The nature of ethics 1
-
Upload
kartika-dwi-rachmawati -
Category
Education
-
view
110 -
download
1
Transcript of The nature of ethics 1
THE NATURE OF ETHICS”Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas pengantar manajemen”
Disusun oleh:
AHMAD FADILLAH R
AUFAR ARIFANO
FENY ERLIANI RAIS
ISYRAQ AZHAR
KARTIKA DWI R
D3 AKUNTANSI 1.A
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA PENGHANTARSegala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengahntar Manajemen.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam materi ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca khususnya kepada dosen pembimbing demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Jakarta, 9 November 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN• Latar Belakang
Setiap orang ingin mempunyai uang yang banyak supaya hidup dengan sejahtera. Untuk memperolehnya dapat digunakan berbagai cara seperti bekerja keras, mencuri atau korupsi. Kita tentu dapat menentukan sendiri cara mana yang secara etika merupakan tindakan yang dapat atau tidak dapat dilakukan dalam usaha untuk memperoleh banyak uang.
Dalam berbisnis pun juga memerlukan etika. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika dengan berbagai cara.
• Rumusan Masalah
• Apa pengertian dari etika?
• Apa persamaan dan perbedaan dari etika dan hukum?
• Bagaimana etika terhadap stakeholders?
• Bagaimana cara menerapkan etika dalam bisnis?
• Apa aturan untuk pengambilan keputusan yang etis?
• Kenapa manajer harus bersikap etis?
• Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain untuk :
• Mengetahui apa itu etika
• Mengetahui perbedaan dan persamaan etika dan hukum
• Mengetahui etika terhadap stakeholders
• Mengetahui cara menerapkan etika dalam bisnis
• Mengetahui aturan-aturan untuk pengambilan keputusan yang etis
• Mengetahui pentingnya manajer bersikap etis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 THE NATURE OF ETHICS
Ethics berasal dari kata Yunani yang berarti “character”. Kata lain dari ethics adalah morality, yang disebabkan karena kebiasaan/adat latin yang berarti “custom”. Morality memfokuskan pada benar (right) dan salah (wrong) dari perilaku manusia (human behavior), sedangkan ethics adalah kesepakatan tentang bagaimana perilaku seseorang terhadap sesama. Menurut Maryani & Ludigdo, etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi
• Dilema Beretika
Jika kita melihat seseorang dirampok, akankah kita menolong walaupun itu
beresiko? Ataukah kita pura-pura tidak melihat? Atau mungkin akankah kita
menelepon polisi? Dan apakah cara kita menolong orang tersebut tergantung dari
adanya orang lain di sekitar kita?
Situasi yang digambarkan di atas merupakan contoh dari dilema beretika.
Beberapa orang bingung untuk menentukan apakah ia harus menolong orang lain
dan apakah tindakan tersebut adalah tindakan yang benar. Ethical dilemma muncul
karena adanya perbedaan pandangan, ketika seseorang harus memilih diantara dua
tindakan yang berbeda, yang keduanya akan menimbulkan akibat baik maupun
buruk.
Orang-orang seringkali mengetahui mereka sedang mengalami dilema
beretika ketika mereka merasa ragu akan tindakan yang dilakukan, apakah itu
tindakan yang benar atau tidak. Etika adalah prinsip panduan moral dalam diri, nilai,
dan kepercayaan yang digunakan untuk menganalisa atau menginterpretasikan
situasi kemudian menentukan apa tindakan yang sesuai untuk bertingkah laku. Etika
juga menunjukkan tindakan yang tidak sesuai dan bagaimana seseorang harus
bertingkah laku agar tidak melukai orang lain.
Masalah penting dalam menangani dilema beretika and mengatasi dilema
moral adalah tidak ada aturan absolut yang dapat dikembangkan untuk menentukan
apakah suatu tindakan beretika atau tidak beretika. Karena berbagai macam orang
memiliki keyakinan, nilai-nilai, dan egoisme tersendiri terhadap tindakan yang
menurut mereka beretika maupun tidak.
