TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober...

15
TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914 63. Moh. Irtadji Pengembangan Model Pelatihan Pembelajaran Kreatif Guru Sekolah Dasar Jawa .Timur NRS-PO-26 636 64. Mohammad Thobib Pembentukan Karakter Islami Pada Siswa-Siswi Jurusan Makbi (Madrasah Aliyah Keagamaan Berstandar Internasional) Metalui Sistem Boarding School Di Man 3 Malang NRS-PO-27 654 65. Muhamad Zaenal Arifin Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Contextual Teaching And Learning (Ctl) Materi Elastisitas Dan Getaran Penunjang Pembelajaran Bermakna Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Tumpang Tahun 2012/2013 NRS-PO-28 664 66. . Nurhikmah Tenri Analisis Kurikulum Khas Sekoiah Alam Bogor Dalam Pengembangan Karakter Religius Siswa (Studi Kasus Di Sekolah Alam Bogor Tingkat Sekolah Menengah) NRS-PO-29 678 67. Nurui Ulfatin Pengembangan Kurikulum Di Smp Pedesaan Dan Terpenci! NRS-PO-30 688 68. Purbo Suwasono Pengembangan E-Scaffolding Berbasis Pembelajaran Hibrid Untuk Menumbuhkan Kompetensi Fisika NRS-PO-31 702 69. Retno Indah R Pengembangan Web Komunitas (Web Education) Sebagai Media Pembelajaran Teknoiogi informasi Dan Komunikasi (Tik) Untuk Siswa Sma Negeri Se Kota Malang NRS-PO-32 713 70. Reynaldo Joshua Salaki Application Database For Elementary School To Support Electronic Data Processing NRS-PO-33 725 7L Saida Ulfa Pengembangan Sistem Aplikasi Pembelajaran Berbasis Mobile Untuk Pembelajaran Bahasa Jepang NRS-PO-34 737 72. Sayekti, Pranti Pengembangan Animasi Hybrid Berbasis Babad Panji Sebagai Media Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Bagi Siswa Sekolah Dasar NRS-PO-35 746 73. Siti Makkah Pembelajaran Dalam Sistim Among Di Taman Muda Taman Siswa Untuk Memperkuat Nilai- Nila! Dan Karakter Bangsa NRS-PO-36 758 74. Sopiah The Development Of Entrepreneurship Training And Mentoring Modei For Orphanage Children In Indonesia NRS-PO-37 772 75. Wahyu Nur Hidayat Pengaruh Penerapan Strategi Pembeiajaran Tandur Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil Belajar Tik NRS-P0-38 788 vii

Transcript of TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober...

Page 1: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914

63. Moh. Irtadji Pengembangan Model Pelatihan Pembelajaran Kreatif Guru Sekolah Dasar Jawa .Timur

NRS-PO-26 636

64. Mohammad Thobib

Pembentukan Karakter Islami Pada Siswa-Siswi Jurusan Makbi (Madrasah Aliyah Keagamaan Berstandar Internasional) Metalui Sistem Boarding School Di Man 3 Malang

NRS-PO-27 654

65. Muhamad Zaenal Arifin

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Contextual Teaching And Learning (Ctl) Materi Elastisitas Dan Getaran Penunjang Pembelajaran Bermakna Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Tumpang Tahun 2012/2013

NRS-PO-28 664

66. .

Nurhikmah Tenri

Analisis Kurikulum Khas Sekoiah Alam Bogor Dalam Pengembangan Karakter Religius Siswa (Studi Kasus Di Sekolah Alam Bogor Tingkat Sekolah Menengah)

NRS-PO-29 678

67. Nurui Ulfatin Pengembangan Kurikulum Di Smp Pedesaan Dan Terpenci!

NRS-PO-30 688

68. Purbo Suwasono Pengembangan E-Scaffolding Berbasis Pembelajaran Hibrid Untuk Menumbuhkan Kompetensi Fisika

NRS-PO-31 702

69. Retno Indah R

Pengembangan Web Komunitas (Web Education) Sebagai Media Pembelajaran Teknoiogi informasi Dan Komunikasi (Tik) Untuk Siswa Sma Negeri Se Kota Malang

NRS-PO-32 713

70. Reynaldo Joshua Salaki

Application Database For Elementary School To Support Electronic Data Processing

NRS-PO-33 725

7L Saida Ulfa Pengembangan Sistem Aplikasi Pembelajaran Berbasis Mobile Untuk Pembelajaran Bahasa Jepang

NRS-PO-34 737

72. Sayekti, Pranti

Pengembangan Animasi Hybrid Berbasis Babad Panji Sebagai Media Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Bagi Siswa Sekolah Dasar

NRS-PO-35 746

73. Siti Makkah Pembelajaran Dalam Sistim Among Di Taman Muda Taman Siswa Untuk Memperkuat Nilai- Nila! Dan Karakter Bangsa

NRS-PO-36 758

74. Sopiah The Development Of Entrepreneurship Training And Mentoring Modei For Orphanage Children In Indonesia

NRS-PO-37 772

75. Wahyu Nur Hidayat

Pengaruh Penerapan Strategi Pembeiajaran Tandur Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil Belajar Tik

