Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
-
Upload
anispurwaningsih -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
1/33
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan bipolar (GB) adalah gangguan mood (suasana perasaan) yang
dikarakteristikkan dengan episode depresi dan manik atau hipomanik. Dahulu
gangguan ini dikenal sebagai manic-depressive illness. Pada awalnya antara
skizofrenia dengan gangguan bipolar saling bertumpang tindih dalam penegakan
diagnosisnya namun kemudian diberi batasan yang jelas oleh Emil Kraeplin,
seorang psikiater Austria.
Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam
jangka waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat
suatu kondisi suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di manaterdapat suatu suasana perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas,
atau iritable (mudah menjadi marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan
menyebabkan perubahan pada diri pasien meliputi peningkatan energi, gangguan
tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran,
kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa perhitungan.
Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam derajat
lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan
episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.
Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang
sama dengan gangguan depresi mayor episode tunggal. Sedangkan pada gangguan
bipolar episode campuran terdapat gejala-gejala manik atau hipomanik dan
depresi yang berganti-ganti secara cepat pada suatu periode waktu yang
berlangsung sekurangnya satu minggu. Pada tampilan klinis, seorang yang
menderita gangguan bipolar episode campuran biasanya mengalami kondisi mood
yang sangat tidak stabil. Secara umum, terdapat dua jenis gangguan bipolar, pada
gangguan bipolar tipe satu, ditemukan sekurangnya satu episode manik.
Sedangkan pada gangguan bipolar tipe dua ditemukan sekurangnya satu episode
hipomanik.
Salah diagnosis dan terlambatnya penegakan diagnosis GB sering terjadi
sehingga terapi yang akurat terlambat diterima oleh pasien dengan GB. Oleh
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
2/33
2
karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) membuat
suatu tuntunan GB yang dapat digunakan secara nasional. Tuntunan ini bertujuan
agar diagnosis yang akurat dapat ditegakkan sedini mungkin supaya
penatalaksanaan yang komprehensif dapat segera diberikan kepada pasien dengan
GB. Penatalaksanaan yang komprehensif terdiri dari intervensi farmakologik dan
nonfarmakologik. Tuntunan ini terutama memberikan arahan tentang penggunaan
psikofarmakologi pada pasien dengan GB. Pemilihan psikofarmakologi adalah
berdasarkan penilaian kritis terhadap obat-obatan yang digunakan pada GB dan
juga disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
3/33
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DefinisiGangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik
dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran,
biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.
B. EpidemiologiBanyaknya orang yang mengalami gangguan ini adalah berkisar 1-3% dari
keseluruhan total populasi di Amerika Serikat. Sedangkan jumlah yang menderita
gangguan ini di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti. Sekitar 10%, individudengan gangguan depresi mayor biasanya akan mengalami episode manik atau
hipomanik pada perkembangan penyakitnya. Onset usia yang muda,
ditemukannya gejala-gejala psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya
episode depresi berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar.
Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar antara 0,3%-
4,8%, siklotimia antara 0,5%-6,3%, dan hipomania antara 2,6%-7,8%. Total
prevalensi spektrum bipolar, selama kehidupan, yaitu antara 2,6%-7,8%
Menurut perkiraan, rata-rata angka morbiditas dari pasien yang tidak
diterapi adalah 14 tahun di mana akan muncul kondisi hilangnya produktifitas dan
gangguan dalam fungsi hidup sehari-hari. Dijumpai perilaku bunuh diri pada 10
hingga 20 % pasien. Gangguan ini umumnya muncul pada awal usia 20 tahunan
walaupun variasinya luas. Pria dan wanita memiliki kemungkinan yang sama
untuk menderita gangguan ini. Tidak ada data mengenai variasi gangguan pada
kelompok ras atau etnik yang berbeda.
C. Patofisiologi Penyebab Munculnya Gangguan BipolarEtiologi dan patofisiologi gangguan bipolar belum dapat ditentukan hingga
saat ini dan belum ditemukan marker biologis yang berhubungan secara mutlak
dengan gangguan bipolar. Obat-obat psikiatri golongan mood stabilizer diketahui
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
4/33
4
memiliki efektifitas yang cukup tinggi dalam mengendalikan mood yang tidak
stabil tersebut. Pemberian obat
Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe I,
80-90% di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan
bipolar juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang
ditemukan pada populasi umum). Anak kembar yang berasal dari satu telur
memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan yang serupa
dibandingkan anak kembar yang berasal dari dua telur, jika anak kembar tersebut
dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat kemungkinan pasangan
kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.
Untuk gangguan bipolar tipe I, keluarga terdekat dari individu yang
menderita gangguan ini memiliki risiko tujuh hingga sepuluh persen untukmenderita gangguan yang sama. Faktor psikososial yang diketahui sering memicu
timbulnya gangguan mood ini, di antaranya tekanan lingkungan sosial, gangguan
tidur, atau kejadian traumatis lainnya.
D. Gambaran KlinisSaat datang pertama kalinya untuk berobat, umumnya pasien datang
dengan gejala-gejala depresi. Gangguan bipolar merupakan kondisi yang kronik
dan individu yang menderita gangguan ini umumnya memiliki tingkat
kekambuhan yang tinggi. Seiring dengan berjalannya waktu, gejala utama yang
terlihat adalah depresi dalam derajat ringan atau subklinis. Perbandingan hari
lamanya gejala klinis depresi dan manik pada gangguan bipolar I adalah sekitar
tiga berbanding satu, sedangkan pada gangguan bipolar II, lamanya hari depresi
dibandingkan hipomanik adalah sekitar lima belas berbanding satu.