• Etika dan Hukum
Masyarakat sebagai sebuah kesatuan menggunakan politik dan proses
hukum, bisa mempengaruhi dan lulus dalam undang-undang yang membahas apa
yang dapat maupun tidak dapat dilakukan. Berbagai macam hukum mengatur
bisnis-- sebagai contoh, hukum menentang penipuan dan hukum mengatur
bagaimana perusahaan memperlakukan pekerja-pekerja dan pelanggan-pelanggan
mereka. Hukum juga membahas hukuman apa yang akan diterima jika aturan
tersebut dilanggar.
Dalam belajar hubungan antara etika dan hukum, penting untuk dipahami
bahwa hukum maupun etika bukanlah prinsip yang pasti yang tidak berubah dari
waktu ke waktu. Keyakinan etika berubah seiring dengan berjalannya waktu, dan
hukum pun juga berubah untuk mencerminkan perubahan kepercayaan etika di
masyarakat. Contohnya, perbudakan di Roma, Yunani, dan Amerika Serikat sampai
abad ke 19. Perbudakan menjadi illegal di Amerika Serikat ketika yang berkuasa
memutuskan bahwa perbudakan mengurangi arti kemanusiaan.
Ada beberapa persamaan antara etika dan hukum, yaitu bahwa keduanya :
• Berfungsi sebagai sarana atau alat untuk mengatur tata tertib dalam
masyarakat.
• Mempelajari dan menjadikan tingkah laku manusia sebagai obyeknya.
• Memberikan batas ruang gerak hak wewenang seseorang dalam pergaulan
hidup supaya tak saling merugikan.
• Sumbernya dari pemikiran dan pengalaman.
• Menggugah kesadaran manusiawi.
Sedangkan perbedaan etika dan hukum adalah :• Etika keberadaannya tidak tertulis sedangkan hukum dalam bentuk tertulis atau
terbukukan sebagai hukum negara.
• Etika bersifat subyektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat obyektif dan
tegas.
• Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis, sebaliknya hukum
memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis.
• Etika bersifat memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut.
• Etika tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hukum
memerlukan alat penegak hukum untuk pelaksanaannya.
Selain itu etika juga mengajarkan pemahaman tentang tanggung jawab dan
kewajiban. Etika apabila ditinjau dari filsafat, maka didukung beberapa unsur, antara
lain :
1. Kesadaran, yaitu sadar akan perbuatannya.
2. Kecintaan atau kesukaan yaitu menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan
dan kesediaan berkorban.
3. Keberanian yaitu didorong oleh rasa keikhlasan, tak ragu-ragu, tak takut
rintangan sebagai konsekuensi tindakan yang dilakukan.
• Perubahan Etika Dari Waktu ke Waktu
Apakah etika berubah? Apakah etika dalam masyarakat berevolusi dalam
memenuhi kebutuhannya? Jawabannya adalah ya. Etika berubah dari waktu ke
waktu dan berevolusi untuk mencerminkan perubahan kebutuhan di dalam
masyarakat. Contohnya :
Pada 1820 di Amerika Serikat, wanita tidak mempunyai hak untuk memilih dan
mewariskan harta. Tapi setelah berabad-abad kerja keras dan aktivisme yang tidak
kenal lelah, hukum negara dan konstitusi berubah dalam menanggapi keyakinan
yang baru bahwa wanita tidak hanya harus fokus pada reproduksi dan
membesarkan anak untuk menjaga stabilitas negara.