NRS-P0-38 788

vii

Page 2: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

PEMBELAJARAN DALAM SISTIM AMONG DI TAMAN MUDA TAMAN SISWA UNTUK MEMPERKUAT NILAI-NILAI DAN

KARAKTER BANGSA

Siti Malikhah Towaf Universitas Negeri Malang .11 Semarang 5, Malang

[email protected]

ABSTRAK

Ketilca suatu bangsa mengalami krisis nilai budaya, bangsa akan mengalami krisis identitas dan kematian karakter. Untuk mengatasinya diperlukan upaya penguatan kepemilikan nilai-nilai dan karakter bangsa, melalui proses pembudayaan maupun pendidikan. Penelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, pemahaman dan penerapannya oleh pamong untuk pendidikan karakter di Taman Muda. Pendekatan kualitatif digunakan, peneliti melakukan kajian dokumen, observasi, wawancara, angket terbuka, dan diskusi fokus group. Dari analisis data diperoleh kesimpulan bahwa Taman Muda Taman Siswa sejak awal sejarahnya telah melaksanakan pendidikan nilai dan karakter dengan Sistim Among yang merupakan konsep, prinsip dan tehnik pembelajaran berbasis budaya bangsa. Sistim ini perlu disosialisasikan kepada guru di jenjang yang sarna; untuk memperluas wawasan mereka tentang alternatif strategi, tehnik pembelajaran dalam memperkuat nilai dan karakter siswanya.

Kata kunci: Pembelajaran Among, Pendidikan Karakter, Taman Siswa.

When a nation facing cultural values crisis, it will cause identity crisis and characters vanished. To overcome this kind of crisis, it is strongly recommended to do empowerment toward values and characters of the nation through inculturation or education. This study describes the concepts, principals, techniques of Among System and its implementation by pamong/teacher for character education in Taman Muda Taman Siswa. A qualitatief approach is used, the researcher conducted documentary studies, observations, interviews; gave open ended questions and focus group discussion. The data was analized, the result shows that Taman Muda Taman Siswa took role in values and character education by implementing Among System based on the people culture; since the beginning of its history. It is necessary to socialize the Among System to teachers in elementary school level to enlarge their perspectives and consider it as an alternative strategy, teaching-learning technique in promoting values and characters of their students.

Key words: Among system, Character Education, Taman Siswa.

PENDAHULUAN

Krisis jati diri bangsa telah memicu munculnya berbagai macam berituk

degradasi nilai-nilai dan karakter bangsa. Krisis nilai yang bekelanjutan adalah

juga merupakan krisis budaya bangsa. Ketika suatu bangsa atau Negara

mengalami krisis budaya, maka kemungkinan besar masyarakat, bangsa, atau

rakyat itu akan mengalami kematian karakter (Aziz, 2011). Jika dibiarkan maka

NRS-PO-36

Page 3: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

bangsa ini nanti menjadi bangsa yang hidup tetapi tak tahu arah; generasi muda

tumbuh menuju kedewasaan tetapi tak jelas cita-citanya; mereka bisa menjadi the

lost generation/generasi yang hilang, sekedar numpang lewat tidak menyumbang

apa-apa pada kehidupan; bahkan jika mereka banyak terlibat hal-hal negative bisa

merugikan kehidupan, menyumbang mundurnya peradaban bangsa. Diskusi

penyebab lemahnya karakter bangsa telah mengundang berbagai pendapat.

Meirawan (2010) berpendapat: Agama tidak menjadi penyebabnya, karena

dakwah merebak dimana-mana. Uang juga tidak menjadi penyebab, uang banyak

sekalipun pinjam-pinjam. Politik juga bukan penyebab, pilkada, pemilihan

legeslatif dan pilpres berjalan marak, DPR bergairah dengan system multi partai.

Pendidikan dan pembelajaran juga bukan, banyak pelajar-pelajar Indonesia

menjadi juara dalam berbagai olimpiade internasional. Disinyalir penyebab utama

dan permasalahan mendasar lemahnya karakter bangsa iaiah budaya, khususnya

karakter manusia bermartabat yang terabaikan (Soepanji, 2007).

Oleh karena itu diperlukan penguatan kepemilikan nilai-nilai, membangun

budi pekerti dan karakter bangsa, baik melalui proses pembudayaan maupun

proses pendidikan. Proses pembudayaan adalah merupakan upaya informal,

inkulturasi lewat sosialisasi maupun pembiasaan dalam berbagai aktifitas

informal. Pendidikan berperan central dalam mengarahkan, membangun dan

menginternalisasi karakter manusia. Lickona juga menjelaskan ketika seseorang

tangguh berjuang maka bisa disebut sebagai orang berkarakter kuat, dan dialah

disebut sebagai orang yang punya karakter baik dengan ciri-ciri berikut: tahu hal

baiklknowing the good, menginginkan hal yang baikl desiring the good dan

melakukan hal yang baik/doing the good (Saptono, 2011).