Terdapat suatu kondisi yang dikenal sebagai rapid cycling yang merujuk
pada kekambuhan gejala yang terjadi sebanyak empat kali atau lebih dengan
kondisi manik atau hipomanik dan depresi yang berganti-ganti secara cepat pada
satu episode dalam sekurangnya 12 bulan terakhir. Gejala klinis yang muncul
pada episode rapid cycling tidak berbeda dari gejala klinis yang berlangsung
dalam episode non-rapid cycling hanya saja pada episode rapid cycling, gejala-
gejala manik atau hipomanik dan depresi berganti-ganti dengan sangat cepat.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
5/33
5
Menurut penelitian, kondisi rapid cycling jauh lebih sulit untuk diterapi. Pada
kondisi yang berat, dapat muncul gejala-gejala psikotik pada gangguan bipolar.
Perbandingan Bipolar I dan Bipolar II
Bipolar I Bipolar II
EpisodeManic, hipomanic. Mixed, majordepression Hipomanic, major depression
sex
defferences
female = male Female > male
1st episode in male : manic
1st episode in female :
depressive
Clinical
Course
60-70% of manic episode occurjust afer/before depressive;
interval beween episode
decreases with age
60-70% of hypomanic episode
occur just after/before
depressive episode
Precipitaations
of episodes
Change in sleep-wake cycle
sleep deprivation post partum periode
E. Evaluasi, Diagnosis, dan Penilaian AwalGangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan
diagnosisnya secara tepat. Pasien biasanya tidak mencari pertolongan ke psikiater
atau dokter ketika mengalami episode manik atau hipomanik. Episode manik dan
hipomanik sering kali disangkal atau dilupakan oleh pasien. Pada kondisi
hipomanik terutama, pasien umumnya mengalami kondisi kepercayaan diri yang
meningkat, lebih mudah bergaul dengan orang lain, produktifitas yang meningkat.
Hal-hal tersebut akan menyebabkan pasien mengesampingkan gejala-gejala yang
lebih berat dan mengganggu dari gangguan ini, seperti emosi yang tidak stabil,
argumentatif, insomnia, penilaian situasi yang buruk, dan melakukan perilaku
berisiko tanpa memikirkannya dengan baik hingga pasien dapat terlibat dalam
perilaku free sex atau munculnya perilaku-perilaku impulsif lainnya.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
6/33
6
Pada kondisi depresi sendiri, juga terkadang pasien tidak datang untuk
mencari pertolongan karena gejala-gejala yang muncul umumnya berupa keluhan
fisik yang serupa dengan sakit fisik yang sesungguhnya seperti pusing, sesak
nafas, rasa sakit di badan, dan sebagainya. Gejala-gejala seperti rasa kehilangan
tenaga, hilangnya gairah, rasa kosong dan hampa, dan perasaan tak berdaya pada
umumnya tidak dipertimbangkan oleh pasien untuk mencari pertolongan.
Kondisi medik atau obat yang dapat memicu mania
Kondisi medik Obat dan terapi
Gangguan endokrin atau metabolik:
-Addisons disease
-Cushing syndrome
-Defisiensi Vit B12
Alkohol
Antikonvulsan
Antidepressan
BronkodilatorCimetidine
Dekongestan
Disulfiram
Halusinogen
Steroid
Isoniazid
Prokainamid
ECT
Hemodialisis
Infeksi:
-AIDS
-Encephalitis
-Neuroshypilis
Gangguan neurologis:
-Epilepsi (temporal lobe)
-Multiple sclerosis
-Surgical trauma
-Post cerebrovascular accident
Episode manik :
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami
moodyang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga
atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya moodiritabel) yaitu:
y grandiositas atau percaya diri berlebihany berkurangnya kebutuhan tidury cepat dan banyaknya pembicaraany lompatan gagasan atau pikiran berlombay perhatian mudah teralihy peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
7/33
7
y meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)y tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang
matang).
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya
gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.
Episode depresi mayor :
Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat
simtom/tanda yaitu:
y mooddepresif atau hilangnya minat atau rasa senangy menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makany sulit atau banyak tidury agitasi atau retardasi psikomotory fatig atau berkurangnya tenagay menurunnya harga diriy ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasiy pesimisy pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana)
atau tindakan bunuh diri.
Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi
personal, sosial, atau pekerjaan.
Episode Campuran
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi
yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood
disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,
ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar
dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga
memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai
gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
8/33
8
Episode Hipomanik
Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan
mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala
bila moodiritabel) yaitu:
y grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diriy berkurangnya kebutuhan tidury meningkatnya pembicaraany lompat gagasan atau pikiran berlombay perhatin mudah teralihy meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotory pikiran menjadi lebih tajamy daya nilai berkurang
Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau
pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi
personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat
dikenali oleh keluarga.
Simptom Psikotik
Pada kasus berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik
yang paling sering yaitu:
y halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)y waham
Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan
waham nihilistik terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak
serasi dengan mood. Pasien dengan GB sering didiagnosis sebagai skizofrenia.
F. DiagnosisKetrampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.
Informasi dari keluarga sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
kriteria yang terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi simtom GB adalah The Structured
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
9/33
9
Clinical Interview for DSM-IV (SCID). The Present State Examination (PSE)
dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi simtom sesuai dengan ICD-10.