Di Amerika Serikat pula, memiliki ataupun menggunakan marijuana adalah
illegal. Alasannya, menggunakan marijuana membuat orang akan mencoba obat-
obatan (drugs) yang lebih berbahaya lainnya. Ketika seseorang sudah mengunakan
obat, maka mereka akan ketergantungan dan tidak akan bisa berhenti memakai obat
tersebut. Namun, telah dicatat secara medis bahwa marijuana dapat membantu
meringankan efek samping yang didapat akibat menjalani kemoterapi dan berbagai
treatment lainnya, seperti mual dan kurang nafsu makan. Sejak 1996, 15 kota telah
menganggap legal para dokter untuk memberikan resep marijuana untuk maksud
kesehatan.
Pada tahun 1830 di Britania, seseorang bisa dieksekusi untuk lebih dari 350
kasus kejahatan, termasuk pencurian domba. Sekarang, hukuman mati tidak lagi
legal di Britania.
Stakeholders dan Etika
• Pengertian Stakeholder
Stakeholder merupakan semua pihak yang berkepentingan dalam aktivitas
bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Stakeholder juga
dapat diartikan sebagai suatu lingkungan masyarakat berupa individu atau institusi
yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan praktek-
praktek atau tujuan perusahaan itu secara institusional. Adapun kepentingan yang
dimaksud mencakup 3 tingkatan, kepedulian sederhana lantaran mendapat
pengaruh dari perusahaan itu (an interest) hak legal atau moral untuk suatu
perlakuan tertentu atau suatu perlindungan tertentu (a legal of moral right) dan klaim
legal terhadap kepemilikan perusahaan (ownership).
Menurut Trevino dan Nelson (1995) empat unsur utama yang berkepentingan
dalam setiap keputusan bisnis adalah konsumen, pegawai, pemegang saham dan
lingkungan (masyarakat sebagai keseluruhan).
Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan)Konsumen atau pelanggan merupakan pembeli produk suatu perusahaan yang
dapat menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus memeiliki
tanggung jawab kepada konsumen, antara lain:
• Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan
• Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
• Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
• Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
• Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen
Untuk menjamin kesejahteraan pegawai, pelaku usaha hendaknya
menggunakan dasar persaingan usaha bebas yang menjamin hak konsumen
manapun untuk membuat pilihan yang terinformasi dan tidak terbentuk dari suatu
konsumen alternatif.
Hal-hal yang harus diperhatikan perusahaan terhadap produk atau jasa adalah:
• Keamanan produk / mutu produk yang dapat diterima konsumen
• Pemasangan iklan yang bertanggung jawab
• Desain produk dan jasa harus memenuhi ketentuan dan peraturan
• Bahan baku harus sesuai dengan peraturan pemerintah
• Produksi produk harus dibuat tanpa cacat
• Pengawasan mutu produk harus diperiksa secara teratur
• Kemasan, label dan peringatan harus dikemas secara aman
Etika Perusahaan Terhadap Pegawai (Karyawan)Karyawan merupakan Sumber Daya Manusia yang menjadi salah satu faktor
produksi penting didalam perusahaan. Tanggung jawab perusahaan terhadap
karyawan antara lain:
• Lapangan kerja dan kompensasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup
karyawan
• Kondisi dan tempat kerja
• Kelancaran komunikasi
• Transparansi prestasi
• Merespon secara aktif terhadap setiap saran dan kritik
• Memberikan perlindungan yang baik terhadap kesehatan, keselamatan, dan
kecelakaan karyawan
• Memberi dorongan konstruktif bagi pengembangan dan keahlian
• Tanggap terhadap peningkatan pengangguran disetiap keputusan yang
dilakukan perusahaan
Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum Tanggung jawab perusahaan terhadap Masyarakat Umum antara lain:
• Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan
• Sebagai partner kerja dalam hubungannya dengan pemasok dan permintaan
• Mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang
Etika Perusahaan terhadap LingkunganTujuan etika lingkungan adalah untuk melindungi lingkungan, udara, air, bumi, dari
kegiatan bisnis dan individu. Kewajiban etis yang implisit bagi kita semua adalah
berpikir jangka panjang mengenai kesehatan planet dan lingkungannya untuk diri
kita sendiri dan generasi yang akan datang.