Lahir pada tanggal 3 Juli tahun 1922 sampai masa kemerdekaan, Taman

Siswa menyediakan pendidikan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan bagi generasi

muda Indonesia dan mengkritisi kebijakan-kebijakan kolonial terutama dalam

bidang pendidikan. Dengan sikap noon cooperative sang pendiri, Ki Hadjar

Dewantara (KHD) dan aktifis perguruan Taman Siswa mendukung cita-cita

kemerdekaan. Yonkman menyebutkan bahwa dalam 13 tahun Taman Siswa

berdiri telah memiliki 208 perguruan, mempunyai cabang tidak hanya di Jawa,

tetapi juga di Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Pada waktu itu

759

Page 4: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

Taman Siswa telah mempekerjakan 700 orang guru yang memberikan pelajaran

pada 17.000 orang murid (Dewantara, 1994). Kinerja Taman Siswa sebagai

lembaga pendidikan merupakan kekayaan bangsa yang tak terkira.

Komitmen Taman Siswa dalam pengembangan pendidikan nasional

berlanjut setelah Indonesia merdeka; falsafah pendidikan KHD terus dipelajari

dan dilestarikan dalam penyelenggaraan pendidikan di Taman Siswa. Sistim

Among yang berjiwa kekeluargaan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.

Dalam penjenjangan pendidikan,Taman Siswa punya istilah sendiri: tingkat

Taman Indiya untuk anak-anak dibawah 7 tahun, Taman Anak untuk anak usia 7-

9 tahun atau SD kelas I-III, dan Taman Muda untuk anak usia 10-13 tahun atau

SD kelas IV-VI jenjang SMP diberi nama Taman Dewasa (Dewantara, 1964);

kemudian dilengkapi dengan jenjang SMU yang disebut Taman Madya dan

tingkat Perguruan Tinggi disebut Sarjana Wiyata.

Pujiastuti (1998) meneliti "Konsep Manusia sebagai Pamong menurut

KHD", hasilnya: 1) Pamong adalah profesi luhur, penuntun bidang kemanusiaan

bergana dalam hidup bermasyarakat; 2) Manusia sebagai pamong memiliki watak

satria pinandita, mandiri, bijaksana dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat;

3) Pamong dapat memerankan din sesuai dengan jiwa tut wuri Handayani, in

Madya Mangun Karso lan ing Ngarso sung tulodo dalam pengertian mengikuti

dari belakang sambil memberi penguatan, mendampingi sambil membangun

kehendak/tekad, dan berada di depan sambil memberi teladan; 4) Dengan proses

tersebut akan dilahirkan manusia yang berkualitas.

Sholeh (2002) meneliti "Relevansi Gagasan Sistim Among dan Tri Pusat

pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap Pengembangan Pendidikan Islam"

hasilnya: 1) Sistem Among dan konsep Tri Pusat Pendidikan menjunjung tinggi

nilai humanistis dan demokratis; 2) Pamong adalah fasilitator atau orang yang

memfasilitasi terjadinya proses belajar didasari rasa kasih sayang; 3) Ditekankan

pentingnya moral religius dalam penyampaian materi; 4) Proses pembelajaran

dalam sistim among adalah Student Centered; 5) Sistim Among dilaksanakan

dalam model kelembagaan paguron/asrama. Kelebihan-kelebihannya adalah: 1)

Terwujudnya pendidikan pembebasan; 2) Pendidik adalah fasilitator; 3)

Menghorrnati anak didik sesuai dengan kodratnya; 4) Melatih anak didik untuk

760

Page 5: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

sensitif pada terjadinya ketidakadilan. Kelemahan-kelemahannya antara lain: 1)

Terlalu ideal tentang peran guru dan perlu kehati-hatian ketika peran guru

digantikan oleh media; 2) Karena penekanan pada anak didik dalam sistim among

sulit menyusun kurikulum; 3) Kemandirian dalam pembiayaan pendidikan bisa

mendorong pada kapitalisasi dan komersialisasi pendidikan.

Ahsani (2004) meneliti "Konstelasi konsep Kodrat Alam dan Tut Wuri

Andayani Ki Hadjar Dewantara Perspektif Pendidikan Islam" hasilnya: 1) Anak

didik punya potensi sejak lahir, ditumbuh kembangkan secara totalitas; 2) Kodrat

alam anugerah Tuhan mengandung kemajuan; 3) Kemerdekaan dalam

pembelajaran; 4) Demokrasi dalam pembelajaran; 5) Theosentris sebagai

landasan dan tujuan pendidikan. Nordiana (2006) meneliti "Operet Aryo

Penangsang Gugur, di Taman Siswa Yogyakarta", hasilnya: 1) Taman Siswa

menggunakan seni sebagai sarana pendidikan; 2) Sebagai upaya menseimbangkan

intelektualitas dan budi pekerti; 3) Mendidik siswa yang jadi penonton untuk

melakukan apresiasi seni, dan yang jadi pemain mengalami proses pembentukan

pribadi; 4) melatih kepekaan anak terhadap berbagai hal yang terkait dengan etika

dan estetika.