Gangguan Mood Bipolar I
Gangguan Mood Bipolar I, Episode ManikTunggal
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat episodedepresi mayor sebelumnya.
B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum
D. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini
A. Saat ini dalam episode manikB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,
depresi, atau campuran
C. Episode moodpada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan
gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum
E. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Campuran Saat Ini
A. Saat ini dalam episode campuranB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi, atau
campuran
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
10/33
10
C. Episode moodpada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektifdan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan
waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum
E. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Hipomanik Saat Ini
A. Saat ini dalam episode hipomanikB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau
campuranC. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Depresi Saat Ini
A. Saat ini dalam episode depresi mayorB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau
campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum
E. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
11/33
11
Gangguan Mood Bipolar I, Episode YangTidak Dapat Diklasifikasikan Saat Ini
A. Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,campuran, atau episode depresi.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik ataucampuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan di tempat lain.
D. Gejala moodmenyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermaknaatau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi
penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar II
Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit
satu episode hipomanik
Gangguan Siklotimia
A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang
tidak memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan
remaja durasinya paling sedikit satu tahun.
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selamadua tahun gangguan tersebut Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia
dapat bertumpang tindih dengan manik atau episode campuran (diagnosis GB
I dan gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor
(diagnosis GB II dan gangguan siklotimia dapat ditegakkan)
D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindihdengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
12/33
12
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisimedik umum
F. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek
fungsi penting lainnya.
Diagnosis GB menurut kriteria diagnostik ICD-10
F.30.0. Hipomania
Paling sedikit, selama empat hari, secara persisten terjadi peningkatan
moodatau mood iritabel yang derajatnya ringan dan disertai dengan tiga gejala
berikut yaitu meningkatnya energi dan aktivitas, meningktanya sosiabilitas,
banyaknya bicara, lebih ramah, perilaku ceroboh dan meningkatnya energiseksual, berkurangnya kebutuhan tidur, dan sulitnya berkonsentrasi dan
distraktibilitas. Gejala-gejla di atas tidak menyebabkan gangguan berat fungsi
pekerjaan dan penolakan sosial. Gangguan mooddan perilaku tidak disertai oleh
adanya halusinasi atau waham.
F.30.1. Mania Tanpa Simptom Psikotik
Paling sedikit, selama satu minggu (bisa kurang bila pasien mendapat
perawatan), secara persisten , terjadi peningkatan mood (elasi, ekspansif) atau
iritabel yang tidak bergantung kepada suasana lingkungan pasien. Paling sedikit
ditemui tiga gejala berikut yaitu meningkatnya aktivitas atau kegelisahan fisik,
desakan berbicara, lompatan gagasan atau berlombanya isi pikiran, hilangnya
inhibisi sosial, berkurangnya kebutuhan tidur, distraktibilitas, berubah-ubahnya
perencanaan, melambungnya harga diri, banyaknya ide-ide kebesaran, perilaku
ceroboh, dan meningkatnya gairah seksual.
F.30.2 Mania dengan Simtom Psikotik
Sama dengan simtom-simtom di atas dan ditambah dengan adanya waham
(biasanya waham kebesaran) atau halusinasi (biasanya suara-suara yang berbicara
langsung kepada pasien), atau adanya gaduh gelisah, aktivitas motorik yang
berlebihan, dan lompatan gagasan yang sangat berlebihan sehingga pasien tidak
mungkin melakukan komunikasi seperti biasanya.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
13/33
13
F.31 Gangguan Afektif Bipolar
Episod mania atau hipomania multipel atau depresi dengan
mania/hipomania, episod saat ini sperti yang didefinisikan diatas atau dibawah ini.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Saat Ini Episode Campuran
Sebelumnya, pasien mengalami, paling sedikit, satu episode campuran,
depresi, mania, atau hipomania dan saat ini, memperlihatkan suatu campuran atau
pergantian yang cepat antara simtom mania dengan depresi.
F 32 Episode Depresi
Paling sedikit, selama dua minggu, pasien mengalami penurunan mood,
pengurangan energi dan aktivitas. Berkurangnya kemampuan merasakan rasa
senang, penurunan konsentrasi dan minat. Pasien merasa lelah, berkurangnya
nafsu makan, dan gangguan tidur. Berkurangnya rasa percaya diri, adanya rasatidak berguna atau ide-ide bersalah. Moodtidak berespons terhadap lingkungan,
dan disertai dengan simtom somatik misalnya, hilangnya minat dan rasa senang,
terbangun dini hari, depresi memburuk di pagi hari, retardasi atau agitasi
psikomotor, berkurangnya nafsu makan dan libido. Episod depresi dispesifikasi
sebagai derajat ringan (paling sedikit empat gejala), sedang (paling sedikit enam
gejala dan kesulitan secara terus-menerus dalam berktivitas rutin) atau berat
(sedikitnya delapan gejala dan gejala tersebut sangat nyata dan menimbulkan
penderitaan).
Skala Diagnostik
Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan;
-Mini International Neuropsychiatric Inventory (MINI)
-Mood Disorder Questionnaire (MDQ)
-Brief Psychiatrc Rating Scale (BPRS)
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala diagnostik lebih superior
bila dibandingkan dengan wawancara klinis.