Kode Etik Terhadap Stakeholder
1. Pelanggan
• Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan
• Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
• Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
• Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
• Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen
2. Pekerja
• Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan mereka
• Memberikan kondisi yang menghormati kesehatan dan martabat pekerja
• Bersikap jujur dalam berkomunikasi dengan pekerja dan terbuka dalam memberikan informasi
• Bersedia mendengarkan dan sejauh mungkin bertindak atas saran, gagasan, permintaan dan keluhan pekerja
• Mengajak bermusyawarah apabila terjadi konflik
• Menghindari praktik diskriminasi dan menjamin perlakuan dan kesempatan yang sama pada pekerja sekalipun berbeda gender, usia, suku dan agama
• Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja dapat suungguh – sungguh bermanfaat
• Melindungi pekerja dari kemungkinan terkena penyakit dan kecelakaan ditempat kerja
• Mendorong dan membantu pekerja dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan dapat dialihkan.
• Tanggap terhadap masalah pengangguran dalam pembuatan keputusan bisnis dan bekerjasama dengan pemerintah, serikat pekerja dan pihak-pihak lain untuk menangani masalah ini.
3. Pemegang Saham
• Menetapkan manajemen yang profesional dan tekun
• Memperlihatkan informasi yang relevan terhadap investor
• Menghemat, melindungi, dan menumbuhkan aset – aset investor
• Menghormati permintaan, saran dan keluhan solusi dari investor
4. Pemasok
• Mengusahakan terwujudnya prisip keadilan dan keujujuran
• Menjamin aktivitas bisnis terbebas dari pemaksaan
• Membantu terciptanya stabilitas hubungan janka panjang dengan pemasok
• Berbagi informasi dengan pemasok
• Membayar pemasok tepat pada waktunya
• Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok
5. Pesaing
• Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan dan inverstasi
• Mengembangkan perilaku yang bersaing dan menguntungkan secara sosial
• Menghindarkan dari pemberian gaji atau hadiah yang dapat dipertanyakan
• Menghormati hak cipta dan hak paten
• Menolak untuk mencuri gagasan baik inovasi maupun penciptaan produk
6. Masyarakat
• Menghormati hak asasi manusia dan lembaga – lembaga demokrasi
• Mengakui kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat
• Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat
• Mengembangkan pembangunan berklanjutan
• Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dna keutuhan sosial
• Menghormati keutuhan budaya local
Contoh Manajer yang Tidak Mempunyai Etika
Seorang manajer yang dalam pekerjaannya tidak manjalankan etika berbisnis maka akan menyebabkan beberapa hal yang dapat merugikan, baik itu masyarakat maupun perusahaan tersebut.
Contohnya adalah “Skandal Susu Tercemar di China” pada tahun 2008.
Sebuah perusahaan produk susu di China
“ Grup Sanlu” ialah perusahaan milik Negara di Shijiazhuang, ibukota dari provinsi Hebei. Merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan salah satu merek tertua dan paling populer dari susu formula di Cina. Perusahaan Sanlu 43% dimiliki oleh Fonterra, perusahaan Selandia Baru yang merupakan eksportir susu besar di dunia. Perusahaan Sanlu adalah bisnis yang sangat sukses dengan pangsa pasar terbesar dari susu bubuk penjualan di Cina yang meliputi 18% pada tahun 2007. Tetapi akibat dari kegagalan dalam menegakkan standar etika menejer dan banyak Stakeholder maka perusahaan ini menjadi gagal dan berakhir.