Kuswandi (2009) menjelaskan bahwa konsepsi pendidikan KHD

mengun ap landasan fundamental keberadaan mariusia sebagai individu maupun

sebagai makhluk sosial. Istilah-istilah dan sebutan dalam bahasa daerah, terutama

dari bahasa di pulau Jawa menjadi bangunan keilmuan pendidikan Taman Siswa;

terdiri tiga bidang; kebudayaan, pendidikan dan kepemimpinan yang saling

berkaitan. Suwignyo (2011), meneliti "Manifestasi Tindak Tutur Pembelajaran

among dalam Wacana kelas", hasilnya: aspek Substansi Pembelajaran Among

dalam tindak tutur, cipta, rasa, dan karsa (SPA-Ca-Ra-Ka) memanifestasikan

kearifan kognitif, emotif, dan konatif pamong terhadap siswa. Aspek

Kepemimpinan Pembelajaran Among dalam tindak tutur depan, tengah, belakang

(KPA-De-Te-Be) memanifestasikan kearifan kepemimpinan pembelajaran

figuratif, partisipatif, dan emansipatoris pamong terhadap siswa. Aspek Fungsi

Edukatif Pembelajaran Among untuk Fungsi Pembiasaan-Pelibatan-Pemandirian

(FEPA-P3) memanifestasikan kearifan kepedulian dan keutamaan, kearifan

motivasional, dan kearifan regulasional oleh pamong terhadap siswa dalam

761

Page 6: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

transaksi isi dan interaksi proses pembelajaran. Penanaman budi pekerti dalam

tindak tutur guru atau pamong menjadi dasar pendidikan karakter di Sekolah

Dasar.

Penelitian-konseptual filosofis di Taman Siswa telah banyak dilakukan,

namun belum banyak kajian-kajian tentang hal yang praktis. Apresiasi pemerintah

terhadap pemikiran KHD terasa masih sangat simbolis, ungkapan-ungkapan yang

cemerlang dari beliau sangat populer tetapi masih sebatas ungkapan, seperti

mantra, yang dikenal, diungkapkan dan dicantumkan pada dokumen kebijakan.

Penelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among;

pemahaman dan penerapannya oleh pamong untuk pendidikan karakter di Taman

Muda lbu PawiyatanTaman Siswa Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Sebagai upaya memahami fenomena praktek pembelajaran dalam sistim

Among saat ini, penelitian ini menggunakan rancangan kuaiitatif-deskriptif

(Denzin & Lincoln, 1994). Penelitian ini menganalisis, mendiskripsi konsep-

konsep, prinsip dan tehnik Sistim Among KHD, bagaimana difahami dan

diterapkan oleh para pamong sebagai pengelola pembelajaran di lingkungan

Taman Muda lbu Pawiyatan Taman Siswa. Secara metodologis pengguna metode

fenomenologi melakukan tiga tingkatan pembebasan din berupa: (1) pembebasan

din dari unsur-unsur subjektif, (2) pembebasan din dari kungkungan hipotesis,

teori-teori, atau proposisi-proposisi keilmuan, (3) pembebasan diri dari doktrin-

doktrin tradisional. Ketiga macam pembebasan tersebut berguna untuk

mendapatkan fenomena murni, suatu fenomena yang dapat didekati tanpa terikat

oleh berbagai prasangka (Dimyati, 1977). Peneliti mengkaji sejumlah subjek

dengan terlibat langsung dan relatif lama di dalamnya untuk mengembangkan

pola dan relasi makna. Dalam proses ini, peneliti mengesampingkan terlebih

dahulu pengalaman-pengalaman pibadinya agar ia dapat memahami pengalaman-

pengalaman partisipan yang ia teliti (Creswell, 2010).

Lokasi penelitian adalah Taman Muda Thu Pawiyatan Taman Siswa di

Persatuan Perguruan Taman Siswa yang beralamat di Jalan Taman Siswa no 25

Yogyakarta, Telp (0274) 377120, Kode Pos 55151 sebagai cikal bakal lembaga

762

Page 7: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

pendidikan Taman Siswa seluruh Indonesia. Pada tahun ajaran 2013-2014 Taman

Muda Ibu Pawiyatan memiliki 127 siswa, yang diasuh oleh 18 orang guru yang

terdiri 6 orang guru kelas dan kelas 1-6 dan12 orang guru bidang studi, dibantu 3

orang staf administrasi dan 2 orang pesuruh (Profil Taman Muda Thu Pawiyatan,

2013).