Pemeriksaan Penunjang
Dari penelitian pada penderita gangguan bipolar berusia dewasa, diketahui
bahwa pada pemeriksaan MRI didapatkan pembesaran ventrikel ke-3.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
14/33
14
Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomographic) menunjukan penurunan
aktivitas metabolisme pada bagian otak depan (lobus frontalis). Hingga saat ini
dikatakan bahwa abnormalitas yang terjadi pada bagian-bagian otak tersebut akan
menyebabkan gangguan dalam pengaturan mood dan fungsi kognitif.
Tatalaksana
Hingga saat ini, tatalaksana untuk gangguan bipolar masih difokuskan
dalam pemberian terapi farmakologi. Obat-obat golongan mood stabilizer
diberikan baik untuk kondisi akut maupun untuk terapi maintenance yang
bertujuan mencegah kekambuhan. Obat-obat anti depresan sangat dihindarkan
karena dapat memicu munculnya gejala manik pada pasien. Terapi farmakologis
biasanya dikombinasi dengan terapi non farmakologis berupa psikoterapi.
Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi Akut pada GB Penatalksanaan
Kedaruratan Agitasi Akut pada GB
Penggunaan stabilizer mood pada populasi khusus
Kondisi Lini pertama Lini kedua
Pasien dengan
agitasiatau
kekerasan
VPAatau Li,lalu Li/VPA +
ApAt
VPA Li ApAt BZD
Gagal
jantung/gangguanjantung
VPA Cabloker
Penyalahgunaan
obat kokainatau
alkohol
VPAatau Li CBZ, VPA + Li, CBZ+Li, CBZ+VPA
Pasiengeriatri VPAatau Li CBZ, VPA + Li, CBZ+Li, CBZ+VPA
Gangguan Liver Li CBZ, VPA, Cabloker,antipsikotik --> 25-
50% dosereduction
Gangguan Ginjal VPAatau CBZ Okskabarzepin
Gangguan
neurologis
VPA CBZ atauOxcabarzepin
Kehamilan Antipsikotik, BZD, Ca
bloker, Li mungkinbisa
diberikan pada trimester I
Liatau VPA setelah trimester I,
klonazepam atau CBZ digunakan sebagai
lini ketiga setelah trimester I,
Gabapentin,lamotrigin, topiramat
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
15/33
15
Lini I
Injkesi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien
dengan episode mania atau campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis
maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval dua
jam). Berespons dalam 45-60 menit.
Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode
mania atau campuran akut. Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah
30mg/hari. Berespons dalam 15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua
jam. Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam
pertama. Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum lorazepam 4mg/hari.
Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan
dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu stabilitas antipsikotika.Lini II
Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30
menit. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.
Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi.Dapat diberikan bersamaan
dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.
Terapi Farmakologi Episode Mania Rekomendasi Terapi Farmakologi pada
Mania Akut
Lini I Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR,
aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin,
litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol
Lini II Karbamazepin, TKL*, litium + divalproat, paliperidon
Lini III Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol,
litium + karbamazepin, klozapin
Tidak direkomendasikan
Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon + karbamazepin, olanzapin +
karbamazepin *TKL = terapi kejang listrik
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
16/33
16
Algoritma Terapi Mania Akut GB
Langkah I
Evaluasi Status Medik
Langkah II
Memulai/mengoptimalkan, evaluasi kepatuhan Tidak berespons
Langkah III
Tambahkan atau ganti obat Tidak berespons
Langkah IV
Tambahkan atau ganti obat Tidak berespons
Langkah V
Tambahkan atau obat-obat eksprimental Evaluasi keamanan /fungsi;
tentukan tempat perawatan; hentikan antidepresan; cari penyebab penyakit;hentikan kafein, alkohol, dan zat lainnya; psikoedukasi, terapi suportif dan
perilaku Tidak ada obat/tidak dengan obat lini I Mulai dengan Li,DVP, AA, atau
Kombinasi 2 obat Dengan Obat Lini I
Li atau DVP AA Kombinasi 2 obat (Li atau DVP + AA Tambahkan atau
ganti dengan AA Tambahkan atau ganti Li atau DVP Ganti salah satu atau kedua
obat dengan obat Lini I lainnya Ganti salah satu atau kedua obat dengan obat Lini
I lainnya Pertimbangkan menambah atau mengganti dengan obat Lini II atau III
lainnya Pertimbangkan menambah feniitoin, asam lemak omega-3, kalsitoinin,
alopurinol, amisulprid Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik
Terapi Farmakologi Episode Depresi Akut GB I
Penatalaksanaan pada Episode Depresi Akut, GB I
Lini I Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat +
SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat
Lini II Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + lamotrigin
Lini III Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau
divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau divalproat atau AA +
TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan
topiramat.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
17/33
17
Tidak direkomendasikan
Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi
Rekomendasi Terapi Rumatan Pada GB I
Lini I Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin,
litium atau divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP),
penambahan RIJP, aripirazol.
Lini II Karbamazepin, litium + divalproat, litium + karbamazepin, litium
atau divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin +
fluoksetin
Lini III Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT,
penambahan topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahanokskarbazepin
Tidak direkomendasikan
Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi
Terapi Farmakologi untuk Depresi Akut GB II
Rekomendasi Terapi Akut Depresi, GB II
Lini I Quetiapin
Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat +
antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan
Lini III Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang
mengalami hipomania)
Terapi Rumatan GB II
Rekomendasi Terapi Rumatan GB II
Lini I Litium, lamotrigin
Lini II Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan,
kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik
Lini III Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT
Gabapentin Tidak direkomendasikan
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
18/33
18
Di bawah ini adalah obat-obat yang dapat digunakan pada GB Stabilisator
Mood
Litium
Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang
lalu. Ia lebih superior bila dibandingkan dengan plasebo. Diindikasikan pada
Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi
rumatan GB.