Pada awal bulan Agustus 2008 yang lalu, Grup Sanluyang berpusat di Hebei China, telah memberi tahu mitra dagangnya, Fonterra, dari Selandia Baru, bahwa produk susu bubuk mereka tercemar (sengaja dicemari “dengan tujuan untuk meninggikan kadar protein” ?, sehingga lebih menarik konsumen) dengan zat kimia melamin. Informasi rahasia itu terjadi sebelum tanggal 8 Agustus 2008 yaitu saat Pembukaan Olimpiade Beijing yang paling spektakuler sepanjang sejarah Olimpiade di planet bumi ini. Beberapa pekan kemudian produk susu formula bermelamin tersebut ditarik dari pasaran, kemudian diganti dengan produk susu formula baru, namun anehnya selang beberapa hari produk baru tersebut juga ditarik dari peredarannya oleh sang produsen.
Skandal Susu bubuk formula dan makanan lain yang mengadung melamin dari China, sebenarnya sudah tercium sejak awal bulan Juli 2008 yang lalu, walaupun berita itu baru beredar secara terbatas dikalangan para agen distributor dan toko-toko penjual. Di berbagai negara maju, secara praktis seluruh produk susu dari
China yang mengandung melamin ditarik dari pasaran, juga semua produk China yang mengandung susu (es Cream, Yoghurt, Gula-gula, Biskuit) walaupun tidak mengandung melamin pun di tinggal konsumennya karena takut keracunan dan mati.
Dari data yang ada tercatat 6.244 bayi dipastikan ginjalnya terserang, terkait dengan susu tercemar ini, gejalanya antara lain kencing batu dan sulit kencing, muntah-muntah. Dilaporkan 4 bayi sudah meninggal dunia. Dan angka 6.244 bayi ini naik dari 1.200 bayi pada hari sebelumnya, sungguh luar biasa. Menteri kesehatan China sendiri mengatakan, lebih dari 1.300 bayi kini dirawat di rumah sakit karena meminum susu tercemar tersebut, dan sekitar 158 bayi terkena gagal ginjal akut. Kemungkinan jumlah ini akan tersu meningkat seiring dengan semakin banyaknya orang tua yang memeriksakan bayinya ke rumah sakit.
Dari kejadian tersebut dapat dilihat bahwa dampak dari kegagalan menejer ini tidak hanya kepada pihak internal atau perusahaan tetapi juga akan mengalami dampak kepada masyarakat terutama konsumen (pelanggan).
• Cara menerapkan etika dalam bisnisYang menjadi syarat paling utama untuk menjalankan bisnis ialah mematuhi “Pedoman Perilaku Bisnis (Code of Business Conduct) ”.
• Setiap karyawan dan direktur perusahaan bertanggung jawab untuk mematuhi Pedoman Perilaku Bisnis.
• Semua karyawan kami di seluruh dunia menerima salinan SPB ketika mereka bergabung dengan perusahaan ini dan setuju secara tertulis untuk mematuhi itu.
• Setiap karyawan di seluruh dunia diperlukan untuk menyelesaikan Prinsip Integritas: Pedoman Perilaku Bisnis tentu saja Ikhtisar pelatihan, yang memperkuat komitmen perusahaan untuk SPB tersebut.
• Pada dasar tahunan, karyawan senior harus menyatakan kepatuhan mereka dengan SPB.
• Semua karyawan secara teratur diingatkan SPB dan didorong untuk melaporkan setiap pelanggaran yang dicurigai melalui proses Pintu Terbuka perusahaan,maupun melalui kotak surat.
• Mencerminkan jangkauan global perusahaan dan keragaman karyawan kami, SPB diterbitkan dalam delapan bahasa.
Berikut adalah beberapa prinsip dari “Pedoman Perilaku Bisnis (Code of Vendor Conduct), antara lain:
• Prinsip-prinsip umum
Pabrik yang memproduksi barang untuk Gap inc., Akan beroperasi secara penuh sesuai dengan undang-undang hukum mereka dari negara masing-masing dan dengan semua hukum, aturan, dan peraturan lainnya.
