus
Abdomonal Paracentesis Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya perdarahan
dalam rongga peritoneum. Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari
rongga peritoneum setelah dimasukkan 100200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakanindikasi untuk laparotomi.
Pemeriksaan Laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya.
Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rekto-sigmoidoskopi.
Penatalaksanaan Medis
Abdominal paracentesis, Menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan
indikasi untuk laparotomi. Pemeriksaan laparoskopi, Mengetahui secara langsung penyebab abdomen akut.
Pemasangan NGT, Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen.
Pemberian antibiotic, Mencegah infeksi.
Laparotomi
PENANGANAN PRE HOSPITAL DAN HOSPITAL
A. Pre Hospital
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa, harus mengkaji dengan
cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah ditemukan luka
tikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal dilakukan prosedur ABC
jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan jalan napas. Airway
Dengan kontrol tulang belakang. Membuka jalan napas menggunakan teknik head tilt chin lift
atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang dapat
mengakibatkan tertutupnya jalan napas. Muntahan, makanan, darah atau benda asing lainnya.
Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan menggunakan cara lihat-dengar-
rasakan tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya pernapasan).
Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengal-sengal dan tidak adekuat,
maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung
paru segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30 kali kompresi dada
dan 2 kali bantuan napas).
Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul)
Stop makanan dan minuman
Imobilisasi
Kirim kerumah sakit.
Penetrasi (trauma tajam)
-
7/30/2019 Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
5/6
Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut kecuali
dengan adanya tim medis.
Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah
antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka.
Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan dimasukkan
kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila
ada verban steril. Imobilisasi pasien.
Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
Kirim ke rumah sakit.
B. Hospital
Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang ahli bedah yang berpengalaman akan
memeriksa lukanya secara lokal untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada
luka masuk dan luka keluar yang berdekatan.
Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan kemungkinan hemo atau pneumotoraks
atau untuk menemukan adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur (supine)untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara retroperitoneum.
IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning.Di lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal
Uretrografi.Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
Sistografi Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung kencing, contohnya
pada fraktur pelvis & trauma non-penetrasi
Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah sakit :
Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan laboratorium rutin, dan jugauntuk pemeriksaan laboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa,
amilase. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang
harus di lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara
ekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan
laparotomi segera.
Study kontras urologi dan gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon ascendens atau decendens dan
dubur
PATHWAY
Trauma
(kecelakaan)
Penetrasi & Non-Penetrasi
Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)
Menekan saraf peritonitis
Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen Nyeri
-
7/30/2019 Trauma Adalah Cedera Fisik Dan Psikis
6/6
Motilitas usus
Disfungsi usus Resiko infeksi
Refluks usus output cairan berlebih
Gangguan cairan dan elektrolit, Nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
Kelemahan fisik
Gangguan mobilitas fisik