Dosis terapeutik berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi dalam 7-
14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut
lebih tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan,
dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektifsebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis
1,5 mEq/L.
Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen,
penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan
ensefalopati dapat pula terjadi akibat penggunaan litium.
Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan
fungsi tiroid, harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas
40 tahun, pemeriksaan EKG harus dilakukan.
Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi
janin. Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini.
Wanita dengan GB yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat
melanjutkan litium selama kehamilan bila ada indikasi secara klinis.
Valproat
Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai
antimania. Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam
serum berkisar antara 45 -125 g/mL.
Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut,
terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium,
siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
19/33
19
Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi,
misalnya anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan)
enzim transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal
pengobatan dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya
waktu.
Lamotrigin
Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia
menghambat kanal Na+ Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat.
Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut
maupun rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat. Dosisnya
berkisar antara 50-200 mg/hari. Efek samping yang timbul seperti sakit kepala,mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di
kulit.
Antipsikotika Atipik
Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif
sebagai terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut
adalah olanzapin, risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.
Risperidon
Risperidon merupakan antipsikotika atipik pertama yang mendapat
persetujuan FDA setelah klozapin. Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah
pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6.
Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu
tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya
dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien
membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula
digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa
atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak berespons dengan 25
mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua minggu.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
20/33
20
Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi
rumatan dengan efek Samping sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi,
peningkatan berat badan, berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih
sering terjadi pada risperidon bila dibandingkan dengan pada plasebo.
Olanzapin
Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut
mania dan campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.
Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.
Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah
beberapa lama. Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat
rendah dan tidak menyebabkan penghentian pengobatan. Risiko terjadinyadiabetes tipe-2 relatif tinggi bila dibandingkan dengan antipsikotika atipik lainnya.
Quetiapin
Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari.
Tersedia dalam bentuk tablet IR(immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg,
200 mg, dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia
quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari.
Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran,
siklus cepat, baik dalam keadaan akut maupun rumatan.
Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik. Sedasi merupakan efek
samping yang sering dilaporkan.
Aripiprazol
Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran
dosis efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang
direkomendasikan yaitu antara 10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila
ada rasa mual, insomnia, dan akatisia, dianjurkan untuk menurunkan dosis.
Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia
juga efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi
tambahan pada GB I, episode depresi.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
21/33
21
Efek Samping yang dapat timbul seperti sakit kepala, mengantuk, agitasi,
dispepsia, anksietas, dan mual merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang
dilaporkan secara spontan oleh kelompok yang mendapat aripiprazol. Efek
samping ekstrapiramidalnya tidak berbeda secara bermakna dengan plasebo.
Antidepresan
Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi.
Penggunaannya harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang
berpotensi meginduksi hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya
hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator
moodatau dengan antipsikotika atipik.
Intervensi Psikososial
Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya, cognitive
behavioral therapy (CBT), terapi keluarga, terapi interpersonal, terapi kelompok,
psikoedukasi, dan berbagai bentuk terapi psikologi atau psikososial lainnya.
Intervensi psiksosial sangat perlu untuk mempertahankan keadaan remisi.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
22/33
22
BAB II
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan dilakukan dalam masa Kepaniteraan Klinik bagian IlmuKedokteran Jiwa di RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda pada tgl 9
April s.d 14 Maret 2011
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. HA Umur : 25 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin cerai Pendidikan : sampai dengan semester 2 di FISIP Unmul Pekerjaan : Tidak Bekerja Suku : Mandar Alamat : Jl. Mesabang Sangatta Kab. Kutim Pasien saat ini dirawat di Ruang Tiung RSKD Atma Husada Samarinda.
Sebab Utama Masuk Rumah Sakit:
Mengamuk dan mencoba bunuh diri
Autoanamnesa:
Pasien mengaku mengamuk karena disuruh oleh bisikan-bisikan yang selama ini
mengganggunya. Bisikan tersebut sering menyuruhnya melakukan macam-
macam, seperti bunuh diri ataupun marah. Bisikan tersebut terkadang didengarnya
samar dan kadang juga jelas dengan suara yang berganti-ganti, kadang suara laki-
laki kadang juga perempuan. Pasien mengaku mendengar bisikan tersebut sejak 4
tahun yang lalu. Apabila bisikan itu hadir, pasien berusaha melawannya, namun
jika ia mendengar suara bisikan tersebut begitu banyak, pasien tidak dapat
melawannya sehingga ia menuruti bisikan tersebut untuk mengamuk, namun
pasien tidak pernah memukul orang dan hanya melampiaskan kemarahannya pada
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
23/33
23
barang yang ada di rumah. Pasien juga terkadang melihat sosok bayangan
terkadang laki-laki atau perempuan yang tidak tentu hadirnya. Pasien mengaku
kerap bicara ataupun tertawa sendiri namun tidak mengalami masalah dengan
tidurnya. Pasien pernah memakai dobel L namun tidak sampai kecanduan dan
mengkonsumsi alcohol jenis anggur sebelum ia mulai mendengar bisikan-bisikan
dan setelah menikah dengan istri yang telah diceraikannya 4 tahun lalu. Namun
pasien sudah tidak mengkonsumsi kedua jenis barang haram itu sejak 1,5 tahun
lalu.