Pengumpulan data melalui: 1) Pengamatan memungkinkan pengamat

untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian pada saat itu, 2)

Wawancara, peneliti terlibat pembicaraan informal, 3) Pengisian angket terbuka,

peneliti memberi keleluasaan kepada subyek untuk rnenuangkan pendapatnya

bahkan perasaannya, 4) Fokus Grup Diskusi dilakukan sesuai keperluan, 5)

Catatan Lapangan, peneliti kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara

dan menyusun catatan lapangan, 6) Penggunaan Dokumen, terbagi atas dokumen

internal (berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan); dan dokumen eksternal

berisi bahan-bahan, informasi suatu lembaga, misalnya majalah, buletin,

pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media masa (Sugiyono, 2009;

Moleong, 2011). Analisis data secara induktif-komparatif; ditabulasi,

dikelompokkan menurut variasi jawaban kemudian dibuat rangkuman (Gibbon &

Morris, 1987). Kredibilitas diperiksa dengan perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, triangulasi, review sejawat, dan kecukupan referensi

(Denzin & Lincoln, 1994).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistim Among

Sistem Among merupakan segenap komponen dan kegiatan yang meliputi:

filsafat, dasar, tujuan pendidikan, peralatan, metoda, suasana, guru dan murid.

Sistem Among meliputi segala kegiatan dalam perguruan secara rnenyeluruh,

bukan sebagai aspek metodologis saja (Tim Taman Siswa, 1982). Kata among

sendiri berasal dan bahasa Jawa yang berarti seseorang yang tugasnya momong

atau ngemong (Dewantara, 1977) yang jiwanya penuh pengabdian. Dalam

pengertian ini seorang guru diibaratkan sebagai inang pengasuh, yang mengasuh

anak dengan penuh pengabdian.

763

Page 8: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

Dasar sistim Among: Pertama, kodrat alam; keyakinan akan adanya

kekuatan kodrati pada manusia sebagai makhluk Tuhan, sebagai bekal dan dasar

untuk tumbuh, memelihara kemajuan hidupnya. Manusia dapat mengusahakan

keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin, baik untuk diri pribadi maupun

untuk masyarakatnya. Pendidikan dilaksanakan agar kita dapat mencapai

kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita

didik selaras dengan dunianya (Dewantara, 1977). Kedua, merdeka; manusia

merdeka lahir batin, hidup salam dan bahagia, untuk membangun masyarakat

tertib dan damai, orde en vrede, toto lan tentrem. Merdeka diartikan: a) Tidak

hidup terperintah, b) Berdiri tegak karena kekuatan sendiri, dan c) Cakap

mengatur hidupnya dengan tertib (Dewantara, 1977).

Proses pembelajaran versi Taman Siswa disebut Wiraga yaitu

pemeliliaraan badan secara ritmis dan latihan kesempumaan panca indera

dilakukan dengan pembiasaan, proses ini diterapkan pada Taman Anak. Proses

berikutnya disebut Wirama yaitu sifat tertib, patut-runtut atau harmoni, sifat hidup

memakai laku berwirama, rnemudahkan pekerjaan jasmani, menyokong gerak

fikiran, mencerdaskan budi pekerti dan menghidupkan kekuatan jiwa manusia.

Penggunaan wiraga ataupun wirama atau kombinasi keduanya akan sangat

inempertimbaiigkau fase-fase perkembangan anak (Dewantara, 1977). Dari

konsep ini akan muncul berbagai metoda pembelajaran yang berjiwa kekeluargaan

dalam interaksi guru dan siswa (Soeratman, 1989). Hubungan antara pamong dan

siswa dilandasi oleh cinta kasih dan saling percaya, jauh dan situasi otoriter

ataupun kebebasan yang memanjakan. Guru/pamong perlu memiliki sifat-sifat

pribadi ideal sebagai syarat mutlak untuk mendidik siswanya, sehingga nantinya

dihasilkan pribadi yang berkualitas (Pujiastuti, 1998).

Peranan pamong dalam pembelajaran Among adalah (a) sebagai guru,

maksudnya pengajar yang mendidik, (b) sebagai pendidik yang membina Trisakti

(cipta, rasa, karsa) jiwa sang anak didik, (c) melalui laku ing ngarsa sung tuladha,

ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani, untuk (d) mencapai jiwa

merdeka (Kuswandi, 2009). Mendidik dalam sistim Among diartikan sebagai

berdaya upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup-tumbuhnya budi-pekerti

764

Page 9: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

(rasa, pikiran, roh), dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan dan

pembiasaan, tidak dengan perintah yang memaksa ataupun menghukum.

Prinsip dan tehnik Pembelajaran Among

Banyak prinsip terkait dengan pembelajaran Among yang diangkat dari

bahasa dan budaya Jawa (Boentarsono, 2012). Pembelajaran dalam Sistim Among

yang menjadi ciri khas Taman siswa menerapkan Silih asih, Asah dan Asuh.

Secara konsepsional maupun dalam praktek pendidikan, pamong mengikuti dari

belakang sambil memberi motivasi. Trilogi kepemimpinan dalam pendidikan

yaitu: Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani

yang arti bebasnya adalah: berada di depan memberi teladan, dalam pelaksanaan

membangun kehendak, dari belakang memberi penguatan. Hal ini sejalan dengan

temuan Masrukhi (2010) yang menyatakan bahwa peran kepemimpinan sekolah

adalah keteladanan, memberikan motivasi, memberikan fasilitas, serta dapat

menciptakan dan menegakkan regulasi di lingkungan sekolah. Penggalan frasa Tut

Wuri Handayani dari KHD dipakai sebagai semboyan sekaligus lambang

pendidikan di Indonesia berdasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No

0398/M/1977 tetanggal 6 September. Sistem Among sebagai sistem pendidikan

yang digagas KHD dipersembahkan kepada seluruh bangsa Indonesia melalui

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (Tim Taman Siswa, 1982).