• Lingkungan hidup
Dalam menjalankan perusahaannya, perusahaan harus memperhatikan lingkungan sekitar. Baik dampak yang akan mempengaruhi lingkungan hidup. Perusahaan harus menjalankan semua peraturan yang ada baik peraturan yang dari pihak pemerintah maupun peraturan dari pemerintah daerah sekitar
• Diskriminasi
Perusahaan harus bersikap adil terhadap semua tenaga kerga yang ada di Perusahaan sesuai dengan kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan, tanpa melihat dari ras, suku, umur, jenis kelamin, Negara, agama, dan materi.
• Pekerja yang dipaksa
Perusahaan tidak boleh mewajibkan sesuatu hal yang tidak wajar atau memaksa pekerja melakukan sesuatu yang tidak sewajarnya.
• Mempekerjakan anak di bawah umur
Perusahaan tidak boleh mempekerjakan anak di bawah umur minimum yaitu 14 tahun. Perusahaan yang melakukan hal tersebut maka melakukan tindakan yang illegal.
• Upah dan Jam kerja
Perusahaan harus menetapkan dan mengatur jam kerja yang akan dijalankan pada perusahaan. Menetapkan gaji yang di terima oleh para tenaga kerja, serta upah yang diterima saat di luar jam kerja/lembur. Hal ini berguna untuk menngkatkan produktivitas tenaga kerja.
• Komunitas, Masyarakat, dan Negara
Dampak dari keputusan yang dibuat oleh perusahaan dan manajer mereka mempengaruhi komunitas, masyarakat, dan negara dari cara perusahaan tersebut beroperasi. Komunitas mengarah kepada lokasi. Hal ini berhubungan dengan kebudayaan masyarakat setempat dimana perusahaan tersebut berdiri. Lokasi ini juga menyediakan fisik dan sosial infrastruktur yang dapat dipakai oleh perusahaan seperti; utilitas dan tenaga kerja; rumah bagi para manajer dan karyawan tinggal; sekolah, perkuliaha, dan rumah sakit yang menyediakan kepentingan perusahaan, dan lain sebagainya. Di sini dapat dilihat bahwa bukan hanya keputusan perusahaan yang mempengaruhi lokasi perusahaan tersebut namun lokasi tersebut juga dapat mempegaruhi jalannya perusahaan.
Melalui gaji, dan pajak yang dibayar, sebuah perusahaan juga berkontribusi untuk ekonomi kota atau regional dan sering menentukan apakah daerah tersebut mengalami kenaikan atau penurunan. Di sini dapat dikatakan sebuah perusahaan dapat mempengaruhi kemakmuran masyarakat, negara.
Dalam hal ini, etika bisnis juga penting karena kesalahan perusahaan dapat menimbulkan bencana bagi masyarakat; penolakan umum dalam aktivitas bisnis dapat mempengaruhi semua negara. beberapa keputusan yang dibuat oleh perusahaan besar dapat dangan mempengaruhi masyarakat dan dapat mengancam serius kelangsungan masyarakat tersebut. Keputusan ini mungkin bisa diambil beberapa keputusan walaupun tidak illegal namun dapat merugikan masyarakat bahkan negara tersebut. Salah satu keputusan tersebut adalah masalah polusi. Contohnya, banyak perusahaan di Amerika mengurangi biaya dengan membuang polusi mereka di Meksiko, dimana legal untuk membuang limbah di Rio Grande. Ini merupakan pengurangan polusi untuk sungai dari sisi Meksiko tapi untuk sisi sungai di Amerika hal ini justru meningkatkan kemungkinan efek negatif dari polusi.
Aturan untuk Pengambilan Keputusan EtisA. UTILITARIAN RULE
The greatest good for the greatest number of people,suatu kebijakan atau tindakan yang baik dari segi etis adalah kebijakan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sesedikit mungkin orang. Utilitarianisme merupakan suatu doktrin moral, yang berpendapat bahwa kita seharusnya bertindak untuk menghasilkan sebanyak mungkin manfaat (kebahagiaan atau kenikmatan) bagi tiap-tiap orang yang terpengaruh oleh tindakan kita.