Heteroanamnesa:
Pasien sering mengamuk dan bertingkah aneh seperti tertawa sendiri, bicara
sendiri dan kerap mengurung diri di kamar seolah tidak ingin dilihat orang lain.sejak 4 tahun lalu (beberapa bulan setelah menikah di tahun 2006). Sebelum sakit,
pasien pernah menghamili wanita yang merupakan pacarnya saat itu dan kini telah
diceraikannya. Setelah menghamili, pasien ingin bertanggung jawab namun
pacarnya tersebut menolaknya karena ternyata pacarnya memiliki selingkuhan
lain. Pasien merasa sangat kesal dan sakit hati terhadap pacar dan selingkuhannya
tersebut sehingga urung untuk bertanggung jawab. Namun, karena keluarganya
menasehati untuk tetap bertanggung jawab dan pacarnya tersebut akhirnya mau
karena malu dengan kondisi perutnya yang mulai membesar sementara
selingkuhannya meninggal, akhirnya pernikahan pun diadakan. Setelah menikah,
pasien tidak pernah memperdulikan istri dan anaknya yang telah lahir karena rasa
sakit hatinya. Pasien mulai bertingkah aneh (tertawa sendiri, mengurung diri,
mengamuk, dsb), dan kemudian atas kesepakatan pasien dan istrinya, merekapun
bercerai dalam usia pernikahan yang hanya beberapa bulan saja.
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:
Pasien sudah 8 kali keluar masuk, dan kini dirawat inap. Selama pasien sakit,
pasien cenderung untuk menendang dan meninju dinding rumah jika mengamuk
dan tidak memukul orang dan pernah 3 kali mencoba bunuh diri namun gagal
(termasuk sebelum akhirnya dirawat inap saat ini) . Pasien pernah mengatakan
melihat bayangan orang yang tak dikenal di rumah. Gejala pasien pernah terlihat
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
24/33
24
parah 1 tahun pada tahun 2007, dimana pasien pernah mengamuk hingga
memukul adiknya dengan sarung tanpa alasan yang jelas.
Riwayat Keluarga
Genogram:
Ayah:
Ayah pasien merupakan ayah yang baik dan sangat penyabar. Ayah pasien tidak
pernah bersikap kasar dan memukul anak-anaknya jika marah. Ayah pasien
merupakan pribadi yang cukup pendiam, tertutup dan jarang berinteraksi banyak
dengan anak-anaknya. Ayah pasien merupakan kontraktor di sebuah perusahaan
di Sengatta, tempat dimana pasien pernah bekerja selama 1 tahun dan berhenti
karena lelah.
Ibu:
Ibu pasien seperti kebanyakn ibu rumah tangga pada umumnya. Merupakan ibu
yang baik dan selalu memperhatikan anak-anaknya, meskipun sedikit cerewet
apabila dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain yang cenderung
pendiam. Ibu dan ayah pasien adalah pasangan yang akur, tinggal serumah, dan
berhasil membawa ekonomi keluarga dalam kondisi yang baik dan tidak pernah
kekurangan.
Pasien
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
25/33
25
Riwayat Kelahiran, Pertumbuhan dan Perkembangan:
Tempat /Tanggal lahir : Sengatta, 14 Juni 1985 Keadaan ibu sewaktu hamil : baik, tidak ada masalah ANC : dilakukan rutin setiap bulan. Riwayat Persalinan : dibantu oleh perawat di rumah. Komplikasi kehamilan dan persalinan : tidak ada APGAR score : ibu pasien tidak ingat persis kondisi pasien
saat lahir, namun mengaku bahwa pasien
langsung menangis
Berat Badan Lahir : > 3 kg
Perkembangan AnakPasien tumbuh kembang seperti kebanyakan anak lain pada umumnya, usia
berjalan dan berdiri normal. Namun pasien memang rentan sakit, seperti demam
dan pernah mengalami typhus saat duduk di kelas III SD, namun pasien tidak
pernah kejang. Saat masuk TK, pasien dirawat oleh neneknya selama ibunya
bekerja sebagai guru dan baru dipegang oleh ibunya sepulang ibunya kerja.
Selama sekolah, prestasi pasien standar saja, tidak berprestasi dan tidak juga
bermasalah. Saat SMA, pasien mulai meminum alcohol karena lingkungan
rumahnya banyak peminum, namun sudah berhenti dalam 1,5 tahun terakhir.
Pasien suka keluyuran dengan teman-temannya, termasuk pada malam hari.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien pernah 2 kali dirawat di RSKD sejak tahun 2007 karena gejala yang
serupa. Pasien sudah 3 kali mencoba bunuh diri dan terakhir tgl 30 Maret 2011.
Pasien pernah beberapa kali terjatuh dari motor dan mengalami trauma kepala
pada kecelakaan mobil 16 tahun lalu (tahun 1995) hingga pasien muntah-muntah
namun ketika diCT-Scan hasilnya normal.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
26/33
26
Riwayat Psikiatri Sebelumnya :
No Tanggal MRS Alasan MRS Diagnosis Terapi
1 23/02/07 Mengamuk 3 hari,
gangguan tidur.
GMO dd.