Prinsip-prinsip lain yang memperkuat sistim Among adalah: menghindari

tri pantangan; penyalah gunaan kekuasaan, keuangan, berbuat/terpengaruh

kemaksiatan. Lawan sastra ngesti mulya: yang artinya dengan ilmu/budaya

mencita-citakan kebahagiaan. Ilmu menjadi sarana untuk hidup lebih baik dan

menggapai kemuliaan. Suci tata ngesti tunggal: yang artinya dengan suci hati,

teratur/tertib mencita-citakan persatuan/kesempurnaan. Ungkapan ini

mengajarkan agar memelihara hati dari berbagai prasangka dan tertib. Tetep,

antep, mantep: yang artinya ketetapan pikiran dan batin, menentukan kualitas

seseorang/bermutu; setelah itu datang mantep/mantap dengan pilihan ataupun

keputusan. Ngandel, kendel, bandel, kandel: yang artinya percaya Tuhan,

berani, tahan uji, tehal iman, hal ini menunjukkan bahwa konsep KHD sangat

religius. Ning-neng-nung-nang: yang artinya fikiran hening, meneng/tidak emosi,

hanung/teguh, menanememperoleh kemenangan (Dewantoro, 1977), fatwa ini

765

Page 10: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

mengajarkan bahwa fikiran yang jernih/hening dan perasaan yang tidak gampang

tersulut, keteguhan hati akan menjadi modal menuju keberhasilan. Bibit, bebet,

bobot: yang artinya benih, asal-usul, kualitas. Fatwa ini mengajarkan bahwa

pebelajar juga perlu dicermati dan awall ently behaviornya; sebagai benih, asal

usulnya dan kualitasnya, bukan untuk mendiskriminasi tetapi untuk bisa ngemong

secara tepat menuju yang lebih baik (Boentarsono, 2012).

Beberapa istilah yang bisa dikategorikan sebagai tehnik-tehnik

pembelajaran Among antara lain: penerapan Tri nga dalam pembelajaran di kelas,

Ngerti: Anak paham apa yang dipelajari. Ngrasa: Anak merasa yakin manfaat

yang dipelajari. Nglakoni: Anak mau melaksanakan apa yang dipelajari.

Penerapan Trin N dalam pembelajaran di kelas: Niteni: Anak mengenali apa yang

dipelajari, Nirokke: Anak meniru/melaksanakan yang diajarkan. Nambahi: Anak

akan rnemperkuatlmemperluas pemahaman dan keterampilan. Penerapan Tri ko

dalam pembelajaran di kelas: Kooperatiff Anak bisa saling kerja sama.

Konsultatif. Anak bertanya pada guru. Korektif: Anak mau menerima saran.

Berbagai teknik dalam pembelajaran Among juga digunakan dalam aktifitas di

luar kelas; dalam aktifitas kurikuler maupun ko kurikuler, bahkan diharapkan

dapat mewamai kehidupan dalam bermasyarakat. Begitu kuat pengaruh Tri Ngo

dalam pembelajaran karakter, sehingga Akbar (2013) telah menindak lanjuli

konsep tersebut dengan mengembangkan Model Triprakoro dalam pembelajaran

nilai dan karakter kepatuhan untuk Sekolah Dasar. Setelah diujicoba dalam skala

luas model tersebut sangat valid menurut ahli, pengguna, maupun siswa.

Berbagai konsep, prinsip dan tehnik tersebut telah menjadi bangunan

pengetahuan yang memberi arah pemikiran, aktivitas maupun tindakan Taman

Siswa kepada anak didiknya dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dan

pelaksanaan pendidikan (Kuswandi, 2009). Gagasan KHD yang cukup komplit

merupakan gabungan dan teori-teori kebudayaan, teori-teori pendidikan dan teori-

teori kepemimpinan yang berpuncak pada terbentuknya grand teori yaitu budi

pekerti luhur peserta didik. Buah pendidikan adalah kematangan jiwa yang dapat

mewujudkan hidup dan penghidupan yang tertib dan suci serta bermanfiat bagi

orang lain (Dewantara, 1977).

766

Page 11: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

Pemahaman dan Penerapan Guru/Pamong

Pemahaman pamong terhadap pendidikan karakter dan sistim Among pada

umumnya cukup baik, hanya pamong muda yang masih baru dan bukan alumni

Sarjana Wiyata yang masih kurang faham dengan detil istilah-istilah dalam sistim

Among. Apalagi tidak ada pembekalan tentang ketarnansiswaan, pamong muda

agak bingung ketika dihadapkan dengan pertanyaan tentang ajaran KHD. Pamong

menanamkan budi pekerti luhur dan nguri uri/melestarikan budaya bangsa,

religius, tanggung jawab, sopan, disiplin. Dalam sistem Among, pamong

perpegang pada Panca Dharma Taman Siswa: (1) Kodrat Alam, (2) Kemerdekaan,

(3) Kebudayaan, (4) Kebangsaan (5) Kemanusiaan. Butir-butir karakter yang ada

dalam Kurikulum Nasional telah menjadi bagian dalam pelaksanaan pendidikan

dan pembelajaran di Taman Siswa.