B. MORAL RIGHTS RULE
Sebuah keputusan yang etis merupakan hal terbaik untuk mempertahankan dan melindungi hak orang-orang yang terpengaruh dengan keputusan tersebut. Sebagai contoh, keputusan yang etis melindungi hak untuk bebas, kehidupan dan keamanan, privacy, kebebasan untuk berpendapat, dll. Prinsip dari hak moral adalah manajer harus menentukan hak mana yang akan ditegakkan. Dari sudut pandang hak moral, manajer seharusnya membandingkan beberapa tindakan bisnis yang berbeda manakah yang aling melindungi dan menegakkan hak dari para pemegang kepentingan di perusahaan.
C. JUSTICE RULE
Sebuah keputusan yang etis yaitu yang mendistribusikan keuntungan dan kerugian di antara orang-orang dan kelompok dengan adil dan berimbang. Contohnya, karyawan-karyawan yang memiliki keahlian dan tanggung jawab yang sama dalam bekerja harus mendapatkan gaji yang sama, pemberian gaji tidak berdasarkan perbedaan seperti gender, agama, dll.
D. PRACTICAL RULE
Dalam penentuan suatu keputusan etis atau tidak, seorang manajer seharusnya melakukan komunikasi ke orang-orang di luar perusahaan. Sebuah keputusan bisnis dapat dikatakan etis jika dapat menjawab iya ke pertanyaan berikut ini:
1. Apakah keputusan dapat diterima dengan nilai atau standart yang berlaku di bisnis sekarang ini?
2. Apakah keputusan yang dibuat dapat dikomunikasikan ke semua orang dan kelompok yang berhubungan dengan keputusan ini, contohnya, keputusan ini dapat dilihat di surat kabar?
3. Apakah orang-orang yang memiliki hubungan yang dekat seperti keluarga, teman-teman atau bahkan manajer di organisasi lain, menyetujui keputusan tersebut?
Dengan mengaplikasikan peraturan berarti manajer menganalisis keputusan bisnis untuk kepentingan semua pemegang kepentingan perusahaan. Setelah mengaplikasikan peraturan ini, manajer dapat menilai apakah keputusan yang diambil etis atau tidak, mereka harus menerima konsekuensinya.
Kenapa Manajer Harus Bersikap Etis?Etika bisnis selalu menghadapi tantangan dari berbagai kepentingan dan niat
tersembunyi. Diperlukan kesadaran untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan situasi etis, tidak membiarkan kepentingan dan niat tersembunyi menjadi bagian dari masalah. Pemahaman bersama bahwa etika dalam bisnis merupakan inti dari penyehatan dan penguatan kualitas perusahaan, haruslah menjadi komitmen antara stakeholder.
Pada dasarnya setiap stakeholder ingin melakukan bisnis secara etis, tetapi mereka tidak memiliki keterampilan mencerdaskan hati nurani, untuk menciptakan perilaku etis. Kekuasaan pikiran mengalahkan hati nurani, sehingga ego benar-benar menjadi sangat ambisius dan menentukan. Dalam kondisi ini, keyakinan etis akan memudar, dan kepercayaan diri untuk bertindak secara etis juga akan menjadi ragu-ragu, sehingga mereka menjadi tidak yakin untuk membuat keputusan bisnis dengan cara-cara etis.