Skizofrenia tak
terinci
Haloperidol 3x1,
THD 3x1, primactil
0-0-1
2 22/01/08 Mengamuk dan
merusak barang
skizofrenia tak
terinci
Haldol 2x1, THD
2x1, CPZ 100 mg 0-
0-1
3 23/10/09 Mengamuk dan
merusak barang
Skozo afektif Risperidon
THD
4 31/12/09 Mengamuk,
menyendiri
Skizofrenia tak
terinci
Risperidon 2x1,
THD 2x1
3 31/03/11 Mengamuk, mencoba
bunuh diri, gelisah
dan membanting
barang
GMO Olandoz 2x5 mg
Prilaku Anti Sosial:
Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum.
Keadaan Hidup Saat Ini:
Saat ini pasien masih dirawat di RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda,namun selalu berkata ingin segera pulang karena merasa sudah sembuh.
Kepribadian Sebelum Sakit
Riwayat Sosial: Sejak kecil pasien merupakan anak yang baik dan sederhana. Pasien tidak
pernah menuntut orangtua untuk membelikannya barang-barang tertentu. Jika
ada masalah, pasien bisa marah seperti orang lain pada umumnya. Namun
pasien tidak pernah memukul orang di sekitarnya.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
27/33
27
Kegiatan dan Minat:
Pasien sangat hobi dengan olahraga futsal. Pasien seringkali bermain futsal
bersama teman-temannya.
Afek:
Emosi pasien stabil, mudah marah namun tidak pernah berlebihan.
Watak/karakter:
Pasien merupakan pribadi yang sederhana, namun tertutup, mudah cemburu dan
menurut dengan orang tua.
Pendapat Umum:Pasien pertama kali mengkonsumsi narkoba (dobel L) dan alcohol dengan alasan
coba-coba namun tidak sampai kecanduan. Ibadah pasien biasa saja, tidak rutin
melakukan sholat 5 waktu. Namun kini pasien ingin memperbaiki diri, mulai rajin
sholat, berhenti mengkonsumi narkoba dan ingin bekerja lagi setelah sembuh.
Energi dan Inisiatif:
Tidur malam cukup, tidak ada masalah dengan tidurnya. aktivitas rumah
dilakukan pasien seperti biasa. Jika ada kemauan, pasien akan berusaha sabar,
namun setelah sakit, pasien akan marah jika dipengaruhi oleh bisikan-bisikan.
Pemeriksaan Fisik:
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit ringan Kesadaran : kompos mentis Tekanan darah : 120/90 mmHg Frekuensi nadi : 78x / menit Frekuensi napas : 20x / menit Suhu : afebris Kepala : deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil baik
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
28/33
28
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) Abdomen : datar lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal Ekstremitas : simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer cukup
Status Neurologikus
Gejala rangsang selaput otak (-) Pupil bulat, isokor, 3mm/3mm Refleks fisiologis normal Nervus kranialis: kesan paresis (-), nistagmus (-)
Refleks patologis (-) Gejala ekstrapiramidal : gaya berjalan dan postur tubuh normal, stabilitas
postur tubuh normal, rigiditas ekstremitas tidak ada, gangguan
keseimbangan, tremor (-)
Sensibilitas : parestesia di kaki-tangan kiri dan kanan (-)
Pemeriksaan Psikiatri (keadaan mental)
Perilaku umum : penampilan sesuai, mudah diarahkan, nampak pendiamnamun berespon baik jika diajak berkomunikasi.
Berbicara : pelan Afek : stabil. Pola pikir : koheren. Isi pikir : waham (-) Persepsi : Halusinasi (+), ilusi (-) Obsesi kompulsi : (-) Orientasi : tempat (+), waktu (+), orang (+) Daya ingat : pasien mampu mengingat pengalamannya di masa lalu. Perhatian dan konsentrasi : atensi (+), berkonsentrasi baik. Intelegensi : cukup Insight : pikiran saat ini merasa ingin pulang, ingin segera sembuh dan cari
kerja.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
29/33
29
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DiagnosaFakta Teori
y Seorang pasien laki-laki, usia 25tahun, lulus SMA.
y Riwayat pola asuh yang baik.y Memiliki kepribadian tertutup,
sederhana dan cukup tertutup
y Riwayat perceraian dari pernikahanakibat menghamili di luar nikah
y Tidak ada riwayat antisosial,kriminal, kekerasan, judi.
y Pernah mengkonsumsi alcohol dannarkoba jenis dobel L.
y Merasa sebagai orang yang tidakbisa mengungkapkan perasaannya.
y Beberapa kali mencoba bunuh dirinamun gagal.
y 3 kali masuk RSJ, riwayat penyakitdahulu (-)
y Pada pemeriksaan fisik dari statusdan neurologikus tidak didapatkan
kelainan.
y Pasien tidak memiliki gangguantidur di malam hari.
y Pada pemeriksaan psikiatrididapatkan penampilan sesuai,
kooperatif, kontak (+) verbal dan
visual, emosi labil, orientasi
Menurut PPDGJ III diagnosis Bipolar dapat
ditegakkan apabila terdapat: tanda episode
berulang sekurangnya dua episode, episode
yang satu menunjukkan peningkatan mood,
energi dan aktivitas yang jelas terganggu
(mania dan hipomania), dan pada waktu lain
berupa penurunan mood, energi danaktivitas depresi dengan masa remisi
sempurna diantaranya. Episode manik
dimulai dengan tiba-tiba, berlangsung
antara dua minggu sampai 4-5 bulan (rata-
rata 4 bulan. Episode depresi berlangsung
lebih lama, rata-rata 6 bulan. Kedua episode
lebih dulu didahului stresor, tetapi hal ini
tidak esensial, episode pertama bisa timbul
diusia anak-anak sampai usia tua.