Rencana pelaksanaan pembelajaran/RPP yang dibuat oleh pamong di

Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa mengikuti format dan struktur RPP

Standar Proses dan Standar Penilaian Diknas. Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman

Siswa memiliki komitmen untuk memenuhi 8 (delapan) aspek standar nasional

pendidikan secara bertahap, dengan tekanan melengkapi sarana dan prasarana

pendidikan, tersedianya dana operasional yang cukup, serta membuka peluang

peran serta masyarakat secara proporsional. Hal ini terlihat dalam kinerja guru

ketika menyusun RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran (Profil TMTS, 2013).

Sistim pembelajaran terpadu sudah menjadi pola dan ciri khas pembelajaran di

Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman siswa sejak dahulu, bahkan sejak berdirinya

lembaga pendidikan ini.

Pendidikan nilai dan karakter di Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa

adalah pendidikan berbasis kearifan lokal. Pendidikan Seni Tradisi, dengan

mengajarkan tembang Macapat, Dolanan Anak, Tari, Lukis, Karawitan, dan lain

sebagainya; semuanya merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan nilai-

nilai luhur bangsa. Karakter selalu lahir dan kekuatan-kekuatan lokal yang

berproses, berevolusi sehingga membentuk kearifan lokal. Pendidikan karakter di

Taman Muda Ibu Pawiyatan dapat menjadi inspirasi bagi pembentukan budi

pekerti, jati diri, identitas dan karakter bangsa secara nasional. Taman siswa

terbuka menerima pemikiran, metode, model pembelajaran dari luar. Multimetode

767

Page 12: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

diterapkan di kelas, seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok,

sosiodrama, observasi, analisis masalah, wawancara, drill/latihan-latihan, kegiatan

sosial, peragaan/ demonstrasi, uji coba/eksperimen dan penanaman budi pekerti

(Nordiana, 2006).

Hasil dari penerapan sistim Among dalam pendidikan karakter di Taman

Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa cukup baik; kekompakan, kegotongroyongan,

persatuan kesatuan, rasa sosial bisa terlihat baik. Faktor pendukung pembelajaran

di Taman Muda Ibu Pawiyatan: Ada Pendapa Agung Taman Siswa yang bisa

dipakai kegiatan kesenian dan lainnya. Ada gamelan dan alat musik lain, ada

museurn/rumah Ki Hajar Dewantara dan perpustakaan Griya Kirti. Kalau Pendapa

sedang dipakai dan banyak kendaraan yang diparkir di halaman Taman Muda,

pembelajaran menjadi sedikit terganggu. Keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) di kelas membawa dampak pada pembelajaran. Menurut pamong ABK

tanpa pendamping kalau selalu belajar dalam satu ruangan dengan anak normal,

maka kemajuan anak yang normal mengalami kelambatan. Guru/pamong merasa

kesulitan dalam rnenangani pembelajaran ABK.

KESIMPULAN

Taman Muda Ibu Pawiyatan, sebagai cikal bakal perguruan Taman Siswa

adalah merupakan lembaga yang berdiri tgl 3 Juli 1922 sebagai bagian dari

pergerakan nasional; hasil diskusi komunitas Selasa Kliwon yang diketuai Ki

Ageng Suryomentaram dan RM Soewardi Suryaningrat/Ki Hadjar Dewantoro

sebagai Sekretarisnya. Komunitas ini sampai pada kesadaran bahwa dalam

mencita-citakan kemerdekaan Indonesia, tidak cukup dengan perjuangan politik,

diplomasi, maupun perjuangan fisik; tetapi bangsa Indonesia harus dipintarkan,

berjiwa merdeka, mengembangkan kodrat alam yang dianugerahkan Tuhan

kepada manusia dengan sebaik-baiknya lewat pendidikan.

Sejak awal berdirinya Taman Siswa yang dimulai dengan Taman Muda

Ibu Pawiyatan, KHD sangat berperan; demikian juga dalam pengembangannya

sebagai lembaga dengan sistim keorganisasian yang besar, memiliki pengurus di

tingkat pusat disusul terbentuknya kepengurusan daerah yang jumlahnya ratusan;

KHD langsung memimpin Perguruan Taman Siswa. Nuansa pergerakan nasional

768

1

Page 13: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

ikut menumbuhsuburkan perkembangan kelembagaan Taman Siswa sehingga

dalam waktu yang relatif singkat berdiri cabang-cabang Taman Siswa di daerah-

daerah lain. Pada tahun 2013 tercatat 130 cabang Taman Siswa di berbagai kota di

Indonesia.