Disini lah peranan manajer dalam berinteraksi kepada para karyawan dan stakeholder untuk menjadi penghubung sntara mereka. Karena pada hakikatnya perilaku seorang manajer akan mempengaruhinya dalam menggambil keputusan, jika seorang manajer berperilaku tidak etis, tentu saja hal itu menjadi akan memperngaruhi perilaku manajer yang lain dan para karyawan perusahaan tersebut. kita dapat melihat efek dari perilaku yang tidak etis pada aktivitas bisnis perusahaan dengan cara lain misalkan jika manajer mereka beroperasi di masyarakat tidak etis, berarti satu dari beberapa para pemangku kepentingan secra terus menerus mungkin akan mencoba untuk menipu dan menipu satu sama lain. Jika pihak berharap satu sama lain untuk membuat kecurangan/menipu, berapa lama akan membawa mereka untuk menegosiasikan pembelian dan pengiriman produk ketika mereka tidak percaya kepada setiap pemangku kepentingan lainnya. Mungkin akan menghabiskan berjam-jam tawar atas harga yang adil dan ini adalah kegiatan yang sebagian besar tidak produktif yang mengurangi efisiensi dan efektivitas. waktu dan usaha yang bisa menghabiskan meningkatkan kualitas produk atau layanan pelanggan hilang untuk negosiasi dan tawar-menawar dengan demikian perilaku yang tidak etis didalam berbisnis mempengaruhi kehidupan produktivitas barang untuk masyarakat karena barang dan jasa lebih sedikit diproduksi.
Namun jika kita dapat menjalankan etika bisnis secara baik akan membuat para stakeholder mendapatkan keadilan dan perasaan tidak dirugikan. Menjalankan
etika dalam bisnis yang baik berarti harus menjalankan organisasi atau perusahaan dengan sangat transparan dan berkeadilan untuk semua stakeholder. Informasi yang benar, jujur, dan yang dapat dipercaya, haruslah menjadi fondasi yang kuat untuk menciptakan rasa percaya stakeholder kepada manajemen sebuah bisnis atau organisasi.
Manfaat perusahaan menerapkan etika dalam bisnis dalam hal ini adalah kinerja perusahaan yang akan bertambah baik dengan didukung dengan karyawan/bawahan yang bermoral dan bertanggungjawab atas sikap dan pekerjaannya serta menaati semua perintah atasan dengan baik. Adapun manfaat lainnya perusahaan dalam menerapkan etika dalam bisnis,yaitu:
• Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
• Citra perusahaan di mata konsumen baik.
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan
• Meningkatkan motivasi pekerja.
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
• Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanEtika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi. Masyarakat yang beraneka macam, para stakeholder dan orang pada umumnya butuh untuk mengenali bahwa mereka adalah bagian dari kelompok sosial yang lebih besar. Bagaimana mereka membuat keputusan dan bertindak tidak hanya mempengaruhi mereka secara pribadi tetapi juga mempengaruhi kehidupan banyak orang, sayangnya bagi sebagian orang hanya berjuang untuk bertahan hidup dan mencapai tujuan sendiri atau bisa dikatakan mereka mengabaikan beberapa kepentingan dan hak orang lain, yang membuat mereka kehilangan koneksi kepada orang lain yang mungkin lebih besar.
Terdapat beberapa etika yang harus diterapkan perusahaan kepada konsumen, pegawai, masyarakat umum dan lingkungannya agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Seorang manajer yang dalam pekerjaannya tidak menjalankan etika berbisnis maka akan menyebabkan beberapa hal yang dapat merugikan, baik itu kepada masyarakat maupun perusahaan tersebut.
3.2 SaranDalam menjalankan perusahaan, perlu adanya kesadaran diri di dalam hati
para manajer ataupun pegawai untuk selalu menerapkan etika dalam berbisnis agar tidak akan terjadi kecurangan atau kebohongan di dalam perusahaan. Monopoli satu perusahaan pun juga tidak akan terjadi karena mereka sama-sama bermain adil dalam menjalankan bisnis. Kesejahteraan perusahaan pun akan terjamin karena semua bagian di dalam perusahaan, seperti pegawai dan pelanggan, merasa puas akan kinerja yang dilakukan.
Daftar PustakaAswin, S. 1981, Etika dalam Penelitian, dalam : Dasar-Dasar Metodologi Riset Ilmu Kedokteran, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Konsorsium Ilmu Kedokteran, Jakarta.