Kriteria DSM IV untuk episode depresif:
Terdapat 5 atau lebih gejala dibawah ini
dalam periode 2 minggu dan terdapat
perubahan fungsi dengan gejala depresi
mood, atau kehilangan minat dan
kesenangan
- Mood depresi- Kehilangan minat dan kesenangan
terhadap hampir keseluruhan aktivitas
- Kehilangan berat-badan yang
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
30/33
30
normal, proses fikir cepat, koheren,
gangguan konsentrasi, waham (-),
persepsi halusinasi (+), ilusi (-),
ADL (+) mandiri, psikomotor
kadang meningkat, insight tidak
terganggu, intelegensia cukup.
signifikan
- Insomnia atau hipersomnia- Agitasi psikomotor atau retardasi- Fatigue dan kehilangan energi- Perasaan bersalah yang berat
- Kehilangan kemampuan untukberkonsentrasi
- Pemikiran untuk mati terjadi berulang.
Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik
dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Onset usia yang muda,
ditemukannya gejala-gejala psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya
episode depresi berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan bipolar.
Pada pasien ini terdapat kekurangan dalam pola asuh dimana ayah pasien
termasuk ayah yang tertutup, jarang berinteraksi dengan anak-anak dan cenderung
pendiam. Namun ayahnya adalah orang yang baik dan tidak pernah memukul
anak-anaknya. Sehingga pasien terbentuk menjadi orang yang pendiam dan
tertutup pula.. Pasien termasuk pribadi yang sederhana dan tidak banyak
menuntut. Kemungkinan adanya faktor genetic tidak ditemukan pada pasien ini.
Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe I, 80-90%
di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan bipolar
juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan
pada populasi umum).
Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam
jangka waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat
suatu kondisi suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di mana
terdapat suatu suasana perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas,
atau iritable (mudah menjadi marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan
menyebabkan perubahan pada diri pasien meliputi peningkatan energi, gangguan
tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang berlebihan, waham kebesaran,
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
31/33
31
kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa perhitungan.
Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam derajat
lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan
episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.
Pada pasien ini sangat jelas terlihat adanya episode manik dengan sifat
mudah marah, tertawa sendiri, kontrol impuls yang buruk. Pasien ini juga
memperlihatkan episode depresi yang tampak beberapa bulan setelah menikah
dengan isterinya yang kini telah diceraikan, dengan mengurung diri, pelampiasan
kepada pergaulan yang salah, narkoba, alkohol, serta percobaan bunuh diri.
Gangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan
diagnosisnya secara tepat. Ketika pasien datang untuk pertama kalinya, umumnya
pasien didiagnosa dengan gangguan lain yang gejalanya bertumpang tindihdengan gangguan bipolar. Sekitar 19% pasien, mendapatkan diagnosis lain ketika
datang untuk pertama kalinya. Pada pasien ini juga terlihat hal yang sama, dimana
pada awal datang ke rumah sakit pasien ini didiagnosis sebagai skizofren paranoid
yang setelah 3 tahun terjadi kekambuhan didiagnosis menjadi skizofren residual.
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi
yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood
disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,
ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar
dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga
memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai
gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan.
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
32/33
32
Terapi
Penanganan pada pasien ini oleh dokter
Spesialis Kesehatan Jiwa dan dokter
umum di RSKD Atma Husadadiberikan psikofarmaka dan
psikoterapi.
Penanganan psikofarmaka:
R/ Risperidon 2mg
S 2 dd tab I
Penanganan psikoterapi :
Member dukungan kepada pasien
untuk sembuh, melawan bisikan-
bisikan yang mengganggu, mendorong
semangat pasien untuk memiliki
rencana masa depan.
Farmakoterapi:
Pada pasien dengan gangguan bipolar, dapat
diberikan terapi berupa:*Lithium
*Asam Valproat
*Karbamazepin
Obat-batan golongan benzodiazepine
mempunyai kecenderungan mengakibatkan
ketergantungan obat terlebih pada orang
dengan kepribadian dependent dan tidak
mantap
Batas penggunaan golongan bezodiazepin
hanya dianjurkan selama 2-4 minggu saja. Dan
setelah itu pasien akan lebih mudah menerima
bentuk terapi lain misalnya terapi prilaku dan
terapi social.
Gejala putus zat sering terjadi, diantaranya
anxietas yang meningkat, insomnia, disforia,
dan anorexia
Psikoterapi:
Psikoterapi suportif:
- Ventilasi- Persuasi atau bujukan- Sugesti- Penjaminan Kembali- Bimbingan dan Penyuluhan- Terapi Kerja- Hypnoterapi- Psikoterapi kelompok- Terapi Perilaku
-
8/3/2019 Tgs Bipolar Rara Dan Mb Ati
33/33
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, H, et al. 1997. Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol 1. Binarupa Aksara: Jakarta.
Maslim, R. 2002.Diagnosis Gangguan Jiwa. PPDGJ III : Jakarta
Maslim, R., 2007. Penggunaan Obat Psikotropik. Jakarta.
Maramis, Willy F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University
Press: Surabaya.