Secara konseptual sistem Among merupakan segenap komponen dan

kegiatan yang meliputi: filsafat, dasar, tujuan pendidikan, peralatan, metoda,

suasana, guru dan murid. Berbagai tehnik Among berbasis budaya sendiri sangat

relevan untuk pendidikan saat ini dalam menghadapi tantangan global. Konsep,

prinsip dan tehnik Among adalah warisan intelektual KHD yang tidak hanya perlu

dilestarikan, tetapi perlu ditelaah dengan seksama karena bisa menjadi alternatif

proses pendidikan dan pembelajaran yang menekankan pentingnya pendidikan

karakter.

Sosialisasi Sistim dan tehnik pembelajaran Among diperlukan untuk guru-

guru SD/MI; diharap bisa menambah wawasan dan memberi alternative

pembelajaran yang berbasis budaya sendiri dalam rangka memperkuat karakter

bangsa, seperti yang ditekankan dalam kurikulum 2013. Pemikiran-pemikiran

KHD dalam pendidikan dan pembelajaran sangat berbasis budaya diharapkan

akan mengimbangi banjirnya pemikiran-pemilciran yang bisa menyeret praktek

pendidikan bangsa pada anus intelektualisme dan materiaiisme pendidikan. Sistim

Among bisa dipakai dalam interaksi sosial sehingga terwujud harmoni sosial yang

pada gilirannya menyumbang pada integrasi nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsani, Machrus. 2004. Konstelasi Kodrat Alam dan Tut Wuri Handayani Ki Hadjar Dewantara Perspektif Pendidikan Islam. Tesis. tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana IAIN.

Akbar, Sa'dun. 2013. Model Triprakoro dalam pembelajaran Nilai dan Karakter Kepatuhan untuk Sekolah Dasar. Jurnal ilmu Pendidikan. 19 (1): 106-112.

Aziz, Hamka Abdul. 2011. Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati. Jakarta: Al Mawardi Prima.

Boentarsono, B. dkk. 2012. Tamansiswa Badan Perjuangan Kebudayaan & Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Perguruan Taman Siswa.

Creswell, John W. 2010. Research Design Qualitaif & Quantitatif Approach. California: Sage Publication.

769

Page 14: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

Denzin, N. K., dan Lincoln, Y. S. 1994. Handbook of Qualitatif Research. London Sage Publication.

Dewantara, Ki Hadjar. 1964. Asas-asas dan Dasar-dasar Taman Siswa. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Dewantara, Ki Hadjar. 1977. Bagian I Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Dewantara, Ki Hadjar. 1994. Bagian II Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Dimyati, Moh. 1977. Penelitian kulitatif. Malang: IKIP Malang.

Gibbon, CT F & Morris, LL. 1987. How to Analyze Data. California: Sage Publication Inc.

Kuswandi, Dedi. 2009. Bangunan Keilmuan Pendidikan Taman Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 30, Nomor 2, Juli 2009.

Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. 1977. Piagam dan Peraturan Besar Persatuan Taman Siswa. Yogyakarta: MLPTS.

Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. 1982. Pemahaman dan Penghayatan Asas-asas Tamansiswa. Yogyakarta: MLPTS.

Masrukhi. 2010. Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pembangun Karakter melalui Pemberdayaan Kuitur Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17 (1):15-21.

Meirawan, Denny. 2010. Trilogi Karakter Manusia Bermartabat dan Implikasinya pada Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(3):189-194.

Moleong, L.T. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Noordiana. 2006. Operet Aryo Penangsang Gugur di Taman Siswa. Tesis. tidak diterbitkan.Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia.

Pujiastuti, Widayati. 1998. Konsep Manusia Sebagai Pamong Menurut Ki Hadjar Dewantara. Tesis. yang tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.

Sholeh, Ahmad. 2002. Relevansi Gagasan Sistem Among dan Tri Pusat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarata: Program Pascasarjan IAIN.

Soeratman. 1989. Dasar-dasar Konsepsi Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatff, Dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

770

Page 15: TrationalResearch Symposium 8-9 Oktober 2,914fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/Symposium.pdfPenelitian ini mendiskripsikan konsep, prinsip dan tehnik sistim Among, ... mengalami

Suwignyo. Heri. 2011. Penanaman Budi Pekerti dalam Tindak Tutur Guru sebagai Dasar Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 20, No. 2 November 2011 hal. 86-94.

Taman Siswa. 2013. Profil Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa. Yogyakarta: Soft file Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa.

Tim Taman Siswa. 1982. Sistem Among. Dalam rangka penyajian Pendidikan Moral Pancasila. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Towaf, Siti Malikhah. 2013. Eksplorasi Kekayaan Pendidikan Nasional: Pembelajaran dalam Sistim Among untuk Memperkuat Nilai-nilai dan Karakter Bangsa pada tingkat Pendidikan Dasar/Taman Muda di Perguruan Taman Siswa. LP2M UM, Malang: Laporan Penelitian.

UNESCO PROAP/APNIEVE. 1997. Learning to Live together in Peace and Harmony. Bandung: IKIP Bandung and UNESCO PROAP/APNIEVE.

771